Upload
agung-kusuma
View
9
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin vitamin
Citation preview
VITAMIN
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan:
• Larut lemak : vit A, D, E dan K
• Larut air : vit B kompleks dan vit C
Tiamin (vitamin B1)
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkanAKG di Indonesia ialah 0,3-
0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanitahamil.
Farmakokinetik
Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dansempurna. Absorbsi per oral
maksimum 8-15 mg/hari yangdicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satuhari
sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringantubuh.
Efek samping
Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar.
Sediaan
• Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuktablet 5-500 mg, larutan steril
100-200 mg untukpenggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml.
• dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kalisehari (pengobatan)
Indikasi
• Wanita hamil yang kurang gizi
• Penderita emesis gravidarum
Riboflavin (vitamin B2)
Kebutuhan sehari
Minimum 0,3 mg/1000 kcal.
Farmakokinetik
Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsidengan baik dan distribusi
merata di seluruh jaringan.
Indikasi
• Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2yang sering menyertai pellagra atau
defisiensi vitaminB-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikanbersama vitamin
lainnya.
• Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.
Asam Nikotinat (Niasin)
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagrarata-rata 4,4 mg/1000 kcal,
pada dewasa asupan minimal 13mg.
Farmakokinetik
Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melaluiurin, sebagian kecil dalam
bentuk utuh dan sebagian lainnyadalam bentuk berbagai metabolitnya.
Sediaan dan posologi
• Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksimengandung 50 atau 100
mg niasin/ml. Tablet niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi mengandung 100
mg/ml.
• Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkandosis oral 50 mg diberikan
sampai 10 kali sehari, atau 25 mgniasin 2-3 kali sehari secara intravena.
Piridoksin (vitamin B6)
Kebutuhan sehari
Kira-kira 2 mg/100 mg protein.
Farmakokinetik
Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui salurancerna. Ekskresi
melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksatdan piridoksal.
Efek samping
Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalamdosis antara 50
mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi
• Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/mlpiridoksin HCl
untuk injeksi.
• Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersamavitamin B
lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan danpengobatan defisiensi vitamin
B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegahatau mengobati neuritis perifer oleh obat,
misalnya setelah pemberianobat isoniazid.
Asam pantotenat
Kebutuhan sehari
Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Farmakokinetik
• Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-
45mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui urindan 30% melalui tinja.
Sediaan
• Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dandalam bentuk larutan steril untuk injeksi
dengan kadar50 mg/ml.
Biotin
• Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakitotot, rasa lemah, anoreksia, anemiaringan.
• Berfungsi sebagai koenzim pada berbagai reaksi karboksilasi.
• Jumlah biotin yang diperlukan sehariberkisar antara 150-300 g.
Kolin
Fungsinya:
• Sebagai prekursor asetilkolin.
• Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik(dapat menurunkan kadar lemak dalam
hati) dalampengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis,hepatitis.
• Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metildalam pembentukan berbagai asam
amino esensial.
Kebutuhan
• Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan,tetapi dalam makanan sehari-hari rata-
rata terdapat500-900 mg.
• Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200-400 g.
Inositol
• Sudah sejak lama diketahui bahwa penderita diabetes mengekskresi inositol dalam
urinedengan kadar tinggi. Inositol merupakanisomer glukosa dan dalam badan mudahberubah
menjadi inositol.
• Gejala defisiensi inositol yang terlihat padahewan coba adalah gangguan
pertumbuhan,alopesia dan gangguan laktasi.
VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
Defisiensi
• Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.
• Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor
danantioksidan.
• Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia,
hiperkeratosisfolikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin
C padaleukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang
tidakmengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita
penyakitmenahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.
Farmakokinetik
• Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh danbentuk
garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4mg%.
Kebutuhan sehari
• AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada
dewasa.Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis,
tukakpeptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan
danlaktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
• Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan
bahayaterbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi
sebagaioksalat.
Sediaan dan indikasi
• Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung
vitamin C 100-500 mg.
• Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.
VITAMIN A
Sumber
• berasal dari karoten (provitamin A)
• terdapat pada mentega, telur, hati dan daging
• terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3-dehidroretinol (vitamin
A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin) merupakan hasiloksidasi group alkohol dari retinol.
Farmakodinamik
• untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
• Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi danstruktur sel
epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasiepitel.
• Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan perkembangan
embrio.
Defisiensi
• Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati)
2. terdapat defisiensi protein (transport)
3. absorpsi di usus terganggu
4. asupan vitamin A yang kurang.
• Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat menyebabkan gangguan
pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya
kebutaan.
Hipervitaminosis A
• terjadi akibat penggunaan vitamin A lebihdari 700-3000 IU/kg/hari untuk beberapabulan
sampai beberapa tahun.
• kerusakan hati pada anak dapat timbulkarena penggunaan vitamin A dengandosis yang
sesuai AKG untuk orangdewasa selama beberapa tahun dandengan dosis 5 kali AKG selama
7-10tahun pada orang dewasa.
Lanjutan Vitamin A:
Kebutuhan manusia
• wanita 500 RE dan pria 600 RE.
• Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2 kali dosis
vitamin A.
Farmakokinetik
• diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadarpuncak dalam plasma setelah 4 jam
• Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandungprotein, atau pada penyakit infeksi tertentu,
dan padapenyakit hati seperti hepatitis, sirosis hati atau obstruksibiliaris.
• disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlahkecil ditemukan juga di ginjal, adrenal,
paru, lemakintraperitoneal dan retina.
Lanjutan Vitamin A:
Indikasi
• untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
• tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2bulan pada bayi atau anak sehat dengan
makanan yangbaik dapat menimbulkan gejala keracunan.
• Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secarasuntikan sebanyak 100.000 unit untuk
satu kalipemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral.Tambahan suntikan 20.000 unit tiap
minggu dapatdianjurkan.
• Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapatmeningkatkan efektivitas vitamin A dan
mencegah ataumengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.
• Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakitkulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan
iktiosis.
Lanjutan Vitamin A:
Posologi
• tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
• Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-
50.000 IU) per kapsul.
• Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orangdewasa dan anak berusia lebih dari 8
tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu.
Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-
10.000 IU/hari untuk 10 hari.
• Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari
diikuti dengan50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan10.000-20.000 IU/hari untuk 2
bulan.
VITAMIN D
• Berguna untuk mencegah dan mengobatirakitis (dicegah ataupun diobati denganminyak ikan
atau dengan sinar matahariyang cukup).
Farmakodinamik
• Pengatur homeostatik kalsium plasma.
• Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfatmelalui usus halus.
• Pengaturan kadar kalsium plasmadipengaruhi juga oleh hormon paratiroid(HPT) dan
kalsitonin.
Lanjutan vitamin D
Defisiensi
• Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnyamerangsang sekresi HPT yang berakibat
meningkatnyareabsorpsi tulang.
• Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
• Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang
tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus atau genu
valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.
Lanjutan vitamin D
Hipervitaminosis D
• Gejalanya berupa hiperkalsemia, kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak (ginjal, pembuluh
darah, jantung dan paru), anoreksia, mual, diare, sakit kepala, hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
• 400 unit/hari.
Lanjutan vitamin D
Farmakokinetik
• Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik. Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan sempurna.
Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan mengganggu
absorpsi vitamin D.
• Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme
lebih dahulu melalui serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati.
• Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine.
Lanjutan vitamin D
Sediaan dan indikasi
• Tersedia dalam beberapa macam bentuk sediaan
• Selain untuk pencegahan dan pengobatan rakitis, vitamin D antara lain digunakan
untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain dengan
alasan penggunaan yang belum atau tidak diketahui misalnya pada psoriasis, artritis, dan hay
fever.
Lanjutan vitamin D
• Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma
menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan menunjukkan
penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
• Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).
• Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan pada orang tua agar asupan
vitamin D per hari 400 IU.
• Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan
dosis pencegahan 400 IU/hari.
• Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang
mengalami defisiensi vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.
VITAMIN E
• Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran,
misalnya selada dan bayam.
Farmakodinamik
• Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah
terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).
• Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh gangguan absorpsi, misalnya steatore,
obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.
• Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh ganda dan kurang vitamin
E akan mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.
Larutan Vitamin E
Kebutuhan sehari
• Asupan 10-30 mg cukup untuk mempertahankan kadar normal di dalam darah.
Farmakokinetik
• Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein
dan didistribusi ke semua jaringan.
• Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi
melalui urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain.
Larutan Vitamin E
Sediaan dan indikasi
• Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, -tokoferol asetat, -
tokoferol suksinat.
• Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 30-
1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau 200 IU/ml.
• Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau
peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hydrogen peroksida (pada bayi prematur dengan berat
badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan
penyakit dengan gangguan absorpsi lemak).
VITAMIN K
• Vitamin K alam:
1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion) Digunakan untuk pengobatan Terdapat pada kloroplas
sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.
2. vitamin K2 (senyawa menakuinon) Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri gram-
positif.
Lanjutan Vitamin K
Farmakodinamik
• Berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin,
faktor VII (prokonvertin), farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X (faktor Stuart) yang
berlangsung di hati.
Kebutuhan manusia
• Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per hari. Lanjutan
Vitamin K
Defisiensi
• Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah
• Defisiensi vitamin K terjadi karena:
1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis
3. Pemakaian antikoagulan
Farmakokinetik
• Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.
• Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu,
sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun tidak ada
empedu. Lanjutan Vitamin K
Sediaan dan indikasi
• Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
• Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion dalam minyak yang mengandung 2,
10, dan 25 mg/ml (IM)
• Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan
10 mg/ml (parenteral)
• Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang mengandung 5
dan 10 mg/ml (parenteral)
Lanjutan Vitamin K
• Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
• Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karenab belum adanya bakteri yang mensintesis
vitamin K dan tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan
pencegahan tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi
dilahirkan.
• Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang dilahirkan dengan bantuan forseps
atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturutturut.
• Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat
diulangi setelah 8 jam.
MINERAL
Kalsium
• Untuk absorpsi diperlukan vitamin D
• Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada wanita
pascamenopause.
• Bayi yang mendapat susu buatan memerlukan tambahan kalsium.
Fosfor
• Terdapat pada semua jaringan tubuh dan di dalam tulang dan gigi dalam jumlah yang hampir
sama dengan kalsium.
• Fosfor penting sebagai buffer cairan tubuh.
• Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1.
Magnesium
• Magnesium mengaktivasi banyak system enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin
aminopeptidase) dan merupakan kofaktor yang penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan
suhu tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf.
• Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan saraf dan transmisi neuromuskuler. Pada keadaan
defisiensi berat mengakibatkan tetani dan konvulsi.
Kalium
• Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam
cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan
volume cairan tubuh.
• Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak mengandung protein.
Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid.
• Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak,
hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi,
penggunaan kortikosteroid atau laksan jangka lama.
• Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada pasien
dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi
vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis aldosteron
Natrium
• Natrium penting untuk membantu mempertahankan volume dan keseimbangan cairan tubuh.
• Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh mekanisme homeostatik.
• Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati
dan hipertensi.