39
i USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA PUSEH DESA BATUBULAN KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) IHDN DENPASAR Ketua Peneliti I NYOMAN ALIT SUPANDI S.Ag,.M.Pd.H NIDEN: 2404088501 Anggota I MADE ARSA WIGUNA KADEK IRMA JULIANTINI INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2017

USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

i

USULAN PENELITIAN

UPACARA NGEREBEG DI PURA PUSEH

DESA BATUBULAN KECAMATAN SUKAWATI

KABUPATEN GIANYAR

(Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

IHDN DENPASAR

Ketua Peneliti

I NYOMAN ALIT SUPANDI S.Ag,.M.Pd.H NIDEN: 2404088501

Anggota

I MADE ARSA WIGUNA

KADEK IRMA JULIANTINI

INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR

2017

Page 2: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga usulan penelitian dengan judul “Upacara Ngerebeg Di Pura

Puseh Desa Batubulan Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar prspektif pendidikan

agama hindu”. Dapat terlaksana sebagaai mana mestinya

Penulis menyadari usulan penelitian ini masih sangat sederhana. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis baik secara material maupun

spiritual. Dengan demikian penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para

pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini.

Sebagai akhir kata semoga usulan proposal peneliti ini dapat memberi

manfaat positif bagi masyarakat umumnya dan peneliti khususnya.

Denpasar, 3 Januari 2017

Peneliti

Page 3: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penulisan proposal usulan penelitian

ini yang berjudul Upacara Ngerebeg Di Pura Puseh Desa Batubulan Kecamatan

Sukawati Kabupaten Gianyar prspektif pendidikan agama hindu, tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya ataupun pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Denpasar, 3 Januari 2017

I Nyoman Alit Supandi

Page 4: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

iv

ABSTRAK

Umat Hindu di Bali tidak terlepas dari pengaruh budaya yang ada sehingga

berbagai upacara Yajña yang merupakan ritual sehari-hari bagi umat Hindu semakin hari

semakin marak dilakukan, begitu pula mengenai upacara Ngerebeg yang dilaksanakan di

Desa Adat Batubulan, yang diikuti oleh warganya dengan antusias dalam melaksanakan

upacara tersebut. Keberadaan upacara Ngerebeg yang sudah berlangsung lama upacara

Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut petapakan

mengelilingi pura puseh, sebelum mengelilingi pura puseh para pemangku ngaturan

piuning jumblahnya lumanyan banyak

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti memiliki beberapa

permasalahan yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana prosesi upacara Ngerebeg di Pura

Puseh Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. 2. Nilaai pendidikan

apa sajakah yang terkandung dalam pelaksanaan upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa

Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. 3. Fungsi apa sajakah yang

terdapat dalam upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati,

Kabupaten Gianyar. Tujuan penelitian ini adalah penelitian ingin memberikan

pemahaman yang jelas tentang upacara Ngerebeg. Sehingga tetap Eksis dan tetap

melestarikan dan turut mengembangkan budaya Bali. Dalam hal ini upacara Ngerebeg

merupakan salah satu produk dari kebudayaan Bali yang sangat dipengaruhi dan dijiwai

oleh Agama Hindu yang tetap diwarisi. manfaat penelitian ini adalah Hasil penelitian ini

bermanfaat bagi peneliti untuk lebih mengetahui Upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa

Batubulan. bermanfaat bagi masyarakat Hindu pada umumnya, khususnya masyarakat

Batubulan supaya upacara Ngerebeg tetap dilaksanakan dan diharapkan dapat

memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan kepada masyarakat dalam

melaksanakan Upacara Ngerebeg. dan Bermanfaat bagi para generasi muda agar

memahami prosesi yang mendalam sehingga dapat meningkatkan Sraddha dan Bhakti

kepada Tuhan.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, ada beberapa teori untuk mengkaji yaitu

sebagai berikut: 1. Teori Religi, 2. Teori Nilai, 3. Teori Fungsional Struktural. Adapun

tknik Pengumpulan data melalui: Teknik Observasi, Teknik Wawancara, Teknik

Kepustakaan, Teknik Dokumentasi, Teknik Analisis Data, Teknik Penyajian Hasil

Penelitian.

Page 5: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

PERNYATAAN ........................................................................................ iii

ABSTRAK……………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 7

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 8

1.4.1 Manfaat Teoretis ............................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 9

2.1 Kajian Pustaka ...................................................................... 9

2.2 Konsep ................................................................................... 11

2.2.1 Upacara Ngerebeg ............................................................. 12

2.2.2 Pura Puseh .......................................................................... 13

2.2.3 Perspektif Pendidikan Agama Hindu ................................ 14

2.3 Teori ..................................................................................... 16

Page 6: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

vi

2.3.1 Teori Religi ....................................................................... 16

2.3.2 Teori Nilai ......................................................................... 17

2.3.3 Teori Fungsional Struktural .............................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 22

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 22

3.2 Lokasi Penelitian ................................................................... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 24

3.3.1 Jenis Data ........................................................................... 24

3.3.2 Sumber Data ..................................................................... 24

3.4 Objek dan Subjek Penelitian ................................................ 25

3.5 Penentuan Informan ............................................................. 26

3.6 Tehnik Pengumpulan Data ................................................... 27

3.6.1 Teknik Observasi ............................................................... 27

3.6.2 Teknik Wawancara ............................................................ 28

3.6.3 Studi Dokumentasi ............................................................ 28

3.6.4 Studi Dukumentasi ............................................................ 28

3.7 Metode Analisis Data ........................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

vii

Page 8: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bali memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan pulau-pulau yang

ada di Indonesia, sehingga mengakibatkan banyak para wisatawan datang ke Bali, untuk

menikmati keindahan Pulaunya, Agama, budaya dan adat. Agama Hindu memiliki ajaran secara

garis besar ruang lingkupnya meliputi suatu upacara keagamaan, upacara ritual yang

dilaksanakan oleh umat Hindu sangat erat kaitannya dengan suatu tradisi yang terdapat disuatu

daerah, upacara tersebut merupakan salah satu bagian dari Tri Kerangka Dasar Agama Hindu

yaitu Tattwa, Susila dan Upacara.

Upacara memiliki arti “mendekati”. Secara inti upacara agama merupakan aktifitas

manusia untuk senantiasa mendekatkan diri kepada sesama dalam bentuk saling menghargai

sesuai swadarmaning masing-masing, dekat kepada alam lingkungan dalam wujud menjaga

kelestarian alam dan yang paling utama rasa lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa (Tim,

2000:112). Menurut Wiana (2007:42) Upacara adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa

Sanskerta yang berarti “mendekati”. Di samping itu juga berarti “penghormatan”. Inti upacara

agama dalam tattwa memang suatu aktifitas yang mendekatkan manusia dan alam lingkungannya

dengan sesamanya dan dengan Tuhannya. Sebelum dapat mendekatkan diri kepada-Nya,

hendaknya terlebih dahulu dapat menciptakan keseimbangan dan keselarasan serta keharmonisan

dalam diri, agar dapat mewujudkan keharmonisan dengan Tuhan Yang Maha Esa (Wijayananda,

2004:49).

