12

VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal
Page 2: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019JurnalILKES

Jurnal Ilmu Kesehatan

Terbit sebanyak 2 (Dua) kali setahun pada Bulan Juni dan Desember

Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian di bidang kesehatan dan artikel

kesehatan

Susunan Pengelola Jurnal ILKES STIKES Karya Husada Kediri

Ketua Penyunting

Dr. Ns. Ratna Hidayati, M.Kep., Sp. Mat

(STIKES Karya Husada Kediri, SINTA ID : 6092090)

Dewan Penyunting :

1. Dintya Ivantarina, SST., M.Keb (STIKES Karya Husada Kediri SCOPUS ID :57203661015, SINTA ID : 6110009)

2. Dwi Yuliawati, SST., M.Keb (STIKES Karya Husada Kediri SCOPUS ID :57205022553, SINTA ID : 6161636)

3. Nian Afrian Nuari, S.Kep., Ns., M.Kep (STIKES Karya Husada Kediri ScopusID : 57200987092, SINTA ID : 173184)

4. Dhina Widhayati, S.Kep., Ns., M.Kep (STIKES Karya Husada Kediri ScopusID : 57203413583)

IT Support :

1. Pria Wahyu R.G., S.Kep., Ns., M.Kep (STIKES Karya Husada Kediri)2. Fitri Yuniarti,SST, M.Kes. (STIKES Karya Husada Kediri)

Reviewer :1. Syahirul Alim, S.Kp, M.Sc., Ph.D (Scopus ID: 56147967800), Universitas

Gajah Mada2. Moh Syafar Sangkala, S.Kep., Ns. MANP (Scopus ID: 57202323446),

Universitas Hasanudin3. Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes (Scopus ID: 57207817341), Universitas Brawijaya4. Alinea Dwi Elisanti, S.KM., M.Kes (Scopus ID : 57203529774), Akademi

Kebidanan Delima Persada Gresik5. Dr. Zauhari Kusnul, S.KM., M.Kes (Scopus ID: 57195259561), STIKES

Pamenang6. Sutono, S.Kp.M.Sc.M.Kep, Universitas Gadjah Mada7. Siti Fadlilah,S.Kep., Ns., MSN, Universitas Respati Yogyakarta8. Bayu Irianti, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Alamat Redaksi : STIKES Karya Husada Kediri

Jln. Soekarno Hatta No.7, Kotak Pos 153, Telp. (0354) 399912

Pare- Kediri

Website : www.stikes-khkediri.ac.id

Email: [email protected]

Page 3: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019JurnalILKES

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat-Nya

kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan “Jurnal Ilmu Kesehatan STIKES

Karya Husada Kediri” Volume 10 Nomor 2 Desember 2019.

Penerbitan jurnal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan dan mewujudkan Tri

Dharma Perguruan Tinggi, sebagai salah satu sarana penyampaian informasi di

bidang kesehatan yang diakses oleh segenap lapisan masyarakat sebagai amanat

mewujudkan cita-cita bangsa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tanggung

jawab keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sedangkan STIKES Karya Husada

Kediri yang merupakan bagian dari komunitas terpanggil untuk ikut serta menangani

dan merampungkan amanat ini, bersama keluarga dan pemerintah.

Di dalam penyelesaian Jurnal Ilmu Kesehatan ini, bimbingan serta dukungan dari

banyak pihak telah sangat membantu, untuk itu kami ucapkan rasa hormat dan

terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, spiritual,

dan materiil dalam membantu penyelesaian Jurnal Ilmu Kesehatan STIKES Karya

Husada Kediri.

Kami menyadari bahwa dalam Jurnla Ilmu Kesehatan ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pare, Desember 2019

Tim Redaksi

Page 4: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019JurnalILKES

Daftar Isi

Pengaruh Brain Gym Terhadap Kemampuan Kognitif Memori Jangka Pendek Pada

Anak Tuna Grahita di SLB Negeri Tanah Bumbu

Bayu Purnama Atmaja1*, Rani Fitriani Arifin2, Ritna Udiyani3 .........................................84-94

Pengaruh Ovariektomi terhadap Kadar Estradiol dalam Darah Tikus (Rattus

novergicus) Model Menopause

Dwi Yuliawati¹*, Wuri Widi Astuti², Fitri Yuniarti³ .............................................................95-102

Komitmen Afektif dan Komitmen Normatif Dengan Kinerja Perawat Dalam Pemenuhan

Activity Daily Living (ADL)

Nur Cholis1, Kurniawati2 ...............................................................................................103-111

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Fisioterapi Pasien Pasca

Stroke di RS Bethesda Yogyakarta

Siti Fadlilah1, Fransiska Lanni2, Romadhani Tri Purnomo3..........................................112-120

Pola Konsumsi Karbohidrat dan Status Gizi pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Sampara

Rifa’atul Mahmudah1, *I Putu Sudayasa1, M. Rustam2 , La Ode Alifariki3 ................121-126

Penggunaan Gadget dengan Perkembangan Mental Emosional Pada Anak Usia

Prasekolah

Linda Ishariani ..............................................................................................................127-134

Efek Alprazolam Terhadap Jumlah Sel Leydig Mus Musculus Model Stres Kronik

Fedelita Aistania Putri1, Renny I’tishom2, Arifah Mustika3 ...........................................135-139

