Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS MODAL KERJA
BERSIH DISESUAIKAN (MKBD) PADA PT MANAJER
INVESTASI ABC
LAPORAN MAGANG
MAHARANI PUTRIAYU
0806391953
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2012
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS MODAL KERJA
BERSIH DISESUAIKAN (MKBD) PADA PT MANAJER
INVESTASI ABC
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
MAHARANI PUTRIAYU
0806391953
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2012
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
iv Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus karena atas berkat dan
kehendak-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Laporan magang
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagi
pihak maka sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan magang ini.
Laporan magang ini masih memiliki beberapa kekurangan, namun walupun
demikian diharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Terkait dengan penyusunan laporan magang ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus yang selalu mencurahkan kasih dan berkat yang melimpah
serta membimbing saya dalam menjalani kehidupan.
2. Papa, Mama, dan Dek Randi tercinta yang selalu mendoakan, mendukung,
dan memberikan semangat kepada saya selama masa kuliah sampai
penyusunan laporan magang ini.
3. Bapak Taufik Hidayat S.E., Ak, M.M selaku dosen pembimbing yang selalu
membantu, membimbing, dan mengoreksi selama penyusunan laporan
magang ini.
4. Ibu Dr. Sylvia Veronica Nalurita Purnama Siregar S.E., Ak. selaku ketua
prodi Departemen Akuntansi yang telah memberikan bantuan selama
menjalankan kuliah sampai penulisan laporan magang.
5. Eyang Kakung, Eyang Putri (di Surga), Opa, Oma, dan Keluarga-Keluarga
lainnya yang selalu mendoakan dan mendukung saya selama masa kuliah
sampai penyusunan laporan magang.
6. Vincentius David yang selalu memberikan semangat yang sangat berarti.
7. Teman-teman seperjuangan, khususnya angkatan 2008, yakni Nuraini
Istiqomah, Ricarla Anjani, Reny Hardianti, Anisa Fitriani, Dias Puspita,
Karina Yuristiani, Nazhaira Fatharani, Olfita Sari, Chairunisa Azizah,
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
v Universitas Indonesia
Amilia Nurul, Amalia Ikhsana, Rukhin Mana, Siti Rahmadiana (2009), dan
lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu saling
memberikan dukungan dan berbagi ilmu.
8. KAP PricewaterhouseCoopers yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk magang selama 3 bulan dari bulan Juni sampai Agustus 2011
sehingga saya mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman.
9. Teman-teman senior auditor di PricewaterhouseCoopers, terutama Andy
Soegiarto dan Gerardus Redya yang sabar dalam membimbing, mengajari,
membagi ilmu, dan me-review pekerjaan saya selama magang.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 18 Januari 2012
Maharani Putriayu
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Maharani Putriayu
Program Studi : Akuntansi
Judul : Prosedur yang Disepakati atas Modal Kerja Bersih
Disesuaikan (MKBD) pada PT Manajer Investasi ABC
Laporan magang ini membahas aktivitas prosedur yang disepakati atas Modal
Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) pada PT Manajer Investasi ABC yang
dilakukan oleh KAP PricewaterhouseCoopers. Prosedur yang disepakati atas
MKBD merupakan bagian dari perikatan atestasi, dimana hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh keyakinan bahwa pemeliharaan dan pelaporan MKBD di PT
Manajer Investasi ABC telah sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh
Bapepam dan LK. KAP akan melaporkan hasil dari kinerja yang disesuaikan
dengan prosedur tetapi tidak akan menyatakan opini formal. Prosedur yang
dilakukan berdasarkan kesepakatan antara KAP dan pemakai laporan dengan
berpedoman pada SPAP dan PwC Audit Guide. Temuan yang dihasilkan berupa
adanya ketidaksesuaian pelaporan di PT Manajer Investasi ABC dengan peraturan
Bapepam dan LK yang disebabkan oleh dua faktor yaitu kesalahan yang
dilakukan oleh PT Manajer Investasi ABC dan peraturan Bapepam dan LK yang
masih kurang jelas.
Kata Kunci : Prosedur yang Disepakati, MKBD, Perusahaan Efek
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Maharani Putriayu
Study Program : Accounting
Title : Agreed-upon Procedures for Net Adjusted Working
Capital (NAWC) on PT Manajer Investasi ABC
This internship report describes the agreed-upon procedures activities for Net
Adjusted Working Capital (NAWC) on PT Manajer Investasi ABC, that
PricewaterhouseCoopers do. The agreed-upon procedures for NAWC is part of
the attestation engagement, wherever it is intended to be obtain the reasonable
assurance that the maintenance and NAWC reporting on PT Manajer Investasi
ABC accordance with regulations issued by Bapepam-LK.
PricewaterhouseCoopers will reporting the results of performance adjusted to the
procedures but they will not state a formal opinion. The procedures were done
under an agreement between PricewaterhouseCoopers and users report based on
SPAP and PwC Audit Guide. The finding resulted about incompatibility reporting
between PT Manajer Investasi ABC and Bapepam-LK, caused by mistakes that
made by PT Manajer Investasi ABC and Bapepam-LK’s regulations which are
still unclear.
Key words : Agreed-upon Procedures, Net Adjusted Working Capital (NAWC),
Securities Company
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR PERSAMAAN MATEMATIKA xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Magang 1
1.2. Tujuan Pelaksanaan Magang 1
1.3. Pelaksanaan Program Magang 2
1.4. Latar Belakang Pemilihan Topik Laporan Akhir Magang 3
1.5. Tujuan Pemilihan Topik Laporan Akhir Magang 4
1.6. Pembatasan Masalah 4
1.7. Sistematika Penulisan 5
2. TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Modal Kerja Bersih Disesuaikan 7
2.1.1.Definisi Modal 8
2.1.2.Permodalan pada Perusahaan Efek 8
2.1.3.Konsep Modal Kerja 10
2.1.4.Rasio-Rasio Keuangan Terkait Likuiditas 11
2.1.5.Konsep Modal Kerja Bersih Disesuaikan 13
2.1.6.Unsur-Unsur yang Terdapat di Dalam Modal Kerja
Bersih Disesuaikan 17
2.1.7.Perhitungan dan Penyajian Modal Kerja Bersih Disesuaikan 20
2.1.8.Laporan Akuntan Publik Atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan 22
2.2. Prosedur Yang Disepakati 23
3. PROFIL PERUSAHAAN 29
3.1. Sejarah PT Manajer Investasi ABC 29
3.2. Ruang Lingkup Usaha PT Manajer Investasi ABC 29
3.3. Struktur Perusahaan dan Pemegang Saham
PT Manajer Investasi ABC 30
3.4. Struktur Organisasi PT Manajer Investasi ABC 31
3.5. Laporan Keuangan dan Kondisi Keuangan
PT Manajer Investasi ABC 32
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
x Universitas Indonesia
4. PEMBAHASAN 33
4.1. Modal Kerja Bersih Disesuaikan di PT Manajer Investasi ABC 33
4.1.1.Prosedur Pelaksanaan 33
4.1.2.Otorisasi dalam Pelaksanaan 33
4.1.3.Formulasi dan Hasil Perhitungan 34
4.2. Prosedur Yang Disepakati Berdasarkan KAP PwC 40
4.3. Analisis 45
4.3.1.Analisis MKBD di PT Manajer Investasi ABC 45
4.3.2.Analisis Prosedur yang Disepakati yang dilakukan oleh
KAP PwC 48
5. KESIMPULAN DAN SARAN 50
5.1. Kesimpulan 50
5.2. Saran 51
5.2.1.Saran Kepada PT Manajer Investasi ABC 51
5.2.2.Saran Kepada Kantor Akuntan Publik PwC 52
5.2.3.Saran Kepada Bapepam dan LK 52
5.2.4.Saran Kepada Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) 52
DAFTAR REFERENSI 53
LAMPIRAN 55
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
xi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengklasifikasian Aset Lancar bagi Perusahaan Efek 17
Tabel 2.2 Pengklasifikasian Liabilitas bagi Perusahaan Efek 18
Tabel 4.1 Ringkasan Formulir V.D.5-1 PT Manajer Investasi ABC 35
Tabel 4.2 Ringkasan Formulir V.D.5-2 PT Manajer Investasi ABC 37
Tabel 4.3 Ringkasan Formulir V.D.5-4 PT Manajer Investasi ABC 39
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
xii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Formulasi Modal Kerja Bersih Disesuaikan 20
Gambar 2.2 Laporan Akuntan Publik Atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan.... 22
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Manajer Investasi ABC 31
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR PERSAMAAN MATEMATIKA
(2.1) Rasio Modal Kerja 12
(2.2) Rasio Lancar 12
(2.3) Rasio Cepat 12
(2.4) MKBD 13
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengklasifikasian Aset Lancar bagi Perusahaan Efek 55
Lampiran 2 Pengklasifikasian Liabilitas bagi Perusahaan Efek 57
Lampiran 3 Formulir V.D.5-1 Neraca Percobaan Harian (Aset) 58
Lampiran 4 Formulir V.D.5-2 Neraca Percobaan Harian
(Liabilitas dan Ekuitas) 59
Lampiran 5 Formulir V.D.5-3 Penilaian Buku Pembantu Efek 60
Lampiran 6 Formulir V.D.5-4 Laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan 61
Lampiran 7 Laporan Keuangan PT Manajer Investasi ABC
Posisi 30 Juni 2011 62
Lampiran 8 Chart of Accounts PT Manajer Investasi ABC
Posisi 30 Juni 2011 64
Lampiran 9 Formulir V.D.5-3 PT Manajer Investasi ABC
untuk Sampel 30 Juni 2011 67
Lampiran 10 Laporan Akuntan atas MKBD Tahunan
PT Manajer Investasi ABC 68
Lampiran 11 Laporan Kegiatan Bulanan PT Manajer Investasi ABC
Bulan Juni 2011 71
Lampiran 12 Surat Pernyataan Direktur PT Manajer Investasi ABC
Atas Penyampaian MKBD 73
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
1 Universitas Indonesia
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Magang
Pada saat ini menghadapi dunia kerja tidak semudah yang dibayangkan
karena kita tidak mengetahui kondisi sebenarnya dunia kerja itu bila belum terjun
langsung. Apa yang kita pelajari selama di perkuliahan belum tentu dapat
diaplikasikan ketika memasuki dunia kerja. Oleh sebab itu, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk
menjalankan program magang. Program magang ini ditujukan agar mahasiswa
Universitas Indonesia mendapatkan pengalaman dan dapat mengetahui serta
memahami dunia kerja yang sesungguhnya dan ketika lulus serta akan bekerja,
para mahasiswa sudah terbiasa dan siap menghadapi dunia kerja. Program magang
yang telah dijalankan mahasiswa kemudian ditulis dalam bentuk laporan akhir
magang dan hal ini ditujukan untuk pemenuhan syarat tugas akhir dalam
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia. Laporan magang
ini dilakukan untuk menggantikan penulisan skripsi.
1.2. Tujuan Pelaksanaan Magang
1. Mengaplikasikan teori-teori dan ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan.
2. Menambah wawasan pengetahuan mahasiswa melalui keterlibatan langsung
dalam suatu proyek pekerjaan.
3. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam berpikir dan menghadapi suatu
permasalahan yang terjadi di dunia kerja.
4. Meningkatkan kedisiplinan, kemandirian, dan kepekaan mahasiswa dalam
menghadapi kultur kerja yang menuntut kerjasama, kualitas kerja, dan
tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
2
Universitas Indonesia
1.3. Pelaksanaan Program Magang
Penulis melaksanakan program magang di Kantor Akuntan Publik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan atau yang sering disebut dengan
PricewaterhouseCoopers (PwC) selama 3 bulan yaitu dari bulan Juni sampai
Agustus 2011. KAP PwC berlokasi di Plaza 89, JL. H.R. Rasuna Said Kav. X-7
No.6, Jakarta dan menyediakan jasa audit and assurance, advisory, tax, dan IFRS
Accounting Advisory Services. Selama magang, penulis bekerja di divisi audit and
assurance dengan sub divisi Financial Services sebagai Vocational Employee
(istilah bagi setiap orang yang menjalankan program magang di KAP PwC),
dimana sub divisi Financial Services dikhusukan bagi jasa audit dan assurance
untuk perbankan, perusahaan asuransi, dan perusahaan efek.
Penulis dalam program magangnya mendapatkan kesempatan untuk
melakukan audit di beberapa tempat yaitu :
1. PT Manajer Investasi ABC, dimana PT ABC merupakan perusahaan di
bidang manajer investasi. Dalam kesempatannya, penulis ditugaskan untuk
melakukan audit untuk beberapa area, yaitu property, plant, and equipment,
marketable securities, notes and other receivables, cash, capital and other
equity accounts, non operating income and expenses; Test of Control
dengan melakukan validasi terhadap beban operasi (operating expense),
beban modal (capital expense), dan beban gaji (payroll expense);
mengirimkan dan mendokumentasikan konfirmasi kontrol; serta melakukan
Perikatan Prosedur yang Disepakati (Agreed-upon Procedures) terkait
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD), yang selanjutnya topik ini akan
diangkat oleh penulis untuk penulisan tugas akhir magangnya.
2. PT Manajer Investasi DEF, dimana PT DEF merupakan perusahaan yang
menyediakan pelayanan perbankan, keuangan, nasihat, investasi dan
manajemen dana. Namun, karena penulis hanya masuk di akhir proses
pengauditan, maka penulis hanya mendapatkan kesempatan untuk
mempersiapkan serta memberikan pranomor kepada dokumen eksternal
yang bertujuan agar dokumen-dokumen klien dapat dipastikan sudah
lengkap sehingga ketika tim auditor membutuhkan data-data tersebut di
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
3
Universitas Indonesia
kemudian hari, maka akan mudah ditemukan. Selain itu, penulis juga
melakukan footing dan call over atas laporan keuangan yang telah diaudit
yang bertujuan untuk memastikan bahwa angka yang tertera di laporan
keuangan yang sudah diaudit tersebut benar, sesuai dengan perhitungan di
catatan laporan keuangan, dan perhitungan formula sudah tepat.
3. Bank UVW, dimana Bank UVW merupakan Bank pemerintah terbesar di
Indonesia dan dalam kesempatannya, penulis melakukan test of control yang
berbentuk review atas laporan harian verifikator untuk dana pihak ketiga
dengan mengambil sampel dan memastikan bahwa setiap temuan sudah
ditindaklanjuti.
