26

VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak
Page 2: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak
Page 3: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 dinyatakan bahwa untuk

dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan pendekatan pencegahan,

peningkatan, pengobatan dan pemulihan. Rumah sakit merupakan sarana

kesehatan yang termasuk dalam Subsistem SKN.

Fungsi rumah sakit adalah melakukan upaya kesehatan perorangan maupun

upaya kesehatan masyarakat, di mana promosi kesehatan merupakan salah

satu upaya pelayanan yang harus dilaksanakan. Untuk itu, maka Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor 1114/ MENKES/SKI VIII 2005 tentang Pedoman

Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah juga mencakup pedoman (umum)

tentang pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit.

Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat diperlukan untuk

meningkatkan pelayanan prima mengingat masih banyaknya rumah sakit

yang hanya menekankan pelayanannya kepada aspek kuratif dan rehabilitatif.

Reformasi perumahsakitan harus diarahkan kepada dua hal penting,

yaitu:

Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Page 4: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

• Perubahan orientasi rumah sakit ke arah peningkatan perhatian terhadap upaya-upaya promotif, sehingga rumah sakit menjadi Rumah Sakit yang mempromosikan kesehatan (Health Promoting Hospital).

• Peningkatan sumber daya rumah sakit, yang meliputi peningkatan sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dan peningkatan sumber daya lain (organisasi , dana, sarana, dan peralatan) menjadikan Rumah Sakit yang mengedepankan upaya pencegahan.

Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) bertujuan meningkatkan edukasi masyarakat rumah sakit termasuk pasien dan keluarga selain pengunjung rumah sakit, tentang pentingnya menjaga kesehatan. Oleh karena itu, kegiatan Promosi Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Kementerian Kesehatan akademisi dari FKM UI, PERSI , KARS dan organisasi profesi, telah mengembangkan Standar Promosi Kesehatan Rumah Sa kit yang merupakan adaptasi dari buku Standards for Health Promotion in Hospitals-WHO. Standar PKRS ini dapat menjadi acuan masing-masing rumah sakit dalam perencanaan kegiatan Promosi Kesehatan.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Standar PKRS ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, September 2011 Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan

dr. Lily S Sulistyowati, MM

Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit

2

Page 5: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Latar Belakang Oi masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan. Oalam keadaan yang memerlukan , si sakit dirawat di rumah sa kit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Oemikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari , bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan suatu rangkaian usaha yang lebih luas, di mana perawatan dan pengobatan di rumah sakit hanyalah salah satu bag ian kecil dari rangkaian usaha tersebut.

Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pol a pelayanan kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga

Standar Promosl Kesehatan 3 Rumah Sakit

Page 6: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pol a hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.

Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, Promosi kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Falsafah Setiap tindakan manusia selalu memiliki dasar filosofi yang sering tidak disadari. Dasar pemikiran yang muncul dari filosofi tersebut merupakan pendorong kuat terhadap semua tindakannya. Filosofi yang melandasi Promosi Kesehatan di Rumah Sa kit ialah setiap individu atau kelompok mempunyai hak dan potensi untuk menentukan pilihan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatannya, karena sebagian besar masalah kesehatan muncul akibat dari perilaku individu atau kelompok itu sendiri. Ha ini ditambah dengan insting pada individu atau kelompok untuk mempertahankan diri, merupakan dasar yang kuat untuk melibatkan individu atau kelompok dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi.

Standar Promosl Kesehatan Rumah Sakit

4

Page 7: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Rumah sakit dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan setiap orang agar bisa mengendalikan dan memperbaiki kesehatan dirinya serta menjadikan rumah sakit sebagai tempat kerja yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, staf, pengunjung dan masyarakat.

Isu Strategis Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselenggarakan sejak tahun 1994 dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk pengembangan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah , pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannya di rumah sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur rumah sakit

Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, yaitu :

1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit.

2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.

Standar Pmrnosl Kesehatan Rumah Salol

5

Page 8: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

3. Sebagian besar Rumah sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman, bersih dan sehat.

4. Sebagian besar Rumah sakit kurang menggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

Dasar Hukum 1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

a. Pasal7 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.

b. Pasal8 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

C. Pasal10 Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik , bi%gi, maupun sosial.

d. Pasal 11 Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tinginya.

e. Pasal17 Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi , edukasi , dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Standar Promosl Kesehatan Rumah Sa kit

6

Page 9: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

f. Pasal 18 Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

g. Pasal47 Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

h. Pasal55 1) Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan 2) Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pad a

ayat (1) diatur dengan peraturan Peraturan Pemerintah.

i. Pasal62 1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang

dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.

