utf-8__punya dek ya

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    1/11

    ANALISIS PCR-SSCP FRAGMEN GEN pfmdr-1PLASMODIUM ISOLAT KECAMATAN TOMBATU,KABUPATEN MINAHASASELATAN, PROPINSISULAWESI UTARA YANG RESISTENTERHADAP KLOROKUINPCR-SSCPAnalysis ofEfmdr-l Gene of Chloroquine Resis-tance Plasmodium from Tombatu, SoutnMinahasa District,North Sulawesi Province

    Greta J.P. Wahongan 1, Supargiyono', dan Widya Asmara"Program Studi Ilmu Kedokteran TropisSekolalt Pascasarjana U niversitas G adjah M ada

    ABSTRAcrMalaria is a major health problem in the Province of North Sulawesi,espesially in Tombatu subdistrict. The development of chloroquine resis-tance strain has been reported in 2003. Mutation in pfmdr-1 gene especiallyin codon 86 has been corelated with chloroquine resistance. However, inNorth Sulawesi the corelation between pfmdr-1 gene mutation and the resis-

    tance to chloroquine hasn't been identified. Single Stranded ConformationPolymorphism (SSCP) analysis is a simple methode to detect mutation incertain gene. The present study is aimed to find the resistance parasites fromTombatu subdistrict, to know whether pfmdr-1 gene isolate from Tombatucan be amplificated with primer from Thailand isolate, and whether there isany mutation on pfmdr-1 gene fragment of resistance parasites by PCR-SSCPtechnique.The resistance parasites were identified using WHO 2001 in vivo chlo-roquine resistance test. The pftrzdr-1 gene were isolated from blood samplesand amplified using published primers. The mutation on the pfmdr-1 genewas identified by SSCP analysis of the PCR product on polyacrilamid gelelectrophoresis.The in vivo resistance test showed that among 15 subject to be studied,10 person (66%) indicating treatment failure consisted ofl person (6%) LateClinical Failure and 91'ersons (60%) Late Parasitological Failure. The resultof laboratory study indicates: pfmdr-1 gene isolated from Tombatu can beamplificated using primer from Thailand isolate, PCR-SSCP analysis onPCR amplification product of pfmdr-l. gene fragment indicated that thereisn't any mutation of the gene fragment of resistant parasites.Keywords: Chloroquine res is tance , pfmdr-1 gene mutation, PCR -SSCP Analysis

    1. F akultas K edokteran Universitas Sam Ratulangi, M anado2. F akultas K edokteran Universitas G adjah Mada, Y ogyakarta3. F akulias K edokteran H ew an U niversitas G adjah M ada, Y ogyakarta

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    2/11

    198 SAINS KESEHA TAN, 19 (2), APRIL 2006

    PENGANTARMalaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalahkesehatan. Menurut WH01, malaria endemis di 105 negara di dunia,menyebabkan 300-500 juta kasus dan lebih dari 1 juta kematian terjadiakibat malaria setiap tahunnya. Di Propinsi Sulawesi Utara, malariamasih merupakan penyakit infeksi utama baik di rumah sakit maupundi tingkat Puskesmas. Puskesmas Tombatu, merupakan salah satuPuskesmas di Kabupaten Minahasa Selatan yang pernah dilaporkanmemiliki Annu al Malaria Inciden ce (AMI)tertinggi di Kabupaten Minahasapada tahun 20002Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan obat-obat yangtersedia di pasaran seperti klorokuin, primakuin, kina dan sulfadoksin-pirimetamin. Dari obat obat yang tersedia di pasaran klorokuin memilikibanyak kelebihan karena klorokuin merupakan obat anti malaria yangefektif untuk semua spesies parasit malaria, kerjanya cepat, harganyamurah, efek samping relatif ringan serta dapat diberikan pada ibu hamildan anak-anak. Oleh karena itu klorokuin telah digunakan sebagai obatlini pertama pada pengobatan dan pencegahan semua jenis malaria diIndonesia". Kemudahan memperoleh klorokuin tanpa resep, serta

