Upload
doankhuong
View
222
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.
Berikut adalah pengertian organisasi menurut para ahli.
a. Oliver Sheldon ( 1923 )
Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau
kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang
diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan
saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan
terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
b. Dexter Kimball & Dexter Kimball ( 1947)
Organisasi merupakan bantuan bagi manajemen. Ini mencakup kewajiban-
kewajiban merancang satuan-satuan organisasi dan pejabat yang harus
melakukan pekerjaan, menentukan fungsi-fungsi mereka dan merinci
hubungan-hubungan yang harus ada diantara satuan-satuan dan orang-
orang. Organisasi sebagai suatu aktivitas, sesungguhnya adalah cara kerja
manajemen.
c. J.William Schulze (1949)
Organisasi adalah penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat
perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang bertalian dengannya ,
1
yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
d. James D. Money
Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk
mencapai suatu tujuan bersama, dan menurut Hebert A. Simon organisasi
adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan
lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
Dari definisi beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
adalah suatu sistem yang saling pengaruh antar anggota dalam kelompok yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dan dari beberapa definisi tersebut
secara umum dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur dasar daripada organisasi
adalah:
1. Adanya dua orang atau lebih.
2. Adanya maksud untuk kerja sama.
3. Adanya pengaturan hubungan.
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai.
1.2 Karateristik Organisasi
Menurut The Fullairton Slaine Nevereverend (2001) terdapat lima
karakteristik organisasi yang dibahas sebagai berikut berdasarkan skala prioritas.
Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
2
1. Ukuran (size)
Ukuran seberapa besar organisasi tersebut, dalam hal karyawan, kantor,
jumlah lokasi fisik, dan sejenisnya. Ukuran dalam organisasi mempunyai
tingkatan, organisasi terkecil misalnya dimiliki oleh sepasang suami istri yang
tinggal di suatu rumah. Tingkatan tinggi misalnya didapatkan pada perusahaan
yang mempekerjakan banyak orang di beberapa kantor cabang yang tersebar di
seluruh negeri .
2. Sumber ( resources )
Sumber dapat diukur dari modal fisik dan barang-barang materi yang
diakses oleh sebuah organisasi. Sebuah sumber yang tinggi akan menunjukkan
bahwa perusahaan mungkin memiliki beberapa lusin jet perusahaan, rumah sakit
bedah di fasilitas utama mereka, dan kapasitas untuk membeli cukup banyak apa
atau siapa saja yang mereka inginkan. Sebuah perusahaan dengan skor sumber
daya dengan nilai 1 mungkin menemukan beberapa kesulitan dalam fitting
sebuah stapler baru ke dalam anggaran.
3. Pengaruh ( influence )
Pengaruh mengandung arti tentang bagaimana organisasi ini berpengaruh
di dunia pada umumnya. Dapatkah organisasi ini cukup mengerahkan kekuatan
politik atau sosial untuk mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa
menggunakan tindakan langsung? Sebuah contoh organisasi yang berpengaruh
tinggi adalah salah satu perusahaan industri tembakau Amerika selama abad ke-
20. Sebuah perusahaan dengan pengaruh yang cukup tinggi dapat berbuat apa saja
diantaranya, membuat orang "menghilang", menjatuhkan dakwaan terhadap
3
seorang karyawan, mengendalikan kasus keputusan pengadilan, bahkan mengatur
undang- undang.
4. Keamanan ( security )
Hal ini menyangkut seberapa baik suatu organisasi menjaga rahasia
mereka, dan seberapa baik mereka melindungi kepentingan fisik mereka. Dalam
Cyberpunk dan pengaturan gelap-scifi, ini juga menilai seberapa besar militer /
aparat keamanan mempertahankan organisasi mereka. Sebuah perusahaan
dengan keamanan rendah cenderung untuk mengunci pintu mereka. Sebuah
perusahaan keamanan tinggi mengenkripsi semua file dan memo, posting
penjaga bersenjata di setiap fasilitas, memiliki bentuk verifikasi identitas setiap
100 kaki, dan mungkin punya tentara berdiri sendiri.
5. Ketahanan ( tenacity )
Hal ini meyangkut bagaimana mendorong sebuah organisasi dalam
mencapai tujuannya. Ketahanan yang tinggi menggambarkan sebuah organisasi
yang bekerja sepanjang menetapkan agenda dengan semangat yang berpikiran
tunggal dan efisiensi.
Jadi pada intinya, karakteristik organisasi :
1. Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola
interaksi yang ditetapkan.
2. Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3. Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
4. Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat
diidentifikasi.
4
BAB 2
PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana struktur, fungsi, kinerja dan
perilaku individu atau kelompok dalam suatu organisasi. Perkembangan teori
organisasi didunia ada 6, yaitu Teori organisasi klasik, neo klasik, perilaku, terbuka,
tertutup dan moderen.
2.1 Teori Klasik
Teori Organisasi Klasik dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori
ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan Mesir, Cina, dan Romawi.
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan
tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural
yang kaku, tidak mengandung kreatifitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi
ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang
dan diganti sesuai kehendak pemimpin.
Menurut teori ini organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan, tujuan,
peranan, kegiatan, komunikasi dan faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori
Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat
unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal, adalah sistem kegiatan
yang terkoordinasi, kelompok orang, kerjasama, serta kekuasaan dan
kepemimpinan.
5
Menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat
kondisi pokok yaitu, kekuasaan, saling melayani, doktrin dan disiplin. Hal yang
paling mendasar dalam organisasi formal, adalah pembagian kerja (untuk
koordinasi), proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan vertical dan
horizontal), struktur (hubungan antar kegiatan), serta rentang kendali (berapa
banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran, yaitu Birokrasi, Manajemen
Administrasi, dan Manajemen Ilmiah.
A. Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam buku The Protestant
Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic
Organization.
Istilah Birokrasi berasal dari kata Legal Rasional, “Legal” disebakan
adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang
dirumuskan secara jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya
penetapan tujuan yang ingin dicapai.
Max Weber berpendapat mengenai 6 karekteristik birokrasi,
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pembagian kerja
Semua tugas yang perlu untuk mencapai tujuan dibagi dalam
pekerjaan yang sangat khusus. Strategi ini terkenal dengan
prinsip pembagian kerja (division-of-labor principle), dan weber
menyatakan dengan tegas pentingnya prinsip tersebut dengan
6
cara yang biasa, yakni, bahwa para pemegang pekerjaan dapat
menjadi ahli dalam pekerjaan mereka dan dapat diminta
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan yang efektif dari tugas
mereka.
2) Hirarki wewenang
Tiap-tiap anggota atau kantor organisasi bertanggung jawab
kepada seorang atasan. Wewenang yang dipegang oleh atasan
didasarkan pada pengetahuan ahli dan wewenang itu disahkan
oleh kenyataan bahwa wewenang tersebut dilimpahkan dari
puncak hirarki. Dengan demikian terciptalah rantai komando.
3) Program rasional
Organisasi membutuhkan beberapa program kerja yang rasional
yang dapat dikerjakan dengan baik sesuai bidang oleh setiap
karyawan di organisasi tersebut.
4) Sistem Prosedur
Setiap tugas dilaksanakan sesuai dengan “sistem yang tetap yang
terdiri dari peraturan-peraturan yang abstrak” untuk menjamin
uniformitas dan koordinasi dari tugas yang berbeda-beda. Alasan
bagi praktik ini adalah bahwa manajer dapat menyingkirkan
ketidakpastian dalam pelaksanaan yang disebabkan oleh
perbedaan individual.
