Upload
yuyunherat
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
great
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 7 Mei 2013
PERANAN APBN DALAM MENCAPAI
KESEJAHTERAAN RAKYAT
DISAMPAIKAN DALAM:
SOSIALISASI PENGELOLAAN DANA URUSAN BERSAMA
UNTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
POKOK BAHASAN
31 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN TERKINI
2
5
3
32 AGENDA PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT,
KONSEP KEBIJAKAN FISKAL & ANGGARAN PROGRAM PRIORITAS
PENGENTASAN KEMISKINAN
33 INDIKATOR KEMISKINAN & PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN
34 KESIMPULAN
2
3Perkembangan Perekonomian Terkini
3
4Perekonomian AS menunjukkan perkembangan yang positif,
untuk mendorong perekonomian program QE-3 masih terus dijalankan...
Source: Bloomberg
Industri masih manufaktur mengalami pelemahan selama dua bulan terakhir
Tingkat pengangguran terus menurun mencapai level terendah
Kepercayaan konsumen kembali meningkat
Di Q1-2013 AS tumbuh 2,5% (qoq) atau 1,8% (yoy). Sepanjang tahun 2012, AS tumbuh sebesar 2,2% (yoy).
9,19,0
8,99,0 9,0
9,19,0 9,0 9,0
8,9
8,68,5
8,3 8,38,2
8,18,2 8,2 8,2
8,1
7,87,9
7,8 7,87,9
7,77,6
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
9,5Tingkat Pengangguran AS (%)
2,3 2,22,6 2,4
0,1
2,5
1,3
4,1
2,01,3
3,1
0,4
2,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan Ekonomi AS% YoY
% QoQ
64,8
72
63,866
61,7
57,659,2
45,246,4
40,9
55,2
64,8
61,1
71,669,5 68,7
64,462,7
65,4
61,3
68,4
73,171,5
66,7
58,4
68
61,9
68,1
40
45
50
55
60
65
70
75
J
a
n
-
1
1
F
e
b
-
1
1
M
a
r
-
1
1
A
p
r
-
1
1
M
e
i
-
1
1
J
u
n
-
1
1
J
u
l
-
1
1
A
g
u
s
t
-
1
1
S
e
p
-
1
1
O
k
t
-
1
1
N
o
p
-
1
1
D
e
s
-
1
1
J
a
n
-
1
2
F
e
b
-
1
2
M
a
r
-
1
2
A
p
r
-
1
2
M
e
i
-
1
2
J
u
n
-
1
2
J
u
l
-
1
2
A
g
u
s
t
-
1
2
S
e
p
-
1
2
O
k
t
-
1
2
N
o
p
-
1
2
D
e
s
-
1
2
J
a
n
-
1
3
F
e
b
-
1
3
M
a
r
-
1
3
A
p
r
-
1
3
Indeks Kepercayaan Konsumen AS
0
1
2
3
4
5
6
40
45
50
55
60
65
J
a
n
-
1
1
F
e
b
-
1
1
M
a
r
-
1
1
A
p
r
-
1
1
M
e
i
-
1
1
J
u
n
-
1
1
J
u
l
-
1
1
A
g
u
s
t
-
1
1
S
e
p
-
1
1
O
k
t
-
1
1
N
o
p
-
1
1
D
e
s
-
1
1
J
a
n
-
1
2
F
e
b
-
1
2
M
a
r
-
1
2
A
p
r
-
1
2
M
e
i
-
1
2
J
u
n
-
1
2
J
u
l
-
1
2
A
g
u
s
t
-
1
2
S
e
p
-
1
2
O
k
t
-
1
2
N
o
p
-
1
2
D
e
s
-
1
2
J
a
n
-
1
3
F
e
b
-
1
3
M
a
r
-
1
3
A
p
r
-
1
3
Perkembangan Sektor Rill ASPurchasing Manager's Index Industrial Production (%, yoy, RHS)
524,1
15,1 15,013,6
12,211,0 10,0 10,3 10,0
26,2
17,3
14,1 14,4
12,511,7
10,4 10,7 10,6
26,7
17,5
14,1 14,5
12,6 12,1
10,7 10,9 11,0
5
10
15
20
25
30
Spanyol Portugal Irlandia Slovakia Bulgaria EA17 Polandia EU27 Prancis
Tingkat Pengangguran Eropa (%)
Mar-12 Des-12 Mar-13
Pada tahun 2012 ekonomi Eropa mengalamikontraksi 0,6% (yoy).