Kearifan Lokal Petani Dalam Mengenal Dan Penanganan Awal Ancaman Akibat Bahan

Berbahaya Di Area Pertanian

Arista Maisyaroh1, Eko Prasetya Widianto2, Rizeki Dwi Fibriansari3 .........................140-147

Penigkatan Kesediaan dan Pengetahuan Menjadi Relawan RJP Melalui Permainan

Puzzle Gambar di SDN Kedungpedaringan 1 Kepanjen

Hardiyanto1, Frastiqa Fahrany2 .................................................................................. 148-155

Analisis Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Pada Remaja Usia 15-18 Tahun di

Wilayah Kepanjen

Frastiqa Fahrany1 ....................................................................................................... 156-163

Page 5: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 140

Kearifan Lokal Petani Dalam Mengenal Dan Penanganan AwalAncaman Akibat Bahan Berbahaya Di Area Pertanian

Arista Maisyaroh1, Eko Prasetya Widianto2, Rizeki Dwi Fibriansari3

1Program Studi D3 Keperawatan Universitas Jember, [email protected], 081231657427

2Program Studi D3 Keperawatan Universitas [email protected], 081235682817

3Program Studi D3 D3 Keperawatan Universitas Jember, [email protected], 08563254965

Pendahuluan : Seiring dengan peningkatan produktifitas hasil pertanian dengan menggunakan alat danmesin pertanian yang canggih dan penggunaan pestisida tidak diikuti dengan perkembangan derajatkesehatan petani. Dimana banyak hasil riset yang menyatakan banyaknya dampak keracunan akut ataupunkronis akibat penggunaan pestisida yang tidak sesuai prosedur dan seringnya kejadian trauma di areapertanian.Akan tetapi penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan tersebut belum banyak diteliti,oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk eksplorasi kearifan lokal petani dalam mengenal danpenanganan awal ancaman akibat bahan berbahaya di area pertanian. Metode : Desain penelitian yangdigunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis konten induktif dengan metode Focus GrupsDisscution (FGD). FGD dilakukan dengan menggunakan pertanyaan semistruktur yang melibatkan 2kelompok FGD yang masing masing kelompok terdiri dari 7 dan 8 orang dengan latar belakang petanitanaman pangan dan budidaya holtikulra di Kabupaten Lumajang. Data dikumpulkan dan dianalisis denganmenggunakan analisa tematik berdasarkan pendekatan Krueger, R. and Casey, M. Hasil : Penelitianmenghasilkan tiga tema yaitu berbagi informasi sumber ancaman di pertanian, mempertahankan tradisibertani dan memanfaatkan kekayaan obat tradisional. Kesimpulan : Pengurangan resiko akibat bahanberbahaya di area pertanian lebih tepat menggunakan pendekatan berbasis kearifan lokal. Pendekatan iniakan bisa menghasilkan produk-produk teknologi tepat guna yang lebih dekat dengan pengalaman petanisehari hari sehingga lebih mudah untuk diterima dan diaplikasikan.

Kata kunci : bahan berbahaya, ancaman, pertanian

AbstractIntroduction: Along with the increasing productivity of agricultural products by using sophisticated farming toolsand machinery and the use of pesticides is not followed by the development of farmers' health status. Wheremany research results state the many effects of acute or chronic poisoning due to the use of pesticides thatare not in accordance with procedures and the frequent occurrence of trauma in agricultural areas. However,research that aims to find out the gap has not been much studied; therefore, this study aims to explore thelocal wisdom of farmers in recognizing and handling early threats due to hazardous materials in agriculturalareas. Method: The research design used was qualitative with an inductive content analysis approach with theFocus Group Discussion (FGD) method. The FGD was conducted using a semistructured question involving 2FGD groups, each group consisting of 7 and 8 people with a background of food cropfarmers and horticulturalcultivation in Lumajang Regency. Data were collected and analyzed using thematic analysis based on theKrueger, R. and Casey, M. Results : The research produced three themes, namely sharing information onsources of threats in agriculture, maintaining the tradition of farming, and utilizing the wealth of traditionalmedicine. Conclusion: Risk reduction due to hazardous materials in agricultural areas is more appropriateusing a local wisdom-based approach. This approach will be able to produce appropriate technology productsthat are closer to the day-to-day experience of farmers so that they are easier to accept and apply.

Keywords : hazardous materials, threats, agriculture

PENDAHULUAN

Penggunaan alat, mesin pertanian danpestisida dapat secara significantmeningkatkan kemampuan produktifitas hasilpertanian, akan tetapi dibalik itu semuaterdapat resiko atau ancaman dalampenggunaannya. Resiko yang dapat terjadi

Alamat Korespondensi Penulis:Arista MaisyarohEmail : [email protected] : Jalan Brigjen Katamso Lumajang 67313

adalah trauma akibat penggunaan alat danmesin pertanian jika penggunaannya tidaksesuai prosedur ataupun resiko keracunanpestisida baik akut ataupun kronis (1). Petanimasih banyak yang belum sadar akanbahaya yang dapat ditimbulkan akibatpenggunaan alat dan mesin pertanianataupun penggunaan pestisida, merekamasih mengganggap remeh apabila terjaditrauma ataupun penyakit akibat pestisida.