4. Bank XYZ, dimana Bank XYZ juga termasuk salah satu bank swasta besar
di Indonesia dan memiliki cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam
kesempatannya, penulis mendapatkan tugas untuk mengumpulkan data-data
terkait akun liabilitas lain-lain. Selain itu, penulis juga melakukan
investigasi langsung kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap
akun-akun tersebut apabila perubahan nilai yang terjadi dari bulan Mei 2011
sampai Juni 2011 diatas standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.4. Latar Belakang Pemilihan Topik Laporan Akhir Magang
Dari keseluruhan pekerjaan yang diberikan oleh PwC, penulis akhirnya
memilih MKBD sebagai topik laporan akhir magangnya. Penulis merasa bahwa
topik terkait MKBD merupakan topik yang menarik sehingga perlu diangkat dan
dikaji lebih mendalam lagi. Topik MKBD sangat menarik karena pelaksanaan
MKBD di perusahaan efek merupakan kegiatan yang sangat penting dan utama
untuk melihat bagaimana kelanjutan kinerja perusahaan efek untuk kedepannya.
Selain itu, MKBD merupakan bagian dari prosedur yang disepakati, dimana
dalam hal ini prosedur yang disepakati bukan termasuk ke dalam jasa assurance,
sehingga cukup jarang diangkat di dalam skripsi dan laporan magang, khususnya
bagi mahasiswa di FEUI.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
4
Universitas Indonesia
1.5. Tujuan Pemilihan Topik Laporan Akhir Magang
1. Menjelaskan terkait perhitungan dan ketentuan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan.
2. Mengidentifikasikan akun-akun yang mempengaruhi perhitungan Modal
Kerja Bersih Disesuaikan.
3. Mengetahui penerapan laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan yang telah
dibuat oleh perusahaan terhadap kesesuaian setiap aturan yang mengatur
tentang Modal Kerja Bersih Disesuaikan.
4. Menjabarkan setiap prosedur yang dilakukan oleh KAP dalam membuat
laporan akuntan atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan tahunan.
1.6. Pembatasan Masalah
Pembahasan masalah hanya terbatas pada perikatan prosedur yang
disepakati terkait Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) oleh PT Manajer
Investasi ABC. Penulis tidak akan membahas perikatan prosedur yang disepakati
lainnya yang mungkin dilakukan oleh KAP PwC pada perusahaan-perusahaan
lainnya yang diaudit. Dalam membahas MKBD, penulis hanya membahas terkait
prosedur pelaksanaan secara garis besar, otorisasi dalam pelaksanaan, formulasi
perhitungan, hasil dari perhitungan serta laporan hasil penerapan prosedur yang
disepakati tersebut untuk periode 1 Juli 2010 sampai 30 Juni 2011.
Penulis tidak membahas rencana perubahan aturan serta penerapan dari
aturan yang baru terkait MKBD. Hal ini disebabkan oleh penerapan aturan baru
mulai dilaksanakan uji coba pada bulan November 2011 dan mulai berlaku pada
awal tahun 2012, sedangkan laporan atas prosedur yang disepakati terkait MKBD
dibuat untuk periode 1 Juli 2010 sampai 30 Juni 2011. Untuk menganalis hasil,
penulis hanya membandingkan prosedur yang dikeluarkan oleh KAP PwC dengan
prosedur yang dikeluarkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
5
Universitas Indonesia
1.7. Sistematika Penulisan
Laporan magang ini tersusun atas lima bab, yaitu yang terdiri dari :
1. Bab I - Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulis dalam melaksanakan
program magang dan pemilihan topik yang dirasakan oleh penulis cukup
menarik untuk dibahas di dalam laporan akhir magangnya, serta bagaimana
proses pelaksanaan magang yang dilakukan oleh penulis. Selain itu, penulis
juga mendeskripsikan tujuan dari pelaksanaan magang dan pemilihan topik
penulisan.
2. Bab II - Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendasari analisis dan
pembahasan yang akan disajikan oleh penulis pada bab-bab selanjutnya.
Teori-teori yang akan dijelaskan penulis adalah definisi modal dan
permodalan pada perusahaan efek, konsep modal kerja, rasio-rasio keuangan
terkait likuiditas, konsep MKBD, unsur-unsur yang terdapat di dalam
MKBD, perhitungan dan penyajian MKBD, laporan akuntan publik atas
MKBD, serta prosedur yang disepakati berdasarkan Standar Profesional
Akuntan Publik.
3. Bab III - Profil Perusahaan
Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan tempat penulis melaksanakan
magang, terkait dengan sejarah perusahaan, ruang lingkup usaha, struktur
perusahaan dan pemegang saham, struktur organisasi, laporan keuangan dan
kondisi keuangan perusahaan.
4. Bab IV – Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang analisis secara terinci terkait dengan topik yang
diambil oleh penulis dari aktivitas program magang yang dilakukannya.
Pembahasan yang dijabarkan terkait dengan praktik MKBD di PT Manajer
Investasi ABC, prosedur yang disepakati berdasarkan KAP PwC, analisis
MKBD di PT Manajer Investasi ABC, dan analisis prosedur yang disepakati
yang dilakukan oleh KAP PwC yang menjelaskan apakah sudah sesuai
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
6
Universitas Indonesia
dengan prosedur yang dikeluarkan oleh mereka sendiri dan sesuai dengan
prosedur yang berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
5. Bab V - Kesimpulan dan Saran
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran yang diberikan
oleh penulis berdasarkan pada analisis pembahasan yang dilakukan pada bab
sebelumnya.
6. Daftar Referensi
Daftar referensi berisikan sumber-sumber data yang digunakan oleh penulis
untuk mendukung proses pembuatan laporan magang.
7. Lampiran
Lampiran merupakan bagian akhir dari laporan magang ini yang berisi data-
data pendukung untuk laporan magang.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
7 Universitas Indonesia
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Pasar modal merupakan penghubung antara investor dengan perusahaan
melalui perdagangan instrumen-instrumen keuangan jangka panjang seperti saham
dan obligasi, dimana perusahaan yang membutuhkan dana menjual instrumen
keuangan, yang kemudian oleh perantara pasar modal instrumen keuangan
tersebut dibeli oleh pemilik modal atau investor. Sekarang ini, pasar modal
memainkan peran penting dalam memberikan solusi bagi permasalahan
permodalan, terlebih karena upaya dalam memperoleh dana tambahan melalui
pinjaman semakin tidak menguntungkan. Oleh sebab itu, kepercayaan investor
terhadap pasar modal sangat dibutuhkan dan untuk mendukungnya, dibentuklah
Bapepam dan LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan),
dimana berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995, Bapepam dan LK
memiliki tugas utama dalam melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
sehari-hari kegiatan pasar modal. Atas wewenang yang dimilikinya tersebut, maka
Bapepam dan LK mengeluarkan peraturan terkait pasar modal.
Salah satu pelaku pasar modal yang berhubungan langsung dan berkaitan
erat dengan investor adalah perusahaan efek. Perusahaan efek melakukan kegiatan
usahanya sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan manajer
investasi. Perusahaan efek memiliki peran penting di dalam pasar modal yaitu
sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal dengan
pemodal dan pemodal dengan emiten serta sebagai ujung tombak pasar modal
dalam meningkatkan pergerakan dan volume investasi.
Salah satu peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK yang
bertujuan untuk melindungi serta membangun kepercayaan investor terhadap
pasar modal adalah pemeliharaan dan pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
(MKBD), dimana perusahaan efek berkewajiban untuk menyampaikan Laporan
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Berkala yang didalamnya termasuk Laporan Modal Kerja Bersih Disesuikan
kepada Bapepam dan LK.
2.1.1. Definisi Modal
Definisi modal menurut Aliminsyah dan Padji (2003) adalah hak atau
dengan kata lain klaim pemilik atas aset perusahaan atau hak kekayaan pemilik.
Berdasarkan PSAK No. 21 mengenai akuntansi ekuitas, definisi ekuitas adalah
bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aset dan liabilitas yang
ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.
Ekuitas terdiri atas setoran modal dari pemegang saham, saldo laba (retained
earning), modal sumbangan, dan selisih penilaian kembali aset tetap. Modal
saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan modal disetor,
dimana tambahan modal disetor ini misalnya modal yang berasal dari sumbangan.
Dalam peyajian dan pengungkapan unsur-unsur modal seperti modal dasar, modal
yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal, dan banyaknya saham
untuk setiap jenis saham harus dinyatakan di dalam neraca.
Sumber modal bisa berasal dari internal dan eksternal. Sumber modal
internal dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, seperti laba ditahan,
sedangkan sumber modal eksternal berasal dari luar perusahaan, seperti bank dan
pasar modal, dimana di dalam pasar modal dua kelompok dipertemukan dan
saling mengisi kepentingan satu sama lain, yaitu calon pemodal atau investor di
suatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka
panjang di lain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat bertemunya penawaran
dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang.
2.1.2. Permodalan pada Perusahaan Efek
Di dalam industri-industri tertentu selain melalui laporan keuangan,
sebenarnya ada hal lain yang harus diperhatikan di dalam melakukan analisa
perusahaan, yaitu dengan melihat ketentuan atau persyaratan terkait tingkat
kecukupan modal, seperti pada industri perbankan dan industri sekuritas.
Tujuannya adalah agar suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
9
Universitas Indonesia
dengan baik. Di dalam industri perbankan, tingkat kecukupan modal ini disebut
Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal. Sedangkan di dalam
industri sekuritas, tingkat kecukupan modal ini dibagi menjadi dua pendekatan,
yaitu pendekatan Capital Adequacy Directive dan pendekatan Net Capital. Hal ini
berdasarkan pada Consultation Paper Rencana Perubahan MKBD yang
dikeluarkan oleh Bapepam dan LK pada bulan Januari 2008. Untuk pendekatan
yang pertama yaitu Capital Adequacy Directive digunakan oleh bank dan
perusahaan investasi di negara-negara Uni-Eropa. Sedangkan pendekatan kedua
yaitu Net Capital digunakan oleh negara-negara non Uni-Eropa, Jepang, termasuk
Indonesia. Pendekatan Net Capital mempersyaratkan perusahaan memiliki aset
likuid untuk memenuhi liabilitas dan menutupi risikonya. Di perusahaan sekuritas
atau efek di Indonesia, hal ini sering disebut dengan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan, yang akan dibahas lebih rinci pada bagian berikutnya.
Selain pendekatan net capital, yang perlu diperhatikan di dalam
perusahaan efek adalah dua jenis modal yang harus diatur, yaitu initial capital dan
ongoing capital. Initial capital merupakan modal awal yang disetor dan ongoing
capital merupakan modal berjalan yang harus dikelola perusahaan untuk
kelangsungan usahanya. Ketentuan terkait initial capital dan ongoing capital
diatur oleh Bapepam dan LK serta Kementerian Keuangan. Untuk ketentuan
terkait initial capital, Kementerian Keuangan mengeluarkan peraturan KMK
Nomor 179/KMK.010/2003 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan
Perusahaan Efek, dimana di dalam pasal 4 dijabarkan persyaratan jumlah minimal
modal disetor yang harus dipenuhi oleh perusahaan efek sesuai dengan kegiatan
usahanya, yaitu :
1. Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek
wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 50.000.000.000
(lima puluh milyar rupiah).
2. Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang
Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah wajib memiliki
modal disetor paling sedikit sebesar Rp 30.000.000.000 (tiga puluh milyar
rupiah).
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
10
Universitas Indonesia
3. Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Efek yang
tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal
disetor paling sedikit sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
4. Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Manajer Investasi
wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp 5.000.000.000 (lima
milyar rupiah).
5. Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek
dan Manajer Investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar
Rp 55.000.000.000 (lima puluh lima milyar rupiah).
6. Perusahaan Efek yang menjalankan kegiatan sebagai Perantara Pedagang
Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah dan Manajer
Investasi wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp
35.000.000.000 (tiga puluh lima miliar rupiah).
Perusahaan efek harus melakukan peningkatan kinerja untuk memperkuat
kondisi keuangan dan kemampuan operasional melalui peningkatan modal yang
disetor secara terus-menerus dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan
mempertimbangkan perkembangan potensi risiko yang ditanggung oleh
perusahaan efek sesuai dengan General Principles International Organization of
Securities Commission (IOSCO). Hal inilah yang disebut dengan ongoing capital
dan terkait dengan ketentuannya, Bapepam dan LK mengeluarkan peraturan
tentang Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD).
2.1.3. Konsep Modal Kerja
Definisi modal kerja menurut Aliminsyah dan Padji (2003) terbagi atas
dua definisi, pertama adalah bagian modal yang beredar dalam jangka waktu
pendek, dalam arti beredar dari uang menjadi persediaan barang dan piutang
menjadi uang kembali, serta yang kedua adalah aset lancar dikurangi liabilitas
lancar. Sedangkan definisi modal kerja menurut Keown et.al (2008) adalah
perbedaan antara aset lancar perusahaan dan liabilitas lancar perusahaan atau
dengan kata lain total investasi perusahaan pada aset lancar atau aset yang
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
11
Universitas Indonesia
diharapkan bisa dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang.
Istilah aset lancar sering disebut dengan modal kerja kotor. Sedangkan modal
kerja bersih sebagai aset lancar dikurangi liabilitas lancar. Modal kerja bersih
perusahaan merupakan bagian penting bagi pemilik dana yang ingin mengetahui
apakah suatu perusahaan mempunyai likuiditas yang cukup atau tidak. Likuiditas
menurut Keown et.al (2008) adalah aset-aset yang cepat dan dapat dengan mudah
diubah ke dalam bentuk kas. Semakin banyak aset lancar perusahaan yang
berhubungan dengan liabilitas-liabilitas lancarnya, maka likuiditas perusahaan
tersebut besar. Tingkat likuiditas ini bisa dijadikan dasar atau tolok ukur
perusahaan untuk melihat kondisi kesehatan keuangan perusahaan dalam jangka
pendek.
Rumus dari modal kerja adalah aset lancar dikurangi dengan liabilitas
lancar. Dari rumus ini dapat terlihat bahwa perusahaan sekuritas dapat melakukan
dua cara untuk meningkatkan modal kerja, yaitu dengan meningkatkan jumlah
aset lancar atau mengurangi jumlah liabilitas lancar. Selain itu, kita dapat melihat
bahwa perusahaan sekuritas yang memiliki aset tetap yang lebih besar
dibandingkan dengan aset lancarnya secara umum bisa dikatakan kurang baik
struktur keuangannya karena kegiatan operasional perusahaan sekuritas sebagian
besar menggunakan aset lancar terutama kas dan efek atau surat berharga. Oleh
sebab itu, modal kerja menjadi tolok ukur yang penting bagi perusahaan sekuritas.
