91
ANALISIS PENGARUH NILAI PRODUKSI, NILAI INVESTASI DAN JUMLAH UMKM TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1983-2008 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ADRIANTO BUDI P NIM. F0106014 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

  • Upload
    duongtu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

ANALISIS PENGARUH NILAI PRODUKSI, NILAI INVESTASI DAN

JUMLAH UMKM TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 1983-2008

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

ADRIANTO BUDI P

NIM. F0106014

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS PENGARUH NILAI PRODUKSI, NILAI INVESTASI DAN

JUMLAH UMKM TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 1983-2008

Surakarta, 8 Maret 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Dwi Prasetvani. SE., MSi NIP. 19770217 2003122 003

Page 3: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim Penguji Skripsi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 12 April 2010

Tim Penguji Skripsi:

1. Dr. AM. Susilo. M.S NIP. 1959 2803 19801 0001

2. Dwi Prasetvani, SE., Msi NIP. 1977 0217 2003 12 2003

3. Dra. Nunung Sri Mulyani NIP. 1958 0805 198601.2.001

Ketua

Pembimbing

Anggota

Page 4: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

4

MOTTO

“Seseorang menjadi kuat karena banyak kawannya”

(HR. Ibnu Abi Addunia dan Asysyihaab)

”Diatas sisa-sisa rencana kita yang gagal, kita naik ke langit dan

ternyata bahwa kekalahan-kekalahan kita adalah kemenangan-

kemenangan yang gemilang”

(AB. Alcott)

”Anda jangan sekali-kali punya niat menjadi kaya dalam

berwirausaha, sebab uang dan kekayaan bukanlah tujuan utama”

(NN)

“Hidup merupakan suatu pilihan, semua pilihan ada pada hati dan

pikiran pribadi kita sendiri” (Penulis)

Page 5: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

5

PERSEMBAHAN

Karya ini kuhadiahkan untuk :

1. Ayah (Alm) dan Ibuku Tercinta

2. Adikku Tersayang

3. Sahabat dan teman-temanku.

4. Triana Paramytha

5. Almamaterku

Page 6: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

6

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga dengan kemampuan yang ada, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH

NILAI PRODUKSI, NILAI INVESTASI DAN JUMLAH UMKM

TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1983-2008”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan, bimbingan serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak tidak bisa

mewujudkan skripsi ini. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dwi Prasetyani, SE., MSi selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar telah

membimbing dan memberikan pengarahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini semoga Allah SWT membalasnya dan

memberikan kemuliaan kepadanya.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Page 7: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

7

4. Izza Mafruah, SE., MSi selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terima kasih atas ilmu yang diberikan dan bimbingannya.

6. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, terima

kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

7. Ibuku yang selalu senantiasa memberikan dorongan, nasehat, doanya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Almarhum Ayah yang menjadi inspirasi penulis untuk menjadi orang yang

lebih baik dan penulis yakin beliau juga pasti selalu berdoa untuk penulis.

Adikku yang menemani penulis selama ini dalam berbagai kesempatan.

8. Triana Paramytha yang selalu sabar menemani serta memberi dorongan

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman EP angkatan 2006 khususnya anak-anak EP HOLICS, teman-

teman HMJ Ekonomi Pembangunan Periode 2006, 2007 dan 2008 serta semua

sahabat-sahabatku, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

rangka kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan

sumbangan pikiran untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Maret 2010

Page 8: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

8

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

ABSTRAK................................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

BAB II. TELAAH PUSTAKA .................................................................... 11

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................ 11

1. Pengertian PDRB .............................................................. 11

2. Jenis PDRB ....................................................................... 12

B. Variabel Yang Mempengaruhi PDRB .................................... 14

1. Produksi ........................................................................... 14

a. Pengertian Produksi .................................................... 14

b. Faktor Produksi ........................................................... 16

c. Fungsi Produksi........................................................... 18

2. Investasi ............................................................................ 19

a. Pengertian Investasi .................................................... 19

b. Jenis Investasi ............................................................. 21

Page 9: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

9

c. Teori Investasi............................................................. 23

3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).................. 27

a. Pengertian Usaha Mikro.............................................. 27

b. Pengertian Usaha Kecil ............................................... 30

c. Pengertian Usaha Menengah....................................... 32

C. Penelitian Terdahulu ............................................................... 35

D. Kerangka Teoritis.................................................................... 37

E. Hipotesis.................................................................................. 39

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 40

A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 40

B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data....................... 40

C. Definisi Operasional Variabel..................................................41

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)....................... 41

2. Nilai Produksi .................................................................. 42

3. Nilai Investasi ................................................................... 42

4. Jumlah UMKM ................................................................. 42

D. Metode Analisis Data.............................................................. 42

1. Metode Analisis Deskripsi Data ....................................... 42

2. Metode Regresi Linier Berganda (Ordinary Least

Square) .............................................................................. 44

3. Uji Statistik ....................................................................... 45

a. Uji t Statistik ............................................................... 45

b. Uji F Statistik .............................................................. 46

c. Koefisien Determinasi (R2)......................................... 48

4. Uji Asumsi Klasik............................................................. 49

a. Uji Multikolinieritas.................................................... 49

b. Uji Heteroskedastisitas................................................ 50

c. Uji Autokorelasi .......................................................... 51

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................................. 53

A. Gambaran Umum Wilayah ..................................................... 53

Page 10: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

10

1. Keadaan Goegrafis dan Administratif............................... 53

2. Jumlah dan Komposisi Penduduk..................................... 54

3. Perkembangan PDRB Jawa Tengah ................................. 56

B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................... 58

1. Analisis Deskriftif Data .................................................... 58

a. Perkembangan Nilai Produksi UMKM....................... 58

b. Perkembangan Nilai Investasi UMKM....................... 60

c. Perkembangan Jumlah UMKM................................... 62

2. Metode Regresi Linier Berganda ...................................... 63

a. Uji Statistik.................................................................. 64

1) Uji t Statistik ......................................................... 64

2) Uji F Statistik ........................................................ 65

3) Koefisien Determinasi (R2)................................... 65

b. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 66

1) Uji Multikolineritas............................................... 66

2) Uji Heteroskedastisitas.......................................... 67

3) Uji Autokorelasi .................................................... 68

3. Intepretasi Hasil Estimasi Secara Ekonomi ..................... 70

a. Pengaruh Nilai Produksi terhadap PDRB ................... 70

b. Pengaruh Nilai Investasi terhadap PDRB ................... 71

c. Pengaruh Jumlah UMKM terhadap PDRB ................. 72

4. Keterbatasan Penelitian..................................................... 73

BAB V. PENUTUP..................................................................................... 74

A. Kesimpulan ............................................................................. 74

B. Saran........................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 77

LAMPIRAN

Page 11: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM)

Menurut Berbagai Departemen dan Lembaga. ........................ 3

Tabel 1.2 Distribusi PDRB Menurut Skala Usaha dan Sektor (%) ......... 6

Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 1993

di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1992-2006............................. 7

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008 ............................................................................. 54

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Jawa Tengah dan Jenis Kelamin

Tahun 2004-2008 ..................................................................... 55

Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Jawa Tengah Tahun 2004-2008........... 56

Tabel 4.4 Nilai PDRB Jawa Tengah atas dasar harga konstan

dan harga berlaku tahun 1995-2004 (Juta Rupiah) .................. 57

Tabel 4.5 Perkembangan Nilai Produksi UMKM Tahun 1983-2008 ..... 59

Tabel 4.6 Perkembangan Nilai Investasi UMKM Tahun 1983-2008 ...... 61

Tabel 4.7 Perkembangan Jumlah UMKM Thun 1983-2008.................... 63

Tabel 4.8 Hasil Persamaan Regresi PDRB .............................................. 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser ...................................................................... 68

Tabel 4.10 Hasil Uji The Breusch-Godfrey (BG) ...................................... 69

Page 12: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Proses Produksi ....................................................................... 15

Gambar 2.2 Kurva Marginal Efficiency of Capital..................................... 25

Gambar 2.3 Kurva Marginal Efficiency of Investment. .............................. 26

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian............................................... 38

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t ................................................................... 45

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F.................................................................. 46

Page 13: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

13

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH NILAI PRODUKSI, NILAI INVESTASI DAN JUMLAH UMKM TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TANGAH TAHUN 1983-2008

Adrianto Budi P

F 0106014

Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah. Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan model ekonometrika menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Hasil analisis dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% disimpulkan bahwa nilai produksi UMKM mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah, hasil analisis ini tidak sesuai dengan teori, dimana berdasarkan teori, nilai produksi mempunyai hubungan positif dengan produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah. Nilai investasi UMKM mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah, hasil analisis ini sudah sesuai dengan teori. Jumlah UMKM mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah, hasil analisis ini sudah sesuai dengan teori

Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah, saran yang dapat diajukan adalah Pemerintah dapat mengusahakan peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah dengan membuat suatu kebijakan yaitu perlu menerapkan peraturan serta memberikan pelayanan yang lebih kepada sektor UMKM, diharapkan nantinya sektor UMKM ini mampu memberikan sumbangannya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lebih dari sektor-sektor lain.

Kata kunci : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tengah, Nilai Produksi, Nilai Investasi, Jumlah UMKM, Ordinary Least Square.

Page 14: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah

satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan

menjadi sasaran utama pembangunan bagi banyak negara berkembang.

Pelaksanaan pembangunan dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian

tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi bagi penduduknya. Dalam usaha

untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pasti ditemukan berbagai

hambatan khususnya pada negara yang sedang berkembang. Hambatan yang

sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah dalam hal pendanaan

untuk melakukan pembangunan. Hambatan itulah yang juga dialami oleh

Indonesia dalam usahanya mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Sebelum krisis moneter tahun 1997, kegiatan pembangunan nasional

Indonesia secara nyata membawa keberhasilan pada peningkatan

kesejahteraan rakyat. Keberhasilan tersebut antara lain ditunjukkan oleh

tingginya laju pertumbuhan ekonomi dan disertai semakin meningkatnya

kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun pada pertengahan tahun

1997, krisis moneter telah melanda Indonesia dan beberapa negara Asia

lainnya yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi sehingga

membawa perubahan mendasar pada sendi-sendi kehidupan politik bangsa dan

negara serta perekonomian nasional. (Wahyu Widyaningsih, 2002)

Page 15: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

15

Pada saat banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami

pengunduran bahkan gulung tikar, masih terdapat beberapa jenis unit usaha

yang masih bertahan dalam krisis tersebut. Salah satu unit usaha yang masih

mampu bertahan serta mempengaruhi pertumbuhan ekonomi saat ini adalah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Perhatian kepada UMKM

memberikan makna tersendiri pada pertumbuhan ekonomi dan menekan

kemiskinan. Bahkan pertumbuhan dan modernisasi sektor UMKM sering

diartikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan, khususnya

bagi negara-negara yang memiliki income perkapita yang masih rendah.

Definisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat

dikemukakan oleh beberapa instansi yang memiliki pendekatan yang berbeda.

Beberapa perbedaan definisi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut : 1).

BPS (Badan Pusat Statistik) menggunakan dasar tenaga kerja yang

dipekerjakan sebagai kriteria pembeda Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 2).

Departemen Perindustrian menggunakan dasar kriteria finansial dalam bentuk

investasi barang modal dan investasiper tenaga kerja; 3). Bank Indonesia

menggunakan kriteria aset dan finansial sebagai faktor pembeda antara jenis

UMKM; 4). Departemen Perdagangan menggunakan faktor modal aktif usaha

dagang sebagai pembeda jenis UMKM; selain itu terdapat kriteria

komprehensi yang dibuat oleh Bank Dunia untuk membedakan UMKM

dengan sekaligus menggunakan kriteria pekerja, aset dan omset secara

bersamaan. Ikhtisar perbedaan definisi tersebut ditunjukkan oleh tabel 1.1 di

bawah ini :

Page 16: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

16

Tabel 1.1.

Pengertian UMKM menurut berbagai Departemen dan Lembaga

Lembaga Istilah Pengertian Umum

(1) (2) (3) Usaha Mikro Aset ≤ Rp 50 juta di luar tanah

dan bangunan Omset ≤ Rp 300 juta / tahun

Usaha Kecil

Aset ≤ Rp 500 juta di luar tanah dan bangunan Omset ≤ Rp 2,5 Miliar / tahun

UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha Menengah

Aset ≤ Rp 10 Miliar di luar tanah dan bangunan Omset ≤ Rp 50 Miliar / tahun

Usaha Mikro Pekerja < 5 orang, termasuk tenaga kerja keluarga

Usaha Kecil Pekerja 5-9 orang

BPS

Usaha Menengah Pekerja 20-99 orang

Usaha Mikro Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan Omset < Rp 1 Miliar / tahun Independen

Menteri Negara Koperasi dan UKM

Usaha Menengah Aset < Rp 200 juta Omset : Rp 1-10 Miliar per tahun

Usaha Mikro Dijalankan oleh rakyat miskin atau dekat miskin, bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana dan mudah keluar masuk industri.

