31
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT ILMU DENGAN ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA HUKUM MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Ilmu Semester I Tahun Akademik 2013-2014 Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang DOSEN Dr. M. NUR YASIN, M.Ag. Oleh KELOMPOK 1 1. T. AGUS ARGA SETIAJI 2. MUHAMAD SYAFII 3. NUR MUSYAHIDAH 4. AHMAD MUHTAR NURUSSALAM 5. AMIR FAQIH

alinahrowi4.files.wordpress.com€¦ · Web viewHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT ILMU. DENGAN ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA HUKUM. MAKALAH. Dibuat dalam rangka memenuhi …

  • Upload
    doxuyen

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT ILMUDENGAN ILMU PENGETAHUAN DAN DUNIA HUKUM

MAKALAHDibuat dalam rangka memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pengantar Filsafat IlmuSemester I Tahun Akademik 2013-2014

Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas SyariahUIN Maulana Malik Ibrahim Malang

DOSENDr. M. NUR YASIN, M.Ag.

OlehKELOMPOK 1

1. T. AGUS ARGA SETIAJI2. MUHAMAD SYAFII3. NUR MUSYAHIDAH4. AHMAD MUHTAR NURUSSALAM5. AMIR FAQIH

MALANG2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulilaah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang telah

memberikan rahmat dan ni’matnya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas

makalah mata kuliah filsafat ilmu pada waktu yang diharapkan, shalawat serta

salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita khatamulanbiyaa Nabi Muhammad

SAW, yang kita harapkan syafaatnya di hari qiyamat nanti.

Orang yang berfilsafat itu mempunyai cara berpikir yang radikal dan

mendalam sehingga ia bisa bijaksana dalam kehidupanya baik itu dalam

memutuskan sesuatu atau yang lainya, karena Filusuf atau orang yang berfilsafat

itu tidak memandang sesuatu hal dari satu sisi saja akan tetapi ia memandangnya

dari berbagai sisi, oleh karenanya pantas kalau orang yang berfilsafat itu dijuluki

sebagai orang yang bijaksana.

Secara historis lahirnya Ilmu itu tidak dapat terpisahkan dari filsafat, pada

zaman Yunani kuno filsafat mampu mengubah pola pikir masyarakat pada saat

itu yakni pola berpikir Metrosentris. Pola pikir ini dimana mereka beranggapan

bahwa alam semesta ini dipengaruhi oleh para Dewa, kepada pola berpikir

Logosentris yaitu pola berpikir yang disandarkan kepada rasio atau akal.

Di dalam makalah ini kami memaparkan salah satu cabang Filsafat yakni

Filsafat Ilmu yang kami dapatkan dari sumber-sumber yang bisa di pertanggung

jawabkan baik dari buku ataupun dari pengalaman belajar yang kami dapatkan

tentang filsafat. Makalah ini kami buat disamping untuk memenuhi tugas juga

untuk menambah wawasan kami akan isi dari filsafat ilmu itu sendiri.

Akhirnya ,kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah singkat ini terutama kepada : Bpk. Dr. M.

NUR YASIN, M.Ag. MH selaku dosen pengampu mata kuliah FILSAFAT ILMU

yang telah memberikan ilmunya dan memberikan kami semangat, rekan-rekan

Fakultas Syariah jurusan Hukum Bisnis Syariah yang telah memberikan motivasi

dan semangatnya sehingga hal itu dapat menginspirasi kami untuk menulisnya

semoga mereka semua mendapatkan balasan dari Alloh SWT. Tentu kekurangan

dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini tidak bisa kami hindari karena

batas dan kemampuan kami , oleh karena itu kami mohon ma’af sebesar-besarnya.

Malang, 11 September 2013

Kelompok I

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat adalah satu kajian keilmuan yang mempunyai cakupan yang

sangat luas, baik filsafat yang secara spesifik membahas tentang suatu

ideologi, filsafat yang secara spesifik membahas tentang suatu kesatuan

Negara dan filsafat yang mengkaji tentang exsistesi manusia. Filsafat ilmu

hususnya adalah satu cabang ilmu yang sangat penting untuk dikaji dan

dipelajari, dikarenakan filsafat ilmu mempunyai hubungan erat dengan

berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan. Dalam hal ini filsafat ilmupun

mempunyai peranan penting didalam dunia hukum. Karena dalam

pembentukan dan penerapan hukum perlu adanya kajian yang mendalam,

sehingga terwujudlah satu hukum yang sesuai dengan keadaan masyarakat.

