225
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI CILANDAK, JAKARTA SELATAN PERIODE 2 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm. 1206329801 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

CILANDAK, JAKARTA SELATAN

PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.

1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI

CILANDAK, JAKARTA SELATAN

PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.

1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh:

Nama/ NPM : Maya Widiyantiana, S.Farm./ 1206329801

Program Studi : Profesi Apoteker

Judul Laporan : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit

Umum Pusat Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan,

Periode 2 September – 25 Oktober 2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Apoteker pada Program Studi Apoteker - Fakultas Farmasi, Universitas

Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt. ( )

Pembimbing II: Dr. Retnosari Andrajati, M.S., Ph.D., Apt. ( )

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah

saya nyatakan dengan benar.

Nama : Maya Widiyantiana, S.Farm

NPM : 1206329801

Tanda Tangan :

Tanggal : 11 Januari 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan Kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi

Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jalan Fatmawati, Cilandak,

Jakarta Selatan Periode 2 September – 25 Oktober 2013.

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu sarana

untuk mengembangkan wawasan kefarmasian mengenai pelayanan farmasi di

rumah sakit sebelum melakukan pengabdian sebagai Apoteker dan merupakan

salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Profesi

Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok.

Pada penyelesain penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini,

penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan

mengarahkan, yaitu kepada:

1. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia atas izin dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis

untuk melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt sebagai Pejabat Sementara Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013.

3. Dr. Harmita, Apt., sebagai Ketua Program Profesi Apoteker dan dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan bantuan

selama penulis menempuh pendidikan Apoteker di Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia serta kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja

Profesi Apoteker.

4. Dr. Retnosari Andrajati, M.S, Ph.D., Apt selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis

dalam penyusunan laporan ini.

5. Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt selaku Pembimbing I atas waktu, bantuan,

bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

vi

6. Seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Fatmawati yang telah memberikan

bantuan dan kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan Praktek Kerja

Profesi Apoteker (PKPA)

7. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia atas bantuan yang telah diberikan kepada

penulis.

8. Keluarga penulis atas dukungan doa, semangat dan materi yang tak pernah

putus.

9. Teman-teman apoteker UI 77, khususnya kelompok PKPA Fatmawati yang

telah menjadi tim yang kompak dalam menjalani hari-hari PKPA. Serta

teman-teman peserta PKPA dari Universitas Pancasila, ISTN, UNTAG dan

UBAYA.

10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini menjadi amal ibadah

yang dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pihak yang

membacanya. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita

bimbingan dan balasan kebaikan atas amal ibadah kita. Amin.

Penulis

2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Maya Widiyantiana, S.Farm

NPM : 1206329801

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP

FATMAWATI CILANDAK, JAKARTA SELATAN PERIODE 02

SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 11Januari 2014

Yang menyatakan

(Maya Widiyantiana, S.Farm.)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

viii

ABSTRAK

Nama : Maya Widiyantiana, S.Farm

NPM : 1206329801

Program Studi : Profesi Apoteker

Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUP

Fatmawati Cilandak Jakarta Selatan Periode 2 September –

25 Oktober 2013

Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di RSUP Fatmawati Cilandak

Jakarta Selatan. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa profesi apoteker

dapat melihat langsung aktivitas yang berlangsung dalam suatu rumah sakit,

memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek yang terkait di

rumah sakit terutama dalam hal pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan

farmasi klinik di RSUP Fatmawati dan dapat memiliki pemahaman yang

mendalam mengenai peran dan tugas apoteker di rumah sakit. Tugas khusus yang

diberikan berjudul Daftar Label Sediaan Oral di RSUP Fatmawati. Tugas khusus

ini bertujuan untuk memperoleh data jumlah jenis sediaan oral yang terdapat di

RSUP Fatmawati berdasarkan Formularium RSUP Fatmawati Edisi VI tahun

2012.

Kata kunci : RSUP Fatmawati, label sediaan oral

Tugas umum : xii + 99 halaman; 16 lampiran

Tugas khusus : iii + 108 halaman; 2 tabel

Daftar Acuan Tugas Umum : 12 (2003 - 2013)

Daftar Acuan Tugas Khusus : 4 (1979 - 2013)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

ix

ABSTRACT

Name : Maya Widiyantiana, S.Farm

NPM : 1206329801

Program Study : Apothecary profession

Title : Pharmacist Internship Program at Fatmawati Hospital

Cilandak South Jakarta Period September 2 - October 25

2013

Pharmacists Professional Practice implemented in Fatmawati Hospital Cilandak

South Jakarta. PKPA activity is intended that students can see the direct

profession pharmacists activity that takes place in a hospital, gain knowledge and

insight into everything related aspects in the hospital, especially in the case of

pharmaceutical management and clinical pharmacy services in Fatmawati and can

have a profound understanding on the role and duties of pharmacists in hospitals.

A special task that given called the list of labels in the oral dosage in Fatmawati

Hospital. This particular task aimed to obtain data on number of types of oral

dosage contained in Fatmawati Hospital based formulary Fatmawati Edition VI in

2012.

Keywords : Fatmawati Hospital, labels in the oral dosage

General Assignment : xii + 99 pages; 16 appendices

Specific Assignment : iii + 108 pages, 2 tables

Bibliography of General Assignment: 12 (2003 - 2013)

Bibliography of Specific Assignment: 4 (1979 - 2013)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

x

DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................ iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR................................................................................................................. vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI....................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................. 3

BAB 2. TINJAUAN UMUM ............................................................................ 4 2.1 Definisi Rumah Sakit..................................................................... 4

2.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit ................................................... 4

2.3 Klasifikasi Rumah Sakit ................................................................ 4

2.3.1 Berdasarkan Jenis Pelayanan ............................................ 4

2.3.2 Berdasarkan Pengelolaan .................................................. 6

2.4 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati............................ 6

2.5 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Fatmawati ................................. 8

2.5.1 Tugas Pokok RSUP Fatmawati ......................................... 8

2.5.2 Fungsi RSUP Fatmawati ................................................... 8

2.6 Visi dan Misi .................................................................................. 8

2.6.1 Motto dan Falsafah ............................................................. 9

2.6.2 Nilai .................................................................................... 9

2.6.3 Tujuan................................................................................... 10

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS........................................................... .............. 11 3.1 Instalasi Farmasi ............................................................................. 11

3.1.1 Bagan Organisasi .................................................................. 11

3.1.2 Peran Lintas Terkait dalam Pelayanan FRS ......................... 11

3.1.3 Analisa Kebutuhan Tenaga ................................................... 12

3.1.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ........................................... 13

3.1.5 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alkes 15

3.2 Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati................................................ 16

3.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi ........................... 17

3.2.2 Visi Instalasi Farmasi ............................................................. 18

3.2.3 Misi Instalasi Farmasi ............................................................. 18

3.2.4 Tujuan Instalasi Farmasi ......................................................... 18

3.2.5 Nilai – nilai Instalasi Farmasi .................................................. 19

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

xi

3.2.6 Kegiatan Farmasi Klinik ........................................................... 19

3.2.7 Ruang Lingkup Kegiatan Farmasi ........................................... 30

3.3 Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati................................... 55

BAB 4. PEMBAHASAN .................................................................................. 57

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 80

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 80

5.2 Saran ............................................................................................... 80

DAFTAR ACUAN ............................................................................................. 82

LAMPIRAN....................................................................................................... 84

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi RSUP Fatmawati....................................... 84

Lampiran 2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati........ 85

Lampiran 3 Alur Pengkajian Resep................................................................. 86

Lampiran 4 Alur Pemantauan Efek Samping Obat......................................... 87

Lampiran 5 Alur Kegiatan Pemantauan Interaksi Obat................................. 88

Lampiran 6 Alur Penyimpanan Resep dan Arsip ........................................ 89

Lampiran 7 Alur Pemusnahan Resep dan Arsip ........................................... 90

Lampiran 8 Alur Pengadaan Perbekalan Farmasi......................................... 91

Lampiran 9 Alur Penerimaan Perbekalan Farmasi oleh Tim Penerima ..... 92

Lampiran 10 Alur Masuk ke Ruang Produksi Aseptik .................................. 93

Lampiran 11 Alur Pelayanan Obat Sitostatika Rawat Jalan dan Rawat Inap 94

Lampiran 12 Prosedur Penyiapan Obat Rawat Jalan Secara Individual

Prescription.................................................................................. 95

Lampiran 13 Alur Pelayanan Resep di Depo Askes ...................................... 96

Lampiran 14 Alur Distribusi Obat secara Dosis Unit di Instalasi Farmasi

RSUP Fatmawati ......................................................................... 97

Lampiran 15 Alur Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan di Depo

Instalasi Bedah Sentral........................................................... 98

Lampiran 16 Alur Program Pelayanan Informasi Obat................................... 99

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang harus

diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Ditegaskan dalam UU No. 36 Tahun 2009, kesehatan

merupakan hak asasi setiap manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Upaya kesehatan

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,

pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau

masyarakat. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan promotif, kuratif

dan rehabilitatif diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan. Rumah Sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik

tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap

mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam UU. No 44 tahun 2009 tertulis, Rumah Sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.

Dalam keberlangsungannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, suatu

rumah sakit membutuhkan sediaan farmasi serta alat kesehatan yang bermutu,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

2

Universitas Indonesia

bermanfaat, aman dan terjangkau. Adanya bagian kefarmasian merupakan salah

satu syarat yang harus dipenuhi oleh rumah sakit. Yang dimaksud dengan

"instalasi farmasi" dalam penjelasan UU. No. 44 Tahun 2009 adalah bagian dari

Rumah Sakit yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur

dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan

pembinaan teknis kefarmasian di Rumah Sakit.

Dalam PP 51 tahun 2009 disebutkan bahwa untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran dan pelayanan

sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian

dan kewenangan yaitu tenaga kefarmasian yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga

Teknis Kefarmasian.

Apoteker di rumah sakit merupakan salah satu sumber daya manusia yang

mendukung serta terlibat dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, maka

setiap calon Apoteker harus meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan,

dan keahlian di bidang kefarmasian sehingga calon apoteker setidaknya

mempunyai bekal untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang

profesional.

Sesuai dengan Pasal 5 butir c dan d, fungsi rumah sakit adalah

melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan dan

penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Oleh karena itu pelaksanaan Praktek

Kerja Profesi Apoteker dilakukan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati Jakarta

karena RSUP Fatmawati merupakan rumah sakit pemerintah yang dapat

memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan

penelitian diseluruh disiplin ilmu.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

3

Universitas Indonesia

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini adalah

sebagai berikut :

a. Calon Apoteker memahami peran dan tanggung jawab apoteker pada tiap

bagian yang melibatkan Apoteker di RSUP Fatmawati diantaranya di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit (IFRS), dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT).

b. Memberi gambaran pada calon Apoteker tentang hal-hal terkait Farmasi

Rumah Sakit sehingga calon Apoteker mempunyai bekal untuk bertindak

sesuai dengan kode etik dan ketentuan yang berlaku di dalam sistem

pelayanan rumah sakit.

c. Mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah dipelajari secara teoritis

berkenaan dengan praktek di rumah sakit oleh calon Apoteker.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Definisi Rumah Sakit

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit (UU RI No. 44/2009)

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit

mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009, rumah sakit dapat diklasifikasikan

berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

2.3.1 Berdasarkan jenis pelayanan

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan

dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

5

Universitas Indonesia

2.3.1.1 Rumah Sakit Umum

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Klasifikasi Rumah Sakit Umum

terdiri dari:

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis

dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain, dan

13 (tiga belas) subspesialis.

