Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012

Citation preview

Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-17211PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNANTINGGI FUNDUS UTERIPADA IBU POSTPARTUMDI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAHIBU DAN ANAKSITI FATIMAHMAKASSARYuliani1, Rusni Mato2, Sjafaraenan31STIKES Nani Hasanuddin Makassar2STIKES Nani Hasanuddin Makassar3Universitas Hasanuddin MakassarABSTRAKSenam Nifas adalah olahraga ringan yang dilakukan ibu yang baru melahirkan bayi. Senamibu nifas dilakukan selama 7 hari berturut-turut sejak hari pertama melahirkan sampai hari ketujuhPeneliti mengadakan penelitian tentang Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi FundusUteri Pada Ibu Postpartum di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Penelitian di laksanakanpada taggal 30 juli 25 september. Tujuan penelitian adalah diketahuinya pengaruh senam nifasterhadap penurunan tinggi fundus uteri. Desain pada penelitian ini adalah quasi experimental.Sampel diambil dari 30 orang ibu-ibu post partum yang dirawat di RSKD Ibu dan Anak Siti FatimahMakassar. Besar sampel 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok, 20 orang diberi perlakuan senam nifasdan 10 orang tidak diberi perlakuan senam nifas. Dari data yang telah terkumpul diolah menggunakanuji sampel paired t-test dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Dari hasil uji sampel paired t-testdidapatkan perbedaan hasil mean tinggi fundus uteri antara ibu post partum yang diberi perlakuansenam nifas dengan yang tidak diberi perlakuan. Ibu postpartum yang mendapat perlakuan senamnifas mempunyai penurunan tinggi fundus uteri yang lebih cepat dengan nilai p = 0,000 untukfrekuensi, lama dan gerakan senam nifas. Ini berarti ada pengaruh senam nifas terhadap tinggifundus uteri. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu post partum yang mendapatkan perlakuansenam nifas mempunyai penurunan tinggi fundus uteri yang lebih cepat daripada ibu post partumyang tidak mendapatkan perlakuan senam nifas. Senam nifas mempunyai pengaruh yang bermaknaterhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu postpartum di RSKD Ibu dan Anak Siti FatimahMakassar.Kata Kunci : ibu postpartum, Senam Nifas, Tinggi Fundus Uteri.PENDAHULUANMasa nifas (puerperium) dimulaisetelah kelahiran plasenta dan berakhir ketikaalat-alat kandungan kembali seperti keadaansebelum hamil. Masa nifas berlangsungselama kira-kira 6 Minggu. Wanita yangmelalui periode puerperium disebut puerpura.Puerperium (Nifas) berlangsung selama 6minggu atau 42 hari, merupakan waktu yangdiperlukan untuk pulihnya alat kandunganpada keadaan yang normal. (Ambarwati,2009).Senam nifas membantumemperbaiki sirkulasi darah, memperbaikisikap tubuh setelah hamil dan melahirkan,memperbaiki tonus otot pelvis, dan ototvagina, memperbaiki regangan otot abdomensetelah hamil, memperbaiki regangan otottungkai bawah, dan memperkuat otot-ototdasar panggul serta membantu ibu untuk lebihrelaks dan segara pasca melahirkan.