Upaya Peningkatan Kia Dan Kb II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lqlq

Citation preview

BAB II

ANALISA SITUASI UPAYA PUSKESMASA. HASIL PENGAMATAN PERORANGAN

2.1 Analisa Situasi Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak Dan Keluarga

Berencanaa. Tujuan Upaya KIA dan KBUpaya kesehatan ibu dan anak (KIA) serta keluarga berencana (KB) merupakan program yang sangat penting untuk mewujudkan Indonesia sehat yaitu dengan menurunnya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Tujuan upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus upaya KIA dan KB adalah :

a) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga.b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga.c) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.

d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan balita.e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.b. Program dan Kegiatan pada Upaya Peningkatan KIA dan KBProgram upaya KIA dan KB yang dilakukan dan dilaporkan oleh UPTD Puskesmas Bihbul tahun 2013 periode Januari hingga September

1. Pembinaan kesehatan ibu:

a) Pemeriksaan kunjungan ibu hamil (K1, K4)

b) Persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES)c) Pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF 3)d) Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakate) Penanganan komplikasi kebidanan

2. Pembinaan kesehatan anak:

a) Pelayanan Neonatus Pertama (KN 1)b) Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari (KN Lengkap)c) Penanganan Komplikasi Neonatusd) Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi)

e) Pelayanan Anak Balita 12-59 bulan (Kunjungan Balita)

f) Pelayanan Balita Sakit (MTBS)

3. Keluarga Berencana:

a) Pelayanan akseptor KB aktif.c. Sasaran, Target dan Hasil/Cakupan Upaya KIA dan KBBerdasarkan dari Rekapitulasi Laporan PWS KIA Puskesmas Rancamanyar periode Januari hingga Desember tahun 2013

Tabel 2.1 Sasaran, Target dan Hasil/Cakupan Upaya Peningkatan KIA dan KBNoProgram/kegiatanSasaranTargetHasilTercapai KesenjanganMasalah

(%)(%)(%)

A.Pembinaan kesehatan ibu

Pemeriksaan kunjungan ibu hamil K19639794097.60.6Tidak

Pemeriksaan kunjungan ibu hamil K49639289092.40.4Tidak

Persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES)8828779389.92.9Tidak

Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh Masyarakat1739015690.10.1Tidak

Penanganan komplikasi kebidanan1739016293.63.6Tidak

Pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF 3)8828581392.27.2Tidak

B. Pembinaan Kesehatan Anak

Pelayanan Neonatus Pertama8788575085.40.4Tidak

Pelayanan Kesehatan Neonatus 0 - 28 hari8788582093.48.4Tidak

Penanganan Komplikasi Neonatus1809016591.71.7Tidak

Pelayanan Kesehatan Bayi 29 hari-12 bulan (Kunjungan Bayi)8788778689.52.5Tidak

Pelayanan Anak Balita 12-59 bulan (Kunjungan Balita)5.12390495296.76.7Tidak

Pelayanan Balita Sakit (MTBS)5.12390506998.98.9Tidak

C. Keluarga Berencana

Akseptor peserta KB aktif13.4238110.63179.2-1.8Ya

Sumber : Laporan Rekapitulasi Tahunan KIA dan KB Puskesmas Rancamanyar Tahun 2013

d. Penyelenggaraan Sistem Informasi Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencanaa) Perangkat

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia dalam upaya KIA dan KB di UPTD Puskesmas Bihbul ada 6 bidan, terdiri dari tiga bidan desa dan tiga bidan fungsional puskesmas yang merangkap menjadi koordinator program di puskesmas. Tiga bidan desa dan tiga bidan puskesmas membantu dalam melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan kegiatan dan kasus KIA dan KB yang ditemukan.