Hal ini bisa kita lihat dari berbagai hasilpenelitian yang memberikan informasitingginya angka keracunan pestisida di

Page 6: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 141

masyarakat. Angka kejadian keracunansedang pertanian di daerah Jawa Timur padatahun 2009 sebesar 21% (2). Setiap hariribuan petani dan para pekerja di sektorpertanian teracuni oleh pestisida. Kejadiankeracunan di dunia menurut World HealthOrgazation (WHO) pada tahun 2012 terjadisekitar 600.000 kasus. Di Bangladeshkeracunan pestisida paling tinggimenyebabkan kematian, di Kamboja sekitar88% dari 23.182 petani mengalami dampakakibat keracunan pestisida. Di Cina diketahuikejadian keracunan pestisida antara 53.000sampai 123.000 orang (3). Dampak pajananpestisida terhadap kesehatan tergantung darijenis dan bahan pestisida, secara umumpestisida dikelompokkan berdasarkan bahanaktifnya (klasifikasi kimia) dan mekanismekerjanya. Yaitu golongan karbamat,organoklorin, organopospat dan piretroit (4).Selain itu sebagian besar petani tidakmenyadari risiko keracunan kronis terpaparpestisida selama berbulan-bulan ataubertahun-tahun (5).

Begitu pula dengan angka kejadiancidera di area pertanian akibat alat danmesin pertanian juga cukup tinggi. Riskesdas2013 mencatat kejadian cidera 6,9% terjadidi area pertanian (6). Di beberapa negaratingkat kecelakaan fatal di pertanian adalahdua kali lipat rata-rata untuk semua industrilainnya (7). Berdasarkan ILOmemperkirakan, pekerja menderita 250 jutakecelakaan setiap tahun. Pemeliharaantraktor, operasi traktor, pekerjaan denganhewan besar, kegiatan pemeliharaankawanan dan kegiatan veteriner diidentifikasisebagai faktor risiko untuk cedera pertanian(8).

Padahal petani merupakan jumlahpekerja terbanyak di Indonesia, sehinggakesehatan petani menjadi predictor utamakesehatan pekerja di Indonesia. Tetapi masihbelum banyak data yang dapat menunjukkanderajat kesehatan petani di Indonesia.Olehkarena itu diperlukan sebuah komitmenmanajeman yang aktif dalam pendekatanyang bertujuan untuk menciptakanlingkungan kerja yang kondusif (9).Perawatan keselamatan dan kesehatan kerjadi bidang pertanian berfokus pada promosi,pencegahan penyakit akibat pertanian danrehabilitasi bagi petani untuk mewujudkanlingkungan kerja yang kondusif bagi petani.Keperawatan keselamatan dan kesehatankerja di bidang pertanian mempunyaikegiatan utama yang meliputi identifikasi danpencegahan penyakit yang berhubungan

dengan akibat pertanian. Keperawatankeselamatan dan kesehatan kerja di bidangpertanian menggunakan metode surveilansyang berbasis kasus yang menjadidasardalam identifikasi faktor risiko kerja danprogram yang dapat dikembangkan untukmeningkatkan derajat kesehatan petani (10).

Salah satu pendekatan yang bisadilakukan oleh tenaga kesehatan khususnyaperawat dalam mengurangi angka kesakitandan kecelakaan di area pertanian adalahdengan pendekatan kearifan lokal petanidalam bertani. Petani secara turun temurunsudah memiliki kearifan lokal dalammelakukan pencegahan terhadap kecelakaandan kesakitan yang ditimbulkan akibatbekerja di area pertanian. Akan tetapipenelitian terkait dengan peningkatankesehatan dan keselamatan kerja petanimasih sangat jarang ditemukan, oleh karenaitu penelitian ini memiliki tujuan untukmemotret kearifan lokal petani dalammengenal dan penanganan awal ancamanakibat bahan berbahaya di area pertanian.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan rancangandeskriptif yaitu Kearifan Lokal Petani dalamMengenal dan Penanganan Awal AncamanAkibat Bahan Berbahaya Di Area Pertanian.Penelitian dilakukan pada Bulan Septemberdan Oktober 2019 di Balai PertanianKabupaten Lumajang menggunakan metodeFocus Grup Discussion (FGD). Partisipan iniadalah dua kelompok petani. Kelompokberdasarkan komoditi pertaniannya, masing-masing kelompok terdiri dari 7 dan 8 orang.Kriteria inklusi pada penelitian ini adalahpetani yang sudah bekerja selama lebih dari10 tahun.

