Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA KONTRIBUSI EDUKATIF ORANG TUA
DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL MURID KELAS V DAN VI SDN SALOPURU
KECAMATAN PUJANANTINNG KABUPATEN
BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
JULIANA
10540 1118116
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
ii
ii
iii
iii
iv
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Juliana
Nim : 10540 118116
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Hubungan Antara Kontribusi Edukatif Orang Tua
Dengan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Murid Kelas V Dn VI SDN Salopuru Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, November 2020
Yang Membuat Permohonan
Juliana
v
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Juliana
Nim : 10540 1118116
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Judul Skripsi :Hubungan Antara Kontribusi Edukatif Orang Tua
Dengan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Murid Kelas V Dn VI SDN Salopuru Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Makassar, November 2020
Yang Membuat Perjanjian
Juliana
vi
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah
, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya, memberi rezeki dari arah yang
tidak di sangka-sangka…
Barangsiapa yang bertaqwa pada allah, maka allah jadikan urusannya jadi
mudah… (QS.Ath-Thalaq : 2-3)
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan
Kupersembahakan karya ini buat:
Kedua orang tuaku tercinta, saudaraku, keluarga,
Semua guru, dosen, sahabatku, teman-temanku tas keikhlasan
Dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
vii
ABSTRAK
Juliana. 2020. Hubungan antara kontribusi edukatif orang tua dengan
prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas V Dan VI SDN Salopuru
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi .
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Muhammad
Nawir dan Pembimbing II Fitry Yanty Muchtar.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana hubungan antara
kontribusi edukatif orang tua terhadap prestasi belajar IPS murid kelas V dan VI
SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan.
Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SDN Salopuru
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 34 murid. Variabel penelitian meliputi kontribusi edukatif orang tua
sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.Teknik
pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data
yang digunakan, yaitu analisis statistik dan analisis deskriptif inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara kontribusi edukatif orang tua terhadap prestasi belajar IPS murid SDN
Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan koefisien korelasi rhitung sebesar 0,423 yang lebih besar dari nilai rtabel
yaitu 0,439. Maka terdapat tingkat hubungan yang sedang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
kontribusi edukatif orang tua dengan prestasi belajar IPS murid kelas V dan VI
SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan
terdapat pengaruh yang signifikan.
Kata kunci : Kontribusi Edukatif Orang Tua, Prestasi Belajar
viii
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Salam dan salawat yang melimpah semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang istiqomah dan setia di jalan Allah, hingga akhir zaman nanti.
Amin, ya rabbal alamin !
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
ayahanda Abdullah dan ibunda Sitti.P yang telah mencurahkan cinta dan kasih
sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, Skripsi ini
tidak dapat diselesaikan.Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih sebesar-besarnya kepada. Dr. Muhammad Nawir,M,Pd Pembimbing
I dan Fitry Yanty Muchtar,S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan dengan penuh
kesabaran dan ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse MA. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S,.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
ix
ix
Pendidikan yang telah membina, membimbingdan memberikan kemudahan
sihingga sayadapat menyelesaikan proposal ini.
Begitu pula ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; dan para dosen Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan dan
jasa-jasa beliau selama penulis mengikuti perkuliahan.
Saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai bahan
acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan bahwa sikripsi ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan.
Makassar, November , 2020
Penulis
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGASAHAN. ............................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN. .................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN. ...................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR. .................................................................................... ix
DAFTAR ISI . .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL. ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ..................................................................................... 8
1. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................... 8
2. Kontribusi Edukatif ....................................................................... 10
3. Orang Tua ...................................................................................... 11
4. Kontribusi Edukatif Orang Tua .................................................... 15
5. Hakikat Prestasi Belajar………………………………………… 20
6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial……………………… .... 25
B. Kerangka Pikir ......................................................................... …….. 31
C. Hipotesis Penelitian ................................................................. …….. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................... …….. 34
B. Variabel dan Desain Penelitian ............................................... …….. 34
xi
xi
C. Definisi Operasional ............................................................... …….. 36
D. Populasi dan Sampel ................................................................ …….. 37
E. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................... …….. 38
F. Teknik Analisis Data................................................................ …….. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................44
1. Kontribusi Edukatif Orang Tua ........................................................44
2. Prestasi belajar IPS ...........................................................................46
3. Pengujian Hipotesis ..........................................................................48
B. Pembahasan ..................................................................................................
RIWAYAT HIDUP
iv
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 38
3.2 Pengkategorian Kontribusi .......................................................... 42
3.3 Pengkategorian Prestasi Belajar ................................................... 42
3.4 Tabel Interprestasi Indeks Korelasi Product Moment .................. 44
4.1 Statistik Deskriptif Skor Kontribusi Edukatif Orang Tua ............. 46
4.2 Distribusi Frekuensi Kontribusi Edukatif Orang Tua .................. 47
4.3 Statistik Deskriptif Skor Prestasi Belajar Ips ............................... 48
4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Ips ..................................... 49
v
v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................54
A. Simpulan ................................................................................................54
B. Saran .......................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Pikir ............................................................ 34
3.1 Desain Penelitian ......................................................... 37
xiii
vii
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen ........................................................... 60
2. Angket Penelitian .............................................................. 61
3. Angket Yang Dikerjakan Oleh Murid .............................. 65
4. Hasil Analisis Angket ........................................................ 89
5. Prestasi Belajar Murid ....................................................... 91
6. Analisis Deskriptif .............................................................. 93
7. Dokumentasi Penelitian ..................................................... 95
8. Riwayat Hidup. ......................................................................
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan
manusia menurut apa yang di harapkan oleh masyarakat (Maksum, 2016).
Pendidikan adalah usaha untuk melakukan proses belajar berkaitan dengan
pengetahuan, dan keterampilan melalui pelatihan, pengajaran atau peenelitian
yang biasanya didampingi oleh seorang pendidik atau dilakukan dengan
sendirinya yang mengarahkan seorang menjadi manusia yang berkepribadian
sesuai sengan nilai-nilai yang ada. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 Tahun
2013 bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar murid secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian ,kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlikan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijbarkan ke dalam sejumlah peraturan, antara lain Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan delapan Standar Nasional Pendidikan, yaitu : standar isi,
standar proses, standar kompotensi lulusan, standar pendidikan
1
2
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar
pengelolalaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Pendidikan di sekolah dasar sebagai awal dari pembentukan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, merupakan pondasi dari
pembagunan.Untuk itu diperlukan keseriusan dalam menunjang pola pendidikan
di sekolah dasar. Pendidikan disekolah dasar memiliki tingkatan tersendiri yang
lengkap dengan berbagai aspek kesulitan yang dihadapinya. Sekolah dasar yang
melingkupi interaksi antara pendidik atau guru dan yang dididik atau murid.
Dalam interaksi ini seringkali terjadi hambatan dalam peningkatan kualitas atau
mutu pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat (1) menyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa”
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional di atas, maka guru memiliki peran
yang sangat penting dalam terciptanya proses pembelajaran yang baik. Dimana guru
menjadi kunci keberhasilan untuk mancapai tujuan yang diharapkan. Anak memulai
kehidupannya dengan sedikit sumber daya untuk menjaga diri sendiri dan
tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya dan orang lain. Anak
dapat hidup dan berkembang dengan bantuan dari orang tuanya, karena anak
merupakan harapan orang tua yang akan melanjutkan cita-cita dan eksistensi
kehidupannya, maka orang tua dituntut memiliki kemampuan dalam merawat,
mengatasi masalah hidup dan kehidupan serta berbagai aspek yang berkaitan
3
dengan itu, merupakan tantangan bagi manusia baik tantangan itu bersumber dari
dalam diri manusia itu sendiri maupun bersumber dari luar. Kesemuanya itu,
memerlukan bekal berupa kemampuan jasmani maupun kemampuan rohani untuk
mengatasi setiap tantangan tersebut. Pemberian inilah yang merupakan esensi
pendidikan. Dengan demikian pendidikan dapat diorientasikan sebagai
pembangunan ke dalam diri manusia. Seiring dengan itu, maka pendidikan sangat
penting artinya dalam kehidupan manusia, karena penggarapan bidang
pembangunan akan berlangsung dengan baik, jika manusianya sudah terlatih lebih
dahulu, maka pembangunan berjalan dengan baik pula sangat menentukan dalam
pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak didik.
Pendidikan sasarannya adalah manusia, sedangkan manusia dalam
mengalami perkembangannya membutuhkan suatu uluran tangan. Dalam hal ini
bantuan dan bimbingan, lalu siapa yang bertanggung jawab atas bantuan dan
bimbingan yang dibutuhkan mereka. Persoalan ini akan terjawab jika kita
mengetahui siapa pendidik itu. Oleh karena pendidikan berlangsung di tiga
tempat, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat, maka yang bertindak sebagai
pembimbing dan pemberi bantuan adalah orang tua, guru dan masyarakat.
Seandainya ketiga komponen di atas mampu melakukan fungsinya sebagai
pembimbing secara maksimal, maka aspek pendidikan akan terlaksana dengan
baik. Prayitno menyatakan bahwa di sekolah disamping banyaknya murid yang
berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya murid yang
gagal, seperti angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir
dan sebagainya (Prayitno, 2011).
4
Keluarga atau orang tua memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan kepribadian anak dan kemampuannya, karena sebagian besar
kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan
kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana
edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, definisi edukatif adalah bersifat mendidik dan berkenaan
dengan pendidikan. Suasana edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang
mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan yang bersifat pendidikan atau
mendidik dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Kontribusi
dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan,
profesionalisme, finansial, dan lainnya (Ahira, 2012).
Hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik
yang berkembang baik secara akademik, psikologis maupun sosial. Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami murid dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi, sering kegagalan
itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat bimbingan dan perhatian dari orang
tua mereka, ini dikatakan oleh salah seorang guru di SDN Salopuru Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa
“murid yang gagal dalam belajar tidak selalu disebabkan karena faktor kebodohan
atau pun gurunya, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh orang tua murid yang kurang
perhatian terhadap anaknya, orang tua yang tidak ingin tahu Prestasi belajar
anaknya”.