2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit.

3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.

Standar Promosi Kesehalan Rumah Saklt

7

Page 10: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

j. Pasal 115 1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan 2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di

wilayahnya.

k. Pasal168 1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan

efesien diperlukan informasi kesehatan. 2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit a. Pasal1

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

b. Pasal4 Rumah sakit mempunyai tug as memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

c. Pasal 10, ayat2 Bangunan Rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butir m) ruang penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah sakit.

d. Pasal29 Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.

Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit

8

Page 11: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

e. Pasal32 Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan stan dar prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SKlII/201 0 tentang Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini tidak terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Classs Hospital).

4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/perNIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia(World Class Hospital).

Standar Promosl Kesehalan Rumah Sakit

9

Page 12: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

BAB2 PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan

kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada

perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan

merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian

khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,

lanjut usia (Iansia), dan keluarga miskin.

10 Standar Promosl Kesehatan Rumah Sakit

Page 13: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Oleh karena itu Kementerian Kesehatan menetapkan visi yaitu "Masyarakat

Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan". Dalam mencapai visi tersebut

Kementerian Kesehatan juga menetapkan 4 misi yaitu :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Kesehatan serta

memperhatikan pencapaian Prioritas Nasional Bidang Kesehatan (PNBK),

maka akan dilaksanakan beberapa strategi antara lain

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat

madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan

global.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu

dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya

promotif dan preventif.

Rumah sakit merupakan saran a kesehatan yang termasuk dalam Subsistem

Upaya Kesehatan. Rumah sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitas

yang terpisah dan berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Peran rumah

Standar Promns[ Kesetl;itan 1 \ Rumah Sakll

Page 14: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

sakit adalah mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan

fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut WHO, "Rumah sakit harus

terintegrasi dalam sistem kesehatan dimana ia berada. Fungsinya adalah

sebagai pusat sumber daya bagi peningkatan kesehatan masyarakat di

wilayah yang bersangkutan." Reformasi perumahsakitan di Indonesia sangat

diperlukan mengingat masih banyaknya rumah sakit yang hanya menekankan

pelayanannya kepada aspek kuratif dan rehabilitatif saja. Padahal keadaan ini

menyebabkan rumah sakit menjadi sarana kesehatan yang 'elit' dan terlepas

dari sistem kesehatan dimana ia berada.

Penerapan paradigm a di atas akan sangat berpengaruh terhadap pendekatan

yang harus dilaksanakan dalam promosi kesehatan . Untuk itu pengembangan

promosi kesehatan di rumah sakit perlu dilakukan sesegera mungkin. Untuk

mempercepat upaya PKRS menjadi bagian dari upaya pelayanan kesehatan

Rumah sakit maka PKRS dirasa penting menjadi salah satu penilaian dalam

Akreditasi Rumah sakit. Oleh karen a itu, dibutuhkan standar PKRS yang

dapat dijadikan acuan dalam penyusunan instrumen akreditasi Rumah sakit di

Indonesia.

12 Standar PrOrnD51 Kdsetlatan Rumah Sakit

Page 15: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Pengertian PKRS

Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk

meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok

masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan

dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri

dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan,

dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya

mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Tujuan PKRS

Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RS

serta pemeliharaan lingkungan RS dan termanfaatkannya dengan baik

semua pelayanan yang disediakan RS.

Standar Promosi Kesehatan 13 Rumah Sakit

Page 16: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Sasaran PKRS

Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah masyarakat di rumah sakit, yang terdiri dari

• Petugas • Pasien • Keluarga Pasien • Pengunjung • Masyarakatyang tinggal/berada di sekitar rumah sakit

14 Standar Promosl Kesehatan Rumah Saklt

Page 17: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

BAB3 STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

STANDAR 1, KEBIJAKAN MANAJEMEN

Organisasi Rumah Sakit harus memiliki kebijakan tertulis untuk PKRS, Kebijakan ini diimplementasikan sebagai bagian dari peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Rumah Sakit secara keseluruhan,

Tujuan: Adanya dukungan kebijakan untuk pelaksanaan PKRS sebagai bagian integral peningkatan kualitas manaJemen organisasi,

Siandar Promosi Kesehatan 15 Rumah Saki!

