Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAKTERI
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Keanekaragaman Makhluk Hidup
Yang di bina oleh Ibu Eko Sri Sulasmi, M.S., Dra.
Oleh :
Bestari Atmadiwati (160351606478)
Desta Wahyu Maharani (160351606457)
Lubabatul Faizah (160351606454)
Rani Anggun Anggraini (160351606426)
Kelompok 8
Offering A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
September 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Bakteri ini. Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Eko Sri
Sulasmi, M.S., Dra. sebagai pembimbing mata kuliah Praktikum Keanekaragaman
Makhluk Hidup.
Makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Bakteri ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Malang, 12 September 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi i i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Macam-macam Bakteri 2 2.2 Dasar Pengelompokan Bakteri 20 2.3 Pengelompokan Bakteri 22 2.4 Sistem Penamaan Bakteri 26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 31
DAFTAR PUSTAKA 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria);
merupakan kelompok raksasa dari organisme hidup. Bakteri memiliki ukuran
yang sangat kecil (mikroskopis) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus / inti sel, sitoskeleton,
dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Bakteri (Yunani, bakterion
= batang kecil) ditemukan pertama kali oleh ilmuwan belanda bernama
Anthony Van Leeuwenhoek. Sejak saat itu, ilmu yang mempelajari bakteri
mulai berkembang, yaitu disebut bakteriologi.
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar
luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu
spesies yang hidup di gurun pasir, salju, atau es, hingga lautan. Banyak bakteri
yang bersifat patogen. Bakteri biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm. Bakteri
umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan
komposisi sangat berbeda. Banyak yang bergerak menggunakan flagella, yang
berbeda dalam strukturnya dari flagella kelompok lain.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam bakteri?
2. Apa saja dasar pengelompokan bakteri?
3. Bagaimana pengelompokan bakteri?
4. Bagaimana sistem penamaan bakteri?
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam bakteri
2. Untuk mengetahui dasar pengelompokan bakteri
3. Untuk mengetahui pengelompokan bakteri
4. Untuk mengetahui sistem penamaan bakteri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-macam Bakteri
1. Archaebacteria
Archaebacteria adalah bakteri yang berasal dari kata Bahasa
Yunani “Arkaea” yang berarti “tua”. Bakteri ini adalah bakteri tertua dari
segala jenis bakteri. Tempat hidup bakteri ini di tempat-tempat dengan
keadaan ekstrim. Arcaebakteria juga memiliki struktur yang sederhana,
bentuknya bervariasi, merupakan organisme uniseluler dengan dinding sel
tidak mengandung peptidoglikan. Ukuran bakteri ini sendir sekitar 0,1-15
mukron.
Archaebacteria memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan bakteri sejati, yaitu sebagai berikut :
a. Memiliki dinding sel
b. Tidik memiliki dinding dari peptidoglikan (polisakarida dan protein)
c. Sel bersifat uniseluler prokariotik (tidak memiliki inti dan membran
inti sel)
d. Asam nukleat berupa RNA
e. Dapat hidup dilingkungan ekstrim, yaitu lingkungan dengan derajat
keasaman, suhu, dan kadar garam yang sangat tinggi
Archaebacteria dapat digolongkan menjadi tiga filum yaitu
metanogen, termofilik, dan halofilik.
