Untitled

Embed Size (px)

Citation preview

Aspek Biologi Pencegahan Karies dan Imunisasi Karies Aspek Biologi Pencegahan Karies 1. Pencegahan terhadap substrat a. Nasehat diet Bahaya konsumsi gula terutama sukrose (penelitian Vipeholm-Swedia akhir tahun em pat puluhan) jika konsumsi diantara waktu makan, frekuensi karies akan lebih tin ggi dibandingkan dengan konsumsi gula yang hanya terbatas pada saat makan saja. Ternyata juga bahwa jenis gula yang dimakan pada waktu makan tersebut tidak begi tu membuat perbedaan dalam insidens karies. b. Pengganti gula Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjad i asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asa m ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, reminer alisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi te rsedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan. Satu-satunya cara paling efektif untuk mencegah karies adalah menghindari cemila n dan minuman buah-buahan diantara waktu makan. Alternatif lain bagi pasien yang terus melanjutkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang salah dan pada waktu yang salah adalah menggantikan sukrose dengan bahan pemanis lain kurang kariogenik ( tidak seenak gula). Sakharin . Aspartame Xylitol 2. Pencegahan terhadap plak a. Oral hygiene Kebersihan mulut yang kurang merupakan faktor resiko yang dominan dalam menyebab kan terjadinya karies dan penyakit jaringan periodonsium. Penghilangan plak memb antu mencegah timbulnya karies dimana kebanyakan pasien justru mengabaikannya. P lak akan mudah terlihat dengan pewarnaan larutan penjelas (disclosing solution). sehingga pembersihan dapat dilakukan lebih lama dan lebih efektif. b. Obat kumur Plak juga dapat dikendalikan dengan cara kimia misalnya dengan antiseptik sepert i khlorheksidin. Pada beberapa penelitian terungkap bahwa berkumur khlorheksidin dua kali sehari sangat efektif dalam mengurangi plak gigi. Bahan ini mempunyai aktivitas anti bakteri berspektrum luas terutama terhadap streptococcus mutans. c. Vaksinasi Imunisasi terhadap mikroorganisme dalam pencegahan karies pernah dilakukan pada binatang percobaan dan ada beberapa yang berhasil. Berhubung karies gigi jarang menyebabkan suatu penyakit yang serius, maka kemungkinan orang tua dengan alasan tersebut diatas akan menolak walaupun terbukti bahwa vaksinasi tersebut dapat b erhasil. 3. Pencegahan Khusus terhadap Gigi a. Aplikasi fluor Tindakan pengolesan langsung fluor yang pekat larutan sodium fluoride 2% pada em ail. Ada tiga mekanisme dasar yang dapat menurunkan insiden karies dari pengguna an flour ini yakni b. Menghambat metabolisme bakteri Beberapa peneliti telah mempelajari kemungkinan efek fluoride pada bakteri mulut . Temuan paling signifikan yang dilaporkan adalah bahwa bentuk terionisasi fluor ide, atau F-, tidak dapat menyeberangi dinding sel dan membran namun dengan cepa t dapat melakukan perjalanan ke dalam sel bakteri kariogenik dalam bentuk HF (Ke tika pH dalam plak turun karena bakteri menghasilkan asam, sebagian dari fluorid e hadir dalam cairan plak kemudian bergabung dengan ion hidrogen untuk membentuk HF dan cepat berdifusi ke dalam sel). Setelah masuk sel, HF berdisosiasi, sel d ijadikan asam ( H+ ) dan melepaskan ion fluoride (F-) yang mengganggu aktivitasenzim dalam bakteri. Sebagai contoh, fluoride menghambat enolase, suatu enzim ya ng diperlukan bagi bakteri untuk metabolisme karbohidrat. Seperti fluoride yang terperangkap di dalam sel, proses menjadi kumulatif. c. Menghambat demineralisasi Mineral di dalam gigi (email, sementum, dentin) dan tulang adalah karbonat hidro ksiapatit, dengan rumus Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-u(F)u. Pada saat perkemban gan gigi, mineral pertama yang hilang adalah karbonat (CO3) yang menyebabkan ter bentuknya ruangan di dalam kristal. Saat demineralisasi, mineral yang hilang ada lah karbonat, tetapi selama remineralisasi karbonat tidak akan terbentuk kembali melainkan digantikan oleh mineral yang baru. Pada kristal yang mengalami defisi ensi kalsium tetapi kaya karbonat, akan lebih rentan terhadap asam selama demine ralisasi. Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksi apatit (HAP= Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana ion OHpada hidroksiapatit digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang sangat resisten te rhadap disolusi asam. Fluor yang menyelubungi kristal CAP lebih efektif menghamb at demineralisasi daripada fluor yang tergabung di dalam kristal pada email. Flu or yang tergabung dalam kristal pada dosis 20-100 ppm, tidak memberikan pengaruh pada solubilitas terhadap asam. Namun, Fluor yang terkonsentrasi pada permukaan kristal yang baru selama remineralisasi dapat mengubah solubilitas terhadap asa m. Pada saat bakteri menghasilkan asam, fluor dalam cairan plak akan masuk bersa ma asam ke bawah permukaan gigi yang kemudian diadsorpsi lebih kuat ke permukaan Kristal CAP (mineral email) menyebabkan mekanisme proteksi yang poten melawan d isolusi asam pada permukaan kristal pada gigi. d. Mempertinggi remineralisasi Mekanisme : Ketika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva dapat me netralisasi asam sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan demineralisasi. Sa liva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen yang hilang. Permukaan kri stal yang terdemineralisasi yang terletak antara lesi akan bertindak sebagai nukle atordan permukaan baru akan terbentuk. Proses tersebut disebut remineralisasi, yai tu penggantian mineral pada daerah-daerah yang terdemineralisasi sebagian akibat lesi karies pada email atau dentin (termasuk bagian akar). Fluor akan meningkat kan remineralisasi yaitu mengadsorpsi pada permukaan kristal dengan menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk pembentukan mineral baru. Mineral yang b aru terbentuk disebut veneer yang tidak mengandung karbonat dan komposisinya mem iliki kemiripan antara HAP dan FAP. FAP mengandung sekitar 30.000 ppm fluor dan memiliki kelarutan terhadap asam yang rendah. Mineral yang baru terbentuk memili ki sifat seperti FAP yang kelarutan dalam asam lebih rendah daripada CAP. e. Fisur silen (penutup fisur) Pengaruh fluor topikal atau sistemik didalam mencegah karies gigi, pengaruhnya p ada pit dan fisur adalah sangat sedikit. Ini mungkin karena daerah cekung yang t erlindungi pit dan fisur memberikan kondisi yang baik untuk terjadinya karies. Oleh karena itu tindakan fisur sealant sebagai preventif ditujukan khusus untuk mencegah karies pada daerah pit dan fisur.