Modal kerja bersih dapat bernilai positif dan negatif. Ketika bernilai
positif, hal ini berarti perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi seluruh
liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya, sedangkan
ketika bernilai negatif, hal ini berarti perusahaan tidak mampu untuk melunasi
liabilitas jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya, namun dalam
kondisi seperti ini perusahaan masih tetap bisa menjalankan kegiatan
operasionalnya seperti biasa.
2.1.4. Rasio-Rasio Keuangan Terkait Likuiditas
Rasio keuangan menurut Keown et. al (2008) adalah penulisan ulang data
akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
12
Universitas Indonesia
dan kelemahan keuangan perusahaan. Dua cara bagaimana membuat
perbandingan adalah dengan membandingkan rasio antar waktu (lebih dari 1
tahun) untuk mengetahui arah pergerakannya dan membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya pada industri yang sama.
Dalam hal ini, penulis akan lebih menekankan pada rasio-rasio likuiditas.
Suatu perusahaan harus memiliki kemampuan dalam melunasi liabilitas-liabilitas
finansial jangka pendek jika ingin mempertahankan kelangsungan kegiatan
usahanya. Dengan demikian, likuiditas dijadikan sebagai indikator kemampuan
perusahaan dalam membayar atau melunasi liabilitas-liabilitas finansialnya pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.
Modal kerja sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan tingkat
likuiditas suatu perusahaan. Rasio-rasio keuangan terkait modal kerja bertujuan
untuk menjawab seberapa besar tingkat likuiditas suatu perusahaan, yaitu dengan
cara mengamati aset-aset perusahaan yang relatif likuid sifatnya dan
membandingkan aset-aset tersebut dengan sejumlah liabilitas yang jatuh tempo
sehingga dapat diketahui seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi liabilitas yang jatuh tempo. Terdapat tiga rasio likuiditas yang
berkaitan dengan modal kerja suatu perusahaan, yaitu :
1. Rasio Modal Kerja (Net Working Capital Ratio)
Rumus : Rasio Modal Kerja = aset lancar - liabilitas lancar (2.1)
Rasio modal kerja mengukur seberapa besar aset lancar dapat digunakan
untuk melunasi liabilitas lancar atau dengan kata lain uang tunai yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis.
2. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rumus : (2.2)
Rasio lancar mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aset
lancar terhadap liabilitas lancar atau yang disebut juga dengan liabilitas
jangka pendek.
3. Rasio Cepat (Acid-Test Ratio)
Rumus : (2.3)
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
13
Universitas Indonesia
Rasio cepat mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aset
lancar, kecuali persediaan terhadap liabilitas lancarnya. Unsur persediaan
dikeluarkan dari perhitungan aset lancar karena persediaan merupakan aset
lancar yang paling tidak likuid dibandingkan dengan unsur di dalam aset
lancar lainnya sehingga pengukuran terhadap likuiditas menjadi lebih
terfokus.
2.1.5. Konsep Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Definisi dari Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) berdasarkan
Bapepam dan LK (2008) dapat diformulasikan sebagai berikut :
MKBD = (kas dan bank + portofolio efek + aset lancar lainnya) – hutang –
penyesuaian-penyesuaian lainnya (2.4)
Tujuan dari pemeliharaan dan pelaporan MKBD adalah untuk memberikan
informasi mengenai tingkat kecukupan modal kerja perusahaan efek dalam
menghadapi risiko, melaksanakan kegiatan operasional, dan memenuhi seluruh
liabilitasnya.
Bapepam dan LK berperan sebagai regulator yang membina, mengatur,
dan mengawasi kegiatan sehari-hari di pasar modal Indonesia sehingga
mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang MKBD. Sampai dengan bulan
November 2011, ketentuan tentang MKBD diatur berdasarkan Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-20/PM/2003 pada tanggal 8 Mei 2003
tentang Peraturan Nomor V.D.5 : Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja
Bersih Disesuaikan. Peraturan tersebut antara lain berisi :
1. Setiap perusahaan efek wajib memiliki persyaratan MKBD harian sesuai
dengan kegiatan usaha yang dijalankannya, yang terbagi atas :
a. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi efek
wajib memiliki MKBD minimal sebesar Rp 25.000.000.000 (dua puluh
lima milyar rupiah).
b. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang
efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
14
Universitas Indonesia
MKBD minimal sebesar Rp 25.000.000.000 (dua puluh lima milyar
rupiah).
c. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang
efek yang tidak mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib
memiliki MKBD minimal sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus juta
rupiah).
d. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai manajer investasi
wajib memiliki MKBD minimal sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus juta
rupiah).
e. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai penjamin emisi dan
manajer investasi wajib memiliki MKBD minimal sebesar Rp
25.200.000.000 (dua puluh lima milyar dua ratus juta rupiah).
f. Perusahaan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang
efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah dan manajer
investasi wajib memiliki MKBD minimal sebesar Rp 25.200.000.000
(dua puluh lima milyar dua ratus juta rupiah).
2. Laporan MKBD terdiri dari V.D.5-1, V.D.5-2, V.D.5-3, dan V.D.5-4 yang
wajib ditandatangani oleh presiden direktur dan direktur perusahaan efek
dan disimpan pada bagian akuntansi di kantor pusat perusahaan efek tersebut
serta wajib dibuat sesuai format lajur dan kolom yang telah diberikan oleh
Bapepam dan kemudian dikirimkan melalui email atau disket.
3. Pengiriman laporan MKBD dilakukan setiap hari kerja paling lambat pukul
09.00 WIB kepada Bapepam, Lembaga Kliring dan Penjaminan bagi
perusahaan efek yang menjadi anggota kliring pada posisi akhir hari
sebelumnya.
4. Jika perusahaan efek tidak memenuhi persyaratan minimum nilai MKBD,
maka pada hari berikutnya wajib :
a. Menghentikan pembukaan rekening efek bagi nasabah baru.
b. Menghentikan transaksi jual beli efek kecuali melaksanakan atau
menjual Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
c. Menghentikan transaksi efek pada rekening nasabah.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
15
Universitas Indonesia
d. Menghentikan seluruh transaksi jual beli efek dalam rekening nasabah
kecuali melakukan transaksi untuk mengurangi saldo debit dan menjual
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu jika kekurangan MKBD melebihi
20% dari jumlah MKBD yang disyaratkan.
e. Menyampaikan rencana terkait jadwal, tata cara dan bentuk peningkatan
modal, pengurangan atau penghentian kegiatan usaha kepada Bapepam
serta menyampaikan tembusannya kepada bursa efek bagi perusahaan
efek yang menjadi anggota bursa efek.
5. Bapepam akan mencabut ijin usaha dari perusahaan efek jika perusahaan
efek tersebut gagal memenuhi persyaratan minimum nilai MKBD selama 30
hari berturut-turut atau 60 hari dalam periode 12 bulan.
6. Satuan pemeriksa bursa efek wajib melakukan pemeriksaan terhadap
anggota bursa efek yang tidak memenuhi persyaratan minimum MKBD
paling lambat pukul 13.00 WIB pada hari berikutnya atau pada hari ketika
anggota bursa efek tersebut tidak menyerahkan laporan MKBD. Kemudian
satuan pemeriksa bursa efek wajib melaporkan segera kepada Bapepam
terkait pelanggaran yang dilakukan oleh anggota bursa efek paling lambat
pukul 15.00 WIB pada hari berikutnya setelah dimulainya pemeriksaan.
Seiring berjalannya waktu, Bapepam dan LK kembali mengeluarkan
peraturan yang bertujuan untuk menyempurnakan peraturan MKBD sebelumnya.
Peraturan tersebut adalah Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-
347/BL/2008 pada tanggal 13 Agustus 2008 tentang Laporan Kegiatan Bulanan
Manajer Investasi dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-460/BL/2008
pada tanggal 10 November 2008 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala oleh Perusahaan Efek.
Terkait dengan Kep-347/BL/2008 tentang Laporan Kegiatan Bulanan
Manajer Investasi, isi dari peraturan tersebut adalah setiap manajer investasi wajib
menyampaikan laporan kegiatan bulanan kepada Bapepam dan LK paling lambat
pada tanggal 12 bulan berikutnya. Penyampaian dilakukan melalui email dengan
alamat [email protected] yang terdiri dari laporan bidang
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
16
Universitas Indonesia
pengelolaan atas reksa dana, kontrak pengelolaan dana, efek beragun aset, dan
produk lainnya serta daftar direktur atau pegawai yang memiliki Izin Wakil
Manajer Investasi.
Di dalam peraturan lainnya yaitu Kep-460/BL/2008 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala oleh Perusahaan Efek berisi tentang :
1. Setiap perusahaan efek wajib menyampaikan laporan bekala kepada
Bapepam dan LK yang terbagi atas laporan keuangan berkala, laporan
kegiatan, dan laporan akuntan atas MKBD tahunan.
2. Laporan keuangan berkala terdiri dari laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan tengah tahunan.
3. Laporan kegiatan terdiri dari :
a. Laporan kegiatan penjaminan tengah tahunan bagi perusahaan efek yang
menjalankan kegiatan usahanya sebagai penjamin emisi efek.
b. Laporan kegiatan bulanan bagi perusahaan efek yang menjalankan
kegiatan usahanya sebagai perantara pedagang efek.
c. Laporan kegiatan bulanan bagi perusahaan efek yang menjalankan
kegiatan usahanya sebagai manajer investasi.
4. Laporan akuntan atas MKBD tahunan yang berisi pemeriksaan atas
perhitungan MKBD perusahaan efek dengan mengambil sampel 25 hari
kerja secara acak selama tahun buku dan kemudian diperiksa dan diberikan
pendapat apakah format dan perhitungan sudah sesuai dengan cara yang
benar atau belum.
5. Ketentuan dalam penyampaian laporan akuntan atas MKBD sebagai berikut:
a. Penyampaian laporan akuntan atas MKBD tahunan kepada Bapepam dan
LK bersamaan dengan penyampaian laporan keuangan tahunan.
b. Pemeriksaan atas perhitungan MKBD tahunan wajib dilakukan oleh
akuntan yang memeriksa laporan keuangan perusahaan efek.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
17
Universitas Indonesia
2.1.6. Unsur-Unsur yang Terdapat di Dalam Modal Kerja Bersih
Disesuaikan
A. Aset
Aset menurut kerangka dasar PSAK (2009) memiliki definisi sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Sedangkan definisi aset menurut Aliminsyah dan Padji (2003) adalah semua
benda yang berwujud atau hak tak berwujud yang mempunyai nilai uang, yang
akan mendatangkan manfaat di masa yang akan datang atau secara singkat dapat
dikatakan sebagai kekayaan (sumber daya) yang dimiliki perusahaan.
Klasifikasi dari aset berdasarkan PSAK secara umum terbagi atas aset
lancar dan aset tidak lancar. Di dalam MKBD, unsur aset yang digunakan berupa
aset lancar. Aset lancar berdasarkan PSAK 1 merupakan suatu aset yang
memenuhi empat kriteria, yaitu diperkirakan dapat direalisasikan atau
dimaksudkan untuk dijual atau dipakai dalam siklus operasi normal entitas;
dimiliki utamanya dengan tujuan untuk diperdagangkan; diperkirakan dapat
direalisasikan dalam dua belas bulan setelah tanggal neraca; atau kas atau setara
kas, kecuali terdapat pembatasan untuk ditukarkan atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban setidaknya dalam dua belas bulan setelah tanggal
neraca. Sedangkan aset tidak lancar merupakan aset yang tidak memenuhi definisi
aset lancar.
Struktur aset lancar pada perusahaan efek memiliki perbedaan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di industri lainnya.
Pengklasifikasian aset lancar pada perusahaan efek diatur oleh Bapepam dan LK
dalam formulir laporan MKBD yang akan dijabarkan secara garis besar di dalam
tabel 2.1 berikut ini, sedangkan untuk pengklasifikasian aset yang lengkap dapat
dilihat pada lampiran 1.
Tabel 2.1
Pengklasifikasian Aset Lancar bagi Perusahaan Efek
No Aset Lancar
1. Kas dan Setara Kas
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
18
Universitas Indonesia
No Aset Lancar
2. Deposito Berjangka
3. Efek Beli dengan Janji Jual Kembali
4. Portofolio Sendiri (Nilai Pasar Wajar)
5. Piutang Nasabah Pemilik Rekening Efek
6. Piutang Nasabah Umum
7. Piutang Nasabah Kelembagaan
8. Piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan
9. Piutang Perusahaan Efek
10. Piutang Dividen dan Bunga
Sumber : Kep-20/PM/2003
B. Liabilitas
Menurut kerangka dasar PSAK (2009), liabilitas perusahaan masa kini
timbul dari peristiwa masa lalu, dimana penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi. Sedangkan menurut Aliminsyah dan Padji (2003) liabilitas
merupakan pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan oleh perusahaan di masa
yang akan datang dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian jasa yang
disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya.
Pengklasifikasian liabilitas sesuai dengan ketentuan formulir No. V.D.5
yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK akan dijabarkan secara garis besar pada
tabel 2.2, sedangkan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 2.2
Pengklasifikasian Liabilitas bagi Perusahaan Efek
No Hutang
1. Hutang Bank Jangka Pendek
2. Surat Hutang Jangka Pendek
3. Efek Jual dengan Janji Beli Kembali
4. Efek yang Dijual, Belum Dibeli (Nilai Pasar Wajar)
5. Hutang Nasabah Pemilik Rekening Efek
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
19
Universitas Indonesia
No Hutang
6. Hutang Nasabah Umum
7. Hutang Nasabah Kelembagaan
8. Hutang Transaksi Bursa-Lembaga Kliring Penjaminan
9. Hutang Perusahaan Efek
10. Selisih Efek Negatif
11. Hutang Jangka Pendek Lainnya
12. Hutang Jangka Panjang
13. Hutang Sub-Ordinasi
Sumber : Kep-20/PM/2003
C. Penyesuaian Risiko
Penyesuaian risiko merupakan komponen yang dimasukkan ke dalam
perhitungan MKBD. Penyesuaian risiko dilakukan sebagai wujud pengelolaan
risiko atas kejadian-kejadian yang mungkin muncul dari dalam maupun luar
perusahaan, dimana format perhitungannya sesuai dengan ketentuan yang
dikeluarkan oleh regulator (Bapepam dan LK). Jenis-jenis risiko yang dilakukan
penyesuaian di dalam perusahaan efek sesuai dengan Kep-20/PM/2003 tentang
Peraturan Nomor V.D.5 terkait Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD terdiri dari :
1. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang terjadi karena perubahan variabel dari posisi
portofolio yang menyebabkan kerugian. Variabel tersebut berupa tingkat
suku bunga bank, nilai tukar mata uang, dan harga saham di pasar.
