Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA JEPANG DALAM PENDAYAGUNAAN
KULINER TRADISIONAL (WASHOKU) SEBAGAI
INSTRUMEN DIPLOMASI BUDAYA DI INDONESIA
(PERIODE 2013-2018)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Aliffiyan Fajar Nurasdi
1113113000057
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019 M
iv
ABSTRAK
Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis langkah-langkah yang
dilakukan oleh Jepang dalam pendayagunaan kuliner tradisional. Masalah
penelitian dalam skripsi ini yaitu jumlah nilai ekspor Jepang dibidang makanan
yang relatif kecil, padahal jika kita melihat banyaknya pecinta budaya Jepang di
Indonesia mestinya membuat pasar washoku cukup besar di Indonesia. Metode
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Hal ini dilakukan
melalui studi pustaka dari berbagai sumber data sekunder. Skripsi ini
menggunakan tiga konsep, yaitu Konsep Diplomasi Publik, Konsep Diplomasi
Kebudayaan, serta Konsep Soft Power. Melalui bantuan dari tiga konsep tersebut,
ditemukan dua langkah utama yang dilakukan oleh Jepang. Langkah pertama
yaitu dengan mengadakan ekshibisi seperti festival, kedua yaitu penyebaran
melalui seni gambar seperti manga dan anime. Kesimpulan utama dari penulisan
skripsi ini yaitu upaya yang dilakukan oleh Jepang melalui washoku ditujukan
untuk memperjuangkan kepentingan nasional seperti promosi negara dan
tercapainya target nilai ekspor Jepang di manca negara. Selain itu untuk
mempengaruhi opini masyarakat global bahwasanya Jepang merupakan negara
yang cinta damai, dan memiliki budaya yang menarik, baik budaya modern
maupun tradisional, sekaligus mengakui Jepang sebagai negara yang memiliki
budaya kuliner yang cukup unik
Kata kunci : Jepang, washoku, diplomasi kebudayaan ,Festival, manga dan
anime
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrrahim, segala puji dan syukur selalu penulis ucapkan
kepada Allah SWT atas segala rahmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi
Muhammad SAW
Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis telah melibatkan beberapa pihak yang
sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa
terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Keluarga penulis, Ayah Jeffri Noor B. dan Ibu T.N.A. Setyani serta adik
Nadhila Oktafiani yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan,
cinta, nasehat kepada penulis, hingga skripsi ini dapat terselesaikan,
2. Bapak Irfan R. Hutagalung, LL.M
selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dalam penyusunan
skripsi ini dari awal hingga selesai.
3. Bapak Ahmad Alfajri, M.A, selaku Ketua Program Studi Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan
skripsi
4. Dosen-dosen Hubungan Internasional UIN Jakarta. Terima kasih atas
segala ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan,
5. Seluruh sahabat penulis, Zuldan, Sandy, Irna, Lambang, Daus Eges,
Rachmi, dan lain-lain.
vi
6. Serta Teman – teman Universitas, HI – B, Bagolh, Fitrah, Faizal, Daus,
Dewo, Revy, Marcello, Auzan, Zhafir, Ghalib, Omi dan Yusi.
7. Sahabat-sahabat lainnya dan teman-teman HI UIN Jakarta angkatan 2013
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah
memberikan energi positif kepada penulis selama masa perkuliahan.
Penulis berharap segala dukungan dan bantuan ini mendapatkan balasan dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kritik
dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
setiap pembacanya dan bagi perkembangan studi Hubungan Internasional
Jakarta, 27 April 2019
Aliffiyan Fajar Nurasdi
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ....................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ..................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Penelitian ........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6
E. Kerangka Konseptual ....................................................................... 11
1. Diplomasi Publik ......................................................................... 11
2. Diplomasi Kebudayaan ............................................................... 12
3. Soft Power ................................................................................... 13
F. Metode Penelitian.............................................................................. 14
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 15
BAB II DIPLOMASI BUDAYA DALAM DIPLOMASI JEPANG DI
INDONESIA
A. Diplomasi Budaya Jepang era Awal ....................................................... 17
B. Diplomasi Budaya era Modern ............................................................... 22
BAB III KULINER TRADISIONAL DAN PENDAYAGUNAANNYA
A. Gambaran Umum Kuliner Jepang
A.1. Perkembangan Kuliner Jepang Hingga Tahun 2012 ....................... 29
viii
A.2. Daya Tarik dan Tantangan Makanan Jepang .................................. 33
B. Gambaran Umum Konsep Washoku
B.1 Filosofi Konsep dan Logo Washoku ................................................ 37
B.2. Aktor Dalam Washoku .................................................................... 40
B.3. Target dan Strategi Pemasaran Washoku ........................................ 42
B.4. Kontribusi Washoku Terhadap Jepang ............................................ 44
BAB IV Upaya Jepang Dalam Pendayagunaan Kuliner Tradisional
(Washoku) di Indonesia
A. Perwakilan Jepang Mengadakan Festival di Indonesia ........................... 49
B. Melalui Anime dan Manga ...................................................................... 58
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xi
ix
DAFTAR TABEL
Tabel III.A.1. Perbedaan Miso ............................................................................34
Tabel III.B.1 Nilai Ekspor Jepang di Bidang Agrikultur ...................................45
Tabel III.B.2 Persentase Peningkatan Restoran Jepang di Luar Negeri .............46
Tabel IV.B.1. Nilai Ekspor Jepang ke Indonesia di Bidang Makanan ...............66
x
Daftar Singkatan
MAFF Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
JETRO Japan External Trade Organization
TJF The Japan Foundation
UNESCO The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Salah satu bentuk diplomasi publik yang menjadi instrumen dalam diplomasi
kebudayaan adalah kuliner. Diplomasi kebudayaan dipakai karena melalui budaya
terjadinya pertukaran ide, gagasan, nilai, dan informasi lebih mudah diterima.
Cakupan diplomasi budaya juga sangat luas meliputi bidang seni, olahraga,
pendidikan dan sains. Sedangkan instrumen kuliner dipakai karena semua
makhluk hidup butuh makan. Dan dari cita rasa lidah yang khas akan lahir cinta.
Dengan cinta segala diplomasi pun menjadi mudah
Dalam praktik diplomasi telah muncul teknik berdiplomasi baru yang dikenal
dengan istilah gastrodiplomasi, dalam arti lain adalah diplomasi melalui makanan.
Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh Paul Rockower, seorang gastronom1.
Rockower menyatakan bahwa gastrodiplomasi merupakan “the best way to win
hearts and mind is through the stomach”2. Menurut Rockower, penggunaan
gastrodiplomasi secara formal bisa menjadi program resmi pemerintah yang
digunakan untuk mengenalkan makanan khas negara sebagai tujuan dari
diplomasi suatu negara3.
1 Gastronom adalah sebutan untuk orang yang mempelajari ilmu studi gastronomi. Gastronomi
adalah studi mengenai hubungan antara budaya dan makanan yang mempelajari berbagai
komponen budaya dengan makanan sebagai pusatnya 2 Paul S. Rockower, Projecting Taiwan : Taiwan‟s Public Diplomacy Outreach 47, (Taiwan,
Taipei, Institute of International Relations, National Chengchi University, Maret 2011), hal.
107-152. 3 Paul S. Rockower : Mary Jo. A Pham, “Food as Communication: A Case Study of South Korea
Gastrodiplomacy“, (Washington,D.C, American University, 2013), hal. 4.
2
Gastrodiplomasi dapat digunakan oleh negara untuk menciptakan pengertian
lintas budaya dengan harapan dapat meningkatkan interaksi dengan publik atau
masyarakat yang menjadi target. Hal ini karena makanan adalah bagian vital bagi
kehidupan masyarakat dalam kaitannya sebagai kelompok manusia. Makanan
mewakili sebuah sejarah, tradisi, dan budaya dalam suatu masyarakat.Soft power
yang berbentuk gastrodiplomasi dijadikan sebagai alat untuk mempromosikan
budaya suatu negara .Gastrodiplomasi juga sebagai sarana yang ampuh dalam
komunikasi nonverbal.
Jepang memulai program kuliner "Shoku-bunka kenkyū suishin kondankai"
pada tahun 2005. Mereka (Shoku-Bunkya) adalah sebuah Komite yang secara
khusus untuk meneliti budaya kuliner yang bertujuan untuk mempromosikan
makanan sebagai bagian dari produk budaya Jepang. Nantinya kelanjutan dari
komite ini menghasilkan kampanye melalui kuliner tradisional (washoku).
Washoku merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh Jepang
dan kemudian dipantenkan pada tahun 2013 oleh UNESCO sebagai salah satu
warisan budaya takbenda dan diatur oleh pemerintah Jepang di bawah
Departemen Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang.4
Washoku sendiri secara sederhana adalah istilah dari berbagai jenis makanan
tradisional Jepang. Berkat program tersebut, saat ini Sushi menjadi salah satu
makanan yang populer di dunia. Berdasarkan Facebook Poll yang dilakukan oleh
4 Osamu, Nobuko Mizutani . 2014“Washoku added to UNESCO heritage list”.
https://www.japantimes.co.jp/life/2014/01/12/language/washoku-added-to-unesco-heritage-
list/#.WqZSjG3FLIU diakses pada 11 Maret 2018
3
CNN tahun 2015 tentang destinasi kuliner favorit para pelancong, masakan
Jepang berada pada posisi ke-5 dengan jumlah voters sebanyak 453 orang5.
“ Washoku” menjadi langkah pemerintah jepang dalam upaya
meningkatkan promosi akan makanan Jepang ke dunia internasional tidak
terkecuali ke Indonesia . Selain itu, adanya nation branding juga merupakan salah
satu faktor keberhasilan dalam upaya peningkatan pariwisata. Jepang cukup serius
dengan kampanye “washoku” nya, tak main-main, Jepang menargetkan pada
2020 nanti nilai ekspor di bidang agrikultur, kelautan, dan perikanan mencapai
angka 1 Triliun Yen dengan berbagai macam strateginya.
Salah satu aktor yang turut membantu mempopulerkan makanan Jepang
adalah Japanese Restauran Organization. JRO merupakan organisasi non-profit
yang berusaha untuk menyebarkan kuliner Jepang ke seluruh dunia. Walaupun
organisasi ini private sector, organisasi ini tetap menggunakan kampanye
Washoku sebagai pedoman mereka.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Departemen Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan Jepang pada bulan Juli 2015, ternyata jumlah
restoran Jepang di luar negeri saat ini ada sekitar 89.000. Padahal pada tahun 2006
masih berjumlah 24.000 toko dan tahun 2013 berjumlah 55.000 toko. Kenaikan
5 Millen, Karen. 2015. “You voted: World's best food is in..”.
https://edition.cnn.com/travel/article/world-best-food-culinary-journeys/index.html diakses
pada 11 Maret 2018
4
jumlah restoran yang luar biasa pesat.6 Kawasan Oceania tercatat mengalami
pertumbuhan paling signifikan yakni sekitar 160%.
Menurut data yang dikumpulkan, peminat budaya Jepang di Indonesia dapat
dikatakan cukup besar, dibuktikan dengan banyaknya pengunjung pada event-
event yang mengusung tema Jepang. Misalnya saja seperti acara ennichisai atau
little tokyo yang diadakan di kawasan blok-m pada awal Juli 2018, dalam waktu 2
hari event ini berhasil menjaring sebanyak lebih dari 350.000 ribu pengunjung.7
Jumlah pengunjung ini meningkat jika dibandingkan dengan jumah pengunjung di
tahun sebelumnya yang berjumlah 250.000.8
Namun, hal tersebut tidak sebanding dengan besarnya pasar kuliner Jepang
(washoku) di Indonesia. Indonesia berada diurutan ke-enam di ASEAN dalam
besarnya jumlah ekspor Jepang dibidang makanan dan agrikultur.9 Hal ini
menjadi menarik jika kita bandingkan dengan negara –negara ASEAN lainnya,
misalnya seperti Malaysia yang jumlah peminat budaya Jepangnya tidak sebesar
di Indonesia tetapi angka ekspor Jepang di negara ini menjadi angka yang masuk
kedalam urutan 4 terbesar di kawasan ASEAN.
6 Murakami Naohisa. 2016. ” Japanese Restaurants On the Rise Abroad”.
https://www.nippon.com/en/features/h00128/ diakses pada 2 Maret 2018 pukul 09.00 7Wuragil, Zacharias. 2018. “ Dua Hari Festival Ennichisai Sedot Ratusan Ribu Pengunjung”.
https://metro.tempo.co/read/1102692/dua-hari-festival-ennichisai-sedot-ratusan-ribu-
pengunjung diakses pada 10 November 2018 pukul 12.14 8 Sandiputra, Rio. 2017. “250 Ribu Pengunjung Hadiri Festival Ennichisai 2017”.
http://www.beritajakarta.id/read/44743/250_ribu_pengunjung_hadiri_festival_ennichisai_2
017#.XLFwMkgzbIV diakses pada 10 November 2018 pukul 12.20 9 Berdasarkan data yang dikumpulkan dari situs
https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/JPN/Year/LTST/TradeFlow/Export/
Partner/by-country/Product/16-24_FoodProd diakses pada 10 November 2018 pukul 12.45
5
Pada akhirnya dalam melakukan upayanya, pemerintah tentu tidak dapat
melakukannya sendiri. Diperlukan kerjasama dan kolaborasi dengan masyarakat,
pelaku bisnis, dan terutama media untuk dapat meningkatkan promosi makanan
Jepang ke seluruh dunia dan khusunya ke Indonesia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran diatas sebelumnya, Pertanyaan mendasar yang
menjadi acuan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya Jepang dalam
pengembangan kuliner tradisional mereka di Indonesia Periode 2013 -2018?“
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitiannya, penulis akan memaparkan beberapa tujuan:
a) Penelitian ini menjelaskan langkah-langkah yang digunakan Jepang dalam
mempromosikan kuliner tradisional Jepang di Indonesia
b) Penelitian ini juga memberikan penjelasan mengenai gambaran umum
kampanye “ Washoku” terkait target, strategi dan pencapaiannya di
tahun 2018
c) Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana kampanye “ Washoku”
sebagai sebuah branding dalam meningkatkan pengetahuan akan kuliner
Jepang khusunya di Indonesia
Selain itu, beberapa manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
6
a) Dapat menjadi bahan referensi untuk mengetahui apa upaya Jepang untuk
mempromosikan kuliner Jepang, khusunya di Indonesia periode 2013-
2018
D. Tinjauan Pustaka
Jurnal yang berjudul The Foods of the Worlds: Mapping and Comparing
Contemporary Gastrodiplomacy Campaigns oleh Juyan Zhang ini membahas dan
mengkomparasikan gastrodiplomasi yang dilakukan oleh Jepang, Malaysia, Peru,
Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand. Analisis jurnal ini mengungkapkan bahwa
pesan yang disampaikan juga menyangkut tentang mistisme, eksotisme, hal
natural, dan kesehatan. Jurnal ini mengatakan bahwa penggunaan makanan
sebagai diplomasi publik kian meningkat. Sakamoto dan Allen pada tahun 2011
melaporkan bahwa Jepang sudah melakukan hal ini sejak 2005. Hal yang
dilakukan Jepang adalah membuat organinasi non-profit untuk mempromosikan
restauran Jepang di luar negeri. Promosi ini juga termasuk menggunakan bahan-
bahan dan cara masak yang otentik.
Sudah jelas bahwa gastrodiplomasi menjadi daya tarik bagi para
cendekiawan. Simbol dan slogan menjadi salah satu cara dalam usaha branding.
Misalnya di Thailand, logo mereka adalah “ Kitchen of The World” dengan logo
tiga kelopak bunga berwarna putih. Lain pula di Taiwan. Slogan mereka adalah
“Food Culture in Taiwan” namun dalam beberapa waktu, slogan mereka juga
dikenal dengan sebutan ”Gourmet Taiwan”. Logo yang Taiwan miliki adalah
7
aksara China dengan siluet Pulau Taiwan berwarna merah. Jepang tidak memiliki
slogan formal, namun mereka sering menyebutkan “Striving for Japanese
restaurants that are loved around the world”, dengan logonya berupa lingkaran
putih di dalam lingkaran merah, sepasang sumpit, dan bunga sakura di tengah
piring.
Akhirnya, negara semakin inovatif dalam mempromosikan makanan
mereka.Namun, pada saat yang sama, masalah yang berhubungan dengan
makanan juga muncul di tingkat global, yang menimbulkan tantangan untuk
gastrodiplomacy. Isu termasuk keamanan pangan, pemalsuan makanan, makanan
dan perlindungan lingkungan, makanan dan proteksionisme perdagangan, dan
persaingan warisan budaya. Hubungan antar negara dapat dirusak oleh
perselisihan masalah keamanan pangan.
Perbedaan mendasar jurnal tersebut dengan skripsi ini ialah didalam jurnal
tersebut tidak membahas secara spesifik tentang negara Jepang, di dalam jurnal
tersebut hanya menyebutkan sepintas, selain itu di dalan jurnal tersebut tidak
secara lanjut membahas mengenai hasil dari gastrodiplomasi.
Selanjutnya Jurnal yang berjudul Conceptualizing Public Diplomacy Social
Convention Culinary: Engaging Gastro Diplomacy Warfare for Economic
Branding oleh Noor Nirwandy dan Ahmad Azran Awang ini membahas
mengenai apa yang disebut dengan gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi menjadi
salah satu pendekatan yang cukup kuat dalam hubungan luar negeri. Konsep dari
diplomasi publik yang satu ini kuno, akan tetapi terminologi “gastrodiplomasi”
8
masih terbilang baru. Penggunaan makanan sebagai cap sebuah bangsa dapat
menjadi sebuah alat yang spesfik bagi pemerintah dalam strategi diplomasi
kebudayaan.
Pada abad ke-20, Diplomasi Publik dipandang sebagai instrumen berbasis
negara yang digunakan oleh kementerian luar negeri dan instansi pemerintah
lainnya untuk membujuk dan melibatkan publik asing untuk tujuan
mempengaruhi pemerintah mereka. Salah satu cabang dari diplomasi publik
adalah gastrodiplomasi, yang mana soft power dijadikan sebagai alat “perang”.
Gastrodiplomasi juga sebagai sarana yang ampuh dalam komunikasi nonverbal.
Ketika sebuah negara memutuskan untuk mengkombinasikan antara kuliner dan
diplomasi publik, maka hasilnya adalah gastrodiplomasi. Seorang gastronomist
bernama Paul Rockower pada 2011 secara jitu menjelaskan gastrodiplomasi, “
perbuatan yang berhasil merebut hati dan pikiran melalui perut. Gastrodiplomasi
tidak hanya menjadi sarana komunikasi nonverbal, tetapi juga promosi
pertumbuhan ekonomi dan perdagangan.