Page 9: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

2

Ajaran tattwa dalam agama Hindu diimplementasikan ke dalam konsep keyakinan

melalui ajaran Panca Sradha. (Suardana, 2010:7) manusia adalah mahluk yang serba ingin tahu.

la ingin mengetahui setiap sebab dari suatu akibat. Ia ingin mengetahui mencari kebenaran

hakiki, mengetahui sebab-sebab yang menyakinkan. Panca sradha terdiri dari lima pembagian

yaitu : (1) Widhi Sradha yaitu keyakinan umat Hindu akan adanya Tuhan atau Ida Sang Hyang

Widhi Wasa, (2) Atman Sradha artinya keyakinan umat Hindu akan adanya roh atau atman

sebagai unsur pemberi jiwa pada semua mahluk, (3) Karma Phala Sradha yaitu kepercayaan

bahwa setiap perbuatan membawa hasil sehingga terjadinya hubungan sebab akibat, (4)

Purnarbawa Sradha artinya umat Hindu berkeyakinan bahwa kehidupan didunia ini mengalami

reinkarnasi atau kehidupan yang berulang-ulang, (5) Moksa Sradha yaitu keyakinan umat Hindu

akan adanya kelepasan yang merupakan tujuan tertinggi dalam ajaran agama Hindu.

Ajaran Susila adalah ajaran yang menitik beratkan kepada tata aturan dalam bertingkah

laku yang tertuang dalam konsep Tri Kaya Parisudha adapun pembagian adalah (1)

Manacika Parisuda yaitu berpikir yang suci, (2) Wacika Parisudha yaitu berkata yang benar,

(3) Kayika Parisudha yaitu berbuat yang benar.

Ajaran Upacara diimplementasikan dalam konsep panca yadnya. Adapun bentuk-

bentuk yadnya yaitu ada yadnya dalam bentuk ibadah yang dilakukan dengan ritual dan yadnya

dalam bentuk tindakan yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku. Yadnya dalam bentuk

ibadah dalam keyakinan agama Hindu dilakukan dengan melakukan Panca Yadnya yaitu lima

jenis ritual dalam keyakinan umat Hindu yang terdiri dari Dewa Yadnya, Pitra Yadva. Rsi

Yadnya, Manusa Yadnya dan Bhuta Yadnya.

Dewa Yadnya berarti (persembahan suci ditunjukkan kehadapan Tuhan Yang Maha

Esa dan para dewa serta segala manifestasinya). Pitra Yadnya berarti (persembahan suci

Page 10: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

3

kehadapan pitra atau roh leluhur dan termasuk kepada orang tua yang masih hidup). Dari pada

itu putra-putri harus tetap menghormati orang tua, karena kita berhutang budi kepadanya. Orang

tua meninggal kita masih mempunyai kepercayaan dengan adanya roh masih hidup setelah

badan kasar tak bergerak dan terbentang kaku, mempunyai Upacara yang khas dalam

penyelenggaraan jazad seseorang yang berpulang yang disebut pitra yadnya, yang disesuaikan

dengan tingkat dan kedudukan seseorang “Desa-Kala-Patra dan Nista-Madya-Utama" (Purwita

1992 : 19 - 35). Rsi Yadnya berarti persembahan suci kepada Brahmana atau para Rsi atas jasa

beliau dalam membina umat dan mengembangkan ajaran agama. Manusa Yadnya adalah

(persembahan suci kehadapan sesama).Tujuan melaksanakan korban suci ini untuk

pembersihan lahir dan batin.Pembersihan lahir batin ini dilakukan setiap hari, setiap saat,

dan berkelanjutan sehingga atman dapat menunggal dengan parama atman. Bhuta Yadnya

adalah (persembahan suci yang ditunjukkan pada bhuta kala).Tujuannya persembahan suci itu

adalah untuk memelihara, menyucikan dan nyupat kehidupan manusia. Disamping itu adapun

tujuan upacara bhuta Yadnya adalah untuk memohon kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa

(Tuhan Yang Maha Esa) agar Beliau memberi kekuatan lahir batin, juga untuk menyucikan

dan menetralisir kekuatan-kekuatan yang bersifat negatif yang disebut bhuta kala tersebut

sehingga dapat berfungsi dan berguna bagi kehidupan manusia.

Segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Hindu khususnya di Bali tidak pernah

lepas dari ketiga kerangka dasar tersebut. Pencerminan dari ketiga kerangka dasar ini dapat

dilihat dari upacara dan upakara yang sering dilaksanakan di masyarakat sebagai perwujudan

Sraddha dan Bhakti mereka kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sampai pada saat ini

masyarakat Hindu masih melaksanakan upacara Agama sesuai dengan tradisi dan warisan dari

nenek moyang. Nilai-nilai spiritual Yajña yang bersifat universal dikemas dengan budaya lokal

Page 11: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

4

dengan perkembangan jaman yang ada, hal ini menandakan bahwa upacara Agama Hindu

memiliki dimensi yang sangat komplit (Wiana, 2004: 22). Sehingga pemahaman terhadap aspek-

aspek sebuah Agama dapat dilihat pada pelaksanaan upacara yang bersangkutan.

Demikian juga yang dilakukan oleh umat Hindu di Desa Adat batubulan bahwa mereka

melaksanakan Yajña dengan tulus ikhlas yang dilakukan secara terstruktur dan berlangsung

secara turun temurun seperti pelaksanaan upacara Ngerebeg ini merupakan suatu upacara ritual

yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Upacara Ngerebeg juga merupakan upacara Yajña

yang sangat dipengaruhi oleh Desa, Kala, Patra masyarakat setempat. Kaitannya dengan Tri

Hita Karana upacara Ngerebeg merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan

Tuhan, antara sesama manusia serta antara manusia dengan kekuatan lainnya atau alam semesta

ini. Dengan begitu antusiasnya warga dalam melaksanakan upacara Ngerebeg

Berdasarkan penelitian ini peneliti memfokuskan kepada upacara bhuta

yadnya direalisasikan ke dalam upacara Ngerebeg, Umat Hindu di dalam

praktek kehidupan sehari-hari selalu diwarnai upacara Yajna, sebagai wujud

syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas segala berkah dan

anugrah yang telah dilimpahkan pada umat manusia di bumi. (Sudharta,

2001:5) Menjelaskan pelaksanaan kegiatan upacara agama Hindu bersumber

pada ajaran Weda. Suatu upacara dalam agama Hindu selalu disertai dengan

upakara, baik dalam wujud kecil (sederhana), menengah (madya), maupun

yang utama. Pelaksanaan upacara hendaknya dibarengi dengan memahami

makna dan tujuan dari upacara yang dilaksanakannya, karena suatu

upacara dan upakara adalah sebagai wujud dari pengejawantahan dari tattwa yang bersumber

dari ajaran agama Hindu, maka dari itu suatu upakara atau bebantenan hendaknya harus

Page 12: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

5

mengacu pada sastra-sastra agama (Ngurah, 2005:30-31).