2. Risiko Kepercayaan
Risiko kepercayaan adalah risiko yang muncul dari persepsi masyarakat atau
publikasi negatif terhadap kondisi perusahaan.
3. Risiko Kegiatan Usaha
Risiko kegiatan usaha adalah risiko yang muncul karena kurang
berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau
kegagalan sistem sehingga menghambat dalam kegiatan operasional
perusahaan.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
20
Universitas Indonesia
2.1.7. Perhitungan dan Penyajian Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Bapepam dan LK memberikan ketentuan tentang formulasi perhitungan
MKBD. Formulasi ini dimasukkan ke dalam peraturan V.D.5 tentang
Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD pada formulir V.D.5-4. Formulasi secara
garis besar untuk mendapatkan MKBD dijabarkan pada gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1
Formulasi Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Total Aset Lancar
- Total Liabilitas
Modal Kerja
+ Hutang Sub Ordinasi
- Afiliasi
Modal Kerja Kotor Disesuaikan
- Penyesuaian Risiko Pasar
- Penyesuaian Risiko Kepercayaan
- Penyesuaian Risiko Kegiatan Usaha
- Kelebihan Total Liabilitas dari 25 kali Modal Kerja
Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Sumber : Formulir V.D.5-4 dari Peraturan No. V.D.5
Di dalam formulasi yang dijabarkan di atas, terdapat komponen hutang
subordinasi dan afiliasi untuk mendapatkan hasil modal kerja kotor disesuaikan.
Berdasarkan peraturan nomor V.D.7 tentang Pokok-Pokok Ketentuan Perjanjian
Pinjaman Sub Ordinasi Perusahaan Efek, pinjaman sub ordinasi merupakan
pinjaman yang diberikan dalam bentuk tunai atau dengan mengubah pinjaman
yang ada menjadi pinjaman sub ordinasi sesuai dengan ketentuan dimana maksud
dan tujuan penggunaan dananya berasal dari modal melalui penerbitan saham atau
dengan kata lain surat berharga yang memiliki hak atas aset perusahaan, dimana
kedudukan hak pemberi pinjaman sub ordinasi lebih rendah dibandingkan
kedudukan hak pemberi pinjaman lain. Oleh sebab itu, pembayaran pokok
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
21
Universitas Indonesia
pinjaman, bunga, atau kompensasi lain akan diterima oleh pemberi pinjaman sub
ordinasi setelah terlebih dahulu semua pembayaran pokok pinjaman, bunga, atau
kompensasi lain diterima oleh pemberi pinjaman lain. Dengan demikian hutang
sub ordinasi menjadi faktor penambah dari modal kerja kotor disesuaikan.
Sedangkan terkait dengan transaki afiliasi diatur oleh Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor : Kep-412/BL/2009 pada tanggal 25 November 2009
tentang Peraturan Nomor IX.E.1. Definisi dari transaksi afiliasi dan benturan
kepentingan transaksi tertentu berdasarkan peraturan tersebut adalah transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan terkendali dengan afiliasi dari
perusahaan atau afiliasi dari anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau
pemegang saham utama perusahaan sehingga transaksi afiliasi ini menjadi faktor
pengurang dari modal kerja kotor disesuaikan.
Penyajian laporan MKBD perusahaan dilakukan secara berkala kepada
Bapepam dan LK sesuai dengan format dan ketentuan formulir nomor V.D.5,
yang terdiri dari empat formulir, yaitu :
1. Formulir V.D.5-1 : Neraca Percobaan Harian (Aset)
Laporan ini menggambarkan posisi harian dari aset yang dimiliki
perusahaan, baik aset lancar, aset tetap, dan aset lainnya. Formulir V.D.5-1
akan dijabarkan pada Lampiran 3.
2. Formulir V.D.5-2 : Neraca Percobaan Harian (Liabilitas dan Ekuitas)
Laporan ini menggambarkan posisi harian dari liabilitas dan ekuitas yang
dimiliki perusahaan, dimana secara garis besar liabilitas dibagi menjadi
liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan liabilitas sub ordinasi.
Formulir V.D.5-2 akan dijabarkan pada Lampiran 4.
3. Formulir V.D.5-3 : Penilaian Buku Pembantu Efek
Laporan ini menggambarkan penilaian efek dari perusahaan efek yang
dibagi menjadi dua kategori besar yaitu efek yang dalam pengendalian
langsung dan efek yang tidak dalam pengendalian langsung. Formulir
V.D.5-3 akan dijabarkan pada Lampiran 5.
4. Formulir V.D.5-4 : Laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Laporan ini menggambarkan posisi modal kerja bersih harian perusahaan
efek dari pengurangan total aset lancar dengan total liabilitas dan kemudian
dilakukan penyesuaian risiko. Formulir V.D.5-4 akan dijabarkan pada
Lampiran 6.
2.1.8. Laporan Akuntan Publik Atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yaitu SAT Seksi
600 tentang Perikatan Prosedur yang Disepakati, praktisi atau dalam hal ini adalah
akuntan publik memiliki kewajiban untuk membuat laporan tentang prosedur
yang disepakati. Terkait pelaporan MKBD, terdapat peraturan yang lebih rinci,
yaitu sesuai dengan SAT Seksi 9500 tentang Pelaporan Akuntan Atas Asersi
Manajemen Perusahaan Efek tentang perhitungan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan.
Di bawah ini merupakan format dari laporan dari perikatan prosedur yang
disepakati atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan menurut SPAP.
Gambar 2.2
Laporan Akuntan Publik Atas Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Laporan Akuntan Independen tentang
Penerapan Prosedur yang Disepakati Bersama
[Pihak yang dituju oleh akuntan]
Kami telah melaksanakan prosedur yang tercantum dalam paragraf
berikut, yang telah disepakati oleh PT KXT dan sesuai dengan peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) No. V.D.5 yang tertuang dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal No. Kep-20/PM/2003 tertanggal 8 Mei 2003,
semata-mata hanya untuk membantu pemakai dalam mengevaluasi
asersi manajemen tentang kepatuhan PT KXT dengan peraturan
Bapepam dan LK No. V.D.5 selama tahun yang berakhir pada 31
Desember 20xx, yang dimasukkan dalam surat representasi terlampir.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Perikatan prosedur yang disepakati bersama kami laksanakan sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Memadainya prosedur ini merupakan tanggung jawab pemakai laporan.
Sebagai akibatnya, untuk tujuan laporan ini dan tujuan lain, kami tidak
membuat representasi tentang memadainya prosedur yang kami
cantumkan berikut ini.
[Cantumkan pragraf yang berisi prosedur dan temuan]
Kami tidak mengadakan perikatan, oleh karena itu, kami tidak
melaksanakan pemeriksaan yang tujuannya untuk menyatakan pendapat
atas asersi manajemen mengenai Modal Kerja Bersih Disesuaikan. Oleh
karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat atas Modal Kerja
Bersih Disesuaikan. Jika kami melaksanakan prosedur tambahan, hal
lain mungkin dapat terungkap dan kami laporkan.
Laporan ini semata-mata ditujukan untuk digunakan oleh Pengelola
Bursa Efek dan PT KXT dan tidak harus digunakan oleh pihak yang
tidak menyepakati prosedur tersebut dan tidak bertanggung jawab atas
memadainya prosedur tersebut untuk mencapai tujuan.
[tandatangan, nama, dan nomor izin akuntan publik]
[tanggal]
Sumber : SAT seksi 9500 (IPSAT No. 06.01)
2.2. Prosedur Yang Disepakati
Kantor Akuntan Publik selain menyediakan jasa assurance juga
menyediakan jasa atestasi. Berdasarkan Aturan Etika Profesi seksi 290 tentang
Independensi dalam Perikatan Assurance, di dalam perikatan assurance praktisi
atau akuntan publik menyatakan suatu pendapat yang bertujuan untuk
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
24
Universitas Indonesia
meningkatkan tingkat keyakinan dari pengguna hasil pekerjaan perikatan
assurance tersebut atas hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran yang
dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu kriteria tertentu. Pendapat yang
dinyatakan berkaitan dengan kewajaran, semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan SAT Seksi 100
tentang Standar Atestasi, definisi dari suatu perikatan atestasi adalah perikatan
yang di dalamnya praktisi atau akuntan publik melakukan perikatan untuk
menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan
suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Perikatan atestasi
terbagi atas tiga jenis yaitu :
1. Pemeriksaan (Examination), yaitu suatu perikatan yang bertujuan untuk
menyatakan suatu pendapat terkait apakah asersi manajemen mengenai
efektivitas pengendalian intern perusahaan tersebut disajikan secara wajar
dalam semua hal yang material berdasarkan kriteria yang disepakati. (SAT
Seksi 500 paragraf 27)
2. Review, yaitu suatu perikatan yang bertujuan untuk mengumpulkan bukti
memadai bagi praktisi sebagai basis untuk melaporkan apakah suatu
informasi menjadi perhatian praktisi. (SAT Seksi 700 paragraf 25)
3. Prosedur yang Disepakati (Agreed-upon Procedures), yaitu perikatan yang
di dalamnya praktisi atau yang disebut dengan eksternal auditor diikat oleh
klien untuk menerbitkan laporan tentang temuan berdasarkan prosedur
khusus yang dilaksanakan terhadap hal tertentu suatu asersi. (SAT Seksi 600
paragraf 03)
Dari definisi di atas terkait prosedur yang disepakati, yang dimaksud
dengan suatu asersi adalah suatu atau serangkaian deklarasi yang berkaitan secara
keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab untuk itu. Prosedur yang
disepakati digunakan oleh auditor eksternal untuk menguji kinerja secara spesifik,
prosedur, dan hasil laporan. Contohnya adalah ketika melakukan pemeriksaan
terhadap Modal Kerja Bersih Disesuaikan. Di dalam prosedur yang disepakati ini,
auditor eksternal akan melaporkan hasil dari kinerja yang disesuaikan dengan
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
25
Universitas Indonesia
prosedur tetapi tidak akan menyatakan opini formal dengan kesimpulan dari hasil
prosedur tersebut. Pengguna dari laporan harus menggunakan basis prosedur yang
disepakati dalam menulis kesimpulan dari hasil yang dilaporkan.
Dalam prosedur yang disepakati, klien mengikat praktisi untuk membantu
pemakai dalam mengevaluasi asersi sebagai hasil dari suatu kebutuhan pemakai
laporan. Oleh karena pemakai meminta bahwa temuan diperoleh secara
independen, jasa praktisi diperlukan untuk melaksanakan prosedur dan
melaporkan temuannya. Laporan praktisi atas prosedur yang disepakati harus
dalam bentuk prosedur dan temuan dan hanya terbatas ditujukan kepada pemakai
saja. Pemakai tersebut, termasuk klien, yang dalam hal ini disebut pemakai
tertentu.
Pada paragraf 05 SAT seksi 600 menjelaskan bahwa pemakai dan praktisi
harus bersama-sama menyetujui tentang prosedur yang harus dilaksanakan oleh
praktisi, termasuk standar-standar yang terbagi atas :
1. Standar umum, yang terdiri dari :
a. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam fungsi atestasi.
b. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang yang bersangkutan
dengan asersi.
c. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan
untuk menyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini terpenuhi :
i. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang telah
ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam
penyajian asersi tersebut dengan cara yang cukup jelas dan
komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya.
ii. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan
rasional dengan menggunakan kriteria tersebut.
d. Praktisi harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam
semua hal yang bersangkutan dengan perikatan.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
26
Universitas Indonesia
e. Dalam melaksanakan perikatan, praktisi harus menggunakan kemahiran
profesional, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan
perikatan tersebut.
2. Standar pekerjaan lapangan, yang terdiri dari :
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
b. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi
kesimpulan yang dinyatakan di dalam laporan.
3. Standar pelaporan untuk perikatan, yang terdiri dari :
a. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan
sifat perikatan atestasi yang bersangkutan.
b. Laporan harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan yang
dipakai sebagai alat pengukur.
c. Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
d. Laporan suatu perikatan harus berisi suatu pernyataan tentang
keterbatasan pemakaian laporan, yaitu hanya untuk pihak-pihak yang
menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.
Praktisi dalam hal ini dapat melaksanakan suatu perikatan prosedur yang
disepakati apabila memenuhi syarat dibawah ini :
1. Praktisi harus independen.
2. Pihak yang bertanggung jawab akan memberikan asersi tertulis kepada
praktisi sebelum penerbitan laporannya.
3. Praktisi dan pemakai tertentu menyepakati dan melaksanakan prosedur.
4. Pemakai tertentu memikul tanggung jawab terhadap kecukupan prosedur
yang disepakati untuk tujuan mereka.
5. Hal pokok tertentu yang menjadi tujuan penerapan prosedur merupakan
objek pengukuran dan menggunakan estimasi yang konsisten serta masuk
akal.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
27
Universitas Indonesia
6. Kriteria yang harus digunakan untuk menentukan temuan disepakati antara
praktisi dengan pemakai tertentu.
7. Prosedur yang harus dilaksanakan diharapkan akan menghasilkan temuan
yang konsisten serta masuk akal.
8. Bukti yang berkaitan dengan hal pokok tertentu yang menjadi sasaran
penerapan prosedur diharapkan ada untuk memberikan basis memadai untuk
menyatakan temuan dalam laporan praktisi.
9. Jika berlaku, praktisi dan pemakai tertentu sepakat atas batas materialitas
untuk tujuan pelaporan.
10. Penggunaan laporan adalah terbatas pada pemakai tertentu.
11. Untuk perikatan prosedur yang disepakati, manajemen mengevaluasi
kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu dan efektivitas pengendalian
intern entitas terhadap kepatuhan.
Praktisi atau dalam hal ini adalah auditor eksternal menanggung segala
risiko apabila melakukan kesalahan dalam penerapan prosedur yang berakibat
pada temuan yang tidak seharusnya dilaporkan. Risiko ini dapat dikurangi dengan
cara melakukan perencanaan dan supervisi yang memadai, menggunakan tenaga
profesional yang memiliki pengetahuan memadai terkait prosedur yang disepakati,
penentuan temuan yang mungkin dilakukan perusahaan, dan penyusunan laporan.
Prosedur yang dilakukan mencakup :
1. Pelaksanaan penerapan sampling setelah disepakati parameter yang relevan.
2. Melakukan inspeksi dokumen tertentu yang membuktikan tipe transaksi
tertentu atau bagian-bagian yang lebih men-detail yang terdapat di
dalamnya.