7
5) Sistem Aturan hak kewajiban
Jabatan dalam organisasi birokratis didasarkan pada persyaratan
teknis dan dilindungi terhadap pemecatan yang sewenang-
wenang. Begitu pula, promosi didasarkan pada masa kerja dan
prestasi. Jabatan dalam organisasi dipandang sebagai karier yang
sepanjang umur, dan timbulah loyalitas atau kesetiaan yang
tinggi.
6) Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
Tiap-Tiap karyawan dalam organisasi menjalankan bisnis
dengan cara formalistis yang impersonal dengan agak menjauhi
bawahan dan pelanggan. Maksud dari praktik ini adalah untuk
menjamin bahwa kepribadian tidak mencampuri pencapaian
sasaran kantor, maka tidak akan ada favoritisme atau pilih kasih
yang timbul di dalam organisasi tersebut.
B. Administrasi
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa
dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika. Henry Fayol (1841-
1925), seorang industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku
Admistration industrtrielle et Generale diterjemahkan dalam bahasa
inggris 1926 dan baru dipublikasikan di amerika 1940. Adapun menurut
Fayol terdapat 14 prinsip manjemen yang menjadi dasar teori
administrasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
8
1) Pembagian Kerja ( Division of Work )
Setiap pekerjaan sebaiknya dibagi dan dibagi lagi kedalam elemen
paling kecil untuk memperoleh keunggulan dari spesialisasi.
2) Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab (Authortty and
Responsibihty )
Setiap pegawai tetap ( reguler employee ) sebaiknya diberi delegasi
wewenang yang cukup untuk melaksanakan berbagai tanggung
jawab penugasan pekerjaan.
3) Disiplin Karyawan (Discipline)
Seharusnya mematuhi apapun perjanjian yang ada, yang dinyatakan
secara jelas diantara mereka dan organisasi, manajer sebaiknya
memberi sanksi yang adil atas seluruh kejadian pelanggaran disiplin.
4) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Karyawan sebaiknya menerima perintah dari dan bertanggung jawab
hanya kepada satu atasan.
5) Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Aktivitas-aktivitas yang memiliki tujuan sama sebaiknya
dikelompokkan bersama dan beroperasi dibawah rencana yang sama.
6) Mengebawahkan Kepentingan Individu Terhadap Kepentingan
umum.
Kepentingan organisasi lebih diutamakrn di atas kepentingan
individu (Subordination Of Individual Interest To The Common
Goal ).
9
7) Pembayaran Gaji ( Remuneretion )
Pembayaran gaji yang adil, pembayaran seharusnya didasarkan pada
pencapaian sasaran penugasan pekerjaan.
8) Sentralisasi ( Centralization )
Wewenang seharusnya didelegasikan seimbang dengan tanggung
jawab.
9) Rantai Skalar ( The Hierarchy )
Sebuah rantai perintah yang tidak terputus - putus seharusnya ada
melalui semua pengarahan dan aliran komrmilasi.
10) Perintah ( Order )
Setiap pekerjaan seharusnya didefinisikan dengan jelas sehingga
pegawai tetap ( reguler employee ) memahami perintah
tersebut dan hubungannya dengan pekerjaan lain.
11) Kesamaan Perlakuan ( Equity )
Peraturam dan perjanjian yang dibuat harus diselenggarakan secara
terbuka.
12) Stabilitas Personalia ( Stability of Staff )
Tingkat perputaran tenaga kerja (labor turnover) tidak
menguntungkan organisasi, dan mereka seharusnya mempunyai
komitmen yang lama.
10
13) Inisiatif ( Initiative )
Karyawan sebaiknya didorong untuk berani membuat keputusan
didalam batas – batas wewenang yang dideligasikan kepadanya,
walaupun beberapa esalahan mungkin akan terjadi.
14) Semangat Korp ( Esprit de corps )
Karyawan sebaiknya didorong untuk mendefinisikan kepentingannya
dengan kepentingan organisasi dan dengan demikian mencapai kesatuan
kekuatan yang tercermin dari “persatuan adalah kekuatan organisasi”.
Fayol juga membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:
1) Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)
2) Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
3) Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal)
4) Kegiatan Keamanan
5) Kegiatan Akuntansi
6) Kegiatan Manajerial atau Fayol’s Functionalism yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
C. Manajemen Ilmiah
Dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Definisi
Manajemen Ilmiah adalah Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa
11
dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk
meningkatkan efesiensi kerja. F.W. Taylor menuangkan ide dalam tiga
makalah: Shop Management, The Principle Of Scientific Management
dan Testimony before the Special House Comitte. Dari tiga makalah
tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih
dipergunakan pada praktek manajemen modern maka F.W. Taylor
dijuluki sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”.
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
1) Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas
dasar ilmu pengetahuan.
2) Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
3) Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan
pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
4) Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk
mencapai manfaat manajemen ilmiah.
2.2 Teori Neoklasik
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan
“Teori Hubungan Manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan
teori klasik dan merupakan teori penyempurnaan dari teori klasik. Teori ini
menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja.
12
Salah tokoh pencetus teori neo klasik adalah Hugo Munsterberg dia dijuluki
juga sebagai bapak “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku Psychology
and Industrial Effeciency tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara
manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan
adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan
adannya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan
di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero
yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang
dilakukan Elton Mayo seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa
pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang
sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.
Tokoh lain teori neoklasik adalah Abraham Maslow dan Douglas McGregor.
Maslow menyatakan bahwa orang dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan termasuk
uang dan penerimaan di lingkungan sosial. McGregor, teori X dan Y
menunjukkan dua asumsi yang berlawanan tentang pekerja.
Teori X merefleksikan pesimistis dan pandangan yang negativ tentang
pekerja. Teori X berasumsi bahwa pekerja itu cenderung malas, menunggu
diperintah untuk bekerja. Teori Y memandang dari segi positif tentang pekerja.
Teori Y berasumsi bahwa manusia itu pada hekekatnya suka bekerja, ingin maju,
motivasi imbalan sebagai kepuasann kerja atau pengakuan terhadap hasil karya.
Jadi, dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya adanya
partisipasi dan perluasan kerja.
13
2.3 Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan seperangkat teori yang menggunakan
pengembangan psikologi, psikiatri dan psikologi sosial. Ahli psikologi pertama
yang menggunakan ide dalam mempelajari perilaku organisasi adalah Hugo
Munsterberg. Munsterberg menyatakan adanya perbedaan perilaku dan sifat pada
manusia tetapi yang penting adalah bagaimana dapat memanfaatkan tenaga
manusia dalam organisasi.
Penelitian Hawthorne mendemonstrasikan pentingnya segi psikologi dan
fenomena psikologi sosial untuk memahami perilaku dalam organisasi. Ada dua
penelitian penting dalam eksperimen Hawthorne. Pertama, penelitian dengan
memanipulasi penerangan dalam tempat kerja dan membandingkan dengan
kinerja pada tempat kerja yang penerangan tidak diubah. Hasilnya adalah jika
penerangan ditingkatkan, maka kinerja karyawan juga meningkat. Jika
penerangan diturunkan maka kinerja karyawan tersebut tetap meningkat. Kedua,
penelitian menggunakan system upah yang diberikan sesuai dengan yang
dikerjakan.
Penelitian Hawthorne menyimpulkan faktor sosial dan perilaku yang belum
diketahui sebelumnya akan mempengaruhi hasil. Penelitian Hawthorne
meningkatkan cara berpikir baru tentang pekerja, yang focus pada individu di
tempat kerja. Usaha untuk memahami perilaku dalam organisasi gagal untuk
mengenali peran dari individu, tetapi teori perilaku berhasil memahami bahwa
14
orang mempunyai kebutuhan yang berbeda dan motivasi ada dalam diri mereka
sendiri.