Tingkat pengangguran terus meningkat mencapai 12,1% di bulan Maret...
Perekonomian Eropa masih belum menunjukkan pemulihan yang signifikan...
Q1 Q2 Q3 Q4 2012
Eropa -0,1 -0,5 -0,6 -0,9 -0,6
Jerman 1,2 1,0 0,9 0,4 0,7
Prancis 0,2 0,1 0,0 -3,0 -0,3
Italia -1,3 -2,3 -2,4 -2,7 -2,2
Spanyol -0,7 -1,4 -1,6 -1,9 -1,4
Portugal -2,3 -3,1 -3,5 -3,8 -3,2
Yunani -6,7 -6,4 -6,7 -6,0 -6,4
Pertumbuhan Ekonomi Eropa
Indikator fiskal Eropa masih mengalami tekanan tingginya rasio utang dan defisit...
2010 2011 2012 2010 2011 2012
Yunani -10,7 -9,5 -10,0 148,3 170,3 156,9
Italia -4,5 -3,8 -3,0 119,3 120,8 127,0
Portugal -9,8 -4,4 -6,4 94,0 108,3 123,6
Irlandia -30,8 -13,4 -7,6 92,1 106,4 117,6
Prancis -7,1 -5,3 -4,8 82,4 85,8 90,2
Zona Euro -6,2 -4,2 -3,7 85,4 87,3 90,6
Jerman -4,1 -0,8 0,2 82,4 80,4 81,9
Spanyol -9,7 -9,4 -10,6 61,5 69,3 84,2
Rasio Defisit thdp PDB (%) Rasio Utang thdp PDB (%)Indikator Ekonomi
Beberapa Negara
Kawasan Eropa
40
42
44
46
48
50
52
54
56
58
60
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
J
a
n
-
1
1
F
e
b
-
1
1
M
a
r
-
1
1
A
p
r
-
1
1
M
e
i
-
1
1
J
u
n
-
1
1
J
u
l
-
1
1
A
g
u
s
t
-
1
1
S
e
p
-
1
1
O
k
t
-
1
1
N
o
p
-
1
1
D
e
s
-
1
1
J
a
n
-
1
2
F
e
b
-
1
2
M
a
r
-
1
2
A
p
r
-
1
2
M
e
i
-
1
2
J
u
n
-
1
2
J
u
l
-
1
2
A
g
u
s
t
-
1
2
S
e
p
-
1
2
O
k
t
-
1
2
N
o
p
-
1
2
D
e
s
-
1
2
J
a
n
-
1
3
F
e
b
-
1
3
M
a
r
-
1
3
A
p
r
-
1
3
Indikator Sektor Riil Eropa
Industrial Production (%, yoy)
Purchasing Manager Index (RHS)
Indikator sektor rill mengalami tren penurunan...
6Perkembangan Ekonomi Kawasan Asia
Kinerja perekonomian Asia relatif lebih baik dibanding dengan negara-negara maju:
Ekonomi China tumbuh sebesar 7,7% (yoy) di Q1-2013, lebih rendah dibandingkan dengan
Q4-2012 sebesar 7,9% (yoy).
Ekonomi India tumbuh sebesar 4,5% (yoy), lebih rendah dibanding dengan Q3-2012 at
5,3% (yoy). Selama 2012, India tumbuh sebesar 5,1% (yoy).
Ekonomi Korea Selatan tumbuh 0,9% (qoq) di Q1-2013, merupakan laju pertumbuhan
tercepat dalam dua tahun terakhir. Secara tahunan, Korea Selatan tumbuh 1,5% di Q1-
2013.
Untuk pertama kalinya perekonomian Singapura mengalami pertumbuhan negatif selama
tiga tahun terakhir, ekonomi Singapura mengalami kontraksi 0,6% (yoy) di Q1-2013.