Filsafat yang mempunyai fungsi sebagai mater scientiarum (induk

ilmu pengetahuan), yang berarti filsafat sebagai sumber dari semua ilmu

pengetahuan. Filsafat sendiri mempunyai peranan penting terhadap manusia

di era sebelum masehi. Yang dimana dengan filsafat dapatlah dipastikan

seorang ahli bisa menjawab berbagai problematika disaat itu, baik masalah

yang berkaitan dengan manusia, alam raya dan masalah tentang keingin

tahuan terhadap keberadaan Tuhan. Samahalnya urgensi filsafat di era saat

ini, karena semakin banyaknya problematika sosial yang muncul ditengah

masyarakat, dan dituntut penyelesain seketika itu juga.

Patutlah bagi setiap kalangan akademisi, politisi dan berbagai

kalangan untuk bisa mengkaji dan memahami filsafat ilmu. Sehingga

diharapkan bisa terwujud satu komunitas masyarakat, satu institusi dan satu

bangsa yang sejahtera.

B. RUMUSAN MASALAH

Sejarah filsafat ilmu

Aliran-aliran dalam filsafat ilmu

Hubungan filsafat ilmu dengan ilmu pengetahuan

Hubungan filsafat ilmu dengan dunia hukum

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Filsafat Ilmu

A. Kemunculan filsafat ilmu

Dibandingkan dengan negara lain, Bangsa Yunani merupakan tonggak

awal munculnya filsafat ilmu, bahkan dahulu kiblat ilmu berada di yunani,

ketika itu bangsa yunani mampu mengubah pola pikir mereka dari

mitrosentris menjadi logosentris. Orang yunani awalnya sangat percaya pada

dongeng dan takhayul, akan tetapi lambatlaun terutama setelah mereka

mampu membedakan sesuatu yang real dengan yang ilusi, mereka mampu

keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan

ilmiah.1 Sehingga inilah awal mula manusia menggunakan akal rasionya

untuk meniliti alam jagad raya ini.

Kata philosophos mula-mula dikemukakan dan dipergunakan oleh

Heraklitos (540-480 SM). Menurutsebagian yang lain bahwa Phytagoraslah

yang mula-mula memakainya (580-500SM). Namun pendapat yang lebih

tepat adalah pendapat yang mengatakan Heraklitos yang memulai memakai

kata philoshopos.

karena manusia selalu berhadapan dengan alam yang begitu luas dan

penuh misteri, timbul rasa ingin tahu akan rahasia alam itu. Kemudian timbul

pertanyaan di dalam pikiranya, dari mana datangnya alam ini, bagaiamana

kejadianya, bagaimana kemajuanya dan kemana tujuanya?. Pertanyaan seperti

ini yang selalu menjadi pertanyaan di kalangan filosof yunani, sehingga tidak

heran kemudian mereka juga disebut dengan filosof alam karena begitu besar

perhatiannya pada alam ini. Filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul

alam adalah Thales (624-546 SM) ia diberi gelar bapak filsafat karena dialah

orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. “apa sebenarnya asal

usul alam semesta ini? kemudian ia menjawabnya dengan pendekatan

rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan 1 Encyclopedia Americana-International Edition, (Glorier Incorporated,1997), Vol. 13, hlm.429

asal alam ini adalah air, dan kemudian muncul filosof-filosof selanjutnya

yang mempunyai pandangan yang bertolak belakang dengannya yaitu,

Anaximandros yang berpendapat asal alam ini adalah yang dinamakan

apeiron, Heraklitos yang berpendapat panta rhei uden menei (semuanya

mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal mantap).2

Setelah berakhirnya masa para filosof alam, kemudian muncul masa

transisi, yakni penelitian terhadap alam tidak menjadi fokus utama tetapi

sudah mulai menjurus pada penyelidikan pada manusia. Filosof alam ternyata

tidak dapat memberikan kepuasan sehingga timbul kaum “Sofis”. Tokoh

utamanya adalah Protagoras (481-411 SM) ia menyatakan bahwa manusia

adalah ukuran kebenaran, dan pernyataan ini merupakan cikal bakal adanya

humanisme. Kemudian tokoh lain kaum sofis adalah Gorgias (483-375 SM).