Kejadian dimasyarakat khususnya di desa Batubulan tidak ada yang berani tidak

melaksanakan upacara Ngerebeg, inipun harus dilaksanakan karena masyarakat memiliki

kepercayaan bahwa pretima atau sesuunan memiliki kekuatan sehingga masyarakat memiliki

sujud dan bhakti dengan melaksanakan upacara Ngerebeg. Memang Kebudayaan tidak bisa

dipisahkan dengan agama Hindu. Ajaran agama Hindu memegang peranan penting dalam

kehidupan seni dan budaya, di mana ajaran agama sebagai nafasnya seni budaya, sehingga

melahirkan seni budaya yang sosial relegius. Praktek-praktek agama memberi warna dan

sekaligus mendorong perkembangan seni budaya. Kebudayaan sesungguhnya menjunjung tinggi

nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi mengenai ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab

kesejahteraan). Apabila manusia mampu menjaga hubungan yang seimbang dan harmonis

dengan ketiga aspek tersebut maka kesejahteraan akanterwujud dengan melaksanakan

persembahan suci yang tulus iklas (Ngurah, Dkk.2006:99).

Kalau kita cermati dimasyarakat Batubulan memang benar masyarakat tetap

melaksanakan upacara Ngerebeg dengan hati yang tulus ikhlas. Keunikan pada saat upacara

ini adalah pretime atau sesuunan mengelilingi wilayah Pura Puseh sebanyak tiga kali, dan

pengiring pratime saling bersorak surai dan diiringi dengan tetabuhan beleganjur yang sangat

banyak, bahkan disini bukan satu sesuunan melainkan banyak sesuunan, masing-masing banjar

yang berjumblah enam belas banjar khususnya desa batubulan semua sesuunan berkumpul di

depan nataran pura Puseh. sebelum mengelilingi pura kurang lebih ada delapan pemangku yang

ngaturan piunung di depan petapakan atau sesunan, Ini yang menjadi peneliti untuk tertarik

melaksanakan suatu penelitian dengan judul “Upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan

Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar (Perspektip Pendidikan Agama Hindu)”.

Page 13: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana prosesi upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati,

Kabupaten Gianyar?

2. Nilaai pendidikan apa sajakah yang terkandung dalam pelaksanaan upacara Ngerebeg di

Pura Puseh Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar?

3. Fungsi apa sajakah yang terdapat dalam upacara Ngerebeg di Pura Puseh DesaBatubulan,

Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus memiliki suatu tujuan tertentu, dan untuk memberikan kejelasan

arah yang akan dicapai dalam suatu penelitian, dalam penelitian ini peneliti memiliki dua tujuan

antara lain diuraikan sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ingin memberikan pemahaman yang jelas tentang upacara

Ngerebeg yang dilaksanakan masyarakat di Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten

Gianyar. Sehingga tetap Eksis dan tetap melestarikan dan turut mengembangkan budaya Bali.

Dalam hal ini upacara Ngerebeg merupakan salah satu produk dari kebudayaan Bali yang sangat

dipengaruhi dan dijiwai oleh Agama Hindu yang tetap diwarisi.

Page 14: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

7

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman

secara lebih mendalam mengenai upacara Ngerebeg yaitu:

1. Untuk mengetahui prosesi upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan.

2. Untuk mengetahui Nilai pendidikan yang terkandung dalam pelaksanaan upacara Ngerebeg

di Pura Puseh Desa Batubulan.

3. Untuk mengetahui fungsi upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan tertentu ada manfaat atau guna yang ingin dicapai, sehubungan dengan

hal ini maka penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan atau manfaat bagi yang membacanya

baik secara teoretis maupun secara praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Adapun secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan

pengetahuan penulis dibidang agama Hindu yang berkaitan dengan Upacara ngerebeg, dan

diharapkan menjadi salah satu kontribusi akademis di IHDN Denpasar. Disamping itu

penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi perkembangan pendidikan Agam Hindu

sehingga tetap lestari atau eksis dalam suatu perkembangan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk lebih mengetahui Upacara

Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan.

2. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat Hindu pada umumnya, khususnya

Page 15: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

8

masyarakat Batubulan supaya upacara Ngerebeg tetap dilaksanakan dan diharapkan

dapat memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan kepada masyarakat dalam

melaksanakan Upacara Ngerebeg.

3. Sebagai bahan informasi serta pedoman yang praktis bagi Umat Hindu dalam

melaksanakan ajaran Agama Hindu yang baik dan benar dan melaksanakan

upacara Ngerebeg dengan rasa tulus ikhlas.

4. Bermanfaat bagi kalangan akademis sebagai salah satu sumber acuan yang terkait di

dalam penelitian selanjutnya dan Bermanfaat bagi para generasi muda agar

memahami prosesi yang mendalam sehingga dapat meningkatkan Sraddha dan

Bhakti kepada Tuhan.

Page 16: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan Peneliti ini peneliti menggunakan beberapa kajian pustaka yang ada

hubungannya dengan penelitian yang dilakukan dan sudah tentu dalam penjelasan pustaka

tersebut dapat memberikan pemahaman dan dijadikan sebagai referensi. Oleh karena itu kajian

pustaka dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mempelajari, memahami, mengutip, pandangan,

dan lain sebagainya. Kajian pustaka merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan

yang mendeskripsikan hasil kajian pustaka dan hasil pemikiran peneliti mengenai suatu

permasalahan yang memuat beberapa gagasan yang berkaitan yang harus didukung oleh data

kepustakaan. Data kepustakaan ini sangat penting karena selain sebagai pendukung, juga

untuk meminimalisir kemungkinaan terjadi kesamaan kajian dalam penelitian. Selain itu,

bahwa kajian pustaka meliputi pengidentifikasi secara sistematis, penemuan analisis

dokumendokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian (Gay

dalam Suprayoga dan Tabroni 2001:130). Adapun kajian pustaka dalam penelitian ini adalah:

Noviyanti (2009) dalam skripsinya ”Upacara Ngerebeg di Desa Sengkiding Kecamatan

Banjarangkan Kabupaten Klungkung”, dilaksanakan setiap dua tahun sekali merupakan upacara

yang bertujuan untuk menyeimbangkan keharmonisan antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit,

serta mengusir kekuatan jahat dan negatif lainnya, serta menetralisir malapetaka akibat gangguan

Bhuta Kala dihaturkan berupa segehan agung, ayam sambleh, tetabuhan tuak arak serta

memerankan Ida Bhatara atau Sesuunan yang berupa Rangda, dalam proses pelaksanaan. Fungsi

upacara Ngerebeg dalam bidang keagamaan adalah untuk memohon keselamatan Bhuana Agung

Page 17: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

10

dan Bhuana Alit. Penelitian ini mempunyai kesamaan fungsi untuk menetralisir kekuatan jahat

yang mengganggu ketentraman hidup manusia. Perbedaan penelitian Noviyanti dengan

penelitian ini terletak pada ngerebeg dalam penelitian noviyanti selama 2 tahun sekali,

sedangangkan dalam penelitian ini setiap satu tahun setiap Purnamaning Sasih Kapat. disamping

itu dalam prosesinya pun beda. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap Fungsi

upacara Ngerebeg.

Edianto (2011) dalam skripsinya yang berjudul ”Komunikasi Persuasif Dalam

Pelaksanaan Upacara Ngerebeg di Desa Luwus Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan”.