Usaha Kecil Aset < Rp 200 juta Omset < Rp 1 Miliar

Bank Indonesia (PBI No.7/39/PBI/2005)

Usaha Menengah Untuk kegiatan industri, aset < Rp 5 Miliar. Untuk lainnya (termasuk jasa), aset < Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan Omset < 3 Miliar per tahun

Usaha Mikro Pekerja < 10 orang Aset < $ 100.000 Omset < $ 100.000 per tahun

Usaha Kecil Pekerja < 50 orang Aset < $ 3 juta Omset < $ 3 juta per tahun

Bank Dunia

Usaha Menengah Pekerja < 300 orang Aset < $ 15 juta Omset < $ 15 juta per tahun

Sumber : Kantor Bank Indonesia Solo (2006)

Page 17: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

17

Pengembangan UMKM diharapkan dapat mengurangi distorsi pasar.

Dimana distorsi pasar tersebut telah meimbulkan suatu bias dalam

pengembangan teknik produksi yang menekankan pada pendekatan labor

intensive. Penghilangan distorsi pasar akan mendorong terciptanya penciptaan

lapangan kerja baik secara umum maupun di dalam lingkungan keluarga

maupun mendorong timbulnya bantuan pendanaan antar perusahaan yang

pada akhirnya mempercepat terbentuknya human and community

development. (Bank Indonesia, 2005 : 2)

UMKM dianggap menjadi salah satu jenis unit usaha yang mampu

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena (i) peran UMKM

yang dinilai mampu menghadapi badai krisis ekonomi 1998; (ii) perannya

dalam memulihkan perekonomian nasional baik dalam meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja; (iii) peran UMKM

dianggap penting untuk mengembangkan ekonomi rakyat yang pada akhirnya

akan meningkatkan taraf hidup dan mengurangi tingkat kemiskinan. (Indarani,

2008)

Selain itu usaha mikro, kecil dan menengah dalam perekonomian

nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat

dilihat dari berbagai data empiris yang mendukung bahwa eksistensi UMKM

cukup dominan. Pertama, jumlah industri yang banyak dan terdapat dalam

setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Kementerian

Koperasi & UMK 2004, jumlah UMKM tercatat 43.22 juta unit atau 99,9%

dari total unit usaha. Kedua, potensi yang besar dalam penyerapan tenaga

Page 18: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

18

kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih

banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada

usaha besar. Sektor UMKM menyerap 79.06 juta tenaga kerja atau 99,5% dari

total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam

pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 55,87% dari total PDB.

Keempat, bahwa UMKM mampu menyediakan kebutuhan barang dan jasa

untuk masyarakat atau sebesar 57% kebutuhan barang dan jasa disediakan

oleh UMKM. Kelima, UMKM memberikan kontribusi sebesar 2-4% terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional. Kekuatan-kekuatan inilah yang dapat digali

dan dikembangkan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar. (Bank

Indonesia, 2005 : 3)

Tabel 1.2 dibawah dapat memberi gambaran yang jelas mengenai

seberapa pentingnya usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) di dalam

perekonomian dapat diukur dari sumbanganya terhadap pembentukan produk

domestik regional bruto (PDRB). Dapat dilihat bahwa usaha kecil (UK)

memiliki spesialisasi dalam produksi pertanian dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran. Pangsa PDRB-nya di dua sektor tersebut selalu diatas 50%.

Sedangkan usaha menengah (UM) tidak punya satu sektor pun sebagai sektor

dominannya karena sumbangan output dari dari kelompok usaha ini terhadap

PDRB di semua sektor selalu berada dibawah 50%, walaupun di beberapa

sektor rasio outputnya terhadap PDRB lebih tinggi dibandingkan UK.

Sementara itu, jumlah sektor konsentrasi dari usaha besar (UB) dengan pangsa

PDRB-nya di atas 50% lebih banyak daripada yang dimiliki UK, yakni di

Page 19: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

19

pertambangan, industri manufaktur, listrik, gas dan suplai air bersih dan jasa-

jasa lainnya.

Tabel 1.2. Distribusi PDRB Menurut Skala Usaha dan Sektor (%)

Sektor 1997 1998 2000

UK UM UB Total UK UM UB Total UK UM UB Total Pertanian. peternakan. kehutanan & perikanan 78 17 5 100 79 17 4 100 82 15 3 100

Pertambangan & penggalian 12 7 81 100 5 4 91 100 6 4 90 100

Industri manufaktur 15 20 65 100 18 16 66 100 15 13 72 100

Listrik. gas & air bersih 1 8 91 100 1 8 91 100 1 8 91 100

Bangunan 24 27 49 100 41 24 35 100 35 26 39 100

Perdagangan. hotel & restoran 75 21 4 100 77 20 3 100 75 20 5 100

Transportasi & komunikasi 37 25 38 100 39 27 34 100 38 27 35 100

Keuangan. sewa & perusahaan jasa 16 40 44 100 18 46 36 100 19 39 42 100

Jasa-jasa lainnya 35 7 58 100 37 6 57 100 30 6 64 100

Sumber : Menegkop & UKM (Bank Indonesia, 2005 : 34)

Kesenjangan pembangunan dan pendapatan antar penduduk bukan

hanya merupakan masalah pembangunan nasional, tetapi juga oleh Provinsi

Jawa Tengah sebagai bagian integral Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sehingga grand strategy Trilogi Pembangunan yang dicanangkan Pemerintah

Indonesia juga membawa implikasi kebijakan bagi Jawa Tengah, terlebih

kebijakan pembangunan yang cenderung sentralistik sebelum era reformasi

maka lingkungan strategis kebijakan nasional tersebut sangat berpengaruh

terhadap strategi pembangunan di Jawa Tengah. (Wahyu Widyaningsih, 2002)

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai salah satu indikator

keberhasilan pembangunan yang diukur dengan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pertengahan tahun

1997, memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi di atas tujuh persen per tahun.

Selama lima belas tahun (1992-2006) mengalami fluktuasi, terlebih pada

Page 20: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

20

Tahun 1998 terjadi penurunan PDRB akibat krisis ekonomi. Laju

pertumbuhan ekonomi yang pada Tahun 1992 di atas 7 % pada Tahun 1993

turun menjadi 6,10 % dan kemudian naik lagi pada Tahun 1994 dan Tahun

1995, yaitu sebesar 6,96 % dan 7,34 %. Akan tetapi, pada Tahun 1996 dan

Tahun 1997 kembali mengalami penurunan menjadi 7,30 % dan 3,03 %.

Bahkan pada Tahun 1998 saat terjadinya puncak krisis ekonomi, pertumbuhan

ekonomi mengalami kontraksi yang cukup besar sehingga menjadi minus

11,74 %. Kemudian dari Tahun 2002-2005 mulai membaik yaitu pada Tahun

2002 sebesar 3,55 %, Tahun 2003 sebesar 4,98 %, Tahun 2004 sebesar 5,13

%, hingga Tahun 2005 menjadi sebesar 5,35 % dan pada Tahun 2006 sebesar

5,33 %. Perkembangan laju pertumbuhan PDRB di Provinsi Jawa Tengah dari

Tahun 1992-2006 dapat dilihat dalam tabel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.3. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 1993

Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1992-2006

Tahun Nilai Persen

(Juta Rupiah) 1992 29,808,551,494,000 7.44 1993 32,026,353,386,000 6.09 1994 36,345,174,480,000 6.96 1995 39,013,952,640,000 7.34 1996 41,862,203,720,000 7.30 1997 43,129,838,900,000 3.02 1998 38,065,273,350,000 -11.74 1999 39,394,513,740,000 3.49 2000 40,941,667,090,000 3.92 2001 42,305,176,400,000 3.33 2002 45,955,936,769,977 3.47 2003 48,312,469,564,592 4.98 2004 50,895,971,099,949 5.12 2005 53,611,149,691,773 5.34 2006 56,609,592,172,888 5.33

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Beberapa Edisi, diolah)

Page 21: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

21

Jumlah UMKM dalam 3 tahun terakhir juga mengalami peningkatan

rata-rata sebesar 5,5 % tiap tahunnya. Pada 2002 tercatat sebanyak 643.529

unit dan pada tahun 2004 sebanyak 643.712 unit usaha. Peningkatan jumlah

unit usaha ini juga diikuti dengan kenaikan jumlah tenaga kerja di sektor

UMKM. Pada tahun 2004 jumlah pekerja di sektor UMKM sebanyak

2.631.187 orang dan pada tahun 2006 sebanyak 2.672.813 orang. Ini

menunjukkan bahwa UMKM selalu mengalami peningkatan di semua sektor

setiap tahunnya.

Penelitian ini akan menganalisis peran Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi

Jawa Tengah. Penelitian ini juga melihat lebih jauh apabila variabel-variabel

independen tersebut digunakan untuk menganalisis Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah.

Dengan melihat segala fenomena yang menarik mengenai peran

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”ANALISIS PENGARUH

NILAI PRODUKSI, NILAI INVESTASI DAN JUMLAH UMKM

TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1983-2008”

Page 22: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

22

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi

Jawa Tengah?

2. Bagaimana pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM

terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi Jawa

Tengah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan kontribusi usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di

Provinsi Jawa Tengah

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan

jumlah UMKM terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di

Provinsi Jawa Tengah

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan informasi kepada

para pengambil kebijakan makro ekonomi, akademisi dan pemerhati dunia

usaha mengenai UMKM yang berhubungan dengan pertumbuhan

ekonomi.

2. Menjadi referensi dan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya

yang sejenis.

Page 23: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

23

3. Bagi penulis, untuk mendalami dan mengaplikasikan ilmu yang

didapatkan dan turut memperkaya khasanah penelitian yang ada.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wacana yang

dapat berguna bagi pembaca.

Page 24: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

1. Pengertian PDRB

PDRB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa

yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu

(biasanya per tahun). PDRB berbeda dengan Produk Domestik Regional

Bruto karena tidak menghitung perpindahan pendapatan antar negara dan

dengan itu menilai sebuah wilayah berdasarkan produksi yang

dilakukannya daripada pendapatan yang diterimanya.

PDRB nominal merujuk kepada jumlah nilai uang yang dihabiskan

untuk PDRB, PDRB asli merujuk pada suatu langkah untuk mengkoreksi

angka tersebut dengan melibatkan efek dari inflasi agar dapat

memperkirakan jumlah barang dan jasa yang sebenarnya menjadi basis

perhitungan PDRB.

Produk Domestik Regional Bruto atau Gross Domestic Regional

Product adalah suatu alat ukur pertumbuhan ekonomi bagi suatu Daerah

Tingkat I ataupun Tingkat II. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun.

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari nilai

pendapatan nasionalnya.

Page 25: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

25

Produk Domestik Regional Bruto adalah besarnya nilai produksi

barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh penduduk yang ada di

wilayah tersebut, baik kegiatan produksi oleh warga negara sendiri atau

dari warga negara Asing. (Algifri, 1998 : 14)

2. Jenis Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

dibedakan menjadi 3 bagian menurut dengan jenisnya :

a. Pengertian Menurut Produksi

Menurut pengertian produksi, PDRB adalah jumlah nilai

produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit

produksi didalam suatu daerah dalam jangka waktu tertentu, ini dibagi

menjadi 9 lapangan usaha :

1. Sektor Petanian

2. Sektor Pertambangan

3. Sektor Industri Pengolahan

4. Sektor Listrik. Gas dan Air

5. Sektor Bangunan / Konstruksi

6. Sektor Perdagangan

7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

8. Sektor Lembaga Keuangan Persewaan dan Jasa

9. Sektor Jasa-jasa

Page 26: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

26

b. Pengertian Menurut Pendapatan

Menurut pengertian pendapatan, PDRB adalah balas jasa

yang diterima faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses

produksi disuatu wilayah dalam rangka waktu tertentu (satu tahun).

Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa

tanah, bunga modal dan keuntungan semuanya belum dipotong pajak

penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB,

kecuali faktor pendapatan diatas termasuk pula komponen jangka

waktu tertentu (satu tahun).

c. Pengertian Pengeluaran

Menurut pengertian pengeluaran, PDRB adalah pengeluaran

yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga di lembaga swasta serta

tidak mempengaruhi konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap

dari ekspor netto di suatu wilayah.