a. Metanogen
a) Nama bakteri : Methanobacterium
Ciri – ciri : - hidup di lingkungan yang ekstrim
- Berukuran 0,1 – 5 mikron
- dinding sel tidak tersusun atas
peptidoglikan
- terdapat pada lumpur di dasar rawa dan
danau
- terdapat pula di saluran pencernaan
manusia dan hewan
- mampu menghasilkan gas metana dari H2
dan CO2
Pengelompokan : termasuk filum metanogen
Pengelompokan dasar : berdasarkan habitatnya
Penamaan : Methanobacterium
b) Nama bakteri : Ruminococcus albus
Ciri – ciri : - hidup di lingkungan yang ekstrim
- bebentuk kokus
- Berukuran 0,1 – 5 mikron
- dinding sel tidak tersusun atas
peptidoglikan
- terdapat pada lumpur di dasar rawa dan
danau
- terdapat pula di saluran pencernaan
manusia dan hewan
- dapat menghidrolisis selulosa
Pengelompokan : termasuk filum metanogen
Pengelompokan dasar : berdasarkan habitatnya
Penamaan : Ruminococcus albus
b. Termofilik
a) Nama bakteri : Sulfolobus
Ciri – ciri : - hidup di lingkungan yang ekstrim
- terdapat pada keasaman yang sanga tinggi
pH<2
- bersifat kemoautotrof yang dapat
memanfaatkan H2S sebagai sumber energy
- berada di kawah vulkanik dan mata air
panas
- metabolisme belerang
Pengelompokan : termasuk filum Termofilik
Pengelompokan dasar: berdasarkan habitatnya
Penamaan : Sulfolobus
b) Nama bakteri : Pyrolobus fumarii
Ciri – ciri : - hidup di lingkungan yang ekstrim
- termasuk gram negatif
- terdapat pada keasaman yang sanga tinggi
pH<2
- berada di kawah vulkanik dan mata air
panas
- diisolasi dari dasar laut
- metabolisme belerang
- berukuran 1 µm
Pengelompokan : termasuk filum termofilik
Pengelompokan dasar : berdasarkan habitatnya
Penamaan : Pyrolobus fumarii
c. Halofilik
a) Nama bakteri : Halobacterium salinarium
Ciri – ciri : - hidup di lingkungan yang ekstrim
- habitatnya pada tingkat garam yang tinggi
- banyak berada di tambak laut maupun laut
- menggunakan garam untuk menghasilkan energi
- bentuk bulat dan batang tidak beraturan
- memiliki flagel
- jenis gram negatif dan gram positif
Pengelompokan : termasuk filum halofilik
Pengelompokan dasar : berdasarkan habitatnya
Penamaan : Halobacterium salinarium
b) Nama bakteri : Halococcus
Ciri – ciri : - hidup di lingkungan yang ekstrim
- berbentuk coccus (bulat)
- habitatnya pada tingkat garam yang tinggi
- banyak berada di tambak laut maupun laut
- menggunakan garam untuk menghasilkan energi
- bentuk bulat dan batang tidak beraturan
- berespirasi aerob
Pengelompokan : termasuk filum halofilik
Pengelompokan dasar : berdasarkan habitatnya
Penamaan : Halococcus
2. Eubacteria
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal. Beberapa eubacteria
bersifat patogen, umumnya tidak berklorofil, dapat ditemukan hampir
disemua tempat, bersifat saprofit atau parasit. Eubacteria berasal dari
awalan eu (=sejati) dan bakteria (=bakteri). Eubakteria (bakteri sejati)
merupakan kelompok makhluk hidup yang sehari-hari kita kenal sebagai
bakteri.
Eubacteria dikelompokan menjadi lima filum yaitu Proteobacteria,
Cyanobacteria, Spirochetes, Clamydias, dan bakteri gram-positif.