    harganya yang murah memungkinkan terjadinya penggunaan di luarprosedur yang seharusnya. [ika berlangsung dalam jangka waktu yanglama, maka terjadi suatu keadaan yang disebut drug-pressure yang akandiikuti oleh resistensi terhadap obat tersebut',Resistensi P lasmodium falciparum terhadap klorokuin in vivo diKecamatan Tombatu, Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utaradilaporkan sebesar 75% oleh Kaseke-,Salah satu mekanisme yang diperkirakan berhubungan denganresistensi P. falciparum terhadap klorokuin secara molekuler adalahadanya mutasi gen pfmdr-l . Gen pfmdr-I menghasilkan protein Pglz-lyang merupakan salah satu transporter yang berperan pada effluxklorokuin dari vakuola makanan P. falciparum. Mutasi gen pfmdr-lmenyebabkan meningkatnya efflux klorokuin sehingga klorokuin tidakdapat mencegah konversi heme menjadi hemozoin dan tidak dapat

    mencegah atau mengurangi terjadinya detoksifikasi.Untuk mendeteksi adanya mutasi pada DNA telah digunakan

    beberapa metode seperti Polym erase C hain Reaction - R estriction Fragm entLength Polym orphism (PC R-R FLP), sekuensing serta analisis PolymeraseC hain R eaction-Single Stranded C onform ation Polym orphism (PC R-SSC P).

    Analisis PCR-SSCP adalah metode molekuler yang sensitif dan cepatyang dapat mendeteksi adanya perubahan satu basa dari satu fragmen

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    3/11

    G reta Jane Pauline W ahongan, dkk., Analisis PCR-SSCP , .. 1 9 9pendek DNA5. Analisis peR-SSep didasarkan pada prinsip bahwamolekul DNA untai tunggal akan membentuk konformasi sekuensspesifik. Perubahan konformasi akibat berubahnya satu basa dapatdideteksi dari perubahan jarak migrasi pada gel poliakrilamid nondenaturasi5,6. Analisis peR-SSep telah dilaporkan mendeteksi adanyamutasi pada gen yang bertanggung jawab terhadap terjadinya resistensiantibiotik, seperti QRDR gen gyrA M ycobacterium tuberculosis yangbertanggungjawab pada resistensi terhadap siprofloksasin", Selain ituanalisis peR-SSep telah digunakan secara luas untuk mendeteksi mutasipada onkogen, tum or su,ppresor genes dan gen yang bertanggung jawabpada penyakit genetik". Keuntungan penggunaan analisis peR-SSepadalah biayanya relatif lebih murah dibandingkan metode lainnya",Sampai saat ini belum pernah dilaporkan deteksi mutasi gen pfmdr-ldengan analisis peR-SSep.

    Untuk mendeteksi mutasi dengan menggunakan analisis peR-SSep,rnaka salah satu hal yang perIu diperhatikan adalah panjang fragmengen yang diamplifikasi melalui reaksi peR. Untuk fragmen denganpanjang kira-kira 200 pasang basa, lebih dari 90% perubahan bas atunggal dapat dideteksi, sedangkan untuk fragmen dengan 400 pasangbasa rasio deteksi dapat menurun sampai 80%9. Sehingga dalammenentukanprimer yang akan digunakan harus mempertimbangkanpanjang sekuen yang diamplifikasi. Dari kepustakaan" diperoleh primeryang mengapit point mutasi gen pfmdr-T pada kodon 86 danmengamplifikasi sekuen sepanjang 355 pasang basa, namun primer inidisusun berdasarkan isolat dari Thailand sehingga timbul pertanyaanapakah primer ini dapat digunakan untukmengamplifikasi gen pfmdr-lisolat Tombatu, Kabupaten Minahasa Selatan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mencari P. falciparum di KecamatanTombatu, Kabupaten Minahasa Selatanyang resisten terhadap klorokuin,kemudian mengamplifikasi gen pfmdr-I isolat Kecamatan Tombatutersebut dengan primer yang dirancang berdasar sekuen isolat Thailanddan melihat ada tidaknya mutasi pada genpfmdr-l Plasmodium tersebutdengan analisis peR-SSep.CARA PENELITIAN

    Penelitian lapangan untuk menemukan P. falciparum yang resistenterhadap klorokuin dilakukan di Kecamatan Tombatu, KabupatenMinahasa Selatan, Propinsi Sulawesi Utara menggunakan cara tesresistensiin vivo dari WHO 2001selama 14 hari.

    Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah penderita yang bersedia

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    4/11

    200 SAINSKESEHATAN, 19 (2),APRIL2006dijadikan subyek penelitian dengan menandatangani surat persetujuan(in fo rmed consen t) atau oleh orang tua/wali anak, bersedia datang kePuskesmas selama follow up, bersedia diambil darahnya, umur > 5 tahun,monoinfeksi f. [alciparum, tidak ada tanda-tanda malaria berat, suhuaksila >37,5UC atau adanya riwayat demam 24 jam terakhir, tidakminum obat antimalaria dalam jangka waktu 2minggu sebelumnya danjumIah parasit 3000-100.000/1-11.

    Subyek penelitian diterapi dengan klorokuin basa dalambentuk tablet150mg (Resochin") selama 3hari (hari 1 dan ke-2 :10mg/kgBB, hari ke-3 : 5 mg/kgBB) kemudian di follow -up pada hari ke-3,7 dan 14 denganmemeriksa keadaan klinisnya serta menghitung kepadatan parasit.Sebelum diterapi penderita diambil darahnya sebanyak 3-5 mI, diberiantikoagulan EDTA dan disimpan pada 4C, untuk isolasi DNA dananalisis ssep di laboratorium Bioteknologi Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

    Ekstraksi DNA parasit dilakukan dengan metode fenol-kloroform.Fragmen gen pfmdr-I diamplifikasi dengan menggunakan primer fonvardFl 5'- TGGGTAAAGAGCAGAAAGAG-3' dan primer reverse F2 5'-TTACATCCATACAATAACTTG-3' yang telah dipublikasi", Pasanganprimer tersebut mengapit poin t muta tio n yaitu pada kodon 86. KondisipeR yang dipakai : denaturasi pada 94C,5 menit, annealing pada 51C15", ekstensi 72C15",1 siklus diikuti dengan denaturasi 94C,annealing51C, ekstensi 72C, masing-masing selama 15" sebanyak 35 siklus.Produk peR dielektroelusi sebelum dilakukan analisis ssep. Elektroelusidilakukan dengan cara menempatkan potongan gel yang mengandungDNA yang diinginkan ke dalam tabung dialisis yang telah diisi denganbuffer TBElX dan dielektroforesis pada tegangan 100V selama 30menit.Cairan yang mengandung DNA kemudian dimasukkan ke tabungeppendorf yang mengandung natrium asetat 3Mdan dipresipitasi denganetanol absolut. DNA hasil elektroelusi kemudian didenaturasi denganmemanaskan pada suhu . lOOoCselama 5menit sehingga menjadi untaitunggal dan dielektroforesis dalam gel poliakrilamid 12% pada 250 V,dalam suhu 4C.Hasilnya divisualisasi dengan pewarnaan perak.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA~

    Penelitian lapangan dilaksanakan di Puskesmas Tombatu, Kabu-paten Minahasa Selatan Propinsi Sulawesi Utara dari bulan Desember2004 - April 2005.Subyek penelitian diperoleh melalui Passive ease De-te ctio n (p eD ). Selama penelitian dilakukan jumlah penderita yang ber-kunjung ke Puskesmas adalah 355orang, sedangkan yang memeriksakandarah ke laboratorium adalah 335 orang. Dari 335 penderita yang

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    5/11

    Greta Jane P auline WaJl0 ngan, dkk., Analisis PCR-SSCP ... 201memeriksakan darahnya ke Iaboratorium Puskesmas, jumlah penderitayang didiagnosa sebagai malaria sebanyak 190 orang (56%), denganperincian penderita malaria tropika sebanyak 157 orang (82,63%),ma-laria vivax sebanyak 13 orang (6,84%)dan penderita dengan mixed in fe c-tion sebanyak 20 orang (10,53%)(Tabel1).Tabel1. Gambaran jumlah penderita yang berobat ke PuskesmasTombatu, yang diperiksa sediaan darahnya dan yang positifmengandung parasit malaria Bulan Januari- Maret 2005.