Metode Pengumpulan DataDesain sistem dilakukan dengan

melakukan dan bersedia menjadi partisipan.Prosedur penelitian, setelah mendapatkanpersetujuan penelitian para peserta mengisilembar data demografis, dibagi 2 kelompokmasing masing terdiri dari 7 dan 8 orangyang mewakili dari berbagai komoditaspertanian (tanaman pangan dan holtikurtura)diwawancarai tentang pengalaman merekadalam mengenal dan tata laksana terhadapbahan berbahaya di area pertanian.Pertanyaan wawancara utama adalah“pengalaman anda, apa saja sumber bahayayang bisa terjadi di area pertanian dan

Page 7: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 142

bagaimana anda menangani awal saatkejadian”. Alat yang dalam penelitian iniadalah rekaman video dan catatan. Masing-masing kelompok diberikan waktu untukmengekspresikan ide-ide mereka secarabebas tentang pengalaman mereka danpandangan pribadi. Diskusi dijadwalkan persesi dilakukan selama 60-120 menit. FGDdilakukan masing masing kelompok selama 2kali pertemuan. Untuk menjaga validitas danreliabilitas hasil penelitian analisis datadilakukan secara mandiri oleh peneliti dantema didiskusikan sampai terdapat hasil datayang jenuh. Dalam menentukan tema akhirpeneliti melakukan juga analisis dengan peerreview. Untuk selanjutnya dalam penulisanhasil partisipan disingkat dengan huruf “p”,kelompok disingkat dengan huruf “k” danwaktu FGD disingkat dengan FGD. Telahmendapatkan persetujuan dari komite etikFakultas Kedokteran Gigi Universitas Jemberdengan nomor 342/UN25.8/KEPK/DL/2019.

Semua wawancara kelompok FGDditanskrip secara verbal dan frasa diperolehdari data yang dikumpulkan dan ditelitisecara berulang untuk memastikankonsistensi, kemudian dilakukan pengkodeandan menyusun dalam tema yangdikembangkan, penelitian ini menggunakananalisis konten induktif dalam melakukananalisa dataanalisa tematik berdasarkanpendekatan Krueger, R. and Casey, M (11).Proses analisis data dengan membuatkoding secara terbuka dan membuat katagorisetelah semua materi tertulis dan dibacalebih dari sekali untuk dipahami semua aspekdan kontennya, katagori dikelompokkanberdasarkan kesamaan dan ada tiga temautama yang dihasilkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil distribusi Partisipan menurut datademografi dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik respondenKarakteristikResponden N

Usia

30 - 39 2

40 - 49 4

≥ 50 tahun 9

Jenis Kelamin

Laki- laki 12

Perempuan 3Jenis Komoditaspertanian/peternakan

pangan 8

holtikultura 7Sumber : Pengambilan data bulan Oktober 2019

Tiga tema yaitu berbagi informasisumber ancaman di pertanian,mempertahankan tradisi bertani danmemanfaatkan kekayaan obat tradisional.

Tema Berbagi Informasi Sumber Ancamandi Pertanian

Berbagi informasi sumber ancaman dipertanian memiliki arti petani memilikikeinginan untuk menjelaskan pengalamanlangsung yang dipelajari dalam mengenalbahan bahan yang berisiko menimbulkanbahaya secara fisik di area pertanian agardapat dimaanfaatkan orang lain sehinggabisa melakukan pencegahan resikoterjadinya trauma di area pertanian.Pernyataan partisipan yang berkaitan denganhal tersebut dapat dilihat di bawah ini :

“biasane pak lek ngudek karo tangandan ndak gawe tutup wajah campuranpestisidanya rosone koyok mual mual” (p1k1FGD 1)

“”yo alat pertanian tradisional dan alsintambak sing garakno luka contohe cangkul,sabit, linggis, mata singkal, power thrasher,cultivator ...” (p3k1 FGD 1)

“lek ndak gawe sepatu bot sikil seringkenek cangkang keong, beling, watu singlancip, tunggak tanduran, paku, iku kabehgarakno sikil berdarah wis trus kadang sesoke meriang ...”(p6k2FGD 2)

“sengatan matahari bu garakno gosongambek lek kesuwen iso gliyenghehehehe…...”(p2k2FGD 1)

Page 8: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 143

Pernyataan partisipan diatasmenggambarkan pengetahuan petani dalammengenal bahan bahan yang berisikoterhadap kesehatan dan keselamatan petani.Kata kata yang digunakan adalah mengadukpestisida menggunakan tanganmenyebabkan mual, bonggol tanaman,cangkang keong, paku menyebabkan lukatusuk, sengatan matahari menyebabkanpusing. Ungkapan partisipan diatasmenunjukkan petani mengetahui sumberancaman kesehatan dan keselamatan diarea pertanian baik yang menyebabkankeracunan dan luka tusuk, sayat dan memar.

Menurut World Health OrganizationCedera umumnya diklasifikasikanberdasarkan “intensionalitas”. Sebagianbesar cedera meliputi lalu lintas, keracunan,jatuh, kebakaran dan luka bakar.Penggunaan intensif mesin dan pestisidaserta agrokimia lainnya telah meningkatkanrisiko terjadinya cedera (7).

Cedera dalam pertanian disertai denganmorbiditas dan mortalitas yang substansial,dan berkisar dari cedera ringan hinggabeberapa cedera parah (12). Kasus cederapada petani dapat mudah tersebar melaluiinteraksi komunikasi antar petani. Penyebabeksternal utama dari kasus cedera pertanianadalah alat-alat tangan, mesin pertanian,usia dan lainnya. Petani yang memilikipengalaman cedera cenderung berbagiinformasi tentang alat penyebab cederanya.Alat yang paling sering terlibat dalam cederatangan adalah sekop dan sabit. Jari dankedua tungkai adalah bagian tubuh yangpaling terpengaruh diikuti oleh kaki,pergelangan kaki, tangan, pergelangantangan dan punggung bagian bawah. Selainitu pekerja pertanian laki-laki jauh lebihterpengaruh dari pada pekerja pertanianperempuan (13).