2.4 Teori tertutup (Closed Theory)
Teori tertutup merupakan suatu sistem di mana tidak ada pertukaran
materi antara sistem dan lingkungan (Cengel dan Boles, 2002). Kramer dan De
Smith (1977) mendefinisikan sistem tertutup sebagai sistem yang tidak memiliki
interaksi sama sekali dengan lingkungan. Sistem tertutup mengacu pada sistem
yang memiliki relatif sedikit interaksi dengan sistem lain atau lingkungan luar.
Dalam teori tertutup, orang yang bekerja sama dalam organisasi lebih
berminat untuk berinteraksi sendiri dan mempertahankan organisasi serta
mengurus kepentingan dalam organisasi itu sendiri. Dalam organisasi tertutup
hampir tidak ada pengaruh dari luar atau lingkungan, sehingga dinamika dalam
organisasi tersebut lamban dalam mengikuti perkembangan dari luar.
Dalam teori masa lalu beberapa organisasi telah mengasumsikan
pandangan teori tertutup, teori yang paling dominan, yang didasarkan pada
system tertutup, manajemen ilmiah Taylor, teori birokrasi Weber, dan teori
administrasi Fayol. Ide manajemen ilmiah dan birokrasi berakar pada desain yang
tepat dan tanpa mengacu pada faktor eksternal, sebuah sistem yang bertujuan
akan melakukan produktivitas dengan cara yang efisien dan efektif.
15
2.5 Teori Terbuka (Open Theory)
Dua pionir awal dalam upaya ini, Daniel Katz dan Robert Kahn, mulai
melihat organisasi sebagai sistem sosial yang terbuka dengan subsistem khusus
dan saling tergantung dan proses komunikasi, umpan balik, dan manajemen
menghubungkan subsistem. Katz dan Kahn berpendapat bahwa pendekatan
system tertutup gagal untuk memperhitungkan bagaimana organisasi tergantung
pada hubungan timbal balik lingkungan eksternal.
Istilah "sistem terbuka" mencerminkan keyakinan baru ditemukan
bahwa semua organisasi unik, karena lingkungan yang unik di mana mereka
beroperasi dan mereka harus terstruktur untuk mengakomodasi masalah-masalah
unik dan peluang. Batas-batas sistem terbuka, karena mereka berinteraksi dengan
sistem lain atau lingkungan, lebih fleksibel daripada sistem tertutup, yang kaku
dan sebagian besar tak tertembus. Lingkungan umum meliputi empat pengaruh
yang berasal dari wilayah geografis di mana organisasi beroperasi. Ini adalah nilai
budaya, yang membentuk pandangan tentang etika dan menentukan kepentingan
relative dari berbagai isu.
Kondisi ekonomi, dan banyak faktor regional lain yang mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan sejahtera. Pengaruh ekonomi mungkin
juga sebagian menentukan peran organisasi dalam perekonomian.
Hukum/ lingkungan politik, yang secara efektif membantu untuk
mengalokasikan kekuasaan di dalam masyarakat dan untuk menegakkan hukum.
16
Sistem hukum dan politik di mana sistem terbuka beroperasi dapat memainkan
peran kunci dalam menentukan stabilitas jangka panjang dan keamanan masa
depan organisasi. Sistem ini bertanggung jawab untuk menciptakan suatu
lingkungan yang subur untuk komunitas bisnis, tetapi mereka juga bertanggung
jawab untuk memastikan-melalui peraturan yang berkaitan dengan operasi dan
pajak-bahwa kebutuhan masyarakat yang lebih luas dibahas.
Kualitas pendidikan merupakan faktor penting dalam teknologi dan
industri lain sehingga membutuhkan tenaga kerja terdidik. Bisnis akan lebih
mampu mengisi posisi tersebut jika mereka beroperasi di wilayah geografis yang
menampilkan system pendidikan yang kuat.
2.6 Teori Moderen
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan teori
sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori
“Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan
neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi
sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan.
Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil
akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan
lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan. Teori Modern menekankan pada perpaduan
& perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh dan juga teori ini lebih
17
dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variable yang
dipertimbangkan.
2.7 Kesimpulan
Perkembangan teori organisasi di awali oleh teori klasik yang terdapat 3
aliran, yaitu birokrasi, manajemen administrasi dan manajemen ilmiah. Teori Neo
Klasik muncul akibat ketidakpuasan dari teori Klasik. Teori Perilaku muncul hampir
bersamaan dengan teori Neo Klasik. Teori Terbuka dan Tertutup didasarkan pada
lingkungan disekitar organisasi. Teori moderen berkembang sebagai perpaduan
antara teori klasik dan neo klasik.
18
BAB 3
STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI
3.1 Struktur Organisasi
A. Pengertian Struktur Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins struktur organisasi merupukan suatu gambaran
yang menjelaskan tentang pembagian, pengelompokkan, dan
pengkoordinasian tugas secara formal. Para manajer perlu menangani enam
unsur utama ketika merancang struktur organisasi mereka. Enam unsur
tersebut adalah :
1) Spesialisai kerja
Istilah spesialisasi kerja digunakan untuk menjelaskan sampai
tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah menjadi pekerjaan yang
terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah daripada dilakukan oleh satu
individu, lebih baik jika seluruh pekerjaan itu dipecah menjadi sebuah
langkah dan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang
berlainan. Pada hakikatnya individu berspesialisasi dalam mengerjakan
bagian dari suatu kegiatan, bukan mengerjakan seluruh pekerjaan.
Spesialisasi kerja ini dapat digunakan sebagai suatu cara untuk
memanfaatkan keterampilan karyawannya dengan sangat efisien. Dalam
kebanyakan organisasi, beberapa tugas menuntut keterampilan yang
sangat tinggi dan yang lain dapat dikerjakan oleh mereka yang kurang
terlatih. Jika semua buruh dituntut untuk melakukan tiap langkah
19
misalnya dari proses manufaktur dari suatu organisasi. Diharapkan semua
buruh tersebut harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan baik pekerjaan yang paling menuntut maupun yang paling
tidak menuntut keterampilan.
Karyawan yang mengerjakan tugas yang paling canggih atau
paling terampil maka karyawan yang memiliki keterampilan yang tinggi
tersebut akan bekerja dibawah keterampilannya tersebut. Buruh yang
terampil dibayar lebih daripada buruh yang tidak terampil dan upah
mereka cenderung mencerminkan tingkat tertinggi keterampilan.
Membayar pekerja yang sangat terampil untuk mengerjakan tugas yang
mudah merupakan suatu penggunaan sumber daya organisasi secara tidak
efisien.
Manajer juga mencari efisiensi lain yang dapat dicapai lewat
spesialisasi kerja. Keterampilan karyawan untuk menjalankan tugas
dengan sukses akan meningkat lewat pengulangan. Diperlukan sedikit
waktu dalam menukar tugas, menyingkirkan peralatan dari suatu proses
kerja langkah sebelumnya, dan mempersiapkan diri untuk suatu langkah
selanjutnya.
Hal penting selanjutnya adalah dari prespektif organisasi
pelatihan untuk spesialisasi memang lebih efisien. Lebih mudah dan lebih
murah untuk menemukan dan melatih karyawan untuk melakukan
beberapa tugas yang khusus dan berulang. Hal ini merupakan hal yang
20
sangat istimewa bagi organisasi yang memiliki sistem operasi yang
sangat rumit dan canggih.