    Jumlah Jumlah [umlah pasien yang positifpasien yangBulan yang diperiksa Plasmodiumberobatdi sediaan Plasmodium MixedPuskesmas darahnya falciparum vivax infection

    Jan 2005 120 114 59 5 8Feb 2005 111 111 52 4 8Mar 2005 124 110 46 4 4Total 355 335 157 13 20

    Dari 157penderita yang didiagnosis malaria tropika, penderita yangmemenuhi kriteria inklusi sebanyak 17 orang, tapi 2 orang tidak dapatdi-follow up karena tidak datang ke Puskesmas, sehingga penderita yangdiikutsertakan pada penelitian ini hanya 15 orang. Setelah di-follow upsampai hari ke-14,maka respons pengobatan dari subyek penelitian dapatdilihat pada tabel berikut (Tabel 2). Kurangnya penderita malaria yangbersedia ikut dalam penelitian terutama karena telah mendapatpengobatan dari petugas kesehatan (sebelum datang ke Puskesmas), usiayang kurang dari 5 tahun, tidak bersedia diambil darah vena danmerupakan pasien dokter praktek swasta.Tabel2 Respons pengobatan subyek penelitian pada hari ke-14 dengankriteria WHO 2001

    ACPR ETF - LCPF LPF[umlah subyek penelitian 5 (34%) - (0%) 1(6%) 9{60%)

    Dari ke-15 subyek yang diteliti, 5 orang masih mempunyai responsyang baik pada pengobatan dengan klorokuin (sensitif), dan 10 orang(66%) sudah mengalami kegagalan pengobatan terhadap klorokuin

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    6/11

    202 SAINS KESEHATAN, 19 (2), APRIL 2006

    (resisten) dengan perincian 1 orang (6%)mengalami Kegagalan KlinisKasep (L ate C linical F ailure/LCF) dan 9 orang mengalami KegagalanParasitologis Kasep (Late Parasito logical Failu re /LPF). Walaupun hasil initidak representatif tetapi jika dibandingkan dengan uji efikasi terhadapklorokuin yang dilakukan sebelumnya, maka angka kegagalanpengobatan pada penelitian ini lebih kecil yaitu 66%, sedangkan padapenelitian Kaseke? angka kegagalan pengobatan sebesar 75%.Jika hasilinibenar, menurunnya angka kegagalan pengobatan terhadap klorokuindi Kecamatan Tombatu ini diperkirakan karena petugas kesehatan makinhati-hati dalam pemberian pengobatan, dan melakukan pemeriksaanulangan (follow up) pada penderita. Penyebab lain yaitu di PuskesmasTombatu telah disediakan obat terbaru dari DEPKESyaitu Artesdiaquin",yang diberikan jika pengobatan dengan lini pertama gagal, sehinggaparasit yang resisten terhadap klorokuin perkembangbiakannya lebihdihambat. Menurut Tjokrosonto", resistensi terhadap klorokuin lebihstabil dibandingkan resistensi terhadap obat antimalaria lainnyawalaupun tekanan obat dalam masyarakat dihilangkan, sehingga padapenelitian ini masih dapat ditemukan penderita yang mengalamikegagalan pengobatan terhadap klorokuin.

    Tahap berikutnya dilakukan di Laboratorium Rekayasa Genetika,Pusat Studi Bioteknologi, UGM. Mula-mula dilakukan ekstraksi DNApada sampel darah penderita yang resisten dan sensitif terhadapklorokuin dengan metode phenol kloroform. Kemudian sampel DNAtersebut diamplifikasi dengan reaksi rantai polimerase (PCR). Hasil PCRdari ke-15 sampel, menunjukkan bahwa fragmen gen pfmdr-l isolatKecamatan Tombatu berhasil diamplifikasi menggunakan primer yangdirancang dengan sekuen gen serupa yang berasal dari isolat Thailand(Gambar 1). Dari gambar 1 terlihat bahwa gen pfmdr-l teramplifikasipada semua sampel baik yang sensitif maupun resisten terhadapklorokuin. Panjang fragmen gen yang diamplifikasi sebesar 355pasangbasa.