Dijelaskan bahwa upacara Ngerebeg ini dilaksanakan pada Sasih Kapitu, yang diawali dengan

masa persiapan oleh masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan matur piuning di Pura Puseh dan

sesuunan diiringi keliling Desa Luwus dengan membawa sarana pengrebegan berupa api atau

obor, kentongan atau kulkul dengan mengeluarkan suara bising dan berakhir di perbatasan Desa

Luwus. Persamaannya terletak pada pelaksanaan upacara ngerebeg sama sama mengeluarkan

suara yang keras. Perbedaanya dengan penelitian ini adalah penelitian Edianto membawa sarana

pengrebegan berupa api atau obor, kentongan atau kulkul dengan mengeluarkan suara bising dan

berakhir di perbatasan Desa Luwus. Sedangangkan penelitian ini mengelilingi pure Puseh

sebanyak tiga kali, yang dikelilingi oleh sesuunan, Krame, beleganjur,dan berakhir di pura

puseh.

Desi ( 2015) dalam skripsinya yang berjudul Upacara Ngerebeg di pura puseh desa adat

jempeng kecamatan abiansemal kabupaten badung Perspektif Teologi Hindu. Bentuk upacara

Ngerebeg di Desa Adat Jempeng menggunakan beberapa sarana seperti: daun, buah, hewan, api,

air dan sebagainya, yang dipimpin oleh jro mangku dan dilaksanakan di Pura Puseh yang

dilaksanakan setiap satu tahun sekali purnamaning sasih kapat. Prosesinya dimulai dari

Page 18: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

11

persiapan (mengumpulkan dan membuat sarana), tahap puncak dengan melaksanakan upacara

Ngerebeg, diikuti dengan tarian baris tumbak, sekeha deha mepayas, mendet geni. Fungsi

upacara Ngerebeg di Desa Adat Jempeng yaitu; 1. Fungsi Religius, 2. Fungsi Estetika 3. Fungsi

Gotong Royong, 4. Fungsi Etika, 5. Fungsi Sraddha dan Bhakti, 6. Fungsi Pelestarian Budaya.

Makna teologi yang terdapat dalam upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Adat Jempeng yakni

terdapat konsep pemujaan Saguna Brahman dan Nirguna Brahman. Perbedaan penelitian Desi

terhadap penelitian ini adalah penelitian desi menggunakan tarian baris tumbak, sekeha deha

mepayas, mendet geni. Sedangkan penelitian ini tidak menggunakan, persamaannya adalah

sama-sama pada jenis upacaranya sebagai penyomia Bhuta Kala yaitu dengan menetralisirkana,

kontribusinya terhadap estetika, Gotongroyong.

2.2 Konsep

Konsep merupakan salah satu syarat yang harus ada di dalam kegiatan penelitian atau

karya ilmiah. Hal itu disebabkan konsep mampu mengantarkan sejumlah variabel terhadap topik

yang diteliti. Tujuannya agar variabel dalam judul yang akan diteliti tidak menyimpang dari

kegiatan penelitian. Konsep merupakan terminologi teknis berkaitan dengan judul penelitian dan

masalah yang dihadapi. Konsep merupakan teori-teori baku yang digunakan sebagai landasan

dasar di dalam menjawab semua permasalahan yang diajukan (Gulo, 2002:8).

Menurut Kamus Bahasa Indonesia konsep berarti suatu rancangan dalam menulis sesuatu

(Tim Penyusun, 2012: 725). Konsep akan digunakan sebagai teori dasar bahwa konsep berfungsi

untuk menyederhanakan arti atau pemikiran tentang ide-ide maupun gejala sosial yang

digunakan agar orang lain membaca dan memahami maksud dari pada penelitian. Karena konsep

merupakan unsur pokok dari penelitian, maka penentuan dan perincian konsep ini dianggap

sangat penting agar persoalan-persoalan utamanya tidak menjadi kabur. Konsep yang terpilih

Page 19: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

12

perlu ditegaskan, agar tidak terjadi salah pengertian mengenai konsep tersebut (Narbuko dan

Achmadi, 2007: 140).

Menurut Sudarminta (2002: 87) menyatakan bahwa konsep adalah suatu medium

yang menghubungkan subjek penahu dan objek yang diketahui, pikiran dan kenyataan.

Maksudnya konsep dijadikan sebagai perantara untuk mengenal, memahami dan menyebut

suatu objek. Konsep dapat dimengerti dari sisi subjek maupun dari sisi objeknya. Bila dari sisi

subjek, suatu konsep adalah kegiatan merumuskan dalam pikiran atau menggolong-

golongkan. Sedangkan dari sisi objek, suatu konsep adalah isi kegiatan tersebut artinya apa

makna konsep tersebut. Adapun konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.2.1 Upacara Ngerebeg

Berdasarkan Manawa Dharmasastra V.40 disebutkan osadhyah pacawo wriksastir

yancah paksinastatha, yajnartham nidhanam praptah prapnu wantyutsritih punah. Bahwa

tumbuh-tumbuhan dan hewan yang digunakan dalam upacara agama dalam penjelmaannya yang

akan datang akan meningkat dalam kualitas yang lebih tinggi. Sesungguhnya dalam

pengamalan ajaran Hindu sudah disiapkan banyak pilihan mengamalkan agama Hindu yang

terkenal fleksibel. Menurut Kamus Sanskerta-Indonesia dijelaskan bahwa kata upacara berasal

dari kata ”upa” berarti berhubungan dan ”cara” yang artinya bergerak (Tim Penyusun, 2006:

110). Sedangkan menurut Wiana (2004: 38) upacara adalah sebuah kata-kata yang berasal dari

bahasa ”Sanskerta” yang artinya”mendekati”. Di samping mendekati juga berarti

”penghormatan”. Karena upacara agama memang merupakan suatu aktivitas yang mendekatkan

manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. (Mas

Putra, 1982: 6)Untuk mewujudkan banyak sedikitnya upakara serta banten yang terdapat dalam

suatu upacara Yajña, dalam ajaran Hindu dikenal dengan istilah nista, madya, dan utama.

Page 20: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

13

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upacara adalah serangkaian kegiatan

atau tindakan atau gerakan serta pelaksanaan-pelaksanaan upacara yang dilakukan menurut adat

dan kebiasaan masyarakat setempat atau sesuai dengan sastra agama.

Sanjaya, (2010: 11) kata ”Ngerebeg” berasal dari kata ”gerebeg” yang berarti geledah.

Secara etimologi juga kata Ngerebeg itu berasal dari kata ”gerebeg” yang artinya melakukan

upacara besar, kemudian dalam Bahasa Balinya mendapat ”anusuara” sehingga menjadi

Ngerebeg. (Wojowasisto, 1977: 96) Istilah Ngerebeg berasal dari bahasa Jawa Kuno dari akar

kata ”grebeg” yang berarti kelompokan, bunyi keras, bising dan berisik. Sedangkan kalau kita

kaitkan dengan ngerebeg di pura puseh desa batubulan adalah upacara yang dilaksanakan di pura

puseh menggunakan sesuunan, beleganjur dan pengiring mengeluarkan suara sorak gemurai

yang sangat keras dalam upacara Ngerebeg.