5
Intensitas perhatian orang tua berhubungan positif terhadap prestasi
belajar, karena hal ini khususnya orang tua ikut menentukan berhasilnya murid
dalam belajar untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan optimal dibutuhkan
peran serta orang tua dalam membina dan membimbing murid dalam belajar.
Pendidikan dan bimbingan bukan tergantung sekolah tetapi juga tergantung pada
kondisi dan situasi lingkungan sekitar murid. Untuk mencapai tujuan pendidikan
perlu dukungan dari semua pihak dimana kita ketahui bersama adanya tripusat
pendidikan yaitu: pendidikan berlangsung di sekolah sebagai pendidikan formal,
dalam keluarga dan dalam masyarakat sebagai non formal. Pendidikan dalam
keluarga sangat berhubungan besar kepada pendidikan murid disekolah, karena
dengan perhatian kepeduliaan dan kesejahteraan murid dalam keluarga
menimbulkan motivasi dan perilaku belajar yang benar. Dengan perilaku belajar
yang benar dapat tercipta prestasi belajar murid yang maksimal.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 20, Januari
2020 Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi selatan di SDN
Salopuru Kecamatan Pujanananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
murid kelas V dan VI untuk mata pelajaran IPS yang mengalami kesulitan belajar
seperti susah menerima pelajaran ciri-cirinya seperti nilai pelajaran yang naik
turun, sulit mengatur kegiatan atau barang, mudah lupa, tidak termotivasi untuk
belajar, susah memahami isi pelajaran disebabkan kurangnya mendapat layanan
edukatif dari orang tua seperti menanyakan tentang apa yang dipelajari anak di
sekolah, membantu mengerjakan Pekerjaan Rumah anak, membangkitkan minat
belajar anak, menentukan waktu dan disiplin belajar anak di rumah dan bentuk
6
perhatian lainnya dari orang tua. Sebelum melakukan penelitan, peneliti melihat
kurangnya kontribusi edukatif orang tua sehingga prestasi belajar murid kurang.
Kontribusi edukatif orang tua dapat juga diartikan sebagai bentuk perhatian orang
tua kepada anaknya yang bersifat mendidik atau yang bersifat dalam membantu
pendidikan yang diperoleh anak. Indikatornya adalah membangkitkan minat
belajar anak, menyediakan fasilitas belajar, monitoring atau mengawasi anak
dalam belajarnya, membantu pekerjaan rumah (PR) anak, serta menentukan waktu
dan disiplin belajar anak. Maka dari itu, dengan adanya penelitian ini penulis
berharap kedepannya kontribusi antara orang tua dengan prestasi belajar dapat
meningkat sesuai yang diharapkan peneliti. Prestasi belajar yang dicapai anak
disekolah dasar ditentukan juga oleh bagaimana orang tua memberikan layanan
edukatif dalam proses belajar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga penulis memilih judul:
Hubungan antara kontribusi edukatif orang tua dengan Prestasi belajar IPS murid
kelas V dan VI SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi selatan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara
kontribusi edukatif orang tua dengan Prestasi belajar IPS murid kelas V dan VI
SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan?
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kontribusi
edukatif orang tua dengan Prestasi belajar IPS murid kelas V dan VI SDN
Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Sebagai bahan informasi bagi akademis untuk peningkatan kualitas
pendidikan, khususnya penanganan terhadap anak yang memiliki kesulitan
dalam belajar.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi murid
Sebagai masukan bagi murid bahwa belajar akan lebih menyenangkan
apabila belajar bersama keluarga/orang tua.
b. Bagi Guru
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman
kepada guru bahwa keberhasilan murid dalam belajar bukan hanya
karena guru semata, tetapi juga orang tua.
c. Bagi sekolah
Sebagai masukan agar orang tua murid dilibatkan dalam meningkatkan
kualitas dan Prestasi belajarmurid di sekolah.
d. Bagi orang tua
8
Membantu orang tua yang kurang mampu dalam mendidik anak dirumah
khususnya pada pembelajaran yang dijadikan acuan oleh peneliti (IPS).
e. Bagi peneliti
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti atau penulis dalam menembah wawasan bahwa pendidikan tidak
sepenuhnya diserahkan kepada guru disekolah.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian yang
ditulis penulis, yaitu :
Setiawan, 2011 yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap
hasil belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta
Selatan”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang tua yang
memberikan perhatian yang baik terhadap aktivitas belajar anaknya seperti
penyediaan dan pengadaan sarana atau fasilitas belajar yang menunjang serta
pemberian bantuan lainnya ketika anak menghadapi kesulitan dalam belajar, akan
sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Sebaliknya orang tua
yang kurang bahkan tidak sama sekali memperhatikan aktivitas belajar anaknya
dapat menyebabkan anak menjadi malas dalam belajar akibatnya prestasi belajar
anak akan kurang memuaskan.
Zulifah, 2011 berjudul “hubungan keterlibatan orang tua terhadap prestasi
belajar murid”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwaketerlibatan orang
tua sangat penting dimana keikut sertaan orang tua itu adalah keseluruhan
interaksi antara orang tua dengan anak, dimana orang tua bermaksud menstimulasi
anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang
9
10
dianggap paling tepat oleh orang tua agar anak dapat mandiri, tumbuh dan
berkembang secara sehat dan optimal.
Hendriyanto, 2016 “Peran orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas
XI teknik kendaraan ringan di SMK 45 Wonosari". Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa orang tua murid kelas XI jurusan teknik kendaraan ringan
SMK 45 Wonosari Tahun ajaran 2013/2014 masih kurang dalam memberikan
fasilitas belajar dan ketika di rumah masih kurang bisa maksimal dalam
membantu anaknya dalam kesulitan belajar.
Sumarni, 2019 berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Survey Pada siswa
SMPN 1 Di Kabupaten Serang”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar IPS siswa secara bersama-sama telah memberikan
pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar, mengandung arti bahwa
perhatian orang tua dan motivasi belajar yang signifikan.
Bastari, 2019 berjudul “ Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 1 Sukabumi Indah
Bandar Lampung”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar
dengan Hasil belajar murid yang terdapat hubungan searah yaitu semakin baik
motivasi belajar maka Hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS semakin
meningkat sedangkan hasil korelasi dalam penelitian ini merupakan korelasi yang
positif kuat dan signifikan pada hakikatnya motivasi belajar merupakan dorongan
terjadinya belajar. Terutama motivasi yang timbul dari peserta didik, apabila
11
motivasi belajar tinggi maka murid pun akan dengan baik mengikuti setiap proses
pembelajaran yang berlansung.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan diaatas dapat
disimpulkan bahwa perhatian orang tua dengan anak sangat berpengaruh dengan
prestasi belajar murid yang dicapai sekolah. Dengan menyediakan sarana dan
prasaran, murid memiliki motivasi untuk belajar terutama motivasi yang timbul
dari peserta didik.
2. Kontribusi Edukatif
a. Pengertian Kontribusi
Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,
maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan.
Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang
bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak
lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu
berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan
dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh,
seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana
asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi
penduduk maupun pendatang. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga
berusaha meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan
dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang
spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan
dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme,
finansial, dan lainnya (Ahira, 2012).
12
b. Pengertian Edukatif
Edukatif / edukasi adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi edukatif adalah
bersifat mendidik dan berkenaan dengan pendidikan.
Edukatif dapat dimaknai sebagai cara pandang atau perilaku yang berbasis
pertimbangan-pertimbangan nilai dan kebermanfaatan atas suatu tindakan dan
pemikiran. Menurut Suryadi dan Kusnendi (2010), ciri-ciri perilaku edukatif
adalah sebagai berikut.
1) Disiplin dan inisiatif.
2) Kebutuhan untuk mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri
terhadap keinginan-keinginan yang melampaui batas.
3) Keterkaitan dengan kelompok masyarakat yang ada dalam satu
komunitas kehidupan.
4) Otonomi dalam makna menyangkut keputusan pribadi dengan
mengetahui dan memahami sepenuhnya konsekuensi-konsekuensi dari
tindakan atau perilaku yang diperbuat.
5) Etos kerja tinggi dan berbudi luhur
6) Toleran
7) Berorientasi ke ilmu pengetahuan dan teknologi
13
3. Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh
dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian orang tua tidak terlepas dari pengetian keluarga, karena orang
bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga diartikan sebagai suatu
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan
pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal
bersama. Serta fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang
harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga .
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan
anak didik, termasuk di dalamnya hasil atau prestasi belajar anak didik.
Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak
selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga
menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
14
b. Perhatian Orang Tua dalam Pendidikan Anaknya
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga,
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Sikap
anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka.
Demikian pula sikap anak terhadap belajar, tidak bisa ditentukan oleh guru akan
tetapi banyak dipengaruhi oleh perhatian orang tua terhadap belajar anaknya di
rumah. Hal ini tergantung dari masing-masing orang tua dalam mendidik anak,
semua akan akan berjalan dengan baik apabila orang tua mampu membagi waktu,
dalam mendididik serta memberi pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak
(Andriyani, 2010).
Orang tua dapat pula dilibatkan dalam program pembelajaran dan
mengawasi kesulitan belajar peserta didik. Orang tua dapat membantu kesulitan
murid dalam bidang pelajaran tertentu di rumah untuk memberi penjelasan atau
jika diperlukan mendatangkan guru les privat. Oleh karena itu, perhatian orang tua
terhadap pendidikan anaknya sangat berpengaruh terhadap sikap dan mentalitas
anak dalam menentukan berhasil tidaknya belajar. Mengingat orang tua disatu
pihak berfungsi sebagai pemelihara, pelindung keluarga, dan dilain pihak sebagai
pendidik putra-putrinya.
Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan
memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya.
Juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di
rumah, membuat pekerjaan rumahnya, janganlah disita waktunya. Di sinilah
15
fungsi keluarga sebagai lembaga pendidikan di mana antara orang tua dan anak
terjalin komunikasi edukatif, dalam mencapai keberhasilan proses pendidikannya.
Sebab peranan orang tua sangat bersifat menentukan.
Sehubungan dengan itu, banyak para ahli pendidikan mengemukakan
tentang perhatian orang tua terhadap kegiatan pendidikan anaknya yang
diantaranya menyoroti; orang tua sebagai pengawas kegiatan belajar anak,
pendorong semangat belajar, membangkitkan minat, memberi fasilitas,
menentukan waktu dan disiplin belajar, memberi bantuan belajar, memperhatikan
kesehatan, dan menciptakan iklim belajar di rumah. Untuk lebih jelasnya, berikut
pendapat para ahli.
Orang tua berperan sebagai pengawas (supervisor) dari pada kegiatan di
sekolah yang harus dikerjakan oleh anak di rumah, sebagai pendidik dengan
contoh teladan dari perbuatan, sebagai pemberi fasilitas belajar bagi anak. Orang
tua yang berperan sebagai pengawas, hendaknya secara tidak langsung
memperhatikan seluruh kegiatan yang dilakukan anak. Harus memperhatikan
apakah anak memiliki PR, apakah sudah belajar untuk pelajaran besok, apakah
ada kesulitan dalam mata pelajaran tertentu. Kesemua itu merupakan tanggung
jawab orang tua yang secara rutin memperhatikan, mengawasi kegiatan belajar
anak di rumah. Di samping harus mengawasi kegiatan pendidikan anak, juga
orang tua harus memperhatikan serta menjaga kesehatan jasmani dan rohani anak.
Kemudian orang tua berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar anak
di rumah, yaitu menyangkut seluruh kebutuhan anak dalam perlengkapan belajar,
juga tempat belajar di rumah. Salah satu cara untuk mengundang agar senang dan
16
mau belajar di rumah, orang tua harus memperhatikan tempat belajar, dorongan
belajar (motivasi) dan membangkitkan minat belajar. Tempat belajar yang
memadai; baik ventilasi udara yang cukup, penerangan dan temperatur ruangan
yang sesuai, meja belajar dan kursi yang cukup, peralatan lain seperti; buku-buku
yang diperlukan dan alat peraga belajar, serta suasana yang tenang. Berikan
semangat belajar, dengan menumbuhkan minat dan motivasi anak, misalnya
dengan bantuan belajar, pengarahan, hadiah, dan tidak mengganggu waktu belajar.
Campur tangan orang tua sangat dibutuhkan dalam membagi waktu, serta
pengawasan terhadap terlaksananya pembagian waktu dan jadwal belajar di
rumah. Anak belum dapat membagi waktu antara tugas-tugas sekolah dengan
bermain-main, oleh karena itu orang tua harus membantu dalam perencanaan
waktu belajar dan disiplin belajar di rumah. Dalam menolong anak supaya
menjadi anak-anak yang cerdas, orang tua harus menentukan jam dan tempat
belajar. Jam dan tempat belajar ini perlu dipastikan. Anak-anak perlu dibiasakan
belajar pelajaran di sekolah pada jam-jam yang ditentukan.
Berdasarkan uraian di atas, sudah dapat dipastikan bahwa perhatian orang
tua dalam pendidikan anaknya sangat menentukan sekali terhadap keberhasilan
belajar anak di sekolahnya.
4. Kontribusi Edukatif Orang Tua
Kontribusi edukatif orang tua dapat juga diartikan sebagai bentuk perhatian
orang tua kepada anaknya yang bersifat mendidik atau yang bersifat dalam
membantu pendidikan yang diperoleh anak. Indikatornya adalah membangkitkan
minat belajar anak, menyediakan fasilitas belajar, monitoring atau mengawasi
17
anak dalam belajarnya, membantu pekerjaan rumah (PR) anak, serta menentukan
waktu dan disiplin belajar anak.
a. Membangkitkan minat belajar
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar yang baik, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat murid, maka murid tidak akan
belajar dengan sebaik- baiknya karena tidak ada daya tarik bagianya. Karena
murid belajar tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.Jadi bahan pelajaran
yang menarik murid lebih mudah dipelajari dan di simpan karena minat
menambah kegiatan belajar.
Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan mempengaruhi belajar selajutnya
serta mempengaruhi minat-minat yang baru, dengan demikian minat dapat
ditumbuhkan melalui suatu kegiatan yang menarik salah satunya melalui
bimbingan kelompok yang pada akhirnya melalui bimbingan kelompok tersebut
tumbuh minat murid ketika mengikuti pembelajaran dan berpengaruh terhadap
minat belajar selanjutnya (Djamarah, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya
minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu
bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru. Di
sinilah tugas orang tua untuk membantu membangkitkan minat belajar anak,
orang tua mempunyai lebih banyak waktu bersama anak dibandingkan dengan
guru di sekolah, oleh karena itu pengaruh orang tua sangat besar untuk
menimbulkan rasa minat belajar tersebut.
b. Menyediakan fasilitas belajar
18
Dalam kamus Bahasa Indonesia“fasilitas” diartikan sarana untuk
melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan. “ Fungsi “ diartikan kegunaan suatu
hal. Sedangkan belajar merupakan suatu proses mental karena orang yang belajar
perlu memikir, menganalisa, mensentesa, mengingat dan mengambil kesimpulan
dari yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
fasilitas belajar adalah segala sarana yang diperlukan bagi murid dalam mencapai
tujuan belajar melalui kegiatan belajar dalam bentuk penyelidikan dan penemuan
untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah-masalah yang dipelajari.
Sehubungan dengan itu fasilitas belajar dapat dilihat dari tempat dimana
aktivitas belajar itu dilakukan. Berdasarkan tempat, aktivitas belajar dilaksanakan,
maka fasilitasbelajar dapat dikelompokan : a) Fasilitas belajar di sekolah seperti
meja dan kursi belajar, papan tulis, kapur, buku-buku teks, media belajar, alat
peraga, perpustakaan dan lain lain. b) Fasilitas belajar di rumah sepertimeja dan
kursi belajar, lampu belajar, rak buku, mesi tik, computer dan lain-lain. c) Fasilitas
belajar di masyarakat seperti sarana olah raga, tempat-tempat rekreasi, tempat-
tempat bersejarah dan lain-lain.
Bila dilihat dari penggunaannya, maka fasilitas belajar, dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : a) Fasilitas yang berhubungan
langsung dengan proses belajar murid seperti buku-buku tulis, buku-buku teks,
pulpen, penggaris, penghapus, meja dan kursi belajar, papan tulis, media, kapur
tulis, spidol, alat peraga perpustakaan dan lain-lain.b) Fasilitas belajar yang tidak
19
berhubungan langsung dengan proses belajar murid seperti sepatu, pakaian
seragam, tas sekolah, kendaraan, uang transport, uang jajan dan lain-lain.
Kesemua fasilitas belajar tersebut sangat mendukung bagi keberhasilan
murid dalam belajar.Oleh karena itu perlu diperhatikan baik oleh sekolah maupun
oleh para orang tua murid jika menginginkan keberhasilan murid dalam belajar.
Fungsi fasilitas belajar ini adalah sebagai alat dalam membantu kelancaran
murid melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan secara efektif dan efisien.Tanpa fasilitas belajar
yang memadai maka murid akan mengalami kesulitan dalam memahami dan
menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu
perananorang tua dan kepala sekolah sangat penting dalam upaya menyediakan
fasilitas belajar yang memamdai dalam upaya meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar guna meningkatkan mutu lulusan.
c. Monitoring/pengawasan
Pengawasan anak dalam belajar dimaksudkan agar proses belajar mengajar
anak di sekolah maupun di rumah menjadi terarah. Sebagaimana kita ketahui anak
adalah merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam usahanya
untuk mencapai kedewasaan. Dalam proses perkembangan itu tentu saja anak,
mengalami hambatan-hambatan, baik yang datang dari dirinya sendiri
umpamanya ketidakpercayaan diri, ketidak mampuan dalam merencanakan masa
depan, tidak mengetahui dan memahami manfaat belajar. Sedangkan factor yang
datang dari luar dirinya umpamanya pengaruh lingkungan dan teman yang tidak
20
menunjang kegiatan belajar anak. Oleh karena itu perlu diawasi, diarahkan
sehingga tidak mengalami kegagalan dalam belajar.
Pengawasan itu bentuk kongkritnya berupa :
1) Memberi laporan dan berkonsultasikepada guru atau guru pembimbing sekolah
tentang perkembangan pribadi dan proses belajar putra putrinya.
2) Memberikan umpan balik kepada guru ataupun guru pembimbing tentang
masalah terutama yang menyangkut keadaan putra putrinya.
3) Bersedia datang ke sekolah bila diundang atau dipanggil guru atau guru
pembimbing.
4) Bersedia dan mau berdiskusi memecahkan masalah yang dihadapi putra-
putrinya dengan guru dan guru pembimbing di sekolah.
5) Mengontrol putra-putrinya pada jam - jam belajar.
6) Menghindari putra-putrinya dari pengaruh yang tidak menguntungkan.
7) Mengontrol pekerjaan rumahyang diberikan guru kepada putra-putrinya.
8) Memberikan pengertian kepada putra-putrinya tentang pentingnya semua mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah sehingga menyenangkan.
d. Membantu pekerjaan rumah (PR) anak
Partisipasi orang tua dalam membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah
dapat dilakukan dengan menyediakan ruang belajar anak agar aktivitas anak
dalam mengerjakan tugas belajarnya tidak terganggu. Setelah ruang belajar dan
segala perlengkapannya tersedia, maka orang tua juga perlu mengatur waktu
belajar anak agar anak tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak
menunjang pada keberhasilan pendidikan anak sebab jika anak dibiarkan saja,
21
maka biasanya anak lebih cenderung bermain sampai lupa waktu dari pada
belajar.