Sebagian besar kecelakaan pertanianterkait erat dengan pola penggunaan mesinpertanian (14). Traktor pertanian adalahpenyebab utama kematian akibat pekerjaanpertanian di Indonesia. Kematian biasanyaterjadi karena ditabrak atau dihancurkan olehtraktor, terjerat di bagian yang bergerak daritraktor, kecelakaan di jalan raya dan rollovertraktor, yang melibatkan traktor membalik kesamping atau ke belakang danmenghancurkan operator (15). Interaksiantara petani membuat adanya saling tukarinformasi mengenai bahaya dipertanian.Peningkatan pengetahuan melalui berbagiinformasi ini dapat memberikan sikapwaspada petani saat melakukan pekerjaan di

area pertanian. Berdasarkan penelitiankewaspadaan petani pada kecelakaan akibattraktor dapat dicegah dan kematian akibatkecelakaan traktor dapat dikurangi secarasignifikan jika pengemudi diharuskanmengenakan APD meliputi sabuk pengamandan helm dan sering melakukan pemeriksaan(15).

WHO melaporkan sebanyak satu jutaorang per tahun mengalami keracunan akutakibat pestisida. Penggunaan pestisidadengan dosis yang berlebihan tanpamenggunakan alat pelindung diri yanglengkap, pencampuran berbagai jenispestisida, praktek penyemprotan tidakmengikuti aturan penyemprotan, pengelolaandan penyimpanan yang tidak sesuai aturandan penggunaan berbagai jenis pestisidayang ilegal yang sudah banyak dilarang,merupakan suatu praktek penggunaanpestisida yang sangat berbahaya yangbanyak ditemukan pada sebagian besarpetani hortikultura di Indonesia. Pestisidaorganofosfat mempunyai efek imunotoksikdan neurotoksik berupa gangguan neurologikseperti disfungsi otonom dan kelainan klinislainnya seperti keganasan, efek teratogenik,dan gangguan hormonal (16).

Meskipun sudah menggunakan APDsebagian petani masih mengeluhkan gejalakeracunan pestisida seperti pusing, mual,dan mata berkunang-kunang setelahmelakukan penyemprotan. Hal tersebut bisajuga disebabkan tingginya dosis pestisidayang digunakan (17). Dosis pestisidaberpengaruh langsung terhadap bahayakeracunan pestisida. Karena itu dalammelakukan pencampuran pestisida perludiperhatikan. Petani hendaknyamemperhatikan takaran atau dosis yangtertera pada label. Dosis atau takaran yangmelebihi aturan sangat berbahaya.Membahayakan penyemprot itu sendiri.Setiap zat kimia pada dasarnya bersifatracun. Pengetahuan petani dalampengelolaan pestisida sebagian didapat darihasil berbagi informasi antar petani. Melaluiproses berbagi informasi ini petani yangmemliki pengalaman lebih akan menekankanpengelolaan pestisida yang baik.Berdasarkan hasil penelitian bahwa prosesterjadinya keracunan ditentukan oleh dosisdan cara pemberian (18).

Pengelolaan pestisida yang baikmerupakan cara yang paling penting dalammencegah keracunan akibat pestisida, antaralain menghindari cuaca yang panas dan arahangin saat penyemprotan, penggunaan alat

Page 9: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 144

pelindung diri secara lengkap dan benar,praktek pencampuran dan tidak mencemariair serta pestisida dan tidak memakai APDpada saat bekerja, mempunyai tempatperalatan khusus sehingga tidak berdampakpada kesehatan petani itu sendiri (19). Petaniyang sudah pernah terpapar pestisida akanberbagi informasi kepada petani lainnyatentang keuntungan memakai APD. Petaniyang mempunyai ketersediaan APD yanglengkap ditambah dengan tingkatpengetahuan tentang APD dan sikap yangpositif akan mendorong petani untukberperilaku menggunakan APD dengan baikpada saat penyemprotan pestisida (17).

Intervensi pendidikan yang disampaikanmelalui program AHSN tidak terkait denganperbedaan yang dapat diamati dalam praktikkeselamatan pertanian, bahaya pertanianfisik, atau hasil cedera terkait pertanian. Adakebutuhan bagi sektor pertanian untukmemperluas cakupan inisiatif pencegahancedera untuk memasukkan model kesehatan,pendidikan, teknik dan regulasi kesehatanmasyarakat secara penuh (20).

Tema Mempertahankan Tradisi Bertani

Mempertahankan tradisi bertanimerupakan tema kedua yang berhasil diidentifikasi dalam FGD ini. Tema tersebutmemiliki arti petani memiliki budaya yangdiajarkan secara turun temurun dari generasike generasi dan diyakini memberikan efekpositif dalam menjaga kesehatan dankeselamatan mereka dalam bertani.Pernyataan partisipan tentang tema ini dapatdiihat di bawah ini:

“ben ndak ngliyeng kenek srengenge yomesti gawe capil bu, klambi lengan panjangclono panjang, kadang yo gawe maskergawe kaos di buletno hahahahahah…...”(p6k1FGD 1)

“lek ngaduk pestisida gawe kayu ndaklangsung gawe tangan, gawe masker trusadus lek mari ngobat “(p2k2FGD 2)

“ klo luka pak diresiki dhisek ndok banyusungai pokoknya sing mengalir trus di ikatdan dibungkus kain trus gowo moleh …...”(p7k1FGD 2)

Pernyataan partisipan diatasmengungkapkan bahwa mereka memilikikebiasaan dan tradisi yg diajarkan secara

turun temurun dalam tatalaksana awal lukadan pencegahan keracunan pestisida.