2.2.2 Pura Puseh

Pura Puseh merupakan tempat berstananya Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara dari

ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa dengan saktinya Dewi Sri atau

Laksmi. (Sanjaya, 2010: 5) Kata Pura berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dari urat kata ”pur”

yang berarti kota atau benteng, artinya tempat yang dibuat khusus dengan dipagari tembok untuk

mengadakan kontak dengan kekuatan suci. Tempat khusus ini di Bali disebut dengan nama Pura

yang berfungsi sebagai tempat suci untuk pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta

manifestasinya dan roh suci leluhur. Sedangkan Puseh berasal dari kata puser yang berarti pusat,

kata pusat disini mengandung makna sebagai pusatnya kesejahteraan dunia yang mendatangkan

kemakmuran dan kesejahteraan bagi umat manusia (Sanjaya, 2010: 10). Kalau kita kaitkan

dalam penelitian ini pura puseh yang dimaksud adalah Pura Khayangan Tiga, sabagai pemelihara

yang dipuja dewa wisnu sebagai manipestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Page 21: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

14

2.2.3 Perspektif Pendidikan Agama Hindu

Dalam kamus Bahasa Indonesia perspektif dapat diartikan cara pandang, Perspektif juga

sebuah persepsi yang meliputi baik perolehan pengetahuan melalui panca indera maupun dengn

pikiran. Sejak tahap-tahap pertama filsafat hingga sekarang ini masalah persepsi mendapat

perhatian. Istilah perspektif berasal dari bahasa Inggris "perspective” yang artinya sebenarnya

(kamus Inggris-Indonesia, 2005:286). Kata perspectif juga mengandung beberapa pengertian lain

yaitu : (1) gambaran posisi relatif, ukuran dan jarak dari objek pada suatu permukaan (2) satu

segi pandang atau kerangka refrensi, dari mana bagian atau unsur-unsur dari objek atau masalah

dapat dilihat hingga tercapai keuntungan pemahaman yang lebih baik, atau bisa membentuk

suatu organisasi yang lebih baik. (Kamus Psikologi, 2009 : 364).

Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, serta dapat menjamin

suatu perkembangan dan keberlangsungan suatu bangsa yang bersangkutan, pendidikan

merupakan upaya untuk memperluas dan memperdalam cakrawala pengetahuan dalam rangka

membantu nilai, sikap dan prilaku peserta didik. Menurut GBHN (2000:52) dikemukakan

pengertian pendidikan adalah usaha untuk mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia, menuju terciptanya

manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Istilah

pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja

oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah,2009:1).

Page 22: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

15

Agama berasal dari bahasa Sanskrit. Ada yang berpendapat bahwa kata itu terdiri dari

dua kata. A berarti tidak dan gam berarti pergi, jadi agama artinya tidak pergi; tetap di tempat;

diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Pendapat lain

mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Agama juga mempunyai tuntunan, yaitu

kitab suci. Istilah agama dalam bahasa asing bermacam-macam, antara lain: religion, religio,

religie, dll (Bakhtiar.2009:10)

Pendidikan agama Hindu merupakan usaha sadar dilakukan oleh umat Hindu untuk

menjunjung tinggi akan adanya sesuatu yang langgeng dan menganggap bahwa seluruh umat

manusia adalah merupakan suatu keluarga besaar yang mempunyai satu tujuan yakni kembali

kepada asalnya, dengan jalan mengutamakan kebenaran sebagai suatu pedoman dalam

mengarungi kehidupan ini. Pendidikan agama Hindu diharapkan dapat dipakai sebagai obor

dalam menerangi kegelapan umat Hindu di dalam mengarungi kehidupannya. Agama Hindu

merupakan jalan untuk mencapai kebahagiaan yang kekal dalam keadaan bersatunya Atman

dengan Brahman, ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam kitab suci Weda yaitu :

Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma yang artinya tujuan beragama untuk mencapai Moksa

dan Jagadhita. Moksa yang berarti kebebasan roh dari ikatan duniawi atau kelepasan,

manunggalnya Atman dengan Brahman, dan Jagadhita yaitu kesejahteraan. Kebahagiaan itu

dapat ditempuh dengan beberapa jalan yang disebut catur marga serta melaksanakan yadnya dan

menegakkan dharma.

Berdasarkan penelitian ini perspektif pendidikan Agama Hindu yang dimaksud adalah

bagaimana dalam penelitian ini, ditinjau, sudut pandang dalam pendidikan terkait dengan

upacara Ngerebeg Agama Hindu yang dimaksud adalah suatu kepercayaan terkait dengan

upacara yadnya kita persembahkan dengan jalan tulus iklas.

Page 23: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

16

2.3 Teori

Teori adalah seperangkat gagasan (konsep), definisi-definisi dan proposisi-proposisi

yang berhubungan satu sama lain yang menunjukkan fenomena-fenomena yang sistematis

dengan menetapkan hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk

menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut (Mardalis, 2008:44). Teori merupakan hal

terpenting dalam memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian ilmiah. Teori dibutuhkan

sebagai pegangan pokok secara umum dibangun dengan data yang tersusun dalam satu sistem

pemikiran sistematik, karena itu pengumpulan data dilakukan hanya setelah segala sesuatupun

mengenai masalah penelitian telah selesai direncanakan (Narbuko dan Achmadi, 2007: 28).

Teori menjadi suatu landasan kerangka alur pikir, mengolah data, menganalisa data dan

membahasnya untuk menjadi suatu simpulan dalam penelitian sehingga dengan berlandaskan

teori-teori tersebut penelitian diharapkan dapat dicapai dengan membedah permasalahannya.

Berikut beberapa teori digunakan dalam penelitian:

2.3.1 Teori Religi

Religi dapat dikatakan sebagai sebuah budaya, sebagian para teori Barat menyatakan

agama (kepercayaan) atau sering disebut dengan religi diartikan sebagai suatu yang begitu

individual dan bermacam-macam. Geertz dan Emile Durkheim menyatakan agama terdiri dari

kepercayaan dan prilaku dalam suatu hal berhubungan dengan supernatural, wilayah kehidupan

spiritual dan Illahi yang realitas walaupun kaum beriman tersebut tidak melihatnya. Tylor dan

Frazer keduanya memilih untuk mendefinisikan agama sebagai istilah-istilah yang supernatural,

demikian juga Mircea Eliade dengan konsepnya menyatakan bahwa agama tidak lepas dari

Page 24: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

17

sesuatu yang sakral dan propan, agama sering berbicara tentang para dewa, leluhur dan pahlawan

pembuat keajaiban (Pals, 2001 : 458-459).

Religi adalah suatu sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat, dimana teori religi

menurut Tylor yang terpenting menyebutkan bahwa perilaku manusia yang bersifat religi itu

terjadi karena:

1. Manusia mulai sadar akan adanya konsep roh.

2. Manusia mengakui adanya berbagai gejala yang tidak dapat dijelaskan dengan akal.

3. Keinginan manusia untuk menghadapi berbagai krisis yang senantiasa dialami manusia

dalam hidupnya.