Kebijakan-kebijakan terkini:
BOJ menetapkan target inflasi sebesar 2% (sebelumnya 1%) dalam waktu dua tahun, untuk
mencapai target tersebut BOJ mengeluarkan serangkain kebijakan, antara lain:
Melipatgandakan program pembelian obligasi menjadi sebesar 7,5 triliun yen (US$78,6
miliar)
Menambah kepemilikan pada exchange-traded fund sebesar satu triliun yen
Pemerintah Korea Selatan memperbesar stimulus fiskal menjadi 17,3 triliun won atau
sekitar US$15,4 miliar, hal ini bertujuan untuk mendukung eksportir yang tertekan oleh
pelemahan yen Jepang.
7Proyeksi pertumbuhan global direvisi ke bawah menjadi 3,3%,
volume perdagangan dunia direvisi menjadi 3,6%...
Proyeksi Indikator Perekonomian Global (%)
1. Ekonomi Global masih menghadai resiko pelemahan, namun diperkirakan
mengalami rebound di semester 2, 2013.
Potensi dampak fiscal cliff; lambatnya penyelesaian krisis eropa; China
membaik namun tetap masih berada di bawah 10%
2. Potensi gejolak likuiditas global
Kebijakan yang longgar di negara maju, dan kawasan eropa.
3. Gejolak Harga Komoditas Pasar Global (termasuk harga minyak dan harga
komoditas ekspor Indonesia)
Konsensus pertumbuhan EkonomiIndonesia tahun 2013, pada bulanApril sebesar 6.2%.
- Macro Economic Outlook -
Economic Forecasters
Mar Apr
ING 6.5 7.0
Credit Suisse 5.6 5.6
Danareksa Securities 6.5 6.5
Bank Danamon 6.3 NA
BBVA 6.4 6.3
Citigroup 6.3 6.2
OCBC Bank 6.5 NA
Nomura 6.3 6.1
HSBC Economics 6.1 NA
BofA-Merrill Lynch 6.0 5.8
Standard Chartered 6.5 NA
Goldman Sachs Asia 6.4 6.4
Econ Intelligence Unit 6.3 6.4
HSBC Economics NA 6.1
IHS Global Insight NA 6.1
BNP Paribas NA 6.0
JP Morgan Chase NA 5.7
Consensus (Rata2) 6.1 6.2
IMF 6.3 6.3
WorldBank 6.2 6.2
ADB 6.6 6.4
OECD 6.2 6.3
Bank Indonesia 6,3-6,8 6.3-6.8
2013Oct'11 Jan'12 Apr'12 July'12 Oct'12 Jan'13 Apr'13 Oct'12 Jan'13 Apr'13
World 3.2 4.5 3.9 4.1 3.9 3.6 3.5 3.3 4.1 4.1 4.0
US 2.2 2.5 2.2 2.4 2.3 2.1 2.0 1.9 2.9 3.0 3.0
Europe -0.6 1.5 0.8 0.9 0.7 0.2 -0.2 -0.3 1.2 1.0 1.1
China 7.8 9.5 8.8 8.8 8.5 8.2 8.2 8.0 8.5 8.5 8.2
India 4.0 8.1 7.3 7.3 6.5 6.0 5.9 5.7 6.4 6.4 6.2
ASEAN-5 6.1 5.8 5.6 6.2 6.1 5.8 5.5 5.9 5.7 5.7 5.5
Indonesia 6.2 6.7 n.a. 6.1 6.6 6.3 n.a. 6.3 n.a. n.a. 6.4
Trade Vol. World 2.5 6.4 5.4 5.6 5.1 4.5 3.8 3.6 5.8 5.5 5.3
WEO-IMF
GDP
201420132012
8Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini (1)
Indikator Kinerja
Nilai Tukar
Realisasi nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2012 adalah sebesar
Rp9.384/USD1 atau mengalami depresiasi sebesar 6,9% dibandingkan rata2
nilai tukar tahun sebelumnya sebesar Rp8.779/USD1
Per 31 Des 2012: Rp9.793/USD depresiasi 7,4% (ytd)
Per 3 Mei 2013 : Rp9.735/USD apresiasi 0,60% (ytd)
IHSG Per 31 Des 2012: 4316,7 menguat 12,94% (ytd)
Per 3 Mei 2013 : 4925,483 menguat 14,6% (ytd)
Inflasi
Inflasi sepanjang tahun 2012 sebesar 4,30% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2012:
4,28% lebih rendah dibandingkan rata-rata 2011: 5,38%
Inflasi April 2013: -0,1% (mtm), 2,32 % (ytd) atau 5,57% (yoy)
Arus Modal Masuk
Total net foreign buying sepanjang tahun 2012 di pasar Saham, SUN dan SBI
sebesar Rp55,95T
April 2013 : Total tercatat net foreign buying Rp18,69T. Saham, SUN dan SBI
mencatatkan inflow masing-masing sebesar Rp0,72T, Rp17,97T, dan Rp1,35T.
