61
VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 7 12 BULAN DI DESA NAGRAK Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : SELVIA OKTAVIANI AGUSTINE NIM : 11141030000015 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

  • Upload
    lamdan

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASAINDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK

USIA 7 – 12 BULANDI DESA NAGRAK

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSARJANA KEDOKTERAN

OLEH :SELVIA OKTAVIANI AGUSTINE

NIM : 11141030000015

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1438 H/2017 M

Page 2: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

ii

Page 3: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

iii

Page 4: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

iv

Page 5: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah STW yang telah

memberikan rahmat, nikmat, dan karunianya sehingga penulis dapat menempuh

ilmu di bidang Kedokteran hingga akhirnya penulis dapat menuliskan laporan

penelitian ini. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak maka penelitian ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM,M.Kes, Prof. Dr. dr. Sardjana,

SpOG(K),SH, Yardi Ph.D,Apt, Fase Badriah, SKM, M.Kes, PhD selaku

Dekan dan Wakil Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval, SpU, PhD, FICS, FACS selaku ketua PROGRAM STUDI

KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis untuk menuntut ilmu di PSKPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Fikri Mirza Putranto, SpTHT-KL selaku pembimbing satu yang telah

memberikan masukan judul penelitian dan banyak meluangkan waktu,

pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian

dan menyusun laporan penelitian ini.

4. dr. Cut Warniani, MPH. selaku pembimbing dua yang telah banyak

meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis dalam

melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian serta mengoreksi

tulisan ini.

5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD. dan Chris Adhiyanto, Mbiomed, PhD.

selaku penanggung jawab modul Riset yang selalu mengingatkan penulis

untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

6. Kepala Puskesmas Nagrak yang telah memberikan izin penulis untuk

mengambil data responden pada ibu-ibu di Desa Nagrak.

Page 6: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

vi

7. Bd. Ine Achdiani, AmKeb selaku orang tua penulis sekaligus Bidan Desa

Nagrak yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melakukan

penelitian ini di Desa Nagrak.

8. Ibu Yanto, Ibu Oom, dan ibu-ibu kader Desa Nagrak yang telah membantu

penulis menyebarkan kuesioner di setiap Posyandu.

9. Segenap responden penelitian ini yang telah bersedia mengisi kuesioner dan

diwawancarai mengenai perkembangan pendengaran pada putra-putrinya.

10. Kepada orang-orang yang penulis sayangi, kedua orangtua penulis Ahmad

Agus Saeffudin dan Bd. Ine Achdiani, AmKeb, adik-adik penulis Bella

Larassati Agustine, Razka Putra Agustine, dan Alm. Raina Putri Agustine,

Keluarga Besar H. Achri dan Keluarga Besar H.Uun yang selalu mendukung

dan mendoakan penulis.

11. Teman-teman satu kelompok penelitian: Witha Novialy Barnas, Harningtyas

Alifin Jasmin, Sherli Trisna, Nida Raniah yang telah berjuang bersama demi

mendapatkan gelar sarjana. Terimakasih atas kerja sama dan semangat selama

melakukan penelitian dan penyusunan laporan.

12. Sahabat-sahabat peneliti: Putri Rahma Ajizah, Desy Islamiati, Raissya

Armila, Amalina Fitrasari, Furry Rachmawati, Vina Deviana, Nisprima

Mulia, Nofira Firasaty, Dinda Dwi Budiati, Vega Kharisma, Azmi Awalludin,

Anzhari Luthfi, Zaki Islami, Firza, Ghea Okta, dan yang lainnya. Terimakasih

atas semangat dan doa yang selalu diberikan kepada penulis.

13. Fikri Ichsan Wiguna, S.Ked yang telah memberikan banyak masukan, saran,

dan tips dalam menyelesaikan laporan penelitian sehingga peneliti dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi selama penulisan laporan penelitian

ini.

14. Badan Pengurus Harian USMR yang selalu saling mengingatkan mengenai

risetnya.

15. Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik di PSKPD yang penulis kenal

namun tidak tersebutkan.

16. Pihak-pihak lain yang terlibat membantu dalam bentuk apapun yang tidak

tersebutkan.

Page 7: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

vii

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan. Demikian laporan penelitian ini, semoga bermanfaat bagi

perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ciputat, 16 Juni 2017

Penulis

Page 8: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

viii

ABSTRAK

Selvia Oktaviani Agustine. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.Validasi Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia pada Orang Tua dengan AnakUsia 7 – 12 Bulan di Desa Nagrak. 2017. Tujuan: Mengadaptasi kuesionerLittlEARS berbahasa Indonesia di Desa Nagrak dengan karakteristik respondentingkat pendidikan SMA kebawah dan menilai korelasi skor dengan usia anak.Metode: Penelitian dilakukan bulan Agustus 2016 – Maret 2017 dengan desainpotong lintang yang diambil secara mandiri dan wawancara. Jumlah responden 40orang tua/pengasuh yang memiliki anak usia 7 – 12 bulan tanpa risiko gangguandengar, laki-laki 23 anak (57,5%) dan perempuan 17 anak (42,5%). Hasil:Kuesioner LittlEARS berbahasa Indonesia memiliki nilai validitas dan reliabilitasyang tinggi (Cronbach’s Alpha mandiri=0,921, wawancara=0,764). Skor dan usiaanak memiliki korelasi positif (mandiri r=0,224, wawancara r=0,574). Tingkatpendidikan responden tidak mempengaruhi skor secara bermakna (Uji T mandirip=0,98, wawancara p=0,18). Kesimpulan: Kuesioner LittlEARS dapat digunakanuntuk responden dengan tingkat pendidikan SMA kebawah menggunakan metodewawancara.Kata Kunci: Pendengaran anak, Kuesioner LittlEARS, Validitas.

ABSTRACT

Selvia Oktaviani Agustine. Medical Studies and Physician Profession Program.Validation of Indonesian LittlEARS Questionnaire to Parents with Children Age 7– 12 Months in Nagrak village. 2017. Objective: To adapt the IndonesianLittlEARS questionnaire to respondents in Nagrak village, whose educationalstatus are high school graduate or lower and to assess the correlation between thescore questionnaire and children’s age. Methods: This study was conducted inAugust 2016 – March 2017 with cross sectional observation, done withrespondents filled out questionnaire by themselves and researcher interviewedrespondents. Respondents were 40 parents/care givers who have children with agebetween 7 – 12 months without hearing impairments risk factors, yield 23 boys(57,5%) and 17 girls (42,5%). Result: Indonesian LittlEARS questionnaire hashigh validity and reliability values (Cronbach’s Alpha values from questionnairefilled out by respondents = 0,921 and from interview = 0,764). The correlationbetween score and children’s age has a positive correlation (filled outquestionnaire, r=0,224; interview r=0,574). Respondent’s educational leveldoesn’t affect the score significantly (T-test, filled out questionnaire p=0,98;interview p=0,18). Conclusion: Indonesian LittlEARS questionnaire can be usedfor respondents whose educational level are high school graduate or lower byusing the interview method.Key words: Children’s Hearing, LittlEARS Questionnaire, Validity.

Page 9: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................iLEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................iiLEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................iiiLEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ivKATA PENGANTAR.......................................................................................vABSTRAK .........................................................................................................viiiDAFTAR ISI .....................................................................................................ixDAFTAR TABEL .............................................................................................xiDAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................11.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................11.2 Rumusan Masalah ...................................................................................21.3 Hipotesis..................................................................................................21.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................2

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................21.4.2 Tujuan Khusus ...............................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................31.5.1 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti....................................................31.5.2 Manfaat Penelitian Bagi Institusi ...................................................31.5.3 Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat .............................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................42.1 Landasan Teori........................................................................................4

2.1.1 Fisiologi Pendengaran....................................................................42.1.2 Tumbuh Kembang Pendengaran dan Bicara..................................62.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Pendengaran ......82.1.4 Gangguan Pendengaran dan Bicara ...............................................92.1.5 Deteksi Dini Gangguan Pendengaran ...........................................92.1.6 Kuesioner LittlEARS .....................................................................122.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Kuesioner ..........................13

2.2 Kerangka Teori........................................................................................132.3 Kerangka Konsep ....................................................................................152.4 Definisi Operasional................................................................................15

BAB 3 METODE PENELITIAN.....................................................................163.1 Desain Penelitian ....................................................................................163.2 Waktu Penelitian ....................................................................................163.3 Tempat Penelitian ...................................................................................163.4 Populasi Sampel ......................................................................................163.5 Pemilihan Sampel Penelitian...................................................................163.6 Besar Sampel...........................................................................................16

3.6.1 Perhitungan Besar Sampel .............................................................163.6.2 Sampel yang Diambil.....................................................................17

3.7 Variabel Penelitian ..................................................................................17

Page 10: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

x

3.7.1 Variabel Terikat .............................................................................173.7.2 Variabel bebas................................................................................17

3.8 Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................................173.8.1 Kriteria Inklusi ...............................................................................173.8.2 Kriteria Eksklusi.............................................................................18

3.9 Analisis Statistik .....................................................................................183.10 Cara Kerja .............................................................................................183.11 Alat dan Bahan......................................................................................19

3.11.1 Kuesioner LittlEARS.................................................................193.11.2 Karakteristik Responden............................................................20

BAB 4 HASIL ....................................................................................................214.1 Statistik Deskriptif ..................................................................................21

4.1.1. Karakteristik Tempat Penelitian ...................................................214.1.2.Karakteristik Responden................................................................21

4.2 Statistik Analitik .....................................................................................224.2.1.Uji Reliabilitas dan Validitas.........................................................224.2.2.Uji Komparatif Kesesuaian Kategorik...........................................244.2.3.Uji Korelasi antara Skor dan Usia .................................................264.2.4.Uji Komparatif antara Pendidikan dan Skor..................................26

BAB 5 PEMBAHASAN ....................................................................................275.1 Karakteristik Responden .........................................................................275.2 Uji Reliabilitas dan Validitas ..................................................................285.3 Uji Komparatif Kesesuaian Kategorik ....................................................305.4 Uji Korelasi Skor dan Usia .....................................................................315.5 Keterbatasan Penelitian...........................................................................34

5.5.1 Desain Penelitian............................................................................345.5.2 Metode Pengambilan Data .............................................................34

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN...................................................................356.1 Simpulan .................................................................................................356.2 Saran........................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................36LAMPIRAN.......................................................................................................39DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................48

Page 11: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pedoman Perkembangan Pendengaran dan Reaksi Terhadap Bunyi yangNormal .....................................................................................................7

Tabel 2.2 Pedoman Perkembangan Wicara yang Normal .......................................7

Tabel 2.3 Definisi Operasional ..............................................................................15Tabel 4.1 Karakteristik Responden ........................................................................22

Tabel 4.2 Cronbach’s Alpha ..................................................................................23Tabel 4.3 Korelasi Produk Momen Pearson pada Pengisian Kuesioner Metode

Mandiri dan Metode Wawancara ..........................................................24

Tabel 4.4 Koefisien Kappa.....................................................................................25Tabel 4.5 Pedoman Hasil Analisis Korelasi Pearson pada Pengisian Kuesioner

dengan Metode Mandiri dan Metode Wawancara.................................26

Tabel 4.6 Perbedaan Rerata Z Skor Berdasarkan Pendidikan................................26Tabel 5.1 Koefisien Kappa dari Nilai Tertinggi ke Nilai Terendah.......................30