2) Departemetalisasi
Departementalisasi merupakan upaya untuk mengelompokkan
sejumlah pekerjaan yang sama atau mirip sehingga dapat
dikoordinasikan. Departementalisasi memiliki berbagai ragam jenis, hal
ini dikarenakan cara pengelompokannya yang berbeda.
Departementalisasi dapat disusun berdasarkan fungsi yang dijalankan,
tipe produk yang dihasilkan organisasi , dan berdasarkan geografi atau
teritori.
3) Rantai komando
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari wewenang yang
menjulur dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas
siapa melapor pada siapa. Ada dua asas yang harus dipahami dalam
membahas rantai komando, yaitu wewenang dan kesatuan komando.
Wewenang (otoritas) merupakan hak – hak yang inheren dalam suatu
posisi manajerial untuk memberikan perintah dan mengharapkan
dipatuhinya perintah itu.
Asas kesatuan komado menyatakan bahwa seorang bawahan
hanya mempunyai satu atasan dan hanya kepada atasan tersebut ia
bertanggung jawab. Konsep rantai komando, wewenang dan kesatuan
komando dewasa ini jauh dari relevan. Hal ini dikarenakan kemajuan
21
teknologi komputer dan kecenderungan pada pemberian kuasa kepada
para karyawan.
4) Rentang kendali
Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan
secara efisien dan efektif oleh seorang manajer. Rentang kendali ini
penting karena sangat menetukan banyaknya tingkat dan manajer yang
harus dimiliki oleh suatu organisasi. Semakin luas atau besar rentang
kendali semakin efisien organisasi itu, tetapi rentang kendali yang lebih
lebar akan mengurangi keefektifan. Hal ini berarti bila rentang itu
menjadi terlalu besar, kinerja karyawan dirugikan karena para penyelia
tidak lagi mempunyai cukup waktu untuk memberikan kepemimpinan
dan dukungan yang diberikan.
Rentang kendali yang kecil juga memiliki keuntungan yaitu dapat
mempertahankan komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi akrab.
Rentang kendali yang kecil memiliki tiga cacat utama, yaitu pertama,
rentang ini mahal karena menambahkan tingkat manajemen. Kedua,
rentang ini membuat komunikasi vertikal dalam organisasi menjadi rumit
karena tingkat hirarki tambahan memperlambat pengambilan keputusan
dan cenderung kurang memperhatikan manajemen atas. Ketiga, rentang
kendali yang kecil mendorong penyeliaan ketat yang berlebihan dan tidak
mendorong otonomi karyawan.
22
5) Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan
keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Konsep
tersebut hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak – hak yang
inheren dalam posisi seseorang. Sedangkan pada desentralisasi
keleluasaan dalam mengambil keputusan dialihkan ke bawah ke
karyawan tingkat yang lebih rendah. Dalam sebuah organisasi
disentralisasi, tindakan dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan
masalah karena semakin banyak orang yang memberikan masukan dan
makin kecil karyawan merasa diasingkan.
6) Formalisasi
Formalisasi mengacu pada sampai tingkat mana pekerjaan di
dalam organisasi itu dibakukan. Jika suatu pekerjaan sangat di formalkan
maka pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai kuantitas keluasaan yang
minimum mengenai hal yang harus dikerjakan serta cara dan waktu
pelaksanaannya. Suatu organisasi yang memiliki formalisasi yang tinggi
terdapat job descriptions yang eksplisit, banyak aturan organisasi, dan
prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam
organisasi. Organisasi yang memiliki formalisasi yang rendah perilaku
kerja relatif tidak terprogram dan para karyawan mempunyai banyak
kebebasan untuk menjalankan keleluasaan dalam kerja.
23
Setelah menetapkan struktur organisasi, hal selanjutnya yang ditentukan
adalah job description (uraian jabatan). Job description merupakan suatu
pernyataan tertulis mengenai sesuatu (tugas) yang dilakukan oleh pelaksana
pekerjaan, cara untuk melaksanakan sesuatu (tugas) tersebut dan alasan
melakukan itu. Uraian pekerjaan hendaknya dengan tepat menggambarkan
isi pekerjaan, lingkungan, dan kondisi atau syarat pekerjaan.
Job description juga merupakan pernyataan tertulis yang
menguraikan tanggung jawab kunci dari pekerjaan berserta dengan kegiatan
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Uraian jabatan
menjelaskan secara rinci mengenai wewenang dan tanggung jawab yang
seharusnya dilakukan pemegang jabatan. Job description dan struktur
organisasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, karena struktur
organisasi merupakn sumber bagi pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab serta kontrol terhadap rentang kendali .Struktur organisasi yang
effektif menggambarkan pembagian kerja yang seimbang antara management
skill dan technical skill.
Hal selanjutnya setelah menentukan job description adalah
menentukan job spesification (spesifikasi pekerjaan). Spesifikasi pekerjaan
menyatakan kualifikasi minimum yang dapat diterima dan yang harus
dimiliki oleh seorang karyawan untuk melakukan tugas tertentu dengan
berhasil. Spesifikasi ini mengidentifikasi pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu secara efektif.
Jadi job description mengidentifikasi karakteristik dari pekerjaan itu dan job
24
specification mengidentifikasi karakteristik dari pelaksana pekerjaan yang
sukses.
B. Tipe Struktur Organisasi
Ada dua tipe struktur organisasi, yaitu:
1) Struktur Organisasi Vertikal
Struktur organisasi vertikal biasanya ditemukan pada
organisasi terpusat, keahlian dibagikan diseluruh perusahaan, mempunyai
jalur karir dan program latihan yang jelas, dukungan ada karena
kelebihan keterampilan, manajer tidak asing dengan pekerjaan atau tugas
dapat melakukan evaluasi kinerja staf, dan dapat
lebih mudah menetapkan standar di seluruh perusahaan.
2) Struktur Organisasi Horizontal
Struktur organisasi horozontal biasanya ditemukan pada organisasi
terdesentralisasi, unit diciptakan untuk berfokus pada area bisnis tertentu,
prioritas berdasarkan kebutuhan produk dan proses, komunikasi diantara
fungsi meningkat, dan staf mengetahui berbagai macam aspek dari
produk dan proses.
3.2 Desain Organisasi
A. Pengertian Desain Organisasi
Desain organisasi adalah proses memilih struktur organisasi yang
sesuai dengan strategi dan lingkungan organisasi. Hal ini dapat menjadi
sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Desain organisasi
25
merupakan determinan struktur organisasi yang paling tepat untuk strategi,
orang, teknologi, dan tugas organisasi (stoner,1992).
Studi tentang evolusi pemikiran desain organisasi penting untuk
menyadari dua hal. Pertama, karena keduanya baik strategi atau lingkungan
berubah dari waktu ke waktu, sehingga desain organisasi merupakan proses
yang berkelanjutan. Kedua, perubahan struktur biasanya melibatkan
percobaan dan kesalahan, berbagai kecelakaan, dan akomodasi untuk realita
politik yang lebih disukai daripada pendekatan rasional secara murni
(Stoner,1992).
B. Macam Desain Organisasi
Desain organisasi memiliki beberapa desain antara lain :
1) Desain Organisasi Umum
a. Struktur Sederhana
Desain organisasi ini ditandai dengan departementalisasi yang
sederhanan, rentang kendali yang luas, otoritas terpusat di satu orang,
dan formalisasi kecil dan biasanya digunakan dalam usaha
kecil. Struktur sederhana merupakan organisasi yang datar, biasanya
hanya mempunyai dua atau tiga tingkat vertikal, ikatan kelompok
buruh yang longgar, dan satu individu yang memiliki wewenag
mengambil keputusan yang terpusat. Struktur sederhana paling banyak
dipraktekkan dalam bisnis kecil yang biasanya pemilik dan manajer
adalah satu orang yang sama.