3. Konfirmasi informasi tertentu dengan pihak ketiga.
4. Perbandingan dokumen, skedul, atau analisis dengan atribut tertentu.
5. Pelaksanaan prosedur tertentu atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang
lain.
6. Pelaksanaan perhitungan matematis.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Dalam membuat laporan atas penerapan prosedur yang disepakati, laporan
praktisi harus terdiri dari unsur di bawah ini (sesuai paragraf 33 SAT seksi 600
(PSAT No 09) :
1. Suatu judul yang berisi kata „independen‟.
2. Identifikasi pemakai tertentu.
3. Pengacuan ke asersi yang bersangkutan dan sifat perikatan.
4. Suatu pernyataan bahwa prosedur yang dilaksanakan adalah prosedur yang
disepakati oleh pemakai tertentu yang diidentifikasi di dalam laporan.
5. Pengacuan ke standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
6. Suatu pernyataan tentang kecukupan prosedur semata-mata tanggung jawab
pemakai tertentu dan pernyataan tidak bertanggung jawab atas kecukupan
prosedur tersebut.
7. Suatu daftar prosedur yang dilaksanakan dan temuan yang berkaitan.
8. Jika berlaku, suatu penjelasan batas materialitas yang disepakati.
9. Suatu pernyataan bahwa praktisi tidak mengadakan perikatan untuk suatu
pemeriksaan atas asersi, tidak melaksanakan pemeriksaan yang tujuannya
untuk menyatakan suatu pendapat atas asersi, tidak memberikan pendapat
atas asersi, dan suatu pernyataan bahwa jika praktisi melaksanakan prosedur
tambahan, hal-hal lain mungkin dapat menjadi perhatiannya untuk
dilaporkan.
10. Suatu pernyataan pembatasan atas penggunaan laporan tersebut karena
laporan dimaksudkan untuk digunakan semata-mata oleh pemakai tertentu.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
29 Universitas Indonesia
Bab 3
Profil Perusahaan
3.1. Sejarah PT Manajer Investasi ABC
PT Manajer Investasi ABC didirikan pada bulan September 2003 di
Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia melalui surat keputusan dan telah didaftarkan di dalam Daftar
Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan yang
diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
Perusahaan mendapat izin operasi sebagai manajer investasi dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) pada bulan Desember 2003. Perusahaan
terlibat dalam aktivitas pengelolaan investasi dan mulai beroperasi secara
komersial pada bulan Februari 2004.
3.2. Ruang Lingkup Usaha PT Manajer Investasi ABC
PT Manajer Investasi ABC memiliki modal awal disetor sebesar Rp 43,63
milyar dan untuk pertama kalinya mulai mengelola dana nasabah sebesar Rp 10
milyar pada bulan Februari 2004. Secara bertahap PT Manajer Investasi ABC
mulai dikenal dan mendapat kepercayaan nasabah untuk jasa manajemen investasi
dan penasehat investasi, sehingga sampai akhir bulan Desember 2010 telah
mengelola lebih dari Rp 2,6 trilyun. Sampai saat ini, PT Manajer Investasi ABC
menjadi manajer investasi bagi 9 reksa dana. Sebagai manajer investasi, PT
Manajer Investasi ABC didukung oleh tenaga profesional yang terdiri dari Komite
Investasi dan Tim Pengelola Investasi.
Falsafah investasi PT Manajer Investasi ABC didasari oleh kepercayaan
bahwa pasar tidaklah efisien karena harga yang terbentuk di pasar belum
mencerminkan harga wajar sebuah saham atau obligasi. Pasar yang tidak efisien
ini mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga suatu saham atau obligasi yang
didasari oleh sentimen atau perilaku investor yang mempunyai visi jangka pendek,
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
30
Universitas Indonesia
sehingga mengakibatkan adanya perbedaan antara harga di pasar dengan harga
wajar suatu saham atau obligasi. Didasari oleh riset pasar dan analisa
fundamental, PT Manajer Investasi ABC memanfaatkan ketidakefisienan pasar
inilah untuk mendapatkan suatu keuntungan atas perbedaan harga tersebut dalam
jangka waktu investasi menengah hingga panjang.
Untuk saham, PT Manajer Investasi ABC mencari perusahaan yang
berkualitas tinggi dengan harga wajar dimana potensi pertumbuhan perusahaan
tersebut akan memberikan prospek investasi yang baik untuk jangka menengah
sampai panjang. Dalam memilih saham, perusahaan ini menggunakan analisa
fundamental (bottom-up), dimana investasi hanya dilakukan pada suatu saham
berdasarkan kualitas. Untuk obligasi, PT Manajer Investasi ABC menggunakan
analisa makro (top-down). Proses ini dilakukan dengan memusatkan penelitian
untuk mencari beberapa faktor penggerak harga pasar dari sebuah obligasi, yang
berguna dalam pembentukan portofolio obligasi yang optimal baik dari sisi
tingkat pengembalian maupun tingkat risiko.
3.3. Struktur Perusahaan dan Pemegang Saham PT Manajer Investasi
ABC
PT Manajer Investasi ABC merupakan bagian dari Colonial BBB Global
Asset Management, divisi investasi dari Bank AAA di Australia yang merupakan
perusahaan manajer investasi terkemuka di Australia pada saat ini. Kantor-kantor
cabang dari Colonial BBB Global Asset Management tersebar di Australia, New
Zealand, United Kingdom, Hong Kong, Singapura, dan Indonesia.
Pemegang saham PT Manajer Investasi ABC adalah :
1. BBB Hong Kong Ltd sebesar 98.99%
2. PT Bank AAA sebesar 0.15%
3. PT AAA Life sebesar 0.86%
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
31
Universitas Indonesia
3.4. Struktur Organisasi PT Manajer Investasi ABC
Struktur organisasi di PT Manajer Investasi ABC digambarkan pada
gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT Manajer Investasi ABC
Sumber : PT Manajer Investasi ABC
Board of Commissioners
President Director
Head of HR & Personal
Assistant to president director
Operations &
Finance
Director
Head
of
Equity
Head of
Fixed
Income
Sales &
Marketing
Director
Head
of
Compliance
Head of
Operations
Senior Staff
Operations
Senior Staff
Operations
Head of
Accounting &
Finance
Senior
Accounting
Staff
Driver /
Office
Support
Senior
Investment
Manager
Investment
Manger
Research
Analyst
Research
Analyst
Investment
Dealer
Client
Relationship
Manager
Marketing
Administration
Manager
Client
Relationship
Manager
Client
Relationship
Manager
Client
Relationship
Manager
Marketing
Communications
Manager
Marketing
Support
Staff
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
32
Universitas Indonesia
3.5. Laporan Keuangan dan Kondisi Keuangan PT Manajer Investasi
ABC
Secara umum, laporan keuangan dari perusahaan PT Manajer Investasi
ABC serupa dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan pada industri
lainnya. Namun tetap ada sedikit perbedaan yang muncul. Perbedaan terlihat pada
akun pendapatan. Pendapatan usaha yang diperoleh PT Manajer Investasi ABC
hanya berasal dari imbalan jasa pengelolaan dana. Imbalan jasa pengelolaan dana
ini didapatkan dari pengelolaan reksa dana, account discrete (perusahaan),
account internal (invidual), dan imbalan dari penjualan atau penarikan saham.
Kondisi keuangan PT Manajer Investasi ABC per Juni 2011 mengalami
penurunan. Hal ini terlihat dari perusahaan mengalami rugi bersih, padahal pada
tahun 2010 perusahaan mengalami laba bersih. Kerugian ini disebabkan karena
pada tahun 2011 ini perusahaan melakukan investasi pada infrastruktur dan
pembagunan, seperti memperluas kantor sehingga beban yang dihasilkan
meningkat, sedangkan pendapatan yang diperoleh justru menurun drastis dari
tahun 2010. Laporan keuangan PT Manajer Investasi ABC posisi 30 Juni 2011
dan 2010 yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi akan akan dijabarkan pada
lampiran 7.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
33 Universitas Indonesia
Bab 4
PEMBAHASAN
4.1. Modal Kerja Bersih Disesuaikan di PT Manajer Investasi ABC
4.1.1. Prosedur Pelaksanaan
Dalam memenuhi persyaratan pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
(MKBD) yang sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.
Kep-20/PM/2003 pada tanggal 8 Mei 2003 tentang Peraturan Nomor V.D.5 terkait
Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD, PT Manajer Investasi ABC menggunakan
sistem komputer, yaitu dengan Microsoft Office Excel. Setiap bulan, akan dibuat
satu dokumen excel yang di dalamnya terdapat empat sheet, yaitu trial balance,
formulir V.D.5-1 sampai V.D.5-2, formulir V.D.5-3, dan formulir V.D.5-4 dengan
posisi harian. Sistem kemudian memformulasikan secara otomatis pembuatan
formulir dari nomor V.D.5-1 sampai V.D.5-4. Angka-angka yang terdapat di
dalam formulir-formulir tersebut berasal dari posisi saldo akhir trial balance
perusahaan setiap harinya.
Dalam penyampaiannya kepada Bapepam dan LK, PT Manajer Investasi
ABC mengirimkan formulir V.D.5 setiap bulan bersamaan dengan Laporan
Kegiatan Bulanan Manajer Investasi dan surat pernyataan dari direktur perusahaan
yang ditujukan kepada Bapepam dan LK paling lambat tanggal 12 pada bulan
berikutnya. Pengiriman laporan-laporan tersebut dilakukan melalui email dengan
alamat [email protected]. Dalam hal ini penyampaian formulir
V.D.5 kepada Bapepam dan LK hanya dilakukan setiap bulan, padahal
berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-
20/PM/2003 tentang Peraturan Nomor V.D.5 : Pemeliharaan dan Pelaporan
MKBD yang berisi bahwa setiap perusahaan efek berkewajiban menyampaikan
laporan MKBD setiap hari kepada Bapepam dan LK.
4.1.2. Otorisasi dalam Pelaksanaan
Pembuatan laporan MKBD yang terdiri dari V.D.5-1 sampai V.D.5-4
dibuat setiap hari oleh staf akuntansi PT Manajer Investasi ABC, dimana
sebelumnya staf akuntansi tersebut sudah mempersiapkan trial balance dengan
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
34
Universitas Indonesia
posisi saldo harian setiap akun. Setelah seluruh formulir lengkap dibuat, kemudian
diserahkan kepada kepala akuntansi untuk diperiksa ulang dan memastikan bahwa
saldo akhir MKBD tidak kurang dari ketentuan yang sudah diberikan oleh
Bapepam dan LK, yaitu Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah). Ketentuan ini
disesuaikan dengan PT Manajer Investasi ABC sebagai perusahaan efek yang
menjalankan kegiatan usaha sebagai manajer investasi. Kepala akuntansi yang
telah selesai memeriksa seluruh formulir V.D.5 serta memastikan saldo dan
formulasi tercantum dengan benar, selanjutnya diserahkan kepada presiden
direktur dan direktur untuk disetujui. Hal ini dilakukan dengan teratur setiap
harinya.
Setiap akhir bulan, formulir V.D.5 yang telah disetujui oleh kepala
akuntansi kemudian diberikan kepada presiden direktur dan direktur untuk
disetujui, ditandatangani, dan dicap perusahaan. Hal ini untuk memastikan bahwa
angka-angka yang tertera di formulir tersebut sudah benar dan tidak akan berubah
lagi serta siap untuk dikirimkan kepada Bapepam dan LK. Setelah itu, kepala
akuntansi kemudian mengirimkan kepada Bapepam dan LK melalui email beserta
surat peryataan terkait penyampaian laporan MKBD bulanan dan laporan kegiatan
bulanan.
4.1.3. Formulasi dan Hasil Perhitungan
A. Formulir V.D.5-1 : Neraca Percobaan Harian (Aset)
Saldo-saldo yang tertera di dalam formulir V.D.5-1 berasal dari saldo
akhir harian yang terdapat di trial balance perusahaan. Penulis mengambil satu
sampel pada tanggal 30 Juni 2011 untuk dijadikan analisa dari perhitungan yang
telah dilakukan PT Manajer Investasi ABC. Hasil dari neraca percobaan harian
(aset) PT Manajer Investasi ABC ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini dan terkait
pengklasifikasian serta rincian saldo untuk setiap akun dapat dilihat pada lampiran
8.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Tabel 4.1
Ringkasan Formulir V.D.5-1 PT Manajer Investasi ABC
Sumber : Formulir V.D.5-1 PT Manajer Investasi ABC per 30 Juni 2011 yang telah diolah
Dari tabel 4.1 di atas dapat terlihat bahwa di dalam neraca percobaan
harian (aset) PT Manajer Investasi ABC terdiri atas :
1. Simpanan Giro Bank, yang terdiri dari akun Cash on Hand, Bank AAA-
IDR, Bank AAA-USD, dan Bank CCC-IDR. Untuk simpanan giro bank
dikategorikan ke dalam kolom tidak terafiliasi. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya transaksi yang berhubungan dengan pihak afiliasi di dalam simpanan
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
36
Universitas Indonesia
giro bank tersebut. Bank AAA walaupun merupakan salah satu pemegang
saham PT Manajer Investasi ABC namun tidak dikategorikan sebagai pihak
afiliasi. Bank AAA hanya menguasai 0,15% dari 100% keseluruhan saham
di PT Manajer Investasi ABC.
2. Deposito Berjangka, yang terdiri dari akun AAA Deposito Berjangka-IDR
dan AAA Deposito Berjangka-USD. Deposito berjangka dikategorikan ke
dalam kolom tidak terafiliasi. Sama halnya dengan simpanan giro bank,
dimana transaksi yang berhubungan dengan Bank AAA tidak dikategorikan
sebagai pihak afiliasi.
3. Piutang Nasabah Umum, yang terdiri dari akun Piutang dari 9 reksadana,
Piutang dari dana pensiun, Piutang bank HIJ, Piutang perjalanan dan lain-
lain, Piutang bunga deposito berjangka, dan Biaya dibayar dimuka (proyek,
asuransi, sewa, pemeliharaan software, PPN, dan PPh 23). Untuk saldo
piutang nasabah umum dikategorikan ke dalam kolom tidak terafiliasi
karena tidak ada transaksi yang berhubungan dengan pihak afiliasi.
4. Aset Tetap Dikurangi Penyusutan, yang terdiri dari akun Mobil perusahaan,
Computer hardware, Fixture and furniture, dan Office equipment.
5. Aset Lainnya, yang terdiri dari akun Refundable deposits (PT AT, PT BA,
PT BB) dan Deffered tax assets.