Pengaruh positif pergerakan kaum sofis cukup terasa karena mereka

membagkitkan semangat berfilsafat. Mereka mengingatkan filosof bahwa

persoalan pokok dalam filsafat bukan alam melainkan manusia. Namun, para

filosof setelah kaum sofis tidak setuju dengan pandangan tersebut, diantara

tokohnya adalah Socrates, Plato, Aristoteles. Menurut mereka ada kebenaran

objektif yang bergantung pada manusia. Socrates berpendapat bahwa ajaran

dan kehidupan adalah satu tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. Di

masa setelah socrates inilah yang disebut dengan zaman keemasan Yunani

karena pada zaman ini kajian-kajian yang muncul adalah perpaduan antara

filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat menonjol

adalah Plato(429-347 SM) ia merupakan murid plato. Akan tetapi puncak

kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM), ia

merupakan murid plato, seorang filosof yang berhasil menemukan pemecahan

persoalan-persoalan besar yang dipersatukanya dalam satu sistem. logika,

matematika, fisika, dan metafisika.3 Pembagian Ilmu inilah yang menjadi

2 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,edisi revisi cet.11,2012)hal.23-25

3 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,edisi revisi cet.11,2012)hal.30

pedoman juga bagi klasifikasi Ilmu di kemudian hari, dan hal yang telah

disebutkan diatas merupakan embrio adanya filsafat ilmu.

B. Tahap Perkembangan Filsafat Ilmu

Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berkembang

secara tiba-tiba, melainkan berlangsung secara bertahap. Ilmu pengetahuan

tampaknya harus berkembang berdampingan dengan agama. Yang menjadi

masalah, seringkali ada yang berpandapat bahwa ilmu pengetahuan sejajar

dengan agama sebagai jalan menemukan kebenaran ilmiah. Sejarah

perkembangan ilmu harus melakukan pembagian periode yang menampilkan

ciri khas tertentu, yaitu :

1) Zaman pra Yunani Kuno (Zaman Batu).

Pada abad VI SM Yunani muncul lahirnya filsafat dan mulai

berkembang suatu pendekatan yang sama sangat berlainan. Mulai saat itu

orang mencari jawaban secara rasional tentang problem alam semesta.

2) Zaman Yunani Kuno.

3) Zaman keemasan Yunani.

Yaitu zaman Yunani Kuno dipandang sebagai Zaman keemasan

filsafat, karena pada masa ini masyarakat memiliki kebebasan untuk

mengungkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap

sebagai gudang ilmu, karena Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai

mitologi-mitologi.

4) Masa Helinistis Romawi.

Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai berikut :

a. Stoisisme. menurut paham ini, jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa

yang disebut Logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetapan

yang tidak dapat dihindari.

b. Epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.

c. Ekepisisme, mereka berpikir bahwa bidang teoretis manusia tidak

sanggup mencapai kebenaran.

d. Eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai

unsur filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai pemikiran

yang sungguh-sungguh.

e. Neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat

Plato

5) Zaman Abad Pertengahan.

Pada abad pertengahan mengalami dua periode yaitu :

a. Periode Patriksis, mengalami tiga tahap, petama permulaan agama

Kristen. Kedua filsafat Agustinus yang terkenal pada masa Patristik.

Ketiga periode Ekolastik, menjadi tiga tahap yakni periode awal,

ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang

rapat antara agama dan filsafat, periode puncak, ditandai dengan

keadaan yang dipengaruhi oleh Aris Toteles akibat kedatangan ahli

filsafat Arab dan Yahudi. Periode akhir, ditandai dengan pemikiran

kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme.

6) Zaman Renaissance

Adalah Zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan

mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Manusia pada Zaman ini

adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin

mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri,tidak didasarkan atas campur

tangan Ilahi.

7) Zaman Modern

Zaman Modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah.

Perkembangan ilmu pada zaman modern sesungguhnya sudah dirinris

sejak zaman Renaissance.