Oleh karena itu, orang tua juga perlu menanyakan kepada anak apakah ada
hal yang perlu dilakukan orang tua untuk membantu anak mengerjakan tugas-
tugas sekolah. Dalam hal ini, hendaknya orang tua sabar dan jangan cepat jengkel
dalam membantu anak menyelesaikan kesulitannya, karena kesabaran merupakan
kunci setiap keberhasilan. Apabila orang tua juga merasa kesulitan membantu
anak, maka orang tua boleh meminta bantuan anggota keluarga atau orang lain
untuk membantu anak dalam menyelesaikan pekerjaan rumah anak.
e. Menentukan waktu dan disiplin belajar anak
Peran orang tua dalam kedisiplinan belajar di rumah diantaranya
menanamkan kedisiplinan sejak dini yang diharapkan akan membentuk karakter
murid agar senantiasa mempunyai tangung jawab terhadap dirinya sendiri maupun
prestasi belajarnya ketika di sekolah. Apabila upaya-upaya pembentukan disiplin
dilakukan secara sistematis dan profesional, orang tua harus belajar menyusun
dengan jelas aturan-aturan yang berlaku dalam keluarga.
Orang tua juga harus menentukan waktu belajar anak di rumah seperti
dengan membuatkan jadwal belajar setelah pulang dari sekolah, dan saat malam.
Agar belajar anak di rumah lebih terarah. Anak belum dapat membagi waktu
antara tugas-tugas sekolah dengan bermain-main, oleh karena itu orang tua harus
membantu dalam perencanaan waktu belajar dan disiplin belajar di rumah.
Dalam menolong anak supaya menjadi anak-anak yang cerdas, orang tua harus
menentukan jam dan tempat belajar. Jam dan tempat belajar ini perlu dipastikan.
22
Anak-anak perlu dibiasakan belajar pelajaran di sekolah pada jam-jam yang
ditentukan.
5. Hakikat Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah
proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga dapat menyebabkan
munculnya perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi karena adanya
interaksi individu dengan lingkungannya.
Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang terjadi karena adanya
interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan-perubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek: kognitif,
psikomotor dan afektif (Sardiman, 2010). Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dkk, 2011).
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses psikologis yang
berlangsung dalam diri seseorang dengan lingkungannya dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalampengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersifat
menetap. Dengan kata lain, belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Prestasi Belajar
Setiap proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok dimana dengan berjalannya kegiatan belajar di
sekolah dapat mencerminkan berjalannya proses pendidikan. Penilaian merupakan
salah satu cerminan dari hasil kegiatan belajar di sekolah yang dicapai peserta
23
didik dalam menempuh proses pembelajaran. Prestasi belajar peserta didik dapat
diukur dari pekerjaan peserta didik selama satu semester, yang pada akhirnya
dituangkan dengan nilai yang berbentuk angka-angka. Angka tersebut merupakan
cerminan atau ukuran dari hasil yang dicapai peserta didik dalam belajar.
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” yang yang berarti hasil usaha. Prestasi
belajar pada umnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar
meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan
dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan
pendidikan, khususnya pembelajaran (Aris, 2015).Prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf
maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai prestasi yang sudah
dicapai peserta didik (Faturohman dan Sulistyorini, 2012).Prestasi belajar sebagai
nilai merupakan perumusan akhir yang diberikan oleh guru dalam hal kemajuan
prestasi belajar yang telah dicapai murid selama waktu tertentu (Suryabrata,
2010).Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh murid setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol
(Dimyanti, 2011).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil akumulasi nilai yang telah dicapai murid dalam kurung
waktu tertentu, yang diberikan oleh guru sebagai bentuk apresiasi kepada murid
yang dinyatakan dalam bentuk, angka, symbol dan sebagainya.
24
c. Faktor-faktor Mempengaruhi Belajar
Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi kedalam 2
bagian, yaitu (1) faktor interen yaitu faktor-faktor yang yang berasal dari dalam
diri individu yang belajar; dan (2) faktor eksteren yaitu faktor-faktor yang berasal
dari luar diri individu yang belajar (Suryabrata dalam Suprijono, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Faktor interen, terdiri atas:
a) Faktor fisiologis-organis, yang meliputi;
(1) Keadaan fisiologis pada umumnya
Keadaan fisiologis pada umumnya dari diri individu yang mempunyai
pengaruh yang besar. Keadaan jasmani yang segar misalnya sudah tentu akan
memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan jasmani
yang kurang/tidak segar, misalnya karena sakit atau karena kelelahan.
(2) Keadaan pancaindra
Pancaindra, seperti diketahui adalah merupakan pintu-pintu gerbang
ilmu pengetahuan. Melalui pancaindra, seseorang melakukan aktifitas belajar
(membaca, mengamati, mendengar, merasakan dan mengalami sesuatu dan
berbagai bentuk aktifitas lain). Pancaindra yang berfungsi dengan baik sudah
tentu akan memberikan pengaruh positif bagi terlaksananya kegiatan belajar.
b) Faktor psikologis
Sebagai aktifitas mental, belajar dipengaruhi oleh sejumlah
factorpsikologis, diantaranya:
(1) Kematangan belajar
25
Kematangan belajar merupakan sesuatu yang bersifat alamiah dan
berhubungan dengan faktor biologis, karena hal itu terjadi diluar control
manusia. Kematangan mempengaruhi proses belajar dalam arti bahwa proses
belajar akan mencapai hasil yang optimal bila ditunjang dengan kematangan.
(2) Kumpulan persepsi dan pengertian dasar
Manusia, sejak kecil berinteraksi aktif dengan lingkungannya. Melalui
interaksi aktif tersebut, manusia memperoleh berbagai jenis persepsi dan
pengertian-pengertian dasar yang merupakan cikal bakal dari proses
pembentukan kemampuan dan pengetahuan manusia melalui proses belajar
yang panjang.
(3) Kapasitet (kemampuan) belajar
Setiap manusia dilahirkan dengan membawa potensi kemampuan yang
berbeda-beda, sehingga dikenal misalnya anak yang cerdas dan sebaliknya.
Faktor kapasitet ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
belajar.
(4) Minat dan Perhatian
Bahwa minat dan perhatian mempengaruhi proses belajar dan Prestasi
belajarkiranya tidak sulit dipahami. Bagi seseorang yang tidak mempunyai
minat dan perhatian didalam belajar tentu saja tidak dapat diharapkan akan
memperoleh hasil yang baik.
(5) Motivasi
Secara sederhana, motivasi diartikan sebagai kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk berbuat.Jadi motivasi belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
26
2) Faktor eksteren, terdiri atas:
a) Faktor lingkungan belajar, yang meliputi:
(1) Lingkungan yang bersifat alami atau non sosial, seperti: keadaan udara,
termperatur (suhu), cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), tempat/ruangan
belajar, lokasi tempat belajar, dan sebagainya;
(2) Lingkungan social yaitu yang berkaitan dengan hubungan antar manusia,
seperti kehadiran orang lain pada saat seseorang sedang belajar, dimana
orang tersebut mengajak bicara ataukah mondar-mandir disekitar tempat
belajar, terjadinya percakapan oleh sekelompok murid atau kelas pada saat
murid di kelas lain sedang belajar, suara musik atau bunyi-bunyian yang
lain mengganggu kensentrasi belajar dan sebagainya.
b) Faktor instrumental seperti:
(1) Kurikulum (Garis-garis Besar Program Pengajaran dan semua perangkat
pendukungnya: Petunjuk/Pedoman Pelaksanaan Kurikulum, seperti
pedoman evaluasi, pedoman pelaksanaan administrasi dan sebagainya).
(2) Sarana dan fasilitas serta berbagai jenis media pembelajaran, seperti:
papan tulis, papan flannel, berbagai skema,dan bagan yang relevan dan
sebagainya.
(3) Berbagai bentuk program belajar-mengajar, mulai dari yang sangat umum
sampai kepada yang sangat tersruktur, seperti: program cawu/semester,
handout, silabus, satuan pelajaran, pengajaran, berprogram, modul, paket
belajar dan sebagainya.
27
(4) Berbagai bentuk tindakan didaktis/pedagosis baik yang secara sengaja
dirancang/disiapkan maupun muncul secara transaksional yang diharapkan
menunjang keefektivan proses belajar.
6. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang di
organisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Pengertian IPS menurut para ahli
adalah sebagai berikut:
Ischak mengemukakan bahwa pembelajaran IPS bukan sekedar
menyodorkan serentetan konsep-konsep saja, melainkan kemampuan guru dan
murid menarik nilai/arti yang terkandung dalam konsep, serta bagaimana cara
menerakpannya. Peran guru sebagai perencana dan pelaksana kegiatan belajar dan
mengajar sangat penting dan keterlibatan atau keikutsertaan secara aktif kedua
belah pihak yaitu guru dan murid akan mewarnai kegiatan belajar mengajar yang
diharapkan (Yaba, 2010).
Pendidikan IPS lebih menekankan pada keterampilan yang harus dimiliki
murid dalam memecahkan masalah, baik masalah yang ada di lingkup diri sendiri
sampai masalah yang kompleks sekalipun. Intinya, pendidikan ips ini lebuh di
fokuskan untuk memberi bekal keterampilan memecahkan masalah yang dihadapi
oleh murid.” (Supardi, 2011). Sejalan dengan Triyanto yang mengatakan bahwa
IPS merupakan intergrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya yang dirumuskan atas
28
dasar kenyataan dan fenomena sosial dan diwujudkan dalam suatu pendekatan
interdisipliner darii aspek dan cabang dan ilmu-ilmu sosial (Triyanto, 2010).