B. Formulir V.D.5-2 : Neraca Percobaan Harian (Liabilitas dan Ekuitas)
Sama halnya dengan formulir V.D.5-1, formulir V.D.5-2 yang berisikan
neraca percobaan harian liabilitas dan ekuitas saldo-saldonya berasal dari posisi
tutup buku liabilitas dan ekuitas setiap harinya yang terdapat di dalam trial
balance. Untuk sampel formulir V.D.5-2 pada tanggal 30 Juni 2011 akan
ditunjukkan pada tabel 4.2 dan terkait pengklasifikasian serta rincian saldo untuk
setiap akun dapat dilihat pada lampiran 8.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Tabel 4.2
Ringkasan Formulir V.D.5-2 PT Manajer Investasi ABC
Sumber : Formulir V.D.5-2 PT Manajer Investasi ABC per 30 Juni 2011 yang telah diolah
Dari tabel 4.2 di atas dapat terlihat bahwa di dalam neraca percobaan
harian (liabilitas dan ekuitas) PT Manajer Investasi ABC terdiri atas :
1. Hutang Jangka Pendek Lainnya, yang terdiri dari akun Hutang yang
berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan (contoh sewa gedung),
Hutang bank, Hutang pajak (PPh 21, PPh 23, PPh 26, dan PPN), dan Hutang
jangka pendek lainnya.
2. Ekuitas, yang terdiri dari akun Paid in capital, Laba ditahan, dan Profit/loss
current.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
38
Universitas Indonesia
C. Formulir V.D.5-3 : Buku Pembantu Efek
Formulir V.D.5-3 terkait buku pembantu efek membagi dua kategori, yaitu
saldo efek di debit dan kredit. Untuk saldo kredit terbagi atas efek dalam
pengendalian langsung dan tidak dalam pengendalian langsung perusahaan. PT
Manajer Investasi ABC tidak memiliki akun-akun yang terdapat di dalam formulir
V.D.5-3 sehingga saldonya pun tidak ada (nol). Untuk sampel formulir V.D.5-3
pada tanggal 30 Juni 2011 dapat dilihat pada lampiran 9.
D. Formulir V.D.5-4 : Laporan MKBD
Formulir V.D.5-4 ini berisi tentang laporan MKBD yang setiap bulannya
dikirimkan kepada Bapepam dan LK. Laporan ini yang akan memperlihatkan
bagaimana posisi modal kerja bersih perusahaan yang sudah disesuaikan dengan
risiko-risiko dan untuk memastikan apakah PT Manajer Investasi ABC dapat terus
melanjutkan kegiatan operasional bisnisnya atau tidak. Saldo-saldo yang tertera di
laporan MKBD berasal dari formulir-formulir V.D.5-1 sampai V.D.5-3 yang telah
dibuat sebelumnya. Untuk laporan MKBD pada 30 Juni 2011 akan dijabarkan
pada tabel 4.3 berikut ini.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Tabel 4.3
Ringkasan Formulir V.D.5-4 PT Manajer Investasi ABC
Sumber : Formulir V.D.5-4 PT Manajer Investasi ABC per 30 Juni 2011 yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa modal kerja PT Manajer
Investasi ABC berasal dari total aset lancar dikurangi dengan total kewajiban.
Saldo-saldo tersebut diperoleh dari formulir V.D.5-1 sampai V.D.5-3 yang telah
dibuat sebelumnya. Untuk penyesuaian risiko pasar, risiko kepercayaan, dan
risiko kegiatan usaha tidak memiliki saldo (nol) karena komponen-komponen di
dalam penyesuaian tersebut yang berasal dari lajur dan kolom pada formulir
V.D.5-1 sampai V.D.5-3 tidak dimiliki oleh PT Manajer Investasi ABC. MKBD
PT Manajer Investasi ABC pada posisi 30 Juni 2011 mengalami kelebihan sampai
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
40
Universitas Indonesia
lebih dari Rp 15 milyar. Hal ini mengindikasikan bahwa PT Manajer Investasi
sudah memenuhi peraturan Bapepam dan LK terkait minimum MKBD yang harus
dihasilkan sebesar Rp 200 juta sehingga PT Manajer Investasi ABC dapat terus
melanjutkan kegiatan operasional bisnisnya untuk kedepannya.
4.2. Prosedur yang Disepakati Berdasarkan KAP PwC
Perjanjian terkait prosedur yang disepakati berdasarkan PwC merupakan
subjek yang berhubungan dengan keuangan (baik yang berhubungan dengan
unsur-unsur, akun, atau item dari laporan keuangan atau tidak berhubungan
dengan laporan keuangan) atau nonfinansial, dan sejarah atau perspektif. Tujuan
dari setiap perjanjian adalah untuk menyajikan temuan dalam rangka membantu
pengguna dalam mengevaluasi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
atau pengendalian internal atas kepatuhan. Disini, penggunaan laporan dibatasi
hanya untuk pihak-pihak yang menerima tanggung jawab atas kecukupan
prosedur. Para pengguna menentukan prosedur yang harus dilakukan auditor
untuk mengurangi kesalahan yang potensial terkait pekerjaan akuntan.
Dalam prosedur yang disepakati, PwC menerima, melakukan, dan
melaporkan perjanjian tersebut sesuai dengan standar yang dibuat oleh PwC.
Perjanjian atas prosedur yang disepakati terbagi atas tiga bentuk :
1. Prosedur yang disepakati terkait aset di sebuah organisasi jasa.
2. Prosedur yang disepakati yang berhubungan dengan penerbitan surat untuk
underwriters.
3. Prosedur yang disepakati terkait program-program yang diarahkan pada
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan oleh badan pemerintah dan
penerima bantuan keuangan pemerintah.
Dalam melaksanakan prosedur yang disepakati, auditor eksternal harus
memperhatikan faktor-faktor relevan yang mencakup pertimbangan kualitas
persiapan klien, proses review dan pengendalian internal, kemampuan manajemen
untuk membuat pernyataan yang tepat dan mewakili hal apapun tentang tanggung
jawab dalam membuat pernyataan, serta keakuratan dan keandalan informasi.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Sesuai dengan standar atestasi, tim yang terlibat dalam hal ini harus memiliki
pelatihan teknis yang cukup dan kemampuan dalam fungsi atestasi serta
dipastikan bahwa tim yang terlibat dalam perjanjian ini memiliki independensi.
Terdapat Standard Operational Procedures (SOP) yang menyajikan
pedoman bagi pelaksanaan prosedur yang disepakati. SOP tersebut meliputi :
1. isi dari perjanjian
2. persiapan dalam pelaksanaan perjanjian
3. kesepakatan atas kecukupan prosedur
4. membangun pemahaman dengan klien
5. tanggung jawab manajemen
6. tanggung jawab praktisi
7. prosedur yang akan dilakukan
8. keterlibatan spesialis
9. penulisan representasi
10. pelaporan atas pertimbangan
11. penggunaan bahasa dalam laporan praktisi atas prosedur yang disepakati
Penggunaan praktisi dalam hal ini dibutuhkan untuk memperoleh
pemahaman tentang persyaratan kepatuhan terkait asersi manajemen. Dalam
menghasilkan laporan atas suatu prosedur yang disepakati, auditor tidak memiliki
kewajiban untuk melakukan prosedur yang dianggap tidak dapat diterima atau
melakukan prosedur di luar prosedur yang telah disepakati. Namun, jika terdapat
ketidakpatuhan yang berkaitan dengan asersi manajemen dan efek yang
ditimbulkan pada pernyataan tersebut signifikan, informasi tersebut biasanya
harus dimasukkan dalam laporan auditor. Laporan auditor atas prosedur yang
disepakati hanya sebatas menyajikan prosedur dan temuan. Auditor tidak
memberikan jaminan terkait kepatuhan saat melakukan prosedur yang disepakati.
Dalam melakukan prosedur yang disepakati atas MKBD, PwC melakukan
prosedur dengan langkah-langkah berikut ini :
1. Mengambil sampel secara acak sebanyak dua puluh lima (25) laporan dari
25 hari kerja dalam tahun buku yang berakhir tanggal 30 Juni 2011.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Disini penulis dibantu dengan senior auditor di PwC memilih 25 hari
secara acak dari bulan Juli 2010 sampai Juni 2011, sehingga di dalam satu
bulan kira-kira terdapat dua sampai tiga sampel. Sampel yang dipilih
haruslah hari kerja atau bukan hari Sabtu, Minggu, dan hari libur. Setelah
itu, daftar tanggal yang ingin dijadikan sampel diberitahukan kepada kepala
akuntansi PT Manajer Investasi ABC untuk dicarikan softcopy formulir
V.D.5. Softcopy inilah yang dijadikan bukti untuk melakukan pemeriksaan
terkait MKBD.
Prosedur ini sesuai dengan peraturan Kep-460/BL/2008 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala oleh Perusahaan Efek.
Peraturan tersebut menjelaskan bahwa laporan akuntan atas MKBD tahunan
berisi pemeriksaan atas perhitungan MKBD perusahaan efek dengan
mengambil sampel 25 hari kerja secara acak selama tahun buku dan
kemudian diperiksa dan diberikan pendapat apakah format dan perhitungan
sudah sesuai dengan cara yang benar atau belum.
2. Memperoleh laporan MKBD.
Kepala akuntansi PT Manajer Investasi kemudian menyiapkan
formulir V.D.5 sesuai dengan tanggal-tanggal yang diminta oleh tim auditor
yang digunakan sebagai sampel dan diberikan dalam dua bentuk, yaitu
softcopy dan hardcopy. Alasan membuat formulir V.D.5 dalam dua bentuk
karena :
a. Bentuk softcopy merupakan hasil yang dikirimkan kepada Bapepam dan
LK setiap bulannya melalui email.
b. Bentuk hardcopy merupakan bukti yang sudah dicetak di atas kertas dan
sudah disetujui, dicap perusahaan, serta ditandatangani oleh presiden
direktur dan direktur PT Manajer Investasi ABC.
Tim auditor harus memastikan bahwa seluruh angka, format, formulasi, dan
hasil yang terdapat di setiap formulir V.D.5 yang berbentuk hardcopy dan
softcopy sama.
3. Mencocokkan format laporan Perusahaan dengan baris dan kolom yang
disebutkan dalam Peraturan.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Dalam langkah ketiga ini, penulis dibantu dengan senior auditor
melakukan pemeriksaan secara men-detail terkait format berupa kolom,
baris serta kata-kata yang terdapat di formulir V.D.5 yang dibuat oleh PT
Manajer Investasi ABC. Format tersebut harus sama dengan format yang
telah diatur oleh Bapepam dan LK melalui Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal No. Kep-20/PM/2003 pada tanggal 8 Mei 2003
tentang Peraturan Nomor V.D.5 : Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD.
Apabila terdapat perbedaan dengan format yang terdapat di peraturan maka
hal tersebut bisa menjadi temuan dan harus dinyatakan di dalam laporan
akuntan independen.
4. Mencocokkan rumus perhitungan perusahaan dengan rumus standar sesuai
Peraturan.
Langkah yang harus dilakukan setelah mencocokkan format yang
dibuat oleh perusahaan dengan yang disebutkan di peraturan adalah
mencocokkan formulasi perhitungan dengan formulasi standar sesuai
peraturan. Dalam hal ini, belum ada peraturan resmi yang mengatur tentang
formulasi untuk setiap akun yang terdapat di formulir V.D.5-1 sampai
V.D.5-3.
Oleh sebab itu, dalam langkah ini penulis dan senior auditor
mengecek formulasi dari saldo yang tertera di trial balance. Tim auditor
harus memastikan bahwa formulasi yang dibuat oleh PT Manajer Investasi
ABC konsisten dari bulan ke bulan. Formulasi di dalam formulir V.D.5-4
dengan melakukan perkalian antara jumlah dengan faktorisasi. Untuk jumlah
diperoleh dari lajur pada formulir yang sudah tertera di dalam peraturan
V.D.5-4 yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK sedangkan untuk
faktorisasi sudah ditentukan sebelumnya oleh Bapepam dan LK.
5. Memeriksa keakuratan perhitungan dari MKBD untuk setiap sampel yang
dipilih.
Langkah kelima yang harus dilakukan adalah memeriksa perhitungan
yang dilakukan oleh PT Manajer Investasi ABC atas formulasi akun-akun
yang terdapat di trial balance yang akan dimasukkan ke dalam formulir
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
44
Universitas Indonesia
V.D.5-1 sampai V.D.5-3 dan perhitungan di formulir V.D.5-1 sampai
V.D.5-4. Hal ini untuk memastikan bahwa perhitungan yang dilakukan PT
Manajer Investasi ABC sudah benar dan akurat. Apabila terdapat
ketidakakuratan dalam melakukan perhitungan oleh PT Manajer Investasi
ABC, maka hal ini disebut sebagai temuan yang harus dinyatakan di dalam
laporan akuntan independen.
6. Mencocokkan saldo masing-masing akun laporan dengan neraca percobaan
harian dan catatan lainnya yang tersedia untuk setiap hari yang dipilih
sebagai sampel.
Di dalam langkah keenam ini, pencocokan saldo dilakukan untuk
memastikan bahwa saldo yang tertera di dalam formulir V.D.5 yang dibuat
oleh perusahaan sama dengan saldo yang ada di dalam trial balance serta
pengelompokkan akun-akun yang terdapat di trial balance untuk
dimasukkan ke dalam formulir V.D.5-1 sampai V.D.5-3 sudah benar untuk
setiap sampel, misalnya pengelompokkan untuk aset lancar, aset tetap,
liabilitas lancar, dan lainnya.
7. Memeriksa apakah laporan yang dipilih sebagai sampel tersebut telah
diotorisasi sesuai dengan Peraturan.
Untuk melihat apakah laporan yang dipilih sebagai sampel sudah
diotorisasi dengan benar sesuai peraturan, penulis dan senior auditor
memeriksa hardcopy dari formulir V.D.5. Setiap hardcopy formulir V.D.5
harus terdapat tandatangan asli dari presiden direktur dan direktur serta cap
resmi perusahaan. Hal ini untuk memastikan bahwa keseluruhan isi dan
saldo dari formulir V.D.5 tersebut sudah disetujui dan diketahui oleh dewan
direksi.
8. Memeriksa apakah laporan yang dipilih sebagai sampel tersebut telah
disampaikan kepada Bapepam-LK secara tepat waktu.