a. Protobacteria
a) Bakteri fotoautotrof
Nama bakteri : Rhodobacter
Ciri – ciri : - bakteri yang dapat berfotosintesis
- memiliki sistem membran yang terbentuk
akibat invaginasi membran sitoplasma
- bakteri ini dapat hidup pada kondisi aerob
maupun anaerob
- pada medium cair bakteri ini ditumbuhkan
pada suhu 28-30 selama 3-4 hari
- memiliki koloni bewarna ung
- Pigmen ungu (bakterioviridin)
Pengelompokan : termasuk filum Proteobacteria
Pengelompokan dasar : berdasarkan cara memperoleh makanan
Penamaan : Rhodobacter sphaeroide
Nama bakteri : Rhodopseudomonas
Ciri-ciri : - dapat membentuk senyawa – senyawa
yang bermanfaat dari bahan organik
- bakteri ini dapat tumbuh dengan
menggunakan cahaya matahari
- merupakan garam negatif non sulfur
- struktur morfologi seperti tongkat
- pigmen bewarna merah keunguan
- habibat bakteri ini ada di rawa – rawa
- berperan mengatasi pemanasan global
dengan menstabilkan kadar CO2
Pengelompokan : filum Proteobacteria
Pengelompokan dasar: berdasarkan cara memperoleh makanan
Penamaan : Rhodopseudomonas palustris
Nama bakteri : Rhodosprillum
Ciri – ciri : - Berbentuk spiral dengan panjang 3-10
mikrometer dan lebar 0,8 – 1 mikrometer
- Bewarna ungu (mengandung pigmen
karotenoid rhovibrin dan spirilloxanthin)
- Bakteri gram negatif yang mengandung
lemak jenuh dan tak jenuh
- lopotrik ( memiliki lebih dari satu flagel
pada saah satu ujungnya)
- merupakan bakteri fotosintetik non sulfur
- reproduksi dengan pembelahan biner
- habibat di air kolam, lumpur
Pengelompokan : filum Proteobacteria
Pengelompokan dasar : berdasarkan cara memperoleh makanan
Penamaan : Rhodospirillum rubrum
b) Bakteri kemoautotrof
Nama bakteri : Thibacillus Ferrooxidans
Ciri –ciri : - bakteri gram negatif
- berbentuk batang
- merupakan bakteri saprofit yaitu hidup dari
sisa-sisa organisme mati
- memiliki sebuah besi oxida, yang
memungkinkan mereka untuk
memetabolisme ion besi
- bakteri ini hidup pada suhu 45 – 50
- bakteri yang hidup pada Ph dari 1,5
menjadi 2,5
Pengelompokan : Filum Proteobacteria
Pengelompokan dasar : Berdasarkan cara memperoleh makanan
Penamaan : Thoibacillus ferrooxidans
Nama : Nitrobacter
Ciri – ciri : - nitrobacter menggunakan energi oksidas
ion nitrit menjadi ion nitrat untuk memenuhi
kebutuhan karbonnya
- memiliki pH optimum antara 7,3 dan 7,5
- akan mati pada suhu 49
- habitat pada kolam air tawar
- uniseluler
- prokariotik
Pengelompokan : filum Proteobacteria
Dasar pengelompokan: berdasarkan cara memperoleh makanan
(bakteri kemoautotrof)
Penamaan : Nitrobacter sp.
Nama : Escherichia
Ciri – ciri : - kelompok gram negatif
- berbentuk batang dari pendek sampai
kokus
- berdiameter kurang lebih 1,1 – 6,0 mikro
meter
- dapat memfermentasikan laktosa
menghasilkan asam dan gas
- suhu normalnya 37
Pengelompokan : filum proteobacteria
Dasar pengelompokan : Berdasarkan cara memperoleh makanan
(bakteri kemoautotrof)
Penamaan : Escherichia coli
Nama : Salomonella
Ciri – ciri : - merupakan jenis gram negatif
- berbentuk batang
- tidak membentuk spora
- memiliki tipe metabolisme yang bersifat
fakultatif anaerob
- ukuran 2-4 mikrometer
- dapat bergerak
- tumbuh pada suasana aerob dan anaerob fakultatif
- mampu membelah diri setiap 20 menit sekali
Pengelompokan : filum Proteobacteria
Dasar pengelompokan: berdasarkan cara memperoleh makanan
(bakteri kemoautotrof)
Penamaan : Salmonella sp
b. Cyanobacteria
Nama : Anabaena
Ciri – ciri : -habibat di dalam tanah, air, sisa makhluk hidup
- memiliki heterokista yang berperan dalam
mengikat nitrat
- bentuknya coccus
- terdapat dinding sel
- berkoloni membentuk filamen
- nukleoid yaitu inti yan tidak terdapat membran
- reproduksi dengan membentuk spora yang ada
pada sel akinet
- peranan adalah untuk memfiksasi nitrogen
Pengelompokan : filum Cyanobacteria
Dasar pengelompokan :
Penamaan : Anabaena azollae
Nama : Anabaena
Ciri- ciri : - sel – selnya bulat dan tiap sel dibalut lendir
- berada dalam sel –sel tersendiri
- mempunyai struktur tubuh yang prokariotik
- belum memiliki inti sejati
- sebagian besar hidup di air tawar
Pengelompokan : filum Cyanabacteria
Dasar pengelompokan:
Penamaan : Anabaena cycadae
Nama : Oscillatoria
Ciri – ciri : - tubuh berbentuk benang tersusun atas sel-
sel yang dipilih dan rapat
- dapar bergerak maju mundur
- sel membelah memperpanjang tubuh
- lebar sel mencapai 6,8 mikrometer
- filamen dapat bergerak dengan cara
meluncur lambat
- hidup pada lingkungan air yang tenang
Pengelompokan : Filum Cyanobacteria
Dasar Pengelompokan : -
Penamaan : Oscillatoria sp
Nama : Nostoc
Ciri – ciri : - anggotanya berbentuk filamen
- jenis – jenis yang tidak bergerak
- ukuran koloni mikroskopis ada juga
yang makroskopis
- persebaran luas pada tanah alkali
- mengalami pemeblahan sel secara rata
yang meningkatkan panjang dari bentuk
trikom
Pengelompokan : filum Cyanobacteria
Dasar pengelompokan:
Penamaan : Nostoc sp.