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis

dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2

(dua) subspesialis dasar.

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis

dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

d. Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis

dasar.

2.3.1.2 Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin

ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Klasifikasi

Rumah Sakit Khusus terdiri atas :

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A

Rumah Sakit Khusus Kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan

pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang lengkap.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

6

Universitas Indonesia

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B

Rumah Sakit Khusus Kelas B adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik

spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas.

c. Rumah Sakit Khusus Kelas C

Rumah Sakit Khusus Kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan

pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal.

2.3.2 Berdasarkan pengelolaan

Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi Rumah

Sakit Publik dan Rumah Sakit Privat.

2.3.2.1 Rumah Sakit Publik

Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik

yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan

pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik yang

dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat dialihkan menjadi Rumah

Sakit Privat.

2.3.2.2 Rumah sakit privat

Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.4 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

Pendirian Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati bermula dari

gagasan Ibu Fatmawati Soekarno untuk mendirikan rumah sakit tuberkulose anak

yang dikhususkan untuk penderita TBC anak dan rehabilitasinya. Dengan dana

yang dihimpun oleh Yayasan Ibu Soekarno dan bantuan dari Yayasan Dana

Bantuan Kementerian Sosial RI dilaksanakan pembangunan Gedung Rumah Sakit

Ibu Soekarno.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

7

Universitas Indonesia

Pada tanggal 15 April 1961, status dan fungsi rumah sakit tersebut berubah

menjadi rumah sakit umum dan penyelenggaraan serta pembiayaannya diserahkan

kepada Departemen Kesehatan RI sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai

hari jadi Rumah Sakit Ibu Soekarno. Pada tanggal 20 Mei 1967, nama RSU Ibu

Soekarno diganti menjadi RSU Fatmawati. Selanjutnya pada tahun 1984 RSU

Fatmawati ditetapkan sebagai pusat rujukan wilayah Jakarta Selatan dan tahun

1994 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas B Pendidikan. Dalam

perkembangan Rumah Sakit Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit

Swadana Bersyarat pada tahun 1992 dan dua tahun berikutnya yakni tahun

1994 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Tanpa Syarat. Pada tahun

1997 sesuai dengan diberlakukannya UU No.27 Tahun 1997, rumah sakit

mengalami perubahan kebijakan dari swadana menjadi PNBP (Penerimaan

Negara Bukan Pajak), selanjutnya pada tahun 2000 Rumah Sakit Fatmawati

ditetapkan sebagai RS Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.117 tahun

2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta. Pada

tanggal 11 Agustus 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

No.1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).

Dalam penilaian Tim Akreditasi Rumah Sakit, tahun 1997 RS Fatmawati

memperoleh Status Akreditasi Penuh untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, RSUP

Fatmawati memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12

pelayanan. Kemudian pada tahun 2004 RSUP Fatmawati terakreditasi 16

Pelayanan dan pada tahun 2007 memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat

Lengkap 16 Pelayanan. RSUP Fatmawati pada tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan

oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah Sakit Umum dengan pelayanan

Unggulan Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik sesuai dengan SK Menteri

Kesehatan No.424/MENKES/SK/V/2008. Pada tahun 2011, RSUP Fatmawati

telah menyandang sertifikat Terakreditasi ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 :

2007 dan saat ini (Mei 2013) sedang menuju untuk mendapatkan sertifikat JCI

(Joint Commission International).

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

8

Universitas Indonesia

2.5 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Fatmawati

2.5.1 Tugas Pokok RSUP Fatmawati

RSUP Fatmawati Jakarta mempunyai tugas pokok menyelenggarakan upaya

penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi,

terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan dan menyelenggarakan

pendidikan, pelatihan, dan penelitian.

2.5.2 Fungsi RSUP Fatmawati

Fungsi RSUP Fatmawati adalah menyelenggarakan:

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan penunjang medis dan non medis

c. Pelayanan dan asuhan keperawatan

d. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit

e. Pelayanan rujukan

f. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan

g. Penelitian dan pengembangan

h. Administrasi umum dan keuangan

2.6 Visi dan Misi

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati memiliki visi terdepan,

paripurna dan terpercaya di Indonesia. Menurut Keputusan Direktur Utama RSUP

Fatmawati Nomor: HK.03.05/II.1/2468/2012 tentang organisasi dan tata kerja

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, yang dimaksud dengan terdepan,

paripurna, dan terpercaya di Indonesia ialah rumah sakit pelopor yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian dengan:

a. Terdepan karena ketersediaan sumber daya yang lengkap;

b. Paripurna karena memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif,

kuratif, rehabilitatif, dan pelayanan berkesinambungan (continuum of care)

serta tuntas;

c. Terpercaya karena senantiasa mengikuti kaidah - kaidah IPTEK terkini;

d. Menjangkau seluruh lapisan masyarakat; dan

e. Berorientasi kepada para pelanggan.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

9

Universitas Indonesia

Misi dari RSUP Fatmawati adalah:

a. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan

penelitian di seluruh disiplin ilmu, dengan unggulan bidang orthopaedi dan

rehabilitasi medik, yang memenuhi kaidah manajemen resiko klinis.

b. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Mengelola keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta

berdaya saing tinggi.

d. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan IPTEK terkini.

e. Meningkatkan kompetensi, pemberdayaan dan kesejahteraan sumber daya

manusia.

2.6.1 Motto dan Falsafah

Motto RSUP Fatmawati adalah “Percayakan Pada Kami” sedangkan

falsafah yang dianut sebagai pegangan dalam menjalankan organisasi adalah:

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Menjunjung tinggi kehidupan dan nilai - nilai luhur kemanusiaan

c. Menghargai pentingnya persatuan dan kerjasama

d. Menjunjung keseimbangan dan kelestarian lingkungan

e. Kebersamaan dalam kemajuan dan kesejahteraan

2.6.2 Nilai

Nilai yang diterapkan di RSUP Fatmawati adalah jujur, profesional,

komunikatif, dan ikhlas, serta peduli dalam melaksanakan tugas.

2.6.2.1 Jujur

Menerapkan transparansi dalam melaksanakan tugas.

2.6.2.2 Profesional

Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi (pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan peka budaya).

2.6.2.3 Komunikatif

Mampu melaksanakan hubungan interpersonal yang asertif dan responsif.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

10

Universitas Indonesia

2.6.2.4 Ikhlas

Selalu memegang teguh ketulusan dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggan.

2.6.2.5 Peduli

Selalu tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.

2.6.3 Tujuan

Tujuan RSUP Fatmawati adalah:

a. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi

kaidah keselamatan pasien (patient safety)

b. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang

terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

c. Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi

pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian.

d. Terwujudnya SDM yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan

pelanggan.

e. Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber daya

manusia rumah sakit.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

11 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit

atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan

dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau

fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta

pelayanan kefarmasian, yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri

(Siregar, 2003).

3.1.1 Bagan organisasi

Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas,

koordinasi, kewenangan, dan fungsi. Kerangka organisasi minimal

mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan perbekalan, pelayanan farmasi

klinik dan manajemen mutu, dan selalu harus dinamis sesuai perubahan yang

dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan. Struktur

organisasi RSUP Fatmawati dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.1.2 Peran Lintas Terkait dalam Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

3.1.2.1 Panitia Farmasi dan Terapi

Panitia Farmasi dan Terapi merupakan badan yang membantu pimpinan

rumah sakit dalam menetapkan kebijakan tentang obat dan penggunaan obat di

rumah sakit. Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili

hubungan komunikasi antara para staf medik dengan staf farmasi, sehingga

anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi - spesialisasi yang ada di

rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan

lainnya. Panitia Farmasi dan Terapi sekurang - kurangnya terdiri dari 3 (tiga)

orang yaitu dokter, apoteker dan perawat. Untuk Rumah Sakit yang besar tenaga

dokter bisa lebih dari tiga orang yang mewakili semua staf medik fungsional

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

12

Universitas Indonesia

yang ada. Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena

semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di

seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.

Salah satu fungsi Panitia Farmasi dan Terapi adalah mengembangkan

formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Formularium adalah himpunan

obat yang diterima/ disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di

rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan.

3.1.2.2 Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit adalah organisasi yang terdiri

dari staf medik, apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit dan tenaga kesehatan

lainnya.

3.1.2.3 Panitia lain yang terkait dengan tugas farmasi rumah sakit

Apoteker juga berperan dalam tim/ panitia yang menyangkut dengan

pengobatan antara lain:

a. Panitia mutu pelayanan kesehatan rumah sakit

b. Tim perawatan paliatif dan bebas nyeri

c. Tim penanggulangan AIDS

d. Tim transplantasi

e. Tim PKMRS, dan lain - lain.

3.1.3 Analisa kebutuhan tenaga

3.1.3.1 Jenis ketenagaan

a. Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga apoteker, sarjana farmasi,

dan asisten apoteker (AMF, SMF)

b. Untuk pekerjaan administrasi dibutuhkan tenaga operator komputer atau

teknisi yang memahami kefarmasian dan tenaga administrasi

c. Pembantu pelaksana

3.1.3.2 Beban kerja

Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor - faktor yang

berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:

a. Kapasitas tempat tidur dan BOR

b. Jumlah resep atau formulir per hari

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

13

Universitas Indonesia

c. Volume perbekalan farmasi

d. Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian rawat

inap)

3.1.3.3 Jenis pelayanan

a. Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)

b. Pelayanan rawat inap intensif

c. Pelayanan rawat inap

d. Pelayanan rawat jalan

e. Penyimpanan dan pendistribusian

f. Produksi obat

3.1.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan

dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta

evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.

3.1.4.1 Pemilihan

Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah

kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan

dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial,

standardisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan

seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi

untuk menetapkan kualitas dan efektifitas serta jaminan pada transaksi

pembelian.

3.1.4.2 Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,

dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk

menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan dan dasar - dasar perencanaan yang telah ditentukan

antara lain metode konsumsi, metode morbiditas atau epidemiologi, dan metode

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

14

Universitas Indonesia

kombinasi konsumsi dan morbiditas. Metode konsumsi dan epidemiologi

disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

3.1.4.3 Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang

telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian, produksi atau pembuatan

sediaan farmasi, maupun sumbangan atau droping atau hibah.

3.1.4.4 Produksi

Produksi merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan

mengemas kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

3.1.4.5 Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi

yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian

langsung, tender, konsinyasi (penitipan barang dari pemilik kepada suatu pihak

untuk dijualkan) atau sumbangan.

3.1.4.6 Penyimpanan

Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi

menurut persyaratan yang ditetapkan dan disertai dengan sistem informasi

yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.