8
Pertumbuhan PDB Q4-2012 : 6,11% (yoy)
Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3.3%
9Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini (2)
Indikator Kinerja
Indikator Konsumsi Indeks Keyakinan Konsumen tercatat sebesar 116,8 di bulan Maret 2013 ( sama dengan
bulan Februari)
Investasi
Selama tahun 2012, total investasi naik 24,6% (yoy) menjadi Rp313,2 triliun:
PMA: Rp221,0 triliun atau naik 26,1% (yoy)
PMDN: Rp92,2 triliun atau naik 21,3% (yoy)
Realisasi investasi Triwulan I 2013 sebesar Rp93T atau naik 30,6% (yoy) dari triwulan I
2012 (Rp71,2T)
PMA : Rp 65,5T naik 27,2% (yoy)
PMDN : Rp 27,5T naik 39,6% (yoy)
Perdagangan
Internasional
Maret 2013 : ekspor turun 6,4% (ytd) menjadi US$15 miliar
impor turun 0,6% (ytd) menjadi US$14,7 miliar
surplus perdagangan sebesar US$305 juta
Jan-Mar 2013 : ekspor turun 6,4% (yoy) menjadi US$45,4 miliar
impor turun 0,6% (yoy) menjadi US$45,5 miliar
defisit perdagangan sebesar US$65 juta
Neraca Pembayaran
Q4-2012: surplus neraca pembayaran US$3,2 miliar; FY 2012: surplus neraca
pembayaran US$0,2 miliar.
Defisit transaksi berjalan meningkat dari US$5,3 miliar (-2,4% dari PDB) di Q3-2012
menjadi US$7,8 miliar (-3,6% dari PDB) di Q4-2012. FY 2012: defisit transaksi berjalan
US$24,2 miliar (-2,7% PDB)
Surplus transaksi modal&finansial meningkat dari US$6,0 miliar di Q3-2012 menjadi
US$11,4 miliar di Q4-2012. FY 2012: surplus transaksi modal&finansial US$24,9 miliar.