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    7/11

    Greta Jane P auline Wahongan, dkk., Analisis PCR-SSCP ... 203

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 I S 16 17 18 19

    1500140010007 S CS O I l400300

    20 010 0s o

    Gambar 1. Hasil elektroforesis produk PCR gen pfmdr-l pada gel agar-ose 2% dari penderita malaria yang secara in vivo resistenterhadap klorokuin (lajur 2,3,12,13,14,15,16,17,18,19) dansensitif (lajur 4,5,6,7,8).Lajur 9 adalah P. falciparum Dl0,lajur 1 dan 10 DNA Marker, lajur 11 adalah P. falciparumFCR3.

    Produk PCR kemudian dielektroelusi sebelum dilakukan analisissSCP. Analisis PCR-SSCP dilakukan pada DNA s ingle stranded, denganmelakukan elektroforesis pada gel poliakrilamid 12%.Hasil elektroforesisyang telah diwarnai dengan pewarnaan perak dapat dilihat padaGambar 2.

    [ 2 3 4 5 6 7 s 910 11 12

    Cambar 2. Hasil elektroforesis produk PCR gen pfmdr-l single strandedpada gel poliakrilamid 12 %dari penderita malaria yang se-cara in vivo resisten(lajur 2,3,4,5,6) dan sensitif (lajur7,8,9,10,11)terhadap klorokuin. Lajur 1 adalah P. falciparumFCR3, lajur 12 adalah P. falciparum Dl0.

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    8/11

    204 SAINS KESEHA TAN, 19 (2), APRIL 2006Dari gambar 2 terlihat bahwa baik sampel yang resisten rnaupunyang sensitif dengan cara in vivo memiliki kesamaan pola elektromobi-

    litas. Hal ini menunjukkan bahwa baik sampel yang resisten rnaupunsensitif memiliki kesarnaan sekuen fragmen gen pfmdr-l pada basa 499sampai 853, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat mutasi padafragmen gen pfmdr-I kodon 86yang resisten terhadap klorokuin in vivo.Dari hal tersebut dapat disimpulkan ada atau tidaknya mutasi padafragmen gen pfmdr-l kodon 86 tersebut tidak berhubungan denganterjadinya resistensi P.falciparum terhadap klorokuin in vivo diKecamatanTombatu. Penelitian yang dilakukan oleh Karim et al. sit Achmad danSutanto"di Sudan juga melaporkan hal yang sarna,dimana dari 10sampelP. falciparum yang resisten terhadap klorokuin tidak satupun yangmenunjukkan adanya mutasi pada gen pfmdr-l. Dengan demikianpenggunaan tunggal fragmen gen ini sebagai mo le cu la r ma rk er (penentu)terjadinya resistensi P. falciparum terhadap klorokuin tidak dapatdilakukan.

    Hubungan antara gen pfmdr-l dengan mekanisme resistensiterhadap klorokuin memang tidak sempurna, karena ada isolat P.falciparum yang resisten tanpa mengalami mutasi dan sebaliknya adayang sensitif walaupun mengalami mutasi pada gen pfmdr-l. Berbagaipenelitian menunjukkan bahwa adanya mutasi gen pfmdr-l tidakberhubungan dengan sifat resistensi terhadap klorokuin secara in uioo"maupun in uitro=, sehingga diperkirakan ada faktor lain yangmempengaruhi terjadinya resistensi terhadap klorokuin. Salah satu faktoryang turut menyebabkan resistensi P. falciparum terhadap klorokuinadalah mutasi pada gen pfcrt. Penelitian oleh Babikere t a l.13menunjukkanbahwa mutasi gen pfmdr-l akan memperkuat terjadinya resistensi jikaditemukan bersamaan dengan mutasi pfcrt pada genom yang sarna.Penelitian yang dilakukan oleh Flueck et al.14 menyimpulkan bahwapada sampel yang resisten secara klinik, 90%mengalami 3 tempat mutasi(mutasi multigenik). Faktor imunitas hospes juga mempengaruhiterjadinya resistensi. Dorsey et al.Is menyatakanbahwa imunitas hostcukup berperan dalam penentuan hasil klinis setelah pemberianklorokuin. Pada daerah yang transmisinya tinggi, dimana imunitasnyatinggi, hilangnya parasitemia lebih cepat terjadi walaupun secara genetikditemukan adanya mutasi pada gen pfcrt dan pfmdr-l.Selain mutasi gen, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi

    terjadinya resistensi klorokuin seperti faktor penyerapan obat yang tidakdiukur dalam penelitian ini, juga kemungkinan faktor perilaku pasienyang tidak minum obat secara teratur. Dari penelitian Kaseke?disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    9/11

    G reta Jane Pauline W ahongan, dkk., Analisis PC R~SSC P ... 205kegagalan pengobatan klorokuin pada penderita malaria di Tombatu.Faktor-faktor tersebut adalah rninum obat dengan dosis tidak tepat,membeli obat di warung dan rninum klorokuin setiap merasa sakit.Kemungkinan lain yang bisa saja terjadi yaitu adalah adanya reinfeksioleh jenis Plasmodium yang sarna sehingga didiagnosa terjadi kegagalanterapi, walaupun diperkirakan kemungkinan ini lebih kecil mengingatpada penelitian ini follow up hanya dilaksanakan selama 14 hari.

    Dari gambar 2 juga terlihat dengan jelas adanya perbedaan elektro-mobilitas sampellapangan (baik yang resisten maupun yang sensitif)dengan sampellaboratorium (FCR3dan D10)yang secara in vitro sensitifterhadap klorokuin. Perbedaan elektromobilitas tersebut menunjukkanadanya perbedaan sekuen fragmen gen pfmdr-I pada posisi basa ke-499sampai 853, tetapi lokasi atau letak basa nukleotida yang berbeda tidakdiketahui dengan pasti apakah terjadi pada kodon 86atau bukan. Padaanalisis PCR-SSCP perubahan atau perbedaan satu basa dalam suatufragmen pendek DNA memang dapat terdeteksi dengan melihatperbedaan elektromobilitas tanpa mengetahui posisinya. Hal tersebutberbeda dengan metode sekuensing yang dapat menentukan denganpasti lokasi basa yang berbeda, atau dengan metode PCR-RFLP yangdapat mengetahui posisi mutasi jika point mutasi melibatkan restrictionsite. Terlepas dari hal tersebut, teknik deteksi mutasi dengan analisisPCR-SSCP dapat dijadikan metode skrining untuk mendeteksi mutasi .pada gen pfmdr-l.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Dari 15 subyek yang diuji secara in vivo 66%mengalami kegagalanpengobatan terhadap klorokuin dengan perincian 1 orang (6%)

    mengalami Kegagalan Klinis Kasep dan 9 orang (60%)mengalamiKegagalan Parasitologis Kasep. .2. Gen pfmdr-L P. [alciparum isolat Kecamatan Tombatu dapatdiamplifikasi dengan baik menggunakan primer yang telah dipubli-kasi, yang dirancang berdasarkan sekuen gen serupa dari isolat Thai-land.3. Analisis PCR-SSCP terhadap produk PCR fragmen gen pfmdr-l isolatTombatu menunjukkan tidak terdapat mutasi kodon 86gen ini padaisolat yang secara in vivo resisten terhadap klorokuin. ,Saran1. Dapat dilakukan analisis PCR-SSCP terhadap gen lain (rnisalnyapfcrt)untuk melihat hubungannya dengan terjadinya resistensi P.falciparum