4. Kejadian-kejadian luar biasa yang dialami manusia di alam sekelilingnya.

5. Adanya getaran (yaitu emosi) berupa rasa kesatuan yang timbul dalam jiwa manusia sebagai

warga dari masyarakat.

6. Manusia menerima suatu firman dari Tuhan (Koentjaraningrat, 2002: 194-195).

Menurut Koentjaraningrat dasar-dasar religi dibedakan menjadi lima komponen yang

berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya, terdiri dari: 1. Emosi keagamaan yang

menyebabkan manusia di dorong untuk berperilaku keagamaan, 2. Sistem keyakinan atau

kepercayaan dalam suatu religi berwujud gagasan manusia, 3. Sistem ritus atau upacara dalam

suatu religi berwujud tindakan dan aktivitas manusia dalam melaksanakan kebaktiannya, 4. Ritus

dan upacara religi biasanya dipergunakan bermacam-macam sarana dan peralatan seperti tempat

dan gedung pemujaan, 5. Umat agama atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan

yang melaksanakan sistem ritus serta upacara itu (Koentjaraningrat, 2010: 80).

Berdasarkan penjelasan tersebut, teori religi Koentjaraningrat di gunakan untuk mengkaji

rumusan masalah yang pertama yaitu Bagaimana prosesi upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa

Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

2.3.2 Teori Nilai

Nilai adalah ide-ide yang mengkonsepsikan hal-hal yang paling bernilai di dalam

Page 25: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

18

kehidupan.Konsepsi-konsepsi serupa itu biasanya luas dan kabur. Justru karena kabur atau

irasional biasanya berakar dalam bagian emosional dari alam jiwa manusia

(Koentjaraningrat, 2002: 20). Menilai berarti menimbang yaitu, kegiatan manusia yang

berhubungan dengan sesuatu untuk selanjutnya mengambil suatu keputusan.Keputusan nilai

dapat mengatakan baik, buruk, benar, salah, berguna atau tidak berguna yang berhubungan

dengan cipta, rasa dan karsa jiwa manusia. Sehingga sesuatu itu akan mempunyai nilai apabila

berguna, berharga, indah, baik, dan religius.

Menurut Louis Kattsof dalam bukunya Elemen of Phylosophy, menyimpulkan bahwa

nilai itu mempunyai 4 (empat) macam arti, antara lain :

1. Bernilai artinya berguna;

2. Merupakan nilai artinya baik dan benar atau indah;

3. Mengandung nilai artinya merupakan obyek atau keinginan atau sifatyang

menimbulkan sikap setuju; dan

4. Memberi nilai artinya memutuskan bahwa sesuatu itu diinginkan atau

menunjukan nilai (Bagus, 2005: 713).

Sesuatu yang mempunyai nilai tidak hanya yang berwujud material atau benda saja

tetapi juga yang tidak berwujud.Yang berwujud material penilaiannya lebih mudah

dilakukan dengan menggunakan alat ukur seperti pengukuran berat (kg), panjang (km) dan isi

(m3), sedangkan nilai-nilai kerohanian tidak dapat diukur dengan alat-alat tersebut.

Nilai kerohanian hanya dapat dinilai dengan menggunakan hati nurani yang ditimbulkan

oleh indra, akal, perasaan dan pikiran (keyakinan). Penilaian terhadap nilai kerohanian antara

manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda, tergantung dari situasi dan keadaan

manusia bersangkutan. Bagi manusia nilai merupakan suatu alat untuk memotivasi disegala

Page 26: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

19

bidang kehidupan. Hal ini dapat dilihat pada kenyataan manusia yang lain berbuat lain dari

nilai manusia yang lain karena alasan yang lain pula. Jadi nilai sangat berperan sebagai dasar

pedoman yang menentukan kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan sesuai

dengan sifatnya. Teori nilai bagus dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji

permasalahan yang ke dua yaitu Nilaai pendidikan apa sajakah yang terkandung dalam

pelaksanaan upacara Ngerebeg di Pura Puseh Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten

Gianyar.

2.3.3 Teori Fungsional Struktural

Prinsip-prinsip fungsional dimana masyarakat sebagai unsur-unsur yang terintergrasi

secara baik dan setiap unsur mempunyai fungsi serta memberikan kontribusi terhadap

pemeliharaan keutuhan suatu sistem teori ini secara khusus membahas hubungan antara

kepribadian individual manusia, sistem sosial, serta sistem budaya. Tujuan teori ini agar

seluruh sistem sosial tetap bertahan dan fungsi-fungsinya tetap dapat berjalan sebagaimana

mestinya (Suprayoga, 2001:96).

Menurut Talcont Parsons Teori Fungsional Struktural dimulai dengan empat fungsi

penting untuk semua sistem tindakan. Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditunjukkan

kearah pemenuhan kebutuhan tertentu. Agar tetap bertahan suatu sistem harus memiliki empat

fungsi yakni:

1. Adaptation/Adaptasi, artinya sebuah sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

2. Goal attainment/ pencapaian tujuan, artinya sebuah sistem harus mendefinisikan dan

mencapai tujuan utama.

3. Integration/integrasi, artinya sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian

yang menjadi komponennya, dan juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting

lainnya.

4. Latensi/pemeliharaan pola, artinya sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan

memperbaiki baik motivasi individual maupun pola-pola kultural lainnya (Koenjraningrat,

2010: 98).

Page 27: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

20

Selanjutnya dari empat konsep tersebut Parsons menyusun secara terperinci dasar

teorinya yang terdiri dari tujuh konsep. Teori-teori tersebut Menurut Talcott Parsons (dalam

Nasikum 2012: 13-15) dipaparkan bahwa Teori Fungsionalisme Struktural ini dapat

dikembangkan dengan anggapan dasar sebagai berikut:

1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem daripada bagian-bagian yang saling

berhubungan satu dengan yang lain.

2. Dengan demikian hubungan pengaruh mempengaruhi diantara bagian-bagian tersebut adalah

bersifat ganda dan timbal balik.

3. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental,

sistem sosial cenderung bergerak ke arah equilibrium yang bersifat dinamis; menanggapi

perubahan-perubahan yang akan datang dari luar dengan kecenderungan memelihara agar

perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sebagai akibatnya hanya akan mencapai

derajat yang minimal.

4. Sekalipun disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpangan- penyimpangan senantiasa

terjadi, tetapi di dalam jangka yang panjang, keadaan tersebut pada akhirnya akan dapat

teratasi dengan sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses institusional.

Dengan perkataan lain sekalipun integrasi sosial pada tingkatannya yang sempurna tidak

akan pernah tercapai, akan tetapi setiap sistem sosial akan senantiasa berproses ke arah itu.

5. Perubahan-perubahan dalam sistim sosial pada umumnya terjadi secara gradual, melalui

penyesuaian-penyesuaian dan terjadi secara refolusioner. Perubahan-perubahan yang terjadi

secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk luar saja, sedangkan unsur-unsur

sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak seberapa mengalami perubahan.