c. Spirochetes
Nama : Treponema pallidum
Ciri – ciri : - termasuk dalam bakteri gram negatif
- berbentuk spiral
- ukuran panjang 5 – 10 mikrometer
- lilitan spiralnya tertata dengan jarak 1 mikrometer
- bergerak secara aktif dengan mengadakan rotasi
- mempunyai rentang pH optimal 7,2 – 7,4
- rentang suhu 30-37
- penyebab penyakit sifilis
Pengelompokan : filum spirochetes
Dasar pengelompokan: Berdasarkan hubungan evolusi
Penamaan : Treponema pallidum
Nama : Leptospira
Ciri – ciri : - berbentuk spiral
- dapat hidup di air tawar
- bersifat patogen
- dapat menyebabkan penyakit leptospirosis
Pengelompokan : Filum spirochetes
Dasar pengelompokan:
Penamaan : Leptospira interrogans
d. Chlamydias
Nama : Chlamydia psittaci
Ciri – ciri : - termasuk dalam bakteri gram negatif
- berbentuk sferis
- berukuran 0,2-1,5 mikron
- tidak bergerak (non motil)
- parasit intrasel obligat
- Siklus perkembangan ini memakan waktu 24- 48
jam
- penyebab penyakit psitakosis
Pengelompokan : filum chlamydias
Dasar pengelompokan: Berdasarkan hubungan
Penamaan : Chlamydia psittaci
Nama : Chlamydia trachomatis
Ciri – ciri : - termasuk dalam bakteri gram negatif
- berbentuk sferis dengan garis tengah 0,2-0,4
mikron
- ukuran panjang 5 – 10 mikrometer
- peka terhadap sulfonamida
- penyebab penyakit trakoma
Pengelompokan : filum Chlamydia
Dasar pengelompokan: Berdasarkan hubungan
Penamaan : Chlamydia trachomatis
e. Gram-positif
Nama : Bacillus cereus
Ciri – ciri : - termasuk dalam bakteri gram positif
- berbentuk batang
- dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob
- sporanya tahan terhadap suhu lebih dari 50 oC
dan suhu kurang dari 5 oC dan konsentrasi garam
tinggi >10%
- mampu menghasilkan spora dan
- mempunyai daya proteolitik yang tinggi
- mampu menghasilkan antibiotic
Pengelompokan : filum gram-positif
Dasar pengelompokan: Berdasarkan hubungan
Penamaan : Bacillus cereus
Nama : Clostridium butolinum
Ciri – ciri :- termasuk dalam bakteri gram positif
- berbentuk batang
- obligat anaerobic
- spore-forming
- aktif membelah diri
- digunakan dalam terapi medis dan terapi
kecantikan
Pengelompokan : filum Gram-positif
Dasar pengelompokan: Berdasarkan hubungan
Penamaan : Chlamydia trachomatis
2.2 Dasar Pengelompokan Bakteri
Jumlah dan jenis bakateri sangat banyak. Untuk menentukan tata nama
pada setiap jenis bakteri, para peneliti menggunakan dasar klasifikasi
diantaranya berdasarkan sifat umum. Bakteri merupakan organisme berjenis
bersel tunggal yang bereproduksi dengan cara yang sederhana, yaitu dengan
pembelahan biner. Sebagian besar hidup bebas dan mengandung informasi
genetik dan memiliki sistem biosintetik dan penghasil energi yang penting
untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Sejumlah bakteri, bersifat parasit
intraseluler obligat contohnya Chlamydiae dan Rickettsiae. Dalam beberapa
hal bakteri berbeda dari eukariot. Bakteri tidak memiliki ribosom 80S
maupun organel bermembran, seperti nukleus, mitokondria, lisosom,
retikulum endoplasma maupun badan golgi, bakteri tidak memiliki flagela