( Suherni,dkk, 2009).Akibat jika senam nifas tidakdilaksanakan: Senam nifas bisa dilakukan setelahpersalinan normal. Mobilisasi dan gerakangerakansederhana sudah dapat dimulai selagiibu masih di Klinik atau Rumah Sakit. Agarinvolusi tubuh berjalan dengan baik dan ototototmendapatkan tonus otot elastisitas danberfungsi kembali.BAHAN DAN METODELokasi, populasi, dan sampel penelitianBerdasarkan permasalahan yang diteliti, makajenis penelitian ini adalahQuasi-Eksperimentdengan metode pendekatan Non-EquivalenControl Group atau non-randomized Controlgroup pretest-postes design.Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus DaerahIbu dan Anak Siti Fatimah Makassar, mulaitanggal 30 juli 25 Agustus.Populasi dalam penelitian ini adalah kelompokibu nifas/ post partum yang dirawat di ruangperawatan nifas Rumah Sakit Khusus DaerahIbu dan Anak Siti Fatimah Makassar.Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-17212 Sampel dalam penelitian ini adalahsekelompok ibu nifas/ postpartum di RumahSakit Khususn Daerah Ibu dan Anak SitiFatimah Makassar. Besar sampel sebanyak30 responden.Kriteria Sampela. Kriteria inklusi adalah karateristik umumsubjek penelitian dari suatu populasi targetyang terjangkau yang akan diteliti.1) Ibu nifas dengan persalinan normal/pervaginam2) Ibu nifas dalam keadaan sehat dan tidakmemiliki riwayat penyakit lain (gagaljantung, hipertensi) dll.3) Bersedia menjadi responden sertabersiap untuk di ikuti sampai dirumahnya.b. Kriteria eksklusi adalah menghilangkanatau mengeluarkan subjek yang memenuhikriteria inklusi dari studi karena berbagaisebab.1) Ada komplikasi dengan persalinannya2) Keluarga ibu nifas menolakberpartisipasi.Cara Pengumpulan Data1. Data PrimerData primer diperoleh dengan caramelakukan observasi berdasarkan senamnifas yang dilakukan, dalam hal iniobservasi terhadap dilakukan atau tidaksenam nifas pada kelompok kasus dankelompok kontrol dengan menggunakanlembar observasi yang sudah di sediakan.2. Data SekunderData sekunder diperoleh dari instansiterkait yaitu Rumah Sakit Ibu dan Anak SitiFatimah Makassar.HASIL PENELITIANa. Karakteristik RespondenTabel 5.3 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan umurUmur (thn) n %18-24 12 40,025-3031-3516253,36,7Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.3 ditemukan bahwafrekuensi responden sebagian besarberumur 25-30 Tahun (53,3%), 18-24Tahun (40,o%) dan sisanya (6,7%)berumur 31-35 Tahun.Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan pendidikanPendidikan n %SDSMPSMAPerguruan Tinggi28182 6,726,660,0 6,7Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.4 ditemukan bahwafrekuensi responden yang terbanyak yaituSMA sebanyak (60,0%), SD (6,7%), SMP(26,7%), dan sisanya (6,7%) PerguruanTinggi.Tabel 5.5 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan pekerjaanPekerjaan n %Ibu Rumah Tangga 22 73,3WiraswastaPNS5316,710,0Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.5 ditemukan bahwafrekuensi pekerjaan responden Sebagianbesar Ibu Rumah Tangga (73%%),Wiraswasta (15,7%), dan sisanya PNS(10,0%)Tabel 5.6 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan makananseharihariMakanan sehari-hari N %Nasi+sayuran+lauk-pauk 4 13,3Nasi+sayuran+laukpauk+buah-buahan26 86,7Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.6 ditemukan bahwafrekuensi makanan sehari-hari yangdikonsumsi Responden sebagian besarnyaNasi+sayuran+lauk-pauk+buah-buahan(86,7%), dan sisanya Nasi+sayuran+laukpauksebanyak (13,3%).Tabel 5.7 