Dari beberapa pendapat tesebut dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang diseleksi dari beberapa bidang ilmu-ilmu sosial
berdasarkan tingkat kognitif dan sesuai dengan taraf perkembangan pengetahuan
subjek didik.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah telaah tentang manusia dan lingkungan,
manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Pembelajaran IPS bertujuan
membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan
kehidupannya sendiri di tenga-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang paa
gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS),
mempunyai peranan penting dalam mengarahkan anak untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum
bahwa tujuan IPS adalah:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
29
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa cakupan IPS sangat
luas, tidak selalu pendidikan sosial yang mengacu kepada keseluruhan kehidupan
interpersonal murid, yang meliputi pengajaran sosial yang dialami murid diluar
sekolah.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran IPS berkembang dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya. Manusia pada konteks sosialnya atau
manusia sebagai anggota masyarakat, dalam pelajaran IPS di jenjang pendidikan
harus melakukan pembatasansesuai dengan murid pada tingkat masing-masing.
Ruang lingkup pembelajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial
yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Murid SD mulai dari lingkup
gejala dan masalah kehidupan yang ada disekitar tempat tinggal dan sekolah, desa,
kecamatan, kabupaten, propinsi, negara dan akhirnya ke negara-negara tetangga.
Dalam pengajaran IPS masyarakat sebagai suatu sistem dapat dijadikan
suatu paket mengajar, pusat sistem manusia sebagai sistem adalah bertingkat dari
lingkungan yang kecil ke lingkungan yang lebih besar. Oleh karena itu, segala
gejala, masalah dan peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat dapat
dijadikan sumber dan materi IPS. Kejadian-kejadian tadi baik yang langsung
terjadi di dalam masyarakat maupun yang diberitakan di media massa (radio, surat
kabar, TV, atau buku-buku penunjang yang lain). Pengarahan materi-materi IPS
yang bersifat makro dan berbelit, dasarnya harus dari contoh kenyataan yang
30
terdekat. Masyarakat selain menjadi sumber dan materi IPS juga menjadi
laboratoriumnya.
Dalam pembelajaran IPS, guru harus membawa anak didik kepada
kenyataan hidup yang sebenarnya dapat dihayati, ditanggapi dan akhirnya dapat
membawa kepekaan sikap mental, keterampilan dalam menghadapi kenyataan
yang nyata. Dengan demikian diharapkan terbinanya warga negara yang akan
datang yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat,
memiliki sikap mental yang positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan
terampil dalam mengatasi segala masalah yang terjadi sehari-hari baik yang
menimpa diri khususnya maupun masyarakat pada umumnya.
d. Hakikat Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan
kejiwaannya; memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya didalam rangka
mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari,
menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini
didalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan pertimbangn bahwa manusia didalam konteks sosial demikian
luas,pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS
pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan
31
pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS
dibatasisampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi
dan sejarah. Gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar peserta didik MI/SD.
Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu
juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan kajian
semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk
diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih
daya pikir dan daya nalar mahamurid secara berkesinambungan.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa yang dipelajari IPS adalah
manusia sebagai anggota masyarakat didalam konteks sosialnya, ruang lingkup
kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan
masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan
masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu
karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran
IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata
lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada
kenyataan di didalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.
32
e. Fungsi Pembelajaran IPS
Pengajaran pengetahuan sosial di Sekolah Dasar berfungsi mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi
murid dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi
menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini. Menurut Wachidi fungsi pokok
pengajaran IPS, yaitu: (1) memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana
bersikap terhadap benda-benda disekitarnya; (2) memberikan pengetahuan kepada
manusia bagaimana cara berhubungan dengan manusia lainnya; dan(3)
memberikan pengetahuan kepada manusia bagaimana cara berhubungan dengan
Tuhannya (Kunandar, 2010).
Memperhatikan fungsi yang dikandung dalam mata pelajaran pengetahuan
sosial maka seharusnya pembelajaran disekolah-sekolah merupakan suatu
kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik. IPS
berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materinya,memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan
sumber yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya, dan lain sebagainya yang mengatur serta mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia.
B. Kerangka Pikir
Orang tua yang mempunyai perhatian yang baik terhadap aktivitas belajar
anaknya seperti penyediaan dan pengadaan sarana atau fasilitas belajar termasuk
di dalamnya buku dan ruang belajar, bacaan yang menunjang, ketika anak
33
mengalami kesulitan belajar akan sangat berpengaruh terhadap Prestasi belajar
anak. Sebaliknya orang tua yang kurang bahkan sama sekali tidak memperhatikan
aktivitas belajar anaknya dapat menyebabkan anak menjadi kurang bersemangat
dalam belajarnya, akibatnya Prestasi belajar anak akan kurang memuaskan. Oleh
karena itu, sebagai orang tua harus memperhatikan anaknya dalam hal
membangkikan minat belajar, memberi fasilitas belajar, mengawasi cara belajar
anak, membantu pekerjaan rumah anak, serta menentukan waktu dan disiplin
belajar anak, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan pada pembahasan tinjauan pustaka diatas maka kontribusi
edukatif orang tua pada murid sangat berguna dan menunjang dalam peningkatan
Prestasi belajar IPS. Sehubungan dengan teori tersebut, maka penulis akan
mengkaji lebih jauh lagi tentang ada bagaiman hubungan antara kontribusi
edukatif orang tua terhadap Prestasi belajar IPS SDN Salopuru Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
34
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis Peneltian
Menurut Sugiyono hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2016). Berdasarkan pengertian tersebut,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara kontribusi
edukatif orang tua dengan Prestasi belajar IPS murid kelas V dan VI SDN
Salopuru”.
Pembelajaran IPS
Kontribusi Edukatif Orang Tua
Prestasi Belajar IPS Meningkat
- Membangkitkan minat
belajar
- Menyediakan fasilitas
belajar
- Monitoring
- Membantu pekerjaan
rumah anak
- Menentukan waktu dan
disiplin belajar anak
Kelas
V dan VI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu korelasional, penelitian ini berusaha
mengungkap hubungan variabel kontribusi edukatif orang tua dengan prestasi
belajar IPS murid kelas V danVI SDN Salopuru Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Umar menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan
untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
pada situasi sekarang (Umar, 2010). Metode deskriptif kuantitatif digunakan
dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mencari informasi faktual yang
mendetail (menggambarkan) pengaruh kontribusi edukatif orang tua terhadap
Prestasi belajar IPS.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel penelitian terdiri atas variabel bebas dengan
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau memiliki
dampak terhadap variabel terikat, variabel bebas dalam penelitian ini yakni
35
36
kontribusi edukatif orang tua di sekolah dan variabel terikat adalah Prestasi belajar
IPS murid.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif-korelasional yaitu dimaksudkan untuk
mengkaji hubungan antara kontribusi edukatif orang tua dengan Prestasi belajar
IPS murid kelas V danVI SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru Provinsi Sulawesi selatan. Jenis penelitian korelasional ini dapat dipakai
untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi
pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan studi
korelasional pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling hubungan di antara
variabel-variabel dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistis.
Pendapat lebih konkrit dari Arikunto mengatakan bahwa penelitian
korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2012). Dengan
teknik korelasi seseorang peneliti dapat mengetahui hubungannya variasi dalam
sebuah variabel dengan variasi yang lain.
Sesuai dengan metode penelitian yang diterangkan di atas, maka desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional.
Penelitian ini menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y).
Variabel bebas adalah kontribusi edukatif orang tua (X) dan sebagai variabel
terikatnya adalah prestasi belajar IPS (Y).
37
Berdasarkan sifat dan jenis hipotesis yaitu mencari hubungan antara
kontribusi edukatif orang tua dengan prestasi belajar IPS, desain yang digunakan
adalah desain penelitian korelasi, sebagaimana skema di bawah ini:
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Keterangan :
X = Kontribusi edukatif orang tua
Y = Prestasi belajar IPS murid
C. Definisi Operasional
Salah satu unsur untuk membantu penelitian adalah definisi operasional
variabel penelitian, yang merupakan petunjuk tentang variabel yang diukur.
maksudnya dengan definisi operasional variabel akan menunjukkan alat suatu
pengambilan data yang digunakan. Dalam bagian ini perlu dijelaskan secara
singkat dan jelas definisi operasional dari variabel yang ada serta di jelaskan pula
tentang indikator atau ciri-ciri dari variabel tersebut. Untuk mendapatkan
persamaan persepsi terhadap peubah yang dikaji, maka dirasa perlu dikemukakan
defenisi operasional penelitian yaitu
1. kontribusi edukatif orang tua adalah sumbangan yang diberikan orang tua
kepada anaknya yang bersifat mendidik. Karena pendidikan keluarga adalah
fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan
yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu
selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
X
Y
38
2. Prestasi belajar IPS adalah kemampuan yang dicapai murid setelah mengikuti
suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian
ditandai dengan skala nilai berupa simbol.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau
universum populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling
sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2010).
Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua murid mulai dari kelas V sebanyak 20 orang dan VI sebanyak 14 di SDN
Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Selatan yang
berjumlah 34 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Daftar Jumlah Populasi Kelas V dan VI SDN Salopuru Kabupaten
Barru Kecamatan Pujananting Provinsi Sulawesi selatan.
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. V 17 3 20
2. VI 9 5 14
Jumlah 26 8 34
Sumber: Guru kelas V dan VI SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru Provini Sulawesi selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Pengambilan sampel untuk penelitian
menurut Arikunto, jika populasinya kurang dari 100 orang sebaliknya sebaiknya
39
diambil semuanya, jika populasinya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil
10-15% atau lebih (Arikunto, 2012),. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi atau sampel jenuh. Teknik
tersebut digunakan karena jumlah populasi tidak mencapai 100 orang. Jadi, semua
murid kelas V dan VI itulah yang nantinya akan menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan teknik sampling yang digunakan, sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh jumlah populasi yang berjumlah 34 Murid.
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan datadalam penelitian ini menggunakan teknik angket,
dan dokumentasi.