3.1.4.7 Pendistribusian

Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan

farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi

pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medik.

a. Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap

Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap merupakan

kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pasien rawat inap di rumah sakit yang diselenggarakan secara sentralisasi dan

atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem

resep perorangan, sistem unit dosis, dan sistem kombinasi oleh Satelit Farmasi.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

15

Universitas Indonesia

b. Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan.

Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan merupakan

kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pasien rawat jalan di rumah sakit yang diselenggarakan secara sentralisasi

dan atau desentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh apotek rumah

sakit.

c. Pendistribusian perbekalan farmasi di luar jam kerja

Pendistibusian perbekalan farmasi di luar jam kerja merupakan kegiatan

pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar

jam kerja yang diselenggarakan oleh:

1) Apotek rumah sakit/ satelit farmasi yang dibuka 24 jam

2) Ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi

3.1.5 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

Merupakan pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam

menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman

dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian,

keterampilan dan perilaku apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan

profesi kesehatan lainnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

3.1.5.1 Pengkajian resep

Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari

seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik

untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

3.1.5.2 Dispensing

Dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap

validasi, interpretasi, menyiapkan/ meracik obat, memberikan label/ etiket,

penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem

dokumentasi.

3.1.5.3 Pemantauan dan pelaporan efek samping obat

Pemantauan dan pelaporan efek samping obat merupakan kegiatan

pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

16

Universitas Indonesia

yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan

profilaksis, diagnosis dan terapi.

3.1.5.4 Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat merupakan pelayanan yang dilakukan oleh

Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini

kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

3.1.5.5 Konseling

Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk

mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan

pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.

3.1.5.6 Pemantauan kadar obat dalam darah

Pemantauan kadar obat dalam darah dilakukan dengan cara melakukan

pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter yang

merawat karena indeks terapi yang sempit.

3.1.5.7 Ronde atau visite

Ronde atau visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat

inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

3.1.5.8 Pengkajian penggunaan obat

Pengkajian pengguanaan obat merupakan program evaluasi penggunaan

obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat - obat yang

digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.

3.2 Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati merupakan satuan kerja (satker) satu-

satunya di Rumah Sakit yang menjalankan fungsi pengelolaan perbekalan

farmasi dengan sistem satu pintu. Instalasi Farmasi berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Medik dan

Keperawatan RSUP Fatmawati. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang

kepala dengan sebutan Kepala Instalasi Farmasi dan satu orang Wakil Kepala

Instalasi yang membawahi 15 (lima belas) orang Penyelia, yaitu:

a. Penyelia Depo IRJ (Lantai 1, 2, dan 3)

b. Penyelia Depo Askes

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

17

Universitas Indonesia

c. Penyelia Depo IGD dan IRI

d. Penyelia Depo IBS

e. Penyelia Depo Teratai - IRNA A

f. Penyelia Depo Teratai - IRNA B

g. Penyelia Depo Griya Husada

h. Penyelia Depo Gedung Prof. Soelarto

i. Penyelia Gudang Farmasi

j. Penyelia Produksi Farmasi

k. Penyelia Sistem Informasi

l. Penyelia Distribusi dan Penerimaan

m. Penyelia Perencanaan Perbekalan Farmasi

n. Penyelia Pencatatan dan Pelaporan

o. Penyelia Tata Usaha dan SDM Farmasi

Instalasi Farmasi mempunyai struktur organisasi sebagaimana tercantum

dalam Lampiran 2.

3.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi

Tugas Pokok Instalasi Farmasi adalah:

a. Menjalankan pelayanan kefarmasian di RSUP Fatmawati.

b. Menjalankan pengelolaan perbekalan farmasi dengan kegiatan perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan

farmasi di RSUP Fatmawati.

c. Menjalankan integrasi dan sinkronisasi terkait dengan pelaksanaan tugas

pelayanan dan pengelolaan perbekalan farmasi di RSUP Fatmawati.

d. Turut serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan

kefarmasian di RSUP Fatmawati.

e. Melaksanakan kegiatan penelitian dan ikut serta dalam uji klinik obat.

f. Turut serta menyelenggarakan pembinaan etika dan pengembangan profesi

kefarmasian.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

18

Universitas Indonesia

Fungsi instalasi farmasi adalah:

a. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas

pelayanan kefarmasian dan pengelolaan perbekalan farmasi di RSUP

Fatmawati dengan pihak - pihak terkait.

b. Melaksanakan pengawasan mutu pelayanan kefarmasian di RSUP

Fatmawati.

c. Turut serta dalam pengembangan pelayanan kefarmasian di RSUP Fatmawati

berdasarkan perkembangan kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan

teknologi.

d. Menetapkan indikator pencapaian kinerja dan pelaksanaan evaluasi serta

tindak lanjut terkait dengan pelayanan dan pengelolaan perbekalan farmasi di

RSUP Fatmawati.

3.2.2 Visi Instalasi Farmasi

Visi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah “Terdepan, Paripurna,

Terpercaya dalam Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian di Indonesia.”

3.2.3 Misi Instalasi Farmasi

Misi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah:

a. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien.

b. Mengupayakan pencapaian rasionalisasi penggunaan obat di RSUP

Fatmawati.

c. Menjalankan pengelolaan perbekalan farmasi rumah sakit secara efektif dan

efisien.

d. Meningkatkan dan mengembangkan pelayanan farmasi terutama bidang

orthopedi dan rehabilitasi medik.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

19

Universitas Indonesia

3.2.4 Tujuan Instalasi Farmasi

Tujuan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah:

a. Menjamin pelayanan farmasi rumah sakit yang profesional dan

bertanggung jawab atas semua penggunaan perbekalan farmasi di rumah

sakit.

b. Mewujudkan kerasionalan pengobatan yang berorientasi kepada pasien.

c. Mewujudkan farmasi rumah sakit sebagai pusat informasi obat bagi

seluruh masyarakat rumah sakit.

d. Meningkatkan peran instalasi farmasi sebagai bagian integral dari tim

pelayanan kesehatan untuk mewujudkan manfaat yang maksimal dari

pelayanan farmasi.

e. Ikut menjamin keamanan dan keselamatan kerja seluruh staf rumah sakit,

masyarakat, serta lingkungan.

f. Meningkatkan kemampuan tenaga kefarmasian melalui pendidikan dan

pelatihan.

g. Menjamin pelayanan bermutu melalui pemantauan, analisa dan evaluasi

pelayanan.

h. Mengadakan penelitian dan peningkatan metode di bidang farmasi.

3.2.5 Nilai - nilai Instalasi Farmasi

Nilai - nilai Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah:

a. Profesional

b. Benar dan aman (safety)

c. Penuh tanggung jawab

d. Jujur

e. Ramah dan peduli (care)

3.2.6 Kegiatan Farmasi Klinik

3.2.6.1 Pengkajian Resep

Pengkajian resep adalah tata cara dan urutan proses kegiatan analisa dan

skrining resep untuk mengetahui kesesuaian resep dengan persyaratan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

20

Universitas Indonesia

administratif, farmasetis dan klinis. Pengkajian peresepan obat dilakukan terhadap

resep pasien dengan menggunakan prosedur pengkajian resep. Untuk resep yang

telah memenuhi persyaratan, akan diberikan “penanda” berupa stempel

keterangan “Resep atau Obat telah di review Farmasi” pada resep pasien. Untuk

resep yang belum dinyatakan memenuhi syarat, dilakukan komunikasi dengan

Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) untuk menemukan solusi permasalahan

yang ditemukan terkait dengan pengobatan pasien. Prosedur:

a. Penerimaan resep oleh petugas depo farmasi dengan ketentuan:

1) Depo Farmasi Rawat Inap hanya melayani resep pasien rawat inap internal

dari RSUP Fatmawati

2) Depo Farmasi IGD dan Rawat Jalan melayani dari poli rawat jalan RSUP

Fatmawati

b. Pelaksanaan skrining resep oleh Apoteker atau Penyelia Instalasi Farmasi

untuk menilai kelengkapan:

1) Persyaratan administrasi resep dengan menilai ada atau tidak:

a) Nama dokter

b) Tanggal penulisan resep

c) Tanda tangan / paraf dokter penulis resep

d) Nomor rekam medik pasien

e) Nama pasien

f) Umur pasien

g) Jenis kelamin pasien

h) Berat badan pasien

i) Nama obat

j) Jumlah yang diminta dalam resep obat

k) Aturan pemakaian obat

2) Persyaratan Farmasetis dengan menilai:

a) Bentuk sediaan

b) Kekuatan sediaan

c) Kompatibilitas / ketercampuran farmasetis

d) Stabilitas sediaan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

21

Universitas Indonesia

e) Cara penyimpanan obat

3) Persyaratan Klinis dengan menilai:

a) Indikasi obat

b) Riwayat alergi obat

c) Duplikasi pengobatan

d) Interaksi obat dengan obat

e) Interaksi obat dengan makanan

f) Kontra indikasi obat

g) Biaya obat

c. Pelaksanaan kegiatan komunikasi oleh Apoteker atau Penyelia Instalasi

Farmasi dengan dokter penulis resep

1) Untuk konfirmasi bila ditemukan

a) Ketidaklengkapan pada aspek administratif resep

b) Ketidaklengkapan pada aspek farmasetis resep

c) Ketidaklengkapan pada aspek klinis resep

d) Resep tidak terbaca

e) Obat tidak tersedia

f) Temuan masalah resep lainnya

2) Klarifikasi dan problem solving

a) Klarifikasi dan komunikasi verbal langsung ke dokter penulis resep

b) Apabila terjadi hambatan jarak untuk komunikasi langsung, dilakukan

dengan komunikasi melalui telepon

d. Pelaksanaan pencatatan hasil komunikasi dengan dokter oleh Apoteker atau

Penyelia Instalasi Farmasi untuk penyempurnaan dan pembenaran resep.

e. Pelaksanaan penandaan resep yang telah di skrining oleh Apoteker atau

Penyelia Instalasi Farmasi dengan melakukan:

1) Untuk resep yang telah memenuhi persyaratan, akan diberikan “penanda”

berupa stempel keterangan “Resep telah di review Farmasi” pada resep

pasien.