Persamaannya dengan apa yang akan saya teliti adalah, kami mengangkat
gastrodiplomasi sebagai isu utama kami, tapi yang membedakan adalah saya lebih
menekankan pada strategi yang dilakukan agar gastrodiplomasi berjalan dengan
baik, sedangkan penulis jurnal hanya menjelaskan apa itu gastrodiplomasi.
Selanjutnya literatur yang menjadi rujukan saya adalah jurnal yang berujudul
Japan Postwar Cultural Diplomacy Cultural Diplomacy oleh Kazou Ogura.
Jurnal tersebut berusaha untuk menjelaskan bahwa budaya memiliki peranan yang
9
cukup penting dalam urusan diplomasi Jepang. Kazou melihat adanya 5 periode
waktu dalam proses diplomasi budaya Jepang. Bahwa terdapat adanya 5 periode
waktu tersebut berdasarkan adanya perbedaan dari kondisi yang terjadi saat itu.
Pada periode pertama sekitar 1950-1960, Kazou melihat Jepang perlu untuk
merubah citra mereka pasca perang, dari sebelumnya yang terlihat militeristik
menjadi negara yang damai. Pada periode kedua, yakni tahun 70-an, Jepang
berusaha meningkatkan citra mereka sebagai negara yang memiliki ekonomi yang
terus berkembang. Selanjutnya pada periode ketiga, sekitar tahunm 80-an, Jepang
mulai memasukan budaya sebagai satu dari tiga pilar diplomasi mereka. Pada
periode ke-empat, tahun 90an terjadi krisis finansial Asia yang disaat itu juga
sebetulnya perekonomian Jepang dalam kondisi yang tidak baik, akan tetapi
mereka tetap menyumbang ke negara-negara ASEAN yang pada akhirnya negara-
negara tersebut menjadi mitra bisnis Jepang dikemudian hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Kazou berhubungan dengan penelitian penulis
yang sama-sama mengangkat tema budaya. Akan tetapi Kazou tidak secara
spesifik membahas kuliner tradisional dalam penelitiannya. Hal itulah yang
membuat perbedaan apa yang dibahas Kazou didalam jurnalnya dan skripsi
penulis. Skripsi ini akan secara spesifik membahas kuliner tradisional sebagai alat
diplomasi Jepang.
Selanjutnya Toshiya Nakamura yang berasal dari Nagoya University dengan
jurnalnya yang berjudul Japan’s New Public Diplomacy: Coolness in Foreign
10
Policy Objectives. Konsep diplomasi publik sudah kian melebar. Banyak negara
yang mempunyai defisini sendiri tentang diplomasi publik dan mulai
mempertimbangkannya. Jepang sendiri membuat paradigmanya tentang publik
diplomasi mereka ketika penyebaran pop culture di tahun 2004. Jurnal ini menguji
dokumen-dokumen resmi, pernyataan dari pemimpin partai politik dan
membandingkannya dengan hasil yang dilakukan oleh pemerintah.
Selama bertahun-tahun banyak pembuat kebijakan di suatu negara berusaha
untuk mengubah cara pandang orang-orang terhadap negera mereka. Bangsa
Eropa secara nyata memiliki tradisi yang sudah terbentuk sejak lama dalam
mempromosikan nilai dan budaya mereka. Salah satu contoh adalah “Alliance
Française” yang berdiri di akhir abad ke-19 dalam usaha untuk mempromosikan
budaya dan bahasa Perancis. Selama masa perang dunia ke-2, usaha untuk
menyebarluaskan pemahan ide kebangsaan dan budaya menjadi suatu yang hal
yang perlu dalam usaha propaganda. Karena konsep soft power kian mendunia,
Jepang pun akhirnya mencoba pendekatan ini. Tercatat bahwa mereka pertama
kali melakukan ini pada tahun 2004. Departemen Diplomasi Publik berdiri di
Jepang pada Agustus 2004. Departemen ini sendiri memiliki 2 divisi, yaitu divisi
Perencanan Diplomasi Publik dan Divisi Urusan Kebudayaan. Departemen ini
bertujuan menggabungkan "hubungan masyarakat dan pertukaran budaya dengan
cara yang lebih sistematis, dan menyediakan struktur yang memungkinkan kerja
sama antara sektor publik dan swasta.
Pengujian dokumen resmi, serta pidato dari pemimpin Jepang dan wawancara
dengan para diplomat, mengungkapkan bahwa Jepang telah mengikuti
11
serangkaian jangka panjang dari kebijakan yang ditujukan untuk mengambil peran
utama lainnya di masyarakat internasional. Berdasarkan tujuan tersebut, Jepang,
di bawah Liberal Diplomatic Party (LDP) memulai program diplomasi publik
baru yang memanfaatkan budaya pop yang seperti manga dan anime untuk
menampilkan kualitas yang menarik. Namun, rencana awal Jepang untuk
mendirikan sebuah pusat budaya pop nasional di Tokyo itu ditangguhkan setelah
perubahan rezim dari LDP ke DPJ ( Democratic Party of Japan).
Perbedaan antara jurnal beliau dengan skrisp ini ialah Penelitian saya fokus di
gastrodiplomasi, sedangkan penelitian oleh Toshiya fokus kepada diplomasi
publiknya. Sedangkan persamaan antara jurnal tersebut dan skripsi ini ialah.
Toshiya dan saya menggunakan diplomasi publik sebagai acuan
E. Kerangka Konseptual
Dalam penulisan skripsi ini, akan dianalisis mengenai upaya Jepang dalam
menjalankan diplomasi budayanya melalui kuliner tradisional di Indonesia. Untuk
menganalisa hal tersebut, akan digunakan konsep diplomasi publik, diplomasi
kebudayaan, dan soft power. Ketiga konsep tersebut digunakan untuk membantu
menganalisa topik yang ada di skripsi ini
1. Diplomasi Publik
Diplomasi publik adalah satu dari sekian banyak jenis diplomasi.
Diplomasi jenis ini termasuk kedalam second track diplomacy yaitu dimana
skemanya bukanlah Government to Government. Penjelasannya lainnya,
diplomasi publik adalah usaha untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain
12
di luar negaranya dengan cara positif sehingga mengubah cara pandang orang
tersebut terhadap suatu negara. Berdasarkan semua definisi itu, dapat
dikatakan bahwa diplomasi publik berfungsi untuk mempromosikan
kepentingan nasional melalui pemahaman, menginformasikan, dan
mempengaruhi publik di luar negeri. Karenanya, diplomasi publik merupakan
salah satu instrumen soft power10
.
Diplomasi publik bisa dikatakan memiliki peran yang cukup penting
karena dapat dimanfaatkan oleh Jepang sebagai cara untuk memperluas
pemahaman pola pikir dari masyarakat mancanegara. Diplomasi Publik yang
dilakukan oleh Jepang merupakan langkah yang digunakan untuk
mengembangkan aspek sosial dan budaya dalam membentuk national
branding dengan baik di Indonesia.
2. Diplomasi Kebudayaan
Diplomasi kebudayaan adalah usaha-usaha suatu Negara dalam upaya
memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, termasuk
di dalamnya adalah pemanfaatan bidang-bidang ideologi, teknologi, politik,
ekonomi, militer, sosial, kesenian dan lain-lain dalam percaturan masyarakat
internasional.11
Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun
non pemerintah, individual maupun kolektif, atau setiap warga Negara. Oleh
karena itu, pola hubungan diplomasi kebudayaan antar bangsa dapat terjadi antar
10
Melissen, J. (2006) Public Dipl omacy Between Theory and Practice. In: J. Noya (ed). The
Present and Future of Public Diplomacy: A European Perspective . (California: Rand
Corporation 11
Tulus Warsito dan Wahyuni Kartikasari, Diplomasi Kebudayaan Konsep dan Relevansi Bagi
Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia, Ombak, Yogyakarta, 2007, hal. 31
13
siapa saja sebagai aktornya, dimana tujuan dan sasaran utama dari diplomasi
kebudayaan adalah mempengaruhi pendapat umum baik pada level nasional
maupun internasional. Materi atau isi diplomasi kebudayaan adalah segala hal
yang secara makro maupun mikro dianggap sebagai pendayagunaan aspek budaya
(dalam politik luar negeri). Suatu Negara dapat menggunakan diplomasi
kebudayaan sebagai media dan sebagai pemberi identitasnya dalam rangka
pencapaian kepentingan nasional yang merupakan tujuan dari pelaksanaan politik
luar negerinya. Dengan hal ini pula maka diplomasi kebudayaan dapat digunakan
sebagai instrument guna mencapai kepentingan nasional.
3. Soft Power
Soft power adalah kemampuan untuk mempengaruhi aktor lain melalui
kerjasama dan persuasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan daripada
melalui paksaan. Instrumen utama dari soft power adalah kebudayaan, ideologi,
institusi, dan segala sesuatu yang diasosiasikan sebagai sumber kekuatan yang
tidak tampak, yang mampu menarik aktor lain untuk memberikan apa yang suatu
negara inginkan. Makna soft power sendiri dapat dilihat dari istilah „soft‟ yang
berarti „lunak‟ atau „halus‟ dan „power‟, yakni suatu kemampuan untuk
melakukan segala sesuatu dan mengontrol pihak lain, untuk membuatnya
melakukan sesuatu yang belum tentu ingin mereka lakukan (“an ability to do
things and control others, to get others to do what they otherwise would not”).12
Sehingga, soft power dapat didefinisikan sebagai sebuah kemampuan suatu negara
12
Joseph S. Nye, Jr. 1990. “The Changing Nature of World Power”. Political Science Quarterly
Vol. 105(2): 177
14
untuk mempengaruhi perilaku negara lain dengan cara persuasif daripada dengan
koersi atau maupun imbalan. Soft power ini bersumber dari kebudayaan, nilai-
nilai yang dianut dan elemen-elemen intangible lainnya yang menjadi daya tarik.
Beberapa bentuk soft power antara lain ialah ideologi, teknologi, pendidikan,
dan kebudayaan. Dengan demikian, dalam mengejar kepentingan nasionalnya
negara tidak pernah bisa bertindak sendirian. Ia membutuhkan aktor-aktor lain
seperti agen-agen swasta, institusi keagamaan dan pendidikan, serta perusahaan
transnasional yang bergerak dalam bisnis perdagangan, komunikasi dan informasi,
seni, dan budaya (interdependence)
F. Metode Penelitian
a). Pendekatan Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam
tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks
tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.13
Peneliti menggunakan metode tersebut karena dengan menggunakan metode
ini akan mendapatkan pemahaman yanhg lebih mendalam mengenai pokok
permasalahan yang ada di dalam penelitian ini.
13
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya:
Usaha Nasional
15
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab pendahuluan ini berisikan mengenai pernyataan masalah, pernyataan
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konseptual,
metode penelitian dan sitematika penulisan.
BAB II Diplomasi Budaya dalam Diplomasi Jepang
Pada bab ini penulis akan menujukkan sejarah diplomasi Jepang, aktor-aktor
yang terlibat serta instrument diplomasi yang berkembang hingga saat ini.
Contoh-contoh diplomasi khusunya dibidang kebudayaan juga penting untuk
dibahas untuk menjelaskan kekuatan instrument budaya dalam hubungan
internasional.
BAB III Kuliner Tradisional dan Pendayagunaannya
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai sejarah dan perkembangan
kuliner tradisonal yang ada di Jepang, atau disebut juga sebagai Washoku. Penulis
juga akan mendeskripsikan siapa saja aktor yang terlibat dalam industri ini, nilai
ekspor, media-media yang digunakan dan posisi kuliner tradisonal Jepang di pasar
internasional. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kuliner tradisonal Jepang di
luar negeri
BAB IV Upaya Jepang dalam Pengembangan Diplomasi Budaya Melalui Kuliner
Tradisonal
16
Pada bab ini, penulis akan mengidentifikasi langkah-langkah baik itu state-
actor maupun non-state actor dalam praktik diplomasi budaya melalui kuliner
tradisional di dunia internasional, bentuk kolaborasi yang dilakukan para aktor,
misalnya seperti apa bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada non-state
actor dalam diplomasi formal Jepang menggunakan kuliner tradisonal.
BAB V Penutup
Bab penutup ini berisikan kesimpulan, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran
17
BAB II
DIPLOMASI BUDAYA dalam DIPLOMASI JEPANG
Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki cultural superpower, salah
satunya adalah gastrodiplomasinya. Namun sebelum membahas kuliner
tradisionalnya sebagai alat diplomasi, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih
dahulu diplomasi budaya apa saja yang telah dilakukan oleh Jepang di Indonesia.
Pada bab ini akan menjelaskan kilas balik atas diplomasi Jepang di era awal
hubungan antara kedua negara hingga era saat ini.yaitu di tahun 2018.
A. Diplomasi Budaya Jepang era Awal
Perang Dunia II memberikan dampak buruk pada citra Jepang di dunia
Internasional terutama di Indonesia. Dengan demikian, Jepang dirasa perlu untuk
mengubah citra mereka yang sebelumnya sangat militeristik, misalnya cara hidup
seorang samurai, atau budaya lama Jepang ketika masih zaman feodalmenjadi
negara yang damai dan penuh cinta. Pertunjukan kesenian Kabuki misalnya
sempat dilarang ketika masa okupansi Amerika Serikat, karena kesenian tersebut
erat kaitannya dengan karakter militer.14
Pada tahap ini juga terjalin hubungan
resmi antara Jepang dan Indonesia setelah perang.Hal ini ditandai dengan
terjalinya hubungan diplomatik melalui perjanjian damai diantara kedua negara
pada 20 Januari 1958.15
14
Ogoura, Kazuo. 2008. “Japan‟s Postwar Cultural Diplomacy”. CAS Working Paper.
https://www.fu-berlin.de/sites/cas/medienordner/CAS-WP/cas-wp_no_1-08.pdf 15
Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. 2008. “ Upacara Pembukaan Tahun Persahabatan
Indonesia-Jepang”. https://www.id.emb-japan.go.jp/nwsltr_id_00.html diakses 1 Desember
pukul 21.15
18
Selanjutnya pada era akhir 60-an hingga awal 70-an, Jepang memasuki tahap
kedua dalam diplomasi budaya mereka. Terdapat penambahan citra yang ingin
dilakukan di tahap ini, terutama pasca Olimpiade Tokyo tahun 1964, jika pada
tahap pertama Jepang berusaha fokus untuk menampilkan citra Jepang sebagai
negara yang cinta damai, pada era ini Jepang berusaha untuk menambahkan citra
sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang terus meningkat.16
Salah satu bukti adanya perkembangan perekonomian Jepang, pada 1 Juli 1961,
disepakati adanya hubungan ekonomi dan bilateral dengan Indonesia melalui
Agreement on Amityrelation and Commerce di Tokyo, yang nantinya akan
mengakibatkan dominasi ekonomi Jepang di Indonesia. Dengan adanya dominasi
oleh Jepang tersebut, gejala anti Jepang pun muncul pada 15 Januari 1974, atau
dikenal juga sebagai Peristiwa Malari. Peristiwa tersebut berujung pada kerusuhan
selama 2 minggu yang membuat 11 orang meninggal, 17 orang mengalami luka
berat dan 120 orang mendapat luka ringan.17
Peristiwa Malari ini menjadi
semacam introspeksi untuk Jepang atas segala kebijakan luar negerinya.Jepang
dirasa perlu untuk mengubah citra mereka jika ingin tetap menjalin kerjasama
dengan negara negara kawasan Asia Tenggara. Niat ini pun dibuktikan dengan
adanya kunjungan Perdana Menteri Fukuda ke Asia Tenggara yang mana pada 18
16
Ogoura, Kazuo. 2008. “Japan‟s Postwar Cultural Diplomacy”. CAS Working Paper 17
Vanri, Keken Fitra. “Harian KAMI dalam Peristiwa Malari
1974”.https://id.scribd.com/doc/46642948/Pers-Dalam-Peristiwa-Malari-1974 diakses pada
Senin 8 Oktober 2018
19
Agustus 1977 keluarlah Doktrin Fukuda yang salah satu poinnya adalah Jepang
akan berusaha meningkatkan hubungan dengan negara-negara ASEAN.18
Sebelumnya pada 1972, Jepang sudah mendirikan the Japan Foundation di
Tokyo sebagai pusat kebudayaan Jepang yang bertugas sebagai pertakaran budaya
khusunya untuk mengubah citra Jepang ke negara jajahannya. Program lembaga
ini pada tahun awal yaitu menginformasikan kepada kantor-kantor yang ada diluar
negeri untuk melakukan pertukaran budaya, lalu kantor pusat akan memberikan
sejumlah dana ke kantor-kantor cabang agar digunakan dengan baik untuk
menjalankan aktivitas-aktivas yang akan dilakukan seperti ekesebisi, pameran,
ataupun seminar.19
The Japan Foundation Indonesia didirkan pada Oktober 1979
yang bertujuan untuk mengubahcara pandang masyarakat Indonesia terhadap
Jepang yang awalnya berasal dari pertukaran mahasiswa .Jepang pada era ini
dapat dikatakan sudah mulai menggunakan diplomasi kebudayaannya secara
efektif.
Jepang memasuki tahap selanjutnya pada 1980-an. Jepang semakin matang
perekonomiannya, terlihat bahwa Jepang pada era ini menjadi penyumbang dana
bantuan terbesar sampai dengan akhir 90an.20
Pada era ini Jepang juga
menjadikan budaya sebagai salah satu dari 3 pilar diplomasi Jepang.21
Hal ini
sesuai dengan mandat Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone, yakni Kokusaika agar
18
Koga, Kei. 2017. “Transcending the Fukuda Doctrine: Japan, ASEAN, and the Future of
Regional Order. 19
The Japan Foundation.Annual Report
2002.https://www.jpf.go.jp/e/about/result/ar/2002/pdf/ar2002.pdf diakses pada 14 Oktober
2018 20
Edstorm, Berd. 2011. “Japan‟s Foreign Policy in Transition: The Way Forward for Japan as an
International Actor In a World in Flux”. 21
Ogoura, Kazuo. 2008. “Japan‟s Postwar Cultural Diplomacy”. CAS Working Paper
20
kedepannya Jepang dapat lebih dikenal serta lebih berperan di komunitas
internasional.22
Kokusaika sendiri secara harfiah bermakna
internasionalisasi.Kokusaika secara konsep bisa dikatakan merupakan lanjutan
dari sebuah ide masyarakat Jepang yang memiliki nasionalisme yang
modern.Walaupun Kokusaika dianggap memiliki progress yang lambat, tapi salah
satu hasilnya adalah semakin berkembangnya Bahasa Jepang di luar negeri.Selain
itu, mahasiswa asing yang menempuh studi di berbagai universitas Jepang juga
semakin bertambah.23
Beberapa tahun setelahnya, Perdana Menteri Takeshita memiliki inisasi untuk
mempromosikan budaya Jepang di kawasan Asia Timur.Pada 1988, kabinetnya
menyetujui untuk melakukan ekspor acara televisi ke berbagai negara
Asia.24
Walaupun demikian, pemerintah Jepang juga tetap berhati hati dalam
promosi budayanya, hal ini disebabkan karena periode pasca perang, karena
adanya rasa trauma.Hal ini dirasa menggunakan legitimasi budaya sebagai alat
politik masih menjadi kekuatan yang lemah.