Page 18: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Elemen: 1 . 1 Rumah Sakit memiliki kebijakan tertulis

tentang PKRS. 1 .2 Rumah Sakit membentuk unit kerja PKRS. 1.3 Rumah Sakit memiliki tenaga pengelola

PKRS. 1.4 Rumah Sakit memiliki alokasi anggaran

untuk pelaksanaan PKRS. 1.5 Rumah Sakit memiliki perencanaan PKRS

secara berkala. 1.6 Rumah Sakit memiliki saranaJperalatan

untuk pelaksanaan PKRS. 1.7 Rumah Sakit mensosialisasikan PKRS di

seluruh jajaran Rumah sa kit. 1 .8 Rumah Sakit meningkatkan kapasitas

tenaga pengelola PKRS. 1.9 Rumah Sakit melaksanakan pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan PKRS.

STANDAR 2. KAJIAN KEBUTUHAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT Rumah Sakit melakukan kajian kebutuhan Promosi Kesehatan untuk pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit .

Tujuan :

Diperolehnya gambaran tentang informasi yang

16 Stallctar Promosi Kesehatall Rumah Saki!

dibutuhkan pasien, keluarga pasien, pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit sebagai dasar pelaksanaan Promosi Kesehatan.

Elemen: 1.1 Rumah sakit memiliki instrumen kajian kebutuhan

informasi dari pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit, serta media komunikasi yang sesuai untuk mereka.

1.2 Rumah sakit melakukan kajian kebutuhan informasi dari pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit, serta media komunikasi yang sesuai untuk mereka.

1 .3 Rumah sakit memiliki rumusan informasi yang dibutuhkan pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit, serta media komunikasi yang sesuai untuk mereka.

STANDAR 3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH SAKIT Rumah sakit menjamin adanya upaya pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah satu program melalui kegiatan Promosi Kesehatan di Rumah sakit.

Page 19: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Tujuan: Meningkatnya daya dan peran peran serta masyarakat rumah sakit dalam mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.

Elemen: 1.1 Rumah sakit mewajibkan para petugas

rumah sakit melakukan pemberdayaan masyarakat selama bertugas dalam aspek-aspek kuratif, rehabilitatif, preventif, dan pro motif.

1.2 Rumah sakit menyediakan akses di setiap unit pelayanan untuk merespon kebutuhan informasi pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.

1.3 Rumah sakit berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat di sekitar rumah sakit melalui pengorganisasian masyarakat.

STANDAR 4. RUMAH SAKIT MELAKSANAKAN BINA SUASANA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMBERDAYAAN. Rumah sakit menjamin tempat kerja yang aman, bersih dan sehat. Oleh karen a itu Rumah sakit memastikan upaya-upaya

yang menyangkut kebersihan dan kelengkapan sarana prasarana yang ada untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Tujuan:

Rumah sakit menciptakan suasana yang kondusif agar pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan masyarakat sekitar rumah sakit untuk mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.

Elemen:

1.1 Rumah sakit memanfaatkan ruangan dan halaman rumah sakit untuk memasang I menayangkan berbagai media komunikasi.

1.2 Rumah sakit memanfaatkan individu/kelompok di luar rumah sakit untuk bina suasana.

1.3 Rumah sakit memanfaatkan media massa untuk bina suasana.

STANDAR 5. KEMITRAAN

Rumah sakit menggalang kemitraan dengan sektor lain, dunia usaha dan swasta lainnya dalam upaya meningkatkan pelaksanaan PKRS baik di dalam maupun di luar gedung.

Standar Promosi Kesehatan17 Rumah Sakit

Page 20: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Tujuan : Terjalin kerjasama dengan mitra terkait untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan PKRS.

Elemen: 1 . 1 Rumah sakit mengidentifikasi mitra

potensial dalam rangka menggalang kemitraan berkaitan dengan pelaksanaan promosi kesehatan .