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto yang lain adalah

PDRB atas dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga yang

berlaku.

a) PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai produksi atau

pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga

berlaku sesuai dengan tahun yang bersangkutan.

b) PDRB atas dasar harga konstan adalah jumlah nilai produksi atas

pendapatan atau pengeluaran yang dinilai atas harga tetap di suatu

tahun tertentu.

Page 27: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

27

PDRB per kapita yaitu PDRB dibagi jumlah penduduk

pertengahan tahun. Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan satu

tahun dasar sangat penting karena bisa untuk melihat perubahan riil

dari tahun ke tahun dari agregat ekonomi yang diamati. Hal ini berarti

dapat pula melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

B. Variabel Yang Mempengaruhi PDRB

1. Produksi

a. Pengertian Produksi

Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengubah

input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input

dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses

produksi dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu

proses produksi. (Sri Adiningsih, 1991 : 3-4)

Produksi dapat pula didefinisikan sebagai penciptaan guna.

Guna berarti kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Proses perubahan bentuk faktor-faktor produksi dinamakan

proses produksi. (Ari Sudarman, 1991 : 119). Produksi tidak hanya

mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat, tetapi

termasuk di dalamnya produksi jasa.

Kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhan manusia

dapat diperbesar melalui penciptaan :

Page 28: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

28

a. Guna bentuk (form utility) yaitu guna yang diciptakan karena

adanya perubahan bentuk suatu barang.

b. Guna tempat (place utility) yaitu guna yang diciptakan karena

adanya perpindahan tempat penggunaan suatu barang.

c. Guna waktu (time utility) yaitu guna yang diciptakan karena

adanya perubahan waktu dalam penggunaan barang.

d. Guna pemilikan (possessive utility) yaitu guna yang diciptakan

karena adanya perpindahan hak milik suatu barang.

Produksi juga dapat didefinisikan sebagai transformasi atau

pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau proses

dimana masukan (input) diubah menjadi luaran (output). (Suparmoko,

1997 : 91). Suatu proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut

(Sugiarto, 2002 : 202)

Input Fungsi Produksi output

(kapital, tenaga kerja, (dengan teknologi (barang & jasa)

Tanah dan sumber alam, tertentu)

Kewirausahaan)

Gambar 2.1

Proses Produksi

.

Selain itu, produksi juga dapat ditinjau dari pengertian secara

ekonomis. Ditinjau dari pengertian secara ekonomis, produksi

merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia

Page 29: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

29

untuk memperoleh hasil yang terjamin kualitasnya maupun

kuantitasnya serta terkelola dengan baik sehingga merupakan komoditi

yang dapat diperdagangkan. Adanya hubungan antara faktor-faktor

produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan dinyatakan

dalam suatu fungsi produksi.

b. Faktor Produksi

Faktor produksi yang dimaksud adalah benda-benda yang

disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat

digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi

yang tersedia dalam perekonomian dibedakan menjadi 4 golongan

(Sadono Sukirno, 2007 : 7)

a. Tanah dan sumber alam

Tanah dan sumber alam merupakan faktor produksi yang

disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi tanah. hasil

hutan dan sumber daya alam yang dapat dijadikan modal.

b. Tenaga Kerja

Keberhasilan pembangunan ekonomi akan dipengaruhi oleh

banyak faktor produksi. Faktor produksi tersebut diantaranya

adalah penduduk (Sumber Daya Manusia). Yang dimaksud dengan

Sumber Daya Manusia adalah penduduk dalam usia kerja. Dari

segi penduduk sebagai faktor produksi maka tidak semua

penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi, hanya

penduduk usia kerja dalam arti sudah bekerja atau mencari kerja.

Page 30: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

30

c. Modal

Modal adalah faktor produksi buatan yang merupakan input

sekaligus output dalam perekonomian (Paul Samuelson & William

D. Nordhaus, 1996 : 36). Modal dalam kegiatan produksi dapat

dibedakan menjadi 2 macam, yaitu modal tetap dan modal variabel.

Perbedaan ini disebabkan karena ciri yang dimiliki oleh modal

tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin

sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Dengan demikian

modal tetap dapat didefinisikan sebagai biaya yang tidak habis

dalam sekali proses produksi tersebut. Misalnya biaya yang

dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan bahan penolong atau

yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.

Besar kecilnya modal sangat tergantung dari berbagai hal, antara

lain :

1. Skala Usaha

Besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar kecilnya

modal yang dipakai, makin besar skala usaha maka semakin

besar pula modal yang dipakai.

2. Macam Komoditas

Komoditas tetentu dalam produksi juga menentukan besar

kecilnya modal yang dipakai.

Page 31: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

31

3. Tersedianya Kredit

Kredit sangat menentukan suatu usaha. Dalam banyak kegiatan

sering dijumpai adanya pengusaha yang kekurangan modal dan

untuk pemecahannya diperlukan kredit.

d. Keahlian Kewirausahaan

Keahlian kewirausahaan meliputi kemahiran para pengusaha

mengorganisasikan berbagai faktor produksi tanah dan sumber

alam, tenaga kerja dan modal sehingga usahanya tersebut berhasil

dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa.

c. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang

dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan (X), variabel yang

dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang menjelaskan

biasanya berupa input (Soekartawi, 2003 : 17). Definisi lain fungsi

produksi adalah fungsi yang menunjukkan sifat keterikatan diantara

faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor

produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang

berikut (Sadono Sukirno, 2001 : 194)

Q = f ( K. L. R. T )

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja, R

adalah kekayaan alam dan T adalah teknologi yang digunakan.

Page 32: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

32

Dalam membicarakan fungsi produksi yaitu hubungan antara

masukan (faktor produksi) dan luaran (barang produksi), dapat

dibedakan antara pengertian jangka pendek dan jangka panjang. Yang

dimaksud dengan jangka pendek adalah bahwa dalam proses produksi

terdapat faktor produksi yang sifatnya tetap (fixed input) dimana faktor

produksi yang jumlahnya dapat diubah-ubah (variable input).

Sedangkan yang dimaksud jangka panjang adalah bahwa dalam proses

produksi terdapat faktor produksi yang bersifat dapat diubah

jumlahnya.

2. Investasi

a. Pengertian Investasi

Dalam teori ekonomi istilah investasi diartikan sebagai suatu

kegiatan pengeluaran yang dilaksanakan oleh produsen untuk membeli

barang-barang modal (seperti bahan baku/inventori. peralatan/

equipment. bangunan/building) guna memperoleh usaha. Menurut

Sadono Sukirno (1996: 107), investasi dapat diartikan sebagai

pengeluaran/pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan

produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang

dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Menurut Boediono (1986: 86), investasi adalah pengeluaran

oleh sektor produksi untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa untuk

Page 33: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

33

tujuan investasi yaitu untuk penambahan stok yang digunakan untuk

perluasan usaha/pabrik.

Menurut Michael Todaro, salah satu dimensi pilihan paling

penting menaruh perhatian pada pilihan antara konsumsi untuk masa

kini dan masa yang akan datang. Sumber daya akan digunakan untuk

meningkatkan pendapatan dan konsumsi dimasa yang akan datang

dikenal dengan sebutan investasi.

Dalam prakteknya, dalam dunia usaha untuk mencatat nilai

penanaman modal yang dilakukan dalam 1 tahun tertentu, yang

digolongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran atau pembelanjaan

sebagai berikut (Sadono Sukirno, 1999) :

a. Pembangunan berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan

peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri

dan perusahaan.

b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan

kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lain.

c. Pertumbuhan nilai struktur barang yang belum terwujud, bahan

mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir

tahun penghitungan pendapatan nasional.

Peranan investasi ini bersumber dari 3 fungsi penting dari

kegiatan investasi dalam perekonomian antara lain (Sadono Sukirno,

2006 : 367) :

Page 34: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

34

a. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran

agregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan

agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan ini akan selalu

diikuti oleh pertumbuhan dalam kesempatan kerja.

b. Pertumbuhan barang dan modal sebagai akibat investasi akan

menambah kapasitas memproduksi di masa depan dan

perkembangan ini akan menstimulir pertumbuhan produksi

nasional dan kesempatan kerja.

c. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

Perkembangan ini akan memberi sumbangan penting ke atas

kenaikan produktivitas dan pendapatan per kapita masyarakat.

b. Jenis Investasi

Investasi dalam penggolongannya dapat dilihat dari berbagai

segi, seperti segi pengeluaran, pendapatan nasional dan segi wujudnya.

a. Investasi dilihat dari segi pengeluarannya (Samuelson, 1994: 143)

1) Investasi bruto, adalah investasi yang menunjukkan tambahan-

tambahan seluruh modal.

2) Investasi netto, adalah investasi hasil pengurangan antara

investasi bruto dengan penyusutan. yaitu pengurangan nilai

dengan barang-barang modal setiap saat karena ada kerusakan.

b. Investasi dilihat dari segi pendapatan nasional negara

(Soediyono,1995: 81)

Page 35: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

35

1) Induce Investment

Investasi yang nilainya berubah akibat dari

meningkatnya permintaan produksi yang ada. Misalnya adanya

kenaikan pendapatan yang ada pada masyarakat disuatu

tempat/negara menjadikan kenaikan kebutuhan barang-barang

tertentu yang berarti kenaikan permintaan suatu barang

(kenaikan suatu barang mendorong meningkatnya investasi).

2) Automos Investment

Adalah investasi yang nilainya akan berubah sebagai

akibat dari adanya penemuan-penemuan barang seperti

teknologi baru ataupun produk barang atau tidak dipengaruhi

oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Yang termasuk

dalam investasi ini adalah rehabilitasi prasarana jalan, irigasi

dan sebagainya.

c. Investasi dilihat dari segi wujudnya (Guritno Mangkoesoebroto,

1992: 79)

1) Investasi riil

Adalah investasi terhadap barang tahan lama (barang modal)

yang akan digunakan dalam proses produksi, yang termasuk

dalam investasi ini adalah :

a) Investasi tetap perusahaan, yaitu investasi terdiri dari

pengeluaran perusahaan-perusahaan atau mesin-mesin

tahan lama serta perlengkapan mesin lainnya.

Page 36: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

36

b) Investasi untuk perumahan, yaitu investasi untuk

pembangunan tempat tinggal atau perumahan.

c) Investasi persediaan perusahaan, yaitu investasi yang terdiri

dari stok modal atau barang-barang modal yang tahan lama.

2) Investasi financial

Adalah investasi terhadap surat-surat berharga seperti saham

atau obligasi.

c. Teori Investasi

Teori Investasi Keynes

Teori investasi Keynes berkaitan dengan apakah suatu proyek

penanaman modal atau investasi layak atau tidak untuk dilakukan.

Teknik untuk mengetahui apakah suatu proyek itu menguntungkan

atau tidak, yaitu dengan membandingkan profitabilitas relatif proyek-

proyek dengan mendiskontir hasil-hasil di masa depan. adapun teknik-

teknik mendiskontir yang dikemukakan Keynes yaitu (Endar

Supriyanto, 2006. 13):

1) Nilai di masa depan dari sejumlah nilai sekarang

Tujuan utama dari seseorang yang menambahkan

modalnya adalah untuk menerima jumlah uang yang lebih besar

dimasa yang akan datang. Ini berarti seseorang yang memutuskan

meminjamkan uangnya dengan harapan untuk memperolehnya.

Apabila uang tidak diinvestasikan lebih dari satu tahun, maka

bunga yang diperoleh adalah bunga majemuk atau Compounding of

Page 37: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

37

Interest, yaitu bunga yang ditanamkan atas bunga. Rumus untuk

nilai di masa depan dari sejumlah nilai sekarang adalah sebagai

berikut (Soediyono, 1992: 173)

n)m1P(1C +=

Dimana :

C = nilai masa depan dari sejumlah nilai sekarang

P = jumlah pokok pada tahun pertama

I = tingkat bunga tahunan

M = berapa kali bunga ditawarkan dalam satu tahun

N = jumlah periode dimana bunga diterima

Sehingga dapat disimpulkan jika bunga mengalami

kenaikan maka nilai C juga akan naik, sedangkan jika tingkat

bunga nol berarti tidak ada manfaat di masa depan dari dana yang

di investasikan. Nilai di masa depan dari sejumlah nilai sekarang

dapat diketahui dengan menggunakan tabel compounding faktor.