Pada era 1990-an, Jepang mencapai tahap baru dalam diplomasi budayanya
yang agak berlawanan dengan periode sebelumnya. Hal ini disebabkan Jepang
sebagai negara yang akan menghadapi globalisasi tapi disaat yang bersamaan,
perekomoian mereka berjalan lambat dan mengalami defisit yang membuat
Jepang mesti untuk mencari arah yang baru dalam diplomasi mereka.Pemerintah
22
Otzmasgin, Nissim. 2012. “Geopolitics and Soft Power: Japan‟s Cultural Policy and Cultural
Diplomacy in Asia”. Asia-Pacific Review, Vol. 19, No. 1 23
Goodman, Roger. 2007. “The Concept of Kokusaika and Japanese Educational Reform”.
Globalisation, Societies and Education. Vol 5 No 1 24
Otzmasgin, Nissim. 2012. “Geopolitics and Soft Power: Japan‟s Cultural Policy and Cultural
Diplomacy in Asia”. Asia-Pacific Review, Vol. 19, No. 1
21
Jepang menjadi kurang aktif dalam promosi ekonomi mereka kepada negara-
negara berkembang.Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Amerika Serikat
untuk mengungguli perekonomian Jepang.
Perekonomian Jepang memang menurun pada 1990an, tercatat pada periode
1991-2000, tingkat pertumbuhan perkapita Jepang hanya sebesar 0,5%, tidak
seperti Amerika Serikat yang saat itu mengalami kenaikan sebesar 2,6%, 25
kendati demikian Jepang tidak menyerah begitu saja. Hal ini terbukti ketika terjadi
krisis finansial yang terjadi di Asia pada 1997, Jepang turut menyumbangkan
sejumlah dana kepada negara-negara ASEAN. Walaupun hal tersebut membuat
perekomonian Jepang semakin menurun pada tahun 1998, tetapi karena bantuan
tersebut, negara-negara di kawasan Asia Tenggara banyak yang menjalin
kerjasama ekonomi dengan Jepang dan membuat perekonomian Jepang kembali
menguat pada era 2000an.26
Budaya pop menjadi salah satu strategi Jepang dalam melaksanakan
diplomasi mereka selain memanfaatkan pula budaya tradisional mereka. Akhirnya
komik Jepang ( manga ), anime, fesyen mulai menempati peranan yang cukup
penting dalam kegiatan kebudayaan Jepang ditingkat Internasional.27
Pada era ini,
diplomasi kebudayaan semakin meningkat dan muncul slogan baru seperti “ cool
Japan”.
25
Hayashi, Fumio dan Edward C. Prescott . Tt. “The 1990s in Japan: A Lost Decade”. Diunduh 15
Oktober 2018.https://mobile.minneapolisfed.org/research/wp/wp607.pdf 26
Vogel, Steven K., 2006. Japan Remodeled: How Government and Industry are Reforming
Japanese Capitalism. London: Cornell University Press 27
Ogoura, Kazuo. 2008. “Japan‟s Postwar Cultural Diplomacy”. CAS Working Paper
22
Slogan “cool Japan“ mendapatkan insipirasi dari Douglas McGray didalam
artikelnya yang terdapat dalam majalah “ Foreign Policy “ pada tahun 2002.
McGray mengatakan budaya Jepang sebagai Japan’s Gross National Cool. Dia
berpendapat bahwa Jepang memiliki suatu aset yang sangat berpotensi. Semakin
populernya budaya pop Jepang dapat memberikan kontribusi meningkatnya citra
Jepang. Douglas McGray bahkan menyebutkan jika Jepang sudah mencapai tahap
sebagai a cultural superpower.
B. Diplomasi Budaya Jepang era Modern
Pada awal tahun 2000, budaya pop mendapat perhatian dari para pengamat,
menurut mereka hal ini menjadi indikasi Jepang akan menjadi negara adikuasa
dibidang budaya. McGray, seorang jurnalis dari majalah “ Foreign Policy”
berpendapat bahwa Jepang menjadi negara yang menghadapi globalisasi secara
sempurna, baik secara kultural maupun secara tren-tren produk komersial.
McGray berpendapat bahwa budaya pop Jepang memiliki keunikan tersendiri
yang tidak dimiliki oleh produk-produk Barat, hal ini karena pada produk Barat,
mereka lebih tergantung kepada jaringan perusahaan dan negara-negara,
sedangkan budaya pop Jepang memiliki jalan sendiri dalam arus globalisasi.28
Menurut para pengamat, apa yang ditulis oleh McGray dapat menjadi
jawaban atas fenomena berkembangnya kultur pop didalam diplomasi Jepang.
Jepang menggunakan kultur pop sebagai identitas soft power mereka pasca
28
McGray, Douglas. 2002.” Japan‟s Gross National Cool”. Foreign Policy (May/June)
23
McGray menulis artikel tersebut walaupun sebelumnya istilah soft
powersudah diketahui oleh Jepang jauh sebelum adanya artikel tersebut.
Untuk meningkatkan kegunaan dari kultur pop tersebut, Kementrian Luar
Negeri Jepang bekerjasama dengan The Japan Foundation sebagai jembatan
publikasi kebudayaan Jepang di seluruh dunia.
Lebih lanjut lagi, Jepang secara serius menggunakan budaya pop
khusunya anime sebagai branding ketika pada tahun 2006, Menteri Luar
Negeri Jepang, Taro Aso berpidato di Universitas Digital Holywood yang
mengatakan “I would like for Japan, as the originator of manga, to award to
the standard-bearers appearing in the world of manga all around the globe, a
prize which carries real authority - the equivalent of a Nobel Prize in manga.
And I hope that by receiving that prize, they will have a feeling of association
with Japan.”29
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Penghargaan Manga
Internasional oleh Kementerian Luar Negeri Jepang yang sudah dimulai sejak
2007, hal ini menurut Kementerian terkait didedikasikan kepada seniman
manga yang berkontribusi pada promosi manga diluar Jepang.
Slogan “ cool Japan” terus berlanjut hingga pada tahun 2008, serial
kartun Doraemo diangkat menjadi Duta Besar Jepang berdasarkan film “
Doraemon the Movie: Nobita’s Dinosaur” yang pada 2006 diterjemahkan
kedalam lima Bahasa yaitu, Inggris, Spanyol, Peranics, Russia, dan China,
serta ditayangkan di lima puluh negara, dan diperkirakan pada 2008, film ini
29
Nakamura, Toshiya. t.t .Japan’s New Public Diplomacy: Coolness in Foreign Policy Objectives
24
sudah ditonton oleh lebih dari 28,700 orang.30
Dalam acara peresmian tersebut,
Menteri Luar Negeri Jepang, Masahiko Komura menyampaikan pesan ke
Doraemon bahwa ia berharap banyak orang-orang diluar negeri yang dapat
mengetahui sisi positif Jepang melalui anime yang sudah mendunia. Komura
juga mengatakan bahwa Doraemon diharapkan melakukan perjalanan
diseluruh dunia untuk memperkenalkan Jepang lebih jauh lagi. Menanggapi
hal tersebut, Doraemon berkata “ Saya berharap melalui kartun saya, saya
akan dapat menyampaikan kepada orang di luar negeri apa yang masyarakat
Jepang pikirkan, seperti apa kehidupan yang kita jalani dan mimpi apa yang
akan kita akan ciptakan di masa yang akan datang.”31
Pindah dari Doraemon, selanjutnya saya akan membahas mengenai Pink
Globalization, istilah ini merujuk kepada kepopuleran Hello Kitty melalui
penyebaran berbagai produk berlabel Hello Kitty yang terkesan lucu dan imut
dari Jepang sebagai bagian dari dunia industri. Di tahun yang sama dengan
ditunjuknya Doraemon sebagai Duta Besar, Hello Kitty juga ditunjuk sebagai
Duta Pariwisata Jepang. Hal tersebut dirasa karena Hello Kitty dapat mewakili
karakter Jepang di mata dunia.32
Hello Kitty dianggap sebagai sebuah
30
Ministry of Foreign Affairs of Japan.Pop-Culture
Diplomacy.https://www.mofa.go.jp/policy/culture/exchange/pop/index.html diakses pada 9
Agustus 2018 pukul 07.59 31
Ministry of Foreign Affairs of Japan.Inauguration Ceremony of Anime
Ambassador.https://www.mofa.go.jp/announce/announce/2008/3/0319-3.html diakses pada
9 Agustus pukul 08.14 32
Associated Press. 2008. “Hello Kitty Named Japan Tourism Ambassador”.
http://www.nbcnews.com/id/24708771/ns/travel-news/t/hello-kitty-named-japan-tourism-
ambassador/#.W3PfDvkzbIU diakses pada 10 Agustus pukul 15.12
25
fenomena global, bahkan produk bertema Hello Kitty terdapat lebih dari lima
puluh ribu jenis yang tersebar lebih dari 60 negara.33
Pemerintah Jepang pada 3 September 2012 memperkenalkan aplikasi
ponsel pintar yang bernama “ Visit Japan with Hello Kitty”. Aplikasi tersebut
merupakan petunjuk lokasi wisata di Jepang dimana Hello Kitty tampil
sebagai ikonnya. Para wisatawan yang hendak mengambil swafoto melalui
perangkat iPhone, maka karakter Hello Kitty dengan kostum khas akan
muncul secara otomatis pada hasil foto.34
Sebelumnya pada 2004, United
Nations Children’s Fund (UNICEF) mengangkat Hello Kitty sebagai “Special
Child Friend”, tidak hanya itu, Hello Kitty juga berhasil menggalang dana
senilai 150.000 USD untuk program pendidikan untuk perempuan yang
dimiliki UNICEF.35
Keseriusan Jepang akan produk anime dan manganya dapat kita rasakan
di Indonesia. Dapat kita lihat setiap sore, selalu ada saja stasiun televisi swasta
yang memutarkan kartun Jepang, terutama jika kita kembali ke masa sebelum
internet mulai mudah diakses, bisa dipastikan setiap minggu pagi dapat kita
jumpai kartun Jepang dengan porsi tayang yang cukup lama.Hal tersebut dapat
dibuktikan jika kita mencoba mengakses ke situs google trend, Indonesia
33
Metro UK. 2008. “Hello Kitty Becomes Japanese Ambassador”.
https://metro.co.uk/2008/05/19/hello-kitty-becomes-japanese-ambassador-145087/ diakses
pada 10 Agustus pukul 15.25 34
Hello Kitty App. https://us.jnto.go.jp/news/news_item.php?newsid=530 diakses pada 10 Agustus
pukul 16.08 35
Graham, Nicholas. 2008. “Hello Kitty: Japan‟s Tourism Ambassador”.
https://www.huffingtonpost.com/2008/05/20/hello-kitty-japans-touris_n_102736.html
diakses pada 10 Agustus pukul 15.51
26
merupakan urutan ke-empat dalam urusan negara yang paling sering
menonton anime.36
Jika kita melihat dari sisi pelaku usaha pencetakan komik, komik Jepang
atau manga masih mendominasi.Berdasarkan data yang dihimpun melalui
website resminya per November 2018, dari daftar komik yang dicetak oleh
m&c, unit Komik dan Majalah dari Gramedia Majalah, terdapat 3.136 judul
komik Jepang atau sekitar 76,6% dari total komik yang diproduksi oleh
perusahaan percetakan itu.37
Sementara itu, komik Indonesia berjumlah 138
judul (3%), komik asal Korea berjumlah 448 judul (10%) dan sisanya berasal
dari negara-negara lain. Jumlah tersebut belum termasuk dengan perusahan
lain seperti PT Elex Media Komputindo yang juga turut mencetak manga-
manga dengan judul lain.
Melihat contoh seperti Doraemon dan Hello Kitty, mereka adalah tokoh
imajinasi visual yang sebetulnya tidak hanya dimiliki Jepang. Negara Barat
pun juga memiliki hal serupa, tapi apa yang membedakaan antara ilustrasi
milik Jepang dan negara Barat? Salah satunya adalah gaya ilustrasinya.
Ilustrasi Jepang biasanya membuat karakter yang simple atau bahkanbisa
dilebih-lebihkan, misalnya mata yang besar, rambut yang beraneka ragam dan
lain sebagainya.Sedangkan pada ilustrasi milik Barat, karakternya dibuat
realistis dan dengan garis yang tajam.
36
Hasil polling google trend dapat dijumpai disitus berikut ini
https://trends.google.com/trends/explore?q=%2Fm%2F0jxy diakses pada 19 november
2018 pukul 09.00 37
http://www.mncgramedia.id/comics/?country=Jepangdiakses pada 19 November 2018 pukul
17.15
27
Selain anime dan manga, bentuk budaya Jepang yang terasa di era
modern ini adalah kesenian musik seperti JKT48, sebuah idol group yang
diproduseri oleh Yasuhi Akimoto dan menggunakan konsep yang sama dari
grup serupa yang ada di Jepang, yaitu AKB48. Konsep yang digunakan dalam
industri ini dimana para penggemar dapat berjumpa dengan idolanya setiap
hari dengan cara menggelar pertunjukan rutin hampir setiap hari, untuk di
Jakarta pertunjukkan tersebut berada di Teater JKT48 yang terletak di sebuah
mall di selatan Jakarta. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pemuda dan
Olahraga (KEMENPORA) bekerjasama dengan pemerintah Jepang untuk
mengembangkan JKT48 dan AKB48 di berbagai bidang.38
Program-program kebudayaan Jepang di Indonesia juga mendapat
apreasiasi yang baik dari masyarakat.Misalnya seperti festival JakJapan
Matsuri yang tiap tahun selalu ramai. Dilansir pada situs web resmi JakJapan
Matsuri, pada September lalu, jumlah pengunjung yang hadir di festival
tersebut sebanyak 33.000 pengunjung. Jumlah pelajar Indonesia yang
menempuh studi di Jepang juga bisa dikatakan cukup banyak, sebelumnya
pada 2016 jumlah pelajar berjumlah 4.360 pelajar, dan pada 2017 mengalami
peningkatan, yaitu jumlah pelajar menjadi 5.495 pelajar.39
Jepang pada era ini juga mencapai tahapan baru dalam diplomasi budaya
mereka. Jepang mulai semakin mengambil peran dalam konflik internasional,
38
Kartkasari, Wahyuni. 2018. “The Role of Anime and Manga in Indonesia-Japan
Cultural Diplomacy” 39
International Students in Japan 2017.
https://www.jasso.go.jp/en/about/statistics/intl_student/data2017.html
28
mereka memasukkan nilai-nilai kebudayaan mereka kedalam proses
perdamaian ketika terjadi konflik. Misalnya ketika terjadi konflik antara India
dan Pakistan, the Japan Foundation mengundang pengarang buku anak-anak
dari kedua belah pihak untuk dapat menjembatani masalah ini sehingga anak-
anak dapat menemukan kesamaan diantara mereka.Selain itu, setelah
terjadinya konflik di Timor, Jepang juga turut andil dalam proeses
penyembuhan trauma terutama pada anak-anak pengungsi. Jepang melalui the
Japan Foundation menyelenggarakan teater dengan grup penampil bernama
Gekidan Kaze no Ko dengan berkunjung ke tempat pengungsian.40
Tidak hanya manga, anime, fesyen atau budaya pop yang saat ini menjadi
alat diplomasi Jepang, namun Jepang juga mempunyai hal-hal yang tak kalah
menariknya, salah satunya ialah kuliner tradisional. Informasi mengenai
kuliner tradisional dan perkembangannya akan disampaikan lebih dalam di
bab selanjutnya.
40
Ogoura, Kazuo. 2008. “Japan‟s Postwar Cultural Diplomacy”. CAS Working Paper
29
BAB III
KULINER TRADISIONAL dan PENDAYAGUNAANNYA
Bab ini akan membahas mengenai kuliner yang ada di Jepang, seperti ciri
khas dari tiap perfektur dan hal-hal yang mendukung kepopuleran kuliner Jepang.
Kemudian aktor yang memajukan kuliner ini akan dijelaskan secara umum.
Dengan demikian, akan terjelaskan mengapa kuliner tradisional digunakan
sebagai alat diplomasi
A. Gambaran Umum Kuliner Jepang
A.1. Perkembangan Kuliner Jepang Hingga Tahun 2012.
Jepang merupakan sebuah negara yang terdiri dari 3.600 pulau yang
membentang sepanjang 3.500 km, makanan Jepang sebagian besar berasal dari
laut atau gunung yang mereka anggap pula sebagai harta atau berkah dari
landscape tersebut ( umi no sachi, yama no sachi)41
.Seperti disebutkan
sebelumnya bahwa Jepang dikelilingi oleh laut, maka boga bahari menjadi
makanan yang sering dikonsumsi sebagaimana nasi.
Perkembangan makanan Jepang dapat dibagi menjadi tiga zaman, yakni
zaman awal sekitar abad ke-4 sampai abad ke 12. Kemudian abad Pertengahan
dari abad ke 12 sampai dengan tahun 1868, kemudian zaman Modern dari 1868
sampai dengan saat ini. Pembagian zaman ini dapat dilihat pada penjelasan
dibawah berikut ini.
41
Ashkenazi, Michael and Jeanne Jacob. 2003. “Food Culture in Japan. “Food Culture Around
The World
30
Pada zaman awal, atau sekitar zaman aristoktrat, makanan di era ini dapat
ditandai dengan perubahan yang cukup substansif. Awalnya hasil panen diera ini
adalah umbi-umbian seperti ubi, talas, dan lain sebagainya. Barulah ketika masuk
ke kehidupan urban disekitar abad ke-5 mulai diperkenalkan nasi. Di era ini juga
juru masak menjadi posisi yang dianggap penting untuk melayani sang kaisar.
Banyak klan yang berusaha untuk menjadi juru masak sang kaisar, karena
dianggap penting, perseturuan untuk memperebutkan posisi juru masak hampir
menjadi situasi perang terbuka antar klan42
.
Hal yang cukup penting di era ini adalah masuknya Agama Buddha yang saat
itu diperkenalkan oleh raja Korea pada sekitar tahun 545 M. Perkembangan
Buddha cukup memberikan warna pada kuliner Jepang karena adanya peraturan
yang nanti pada akhirnya melarang konsumsi daging sapi. Banyak pula makanan
di era Shojin menggunakan nama binatang seperti tanuki-jiru yang berarti sup
rakun walaupun terbuat dari konjak (sejenis umbi-umbian), atau pula kiji-yaki-
yang berarti burung dara panggang yang terbuat dari tahu. Hal tersebut seperti
menggambarkan keinginan untuk memakan daging di era tersebut.43
Minuman beralkohol juga lahir di zaman ini. Minuman beralkohol erat
kaitannya dengan budaya awal Jepang. Pembuatan dan konsumsi alkohol menjadi
hal yang tak terlepas oleh masyakarat Jepang saat itu dan sampai saat ini masih
dapat kita jumpai pula alkohol menjadi salah satu persembahan utama saat
42
Ashkenazi ,Michael and Jeanne Jacob. 2003. “Food Culture in Japan. “Food Culture
AroundThe World 43
Nn. 1999. “The Food of Japan : Authentic Recipes from the Land of the Rising Sun”.