9
10
Agenda Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan
Rakyat, Konsep Kebijakan Fiskal & Anggaran Program
Prioritas Pengentasan Kemiskinan
10
11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2010 - 2014
AGENDA PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
RKP 2012 : Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas, Inklusif dan
Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
RKP 2013 : Memperkuat Perekonomian Domestik bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan
Rakyat
INDIKATOR Realisasi 2009 Realisasi 2010 Realisasi 2011
Pertumbuhan Ekonomi 4,6% 6,2% 6,5%
Pengangguran 7,87% 7,14% 6,56%
Kemiskinan 14,15% 13,33% 12,36%
Indikator2012
2013 2014APBN-P Realisasi
Pertumbuhan Ekonomi 6,5% 6,23% 6,8% 6,8% - 7,2%
Pengangguran 6,0 - 6,4% 6,14% 5,8% - 6,1% 5,0% - 6,0%
Kemiskinan 10,5% - 11,5% 11,66% 9,5% - 10,5% 8% - 10%
Sumber: BPS dan kementerian Keuangan
APBN
Pro-Growth
Pro- Poor
Pro-
JobPro-
Environ
ment
Budget
Constrains
Fiscal
Sustainability
Fiscal
Policy
Sustainable
Development
Financing
Social Welfare
Alocation
Distribution
Stabilization
12
Arah Kebijakan Fiskal
RINGKASAN REALISASI APBN-P 2012 DAN POSTUR APBN 2013
(triliun rupiah)2013
LKPP
Unaudited
A. PENDAPATAN NEGARA 1358,2 1338,3 98,5 1529,7
I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 1357,4 1332,6 98,2 1525,2
1. Penerimaan Perpajakan 1016,2 980,2 96,5 1193,0
a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 968,3 930,5 96,1 1134,3
b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 47,9 49,7 103,6 58,7
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 341,1 352,4 103,3 332,2
a. Penerimaan SDA 217,2 226,5 104,3 197,2
b. Pendapatan Bagian Laba BUMN 30,8 30,8 100,1 33,5
c.PNBP Lainnya 72,8 73,3 100,8 78,0
d.Pendapatan BLU 20,4 21,8 106,7 23,5
II. PENERIMAAN HIBAH 0,8 5,7 696,8 4,5
B. BELANJA NEGARA 1548,3 1489,7 96,2 1683,0
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1069,5 1009,2 94,4 1154,4
- Belanja K/L 547,9 488,1 89,1 594,6
- Belanja Non-K/L 521,6 521,1 99,9 559,8
1.Belanja Pegawai 212,3 197,9 93,2 241,6
2.Belanja Barang 162,0 140,9 87,0 200,7
3.Belanja Modal 176,1 143,7 81,6 184,4
4.Pembayaran Bunga Utang 117,8 100,5 85,3 113,2
5. Subsidi 245,1 346,4 141,4 317,2
a Subsidi Energi 202,4 306,5 151,5 274,7
i.BBM, LPG & BBN 137,4 211,9 154,2 193,8
ii.Listrik 65,0 94,6 145,6 80,9
b Subsidi Non Energi 42,7 39,9 93,5 42,5
6. Belanja Hibah 1,8 0,1 4,2 3,6
7.Bantuan Sosial 86,0 75,6 87,9 73,6
8.Belanja Lain-Lain 68,5 4,1 5,9 20,0
II. TRANSFER KE DAERAH 478,8 480,6 100,4 528,6
1. Dana Perimbangan 408,4 411,3 100,7 444,8
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 70,4 69,4 98,5 83,8
C.KESEIMBANGAN PRIMER (72,3) (50,9) 70,4 (40,1)
D.SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (190,1) (151,4) 79,6 (153,3)
% Defisit Terhadap PDB (2,23) (1,83) 82,1 (1,65)E. PEMBIAYAAN (I + II) 190,1 173,3 91,2 153,3
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 194,5 198,4 102,0 172,8
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (NETO) (4,4) (25,1) 566,8 (19,5)
KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN 21,9
% thd
APBN-PAPBNAPBN-P
2012
13
Anggaran Program Kemiskinan
Sasaran tahun 2013 menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 9,5-10,5 persen melalui:
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH), dalam bentuk bantuan tunai bersyarat dengan anggaran Rp2,8
T untuk keluarga miskin dengan syarat pendidikan dan kesehatan dengan sasaran 2,4 juta RTSM;
Penyediaan beras dengan harga murah untuk rakyat miskin dengan anggaran Rp17,2 T untuk 15,5 juta RTS;
Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan program PNPM Mandiri, yang antara lain terdiri
atas: (1) PNPM Perdesaan di 5.230 kecamatan (Rp8,0 T); dan (2) PNPM Perkotaan di 10.922 kelurahan (Rp1,7
T). 14
ANGGARAN PROGRAM PRIORITAS PENGENTASAN
KEMISKINAN, TAHUN 2010-2013(dalam triliun rupiah)
KET : *) Mulai Tahun 2011 BOS Kemendikbud dipindahkan menjadi bagian dari
transfer ke Daerah, sehingga di Bansos hanya BOS Kemenag.