fibril 9+2 atau struktur silia seperti pada sel eukariot. Bakteri memiliki
ribosom 70S dan kromosom sirkuler tunggal (nukleoid) tanpa sampul yang
disusun oleh asam deoksiribonukleat untai-ganda (DNA) yang bereplikasi
secara amitosis. Jika terjadi pergerakan sering disebabkan adanya struktur
flagela filamen-tunggal. Sejumlah bakteri memiliki mikrofibril eksternal (pili
atau fimbria) yang berfungsi untuk menempel. Mycoplasma tidak memiliki
dinding sel, sedangkan eubakteria lainnya menghasilkan struktur sampul
dengan susunan senyawa kimianya mirip peptidoglikan dinding sel.
Eubakteria yang berdinding sel dan archaebakteria dapat berbentuk kokus
(bola), basil (batang), batang melengkung atau spiral. Struktur kimia sampul
eubakteria sering digunakan untuk membedakannya ke dalam kelompok
bakteri Gram-positif, Gram-negatif, dan “acid-fast” (tahan-asam).
Berdasarkan Konsep Spesies
Spesies bakteri didefinisikan secara deskriptif (fenotipik). Setiap
macam bakteri dianggap sebagai suatu spesies, yang dibentuk dari kumpulan
strain yang memberikan beberapa gambaran sangat berbeda dari strain lain.
Suatu strain merupakan merupakan progeni atau subkultur dari isolat koloni
tunggal dalam kultur murni. Spesies bakteri didefinisikan melalui (1) sifat
struktural dari bentuk, ukuran, cara pergerakan, tahap istirahat, reaksi
pewarnaan Gram, dan pertumbuhan secaramakroskopik, (2) sifat nutrisi dan
biokimia, produk akhir dan informasi biokimia lain pada metabolit dan
komponen seluler, (3) sifat fisiologi relatif terhadap oksigen, temperatur, pH,
dan respon terhadap zat antibakteri, (4) sifat ekologi dan (5) komposisi basa
DNA, homologi, dan sifat genetik.
Berdasarkan Konsep Biovar (Biotipe Spesies/Strain)
Kumpulan spesies bakteri terdiri dari strain-strain yang saling
berhubungan tetapi berbeda organisme, kadang-kadang disebut sebagai
“cluster”. Dalam setiap kumpulan spesies atau “cluster”, suatu strain dipilih
secara acak untuk menjadi wakil terbaik dari spesies tersebut. Strain ini
disebut biotipe (atau biovar) dari spesies, dan sesudah itu sifatnya digunakan
untuk menggambarkan spesies tersebut. Strain biotipe digunakan sebagai
“strain referensi”, tersedia pada koleksi kultur seperti ”The American Type
Culture Collection” (ATCC), Rockville, Maryland, USA. Strain biotipe tidak
memperlihatkan semua sifat strain dalam kumpulan spesies. Oleh karena itu,
penandaan subspesies, seperti serotipe (serovar), patotipe (patovar), morfotipe
(morfovar), atau tipe faga (fagovar) kadang-kadang digunakan untuk
menunjukan sifat tertentu dari variasi strain. Pada bakteri, tidak adanya
kriteria gabungan definitif untuk penandaan spesies dapat difahami akibat
variasi pada tingkat dimana kelompok dipisahkan, bergantung pada gambaran
peneliti, sebagai kolektor dan pemisah. Menurut kategori pemisah yang
menandai setiap serotipe (serovar) Salmonella sebagai suatu spesies dengan
nama yang dimilikinya. Di pihak lain, pengumpul menandai serotipe individu
sebagai jumlah tipe dalam spesies tunggal, contohnya, Klebsiella atau
Streptococcus.