Page 12: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Telinga........................................................................... 4Gambar 2.2 Transduksi Suara .......................................................................... 5Gambar 2.3 Alur Universal Newborn Hearing Screening di RSCM............... 11Gambar 2.4 Kurva Normal Kuesioner LittlEARS ........................................... 12Gambar 2.5 Kerangka Teori............................................................................. 14Gambar 2.6 Kerangka Konsep ......................................................................... 15Gambar 3.1 Alur Penelitian ............................................................................. 19

Page 13: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent dan Kuesioner KarakteristikResponden ..........................................................................................39

Lampiran 2 Lembar Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia .........................41Lampiran 3 Lembar Kuesioner LittlEARS Berbahasa Inggris .............................44Lampiran 4 Saran Perubahan Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia ..........46Lampiran 5 Kode Etik Penelitian..........................................................................47Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup........................................................................48

Page 14: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Gangguan pendengaran merupakan salah satu gangguan sensorik yang

paling umum saat lahir, dengan prevalensi diperkirakan antara 0,5 – 5 per

1000 neonatus dan bayi yang dilaporkan dari berbagai negara.1 Menurut

World Health Organization (WHO) tahun 2007, prevalensi gangguan

pendengaran pada populasi penduduk Indonesia diperkirakan 4,2%.2

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2010 apabila jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2016 adalah 258.705.000 jiwa maka sekitar

10.865.610 penduduk Indonesia diperkirakan mengalami gangguan

pendengaran.3 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan

3,1% gangguan pendengaran disebabkan karena infeksi telinga tengah dan

0,1% tuli kongenital.4 Terlambatnya diagnosis gangguan tumbuh kembang

pendengaran pada anak merupakan masalah yang menyebabkan tingginya

angka gangguan pendengaran. Maka dari itu deteksi dini pada gangguan

pendengaran anak dirasa perlu agar habilitasi dapat dilakukan sedini

mungkin.

Joint Commitee on Infant Hearing (JCIH) merekomendasikan Auditory

Brainstem Response (ABR) dan Otoacoustic Emission (OAE) sebagai baku

emas untuk deteksi dini gangguan pendengaran anak.5 Namun ketersediaan

alat yang terbatas dan harga yang relatif mahal menyebabkan deteksi dini

pada gangguan pendengaran tidak dapat dilakukan pada setiap kelahiran bayi.

Kuesioner LittlEARS merupakan kuesioner yang dapat digunakan untuk

prapenapisan gangguan pendengaran anak usia 0 – 24 bulan yang terdiri atas

35 pertanyaan ya dan tidak. Kuesioner ini diisi berdasarkan pengamatan

orang tua atau pengasuh terhadap perilaku yang bersesuaian dengan tumbuh

kembang anak.6 Kuesioner ini pertama kali digunakan di Jerman dengan

validitas mencapai 93% dan konsistensi internal yang baik. Kuesioner ini

telah diadaptasi dan dipakai di 15 negara di Eropa dan mendapatkan hasil

validitas yang baik.6–8

Page 15: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

2

Adaptasi kuesioner LittlEARS berbahasa Indonesia pernah dilakukan

pada tahun 2013 di Rumah Sakit Budi Kemuliaan dan daerah sekitar Jakarta,

Bogor, Depok, dan Tanggerang pada responden dengan tingkat pendidikan

terakhir SMA ke atas. oleh kelompok riset PSKPD angaktan 2010. Hasilnya

menunjukan adaptasi kuesioner LittlEARS dalam bahasa Indonesia valid

untuk mengevaluasi tumbuh kembang pendengaran anak usia 0 – 24 bulan

baik tanpa faktor risiko gangguan pendengaran maupun dengan faktor risiko

gangguan pendengaran.9–12 Namun, kuesioner belum dapat digunakan di

Indonesia karena karakteristik penduduk Indonesia sangat beragam sehingga

perlu dilakukan penelitian pada kelompok responden dengan karakteristik

yang berbeda dari penelitian sebelumnya.

Penelitian kali ini dilakukan di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang,

Kabupaten Bandung pada orang tua/pengasuh dengan tingkat pendidikan

SMA ke bawah yang memiliki anak usia 7 – 12 bulan karena penelitian

serupa belum pernah dilakukan pada kelompok responden ini.

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner

LittlEARS yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dapat digunakan

untuk mendeteksi gangguan pendengaran anak oleh orang tua/pengasuh

dengan pendidikan SMA ke bawah yang memiliki bayi berusia 7 – 12 bulan.

1.3. Hipotesis

Kuesioner LittlEARS yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa

Indonesia dapat digunakan oleh orang tua/pengasuh dengan pendidikan SMA

ke bawah yang memiliki bayi berusia 7 – 12 bulan.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

kuesioner LittlEARS yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia.

Page 16: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

3

1.4.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini yaitu :

a. Mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner LittlEARS yang telah

diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia sebagai metode deteksi tumbuh

kembang pendengaran anak usia 7 – 12 bulan tanpa faktor risiko

gangguan pendengaran di Desa Nagrak.

b. Mengetahui korelasi antara usia dan total skor kuesioner LittlEARS

pada anak usia 7 – 12 bulan tanpa faktor risiko gangguan pendengaran

di Desa Nagrak.

c. Mengetahui hubungan karakteristik responden dengan validitas dan

reliabilitas kuesioner LittlEARS.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti

Penelitian ini dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan studi

tingkat preklinik Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

1.5.2. Manfaat Penelitian Bagi Institusi

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu kedokteran

dan kesehatan terutama di bidang kedokteran, kesehatan anak, dan

pendengaran.

1.5.3. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini bermanfaat untuk mempermudah deteksi dini adanya

gangguan pendengaran pada anak sehingga orang tua dapat lebih waspada

pada setiap tumbuh kembang anaknya.

Page 17: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Fisiologi Pendengaran

Telinga merupakan salah satu organ indera manusia yang terdiri dari

telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam (Gambar 2.1). Telinga

bagian luar dan tengah berfungsi untuk menyalurkan gelombang udara ke

telinga dalam.13 Telinga dalam yang berisi cairan akan menerima

gelombang suara menjadi impuls saraf oleh koklea sehingga manusia bisa

mendengar. Selain untuk mendengar, telinga juga merupakan organ yang

penting dalam mengatur keseimbangan karena adanya aparatus

vestibularis.13

Gambar 2.1 Anatomi Telinga.Sumber: Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC; 2014.

Proses mendengar dimulai saat gelombang suara ditangkap oleh

aurikula. Kemudian gelombang suara yang ditangkap itu disalurkan ke

telinga tengah melalui meatus akustikus eksternus. Selanjutnya gelombang

suara akan menggetarkan membran timpani. Bergetarnya membran

timpani akan menggerakan osikulus dengan frekuensi yang sama lalu

menyalurkannya ke jendela oval yang berada di koklea.

Page 18: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

5

Gambar 2.2 Transduksi suara.13

Sumber: Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC; 2014.

Gelombang Suara

Getaran membrantimpani

Getaran tulangtelinga tengah

Getaran jendela oval

Getaran cairan didalam kokhlea

Getaran membranbasalis

Menekuknya rambut di reseptor selrambut dalam organ Corti sewaktu

getaran membran basilarismenggeser rambut-rambut ini

secaara relatif terhadap membrantektorium di atasnya yang

berkontak dengan rambut tersebut

Perubahan potensial berjenjang(potensial reseptor) di sel reseptor

Perubahan frekuensi potensial aksiyang dihasilkan di saraf auditorius

Perambatan potensial aksi kekorteks auditorius di lobus

temporalis otak untuk persepsisuara

Getaran jendelabundar

Pembuyaran energi(tidak ada persepsi

suara)

Page 19: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

6

Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditimbulkan oleh getaran

akan menimbulkan gerakan cairan telinga dalam yaitu perilimfe di

kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikoterma, dan masuk ke

dalam kompartemen bawah. Keadaan ini menyebabkan membran basilaris

bergetar. Membran basilaris mengandung organ Corti yaitu organ indra

untuk pendengaran. Transmisi gelombang tekanan melalui membran

basilaris menyebabkan membran ini bergerak naik-turun sehingga organ

Corti yang memiliki sel-sel rambut juga bergerak naik turun yang

menyebabkan kedudukannya terhadap membran tektorium bergeser secara

relatif. Gerakan sel-sel rambut ini menyebabkan saluran ion berpintu

mekanis membuka dan menutup sehingga terjadi perubahan potensial

depolarisasi dan hiperpolarisasi. Depolarisasi sel-sel rambut ini akan

meningkatkan laju pelepasan neurotransmiter, yang meningkatkan

frekuensi lepas muatan di serat aferen yaitu nervus auditorius. Selanjutnya

terjadi perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis

otak untuk persepsi suara.13

2.1.2 Tumbuh Kembang Pendengaran dan Bicara

Normalnya, bicara berlangsung melalui tahap cooing, mengoceh,

menyebutkan satu kata, lalu merangkai menjadi satu kalimat di mana

hingga mencapai pada tahap mengerti dan dapat mengekspresikan suatu

kalimat yang lebih kompleks.14 Pengembangan kemampuan dalam

kosakata dan bahasa dimulai dari keluarga. Keluarga dapat membantu

perkembangan berbahasa anaknya dengan membacakan cerita, bermain

permainan kata, mendengarkan lagu, melibatkannya dengan pertanyaan

dan percakapan, dan membaca buku bersama.15

Page 20: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

7

Tabel 2.1 Pedoman Perkembangan Pendengaran dan Reaksi terhadap Buyiyang Normal

Usia(Bulan)

Reaksi terhadap Bunyi

0-3 Mata berkejap atau membuka perlahan, mengerutkan wajah,berhenti menyusu, dan terkejut.

4-6 Mendengarkan suara, memutar kepala ke samping mencarisumber suara, mulai mencari dari arah samping.

7-9 Mencari suara ke arah samping dan bawah telinga (cepat)serta ke atas (lambat)

9-12 Mencari suara dari semua arah. Dapat menunjukkan bendatertentu bila diminta

13-18 Mengerti sekitar 10 kata, dapat mengikuti irama musik19-24 Mengerti paling kurang 20 kata

Sumber: Chu K, Emilian A, Bamera J. Antecedents of newborn hearing loss. ObstetGynecol. 2003;101:586.

Tabel 2.2 Pedoman perkembangan Wicara yang Normal

Usia(Bulan)

Perkembangan Kata-Kata

0-3 Menangis, suara seperti berkumur (gargle), mengoceh tanpamakna (babbling).

3-6 Ocehan lebih bermakna (laling).6-9 Mengerti bila namanya dipanggil, dapat menunjuk benda-

benda yang dikenal.9-12 Meniru/mengulang suara yang didengarnya (meniru suara

binatang).Menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tangan danmengerti instruksi sederhana.

13-18 Bicara yang sesungguhnya. Dapat mejawab pertanyaan danmengerti instruksi sederhana.

19-24 Dapat merangkai 2 kata atau lebih. Menggunakan kata “aku”pada awal kalimat yang menyataan kepunyaan. Dapatmenyimak dan mengerti cerita sederhana.

Sumber: Chu K, Emilian A, Bamera J. Antecedents of newborn hearing loss. ObstetGynecol. 2003;101:586.

Penyimpangan pada perkembangan pendengaran dan wicara belum

dapat menegakan diagnosis bahwa bayi tersebut mengalami gangguan.