8) Zaman kontemporer ( Abad XX dan seterusnya )

Kesimpulan dari tujuh tahap perkembangan filsafat ilmu itu tampak

bahwa pola-pola pemikiranilmu sudah berkembang luas. Dengan ilmu

manusia mulai memikirkan dir dan sekitarnya guna mencapai

kebahagiaan. Umumnya filsafat ilmu masih bercampur dengan religi.

Namun pada tataran tertentu para pendukung filsafat ilmu masih berpikir

pada hal-hal yang kasat mata. Maka tidak perlu heran kalao Fisikawan

termasyhur adalah Albert Einstein yang terpercaya akan kekekalan matri

dengan kaata lain dia tidak mengakui akan adanya penciptaan alam4.

2. Aliran-Aliran Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu ternyata tidak berjalan sesuai dengan koridor tunggal,

lurus. Dari waktu kewaktu filsafat ilmu telah melahirkan sekian banyak aliran

pemikiran. Tugas ilmuan sebenarnya adalah mengikuti aliran terebut secara

konsisten sehingga tidak tumpang tindih dalam mencari kebenaran. Beberapa

aliran filsafat ilmu yang sudah baku adalah :

1. Rasionalisme, adalah madzhab filsafat ilmu yangberpandangan bahwa rasio

adalah sumber dari segala sumber pengetahuan. Dengan demikian, kriteria

kebenaran berbasis pada intelektualitas. salah satu conto yang dikemukakan

oleh Socrates. Bahwa sebelum manusia memahami dunia ia harus

memahami dirinya sendiri. kunci untuk memahami diri sendiri yaitu

menggunakan kekuatan rasio.

2. Empirisme, adalah sebuah orientasi filsafat yang berhubungan dengan

kemunculan ilmu pengetahuan modern dan metode ilmiah. Hal ini

menekankan bahwa ilmu pengetahuan manusia bersifat terbatas pada apa

yang dapat diamati dan diuji. Diantara pendiri-pendiri utama tradisi

Empirime seperti John Locke, George Berkeley dan David Hume ( Calhoun,

2002)

3. Realisme. Berpandangan bahwa kenyataan tidaklah terbatas pada penglaman

inderawi ataupun gagasan yang terbangun dari dalam. Dengan demikian

realisme dapat dikatakan sebagai bentuk pemolakan terhadap gagasan

extrim Idealime dan Empirisme. Gagasan utama dari Realisme adalah

konteks pemerolehan pengetahuan adalah pengetahuan didapatkan dari dua

hal, yaitu : Observasi dan pengembangan pemikiran baru dari Observasi

yang dilakukan.

4 Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. 2012. Filsafat Ilmu.Yogyakarta ; PT. Buku Seru. Halm 48-49

4. Idealisme, adalah tradisi pemikiran filsafat yang berpandangan bahwa

doktrin tentang relitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari

kesadaran manusia. Dengan kata lain katagori dan gagaan eksis didalam

ruang kesadaran namun manusia terlebih dahulu sebelum adanya

pengalaman-pengalaman inderawi. Pandangan Plato bahwa semua konsep

eksis terpisah dari etitas materinya dapat dikatakan sebagai sumber dari

pandangan edialisme radikal.

5. Positivisme, adalah doktrin filosof dan ilmu pengetahuan sosial yang

menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari

ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi positivisme dikenalkan oleh

Aguste Comte untuk menolak doktrin nilai subjektif, digantikan oleh fakta

yang bisa diamati serta penerapan metode ini untuk membangun ilmu

pengetahuan yang diabadikan untuk memperbaiki kehidupan manusia.

6. Pragmatisme, adalah madzhab pemikiran filsafat ilmu yang dipelopori oleh

C.S Peirce, William James, John Dewey, George Herbet Mead, F.C.S

Schiller dan Richard Rorty. Tradisi Pragmatisme muncul atas reaksi

terhadap tradisi idealis yang domonan, yang menganggap kebenaran sebagai

etitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari realitas. Pragmatisme

beragumentasi bahwa filsafat ilmu haruslah meninggalkan ilmu

pengetahuan transendental dan menggantinya dengan aktifitas manusia

sebagai sumber pengetahuan. Bagi para penganut madzhab pragmatisme,

ilmu pengetahuan dan kebenaran adalah sebuah perjalanan dan bukan

merupakan tujuan5.

