vaksinasi dan imunisasi di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

macam-macam vaksin dan jadwal catch up imunisasi pada anak di Indonesia

Citation preview

5. Respon imunitas pada vaksin hidup dan vaksin matiPemberian vaksin sama dengan pemberian antigen pada tubuh, jika terpajan oleh antigen, baik secara alamiah maupun melalui pemberian vaksin, tubuh akan bereaksi untuk menghilangkan antigen tersebut melalui sistem imun. Secara umum sistem imun dibagi menjadi 2, yaitu sistem imun non spesifik dan spesifik. Sistem imun non spesifik merupakan mekanisme pertahanan alamiah yang dibawa sejak lahir (innate) dan dapat ditujukan untuk berbagai macam agen infeksi atau antigen. Sistem imun non spesifik meliputi kulit, membrane mukosa, sel fagosit, komplemen, lisozim, interferon, dll. Sistem imun ini merupakan garis pertahanan pertama yang harus dihadapi oleh agen infeksi. Jika sistem imun non-spesifik tidak berhasil menghilangkan antigen, barulah sistem imun spesifik berperan10. Sistem imun spesifik merupakan mekanisme pertahanan adaptif yang didapatkan selama kehidupan dan ditujukan khusus untuk satu jenis antigen. Sistem imun spesifik diperankan oleh sel T dan sel B. Pertahanan oleh sel T dikenal sebagai imunitas selular sedangkan pertahanan oleh sel B dikenal sebagai imunitas humoral. Imunitas seluler berperan melawan antigen di dalam sel (intrasel), sedangkan imunitas humoral berperan melawan antigen di luar sel (ekstrasel). Sistem imun spesifik inilah yang berperan dalam pemberian vaksin untuk memberikan kekebalan terhadap satu jenis agen infeksi. Hal ini dikarenakan adanya mekanisme memori dalam sistem imun spesifik. Di dalam kelenjar getah bening terdapat sel T naif yaitu sel T yang belum pernah terpajan oleh antigen. Jika terpajan antigen, sel T naif akan berdiferensiasi menjadi sel efektor dan sel memori. Sel efektor akan bermigrasi ke tempat-tempat infeksi dan mengeliminasi antigen, sedangkan sel memori akan berada di organ limfoid untuk kemudian berperan jika terjadi pajanan antigen yang sama. Sel B, jika terpajan oleh antigen, akan mengalami transformasi, proliferasi dan diferensiasi menjadi sel plasma yang akan memproduksi antibodi. Antibodi akan menetralkan antigen sehingga kemampuan menginfeksinya hilang. Proliferasi dan diferensiasi sel B tidak hanya menjadi sel plasma tetapi juga sebagian akan menjadi sel B memori. Sel B memori akan berada dalam sirkulasi. Bila sel B memori terpajan pada antigen serupa, akan terjadi proses proliferasi dan diferensiasi seperti semula dan akan menghasilkan antibodi yang lebih banyak.Adanya sel memori akan memudahkan pengenalan antigen pada pajanan yang kedua. Artinya, jika seseorang yang sudah divaksin (artinya sudah pernah terpajan oleh antigen) terinfeksi atau terpajan oleh antigen yang sama, akan lebih mudah bagi sistem imun untuk mengenali antigen tersebut. Selain itu, respon imun pada pajanan yang kedua (respon imun sekunder) lebih baik daripada respon imun pada pajanan antigen yang pertama (respon imun primer). Sel T dan sel B yang terlibat lebih banyak, pembentukan antibodi lebih cepat dan bertahan lebih lama, titer antibodi lebih banyak (terutama IgG) dan afinitasnya lebih tinggi. Dengan demikian, diharapkan sesorang yang sudah pernah divaksin tidak akan mengalami penyakit akibat pajanan antigen yang sama karena sistem imunnya memiliki kemampuan yang lebih dibanding mereka yang tidak divaksin.