Diperlukan pemeriksaan yang objektif untuk mengetahui adanya

gangguan perkembangan pendengaran dan wicara.16

Perkembangan auditorik dan perkembangan otak memiliki kaitan

yang sangat erat.17 Pada waktu tiga tahun pertama kehidupan, neuron di

bagian korteks mengalami pematangan dan perkembangan otak terjadi

Page 21: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

8

sangat cepat pada masa dua belas bulan pertama kehidupan.17 Maka dari

itu, deteksi dini gangguan pendengaran dapat dimulai saat perkembangan

otak masih berlangsung sehingga habilitasi/rehabilitasi dapat segera

dilakukan untuk mengurangi dampak dari cacat dengar.

2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Pendengaran

Tumbuh kembang pendengaran anak harus menjadi perhatian setiap

orang tua karena apabila hal tersebut terganggu dapat memengaruhi

perkembangan kognitifnya.18 Tumbuh kembang ini dapat mengalami

gangguan akibat faktor risiko biomedik maupun lingkungan psikososial

atau sosial ekonomi yang dialami sejak masa konsepsi sampai masa

neonatal.19

Prematuritas, perdarahan intrakranial, hambatan pertumbuhan intra

uterin, hipoglikemia, kelainan kongenital, BBLR, dan asfiksia berat saat

lahir merupakan beberapa contoh risiko biomedik yang dapat

memengaruhi tumbuh kembang dengan angka kejadian yang tersering

adalah prematuritas.17,19 Bayi prematur akan mengalami pacu tumbuh pada

enam bulan pertama, sehingga untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan optimal diperlukan nutrisi yang dapat membantu bayi untuk

pacu tumbuh.18 Kemiskinan, pendidikan orang tua rendah, perumahan

yang buruk, jumlah anak yang terlalu banyak merupakan faktor risiko

lingkungan dan sosial ekonomi yang dapat menghambat tumbuh

kembang.17,19

Konsumsi beberapa jenis obat yang memiliki efek ototoksik dan

teratogenik seperti salisilat, kina, gentamisin, streptomisin, dan lain lain

dapat mengganggu proses pembentukan organ dan sel rambut pada

koklea.17 Kelainan strukur antomi telinga dapat memengaruhi proses

pendengaran dan dapat menyebabkan ketulian seperti tidak terbentuknya

koklea/aplasia koklea, displasia Mondini, dan atresia liang telinga.17

Apabila ditemukan faktor risiko tersebut, menurut Academy

American Joint Committee on Infant Hearing Statement 2007, selama 28

hari pertama bayi perlu diwaspadai akan terjadi gangguan pendengaran.17

Page 22: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

9

2.1.4 Gangguan Pendengaran dan Bicara

Gangguan pendengaran merupakan salah satu gangguan sensorik

yang paling umum saat lahir. Menurut WHO tahun 2007, prevalensi

gangguan pendengaran pada populasi penduduk Indonesia diperkirakan

4,2%.2 Apabila gangguan pendengaran dapat diidentifikasi sejak dini maka

gangguan bicara, bahasa, dan kognitif dapat dicegah. Intervensi yang

diberikan sejak dini dan berlangsung lebih lama akan memberikan hasil

lebih baik dibandingkan dengan intervensi yang terlambat dan berlangsung

lebih singkat.19 Gangguan konduksi yang disebabkan oleh penyakit telinga

bagian tengah merupakan penyebab tersering terjadinya gangguan

pendengaran.18

Klasifikasi gangguan pendengaran dapat dilihat dari beberapa

variabel. Berdasarkan lokasi lesi, gangguan pendengaran dibagi menjadi

tuli konduktif, sensorineural, neural, dan sentral.17 Tuli konduktif

disebabkan lesi yang berada di telinga luar atau tengah. 17 Tuli

sensorineural disebabkan lesi yang berada di koklea atau saraf auditorius.17

Tuli neural disebabkan lesi yang berada di saraf auditorius (seperti pada

neuropati auditorius), mungkin non-genetik (misalnya timbul setelah

hiperbilirubinemia) atau genetik (misalnya akibat mutasi gen otoferlin

OTOF).17 Tuli sentral disebabkan lesi pada otak sehingga terjadi kesulitan

proses persepsi informasi suara.17 Bicara dan berbahasa seseorang akan

optimal apabila input sensorik yang merupakan gelombang suara dan

output berupa motorik yaitu berbicara dalam keaadan normal.

Berdasarkan waktunya, gangguan pendengaran dapat dibagi menjadi

ketulian prelingual yaitu gangguan pendengaran terjadi sebelum

perkembangan bicara dan ketulian postlingual yaitu gangguan

pendengaran terjadi setelah perkembangan bicara.17

2.1.5 Deteksi Dini Gangguan Pendengaran

Mengingat pentingnya peran pendengaran dalam proses

perkembangan bicara dan berbahasa, sosialisasi, dan kognitifnya maka

Page 23: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

10

diperlukan deteksi sedini mungkin ada tidaknya gangguan pendengaran

pada anak. Saat ini sudah banyak metode yang dapat digunakan untuk

deteksi dini gangguan pendengaran pada anak, salah satunya

menggunakan pemeriksaan elektrofisilogik yang bersifat obyektif, praktis,

otomatis dan non invasif.20

Untuk mendeteksi gangguan pendengaran secara dini, dikenal dua

program yang umum digunakan yaitu Universal Newborn Hearing

Screening (UNHS) dan Targeted Newborn Hearing Screening (TNHS).

UNHS dilakukan pada semua bayi baru lahir sebelum meninggalkan

rumah sakit, sementara TNHS hanya dilakukan pada bayi dengan faktor

risiko gangguan pendengaran.5,21,22 Namun, bayi dengan gangguan

pendengaran yang berhubungan dengan gangguan konduksi atau saraf

(neuropati) mungkin tidak terdeteksi melalui program UNHS.5

Adapun prinsip metode tes pendengaran pada anak dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu tes yang subyektif berdasarkan pada pengamatan

perilaku anak terhadap rangsangan suara (behavioral observation

auditometry, visual re-inforcement audiometry) dan tes yang non

behavioral atau obyektif dengan menggunakan alat elektrofisiologik

(Audiotry brainstem response/ABR, Auditory Steady State Response/ASSR,

Otoacoustic Emission/OAE).20

Berdasarkan Joint Committee on Infant Hearing (JCIH) 2007

merekomendasikan OAE dan ABR sebagai alat skrining gangguan

pendengaran pada anak karena mampu mendeteksi gangguan pendengaran

neuropati.5 ABR merupakan pemeriksaan elektrofisiologik yang obyektif,

non invasif untuk menilai respons sistem auditorik termasuk batang otak

terhadap bunyi, sehingga ambang pendengaran dan letak lesi dapat

diketahui pada sistem auditorik tersebut.20 Elektroda permukaan (survace

electrode) yang ditempel pada kulit kepala akan merekam respon auditory

evoked yang merupakan respon stimulus auditorik, selanjutnya auditory

evoked potensial yang direkam akan diproses melalui program komputer

dan ditampilkan sebagai 5 gelombang defleksi positif (gelombang I sampai

V) yang terjadi sekitar 2-12 ms setelah stimulus diberikan.23 Emisi

Page 24: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

11

otoakustik merupakan suara dengan intensitas rendah yang dihasilkan pada

koklea yang normal, baik secara spontan maupun respon dari rangsang

akustik.20

Pusat Kesehatan Telinga dan Gangguan Komunikasi, Sub Bagian

THT Komunitas, Bagian THT RSCM, telah melakukan skrining pada

neonatus berisiko tinggi sejak tahun 2002 dengan menggunakan dua tahap

pemeriksaan (OAE dilanjutkan ABR) bertujuan untuk mengidentifikasi

bayi dengan tuli koklea dan retrokoklea.24 Gambar 2.3 merupakan

protokol tetap (protap) Departemen Kesehatan Anak RSCM Jakarta yang

menjelaskan mengenai alur skrining gangguan pendengaran.

Gambar 2.3 Alur universal newborn hearing screening di RSCM.Sumber: Dirjen Bina Pelayanan Medik. Skrining gangguan pendengaran padabayi baru lahir: pertemuan health technology assessment Indonesian report.Depkes RI; 2006.

Page 25: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

12

2.1.6 Kuesioner LittlEARS

Kuesioner LittlEARS merupakan kuesioner yang dirancang sebagai

lanjutan dari Evaluation of Auditory Responses to Speech (EARS) yang

digunakan untuk mengevaluasi dan rehabilitasi penerima implan koklea

berusia tiga tahun atau lebih.6 Kuesioner ini dikembangkan oleh Coninx et

al di German dan Austrian selanjutnya di publikasikan pada tahun 2009.

Kuesioner LittlEARS terdiri dari 35 pertanyaan tertutup yang digunakan

untuk deteksi dini gangguan tumbuh kembang pendengaran anak berusia 0

– 24 dengan atau tanpa implan koklea.6 Hampir sebagian besar pertanyaan

dilengkapi dengan contoh kasus sehingga orang tua/pengasuh yang

mengisi kuesioner dapat mengerti maksud dari pertanyaan tersebut.

Untuk melihat kurva normal tumbuh kembang pendengaran anak

usia 0 – 24 bulan, Coninx et al melakukan analisis regresi di mana usia

sebagai variabel terikat dan total skor sebagai variabel bebas.6 Didapatkan

persamaan regresi yang dapat digunakan untuk semua sample (Overall

sample) yaitu :

y= 3,470 + 2,163x – 0,038x2

Keterangan :y = Ekspektasi Skor x = Usia anakDari persamaan ini akan didapatkan skor yang diharapkan pada usia

tertentu.

Gambar 2.4 Kurva Normal Kuesioner LittlEARS.Sumber : Coninx F, Weichbold V, Tsiakpini L, Bescond G, Autrique E, Tamas L. Validation of

the LittlEARS Auditory Questionnaire in children with normal hearing. Int J PediatrOtorhinolaryngol. 17 Oktober 2009;73:1761–8.

Page 26: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

13

Gambar 2.4 merupakan kurva normal kuesioner LittlEARS yang

dihitung secara terpisah untuk setiap negara dan bahasa untuk sampel secara

keseluruhan.

2.1.7 Faktor yang Memengaruhi Adaptasi Kuesioner

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lima pulau

besar dan ribuan pulau kecil dengan jumlah kurang lebih 17.504 pulau.25

Kondisi geografis Indonesia juga berbeda-beda mulai dari pesisir,

pegunungan, pedesaan hingga pekotaan. Kondisi geografis ini menyebabkan

beragam suku bangsa hidup berdampingan dengan kebudayaan yang

beragam.26 Keberagaman ini menyebabkan setiap daerah memiliki keunikan

masing-masing mulai dari cara mereka hidup dalam kegiatan sehari-hari

hingga bahasa yang digunakanpun berbeda-beda.

Hal tersebut menjadi faktor yang dapat memengaruhi adaptasi

kuesioner ke dalam bahasa Indonesia. Maka dari itu untuk melakukan suatu

adaptasi bahasa asing ke bahasa Indonesia tidak akan semudah

menerjemahkan. Perlu adanya adaptasi agar dapat dimengerti dengan maksud

yang sama oleh berbagai jenis masyarakat Indonesia.

2.2. Kerangka Teori

Gangguan pendengaran pada anak usia 7 – 12 bulan merupakan salah

satu masalah tumbuh kembang yang akan memengaruhi perkembangan

berbahasa, kognitif, dan sosial. Deteksi dini terhadap gangguan pendengaran

penting dilakukan untuk menghindari dampak negatif dari gangguan

pendengaran. Semakin cepat gangguan pendengaran terdeteksi maka

diharapkan hasil habilitasi akan lebih maksimal.

