Upload
naila-syifa
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
wawancara
Citation preview
Pertanyaan Wawancara Kepada Polisi Lalu Lintas
Jombang, 10 Januari 2014Narasumber: Polisi Lalu Lintas daerah Jombang
1. Ada berapa cara penyelesaian pelanggaran lalu lintas (tilang) yang dapat ditempuh
pengendara yang ditilang?
Ada dua, penyelesaian pelanggaran lalu lintas tilang yang ada ada dua. Yakni
dengan blanko atau slip tilang berwarna biru yang dalam artian mereka harus
membayar dendanya ke ATM dan yang kedua adalah blanko atau slip tilang
berwarna merah yang berarti mereka harus mengikuti sidang di pengadilan.
2. Apakah sesuai aturan yang berlaku (SOP Kepolisian) polisi wajib menjelaskan dua
mekanisme penyelesaian yang dapat ditempuh oleh para pelanggar (keberadaan slip
tilang berwarna merah dan slip tilang berwarna biru)?
Kami selaku polisi lalu lintas bertugas untuk memberitahukan kepada masyarakat
untuk menginfokan secara jelas, namun masyarakat terkadang kurang mengerti dan
info tersebut kurang menyebar kepada masyarakat yang sisitem informasinya masih
terbatas.
3. Apakah pada prakteknya Bapak menjelaskan dan menawarkan 2 mekanisme tersebut
kepada pelanggar lalu lintas?
Iya, tentu kami jelaskan. Dan masyarakat kebanyakan memilih untuk tetap melakukan
sidang.
4. Apakah Bapak menjelaskan perbedaan besaran denda dari slip tilang berwarna merah
dan berwarna biru tersebut?
Tentu kami berikan besar denda yang akan dikenakan kepada pelanggar, namun
tidak secara mendetail. Nah, dari sini kebanyakan para pelanggar tidak memilih
blanko biru karena tahu kalau denda yang akan dikenakan adalah denda maksimal.
5. Jika tidak, apa alasannya?
Kalau tidak, biasanya karena mereka memilih langsung untuk mengikuti sidang di
pengadilan. Meskipun mereka tidak mengetahui berapa-berapa denda yang akan
dikenakan.
6. Apakah Bapak selalu membawa slip tilang berwarna merah untuk persidangan dan
slip tilang berwarna biru untuk membayar denda maksimal melalui Bank/ATM BRI
ketika melakukan tilang?
Tentu saja, kami membawa blanko merah dan biru. Karena sebenarnya blanko
tersebut merupakan satu kesatuan. Dlaam blanko tilang terdapat 5 rangkap blanko,
yaitu merah, biru, hijau, kuning, dan pink. Nah untuk pelanggar yang memilih untuk
langsung membayar di ATM dan bersedia dikenai denda maksimal adalah yang akan
kami kasih blanko biru, sedangkan yang akan mengikuti sidang tilang di pengadilan
akan kami kasih blanko warna merah.
7. Adakah pengendara yang tidak menerima pelanggaran yang Bapak tuduhkan lalu
memilih untuk menyelesaikannya melalui sidang tilang?
Ada, mereka yang sebenarnya dengan jelas melanggar peraturan lalu lintas namun
tetap merasa benar. Misalkan ada pengendara yang tidak membawa SIM karena
memang masih di bawah umur dan belum waktunya memiliki SIM, namun mereka
menolak terhadap tuduhan yang dikenakan. Meskipun tetap ngeyel, mau tidak mau
kami harus menjalankan prosedur. Nah disini mereka akan banyak yang pasrah
untuk memilih sidang di pengadilan.
8. Apa factor dan kondisi yang membuat polisi menyita kendaraan milik pengendara
yang ditilang?
Biasanya kami menyita kendaraan-kendaraan tersebut karena tidak ada surat yang
jelas, tidak ada STNK atau pun pengendara tersebut tidak memiliki bukti yang kuat
atas kepemilikan serta identitas dari kendaraan itu.
9. Bagaimana peraturan/SOP pemeliharaan kendaraan yang disita polisi? Mengapa pada
praktiknya kerap ditemukan kendaraan yang disita berubah kondisinya ketika
dikembalikan kepada pemiliknya?
Peraturan untuk pemeliharaannya sendiri belum ada. Barang yang kami sita dari
pelanggaran lalu lintas itu kami langsung taruh di kepolisian untuk selanjutkan kami
serahkan pada pengadilan. Kami juga tidak ada lahan khusus untuk menaruh
kendaraan sitaan, tapi semua terkoordinir di tempat parkir yang disediakan. Kalau
maslaha adanaya kondisi yang berubah biasanya karena adanya pengaruh kondisi
cuaca karena kita juga tidak melakukan perawatan secara khusus.
10. Jika dirata-rata, lebih banyak pengendara yang memilih slip merah, slip biru, atau
memberikan kuasa siding melalui polisi?
Selama ini, lebih banyak yang memilih blanko merah.
11. Bagaimana penggunaan/peruntukan uang hasil perkara tilang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku?
untuk uang hasil tilang langsung masuk kas negara. Hasil tilang di lapangan dan di
pengadilan kita laporkan untuk selanjutnya uang hasil tilang itu masuk ke kas
negara.
12. Apakah uang dari pelanggar lalu lintas yang diberikan melalui kuasa siding kepada
polisi akan disetorkan kepada negara? Bagaimana mekanismenya?
kuasa sidang tilang sebenarnya ya tidak ada, namun biasanya pelanggar yang
meminta ‘titip’ itu sebearnya meremehkan pekerjaan kami. Kami sudah punya
mekanisme sendiri untuk para pelanggar lalu lintas. Mereka bisa memilih untuk slip
biru atau slip merah. Jadi ya pilihannya kalau tidak ke pengadilan ya ke ATM.
13. Menurut Bapak, bagaimana efektivitas proses penyelesaian pelanggaran lalu lintas
yang ada saat ini?
Untuk efektifitasnya sudah sesuai dengan prosedur. Namun yang membuatnya tidak
efektif adalah adanaya pelanggar-pelanggar yang masih tidak menghargai peraturan
serta adanya oknum yang tidak sejalan dengan visi dan misi dari penegakan hukum.
14. Usulan dari Bapak secara pribadi untuk kedepannya?
Usulan saya, pemerintah mengadakan pemerataan sistem informasi agar masyarakat
yang belum terjangkau agar tetap mengetahui dari mekanisme-mekanisme yang kami
dari kepolisian sediakan. Lalu untuk oknum yang bertugas juga harusnya
menjalankan sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Jika dari masyarakat,
pemerintah sebagai penopang serta kami sebagai oknum yang ertugas mengayomi
dan bersatu maka semua yang telah disusun dan dibuat aturannya akan lebih
maksimal pelaksanaannya.