6. b. Jelaskan kode pada setiap sediaan vaksin1. Vaksin vial monitoring (VVM) adalah pemantauan vaksin berupa label bergambar yang dilekatkan pada botol vaksin untuk mencatat paparan panas kumulatif yang berlebihan. Pengaruh gabungan dari waktu dan suhu menyebabkan monitor berubah warna secara berangsur-angsur dan tidak akan berubah lagi pada suhu tinggi.VVM yang berbentuk label ditempatkan pada botol atau pembungkus luar dari vaksin. Pada label tersebut terdapat gambar lingkaran berwarna yang ditengahnya terdapat gambar segi empat berwarna putih. Gambar terbuat dari material yang peka terhadap paparan panas secara kumulatif berlebihan. Warna putih segi empat dapat berubah secara berangsur-angsur bila terpapar suhu luar berlebihan dalam waktu lama yang dapat menurunkan potensi vaksin. Dengan mengamati perubahan warna petugas dapat mengetahui apakah vaksin terpapar suhu tinggi yang dapat menurunkan potensi vaksin, sehingga dapat dipastikan vaksin tersebut tidak layak untuk digunakan dan harus dibuang.Setiap perubahan diikuti petunjuk yang harus dilakukan terhadap vaksin tersebut.a. Segi empat dalam lingkaran berwarna lebih muda (putih) dari pada warna lingkaran, berarti vaksin masih baik. Vaksin dapat digunakan.b. Segi empat dalam lingkaran berubah warna tetapi masih lebih muda dari warna lingkaran. Bila vaksin belum kadaluarsa, vaksin dapat digunakan.c. Warna segi empat berubah menjadi sama dengan warna dasar lingkaran. Vaksin tidak boleh digunakan.d. Warna segi empat berubah lebih tua dari lingkaran. Vaksin tidak boleh digunakan.

2. Lingkaran merah dengan garis tepi hitam dangan huruf K didalamnyaPada botol atau kemasan vaksin terdapat logo lingkaran berwarna merah dnegan garis tepi warna hitam dengan huruf K didalamnya merupakan jenis obat yang diperoleh harus dengan resep dokter. 7. Tabel jadwal catch-up imunisasiCatch up adalah upaya imunisasi yang belum pernah diberikan atau terlambat lebih dari 1 bulan dari jadwal yang seharusnya. Anak dengan status imunisasi yang tidak diketahui atau meragukan, misalnya dokumentasi imunisasi yang buruk atau hilang, menyebabkan ketidakpastian tentang imunisasi yang sudah dan belum diberikan. Pada keadaan ini, anak harus dianggap rentan dan harus diberikan imunisasi yang diperkirakan belum didapat tadi, sesuai dengan jadwalnya dan interval minimal antar dosis vaksin untuk anak yang vaksinasinya sudah terlambat. Serial vaksin tidak memerlukan ulangan dari awal apabila terlambat, tidak peduli berapa waktu keterlambatan antar dosis pemberian vaksin

Anak umur 4 bulan sampai 18 tahun

VaksinUmur minimal vaksinasi 1Interval minimal antar tindakan vaksinasi

Vaksinasi 1 2Vaksinasi 2 3Vaksinasi 3 4Vaksinasi 4 5

BCG0 3 bulanHanya 1x Bila umur < 12 bulan, BCG boleh diberikan kapan saja Bila umur > 12 bulan, boleh diberikan kapan saja, namun sebaiknya dilakukan uji tuberculin dahulu.Apabila negative berikan BCG 0.1 ml intrakutan

Hepatitis BLahir 12 jam4 8 mingguUsia 6-18 bulan atau kapan saja setelah umur 18 bulan--

Bila terlambat, jangan mengulang vaksinasi dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi vaksinasi seperti jadwal, tidak peduli berapa pun jarak waktu/interval dari pemberian sebelumnya Anak dan remaja yang belum pernah vaksinasi hepatitis B pada masa bayi, bisa mendapat serial vaksinasi hepatitis B kapan saja saat berkunjung.