2) Marginal Efficiency of Capital (MEC)

Suatu usulan investasi dapat dinilai dengan tingkat

diskonto yang mempersamakan pengeluaran tunai sekarang dengan

nilai sekarang dari penerimaan tunai masa depan. Karena suatu

perusahaan mempunyai lebih dari satu usulan investasi untuk

dipertimbangkan maka skedul MEC dapat dibuat, dimana biasanya

usuan-usulan investasi disusun secara berurutan berdasarkan

tingkat hasil dari hasil yang terbesar ke hasil yang terkecil. Skedul

Page 38: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

38

MEC mempunyai kemiringan yang negative, karena usulan-usulan

investasi disusun dari urutan tingkat hasil yang diharapkan dari

yang terbesar ke yang terkecil. Skedul MEC dapat digambarkan

sebagai berikut (Endar Supriyanto, 2006: 13)

Gambar 2.2. Kurva Marginal Efficiency of Capital

Dimana : R = Tingkat Keuntungan

I = Banyaknya Investasi

MEC = Marginal Efficiency of Capital

3) Perubahan-perubahan MEC

MEC dapat berubah karena ada beberapa faktor antara lain (Endar

Supriyanto, 2006: 13) :

i. Biaya aktiva sekarang

ii. Jumlah dana yang dihasilkan selama umur aktiva yang dapat

digunakan

iii. Distribusi jumlah dana-dana yang dihasilkan kurva MEC naik

jika biaya aktiva naik, maka jumlah dana yang dihasilkan kurva

MEC berlereng negatif jika biaya aktiva naik. Jumlah dana-

R

I

MEC

0

Page 39: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

39

dana yang dihasilkan terpusat sepanjang periode bekerjanya

aktiva tersebut. Faktor-faktor yang menentukan bentuk kurva

MEC dipengaruhi oleh tindakan permintaan. kekuatan-

kekuatan pasar dan pengharapan-pengharapan.

4) Marginal Efficiency of Investment (MEI)

Dalam skedul Marginal Efficiency of Capital terkandung asumsi

bahwa industri barang modal mampu menawarkan peralatan dalam

jumlah yang tidak terbatas pada biaya rata-rata yang konstan.

Tetapi sangat mungkin bahwa rata-rata biaya akan barang modal

baru akan naik akibat peningkatan penggunaan fasilitas produksi,

maka MEC dari seluruh usulan investasi akan turun dan MEC akan

menjadi lebih curam daripada jika biaya penawaran barang modal

baru dalam keadaan konstan. Pengaruh dari suatu kenaikan biaya

penawaran terhadap tingkat hasil yang diharapkan dari usulan

investasi dinamakan Marginal Efficiency of Investmen yang dapat

digambarkan sebagai berikut (Endar Supriyanto, 2006: 17)

Gambar 2.3. Kurva Marginal Efficiency of Investment

P2

P1

0 I1 I2

S1

S2

MEC

MEI

I1 I2

Page 40: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

40

3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pengertian dan batasan mengenai usaha mikro, kecil dan menengah

terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Uraian mengenai pengertian

dan batasan tersebut dapat dilihat di bawah ini :

A. Usaha Mikro

1. Pengertian Usaha Mikro

Usaha mikro menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40 /

KMK.O6 / 2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik

keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Disamping

itu hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit

kepada bank paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah).

2. Ciri-ciri usaha mikro

Ditinjau dari berdasarkan aspek permodalannya, usaha mikro

berbeda dengan usaha kecil maupun usaha menengah. Adapun ciri-ciri

usaha mikro menurut Tanjung (2008) adalah :

· Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu

dapat berganti

Page 41: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

41

· Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat

pindah tempat

· Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun

dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

· Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa

wirausaha yang memadai

· Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah

· Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari

mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank

· Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas

lainnya termasuk NPWP

3. Contoh usaha mikro

Contoh-contoh usaha mikro perlu diketahui untuk

memudahkan identifikasi dalam pengumpulan data lapangan. Beberapa

contoh usaha mikro antara lain :

· Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan

dan pembudidaya

· Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan

kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat

· Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar

· Peternakan ayam, itik dan perikanan

Page 42: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

42

· Usaha-usaha jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan

penjahit (konveksi)

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah

segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya

peningkatan fungsi intermediasinya karena usaha mikro mempunyai

karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non

mikro, antara lain :

a. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya

menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi

kegiatan usaha mesih tetap berjalan dan bahkan terus

berkembang

b. Tidak sensitif terhadap suku bunga

c. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan

moneter

d. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat

menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang

tepat

Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha

mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena

berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi

perbankan sendiri.

Page 43: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

43

B. Usaha Kecil

1. Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008

adalah usaha ekonomi produktif yang berskala kecil yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Usaha

kecil memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha. Usaha kecil memiliki hasil penjualan tahunan mencapai lebih

dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) serta

dapat menerima kredit dari bank maksimal diatas Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah).

2. Ciri-ciri usaha kecil

Ciri-ciri usaha kecil menurut Tanjung (2008), antara lain :

· Jenis barang / komoditi yang diusahakan sudah tetap tidak mudah

berubah

· Lokasi / tempat usaha umumnya sudah menetap dan tidak

berpindah-pindah

Page 44: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

44

· Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau

masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan

dengan keuangan keluarga serta sudah membuat neraca usaha

· Sumber daya manusianya (pengusahanya) memiliki pengalaman

dalam berwirausaha

· Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal

· Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya

termasuk NPWP

· Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan

baik seperti business planning

Selanjutnya menurut Jatmiko (2005) dikemukakan bahwa karakteristik

dari usaha kecil pada umumnya adalah :

a. Dikelola oleh pemiliknya.

b. Modal terbatas.

c. Jumlah tenaga kerja terbatas.

d. Berbasis keluarga atau rumah tangga.

e. Lemah dalam pembukuan.

f. Manajemen usaha sangat tergantung pada pemilik.

3. Contoh usaha kecil

Beberapa contoh usaha kecil atau industri kecil yang ada di

Indonesia antara lain :

· Usaha tani pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja

Page 45: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

45

· Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya

· Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu

dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan

industri kerajinan tangan

· Peternakan ayam, itik dan perikanan

· Koperasi berskala kecil

C. Usaha Menengah

1. Pengertian Usaha Menengah

Usaha menengah sebagaimana dimaksud Inpres No. 10 Tahun

1998 adalah usaha bersifat produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau

usaha besar. Usaha menengah memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih

dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha menengah

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua

miliar lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar

Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) serta dapat

menerima kredit dari bank sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Page 46: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

46

2. Ciri-ciri usaha menengah

Secara umum ciri-ciri usaha menengah menurut Tanjung

(2008) meliputi :

· Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi lebih

baik, lebih teratur bahkan lebih modern serta dengan pembagian

tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran

dan bagian produksi

· Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing

dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan

· Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi

perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll.

· Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih

dan terdidik

· Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan

· Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin

tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan

lingkungan dll.

3. Contoh usaha menengah

Usaha menengah memiliki permodalan yang lebih kuat

dibandingkan usaha mikro dan usaha kecil, sehingga jenis usaha atau

Page 47: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

47

macam usaha menengah mampu menggarap komoditi dari hampir

seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu :

· Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala

menengah

· Pedagang di pasar grosir (agen) termasuk ekspor dan impor

· Usaha EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa

transportasi taxi dan bus antar provinsi

· Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam

· Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer

buatan

Secara umum pengertian UMKM adalah usaha yang

memproduksi barang dan jasa yang menggunakan bahan baku utama

berbasis pada pendayagunaan sumber daya alam, bakat dan karya seni

tradisional dari daerah setempat. Adapun ciri-ciri UMKM meliputi :

a. Bahan baku mudah diperoleh.

b. Menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan alih

teknologi.

c. Keterampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun temurun.

d. Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup

banyak.

e. Peluang pasar cukup luas, sebagian besar produknya terserap di

pasar lokal / domestik dan tidak tertutup sebagian lainnya

berpotensi untuk diekspor.

Page 48: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

48

f. Beberapa komoditi tertentu memiliki ciri khas terkait dengan karya

seni budaya daerah setempat.

g. Melibatkan masyarakat ekonomi lemah setempat.

h. Secara ekonomis menguntungkan.

C. Penelitian Terdahulu

a. Penelitian Ninik Suprihatin (2006)

Penelitian dengan judul ”Pengaruh investasi. ekspor dan tenaga

kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur 1993-2004”

berkesimpulan bahwa investasi, ekspor dan tenaga kerja berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Nilai koefisien

regresi variabel investasi adalah 0,241 sehingga bila investasi naik 1

persen maka PDRB akan naik sebesar 0,241 %. Nilai koefisien regresi

variabel ekspor adalah 0,287 sehingga bila ekspor naik 1 persen maka

PDRB akan naik sebesar 0,287 %. Nilai koefisien regresi variabel tenaga

kerja adalah 0,823 sehingga bila tenaga kerja naik 1 persen maka PDRB

akan naik sebesar 0,823 %.

b. Penelitian Wahyu Widyaningsih (2002)

Penelitian dengan judul ”Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi PDRB Jawa Tengah 1982-1999” dapat diambil kesimpulan

bahwa investasi, ekspor dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap

PDRB di Jawa Tengah. Nilai koefisien regresi variabel investasi adalah

0,44 sehingga bila investasi naik 1 persen maka PDRB akan naik sebesar

Page 49: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

49

0,44 %. Nilai koefisien regresi variabel ekspor adalah 0,055 sehingga bila

ekspor naik 1 persen maka PDRB akan naik sebesar 0,055 %. Nilai

koefisien regresi variabel tenaga kerja adalah 0,87 sehingga bila tenaga

kerja naik 1 persen maka PDRB akan naik sebesar 0,87 %.

c. Penelitian Atmaji & Djoseno Ranupandoyo (2007)

Penelitian dengan judul ”Studi Perkembangan Usaha dan Investasi

Pengaruhnya Pada Pendapatan Usaha Kecil Menengah di Indonesia”

berkesimpulan bahwa unit usaha, tenaga kerja dan investasi UMKM

berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha kecil menengah di

Indonesia. Nilai koefisien regresi variabel unit usaha adalah -9,626

sehingga adanya tambahan satu persen unit usaha maka akan menurunkan

jumlah pendapatan yang diperoleh UKM sebesar 9,626 %. Nilai koefisien

regresi variabel tenaga kerja adalah 12,682 sehingga adanya peningkatan

satu persen tenaga kerja maka akan meningkatkan jumlah pendapatan yang

diperoleh UKM sebesar 12,682 %. Nilai koefisien regresi variabel

investasi adalah 1,248 sehingga adanya peningkatan satu persen investasi

maka akan meningkatkan jumlah pendapatan yang diperoleh UKM sebesar

1,248 %

d. Penelitian Adolf B. Haetubun (2008)

Penelitian dengan judul ”Potensi Jumlah Usaha Kecil dan

Menengah Dalam Perannya Menstimulasi Perekonomian” melihat pada

beberapa aspek dari UKM dan UB sebagai berikut : (1) penggunaan input

Page 50: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

50

kapital, teknologi dan tenaga kerja, (2) produksi, (3) jumlah ekspor dan (4)

pendapatan nasional. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa

UKM dengan jumlah unit usaha berjumlah besar tersebut memiliki peran

lebih besar memberikan kontribusi pada perekonomian nasional dibanding

UB.

e. Penelitian Adolf B. Haetubun (2007)

Penelitian dengan judul ”Apakah Pertumbuhan Ekonomi dan

Pengeluaran Pemerintah Dominan Berpihak Kepada Usaha Kecil dan

Menengah” melihat pada beberapa aspek dari UKM dan UB sebagai

berikut : (1) penggunaan input kapital, teknologi dan tenaga kerja, (2)

produksi, (3) jumlah ekspor dan (4) pendapatan nasional. Dari penelitian

ini dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan pemerintah meningkatkan

pengeluarannya disertai pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih dominan

menarik pertumbuhan produksi usaha besar dibanding dengan UKM

dengan perbandingan sekitar 3:1.

D. Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini lebih memfokuskan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Dalam kerangka pemikiran di

bawah menjelaskan bahwa nilai produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM

diduga mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB). Secara sederhana kerangka penelitian ini dapat dijelaskan dengan

gambar sebagai berikut :

Page 51: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

51

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Penelitian

Nilai produksi UMKM merupakan indikator untuk mengetahui tingkat

PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Nilai produksi diartikan sebagai jumlah

barang dan jasa yang dihasilkan dalam sebuah proses produksi. Apabila nilai

produksi semakin meningkat maka tingkat PDRB juga akan meningkat.

Demikian juga sebaliknya, apabila nilai produksi menurun maka tingkat

PDRB juga akan menurun.