Pada langkah terakhir, dilakukan pemeriksaan atas formulir V.D.5
untuk memastikan bahwa formulir tersebut sudah disampaikan kepada
Bapepam dan LK secara tepat waktu atau tidak. Cara yang dilakukan adalah
dengan memeriksa hardcopy formulir V.D.5 yang sudah ditandatangani oleh
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
45
Universitas Indonesia
presiden direktur dan direktur serta dicap perusahaan untuk setiap tanggal 30
atau 31 pada akhir bulan. Di setiap hardcopy tersebut terdapat tanggal
penyampaian kepada Bapepam dan LK. Penulis dan senior auditor harus
memastikan bahwa penyampaian laporan tidak boleh lebih dari tanggal 12
pada bulan berikutnya. Penyampaian formulir V.D.5 yang di dalamnya
terdapat laporan MKBD juga bersamaan dengan penyampaian laporan
kegiatan bulanan manajer investasi sesuai dengan peraturan Kep-
347/BL/2008.
Setelah menjalankan ketujuh prosedur di atas untuk keseluruhan sampel,
terdapat beberapa temuan dan dari temuan-temuan tersebut, tim auditor membuat
laporan akuntan atas MKBD tahunan. Laporan ini untuk menjelaskan tentang
prosedur-prosedur yang sudah dilakukan terkait MKBD dan memberitahukan
setiap temuan-temuan yang timbul dari pemeriksaan yang telah dilakukan
sebelumnya. Pembuatan laporan akuntan atas MKBD tahunan sesuai dengan
peraturan Nomor X.E.1 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh
Perusahaan Efek, sedangkan untuk format laporan akuntan atas MKBD tahunan
sesuai dengan SAT Seksi 9500 tentang Pelaporan Akuntan Atas Asersi
Manajemen Perusahaan Efek tentang perhitungan Modal Kerja Bersih
Disesuaikan. Laporan akuntan atas MKBD tahunan untuk PT Manajer Investasi
ABC dapat dilihat pada lampiran 10.
4.3. Analisis
4.3.1. Analisis MKBD di PT Manajer Investasi ABC
Analisis MKBD di PT Manajer Investasi ABC dapat dilihat dari tiga sisi,
yaitu prosedur pelaksanaan, dimana akan memperlihatkan bagaimana pelaksanaan
dan pelaporan MKBD secara garis besar yang dilakukan oleh PT Manajer
Investasi ABC; otorisasi pelaksanaan, dimana akan memperlihatkan pihak-pihak
yang harus melakukan otorisasi untuk menyetujui nilai MKBD perusahaan; serta
formulasi dan hasil perhitungan, dimana akan memperlihatkan bagaimana hasil
dari formulasi perhitungan MKBD.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
46
Universitas Indonesia
1. Dari sisi prosedur pelaksanaan :
Secara keseluruhan prosedur pelaksanaan yang dilakukan oleh PT
Manajer Investasi ABC sudah menggunakan sistem di komputer, yaitu
Microsoft Office Excel dengan memasukkan saldo akhir trial balance setiap
harinya ke dalam formulir V.D.5. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan
kesalahan yang dilakukan staf akuntansi di dalam formulasi dan
memasukkan saldo-saldo ke dalam formulir V.D.5. Di dalam pengiriman
formulir V.D.5 sudah sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK Nomor
KEP-347/BL/2008, dimana pengiriman formulir dalam bentuk softcopy
melalui email yang telah ditetapkan di dalam aturan. Namun dalam
penyampaian formulir V.D.5 dilakukan hanya setiap bulan, padahal
seharusnya dilakukan setiap hari.
Perbedaan penyampaian laporan MKBD yang terdapat di dalam
peraturan V.D.5 dengan yang dilakukan oleh perusahaan menjadi sorotan
penting. Namun setelah penulis menanyakan terkait temuan ini kepada
kepala akuntansi PT Manajer Investasi ABC, ia menjelaskan bahwa untuk
perusahaan efek yang bergerak di bidang manajer investasi, laporan MKBD
disampaikan setiap bulan bersamaan dengan laporan kegiatan bulanan
manajer investasi yang sesuai dengan peraturan Kep-347/BL/2008 tentang
Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi. Kepala akuntansi PT Manajer
Investasi ABC pun menambahkan bahwa ketentuan terkait penyampaian
laporan MKBD secara bulanan sudah disetujui oleh Bapepam dan LK dan
pihak Bapepam dan LK tidak pernah memberikan sanksi apapun kepada PT
Manajer Investasi ABC. Dari sinilah dapat terlihat bahwa peraturan terkait
penyampaian formulir V.D.5 masih belum terlalu jelas, apakah secara harian
atau bulanan. Laporan kegiatan bulanan yang terdiri dari laporan bidang
pengelolaan atas reksa dana, kontrak pengelolaan dana, efek beragun aset,
dan produk lainnya serta surat pernyataan dari direktur PT Manajer Investasi
ABC dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
47
Universitas Indonesia
2. Dari sisi otorisasi pelaksanaan :
Dapat dikatakan bahwa otorisasi di dalam pelaksanaan pembuatan
formulir V.D.5 cukup baik. Hal ini terbukti dari formulir V.D.5 harian yang
sudah selesai akan diberikan kepada kepala akuntansi, kemudian disetujui
oleh presiden direktur dan direktur. Dengan otorisasi seperti ini, maka
pimpinan PT Manajer Investasi ABC akan mengetahui posisi dari MKBD
perusahaan serta dapat memastikan bahwa saldo di dalam MKBD sudah
benar, dapat dipertanggung jawabkan, dan tidak di bawah saldo minimum
yang telah ditetapkan Bapepam dan LK.
3. Dari sisi formulasi dan hasil perhitungan :
Hasil perhitungan di dalam formulir V.D.5 secara keseluruhan sudah
baik karena dengan menggunakan sistem maka secara otomatis perhitungan
akan dilakukan dan kesalahan dapat diminimalisasi. Namun, terkait dengan
pengklasifikasian akun-akun yang akan dimasukkan ke dalam formulir
V.D.5 masih terdapat beberapa kesalahan seperti hutang bank dimasukkan
ke dalam hutang jangka pendek lainnya, padahal lebih tepat jika dimasukkan
ke dalam hutang bank jangka pendek. Hal ini didukung juga dengan belum
adanya aturan yang jelas yang mengatur pengklasifikasian akun-akun yang
akan dimasukkan ke dalam formulir V.D.5 sehingga hal ini yang
menyebabkan perusahaan menggunakan persepsi sendiri dalam
mengklasifikasikan akun-akunnya.
Terkait dengan pemeriksaan MKBD yang dilakukan oleh pihak PwC,
setelah ketujuh prosedur dilaksanakan untuk keseluruhan sampel, maka muncul
temuan-temuan yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara prosedur yang
dilakukan oleh PT Manajer Investasi ABC dengan peraturan yang ada. Pada
pemeriksaan untuk periode 1 Juli 2010 sampai 30 Juni 2011, temuan-temuan yang
muncul adalah :
1. Terkait dengan prosedur mencocokkan format laporan perusahaan dengan
baris dan kolom yang terdapat di dalam peraturan, terdapat temuan sebagai
berikut :
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
48
Universitas Indonesia
a. Pada form V.D.5-3, untuk semua sampel pada format laporan PT
Manajer Investasi ABC terdapat kesalahan peletakan, dimana yang
seharusnya berada di baris 40 sampai dengan 67 menjadi baris 41 sampai
dengan 68.
b. Pada form V.D.5-4 baris ke-15, terdapat sedikit kesalahan penulisan
dimana untuk semua sampel pada format laporan PT Manajer Investasi
ABC tertera “V.D..5-2”, sedangkan peraturan menyatakan “V.D.5-2”.
2. Terkait dengan prosedur pemeriksaan laporan yang dijadikan sampel telah
disampaikan kepada Bapepam-LK secara tepat waktu atau tidak, terdapat
ketidaksesuaian antara yang dilakukan oleh PT Manajer Investasi ABC
dengan peraturan. PT Manajer Investasi ABC sudah menyusun laporan
MKBD secara harian tetapi dalam penyampaian laporan MKBD harian
tersebut kepada Bapepam dan LK dilakukan secara bulanan. Berdasarkan
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-20/PM/2003 tentang Peraturan Nomor
V.D.5, semua perusahaan efek diharuskan menyusun dan menyampaikan
laporan MKBD secara harian.
Berdasarkan temuan-temuan di atas telah dibuat laporan akuntan atas
MKBD tahunan untuk PT Manajer Investasi ABC seperti yang ditunjukkan pada
lampiran 10. Jika dilihat, laporan tersebut sudah sesuai dengan temuan-temuan
yang ada dan formatnya juga sudah sesuai dengan SAT Seksi 9500 tentang
Pelaporan Akuntan Atas Asersi Manajemen Perusahaan Efek tentang perhitungan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan.
4.3.2. Analisis Prosedur yang Disepakati yang dilakukan oleh KAP PwC
Jika dibandingkan, prosedur yang disepakati yang dilakukan oleh KAP
PwC dan berdasarkan SPAP secara garis besar sama, meskipun ketentuan terkait
prosedur yang disepakati yang dikeluarkan oleh PwC tidak selengkap dengan
yang ada di SPAP. Contohnya ketentuan di PwC tidak menjabarkan prosedur atau
langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam melakukan perjanjian atas
prosedur yang disepakati, sehingga prosedur-prosedur yang dilakukan pada tahun
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
49
Universitas Indonesia
berjalan mengikuti prosedur-prosedur yang dilakukan pada tahun-tahun
sebelumnya. Namun, walapun demikian, inti yang mencakup pelaksanaan
prosedur yang disepakati sudah ada di dalam ketentuan yang dibuat oleh PwC.
Seluruh ketentuan terkait prosedur yang disepakati ini dimasukkan ke dalam PwC
Audit Guide, dimana PwC Audit Guide ini merupakan sekumpulan panduan atau
pedoman dalam melaksanakan audit.
Inti dari prosedur yang disepakati yang terdapat di dalam SPAP dan PwC
Audit Guide adalah :
1. Suatu perjanjian atas prosedur yang disepakati bertujuan untuk menyajikan
temuan dalam rangka membantu pengguna dalam mengevaluasi sesuai
dengan prosedur yang sebelumnya sudah disepakati bersama melalui
pengujian kinerja yang spesifik.
2. Dalam melaporkan hasil atas prosedur yang disepakati, auditor eksternal
tidak boleh memberikan opini formal terkait kesimpulan dari hasil prosedur
tersebut. Auditor eksternal hanya sebatas menyajikan prosedur dan temuan.
3. Penggunaan laporan atas prosedur yang disepakati dibatasi hanya untuk
pihak-pihak yang sudah menentukan dan menyepakati prosedur sebelumnya,
yaitu klien dan pengguna laporan.
4. Dalam pelaksanaan perjanjian atas prosedur yang disepakati terdapat
beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh setiap
auditor eksternal, yaitu :
a. Setiap auditor eksternal yang terlibat dalam hal ini harus memiliki
pelatihan teknis yang cukup dan kemampuan dalam fungsi atestasi.
b. Memastikan bahwa tim yang terlibat memiliki independensi.
c. Penggunaan praktisi dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman tentang
persyaratan kepatuhan terkait asersi manajemen.
5. Pemeriksaan terkait prosedur yang disepakati atas MKBD tahunan dan
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan efek wajib dilakukan oleh auditor
eksternal dari Kantor Akuntan Publik yang sama dan dipastikan bahwa tidak
akan mengganggu independensi dari akuntan.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
50 Universitas Indonesia
Bab 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dijelaskan di atas
dan dibandingkan dengan teori-teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. PT Manajer Investasi ABC telah melakukan perhitungan MKBD
menggunakan sistem di komputer dengan memasukkan saldo akhir trial
balance setiap harinya ke dalam formulir V.D.5 secara otomatis.
2. Otorisasi sudah dilakukan dengan cukup baik, dimana formulir V.D.5 setiap
harinya harus disetujui oleh presiden direktur dan direktur.
3. Nilai MKBD PT Manajer Investasi ABC pada tanggal 30 Juni 2011 sebesar
Rp 15.694.507.651, yaitu diatas batas minimum MKBD yang ditetapkan
oleh Bapepam dan LK sebesar Rp 200 juta. Hal ini memperlihatkan bahwa
PT Manajer Investasi ABC telah mematuhi Kep-20/PM/2003 tentang
persyaratan nilai MKBD harian sebagai manajer investasi.
4. PT Manajer Investasi ABC menyampaikan formulir V.D.5 kepada Bapepam
dan LK melalui email yang dilakukan setiap bulan dengan batas maksimal
tanggal 12 pada bulan berikutnya. Hal ini tidak sesuai dengan KEP-
20/PM/2003 dimana laporan MKBD wajib dikirimkan setiap hari pada hari
kerja. Namun Bapepam dan LK menyetujui untuk dikirim setiap bulan
bersamaan dengan laporan kegiatan bulanan sesuai KEP-347/BL/2008. Hal
ini menunjukkan bahwa pelaksanaan peraturan MKBD masih belum tegas
dan jelas.
5. Pengklasifikasian akun-akun di dalam formulir V.D.5-1 dan V.D.5-2
menggunakan persepsi menurut PT Manajer Investasi ABC karena belum
adanya aturan yang jelas dari Bapepam dan LK.
6. Terdapat temuan dari sampel yang diuji terkait ketidaksesuaian format
laporan yang dibuat oleh PT Manajer Investasi ABC dengan peraturan dari
Bapepam dan LK.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
51
Universitas Indonesia
7. Prosedur yang disepakati menurut PwC telah sesuai dengan ketentuan dalam
SPAP walaupun tidak selengkap SPAP. Prosedur yang dilakukan pada tahun
berjalan mengikuti prosedur yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan saran
kepada beberapa pihak, yaitu PT Manajer Investasi ABC, KAP PwC, Bapepam
dan LK, dan Departemen Akuntansi FEUI.
5.2.1. Saran Kepada PT Manajer Investasi ABC
1. PT Manajer Investasi ABC sebaiknya tetap menjaga kepatuhannya terhadap
peraturan V.D.5 terkait pemenuhan nilai minimum MKBD harian sebagai
manajer investasi sebesar Rp 200 juta agar perusahaan dapat terus
menjalankan kegiatan operasional bisnisnya untuk kedepannya.
2. PT Manajer Investasi ABC sebaiknya memberikan perhatian penting terkait
penyampaian laporan MKBD dengan mengikuti sosialisasi peraturan yang
diadakan oleh Bapepam dan LK agar dapat lebih memahami isi dari setiap
peraturan, baik yang berhubungan dengan penyampaian laporan MKBD
maupun kegiatan usaha secara keseluruhan yang dijalankan oleh PT Manajer
Investasi ABC.