A. 42,6 28,4 31,4 34,0
I. Bidang Pendidikan 23,5 7,7 10,2 11,7
1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 19,8 3,0 4,1 4,0
2 Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin (BSM) 3,7 4,7 6,2 6,5
3 Rintisan BOS Pendidikan Menengah (BOMM) 0,0 - - 1,1
II. Bidang Kesehatan (Jamkesmas) 5,1 6,3 7,2 8,1
1Pelayanan Kesehatan Dasar
di Puskesmas dan Jaringannya 1,0 1,0 1,0 1,0
2Pelayanan Kesehatan Rujukan
di Rumah Sakit Kelas III 4,1 5,3 6,2 7,1
III. Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri) 12,7 12,8 12,1 11,4
1 PNPM Perdesaan (PPK) 9,4 9,5 8,4 8,0
2 PNPM Perkotaan (P2KP) 1,5 1,6 1,5 1,7
3 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) 1,0 1,2 1,8 1,7
4 Program Pembangunan Daerah Tertinggal & Khusus (P2DTK) 0,3 0,0 0,0 -
5 Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) 0,5 0,5 0,4 0,1
IV. Perlindungan Sosial 1,3 1,6 1,9 2,8
Program Keluarga Harapan (PKH) 1,3 1,6 1,9 2,8
B. ALOKASI BELANJA SUBSIDI 15,2 15,3 20,9 17,2
1 Subsidi Pangan (Raskin) 15,2 15,3 20,9 17,2
C. ALOKASI BELANJA LAIN-LAIN 2,0 3,6 4,0 4,0
1 Bantuan Langsung Tunai (BLT) - 0,0 0,0 -
2 Cadangan Stabilisasi Pangan 1,0 2,6 2,0 2,0
3 Cadangan Beras Pemerintah 1,0 1,0 2,0 2,0
59,8 47,3 56,3 55,2
2011*) 2012 2013
ALOKASI PRIORITAS BANTUAN SOSIAL
TOTAL
NO. PROGRAM 2010
15
16
Indikator Kemiskinan & Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan
16
17
Peranan Pertumbuhan Ekonomi dalam Menurunkan
Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran
Pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 2005 - 2012 telah mampu menurunkan tingkat
kemiskinan dan tingkat pengangguran. Tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di
tahun 2012 masing-masing turun mencapai level 11,66 persen dan 6,14 persen dengan
realisasi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23 persen.
Sumber: BPS
5.7 5.5 6.3 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23
11.24 10.289.11 8.39 7.87 7.14 6.56 6.14
15.97 17.75
16.58 15.42
14.15 13.33 12.36 11.66
0
5
10
15
20
25
0
2
4
6
8
10
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Pengangguran TerbukaTingkat Kemiskinan
18
Angka Kemiskinan Menurut Provinsi 2012
Sumber: BPS
1
8
,
5
8
1
0
,
4
1
8
8
,
0
5
6
,
8
3
8
,
2
8
1
3
,
4
8
5
,
3
7
1
7
,
5
1
1
5
,
6
5
3
,
7
9
,
8
9
5
,
7
1
1
4
,
9
8
1
5
,
8
8
1
3
,
0
8
7
,
9
6
6
,
1
9
5
,
0
1
6
,
3
8
7
,
6
4
1
7
,
2
2
1
4
,
9
4
9
,
8
2
1
3
,
0
1
1
3
,
0
6
3
,
9
5
1
8
,
0
2
2
0
,
4
1
2
0
,
7
6
8
,
0
6
3
0
,
6
6
2
7
,
0
4
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
PersenRibu Jiwa
Persentase
Penduduk Miskin
Provinsi (RHS)
Tingkat Kemiskinan
Nasional 2012
(11,66%)
Jumlah Penduduk
Miskin Provinsi
(LHS)
Masih terdapat kesenjangan tingkat kemiskinan yang tinggi diantara
Provinsi...
19
Disparitas Tingkat Kemiskinan antara Kota dan Desa Masih
Cukup Tinggi
Tidak
Bekerja
7%
Pertanian
72%
Industri
6%
Lainnya
15%
Sebagian besar Rumah Tangga Miskin di Pedesaan bekerja di Pertanian...