1. Angket
Teknik angket dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kontribusi
edukatif orang tua dalam meningkatkan Prestasi belajar IPS murid SDN Salopuru
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi selatan. Konstruksi
angket yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Jumlah Item Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data
tentang kontribusi edukatif orang tua, berjumlah 25 item.
b. Bentuk angket
Bentuk angket dapat berupa jawaban “Ya” atau “Tidak”, bisa juga dalam
bentuk pilihan ganda, atau berbentuk skala sikap. Skala sikap yang paling dikenal
adalah skala likert yang berisi pernyataan dengan rentangan tertentu misalnya dari
“selalu-tidak pernah”, dan “Selalu-sangat tidak pernah” (Bundu ,2010).
40
Agar dapat diperoleh gambaran mengenai tingkat kontribusi orang tua maka
pernyataan setiap angket terdiri dari empat alternatif jawaban, Pedoman yang
digunakan adalah skala likert yakni selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK),
dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan berkategori positif, maka rentang
(interval) skornya dari 1-4 dan sebaliknya dari 4-1.
c. Isi Angket
Angket ini berisi pernyataan-pernyataan untuk mengungkapkan kontribusi
edukatif orang tua terhadap Prestasi belajardan keberhasilan pendidikan anaknya.
Adapun aspek yang diukur dapat dilihat pada kisi-kisi angket.
d. Pemilihan Item Angket
Angket yang telah disusun supaya memiliki redaksional yang baik dan
informatif serta mempunyai validitas empiris.
e. Pembobotan Angket
Angket yang menyatakan kontribusi edukatif orang tua atau dikategorikan
positif maka pembobotannya, sebagai berikut:
(1) Jawaban selalu (SL), bobotnya 4
(2) Jawaban sering (SR), bobotnya 3
(3) Jawaban kadang-kadang (KK), bobotnya 2
(4) Jawaban tidak pernah (TP,) bobotnya 1
Angket yang tidak menunjukkan prestasi belajar atau berkategorikan negatif
maka pembobotannya, sebagai berikut:
(1) Jawaban selalu (SL), bobotnya 1
(2) Jawaban sering (SR), bobotnya 2
(3) Jawaban kadang-kadang (KK), bobotnya 3
41
(4) Jawaban tidak pernah (TP), bobotnya 4
Dengan demikian angka tertinggi yang mungkin dicapai seorang murid
adalah 100 ( seratus) dan akan terendah adalah 0 (nol).
2. Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian yaitu bersumber dari
data sekolah yang memuat:
a. Keadaan murid SDN Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Kecamatan Pujananting Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Nilai atau Prestasi belajar murid SDN Salopuru Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan di semester genap pada tahun
ajaran 2019/2020. Prestasi belajar ini diperoleh dari buku rapor murid.
TeknikAnalisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil
penelitian yaitu analisis statistik deskriptif inferensial dengan mengunakan
analisis korelasi product moment untuk pengujian hipotesis.
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis deskriptif ini digunakan untuk melihat gambaran tentang
kontribusi edukatif orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anak, dan
gambaran Prestasi belajar murid SDN Salopuru Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk melakukan penelitian maka
dibuat pengkategorian yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah.
42
Tabel 3.2 Pengkategorian Kontribusi Edukatif Orang Tua Murid Di SD
Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Provinsi Sulawesi Selatan.
Interval Nilai Interprestasi
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
Sumber : (Arikunto, 2012)
Tabel 3.3 Pengkategorian Prestasi belajar IPS Murid di SD Negeri
SalopuruKecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan
Interval Nilai Interprestasi
80 – 100 Sangat Baik
70 – 79 Baik
60 – 69 Cukup
40 – 59 Kurang
0 – 39 Sangat kurang
Sumber : (Masyhud, 2013)
Pengelompokan dalam bentuk kategori dilakukan dengan membuat interval
kelas menjadi lima, yakni sebanyak jumlah kelas interval. Penentuan kelas
interval dilakukan dengan cara membagi range (selisih antara skor maksimum
ideal yaitu 100 dengan skor terendah ideal yaitu 0 (Nol).
Perhitungan frekeunsi dan presentase responden dalam setiap kategori
perhitungan rata-rata (mean), yakni untuk variable kontribusi edukatif orang tua
43
dan Prestasi belajar IPS murid. Setelah itu dibuat interpretasi untuk menafsirkan
gambaran hasil penelitian pada kedua variabel.
Rumus yang digunakan:
𝑷 = 𝒇
𝒏x 100
Keterangan :
P: Persentase
f :Frekuensi yang dicari persentasenya
n :Jumlah subjek (sampel)
2. Uji Hipotesis
Perhitungan uji hipotesis digunakan analisis korelasi variabel X dan Y
dengan menggunakan rumus Product Moment dengan rumus sebagai berikut
(Arikunto, 2012)
NXY – (X) (Y)
𝑟𝑥𝑦 =
{NX2 –(X2)} {NY2 – (Y2)}
Keterangan :
r = Nilai koefisien
X = Butir x
Y = Butir y
X = Jumlah skor butir x
Y = Jumlah skor butir y
X2 = Jumlah kuadrat skor butir x
Y2 = Jumlah kuadrat skor butir y
N = Responden uji coba
44
Hubungan kontribusi edukatif orang tua (X) terhadap Prestasi belajar IPS
(Y). Dapat menggunakan tabel Interpretasi Indeks Korelasi Product Moment
sebagai berikut(Sugiyono, 2016).
Tabel 3.4 Tabel Interpretasi Indeks Korelasi Product Moment
Interval Koefisien Interval Koefisien
±0,80-1,00 Sangat Kuat
±0,60-0,799 Kuat
±0,40-0,599 Sedang
±0,20-0,399 Rendah
±0,00-0,199 Sangat Rendah
Sumber : (sugiyono, 2016)
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan hasil penelitian dengan memaparkan bukti empiris
yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Pemaparan ini merujuk pada
rumusan masalah yang telah di kemukakan pada bab 1 sebagai berikut.
Menjawab masalah tersebut, maka data dalam penelitian ini dianalisis sesuai
dengan prosedur yang telah di tentukan pada bab III, dengan terlebih dahulu
membuat hipotesis perbanding, yaitu hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis
alternative tersebut berbunyi : Ada Hubungan Antara Kontribusi Edukatif Orang
Tua Terhadap Prestasi belajar IPS Murid SD Negeri Salopuru Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Cara pengujian hipotesis dengan
mengkorelasikan antara kontribusi edukatif orang tua dengan hasil belar murid.
Analisis korelasi yang digunakan adalah uji “r” product moment dengan taraf
signifikan α 0,05. Khusus analisis data kontribusi edukatif orang tua dengan
Prestasi belajar murid hanya menggunakan analisis statistik deskriptif.
Adapun data yang dianalisis adalah kontribusi edukatif orang tua (X) dan
Prestasi belajar IPS murid (Y). Hasil analisis data tersebut terbagi, yaitu data
kontribusi edukatif orang tua, data Prestasi belajar IPS murid, dan korelasi antara
kontibusi edukatif orang tua Prestasi belajar IPS murid. Untuk lebih jelasnya,
diuraikan sebagai berikut.
45
46
1. Konribusi Edukatif Orang Tua
Hasil analisis deskriptif yang berkaitan dengan skor variabel kontribusi
edukatif orang tua, dapat dilihat pada tabel berikut ( Lampiran 1 ) :
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Skor Kontribusi Edukatif Orang Tua
Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel 34
Skor Tertinggi 87
Skor Terendah 69
Rentang Skor 18
Skor Rata-Rata 78,2
Standar Deviasi 78,45
Jumlah (Sum) 2.662
Sumber: (Diolah di lampiran)
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata kontribusi edukatif
orang tua adalah 78,2 dari skor total yang mencapai 100 atau secara kualitatif di
kategorikan sedang, skor tertinggi yang dicapai 87, skor terendah 69 dengan
standar deviasi 78,45 dan rentang skornya 18. Jadi, berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kontribusi edukatif orang tua murid SD Negeri Salopuru
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan dikategorikan
sedang.
Hasil distribusi frekuensi konstribusi edukatif orang tua SD Negeri
Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Selatan, maka di
klasifikasikan atas lima kategori yaitu, Sangat baik, Baik, Cukup, Kurang dan
Sangat Kurang. Terdapat pada tabel berikut (lampiran 2) :
47
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kontribusi Edukatif Orang Tua Murid Di
SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Provinsi Sulawesi Selatan.
Interval Nilai Interprestasi Frekuensi Pesentase%
81 – 100 Sangat Baik 10 29,4%
61 – 80 Baik 24 70,5%
41 – 60 Cukup 0 0%
21 – 40 Kurang 0 0%
0 – 20 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber: (diolah di lampiran)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas di peroleh distribusi frekuensi Kontribusi
Edukatif Orang Tua Murid di SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan sangat Baik berada pada interval 81–
100 dengan frekuensi murid 10 ( 29,4 % ), Baik dengan jarak interval 61 – 80
dengan frekuensi murid 24 (70,5 % , Cukup dengan jarak interval 41 - 60 dengan
frekuensi murid yaitu 0 (0 %), kurang dengan jarak interval 21 - 40 dengan
frekuensi murid 0 (0 %) , dan sangat kurang dengaan jarak interval 0 – 20 dengan
frekuensi 0 (0 %). Ini berarti dari hasil distribusi frekuensi nilai kontribusi
edukatif orang tua berada berada pada kategori baik.
2. Prestasi belajar IPS
Prestasi belajar deskriptif yang berkaitan dengan skor variabel Prestasi
belajar IPS murid, dapat dilihat pada tabel berikut (Lampiran 1)
48
Tabel 4.3 Statisik Deskriptif Skor Prestasi belajar IPS
Statisik Deskriptif
Ukuran Sampel 34
Skor Tertinggi 90
Skor Terendah 70
Rentang Skor 20
Skor Rata-Rata 80
Standar Deviasi 80,05
Jumlah (Sum) 2716
Pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa skor rata-rata Prestasi belajar IPS
adalah 80 dari skor total yang mencapai 100 secara kualitatif dikategorikan sedang
dan skor tertinggi yang dicapai 90, skor terendah 70 dengan standar deviasi 80,05
dan rentang skornya 20. Jadi, berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa Prestasi belajar IPS murid SD Negeri Salopuru dikategorikan sedang.