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan pekerjaanrumah tanggaPekerjaan RumahTanggan %Dikerjakan sendiri 22 73,3Dibantu 8 26,7Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-17213Dari tabel 5.7 ditemukan bahwafrekuensi pekerjaan rumah tanggaSebagian besar dikerjakan sendiri (73,3%),dan sisanya dibantu (26,7%).Tabel 5.8 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan Ibu menyusuiIbu Menyusui n %Menyusui 30 100Tidak menyusui 0 0Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.8 ditemukan bahwafrekuensi Menyusui Respondenmenyatakan (100%) semua menyusuibayinya.Tabel 5.9 : Distribusi frekuensi respondenberdasarkan Ibu yangmelakukan senam nifas dantidak melakukan senam nifasSenam nifas n %Senam 20 66,7Tidak senam 10 33,3Total 30 100Sumber : Data Primer 2012Tabel 5.9 menunjukkan bahwa 20responden yang melakukan senam nifasdan 10 responden yang tidak melakukansenam nifasb. Analisis UnivariatTabel 5.10 : Penurunan tinggi fundus uteripada responden yangmelakukan Senam nifasPenurunan TFU n %Cepat 19 95Lambat 1 5Total 20 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.9 ditemukan bahwafrekuensi Penurunan tinggi fundus uteri Ibupost partum sebagian besar cepatsebanyak (90%), dan sisanya (10%)lambat.Tabel 5.11 : Penurunan tinggi fundus uteripada responden yangtidakmelakukanSenam nifasPenurunan TFU N %Cepat 1 10Lambat 9 90Total 10 100Sumber : Data Primer 2012Dari tabel 5.10 ditemukan bahwafrekuensi Penurunan tinggi fundus uteri Ibupost partum sebagian besar lambatsebanyak (90%), dan sisanya (10%) cepat.c. Analisis BivariatTabel 5.12 : Penurunan tinggi fundus uteripada respondenYangmelakukan senam nifasRespondenHari I(sebelumsenam)HariIIHariIIIHariIVHariVHariVIHariVII(setelahsenam)A 1 10 9 7.5 6 4.5 2 1A 2 11 9 8 6.5 5 3.5 2A 3 10 8 7 5.5 4 2.5 1A 4 10 8 7 6 4.5 2 1A 5 10 8 7.5 6 4.5 2 1A 6 10 9 7.5 6 4.5 2 1A 7 11 9 8 6.5 5 4 3A 8 10 8 7 6 4.5 2 1A 9 10 8 7 5.5 4 2.5 1A 10 10 8 7 6 4.5 2 1A11 10 9 7.5 6 4.5 2 1A12 11 9 8 6.5 5 3.5 2A13 10 8 7 5.5 4 2.5 1A14 10 8 7 6 4.5 2 1A15 10 8 7.5 6 4.5 2 1A16 10 9 7.5 6 4.5 2 1A17 10 8 7 5.5 4 2.5 1A18 10 8 7 6 4.5 2 1A19 10 8 7 5.5 4 2.5 1A20 10 8 7 6 4.5 2 1Reratapenurunan8,9P. Corelasi 0,000Probabilitas 0,000Tabel 5.13 : Pengukuran penurunan tinggifundus uteri padarespondenYang tidakmelakukan senam nifasNo.RespondenHariIHariIIHariIIIHariIVHariVHariVIHariVII1 B1 10 9 8 7 6 5 42 B2 10 9 8 7 6 5 43 B3 11 9 8 7 6 5 44 B4 10 8 7 6 5 4 35 B5 11 9 8 6.5 5 3.5 26 B6 11 9 8 7 6 5 47 B7 10 8 7 6 5 4 38 B8 10 9 8 7 6 5 49 B9 11 9 8 7 6 5 410 B10 10 9 8 7 6 5 4Reratapenurunan6,8P. Corelasi 0,735Probabilitas 0,000Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-17214Tabel 5.14 : Penurunan tinggi fundus uteripadaresponden yangmelakukan senam nifas dantidak melakukan senam nifasTabel tersebut diatas menunjukkankejadian percepatan penurunan tinggi fundusuteri pada responden yang dilakukan senamnifas sebanyak 19 orang (45%). Dilihat dari ujistatistik Pariedsampel t-test menunjukkanderajat kemaknaan p=0,000 (p0,05) maka Hoditolak.Dari tabel di atas didapatkan pada kelompokperlakuan, responden yang mengalamipercepatan penurunan tinggi fundus uterisebanyak 19 orang (45%), dan yangmengalami perlambatan penurunan tinggifundus uteri sebanyak 1 orang (5%) denganrerata