2) Penandaan cap stempel HETIP yaitu:

a) Harga (billing)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

22

Universitas Indonesia

b) Etiket

c) Timbang

d) Isi

e) Penyerahan dan pemeriksaan

3) Untuk resep yang tidak dapat dipenuhi dan tidak dapat diklarifikasi

kebenarannya atau resep tidak setuju dibeli, resep dikembalikan kepada user

(pemilik resep)

3.2.6.2 Pengkajian penggunaan obat

Menurut Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, pengkajian

penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur

dan berkesinambungan untuk menjamin obat - obat yang digunakan sesuai

indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Tujuan pengkajian penggunaan

obat adalah:

a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada

pelayanan kesehatan/ dokter tertentu.

b. Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/ dokter satu

dengan yang lain.

c. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik.

d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

Faktor - faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian

penggunaan obat antara lain:

a. Indikator peresepan

b. Indikator pelayanan

c. Indikator fasilitas

Berdasarkan Standar Prosedur Operasional RSUP Fatmawati, pengkajian

penggunaan obat secara prospektif merupakan kegiatan penilaian (assessment)

terhadap pengobatan pasien selama pasien menjalani pengobatan. Kegiatan

pengkajian penggunaan obat secara retrospektif dilakukan dengan mengumpulkan

data dari catatan rekam medik pasien pada periode tertentu. Kegiatan pengkajian

penggunaan obat dilakukan dengan menggunakan Standar Prosedur Operasional

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

23

Universitas Indonesia

(SPO) pengkajian penggunaan obat. Kegiatan dilakukan oleh apoteker dengan

menilai adanya potensial drug related problem (DRP), yaitu:

a. Kesesuaian indikasi obat dengan diagnosa

b. Ketepatan pemilihan obat

c. Dosis terlalu tinggi

d. Dosis terlalu rendah

e. Efek samping obat

f. Interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan, obat dengan uji

laboratorium.

g. Ketidakpatuhan pasien, misalnya karena obat tidak tersedia, pasien tidak

mampu mendapatkan obat yang diinginkan, pasien tidak bisa menelan obat,

pasien tidak mengerti instruksi pemberian obat, pasien lebih suka tidak

mendapatkan pengobatan atau pasien lupa dalam pengobatan.

h. Pasien menerima terapi obat yang tidak diperlukan

Apoteker yang dapat melakukan kegiatan review pengobatan adalah

apoteker yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Terdaftar sebagai tenaga apoteker di RSUP Fatmawati

b. Mempunyai Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)

c. Telah selesai mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam orientasi internal

Pada pasien rawat inap, pengkajian resep dan penggunaan obat ditujukan

untuk evaluasi terhadap resep dan pengobatan pasien. Untuk pengobatan yang

telah memenuhi persyaratan, akan diberikan “penanda” berupa stempel

keterangan “Resep atau Obat telah di review Farmasi” pada Rekam Medik (RM)

pasien. Untuk obat yang belum dinyatakan memenuhi syarat, dilakukan

komunikasi dengan DPJP untuk menemukan solusi permasalahan yang ditemukan

terkait dengan pengobatan pasien. Alur pengkajian resep pada Lampiran 3.

3.2.6.3 Visite

Pelayanan kefarmasian saat ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan

obat, namun telah berkembang orientasinya pada pelayanan kepada pasien

(pharmaceutical care). Hal ini juga berlaku bagi apoteker yang berada dalam

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

24

Universitas Indonesia

lingkup rumah sakit. Apoteker rumah sakit diharapkan mampu memberikan

pelayanan kefarmasian kepada setiap individu pasien untuk memastikan bahwa

pengobatan yang diberikan kepada setiap pasien adalah pengobatan yang rasional.

Salah satu contoh kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada

pasien adalah praktek apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite

sebagai salah satu aktivitasnya.

Visite pasien oleh apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan

apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi yang

lebih baik. Aktivitas ini dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara

aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan

keputusan terkait terapi obat pasien. Praktek visite yang dilakukan oleh apoteker

bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pemahaman mengenai riwayat pengobatan pasien,

perkembangan kondisi klinik, dan rencana terapi secara komprehensif

b. Memberikan informasi mengenai farmakologi farmakokinetika, bentuk sediaan

obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait terapi obat pasien

c. Memberikan rekomendasi sebelum keputusan klinik ditetapkan dalam

pemilihan terapi, implementasi dan monitoring terapi

d. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait penggunaan obat

akibat keputusan klinik yang sudah ditetapkan sebelumnya

Sebelum memulai praktek visite di ruang rawat, seorang apoteker perlu

membekali diri dengan berbagai pengetahuan minimal: patofisiologi, terminologi

medik, farmakokinetika, farmakologi, farmakoterapi, farmakoekonomi,

farmakoepidemiologi, interpretasi data laboratorium, dan data penunjang

diagnostik lainnya. Di dalam melakukan pelayanan visite maka hal lain

yang harus dipertimbangkan adalah jumlah sumber daya manusia

(apoteker). Terkait keterbatasan jumlah apoteker, maka dilakukan pembatasan

pasien yang menerima pelayanan visite oleh apoteker. Beberapa kriteria pasien

yang dapat menerima pelayanan visite oleh apoteker adalah sebagai berikut:

a. Pasien baru (dalam 24 jam pertama);

b. Pasien dalam perawatan intensif;

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

25

Universitas Indonesia

c. Pasien yang menerima ≥ 5 macam obat;

d. Pasien yang mengalami penurunan fungsi organ terutama organ hati dan ginjal;

e. Pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya mencapai nilai kritis (critical

value), misalnya: ketidakseimbangan elektrolit, penurunan kadar albumin;

f. Pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit akan berpotensi

menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) yang fatal.

Setelah melakukan seleksi terhadap pasien yang akan mendapatkan

pelayanan visite maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengumpulkan

informasi penggunaan obat. Informasi tersebut dapat diperoleh dari rekam medik,

wawancara dengan pasien atau keluarga. Setelah informasi didapatkan maka

selanjutnya dilakukan pengkajian masalah terkait obat. Pengkajian yang dilakukan

yaitu pengkajian bagi pasien dengan terapi obat yang memiliki risiko mengalami

masalah terkait penggunaan obat baik yang aktual (nyata terjadi) maupun yang

potensial (mungkin terjadi).

Kegiatan visite dapat dilakukan oleh apoteker secara mandiri atau bersama

dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan situasi dan kondisi. Kegiatan visite

mandiri dimulai dengan melakukan perkenalan diri kepada pasien, mendengarkan

respon yang disampaikan oleh pasein setelah itu apoteker mengidentifikasi

masalah lalu memberikan rekomendasi berbasis bukti berkaitan dengan masalah

terkait penggunaan obat. Untuk kegiatan visite tim dimulai dengan

memperkenalkan diri kepada pasien dan atau tim, mengikuti dengan seksama

presentasi kasus yang disampaikan, memberikan rekomendasi berbasis bukti

berkaitan dengan masalah terkait penggunaan obat, melakukan pemantauan

pelaksanaan rekomendasi dan melakukan pemantauan efektivitas serta keamanan

penggunaan obat.

Setelah melakukan praktek visite, maka tahapan yang harus dilakukan

adalah melakukan dokumentasi yang bertujuan untuk menjamin akuntabilitas dan

kredibilitas, sebagai dasar untuk evaluasi dan perbaikan mutu kegiatan serta

sebagai materi pendidikan dan penelitian kegiatan.

a. Monitoring efek samping obat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

26

Universitas Indonesia

Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping.

Pengertian efek samping menurut WHO adalah tiap respon terhadap obat, pada

dosis lazim untuk manusia, yang merugikan atau tidak diharapkan untuk tujuan

profilaksis, diagnosis dan terapi. Efek samping dapat dicegah dengan

menghindari faktor-faktor resiko. Adanya efek samping obat dapat

meningkatkan morbiditas sehingga meningkatkan penderitaan, lama perawatan

serta kematian. Alur pemantauan efek samping obat dapat dilihat pada

Lampiran 4. MESO berguna bagi badan pengawas obat, perusahaan obat dan

juga akademisi. Tujuan diadakannya MESO diantaranya adalah :

1) Menemukan efek samping obat sedini mungkin, terutama yang berat, tidak

dikenal dan frekuensinya jarang

2) Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang baik yang

sudah dikenal dan yang baru saja ditemukan.

3) Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan atau

mempengaruhi timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi angka

kejadian dan hebatnya efek samping obat

4) Memberi umpan balik adanya interaksi pada petugas kesehatan

5) Membuat peraturan yang sesuai

6) Memberi peringatan pada masyarakat umum bila dibutuhkan

7) Membuat data esensial yang tersedia sesuai sistem yang dipakai WHO

MESO dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :

1) Laporan insidentil

Jenis laporan ini biasanya dikemukakan pada pertemuan di rumah sakit atau

laporan kasus di majalah.

2) Laporan sukarela

Biasa disebut dengan laporan spontan dan dikoordinir oleh pusat

3) Laporan intensif di RS

Data yang diperoleh untuk laporan ini berasal dari data yang

terkumpul kelompok tim di rumah sakit (dokter, perawat, ahli farmasi, dan

lain - lain). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisa oleh tim.

4) Laporan wajib

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

27

Universitas Indonesia

Adalah peraturan yang mewajibkan setiap petugas kesehatan melaporkan

efek samping obat di tempat tugas atau praktek sehari-hari.

5) Laporan lewat catatan medik

Data yang dikumpul melalui riwayat penyakit serta pengobatan yang

diterima.

b. Pelayanan informasi obat

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,

kegiatan pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak

bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya

dan pasien. Kegiatan pelayanan informasi obat bertujuan untuk menyediakan

informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan

rumah sakit serta untuk membuat kebijakan – kebijakan yang berhubungan

dengan obat (terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi) untuk menunjang

terapi obat yang rasional. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan

informasi obat adalah:

1) Rumah sakit dengan kapasitas 200 tempat tidur : 20 m2

2) Rumah sakit dengan kapasitas 400 – 600 tempat tidur : 40 m2

3) Rumah sakit dengan kapasitas 1300 tempat tidur : 70 m2

Peralatan yang terdapat di ruang informasi obat meliputi kepustakaan atau

sumber referensi yang memadai, meja, kursi, rak buku, komputer, telepon,

lemari arsip dan kartu arsip. Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan

informasi obat adalah :

1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif

dan pasif.

2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui

telepon, surat atau tatap muka.

3) Membuat buletin, leaflet serta label obat.

4) Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan

penyusunan Formularium Rumah Sakit.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

28

Universitas Indonesia

5) Bersama dengan PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien

rawat jalan dan rawat inap.

6) Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga

kesehatan lainnya.

7) Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan

kefarmasian.

c. Monitoring interaksi obat

Program pemantauan interaksi obat di RSUP Fatmawati meliputi tata cara

melakukan pemantauan serta pencegahan terhadap interaksi antara obat dengan

obat maupun antara obat dengan makanan yang digunakan oleh pasien di rawat

inap RSUP Fatmawati. Kegiatan pemantauan interaksi obat dilakukan dengan

tahapan dari proses penilaian interaksi obat hingga pemberian rekomendasi

penanggulangan interaksi obat kepada dokter penanggung jawab pasien. Pada

saat mengevaluasi interaksi obat, hal yang perlu dipertimbangkan adalah level

signifikan dari interaksi yang sedang atau akan terjadi. Beberapa alternatif

pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah :

1) Penggantian dengan obat yang lebih aman.

2) Pengaturan jadwal penggunaan.

3) Penurunan dosis obat.

4) Pemberian antidot/ pramedikasi sebelum penggunaan obat.

Alur kegiatan pemantauan interaksi obat menurut SPO yang ada dapat

dilihat pada Lampiran 5.