31
beribadah di kuil Shinto. Pembuatan alkohol di Jepang saat ini kebanyakan
merupakan tehnik yang berasal dari zaman awal tersebut.44
Selanjutnya pada era pertengahan atau era samurai. Sejak zaman awal,
masyarakat Jepang kala itu adalah para pelancong yang hebat. Banyak dari
mereka yang pergi antarpulau untuk berziarah ke tempat tempat sakral atau suci,
entah itu sendirian atau bersama kelompok. Tentu saja para pelancong ini
membutuhkan makanan untuk perjalanan mereka. Ada tradisi yang masih dapat
kita lihat sampai sekarang yang berasal dari praktik ini yaitu omiyage dan
obento.45
Omiyage adalah produk lokal yang pada umumnya berbentuk camilan dari
sebuah kota, bisa dikatakan seperti oleh-oleh khas dan seharusnya mewakili kota
dimana produk tersebut dibuat, sebagai pemberian untuk kerabat atau temannya
yang sedang berada di rumah misalnya jika berkunjung ke Kyoto, oleh-oleh khas
yang cukup populer adalah yatsuhashi, sejenis mochi dengan rasa kayu manis.46
.
Selanjutnya adalah Obento yang merupakan makanan untuk pelancong itu sendiri.
Makanan yang mungkin paling dianggap berkesan lahir di era ini adalah
Sushi yang mana tercipta akan kesederhanaan dan kecerdikan para pedagang dari
Osaka. Para pedagang dari Osaka ini menjual berbagai hal termasuk ikan.
Permintaan akan ikan khusunya di daerah pedalaman sangat tinggi, beberapa
44
Japan Sake and Shochu Makers Association and National Research Institute of Brewing. 2011.
“A Comprehensive Guide to Japanese Sake”. Hal 47. Diunduh 20 Oktober 2018
https://www.nrib.go.jp/English/sake/pdf/guidesse01.pdf 45
Ashkenazi, Michael and Jeanne Jacob. 2003. “Food Culture in Japan. “Food Culture Around
The World 46
Omiyage.https://www.hisgo.com/us/destination-japan/blog/omiyage.html diakes pada 12
Desember 2018 pukul 14.41
32
pedagang menemukan ide bahwa menaruh potongan ikan ke dalam nasi yang
sudah dimasak bersama dengan cuka membuat ikan tetap segar. Ide ini terus
menyebar dan membuat praktik baru dalam menjual ikan yaitu dengan nasi
cuka.47
Hal lain yang cukup menjadi pembawa perubahan dalam urusan kuliner
Jepang juga terjadi di era ini, yakni adanya restorasi Meiji. Sebelum restorasi
Meiji, orang Jepang tidak pernah memakan daging sapi karena mematuhi larangan
agama Buddha yang melarang konsumsi hewan berkaki empat dan hewan yang
digunakan untuk pertanian.
Pada awal restorasi Meiji, masakan Eropa mulai dikenal oleh masyarakat
Jepang yang melakukan hubungan dengan masyarakat saat itu, masakan dengan
campuran gaya barat ini nantinya akan dikenal sebagai yoshoku. Tidak hanya
masakan Eropa, tetapi kari juga mulai dikenal karena dibawa oleh para saudagar
Inggris yang sebelumya datang ke India. 48
Pada era modern juga terdapat adanya perubahan dalam konsumsi minuman
beralkohol. Minuman wine mulai diperkenalkan oleh orang Eropa dan prefektur
Yamanashi menjadi yang pertama dalam produksi wine di abad ke 19. Bir juga
diperkenalkan dari para pelajar yang menempuh studi di luar negeri, terutama
47
Ashkenazi, Michael and Jeanne Jacob. 2003. “Food Culture in Japan. “Food Culture Around
The World 48
Bartlett, Chris. 2015. “The Origin and History of Japanese Curry Rice”.
https://taiken.co/single/the-origin-and-history-of-japanese-curry-rice diakses pada 16
Desember 2018 pukul 17.53
33
yang menempuh studi di Jerman dan Belanda. Produk seperti Kirin dan Asahi
adalah contoh dari bir terkenal Jepang yang sudah mulai mendunia.49
Makanan Jepang saat ini juga mengalami perkembangan. Terdapat konsep
baru yang disebut yoshoku dan wafu. Konsep tersebut mengacu kepada makanan
Jepang yang diolah seperti makanan luar negeri dan makanan luar negeri yang
diolah seperti cara olah Jepang50
. Hal ini dapat dijumpai mulai dari restoran kelas
atas sampai di supermarket yang menyediakan makanan Jepang. Sebagai contoh
misalnya di restoran kelas atas terdapat menu wafer tradisonal Jepang yang
dipadukan dengan foie gras.51
A.2. Daya Tarik dan Tantangan Makanan Jepang
Makanan Jepang sudah sejak dahulu menjadi bagian budaya mereka yang tak
terpisahkan. Setiap prefektur (provinsi) yang ada di Jepang memiliki daya tarik
kulinernya sendiri52
, namun secara umum terdapat hal-hal yang membuat
makanan Jepang unik dan menjadi daya tariknya. Keunikan makanan Jepang
salah satunya adalah membuat makanan berdasarkan musim yang berlangsung
saat itu. Musim yang saat itu sedang berlangsung dapat memengaruhi cita rasa
49
Grimm, Lisa. 2011. “A Brief History of Japanese Beer”.
https://drinks.seriouseats.com/2011/08/a-brief-history-of-japanese-beer-sapporo-ichiban-
craft-beer-in-japan.html diakses pada 12 Desember 2018 pukul 14.00 50
Thompson, Jessica. 2016. “Modern Japanese Food: An Evolution of Note”.
https://metropolisjapan.com/modern-japanese-food/ diakses pada 12 April 2018 pukul
08.44 51
Foie Gras adalah makanan mewah Perancis yang terbuat dari hati angsa yang sebelumnya sudah
dilakukan proses penggemukan. Makanan ini mempunyai nama lain yaitu “ fat liver” 52
Setiap prefektur di Jepang memiliki keunikan tersendiri, hal ini disebabkan karena perbedaan
landscape yang ada, mulai dari beriklim tropis di selatan hingga wilayah utara yang dingin.
Contohnya adalah perbedaan antara Okinawa di selatan dan Hokkaido di utara. Dua pulau
ini memiliki iklim yang kontras. Makanan di Hokkaido terkenal dengan boga bahari ,
sedangkan Okinawa menggunakan lebih banyak rempah dalam masakannya dibandingkan
dengan pulau lain
34
dari bahan yang akan dipakai, misalnya rebung disaat musim semi dan chesnut
ketika musim gugur.53
Pada 2013, JETRO, organisasi terkait pemerintah Jepang yang mengurusi
perdagangan dan investasi, merilis survei terhadap konsumen makanan di luar
Jepang. Salah satu pertanyaan survei adalah, "Apa makanan luar negeri favoritmu
saat sedang bersantap di restoran?" Sekitar 83% menjawab makanan Jepang, di
samping beberapa jawaban lain. Ketika ditanya alasan kenapa mereka memilih
makanan Jepang, alasan terbanyak (88%) menjawab karena rasa yang enak.Alasan
kedua terbanyak (53%) adalah karena makanan Jepang sehat.54
Hal yang membuat makanan Jepang menarik karena di setiap prefektur,
mereka mempunyai makanan khasnya masing-masing. Misalnya saja miso, bahan
makanan berbentuk pasta ini digunakan untuk memberikan rasa gurih dan
biasanya dibuat menjadi sup miso. Miso secara umum dapat dibedakan
berdasarkan cara pembuatan dan bahan baku itu sendiri.Tiap daerah memiliki ciri
khas misonya masing-masing. Untuk lebih jelas akan dijelaskan pada gambar
dibawah ini
Tabel III.A.1. Perbedaan Miso
Bahan Baku Wilayah Karakteristik
53
Panin, Brenda. 2012. “The Unique Characteristic of Japanese
Cuisine”.http://www.iheartjapan.ca/2012/10/the-unique-characteristics-of-japanese-cuisine/
diakses pada 12 April 2018 pukul 08.51 54
Laporan dapat diperoleh melalui situs
https://www.jetro.go.jp/ext_images/en/reports/survey/pdf/2013_11_other.pdf
35
Beras
Tsugaru miso Dibuat dengan cara
difermentasikan dengan waktu
yang lama. Umumnya terasa asin
dan berwarna merah.
Sendai miso Miso sendai merupakan miso
tradisonal. Dimatangkan dengan
jangka waktu yang lama dan
umunya merupakan miso asin.
Shinshu miso Sentra pembuat miso ini terdapat
di perfektur Nagano. Merupakan
jenis miso asin dengan warna
oranye muda
Edo sweet miso Miso ini agak manis dan lebih
banyak menggunakan malt
daripada garam jika
dibandingkan dengan miso pada
umumnya dan miso ini berwarna
merah.
Saikyo miso Mirip dengan miso manis Edo,
hanya saja berwarna putih dan
pembuatan miso ini berpusat di
36
daerah Kansai
Sanuki miso Terasa agak manis dan berwarna
putih, mirip dengan yang berasal
dari Saikyo, tetapi Sanuki miso
tidak terlalu banyak
menggunakan malt. Miso ini juga
biasa dipakai untuk pembuatan
mocha zohni
Fuchu miso
Barley Kyushu, Shikoku,
Chugoku
Terasa agak manis dengan warna
oranye muda
Kacang kedelai Haccho miso/Sanshu Miso Miso ini berwarnah merah gelap
dan dibuat dari kacang kedelai
yang kemudian dikukus dan
difermentasikan dengan jamur
koji
Walaupun makanan Jepang juga dikenal sebagai makanan yang
menggunakan bahan segar dan sehat, tetapi tetap saja masih punya kekurangan
37
yang dapat menjadi tantangan. Salah satu contohnya adalah sashimi, walau
mengandung protein tinggi, ikan tuna yang biasanya menjadi bahan sashimi juga
mengandung merkuri yang tinggi. Akumulasi merkuri dalam darah dapat memicu
disfungsi neurologis. Kelemahan lainnya dalam makanan Jepang adalah
kurangnya kalsium dan tingginya sodium (garam).55
B. Gambaran Umum Konsep ‘Washoku ‘
B.1. Filosofi Konsep dan Logo ‘Washoku’
Mengingat akan pentingnya identitas dalam hubungan internasional, setiap
negara memiliki identitasnya masing-masing sebagai pembeda antara yang satu
dengan yang lainnya, begitupun dengan Jepang. Identitas Jepang sebagai negara
anime atau manga masih dirasa belum cukup untuk menjadikannya sebagai
pembeda dari negara lainnya. Diperlukan identitas lainnya sebagai nation
branding dan sebagai alat diplomasi baru bagi tercapainya tujuan dan kepentingan
nasional Jepang.
Jepang saat ini memperkuat identitasnya dengan mempromosikan kulinernya.
Jepang mulai menggunakan kulinernya setelah UNESCO memasukkan washoku
sebagai warisan budaya takbenda pada daftar milik mereka di tahun
2013.UNESCO memasukkan washoku kedalam daftar warisan budaya takbenda
55
Wallace, Charles. 2015. “Sushi addicts need to be aware of mercury toxicity risk”.
https://www.ft.com/content/41ee5670-26f1-11e5-bd83-71cb60e8f08c diakses pada 13
April pukul 08.49
38
karena keunikan yang dimiliki, hal terrsebut mencakup bahan baku, cara ketika
menyiapkan dan memakannya erat kaitanya dengan tradisi yang ada.56
Sebetulnya Jepang tidak memiliki slogan resmi untuk hal kulinernya. Tetapi
sebuah organinasi bernama Japanese Restaurant Organization (JRO) yang
menggunakan konsep Washoku memiliki slogan yang berbunyi “ Berjuang untuk
restoran Jepang yang dicintai seluruh dunia”. Kalimat yang berbunyi “dicintai
seluruh dunia” menjadi semacam cita-cita posisi makanan Jepang57
.JETRO pun
memiliki logo sendiri untuk divisinya yang bertugas untuk memasarkan makanan
Jepang, logo tersebut merupakan gabungan titik merah beraneka ukuran yang
menggambarkan tiap perfektur dan disatukan hingga membentuk lingkaran utuh
yang melambangkan JETRO berkomitmen untuk berkolaborasi dengan setiap
prefektur.58
Departemen Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang yang mewadahi
washoku ini belum mengeluarkan logo resmi program tersebut. Namun jika kita
mencoba mencari logo washoku di internet, akan muncul beberapa logo yang
memiliki kesamaan yaitu dengan adanya 3 buah elemen, yakni adanya
kombininasi lingkaran warna putih dan merah yang merepresentasikan bendera
56
UNESCO. 2013. “Washoku, traditional dietary cultures of the Japanese, notably for the
celebration of New Year”.
http://www.unesco.org/archives/multimedia/?pg=33&s=films_details&id=3516 diakses
pada 10 Desember pukul 17.42 57
Juyan Zhang. 2015. “The Foods of the Worlds: Mapping and Comparing Contemporary
Gastrodiplomacy Campaigns,” International Journal of Communication. 58
The Japan Food Product Overseas Promotion Center (JFOODO). “Our
Logo”.https://www.jetro.go.jp/en/jfoodo/logo.html diakses pada 10 Desember pukul 19.53
39
Jepang dan sebuah sumpit. Untuk JRO sendiri logonya memiliki elemen
tambahan yakni bunga sakura.59
Pasca diakui oleh UNESCO pada 2013, banyak masyarakat yang memiliki
ketertarikan akan makanan dan bahan baku itu sendiri. Banyak juga chef yang
mulai mengeksplorasi bahan bahan masakan Jepang, tapi masih banyak yang
belum mengerti apa itu washoku dan makna dibalik itu.
Washoku terdiri dari empat elemen, yaitu nasi, sup, hidangan pendamping,
dan acar sayuran. Hidangan pendamping ini bisa berbagai macam jenis, mulai dari
ayam, daging dan lainnya yang cocok dengan nasi. Ini bisa berarti masakan
rumahan Jepang, atau hidangan tradisional lengkap.60
Adanya empat musim di
Jepang memberikan peranan yang besar akan Washoku. Didalam washoku ada
yang disebut dengan Shun, hal ini berarti waktu terbaik untuk memakan suatu
bahan karena bahan tersebut mencapai puncaknya. Misalnya ketika musim semi,
bahan terbaik untuk dimakan ialah bawang bombai dan lobak karena terasa
menyegarkan dan manis. Di musim gugur nasi menjadi lebih enak karena terasa
lebih berair dan manis. Dalam menyajikan makanannya, washoku
menggambarkan dari perpaduan warna dan keseimbangan yang menggambarkan
59
Juyan Zhang. 2015. “The Foods of the Worlds: Mapping and Comparing Contemporary
Gastrodiplomacy Campaigns,” International Journal of Communication 60
Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries. “ Washoku: Traditional Dietary Cultures of
Japanese”dapat diperoleh di
http://www.maff.go.jp/e/japan_food/washoku/pdf/wasyoku_english.pdf
40
alam itu sendiri, hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa UNESCO
mengakui washoku sebagai warisan budaya61
B.2. Aktor-Aktor dalam Washoku
Jepang secara resmi memiliki 1 kementrian yang bertugas mengelola
washoku serta organinasi resmi dibawah pemerintah Jepang untuk mengurus
ekspor mereka di bidang ini, termasuk dengan program-program kedutaan besar
Jepang di luar negeri. Selain negara, aktor yang turut mempromosikan washoku
terdapat pula pihak swasta seperti Japanese Restaurant Organization (JRO).
Dibawah ini merupakan penjelasan singkat mengenai profil aktor-aktor yang
terlibat dalam promosi washoku
1. Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF)
Kementrian ini dipimpin oleh menteri melakukan usaha-usaha untuk
melakukan promosi terhadap washoku. Untuk memasarkan makanan
Jepang, MAFF memberikan informasi kepada media-media asing dan
tidak hanya itu, MAFF juga mengadakan berbagai acara yang
berhubungan dengan makanan Jepang yang biasanya disertakan pula chef
sebagai usaha dalam mempromosikan makanan Jepang dan budaya
makanan Jepang.Selain itu strategi yang diformulasikan oleh MAFF
adalah strategi yang dinamakan dengan “FBI”, yang berarti Made from
Japan, Made by Japan, Made in Japan.FBI sendiri diambil dari kata- kata
61
Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries. “ Washoku: Traditional Dietary Cultures of
Japanese”dapat diperoleh di
http://www.maff.go.jp/e/japan_food/washoku/pdf/wasyoku_english.pdf
41
“ From, By, dan In” yang akan dijelaskan pada kalimat di bawah berikut
ini.
Made from Japan berarti promosi makanan Jepang sebagai salah satu
bahan baku kuliner dunia. Made by Japan berarti penyebaran budaya dan
pasar kuliner oleh Jepang, dan Made in Japan bermakna promosi produk
serta makanan yang berasal dari pertanian, perikanan dan kehutanan
Jepang.62
2. Japan External Trade Organization
JETRO merupakan lembaga independen yang pada awalnya hanya
bertugas untuk membantu promosi ekspor Jepang, namun saat ini tugas
JETRO juga mencakup hal-hal lain seperti penghubung antara usaha kecil
di Jepang dengan penghubung mereka di luar negeri, layanan impor yang
mencakup pengadaan seminar, dan promosi pameran perdagangan.