26
Kelebihan dari struktur sederhana bersifat cepat, fleksibel,
murah pemeliharaannya, dan akuntabilitasnya jelas. Kelemahan dari
struktur sederhana adalah keadaannya makin tidak memadai saat
organisasi bertumbuh. Formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya
yang tinggi cenderung menciptkan beban informasi yang berlebihan
dan akhirnya dapat tersendat karena eksekutif tunggalnya mencoba
terus mengambil semua keputusan. Struktur sederhana sebenarnya
tidak terbatas pada organisasi kecil, hanya saja lebih sulit untuk
membuatnya berhasil secara efektif dalam perusahaan yang lebih
besar.
b. Birokrasi
Birokrasi dicirikan oleh tugas operasi karakteristik yang sangat
rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang
sangat formal, tugas yang dikelompokkan ke departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama dari
birokrasi adalah kemampuannya untuk melakukan kegiatan standar
dalam cara yang sangat efisien. Terlepas dari kekuatan, tujuan unit
fungsional dapat mengesampingkan tujuan keseluruhan dari organisasi
dan keputusan yang diprogram mungkin akhirnya menjadi tidak
efektif. Kekurangan dari birokrasi adalah memiliki subunit yang
bertentangan dengan tujuan organisasi, perhatian organisasi lebih
tertuju pada aturan dan peraturan, dan karyawan kurang bijaksana
27
dalam menyelesaikan suatu masalah. Birokrasi efisien hanya sejauh
karyawannya menghadapi masalah yang pernah dijumpai sebelumnya,
yang untuk itu aturan keputusan yang terprogram telah diterapkan.
c. Struktur Matriks
Struktur matriks digunakan dalam biro iklan, perusahaan
pesawat, universitas, dan laboratorium. Pada hakikatnya matriks
menggabungkan dua bentuk departementalisasi, yaitu fungsional dan
produk. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak dalam
mengumpulkan spesialis yang sama, yang meminimalkan jumlah yang
diperlukan, sementara memungkinkan pengumpulan dan
menggunakan bersama sumber daya khusus untuk semua produk,
kelemahan utamanya adalah kesulitan mengkoordinasi tugas dari
spesialis fungsional yang beragam agar aktivitas mereka diselesaikan
pada waktunya sesuia anggaran. Departementalisasi prosuk memilki
manfaat yang cacat yang berlawanan dengan departementalisasi
funsional. Departementalisasi produk memudahkan koordinasi
diantara spesialitas untuk mencapai penyelesaian yang tepat waktu dan
memenuhi target anggaran. Lebih lanjut, departementalisasi itu
memberikan tanggung jawab yang jelas untuk semua aktivitas yang
dikaitkan dengan suatu produk, tetapi dengan duplikasi aktivitas dan
budaya. Matriks berupaya untuk memperoleh kekuatan dari
departementalisasi fungsi dan produk sambil menghindari kelemahan
keduanya.
28
Karakteristik struktural yang paling jelas dari matriks adalah
bahwa matriks memecah konsep kesatuan komando. Karyawan dalam
matriks mempunyai dua atasan, yaitu manajer departemen
fungsionalnya dan manajer produknya. Oleh karena itu, matriks
memiliki rantai rangkap dua.
Kekuatan matriks terletak dalam kemampuannya untuk
mempermudah koordinasi bila organisasi itu mempunyai suatu
keseragaman dari aktifitas yang rumit dan saling tergantung. Kontak
yang langsung dan sering antara beberapa spesialitas yang berbeda
dalam matriks dapat menghasilkan komunikasi yang lebih baik dan
luwes. Keuntungan lain dari matriks adalah matriks mempermudah
alokasi yang efisien dari para spesialis. Bila individu dengan
keterampian yang istimewa ditumpuk dalam satu departemen
fungsional atau kelompok produk, bakat mereka dimonopoli dan
kurang dimanfaatkan. Matriks mencapai keuntungan ekonomi skala
dengan memberikan kepada organisasi baik sumber daya yang terbaik
maupun cara yang efektif untuk memastikan penyebaran mereka
secara efisien.
Kerugian utama dari matriks terletak dalam kebingungan yang
diciptakan, kecenderungan untuk memupuk pergulatan kekuasaan, dan
stres yang dikenakan pada para individu.
29
2) Desain Organisasi Baru
Sejak awal 1980-an manajer senior dalam sejumlah organisasi telah
bekerja untuk mengembangkan pilihan struktural baru yang dapat
membantu dengan lebih baik perusahaan untuk bersaing secara efektif.
a. Struktur Tim
Struktur tim menggunakan tim sebagai piranti pusat untuk
mengkoordinasi kegiatan kerja. Karakteristik primer dari struktur tim
adalah bahwa struktur itu memecah penghalang departemental dan
mendesaintralisasi pengambilan keputusan sampai tingkat tim.
Struktur tim juga menuntut para karyawan untuk manjadi generalis
maupun spesialis. pada perusahaan lebih kecil, struktur tim dapat
didefenisikan sebagai seluruh organisasi. Pada organisasi besar
struktur tim saling melengkapi dan lazimnya dikenal sebagai
birokrasi. Ini memungkinkan organisasi itu untuk mencapai efisien
yang ada pada pembakuan birokrasi sementara memperoleh
keluwesan yang ada pada tim.
b. Organisasi Virtual
Organisasi virtual merupakan organisasi inti kecil yang
menggunakan sumber luar bagi fungsi bisnis yang utama. Organisasi
struktural sangat tersentral, dengan sedikit atau tanpa
departementalisasi. Organisasi virtual ini telah menciptakan jaringan
hubungan yang memungkinkan mereka untuk mengontak produksi,
distribusi, pemasaran, atau setiap fungsi bisnis lain di mana
30
manajemen merasa orang lain dapat melakukan lebih baik atau lebih
murah. Organisasi virtual sangat kontras dengan birokrasi yang khas
mempunyai banyak tingkat vertikal manajemen dan kendali
diusahakan lewat kepemilikan. Para manajer dalam struktur organisasi
virtual mnghabiskan sebgian besar waktunya untuk
mengkoordinasikan dan mengendalikan hubungan luar, biasanya
dengan tautan jaringan komputer. Keuntungan utama dari organisasi
virtual adalah fleksibilatasnya dan kelemahan dari organisasi ini
adalah kurangnya kontrol manajemen atas bagian utama dari
bisnisnya.
c. Organisasi Tanpa Tapal Batas
Organisasi tanpa tapal batas merupakan suatu organisasi yang
mengusahakan penghapusan rantai komando, mempunyai rentang
kendali yang tidak terbatas, dan menggantikan departemen dengan
tim yang diberi kuasa. Pada organisasi tanpa tapal batas dengan
menyingkirkan tapal batas vertikal, manajemen meratakan hirarki,
selanjutnya status dan peringkat diminimalkan. Departemen
fungsional menciptakan tapal batas horozontal. Cara untuk
mengurangi penghalang ini adalah menggantikan departemen
fungsional dengan tim silang fungsional dan mengorganisasikan
kegiatan disekitar proses. Suatu cara lain manajemen dapat melintasi
penghalang horizontal adalah dengan menggunakan transfer lateral
31
dan merotasi orang keluar masuk area fungsioanal yang berbeda. Hal
ini dapat mengubah spesialis menjadi generalis.