3. Hubungan filsafat ilmu dengan ilmu pengetahuan

1. Realita hubungan filsafat ilmu dengan ilmu pengetahuan

Filsafat ilmu dan pengetahuan memiliki hubungan saling

melengkapi satu dengan lainya. Maka dalam hal ini perlu membandingkan

antara filsafat dan ilmu yang menyangkut perbedaan-perbedaan maupun

5 Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum. 2012. Filsafat Ilmu.Yogyakarta ; PT. Buku Seru. Halm

titik temu antara keduanya. Semua ilmu sudah di bicarakan dalam fisafat

bahkan beberapa ilmu pengetahuan lahir dari filsafat. 6

Sudah sikenal sejak lama bahwa filsafat adalah induk dari segala

macam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ilmu

pengetahuan pada mulanya hanya ada satu, yaitu filsafat. Akan tetapi, karena

filsafat mempersoalkan kebenaran pengetahuan yang bersifat umum, abstark

dan universal, maka wajarlah jika filsafat tidak mapu menjawab persoalan-

persoalan hidup yang bersifat konkreat, praktis dan pragmatis. Maka sebab itu

muncullah berbaga yangi jenis ilmu pengetahuan khusus dengan objek studi

yang berbeda-beda, sebagai contoh, dari kajian filsafat yang membecirakan

manusia muncullah ilmu pengetahuan humaniora, ilmu pengetahuan yang

membicarakan masyarakat muncullah ilmu pengetahuan sosial. Selain itu,

juga terhadap objek alam dan unsur-unsurnya, berkembang ilmu pengetahuan

fisika, kimia , biologi dan lain-lain

Sebagai induk ilmu pengetahuan, ruang lingkup studi filsafat

mencakup semua hal yang ada ( bahkan yang mungkin ada) menrurut

aspeknya yang mendasar berupa sifat hakikat atau subtansinya.7

Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat dirumuskan

sebagai berikut :

a. Fisafat mempunyai objek yang lebih luas¸sifatnya universal ( universal

science), sedang ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus

lapangan saja.

b. Filsafat hendak memberi pengetahuan, insight/pemahaman yang lebih

mendalam dengan menunjukkan sebab yang terahkir, sedangkan ilmu

pengetahuan juga menunjukka sebab-sebab, tetapi tidak begitu

mendalam, dengan satu pendekatan dapat dikatakan : Ilmu pengetahuan

mengatakan “ bagaimana” barang-barang itu ( to know “how”......

technical know how, managerial know how .............. secondary couse

and proximate explanatation ) sedangkan filsafat mengatakan “ apa

6 Drs. Burhanuddin Salam. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta; PT. Bumi Aksara halm 747 Drs. A. Susanto, M.Pd. Filsafat Ilmu “ Bumi Aksara Jakarta halm 79

barang itu ” (to know “ what” and “why” ...... first couse, highest

principles and ultimate explanatation).

c. Filsafat memberikan syntesis kepada ilmu-ilmu pengetahuan yang khusus

mempersatukan dan mengkordinasikannya.

d. Lapangan filsafat ilmu mempunyai lapangan kerja yang sama dengan

ilmu pengetahuan, tetapi sudut pandangnya berlainan. Sehingga

keduanya merupakan suatu bidang kajian ilmu tersendiri.8

Ilmu telah menjadi sekelompok pengetahuan yang terorganisasi

dan tersusun secara sistematis. Tugas ilmu menjadi lebih luas, yakni

bagaimana ia mempelajari sosial lewat observasi dan experimen.

Keinginan-keinginan melakukan observasi dan experimen sendiri, dapat

didorong oleh keinginanya untuk membuktikan hasil pemikiran filsafat

yang cenderung opekulatif ke dalam bentuk ilmu yang praktis. Dengan

demikian ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem

pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh hasilkerja filsafat,

kemudian dialihkan secara sistematis dalam bentuk ilmu yang

terteoretisasi. Kebenaran ilmu hanya dibatasi sepanjang pengalaman dan

senjang pikiran. Sedangkan filsafat menghendaki pengetahuan yang

komperhensip yakni yang luas, yang umum dan universal. Dan itu tidak

dapat diperoleh dalam ilmu.