JETRO mempunyai divisi yang khusus untuk berkonsentrasi di bidang
kuliner yaitu, The Japan Food Product Overseas Promotion Center
(JFOODO). Misi dari divisi ini ialah perencanan strategis dan
implementasinya untuk branding dan promosi makanan Jepang di pasar
luar negeri.63
3. Organization to Promote Japanese Restaurant Abroad (JRO)
Organisasi ini merupakan organinasi non-profit yang bertugas untuk
membantu restoran-restoran Jepang yang ada di luar negeri. Organisasi ini
62
MAFF. “Further Spreading the Appeal of Japanese Food to the World”.
http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf 63
The Japan Food Product Overseas Promotion Center (JFOODO). “About
Us”.https://www.jetro.go.jp/en/jfoodo/about.html
42
memberikan bantuan bisnis berupa kerjasama antara organisasi setempat,
publikasi literatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan makanan
Jepang, pengembangan sumber daya manusia melalui workshop yang
dilakukan, pertukaran informasi tentang negara lain melalui restoran
Jepang yang tersebar diberbagai belahan dunia, dan lain sebaginya.64
B.3. Target dan Strategi Pemasaran Washoku
Jepang memilki target untuk meningkatkan nilai ekspor yang memiliki kaitan
dengan washoku. Melalui Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries
(MAFF), Jepang menargetkan pada 2020 ekspor mereka di bidang agrikultur,
kehutanan dan perikanan akan mencapai nilai 1 triliun Yen. Berdasarkan nilai
ekspor yang ada sejak 2014, dapat ditarik kesimpulan kalau mengalami tren yang
positif, hal ini dapat dilihat bahwa, terjadi peningkatan tiap tahun.Ekspor ini
berhubungan dengan washoku itu sendiri, karena washoku merupakan budaya
yang tidak hanya berbentuk makanan jadi, namun seperti apa bahan yang
digunakan dan cara pembuatan masuk ke dalam washoku tersebut. Di tahun 2014
total nilai ekspor sebesar 611.71 Milyar Yen, pada 2015 sebesar 745 Milyar yen
dan pada 2016 naik lagi menjadi 750 Milyar yen.65
Jepang melalui MAFF melakukan serangkaian strategi untuk memasarkan
washoku. Yang pertama, mereka meningkatkan usaha ekspor dengan diarahkan
64
Organization to Promote Japanese Restaurant Abroad.“Outline of
Activity”.http://jronet.org/about/active/ 65
Export value of agricultural, forestry and fishery commodities from Japan from 2010 to 2017.
https://www.statista.com/statistics/750643/japan-export-value-of-agricultural-forestry-and-
fishery-products/ dikses pada 11 April 2018 pukul 08.57
43
oleh komite yang bertugas untuk mendongkrak ekspor. Di dalam komite tersebut
dibentuk satuan tugas untuk setiap produk prioritas seperti perikanan, kehutanan
dan peternakan. Selanjutnya MAFF memberikan respon atas perbedaan larangan
impor di tiap negara, usaha yang dilakukan berupa lobi langsung ketika acara
pertemuan negara atau kunjungan luar negeri oleh para anggota kabinet. MAFF
juga berusaha untuk meningkatkan kunjungan turis ke Jepang dan
menghubungkan keinginan mereka untuk mencoba makanan Jepang secara
langsung. Usaha dilakukan agar para wisatawan dapat berkunjung, makan, dan
membeli makanan Jepang. Salah satu usaha yang dilakukan adalah penggunaan
bahasa yang lebih universal, misalnya bahasa Inggris yang dimasukkan ke dalam
menu restoran mereka dan adanya modifikasi menu- menu yang menjadi halal dan
menu vegetarian. Jepang juga memudahkan turis asing untuk membeli produk
makanan dan agrikultur. MAFF melakukan bebas pajak jika melakukan
pembelian di stasiun pinggir jalan atau pasar petani.66
Di bidang pariwisata, jumlah wistawan asing yang berkunjung ke Jepang rata-
rata mengalami tren yang positif setiap tahun. Beberapa penelitan yang
menyimpulkan adanya hubungan antara kuliner dan destinasi wisata Misalnya
seperti jurnal yang ditulis oleh Francisco Javier Jiménez-Beltrán dan beberapa
koleganya, ia mengatakan bahwa turis yang datang untuk datang ke suatu negara
datang juga untuk memahami warisan budaya dan semakin memperkuat kesan
tersebut dengan mencicipi kuliner khas, dalam hal ini kuliner dan budaya menjadi
66
MAFF. “Further Spreading the Appeal of Japanese Food to the World”.
http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf
44
kunci utama dalam pariwisata terutama di bidang kebudayan67
. Meningkatnya
pariwisata bisa menjadi salah satu momen untuk meningkatkan nilai dari makanan
Jepang. Hagimura Masayo, ketua dari asosiasi pemandu wisata Jepang
mengatakan bahwa banyak dari turis asing yang dia temui berkata ingin
merasakan washoku langsung dari tempat asalnya68
Jepang juga melakukan serangkaian pendayagunaan terhadap washoku, baik
di dalam negeri, maupun di luar negeri. Secara umum terdapat 5 usaha yang
dilakukan oleh Jepang. Pertama ialah mengembangkan potensi pasar global,
Kedua dengan mengembangakan kondisi petani di dalam negeri, Ketiga adalah
reformasi di bidang agrikultur, Keempat mendukung produk utama dari hasil
agrikultur seperti beras, dan Kelima ialah pengembangan teknologi.69
B.4. Kontribusi Washoku terhadap Jepang
Setelah washoku masuk kedalam daftar warisan budaya takbenda oleh
UNESCO, hal ini bisa dikatakan menjadi pemicu akan booming-nya makanan
Jepang di seluruh dunia.JETRO memperkirakan restoran Jepang yang ada di
seluruh dunia mencapai 89.000 unit pada Juli 2015, yang mana mengalami
kenaikan sebesar 60% berdasarkan pada survei sebelumnya yaitu Januari 201370
.
Jepang, khusunya Tokyo juga memiliki rekor sebagai kota yang mempunyai
67
Jiménez-Beltrán,Francisco Javier. 2016. “Analysis of the Relationship between Tourism and
Food Culture” 68
Masayo, Hagimura. 2017. “What Impresses Foreign Tourists When They Come to Japan? ―
Explaining Japanese society and culture to foreign
tourists”.https://www.japanpolicyforum.jp/archives/society/pt20171208135055.html
diakses pada 15 Desember 2018 pukul 22.33 69
MAFF. “Further Spreading the Appeal of Japanese Food to the World”.
http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf 70
Laporan dari Kementrian Agrikultur, Perikanan, dan Kehutanan Jepang. Dapat dilihat melalui
website http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf diakses pada 11
April 2018 pukul 09.05
45
jumlah restoran dengan rating bintang dari Michelin terbanyak setelah
Paris.71
Adanya rating ini tentu dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang ingin
berkunjung ke Jepang.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya nilai ekspor di bidang agrikultur,
kehutanan dan perikanan Jepang terus meningkat, terutama setelah kampanye
washoku dijalankan. Hal tersebut berkaitan dengan usaha untuk menyebarkan
budaya kuliner Jepang, baik yang berupa masakan jadi, ataupun yang masih
berupa bahan mentah. Nilai ekspor di bidang ini setiap tahun mengalami
peningkatan, jumlah peningkatan tersebut dirangkum dalam diagram yang
tersedia dibawah ini.
Tabel III.B.1 Nilai Ekspor Jepang
71
Morgan,Bethan. 2018. “The Best Michelin-Starred Restaurants in Tokyo,
Japan”https://theculturetrip.com/asia/japan/articles/the-culinary-capital-of-the-world-ten-
michelin-starred-restaurants-in-tokyo/ diakses pada 13 April 2018 pukul 09.32
0
200
400
600
800
1000
2013 2014 2015 2016 2017
Dal
am M
ilyar
Ye
n
Nilai Ekspor Jepang di bidang Agrikultur, Kehutanan, dan Perikanan tahun 2013-
2017
Nilai Ekspor
46
Sumber data: https://www.statista.com/statistics/750643/japan-export-value-of-
agricultural-forestry-and-fishery-products/
Data terbaru pada 2017 nilai ekspor Jepang mencapai nilai 807 milyar yen.
Jika melihat strategi Jepang dan tren yang ada sebelumnya, kemungkinan besar di
tahun ini pun nilainya akan melebihi 807 milyar yen tersebut.72
Washoku
memberikan efek yang cukup baik, jika disebutkan dengan lebih rinci nilai ekspor
daging sapi meningkat sebesar 41%, ekspor teh hijau mengalami peningkatan
sebesar 24.3%, ekspor beras meningkat menjadi 18.1% dan buah stroberi
mengalami peningkatan sebesar 56.6%.73
Washoku juga berdampak pada peningkatan restoran Jepang yang ada di seluruh
dunia. Persentasi perkembangan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah berikut
ini.:
Tabel III.B.2 Persentase Peningkatan Restoran Jepang di Luar Negeri
Kawasan Persentase Peningkatan Jumlah Restoran
Asia 50 % 69.300
Afrika 20% 350
Amerika Tengah dan
Selatan
50% 4.600
72
Export value of agricultural, forestry and fishery commodities from Japan from 2010 to 2017.
https://www.statista.com/statistics/750643/japan-export-value-of-agricultural-forestry-and-
fishery-products/ diakes pada 13 April 2018 pukul 10.15 73
Jiji. 2018. “Japan's farm exports hit record high for fifth straight year”.
https://www.japantimes.co.jp/news/2018/02/09/business/japans-farm-exports-hit-record-
high-fifth-straight-year/#.XCc1K_kzbIU diakses pada 28 Desember 2018 pukul 15.52
47
Amerika Utara 25.300
Eropa 20% 12.200
Oceania 30% 2.400
Russia 30% 2.400
Timur Tengah 60% 960
Sumber data :https://www.nippon.com/en/features/h00218/
Tentunya selain peningkatan jumlah restoran, ada pula daya tarik di bidang
parawisata. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh turis jika berkunjung ke
Jepang, namun mencicipi makanan Jepang menjadi sebuah keharusan. Hal
tersebut tercermin dari survei yang dilakukan pihak pariwisata Jepang. Survei
tersebut dibuat berdasarkan tren dari kebiasan turis asing dalam menggunakan
dananya ketika berkunjung ke Jepang. Di dalam survei tersebut terdapat beberapa
pertanyaan tentang hal apa yang dilakukan jika dapat kembali berkunjung ke
Jepang. Berdasarkan hal tersebut, sebanyak 58% menjawab hal yang akan
dilakukan jika kembali ke Jepang adalah mencicipi kuliner Jepang. ,kemudian
baru disusul oleh keinginan untuk berbelanja.74
Berdasarkan data tersebut washoku memberikan dampak yang cukup baik
untuk Jepang. Jepang turut mempromosikan dirinya di luar negeri dengan
instrumen budaya tradisional yaitu kulinernya. Penyebaran kuliner Jepang pun
74
Masayo, Hagimura. 2017. “What Impresses Foreign Tourists When They Come to Japan? ―
Explaining Japanese society and culture to foreign
tourists”.https://www.japanpolicyforum.jp/archives/society/pt20171208135055.html
diakses pada 29 Desember pukul 16.36
48
juga kita bisa rasakan di Indonesia. Untuk diplomasi kuliner yang dilakukan di
Indonesia akan dijelaskan lebih lanjut di bab selanjutnya.
49
BAB IV
Upaya Jepang Dalam Pendayagunaan Kuliner Tradisional (Washoku) di
Indonesia Periode 2013-2018
Bab ini akan menjelaskan tentang langkah-langkah yang ditempuh antara
aktor non-negara dan negara dalam pemanfaatan diplomasi budaya di Indonesia
melalui instrumen washoku. Langkah yang dilakukan oleh kolaborasi antar aktor
ini terbagi menjadi dua cara yaitu mengadakan festival yang bersinggungan
dengan kulinari dan penggunaan anime dan manga. Dengan demikian bab ini
menjadi jawaban dari pertanyaan penelitian yang dikemukakan.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai analisis masalah penelitian,
sepatutnya mengacu pada alur berpikir atau gagasan utama yang ada di dalam
penulisan skripsi ini. Pada bab I dijelaskan bahwa pada 2013, UNESCO
menjadikan kuliner tradisional Jepang (washoku) sebagai salah satu warisan
budaya takbenda. Pasca diakuinya oleh UNESCO, Jepang melakukan serangkaian
upaya pendayagunaan washoku tersebut sebagai salah satu instrumen diplomasi
kebudayaan mereka.
Pendayagunaan washoku tersebut dilakukan dengan berbagai kegiatan
promosi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Hal yang dianggap cukup
menarik untuk dibahas adalah cara mereka dalam menyebarkan budaya kuliner
mereka. Alih-alih menyebarkan dengan cara formal, Jepang lebih menekankan
kepada promosi secara halus seperti yang akan dibahas dalam bab ini.
50
Selanjutnya adalah megenai tentang nilai ekspor mereka di Indonesia.
Mengapa hal tersebut menarik untuk dibahas? Perlu diingat bahwa Jepang adalah
adalah negara cultural superpower75
, Jepang dianggap berhasil dalam penyebaran
budaya popnya termasuk di Indonesia, seperti yang sudah dijelaskan pada Bab II.
Hal ini semestinya akan membuat Jepang memiliki nilai ekspor yang cukup baik
karena budaya Jepang dapat dikatan sudah mempunyai banyak peminatnya
sehingga memiliki potensi pasar yang cukup baik.
Kembali ke pokok bahasan utama yaitu kuliner tradisional (washoku), pada
Bab III disebutkan juga bahwa Jepang berusaha menggunakan kuliner mereka
sebagai instrumen diplomasi mereka untuk memenuhi target mereka pada 2020
nanti. Tahun tersebut dipilih dikarenakan Jepang menjadi tuan rumah pada
olimpiade mendatang. Sebuah kebanggan dapat menjadi tuan rumah dalam acara
bergengsi tersebut, apalagi jika ditambah dengan tercapainya target nilai ekspor
sebesar 1 Triliun Yen76
.
Hal ini memunculkan pertanyaan yang terdapat pada skripsi ini, adalah
“Bagaimana Upaya Pendayagunaan Kuliner Tradisional Jepang di Indonesia?”.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan beberapa konsep dalam
Hubungan Internasional. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah analisis pembuka
dari jawaban skripsi ini.
75
McGray, Douglas. 2009. “Japan‟s Gross National Cool”.
https://foreignpolicy.com/2009/11/11/japans-gross-national-cool/ diakses pada 23 April
2019 pukul 12.41 76
MAFF. 2016. “Further Spreading the Appeal of Japanese Food to the World”. Didapatkan di
situs http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf
51
Sebagai bagian analisis pembuka dari fenomena washoku di Indonesia,
penulis ingin memulainya dari definisi diplomasi publik itu sendiri. Jan Mellisen
berpendapat bahwa diplomasi publik adalah usaha dalam cara yang positif untuk
mempengaruhi negara atau organisasi di luar negaranya untuk mengubah cara
pandang akan suatu negara.77
Sedangkan, John Lenczowski di dalam bukunya
yang berjudul Full Spectrum Diplomacy and Grand Strategy Reforming the
Structure and Culture of U.S. Foreign Policy menjelaskan jika tujuan dari
diplomasi budaya adalah untuk memengaruhi opini masyarakat melalui macam-
macam elemen kebudayaan. Elemen tersebut menurut Lenczowski meliputi
pendidikan, sejarah, seni, ilmu pengetahuan, agama, teknologi dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan berbagai elemen tersebut akan membuat
dampak yang diinginkan ketika memperjuangkan kepentingan nasional78
.
A. Perwakilan Jepang Mengadakan Festival di Indonesia
Salah satu kegiatan diplomasi budaya menurut Lenczowki adalah ekshibisi.
Upaya ini bisa dilakukan melalui pameran atau festival untuk menampilkan
berbagai elemen-elemen kebudayaan seperti teknologi, ilmu pengetahuan, nilai-
nilai sosial ataupun karya seni. Upaya ini merupakan salah satu bentuk diplomasi
budaya yang paling umum digunakan karena dilakukan secara transparan dan
terbuka.
77
Mellisen, Jan. 2006. “Public Diplomacy Between Theory and Practice, 78
Lenczowski, John. 2011. Full Spectrum Diplomacy and Grand Strategy Reforming the Structure
and Culture of U.S. Foreign Policy. Lexington Books, United Kingdom.
52
Ennichisai merupakan festival kulinari dan budaya Jepang yang diadakan
sejak tahun 2010. Acara ini digagas oleh para komunitas orang Jepang yang tingal
di Indonesia, khususnya yang tinggal di kawasan Blok-M dan sekitarnya sebagai
bentuk ucapan terima kasih dan apresiasi terhadap orang Indonesia yang sudah
memberikan kesempatan untuk saling hidup bersama di Indonesia79
. Acara ini
dibantu oleh The Japan Foundation (TJF) sebagai perwakilan pemerintah Jepang,
Pemerintah Kota Jakarta Selatan, dan pihak-pihak lainnya.80
Dalam festival ini terdapat berbagai macam panggung yang
merepresentasikan hal yang berbeda pula. Yang pertama adalah panggung utama
atau dikenal juga sebagai panggung tradisional, sesuai namanya, panggung ini
menampilkan acara-acara yang bersifat tradisional seperti taiko, Oiran dan tidak
hanya kebudayaan Jepang, namun Gambang Kromong dan seni budaya gabungan
antara kedua negara juga ditampilkan. Selanjutnya merupakan panggung Budaya
Pop, di panggung ini terdapat acara final dari kompetisi cosplay tingkat nasional,
yang nantinya pemenang tersebut akan dibawa ke Jepang untuk mengikuti
pertemuan cosplay tingkat dunia. Yang terakhir merupakan panggung yang baru
ada di tahun 2018, yaitu panggung Chika yang berada di area basement, Panggung
79
Ennichisai. “Frequently Asked Question”. https://www.ennichisaiblokm.com/ diakses pada 27
Januari 2019 pukul 15.00 80
Berita Selatan. 2018. “Ennichisai Bukti Harmonisasi Hubungan Indonesia – Jepang”.
http://selatan.jakarta.go.id/news/2018/07/ennichisai-bukti-harmonisasi-hubungan-
indonesia-jepang diakses pada 23 April 2019 pukul 12.58
53
ini berisi berbagai band dan grup-grup semacam girlband dan boyband asal
Indonesia yang terpilih pada audisi sebelumnya81
Terkait dengan washoku, di festival tersebut juga menjajakan berbagai
camilan dan hidangan utama Jepang, setiap tahunnya kurang lebih terdapat 150
gerai yang menjajakan produk-produk tersebut. Gerai-gerai tersebut menjual
makanan yang harganya relatif lebih murah jika dibanding dengan menu serupa
yang terdapat di sebuah restoran, misalnya harga satu porsi kakigori. Kakigori
sendiri adalah hidangan penutup berupa es serut dengan dituang berbagai jenis
sirop, di festival ini harga satu porsi berkisar antara 15 ribu sampai 25 ribu,
berbeda jika kita membeli di restoran-restoran yang harganya sudah di atas 30
ribu.