3.6.2.4 Konseling obat

Konseling obat adalah suatu proses yang sistematis untuk menjelaskan

dan memberikan pemahaman bagi pasien tentang pengobatan yang mereka

gunakan serta untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan pasien

berkaitan dengan penggunaan obat. Sehingga dapat meningkatkan kepatuhan

pasien dalam penggunaan obat. Prosedur konsultasi obat adalah tata cara dalam

pemberian pemahaman kepada pasien tentang cara penggunaan obat yang benar

dan aman. Seluruh penyerahan obat kepada pasien, baik rawat inap maupun rawat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

29

Universitas Indonesia

jalan harus dilengkapi dengan informasi yang memadai dan dapat menjelaskan

kepada pasien atau keluarga pasien tentang obat yang digunakan sehingga dapat

menghindari kesalahan dalam penggunaan obat. Pelaksanaan kegiatan tersebut

dilakukan dengan menggunakan prosedur konsultasi obat atau pelayanan

informasi obat (PIO). Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat inap

dilakukan oleh apoteker pada pasien dengan kriteria:

a. Pasien dengan rujukan dokter untuk konsultasi obat dengan apoteker.

b. Pasien dengan keinginan sendiri untuk konsultasi obat dengan apoteker.

c. Pasien yang akan pulang. Apoteker mendapatkan informasi pasien yang akan

pulang dari perawat ruangan atau petugas depo farmasi rawat inap.

Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat inap dilakukan oleh apoteker di

ruang perawatan pasien. Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat jalan

dilakukan oleh apoteker berdasarkan kriteria pasien tertentu diantaranya:

a. Pasien dengan rujukan dokter untuk berkonsultasi dengan apoteker.

b. Pasien dengan keinginan sendiri untuk konsultasi dengan apoteker.

c. Pasien dengan penggunaan obat khusus seperti:

1) Pasien dengan pengobatan lebih dari 4 macam obat (poli farmasi).

2) Pasien dengan pengobatan kronis.

3) Pasien dengan riwayat alergi.

4) Pasien dengan penggunaan antibiotik tunggal maupun kombinasi.

5) Pasien dengan pengobatan khusus seperti pengobatan Kemoterapi,

pengobatan HIV/ AIDS, pengobatan Tuberkulosis.

Pengisian data pasien dan data informasi obat dalam formulir konsultasi

dilakukan oleh apoteker secara lengkap dan benar. Pelaksanaan konsultasi obat

oleh apoteker dengan tahapan berikut:

a. Perkenalan.

b. Penilaian pemahaman pasien terhadap obatnya.

c. Pemberian penjelasan dan konsultasi obat secara lengkap. Penjelasan obat

meliputi indikasi obat, cara kerja obat, dosis penggunaan obat, cara pemakaian

obat yang benar, waktu pemakaian obat, efek samping obat yang mungkin

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

30

Universitas Indonesia

terjadi, cara pemakaian obat yang benar, interaksi antara obat dan makanan

baik yang potensial maupun aktual, dan informasi lain yang mendukung.

d. Pengujian pemahaman pasien atas informasi yang telah diberikan.

e. Penutup.

3.6.2.5 Edukasi farmasi

Program edukasi farmasi adalah rangkaian proses pendidikan dan

penyampaian informasi tentang obat kepada pasien, keluarga pasien dan

masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman yang benar

mengenai obat, terwujudnya kepatuhan terkait dengan penggunaan obat secara

benar. Prosedur program edukasi farmasi dilakukan dengan pembuatan jadwal

apoteker untuk kegiatan edukasi berdasarkan topik bahasan tentang obat pada tiap

bulan oleh penyelia administrasi dan SDM Instalasi Farmasi. Pelaksanaan

sosialisasi kepada petugas yang telah ditentukan namanya dalam jadwal oleh

penyelia administrasi dan SDM Instalasi Farmasi tentang waktu pelaksanaan dan

tema edukasi yang telah dibuat melalui telepon atau copy lembar jadwal.

Pelaksanaan pengumpulan materi edukasi oleh penyelia administrasi dan SDM

Instalasi Farmasi dalam bentuk power point atau makalah atau lainnya dalam

softcopy atau hardcopy dari apoteker pembicara minimal dua hari sebelum

pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan edukasi oleh apoteker ditentukan

dengan metode:

1. Penyampaian materi presentasi terbuka dan diskusi (tanya jawab) antara

pembicara dan peserta selama waktu yang telah disepakati (minimal selama 60

menit).

2. Seluruh peserta yang hadir mengisi daftar hadir yang akan digunakan sebagai

materi evaluasi pelaksanaan kegiatan.

3.2.7 Ruang Lingkup Kegiatan Farmasi

3.2.7.1 Tata Usaha Farmasi

Kegiatan yang dilakukan di Tata Usaha Farmasi adalah seluruh kegiatan

administrasi dan pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati. Terdapat 2

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

31

Universitas Indonesia

penyelia Tata Usaha Farmasi, yaitu Penyelia Pencatatan dan Pelaporan serta

Penyelia Tata Usaha (TU) dan SDM Farmasi. Penyelia Pencatatan dan Pelaporan

bertanggung jawab dalam pencatatan seluruh surat masuk dan surat keluar,

pembuatan laporan dan penyimpanan arsip. Penyelia Tata Usaha dan SDM

Farmasi bertanggung jawab dalam administrasi seluruh pegawai Instalasi Farmasi

RSUP Fatmawati, dari absensi atau kehadiran sampai cuti dan lembur pegawai.

Penyelia Tata Usaha dan SDM juga bertanggung jawab dalam pengurusan klaim

untuk seluruh pasien dengan jaminan sosial.

Pengiriman surat keluar Instalasi Farmasi dalam lingkup rumah sakit

ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi, sedangkan pengiriman surat

keluar untuk lingkungan eksternal rumah sakit melalui Sub Bagian Tata Usaha

Rumah Sakit. Pembuatan laporan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati yang

dilakukan oleh Penyelia Pencatatan dan Pelaporan adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan dan perekapan data untuk penyusunan laporan

1) Pengambilan data dari gudang farmasi berupa catatan permintaan

barang floor stock atau pemakaian perbekalan farmasi dari semua satuan

kerja berdasarkan formulir permintaan barang setiap akhir bulan untuk

pembuatan laporan keuangan dan catatan permintaan obat atau alkes depo

farmasi ke gudang farmasi untuk pembuatan laporan pengeluaran

perbekalan farmasi per depo farmasi.

2) Pengambilan data jumlah pemasukan dan pengeluaran obat - obat

narkotika dan psikotropika di gudang farmasi dan seluruh depo farmasi

oleh Kepala Perbekalan Instalasi Farmasi setiap akhir bulan untuk

narkotika dan setiap akhir tahun untuk psikotropika untuk pembuatan

laporan masing-masing penggunaannya.

3) Pengambilan data jumlah penulisan resep obat dengan nama generik

dan non generik dari catatan pemantauan penulisan resep obat generik di

depo - depo farmasi setiap akhir bulan untuk pembuatan laporan

pemantauan penulisan resep obat generik.

4) Pengambilan data catatan tagihan obat pasien per depo farmasi untuk

pembuatan laporan tagihan obat pasien per depo farmasi.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

32

Universitas Indonesia

5) Pengambilan data dari catatan lembar resep dan jumlah resep depo farmasi

dari pasien rawat jalan (poliklinik) dan pasien rawat inap (ruangan) di

depo - depo farmasi untuk pembuatan laporan kegiatan instalasi farmasi.

6) Pengambilan data kwitansi dan faktur pembelian perbekalan farmasi

dari catatan pemakaian kas kecil instalasi farmasi untuk pembuatan

laporan pemakaian kas kecil instalasi farmasi.

b. Penyusunan laporan bulanan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati oleh

Penyelia Pencatatan dan Pelaporan.

1) Penyusunan laporan keuangan, laporan pengeluaran perbekalan farmasi

tiap depo farmasi, laporan pemantauan penulisan obat generik dan non

generik, laporan tagihan obat pasien tiap depo farmasi, laporan

kegiatan instalasi farmasi, dan laporan pemakaian kas kecil instalasi

farmasi setiap bulan.

2) Pembuatan laporan pemakaian obat narkotika setiap bulan dan laporan

pemakaian obat psikotropika setiap akhir tahun oleh Kepala Instalasi

Farmasi.

Pengiriman laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika

dilakukan ke Bagian Umum RSUP Fatmawati untuk dibuatkan surat

pengantar yang ditandatangani oleh Direktur Medik dan Keperawatan, lalu

dikirim ke Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Pengiriman laporan

keuangan, laporan pengeluaran perbekalan farmasi per depo farmasi,

laporan pemantauan penulisan obat generik dan non generik, laporan

tagihan obat pasien per depo farmasi, dan laporan kegiatan instalasi

farmasi ditujukan kepada Direktur Medik dan Keperawatan dan Kepala

Instalasi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan. Pemisahan arsip yang

akan disimpan oleh Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati didasarkan atas:

a) Arsip surat masuk, surat keluar, SK Direktur RSUP Fatmawati dan SK

Kemenkes. Alur ini dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu alur

penyimpanan arsip.

b) Arsip Kepegawaian yang terdiri dari map masing-masing pegawai

Instalasi Farmasi

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

33

Universitas Indonesia

c) Arsip laporan – laporan

d) Arsip resep rawat jalan dan rawat inap. Alur penyimpanan resep dapat

dilihat pada lampiran 6.

e) Arsip catatan kehadiran pegawai Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati.

f) Arsip catatan lembur pegawai Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati.

g) Arsip catatan rekapitulasi rencana pengadaan bulanan.

h) Arsip rekapitulasi rencana pengadaan bulanan.

Untuk pemusnahan arsip di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati dilakukan

pada awal tahun untuk arsip laporan dan resep yang berumur lebih dari 3 tahun

serta arsip surat masuk dan keluar yang berumur lebih dari 5 tahun. Alur

pemusnahan resep dan arsip dapat dilihat pada lampiran 7.

3.2.7.2 Gudang

Kegiatan yang dilakukan di Gudang Farmasi merupakan proses kegiatan

pengelolaan perbekalan farmasi. Dalam menjalankan kegiatannya, terdapat empat

penyelia di gudang farmasi yaitu: penyelia gudang farmasi, penyelia perencanaan

perbekalan farmasi, penyelia distribusi dan penerimaan dan penyelia sistem

informasi farmasi. Kegiatan yang dilakukan di gudang farmasi RSUP Fatmawati

antara lain:

a. Perencanaan

Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan

dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuan dari

perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah

perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan

kesehatan di rumah sakit (Dirjen Binfar Alkes, 2008).

Perencanaan dilakukan setiap bulan yaitu pada tanggal 10-20 tiap bulan untuk

memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi bulan berikutnya. Perencanaan

dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi

dan usulan masing-masing depo farmasi. Dalam metode konsumsi, data yang

digunakan adalah analisa penjualan masing-masing depo dan penggunaan obat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

34

Universitas Indonesia

dan alkes floor stock masing-masing ruangan selama 3 bulan terakhir; terutama 1

bulan sebelumnya, melihat data stok obat yang ada dan anggaran yang tersedia.

Perencanaan yang dibuat oleh penyelia gudang farmasi diantaranya adalah

perencanaan obat, alkes habis pakai, gas medik, reagen, bahan baku, dan

kebutuhan untuk instalasi radiologi seperti film rontgen. Dasar perencanaan

merujuk pada daftar obat dalam formularium, DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) ,

DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional), obat bebas dan generik. Perencanaan

yang telah dibuat akan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi

b. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah

direncanakan dan disetujui. Tujuan pengadaan adalah mendapatkan perbekalan

farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang

terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga dan

waktu berlebihan (Dirjen Binfar Alkes, 2008).