2. Perbedaan Prinsipil Filsafat Ilmu Dengan Ilmu Pengetahuan.

Dalam mengupas masalah perbedaan prinsipil antara filsafat ilmu

dengan pengetahun, disini dikemukakan dua buah alasan perbedaan yaitu :

a. Penjelasan yang terahkir

Seorang ahli ilmu hayaf (Biologi) misalnya mempelajari gejala-

gejala “hidup” objeknya adalah makhlu-makhuk hidup. Maka ia akan

menyelidiki semua pertanyaan-pertanyaan dari tumbuh-tumbuhan,

binatang dan dari manusia. Maka ia akan mencari tahu pengetahuan

tentang peredaran darah,pencernaan, organ-organ dan sebagainya. Serta

8 Drs. Burhanuddin SalamPengantar filsafat Ilmu Bumi Aksara Jakarta Halm 81-82

mencoba menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi hidup itu.hal

itu diterima tanpa adanya pembuktian lebih lanjutkarena hali ini tidak

menjadi lapangan penyeledikanya atau objek materialnya.

Seorang filosuf sebaliknya, ia yaqin, misalnya pencernaan atau

peredaran darah tidak habis dijabarkan dengan hanya menunjukkan

kelenjar-kelenjar, sel-sel tubuh, darah dan lainya.

b. Keinginan akan syntesis (suatu wawasan yang meliputi keseluruhanya).

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya bahwa pengetahuan

memilki macam-macam bidang kajian, dan didorong oleh rasa keingin

tahuan yang mendalam, maka dibagilah lapangan ilmu pengetahuan

menjadi berbagai ilmu pengetahuan yang masing-masing mempelajari

satu lapangan yang khusus. Dan dalam pengkuhususan itu orang masih

melakukan spesialisasi lebih lanjut. Akan tetapi orang masih merasakan

keinginthuanya secara totalitas. Demikiandalam spesialisasi lapangan

ilmu pengetahuan khusus itu, orang merasakan bahwa bagian-bagian

hanya dapat dimengerti jika dipandang secara keseluruhan.

3. Hubungan antara Fisafat Ilmu dengan Dunia Hukum

Sebagai induk dari ilmu pengetahuan (mater scientrum) ,filsafat

mencakup semua pengetahuan khusus ,oleh karenanya filsafat mampu

mengubah pola berpikir bangsa Yunani dan bangsa lainya ,dari pola berpikir

Metrosentris yakni anggapan bahwa semua kejadian alam semesta ini

dipengaruhi oleh adanya Dewa oleh karenaya dewa harus dihormati dan

ditakuti sekaligus disembah, sampai kepada pola berpikir logosentris yakni

pola berpikir yang mengedepankan akal atau rasio .

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum sampai pada

hubungan antara filsafat ilmu dan dunia hukum ,maka kita harus tahu terlebih

dahulu jalanya konstelasi filsafat ilmu .Filsafat ilmu terbagi atas tiga cabang

utama yakni ontologi , epistemologi, aksiologi ,

A. Ontologi

Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On/Ontos = ada dan

Logos = Ilmu , jadi secara bahasa artinya ilmu mengenai sesuatu yang ada.

Sedangkan menurut terminologi ,Ontologi merupakan Ilmu yang membahas

tentang hakikat yang ada ,uang merupakan ultimate reality baik yang

berbentuk jasmanai/konkret maupun rohani/abstrak.

Dalam persoalan Ontologi seseorang menghadapi persoalan

bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama

kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama,

kenyataan yang berupa materi(kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa

rohani (kejiwaan). Pembicaraan tentang hakikat sangtlah luas sekali, yaitu

segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas atau

kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya

sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu,juga bukan

kenyataan yang berubah.9

.Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada,”ens”,

“being”, “l’etre”. Gambaranya dapat terkesan pada pertanyaan-pertanyaan

seperti berikut: “apakah manusia itu”?, apa yang dikatakan adil?apa ada

itu?,apa yang dimaksud dengan dengan warna putih ?ini semua adalah

pertanyaan-pertanyaan yang dapat timbul bagi setiap orang yang hidup

dengan kesadaran , akan tetapi hal ini tidak mudah dijawab. Kalau

dihubungkan dengan ilmu , apa yang merupakan ada atau “being” dari ilmu

itu. Umpamanya yang merupakan ada pada ilmu hukum yaitu norama

(patokan). Yang ada pada ilmu ekonomi adalah benda-benda kebutuhan

manusia.10 Dalam Ontologi terdapat dua bagian penting , yakni : 11

a) Metafisika Umum

9 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,edisi revisi cet.11,2012)hal.13110 Muhamad Erwin, Filsafat Hukum:refleksi kritis terhadap hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo, Cetakan Kedua , 2012)hlm.10