Harga yang terjangkau membuat pengunjung yang hadir dapat membeli
berbagai macam menu yang ada. Pada titik inilah dapat kita lihat Jepang
melakukan upayanya dalam mempromosikan washoku, dimana pengunjung dapat
membeli berbagai menu yang ada. Pada saat pengunjung menyantap hidangan
tersebut, pengunjung menjadi terpikat dan ketika festival ini usai pengunjung
yang sudah menyukai hidangan tersebut akan mencarinya. Menu yang dapat kita
jumpai dengan mudah saat ini adalah takoyaki, sekarang ini dapat kita temukan
pedagang kaki lima yang menjajakan takoyaki. Walaupun rasanya tidak terlalu
otentik, dan sudah ada sedikit modifikasi untuk semakin memikat pembeli, namun
hal ini menunjukan apresiasi masyarakat terhadap jajanan yang satu ini. Tidak
81
Siaran Pers. 2018. “Mari Berakhir Pekan Bersama di Ennichisai 2018!”.
https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/112191/mari-berakhir-pekan-bersama-di-
ennichisai-2018 diakses pada 27 Januari 2019 pukul 15.32
54
hanya takoyaki, sushi pun mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Jika
dulu sushi hanya dijual di restoran kalangan menengah ke atas, saat ini kita dapat
menjumpai sushi dengan harga yang relatif lebih murah dan terdapat penjual yang
menjual hidangan ini dengan skala industri rumahan.
Selain Ennichisai , adalagi satu festival di Jakarta yang rutin diadakan setiap
tahun. Acara ini bernama Jak-Japan Matsuri. Festival ini diadakan pertama kali
pada tahun 2008, dan acara ini merupan bentuk syukur atas 50 tahun hubungan
diplomatik atas Indonesia dan Jepang. Warga Jepang di Indonesia saaat itu
berpikir bagaimana caranya agar terus bisa menjaga semangat persahabatan antara
kedua negara. Maka dengan dibantu pihak Pemerintah Provinisi DKI Jakarta,
terciptalah festival ini82
. Salah satu perbedaan festival ini dengan Ennichisai
adalah perihal biaya masuk. Festival Ennichisai membebaskan biaya masuk,
sedangkan untuk Jak-Japan Matsuri pengunjung dikenai biaya masuk sebesar 40
ribu Rupiah. Dengan adanya festival seperti Ennichisai dan Jak-Japan Matsuri,
diharapkan masyarakat bisa lebih mengenal budaya Jepang dan memiliki
pandangan yang positif dengan budaya mereka, khususnya dengan makanan
tradisional mereka.
Seperti umumnya pada pagelaran festival, di festival ini juga terdapat
beraneka makanan Jepang. Salah satunya adalah ikayaki. Jajanan ini terbuat dari
cumi-cumi yang dibakar setelah dioles dengan bumbu khas Jepang. Makanan ini
bisa cukup diketahui masyarakat karena banyakanime yang menampilkan
82
Kedubes Jepang untuk Indonesia. Apakah JJM. “https://www.id.emb-
japan.go.jp/matsuri/about_jjm.html. diakses pada 7 April pukul 05.46
55
makanan ini, biasanya adegan yang menampilkan jajanan ini berlatar belakang
festival, dan memang pada aslinya jajanan ini cukup populer pada festival-festival
yang diadakan di Jepang. Menurut seorang pedagang di sana, ikayaki menjadi
makanan paling laris dibeli oleh pegunjung. Harga seporsi ikayaki ia jual seharga
50 ribu rupiah.83
Selain melalui festival dengan skala besar, Jepang juga menggunakan festival
skala kecil seperti yang dilakukan melalui acara Japan Food Festival yang
digerakkan oleh JETRO. Acara ini diselenggarakan pada 31 Oktober – 13
November 2016. Acara ini diadakan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta
Selatan. Festival ini diisi oleh lima gerai makanan Jepang yang diwakili oleh
berbagai merek asal Jepang. Merek tersebut antara lain Enokiya, Ringer Hut,
Fujisan Taiyaki, Sushi Kaz, dan Menya Takeichi. Salah satu tujuan dari acara ini
yaitu melakukan tes pasar karena pada saat itu, merek-merek tersebut berencana
akan membuka cabangnya di Indonesia84
. Sampai dengan 2019, dari kelima
merek tersebut tidak semuanya berhasil membuka cabang di Indonesia. Tercatat
hanya ada tiga merek yang membuka cabang di Indonesia. Merek tersebut antara
lain Enokiya yang saat ini berlokasi di Pondok Aren Tangerang, Ringer Hut yang
berlokasi di Citywalk Sudirman, dan Fujisan Taiyaki yang berada di pintu selatan
Stasiun Gambir.
83
Tempo. 2018. “Cumi Bakar dan Takoyaki Laris Manis di Jak-Japan Matsuri 2018”.
https://metro.tempo.co/read/1124834/cumi-bakar-dan-takoyaki-laris-manis-di-jak-japan-
matsuri-2018/full&view=ok diakses pada 7 April 2019 pukul 05.31 84
Fimela. 2016. “Ke JETRO Japan Food Festival, Yuk Coba Makanan Unik Khas Jepang”.
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3764429/ke-jetro-japan-food-festival-
yuk-coba-makanan-unik-khas-jepang diakses pada 4 April 2019 pukul 06.45
56
Di festival ini, ada beberapa makanan yang sebetulnya kurang begitu dikenal
di Indonesia, berbeda dengan makanan yang terdapat di Ennichisai yang pada
umumnya makanan yang dijual banyak dikenali oleh masyarakat Indonesia.
Misalnya pada acara ini dapat kita jumpai camilan yang bernama kue dango yang
dibawa oleh merek Enokiya. Kue dango sebetulnya mirip dengan mochi, akan
tetapi yang menjadi pembeda utama ialah jika mochi dibuat dari beras utuh,
sedangkan dango dibuat dari tepung beras atau disebut juga sebagai mochiko.
Selain dango, Enokiya juga menyajikan camilan-camilan yang umumnya
disajikan di kawasan wisata atau dalam kegiatan-kegiatan festival budaya di
Jepang.
Lantas mengapa festival bisa menjadi alat yang cukup ampuh dalam sarana
diplomasi budaya? Ada beberapa alasan mengenai hal tersebut. Secara umum hal
yang menjadi penarik perhatian adalah ada sesuatu yang spesial yang menjadi
daya tarik. Berdasarkan uraian pada paragaf-paragraf sebelumnya, dapat dilihat
yang menjadi daya tarik masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta dapat lebih
dekat mengenal budaya Jepang. Selain budayanya di festival Ennichisai juga
menjual pernak pernik yang erat kaitannya dengan Jepang seperti baju kimono,
aneka gantungan kunci, serta kostum-kostum manga dengan berbagai diskon.
Selain pernak pernik, tidak lupa yang menjadi daya tarik selanjutnya adalah gerai-
gerai makanan yang menjual aneka makanan.
Pada bab 2 dijelaskan mengenai diplomasi budaya populer Jepang. Saat itu
makanan- makanan Jepang sulit ditemui di Indonesia. Akan tetapi pada acara
festival-festival seperti yang disebutkan di atas, sudah pasti ada makanan Jepang
57
yang tersedia. Masyarakat yang sudah dulu dibuat penasaran dengan makanan
yang mereka lihat di anime ataupun manga dapat mereka rasakan di acara festival
yang tersedia.
Menurut Jay Wang, ada tiga tujuan utama dalam diplomasi publik, yang
pertama adalah mempromosikan tujuan dan kebijakan negara, kedua sebagai
bentuk komunikasi nilai dan sikap negara, dan ketiga sebagai sarana untuk
meningkatkan pemahaman bersama dan rasa saling percaya antara negara dan
masyarakat.85
Berdasarkan penguraian di atas, jika hal tersebut dikaitkan dengan
pendayagunaan kuliner tradisional Jepang , maka Festival Ennhicisai yang
diadakan di kawasan Blok-M setiap tahunnya dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan promosi tentang Jepang khususnya dalam pertukaran kebudayaan
internasional.
Jay Wang dalam jurnalnya mengatakan poin pertama dalam tujuan diplomasi
publik adalah mempromosikan tujuan dan kebijakan negara86
. Jepang pasca
perang dunia memiliki tujuan untuk memulihkan citra negaranya. Jepang berusaha
untuk tampil sebagai negara yang cinta damai dan tidak seperti ketika perang
terdahulu. Jepang membuat The Japan Foundation (TJF) sebagai sarana untuk
melakukan pertukaran internasional di bidang kebudayaan. TJF merupakan
institusi yang bergerak di bidang kebudayaan Jepang. Mereka merupakan salah
85
Wang, Jay. 2006. “Public Diplomacy and Global Business”. The Journal of Business Strategy no
27 86
Wang. “Public Diplomacy and Global Business”. 43
58
satu pihak yang menyelenggarakan festival tahunan tersebut. TJF bisa dikatakan
berkembang dengan cukup baik, hal tersebut dapat dilihat pada respon masyarakat
Indonesia terkait dengan program dan kegiatan yang dilakukan TJF. Misalnya
seperti banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan, peningkatan peminat Bahasa
Jepang, dan jumlah pengunjung festival yang terus mengalami tren positif.
Poin kedua, Wang dalam jurnalnya mengatakan bahwa tujuan diplomasi
publik adalah sebagai bentuk komunikasi nilai dan sikap negara. Nilai suatu
negara juga mencakup nilai kebudayaannya87
. Hal tersebut sesuai dengan
program-program yang ada pada TJF. Program yang dimiliki TJF antara lain
Program Seni dan Budaya, Program Bahasa Jepang, dan Kelompok Studi Jepang
dan Pertukaran Intelektual.
Salah satu contoh lainnya dari hasil dari program seni dan budaya adalah
mempromosikan Ikebana dalam bentuk pameran. Melihat banyaknya peminat
akan Ikebana, TJF mengadakan pameran dan kursus yang didakan tiap 3 bulan
sekali, yang berfungsi juga untuk mengenalkan budaya Jepang dan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya agar masyarakat Indonesia dapat mempelajarinya.
Selain itu, TJF juga menyelanggarakan Festival Ennichisai yang sudah
berlangsung sejak 2010. Pada bidang Program Bahasa Jepang terdapat
peningkatan. Indonesia pada 2016 tercatat sebagai negara dengan penutur Bahasa
Jepang terbanyak di dunia, yaitu berjumlah sekitar 870 ribu orang88
, jika
87
Wang. “Public Diplomacy and Global Business”. 43 88
Tempo. 2016. “Jumlah Orang Indonesia Berbahasa Jepang Terbanyak di Dunia”.
https://dunia.tempo.co/read/740056/jumlah-orang-indonesia-berbahasa-jepang-terbanyak-
di-dunia/full&view=ok diakses pada 23 April 2019 pukul 23.45
59
dibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya berjumlah 272 ribu89
, hal tersebut
menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.
Poin terakhir yang disampaikan Wang, tujuan dari diplomasi publik adalah
sarana untuk meningkatkan pemahaman bersama dan rasa saling percaya antara
negara dan masyarakat90
. Hal tersebut tercermin dari refleksi setiap tahun,
buktinya adalah peningkatan pengunjung dari tahun ke tahun. Gelaran festival ini
pada 2018 lalu mendapatkan pengunjung sekitar 350 ribu pengunjung91
, angka
tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2013, jumlah
pengunjung berkisar 200 ribu orang92
. Daya tarik pengunjung tidak hanya
berdasarkan bebasnya biaya masuk, namun juga berbagai hal yang sudah
disebutkan di paragraf sebelumnya.
B. Melalui Anime dan Manga
Selain dengan festival-festival yang diadakan di Indonesia, pendayagunaan
washoku juga melalui seni-seni yang ada, seperti seperti serial kartun Jepang
maupun komik-komik. Pada bab sebelumnya dijelaskan mengenai diplomasi
budaya populer Jepang di Indonesia tapi belum disebutkan apa yang menjadi
pembeda antara J-Pop dan K-Pop khusunya dalam menampilan kuliner mereka.
89
Iyul Yanti, Skripsi . “Diplomasi Kebudayaan Jepang di Indonesia Melalui The Japan
Foundation Tahun 2003-2011” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2012) hal 54 90
Wang. “Public Diplomacy and Global Business”. 43 91
Wuragil, Zacharias. 2018. “Area Festival Ennichisai Akan Diperluas 2019”.
https://metro.tempo.co/read/1102708/area-festival-ennichisai-akan-diperluas-
2019/full&view=ok diakses pada 27 Januari 2019 pukul 15.46 92
Rudi, Alsadad. 2013. “Yuk, ke Festival Little Tokyo”.
https://nasional.kompas.com/read/2013/05/26/08285611/yuk.ke.festival.little.tokyo diakses
pada 27 Januari 2019 pukul 15.50
60
Biasanya pada K-Pop, media yang paling sering menampilkan adegan makan atau
yang berhubungan dengan makan yaitu dalam tayangan drama atau reality show.
Penggunaan tayangan drama atau reality show juga dirasa cukup efektif. Kita
saat ini dengan mudah dapat menemui kimchi, sejenis asinan kubis. Hal ini jika
terus dibiarkan dirasa akan dapat menggeser kepopuleran makanan Jepang di
Indonesia. Tetapi Jepang sudah punya sesuatu hal yang sudah cukup matang yaitu
anime dan manga. Karena mereka sudah hadir sejak tahun 90-an, anime dan
manga semacam mengakar pada masyarakat Indonesia. Sehingga usaha melalui
anime ini menjadi tidak terlalu sulit.
Seni dalam diplomasi kebudayaan melibatkan para seniman yang ada, baik itu
penyanyi, pelukis, sastrawan ataupun pelaku seni lainnya. Dalam studi Jepang
dan terkait dengan konsep diplomasi budaya, aktor yang terlibat tidak hanya
negara, namun semua pihak dapat terlibat baik itu individual maupun kolektif.
Oleh karena itu aktornya bisa setiap warga negara. Selain itu, sasaran dari
diplomasi budaya tidak hanya negara, melainkan seluruh masyarakat. Dalam
kasus ini, aktor yang terlibat adalah sang komikus dan sasarannya adalah para
pembaca dan penonton di seluruh dunia.. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari
diplomasi budaya yaitu memengaruhi pendapat masyarakat di level nasional
ataupun internasional.
Penggunaan manga maupun anime dapat dikatakan sebagai media yang
cukup efektif, apalagi ketika kita lihat di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jam
penayangan kartun Jepang mendapat porsi yang tidak sedikit. Banyak makanan
61
Jepang yang ditampilkan dalam sebuah animasi dan tidak jarang ketika kita
melihat acara tersebut, penonton dapat mengasosiasikan sebuah animasi dengan
makanan khasnya, seperti serial Doraemon. Ketika kita mendengar kata tersebut,
penonton dapat mengasosiasikan kata tersebut dengan dorayaki, camilan
berbentuk kue dengan isian pasta kacang merah. Namun sebetulnya doraemon
sudah booming di tahun 90-an.
Saat ini juga terjadi pergeseran dalam cara mengakses serial manga dan
anime. Pada era sebelumnya, seperti sudah disebutkan pada bab 2, stasiun televisi
di Indonesia memiliki jam tayang yang cukup tinggi dalam penayangan serial
manga, khususnya di saluran Indosiar, akan tetapi saat ini berbeda. Saat ini
televisi tidak terlalu sering menampilkan tayangan kartun Jepang. Jam tayang
yang tidak sepadat dulu tidak terlalu memengaruhi, karena saat ini akses internet
sudah mudah didapatkan. Akses yang mudah membantu masyarakat dalam
memilih tontonan favorit mereka. Sebetulnya saat ini agak sulit untuk menentukan
trenmanga atau anime yang sedang terjadi di Indonesia. Karena jika dulu televisi
membuat apa yang kita lihat tidak terlalu berbeda, saat ini tiap individu memiliki
tontonan yang berbeda.
Daftar anime dan manga populer di Indonesia melalui mesin pencari google
pun juga menampilkan hasil yang beragam pula. Akan tetapi ada satu kesamaan
dari masing-masing serial anime. Ketika terdapat adegan makanan, makanan yang
disantap seringkali merupakan makanan khas Jepang. Memang ada beberapa
adegan yang menampilkan makanan Barat seperti burger ataupun steak, namun
seringnya makanan yang ditampilkan adalah makanan khas Jepang.
62
Anime atau manga memiliki tema yang berbeda-beda seperti aksi,
petualangan, horror dan lain sebagainya. Manga atau anime yang bertemakan
makanan pun juga hadir. Dengan adanya tema seperti ini, semakin jelas promosi
budaya kuliner mereka. Tema seperti ini semakin membuat para penonton dan
pembaca semakin tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang makanan yang
ditampilkan.
Data lain yang bisa menjadi penguat tentang efektifitas manga dan anime
terdapat pada survey yang dilakukan oleh Caraka Wahyu Erwindo pada
penelitiannya yang bertajuk “ Efektifitas Diplomasi Budaya Dalam Penyebaran
Anime dan Manga sebagai Nation Branding Jepang” pada 2018. Survey tersebut
memuat data seperti apakah responden mengetahui tentang manga dan anime,
gender pembaca dan penonton, serta apakah situasi yang digambarkan oleh
manga dan anime dapat menggambarkan kondisi kehidupan sosial masyarakat
Jepang.
Survey tersebut mengatakan bahwa kaum perempuan juga menyukai manga
dan anime, data tersebut terlihat dari 52,9% perempuan yang mengisi survey.
Kesadaran akan manga dan anime juga cukup baik. Sebanyak 97,1% mengetahui
manga dan anime. Erwindo juga menyebutkan bahwa 35 koresponden
menyatakan bahwa anime dan manga menggambarkan masyarakat Jepang adalah
pekerja keras, 20 koresponden menyatakan bahwa masyarakat disana menjunjung
tinggi sopan santun, disusul dengan 15 koresponden yang menyatakan masyarakat
disana memegang teguh nilai budaya, dilanjutkan dengan 13 koresponden yang
menyatakan bahwa mereka disiplin dan ditutup dengan 9 korespenden yang
63
menyatakan masyarakat Jepang adalah masyarakat yang menganut sifat hidup
teratur dan tertata. Hal tersebut menunjukkan bahwa anime dan manga dapat
menjadi gambaran akan masyarakat Jepang93
Salah satu serial yang cukup populer adalah Shokugeki no Souma. Serial ini
pertama kali muncul dalam bentuk manga pada tahun 2012, akan tetapi versi
animenya baru dibuat pada tahun 2015. Sebelum adanya serial ini, serial seperti
Cooking Papa sebetulnya sudah muncul terlebih dahulu pada tahun 90an, akan
tetapi tidak terlalu sepopuler sekarang.
Serial ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Yukihira Souma yang
memiliki keinginan untuk menjadi koki kepala pada kedai milik ayahnya serta
memiliki kemampuan memasak yang melebihi ayahnya. Namun sang ayah yang
bernama Yukihira Jouchirou mendapat tawaran dari temannya yang berada di
Amerika Serikat untuk menjadi koki kepala di sana. Sang ayah kemudian
menutup kedainya sembari memberikan tantang kepada Souma untuk bersekolah
disebuah sekolah elit yang memiliki tingkat kelulusan yang cukup sulit94
.
Makanan yang ditampilkan di serial ini cukup beragam, namun serial ini tetap
memasukkan beberapa makanan Jepang ke dalam serial mereka.