Mengetahui hasil distribusi Prestasi belajar rmurid SD Salopuru
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan maka di
klasifikasikan atas 5 kategori yaitu, Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang dan Sangat
Kurang. Terdapat pada tabel berikut (Lampiran).
49
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi belajar IPS
Interval Nilai Interprestasi Frekuensi Pesentase %
80 – 100 Sangat Baik 18 53%
70 – 79 Baik 16 47%
60 – 69 Cukup 0 0%
40 – 59 Kurang 0 0%
0 – 39 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber : (diolah di lampiran)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas di peroleh distribusi frekuensi Prestasi belajar
IPS murid SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan yang dijadikan sampel dalam penelitian yaitu sangat baik berada
pada interval 80 – 100 dengan frekuensi murid 18 ( 53%) , baik dengan jarak
interval 70 – 79 dengan frekuensi murid 16 (47 %) , cukup dengan jarak interval
60 – 69 dengan frekuensi murid 0 ( 0 %) , kurang dengan jarak interval 40 – 59
dengan frekuensi murid 0 (0 %) , dan sangat kurang dengan jarak interval 0 –39
dengan frekuensi 0 (0 %). Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa Prestasi
belajar IPS Murid SD Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan di kategorikkan sangat baik.
3. Pengujian Hipotesis
Data untuk penghitungan koefisien korelasi yang menyangkut hubungan
antara kontribusi edukatif orang tua adalah variabel ( X ) dan Prestasi belajar IPS
murid adalah variabel ( Y ) antara lain jumlah sampel ( N ), jumlah skor X ( ∑X )
50
jumlah kuadrat skor X ( ∑X² ), jumlah skor Y (∑Y ), jumlah kuadrat skor Y (∑Y²)
dan jumlah perkalian antara skor X dan Y (∑X.Y).
Analisis korelasi adalah analisis keeratan hubungan antara dua variabel
sehingga hasil analisis ini sebagai salah satu metode untuk menguji hipotesis (H1)
maka terlebih dahulu hipotesis penelitian (Ha) atau hipotesis alternative diubah
menjadi hipotsesis nol (Ho) yang menyatakan sebagai berikut : “Tidak ada
hubungan yang signifikan antara kontribusi edukatif orang tua dengan prestasi
belajar IPS murid SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Provinsi Sulawesi Selatan”
Selanjutnya menggunakan rumus product moment untuk uji hipotesis
dengan koefsien korelasi ( r ) . Perhitungan selengkapnya sebagai berikut :
rxy = 𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√𝑛∑𝑋2− (∑𝑋)2 √𝑛∑𝑌2− (∑𝑌)²
= 34 (213030)− ( 2662 )(2716 )
√34 (209292)− (2662)2√34 (217902)− (2716)²
= 7243020 − 7229992
√29684 √32012
= 13028
√950244208 =
13028
30826,03
= 0,423
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui koefisien korelasinya yaitu :
variabel kontribusi edukatif orang tua (X) dengan variabel Prestasi belajar IPS
(Y), dari hasil pengolahan data diperoleh korelasi yang kuat antara variabel
kontribusi edukatif orang tua ( X ) dengan variabel hasi belajar IPS ( Y ) sebesar
51
0,423. Ini menunjukkan bahwa prestasi belajar murid pada mata pelajaran IPS
sangat baik.
Setelah koefisien korelasi ( rxy ) telah diketahui maka langkah selanjutnya
yaitu melakukan uji hipotesis, pengujian hipotesis dilakukan agar dapat diketahui
bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima ataau ditolak. Untuk maksud
tersebut teknik yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah dengan
menggunakan test signifikan yaitu membandikan indeks korelasi antara rtabel ( rtb ).
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang digunakan diatas dapat diterima
atau ditolak, maka berikut ini dilakukan pengujian sebagai berikut :
Df =N – 2
Df =34 – 2
=32
Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment dpat dietahui bahwa df
sebesar 32 pada taraf signifikan 5 % = 0,349. Oleh karena itu, rhitung sebesar 0,423
ternyata ≥ ( lebih besar ) dari rtabel sebesar 0,349 pada taraf signifikan 5% maka
hipotesis berbunyi :
“Terdapat hubungann yang signifikan antara Kontribusi Edukatif Orang tua
terhadap Prestasi belajar IPS Murid SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, dinyatakan “ dapat diterima”
B. Pembahasan
Pembahasan penelitian ini diajukan untuk menemukan jawaban atas
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu seberapa besar hubungan
antara kontribusi edukatif orang tua terahadap Prestasi belajar IPS Murid kelas V
52
dan VI SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan. Pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari kontribusi edukatif
orang tua dan Prestasi belajar IPS.
Karakteristik responden menggunakan analisis persentase, sedangkan untuk
untuk menjelaskan analisis penelitian yang berkaitan dengan hipotesis dianalisis
dengan menggunakan analisis korelasi product moment.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hubungan kontribusi edukatif
orang tua ( X ), dan prestasi belajar IPS ( Y ) yang di tunjukkan dengan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,423. Sedangkan untuk uji signifikan uji r di peroleh
bahwa rhitung yang diperoleh adalah lebih besar dari rtabel ( 0,423 ≥ 349), pada taraf
signifikan 5%. Sehingga terlihat bahwa nilai rhitung lebih besar dari pada nilai rtabel,
maka hipotesis dalam penelitian ini yang berbunyi “Ada Hubungan Antara
Kontribusi Edukatif Orang Tua Terahadap Prestasi belajar IPS Murid kelas V dan
VI SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan” dinyatakan “ diterima” dan terdapat hubungan yang signifikan
yang berada pada kategori baik.
Berdasarkan penelitian diatas, hasil analisis deskriptif yang
menggambarkan tentang kontribusi edukatif orang tua terhadap Prestasi belajar
IPS SD Negeri Salopuru Kecamatan Puajananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan mempunyai hubungan yang signifikan yang berada pada
kategori cukup. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa, kontibusi
edukatif orang tua murid di SD Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru Provinsi Sulawesi Selatan masih sangat kurang, para orang tua harus lebih
53
meningkatkan lagi perhatian mereka kepada anak mereka ketika di rumah, karena
waktu belajar anak lebih banyak dirumah dibandingkan sekolah. Karena orang tua
merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari
mereka anak-anak mula-mula menerima pendidikan. Corak pendidikan dalam
rumah tangga secara umum tidak berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian
yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi atau iklim
pendidikan. Timbulnya iklim atau suasana tersebut, karena adanya interaksi yaitu
hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Sebagai peletak pertama pendidikan, orang tua memegang peranan penting bagi
pembentukan watak dan kepribadian anak, maksudnya bahwa watak dan
kepribadian tergantung kepada pendidikan awal yang yang berasal dari orang tua
terhadap anaknya.
Orang tua ( ayah dan ibu ) memegang peranan yang penting dan sangat
berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak lahir, ibu yang selalu ada
disampingnya. Oleh karena itu seorang anak pada umumnya lebih cinta kepada
ibu karena ibu merupakan orang yang pertama dikenal anak. Maka dari itu ibu
harus menanamkan anak kepada anak, agar mereka dapat mencintai ilmu,
membaca lebih banyak, lebih dinamis, disipin, dan ibu memberikan motivasi yang
baik dan menjadi teladan bagi anak mereka. Orang tua juga harus memperhatikan
faktor-faktor yang dapat meningkatkan Prestasi belajar dan prestasi belajar anak
seperti faktor external dan internal yang dapat mempengaruhi belajar anak.
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
Hubungan kontribusi edukatif orang tua terhadap prestasi belajar murid
kelas V dan VI SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki hubungan. Hal ini terlihat dari hasil uji
korelasi rhitung sebesar 0,423 yang lebih besar dari nilai rtabel yaitu 0,349. Artinya,
interval koefisien ±0,40-0,599 terdapat pada tingkat hubungan yang sedang. Hasil
deskriptif juga menunjukkan bahwa kontribusi edukatif orang tua murid SD
Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan dalam kategori sedang dengan rata-rata 78,2. Hal ini berarti kontribusi
edukatif orang tua dikategorikan baik. Prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
murid SD Negeri Salopuru Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
Sulawesi Selatan dalam kategori baik dengan rata-rata 80.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan diatas maka
dapat di berikan beberapan saran :
1. Hendaknya orang tua murid lebih memperhatikan dan peduli terhadap
pendidikan anaknya dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di
rumah, penerapan waktu khusus belajar bagi anak dan melakukan
54
55
pendampingan saat anak belajar, sehingga dapat meningkatkan semangat
belajar yang akan berpengaruh pada Prestasi belajar anak.
2. Guru hendaknya bekerjasama dengan orang tua, sehingga murid yang
mengalami kesulitan belajar mengalami peningkatan dalam belajar.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih mendalam tentang faktor
yang dapat mempengaruhi Prestasi belajar murid dengan menambahkan
factor-faktor selain kontribusi edukatif orang tua dan prestasi belajar murid.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ahira Anne, 2012. Definisi kontribusi (online) http://eprints.uny.ac.id diakses
pada tanggal 19/05/2016
Andriyani, Ika. 2010. Peran Orang Tua Terhadap Kelangsungan Pendidikan
Anak (Studi Kasus Pedagang Di Pasar Tersono Kecamatan Tersono
Kabupaten Batang).Skripsi. Semarang : Geografi UNNES
Arikunto, dkk. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aris, Kurniawan. 2015. Pengertisn prestasi menurut parah ahli beserta
macamnya. Dalam www.guru pendidikan.co.id/pengertian-prestasi-
menurut-para-ahli-beserta-macamnya/. Diakses pada tanggal 29 Mei
2019
Bastari . 2019. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi belajarPeserta Didik
Pada Mata Pelajaran IPS Kelas Iv Sd Negeri Sukabumi Indah Bandar
Lampung Tahun 2018/2019. universitas islam negeri raden intaan
lampung : lampung`
Bundu, dkk. 2010. Asessment Penilaian (Teori dan Konsep). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Dimyanti & mudjiyono. 2011. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologis Belajar. Jakara : Rineka Cipta
Ekawarna .2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP pres group.