Nilai investasi UMKM juga merupakan indikator untuk mengetahui

tingkat PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Investasi memungkinkan terbukanya

lapangan kerja baru, transformasi teknologi dan meningkatkan ekonomi

masyarakat yang nantinya akan meningkatkan produktivitas.

Jumlah UMKM juga merupakan indikator untuk mengetahui tingkat

PDRB di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah ini diambil berdasarkan data yang

tersedia. Jumlah UMKM yang semakin banyak diduga juga akan

mempengaruhi tingkat PDRB suatu wilayah dalam penelitian ini adalah di

Provinsi Jawa Tengah.

Nilai Produksi UMKM

Nilai Investasi UMKM

PDRB

Jumlah UMKM

Page 52: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

52

E. Hipotesis

Adapun pengertian dari hipotesis suatu pernyataan yang harus diuji

kebenarannya (Djarwanto. PS dan Pangestu Subagyo. 1998 : 183). Maka

hipotesis masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya

melalui pengumpulan dan analisa data. Dalam penulisan ini. penulis

mengemukakan hipotesis sebagai berikut bahwa :

1. Nilai Produksi UMKM diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

PDRB Provinsi Jawa Tengah.

2. Nilai Investasi UMKM diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

PDRB Provinsi Jawa Tengah.

3. Jumlah UMKM diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB

Provinsi Jawa Tengah.

Page 53: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ekonomi makro yang

menganalisis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah

serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan prospeknya terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini

bersifat kuantitatif atas data sekunder dengan mengambil data time series

tahun 1983 sampai dengan 2008.

B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Data dapat memberikan informasi berharga bagi sebuah penelitian

untuk menganalisa keberadaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah maka

jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat time series (dari waktu ke waktu). Data sekunder adalah data yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung tetapi melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Dalam penelitian ini data tersebut diperoleh dari berbagai sumber

diantaranya:

a. Biro Pusat Statistik (BPS)

Suatu cara memperoleh data melalui kantor Badan Pusat Statistik (BPS)

Page 54: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

54

b. Studi Kepustakaan

Suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang

berupa teori-teori yang melatarbelakangi penelitian dengan mempelajari

kepustakaan baik dari buku literatur maupun karya ilmiah yang

berhubungan dengan permasalahan.

c. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari atau menggunakan

catatan-catatan instansi yang diteliti.

d. Data lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal,

artikel dan bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah PDRB yaitu total

nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah tertentu

dalam waktu tertentu. PDRB disini mewakili pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jawa Tengah yang dihitung dengan menggunakan perhitungan

PDRB atas dasar harga konstan yang telah menghilangkan pengaruh harga

dan inflasi. Sedangkan tahun dasar yang digunakan adalah tahun dasar

1993 dan dinyatakan dalam rupiah.

Page 55: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

55

2. Variabel Bebas

a. Nilai produksi

Nilai produksi yang dimaksud adalah jumlah produksi yang

dihasilkan oleh UMKM di Provinsi Jawa Tengah setiap tahun. Total

produksi dinyatakan dalam satuan Miliar Rupiah.

b. Nilai investasi

Nilai investasi yang dimaksud adalah total investasi pada semua

sektor UMKM tiap tahun yang terjadi di Jawa Tengah. Nilai investasi

dinyatakan dalam satuan Miliar Rupiah.

c. Jumlah UMKM

Jumlah UMKM yang dimaksud adalah semua sektor UMKM yang

terdapat di Jawa Tengah. Jumlah UMKM dinyatakan dalam satuan unit.

D. Metode Analisis Data

Populasi penelitian ini adalah seluruh usaha yang termasuk usaha

mikro, kecil dan menengah di Jawa Tengah periode 1983 sampai dengan

2008, sesuai data terakhir yang dapat diperoleh dari Departemen Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah dan Biro Pusat Statistik.

Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi 2

tahap analisis, yaitu :

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui perkembangan

beberapa aspek usaha dari setiap sektor UMKM yang digunakan dalam

Page 56: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

56

penelitian, meliputi : nilai produksi, nilai investasi, jumlah UMKM pada

setiap sektor usaha serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama

peroide 1983-2008.

Dalam melakukan penelitian dimana data-data sekunder seperti

PDB, PNB, PDRB serta IHK dan sebagainya yang merupakan data time

series, seiring dengan perkembangannya waktu berbeda-beda tahun

dasarnya. Jika dua seri atau lebih data angka tersebut memiliki periode

dasar yang sama, maka seri-seri tersebut dapat diperbandingkan secara

langsung. Namun, jika dua seri data tersebut memiliki periode dasar yang

tidak sama, maka angka-angka tersebut tidak dapat diperbandingkan

secara langsung. Perbedaan tahun dasar biasanya disebabkan oleh

kebutuhan tertentu untuk mengakomodasi informasi baru

PDRB tersebut terlebih dahulu diubah ke dalam angka indeks

dengan tahun dasar 1993. Perubahan ke dalam angka indeks tersebut

dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara PDRB pada suatu

waktu tertentu dengan PDRB pada waktu yang berbeda. Langkah-langkah

menyamakan tahun dasar (Bobby Hamenda dalam forum ekonometrika) :

1) Cari satu data atau angka yang dihitung dengan menggunakan dua

tahun dasar, misalnya data pada tahun 1993 diukur dengan tahun dasar

1983 dan 1993.

2) Setelah itu jika kita ingin menjadikan semua data bertahun dasar 1993,

dapatkan sebuah magic number, yaitu data tahun 1993 menurut tahun

dasar 1993 dibagi dengan data tahun 1993 menurut tahun dasar 1983.

Page 57: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

57

3) Angka hasil pembagian tersebut (magic number) dikalikan dengan

semua data yang diukur menurut tahun dasar 1983 dan data tersebut

menjadi bertahun dasar 1993.

2. Analisis Regresi Linier Berganda (Ordinary Least Square)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

nilai produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM dengan variabel PDRB

Jawa Tengah. Analisis data yang dilakukan dengan metode regresi linier

berganda (Ordinary Least Square) dengan fungsi PDRB = f ( nilai

produksi, nilai investasi, jumlah UMKM ), maka formulasi persamaan dari

variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

ttttt UJUMKMINVPRODY ++++= 3210 aaaa …………(3.1)

Y = Produk Domestik Regional Bruto (Miliar Rp)

PROD = Nilai Produksi UMKM (Miliar Rp)

INV = Nilai Investasi UMKM (Miliar Rp)

JUMKM = Jumlah UMKM (Unit)

0a = Koefisien Intersep

31 aa - = Koefisien Regresi

iU = Varian Pengganggu

Selanjutnya hasil regresi dengan model tersebut dilakukan uji

statistik dan uji asumsi klasik.

Page 58: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

58

3. Uji Statistik

a. Uji t Statistik

Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual. Pada

dasarnya uji ini untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel

dependen. dengan beranggapan variabel independen lain tetap atau

konstan. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Hipotesisnya

1) Ho : b1 = 0, berarti variabel independen secara individu tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Ha : b1 ¹ 0, berarti variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b) Melakukan penghitungan nilai t sebagai berikut:

Nilai t tabel = KN;t 2α - ……………………………………….(3.2)

Keterangan:

a = derajat signifikansi

N = jumlah sampel (banyaknya observasi)

K = banyaknya parameter

Nilai t hitung = ( )i

i

Se bb

.................................................................(3.3)

Keterangan:

bi = koefisien regresi

Se (bi) = standard error koefisien regresi

Page 59: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

59

Ho ditolak

Ho diterima

- KN;t 2α - KN;t 2α -

Ho ditolak

c) Kriteria pengujian

Gambar 3.1. Daerah Kritis Uji t.

d) Kesimpulan

1. Apabila nilai –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Artinya

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen secara signifikan.

2. Apabila nilai t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel, maka Ho

ditolak. Artinya variabel independen mampu mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

b. Uji F Statistik

Uji F (Overall Test) dilakukan untuk menunjukan apakah

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan

derajat keyakinan 95% (a = 5%), derajat kebebasan pembilang

(numerator) adalah k-1 dan penyebut (denumerator) adalah n-k.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

1) Menentukan Hipotesis

a) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

Page 60: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

60

Ho diterima Ho ditolak

F (a; K-1; N-K)

Artinya semua parameter sama dengan nol atau semua variabel

independen tersebut bukan merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

b) Ha : b1 ¹ b2 ¹ b3 ¹ b4 ¹ b5 ¹ 0

Artinya semua parameter tidak sama dengan nol atau semua

variabel independen tersebut merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2) Melakukan penghitungan nilai F sebagai berikut:

a) Nilai F tabel = KNK -- ;1;Fa ……………………………………(3.4)

Keterangan:

N = jumlah sampel / data

K = banyaknya parameter

b) Nilai F hitung = ( )

( )( )KN.R1

1KR2

2

---

……………………………(3.5)

Keterangan:

2R = koefisien regresi

N = jumlah sample / data

K = banyaknya parameter

3) Kriteria pengujian

Gambar 3.2. Daerah Kritis Uji F.

Page 61: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

61

4) Kesimpulan

a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Artinya

variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen secara signifikan.

b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Artinya variabel

independen secara bersama-sama mampu mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk menghitung seberapa besar variasi dari

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Insukindro

menekankan bahwa koefisien determinasi hanyalah salah satu dan

bukan satu-satunya kriteria memilih model yang baik. Dengan

demikian, bila suatu estimasi regresi linear menghasilkan R² yang

tinggi tetapi tidak konsisten dengan teori ekonomika yang dipilih oleh

peneliti atau tidak lolos dari uji asumsi klasik misalnya, maka model

tersebut bukanlah model penaksir yang baik dan seharusnya tidak

dipilih menjadi model empirik. Hal semacam ini dalam analisis

ekonometrika sering dikenal sebagai regresi lancung atau semrawut

(spurious regressions) (Thomas dalam Insukindro, 1998).

Koefisien regresi yang digunakan adalah 2R yang telah

memperhitungkan jumlah variabel bebas dalam suatu model regresi

atau 2R yang telah disesuaikan (Adjusted 2R atau 2

R ).

Page 62: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

62

kNN

RR--

--=1

)1(1 22 ....................................................................(3.6)

Keterangan:

N = jumlah sampel

K = banyaknya variabel

2R = R-square

2R = adjusted R-square

4. Uji Asumsi Klasik

Dalam pengujian empirik dengan menggunakan data runtut

waktu kepastian tidak ada masalah autokorelasi. adanya

homoskedastisitas. dan linearnya bentuk fungsi yang digunakan

merupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Pengujian asumsi klasik ini

merupakan salah satu langkah penting dalam rangka menghindari

munculnya regresi linear lancung yang mengakibatkan tidak sahihnya

hasil estimasi (Insukindro, Maryatmo dan Aliman. 2003:189).

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear

yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua

variabel bebas. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang sering

muncul dalam ekonomi karena dalam ekonomi, sesuatu tergantung

pada sesuatu yang lain (everything depends on everything else). Untuk

mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, dalam penelitian ini akan

Page 63: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

63

digunakan perhitungan regresi pelengkap (auxillary regression)

(Damodar Gujarati, 2005: 31).

( )( ) ( )knR

kRFi --

-=

/11/

2

2

.................................................(3.7)

Jika ihitung FF > , maka terdapat hubungan kolinear antara

masing-masing variabel bebas. Jika ihitung FF < , maka iX tidak

kolinear dengan X lainnya. demikian juga terhadap 2X , 3X dan 4X .

Cara lain dengan melihat hasil output tidak terdapat tulisan Near

Singular Matrix yang menyebabkan pemrosesan data terhenti secara

otomatis maka dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas

(Eviews 3 Users Guide, 2001)

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam

fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga

penaksir OLS tidak efisien. baik dalam sampel kecil maupun sampel

besar (tetapi masih tetap tidak bias dan konsisten).

Ada beberapa metode untuk dapat mendeteksi ada tidaknya

masalah heterokedastisitas dalam model empiris. seperti menggunakan

uji Park (1966), uji Glejser (1969), uji White (1980), uji Breusch-

Pagan Godfrey. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini

akan menggunakan uji Glejser.

Page 64: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

64

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji Glejser

antara lain :

1. Melakukan regresi atas model yang digunakan dengan

menggunakan OLS yang kemudian diperoleh nilai residualnya.