2.3 Pengelompokan Bakteri
Bakteri dapat digolongkan berdasarkan persamaan ciri – ciri
morfologi, cara reproduksi, kemampuan menghasilkan spora, motalitas dan
siklus hidupnya.
Berdasarkan Bentuk Tubuh
Ditinjau berdasarkan bentuk tubuhnya, bakteri dikelompokkan lagi
menjadi :
1. Bakteri Coccus (Bulat)
Bakteri yang berbentuk kokus, biasanya bulat atau pun berbentuk oval,
memanjang atau satu sisinya. Apabila bakteri berbentuk kokus ini berkembang
biak dengan membelah diri sel-selnya tetap berdempetan dan tidak akan
memisah. Bakteri yang berbentuk kokus ini masih dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa macam yaitu:
Monococcus
Diplococcus
Streptococcus
Stafilococcus
Tetracoccus
Sarcina
2. Bakteri Basil (Batang)
Bakteri berbentuk hasil menyerupai bentuk batang pendek, silindris,
yang ukuran dan bentuknya bermacam-macam. Bakteri Basil ini dapat
dibedakan lagi menjadi :
Monobacillus
Coccobacillus
Diplobacillus
Streptobacillus
3. Bakteri Spiral (Lengkung)
Bakteri yang bentuknya seperti batang, melengkung dan menyerupai
bentuk koma. Bakteri ini dapat dikelompokkan lagi menjadi :
Vibrio
Heliks
Filamentous
Spyrochaeta
Berdasarkan Letak Flagella Pada Tubuhnya
Flagella merupakan alat gerak bagi bakteri. Flagel berpangkal pada
protoplas, tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit
karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid. Jumlah dan letak
flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau
lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel.
Jumlah dan letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri.
Berdasarkan hal tersebut, maka bakteri dapat dibedakan menjadi :
Monotrik yaitu berflagel satu pada salah satu ujung.
Amfitrik yaitu flagel masing-masing satu pada kedua ujung.
Lofotrik yaitu berflagel banyak di satu ujung.
Peritrik yaitu berflagel banyak pada semua sisi tubuh
Berdasarkan Pewarnaan Gram (Gram Strain).
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram -
positif dan gram – negatif , berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bakteri Gram – positif dan Gram – negatif berdasarkan
reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram
tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp. Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam,
yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus
Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah
besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan
dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum
sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa,
seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk
mengintensifkan warna utama.
Pencuci / peluntur zat warna (alkohol / aseton) yaitu solven organic yang
digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai
kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga
alcohol.
Bakteri Gram – negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram – positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram – negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram – negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Perbedaan dasar antara bakteri gram – positif dan gram – negatif
adalah pada komponen dinding selnya. Bakteri gram – positif memiliki
membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang tebal (25-50 nm)
sedangkan bakteri gram – negatif lapisan peptidoglikogannya tipis (1-3 nm).
Berdasarkan Kebutuhan Akan Oksigen Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, bakteri dikelompokkan menjadi
2 kelompok yaitu : 1. Bakteri Anaerob, merupakan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Micrococcus denitrificans.
2. Bakteri Aerob, merupakan bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, misalnya Nitrosomonas, Nitrobacter, Nitrosococcus.
2.4 Sistem Penamaan Bakteri
Nomenklatur merupakan metode penamaan yang diperlukan dalam
klasifikasi. Nomenklatur digunakan untuk memberi nama suatu kelompok
organisme tertentu. Nomenklatur bertujuan untuk memudahkan komunikasi
antar ilmuwan biologimengenai jenis makhluk hidup. Sistem nama ini
diciptakan oleh Carolus Linnaeus padatahun 1753. Nomenklatur merupakan
bahasa Latinnomen, yang artinya nama.