2. Alat dan Perlengkapan

Alat yang digunakan pada kegiatan pencatatan dan pelaporan upaya KIA dan KB adalah berupa formulir persalinan, buku kesehatan ibu dan anak, laporan kohort ibu dan anak, laporan kunjungan ibu dan balita dan laporan KB.b) Prosedur

1. Cara/Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan sistem pencatatan laporan didapatkan dari berbagai sumber yang nantinya akan dicatat oleh pemegang upaya di buku kohort ibu dan anak.2. Alur

Data diperoleh dari laporan keterpaduan bidan desa bulanan ( lalu dilakukan perekapan oleh bidan puskesmas ( lalu ditulis di buku laporan kohort ibu dan anak ( kemudian dibuat laporan rekapitulasi.3. Waktu

Data dari laporan keterpaduan bidan desa bulanan akan dilaporkan setiap bulannya kepada bidan Puskesmas dan dari semua data yang sudah dilaporkan akan direkap dalam bentuk laporan rekapitulasi bulanan. c) Analisa Situasi Upaya KIA KBAnalisis situasi upaya KIA KB di Puskesmas Rancamanyar Kabupaten Bandung dapat dilihat dengan menggunakan metode SWOT, yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat), dapat dilihat di lampiran 3.

Berdasarkan unsur kekuatan (strength), untuk jumlah SDM sudah memadai, dengan 3 bidan desa dan 3 bidan puskesmas yang merangkap menjadi koordinator program. Sistem pelaporan sudah baik dengan melaporkan secara berkala setiap bulan dari laporan keterpaduan bidan desa dan bidan swasta kepada bidan puskesmas yang akan dicatat dalam buku pelaporan bulanan. Puskesmas Rancamanyar sudah memiliki ruangan pelayanan KIA KB tersendiri.

Berdasarkan unsur kelemahan (weakness), Puskesmas Rancamanyar memiliki wilayah kerja dengan jumlah penduduk yang banyak dan mayoritas memiliki pendidikan yang rendah, terutama di Desa Rancamanyar. Kesadaran masyarakat juga akan kesehatan ibu anak cenderung rendah, terutama pasca persalinan. Terbukti dari masih tingginya kepercayaan masyarakat sekitar dengan paraji.

Berdasarkan unsur kesempatan (opportunity), Puskesmas Rancamanyar dilewati transportasi massal sehingga masyarakat mudah untuk mengunjungi puskesmas ini dan kerjasama dengan pihak desa juga baik dan tidak dipersulit.Tabel. 2.2 Tabel Analisis SWOT

StrengthWeakness

Jumlah tenaga medis cukup

Jumlah bidan desa cukup

Jumlah bidan swasta banyak

Jumlah pemegang program lebih dari cukup.

Memiliki ruangan KIA KB

Jadwal kegiatan sudah teratur

Sistem pelaporan kegiatan sudah teratur tiap bulan

Jumlah penduduk banyak

Jumlah penduduk dengan pendidikan rendah banyak

Pelaksanaan kegiatan aktif menggunakan transportasi sendiri

Kesadaran masyarakat akan persalinan dengan bidan masih kurang

Kemitraan bidan paraji masih belum terlaksana dengan baik

Jarang dilakukan penyuluhan kepada masyarakat

OpportunityThreat

Dilewati transportasi massal

Kerjasama dengan kepala desa berjalan dengan baik

Lokasi puskesmas rawan banjir

Budaya masyarakat menjadi penghambat penerapan kegiatan persalinan

Tingkat sosial ekonomi masyarakat kurang sehingga penerapan kegiatan KIA terhambat

e. Identifikasi Masalah pada Upaya Peningkatan KIA dan KBUpaya KIA dan KB yang dilakukan dan dilaporkan oleh UPF Puskesmas Rancamanyar tahun 2013 periode Januari hingga Desember memiliki 3 program utama, yaitu pembinaan kesehatan ibu, pembinaan kesehatan anak dan keluarga berencana. Dari lampiran 4 dapat disimpulkan bahwa dari 3 program tersebut terdapat 2 kegiatan yang tidak mencapai target, yaitu pelayanan akseptor KB aktif yang memiliki kesenjangan hingga 1.8% dan kegiatan persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES). Khusus untuk kegiatan LINAKES ini hanya di Desa Rancamanyar saja belum mencapai target dengan kesenjangan 1.9%.Tabel 2.3 Identifikasi Permasalahan Upaya Peningkatan KIA dan KBNoPermasalahan