Persentase Penduduk Miskin Menurut
Daerah 2004 - 2012
Persentase Rumah Tangga Miskin di Pedesaan
Menurut Sumber Penghasilan Utama (Maret
2011)
11.412.4
14.513.6
12.811.9
11.1 11.0 10.5
24.8
22.7
24.823.6
22.2
20.619.9
18.918.1
0
5
10
15
20
25
30
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
J
u
t
a
o
r
a
n
g
Kota Desa
Sumber: BPS
20
Di luar 6 Urusan Di luar 6 Urusan Di luar 6 Urusan Di luar 6 Urusan AbsolutAbsolutAbsolutAbsolut
6 Urusan6 Urusan6 Urusan6 Urusan (Absolut)(Absolut)(Absolut)(Absolut)
1.Politik Luar Negeri
2.Pertahanan
3.Keamanan
4.Yustisi
5.Moneter dan Fiskal Nas.
6.Agama
Urusan Wajib Urusan Wajib Urusan Wajib Urusan Wajib (Obligatory)(Obligatory)(Obligatory)(Obligatory)
Terkait dengan Penyelenggaraan Terkait dengan Penyelenggaraan Terkait dengan Penyelenggaraan Terkait dengan Penyelenggaraan
Pelayanan DasarPelayanan DasarPelayanan DasarPelayanan Dasar, seperti
Pendidikan, dan Kesehatan.
----------------------------------------------------------------------------------------
Urusan Pilihan Urusan Pilihan Urusan Pilihan Urusan Pilihan (Optional)(Optional)(Optional)(Optional)
Terkait dengan Terkait dengan Terkait dengan Terkait dengan potensi unggulanpotensi unggulanpotensi unggulanpotensi unggulan
seperti, Pertambangan,
Perikanan, Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Pariwisata.
Kewenangan
Pusat Diselenggarakan
Sendiri Sendiri Sendiri Sendiri oleh
Pemerintah;
Diselenggarakan
melalui asas
DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi;
Diselenggarakan
melalui asas Tugas Tugas Tugas Tugas
PembantuanPembantuanPembantuanPembantuan.
Diselenggarakan
melalui asas
DesentralisasiDesentralisasiDesentralisasiDesentralisasi
CONCURRENT CONCURRENT CONCURRENT CONCURRENT
(Urusan Bersama)(Urusan Bersama)(Urusan Bersama)(Urusan Bersama)
Diselenggarakan
Sendiri Sendiri Sendiri Sendiri oleh
Pemerintah
Kewenangan
Daerah
Penyelenggaraan
Urusan
Pemerintahan
UU 32 Th 2004 PP 38 Th 2007
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
21
1. Perpres 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
2. Perpres 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan
pemerintah daerah
3. PMK 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat Dan
Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan
Menyediakan legal aspek dalam hal penyediaan dana pendamping (DDUB) oleh
daerah
Hanya diperuntukkan terhadap PNPM Mandiri Perkotaan dan Pedesaan
Menyediakan pedoman pengelolaan dana urusan bersama bagi K/L dan SKPD agar
dapat melaksanakan, mencairkan (penyaluran), melaporkan dan
mempertanggung-jawabkan dana untuk PNPM Mandiri Perkotaan dan Pedesaan
4. PMK tentang Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah
Digunakan sebagai indikator umum dalam pengalokasian DUB dan sebagai bahan
masukan dalam penetapan prosentase DDUB per daerah
PMK 61/PMK.07/2010 tentang IFKD untuk Perencanaan UB T.A. 2011
PMK 66/PMK.07/2011 tentang IFKD untuk Perencanaan UB T.A. 2012
PMK 54/PMK.07/2012 tentang IFKD untuk Perencanaan UB T.A. 2013
PMK 74/PMK.07/2013 tentang IFKD untuk Perencanaan UB T.A. 2014
Dasar Hukum Pendanaan Urusan Bersama
Pusat dan Daerah dalam Penanggulangan Kemiskinan
IFKD dalam Perencanaan Lokasi dan Alokasi DUB
serta Penetapan Besaran DDUB
(PMK 74/PMK.07/2013)
TNPPK = Tim Nasional Percepatan Penanggulangan KemiskinanIFKDIFKDIFKDIFKD = Kaitan Indeks Ruang Fiskal Daerah (IFRD) dengan Indeks Persentase Penduduk Miskin Daerah (IPPMD)
Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah
(IFKD)
IndikatorTeknis
Perencanaan
Daerah Penyelenggara
Urusan Bersama (UB) dan
Alokasi DUB
Penentapan
Persentase Besaran
Penyediaan DDUB
MENKEU
Disampaikan paling lambat bulan Maretbulan Maretbulan Maretbulan Maret
sebelum penyusunan Renja K/L
PMK tentang IFKD
Surat Penjelasan
Perhitungan DDUB
K/L
Bappenas
K/L dan
BappenasTNPPK
22
23
Kesimpulan
23
24
Pemerintah baik Pusat maupun daerah terus berupaya untuk mengurangi angka
kemiskinan dengan melakukan berbagai program pengentasan kemiskinan di
bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, perlindungan sosial
dan subsidi yang tepat sasaran.