Tata cara atau aturan penamaan bakteri menurut nomenklatur adalah
tata nama binomial. Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama')
merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup)
yang terdiri dari dua kata darisistem taksonomi (Biologi), dengan mengambil
nama genus dan nama spesies. Namayang dipakai adalah nama baku yang
diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lainyang dilatinkan. Aturan ini pada
awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewanoleh penyusunnya
(Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula.
Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientificname).
Orang awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah
initidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan
istilah aslidalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang
pertama kalimemberi pertelaanatau deskripsi (disebut deskriptor) lalu
dilatinkan.
Aturan penamaan binomial pada bakteri sama dengan aturan penamaan
binomial pada tumbuhan. Secara umum, tata nama binomial atau sistem
binomial nomenklatur memiliki aturan-aturan dasar sebagai berikut : Aturan
penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama("epitet" dari
epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase)
dannama spesies selalu diawali dengan huruf biasa (huruf kecil,
lowercase).
Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya
(artinya,suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok,
misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama
ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
o Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis
dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh:
Glycine soja, Mycobacteriumtuberculosis. Perlu diperhatikan
bahwa cara penulisan ini adalah konvensiyang berlaku saat ini
sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yangdilakukan pula
oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawalidengan
huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
o Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang
terpisah untuk nama genus dan nama spesies.Nama lengkap (untuk
hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) darideskriptor boleh
diberikan di belakang nama spesies dan ditulis dengan huruf tegak
(latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu
spesiesdigolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku
sekarang, namadeskriptor ditulis dalam tanda kurung.
Contoh:Glycine maxMerr.,Passer domesticus(Linnaeus, 1978) —
yang terakhir semula dimasukkan dalamgenus Fringilla, sehingga
diberi tanda kurung (parentesis).
Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah
biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung. Contoh pada suatu judul:
"PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP
BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr.adalah singkatan dari
deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasilkaryanya diakui untuk
menggambarkanGlycine max. NamaGlycine maxdiberikan dalam judul karena
ada spesies lain,Glycine soja, yang jugadisebut kedelai.).
Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali.
Penyebutanselanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan
diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga
terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai
padmaraksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya,
yangdikenal sebagaiR. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Sebutan E. coli atauT. rexberasal dari konvensi ini.
Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama
spesiestidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi
dan botani)merupakan bentuk jamak. Contoh:Canis sp., berarti satu jenis
dari genusCanis;Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi)
atau"subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum
diidentifikasi.Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya
"sspp." atau"subspp."
Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum
pasti.Contoh:Corvus cf. splendensberarti "sejenis burung mirip dengan
gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".
Selain aturan umum yang tersebut di atas, terdapat aturan khusus penamaan
bakteri menurut nomenklatur yang sama dengan aturan penamaan pada tumbuhan.
Pemberian nama kelas, bangsa, dan family
a. Nama Kelas biasanya berakhiran –acea
b. Nama Ordo biasanya berakhiran –ales
c. Nama Familia biasa berakhiran –aceae
Pemberian nama genus dan spesies
Di dalam penamaan tidak ada penggolongan prokariotik, tetapi nama
yangdiberikan pada prokariotik diatur dalam Kode Internasional tata nama
Bakteri(International Code of Nomenclature of Bacteria). Bakteri juga
menggunakan sistem pemberian nama binomial (binomial name) yang
diajukan Carolus Linnaeus, ilmuwanSwedia kelahiran 23 Mei 1707,
sedangkan untuk tanaman pada tahun 1753. Sistem penamaan nama ini
dikenal dengan sebutan “Binomial nomenclatur” yaitu merupakansistem tata
nama terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pertama sebagai nama genus dan
bagian kedua sebagai penunjuk spesies (epitheton specificum). Nama genus
dimulaidengan huruf besar dan penunjuk spesies ditulis dengan huruf
kecil.MisalnyaStreptococcus pneumoniae.Nama genus dapat memberi
keterangan mengenai genustersebut.