Pertanian merupakan pekerjaan utamabagi masyarakat pedesaan. Lahan pertaniantersebut terletak di daerah pedesaan danhanya sebagian kecil saja yang terletak didaerah perkotaan.

Petani memanfaatkan lahan pertaniansebagai modal untuk menunjang kehidupankeluarga. Pertanian menjadi hal yang tidakdapat dipisahkan dari masyarakat adat diIndonesia. Ilmu usaha tani yang merekadapatkan merupakan warisan dari leluhuryang diberikan secara turun temurun sertamasih menggunakan peralatan-peralatanpertanian tradisional. Para petani ini disebutpetani tradisional, dalam menjalankan usahataninya mereka masih sesuai denganketentuan-ketentuan adat. Mereka meyakinibahwa antara alam dan adat istiadat merekatidak dapat terpisahkan. Karena kegiatanpertanian sangat tergantung pada kondisialam, sehingga mereka juga harusmenghormati alam sebagai balasan darilimpahan hasil panen mereka dengan caramelaksanakan ritual-ritual adat.

Melaksanakan ritual-ritual adat dapatdipercayai masyarakat bahwa hasil panenyang didapatkan melimpah sehinggamemberikan keuntungan yang cukup besaruntuk memenuhi kebutuhan (21).Kepercayaan petani terhadap cara hidupleluhur memberikan kenyamanandipertanian. Petani akan merasa tidaknyaman jika bertentangan dengan perilakutradisi bertani leluhur. Tradisi bertani yangsesuai dengan leluhur ini meliputi semuakegiatan dalam proses pertanian sampaipenanganan awal jika terjadi cidera di areapertanian.

Kegiatan dipertanian memiliki ancamandari bahan berbahaya pada prosespertanian. Petani tidak menganggap inisebagai ancaman karena dianggap sebagaibagian dari pekerjaan di pertanian.Pekerjaaan sebagai petani tradisional tidakterlepas dari ancaman bahan berbahaya dipertanian. Petani memilih mempertahankantradisi leluhur untuk penanganan awal akibatancaman bahan berbahaya di pertanian.Petani menggunakan bahan yang adadisekitar lingkungan untuk memberikanpenanganan awal. Pengetahuan lokal petanidalam memberikan penanganan awal akibatbahan berbahaya berdasarkan tradisi bertanileluhur. Praktik petani dalam menggunakanpengetahuan lokal keselamatan kerjadipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

Page 10: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 145

faktor predisposisi (pengetahuan,kepercayaan, sikap), faktor pemungkin(perundang-undangan, faktor fisik), faktorpenguat (lingkungan sosial) (22).

Petani tradisional memiliki pengetahuanlokal yang mereka gunakan untuk usaha tani.Mereka masih meyakini dan menjalanipengetahuan tersebut hingga saat ini. Petanitradisional memiliki pengetahuan lokal yangdapat dimanfaatkan sebagai prinsip untukmengembangkan pemberdayaan pertanian(23). Pengetahuan lokal yang dimiliki olehpetani tradisional merupakan pengetahuanwarisan leluhur sehingga mereka dapatbertahan hingga saat ini (24). Fakta inimemberikan motivasi bagi para petani untukterus mempertahankan tradisi bertani sesuaidengan leluhur. Pengetahuan lokal petanimenjadi kepercayaan bahwa denganmelakukan penanganan awal akibat bahanberbahaya seperti leluhur tidak akanberdampak banyak kepada kesehatanpetani. Apalagi penanganan awal yangdigunakan menggunakan tanaman obattradisional disekitar lingkungan petani.

Tema memanfaatkan kekayaan obattradisional

Memanfaatkan kekayaan obattradisional adalah tema ketiga yang berhasildieksplorasi dari 2 kelompok FGD. Temaketiga ini memili arti petani memiliki kearifanlocal yang diajarkan secara otodidak danberdasarkan uji coba dari generasi kegenerasi untuk mengatasi bahaya dipertanian dengan menggunakan tanaman disekitar area pertanian untuk mengatasikeracunan ataupun luka akibat bahanberbahaya. Hal ini dapat dilihat dari kutipanpartisipan di bawah ini:

“klo luka biasanya dikasih getah papayabu atau tanduran iodium “…...””(p5k2FGD 1)

“ dibungkus daun jarak lek kenekcangkul atau benda tajam lain ne ambekdiikat trus digowo moleh …...”(p8k2FGD 2)

“minum air tanah liat lek keracunanpestisida lek rodo ngliyeng ngliyeng maringobat … “…...””(p3k1FGD 1)

“klo hanya pusing pusing saja abisnyemprot dipenekno klopo banyu degan nyadiminum wis… “…...””(p4k1FGD 2)

Hasil FGD diatas menyebutkan diberigetah papaya, dibungkus daun jarak, minum

air tanah liat dan banyu degan, hal inimenunjukkan mereka menggunakantanaman disekitar area sebagai obat untuktatalaksana awal kejadian cidera ataukeracunan di area pertanian.