Fathurohman & sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Teras.
Hadi, dkk. 2010. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hendriyanto. 2016. Peran bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar murid
kelas XI Teknik kendaraan ringan di SMK 45 Wonosari. Universitas
Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
56
57
Kunandar.2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Maksum, Ali. 2016. Sosilogi pendidikan, Malang : rineka
Masyhud, Sulthon. 2013. Analisis Data Statistic Untuk Penelitian Pendidikan
Sederhana. Jember : Lembaga Pengembangan Manajemen Dan
Profesi Kependidikan (LPMPK)
Prayitno, dkk. 2011. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
Sanjaya .2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Pernada Media
Sardiman, A. M. 2010.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Setiawan. 2011. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadapp Prestasi belajarIps
Murid Kelas VII SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan:
Jakarta Selatan.
Sugiyono. 2017. Metode Peneltian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sumarni. 2019. Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Survey Pada Murid
SMPN Di Kabupaten Serang. Jurnal mitra pendidikan. 3
Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Suryabrata. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persad.
Suryadi & kusnendi. 2010. Ciri-ciri Perilaku Edukatif (online)
http://globallavebookx. blogspot.co .id diakses pada tanggal
19/05/201
58
Suyono,dkk. 2011. Belajar dan pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Triyanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara
Umar, dkk.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang.
Yaba. 2010. Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Remaja Rosda
Karya Offse.
Zulifah. 2011. Hubungan Keterlibatan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Murid. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya:
Surabaya
.
59
L
A
M
P
I
R
A
N
60
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET HUBUNGAN ANTARA KONTRIBUSI
EDUKATIF ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS MURID
Variabel Indikator Butir Angket
Positif Negative
Kontribusi
Edukatif Orang
Tua ( X )
1.Membangkitkan
minat belajar
1, 2, 13, 14,
15, 16, 21
-
2.Menyediakan
fasilitas belajar
3, 4, 8, 9 24
3.Monitoring 5, 7, 10, 11,
12
18
4.Membantu pekerjaan
rumah (PR) anak
6, 19, 25 22
5.Menentukan waktu
dan disiplin belajar
anak
17 20,23
Sumber (Supianti, 2016)
61
Lampiran 2
ANGKET PENELITIAN
Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban dari 4 pilihan jawaban
yang sesuai dengan keadaan atau pendapat anda yang sebenarnya. Jawaban anda
dalam angket ini tidak mempengaruhi presatsi anda disekolah di jamin
kerahasiaanya.
Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama serta jenis Anda dengan jelas.
a. Nama :
b. Kelas :
c. Jenis Kelamin :
2. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang ( X ) pda
pilihan a, b, c atau d yang telah tersedia
3. Pilihlah :
a. Selalu (SL), artinya jika anda merasa bahwa pernyataan itu benar-benar
sesuai dengan keadaan diri anda.
b. Sering (S), artinya jika anda merasa bahwa pernyataan itu lebih banyak
sesuai daripada tidak sesuai dengan keadaan dri anda.
c. Kadang-kadang (KD), artinya jika anda merasa bahwa pernyataan itu tidak
bisa di pertanggung jawabkan.
d. Tidak Pernah (TP) / Tidak Tentu (TT), artinya jika anda merasa bahwa
pernyataan itu lebih banyak tidak sesuai dengan keadaan diri anda.
62
1. Pada awal tahun pelajaran baru apakah anda selalu diberikan tas
sekolah baru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
2. Apakah pada awal tahun pelajaran baru anda selalu diberikan sepatu
baru?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
3. Pada awal tahun pelajaran baru apakah anda selalu diberikan kan buku
pelajaran oleh orang tua anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
4. Jika suatu saat keperluan sekolah anda seperti buku ada yang rusak
sampulnya apakah orang tua anda menyarankan agar memperbaikinya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
5. Apakah orang tua anda selalu memperhatikan tentang belajar di rumah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
6. Jika suatu saat ada pekerjaan rumah (PR) dan anda tidak dapat
mengerjakannya apakah orang tua anda mau membantu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
7. Jika suatu saat anda menonton tv agak lama apakah orang tua anda
mengingatkan agar menguranginya dan meningkatkan belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
8. Apakah orang tua anda ada memberikan kesempatan untuk mengikuti
les atau private?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
9. Untuk keperluan belajar di rumah seperti kamar dan meja apakah orang
tua anda selalu memperhatikan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
63
10. Untuk menghindari keterlambatan sekolah apakah orang tua anda
memperhatikan juga keberangkatan sekolah anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
11. Jika suatu saat anda bangun tidur kesiangan apakah orang tua anda
membangunkan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
12. Apakah orang tua anda selalu menanyakan tentang Prestasi belajaranda
setiap pulang sekolah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
13. Jika orang tua anda melihat Prestasi belajaratau nilai ulangan anda
menurun atau sedikit jelek apakah orang tua anda menyeramkan untuk
lebih giat belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
14. Untuk mendorong anda mendapatkan Prestasi belajaryang lebih baik
apakah orang tua anda memberikan semangat dengan memberikan
hadiah tertentu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
15. Apakah orang tua anda memberikan pengarahan bahwa untuk mencapai
sukses di masa yang akan datang perlu meningkatkan prestasi belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
16. Untuk membangkitkan minat belajar anda apakah orang tua
menjanjikan hadiah tertentu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
17. Apakah orang tua anda membuat jadwal belajar di rumah?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
64
18. Jika pelajaran IPS yang anda tanyakan kepada orang tua anda apakah
merasa tidak ingin membantu?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
19. Jika anda tidak belajar ketika di rumah apakah orang tua anda
menegurnya?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
20. Apakah orang tua anda memberikan kebebasan bermain dan tidak
belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
21. Jika Prestasi belajaranda baik apakah orang tua anda memberikan
pujian?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
22. Jika orang tua melihat anda sedang belajar apakah mereka tetap
menyuruh kan pekerjaan yang lain?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
23. Apakah orang tua anda tidak mengizinkan untuk belajar kelompok di
rumah teman?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
24. Apakah orang tua tidak membolehkan anda untuk membeli buku
pelajaran selain yang diberikaan sekolah.?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
25. Jika guru menyuruh anda membawa bahan praktek apakah orang tua
anda membantu menyediakan ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak tentu
SELAMAT BEKERJA!!!
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
88
89
88
91
Lampiran 5
DATA PRESTASI BELAJAR IPS MURID SD NEGERI SALOPURU
Kode Sampel Kelas Prestasi Belajar
1 V 80
2 V 76
3 V 79
4 V 79
5 V 80
6 V 85
7 V 75
8 V 75
9 V 89
10 V 76
11 V 88
12 V 85
13 V 77
14 V 81
15 V 82
16 V 81
17 V 87
18 V 87
19 V 84
20 V 87
21 VI 80
22 VI 75
23 VI 76
24 VI 70
25 VI 78
26 VI 80
27 VI 76
28 VI 73
29 VI 80
30 VI 75
31 VI 70
32 VI 85
92
33 VI 75
34 VI 90
JUMLAH 2716
93
Lampiran 6
Hasil Statistik Deskrptif Kontribusi Edukatif Orang Tua dan Prestasi
belajar IPS Murid SD Negeri Salopuru
1. Mean (rata-rata)
Variabel X Variabel Y
𝑀𝑥 =∑𝑋
𝑁
= 2662
34
= 78,2
𝑀𝑦 =∑𝑌
𝑁
= 2716
34
= 80
2. Standar Deviasi (SD)
Variabel X Variabel Y
𝑆𝐷𝑥 = √∑𝑥2
𝑁
= √209292
34
= √6155,64
= 78,45
𝑆𝐷𝑥 = √∑𝑦2
𝑁
= √217902
34
= √6408,88
= 80,05
3. Skor Tertinggi
Skor Tertinggi X = 87 Skor Tertinggi Y = 90
94
4. Skor Terendah
Skor Terendah X = 69 Skor Terendah Y = 70
5. Rentang Skor
Rentang Skor X = Skor Tertinggi – Skor Terendah
= 87 - 69
= 18
Rentang Skor Y = Skor Tertinggi – Skor Terendah
= 90 - 70
= 20
95
Lampiran 7
Dokumentasi
Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah
Dokumentasi Sedang bersama murid
96
Dokumentasi sedang memberikan angket
Dokumentasi murid sedang mengisi angket
97
Dokumentasi mengerjakan angket di sekolah
Dokumentasi rapor murid
RIWAYAT HIDUP
Juliana, lahir di Wanawaru pada tanggal 14 Agustus 1998.
Anak ketiga, dari pasangan Abdullah dan Sitti. P. Penulis
mulai masuk ke jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) pada
tahun 2004 dan tamat tahun 2010 di SD Inpres Wanawaru.
Pada tahun yang sama masuk ke SMP Negeri 1 Pujananting
dan tamar pada tahun 2013. Pada tahun yang sama masuk ke SMA Negeri 1
Tanete Rilau Kabupaten Barru dan tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun
yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Muhammadiyah
Makassar (Unismuh) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Progrann Strata 1 (S1). Pada tahun 2020 penulis
menyelesaikan studi dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul “Hubungan
Antara Kontribusi Edukatif Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Ilmu
Pengetahuaan Sosial Murid Kelas V Dan VI SDN Salopuru Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan”.