6. Pada dasarnya perubahan-perubahan sosial timbul atau terjadi melalui tiga macam

kemungkinan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial tersebut terhadap

perubahan-perubahan yang datang dari luar (extra sisremicchange) pertumbuhan melalui

proses deferensiasi struktural dan fungsional; serta penemuan-penemuan baru oleh anggota

masyarakat.

7. Faktor yang paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah

konsensus diantara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.

Di dalam masyarakat, demikian menurut pandangan fungsional struktural, selalu terdapat

tujuan dan prinsip-prinsip dasar tertentu terhadap nama sebagian besar anggota masyarakat

menganggap serta menerimanya sebagai suatu hal yang mutlak benar. Sistem nilai disebut

tidak saja merupakan sumber yang menyebabkan berkembangnya integrasi sosial akan

sekaligus juga merupakan unsur yang menstabilisir sistem sosial budaya itu sendiri

(Nasikum 2012: 13-15).

Page 28: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

21

Teori fungsional struktural Suprayoga digunakan untuk mengkaji rumusan masalah

yang ke tiga yaitu Fungsi apa sajakah yang terdapat dalam upacara Ngerebeg di Pura

Puseh DesaBatubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Page 29: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Suatu metode sangat penting dimiliki dalam penelitian, Kata metode secara harfiah

dapat diartikan sebagai cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam sebuah penelitian metode merupakan

langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu

penelitian dan berhasil tidaknya sebuah penelitian (Raharjo, 2012:16). Metode berasal dari

bahasa Yunani yaitu methodos berarti suatu jalan atau cara yang harus ditempuh, karena

keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh metode yang digunakan. Metode adalah suatu

cabang ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan yaitu meliputi kegiatan-

kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisa sampai menyusun laporan

berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah (Narbuko, 2003:03). Berdasarkan

uraian diatas dapat dipahami bahwa metode penelitian merupakan cara untuk mengadakan

penelitian sehingga kebenaran dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis dan pendekatan penelitian yang akan digunakan oleh peneliti merupakan faktor

yang terpenting demi keberhasilan dan tidaknya sebuah penelitian. Menurut Moleong (2010:

6) penelitian kualitatif berakar dari latar belakang ilmiah sebagai keutuhan, mengandalkan

manusia sebagai alat penelitian, mengadakan analisis data secara induktif, lebih mementingkan

proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk

Page 30: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

23

memeriksa kebenaran data, dan hasil penelitian disepakati oleh kedua belah pihak peneliti dan

subjek penelitian.

Baswori (2002: 2) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif diharapkan mampu

menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati

dari suatu individu, kelompok masyarakat maupun organisasi tertentu dalam setting konteks

yang dikaji dari sudut pandang yang utuh.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian kualitatif sebelum melakukan

penelitian dengan menggunakan metode yang direncanakan, maka terlebih dahulu diperlukan

adanya penjajakan dan penelitian lapangan. Dengan melakukan penjajakan ke lokasi,

penelitian dapat memiliki gambaran umum tentang geografi, demografi, sejarah, adat istiadat,

agama, pendidikan, kebiasaan-kebiasaan, mata pencaharian serta tokoh-tokoh masyarakat

setempat (Moleong, 2003:88). Berdasarkan pendapat diatas upacara ngerebeg tegolong jenis

penelitian kualitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian ini didahului dengan pengamatan atau observasi. Lokasi

penelitian sebagai sasaran yang digunakan sangat membantu dan menunjang memberikan

informasi yang jelas agar data masalah baru dapat dirumuskan secara tegas. Lokasi penelitian

adalah suatu areal dengan batas yang jelas agar tidak menimbulkan kekaburan dan ketidak

jelasan daerah atau wilayah tertentu. informasi mudah dicari di dalam melakukan

wawancara. Berkait dengan penelitian ini lokasi yang ditetapkan adalah di Pure Puseh, Desa

Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Page 31: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

24

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data adalah bentuk jamak dari daftar. Data merupakan keteranganketerangan tentang

suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau

suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbul, kode dan lain-lain (Hasan, 2002 :82 ).

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang dihubungkan dengan

katagorisasi, karakteristik, berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata (Ridwan, 2004:106).

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif, mengenai

“Upacaran Ngerebeg”. Kualitatif adalah pendekatan yang bersifat menguraikan dengan jelas dan

tidak memberikan ukuran yang berupa angka. Proses pengumpulan data atau informasi dalam

penelitian kualitatif sebenarnya senantiasa membina rangkaian cerita, yang dapat memberi

gambaran sebab akibat atau kasus-kasus dalam fenomena yang diteliti.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila

peneliti menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya, maka sumber data disebut

Responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti yang

diajukan. Sumber data lainnya dalam penelitian kualitatif disebut informan. Jadi sumber data

yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya Data primer juga

disebut data asli. ( Hasan 2002 167 ) dalam penelitian ini yang termasuk dalam data primer adalah

data hasil wawancara dengan subjek penelitian, seperti hasil wawancara dengan jero mangku

Page 32: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

25

tokoh masyarakat di lingkungan Desa Batubulan. Informan-informan merupakan data yang

pokok dalam penelitian kualitatif, mengingat penelitian yang dilakukan ini kemudian

dikumpulkan bersumber dari hasil wawancara dari para informan yang telah ditentukan.

2) Data Sekunder

Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian

sebelunmya (Hasan, 2002:167). Dalam penelitian ini, yang termasuk kedalam data sekunder

adalah buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dalam hal ini data

diperoleh bersumber dari pustaka dan buku-buku yang relevan dengan masalah ini atau dengan

penelitian ini.

3.4 Objek dan Subjek Penelitian

Objek Penelitian adalah seluruh elemen atau anggota dari suatu wilayah yang

menjadi sasaran penelitian, Juliansyah, (2011: 147). Sedangkan menurut Zuriah, (2007:168)

objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data penelitian pada objek, semestinya

menggunakan instrumen, instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data.

Terkadang manusia (peneliti) sebagai instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian,

melakukan pengumpulan data penelitian, menilai kualitas data, dan membuat kesimpulan dari

data-data yang diperoleh, begitu juga dengan hasil penelitian secara menyeluruh. Dalam

penelitian ini objek penelitian adalah upacara Ngerebeg di Pura Puseh, Desa Batubulan.

Subjek Penelitian adalah suatu anggota dari sampel, sebagaimana elemen anggota dari

populasi. Sebelum ditentukan sampel, penelitian harus menetapkan populasi penelitian,

(Juliansyah, 2011:147). Jadi dalam penelitian ini, Sampel yang dimaksud adalah para

informan yang telah ditetapkan oleh peneliti yang dipercaya mampu memberikan informasi

Page 33: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

26

terhadap Objek Penelitian. Adapun Subjek Penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu

Pemangku, Tokoh Masyarakat, yang terkait serta yang dipandang memahami, mengetahui

masalah yang diteliti.

3.5 Penentuan Informan

Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam melakukan penelitian sangat diperlukan

seorang informan, dalam hal ini informan dapat memberikan informasi langsung dan

memudahkan peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang banyak dengan waktu yang

relatif singkat. Informan juga dapat dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, dan

membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya (Moleong, 2000:90).