2. Nilai residual yang didapat dari hasil regresi kemudian

dimutlakkan, lalu diregresikan dengan variabel independent seperti

model dibawah ini :

ii vXXXu ++++= 4423121ˆ bbbb

3. Dilakukan uji secara statistik apakah ib berpengaruh secara

statistik atau tidak. Jika hasil regresi menunjukkan ib tidak

signifikan (pada derajat signifikansi 5%), maka tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika ib signifikan (pada

derajat signifikansi 5%), maka terjadi masalah heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi ditemukan jika terdapat korelasi antara variabel

gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil

maupun dalam sampel besar. Tinter (1965) mendefinisikan

autokorelasi sebagai korelasi kelambanan (lag correlation) suatu

deretan tertentu dengan dirinya sendiri. tertinggal oleh sejumlah unit

waktu. Sedangkan menurut Tintner serial korelasi sebagai korelasi

kelambanan (lag correlation) antara dua seri atau rangkaian yang

berbeda.

Page 65: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

65

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi yaitu, uji d Durbin-Watson (Durbin-Watson d

test), uji Lagrange Multiplier (LM Test), uji Breusch-Godfrey

(Breusch-Godfrey Test) dan uji ARCH (ARCH Test). Dalam penelitian

ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi akan digunakan uji d

Durbin-Watson (Durbin-Watson d test) dan uji Breusch-Godfrey

(Breusch-Godfrey Test).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi akan digunakan

uji autokorelasi berupa uji Breusch-Godfrey (Breusch-Godfrey Test).

Langkah dari uji Breusch-Godfrey adalah sebagai berikut:

1. Melakukan regresi atas model yang digunakan dengan

menggunakan OLS yang kemudian diperoleh nilai residualnya.

2. Regresikan persamaan dibawah ini :

tptptt uuXXXXu erraaaaa ++++++++= -- ˆˆ....ˆˆˆ 11453423121

3. Memasukkan nilai R² hasil regresi diatas ke dalam rumus (n - p)R²,

dimana n adalah jumlah observasi dan p adalah jumlah lag.

2) Membandingkan nilai (n-p)R2 dengan nilai c² dalam tabel statistik

Chi Square. Kriterianya adalah, jika:

a) Apabila nilai (n - p) R2 < nilai tabel c² berarti tidak terjadi

masalah autokorelasi.

b) Apabila nilai (n - p) R2 > nilai tabel c² berarti terjadi masalah

autokorelasi.

Page 66: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

66

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Keadaan Geografis dan Administratif

Jawa Tengah secara administratif merupakan sebuah propinsi yang

ditetapkan dengan Undang-undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950

merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang letaknya diapit oleh dua

provinsi besar, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur. Posisi lintang Jawa

Tengah yaitu diantara 5º 40’ dan 8º 30’ Lintang Selatan dan diantara 108º

30’ dan 110º 30’ Bujur Timur (termasuk Pulau Karimunjawa). Jarak

terjauh dari barat ke timur adalah 263 km dan dari utara ke selatan adalah

226 km (tidak termasuk Pulau Karimunjawa). Luas wilayah keseluruhan

Jawa Tengah adalah sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 % dari luas

Pulau Jawa atau sekitar 1,70 % dari luas wilayah Indonesia. Luas yang ada

terdiri dari 1,00 juta hektar (30,80 persen) lahan sawah dan 2,25 juta

hektar (69,20 persen) bukan lahan sawah.

Batas-batas wilayah Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Jawa Barat

Sebelah Timur : Jawa Timur

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : DIY dan Samudera Indonesia

Page 67: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

67

Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam beberapa

wilayah administratif seperti tabel 4.1 dibawah :

Tabel 4.1. Pembagian Wilayah Administrasi Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008

No. Wilayah Jumlah 1 Kabupaten 29 2 Kota 6 3 Kecamatan 565 4 Kelurahan 764 5 Desa 7.804

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka 2008)

2. Jumlah dan Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk dalam suatu wilayah dapat memberikan

gambaran tentang potensi yang ada pada suatu wilayah tersebut. Pada

wilayah yang berpotensi untuk berkembang biasanya diikuti dengan

perkembangan jumlah penduduk yang ada. Semakin besar potensi yang

ada pada suatu wilayah. maka semakin besar minat penduduk untuk

bertempat tinggal. mencari nafkah dan menanamkan modal di daerah

tersebut. Adanya jumlah penduduk yang semakin besar secara langsung

akan menuntut pemenuhan kebutuhan yang semakin besar pula.

Konsekuensi logis yang akan terjadi dengan adanya fenomena tersebut

adalah akan munculnya masalah-masalah sosial yang erat kaitannya

dengan faktor ekonomi. Salah satu dimensi yang dapat diangkat dari

masalah sosial tersebut adalah masalah ketenagakerjaan baik yang

menyangkut semakin sempitnya lapangan pekerjaan. besarnya angkatan

kerja dan besarnya tingkat pengangguran.

Page 68: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

68

Dalam tabel 4.2 dibawah menunjukkan bahwa jumlah penduduk

Jawa Tengah pada tahun 2008 sebanyak 32.626.390 jiwa yang terdiri dari

16.192.295 jiwa adalah laki-laki dan 16.434.095 jiwa adalah perempuan.

Selama tahun 2007-2008 terjadi penambahan jumlah penduduk Jawa

Tengah sebanyak 246.111 jiwa serta rasio jenis kelamin (sex ratio) pada

Tahun 2008 mencapai 98,53%. Bila dilihat dari tahun ke tahun,

perkembangan jumlah penduduk Jawa Tengah mengalami fluktuasi yang

terjadi dalam 6 tahun terakhir.

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Jawa Tengah dan Jenis Kelamin

Tahun 2004-2008

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Total Rasio Jenis Kelamin

(Sex Ratio)

2004 16.184.251 16.213.180 32.397.431 99,82

2005 16.368.724 16.540.126 32.908.850 98,96

2006 16.054.473 16.123.257 32.177.730 99,57

2007 16.064.122 16.316.157 32.380.279 98,46

2008 16.192.295 16.434.095 32.626.390 98,53

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka 2008)

Sementara itu, kepadatan penduduk di Jawa Tengah juga

mengalami fluktuasi. Kepadatan penduduk di Jawa Tengah ini dapat

dihitung dengan membandingkan antara jumlah penduduk Jawa Tengah

dengan luas wilayah Jawa Tengah. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2007 dan Tahun 2008 sebesar 32.380.279 jiwa dan

32.626.390 jiwa. Sedangkan luas wilayah Jawa Tengah tetap sebesar

32.544,12 2km , sehingga kepadatan penduduk pada Tahun 2007 dan

Page 69: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

69

Tahun 2008 adalah 994,97 jiwa per 2km dan 1.002,53 jiwa per 2km .

Perkembangan kepadatan penduduk di Jawa Tengah dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk Jawa Tengah Tahun 2004-2008

Tahun Luas Daerah

( 2km )

Jumlah Penduduk

(orang)

Kepadatan Penduduk

per 2km

2004 32.544,12 32.397.431 995,49

2005 32.544,12 32.908.850 1.011,21

2006 32.544,12 32.177.730 988,74

2007 32.544,12 32.380.279 994,97

2008 32.544,12 32.626.390 1.002,53

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka 2008)

3. Perkembangan PDRB Jawa Tengah

Kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik ini

ternyata juga berdampak positif di tingkat daerah khususnya provinsi Jawa

Tengah. Bersamaan dengan membaiknya indikator-indikator makro-

moneter seperti nilai tukar, inflasi dan suku bunga, perekonomian Jawa

Tengah pada Tahun 2007 secara umum masih mengindikasikan

berlangsungnya proses pemulihan ekonomi.

Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan salah satu

cerminan dari tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Semakin

besar PDRB suatu wilayah maka semakin tinggi tingkat kemajuan

pembangunan di wilayah tersebut.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibedakan atas harga

konstan dan harga berlaku. PDRB atas dasar harga konstan adalah nilai

Page 70: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

70

produksi yang dinilai atas harga tetap tahun tertentu. Sedangkan PDRB

atas dasar harga berlaku adalah nilai produksi yang dinilai sesuai dengan

harga yang berlaku pada tahun bersangkutan. Angka perhitungan PDRB,

khususnya perhitungan atas dasar harga konstan dapat dijadikan dasar

perhitungan laju pertumbuhan ekonomi. (Dumairy,1997: 49)

Tabel 4.4. Nilai PDRB Jawa Tengah atas dasar harga konstan dan

harga berlaku tahun 1983-2008

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Beberapa Edisi, diolah)

Tahun PDRB Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan Harga ( % ) Harga ( % ) berlaku konstan 1983 7.279.078.120.000 - 16.689.188.054.956 - 1984 8.486.001.980.000 16,58 17.998.253.028.759 7,84 1985 9.284.589.420.000 9,41 19.088.138.275.367 6,05 1986 11.492.261.660.000 23,77 20.705.732.149.550 8,47 1987 13.553.745.270.000 17,93 21.686.498.746.380 4,73 1988 16.422.805.510.000 21,16 22.962.147.807.075 5,88 1989 18.692.151.220.000 13,81 25.998.075.028.620 13,22 1990 21.689.283.140.000 16,03 27.817.366.940.104 6,99 1991 25.980.442.640.000 19,78 29.808.551.494.476 7,15 1992 30.200.680.970.000 16,24 32.026.353.386.782 7,44 1993 33.978.909.160.000 12,51 33.978.909.160.000 6,09 1994 39.303.565.490.000 15,67 36.345.174.480.000 6,96 1995 46.586.032.910.000 18,52 39.013.952.640.000 7,34 1996 52.505.360.630.000 12,70 41.862.203.720.000 7,30 1997 60.296.426.870.000 14,83 43.129.838.900.000 3,02 1998 84.227.031.450.000 39,68 38.065.273.350.000 -11,74 1999 101.509.193.760.000 20,51 39.394.513.740.000 3,49 2000 117.782.925.190.000 16,03 40.941.667.090.000 3,92 2001 136.131.480.160.000 15,57 42.305.176.400.000 3,33 2002 156.418.300.460.000 14,90 43.775.693.080.000 3,47 2003 171.881.877.040.000 9,88 45.955.936.769.977 4,98 2004 193.435.263.050.000 12,53 48.312.469.564.592 5,12 2005 234.435.323.310.000 21,19 50.895.971.099.949 5,34 2006 281.996.709.110.000 20,28 53.611.149.691.773 5,33 2007 312.428.807.090.000 10,79 56.609.592.172.888 5,59 2008 362,938,708,250,000 16,16 59.697.877.306.368 5,45

Page 71: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

71

Dari tabel 4.4 diatas digambarkan tentang perkembangan PDRB

atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku dimana

perkembangannya mengalami fluktuasi. Dilihat atas dasar harga konstan

selama periode penelitian, rata-rata perkembangan PDRB adalah sebesar

5,31 % per tahun. Namun demikian, jika dicermati perkembangan tiap

tahunnya menunjukkan variasi yang berbeda. Hal ini nampak pada

perkembangan terbesar terjadi pada tahun 1989 sebesar 13,22 %,

sedangkan perkembangan terkecil terjadi pada tahun 1998 yang

mengalami penurunan hingga minus 11,74% dari tahun sebelumnya.

Sedangkan bila dilihat atas dasar harga berlaku selama periode penelitian,

rata-rata perkembangan PDRB adalah sebesar 17,06 % per tahun. Namun

demikian, jika diteliti perkembangan tiap tahunnya menunjukkan variasi

yang berbeda. Hal ini nampak pada perkembangan terbesar terjadi pada

tahun 1998 sedesar 39,68 %, sedangkan perkembangan terkecil terjadi

pada tahun 2003 sebesar 9,88 % dari tahun sebelumnya.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Data

a. Perkembangan Nilai Produksi UMKM

Perkembangan nilai produksi UMKM di Jawa Tengah selama

periode penelitian dari tahun ke tahun mempunyai kecenderungan

mengalami kenaikan tetapi tidak signifikan. Dari tabel 4.5 dibawah

digambarkan tentang perkembangan perkembangan nilai produksi

UMKM selama kurun waktu 1983-2008. Dilihat dari nilai produksi

Page 72: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

72

UMKM selama kurun waktu tersebut, nampak bahwa rata-rata

perkembangannya sebesar -2,53 % per tahun. Namun demikian, bila

ditelusuri perkembangan setiap tahunnya menunjukkan variasi yang

berbeda. Hal ini nampak bahwa perkembangan terbesar terjadi pada

tahun 1984 sebesar 16,19%, sedangkan perkembangan terkecil terjadi

pada tahun 1998 yang hanya sebesar -60,34% dari tahun sebelumnya.

Perkembangan nilai produksi UMKM di Jawa Tengah selama periode

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5.