Pemanfaatan tanaman obat keluarga(TOGA) yang lebih alami oleh masyarakatIndonesia, secara turun temurun sebagaiwarisan budaya bangsa. Tanaman obattradisional digunakan dan dilaporkan secaraempirik oleh masyarakat bermanfaatmeningkatkan kesehatan dan pengobatanberbagai penyakit (25). Hampir di setiaprumah petani memliki TOGA sebagai langkahawal penanganan masalah kesehatan.Pemanfaatan tanaman TOGA didasarkankarena mudahnya melestarikan kekayaanalam disekitar rumah. Pemanfaatan tanamanTOGA dirumah ini merupakan produk tepatguna bagi petani.

Meskipun dunia pengobatan modernberkembang dengan cepat, bukan berartipengobatan tradisional yang memanfaatkantetumbuhan sebagai bahan ramuan telahmenghilang. Pengobatan tradisional masihdigunakan oleh sebagian besar masyarakatterutama yang bekerja dipertanian bukankarena kekurangan fasilitas pelayanankesehatan formal, tetapi lebih disebabkanoleh faktor-faktor sosial budaya padamasyarakat tersebut. Selain itu Suprana(1991) menyatakan bahwa ramuan obattradisional Indonesia, hampir semuanyamengandung ramuan alam yang berasal daribahan tumbuhan.

Peranan pengobatan tradisionalmemberikan konstribusi cukup besarterhadap kesehatan masyarakat terutamamasyarakat yang tinggal di pertanian. Upayapengembangan pengobatan tradisional perluditingkatkan pemanfaatannya melaluipembinaan dan pengembangan tanamanobat keluarga (TOGA) agar lebih berdayaguna dan berhasil guna (26).

Spesies tanaman digunakan untukmenyembuhkan penyakit jangka pendekseperti sakit kepala, pilek dan batuk, sakitperut, tipus dan luka potong dan luka.Demikian pula, orang menggunakan spesiestanaman untuk mengobati kelumpuhan,penglihatan yang buruk, tangan yang retak,kram parah dan untuk masalah ortopediseperti patah anggota gerak (27)Pengalaman petani dalam memberikanpenanganan awal ancaman bahanberbahaya dipertanian melalui penggunaaantanaman herbal disekitar. Obat-obatan herbalmemiliki manfaat kesehatan yang telah

Page 11: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 146

terbukti dengan baik dan sedikit atau tidakada efek samping sehingga digunakan untuktujuan pengobatan di negara-negara maju,maupun berkembang (28).

Salah satunya dengan menggunakanobat obatan herbal dalam mengatasikeracunana atau luka di area pertanian.Obat-obatan herbal memiliki manfaatkesehatan yang telah terbukti dengan baikdan sedikit atau tidak ada efek sampingsehingga digunakan untuk tujuanpengobatan di negara-negara maju, maupunberkembang (28). Tanaman herbal jugamemiliki potensi untuk mengatasiketerbatasan neurorestorasi danneurorehabilitasi yang dimiliki olehmanajemen konvensional (29).

SIMPULAN DAN SARAN

Pengurangan resiko akibat bahanberbahaya di area pertanian lebih tepatmenggunakan pendekatan berbasis kearifanlokal. Kearifan lokal masyarakat pertanianmemiliki budaya hidup yang melekat dengankepercayaan petani. Pendekatan ini akanbisa menghasilkan produk-produk teknologitepat guna yang lebih dekat denganpengalaman petani sehari hari. Produkseperti budaya interaksi petani, tradisipengetahuan lokal dan pemanfaatantanaman herbal. Sehingga produk tepat gunalebih mudah untuk diterima dandiaplikasikan.

DAFTAR PUSTAKA[1]. Lessenger, JE. Agricultural Medicine. a

Practical Guide. USA: Springer.American Association Of OccupationalHealth Nurses Journal. 2006. ISSN2165 0799.52(9):391-6

[2]. Pawitra, AS. Pemakaian PestisidaKimia terhadap Kadar EnzimCholinesterase dan Residu Pestisidadalam Tanah. Skripsi UniverstasAirlangga. 2011.

[3]. Ulva F, Rizyana NP, Rahmi A.Hubungan Tingkat PengetahuanDengan Gejala Keracunan Pestisidapada Petani Penyemprot PestisidaTanaman Holtikultura di KecamatanLembah Gumanti Kabupaten SolokTahun 2019. Jurnal Ilmiah UniversitasBatanghari Jambi, 19(3), Oktober2019, pp.501-503 DOI10.33087/jiubj.v19i3.696

[4]. Weis B, Amler S, and Amler RW.Pesticides. Pediatrics. 2004. 113:1030-1036

[5]. Bell, A., Zhang, W., & Nou, K.Pesticide Use and Cooperative ofNatural Enemy habitat in a framed fieldexperiment. Agricultural Systems.2016. 143 1- 13. doi :10.1016/j.agsy.2015.11.012

[6]. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar.Badan Penelitian Dan PengembanganKesehatan Kementerian Kesehatan RI.2013.