Nama bakteri dapat berasal dari kata baru yang disesuaikan dengan
bahasa Latinatau nama seseorang (penyelidik) yang dilatinkan.
Contoh :
a. Bentuk
•Bacillus: batang
•Clostridium : spindle, pintalan yang halus
•Micrococcus: butir kecil
b. Nama Penyelidik
•Erwinia: dari nama Erwin
•Pasteurella: dari nama Pasteur
•Salmonella: dari nama Salmon
•Brucella: dari nama Bruce
•Clostridium welchii: ditemukan oleh Welch
Nama ilmiah (scientific name) pada kehidupan sehari-hari yang
lebih banyak dipakai adalah :
•Sifilis :Treponema pallidum
•Lepra :Mycobacterium leprae
•Koch, TBC :Mycobacterium tuberculosis
Spesies adalah suatu suatu mikroorganisme yang sudah tertentu. Spesies
bakteri ditentukan oleh:
•Sifat-sifat struktural yang terdiri dari bentuk, besar, cara pergerakan,
reaksiterhadap pewarnaan gram serta pertumbuhan makroskopik (sifat-
sifatkoloni).
•Sifat-sifat biokimia dan kebutuhan akan nutrisi, produk-produk
akhir metaboisme, susunan biokimiawi komponen sel dan metabolit-
metabolitnya.
•Sifat-sifat fisiologisnya terhadap oksigen, temperatur, PH, dan
reponterhadap zat-zat anti bakteri.
•Sifat ekologi.
•Komposisi basa DNA, homologi dan sifat-sifat genetik.
Contoh :
Kingdom: Procaryotae
Subkingdom : Eubacteria
Divisio : Cyanobacteria
Subdivisio: Bacteria
Kelas : Actinomycetacea
Ordo : Actinomycetales
Familia : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies :Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leper,
Mycobacterium bovis, Mycobacterium phlei
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Bakteri merupakan organisme yang berukuran sangat kecil, dengan ukuran
0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm.
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding
sel, protoplasma dan bagian yang terdapat di luar dinding sel.
Archaebakteria adalah prokariot yang hidup di tempat-tempat yang
ekstrim. Bakteri ini disebut bakteri purba (archaeo = kuno), hidup di tempat
yang panas, asam, miskin oksigen, dan tempat ekstrim lainnya. Kelas
Archaebacteria berdasarkan habitat hidupnya dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu bakteri metanogenik, halofilik, dan termofilik. Kebanyakan
archaebacteria adalah kemotrof, namun ada juga yang fotosintetik atau
membentuk hubungan mutualistik.
Eubacteria merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan
tersebar luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Eubakteria memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju, atau es, hingga lautan.
Bagi manusia, eubakteria ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.
Eubakteria adalah organisme prokariot, uniseluler, dan umumnya tidak
memiliki klorofil.
Pengelompokkan bakteri dibedakan berdasarkan bentuk tubuh, letak dan
jumlah alat gerak, kebutuhan akan oksigen serta berdasarkan pewarnaan pada
gram (strain). Perbedaan yang paling mendasar antara Bakteri Gram – Positif
dan Bakteri Gram – Negatif adalah dari komponen penyusun dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Carolus Linnaeus: TataNamaBinomial (online).http://www.k
askus.us/ showthread.php?t=3012685 . Diakses tanggal 12 September 2017
pukul 08:34 WIB.
Filza Hazny, Pengantar tentang Bakteri.http://filzahazny.wordpress.com/2008/
02/16/pengantar-tentang-bakteri/ .Diakses tanggal 12 September pukul
08:52 WIB.
Hasanah, Uswatun. 2015. Mikrobiologi. Medan . Unimed Press
Kusnadi,dkk. 2003. Common textbook Mikrobiologi. Bandung. JICA UPI
Malik, Amalia dan Kusmiati. 2002. Makara, Kesehatan,Vol.6, No.1.Aktivitas
Bakteriosin dari Bakteri LeuconostocMesenteroidesPbac1 Pada Berbagai
Media. Cibinong. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI
Susilowati. 2014 . Bahan Ajar Keanekaragaman Hayati. Malang. Universitas
Negeri Malang.