DPT (DPwT/DpaT)6 minggu4 minggu4 minggu1 tahun4,5 tahun

Bila vaksinasi sebelumnya dimulai dengan DPwT maka vaksinasi berikutnya boleh dilanjutkan dengan DpaT dan sebaliknya. Bila terlambat jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi vaksinasi seperti jadwal, tidak peduli berapa pun jarak waktu/interval dari pemberian sebelumnya Bila umur < 12 bulan, belum pernah imunisasi dasar, maka vaksinasi diberikan sesuai imunisasio dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila vaks-4 sebelum ulang tahun yang ke-4, maka vaks-5 secepat-cepatnya 6 bulan sesudahnya. Bila vaks-4 setelah berumur 4 tahun, maka vaks-5 tidak perlu lagi, selanjutnya nanti diberikan vaks-6 (dT) pada umur 10 tahun Pada anak umur > 7 tahun yang belum pernah mendapat DPT, diberikan Td 2 kali dengan interval 1-2 bulan, Td ke 3 diberikan dengan interval 6-12 bulan. Jangan diberikan DPwt atau DPaT walaupun vaksin tersedia

Polio oralLahir4-8 minggu4-8 minggu1 tahun4,5 tahun

Bila terlambat jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi vaksinasi seperti jadwal, tidak peduli berapa pun jarak waktu/interval dari pemberian sebelumnya

Campak/ MMR

>9 bulan- bila anak berumur antara 9-12 bulan, vaksinasi campak kapan saja saat bertemu- bila anak > 1 tahun, berikan vaksin MMR/camoak- bila booster belum didapat setelah umur 6 tahun, maka vaksin MMR/campak diberikan kapan saja saat bertemu melengkapi jadwal

Hib2 bulan4 minggu bila vaks-1 < 12 bln.8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila vaks-1 diberikan pada umur 12-14 bln.Tidak vaksinasi lagi bila vaks-1 diberikan pada umur 15 bln4 minggu bila umur saat ini < 12 bln.8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila umur saat ini 12 bln dan vaks-1 pada < 12bln dan vaks-2 pada < 15 blnTidak vaksinasi lagi bila vaksinasi sebelumnya diberikan pada umur 15 bln8 mingguHanya diperlukan untuk anak-anak umur 15-59 bln yang sudah dapat vaksinasi 3x pada umur < 12 bln

Hib tidak direkomendasikan untuk anak umur 5 tahun/lebih Bila sudah mendapat 2 vaksinasi sebleum umur 11 bulan, maka vaks-3 adalah yang terakhir (final) dan diberikan pada umur 12-15 bulan dengan jarak waktu setidak-tidaknya 8 minggu setelah vaks-2 Bila umur 7-11 bulan baru dapat vaks-1, maka vaks-2 diberikan setidak-tidaknya 4 minggu setelah vaks-1 dan vaksinasi terakhir pada umur 12-15 bulan

Pneumococcus (PCV)6 minggu4 minggu bila vaks-1 diberikan pada umur < 12 bln8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila vaks-1 diberikan pada umur 12 bln atau umur saat ini 24-59 blnTidak ada vaksinasi lagi untuk anak sehat apabila vaks-1 diberikan pada umur 24 bln4 minggu bila umur saat ini < 12 bln8 minggu sebagai vaksinasi terakhir, bila umur saat ini 12 bln Tidak ada vaksinasi lagi untuk anak sehat apabila vaks-1 diberikan pada umur 24 bln8 minggu sebagai vaksinasi terakhir. Diperlukan hanya untuk anak berumur 12-59 bln yang sudah mendapat vaksinasi 3x pada umur < 12 bln.-

Influenza2 tahunTiap tahun sekali

Varisela1 tahun3 bulan vaks-2 Rutin pd umur 4-6 tahun Boleh diberikan pd umur 12 bln-12 tahun dg interval min. 3 bulan---

Thypoid2 tahunTiap 3 tahun sekali

Hepatitis A2 tahun6-12 bulanKapan saja setelah berumur 2 tahunCukup 2x pemberian

HPV10 tahunInterval minimal 4 mingguInterval minimal 12 mingguInterval minimal 24 minggu-