Perencanaan yang telah ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi

kemudian dikirimkan ke Direksi RSUP Fatmawati untuk mendapatkan

persetujuan pengadaan. Pertama, perencanaan dikirimkan ke Direktur Medik

dan Keperawatan yang selanjutnya dikirimkan ke Direktur Keuangan. Direktur

Keuangan mengirimkan ke Bagian Anggaran dan dikirim kembali ke Direktur

Keuangan. Direktur Keuangan selanjutnya mengirimkan ke Direktur Utama

sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Setelah mendapat persetujuan pengadaan,

data perencanaan disampaikan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). PPK

akan mengirimkan ke Sekretariat PPK untuk dibuatkan Harga Perkiraan Sendiri

(HPS). HPS dikirimkan kembali ke PPK dan dikirim ke Direktur Keuangan,

yang selanjutnya dikirim ke Bagian Anggaran untuk disetujui dan dikirim

kembali ke Direktur Keuangan. Oleh Direktur Keuangan, HPS akan dikirimkan

ke PPK. Bila perencanaan di bawah 200 juta, maka diberikan kepada Pejabat

Pengadaan Medik untuk dilakukan pemilihan harga. Bila perencanaan di atas

200 juta, maka harus ke ULP untuk dilakukan lelang secara LPSE (Layanan

Pengadaan Secara Elektronik). Sekretariat PPK akan membuatkan Surat Pesanan

(SP) untuk perencanaan di bawah 50 juta, atau membuatkan Surat Perintah

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

35

Universitas Indonesia

Kerja (SPK) untuk perencanaan antara 50 juta sampai 200 juta, dan

mengirimkan ke distributor terkait. Alur pengadaan perbekalan farmasi dapat

dilihat pada Lampiran 8.

Obat-obat cito dapat diadakan dengan cara pembelian langsung, syarat

pembelian langsung obat-obat cito adalah kurang dari 20 juta. Pengadaannya

dilakukan dengan membuat disposisi untuk meminta persetujuan Direktur Medik

dan Keperawatan untuk menggunakan kas kecil Pejabat Pengadaan Medik,

sedangkan bila di luar jam kerja menggunakan kas kecil Duty Manager.

Pengadaan obat juga dilakukan untuk obat gratis atau hibah dari pemerintah,

yaitu obat HIV, obat TBC dan Metadon. Pengadaan obat-obat ini dilakukan oleh

masing-masing penanggung jawab obat pemerintah, berdasarkan laporan

pemakaian obat yang disusun setiap bulannya.

c. Penerimaan

Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah

diadakan sesuai aturan kefarmasian. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin

perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah

maupun waktu kedatangan (Dirjen Binfar Alkes, 2008).

Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Tim Penerima Barang

berdasarkan Surat Pesanan (SP) yang dibuat oleh ULP (Unit Layanan Penyedia),

tender, konsinyasi atau sumbangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pada

lampiran 9 yaitu alur penerimaan perbekalan farmasi oleh tim penerima. Prosedur

penerimaan perbekalan farmasi ialah sebagai berikut:

1) Perbekalan farmasi yang berasal dari distributor atau rekanan atau rumah sakit

atau apotik atau donatur diterima oleh Tim Penerima Barang Medik,

selanjutnya diserahkan ke gudang farmasi untuk disimpan. Penerimaan

perbekalan farmasi di luar jam kerja dilakukan oleh Tim Penerima Barang

Medik untuk obat atau alkes yang termasuk dalam pengadaan rutin. Untuk

obat-obat cito yang datang di luar jam kerja, maka diserahkan ke Depo IGD

untuk selanjutnya diserahterimakan ke Tim Penerima Barang Medik.

2) Serah terima perbekalan farmasi yang diterima dari Tim Penerima Barang

Medik dengan Petugas Gudang Farmasi disesuaikan dengan:

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

36

Universitas Indonesia

a) Faktur perbekalan farmasi;

b) Kesesuaian nama perbekalan farmasi dengan Surat Pesanan atau SPK;

c) Kondisi perbekalan farmasi;

d) Jumlah perbekalan farmasi;

e) Tanggal kadaluwarsa minimal 2 tahun, kecuali untuk perbekalan farmasi

tertentu (vaksin atau reagensia) dapat kurang dari 2 tahun dengan

persetujuan user;

f) Certificate of analysis untuk bahan baku obat; Certificate of origin untuk

alat kesehatan sedangkan Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan

berbahaya.

3) Pelaksanaan verifikasi administrasi penerimaan barang oleh Penyelia Gudang

Farmasi berdasarkan Bukti Penyerahan Barang dari Tim Penerima Barang

Medik yang disesuaikan dengan faktur barang datang.

4) Pembuatan Bukti Penerimaan Barang oleh Penyelia Gudang Farmasi yang

akan diserahkan ke Bagian Akuntansi.

5) Pembuatan Berita Acara Penerimaan Barang oleh Tim Penerima Barang

Medik, Penyelia Gudang Farmasi, dan Kepala Instalasi Farmasi.

6) Penyimpanan perbekalan farmasi di Gudang Farmasi.

d. Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara

menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman

dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat (Dirjen Binfar

Alkes, 2008). Prosedur penyimpanan perbekalan farmasi yang dilakukan di RSUP

Fatmawati adalah:

1) Pelaksanaan penyimpanan perbekalan farmasi oleh petugas farmasi dengan

memperhatikan faktor - faktor sebagai berikut:

a) Jenis perbekalan farmasi harus disimpan pada tempat yang terpisah

sesuai dengan pengelompokannya, yaitu dikelompokan berdasarkan

bentuk sediaan serta jenisnya dan disusun secara alfabetis.

P enyimpanan perbekalan farmasi di Gudang Farmasi RSUP Fatmawati

dibedakan menjadi empat ruang besar yakni :

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

37

Universitas Indonesia

i. Ruang penyimpanan alat kesehatan. Alat kesehatan disusun berdasarkan

kegunaan (fungsi) dan ukurannya.

ii. Ruang penyimpanan cairan atau elektrolit (infus). Cairan disimpan di

ruang yang terpisah dengan sediaan injeksi dan alat kesehatan.

Disusun di dalam dus dan diletakkan di atas pallet.

iii. Ruang penyimpanan sediaan tablet, obat injeksi dan semisolid sediaan

tablet, obat injeksi dan semisolid disusun berdasarkan suhu kestabilan,

bentuk sediaan dan alfabetis.

iv. Ruang penyimpanan gas medik. Gas medik disimpan di gedung

terpisah, terletak di belakang gedung teratai. Penyimpanannya

disusun berdasarkan jenis gas medik dan ukurannya.

b) Penyusunan perbekalan farmasi

i. Penyusunan perbekalan farmasi dengan metode FIFO (First In First

Out) berdasarkan waktu kedatangan perbekalan farmasi atau FEFO

(First Expired First Out) berdasarkan waktu kadaluwarsa. Metode

FIFO dan FEFO akan meletakkan perbekalan farmasi di muka atau

di depan perbekalan farmasi yang datang kemudian atau kadaluwarsa

lebih lama.

ii. Perbekalan farmasi yang mencantumkan tanggal kadaluwarsa, maka

penyimpanan memperhatikan sistem FEFO. Perbekalan farmasi yang

tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa, maka penyimpanan

memperhatikan sistem FIFO.

iii. Penyimpanan obat memperhatikan LASA (Look Alike Sound Alike)

untuk patient safety. Perbekalan farmasi yang bentuknya mirip dan

nama atau pengucapannya mirip tidak boleh diletakkan berdekatan

walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama, harus diselingi

dengan minimal 2 obat non kategori LASA di antaranya dan pada

rak atau tempat obat diberikan stiker LASA.

iv. Penempatan perbekalan farmasi yang mudah pecah di rak yang

kondisinya masih layak pakai, disusun dengan rapi sehingga tidak

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

38

Universitas Indonesia

ada kemungkinan jatuh karena tersenggol dan diberikan tanda

peringatan “Awas Hati - Hati Perbekalan Farmasi Mudah Pecah”

v. Penempatan perbekalan farmasi mudah pecah atau perbekalan farmasi

masih dalam kemasan besar tidak boleh pada posisi rak yang tinggi

untuk mencegah resiko jatuh dan menimpa petugas.

vi. Penempatan perbekalan farmasi dalam kemasan besar yang berat

diletakkan di lantai menggunakan alas pallet plastik atau kayu untuk

menghindari kelembaban.

c) Suhu selama penyimpanan

i. Penyimpanan pada suhu kamar (25oC) untuk obat - obat, cairan infus,

alat kesehatan, pembalut, dan gas medik.

ii. Penyimpanan suhu dingin (dalam lemari pendingin) pada suhu 2- 8

oC untuk obat – obat tertentu, produk biologis, dan reagensia yang

membutuhkan suhu dingin untuk mempertahankan stabilitasnya sesuai

dengan persyaratan penyimpanan pada etiket. Setiap hari ada petugas

yang mencatat suhu lemari pendingin pada “kartu monitor suhu”.

iii. Sediaan vaksin membutuhkan “pharmaceutical refrigerator” khusus

dan harus dilindungi dari kemungkinan matinya aliran listrik

menggunakan alarm yang akan berbunyi jika aliran listrik mati.

d) Kelembaban

Kelembaban dipantau menggunakan alat termohigrometer atau pemantau

kelembaban udara di ruang penyimpanan perbekalan farmasi antara 65 % -

98 %.

e) Cahaya matahari

Penyimpanan obat tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

f) Sirkulasi udara

Tempat penyimpanan perbekalan farmasi harus mempunyai ventilasi yang

cukup untuk pertukaran udara di ruangan penyimpanan.

g) Resiko kebakaran

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

39

Universitas Indonesia

Bahan berbahaya mudah terbakar atau mudah meledak harus disimpan

pada Gudang Tahan Api yang dilengkapi dengan APAR (Alat Pemadam

Api Ringan).

h) Kebersihan tempat dan sarana penyimpanan dari debu atau kotoran lainnya.

i) Pengaturan tata ruang gudang farmasi dengan memperhatikan kemudahan

bergerak dan mobilisasi perbekalan farmasi.

j) Pengawasan dan monitoring tempat dan fasilitas penyimpanan untuk

menjamin mutu perbekalan farmasi yang ada.

k) Obat narkotika dan psikotropika yang sudah diterima dari Tim Penerima

Barang Medik RSUP Fatmawati, dicatat pada kartu stok sesuai jenis,

jumlah, expire date, dan nama distributor khusus obat narkotika, yaitu

PT. Kimia Farma. Prosedur Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika:

i. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika yang sudah dicatat/

dokumentasi dengan ketentuan:

i). Menggunakan lemari sesuai ketentuan, yaitu lemari double lock

(kunci ganda) pada dua pintu dengan susunan berlapis.

ii). Kondisi kunci kedua pintu dapat berfungsi dengan baik dan dalam

kondisi terkunci guna pembatasan akses pengambilan obat.

iii). Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding sehingga tidak

dapat dipindahkan kecuali dengan membongkarnya.

iv). Dilengkapi dengan kartu stok.

ii. Pengaturan penyimpanan obat narkotika dan psikotropika berpedoman

kepada beberapa ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:

i). Menurut bentuk sediaan dan jenisnya.

ii). Menurut suhu dan kestabilan sediaan:

Obat disimpan dalam lemari dingin, yaitu suhu 2 - 8oC

Obat disimpan dalam suhu kamar, yaitu 15 - 25oC

iii). Menurut sifatnya mudah terbakar

iv). Menurut ketahanan terhadap cahaya

iii. Penyusunan penyimpanan berdasarkan sistem FIFO (First In First

Out) atau berdasarkan sistem FEFO (First Expired First Out).