Kuesioner LittlEARS dapat digunakan sebagai alat prapenapisan

gangguan tumbuh kembang pendengaran untuk anak usia 0 – 24 bulan. Hasil

skor yang didapatkan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor

internal merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Usia anak akan

memengaruhi total skor yang didapatkan. Anak dengan faktor risiko

Page 27: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

14

gangguan pendengaranpun apabila terbukti memiliki gangguan pendengaran

maka akan memengaruhi juga jumlah skor yang didapat.

Selain faktor internal ada pula faktor eksternal yaitu faktor orang

tua/pengasuh, faktor lingkungan, dan faktor lain. Tingkat pendidikan,

pekerjaan, dan lama menemani anak dari orang tua/pengasuh dapat

memengaruhi hasil skor yang didapat. Begitu pula faktor lingkungan seperti

budaya, bahasa sehari-hari, dan sosial ekonomi akan memengaruhi

pemahaman mereka mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

kuesioner sehingga dapat memengaruhi skor yang didapat. Terakhir, cara

pengisian kuesioner yaitu secara mandiri dan wawancara akan memengaruhi

total skor yang didapat.

Gambar 2.5 Kerangka Teori

Page 28: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

15

2.3. Kerangka Konsep

Gambar 2.6 Kerangka Konsep

2.4. Definisi Operasional

Tabel 2.3 Definisi Operasional

Variable Definisi Pengukur Alat ukur Skalapengukuran

Usia anak Jangka waktu anakdari lahir sampaidengan pengisiankuesioner

Peneliti - Numerikdalam satuanbulan

SkorKuesionerLittlEARS

Anak tanpagangguan dengardan memenuhikriteria inklusi daneksklusi

Peneliti KuesionerLittlEARS

Numerikdengan skor 0– 35

JenisKelamin

Perempuan atauLaki-laki

Peneliti - Nominal1. Perempuan2. Laki-laki

Pendidikan Pendidikan terakhiryang ditempuresponden

Peneliti - Nominal1. SD2. SMP3. SMA

Lamainteraksi

Durasi orang tuaatau pengasuhberinteraksi dengananak

Orang tua/Pengasuh

- Numerikdengan satuanjam

Page 29: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

16

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu Cross Sectional (potong lintang)

yang dilakukan dengan dua metode yaitu pengisian kuesioner secara mandiri

dan wawancara dalam interval 2 minggu sampai dengan 3 bulan setelah

pengisian mandiri.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2016 sampai dengan Maret

2017.

3.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu yang rutin diadakan setiap bulannya

di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Sementara

untuk wawancara dilakukan door to door dan via telepon.

3.4. Polpulasi Sampel

Populasi umum penelitian ini adalah orang tua/pengasuh dengan tingkat

pendidikan SMA ke bawah yang memiliki anak usia 7 – 12 bulan tanpa risiko

gangguan pendengaran di Indonesia. Populasi terjangkau penelitian ini adalah

orang tua/pengasuh dengan tingkat pendidikan SMA ke bawah yang memiliki

anak usia 7 – 12 bulan tanpa risiko gangguan pendengaran di Desa Nagrak,

Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

3.5. Pemilihan Sampel Penelitian

Cara pemilihan sampel dengan menggunakan metode consecutive

sampling saat posyandu di masing-masing RW.

3.6. Besar Sampel

3.6.1 Perhitungan Besar Sampel

= +0,5ln[ ] + 3

Page 30: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

17

Keterangan :

Zα : Derivat baku alfa

Zβ : Derivat baku beta

r : Korelasi

Derivat baku alfa didapat dari kesalahan tipe I sedangkan derivat baku

beta didapat dari kesalahan tipe II.27 Penelitian ini menggunakan nilai α=5%

sehingga diperoleh Zα=1,96 dan nilai β=10% sehingga diperoleh Zβ=0,842.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, nilai koefisien korelasi (r)

diperoleh r=0,763. Maka dari itu didapatkan nilai N=7,76 sehingga jumlah

sampel minimal yang diperlukan untuk menilai korelasi yaitu sebanyak 8

sampel.

3.6.2 Sampel yang Diambil

Berdasarkan Rule of Thumb, sampel minimal yang diperlukan untuk

kepentingan validasi kuesioner LittlEARS berbahasa Indonesia adalah 40

karena terdapat 4 variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini.27

3.7. Variabel Penelitian

3.7.1 Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah total skor kuesioner

LittlEARS.

3.7.2 Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia anak, lama waktu

ibu/pengasuh dalam menemani anaknya, cara pengisian kuesioner,

pendidikan terakhir ibu.

3.8. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.8.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah:

a. Orang tua/pengasuh dengan status pendidik SMA ke bawah yang memiliki

anak usia 7 – 12 bulan tanpa faktor risiko gangguan pendengaran dan

berdomisili di Desa Nagrak.

Page 31: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

18

b. Orang tua/pengasuh yang memiliki waktu bermain dengan anak setiap

hari.

3.8.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:

a. Orang tua/pengasuh yang tidak bersedia menjadi responden

b. Orang tua/pengasuh dengan tingkat pendidikan di atas SMA

c. Orang tua/pengasuh yang tidak bisa berbahasa Indonesia

d. Anak usia 7 – 12 bulan dengan faktor risiko gangguan pendengaran, yaitu:

1. Berat lahir rendah

2. Asfiksia saat lahir

3. Riwayat perawatan NICU

4. Hiperbilirubinemia

5. Riwayat kejang

6. Riwayat pilek berulang

3.9. Analisis Statistik

Analisis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu :

a. Analisis univariat untuk menilai karakteristik responden

b. Analisis bivariat untuk menilai korelasi antara 2 variabel

c. Analisis multivariat untuk menilai apabila terdapat lebih dari satu variabel

bermakna.

3.10. Cara Kerja

Kuesioner LittlEARS yang telah di adaptasi kedalam bahasa Indonesia

dan telah diuji coba pada penelitian sebelumnya diperbanyak sesuai jumlah

sampel. Setelah izin etik diterima, pengambilan sampel sesuai kriteria inklusi

dan ekslusi dimulai. Tahap pertama, responden yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi akan mengisi formulir kuesioner secara mandiri. Tahap

selanjutnya yaitu tahap wawancara yang dilakukan selang minimal 2 minggu

dan maksimal 3 bulan setelah pengisian kuesioner secara mandiri. Wawancara

dilakukan baik secara langsung bertemu dengan responden maupun via

telepon. Selanjutnya data yang telah didapat diinput kedalam program

Page 32: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

19

Microsoft Excel kemudian diolah menggunakan program SPSS dan hasilnya

dianalisis lebih lanjut oleh penulis.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.11. Alat dan Bahan

3.11.1 Kuesioner LittlEARS

Alat yang digunakan yaitu kuesioner LittlEARS yang telah diadaptasi

dalam bahasa Indonesia. Kuesioner ini terdiri dari 35 pertanyaan tertutup

dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Skor yang didapat dari kuesioner ini akan

digunakan untuk menilai korelasi antara skor yang didapat dengan usia

anak.

Kuesioner LittlEars yang telah diterjemahkan dan di uji coba

Perizinan Penelitian

Pemilihan responden berdasarkankriteria inklusi dan eksklusi

Pengisian kuesioner LittlEarsoleh responden secara mandiri

Wawancara responden dalamwaktu 2 minggu – 3 bulan setelah

pengisian kuesioner

Input data

Mengolah data denganmenggunakan program SPSS

Analisis Statistik

Page 33: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

20

3.11.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan lembar identitas responden yang

digunakan untuk mengelompokan responden yang masuk dalam kriteria

inklusi dan eksklusi.

Page 34: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

21

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Statistik Deskrip tif

4.1.1 Karakteristik Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang,

Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Desa Nagrak terdiri dari 14 Rukun

Warga (RW). Mayoritas penduduk menggunakan bahasa Sunda sebagai

bahasa yang digunakan sehari-hari. Kecamatan Cangkuang memiliki satu

puskesmas utama dan tiga puskesman pembantu yang merupakan pusat

pelayanan kesehatan primer. Posyandu rutin dilakukan oleh Bidan Desa

yang bertanggung jawab di setiap desa.

Berdasarkan data statistik Kabupaten Bandung tahun 2010, jumlah

penduduk di Kecamatan Cangkuang mencapai 64.963 penduduk dengan

angka kelahiran yang cukup tinggi.28 Terdapat 51,82% kelahiran yang

ditangani oleh tenaga kesehatan, sementara 48,18% masih ditangani oleh

dukun.28

Dibidang pendidikan 94,76% penduduk Kecamatan Cangkuang

memiliki ijazah tertingga SMA ke bawah.28 Hal ini menunjukan rendahnya

tingkat pendidikan pada penduduk Kecamatan Cangkuang. Dengan tingkat

pendidikan yang rendah ini menyebabkan peluang usaha yang bisa

didapatkan menjadi lebih sempit. Berdasarkan data statistik, terdapat

48,42% penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan.28 Pekerjaan ini

menyebabkan tingkat kesejahteraan penduduk berdasarkan pengahasilan

berada dikisaran menengah kebawah.

4.1.2 Karakteristik Responden

Setelah dilakukan pengambilan data pada 40 responden yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selanjutnya dilakukan pengolahan

data menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Didapatkan

karakteristik responden yang disajikan pada tabel 4.1 di bawah ini.

Page 35: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

22

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Variable n (n=40) %Usia Anak

7 – 9 bulan10 – 12 bulan

2713

67,532,5

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

2317

57,542,5

Pendidikan RespondenSMASMPSD

2488

602020

Pekerjaan RespondenPegawaiWiraswastaTidak bekerja

101119

2527,547,5

Waktu Bermain<4jam>4jam

040

040

Rata-rata usia anak pada penelitian ini adalah berusia 9,2 bulan.

Sebanyak 60% responden memiliki jenjang pendidikan terakhir SMA

sementara 40% sisanya memiliki jenjang pendidikan terakhir di bawah

SMA. Terdapat 47,5% responden yang tidak bekerja, namun semua

responden mengaku memiliki waktu bermain dengan anak lebih dari 4 jam

dalam sehari.

4.2 Statistik Analitik

4.2.1 Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi internal alat

ukur apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Pada penelitian ini Cronbach’s

Alpha digunakan untuk mengukur reliabilitas kuesioner. Umumnya

Chonbach’s Alpha meningkat seiring dengan peningkatan korelasi antar

item.

Page 36: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

23

Tabel 4.2 Cronbac’s Alpha

Cronbach’sAlpha

N of Items

Mandiri 0,921 35Wawancara 0,764 35

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan nilai Cronbach’s Alpha baik pada

pengisian kuesioner dengan metode mandiri maupun metode wawancara

memiliki konsistensi internal yang tinggi (>0,7).

Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian

validitas dilakukan dengan membandingkan r-hitung dengan r-tabel. Pada

penelitian ini r-hitung menggunakan korelasi Produk Momen Pearson.

Nilai r-tabel untuk jumlah responden 40 dengan derajat kebebasan 38 (n-2)

adalah 0,312 dengan taraf signifikan 0,05. Selain itu, korelasi Produk

Momen Pearson juga digunakan untuk melihat variasi jawaban responden.