3. PT Manajer Investasi ABC sebaiknya lebih memperhatikan terkait
pengklasifikasian akun-akun yang terdapat di dalam charts of account
walaupun kesalahan yang sudah dilakukan tidak berpengaruh pada
perhitungan MKBD. Namun untuk kedepannya jika terjadi kesalahan
pengklasifikasian secara signifikan, maka tidak hanya berpengaruh pada
pengisian formulir V.D.5 saja, tetapi juga berpengaruh pada pembuatan
laporan keuangan sehingga dapat menyebabkan suatu informasi menjadi
kurang tepat bahkan salah saji.
4. PT Manajer Investasi ABC sebaiknya memperbaiki setiap kesalahan format
atas formulir V.D.5 agar di tahun depan kesalahan serupa tidak terulang
kembali.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
52
Universitas Indonesia
5.2.2. Saran Kepada Kantor Akuntan Publik PwC
Kantor Akuntan Publik PwC sebaiknya melengkapi ketentuan dan
memperbaharuinya setiap tahun terkait prosedur yang disepakati. Hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan prosedur yang disepakati setiap tahunnya sesuai
dengan peraturan yang terbaru.
5.2.3. Saran Kepada Bapepam dan LK
1. Bapepam dan LK sebaiknya memperjelas peraturan terkait waktu
penyampaian laporan MKBD, apakah secara harian atau bulanan. Peraturan
tersebut harus dijalankan dengan disiplin dan memberikan sanksi yang tegas
bagi setiap perusahaan efek yang tidak mematuhinya.
2. Bapepam dan LK sebaiknya melakukan sosialisasi terhadap peraturan-
peraturan baru kepada setiap pihak yang berhubungan dengan peraturan
tersebut. Hal ini untuk memastikan bahwa pihak tersebut sudah mengetahui
adanya peraturan baru dan tidak ada alasan untuk tidak mematuhinya.
3. Bapepam dan LK sebaiknya menyusun daftar akun-akun yang dapat
dikategorikan ke dalam komponen-komponen formulir V.D.5-1 dan V.D.5-
2. Hal ini untuk menghindari perusahaan efek menggunakan persepsi sendiri
dalam pengklasifikasian akun-akun dan menghindari kesalahan
pengklasifikasian yang pada akhirnya dapat mempengaruhi saldo yang
terdapat di formulir V.D.5-1 dan V.D.5-2.
5.2.4. Saran Kepada Departemen Akuntansi FEUI
Departemen Akuntansi FEUI dapat bekerja sama dengan Bapepam dan LK
dengan memberikan saran terkait isi dari peraturan-peraturan khusunya yang
berkaitan dengan MKBD agar peraturan tersebut menjadi lebih jelas dan tegas,
mengingat terdapat banyaknya dosen yang memiliki pengetahuan dan keahlian di
bidang investasi dan pasar modal.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
53 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Aliminsyah & Padji. (2003). Kamus Istilah Akuntansi. Bandung : CV Yrama
Widya.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2008). Consultation Paper Rencana
MKBD Perusahaan Efek. Jakarta : Bapepam dan LK.
_______. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-20/PM/2003 tentang
Peraturan Nomor V.D.5 : Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja
Bersih Disesuaikan. Jakarta : Bapepam dan LK.
_______. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
179/KMK.010/2003 Tentang Kepemilikan Saham Dan Permodalan
Perusahaan Efek. Jakarta : Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
_______. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-460/BL/2008 tentang
Peraturan Nomor X.E.1 : Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala Oleh
Perusahaan Efek. Jakarta : Bapepam dan LK.
_______. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-347/BL/2008 tentang
Peraturan Nomor X.N.1 : Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi.
Jakarta : Bapepam dan LK.
_______. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-27/PM/1999 tentang
Peraturan Nomor V.D.7 : Pokok-Pokok Ketentuan Perjanjian Pinjaman
Sub Ordinasi Perusahaan Efek. Jakarta : Bapepam dan LK.
_______. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tentang
Peraturan Nomor IX.E.1 : Transaksi Afiliasi Dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu. Jakarta : Bapepam dan LK.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
_______. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
54
Universitas Indonesia
_______. (2006). Standar Profesional Akuntan Publik Kumpulan Intepretasi
2002-2006. Jakarta : Salemba Empat.
Keown A.J., Martin J.D, Petty J.W, dan Scott. (2008). Financial Management :
Principles and Applications (10th
ed.). Pearson.
UU Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Jakarta :
Bapepam dan LK.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
`
55 Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pengklasifikasian Aset Lancar bagi Perusahaan Efek
No Aset Lancar
1. Kas dan Setara Kas
a) Rekening qq Saldo Kredit Rekening Efek Nasabah
b) Rekening qq Efek Nasabah
c) Simpanan Giro Bank
2. Deposito Berjangka
3. Efek Beli dengan Janji Jual Kembali
4. Portofolio Sendiri (Nilai Pasar Wajar)
a) SBI dan Surat Hutang Pemerintah Indonesia
b) SBPU Perusahaan Indonesia yang Diperingkat
c) Efek Bersifat Ekuitas yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
d) Efek Bersifat Hutang yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
e) Efek Lain yang Terdaftar di Bapepam
f) Efek yang Tercatat di Bursa Efek Luar Negeri
5. Piutang Nasabah Pemilik Rekening Efek
a) Transaksi Beli Efek
b) Saldo Debit Rekening Efek Nasabah
6. Piutang Nasabah Umum
7. Piutang Nasabah Kelembagaan
a) Transaksi Beli Efek
b) Gagal Serah-Transaksi Kelembagaan
8. Piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan
a) Uang Jaminan untuk Peminjaman Efek
b) Uang Jaminan untuk Transaksi Bursa
c) Piutang Transaksi Bursa
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
56
Universitas Indonesia
No Aset Lancar
9. Piutang Perusahaan Efek
a) Uang Jaminan untuk Peminjaman Efek
b) Saldo Rekening Efek pada Anggota Kliring
c) Transaksi jual Efek
d) Piutang Komisi
e) Gagal Serah-Perusahaan Efek
10. Piutang Dividen dan Bunga
Sumber : Kep-20/PM/2003
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Lampiran 2
Pengklasifikasian Liabilitas bagi Perusahaan Efek
No Hutang
1. Hutang Bank Jangka Pendek
2. Surat Hutang Jangka Pendek
3. Efek Jual dengan Janji Beli Kembali
4. Efek yang Dijual, Belum Dibeli (Nilai Pasar Wajar)
a) SBI dan Surat Hutang Pemerintah Indonesia
b) SBPU Perusahaan Indonesia yang Diperingkat
c) Efek Bersifat Ekuitas yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
d) Efek Bersifat Hutang yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
e) Efek Lain yang Terdaftar di Bapepam
f) Efek yang Tercatat di Bursa Efek Luar Negeri
5. Hutang Nasabah Pemilik Rekening Efek
a) Transaksi Beli Efek
b) Saldo Debit Rekening Efek Nasabah
6. Hutang Nasabah Umum
7. Hutang Nasabah Kelembagaan
a) Transaksi Beli Efek
b) Gagal Terima-Transaksi Kelembagaan
8. Hutang Transaksi Bursa-Lembaga Kliring Penjaminan
9. Hutang Perusahaan Efek
a) Saldo Rekening Efek pada Anggota Kliring
b) Transaksi Beli Efek
c) Hutang Komisi
d) Gagal Terima-Perusahaan Efek
10. Selisih Efek Negatif
11. Hutang Jangka Pendek Lainnya
12. Hutang Jangka Panjang
13. Hutang Sub-Ordinasi
Sumber : Kep-20/PM/2003
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Lampiran 3
Formulir V.D.5-1 Neraca Percobaan Harian (Aset)
Sumber : Kep-20/PM/2003
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
59
Universitas Indonesia
Lampiran 4
Formulir V.D.5-2 Neraca Percobaan Harian (Liabilitas dan Ekuitas)
Sumber : Kep-20/PM/2003
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Formulir V.D.5-3 Penilaian Buku Pembantu Efek
Sumber : Kep-20/PM/2003
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
61
Universitas Indonesia
Lampiran 6
Formulir V.D.5-4 Laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Sumber : Kep-20/PM/2003
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
62
Universitas Indonesia
Lampiran 7
Neraca PT Manajer Investasi ABC Posisi 30 Juni 2011 dan 2010
Sumber : Dokumen PT Manajer Investasi ABC yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Laporan Laba-Rugi PT Manajer Investasi ABC Posisi 30 Juni 2011 dan 2010
Sumber : Dokumen PT Manajer Investasi ABC yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Lampiran 8
Chart of Accounts PT Manajer Investasi ABC Posisi 30 Juni 2011
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Sumber : Dokumen PT Manajer Investasi ABC yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Lampiran 9
Formulir V.D.5-3 PT Manajer Investasi ABC untuk Sampel 30 Juni 2011
Sumber : Formulir V.D.5-3 PT Manajer Investasi ABC per 30 Juni 2011 yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Lampiran 10
Laporan Akuntan atas MKBD Tahunan PT Manajer Investasi ABC
LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN
ATAS PENERAPAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI
SEHUBUNGAN DENGAN PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN
MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN
PT MANAJER INVESTASI ABC
Kami telah melaksanakan prosedur yang tercantum dibawah ini, yang telah
disepakati oleh manajemen PT Manajer Investasi ABC (“Perusahaan”)
sehubungan dengan kepatuhan manajemen Perusahaan terhadap Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal No. V.D.5 tentang pemeliharaan dan pelaporan Modal
Kerja Bersih Disesuaikan (“MKBD”) (“Peraturan”) yang tertuang dalam
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-20/PM/2003 tertanggal 8 Mei
2003 yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Bapepam No. X.E.1. tentang
ketentuan mengenai kewajiban penyampaian laporan berkala oleh perusahaan
efek yang tertuang dalam lampiran keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal
- Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) No. Kep-460/BL/2008 tertanggal 10
November 2008 untuk tahun yang berakhir tanggal 30 Juni 2011 dan No. Kep-
347/BL/2008 tertanggal 13 Agustus 2008. Perikatan untuk menerapkan prosedur
yang disepakati, kami laksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Memadainya prosedur ini merupakan tanggung
jawab pemakai laporan. Sebagai akibatnya, kami tidak membuat representasi
tentang memadainya prosedur yang kami cantumkan berikut ini.
Prosedur yang kami laksanakan dalam mengevaluasi perhitungan MKBD adalah
sebagai berikut:
1. Mengambil sampel secara acak sebanyak dua puluh lima (25) laporan dari 25
hari kerja dalam tahun buku yang berakhir tanggal 30 Juni 2011;
2. Memperoleh laporan MKBD;
3. Mencocokkan format laporan Perusahaan dengan baris dan kolom yang
disebutkan dalam Peraturan;
4. Mencocokkan rumus perhitungan Perusahaan dengan rumus standar sesuai
Peraturan;
5. Memeriksa keakuratan perhitungan dari MKBD untuk setiap sampel yang
dipilih;
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
69
Universitas Indonesia
6. Mencocokkan saldo masing-masing akun laporan dengan neraca percobaan
harian dan catatan lainnya yang tersedia untuk setiap hari yang dipilih sebagai
sampel;
7. Memeriksa apakah laporan yang dipilih sebagai sampel tersebut telah
diotorisasi sesuai dengan Peraturan; dan
8. Memeriksa apakah laporan yang dipilih sebagai sampel tersebut telah
disampaikan kepada Bapepam-LK secara tepat waktu.
Berdasarkan hasil pelaksanaan atas prosedur No. 1 sampai dengan 8 di atas, kami
melaporkan temuan sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan prosedur No. 1, 2, 4, 5, 6, dan 7, kami melaporkan tidak ada
temuan.
2. Berkaitan dengan prosedur No. 3, kami melaporkan adanya temuan sebagai
berikut:
Pada form V.D.5-3, untuk semua sampel pada format laporan Perusahaan
baris 41 sampai dengan 68 seharusnya berada pada baris 40 sampai dengan
67.
Pada form V.D. 5-4 baris 15, untuk semua sampel pada format laporan
Perusahaan tertera “V.D..5-2”, sedangkan Peraturan menyatakan “V.D.5-
2”.
3. Berkaitan dengan prosedur No. 8, kami melaporkan Perusahaan menyusun
laporan MKBD secara harian tetapi Perusahaan menyampaikan laporan
MKBD harian tersebut kepada Bapepam-LK secara bulanan. Berdasarkan
Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-20/PM/2003 tanggal 8 Mei 2003, semua
perusahaan efek diharuskan menyusun dan menyampaikan laporan MKBD
secara harian.
Karena kami tidak mengadakan perikatan untuk melakukan suatu pemeriksaan,
kami tidak melaksanakan pemeriksaan yang tujuannya untuk menyatakan suatu
pendapat atas asersi manajemen mengenai Modal Kerja Bersih Disesuaikan. Oleh
karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat atas Modal Kerja Bersih
Disesuaikan. Jika kami melaksanakan prosedur tambahan, hal-hal lain mungkin
dapat terungkap dan kami laporkan.
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
70
Universitas Indonesia
Laporan ini semata-mata ditujukan untuk digunakan oleh Bapepam-LK dan
manajemen PT Manajer Investasi ABC dan tidak untuk digunakan oleh pihak
yang tidak menyepakati prosedur tersebut dan tidak bertanggung jawab atas
memadainya prosedur tersebut untuk mencapai tujuan.
JAKARTA
xx September 2011
(Tandatangan Partner PwC)
Sumber : Dokumen PwC yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
71
Universitas Indonesia
Lampiran 11
Laporan Kegiatan Bulanan PT Manajer Investasi ABC Bulan Juni 2011
Sumber : Dokumen PT Manajer Investasi ABC yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
72
Universitas Indonesia
Sumber : Dokumen PT Manajer Investasi ABC yang telah diolah
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Lampiran 12
Surat Pernyataan Direktur PT Manajer Investasi ABC Atas Penyampaian MKBD
Sumber : Dokumen PT Manajer Investasi ABC yang telah diolah
No. Ref. : 297/HT/DIR/ABC/11
7 Juli 2011
Kepada
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 13
JL. Dr. Wahidin Raya No. 1
Jakarta 10710
u.p. : Bapak Drs. Djoko Hendratto, MBA
Kepala Biro Pengelolaan Investasi
Perihal : Laporan Kegiatan Manajer Investasi Dan Laporan Modal Kerja
Bersih Disesuaikan Bulan Juni 2011
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan Laporan Kegiatan Manajer Investasi dan Laporan
Modal Kerja Bersih Disesuaikan PT Manajer Investasi ABC bulan Juni 2011,
sebagaimana tercantum pada laporan kami terlampir.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
(ttd)
Nama Direktur
LOGO dan ALAMAT
PT Manajer Investasi ABC
Prosedur yang disepakati..., Maharani Putriayu, FE UI, 2012