Upload
virgian-rahmanda
View
16
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MITIGASI BENCANA SEMBURAN LUMPUR
Virgian Rahmanda
1215051054
A. Pengertian Semburan Lumpur
Semmburan Lumpur adalah perpindahan material lepas yang bercampur dengan air dengan
kecepatan relatif tinggi yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan dibawah dan
dipermukaan bumi. Meterial yang merupakan campuran antara batuan, tanah, lumpur dan air
mengalir degan cepat dengan bentuk seperti lidah. Karena mudflow tersebut mempunyai
densitas yang tinggi, maka aliran tersebut dapat mengangkut bongkah yang besar, pohon-pohon
atau bahkan bangunan besar seprti rumah.
B. Penyebab Terjadinya Semburan Lumpur
Pengeboran yang tidak sesuai dengan standar pengeboran
Gempa Bumi
C. Tanda-Tanda Terjadinya Semburan Lumpur
[Semburan Lumpur Lapindo] Rovicky Dwi Putrohari, seorang geolog independen, menulis bahwa
di lokasi sumur Porong-1, tujuh kilometer sebelah timur Banjar Panji-1, terlihat tanda-tanda
geologi yang menunjukkan luapan lumpur pada zaman dulu, demikian analisisnya. Rovicky
mencatat sebuah hal yang mencemaskan: semburan lumpur di Porong baru berhenti dalam
rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun.
D. Kronologis terjadinya Semburan Lumpur [Lapindo]
Setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut.
Pertama, adalah aspek teknis. Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik
Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan
bahwa pemicu semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa (sudden cyclic shock) Yogya yang
mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa di
Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya.8
Argumen liquefaction lemah karena biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen
yang ada pasir-lempung, bukan pada kedalaman 2.000-6.000 kaki.9 Lagipula, dengan merujuk
gempa di California (1989) yang berkekuatan 6.9 Mw, dengan radius terjauh likuifaksi terjadi
pada jarak 110 km dari episenter gempa, maka karena gempa Yogya lebih kecil yaitu 6.3 Mw
seharusnya radius terjauh likuifaksi kurang dari 110 Km.10 Akhirnya, kesalahan prosedural yang
mengemuka, seperti dugaan lubang galian belum sempat disumbat dengan cairan beton sebagai
sampul.11 Hal itu diakui bahwa semburan gas Lapindo disebabkan pecahnya formasi sumur
pengeboran.12 Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo harus sudah memasang casing 30 inchi
pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki
dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki.13 Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari
kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka belum memasang casing 9-5/8 inci. Akhirnya,
sumur menembus satu zona bertekanan tinggi yang menyebabkan kick, yaitu masuknya fluida
formasi tersebut ke dalam sumur. Sesuai dengan prosedur standar, operasi pemboran
dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan
lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Namun,
dari informasi di lapangan, BOP telah pecah sebelum terjadi semburan lumpur. Jika hal itu benar
maka telah terjadi kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi kesalahan
pada prosedur operasional standar.14
Kedua, aspek ekonomis. Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak
Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BP-MIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas
bumi. Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa
Timur.15 Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga sengaja menghemat biaya
operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan
pemasangan casing berdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Medco, sebagai
salah satu pemegang saham wilayah Blok Brantas, dalam surat bernomor MGT-088/JKT/06,
telah memperingatkan Lapindo untuk memasang casing (selubung bor) sesuai dengan standar
operasional pengeboran minyak dan gas. Namun, entah mengapa Lapindo sengaja tidak
memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada di perut
bumi menyembur keluar tanpa kendali.16
Ketiga, aspek politis. Sebagai legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), Lapindo telah
mengantongi izin usaha kontrak bagi hasil/production sharing contract (PSC) dari Pemerintah
sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumberdaya alam.17
E. Karakteristik Semburan Lumpur
Komposisi Mud Volcano ini terdiri atas semua material yang dikeluarkan dari perut bumi baik
berupa masa padat, plastis, cair, dan gas. Masa padat berupa bebatuan, garam sedangkan masa
plastis berupa bubur lempung. Sebaliknya masa cair dapat berupa air (air tanah, air
magmatik/vulkanik dan air laut) sedangkan masa gas berupa gas metan, hidrat dan gas belerang.
Munculnya Mud Volcano ini dipicu adanya bubur lumpur yang bercampur dengan kantong-
kantong gas (metan) yang mengalami kelebihan tekanan terkubur di bawah permukaan, berusah
keluar kepermukaan bumi. Konduit untuk keluarnya lumpur tersebut yang berupa bukaan atau
rekahan terbentuk akibat proses tektonik/pembentukan patahan atau struktur antiklin.
F. ELEMEN DAN AKTIFITAS YANG PALING RENTAN :
a) Rumah, Gedung, Pabrik dan bangunan yang lainnya
b) Tidak berfungsinya sarana pendidikan
c) Sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
d) Terhambatnya arus transportasi dan perhubungan
e) Perusakan lingkungan dan gangguan kesehatan
f) Pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi
G. Konsekuensi Kerusakan
Kehilangan Tempat Tinggal
Terputusnya Transportasi
Tertimbunnya bangunan-bangunan ( Pabrik, Perkantoran, Sekolah dan Rumah Warga)
Masyarakat kehilangan mata pencaharian
Kesehatan menjadi terganggu
kehilangan memperoleh akses pendidikan dan informasi,
H. Dampak Semburan Lumpur
Bencana lumpur lapindo yang tadinya hanya menggenangi 4 desa sekarang telah meluas menjadi
16 desa, hal ini berarti lebih dari 728 hektar telah tergenangi. Dalam area yang tergenangi ini
tidak hanya terdapat rumah penduduk saja, namun ada sarana pendidikan, pabrik, dan kantor
pemerintahan yang juga ikut tergenang. Dengan keadaan ini secara otomatis akan banyak
penduduk yang bukan hanya kehilangan tempat tinggalnya namun juga kehilangan mata
pencahariannya dan akan ada banyak anak yang kehilangan tempat mereka untuk menuntut
ilmu.
Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari wilayah yang digenangi,
seperti areal persawahan dan ladang milik warga. Banyak ternak milik warga yang ikut mati
dalam bencana ini. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), secara umum pada area luberan
lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup
berbahaya bagi manusia apalagi dengan kadar yang jauh di atas ambang batas. Lumpur lapindo
juga memiliki kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang
mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Kandungan PAH sangat
berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Berikut akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi
manusia da lingkungan ,yaitu:
Biokumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan
Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak langsung dengan zat PAH
Terjadi permasalahan reproduksi
Memperbesar kemungkinan terkena kanker
Terjadinya bencana lumpur lapindo ini juga telah menggangu aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Hal ini dikarenakan ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak
ditentukan. Seperti yang kita tahu, kota Surabaya merupakan ibukota dari Jawa Timur, sehingga
banyak sekali aktivitas perekonomian yang berjalan disana. Dengan ditutupnya jalan tol
Surabaya-Gempol, secara otomatis mengakibatkan banyak kemacetan yang terjadi, terutama di
jalan alternatif menuju Surabaya. Penutupan jalan tol ini juga berdampak pada aktivitas produksi
di kawasan Mojokerto dan Pasuruan yang merupakan salah satu kawasan industri utama yang
ada di Jawa Timur. Bencana lumpur lapindo ini juga telah membuat tanah di wilayah yang
tergenangi menjadi ambles dan merusak beberapa pipa air milik PDAM. Sebuah sutet milik PLN
juga ikut terendam dalam bencana ini. Hal ini mengakibatkan warga di sekitar jalan raya porong
kesulitan dalam mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon.
Problema sosial yg terjadi diantaranya adalah :
1. Fenomena korban bencana lumpur yang tinggal di pengungsian yaitu keresahan, gangguan
kesehatan, potensi konflik, aktivitas reproduktif dan ekonomis yang terganggu, mulai
terlihat adanya gejala stress dan gangguan jiwa yang berpotensi menimbulkan instabilitas
sosial politik
2. Perubahan struktur sosial masyarakat yaitu meningkatnya jumlah pengangguran akibat
tidak produktifnya sektor pertanian dan industri yang menjadi tumpuan hidup mereka),
dan pendidikan
Bencana lumpur lapindo juga memiliki beberapa dampak positif, yaitu :
Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan bodi keramik dengan
pembakaran antara suhu 800-900oC dan untuk pembuatan keramik hias dengan pembakaran
suhu 1400oC serta pembuatan batu bata, batako dan genteng.
Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya energi non
konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai yang diciptakan oleh Aji Christian
Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga Pratama dan Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua
dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut memanfaatkan pasta yang
telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo. Baterai ini akan bertahan hidup selama pasta itu
kering dan kemudian baterai akan mati. Baterai ini dapat menyala selama 5 jam non stop.
I. Mitigasi Bencana Semburan Lumpur
1. Penghentian Semburan Lumpur
2. Penanganan Genangan Lumpur
Langkah penanganan genangan lumpur diutamakan untuk faktor-faktor Berikut :
1. Perlindungan lingkungan
2. Perbaikan saluran irigasi
3. Pengelolaan lumpur
4. Pemantauan lingkungan
5. Pengelolaan lumpur lebih lanjut (pemanfaatan).
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penanganan genangan lumpur sebagai
berikut:
a. Semburan belum dapat diatasi dengan metode penanganan subsurface;
b. Volume luapan lumpur yang terus bertambah
c. Kapasitas pond dan kekuatan tanggul penahan yang terbatas
d. Peningkatan kekhawatiran masyarakat dan keselamatan manusia
e. Rusaknya fasilitas dan infrastruktur penting yang ada
f. Antisipasi musim hujan yang diperkirakan datang pada bulan Desember.
Skenario penghentian semburan lumpur
Skenario pertama, menghentikan luapan lumpur dengan menggunakan snubbing.
Snubbing unit adalah suatu sistem peralatan bertenaga hidraulik yang umumnya
digunakan untuk pekerjaan well-intervention & workover (melakukan suatu pekerjaan
ke dalam sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini digunakan untuk mencapai
rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400 meter yang tertinggal pada
pemboran awal.
Skenario kedua dilakukan dengan cara melakukan pengeboran miring (sidetracking)
menghindari mata bor yang tertinggal tersebut.
Skenario ketiga, pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan terlebih dulu
membuat tiga sumur baru (relief well).
Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur
Pilihan pertama adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi semburan
dengan membangun waduk tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang.
Pilihan kedua adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali Porong. Sebagai
tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa perlu
digali, memiliki potensi volume penampungan lumpur panas yang cukup besar.