6
Waqaf secara bahasa berarti menahan, secara istilah yang di maksud dengan waqaf yaitu memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu tidak begitu lama kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan Al-Qur’annya. م: Waqof lazim Harus berhenti Contoh : ج: Waqof jaiz Boleh berhenti / boleh melanjutkan Contoh : ى صل: Al- Washol ula Lebih baik disambung ( tidak waqof Contoh : : Waqof Mujawwaz

Waqaf Secara Bahasa Berarti Menahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

waQAF

Citation preview

Waqaf secara bahasa berarti menahan, secara istilah yang di maksud dengan waqaf yaitu memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu tidak begitu lama kemudian mengambil nafas satu kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan Al-Qurannya. : Waqof lazimHarus berhenti

Contoh : : Waqof jaizBoleh berhenti / boleh melanjutkan

Contoh :

: Al- Washol ulaLebih baik disambung ( tidak waqof

Contoh:

: Waqof Mujawwaz

Lebih baik disambung ( tidak waqof)

Contoh:

: Qilla alihil waqof

Boleh berhenti: Waqof mamnuDilarang berhenti

Contoh:

: Waqof mutlaq

Berhenti lebih baik

: Waqof murokhosh

Lebih baik disambung ( tidak waqof)

, : Al- Waqful ulaBerhenti lebih baik

Contoh:

Boleh berhenti pada salah satunya namun dilarang berhenti pada kedua-duanya

Contoh :

Tidak boleh dibaca panjang baik ketika disambung atau berhenti

Contoh: oDibaca panjang ketika berhenti dan dibaca pendek ketika disambung ( ) : saktahBerhenti sesaat tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacaan

Contoh :

Mengeluarkan bunyi antara dan Mengeluarkan suara antara bunyi fathah dan bunyi kasroh atau antara bunyi dan sehingga berbunyi [e] Memindahkan harakat dari huruf yang hidup kepada huruf yang mati Membaca kata : la tamanna pada surat Yusuf dengan cara didengungkan sambil menutup bibir.Cara membunyikan kata / kalimat saat diwaqofkan : Aturan waqaf yang ke: 1Apabila huruf terakhir berharakat sukun ( ), maka cara melafazhkannya tetap tanpa ada perubahan, kecuali jika huruf terakhirnya adalah huruf Qalqalah, Hams, atau harus di baca Tafkhhiim(tebal), atau Tarqiiq(tipis), maka harus dibaca tampak.

Aturan waqaf yang ke: 2Jika huruf terakhir merupakan huruf hidup, atau tidak berharakat sukun, maka membacanya dengan menyukunkan huruf tersebut, kecuali jika huruf terakhirnya adalah huruf Qalqalah, Hams, atau harus di baca Tafkhhiim, atau Tarqiiq, maka harus dibaca tampak.Contoh :

Aturan waqaf yang ke: 3Apabila katanya berakhiran ta marbutan ( ), maka ketika disukunkan berubah lafazhnya menjadi Hha ().

Aturan waqaf yang ke: 4Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharkat sukun maka huruf terakhirnya ( huruf hidup tersebut ) disukunkan dengan melafazhkan sebagian hurufnya saja.

Aturan waqaf yang ke: 5Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya adalah huruf mad atau liin maka huruf terakhirnnya disukunkan dengan memanjangkan lafazh huruf maad nya

Aturan waqaf yang ke: 6Apabila huruf terakhir berharkat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah dan dibaca dua harkat.

Aturan waqaf yang ke: 7Jika huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan dengan tidak menghilangkan lafazh tastdidnya ( ).

Aturan waqaf yang ke: 8Apabila huruf terakhir berupa alif tanis maqshuran atau fiil madlhi bina naqish yang diakhiri huruf ya maka di baca fathah ( ) dengan panjang dua harkat.