Organisasi tanpa tapal batas yang sepenuhnya operasional
dapat merobohkan penghalang kekonstituensi dan penghalang
eksternal yang diciptakan oleh geografis. Globalisasi, aliansi strategis,
tautan pelanggan organisasi, dan telekomunikasi merupakan contoh
praktek yang mengurangi tapal batas eksternal. Salah satu kemajuan
teknologi yang memungkinkan organisasi tanpa tapal batas adalah
jaringan komputer. Komputer ini memungkinkan orang untuk
berorganisasi melintasi tapal batas intarorganisasi dan interorganisasi.
d. Organisasi Feminim
Organisasi feminim merupakan suatu organisasi yang dicirikan
oleh perlakuan humanistic terhadap individu, non oportunisme, karir
yang didefinisikan lewat pelayanan kepada orang lain, komitmen pada
perkembangan karyawan, penciptaan suatu komunitas yang peduli,
dan berbagi kekuasaan. Model femini dapat dibuat lebih efektif dan
menjadi model pilihan dalam organisasi yang secara hakiki dikelola
oleh dan untuk wanita.
3.3 Kesimpulan
Struktur orgsnisasi adalah bagaimana tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal. Seorang manajer dalam menyususn
struktur juga harus memperhatikan enam aspek penting. Aspek tersebut adalah
32
spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi
dan desentralisasi, serta formalisasi. Setelah menetukan struktur organisasi,
organisasi dapat menentukan job description dan job specialization.
Desain organisasi adalah proses dalam meilih struktur organisasi yang tepat sesuai
dengan strategi dan lingkungannya. Desain organisasi dapat menjadi sangat penting
bagi kelangsungan hidup organisasi. Desain organisasi merupakan determinan
struktur organisasi yang paling tepat untuk strategi, orang, teknologi, dan tugas
organisasi. Desain organisasi dibagi dalam desain organisasi umum dan desain
organisasi baru. Studi tentang organisasi umum dibagi dalam struktur sederhana,
birokrasi, dan struktur matriks. Studi tentang desain organisasi baru dibagi dalam
struktur tim, organisasi virtual, organisasi tanpa tapal batas, dan organisasi feminin.
33
BAB 4
PENGELOLAAN ORGANISASI
Untuk mengelola suatu organisasi secara efektif dan efisien sangat berkaitan
erat dengan usaha pengkoordinasian berbagai kegiatan yang kemudian diarahkan
kepada fokus tujuan yang telah disepakati. Terdapat dua hal yang.harus diperhatikan
agar pengelolaan organisasi dapat berhasil. Kedua hal ini merupakan hal yang prinsip
dalam mengelola organisasi; Pertama, prinsip pengelolaan (prinsip manajemen) yaitu
bagaimana memimpin orang-orang, serta Kedua, prinsip mengorganisasi kegiatan
yang menyangkut orang-orang yang dipimpin tersebut (prinsip organisasi). Kedua
prinsip tersebut saling memperkuat dan manpunyai dasar yang sama dalam
pengelolaan kerja kelorpok individu yurg terlibat dalam suatu organisasi.
Dalam pembahasan kini, pengelolaan organisasi didasarkan oleh beberapa
teori. Teori-teori tersebut antara lain:
a. Teori Klasik
b. Teori Neo-klasik
c. Teori Moderen
d. Teori Rimba Manajemen
e. Teori Labyrinth dan Tall Ariadne
34
4.1 Teori Klasik
Menurut teori klasik, organisasi itu dikelolah dengan mempertimbangkan
atau memperhatikan segi produktivitas dan efisiensinya. Untuk melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan dalam membawa organisasi mencapai tujuan
diperlukan prinsip - prinsip kepemimpinan. Banyak para ahli terdahulu yang
mencoba untuk memformulasikan bagaimana prinsip - prinsip dasar yang harus
dilakukan agar suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan. Diantara
prinsip-prinsip tersebut yang merupakan sumbangan abadi hingga saat ini adalah
yang diungkapkan oleh seorang Prancis bernama Hendry Fayol. Hendry Fayol
yang berangkat dari praktisi sebagai manajer sebuah perusahaan batu bara besar.
Menurut Fayol tidak diperlukan aturan yang kaku dalam kegiatan kerja,
karena kelayakan dalam suatu prinsip pada situasi tertentu merupakan seni (art)
dari manajemen. Prinsip - prinsip yang dikemukakan Fayol adalah hasil dari
penglamannya selama bekerja. Pada tahun 1929, Fayol mengemukakan 14
prinsip manajemen yang diangkat dari pengalamannya sendiri dimana akan
menuntun para manajer dalam mengelola organisasi (seperti yang dijelaskan
pada bab teori organisasi klasik).
Ahli lain, F.W. Taylor (1856-1915), berpendapat bahwa dalam
pengelolaan organisasi dibutuhkan upaya menaikan efisiensi. Upaya menaikan
efisiensi kerja dalam pengelolaan suatu organisasi ialah sebagai berikut:
A. Mengadakan sleksi terhadap karyawan, sehingga setiap pekerja dapat
diberi tanggung jawab atas pekerjaan yang dianggap paling cocok
dengan cara one best way method.
35
B. Perlu adanya pendidikan dan pelatihan bagi pekerja untuk mengurangi
kesalahan dan pemborosan, agar target dapat dilampaui dengan
memberikan bonus.
C. Metode yang lama diganti dengan metode lyang baru secara ilmiah,
disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kebutuhan masyarakat, upah dibayarkan berdasarkan potongan kerja
seseorang dengan cara piece rate system
D. Perlunya kerja sama diantara atasan dengan bawahan
E. Menyeragamkan cara kerja karyawan, berdasarkan time and motion
study
Cara kerja manajemen ilmiah banyak menggunakan konsep-konsep
sebagai suatu ilmu yang dilaksanakan berdasarkan:
A. Perumusan-perumusan terhadap masalah yang dihadapi oleh suatu
organisasi, baik yang menyangkut produktifitas, tenaga kerja
manajemen pemasaran.
B. Mengadakan percobaan-percobaan atau penelitian agar tercapai hasil
yang maksimal
C. Mengukur dan mengevaluasi hasil percobaan yang menyangkut
efisiensi dan efektifitas organisasi
Menganalisis hasil pengukuran kerja apakah sudah sesuai dengan hasil
yang diharapkan termasuk kendala-kendala yang ada dan cara memuncakkan
masalah sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan.
36
4.2 Teori Neo-klasik
Lain halnya dengan teori klasik, teori neo klasik lebih lebih menekankan
pada seni dalam hubungan kerja sama manusia dalam pengelolaan suatu
organisasi. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai naluri, ingin
menyampaikan apa yang dirasakan kepada orang lain baik yang berupa keluhan,
pujian, manusia bukanlah murni dan pandangan yang dianut oleh teori neo klasik
disebut juga human relations movement.
Dalam teori neo klasik pengelolaan organisasi dapat ditinjau dari 3
pendekatan yaitu:
A. Pendekatan Hubungan Antar Manusia (Human Relations
Movement)
Dalam pendekatan ini para ahli mencoba mengadakan penelitian
terhadap organisasi formal dan hubungan antar manusia dalam
organisasi, baik secara teoritis maupun empiris. Tokoh-tokoh dari
pendekatan ini adalah ; Hugo Munstenberg, Chester I. Barnard,
Argyris Dan Elton Mayo
B. Pendekatan Teoritis
Hugo Munstenberg dalam bukunya Psychology and Industrial
Eficiency menyatakan adanya perbedaan perilaku dan sikap pada
manusia tetapi yang penting adalah bagaimana dapat
memanfaatkan tenaga manusia dalam organisasi. Pendapat Hugo
Munstenberg merupakan jembatan antara teori klasik dan neo
klasik, karena disatu pihak masih menekankan pada efisiensi agar
37
organisasi mendapat keuntungan dan dilain pihak menekankan
pentingnya unsur manusia sebagai tenaga kerja.