Angka kemiskinan di Indonesia terus menurun secara signifikan dalam periode
2007 2012, baik dalam nominal maupun persentase, dari angka 16,58 persen
pada tahun 2007 menjadi hanya 11,66 persen pada tahun 2012. Sementara itu
anggaran program kemiskinan terus meningkat dari Rp 53,1T pada tahun 2007
menjadi Rp 99,2T pada tahun 2012 dan Rp 115,5T dalam APBN 2013 .
Diperlukan sinergi dan koordinasi yang kuat antara Pemerintah Pusat dan
Daerah dalam melaksanakan program-program pengentasan kemiskinan
sehingga lebih efektif, terukur dan tepat sasaran serta menghindari redundancy
program.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat didorong dengan penciptaan lapangan kerja
yang tinggi turut mempercepat penurunan angka kemiskinan baik di wilayah
perkotaan maupun perdesaan.
Kesimpulan
TERIMA KASIH
25
APBN-P s.d 30 April%
Real. APBNs.d 30 April
A. Pendapatan Negara dan Hibah 1.358,2 341,9 25,2 1.529,7 359,7 23,5I. Penerimaan Dalam Negeri 1.357,4 341,4 25,2 1.525,2 359,2 23,6
1. Penerimaan Perpajakan 1.016,2 291,6 28,7 1.193,0 316,1 26,5- Pajak Dalam Negeri 968,3 275,5 28,4 1.134,3 302,0 26,6- Pajak Perdagangan Internasional 47,9 16,1 33,6 58,7 14,2 24,1
2. PNBP 341,1 49,8 14,6 332,2 43,1 13,0- Penerimaan SDA 217,2 21,2 9,7 197,2 18,7 9,5- Laba BUMN 30,8 0,0 0,0 33,5 4,1 12,3- PNBP Lainnya 72,8 23,0 31,6 78,0 17,2 22,1- BLU 20,4 5,7 27,8 23,5 3,1 13,3
II. Hibah 0,8 0,5 60,7 4,5 0,5 11,4
B.Belanja Negara 1.548,3 334,4 21,6 1.683,0 398,9 23,7I. Belanja Pemerintah Pusat 1.069,5 172,6 16,1 1.154,4 215,5 18,7II. Transfer Daerah 478,8 161,8 33,8 528,6 183,4 34,7
D.Surplus/ Defisit Anggaran (190,1) 7,5 (3,9) (153,3) (39,2) 25,6% defisit thd PDB (2,23) (1,65)
E.Pembiayaan 190,1 63,6 33,4 153,3 75,4 49,2I. Pembiayaan Dalam Negeri 194,5 98,3 50,5 172,8 85,2 49,3II. Pembiayaan Luar Negeri (4,4) (8,2) 185,3 (19,5) (9,8) 50,3
Kelebihan/ Kekurangan Pembiayaan 0,0 71,1 0,0 36,2
Uraian
2012 2013
% Real.
Sampai dengan 30 April 2013, realisasi APBN defisit sebesar Rp39,2T namun masih terdapat SILPA sebesar Rp36,2T
26
27