Selanjutnya adalah serial berjudul Koufuku Graffiti. Anime ini muncul pada
awal Januari 2015. Bercerita tentang . Kalau serial sebelumnya menampilkan
93
Erwindo, Wahyu Caraka. 2018. “Efektifitas Diplomasi Budaya Dalam Penyebaran Anime dan
Manga Sebagai Nation Branding Jepang”. Jurnal Analisis Hubungan Internasional vol
7(2):76 94
Nunu. 2016. “Sinopsis:SINOPSIS: SHOKUGEKI NO SOUMA”.
https://sakuranime.com/sinopsis-shokugeki-no-souma-2015-anime-memasak-terbaik/
diakses pada 6 april 2019 pukul 19.41
64
aneka makanan dari berbagai belahan dunia, pada serial ini makanan yang
ditampilkan lebih dominan ke masakan asli Jepang. Serial ini bercerita tentang
seorang kehidupan sehari-hari seorang gadis yang mendapat warisan ilmu
memasak dari sang nenek.95
Makanan yang ditampilkan pada anime atau manga juga cukup beragam, baik
camilan maupun makanan utama. Pada tulisan selanjutnya akan dibahas mengenai
makanan Jepang, yang berupa camilan ataupun makanan utama dan dikenal cukup
baik oleh masyarakat Indonesia, karena anime dan manga mendapat respon yang
baik dari masyarakat Indonesia.
Pertama adalah jajanan yang bernama ringo ame. Ringo ame merupakan
camilan yang biasanya dijajakan ketika sedang diadakan festival musim panas.
Jajanan ini terdiri dari buah apel yang dicelupkan ke dalam cairan gula dan di
diamkan sejenak hingga lapisan cairan gula tersebut mengeras. Jajanan ini pernah
ditampilkan pada mangaGekkan Shoujo Nozaki-kun,dan beberapa lainnya. Jajanan
ini jarang ditemui di Indonesia ketika tidak sedang ada acara-acara besar. Jajanan
ini dapat kita temui pada gelaran festival Ennichisai. Satu porsi jajanan ini seharga
15 ribu rupiah.
Selanjutnya adalah Kakigori. Kakigori merupakan hidangan penutup berupa
es serut yang disiram sirup. Kakigori termasuk kedalam hidangan yang cukup
populer di Indonesia. Bahkan terdapat pula kakigori yang dijual oleh pedagang
95
Bosnia, Faisal. 2018. “7 Anime Kuliner Paling „Maknyus‟ Saat Ini”.
https://www.kincir.com/movie/anime/7-anime-kuliner-paling-maknyus-saat-ini diakses
pada 6 April 2019 pukul 19.45
65
kaki lima. Kakigori merupakan hidangan yang bisa dikatakan cukup tua. Kakigori
diperkirakan sudah ada sejak zaman Heihan atau kurang lebih sekitar abad ke
sepuluh. Pada saat itu, hidangan ini merupakan hidangan yang disajikan kepada
kaum bangsawan saja. Kakigori baru marak dikonsumsi oleh masyarakat biasa
pada saat zaman Edo atau sekitar abad ke sembilan belas, kakigori bisa
dikonsumsi oleh masyarakat awam karena semakin majunya transportasi di
Jepang.96
Makanan yang cukup populer selanjutnya adalah takoyaki. Pada awal
pembahasan bab ini sempat disinggung sedikit mengenai ini. Takoyaki merupakan
jajanan yang berbentuk bola yang terbuat dari adonan terigu dan diisi dengan
potongan kecil daging gurita. Takoyaki bisa dikatakan hidangan yang umunya
relatif muda. Jajanan ini muncul pada kisaran tahun 1930-an. Walau demikian,
dikatakan bahwa takoyaki sebetulnya merupakan jajanan yang bernama choboyaki
hanya saja berbentuk bola97
.
Tidak sulit untuk menemukan takoyaki di Indonesia. Takoyaki di Indonesia
tersedia baik yang disajikan di restoran ataupun di kakilima. Di UIN Syarif
Hidayatullah juga dapat ditemui pedagang takoyaki kaki lima yang berlokasi
kampus dua. Takoyaki kaki lima ini ada yang berupa milik perseorangan ataupun
berupa waralaba. Di lokasi kampus dua, takoyaki yang dijual merupakan waralaba
dari “Lucky Takoyaki”. Menurut data dari website waralaba tersebut, lucky
96
Strusiewicz, Cezary Jan. 2017. “KAKIGORI – THE TIP OF THE (SHAVED) ICEBERG”.
https://metropolisjapan.com/kakigori-tip-shaved-iceberg/ diakes pada 6 April 2019 pukul
21.30 97
Otani, Seigo. 2017. “What is Takoyaki”. http://thisis-japan.com/takoyaki/ diakses pada 6 April
2019 pukul 21.50
66
takoyaki berawal di Bandung dan saat ini mempunyai lebih dari delapan puluh
gerobak yang tersebar di area Jakarta dan beberapa wilayah Banten dan Jawa
Barat. Walaupun usaha ini tidak langsung dimiliki oleh pihak Jepang, melihat
banyaknya jumlah gerobak menandakan bahwa ada pasar yang cukup
menguntungkan dan berasal dari baiknya respon masyarakat Indonesia.
Makanan Jepang yang cukup populer karena anime atau manga selanjutnya
adalah onigiri. Onigiri secara umumnya memiliki 2 bentuk yang berbeda, yaitu
bola dan segitiga. Tetapi pada serial manga atau anime lebih sering muncul yang
berbentuk segitiga. Dahulu agak susah menemukan onigiri, namun saat ini relatif
dapat lebih mudah ditemukan. Onigiri merupakan hidangan yang berbentuk nasi
yang dikepal dan dibungkus dengan rumput laut. Sebetulnya onigiri yang
ditampilkan pada manga ataupun anime seringnya merupakan onigiri polos tanpa
isian apapun walaupun di Jepang ada ada varian onigiri yang memiliki isian. Tapi
saat ini, onigiri yang ada di Indonesia merupakan onigiri yang terdapat isian
seperti ikan tuna ataupun daging asap, bahkan terdapat pula onigiri yang isinya
disesuaikan dengan lidah orang Indonesia seperti rendang, sambal goreng hati dan
lain sebagainya.98
Selanjutnya adalah mie ramen. Ramen ini cukup sering muncul serial manga
dan anime Naruto juga sering menampilkan makanan khas lainnya. Di dalam
serial tersebut, tokoh utama seringkali mengunjungi kedai ramen yang bernama
Ichiraku Ramen. Ramen merupakan makanan yang tidak benar-benar asli dari
98
Liputan 6. 2016. “Nikmatnya Onigiri Khas Jepang dengan Cita Rasa Indonesia”.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2498740/nikmatnya-onigiri-khas-jepang-dengan-
cita-rasa-indonesia diakes pada 4 April pukul 23.30
67
Jepang. Ramen merupakan makanan yang diadopsi dari sup mie asal Kekaisaran
China yang beranama la mian. Makanan ini datang dari imigran asal Kekaisaran
China yang membuat kawasan pecinan di daerah Kobe dan Yokohama99
.
Sering tampilnya ramen membuat penonton merasa akrab dengan makanan
tersebut dan membuat penonton ingin mencoba makanan tersebut di dunia nyata.
Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata IchirakuRamen di serial Naruto benar-benar
ada di Jepang. Lokasi kedai tersebut berada di Fukuoka100
.
Di Indonesia sendiri khususnya Jakarta, ada lebih dari 40 gerai ramen. Baik
itu berupa restoran yang menu utamanya memang ramen, atau hidangan
ramennya justru bukan menu utama restoran tersebut. Contohnya adalah gerai
Sushi Tei, dari namannya memang terlihat kalau gerai ini fokus utamanya adalah
sushi101
. Sushi memang menjadi fokus utamanya, tapi mereka juga menyajikan
ramen yang cukup enak dan tidak terkesan seperti makanan yang sekedar
ditambahkan di menu mereka. Gerai ramen ini juga bervariasi, baik yang berupa
restoran mahal sampai kaki lima pun ada.
Makanan yang disebutkan di atas sudah tampak familiar dengan kehidupan
kita. Jepang pun juga masih memiliki makanan tradisional lainnya yang masih
belum terekspos dengan masif. Dapat dikatakan bahwa anime dan manga
99
Lombardi, Linda. 2014. “THE SOCIAL HISTORY OF RAMEN”.
https://www.tofugu.com/japan/history-of-ramen/. Diakes pada 4 April 2019 pukul 23.50 100
Hughes, Michelle. 2016. “Naruto‟s favorite noodle shop Ichiraku Ramen is real, and we just
visited it!”. https://soranews24.com/2016/08/22/narutos-favorite-noodle-shop-ichiraku-
ramen-is-real-and-we-just-visited-it/ diakses pada 5 April 2019 pukul 00.05 101
Detik Food. Tanpa tahun. “ 40 Tempat Makan Ramen Enak di Jakarta”.
https://food.detik.com/foodspot/40ramen/” diakses pada 5 April pukul 00.20
68
memiliki dampak yang cukup baik dalam penyebaran makanan tradisional
mereka.
Pada bab tiga disebutkan kontribusi washoku terhadap Jepang, namun data
tersebut tidak secara spesifik menjelaskan nilai ekspor mereka di Indonesia.
Setelah adanya kampanye terebut, peningkatan nilai jumlah ekspor mereka justru
malah terjadi pasca 2015, karena dari 2013 sampai dengan 2015 terjadi
penurunan, akan tetapi pihak Jepang belum mempublikasikan secara detail
mengenai nilai ekspor mereka di tahun 2018. Untuk lebih jelasnya, nilai ekspor
tersebut dicantumkan pada diagram di bawah berikut ini :
Tabel IV.B.1. Nilai Ekspor Jepang ke Indonesia di Bidang Makanan
Sumber data:
https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/JPN/Year/LTST/TradeFlo
w/Export/Partner/by-country/Product/16-24_FoodProd
0
5
10
15
20
25
2013 2014 2015 2016 2017
Da
lam
Rib
u D
ola
r
Nilai Ekspor Jepang ke Indonesia di
Bidang Produk Makanan Tahun 2013-
2017
Nilai Ekspor
69
Berdasarkan diagram di atas memang saat ini mengalami peningkatan. Namun
jika kita melihat hal yang sudah dilakukan Jepang. Dengan berbagai macam hal
yang dimiliki oleh Indonesia dan Jepang, seharusnya mereka memiliki tren yang
positif dan semestinya nilai ekspor mereka ke Indonesia di bidang makanan
masuk ke dalam 3 besar ASEAN. Akan tetapi dalam beberapa tahun belakangan
ini, posisi Indonesia selalu di bawah Malaysia. Jika kita lihat, sebetulnya lebih
banyak peminat kebudayaan Jepang di Indonesia daripada di Malaysia, namun
pada 2018, secara global ekspor mereka di bidang ini mengalami peningkatan
sebesar 15,2 %.102
Masalahnya muncul ketika ada bahan makanan yang mengandung alkohol.
Walaupun Malaysia tidak memiliki pecinta komunitas Jepang yang cukup kuat
seperti di Indonesia, jumlah umat muslim disana tidak sebanyak yang ada di
Indonesia. Umat muslim di Indonesia mencapai 87 %, sedangkan Malaysia
berjumlah 61%.103
Angka tersebut juga dapat ditafsirkan menjadi adanya 39%
masyarakat Malaysia yang tidak terikat dengan hukum halal, sehingga lebih
banyak masyarakat disana yang dapat mengkonsumsi alkohol dibandingan dengan
dengan masyarakat Indonesia.
Selain melalui pagelaran festival kebudayaan dan melalui anime dan manga.
Jepang ditahun 2013 pernah melakukan suatu upaya. Upaya tersebut berupa
102
Koe Tigmin. 2018. “Japan‟s Food Export Higher than Last Year‟s, with Hong Kong the
Greatest Importer”. https://www.foodnavigator-asia.com/Article/2018/08/22/Japan-s-food-
exports-higher-than-last-year-s-with-Hong-Kong-the-greatest-importer diakses pada 8 April
2019 pukul 14.20 103
Index Mundi. 2018. “Malaysia Demographics Profile 2018”.
https://www.indexmundi.com/malaysia/demographics_profile.html diakses pada 17 Mei
2019 pukul 01.11
70
projek yang dinamakan “ Japan Halal Food Project”. Projek tersebut merupakan
bentuk kerjasama antara Cool Japan Strategy Promotion Project METI dengan
First co. Ltd. Projek ini diluncurkan pada 2013 dan usai pada 2014. Projek
tersebut khusus mempromosikan kondisi pangan Jepang yang bersih dan aman
sebagaimana konsep halal yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.104
Projek tersebut memiliki beberapa kegiatan dan didukung melalui sebuah
situs web bernama “ Cooking Japan”. Situs ini berisikan info-info yang
berhubungan dengan makanan Jepang seperti aneka resep, daftar-daftar restoran
Jepang menyediakan makanan halal hingga info mengenai budaya kuliner Jepang.
Kegiatan projek tersebut antara lain demo latihan masakan Jepang kepada anak-
anak usia dini dan kepada orang tuanya mengenai kebiasaaan makan makanan
yang sehat. Selain ada demo memasak, diadakan juga seminar. Seminar ini antara
lain berisikan mengenai standar kontrol produksi di Jepang105
.
Acara demo memasak ini melibatkan lima sekolah dasar yang ada di Jakarta
dan dilaksanakan pada Februari 2014. Selain itu dalam pelaksanaannya, acara ini
juga menampilkan pahlawan bertopeng asal Indonesia yaitu Bima Satria Garuda.
Acara ini ditutup dengan adanya kegiatan ekshibisi yang dinamakan “Indonesia
Japan Expo Smart Community Exhibition”. Acara ini memamerkan produk-
produk makanan yang berasal dari Jepang dalam skala yang besar.
104
Detik Food. 2013. “Japan Halal Food Project Promosikan Produk Pangan Halal Jepang di
Indonesia”. https://food.detik.com/info-halal/d-2433453/japan-halal-food-project-
promosikan-produk-pangan-halal-jepang-di-indonesia diakes pada 5 April pukul 00.30 105
Adam, MFR, et al. “Gastrodiplomacy Jepang di Indonesia Melalui Program Japan Halal Food
Project (JHFP) Tahun 2013-2015”. E-SOSPOL; Vol. IV . 2017; hal 15
71
Walaupun adanya keterbasan dalam bidang bahan baku, terutama yang
mengandung unsur tidak halal, banyak perusahaan Jepang di bidang makanan
yang masih tertarik untuk melakukan investasinya di Indonesia.
Hal tersebut sesuai dengan poin lainnya dari Lenczowki yaitu Literatur dan
adanya Program Edukasi. Pengadaan bahan baca kepada masyarakat luar
merupakan cara yang ampuh dalam menyampaikan suatu gagasan, sejarah,
ataupun hal lainnya untuk semakin memberikan wawasan tentang detail dari
negara tersebut. Adanya penggunaan situs tersebut dapat memberikan wawasan
yang lebih banyak kepada masyarakat Indonesia tentang budaya kuliner mereka.
Berdasarkan pada konsep diplomasi budaya yang digunakan dan penggunaan
instrumen diplomasi kebudayaan untuk memengaruhi masyarakat Indonesia, di
bawah ini merupakan suatu ringkasan bagaimana langkah pendayagunaan kuliner
tradisional Jepang di Indonesia.
Konsep Diplomasi Budaya
Instrumen Diplomasi Kebudayaan Aktualisasi
Exhibitions Pemerintah Jepang menyelenggarakan
festival kebudayaan seperti Ennichisai
dan Jak-Japan Matsuri
Arts Maraknya anime dan manga
Educational Program Jepang mengadakan pelatihan demo
masak.
Literature Jepang meluncurkan sebuah website
72
yang berisikan info-info mengenai
kuliner Jepang.
Tabel diatas merupakan tabel yang berdasarkan pada kegiatan diplomasi
budaya yang dikemukakan oleh John Lenczowski. Ada beberapa kegiatan lain
yang tidak dilakukan oleh Jepang, akan tetapi walau Jepang hanya melakukan
empat kegiatan saja, mereka mampu melakukan kegiatan tersebut dengan efektif.
Dengan demikian, langkah-langkah yang dilakukan oleh Jepang dalam
pendayagunaan washoku di Indonesia adalah melalui ekshibisi, penyebaran nilai-
nilai melalui seni gambar (manga dan anime), dan yang terakhir mengadakan
program edukasi beserta dengan literasi. Melalui upaya diatas, Jepang
mendapatkan manfaat berupa pandangan masyarakat Indonesia yang positif
sebagaimana survey yang sudah disebutkan sebelumnya, merebaknya restoran
dengan tema masakan Jepang baik di skala restoran mewah hingga di skala kaki
lima, dan meningkatnya jumlah wisatawan asal Indonesia ke Jepang.106
106
Japan Tourism. 2019. “Overseas Residents' Visits to Japan”.
https://www.tourism.jp/en/tourism-database/stats/inbound/#region-courtry diakses pada 21
Mei 2019 pukul 12.20
73
BAB V
KESIMPULAN
Skripsi mengenai upaya Jepang dalam pendayagunaan kuliner tradisional
sebagai instrumen diplomasi budaya (periode 2013-2018) ini dilatar belakangi
atas sedikitnya penelitian yang mengangkat topik diplomasi budaya, khusunya di
bidang kuliner dalam ilmu Hubungan Internasional (HI) di Indonesia, padahal
budaya merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan begitu saja dalam HI
sebagaimana yang disampaikan oleh Lenczowski dalam bukunya Full Spectrum
Diplomacy and Grand Strategy Reforming the Structure and Culture of U.S.
Foreign Policy. Oleh karena itu diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu HI terlebih di bidang diplomasi budaya melalui instrumen
kuliner tradisional
Diplomasi budaya Jepang melalui kulinernya terbangun dengan adanya target
ekspor dibidang pertanian, perikanan dan agrikultur mencapai nilai 1 Triliun Yen
pada 2020 mendatang. Sebelumnya Jepang sudah mulai melirik kuliner
tradisionalnya dengan membuat sebuah program yang diberi nama Shoku-bunka
kenkyū suishin kondankai di tahun 2005 dan membuat sushi menjadi salah satu
makanan favorit di dunia. Pada tahun 2013 kuliner tradisonal mereka atau
washoku masuk kedalam daftar warisan budaya takbenda oleh UNESCO. Jepang
bisa dikatakan bersaing dengan Korea Selatan dalam urusan kulinernya.
Boomingnya K-Pop turut membantu penyebaran makanan Korea Selatan secara
74
baik, khusunya di pasar Indonesia. Hal ini membuat Jepang perlu untuk
melakukan serangkaian upaya agar diplomasi budayanya berhasil.