C. Pendekatan Empiris
Pendekatan ini dilaksanakan berdasarkan penelitian oleh Elton
Mayo sejak tahun 1927 sampai 1932 pada perusahan listrik
“Western” dan lebih dikenal “Penelitian Hawthorne” yang lebih
menekankan pada hubungan kelompok kecil antar manusia, gaji
yang layak dan pengawasan secara manusiawi. Teori organisasi
neo klasik lebih menekankan pada human relations, yaiyu suatu
komunikasi persuasif dan suatu action oriented. Human relations
dapat dikatakan sebagai seni dan ilmu pengetahuan terapan
pengintegrasian orang-orang oleh seorang manajer dalam
organisasi agar bersedia bekerja dengan giat dan adanya kepuasan
kerja, baik kepuasan ekonomis, psikologis maupun kepuasan
sosial.
4.3 Teori Moderen
Dalam teori ini pengelolaan organisasi lebih ditekankan pada pentingnya
suatu sintesis antara teori klasik dan neo klasik sebagai gambaran modern secara
menyeluruh dimana aspek-aspek struktural dan perilaku serta motivasi
diperhatikan dalam organisasi agar dapat sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan yang saling mempengaruhi. Teori klasik yang menekankan pada
efisiensi dalam proses perkembangannya, bertemu dengan konsep-konsep
38
hubungan antara manusia lyang dikatagorikan sebagai teori neo klasik. Dengan
demikian majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta tatanan masyarakat,
kedua teori tersebut dianggap kurang memadai. Oleh karena pada masa
kemajuan iptek ada pengaruh lingkungan maka munculah teori modern. Untuk
lebih memperjelas tentang teori ini lihatlah bagan dibawah ini:
4.4 Teori Rimba Manajemen
Manajemen sebagai ilmu yang diperkenalkan oleh F.W. Taylor,
menganggap manusia sebagai mesin dengan memusatkan pada efisiensi,
sehingga oleh Elton Mayo unsur manusia mulai ditonjolkan dengan melihat dari
perilaku manusia. Oleh karenanya perlu diperhatikan segi 'seni'nya untuk
mengatur perilaku manusia yang berbeda agar bersedia bekerja sama untuk
mencpai tujuan organisasi. Seni mengtur dan menggerakkan manusia memrlukan
penanganan yang serius dari manajer yang secara profesional dapat
menanganinya.
Koontz menyatakan bahwa di dalam mengelola organisasi terdapat
pemikiran rimba manajemen, yang terdiri atas pemikiran, teori-teori dan nasehat
39
Neo Klasik
Hubungan Antar manusia
Klasik
Efisiensi
Modern
Efisiensi, Struktur, Perilaku, Motivasi dan Lingkungan
yang membingungkan para manajer di dalam melaksanakan praktek kegiatan
organisasi. Sumber-sumber utama yang dapat menyebabkan manajer terlilit
dalam rimba tersebut adalah :
A. Adanya banyak pengertian tentang organisasi
B. Perbedaan dalam menetapkan manajemen sebagai badan
pengetahuan
C. Penolakan dari para manajer terhadap penemuan manajer yang
terdahulu, padahal ini penting sebagai dasar pengalaman kerja dan
juga sebagai pembanding dengan perkembanagn organisasi pada masa
sekarang.
D. Adanya kesalapahaman mengenai sifat dan peran dari prinsip-prinsip
teori
E. Keterbatasan dalam latihan oleh beberapa ahli dalam bidang yang
bersekutu dengan manajemen, misalnya ahli teknik, ekonomi,
pendidikan, administrasi publik dan bisnis dalam latihan manajerial.
Karena itu Koontz menyatakan bahwa dengan adanya penulisan-
penulisan tentang manajemn baik dari para praktisi dan akademi di bidang
manajemen, pada saat sekarang ini ada 11 pendektan yang diterapkan pada ilmu
dan teori manajemen, yaitu :
A. Pendekatan empiris atau kasus
B. Pendektan tingkah laku antar perseorangan
C. Pendekatan tingkah laku kelompok
D. Pendekatan sistem-sistem sosial yang kooperatif
40
E. Pendekatan sistem-sistem sosioteknis
F. Pendekatan teori keputusan
G. Pendekatan sistem-sistem
H. Pendekatan matematis atau ilmu manajemen
I. Pendekatan kemungkinan atau situasional
J. Pendekatan peran manajerial
K. Pendekatan teori operasional.
4.5 Teori Labyrinth dan Tali Ariadne
Teori rimba manajemen yang dikemukakan oleh Koontz, juga ada
kaitannya dengan labirinth dan tali ariadne, baik mengenai definisi manajemen
yang beraneka ragam juga dengan fungsi-fungsi manajemen. Ada bebrapa
perbedaan dalam merumuskan fungsi manajemn antara kaum praktisi dan
teoritisi dengan apa yang dimaksud dengan fungsi manajemen.
Panglaykim berpendapat sebaiknya dalam mempelajari manajemen
berpedoman pada tali ariadne agar dapat keluar dari labyrinth atau sarang laba-
laba tentang puluhan pedapat mengenai fingsi manajemn. Menurut George Terry
terdpat 4 fungsi manajemen yaitu : Palnning, organizing, actuating dan
controlling, atau yang biasa disingkat POAC, tetapi dalam penafsiran ada yang
menyatakan istilah controlling diganti dengan commanding atau memberi
perintah yang dikemukakan oleh Henry Fayol. Demikian juga actuating ada yang
digantikan dengan istilah influncing maupun dengan motivating dan directing.
Controlling diganti dengan reporting oleh Lutre Gulick.
41
Robert Tannenbaum dalam karangannya yang berjudul The Manajer
Concept; A Rational Synihesis, yang dikutip oleh Koontz menyebutkan adanya 8
sebab yang mengakibatkan adanya beberapa perbedaan dalam penafsiran fingsi
manajemen. Ke-8 hal tersebut disebabkan :
A. Kompleksnya dalam pengambangan perusahaan di Amerika Serikat
baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat.
B. Tidak adanya persamaan istilah diantara para pengarang dan ahli
manajemen dalam menguraikan konsep yang sama.
C. Pemakaian kata-kata tanpa perkalian yang cukup akan arti dan
nilainya.
D. Setiap pengarah masih kurang jelas dalam menguraikan fungsi-fungsi
manajer.
E. Kurang disisipkan teknik kemahiran, metode diantara fingsi manajer.
F. Mencampuradukkan antara pebgertian proses dan fingsi manajemen.
G. Deskripsi dari fingsi-fungsi dalam istilah yang sangat subyektif.
H. Mencampuradukkan antara pengertian fungsi dengan kegiatan
pekerjaan.
Peter F. Drucker dalam The Practise of Management menyatakan bahwa
tugas utama top management tidaklah mudah, karena manajer harus dapat
memimpin (manage) :
A. A business, yakni organisasi perusahaan secara keseluruhan
B. The managers, yakni para supervisor atau penyelia
42
C. The workers and work, yakni para buruh dan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Seorang manajer dalam mengelola organisasi sebaiknya memperhatikan
unsur-unsur manajemen atau sering dinamakan The Tools of Management yang
terdiri dari 6M 2T 1I yaitu:
A. Men (manusia), yang dapat diartikan sebagai sumber daya manusia
dan harus diperhatikan sebagai unsur yang terpenting baik mengenai
perilakunya, kehlianya, kecakapan, tanggung jawab serta sikap siap
dilatih agar dapat mengikuti perkembangan organisasi sesuai dengan
semakin majunya ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan
pelayanan manusia yang semakin kompleks
B. Money (uang) sebagai modal dan merupakan salah satu faktor
produksi, baik yang berupa modal tetap, piutang, hutang dan
cadangan.