Semakin nilai r mendekati nol maka semakin sedikit variasi responden

dalam menjawab butir pertanyaan tersebut. Uji validitas dilakukan pada

kuesioner dengan pengisian secara mandiri dan pengisian secara

wawancara.

Berdasarkan tabel 4.3, dengan uji validitas yang menggunakan

Produk Momen Pearson terdapat 25 butir pertanyaan yang memiliki

jawaban bervariasi pada pengisian kuesioner metode mandiri. Sementara

uji validitas pada pengisian wawancara terdapat 14 butir pertanyaan yang

memiliki jawaban bervariasi. Pada butir soal 1 – 4 baik mandiri maupun

wawancara mendapatkan hasil konstan yang artinya semua responden

menjawab sama. Sementara pada butir soal yang lain terdapat variasi

responden dalam menjawab.

Page 37: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

24

Tabel 4.3 Korelasi Produk Momen Pearson pada Pengisian KuesionerMetode Mandiri dan Metode Wawancara

Butir Pertanyaan r(Kekuatan Korelasi)

Mandiri

R(Kekuatan Korelasi)

Wawancara1 1,000 1,0002 1,000 1,0003 1,000 1,0004 1,000 1,0005 0,110 1,0006 1,000 1,0007 0,323* 0,2328 0,325* 0,457**9 -0,076 0,06110 0,400* -0,06311 0,300 1,00012 0,323* 1,00013 0,300 -0,19014 0,167 0,30915 0,662** 0,13816 0,650** 0,27317 0,649** 0,23218 0,506** 0,379*19 0,541** 0,504**20 0,743** 0,30321 0,751** 0,27522 0,675** 0,23223 0,701** 0,498**24 0,670** 0,514**25 0,683** 0,720**26 0,777** 0,623**27 0,677** 0,432**28 0,831** 0,552**29 0,802** 0,345*30 0,569** 0,640**31 0,597** 0,29632 0,745** 0,525**33 0,438** 0,20234 0,575** 0,509**35 0,611** 0,409**

4.2.2 Uji Komparatif Kesesuaian Kategorik

Nilai Kappa digunakan untuk menilai kesesuaian antara pengisian

kuesioner secara mandiri dan wawancara. Semakin tinggi angka koefisien

Kappa maka semakin konsisten responden dalam menjawab pertanyaan.

Page 38: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

25

Tabel 4.4 Koefisien Kappa

Butir Pertanyaan Koefisien Kappa p Value1 1,000 -2 1,000 -3 1,000 -4 1,000 -5 1,000 -6 1,000 -7 -0,026 0,8718 -0,016 0,8779 -0,034 0,81610 0,330 0,02011 1,000 1,00012 1,000 1,00013 -0,026 0,87114 1,000 1,00015 0,082 0,54816 0,398 0,00217 0,162 0,06018 0,262 0,09619 0,477 0,00320 0,076 0,46521 0,143 0,07922 0,143 0,07923 0,381 0,00824 0,187 0,19125 0,295 0,06126 0,137 0,38527 -0,042 0,78128 0,242 0,12129 0,214 0,14130 0,379 0,01631 -0,250 0,08232 0,324 0,03533 0,348 0,02434 0,182 0,23235 0,245 0,082

Terdapat 9 butir pertanyaan yang memiliki kesesuaian jawaban

antara pengisian kuesioner metode mandiri dan metode wawancara.

Sementara pada butir pertanyaan lainnya terdapat ketidaksesuaian

responden dalam menjawab soal saat metode mandiri dan saat metode

wawancara.

Page 39: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

26

4.2.3 Uji Korelasi antara Skor (total) dan Usia

Uji korelasi antara skor dan usia dinilai untuk mengetahui

kemampuan kuesioner dalam mengukur perkembangan pendengaran anak

berdasarkan usia. Pada penelitian ini uji korelasi yang digunakan yaitu uji

Pearson. Tabel 4.5 menyajikan hasil analisis korelasi Pearson pada

pengisian kuesioner secara mandiri dan wawancara.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Korelasi Pearson pada Pengisian Kuesioner secaraMandiri dan Wawancara

r p nMandiri 0,224 0,165 40Wawancara 0,574 <0,001 40

Nilai korelasi Pearson baik pada pengisian mandiri maupun

wawancara menunjukkan terdapat korelasi positif antara skor dengan usia

anak. Nilai korelasi pada pengisian metode wawancara lebih tinggi

dibandingkan dengan metode mandiri (wawancara r=0,574) dengan

kekuatan korelasi sedang. Meskipun kedua metode memiliki korelasi

positif, namun pada metode mandiri tidak ditemukan korelasi bermakna

(p=0,165) sementara pada metode wawancara didapatkan korelasi

bermakna (p<0,001).

4.2.4 Uji Komparatif antara Pendidikan dan Skor

Uji komparatif dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh

pendidikan terakhir responden terhadap skor kuesioner. Uji yang dipakai

adalah uji T tidak berpasangan.

Tabel 4.6 Perbedaan Rerata Z Skor Berdasarkan Pendidikan

Metode SD – SMP SMA Nilai p

Mandiri 1,18(1,98) 1,16(1,59) 0,98

Wawancara 0,74(0,72) 1,08(0,81) 0,18

Secara statistik dan klinis tidak terdapat perbedaan rerata Zskor

antara kelompok dibawah SMA dan kelompok SMA baik pada pengisian

metode mandiri (mean difference = 0,014, KI=-1,108 – 0,136) maupun

metode wawancara (mean difference = -0,33, KI=-0,847 – 0,172).

Page 40: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

27

BAB 5

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, didapatkan 40 responden yang memiliki anak usia 7

– 12 bulan. Total skor dari pengisian kuesioner oleh responden dapat

dipengaruhi banyak faktor antara lain usia anak, pendidikan terakir

responden, pekerjaan responden, dan lama responden bermain atau

menemani anak.

Kemampuan mendengar dan berbahasa akan meningkat seiring dengan

pertambahan usia anak sehingga usia anak akan memengaruhi total skor yang

didapat. Selain faktor internal dari anak, peran orang tua juga dapat

memengaruhi tumbuh kembang pendengaran anak, secara tidak langsung

akan berpengaruh juga terhadap skor yang akan didapat. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan April (2009) menjelaskan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara pola hubungan orangtua-anak dan

perkembangan anak usia prasekolah.29

Tingkat pendidikan orang tua pada penelitian ini adalah jenjang SMA

kebawah. Terdapat 24 responden dengan jenjang pendidikan terakhir SMA, 8

responden SMP, dan 8 responden SD. Pada penelitian Apriastuti didapatkan

hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pola

asuh orangtua terhadap perkembangan anak.30 Semakin tinggi tingkat

pendidikan orang tua maka semakin mudah mereka menerima serta

mengembangkan pengetahuan dan tehnologi, sehingga akan meningkatkan

produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

keluarga.31 Perbedaan tingkat pendidikan menyebabkan perbedaan

pengetahuan dan wawasan orang tua. Orang tua yang memiliki pengetahuan

mengenai tahapan tumbuh kembang pendengaran anak normal, akan lebih

waspada dibandingkan dengan orang tua yang tidak mengetahui tahapan

tumbuh kembang pendengaran anak. Sehingga kesadaran orang tua untuk

meperhatikan setiap perkembangan anaknya lebih tinggi dan akan melakukan

pemeriksaan terhadap pendengaran anaknya akan dilakukan sedini mungkin

apabila dirasa ada keterlambatan.

Page 41: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

28

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan keterbatasan pekerjaan

yang bisa dilakukan oleh orang tua.32 Berdasarkan data yang didapat pada

responden di Desa Nagrak, terdapat 10 responden yang di golongkan sebagai

pegawai. Yang dimaksud sebagai pegawai disini adalah responden yang

bekerja sebagai buruh tani atau buruh pabrik. Selanjutnya terdapat 11

responden yang digolongkan sebagai wiraswasta yaitu responden yang

membuka usaha dirumah seperti membuka warung. Golongan responden

yang terakhir yaitu ibu rumah tangga.

Baik golongan pegawai, wiraswasta, maupun ibu rumah tangga saat di

tanyakan berapa waktu yang mereka habiskan bersama anaknya, semua

menjawab lebih dari 4 jam. Durasi waktu ini dirasa cukup untuk orang tua

mengamati tumbuh kembang anaknya dengan baik.

5.2 Uji Reliabilitas dan Validitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menilai Cronbach alpha. Hasil yang

didapat pada pengisian kuesioner secara mandiri yaitu 0,921 sedangkan pada

pengisian secara wawancara didapatkan nilai 0,764. Keduanya memiliki

konsistensi internal yang tinggi.

Konsistensi internal pada pengisian kuesioner secara mandiri lebih

besar dibandingkan pada pengisian wawancara. Hal ini disebabkan karena

pada pengisian kuesioner secara mandiri semua responden membaca butir

pertanyaan sesuai dengan yang tertera dalam kuesioner. Berbeda dengan saat

wawancara, kemungkinan terjadi bias pewawancara cukup tinggi.

Pada penelitian ini metode pengisian kuesioner secara mandiri dan

metode pengisian kuesioner secara wawancara dilakukan untuk mencari

metode mana yang lebih baik digunakan untuk responden dengan tingkat

pendidikan SMA kebawah. Pengisian kuesioner dengan menggunakan

metode wawancara dapat terjadi bias pewawancara sehingga angka

reliabilitasnya lebih rendah dibandingkan dengan pengisian kuesioner secara

mandiri.

Berdasarkan tabel 4.3, dengan uji validitas yang menggunakan Produk

Momen Pearson terdapat 25 butir pertanyaan yang memiliki variasi jawaban

responden pada pengisian mandiri sementara pada pengisian wawancara

Page 42: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

29

hanya terdapat 14 butir pertanyaan yang memiliki jawaban bervariasi. Pada

butir pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, dan 6 pada pengisian mandiri dan butir 1, 2,

3, 4, 5, 6, 11, dan 12 pada pengisian wawancara didapatkan hasil jawaban

yang konstan karena semua responden menjawab “ya” yang artinya semua

anak usia 7 – 12 bulan pada kelompok ini sudah melewati tahapan

perkembangan sesuai dengan pertanyaan yang ada pada nomor kuesioner

tersebut. Pada butir pertanyaan 7, 8, 10, 12, 15 – 35 pada pengisian mandiri

dan butir pertanyaan 8, 18, 19, 23 – 30, 32, 34, 35 pada pengisian wawancara

terdapat variasi jawaban yang artinya tumbuh kembang pendengaran anak

usia 7 – 12 bulan pada kelompok ini bervariasi, ada yang sudah melewati

tahapan tersebut dan ada pula yang belum. Seperti pada butir soal nomor 28

“Apakah anak Anda mencoba meniru suara di sekelilingnya” contohnya suara

binatang, suara alat-alat rumah tangga, suara sirene mobil polisi. Berdasarkan

tabel 2.2, fase tersebut sudah dapat dilakukan oleh anak usia 9 – 12 bulan,

sementara pada anak usia 6 – 9 belum dapat melakukannya sehingga terdapat

variasi jawaban pada butir soal nomor 28.

Butir pertanyaan nomor 5, 9, 11, 13 14 pada metode mandiri dan butir

pertanyaan nomor 7, 9, 10, 13 – 17, 20 – 22, 31, 33 pada metode wawancara

mendapatkan nilai dibawah r-tabel yang artinya variasi jawaban sedikit

karena nilai yang didapat cenderung mendekati nol dimana nilai nol

menunjukkan angka yang konstan.