Perkembangan Nilai Produksi UMKM Tahun 1983-2008

Tahun Nilai Produksi UMKM

Pertumbuhan (%)

Tahun Nilai Produksi UMKM

Pertumbuhan (%)

1983 11.748.394 - 1996 4.854.085 7,28 1984 13.650.790 16,19 1997 5.129.185 5,66 1985 15.414.140 12,91 1998 5.108.865 -0,39 1986 16.189.702 5,03 1999 5.125.488 0,32 1987 18.139.858 12,04 2000 5.222.817 1,89 1988 18.450.213 1,71 2001 3.085.859 -40,91 1989 18.692.347 1,31 2002 3.056.692 -0,94 1990 19.221.745 2,83 2003 3.071.139 0,47 1991 19.502.560 1,46 2004 3.076.218 0,16 1992 9.885.626 -49,31 2005 3.120.930 1,45 1993 3.919.811 -60,34 2006 3.160.490 1,26 1994 4.107.170 4,77 2007 3.186.986 0,83 1995 4.524.608 10,16 2008 3.213.709 0,83

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Beberapa Edisi, diolah )

Nilai produksi UMKM di Jawa Tengah sempat mengalami

penurunan cukup drastis ketika pada sebelum terjadi krisis dimana

ditunjukkan dengan nilai minus, tetapi pada saat pasca krisis nilai

produksi UMKM mulai merambat naik dan mulai stabil walaupun juga

masih sempat mengalami berbagai goncangan bahkan kembali

Page 73: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

73

mencapai nilai minus. Tetapi secara keseluruhan perkembangannya

positif, hal ini terjadi karena perekonomian di Indonesia mulai

berangsur membaik yang dampaknya juga mempengaruhi PDRB

setiap daerah. Perkembangan nilai produksi ini tidak bisa lepas dari

segi permodalan dimana dengan semakin banyak modal maupun

investasi yang tersedia maka nilai produksi juga akan mengalami

peningkatan.

b. Perkembangan Nilai Investasi UMKM

Perkembangan nilai investasi UMKM di Jawa Tengah selama

periode penelitian dari tahun ke tahun mempunyai kecenderungan

mengalami kenaikan tetapi tidak signifikan. Dari tabel 4.6 dibawah

digambarkan tentang perkembangan nilai investasi UMKM selama

kurun waktu 1983-2008. Dilihat dari nilai investasi UMKM selama

kurun waktu tersebut, nampak bahwa rata-rata perkembangannya

sebesar 14,55% per tahun. Namun demikian, bila dicermati

perkembangan setiap tahunnya menunjukkan variasi yang berbeda. Hal

ini nampak bahwa perkembangan terbesar terjadi pada tahun 1993

yang melebihi 100% yaitu sebesar 251%, sedangkan perkembangan

terkecil terjadi pada tahun 2002 yang hanya sebesar -0,002% dari

tahun sebelumnya. Perkembangan nilai investasi UMKM di Jawa

Tengah selama periode penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Page 74: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

74

Tabel 4.6.

Perkembangan Nilai Investasi UMKM Tahun 1983-2008

Tahun Nilai Investasi UMKM

Pertumbuhan (%)

Tahun Nilai Investasi UMKM

Pertumbuhan (%)

1983 143.743 - 1996 887.174 7,26 1984 157.217 9,37 1997 918.944 3,58 1985 159.453 1,42 1998 959.625 4,42 1986 162.041 1,62 1999 1.007.363 4,97 1987 166.203 2,56 2000 1.077.540 6,96 1988 168.170 1,18 2001 1.133.933 5,23 1989 171.359 1,89 2002 1.133.903 -0,002 1990 181.916 6,16 2003 1.193.664 5,27 1991 195.558 7,49 2004 1.207.559 1,16 1992 210.700 7,74 2005 1.374.872 13,85 1993 739.623 251 2006 1.408.153 2,42 1994 780.877 5,57 2007 1.486.512 5,56 1995 827.090 5,91 2008 1.504.281 1,19

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Beberapa Edisi,diolah)

Pada saat sebelum krisis nilai investasi UMKM nilainya masih

stabil bahkan sempat melampaui batas 100% karena kondisi

perekonomian masih stabil. Namun dengan adanya krisis ekonomi,

investasi mulai turun dikarenakan adanya kondisi perekonomian dan

politik yang tidak stabil sekaligus terjadi krisis kepercayaan yang

menyebabkan investor takut menanamkan modalnya. Tetapi dalam

keadaan tersebut investasi UMKM tetap berjalan meskipun tidak

signifikan, ini karena UMKM dinilai mampu bersaing dalam keadaan

krisis sehingga investor berani menanamkan modalnya untuk sektor

UMKM.

Page 75: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

75

c. Perkembangan Jumlah UMKM

Perkembangan jumlah UMKM di Jawa Tengah selama periode

penelitian dari tahun ke tahun mempunyai kecenderungan mengalami

kenaikan. Dari tabel 4.7 dibawah digambarkan tentang perkembangan

jumlah UMKM selama kurun waktu 1983-2008. Dilihat dari jumlah

UMKM selama kurun waktu tersebut, nampak bahwa rata-rata

perkembangannya sebesar 0,50% per tahun. Namun demikian, bila

ditelusuri perkembangan setiap tahunnya menunjukkan variasi yang

berbeda. Hal ini nampak bahwa perkembangan terbesar terjadi pada

tahun 1985 sebesar 1,68%, sedangkan perkembangan terkecil terjadi

pada tahun 2002 yang hanya sebesar 0,003% dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan jumlah UMKM di Jawa Tengah dari tahun ke

tahun tidak mengalami penurunan meskipun terjadi pada saat krisis, ini

terjadi karena UMKM tidak mempergunakan banyak modal untuk

menjalankan proses usahanya. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan

besar yang mempergunakan modal yang relatif besar sehingga pada

saat terjadi krisis ekonomi banyak perusahaan-perusahaan besar yang

mengalami kebangkrutan atau gulung tikar. Disisi lain, UMKM justru

mengalami peningkatan karena dianggap mampu bersaing serta dapat

dikatakan bahwa UMKM tidak terkena imbas langsung dari adanya

krisis ekonomi. Perkembangan jumlah UMKM di Jawa Tengah selama

periode penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut

Page 76: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

76

Tabel 4.7.

Perkembangan Jumlah UMKM Tahun 1983-2008

Sumber : BPS (Jawa Tengah Dalam Angka Tahun Beberapa Edisi, diolah )

2. Model Analisis Linier Berganda

Untuk menguji hipotesis digunakan metode analisis regresi linier

berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai produksi, nilai

investasi dan jumlah UMKM terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Jawa Tengah. Adapun ringkasan hasil regresi estimasi Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tengah dapat disajikan dalam

tabel 4.8 sebagai berikut

Tahun Nilai Investasi UMKM

Pertumbuhan (%)

Tahun Nilai Investasi UMKM

Pertumbuhan (%)

1983 567.500 - 1996 634.017 0,79 1984 569.900 0,42 1997 638.559 0,72 1985 579.530 1,68 1998 639.047 0,07 1986 579.710 0,03 1999 640.426 0,21 1987 588.661 1,54 2000 641.581 0,18 1988 591.891 0,55 2001 643.504 0,29 1989 600.144 1,39 2002 643.529 0,003 1990 606.762 1,10 2003 643.659 0,02 1991 609.661 0,47 2004 643.712 0,008 1992 613.531 0,63 2005 643.953 0,03 1993 616.918 0,55 2006 644.020 0,01 1994 623.297 1,03 2007 644.138 0,02 1995 629.025 0,92 2008 644.311 0,20

Page 77: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

77

Tabel 4.8. Hasil Regresi Persamaan PDRB

Dependent Variable: PDRB Method: Least Squares Date: 04/12/10 Time: 17:44 Sample: 1983 2008 Included observations: 26

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NP 0.464467 0.219701 2.114086 0.0461 NI 21.22568 3.906448 5.433497 0.0000

JML 1.55E+08 56336913 2.744839 0.0118 C -7.92E+13 3.31E+13 -2.389539 0.0259

R-squared 0.943390 Mean dependent var 3.65E+13 Adjusted R-squared 0.935671 S.D. dependent var 1.22E+13 S.E. of regression 3.10E+12 Akaike info criterion 60.50185 Sum squared resid 2.11E+26 Schwarz criterion 60.69540 Log likelihood -782.5240 F-statistic 122.2087 Durbin-Watson stat 0.775020 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil olahan E-Views 3.0, 2010

Tahap selanjutnya setelah dilakukan estimasi regresi maka

dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik. Pengujian tersebut

dilakukan untuk mengetahui apakah dugaan sementara (hipotesis)

terhadap parameter sudah sesuai secara teori dan statistik.

a. Uji Statistik

1) Uji t Statistik

Dari tabel 4.8 dapat dikemukakan bahwa :

a) Variabel nilai produksi UMKM (NP) memiliki koefisien

regresi sebesar 0,464467 dan nilai probabilitas sebesar 0,0461

sehingga signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Artinya

variabel NP secara individu berpengaruh terhadap variabel

dependen PDRB pada tingkat signifikansi 5%.

Page 78: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

78

b) Variabel nilai investasi UMKM (NI) memiliki koefisien regresi

sebesar 21,22568 dan nilai probabilitas sebesar 0,0000

sehingga signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Artinya

variabel NI secara individu berpengaruh terhadap variabel

dependen PDRB pada tingkat signifikansi 5%.

c) Variabel jumlah UMKM (JML) memiliki koefisien regresi

sebesar 1,55E+08 dan nilai probabilitas sebesar 0,0118

sehingga signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Artinya

variabel JML secara individu berpengaruh terhadap variabel

dependen PDRB pada tingkat signifikansi 5%.

2) Uji F Statistik

Jika melihat probabilitas F-Statistik hasil regresi persamaan

produk domestik regional bruto pada tabel 4.8 diatas dimana nilai

probabilitas F-Statistiknya sebesar 0,000000 yang lebih kecil dari

tingkat signifikan 5%, maka secara bersama-sama variabel nilai

produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM berpengaruh terhadap

variabel produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Tengah.

3) Koefisien Determinasi

Melihat koefisien determinan (R2) pada persamaan produk

domestik regional bruto sebesar 0,943390. Berarti nilai ini

menunjukan bahwa variasi dependen variabel sebesar 94,3390%

mampu dijelaskan independen variabel. Sisanya sebesar 5,661%

Page 79: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

79

dijelaskan oleh variabel-variabel diluar variabel yang digunakan

dalam persamaan.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear

yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua

variabel bebas. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang sering

muncul dalam ekonomi karena dalam ekonomi, sesuatu tergantung

pada sesuatu yang lain (everything depends on everything else).

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, dalam penelitian

ini digunakan perhitungan regresi pelengkap (auxillary regression)

(Damodar Gujarati, 2005: 31), yaitu membandingkan nilai hitungF

(awal) pada regresi antara variabel dependen dengan perhitungan

iF yang diperoleh dengan cara sebagai berikut :

( )

( ) ( )knRkR

Fi ---

=/1

1/2

2

( )

( ) ( )326/943390,0113/943390,0--

-=iF

6680211,191=iF

Page 80: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

80

Jika ihitung FF > maka terdapat hubungan kolinear antara

masing-masing variabel bebas. Jika ihitung FF < maka iX tidak

kolinear dengan X lainnya, demikian juga terhadap 2X , 3X dan

4X . Dari hasil perhitungan diketahui bahwa hitungF | 122,2087 | <

iF | 191,6680211 | maka iX tidak kolinear dengan X lainnya

demikian juga terhadap 2X , 3X dan 4X sehingga variabel tersebut

dapat dipertahankan dalam model regresi.