C. Method (prosedur) sebagai tata cara kerja yang terankcam agar jangan
terjadi pemborosan waktu, tenaga, uang dan ketepatan kerja.
D. Material (bahan) yang habis digunakan sebagai usaha dalam
menghasilkan barang termasuk equipment yaitu alat perlengkapan
yang harus dipelihara dengan baik.
E. Machine (mesin) yang digunakan untuk menggerakkan roda produksi
untuk menghasilkan barang-barang.
43
F. Market (pasar), yaitu sebagai usaha untuk dapat enemukan tempat
bertemunya produser dan konsumen yang akan membeli barang-
barang dari produsen.
G. Technology (teknologi) dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengenali masalah-masalah teknis, konsep, dan hal-hal lain yang
sifatnya tangible yang dikembangkan untuk mengatasi masalah teknis
dan kemampuan untuk mengeksploitasi konsep dalam cara yang
efektif .
H. Time (waktu) sebagai manajemen waktu yang merupakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas
yang berarti rasio output dengan input. Merencanakan terlebih dahulu
penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan
memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu.
I. Information (informasi) dapat didefinisikan sebagai suatu kesimpulan
yang didapatkan dari analisis suatu data yang behubungan dalam
mengoperasikan atau menjalankan suatu organisasi.
Selain itu, seorang manajer dapat dikatakan berhasil dalam mengelolah
suatu organisasi, menurut George Terry, apabila ia dapat memecahkan beberapa
masalah perusahaan atau organisasi yang ia kelolah. Masalah-masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
44
A. Masalah financing
Masalah ini dapat berupa pembiayaan dan pembelanjaan, apakah
diperlukan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang dan
bagaimana memperbesar modal kerja (working capital)
B. Masalah cost
Masalah ini menyangkut bagaimana cara menekan keluarnya biaya,
misalnya untuk iklan di televisi, surat kabar, upah buruh, transportasi,
dan biaya tak terduga lainya.
C. Masalah personnel management, yang menyangkut tentang training
(pelatihan karyawan).
D. Masalah eficiency
Masalah ini menyangkut moril karyawan untuk menumbuhkan rasa
sense of belonging.
E. Masalah production
Masalah ini menyangkut quality control agar dapat menghasilkan
barang yang bermutu baik, sebagai salah satu syarat misalnya untuk
barang ekspor.
F. Masalah marketing management
Yakni jenis barang apa yang diminta pasar dan bagaimana
mengadakan perluasan pasar.
G. Masalah sales management, yakni bagaimana memperbesar penjualan.
45
H. Masalah pricing
Masalah ini menyangkut bagaimana menetapkan harga jual barang
yang tepat dan bagaimana dengan tingkat kemampuan konsumen.
I. Exception problem
Exception problem merupakan masalah khusus yang biasanya menjadi
tanggung jawab top management mengenai penetapan kebijakan gaji,
upah, tunjangan khusus untuk staf, intensif untuk manajer.
4.6 Kesimpulan
Pengelolaan organisasi merupakan suatu cara yang dilakukan seorang
pengelolah organisasi (manajer) untuk upaya koordinasi berbagai kegiatan agar
tercipta organisasi yang efektif dan efisien. Terdapat dua hal yang mendasari
dalam pengelolaan organisasi yaitu prinsip pengelolaan dan prinsip
pengorganisasian. Banyak tipe pengelolaan organisasi sesuai perkembangan
zaman, diantaranya berdasarkan teori klasik, neo klasik, moderen, rimba
manajemen, dan Labyrinth dan Tali Ariadne. Menurut teori modern dalam
mengelolah organisasi harus memperhatikan efisiensi dan produktifitas suatu
organisasi. Namun hal itu dibantah oleh teori neo klasik, yang mengutarakan
bahwa dalam mengelolah organisasi tidak cukup hanya memperhatikan efisiensi
dan produktivitasnya saja tetapi hubungan antar manusia. Dalam perkembangan
zaman muncul teori moderen yang menggabungkan teori klasik dan neo klasik
bahwa dalam mengelolah organisasi dibutuhkan keseimbangan antara efisiensi,
produktivitas, dan hubungan antar manusia serta lingkungan.
46
Dalam mengelolah suatu organisasi seorang manajer tidak boleh lepas
dari the tools of management yaitu 6M 2T 1I agar organisasi berjalan dengan
baik. Selain itu mendiagnostik berbagai masalah yang ada di suatu organisasi
sangat penting dilakukan seorang pengelolah organisasi. Berbagai masalah
tersebut, misalnya masalah finansial/keuangan, biaya, personnel management,
marketing management dan masalah lainnya.
47
BAB 5
CONCLUSION
The organization is a system of mutual influence between members of groups
that work together to achieve certain goals. Characteristic of an organization is the
presence of two or more persons, the existence of intent for cooperation, for
regulating the relationship, the objectives to be achieved.
Organization theory is a study of organization structure, function,
performance and behavior of group or individual in an organization. There are six
organization theory : Classical Theory (bureaucracy, administration, and scientific
management) , Neo Classical Theory, Behavior Science Theory, Open Theory, Close
Theory, And Modern Theory.
Organizational structure consist of activities such as task allocation,
coordination, and supervision which are directed toward the achievment of
organizational aims. The elements of organizational structure are work specialization,
departmentalization, chain of command, span of control, centralization and
decentralization, and formalization, after organizational structure was deteremined
the importance things to do is determining job description and job specification. Two
model of organizational stucture are vertical and horizontal models. Organizational
design is the determination of the organizational structure that is most appropriate for
the strategy, people, technology, and task of organization. The kinds of organizational
design are common organizational design and new design option. Common design
48
involved by simple structure, the bureaucracy, and matrix structure. New design
option involved by virtual organization and boundaryless organization.
The managerial organization is a way that made an effort manajer for
coordination of activities in order to create an effective and efficient . There are two
things that underlie the management of the management principles and organizing
principles. Many types of management in accordance development period, which is
based on the Theory of Classical, Neo Classical, Modern, Rimba Manajemen and
Labyrinth and Tali Ariadne. In the management, a menajer must be attention to the
tools of management that is 6M 2T 1I and also some of the problems facing the
organization in order to create a productive , effective, and efficient.
49
DAFTAR PUSTAKA
Bennett, Prentice 1997, Framework Organizational Behaviour, Prentice hall, England.
Dessler & Garry 1982, Management Fundamentals Modern Principles and Practices, Reston Publishing Company, Virginia, USA.
Donelly, HJ 1998, Fundamentals of Management, Mc grow hill, USA.
Dubrin & Irland 1993, Management and Organization, South-Western Publishing, Ohio.
Fullerton 2001. “Karakteristik Organisasi”. http://eros.tanatos.tripod.com
Gibson, JL 1984, Organization and Management: Behavior, Structure, and Process, Business Publicatios, USA.
Griffin, RW 1992, The Management of Organization, Houghton Mifflin Company, USA.
Griffin, Ricky W 1998, Management, Houghton Mifflin Company, USA.
Koontz, Harold 1990, Essentials of Management, Mc grow hill, Singapore.
Luftman, JN 2004, Managing the Information Technology Resource, Poentice Hall, USA.
Robbins, SP 1989, Organizational Behavior, Prentince-Hall. USA.
Stephen 1996, Organizational Behavior (Concept, Controversies, Applications, Prentice Hall International, USA.
Stoner, James A.F 1992. Management, Prentice hall, USA.
50