Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prepared by Ns. I Gede Purnawinadi, S.Kep., M.Kes.
UNIVERSITAS KLABAT Airmadidi, Manado 95371 - SULUT - INDONESIA
☏ (62) 85256923813 - ✉ [email protected]
http://igemiracle.weebly.com
Download:
https://igemiracle.weebly.com/psychiatric-nursing.html
Download:
https://igemiracle.weebly.com/psychiatric-nursing.html
Bencana???
kejadian kerusakan fungsi masyarakat hilangnya nyawa manusia, kerusakan sarana dan prasarana, terganggunya perekonomian masyarakat, gangguan ekologi
kehidupan, dan segala dampaknya
Masyarakat tidak sanggup menghadapi sendiri
Jenis bencana ???
BENCANA ALAM
Cth: peristiwa alam yaitu gempa bumi, gunung meletus, tsunami, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor, dan berbagai kejadian alam yang lain
BENCANA NON ALAM yaitu peristiwa non alam
Cth: kegagalan teknologi, wabah penyakit, dan kejadian non alam lain
BENCANA SOSIAL yaitu bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia
Cth: konflik sosial dan terror.
Masalah besar bagi masyarakat yang kena dampak bencana adalah masalah kesehatan
khususnya masalah kesehatan jiwa meningkat sebagai akibat dari bencana (WHO, 2013).
MASALAH KESWA PADA BENCANA
•cedera fisik (tingkat ringan-berat korban meninggal) Masyarakat yang selamat dan tinggal di pengungsian juga rentan mengalami gangguan kesehatan fisik (penyakit)
STRESOR FISIK
• lingkungan rusak dan hilangnya harta benda (rumah, sawah, ladang dll)
STRESOR LINGKUNGAN
•Pikiran persepsi terhadap kejadian yang dapat realistis dapat pula tidak realistik. Kehilangan orang yang dicintai stressor yang sangat berat, terlebih kejadian ini tidak terduga sebelumnya
STRESOR PIKIRAN
DEPRESI ANSIETAS
ANSIETAS
DEPRESI
PTSD
sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, merasa lelah walau tidak bekerja, ada pikiran untuk mengahiri kehidupan
konsentrasi yang kurang, sakit kepala, tidak nafsu makan, tidur yang terganggu
Post traumatic stress disorder ( PTSD) merupakan salah satu
masalah kejiwaan yang dapat terjadi pada korban bencana
PTSD gangguan ansietas yang terjadi akibat peristiwa traumatic/bencana yang mengancam keselamatan dan
membuat individu merasa tidak berdaya
PTSD akut terjadi 1-3 bulan setelah bencana
PTSD kronik terjadi setelah 3 bulan
PTSD dengan onset yang memanjang (with delayed onset)
Tanda dan Gejala PTSD
• Merasakan kembali peristiwa traumatic (reexperiencing symptom)
merasakan kejadian terjadi kembali, muncul dalam bentuk bayangan, mimpi buruk, bertindak seakan peristiwa terulang kembali, merasa sangat menderita jika mengingatnya dan disertai detakan jantung yang hebat dan berkeringat.
• Menghindar (avoidance symptom)
menghindar terhadap hal yang mengingatkan terhadap peristiwa trauma. Hal ini dapat distimulus dari pikiran sendiri atau lingkungan yang menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Tanda dan gejala yang muncul adalah usaha keras menghindari pikiran, perasaan atau perbincangan tentang peristiwa traumatis, menghindari orang atau tempat yang mengingatkan peristiwa traumatis, sulit mengingat kejadian traumatis, kehilangan minat melakukan hal-hal positif, merasa jauh dari orang lain, sulit merasakan kesenangan, tidak punya harapan dan merasa kehidupan terputus.
• Waspada (hyperarousal symptom)
mengalami peningkatan mekanisme fisiologik tubuh pada saat tubuh istirahat. Tanda dan gejala yang muncul seperti sulit tidur, tidur tetapi gelisah, mudah dan lekas marah dan meledak-ledak, sulit berkonsentrasi, selalu awas seakan bahaya mengincar, gelisah, tidak tenang dan mudah terpicu/waspada.
• Prevention: Some trauma cannot be prevented, but it can be a great source of relief to receive counseling and supportive therapy immediately afterward.
• Treatment options: Treatment can take a long time. Some researchers have found that three quarters of people with PTSD stop treatment.
1. The most common treatment is Prolonged exposure therapy: a person is gradually re-exposed to the trauma in a safe environment through thoughts, feelings and situations which reduces the memory's ability to cause distress.
2. Antidepressant drugs called selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), and cognitive behavioral therapy where people learn to better handle distressing thoughts.
3. Certain lifestyle changes and mind-body techniques may also help.
4. Another potential treatment is something called eye movement desensitization and reprocessing (EMDR). During EMDR, a therapist asks you to recall a traumatic event while you rapidly move your eyes back and forth, experts believe the rapid eye movement during recall changes how the brain files away the trauma memory, so it is less intense when recalled again.
Risk Factors contributing to PTSD following traumatic events (Ford et al., 2015).