penurunan selama 7 hari melakukansenam nifas yaitu 8.9 cm. Sedangkan padakelompok kontrol didapatkan 1 orang (5%)responden yang mengalami percepatanpenurunan tinggi fundus uteri dan 9 orang(45%) yang mengalami perlambatanpenurunan tinggi fundus uteri dengan reratapenurunan selama 7 hari yaitu 6.8 cm.Dari uji statistikpaired sampel t-test, padakelompok perlakuan hasil korelasi antarakedua variabel, didapatkan probabilitasp=0,000 yang berarti bahwa korelasi antarasebelum dan sesudah dilakukan senam nifasefektif dalam Penurunan tinggi fundus uterisecara nyata dengan nilai p=0,000. Padakelompok kontrol, meskipun tidak diberikanperlakuan senam nifas secara nyata fundusuteri turun dengan nilai p=0,735. Hasil korelasiantara pra test dengan post test menghasilkanprobabilitas 0,000 hal ini menunjukkan adanyakorelasi antara Penurunan tinggi fundus uterisebelum dan sesudah perlakuan senam nifas.PEMBAHASANPada pembahasan ini akan diuraikanmengenai hasil penelitian yang telahdilaksanakan dan dilakukan uji paried sampelt-test.Sejalan dengan dilaksanakannya senamnifas maka rahim (uterus) akan mengerutkembali sehingga tidak teraba lagi. Sebelumdilaksanakan senam nifas penurunan tinggifundus uteri pada kelompok perlakuan dankontrol sekitar 10 cm dan 11 cm. Haripertamaberfungsi untuk memperlancarperedaran darah dan pernapasan. Seluruhorgan-organ dalam tubuh akan teroksigenasidengan baik sehingga hal ini juga akanmembantu proses pemulihan tubuh.Gerakanhari kedua, dari 20 responden padakelompok perlakuan sebagian besarmengalami penurunan tinggi fundus uterisekitar 2,5 cm, namun diantara 20 repondenmasih terdapat 1 responden yang mengalamipenurunan tinggi fundus uteri yang lambatdengan rerata penurunan sekitar 1 cm. Padakelompok kontrol penurunan tinggi fundus uterisebagian besar mengalami penurunan agaklambat di banding dengan kelompokperlakuan. Gerakan hari ke dua berfungsiuntuk melatih sekaligus mengencangkan ototsekitar tangan dan bahu, sehingga padakelompok perlakuan responden mengalamipenurunan lebih cepat di banding dengankelompok kontrol. Gerakan ke tiga berfungsiuntuk menguatkan kembali otot-ototendometrium berkontraksi dengan cepatselama kehamilan dan persalinan. penurunantinggi fundus uteri hari ketiga pada perlakuansenam nifas lebih cepat di banding denganresponden yang tidak diberikan perlakuan.Pada gerakan dengan hari ketiga tersebutpenurunan tinggi fundus uteri pada kelompokperlakuan dan kelompok kontrol tidak jauhbeda dengan hari kedua. Begitupun denganhari ke empat dan seterusnya sampai hariketujuh. Gerakan ke empat berfungsi untukmemulihkan dan menguatkan kembali otot-ototpunggung. Gerakan ke lima berfungsi untukmelatih otot-otot tubuh diantaranya otot-ototpunggung, otot-otot bagian perut dan otot-ototbagian paha. Gerakan keenam berfungsiuntuk menguatkan otot-otot di kaki yangselama kehamilan menyangga beban yangsangat berat. Selain itu untuk memperlancarsirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangiresiko edemi kaki. Gerakan ke tujuh berfungsiuntuk menguatkan otot-otot tubuh diantaranyaotot-otot punggung, otot-otot bagian perut danotot-otot bagian paha serta melatih polapernafasan. Setelah persalinan, rahimmenonjol dengan puncaknya hampir setinggipusar. Tetapi sekitar seminggu