Menurut Arikunto, (2002:122) informan adalah orang yang memberikan informasi.

Selain itu, informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan-keterangan atau sumber

informasi, oleh karena itu diharapkan informan yang ditetapkan atau yang akan diambil adalah

informan yang paten, sehingga mampu memberikan jawaban yang akurat sesuai dengan

pertanyaan yang disampaikan dalam wawancara.

Menurut Sugiyono, (2013:300) dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang sering

digunakan adalah : 1) purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu, 2) snowball sampling yaitu teknik pengambilan sumber data yang pada

awalnya jumlahnya sedikit namun lama-lama menjadi besar.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebab peneliti memilih sampel

yang mempunyai pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang sedang diteliti. Menurut

Sugiyono, (dalam Kaelan, 2012:78) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

Page 34: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

27

sumber data dengan pertimbangan atau tujuan tertentu. Pertimbangan atau tujuan ini misalnya

orang, informan atau responden tersebut yang dianggap paling tahu dan menguasai tentang apa

yang akan diungkapkan dalam penelitian.

Hal ini dapat dilakukan karena informan-informan yang dijadikan obyek penelitian

memiliki otoritas dan kompetensi untuk memberikan informan data dan keterangan. jadi

dalam penelitian ini penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurnya.

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang penting dalam suatu penelitian, karena tujuan

dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk mengumpulkan data dari sample penelitian

dilakukan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Kalau pengambilan datanya cukup reliable

dan valid maka datanya juga akan cukup reliable dan valid (Muhajir, 2002 165). Teknik

pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode

wawancara , dokumentasi dan metode kepustakaan.

3.6.1 Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data oleh peneliti dengan mencatat

kejadian atau peristiwa melalui pengamatan langsung (Soehardi, 2001:96). Dalam penelitian ini

mempergunakan observasi partisipan. Observasi partisipan adalah teknik pengumpulan data

melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan

serta berada dalam sirkulasi kehidupan objek pengamatan. Dengan mengamati langsung serta

terjun kelapangan, akan dapat memperoleh data akurat.

Page 35: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

28

3.6.2 Wawancara

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh

dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2010: 135). Wawancara merupakan bentuk

komunikasi verbal atau dengan melakukan percakapan antara dua orang atau bahkan lebih.

Manfaat wawancara dalam melakukan penelitian ini untuk mengungkapkan kenyataan hidup,

apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tentang berbagai aspek hidup (Nasution.

2002:144). Wawancara adalah percakapan langsung antara pewawancara dengan yang

diwawancarai. Wawancara sebagai metode untuk mendapatkan data, keterangan-keterangan,

pendirian tentang pokok masalah sehingga hasil yang didapatkan mencangkup keseluruhan.

Sedangkan wawancara mendalam dilakukan terhadap orang-orang yang dianggap tahu dan

menguasai permasalahan yang hendak diteliti.

Melalui wawancara peneliti memasuki alam pikiran orang lain, sehingga dapat

memperoleh gambaran tentang objek masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini wawancara

berfungsi sebagai deskriptip dan juga berfungsi sebagai eksploratif. Mewawancarai

bukanlah hal yang mudah, hal ini pewawancara harus dapat menciptakan suasana santai

yang kondusif dan serius. Artinya bahwa wawancara dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh, tidak main-main tetapi juga tidak kaku. Menjaga suasana yang kondusif penting untuk

dijaga agar respondent mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara

jujur (Riduwan, 2000: 133). Dalam Penelitian yang dilakukan akan mengunakan teknik

wawancara tak berstruktur. Adapun yang akan diwawancarai adalah, pemangku, tokoh

Page 36: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

29

masyarakat, tukang banten dan masyarakat.

3.6.3 Studi Dokumentasi

Sugiyono (2012: 240) mendefinisikan dokumen sebagai catatan sejarah yang sudah

berlalu. Dokumentasi dapat berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,

biografi, peraturan, serta kebijakan. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data

yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. (Iqbal,

2002:87) Dokumen yang digunakan dapat berupa variabel yang berupa catatan atau traskrip,

buku surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan lain sebagainya

Menurut Bungin (2001:153) menjelaskan bahwa kumpulan data disebut dokumen

dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto, mikro film, disk, cd room hardisk dan

sebagainya. Berdasarkan penelitian ini metode dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada

saat melakukan penelitian. Adapun foto yang diambil dalam penelitian ini adalah pada saat

prosesi upacara Ngerebeg.

3.6.4 Studi Kepustakaan

Metode kepustakaan adalah metode yang dipergunakan untuk memperoleh data yang

dilakukan dengan jalan mengumpulkan segala macam data serta mengadakan pencatatan secara

sistematis (Nawawi, 1993: 133). Berdasarkan penelitian ini, studi kepustakaan diperoleh

dengan cara membaca buku, lontar, Skripsi, dan tulisan yang berkaitan dengan upacara

ngerebeg yang sedang diteliti.

3.7 Metode Analisis Data

Baswori (2002: 56) juga menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

Page 37: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

30

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Riduwan (2004:106) menyatakan teknik pengolahan data merupakan suatu kegiatan

yang terpenting dalam Prosedur kegiatan penelitian. Kekeliruan dalam mengambil analisis dan

penghitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi maupun interprestasi. Hal ini

perlu dikaji secara mendalam hal-hal yang menyangkut pengolahan data, supaya bisa

memilih dan menentukan secara tepat (accuracy) dalam pengolahan data.

Menurut Patton dalam (Moleong, 2002:103), mengatakan bahwa analisis data adalah

prosedur pengaturan urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, ketegori dan

suatu uraian dasar. Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul nantinya diseleksi,

diklarifikasi, dikomparasi dan dianalisis untuk memperoleh keaslian data. Berdasarkan

pengamatan awal bahwa ada beberapa data yang dapat dipakai untuk membantu dan menunjang

guna memberikan informasi yang jelas dalam penyajian hasil.

Page 38: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

31

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Baswori, Hadjar. 2002. Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Grilia Indonesia.

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Iqbal, Hasan. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT.Gramedia.

Koentjaraningrat. 2010. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moelong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mas Putra. 1982. Panca Yajña. Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi.

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta : Gadjah Mada University

Press.

Nasikum. 2012. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Pals, Daniel L. 2001. Seven Theories Of Religion. Jogyakarta: Qalam.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung : Alfa Beta.

Sanjaya, Putu. 2010. Acara Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suprayoga, Iman dan Tabroni. 2001. Metodologi Penelitian Agama. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan. 2006. Kamus Besar Pustaka.

Tim Penyusun, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Umum.

Wiana, I Ketut. 2004. Arti dan Fungsi Sarana Persembahyangan. Surabaya: Paramita.

Wijayananda, Ida Pandita Mpu, 2004. Makna Filsafat Upakara dan Upacara. Surabaya:

Paramita.

Page 39: USULAN PENELITIAN UPACARA NGEREBEG DI PURA …sim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-101701120103-73.pdf · Ngerebeg ini sangat unik bagaimana sesuunan atau bisa juga disebut

32

Wojowasisto. 1977. Kamus Jawa Kuno Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Zuriah, Nurul. 2007. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.