1.2 Rumah sakit mempunyai jejaring kemitraan dengan sektor lain, dunia usaha dan swasta lainnya.

1.3 Rumah sakit melaksanakan program kerjasama kemitraan dengan sektor lain , organisasi kemasyarakatan, swasta, dan dunia usaha lainnya.

STANDAR 6. RUMAH SAKIT YANG MEWUJUDKAN TEMPAT KERJA SEHAT Rumah sakit mewujudkan lingkungan tempat kerja/pelayanan yang aman, bersih dan sehat, serta menjamin kecukupan sarana dan prasarana untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

18 Standar Promosi Kesehatan RUmah Sakit

Tujuan:

Terwujudnya tempat kerja yang aman, bersih dan sehat bagi masyarakat Rumah sa kit.

Elemen:

1.1 Rumah sakit menjamin terjaganya keamanan, kebersihan, dan kesehatan lingkungan rumah sakit.

1.2 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan secara memadai.

1.3 Rumah sakit dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok serta diterapkan peraturannya secara ketat dan disiplin.

Page 21: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Pemantauan dan Evaluasi dilakukan berdasarkan Standar

Promosi Kesehatan di Rumah sakit, seperti yang telah

dijelaskan pada BAB III. Pemantauan dilakukan terhadap

perkembangan dari masukan (input), proses, dan keluaran

(output). Evaluasi dilakukan terhadap dampak dari PKRS

yang telah diselenggarakan.

Standar Promosi Kesehatan 19 Rumah Saki!

Page 22: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

A. Indikator masukan (Input) Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumberdaya manusia, saranaiperalatan, dan dana.

B. Indikator Proses

Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk pasien, PKRS untuk klien sehat, dan PKRS di luar gedung.

C. Indikator Keluaran (Outpu1) Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan baik secara umum maupun secara khusus.

D. Indikator dampak Indikator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS yaitu berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien rumah sakit, serta terpeliharanya lingkungan rumah sa kit dal1 dimanfaatkannya dengan

baik semua pelayanan yang disediakan rumah sakit. Oleh sebab itu kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS berjalan beberapa lama yaitu melalui upaya evaluasi.

Secara rinci, indikator masukan, proses, keluaran dan dampak dapat dilihat

pada buku Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1426/Menkes/SK

IXII/2006 (terlampir).

20 Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Page 23: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Standar Promosi Kesehatgn Rumah Sakit (PKRS) ini disusun

agar menjadi acuan dalam pengembangan kegiatan PKRS

dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit yang

berhubungan dengan promosi kesehatan. Standar ini

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Petunjuk

Teknis Promosi Kesehatan Rumah sakit (PKRS) sesuai

keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1426/Menkes/SKI

XII/2006

Standar Promosi Kesehatan 21 Rumah Sakit

Page 24: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

Tim penyusun

Penanggung Jawab: dr. Lily S.Sulistyowati, MM

Penyusun: Ora. Ruflina Rauf, SKM, M.Si

Dr.lr. Bambang Setiaji, SKM, M.Kes Andi Sari Bunga Untung, SKM, MSc.PH

Kontributor: Dr. Bambang Hartono, M.Sc

Dr. Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes Ora. Zuraida SKM, MPH

Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIH, dr. MGS.Johan T Saleh

Dr. Sri Handono Poniwati Y, SKM

Widyaningsih dr. Elzarita Arbain, M.Kes

Drg.Enizar, Ora. Hafni Rochmah, M.PH

Marsuli, S.Sos, M.Kes Intan Endang, SKM, M.Kes Yussiana Elza, SKM, M.Si

drg. Yusra, M.Kes drg . Roswita Siregar

Riza Afriani Margaresa, SKM Raden Danu Ramadityo, S.Psi

Mulyana Chandra, S.Si Setio Nugroho, S.Sn

Page 25: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak
Page 26: VIII...1. Sebagian besar Rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya pelayanan Kesehatan di Rumah sakit. 2. Sebagian besar Rumah sakit belum memberikan hak

--

H

Vl

-0

CD

..... _

Z

0>

--

0.==

0::=

= D

o

.Jl

-...J

~=I

",=

(]"""-=

0z.;

= r

u

(.n

=

•O

= r

u

~-~

0>

=

I t-

iiiiii

iiiiii

i 0

=

.r:

Do ~

I

-

7"­

mz

5:(J

)m

""O

zm

..

.,7

" m~

:::J

O

>S