Jepang melakukan berbagai upaya dalam pendayagunaan kulinernya di
Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh Jepang dengan mengadakan berbagai
ekshibisi (contoh: Festival Ennichisai), penyebaran melalui seni gambar (manga
dan anime), mengadakan program edukasi seperti acara demo memasak, dan
membuat literasi yang dituangkan dalam wujud situs web serta buku-buku
mengenai aneka resep maupun sejarah makanan Jepang yang dapat kita temui di
perpustakaan TJF.
Upaya tersebut memiliki korelasi dengan konsep diplomasi kebudayaan, soft
power, dan diplomasi publik. Diplomasi melalui washoku menggunakan
instrumen budaya (culture) dan ditujukan untuk memperjuangkan kepentingan
nasional seperti promosi negara dan tercapainya target nilai ekspor Jepang di
manca negara. Keempat upaya di atas juga berorientasi untuk mempengaruhi
opini masyarakat global bahwasanya Jepang merupakan negara yang cinta damai,
dan memiliki budaya yang menarik, baik budaya modern maupun tradisional,
sekaligus mengakui Jepang sebagai negara yang memiliki budaya kuliner yang
cukup unik. Sebagaimana konsep diplomasi publik, penelitian ini juga mengakui
aktor non-negara adalah sesuatu yang cukup diperhitungkan dalam hubungan
internasional. Dengan demikian, masing-masing konsep tersebut mampu menjadi
alat analisa dan menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan.
xi
xi
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Erwindo, Wahyu Caraka. 2018. “Efektifitas Diplomasi Budaya Dalam
Penyebaran Anime dan Manga Sebagai Nation Branding Jepang”. Jurnal
Analisis Hubungan Internasional vol 7(2):76
Goodman, Roger. “The Concept of Kokusaika and Japanese Educational
Reform”. Globalisation, Societies and Education. Vol 5 No 1. 2007: 72-74
Juyan, Zhang. “The Foods of the Worlds: Mapping and Comparing Contemporary
Gastrodiplomacy Campaign”. International Journal of Communication
9(2015), 568–591
Kartikasari, Wahyuni. “The Role of Anime and Manga in Indonesia-Japan”. 2018:
hal 45
Koga, Kei. “Transcending the Fukuda Doctrine: Japan, ASEAN, and the Future of
Regional Order”. CSIS. 2017: hal 1
Nakamura, Toshiya. “Japan‟s New Public Diplomacy: Coolness in Foreign Policy
Objectives”. 5-8
Nirwandy,Noor dan Ahmad Azran Awang. “Conceptualizing Public Diplomacy
Social Convention Culinary: Engaging Gastro Diplomacy Warfare for
Economic Branding.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 130 ( 2014
): 325-332
Ogura, Kazou. “Japan Postwar Cultural Diplomacy Cultural Diplomacy”. CAS
Working Paper Series 1 .2008: 2-6
Otzmasgin, Nissim. “Geopolitics and Soft Power: Japan‟s Cultural Policy and
Cultural Diplomacy in Asia”. Asia-Pacific Review, Vol. 19, No. 1. 2012: hal
49
Paul S. Rockower : Mary Jo. A Pham, “Food as Communication: A Case Study of
South Korea Gastrodiplomacy“, (Washington,D.C, American University,
2013), hal. 4.
Paul S. Rockower, Projecting Taiwan : Taiwan‟s Public Diplomacy Outreach 47,
(Taiwan, Taipei, Institute of International Relations, National Chengchi
University, Maret 2011): 107-152
Edstorm, Berd. “Japan‟s Foreign Policy in Transition: The Way Forward for
Japan as an International Actor In a World in Flux”. Institute for Security &
Development Policy”. 2011
xii
Jiménez-Beltrán,Francisco Javier. 2016. “Analysis of the Relationship between
Tourism and Food Culture.” Sustainability 8 hal :9
Adam, MFR, et al. “Gastrodiplomacy Jepang di Indonesia Melalui Program Japan
Halal Food Project (JHFP) Tahun 2013-2015”. E-SOSPOL; Vol. IV . 2017;
hal 15
Buku
Ashkenazi, Michael and Jeanne Jacob. Food Culture in Japan. “Food Culture
Around The World. 2003
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. “Pengantar Metode Penelitian Kualitatif”.
Surabaya: Usaha Nasional. 1992
Drinkwater, Derek. Sir Harold Nicolson and International Relations: The
Practitioner as Theorist. New York: Oxford University Press. 2005
Iyul Yanti, Skripsi . “Diplomasi Kebudayaan Jepang di Indonesia Melalui The
Japan Foundation Tahun 2003-2011” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
2012) hal 54
Japan Sake and Shochu Makers Association and National Research Institute of
Brewing. 2011. A Comprehensive Guide to Japanese Sake. Japan Sake and
Shochu Makers Association
Kosaki, Takayuki. dan Walter Wagner. The Food of Japan : Authentic Recipes
from the Land of the Rising Sun. 1995
Lenczowski, John. 2011. Full Spectrum Diplomacy and Grand Strategy
Reforming the Structure and Culture of U.S. Foreign Policy. Lexington
Books, United Kingdom
Melissen, Jan. (2006) Public Diplomacy Between Theory and Practice. In: J.
Noya (ed).
Oppenheim, Felix E. 1987. National Interest, Rationality, and Morality, Political
Theory, 15
Vogel, Steven K. Japan Remodeled: How Government and Industry are
Reforming Japanese Capitalism. London: Cornell University Press, 2006
Warsito,Tulus dan Wahyuni Kartikasari. Diplomasi Kebudayaan Konsep dan
Relevansi Bagi Negara Berkembang: Studi Kasus Indonesia, Ombak,
Yogyakarta, 2007
xiii
Laporan Resmi Pemerintah
Laporan dari Kementrian Agrikultur, Perikanan, dan Kehutanan Jepang. Dapat
dilihat melalui website
http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf diakses
pada 11 April 2018 pukul 09.05
MAFF. “Further Spreading the Appeal of Japanese Food to the World”.
http://www.maff.go.jp/e/data/publish/attach/pdf/maff_2016-1.pdf
Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries. “ Washoku: Traditional Dietary
Cultures of Japanese”dapat diperoleh di
http://www.maff.go.jp/e/japan_food/washoku/pdf/wasyoku_english.pdf
The Japan Foundation. Annual Report 2002.
https://www.jpf.go.jp/e/about/result/ar/2002/pdf/ar2002.pdf diakses pada
14 Oktober 2018
Situs Resmi Pemerintah
Berita Selatan. 2018. “Ennichisai Bukti Harmonisasi Hubungan Indonesia –
Jepang”. http://selatan.jakarta.go.id/news/2018/07/ennichisai-bukti-
harmonisasi-hubungan-indonesia-jepang diakses pada 23 April 2019 pukul
12.58
Hello Kitty App. https://us.jnto.go.jp/news/news_item.php?newsid=530 diakses
pada 10 Agustus pukul 16.08
International Students in Japan 2017.
https://www.jasso.go.jp/en/about/statistics/intl_student/data2017.html
diakses pada 19 November 2018 pukul 19.00
Japan Tourism. 2019. “Overseas Residents' Visits to Japan”.
https://www.tourism.jp/en/tourism-database/stats/inbound/#region-courtry
diakses pada 21 Mei 2019 pukul 12.20
Kedubes Jepang untuk Indonesia. Apakah JJM. “https://www.id.emb-
japan.go.jp/matsuri/about_jjm.html. diakses pada 7 April pukul 05.46
Ministry of Foreign Affairs of Japan. “Inauguration Ceremony of Anime
Ambassador” .https://www.mofa.go.jp/announce/announce/2008/3/0319-
3.html diakses pada 9 Agustus pukul 08.14
xiv
Ministry of Foreign Affairs of Japan.Pop-Culture
Diplomacy.https://www.mofa.go.jp/policy/culture/exchange/pop/index.html
diakses pada 9 Agustus 2018 pukul 07.59
The Japan Food Product Overseas Promotion Center (JFOODO). “About
Us”.https://www.jetro.go.jp/en/jfoodo/about.html
The Japan Food Product Overseas Promotion Center (JFOODO). “Our
Logo”.https://www.jetro.go.jp/en/jfoodo/logo.html diakses pada 10
Desember pukul 19.53
Basis Data Resmi
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari situs
https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/JPN/Year/LTST/Trad
eFlow/Export/Partner/by-country/Product/16-24_FoodProd diakses pada 10
November 2018 pukul 12.45
Export value of agricultural, forestry and fishery commodities from Japan from
2010 to 2017. https://www.statista.com/statistics/750643/japan-export-
value-of-agricultural-forestry-and-fishery-products/ diakes pada 13 April
2018 pukul 10.15
Media Elektronik
Associated Press. 2008. “Hello Kitty Named Japan Tourism Ambassador”.
http://www.nbcnews.com/id/24708771/ns/travel-news/t/hello-kitty-named-
japan-tourism-ambassador/#.W3PfDvkzbIU diakses pada 10 Agustus pukul
15.12
Bartlett, Chris. 2015. “The Origin and History of Japanese Curry Rice”.
https://taiken.co/single/the-origin-and-history-of-japanese-curry-rice diakses
pada 16 Desember 2018 pukul 17.53
Bosnia, Faisal. 2018. “7 Anime Kuliner Paling „Maknyus‟ Saat Ini”.
https://www.kincir.com/movie/anime/7-anime-kuliner-paling-maknyus-
saat-ini diakses pada 6 April 2019 pukul 19.45
Carly. T.t. “Omiyage”. https://www.hisgo.com/us/destination-
japan/blog/omiyage.html diakes pada 12 Desember 2018 pukul 14.41
Detik Food. 2013. “Japan Halal Food Project Promosikan Produk Pangan Halal
Jepang di Indonesia”. https://food.detik.com/info-halal/d-2433453/japan-
halal-food-project-promosikan-produk-pangan-halal-jepang-di-indonesia
diakes pada 5 April pukul 00.30
xv
Detik Food. Tanpa tahun. “ 40 Tempat Makan Ramen Enak di Jakarta”.
https://food.detik.com/foodspot/40ramen/” diakses pada 5 April pukul 00.20
Ennichisai. “Frequently Asked Question”. https://www.ennichisaiblokm.com/
diakses pada 27 Januari 2019 pukul 15.00
Fimela. 2016. “Ke JETRO Japan Food Festival, Yuk Coba Makanan Unik Khas
Jepang”. https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3764429/ke-
jetro-japan-food-festival-yuk-coba-makanan-unik-khas-jepang diakses pada
4 April 2019 pukul 06.45
Graham, Nicholas. 2008. “Hello Kitty: Japan‟s Tourism Ambassador”.
https://www.huffingtonpost.com/2008/05/20/hello-kitty-japans-
touris_n_102736.html diakses pada 10 Agustus pukul 15.51
Grimm, Lisa. 2011. “A Brief History of Japanese Beer”.
https://drinks.seriouseats.com/2011/08/a-brief-history-of-japanese-beer-
sapporo-ichiban-craft-beer-in-japan.html diakses pada 12 Desember 2018
pukul 14.00
Hasil polling google trend mengenai pencarian dengan kata kunci “Anime” di
Indonesia dapat dijumpai disitus berikut ini https://trends.google.com/trends/explore?date=today%205-
y&geo=ID&q=%2Fm%2F0jxy diakses pada 8 Mei 2019 pukul 09.20
Hayashi, Fumio dan Edward C. Prescott . Tt. “The 1990s in Japan: A Lost
Decade”. Diunduh 15 Oktober
2018.https://mobile.minneapolisfed.org/research/wp/wp607.pdf
Hughes, Michelle. 2016. “Naruto‟s favorite noodle shop Ichiraku Ramen is real,
and we just visited it!”. https://soranews24.com/2016/08/22/narutos-
favorite-noodle-shop-ichiraku-ramen-is-real-and-we-just-visited-it/ diakses
pada 5 April 2019 pukul 00.05
Jiji. 2018. “Japan's farm exports hit record high for fifth straight year”.
https://www.japantimes.co.jp/news/2018/02/09/business/japans-farm-
exports-hit-record-high-fifth-straight-year/#.XCc1K_kzbIU diakses pada 28
Desember 2018 pukul 15.52
Koe Tigmin. 2018. “Japan‟s Food Export Higher than Last Year‟s, with Hong
Kong the Greatest Importer”. https://www.foodnavigator-
asia.com/Article/2018/08/22/Japan-s-food-exports-higher-than-last-year-s-
with-Hong-Kong-the-greatest-importer diakses pada 8 April 2019 pukul
14.20
xvi
Liputan 6. 2016. “Nikmatnya Onigiri Khas Jepang dengan Cita Rasa Indonesia”.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2498740/nikmatnya-onigiri-khas-
jepang-dengan-cita-rasa-indonesia diakes pada 4 April pukul 23.30
Lombardi, Linda. 2014. “THE SOCIAL HISTORY OF RAMEN”.
https://www.tofugu.com/japan/history-of-ramen/. Diakes pada 4 April 2019
pukul 23.50
Masayo, Hagimura. 2017. “What Impresses Foreign Tourists When They Come to
Japan? ― Explaining Japanese society and culture to foreign
tourists”.https://www.japanpolicyforum.jp/archives/society/pt20171208135
055.html diakses pada 15 Desember 2018 pukul 22.33
McGray, Douglas. 2009. “Japan‟s Gross National Cool”.
https://foreignpolicy.com/2009/11/11/japans-gross-national-cool/ diakses
pada 6 Agustus 2018 pukul 06.15
Millen, Karen. 2015. “You voted: World's best food is in..”.
https://edition.cnn.com/travel/article/world-best-food-culinary-
journeys/index.html diakses pada 11 Maret 2018
Morgan,Bethan. 2018. “The Best Michelin-Starred Restaurants in Tokyo,
Japan”https://theculturetrip.com/asia/japan/articles/the-culinary-capital-of-
the-world-ten-michelin-starred-restaurants-in-tokyo/ diakses pada 13 April
2018 pukul 09.32
Murakami Naohisa. 2016. ” Japanese Restaurants On the Rise Abroad”.
https://www.nippon.com/en/features/h00128/ diakses pada 2 Maret 2018
pukul 09.00
Nunu. 2016. “Sinopsis:SINOPSIS: SHOKUGEKI NO SOUMA”.
https://sakuranime.com/sinopsis-shokugeki-no-souma-2015-anime-
memasak-terbaik/ diakses pada 6 april 2019 pukul 19.41
Organization to Promote Japanese Restaurant Abroad.“Outline of
Activity”.http://jronet.org/about/active/
Osamu, Nobuko Mizutani . 2014“Washoku added to UNESCO heritage list”.
https://www.japantimes.co.jp/life/2014/01/12/language/washoku-added-to-
unesco-heritage-list/#.WqZSjG3FLIU diakses pada 11 Maret 2018
Otani, Seigo. 2017. “What is Takoyaki”. http://thisis-japan.com/takoyaki/ diakses
pada 6 April 2019 pukul 21.50
Panin, Brenda. 2012. “The Unique Characteristic of Japanese
Cuisine”.http://www.iheartjapan.ca/2012/10/the-unique-characteristics-of-
japanese-cuisine/ diakses pada 12 April 2018 pukul 08.51
xvii
Pencarian Komik Asal Jepang di Penerbit M&C
http://www.mncgramedia.id/comics/?country=Jepang diakses pada 19
November 2018 pukul 17.15
Present and Future of Public Diplomacy: A European Perspective . (California:
Rand Corporation)
Rudi, Alsadad. 2013. “Yuk, ke Festival Little Tokyo”.
https://nasional.kompas.com/read/2013/05/26/08285611/yuk.ke.festival.littl
e.tokyo diakses pada 27 Januari 2019 pukul 15.50
Sandiputra, Rio. 2017. “250 Ribu Pengunjung Hadiri Festival Ennichisai 2017”.
http://www.beritajakarta.id/read/44743/250_ribu_pengunjung_hadiri_festiv
al_ennichisai_2017#.XLFwMkgzbIV diakses pada 10 November 2018
pukul 12.20
Siaran Pers. 2018. “Mari Berakhir Pekan Bersama di Ennichisai 2018!”.
https://www.kaorinusantara.or.id/newsline/112191/mari-berakhir-pekan-
bersama-di-ennichisai-2018 diakses pada 27 Januari 2019 pukul 15.32
Strusiewicz, Cezary Jan. 2017. “KAKIGORI – THE TIP OF THE (SHAVED)
ICEBERG”. https://metropolisjapan.com/kakigori-tip-shaved-iceberg/
diakes pada 6 April 2019 pukul 21.30
Tempo. 2016. “Jumlah Orang Indonesia Berbahasa Jepang Terbanyak di Dunia”.
https://dunia.tempo.co/read/740056/jumlah-orang-indonesia-berbahasa-
jepang-terbanyak-di-dunia/full&view=ok diakses pada 23 April 2019 pukul
23.45
Tempo. 2018. “Cumi Bakar dan Takoyaki Laris Manis di Jak-Japan Matsuri
2018”. https://metro.tempo.co/read/1124834/cumi-bakar-dan-takoyaki-laris-
manis-di-jak-japan-matsuri-2018/full&view=ok diakses pada 7 April 2019
pukul 05.31
The Metro UK. 2008. “Hello Kitty Becomes Japanese Ambassador”.
https://metro.co.uk/2008/05/19/hello-kitty-becomes-japanese-ambassador-
145087/ diakses pada 10 Agustus pukul 15.25
Thompson, Jessica. 2016. “Modern Japanese Food: An Evolution of Note”.
https://metropolisjapan.com/modern-japanese-food/ diakses pada 12 April
2018 pukul 08.44
UNESCO. 2013. “Washoku, traditional dietary cultures of the Japanese, notably
for the celebration of New Year”.
xviii
http://www.unesco.org/archives/multimedia/?pg=33&s=films_details&id=3
516 diakses pada 10 Desember pukul 17.42
Vanri, Keken Fitra. “Harian KAMI dalam Peristiwa Malari 1974”.
https://id.scribd.com/doc/46642948/Pers-Dalam-Peristiwa-Malari-1974
diakses pada 8 Oktober 2018
Wallace, Charles. 2015. “Sushi addicts need to be aware of mercury toxicity risk”.
https://www.ft.com/content/41ee5670-26f1-11e5-bd83-71cb60e8f08c
diakses pada 13 April pukul 08.49
Wuragil, Zacharias. 2018. “ Dua Hari Festival Ennichisai Sedot Ratusan Ribu
Pengunjung”. https://metro.tempo.co/read/1102692/dua-hari-festival-
ennichisai-sedot-ratusan-ribu-pengunjung diakses pada 10 November 2018
pukul 12.14
Wuragil, Zacharias. 2018. “Area Festival Ennichisai Akan Diperluas 2019”.
https://metro.tempo.co/read/1102708/area-festival-ennichisai-akan-
diperluas-2019/full&view=ok diakses pada 27 Januari 2019 pukul 15.46
.
xix