11 Muhamad Erwin, Filsafat Hukum:refleksi kritis terhadap hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo, Cetakan Kedua , 2012)hlm.10-11

Bagian inilah yang mempersoalkan hakikat secara umum, adapun

persoalan-persoalan metafisika umum ini diantaranya adalah : Apa yang

dimaksud dengan ada,keberadaan atau eksisitensi itu ? dll.

b) Metafisika Khusus

Dalam bagian ini mempersoalkan hakikat yang ada pada tiga bagian

pentingsebagai berikut :

Kosmologi , yang mempersoalkan hakikat alam semesta termasuk segala

isinya,kecuali manusia

Antropologi, yang mempersoalkan hakikat manusia , persoalan ini

bertalian dengan bagaimana terjadi hubungan badan dan jiwa ?, apa yang

dimaksud dengan kesadaran?, manusia sebagai manuisa bebas atau tidak

bebas?

Teologi , yang mempersoalkan hakikat Tuhan, yang merupakan

konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat.

B. Epistemologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Episteme :

pengetahuan , dan Logos : teori, jadi Epistemologi berarti teori Ilmu

Pengetahuan . cabang filsafat ilmu yang kedua inilah yang menentukan

karakter pengetahuan bahkan bisa menentukan kebenaran susuatu yang pantas

di terima dan di tolak . sementara bagi Descartes (1596-1650 M), persoalan

dasar dalam filsafat pengetahuan bukan bagaimana kita tahu , teapi mengapa

kita dapat membuat kekeliruan? Salah satu cara untuk menentukan sesuatu

yang pasti dan tidak diragukan ialah dengan melihat seberapa jauh hal itu bisa

di diragukan. Bila kita secara sitematis mencoba meragukan sebanyak mungkin

pengetahuan kita, akhirnya kita akan mencapai titik yang tak bisa diragukan

sehingga pengetahuan kita dapat dibangun diatas kepastian Absolut.12

C. Aksiologi

12 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,edisi revisi cet.11,2012)hal.151

Aksiologi ini berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai

dan logos yang berati teori, jadi aksiologi adalah teori tentang nilai,13 Secara

singkat cabang filsafat yang ketiga ini bidang bahasanya membahas persoalan

nilai.

Terlihat dengan jelas bahwa permasalahan yang utama adalah

mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia

untuk melakukab berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori nilai

yang didalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Makana

Etika dipakai dalam dua bentuk arti, pertama,etika merupakan suatu

kumpulan pengtahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan

manusia. Seperti ungkapan “saya pernah belajar etika”. Arti kedua,

merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal,

perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia yang lain. Seprti ungkapan “ia

bersifat etis atau ia seorang yang jujur atau pembunuhan merupakan sesuatu

yang tidak susila.” Etika menilai perbuatan manusia , maka lebih tepat kalau

dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia,

dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia

ditinjau dari segi baik dantidak baik didalam suatu kondisi yang normatif,

yaiti suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika

berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh

manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.14

Dari konstelasi cabang-cabang filsafat ilmu diatas, kami

berkesimpulan bahwa filsafat ilmu itu berkaitan erat dengan dunia hukum,

karena dari ketiga cabang dari filsafat ilmu tersebut berkaitan dengan norma-

norma manusia baik itu di bidang etika maupun dalam bidang estetikanya.