Berdasarkan hasil diatas, pada metode wawancara butir soal yang

memiliki jawaban bervariasi lebih sedikit dibandingkan metode mandiri.

Berkurangnya jumlah butir pertanyaan yang bervariasi menunjukkan terdapat

kebingungan responden dalam pengisian kuesioner pada metode mandiri.

Seperti butir pertanyaan nomor 5 “Apakah anak Anda mencari orang yang

berbicara yang tidak terlihat olehnya?”, pada metode mandiri jawaban

responden masih bervariasi namun cenderung konstan menjawab “ya”

sementara pada pengisian dengan metode wawancara hasil yang didapatkan

adalah konstan semua responden menjawab “ya”. Artinya pada pengisian

mandiri masih terdapat responden yang mengalami kebingungan untuk

menjawab butir pertanyaan tersebut sementara pada pengisian dengan metode

Page 43: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

30

wawancara responden lebih dapat memahami maksud dari pertanyaan butir

tersebut karena dipandu oleh peneliti.

5.3 Uji Komparatif Kesesuaian Kategorik

Tabel 5.1 Koeffisien Kappa dari Nilai Tertinggi ke Nilai Terendah

Butir Pertanyaan Koefisien Kappa p Value1 1 -2 1 -3 1 -4 1 -5 1 -6 1 -11 1 -12 1 -14 1 -19 0,477 0,00316 0,398 0,00223 0,381 0,00830 0,379 0,01633 0,348 0,02410 0,33 0,0232 0,324 0,03525 0,295 0,06118 0,262 0,09635 0,245 0,08228 0,242 0,12129 0,214 0,14124 0,187 0,19134 0,182 0,23217 0,162 0,0621 0,143 0,07922 0,143 0,07926 0,137 0,38515 0,082 0,54820 0,076 0,4658 -0,016 0,8777 -0,026 0,87113 -0,026 0,8719 -0,034 0,81627 -0,042 0,78131 -0,250 0,082

Uji komparatif dilakukan untuk menilai perbandingan antara metode

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Uji komparatif yang dinilai adalah

Page 44: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

31

kesesuaian antara pengisian kuesioner secara mandiri dan pengisian kuesioner

secara wawancara. Pada penelitian ini peneliti menggunakan nilai Kappa

untuk mengetahui kesesuaian dan konsistensi responden dalam mengisi

kuesioner secara mandiri dan secara wawancara.

Tabel 5.1 menyajikan nilai koefisien Kappa yang telah diurutkan dari

nilai tertinggi sampai nilai terendah. Berdasarkan tabel diatas butir pertanyaan

nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11, 12, 14 memiliki konsistensi jawaban yang baik.

Artinya pada butir pertanyaan ini baik pada pengisian dengan metode mandiri

maupun pada pengisian dengan metode wawancara terdapat kesesuaian

jawaban. Sementara pada butir soal yang lain didapatkan ketidaksesuaian

antara pengisian metode mandiri dengan metode wawancara. Ketidaksesuaian

ini bisa disebabkan karena ketidakpahaman responden saat pengisian mandiri

sehingga saat metode wawancara responden mengubah jawabannya dengan

jawaban yang lebih sesuai dengan tumbuh kembang pendengaran anaknya.

Seperti pada butir soal nomor 16 “Apakah anak Anda merespon musik

dengan gerakan ritmik ?” terdapat 5 responden pada pengisian dengan metode

mandiri menjawab “Tidak” tetapi saat pengisian dengan metode wawancara

menjawab “ya” dan terdapat 33 responden yang menjawab tetap “Ya”. Ini

artinya pada usia 7 – 12 bulan pada kelompok ini seharusnya anak sudah bisa

merespon musik dengan gerakan ritmik sehingga 5 responden tersebut

mengubah jawabannya pada pengisian wawancara.

5.4 Uji Korelasi Skor dan Usia

Korelasi merupakan salah satu metode uji hipotesis yang bertujuan

untuk mencari hubungan antar variabel. Parameter yang dicari yaitu kekuatan

korelasi, arah korelasi, dan kemaknaan klinis. Pada pengisian kuesioner

secara mandiri didapatkan hasil r=0,224 yang artinya antara skor dengan usia

anak memiliki arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi secara statistik

lemah. Namun tidak ditemukan adanya korelasi bermakna antara total skor

dengan usia anak yang ditandai dengan hasil p=0,165 (p<0,05). Sementara

pada pengisian kuesioner secara wawancara didapatkan r=0,574

menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang dan juga

Page 45: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

32

mendapat nilai p<0,001 yang menunjukkan bahwa korelasi antara skor dan

usia anak pada pengisian kuesioner secara wawancara bermakna.

Rata-rata usia pada pengisian kuesioner secara mandiri adalah 9,2

bulan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Coninx et al

jumlah skor yang diharapkan berkisar antara 18 – 25 dengan jumlah skor

minimal 10 – 17.6 Pada penelitian ini didapatkan skor terendah adalah 11 dan

skor tertinggi adalah 35 dengan median skor adalah 25. Dapat disimpulkan

bahwa jumlah skor yang didapatkan saat pengisian kuesioner secara mandiri

masih berada dalam kisaran normal.

Urutan butir pertanyaan pada kuesioner LittlEARS disusun berdasarkan

tumbuh kembang pendengaran anak normal. Sesuai dengan hasil penelitian

ini, antara skor dengan usia anak memiliki korelasi positif. Namun pada

pengisian secara mandiri korelasi tidak bermakna sementara pada wawancara

korelasi bermakna. Padahal seharusnya total skor dan usia memiliki korelasi

bermakna karena kemampuan anak dalam mendengar dan berbahasa akan

meningkat seiring pertambahan usia.

Hal ini dapat disebabkan karna banyak faktor. Meskipun kuesioner

telah dirancang dan disusun sebaik mungkin agar jelas dan tidak bias,

kurangnya pemahaman responden mengenai permasalahan yang

dipertanyakan akan sangat berpengaruh pada hasil akhir kuesioner.33 Seperti

yang telah dibahas pada karakteristik responden, penelitian ini dilakukan pada

responden dengan tingkat pendidikan SMA ke bawah sehingga wawasan,

tingkat pengetahuan, dan kewaspadaan responden terhadap tumbuh kembang

pendengaran anak dirasa kurang.

Berdasarkan uji T tidak berpasangan didapatkan hasil bahwa baik pada

metode mandiri maupun metode wawancara tidak terdapat perbedaan rerata

skor secara statistik maupun klinis. Ini menguatkan nilai korelasi yang tidak

begitu tinggi antara skor dan usia.

Bahasa Sunda merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh

responden namun bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan

menyebabkan penggunaan bahasa yang bilingual. Penggunaan bahasa yang

bilingual ini dapat menyebabkan intervensi salah satunya pada kosa kata.34

Page 46: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

33

Responden yang terbiasa menggunakan bahasa Sunda bisa saja mengalami

kebingungan saat membaca kuesioner berbahasa Indonesia. Kebingungan ini

bisa saja karena responden tidak mengerti maksud dari kalimat yang

ditanyakan pada kuesioner sehingga pada pengisian kuesioner secara mandiri

terdapat kecenderungan responden untuk mengisi “ya” pada butir pertanyaan

yang tidak sesuai dengan tumbuh kembang pendengaran anak pada usia

anaknya.

Pada pengisian kuesioner secara mandiri terdapat 5 responden yang

mendapat total skor 35. Ini artinya 5 responden tersebut mengisi “ya” pada

semua butir pertanyaan, padahal seharusnya terdapat butir pertanyaan yang

dijawab tidak karena pada usia 7 – 12 bulan anak belum sampai pada tahap

tersebut. Pada penelitian ini usia anak dibagi menjadi dua kategori yaitu 7 – 9

bulan dan 10 – 12 bulan. Pembagian kategori ini berdasarkan tabel 2.1

Pedoman Perkembangan Pendengaran dan Reaksi terhadap Bunyi yang

Normal.35 Berdasarkan tabel tersebut pada usia 7 – 9 bulan bayi seharusnya

sudah bisa mencari suara ke arah samping dan bawah telinga secara cepat,

sementara suara yang berasal dari atas dicari dengan lambat. Pada usia 10 –

12 bulan bayi sudah bisa mencari suara dari semua arah dan dapat

menunjukkan benda tertentu bila diminta.

Apabila dicocokkan dengan butir kuesioner maka kemampuan anak

usia 7 – 12 bulan hanya akan dijawab “ya” hingga butir soal nomor 30 yaitu

“apakah anak Anda memilih benda yang benar dari sekumpulan benda ketika

ditanya?”. Butir pertanyaan selanjutnya seharusnya dijawab “tidak” karena

tidak sesuai dengan pertumbuhan pada usia 7 – 12 bulan. Seperti butir

pertanyaan nomor 34, perintah yang rumit belum dapat dilakukan oleh anak

usia 7 – 12 bulan.

Pada pengisian kuesioner secara wawancara terdapat 6 responden yang

mendapat total skor lebih dari 30. Artinya lebih sedikit responden yang

mengisi “ya” diluar kemampuan anak seusianya. Wawancara dilakukan oleh

peneliti dengan dua cara yaitu langsung bertemu dengan responden dan via

telepon. Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan wawancara,

terdapat perbedaan pemahaman responden terhadap butir pertanyaan, seperti

Page 47: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

34

pertanyaan nomor 32 “Apakah anak Anda mengulang kata tertentu ketika

diminta?” contoh yang diberikan adalah “katakan halo pada nenek”. Disini

banyak responden yang awalnya menjawab “ya” namun saat di tanyakan

lebih spesifik oleh peneliti dengan pertanyaan “anaknya mengatakan ‘hallo’

atau hanya melambaikan tangannya, Bu?” lalu responden menjawab “ hanya

melambaikan tangan, tidak mengatakan ‘hallo’ ”. Itu artinya mereka kurang

memahami maksud dari pertanyaan tersebut.

Terbukti dengan uji statistik, pada kelompok responden ini pengisian

kuesioner secara mandiri tidak memiliki korelasi bermakna antara skor dan

usia sementara pada wawancara ditemukan adanya korelasi. Maka penulis

menyimpulkan pada kelompok responden dalam penelitian ini memerlukan

arahan untuk mengisi kuesioner.

5.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, antara lain:

5.5.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dimana pengambilan

data dilakukan dalam satu waktu tertentu sehingga peneliti tidak dapat

mengikuti perkembangan anak lebih lanjut yang menyebabkan peneliti tidak

dapat mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel.

5.5.2 Metode Pengambilan Data

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian antaralain cara

wawancara dilakukan melalui telepon dan langsung. Wawancara melalui

telepon menyebabkan konsentrasi responden terpecah. Terpecahnya

konsentrasi responden bisa disebabkan beberapa faktor salah satunya sinyal

yang terputus-putus.

Page 48: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

35

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kuesioner

LittlEARS yang sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dapat digunakan

oleh orang tua/pengasuh dengan pendidikan SMA ke bawah yang memiliki

bayi berusia 7 – 12 bulan karna memiliki nilai reliabilitas dan validitas yang

tinggi (Cronbach’s Alpha mandiri= 0,921, wawancara=0,764) .

Korelasi antara usia dan total skor pada pengisian kuesioner secara

mandiri (r=0,224) dan wawancara (r=0,574) memiliki korelasi positif namun

pada metode mandiri signifikansi tidak bermakna sementara pada metode

wawancara signifikansi bermakna(p<0,001). Tingkat pendidikan terakhir

responden tidak mempengaruhi skor yang didapatkan ( Uji T mandiri p=0,98,

wawancara p=0,18). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode wawancara

lebih baik dari pada metode mandiri pada kelompok responden ini.