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

40

Universitas Indonesia

iv. Penyusunan urutan pada lemari penyimpanan dilakukan secara

alfabetis, yaitu berdasarkan urutan abjad, dimulai dari huruf “A” dan

seterusnya.

v. Pencatatan obat narkotika dan psikotropika, yaitu jumlah keluar, jumlah

stok awal, jumlah stok akhir, dan petugas yang mengambil.

vi. Monitoring selama proses penyimpanan dengan melakukan pengecekan

fasilitas penyimpanan dan pengecekan kondisi fisik sediaan dan jumlah

stok narkotika dan psikotropika setiap hari.

l) Prosedur Identifikasi, Penandaan, dan Penyimpanan Obat High Alert:

i. Penerimaan obat high alert oleh Gudang Farmasi dari distributor

melalui Tim Penerima Barang Medik RSUP Fatmawati.

ii. Pemeriksaan kebenaran obat high alert yang diterima dengan memeriksa

nama, jumlah, tanggal kadaluwarsa, dan kondisi fisik obat high alert,

serta kondisi penyimpanan khusus obat high alert bila dipersyaratkan.

iii. Pemberian penanda khusus (sticker) obat high alert golongan

elektrolit konsentrasi tinggi yang diterima oleh Gudang Farmasi

dilakukan pada kardus terluar obat high alert.

iv. Pencatatan stok obat high alert yang diterima oleh Gudang Farmasi

dilakukan dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan kartu stok

gudang farmasi sebagai penambahan jumlah.

v. Penempatan obat high alert pada lemari penyimpanan obat yang

bertanda khusus (stiker high alert) dan tidak tercampur dengan obat

lainnya.

vi. Penempatan obat high alert pada lemari penyimpanan dengan metode

FIFO dan FEFO berdasarkan urutan alfabetis dengan cara:

i). Untuk obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu

dingin, yaitu antara 2 – 8OC, maka disimpan pada lemari

pharmaceutical refrigerator dengan suhu terkendali.

ii). Untuk obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu

ruangan, yaitu 25OC, maka disimpan dalam lemari yang telah

diberikan penanda khusus.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

41

Universitas Indonesia

iii). Untuk obat high alert yang memenuhi kriteria LASA (Look Alike

Sound Alike), maka obat tersebut diletakkan secara terpisah dengan

memberikan selingan minimal 2 obat non kategori LASA di

antaranya.

e. Pendistribusian

Proses pendistribusian yang terdapat pada gudang farmasi adalah distribusi

perbekalan dari gudang ke depo farmasi dan ke ruang- ruang rawat (floor stock).

Distribusi perbekalan farmasi ke depo-depo secara sistem komputerisasi yang

dilakukan setiap hari. Pada pagi hari staf gudang farmasi akan mengecek

permintaan dari masing-masing depo, kemudian akan dinilai secara keseluruhan

pembagian stok ke depo – depo farmasi agar manajemen persediaan di gudang

farmasi tetap baik. Setelah perbekalan farmasi disiapkan oleh petugas gudang

farmasi, maka akan dilakukan serah terima dengan petugas depo. Saat serah

terima dilakukan pengecekan volume dan tanggal kadaluwarsa perbekalan

farmasi. Petugas menandatangani bila telah dilakukan pengecekan dan telah

sesuai, kemudian dilakukan proses pemasukkan data (input) ke sistem kemudian

dicetak untuk mendapatkan print out. Setelah itu, petugas gudang farmasi

mengecek pengeluaran sesuai atau tidak. Stok gudang farmasi akan berpindah ke

depo farmasi bila telah diverifikasi.

Proses distribusi obat dan alkes floor stock dilakukan setiap bulan sesuai

jadwal pengambilan barang masing-masing ruang satuan medik. Permintaan

perbekalan farmasi dilakukan secara manual atau dengan mengisi formulir

permintaan dan penerimaan barang, untuk kemudian diambil oleh petugas

ruangan.

f. Pelaporan

Pelaporan perbekalan farmasi di gudang farmasi, antara lain:

1) Rekapitulasi penerimaan barang

2) Rekapitulasi pengeluaran barang

3) Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran gas medis

4) Laporan stok opname

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

42

Universitas Indonesia

5) Laporan persediaan floor stock

6) Laporan narkotik (setiap bulan) dan psikotropik (setiap tahun)

7) Laporan barang sumbangan

3.2.7.3 Produksi

a. Produksi Non Steril

Kegiatan yang dilakukan di produksi non steril adalah pembuatan sediaan

farmasi, pengenceran sediaan, dan pengemasan kembali. Bentuk sediaan yang

diproduksi mencakup bentuk sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semipadat.

Semua bentuk sediaan dibuat berdasarkan master formula RSUP Fatmawati. Di

ruang produksi RSUP Fatmawati saat ini terdapat 43 master formula sebagai

panduan pelaksanaan produksi farmasi. Tujuan dilakukannya produksi di RSUP

Fatmawati antara lain adalah untuk penghematan anggaran, terdapat sediaan

dengan formula khusus dan sediaan obat dibutuhkan segar seperti rekonstitusi

obat suntik dan obat kanker.

Bahan baku yang digunakan di produksi non steril diperoleh dari gudang

farmasi. Perencanaan dilakukan setiap bulan berdasarkan laporan bulanan

sebelumnya kemudian perencanaan ini dikirimkan ke gudang farmasi untuk

dilanjutkan dengan proses pengadaan. Produksi non steril mendistribusikan

produknya ke gudang farmasi. Penyimpanan di produksi non steril terbagi

menjadi 2, yaitu penyimpanan bahan baku (disusun berdasarkan kegunaannya)

dan penyimpanan produk (berdasarkan alfabetis). Pelaporan yang dilakukan oleh

produksi non steril adalah laporan jumlah perbekalan farmasi, laporan produk

yang rusak, dan laporan produk yang kadaluwarsa.

b. Produksi steril

Produksi steril merupakan bagian dari Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati,

kegiatan yang melakukan rekonstitusi obat kemoterapi. Untuk sediaan steril,

preparasi dilakukan di ruang produksi steril dengan menggunakan SPO (Standar

Prosedur Operasional) Aseptic dispensing preparation. Salah satu kebijakan yang

berkaitan dengan produksi steril yaitu seluruh pencampuran atau rekonstitusi obat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

43

Universitas Indonesia

kemoterapi dilakukan dengan menggunakan SPO handling cytotoxic. Kegiatan

pencampuran obat kemoterapi ini hanya dilakukan di Instalasi Farmasi RSUP

Fatmawati di ruang steril/semi steril dengan menggunakan BSC. BSC atau

Biological Safety Cabinet merupakan sebuah alat kerja untuk pencampuran obat

kemoterapi yang mempunyai sistem sirkulasi udara melalui HEPA filter

sedemikian rupa sehingga dapat melindungi petugas, lingkungan serta menjaga

terhindarnya produk steril dari paparan kontaminan. Kegiatan ini dilakukan oleh

tenaga kefarmasian yang telah melakukan pelatihan internal. APD (Alat

Pelindung Diri) wajib digunakan dengan tujuan tercapainya perlindungan petugas

dari paparan obat dan bahan berbahaya saat kegiatan pelarutan obat dilakukan,

terjaganya mutu dan sterilitas produksi injeksi.

Untuk menjaga mutu sterilitas alat BSC dan LAF (Laminar Air Flow) maka

perlu dilakukan desinfeksi BSC dan LAF agar menghilangkan kontaminan

infeksius organik. Prosedur ini rutin dilakukan baik sebelum dan sesudah BSC

dan LAF digunakan. Desinfeksi ini menggunakan alkohol 95%. Sedangkan

dekontaminasi BSC dan LAF dilakukan rutin setiap 2 minggu sekali. Tujuan

dekontaminasi ini adalah untuk membersihkan BSC atau LAF tempat

dilakukannya pelarutan atau peracikan obat injeksi guna menghilangkan segala

bentuk kontaminasi pada BSC atau LAF baik organik (mikroba) maupun organik

(partikel sisa obat) pada BSC atau LAF.

Petugas produksi steril diharuskan memeriksakan kondisi fisiologisnya secara

klinik di Instalasi Patologi klinik dan Poli pegawai untuk menilai tingkat

kesehatan fisik dan mental petugas secara keseluruhan. Ini dilakukan agar kondisi

kesehatan operator terkontrol dan terjamin dalam keadaan normal tanpa adanya

kelainan akibat paparan obat kanker maupun pengaruh stress lainnya. Serta agar

tercapainya peningkatan motivasi operator/ petugas rekonstitusi bekerja secara

hati - hati dan disiplin.

Untuk alur masuk ke ruang produksi aseptic dispensing dan pelayanan obat

sitostatika dapat dilihat pada Lampiran 10 dan lampiran 11. Pembuangan limbah

kemoterapi merupakan kegiatan membuang limbah atau sisa barang tidak terpakai

seperti vial, ampul, syringe setelah dilakukan proses pelarutan atau pencampuran

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

44

Universitas Indonesia

obat kemoterapi. Pengelolaan limbah ini meliputi persiapan kontainer sampah

hingga sampah kemoterapi di kirim ke Bagian Instalasi Sanitas dan Pertamanan

(ISP) untuk dimusnahkan dengan incenerator.

3.2.7.4 Depo Rawat Jalan

Gedung Instalasi Rawat Jalan terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 terdapat

poliklinik bedah, poliklinik OK minor, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik

ortopedi, poliklinik pegawai, poliklinik medik umum dan poliklinik jantung.

Lantai 2 terdapat poliklinik penyakit dalam, poliklinik bedah saraf, poliklinik

kebidanan dan kandungan, poliklinik edukasi, poliklinik diabetes melitus,

poliklinik gizi dan poliklinik rehabilitasi medik. Lantai 3 terdapat poliklinik

paru, poliklinik Pusat Pelayanan Kanker Terpadu (PPKT), poliklinik anestesi

anak, poliklinik akupuntur, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik mata dan

poliklinik THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Prosedur penyiapan obat rawat

jalan secara individual dapat dilihat dalam lampiran 12. Depo farmasi terdapat di

setiap lantai gedung Instalasi Rawat Jalan. SDM di Depo Instalasi Rawat Jalan

lantai 1 berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 Apoteker, 2 Tenaga Teknis

Kefarmasian, dan 1 Juru Racik. SDM di Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 2

terdiri atas 1 Apoteker, 3 Tenaga Teknis Kefarmasian, 1 Juru Racik dan 1 bagian

Administrasi. Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 3 hanya terdiri dari 1 Apoteker

dan 2 Tenaga Teknis Kefarmasian.

