Upload
puskesmas-pekkae
View
222
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Muhammad Anwar
Citation preview
PENGARUH RELAKSASI TERHADAP ADAPTASI NYERI PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
“BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)” DI RUANG PERAWATAN LONTARA II BEDAH UROLOGI RSUP
Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSARTANGGAL 7 JULI – 16 JULI 2005
Karya Tulis Ilmiah IniSebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Akademi Keperawatan
Makassar
OLEHSRI ASTUTI
02.045
AKADEMI KEPERAWATAN MAKASSAR2004/2005
PENGARUH TEHINIK RELAKSASI TERHADAP ADAPTASI
NAFAS DALAM PADA KLIEN BPH DIRUANG PERAWATAN
BEDAH UROLOGI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR
A. Latar Belakang
Masalah yang sering dialami pria lanjut usia yang
berhubungan dengan system perkemihan adalah Benigna Prostat
hyperplasia. Pembesaran prostate mulai didapatkan pada usia
diatas 50-an dan didapatkan pula pada hampir 90% pria diatas
usia 80 tahun
Dalam setiap tahunnya dilaporkan rata-rata didapatkan 20
kasus per 100.000 pada usia 50 tahun dan 800 kasus per 100.000
pada usia 80 tahun.
Di Indonesia insiden akan banyak ditemukan sehubungan
banyaknya lanjut usia karena meningkatnya usia harapan hidup
dengan demikian akan banyak kasus ini dirawat dirumah sakit.
Menurut catatan dirumah sakit Dr. soetomo dalam sepuluh
tahun terakhir ini tercatat 1.948 kasus, RS. Dr. Hasan sadikin
bandung tercatat 1.038 kasus sedangkan menurut data dari
Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo jumlah penderita BPH
dalam satu terakhir ini tercatat 170 kasus.
Salah satu gejala yang sering menjadi keluhan klien pada
saat dibawa ke rumah sakit adalah nyeri. perawat tidak hanya
berkolaborasi dengan tenaga profesional kesehatan lainnya tetapi
juga memberikan intervensi pereda nyeri serta mengevaluasi
efektifitas dari intervensi yang diberikan.
Adapun cara untuk mengatasi rasa nyeri adalah dengan
mengajarkan kepada klien tehnik relaksasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka di rumuskan
masalah penelitian :
"Apakah ada pengaruh relaksasi terhadap adaptasi nyeri "
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan BPH
a. Pengertian
BPH adalah pembesaran kelenjar prostate yang bersifat jinak
b. Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
penyebab terjadinya hyperplasia prostate.
Tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat
kaitannya dengan :
Peningkatan kadar DHT
Proses aging
c. Patofisiologi
Pembesaran prostate menyebabkan penyempitan lumen
uretra prostatika dan menghambat aliran urine. Keadaan ini
menyebabkan peningkatan tekanan intravesikel. Untuk dapat
mengeluatkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat
guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini
mnyebabkan perubahan anatomic buli-buli berupa hipertropi
otot detrusser.
Tekanan intravesikel yang tinggi diteruskan keseluruh
bagian buli-buli sampai ke ureter. Tekanan pada kedua ureter
dapat menimbulkan aliran balik urine.
d. Manifestasi klinik
1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
Gejala obstruktif: Hesitancy, pancaran miksi melemah,
intermitensy, miksi tidak puas, menetes setelah miksi
Gejala iritatif: frekuensy,Nokturi,uegensi,disuri
2. Keluhan pada saluran kemih bagian atas: nyeri pinggang,
benjolan pada pinggang, demam.
3. Gejala di luar saluran kemih : hernia inguinalis atau
hemoroid
e. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Sedimen urine, kultur urine, PSA
2. Pemeriksaan radiologis
Foto polos abdomen, PIV, TRUS
f. Tindakan medis
1. Terapi pengobatan
Pemberian hormone dapat mengurangi atau menghambat
pertumbuhan jaringan melalui penghambatan hormone
androgen.
2. Non surgical invasive
Pemasangan indewelling kateter secara kontemporer
dapat digunakan untuk mengurangi gejala
3. Surgical
B. Tinjauan Nyeri
a. nyeri adalah pengalaman yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang actual dan potensial
b. Klasifikasi nyeri
nyeri ada 2 yaitu:
1. Nyeri akut
2. Nyeri kronis
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
1. Factor fisiologis
Opio endogen berikatan dengan reseptor opiate diseluruh
tubuh. Khususnya di dorsal horn spinal cord, sehingga
menghambat subtanti yang mengirimkan impuls dan dapat
juga merubah nyeri.
2. Faktor psokososial
Latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, reaksi atau
tanggapan orang lain, kelelahan, usia, lingkungan,
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel
Massage
Distraksi
Relaksasi
Imajinasi terbimbing
B. Pola Pikir Variabel
Keterangan : : Variabel independen
: Variabel dependen
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
MASSAGE
DISTRAKSI
RELAKSASI
NAPAS DALAM
IMANINASI
ADAPTASI NYERI
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dari tanggal
07 juli sampai 16 juli 2005di ruang perawatan bedah urologi
RSUP Dr. wahidin sudirohusodo makassar.
Peneliti melaksanakan observasi langsung dan memberikan
intervensi serta melakukan penyebaran angket berupa kuisioner
untuk mengobservasi nyeri. Sampel sebanyak 3 orang, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel
Pengaruh tehnik relaksasi terhadap adaptasi nyeri pada klien
BPH di ruang perawatan bedah urologi
RSUP Dr wahidin sudirohusodo
Responden
Adaptasi nyeri
Beradaptasi %Tidak dapatBeradaptasi
%
A
B
C
1
1
-
33,3
33,3
-
-
-
1
-
-
33,3
Jumlah 2 66,6 1 33,3
Dari tabel di atas didapatkan bahwa dari sampel 3 orang,
ditemukan 2 orang ( 66,6%) yang dapat beradaptasi terhadap
nyeri dengan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam dan 1 orang
(33,3%) tidak dapat melakukan adaptasi terhadap nyeri dengan
melakukan relaksasi nafas dalam .
Pada penelitian itu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
tehnik relaksasi napas dalam terhadap adaptasi nyeri.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian terhadap 3 pasien yang melakukan
relaksasi napas dalam sebanyak 2 orang (66,6) dan 1 orang
(33,3%) yang tidak dapat beradaptasi terhadap nyeri dengan
melakukan relaksasi nafas dalam.
1 orang (33,3%) dapat beradaptasi terhadap nyeri dengan
cara massage. Massage merupakan cara untuk mengurangi nyeri
dengan melakukan usapan pada daerah yang nyeri. Massage
termasuk system gate control.
Sistem gate control mempunyai dua serabut syaraf yaiti
serabut syaraf yang berdiameter besar dan serabut syaraf yang
berdiameter kecil.