6.2 Saran

Terdapat beberapa butir pertanyaan atau contoh dari pertanyaan yang

rata-rata tidak dimengerti oleh responden sehingga penulis menyarankan

untuk merubah kalimat tersebut. Saran perubahan kuesioner telah dilampirkan

pada Lampiran 4.

Sebelum kuesioner digunakan secara nasional, kuesioner harus dicoba

di berbagai daerah untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan

masyarakat tersebut dalam memahami pertanyaan yang ada pada kuesioner.

Pada responden dengan tingkat pendidikan SMA ke bawah pengisian

kuesioner dapat digunakan dengan bimbingan orang yang sudah terlatih

seperti Bidan Desa atau Ibu-ibu Kader yang telah mengikuti pelatihan.

Page 49: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

36

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Newborn and infant hearing screening: Currentissues and guiding principles for action [Internet]. WHO; 2009 [dikutip 30Januari 2016]. Tersedia pada:http://www.who.int/blindness/publications/Newborn_and_Infant_Hearing_Screening_Report.pdf.

2. World Health Organization. Situation review and update on deafness,hearing loss and intervention programmes: proposed plans of action forprevention and alleviation of hearing impairment in countries of the South-East Asia Region [Internet]. WHO; 2007 [dikutip 30 Januari 2016]. Tersediapada: http://apps.searo.who.int/pds_docs/B3177.pdf

3. Badan Pusat Statistik. Proyeksi penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensuspenduduk 2010 [Internet]. BPS; [dikutip 30 Januari 2016]. Tersedia pada:https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274

4. Departemen Kesehatan. Telinga sehat pendengaran baik [Internet].Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2010 [dikutip 27 April 2017].Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/article/print/840/telinga-sehat-pendengaran-baik.html

5. Joint Committee on Infant Hearing. Joint committee on infant hearing year2007 position statement: principles and guidlines for early hearing detectionand intervention programs. Am Acad Fam Physicians. 2007;120:898–921.

6. Coninx F, Weichbold V, Tsiakpini L, Bescond G, Autrique E, Tamas L.Validation of the LittlEARS Auditory Questionnaire in children with normalhearing. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 17 Oktober 2009;73:1761–8.

7. Obrycka A, Garcı´a J-LP. Production and evaluation of a Polish version ofthe LittlEars questionnaire for the assessment of auditory development ininfants. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 5 Desember 2009;73:1035–42.

8. Geal-Dor M, Jbarah R, Meilijson S, Adelman C, Levi H. The Hebrew andthe Arabic version of the LittlEARS1 Auditory Questionnaire for theassessment of auditory development: Results in normal hearing children andchildren with cochlear implants. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 27 Juli2011;75:1327–32.

9. Nalendra H. Validasi kuesioner LittEars berbahasa Indonesia padapertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak usia 0-24 bulan denganfaktor risiko gangguan pendengaran. PSKPD FKIK UIN Syarif HidayatullahJakarta; 2014.

Page 50: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

37

10. Pisilia M. Validasi kuesioner LittlEars berbahasa Indonesia untuk menilaitumbuh kembang pendengaran pada anak usia 7-12 bulan di Jakarta tahun2013. PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2014.

11. Fadhilah H. Validasi kuesioner LittlEars berbahasa Indonesia pada bayi usia0-6 bulan di Jakarta. PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2014.

12. Maulana MF. Validasi kuesioner LittlEars berbahasa Indonesia pada anakusia 19-24 bulan di Jakarta. PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;2014.

13. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 8 ed. Jakarta: EGC; 2014.

14. R M. Speech and langguage delay in children. Am Acad Fam Physicians. 15Mei 2011;83:1183–8.

15. Green M, Palfrey J. Bright futures: guidelines for health supervision ofinfants, chidren, and adolescents. Natl Cent Educ Matern Child Helath.2002;

16. Budiawan A. Perbandingan hasil pemeriksaan reflek akustik ipsilateral danauditory brainstem response untuk deteksi kurang pendengaran sensorineuralpada bayi dan anak. Universita Diponegoro; 2009.

17. Tjandrajani A. Neurodevelopment: Application in daily practice. IDAI.2010;

18. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson: ilmukesehatan anak esensial. 6 ed. Indonesia: Elsevier (Singapore); 2014.

19. Soedjatmiko. Pentingnya stimulasi dini untuk merangsang perkembanganbayi dan balita terutama pada bayi risikotinggi. Sari Pediatri. 2006;8:164–73.

20. Azwar. Deteksi dini gangguan pendengaran pada anak. J Kedokt SyiahKuala. 4 Januari 2013;13.

21. Dirjen Bina Pelayanan Medik. Skrining gangguan pendengaran pada bayibaru lahir: pertemuan health technology assessment Indonesian report.Depkes RI; 2006.

22. Thompson D, Davis R. Universal newborn hearing screening: summary ofevidence. JAMA. 285:2000–10.

23. Finitzo-Hieber T. Auditory Brainstem Response: its place in infantaudiological evaluations. Sem Speech Lang Hear. 1982;3:76–86.

24. Rundjan L, Amir I, Suwento R, Mangunatmadja I. Skrining gangguanpendengaran pada neonatus risiko tinggi. Sari Pediatri. Maret 2005;6:149–54.

Page 51: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

38

25. Lasabuda R. Pembangunan wilayah pesisir dan lautan dalam perspektifNegara Kepulauan Republik Indonesia. J Ilm Platax. Januari 2013;1–2.

26. Widiastuti. Analisis SWOT keragaman budaya Indonesia. J Ilm. Juni 2013;1.

27. Dahlan MS. Evidence based medicine: langkah-langkah membuat proposalpenelitian bidang kedokteran dan kesehatan. 2 ed. Jakarta: Sagung Seto; 29.(3).

28. Seksi Statistik Sosial. Survei sosial ekonomi daerah Kabupaten Bandung.Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung; 2010.

29. Ariani TA. Korelasi pola hubungan orangtua-anak dan keberfungsiankeluarga dengan perkembangan anak usia prasekolah. Program Pasca SarjUniv Sebel Maret. 2009;

30. Apriastuti DA. Analisis tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua denganperkembangan anak usia 48 - 60 bulan. J Ilm Kebidanan. Juni 2013;4:1–14.

31. Notoatmodjo soekidjo. Pendidikan dan perilaku kesehatan cetakan pertama.Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

32. Ramadona A, Sihkabuden. Hubungan tingkat pendidikan orang tua,bimbingan belajar, dan tingkat kecerdasan (IQ) dengan kemampuan bina diribagi siswa tunagrahita. J P3LB. 2014;1(2):158–62.

33. BPKP. Pengumpulan dan pengolahan data. 2007.

34. Marhamah S. Pemakaian bahasa siswa SMA 1 Garut. Fakultas IlmuPengetahuan Budaya UI; 2010.

35. Chu K, Emilian A, Bamera J. Antecedents of newborn hearing loss. ObstetGynecol. 2003;101:586.

Page 52: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

39

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Informed Consent dan

Kuesioner Karakteristik Responden

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Responden

Validasi Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia

Untuk Mendeteksi Gangguan Pendengaran Anak Usia 7 – 12 bulan

Assalamualaikum Wr.Wb.

Saya Selvia Oktaviani Agustine, mahasiswi S1 Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, bermaksud mengadakan penelitian untuk validasi kuesioner LittlEARS

berbahasa Indonesia dalam mendeteksi gangguan pendengaran anak usia 7 – 12

bulan, Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan studi saya di Program Studi

Pendidikan Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kuesioner ini bertujuan untuk mengadaptasi kuesioner perkembangan

pendengaran anak usia 7 – 12 bulan di Indonesia. Semua informasi dari hasil

kuesioner ini kami jamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, kami harap

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dapat mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan

bersedia untuk mengisi kuesioner ini lagi melalui telepon dalam rentang waktu 2

minggu sampai 3 bulan.

Jika Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia untuk mengisi kuesioner ini,

silakan mengisi identitas dan tanda tangan dibawah ini. Terima kasih atas waktu

yang telah Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan untuk mengisi kuesioner ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Peneliti

Yang menyetujui,

Responden

Page 53: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

40

(Lanjutan)

KETERANGAN RESPONDEN PENELITIAN

Tanggal:

Nama Anak :

Tanggal Lahir Anak :

Usia :

Nama Orang tua/wali :

Nomor yang bisa dihubungi :

Rumah

HP

:

:

Pekerjaan Orang tua/wali :

Pendidikan Orang tua/wali :

Lama menemani anak (dalam jam per

hari)

:

Anak ke :

Bahasa yang digunakan sehari-hari :

Riwayat Selama Kehamilan :

Rutin cek ke dokter

Konsumsi obat/jamu

Sakit selama kehamilan

Riwayat infeksi selama kehamilan

:

:

:

:

(ya/tidak)

(ya/tidak)

(ada/tidak)

(ada/tidak)

Riwayat kelahiran :

Lahir cukup bulan, ≥37minggu

Berat Lahri >2kg

Normal/tidak

Perlu alat bantu napas

Riwayat kuning

:

:

:

:

:

(ya/tidak)

(ya/tidak)

(ya/tidak)

(ya/tidak)

(ya/tidak)

Riwayat anak :

Imunisasi rutin sesuai jadwal

Anak sering pilek

:

:

(ya/tidak)

(ya/tidak)

Page 54: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

41

Lampiran 2

Lembar Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia

KUESIONER PERKEMBANGAN PENDENGARAN ANAK LITTLEARS

No Respon Auditori Jawaban Contoh1. Apakah anak Anda merespon

suara yang sudah lazim?( ) Ya( ) Tidak

Tersenyum; melihat kearahsumber; berbicara denganmimik

2. Apakah anak Anda mendengarorang lain yang sedangberbicara?

( ) Ya( ) Tidak

Mendengar; menunggu danmendengar; melihat kearahorang yang berbicara untukwaktu lama

3. Ketika seseorang berbicaraapakah anak Anda menolehkearah pembicara?

( ) Ya( ) Tidak

4. Apakah anak Anda tertarikdengan mainan yangmengeluarkan suara ataubunyi?

( ) Ya( ) Tidak

Mainan yang diremas berbunyikeretak-keretuk

5. Apakah anak Anda mencariorang yang berbicara yangtidak terlihat olehnya?

( ) Ya( ) Tidak

6. Apakah anak Andamendengarkan ketikaradio/pemutar CD/pemutarkaset dimainkan?

( ) Ya( ) Tidak

Mendengar: menoleh ke arahsuara, memperhatikan, tertawaatau bernyanyi/berbicara“mengikuti suara”

7. Apakah anak Anda meresponsuara yang jauh?

( ) Ya( ) Tidak

Ketika dipanggil di ruang lain

8. Apakah anak Anda berhentimengangis ketika Andaberbicara dengannyawalaupun ia tidak melihatAnda?

( ) Ya( ) Tidak

Anda mencoba membuatnyaman sang anak dengan suaralembutatau lagu tanpa adanyakontak mata