Deteksi masalah multikolinearitas dapat dilakukan dengan

mempekerjakan beberapa uji. Namun demikian perangkat lunak

Eviews dapat langsung mendeteksinya bila layar monitor muncul

tulisan “Near Singular Matrix” yang kemudian pemrosesan data

langsung terhenti secara otomatis (Eviews User’s Guide, 1998:

275) mengingat regresi ini dapat diproses, maka dengan sendirinya

masalah multikolinieritas dapat dikesampingkan.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah

kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan

dengan uji Glejser. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji

Glejser tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Page 81: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

81

Tabel 4.9. Hasil Uji Glejser

Sumber:Hasil olahan E-Views 3.0, 2010

Berdasarkan hasil tabel 4.9 diatas diketahui bahwa nilai

probabilitas dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi

5%. Maka pada model tersebut tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi

antara unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak

lagi efisien baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Dalam

penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi

akan digunakan uji The Breusch-Godfrey (BG). Dari hasil uji The

Breusch-Godfrey (BG) akan diperoleh nilai (n-p)R-squared.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai (n-p)R-squared lebih kecil

dari pada chi square tabel, maka tidak terdapat masalah

Dependent Variable: REM Method: Least Squares Date: 04/12/10 Time: 18:01 Sample: 1983 2008 Included observations: 26

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NP -0.087288 0.094537 -0.923324 0.3659 NI 0.894638 1.680939 0.532225 0.5999

JML -17255940 24241693 -0.711829 0.4841 C 1.29E+13 1.43E+13 0.901996 0.3768

R-squared 0.196428 Mean dependent var 2.08E+12 Adjusted R-squared 0.086850 S.D. dependent var 1.39E+12 S.E. of regression 1.33E+12 Akaike info criterion 58.81530 Sum squared resid 3.91E+25 Schwarz criterion 59.00885 Log likelihood -760.5988 F-statistic 1.792590 Durbin-Watson stat 1.333560 Prob(F-statistic) 0.178016

Page 82: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

82

autokorelasi dan sebaliknya bila nilai (n-p)R-squared lebih besar

dari chi square tabel, maka terdapat autokorelasi.

Tabel 4.10. Hasil Uji B-G

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 11.47386 Probability 0.002780 Obs*R-squared 9.186477 Probability 0.002438

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 04/12/10 Time: 19:32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NP 0.097241 0.183098 0.531086 0.6009 NI 0.308846 3.216645 0.096015 0.9244

JML 18717905 46698354 0.400826 0.6926 C -1.25E+13 2.75E+13 -0.455002 0.6538

RESID(-1) 0.664277 0.196108 3.387309 0.0028

R-squared 0.353326 Mean dependent var 3.76E-05 Adjusted R-squared 0.230150 S.D. dependent var 2.91E+12 S.E. of regression 2.55E+12 Akaike info criterion 60.14287 Sum squared resid 1.37E+26 Schwarz criterion 60.38481 Log likelihood -776.8573 F-statistic 2.868465 Sumber: Hasil olahan E-Views 3.0, 2010

Berdasarkan hasil tabel 4.10 diatas diketahui bahwa nilai

probabilitas dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi

5%, maka hipotesis yang menyatakan pada model tidak terdapat

autokorelasi tidak ditolak. Berarti pada model empirik tersebut

tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Page 83: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

83

2. Intepretasi Substansi Ekonomi Persamaan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tengah

a. Pengaruh Nilai Produksi UMKM terhadap PDRB

Hasil estimasi Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan

bahwa variabel nilai produksi UMKM mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

di Jawa Tengah dengan koefisiensi regresi sebesar 0,464467.

Artinya jika nilai produksi UMKM naik 1 rupiah maka akan

menyebabkan peningkatan produk domestik regional bruto sebesar

0,464467 satuan, dengan asumsi variabel-variabel lain tetap.

Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa nilai produksi

UMKM diduga berpengaruh positif signifikan terhadap produk

domestik regional bruto dengan derajat signifikansi 5% yang

ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0461 (tabel 4.8).

Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara nilai

produksi UMKM dengan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Jawa Tengah diduga disebabkan Jawa Tengah sebagai

daerah mempunyai cabang industri yang cukup banyak. Oleh

karenanya, bisa dimaklumi jika perkembangan nilai produksi

UMKM di Jawa Tengah, khususnya industri pangan dan kerajinan

umum mampu memberikan kontribusi terhadap poduk domestik

regional bruto. Kenaikan nilai produksi UMKM akan

menyebabkan kenaikan produk domestik regional bruto, begitu

Page 84: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

84

pula sebaliknya penurunan nilai produksi UMKM juga akan

menyebabkan penurunan produk domestik regional bruto.

b. Pengaruh Nilai Investasi UMKM terhadap PDRB

Hasil estimasi Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan

bahwa variabel nilai investasi UMKM mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

di Jawa Tengah dengan koefisiensi regresi sebesar 21,22568.

Artinya jika nilai investasi UMKM naik 1 rupiah maka akan

menyebabkan peningkatan produk domestik regional bruto sebesar

21,22568 satuan, dengan asumsi variabel-variabel lain tetap.

Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa nilai investasi

UMKM diduga berpengaruh positif signifikan terhadap produk

domestik regional bruto dengan derajat signifikansi 5% yang

ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0000 (tabel 4.8).

Pengaruh yang signifikan antara variabel nilai investasi

UMKM dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa

Tengah diduga disebabkan oleh banyaknya sumber investasi yang

dilakukan dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Investasi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu penanaman modal

dalam negeri dan penanaman modal asing. Sedangkan untuk sektor

UMKM, investasi bisa dilakukan dalam berbagai macam cara

antara lain melalui modal sendiri, kredit perbankan, kredit usaha

Page 85: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

85

kecil, melalui pegadaian, dll. Dengan semakin banyaknya nilai

investasi dalam UMKM maka juga akan mendorong peningkatan

nilai produksi dalam UMKM. Dengan semakin bertambahnya nilai

produksi maka juga akan meningkatkan produk domestik regional

bruto.

c. Pengaruh Jumlah UMKM terhadap PDRB

Hasil estimasi Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan

bahwa variabel jumlah UMKM mempunyai hubungan yang positif

dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

di Jawa Tengah dengan koefisien regresi sebesar 1,55E+08.

Artinya jika jumlah UMKM naik 1 perusahaan maka akan

menyebabkan peningkatan produk domestik regional bruto sebesar

1,55E+08 satuan, dengan asumsi variabel-variabel lain tetap.

Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa jumlah UMKM

diduga berpengaruh positif signifikan terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) dengan derajat signifikansi 5 % yang

ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0118 (tabel 4.8).

Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara jumlah

UMKM dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa

Tengah diduga disebabkan karena Jawa Tengah merupakan sentra

UMKM di Indonesia. Hal ini didukung oleh data yang

menyebutkan bahwa jumlah UMKM terbanyak terdapat di Jawa

Page 86: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

86

Tengah. Dengan jumlah UMKM yang semakin bertambah dari

tahun ke tahun maka akan meningkatkan nilai produksi.

Peningkatan produksi dipengaruhi oleh permintaan atas barang-

barang dan jasa-jasa, dengan demikian akan memperbesar

keuntungan perusahaan. Semakin besar keuntungan perusahaan

maka akan semakin besar pula nilai produk domestik regional

bruto.

4. Keterbatasan Penelitian

Di dalam penelitian ini ada beberapa keterbatasan, antara lain :

a. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder,

diharapkan penelitian selanjutnya dengan tema penelitian yang sama,

peneliti menggunakan grounded system atau metode observasi.

b. Dalam penelitian ini PDRB dipengaruhi oleh nilai produksi, nilai

investasi dan jumlah UMKM. Diharapkan penelitian selanjutnya

dengan tema penelitian yang sama, dapat memasukkan variabel lain

dalam sektor UMKM pengaruhnya terhadap PDRB.

Page 87: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

87

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan

dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari

kesimpulan yang ada, penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan

permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga hal ini dapat menjadi bahan

masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan.

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai

perkembangan kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa

Tengah dimana perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi produk

domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah yaitu nilai

produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM secara keseluruhan

perkembangannya positif. Nilai produksi UMKM selama periode

penelitian rata-rata perkembanganya sebesar -2,53 % per tahun. Nilai

investasi UMKM selama periode penelitian rata-rata perkembanganya

sebesar 14,55 % per tahun. Sedangakan perkembangan jumlah UMKM

selama periode penelitian rata-rata sebesar 0,50 % per tahun.

2. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Ordinary Least Square

(OLS) dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai pengaruh nilai

produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM terhadap Produk Domestik

Page 88: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

88

Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah. Nilai produksi UMKM

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tengah. Koefisien variabel nilai produksi

UMKM yaitu sebesar 0,464467 dan signifikan dengan derajat signifikansi

5% yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0461. Artinya jika

nilai produksi UMKM naik 1 satuan maka akan menyebabkan peningkatan

produk domestik regional bruto sebesar 0,464467 satuan, dengan asumsi

variabel-variabel lain tetap. Nilai investasi UMKM mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

di Jawa Tengah dengan koefisien regresi sebesar 21,22568 dan signifikan

dengan derajat signifikansi 5% yang ditunjukkan dengan probabilitas

sebesar 0,0000. Artinya jika nilai investasi UMKM naik 1 satuan maka

akan menyebabkan peningkatan produk domestik regional bruto sebesar

21,22568 satuan, dengan asumsi variabel-variabel lain tetap. Jumlah

UMKM mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tengah dengan

koefisien regresi sebesar 1,55E+08 dan signifikan dengan derajat

signifikansi 5% yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0118.

Artinya jika jumlah UMKM naik 1 satuan maka akan menyebabkan

peningkatan produk domestik regional bruto sebesar 1,55E+08 satuan,

dengan asumsi variabel-variabel lain.

Page 89: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

89

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Tengah, maka

diajukan saran sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil hipotesis dan temuan empirik yang menunjukkan bahwa

perkembangan nilai produksi, nilai investasi dan jumlah UMKM secara

keseluruhan positif dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Untuk itu pemerintah sebagai pembuat kebijakan perlu

menerapkan peraturan serta memberikan pelayanan yang lebih kepada

sektor UMKM, diharapkan nantinya sektor UMKM ini mampu

memberikan sumbangannya terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) lebih dari sektor-sektor lain. Hal ini perlu dilakukan karena sektor

UMKM mempunyai kemampuan untuk mampu bersaing dengan usaha

yang lebih besar.

2. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi

dan jumlah UMKM maka dengan tema penelitian yang sama sebaiknya

dapat mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Tengah

Page 90: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

90

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2007. Modul Laboratorium Ekonometrika. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret Antara, Made. 2003. Peranan UKM Dalam Menggerakkan Perekonomian Nasional. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Fakultas Sosek Universitas Udayana. Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press. Arsyad, Lincolin. 1992. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN Atmaji & Ranupandoyo, Djoseno. 2007. “Studi Pengembangan Usaha dan

Investasi Pengaruhnya Pada Pendapatan Usaha Kecil Menengah di Indonesia”. Fokus Manajerial Vol 5 No 1.

Bank Indonesia. 2007. Survey Preferensi UMKM Terhadap Pembiayaan Pada

Lembaga Keuangan Mikro di Wilayah Surakarta. Laporan Akhir. Boediono. 1986. Ekonomi Makro: sinopsis pengantar ilmu ekonomi.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Djarwanto. 1994. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fisher. 1990. Makro Ekonomi, Edisi Keempat.

Jakarta: Penerbit Erlangga Gunadi, Aloysius. 2002. Distribusi Spasial UKM di Masa Krisis Ekonomi.

Lembaga Penelitian Universitas Atmajaya, Yogyakarta (UAJY) Haetubun, Adolf. 2007. “Apakah Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran

Pemetintah Dominan Berpihak Kepada Usaha Kecil dan Menengah”. Jurnal Ekonomi Vol XVII No 3.

Haetubun, Adolf. 2008. “Potensi Jumlah Usaha Kecil dan Menengah Dalam

Perannya Menstimulasi Perekonomian”. Jurnal Organisasi dan Manajemen Vol 4 No 1.

Halwani, Hendra R. 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi.

Jakarta: ghalia Indonesia Insukindro dkk. 2003. Modul Ekonometrika Dasar. Kerjasama Bank Indonesia

dan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.

Page 91: UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id/Analisis... · analisis pengaruh nilai produksi, nilai investasi dan jumlah umkm terhadap produk domestik regional bruto (pdrb) provinsi

91

Jurusan Ekonomi Pembangunan. 2003. Modul Laboratorium Ekonometrika. Edisi Revisi. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Mangkoesoebroto, Guritno. 1997. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE Nanga, Muana. 2001. Makro Ekonomi. Teori Masalah dan Kebijakan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Terjemahan Haris

Munandar. Jakarta: Erlangga Samuelson, Paul dan William D. Nordhaus. 1994. Makro Ekonomi. Jakarta:

Erlangga Soediyono. 1995. Ekonomi Makro. Yogyakarta: Liberty Suhendro. 2005. Hukum Investasi di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta: Gita

Nagari Suprihatin, Ninik. 2006. Pengaruh investasi, ekspor dan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur 1993-2004. Skripsi-FE UNS Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi kedua. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada Suparmoko. 1998. Pengantar Ekonomika Makro. Yogyakarta: BPFE Tambunan, Tulus. 2000. Jurnal Pasar Modal Indonesia. Jakarta Todaro, Michael P. 1995. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:

Erlangga Widyaningsih, Wahyu. 2002. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

PDRB Jawa Tengah 1982-1999. Skripsi-FE UNS