kemudianrahim akan mengerut kembali sehingga tidakteraba lagi. Otot yang ada dalam rahim yaituotot polos.KESIMPULAN DAN SARAN1. Senam Nifas yang dilaksanakan secararutin hari 1-7 pada ibu post partum dengangerakan senam nifas hari pertama hinggahari ketujuh dapat menurunkan tinggifundus uteri ibu post partum (p=0,000).Senam Nifas Penurunan TFU TotalCepat % Lambat% Jumlah %Perlakuan 19 45 1 5 20 50Kontrol 1 5 9 45 10 50Total 2 1 30 100Uji Paired Sampel T-test: p= 0,000Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-17215Gerakan-gerakan senam nifas tersebutmelancarkan peredaran darah danmeningkatkan metabolisme sel, membantuMengencangkan regangan otot-otot sekitarabdomen dan rahim, sehinggamengakibatkan pengurangan ukuran selsecara menyeluruh. Oleh sebab itu senamnifas mempunyai pengaruh terhadappercepatan penurunan tinggi fundus uteripada ibu post partum.2. Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan di ruang Perawatan Nifas RumahSakit khusus Daerah Siti FatimahMakassar dengan mengikuti Respondensampai di rumahnya Tahun 2012 diperolehdata yang mengalami percepatanpenurunan tinggi fundus uteri padakelompok perlakuan senam nifas,sebanyak 19 orang (90%) responden.Sedangkan pada kelompok kontroldidapatkan 1 orang (10%) responden.3. Ada perbedaan penurunan tinggi fundusuteri antara ibu yang melakukan senamnifas dan ibu yang tidak melakukan senamnifas dimana pada proses ibu yangdilakukan senam nifas proses penurunantinggi fundus uterinya lebih cepat.SARAN1. Kepada tenaga kesehatan, perawat danbidan sangat perlu memahami danmengerti tentang konsep dan praktiksenam nifas agar bisa dilaksanakan ditempat-tempat pelayanan seperti:puskesmas, klinik-klinik, dan rumah sakitdengan harapan dapat memberikaninformasi dan bermanfaat kepada ibu postpartum. Dalam hal ini perawat maternitashendaknya memberikan pelatihan senamnifas sebagai salah satu implementasikeperawatan pada ibu post partum yangdirawat di ruangan tersebut.2. Senam Nifas pada Ibu post Partumsebaiknya dilakukan maksimal selamakurang lebih 10-15 menit dalam waktu 2kali sehari (pagi dan malam hari ).DAFTAR PUSTAKAAmbarwati, R. Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Cet. 3. Mitra Cendikia Press. Jogjakarta. (73-115)Ari, Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi, Yogyakarta. ( 65-171).Brayshaw, Eileen. 2008. Senam Hamil dan Nifas: Pedoman Praktis Bidan. EGC. Jakarta. (229)Fitriani. 2009. Pengetahuan Ibu Tentang Senam Nifas di RSIA St. Fatimah Makassar. Kebidanan UniversitasIslam Negeri Alauddin Makassar.Fikriamrullah, 2011. (http://jfikriamrullah.wordpress.com/2011/07/05/senam-nifas-definisitujuan-manfaatgerakan/).Diakses 17 maret 2012.Suparyanto, 2011. Anatomi Uterus. (http://poko-rantau.blogspot.com/2011/09/anatomi-uterus.html). Diakses 13September 2012.Trimarwati, Erny. 2009. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusi Uteri Pada IbuPostPartum Hari I-III di RSKIAPKU Muhammadiyah Kotagede. YogyakartaYanti, Damai, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Refika Aditama. Bandung. (53-58)Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi I. Graha ilmu. Yogyakarta. (154-156)

http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/3/e-library%20stikes%20nani%20hasanuddin--yulianirus-110-1-artikel-0.pdf