AKurangnya Cakupan Peserta KB Aktif

BKurangnya Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (LINAKES)

Prioritas masalah di upaya KIA KB ini ditentukan dengan penghitungan matriks pada dua kegiatan yang tidak mencapai target tersebut. Dari lampiran 3 didapatkan bahwa kurangnya persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES) merupakan prioritas masalah pada upaya KIA KB ini.f. Penetapan Prioritas Masalah Pada Upaya Peningkatan KIA Dan KBTabel 2.4 Penetapan Prioritas Masalah Upaya Peningkatan KIA dan KBDaftar MasalahITRTotal

IxTxR

PSRIDUSBPBPC

A21211222244

B443223223120

Keterangan:P= Prevalence, besarnya masalah yang timbul

S= Severity, akibat yang ditimbulkan oleh masalah

RI= Rate of Increase, kenaikan besarnya masalah

DU= Degree of Unmeet Need, derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi

SB= Social Benefit, keuntungan sosial karena selesainya masalah

PB= Public Concern, rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

PC= Political climate, suasana politik yang berkaitan

T= Technical feasibility, kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah

R= Resources availability, sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah

1 = sangat tidak penting

2 = tidak penting

3 = cukup

4 = penting

5 = sangat pentingSetelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria matriks didapatkan nilai prioritas terbesar adalah B yaitu kurangnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.g. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Prioritas Masalah Pada Upaya Peningkatan KIA dan KB

Kemungkinan penyebab utama dari masalah tersebut ditetntukan dengan metode pohon masalah. Dari pohon masalah dapat disimpulkan bahwa kemungkinan penyebab utama dari masalah kurangnya cakupan kegiatan persalinan ada tiga faktor, yakni masih adanya paraji di sekitar Desa Rancamanyar yang melakukan persalinan tanpa dengan bantuan bidan, biaya jasa paraji lebih murah dibandingkan dengan jasa bidan dan faktor kebiasaan / budaya warga setempat untuk melakukan persalinan dengan paraji. Lalu dilakukan penghitungan matriks untuk ditemukan penyebab utama dari prioritas masalah. Tabel 2.5 Kemungkinan Penyebab Prioritas Masalah Upaya Peningkatan KIA dan KBPrioritas MasalahKemungkinan Penyebab

Kurangnya Cakupan Persalinan Oleh Tenaga KesehatanA. Kebiasaan warga setempat untuk melakukan persalinan ditolong oleh paraji karena kuragnya kualitas SDM masyarakat.B. Biaya jasa paraji lebih murah dibandingkan dengan harga jasa bidan.C. Banyak paraji yang melakukan persalinan sendiri tanpa dengan bantuan bidan.

h. Penetapan Penyebab Utama dari Prioritas Masalah Upaya Peningkatan KIA dan KB

Tabel 2.6 Penetapan Penyebab Utama dari Prioritas Masalah Upaya Peningkatan KIA dan KB

Daftar Penyebab(I)TRTotalPeringkat

IxTxR

PSRIDUSBPBPC

A4443333231441

BC232233222

2222

21

25375963

2

Keterangan:

P= Prevalence, besarnya masalah yang timbul

S= Severity, akibat yang ditimbulkan oleh masalah

RI= Rate of Increase, kenaikan besarnya masalah

DU= Degree of Unmeet Need, derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi

SB= Social Benefit, keuntungan sosial karena selesainya masalah

PB= Public Concern, rasa prihatin masyarakat terhadap masalah

PC= Political climate, suasana politik yang berkaitan

T=Technical feasibility, kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah

R= Resources availability, sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah

1= sangat tidak penting

2= tidak penting

3= cukup

4= penting

5= sangat pentingDari tabel matriks diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab utama dari prioritas masalah adalah faktor kebiasaan / budaya warga setempat untuk melakukan persalinan dengan paraji.