9. Apakah anak Anda merespondengan ketakutan(kegelisahan) ketikamendengar suara marah?

( ) Ya( ) Tidak

Menjadi sedih dan mulaimenangis

10. Apakah anak Anda“mengenali” tanda-tandaakustik?

( ) Ya( ) Tidak

Kotak musik menjelang tidur;nina bobo; air mengalir dalamtabung

11. Apakah anak Anda mencarisumber suara yang berada dikiri, kanan, atau belakangnya?

( ) Ya( ) Tidak

Anda memanggil ataumengucapkan sesuatu, anjingmenggonggong, dll. Dan anakAnda mencari dan menemukansumber suara tersebut

12. Apakah anak Anda bereaksiketika nama dipanggil?

( ) Ya( ) Tidak

Page 55: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

42

(Lanjutan)

13. Apakah anak Anda mencarisumber suara yang berada diatas atau bawahnya?

( ) Ya( ) Tidak

Jam dinding, atau sesuatu yangjatuh di lantai

14. Ketika anak Anda sedih ataumurung, bisakah ia ditengakanatau dipengaruhi denganmusik?

( ) Ya( ) Tidak

15. Apakah anak Andamendengarkan di telepon danapakah ia tampak mengetahuiadanya orang yang sedangberbicara?

( ) Ya( ) Tidak

Ketika nenek atau ayahmenelpon, sang anakmengambil alat penerima dan“mendengarkan”

16. Apakah anak Anda meresponmusik dengan gerakan ritmik?

( ) Ya( ) Tidak

Sang anak menggerakkanlengan/kaki sesuai denganalunan musik

17. Apakah anak Andamengetahui bahwa suaratertentu berhubungan denganobjek atau kejadian tertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Sang anak mendengar suarapesawat dan melihat ke arahlangit. Atau mendengar mobildan melihat ke arah jalan

18. Apakah anak Anda merespondengan sesuai terhadap ucapanpendek atau sederhana?

( ) Ya( ) Tidak

“Berhenti!”“Yekh!”“Jangan!”

19. Apakah anak Anda meresponkata “jangan” denganmenghentikan kegiatannyasaat itu?

( ) Ya( ) Tidak

Kata “jangan,jangan” – yangdiucapkan dengan intonasi kuatmeski si anak tidak melihatanda (!) – sangatlah efektif

20. Apakah anak Andamengetahui nama anggotakeluarganya?

( ) Ya( ) Tidak

Mana – ayah, ibu, mark,...

21. Apakah anak Anda menirukansesuatu ketika ditanya?

( ) Ya( ) Tidak

“aaa”, “ooo”, ‘iii”

22. Apakah anak Anda mengikutiperintah sederhana?

( ) Ya( ) Tidak

“ke sini”; “lepas sepatumu”

23. Apakah anak Anda mengertiberintah sederhana

( ) Ya( ) Tidak

“mana perut ibumu?”; “Manaayah?”

24. Apakah anak Andamembawakan barang yangdiminta?

( ) Ya( ) Tidak

“Ambilkan saya bola dan lain-lain”

25. Apakah anak Anda menirusuara atau kata-kata yang andaucapkan?

( ) Ya( ) Tidak

“Ucapkan: guk,guk”; katakan :m-o-b-i-l

26. Apakah anak Andamenghasilkan suara yangsama dengan mainan?

( ) Ya( ) Tidak

“Brum” untuk mobil, “moountuk sapi

Page 56: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

43

(Lanjutan)

27. Apakah anak Andamengetahui

( ) Ya( ) Tidak

Guk guk = anjing,meong=kucing,kukuruyuk=suara ayam jantanmuda/ayam jantan

28. Apakah anak Anda mencobameniru suara di sekelilingnya?

( ) Ya( ) Tidak

Suara binatang, suara alat-alatrumah tangga, suara sirinemobil polisi

29. Apakah anak Anda mengulangrangkaian suku kata pendekdan panjang dengan benar?

( ) Ya( ) Tidak

“la-la-laa”

30. Apakah anak Anda memilihbenda yang benar darisekumpulan benda ketikaditanya?

( ) Ya( ) Tidak

Anda memainkan mainanberbentuk hewan danmenanyakan “kuda”; Andamemainkan bola warna-warnidan menanyakan “bola warnamerah”

31. Apakah anak Anda mencobaikut menyanyikan lagu ketikamendengar sebuah lagu?

( ) Ya( ) Tidak

“sajak anak-anak”

32. Apakah anak Anda mengulangkata tertentu ketika diminta?

( ) Ya( ) Tidak

“katakan halo pada nenek”

33. Apakah anak Anda sukamendengarkan dongeng?

( ) Ya( ) Tidak

Dari buku atau dari bukugambar

34. Apakah anak Anda mengikutiperintah yang rumit?

( ) Ya( ) Tidak

“lepas sepatumu dan kesinilah”

35. Apakah anak Anda mencobamenyanyikan lagu-lagutertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Nina bobo

Nilai total = semua pertanyaan yang dicentang “ya”

Page 57: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

44

Lampiran 3

Lembar Kuesioner LittlEARS Berbahasa Inggris

Auditory Response Answer Example1. Does your child respond to a

familiar voice?( ) Yes( ) No

Smiles; looks towards source;talks animatedly

2. Does your child listen tosomebody speaking?

( ) Yes( ) No

Listens; waits and listens; lookat the speaker for a longer time

3. When somebody is speaking,does your child turn his/herhead towards the speaker?

( ) Yes( ) No

4. Is your child interested in toysproducing sounds or music?

( ) Yes( ) No

Rattle, squeezing toy

5. Does your child look for aspeaker he/she cannot see?

( ) Yes( ) No

6. Does your child listen whenthe radio/CD player/tapeplayer is turned on?

( ) Yes( ) No

Listening: turns towards thesound, is attentive, laughs orsings/talks “along”

7. Does your child respond todistant sounds?

( ) Yes( ) No

When being called fromanother room

8. Does your child stop cryingwhen you speak to him/herseeing you?

( ) Yes( ) No

You try to comfort the childwith a soft voice or song.Without eye contact.

9. Does your child respond withalarm when hearing an angryvoice?

( ) Yes( ) No

Becomes sad and starts crying

10. Does your child “recognize”acoustic rituals?

( ) Yes( ) No

Musical box by bed; lullaby;water running into the tub

11. Does your child look forsound sources located at theleft, right or back?

( ) Yes( ) No

You call or say something, thedog barks, etc, and the childlooks and finds the sources

12. Does your child react tohis/her name?

( ) Yes( ) No

13. Does your child look forsound sources located aboveor below?

( ) Yes( ) No

A clock on the wall, orsomething falling on the floor

14. When your child is sad ormoody, can he/she be calmeddown or influenced by music?

( ) Yes( ) No

15. Does your child listen on thetelephone and does he/sheseem to recognize thatsomebody is talking?

( ) Yes( ) No

When grandma or daddy calls,the child takes the receiver and“listens”

16. Does your child respond tomusic with rhythmicalmovements?

( ) Yes( ) No

The child moves arms/legs tothe music

17. Does your child know that a ( ) Yes The child hears the sound of an

Page 58: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

45

(Lanjutan)

certain sound is related to acertain object or event?

( ) No aero plane and looks towardsthe sky, or hears a car and lookstowards the street

18. Does your child appropriatelyrespond to short and simpleremarks?

( ) Yes( ) No

“Stop!” “Yuck!” “Don’t!”

19. Does your child respond to“No” by typically interruptinghis/her current activity?

( ) Yes( ) No

A strongly pronounced “no,no!” – Although the child doesnot see you (!) – is effective

20. Does your child know familymembers’ names?

( ) Yes( ) No

Where is ….. daddy, mummy,Mark, …

21. Does your child imitatesounds when asked?

( ) Yes( ) No

“Aaaa”, “ooo”, “iii”

22. Does your child follow simplecommands?

( ) Yes( ) No

“Come here!”, “Take off yourshoes!”

23. Does your child understandsimple questions?

( ) Yes( ) No

“Where is your tummy?”;“Where is daddy?”

24. Does your child bring itemswhen asked?

( ) Yes( ) No

“Bring me the ball!” etc.

25. Does your child imitate soundor words you say?

( ) Yes( ) No

“Say: woof woof”; “Say: c-a-r”

26. Does your child produce theright sound to a toy?

( ) Yes( ) No

“Vrurm” with car, “moo” withcow

27. Does your child know thatcertain sounds go with certainanimals?

( ) Yes( ) No

Woof woof = dog; meow = cat;cock-a-doodle-do =cockerel/rooster

28. Does your child try to imitateenvironmental sounds?

( ) Yes( ) No

Animal sounds, sounds ofhousehold appliances, policecar siren

29. Does your child correctlyrepeat a sequence of short andlong syllables you have said?

( ) Yes( ) No

“la-la-laaa”

30. Does your child select theright object from a number ofobjects when asked?

( ) Yes( ) No

You are playing with toyanimals and ask for “the horse”;you are playing with coloredballs and ask for the “red ball”

31. Does your child try to singalong when hearing a song?

( ) Yes( ) No

Nursery rhymes

32. Does your child repeat certainwords when asked?

( ) Yes( ) No

“Say ‘Hello’ to grandma”

33. Does your child like beingread to?

( ) Yes( ) No

From book or picture book

34. Does your child followcomplex commands?

( ) Yes( ) No

“Take your shoes off and comehere”

35. Does your child try to singwith familiar songs?

( ) Yes( ) No

Lullaby

Page 59: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

46

Lampiran 4

Saran Perubahan Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia

No Respon Auditori Jawaban Contoh5. Apakah anak Anda mencari

orang yang berbicara yangtidak terlihat olehnya?

( ) Ya( ) Tidak

Orang yang berbicara berada diruangan lain yang tidak terlihatoleh anak

8. Apakah anak Anda berhentimengangis ketika Andaberbicara dengannyawalaupun ia tidak ada kontakmata dengan Anda?

( ) Ya( ) Tidak

Anda mencoba membuatnyaman sang anak dengan suaralembutatau lagu tanpa adanyakontak mata

10. Apakah anak Anda“mengenali” tanda-tandaakustik?

( ) Ya( ) Tidak

Kotak musik menjelang tidur;nina bobo; air mengalir dalamtabung

14. Ketika anak Anda sedih ataumurung, bisakah ia ditengakanatau dipengaruhi denganmusik?

( ) Ya( ) Tidak

Berhenti menangis ketikamendengar/dinyanyikan sebuahlagu

20. Apakah anak Andamengetahui yang manaanggota keluarganya?

( ) Ya( ) Tidak

Mana – ayah, ibu, mark,...

26. Apakah anak Anda menirukansuara yang sama denganmainan?

( ) Ya( ) Tidak

“Brum” untuk mobil, “moountuk sapi

35. Apakah anak Anda mencobamenyanyikan lirik lagu-lagutertentu?

( ) Ya( ) Tidak

Nina bobo

Page 60: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

47

Lampiran 5

Kode Etik Penelitian

Page 61: VALIDASI KUESIONER LittlEARS BERBAHASA INDONESIA PADA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37178/1/SELVIA... · INDONESIA PADA ORANG TUA DENGAN ANAK ... penulis menyebarkan

48

Lampiran 6

Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Selvia Oktaviani Agustine

TTL : Bandung, 27 Oktober 1995

Alamat : Kp. Nanggerang No 42 RT01/RW02

Desa Nagrak

Kecamatan Cangkuang

Kabupaten Bandung

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan : TK Baitussalam (2000 – 2001)

SD Negeri KarangSetra (2001 – 2007)

SMP Negeri 1 Margahayu (2007 – 2010)

SMA Negeri 8 Bandung (2010 – 2013)

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (2014 – sekarang)