Persoalan-persoalan filsafat yang ada pada ilmu hukum dapat

dipahami arti serta maknanya dengan memahami unsur-unsur filsafat yang

mendasari pandangan tentang hukum, maka dari itu jelaslah akan pengaruh

13 Burhanuddin Salam, Logika Materil:Filsafat Ilmu pengetahuan,(Jakarta:Reneka Cipta, cet-1 1997)hal.16814 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,edisi revisi cet.11,2012)hal.165-166

filsafat ilmu terhadap ilmu hukum melalui tiga pilar dari filsafat ilmu

tersebut yakni : Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi. Sehingga apabila

Hukum di pelajari secara mendalam dan mendasar yang berlandaskan Filsafat

Ilmu maka ahli hukum atau orang yang berkecimpung di dunia hukum

disamping memiliki keberanian melakukan terobosan baru guna memperkaya

khazanah keilmuanya juga bisa memiliki pemikiran yang terbuka serta dapat

memiliki wawasan yang benar dan tepat dalam menegakan hukum, oleh

karenanya Filsafat Ilmu dapat menjawab problematika ilmu hukum dan

hukum dengan menyesuaikan dimensi ruang dan waktu.

BAB III

A. KESIMPULAN

Sejarah awal munculnya filsafat ilmu adalah di Yunani, yang ditandai

dengan perubahan pola berfikir mereka dari pola berfikir mitrosentris menjadi

logosentris. Kemudian mulailah digunakan kata philosophos untuk orang

yang menguasai secara sistematis terhadap pengetahuan. Kemudian dari sini

mulailah mereka memikirkan tentang hakikat alam ini yang digagas oleh

thales, yang mana pada masa ini disebut dengan filosof alam, di masa filosof

alam banyak dari para filsuf berbeda pendapat akan hakikat asal dari alam

itu. setelah masa ini, muncul kaum sofis yang pemikiranya bertolak belakang

dengan filosof alam, yaitu kaum sofis menganggap persoalan pokok dalam

filsafat adalah manusia bukan alam. Kemudian setelah itu masuk zaman

keemasan filsafat yunani ,disebut demikian karena pada zaman ini kajian-

kajian yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang

manusia, akan tetapi puncak kejayaan Filsafat Yunani tiba setelah masa

keemasan tsb yaitu pada masa Aristoteles yang berhasil menemukan

pemecahan persoalan-persoalan besar filsafat yang dipersatukanya dalam satu

sistem, Yang hal tersebut menjadi awal kemunculan filsafat ilmu.Setelah

muncul, mulailah filsafat ilmu berkembang dengan baik ke berbagai negara

dan agama, dengan tahapan beberapa periode yang masing-masing meiliki

ciri khas, yakni Zaman pra Yunani kino, zaman Yunani kuno, zaman

keemasan Yunani, masa Helinistis Romawi, zaman Renaissance, zaman

modern, dan zaman kontemporer.

Dari waktu ke waktu Filsafat Ilmu ternyata tidak berjalan pada koridor

tunggal lurus, filsafat ilmu telah melahirkan sekian banyak aliran pemikiran,

yaitu : Rasionalisme, Empirisme, Realisme, Idealisme, Positvisme, dan

Pragmatisme.

Persoalan-persoalan filsafat yang ada pada ilmu hukum dapat

dipahami arti serta maknanya dengan memahami unsur-unsur filsafat yang

mendasari pandangan tentang hukum, maka dari itu jelaslah akan pengaruh

filsafat ilmu terhadap ilmu hukum melalui tiga pilar dari filsafat ilmu

tersebut yakni : Ontologi, Epistemologi, serta Aksiologi. Sehingga apabila

Hukum di pelajari secara mendalam dan mendasar yang berlandaskan Filsafat

Ilmu maka ahli hukum atau orang yang berkecimpung di dunia hukum

disamping memiliki keberanian melakukan terobosan baru guna memperkaya

khazanah keilmuanya juga bisa memiliki pemikiran yang terbuka serta dapat

memiliki wawasan yang benar dan tepat dalam menegakan hukum, oleh

karenanya Filsafat Ilmu dapat menjawab problematika ilmu hukum dan

hukum dengan menyesuaikan dimensi ruang dan waktu.

B. KRITIK DAN SARAN

Kami sadar betul bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh

dari kata sempurna maka oleh karena itu kami berharap kepada para pembaca

sekalian memberikan kritik dan saran yang membangun ,sehingga nantinya

kami bisa memperbaiki dan berbuat lebih baik lagi setelahnya.

DAFTAR PUSTAKA