[7]. Schenker, M. B., Mccurdy, S. A.,Riden, H. E. & Villarejo, D. ImprovingThe Health Of Agricultural Workers InTheir Families In California, 2015.California: UC Global Health Institute

[8]. DeWit, Y., Pickett, W., Lawson, J. &Dosman, J., Farm Activities andAgricultural Injuries in Youth andYoung Adult Workers. Journal ofAgromedicine. 2015. Volume 20(3),pp. 318-326.

[9]. McHugh, G. Measuring Dimensions ofa Healthy Workplace Climate: A User-Friendly Assessment Tool.International Journal of DisabilityManagement. 2016. 11, E1.doi:10.1017/idm.2016.1

[10]. Oakley, K. Occupational HealthNursing. New. York: John. 2008.

[11]. Krueger, R. and Casey, M. FocusGroups: A Practical Guide for AppliedResearch. Sage Publications,Thousand Oaks, CA. 2009.

[12]. Pfortmuellera, C. A. Et Al. Injuries InAgriculture-Injury Severity AndMortality. The European Journal OfMedical Sciences. 2013. Volume 10,P. 1

[13]. Das, B. Agricultural Work RelatedInjuries Among The Farmers Of WestBengal, India. International Journal OfInjury Control And Safety Promotion.2014. 21(3), P. 205.

[14]. Inoue. Factors Affecting AccidentCausation In Agricultural MachineOperations. Journal Of HumanErgology. 2001. Volume 2, P. 143

[15]. Dogan, K. Et Al. Evaluation Of FarmTractor-Related Fatalities. ForensicMed Pathol. 2010. 31(1), P. 64.

[16]. Bakria, S. Et Al. PemberdayaanKelompok Masyarakat Tani KentangMengenai Upaya PenanggulanganKeracunan Pertisida Organofosfat DiDesa Kepakisan Banjarnegara.

Page 12: VOLUME 10 NOMOR 2 DESEMBER 2019 - JURNAL ILKES (Jurnal

Vol. 10 No. 2 Desember 2019 ISSN : 2087-1287

Jurnal ILKES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Page 147

Seminar Nasional KolaborasiPengabdian Pada Masyarakat, 2018.Volume 1, P. 1.

[17]. Wismaningsih, E. R. & Oktaviasari, D.I. Faktor Yang Berhubungan DenganPenggunaan Alat Pelindung Diri (APD)Pada Petani Penyemprot DiKecamatan Ngantru, KabupatenTulungagung. Jurnal Wiyata. 2015.Volume 2, P. 105.

[18]. RI, D. Modul Pelatihan PemeriksaanResidu Pestisida”. Jakarta: DirjenP2M. 2000

[19]. Mekonnen & Agonafir, T. PesticideSprayers’ Knowledge, Attitude AndPractice Of Pesticide Use OnAgricultural Farms Of Ethiopia. SocietyOf Occupational Medicine. 2002.Volume 52, Pp. 311-315.

[20]. Hagel LM1, P. W. P. Et Al. PreventionOf Agricultural Injuries: An EvaluationOf An Education-Based Intervention.Health And Safety In Agriculture. 2008.Volume 1, P. 1

[21]. Dila, Ria Fara dan Arif Sudrajat. RitualKeleman Dan Metik Bagi Petani DesaWonokasian, Kecamatan Wonoayu,Kabupaten Sidoarjo. Paradigm. 2017.5(3), 1-9.

[22]. Yuliyanah W. Meikawati W. HubunganPengetahuan Tentang BahayaPestisida, Pendidikan Dan SikapDengan Praktik Penggunaaan AlatPelindung Diri (APD) Pada PetaniBawang Merah. J. Kesehat. Masy.Indones. 2015. 10(2): ISSN 1693-3443

[23]. Langerodi, M.C. Famers’Empowerment Indicators Modeling InMazandaran Province, Iran.Internasional Journal Agricultural AndCrop Sciences. 2013. 5(7). 769- 776

[24]. Kurniasari, Cahyono, Yuliati. Kearifanlokal Petani Tradisional Samian diDesa Plopoduwur, Kecamatan BanjarRejo Kabupaten Blora. Habitat. 2018.29 (1), 33-37DOI:10.21776/ub.habitat.2018.029.1.4

[25]. Karo, U. K. Pemanfaatan TanamanObat Keluarga di Kelurahan Tanah600, Medan. Jurnal KesehatanMasyarakat Nasional. 2010. Volume 4,p. 196.

[26]. Mulyati Rahayu & Kazuhiro Harada.Peran Tumbuhan Dalam KehidupanTradisional Masyarakat Lokal DiTaman Nasional Gunung HalimunJawa Barat. Peran Tumbuhan dalamKehidupan Tradisional. 2004. Volume7, p. 20.

[27]. Atreya, K. & Pyakure, D. TraditionalAgricultural and Medicinal Practices inthe Kailash Sacred Landscape, Nepal.Nepal : International Centre forIntegrated Mountain Development(ICIMOD). 2017.

[28]. Saha, S., Mandal, A. & Dutta, A. GoodAgricultural Practices: Requirement forthe Production of Quality HerbalMedicines. Natural Product and DrugDiscovery. 2018. p. 607

[29]. Lee, B. et al. Herbal medicine for acutemanagement and rehabilitation oftraumatic brain injury. Medicine. 2019.98(3).