  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    10/11

    206 SAINS KESEHATAN, 19 (2), APRIL 2006

    terhadap klorokuin secara in vivo di Kecamatan Tombatu, KabupatenMinahasa Selatan, Propinsi Sulawesi Utara.2. Dapat dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih

    banyak.DAFTAR PUSTAKA1. WHO, 2005, "Malaria Situation in SEAR Country" ,Malaria Control/Roll BackMalaria, http://w3.whosea.org/mal/issues.htm2. Kaseke, M.M, 2003, "Penilaian Kegagalan Pengobatan Klorokuin terhadap Ma-laria Falciparum tanpa Komplikasi dan Faktor-faktor yang Mempenga-

    ruhinya di Kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa Propinsi SulawesiUtara", Thesis, S2Ilmu Kedokteran Tropis, UGM, Yogyakarta.3. Achmad, M.F. dan Sutanto, I., 2003, "Peran gen pfmdr-1 pada MekanismeResistensi Plasmodium fa lc iparum terhadap Klorokuin", Maj. Kedokt. Ind.53(2): 69-75.4. Tjokrosonto, S. 1990. "Resistensi terhadap Obat Antimalaria". Berita KedoktMasy. V (2):146-1535. Orita, M., Suzuki, Y., Sekiya, T. and Hayashi K, 1989, "Rapid and SensitiveDetection of Point Mutations and DNA Polymorphisms using The Poly-

    merase Chain Reaction", Genomics 5 (4) :874-879.6. Qian, F. and Germino, G.G., 1999. "Single-Strand Conformation Polymorphism(SSCP) Analysis" Hildebrandt, F. and Igarashi, P. (Eds) Technique inMo-lecular Medicine, p 82-85, Springer Lab Manual, Germany.7. Pinatih, KJ.P., 2001," AnalisisSSCPpada QRDR GengyrAMycobacterium tuber-culosis untuk Mendeteksi Resistensi terhadap Siprofloksasin". Thesis. S2Ilmu Kedokteran Tropis, UGM, Yogyakarta.8. Hayashi, K, and Yandell, D.N., 1993, "How Sensitive is PCR-SSCP?" ,Hum.Mutat. 2(5): 338-346.9. Anonim, 2003, "Single Strand Conformation Polymorphism Analysis", Pediat-ric Cardiology Lab Home (BCMPublic site/BCM Intrand).10. Van Nierop, W.H., Frean, J.A., Markus,M.B., 1999,"Comparison of in v itro Chlo-roquine Sensitivity Testing with Detection of pfmdr1 Point Mutations inPlasm odium falciparum " , SAfr J Sci 95: 133-13711. Basco, L.K and Ringwald, P., 1997," pfmdr-l Gene Mutation and Clinical Re-sponse to Chloroquine in Yaonde, Cameroon", Trans RSocTrop Med Hyg,91: 210-211. 12. Thomas, S.M.,Ndir, 0., Dieng, T.,Mboup, S.,Wypij,D.,Maguire, J.an,dWirth, D.,

    2002, "In Vitro Chloroquine Susceptibility ang PCR Analysis of pfert andpfmdr-1 polymorphisms in Plasmodium falciparum isolates from Senegal" ,Am J.Trop.Med.Hyg, 66(5):474-480.

    http://w3.whosea.org/mal/issues.htmhttp://w3.whosea.org/mal/issues.htm
  • 5/11/2018 utf-8__punya dek ya

    11/11

    G reta Jane Pauline W ahongan, dkk., Analisis PCR-SSCP ... 20713. Babiker, H.A., Pringle, S.]., Abdel-Muhsin, A., Mackinnon, M., Hunt, P. andWalliker, D., 2001, "High Level Chloroquine Resistance in Sudanese Iso-

    lates of Plasmodium falciparum is Associated with Mutationsin ChloroquineResistance Transporter Gene pfert and the Multidrug Resistance Gene Pfmdr-1", J InfDis 183: 1535-1538.14. Flueck, T.P.F.,Jelinek, T.,Kilian, A.H.D., Adagu, 1.5.,Kabagambe, G.,Sonnenburg,F. and Walhurst, D.C., 2000, "Correlation of in vivo-resistance to Chloro-quine and Allelic Polymorphisms in Plasmodium [alc iparum Isolates fromUganda", Trop Med IntH5 (3):174-178.15. Dorsey, G., Kamya, M.R., Singh, A., and Rosenthal, P.J., 2001, "Polymorphismsin the Plasmodium falciparum pfert and pfmdr-I Genes and Clinical Re-

    sponse to Chloroquine in Kampala, Uganda", J InfDis 183:1417-1420.

    '\