4
Nama: Fitriana Amelia Sapala NIM : 201466105 Tugas 1 : Data Pola Perubahan Penyakit dan Kematian di Indonesia Pola penyakit penyebab kematian di perkotaan dan pedesaan di Indonesia, Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 Sarimawar Djaja, Agus Suwandono, Soeharsono Soemantri Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan R.I. PEMBAHASAN Dalam kurun waktu 10 tahun (1991-2000), proporsi kematian menurut kelompok di Indonesia menunjukkan bahwa kematian pada kelompok umur di bawah satu tahun, 1-14 tahun, 15-34 tahun menurun, sedangkan proporsi kematian kelompok umur 35-54 tahun belum berubah. Proporsi kematian pada kelompok umur 55 tahun ke atas semakin meningkat. Selama 10 tahun pola kematian menurut umur mengalami pergeseran menuju ke arah kelompok umur yang lebih tua (Gambar 5).

v33569.files.wordpress.com · Web viewSebaliknya, proporsi kematian karena penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) meningkat cukup tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: v33569.files.wordpress.com · Web viewSebaliknya, proporsi kematian karena penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) meningkat cukup tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

Nama: Fitriana Amelia SapalaNIM : 201466105

Tugas 1 : Data Pola Perubahan Penyakit dan Kematian di Indonesia

Pola penyakit penyebab kematian di perkotaandan pedesaan di Indonesia, Studi Mortalitas SurveiKesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001

Sarimawar Djaja, Agus Suwandono, Soeharsono SoemantriBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan R.I.

PEMBAHASANDalam kurun waktu 10 tahun (1991-2000), proporsi kematian menurut kelompok di

Indonesia menunjukkan bahwa kematian pada kelompok umur di bawah satu tahun, 1-14 tahun, 15-34 tahun menurun, sedangkan proporsi kematian kelompok umur 35-54 tahun belum berubah. Proporsi kematian pada kelompok umur 55 tahun ke atas semakin meningkat. Selama 10 tahun pola kematian menurut umur mengalami pergeseran menuju ke arah kelompok umur yang lebih tua (Gambar 5).

Page 2: v33569.files.wordpress.com · Web viewSebaliknya, proporsi kematian karena penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) meningkat cukup tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

Demikian pula dengan proporsi penyebab utama kematian menunjukkan bahwa proporsi kematian karena penyakit infeksi, penyakit pernapasan, gangguan pada masa perinatal selama kurun waktu 10 tahun telah mengalami penurunan. Sebaliknya, proporsi kematian karena penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) meningkat cukup tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (1995-2000). Demikian pula dengan proporsi kematian penyakit pencernaan, neoplasma, kecelakaan bertambah tinggi selama 10 tahun (Gambar 6).

Gambar 5 dan 6 menunjukkan dalam kurun waktu 10 tahun (1991-2000) di Indonesia telah berlangsung transisi epidemiologi, seiring dengan berlangsungnya transisi demografi. Hasil SKRT 2001 menunjukkan bahwa proporsi kematian tertinggi adalah penyakit sirkulasi dimana hasil survei sebelumnya masih didominasi oleh penyakit infeksi.

Selain itu, angka kematian karena penyakit sirkulasi pada laki-laki dan perempuan juga tertinggi dibandingkan penyakit infeksi. Dari hasil perhitungan secara tidak langsung (indirect) dengan metoda Brass hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa angka kematian karena penyakit infeksi lebih tinggi daripada penyakit sirkulasi pada laki-laki maupun perempuan.

Page 3: v33569.files.wordpress.com · Web viewSebaliknya, proporsi kematian karena penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) meningkat cukup tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

Membandingkan hasil SKRT 1992,(4) SKRT 1995 (5) dengan SKRT 2001 ternyata di perkotaan, penurunan proporsi kematian pada kelompok umur kurang dari 5 tahun sedikit, dan peningkatan proporsi kematian di atas 5 tahun hampir tak berarti (Gambar 7). Di pedesaan proporsi kematian menurut kelompok umur kurang dari 14 tahun menurun, dan pada kelompok umur 15 tahun ke atas meningkat dan semakin nyata pada kelompok pedesaan baru di mulai.

Hal ini menunjukkan pula bahwa kecepatan transisi di perkotaan dan pedesaan tidak sama, yang didukung oleh data survei 2001 dimana di pedesaan angka kematian infeksi yang masih tinggi dan besarannya hampir sama dengan angka kematian karena penyakit sirkulasi. Penanganan kesehatan dalam hal ini mencegah terjadinya penyakit dan penyebab kematian di masyarakat sangat beragam, tidak saja pada kelompok penyakit non-infeksi yang sudah menggeser kedudukan sebagai penyebab kematian, tetapi juga pada kelompok penyakit infeksi yang masih mengancam masyarakat di pedesaan. Intervensi kepada ke dua penyakit ini sangat berbeda, dan tampaknya pemerintah masih membutuhkan waktu yang lama untuk menjalani masa transisi serta ia harus menanggung beban ganda dalam hal mengatasi penyakit infeksi dan non infeksi.

KESIMPULAN

1. Gambaran pola penyakit penyebab utama kematian di Indonesia dari hasil SKRT 2001telah menunjukkan perubahan dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif.

2. Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini adalah beban ganda(double burden) yaitu penyakit infeksi dan non-infeksi/degeneratif, dan berat beban diperkotaan dan pedesaan tidak sama. Di perkotaan prioritas penanganan ditujukan terhadap penyakit degeneratif tanpa mengabaikan beberapa penyakit infeksi yang masih tinggi seperti tuberkulosis dan hepatitis virus. Di pedesaan, prioritas penanganan ditujukan kepada penyakit infeksi dan sirkulasi.