Setiap pagi masing - masing lantai depo farmasi melakukan permintaan

ke gudang farmasi. Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 1 melayani pasien

tunai, jaminan kantor, dan pasien HIV. Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 2

melayani pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS). Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 3

melayani pasien Jamkesmas, Jamkesda Depok, Jamkesda Tangerang, dan pasien

TBC.

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Jamkesmas,

Jamkesda Depok, dan Jamkesda Tangerang Selatan serta pasien KJS yaitu: resep

asli, SJP asli yaitu kertas warna merah muda dari loket 9 IRJ lantai 1, fotocopy

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

45

Universitas Indonesia

bukti pendaftaran, dan surat rujukan asli puskesmas yang ditujukan untuk RSUP

Fatmawati.

Depo Instalasi Rawat Jalan menerapkan sistem distribusi obat rawat jalan

secara individual prescription. Prosedur penyiapan obat rawat jalan secara

individual prescription merupakan tata cara dan urutan proses kegiatan

menyiapkan obat pasien rawat jalan berdasarkan resep pasien. Jumlah obat

diberikan seluruhnya sesuai yang tertera dalam resep yang telah melalui kajian

peresepan oleh Apoteker. Tujuan prosedur penyiapan obat rawat jalan secara

individual prescription adalah agar:

a. Tercapainya jaminan kebenaran dan keamanan dalam proses dispensing obat

pada pasien rawat jalan.

b. Tercapainya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keamanan dalam

penggunaan obat.

Prosedur penyiapan obat rawat jalan secara individual prescription Lampiran

12 :

a. Penerimaan resep dari dokter / perawat ruangan oleh petugas farmasi.

b. Pelaksanaan skrining resep untuk menilai kesesuaian penulisan resep.

c. Pelaksanaan pelayanan obat pasien yang telah memenuhi persyaratan pada

skrining resep.

d. Pemeriksaan berkas kelengkapan resep untuk pasien jaminan / asuransi: pasien

Jamkesmas, pasien Jamkesda, atau pasien KJS.

e. Pembuatan billing transaksi untuk resep yang telah memenuhi persyaratan dari

skrining dan kajian peresepan obat.

f. Pembayaran resep berdasarkan billing resep untuk pasien tunai. Pembayaran

dilakukan di kasir RSUP Fatmawati.

g. Pelaksanaan permohonan izin prinsip:

1) Resep pasien Jamkesmas dengan verifikasi oleh penjamin Jamkesmas, atau

2) Resep pasien KJS dengan verifikasi oleh penjamin KJS, atau

3) Verifikasi izin prinsip Direktur RSUP Fatmawati untuk perbekalan

farmasi yang tidak terjamin dalam paket pembiayaan atau menjadi beban

RSUP Fatmawati.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

46

Universitas Indonesia

h. Pembuatan etiket obat dengan pemilihan etiket:

1) Etiket warna putih untuk penggunaan melalui enteral (oral / sublingual /

dan lain - lain).

2) Etiket warna biru untuk penggunaan melalui parenteral dan topikal.

Pembuatan etiket obat dengan mencantumkan nomor rekam medik, nama

pasien, nama obat, dosis obat, waktu dan frekuensi pemberian, rute

pemberian, dan tanggal kadaluwarsa.

i. Pelaksanaan pembuatan copy resep untuk obat yang tidak jadi dibeli pasien

atau obat yang tidak terlayani oleh depo farmasi.

j. Pengecekan obat tentang kebenaran obat yang sudah disiapkan dengan

klarifikasi 7 benar, yaitu benar obat, benar dosis, benar waktu dan frekuensi

pemberian, benar rute pemberian, benar pasien, benar informasi, dan benar

dokumentasi.

k. Pelaksanaan penyerahan obat yang sudah disiapkan kepada pasien.

Pemanggilan nama pasien rawat jalan melalui pengeras suara untuk menuju

loket pengambilan obat. Pelaksanaan penyerahan obat kepada pasien rawat

jalan dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian dengan kriteria:

1) Apoteker yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)

2) Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang telah mendapatkan Surat

Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)

3) Terdaftar sebagai tenaga kefarmasian di RSUP Fatmawati

4) Selesai mengikuti masa orientasi

l. Pelaksanaan konseling obat apabila pasien membutuhkan penjelasan lebih

lanjut.

m. Pendokumentasian resep dan bukti print out dalam file sesuai dengan status

pembiayaan pasien.

3.2.7.5 Depo Askes

Depo Askes adalah depo farmasi yang khusus melayani semua pasien

rawat jalan peserta Askes. Sumber daya manusia yang terdapat di depo Askes

terdiri dari 1 orang apoteker sebagai penyelia, 6 orang asisten apoteker, 2 orang

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

47

Universitas Indonesia

juru resep, dan 3 orang petugas administrasi. Pengadaan obat dilakukan setiap hari

langsung dari Gudang Farmasi dengan menggunakan formulir permintaan barang

melalui komputer secara online (RSUP Fatmawati, 2012a). Penyimpanan barang

disusun berdasarkan obat DPHO Askes dan non DPHO Askes, bentuk sediaan,

dan disusun secara alfabetis. Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam

lemari tersendiri dan terkunci (double lock) (RSUP Fatmawati, 2012b). Obat -

obat fast moving diletakkan terpisah di meja. Penyimpanan barang menggunakan

sistem FIFO dan FEFO.

Persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien untuk

mendapatkan pelayanan pengobatan pasien Askes di Depo Farmasi Askes adalah

(PT. Askes, 2004) :

a. Resep Asli

b. Surat rujukan asli dari Puskesmas dengan 2 lembar fotokopi surat rujukan

c. Fotokopi kartu Askes

d. Surat Jaminan Pasien (SJP) yang didapat dari gedung Askes

Dalam melayani pasien, Depo Askes mengacu pada pedoman – pedoman

yang disesuaikan dengan status pasien. Pedoman yang digunakan di depo askes

adalah Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) Askes merupakan acuan obat bagi

pasien peserta Askes. Dalam DPHO terdapat dua daftar obat yang dapat diberikan

kepada pasien Askes yaitu, obat peresepan umum dan obat khusus untuk penyakit

kanker. Dalam DPHO juga terdapat daftar obat dengan batasan jumlah peresepan

maksimal yang dapat diberikan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2009).

Alur pelayanan pasien di depo Askes dimulai dari masuknya resep ke

bagian penerimaan resep (bagian sortir). Pada bagian ini petugas depo Askes akan

memeriksa kelengkapan berkas yang menjadi persyaratan yang harus dibawa oleh

pasien. Apabila persyaratan yang diperlukan sudah lengkap, selanjutnya dilakukan

skrining resep. Setelah itu, pasien akan mendapatkan nomor pengambilan obat

yang sama dengan nomor yang ada pada resep. Kemudian resep distempel dan

datanya dimasukkan ke komputer. Setelah data dimasukkan ke komputer,

selanjutnya resep diberikan kepada petugas untuk dibuatkan etiketnya. Setelah itu

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

48

Universitas Indonesia

resep diberikan kepada petugas penyiapan obat, baik obat jadi maupun obat

racikan. Obat yang telah siap dikemas dan diserahkan ke pasien disertai

pemberian informasi singkat mengenai penggunaan obat. Alur pelayanan resep

depo Askes dapat dilihat pada lampiran 13.

Laporan - laporan yang dibuat oleh depo Askes, yaitu (RSUP Fatmawati,

2012c):

a. Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.

b. Laporan penulisan obat generik dan non generik.

c. Laporan penulisan obat yang masuk DPHO Askes dan non DPHO Askes.

d. Laporan analisa penjualan.

e. Laporan barang rusak dan kadaluwarsa yang dibuat setiap 3 bulan.

f. Laporan jumlah lembar resep dan jumlah resep.

Depo Askes memiliki pasien terbanyak dengan jumlah 200 – 300 resep per

hari. Obat yang paling sering diresepkan adalah obat untuk penyakit jantung dan

penyakit dalam. Pembayaran pasien Askes dapat diklaim ke PT Askes

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia, 2009)

3.2.7.6 Depo Rawat Inap (Teratai A dan B)

Depo farmasi rawat inap (Depo Teratai) berada tepat di tengah lantai

pertama gedung teratai. Gedung ini terdiri dari enam lantai dan memiliki kapasitas

516 tempat tidur. Dengan rincian tiap lantai sebagai berikut :

a. Lantai pertama yaitu ruangan kebidanan (emergency kebidanan, contohnya

pada kondisi pre eklampsia berat), high care unit di selatan Teratai, ruang

Thalasemia dan ruang kemoterapi.

b. Lantai kedua yaitu ruangan perawatan khusus kebidanan dan high care unit di

selatan Teratai.

c. Lantai ketiga yaitu ruangan khusus pasien anak – anak (< 18 tahun) dan yang

belum menikah, ruang isolasi serta high care unit di selatan Teratai.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

49

Universitas Indonesia

d. Lantai keempat yaitu ruangan pasien pasca bedah dan high care unit di utara

Teratai.

e. Lantai kelima yaitu ruangan pasien penyakit dalam (internis) dan high care

unit di selatan Teratai.

f. Lantai keenam yaitu ruangan untuk pasien penyakit saraf dan high care unit

di selatan Teratai.

Penanggung jawab depo farmasi rawat inap terdiri dari dua penyelia.

Penyelia pertama bertanggung jawab terhadap IRNA A yang terdiri dari lantai 1,

2 dan 3, sedangkan penyelia kedua bertanggung jawab pada IRNA B yang

terdiri dari lantai 4, 5 dan 6. Jumlah SDM di depo teratai adalah sebanyak 29

orang, dengan perincian apoteker sebanyak 3 orang, petugas perincian (billing)

sebanyak 6 orang, juru resep sebanyak 3 orang dan 17 orang merupakan

tenaga teknis kefarmasian.

Sistem pengadaan obat dilakukan berdasarkan sistem satu pintu dari

Instalasi Farmasi. Setiap harinya depo rawat inap akan membuat perincian

kebutuhan yang diinput ke komputer yang online dengan sistem di gudang

farmasi. Perbekalan farmasi di depo rawat inap, disimpan terpisah berdasarkan

bentuk sediaan, obat generik, dan non generik yang disusun berdasarkan alfabetis

dan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out). Obat

LASA (Look Alike Sound Alike) penyusunannya diberi jarak 2 box antar obat

LASA dan diberikan stiker LASA. Terdapat pharmaceutical refrigerator untuk

penyimpanan obat - obat yang membutuhkan suhu dingin untuk kestabilannya.

Obat – obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari dengan

double lock dan setiap obat - obat tersebut diambil maka dilakukan

pencatatan di buku penggunaan.

Sistem distribusi yang diterapkan di depo farmasi rawat inap beragam,

diantaranya adalah sistem distribusi dosis unit atau dikenal dengan UDD (unit

dose dispensing). Dalam sistem UDD petugas menyiapkan sejumlah obat

dengan dosis sekali pakai dan disiapkan untuk keperluan pasien selama 24

jam per hari selama pasien menjalani rawat inap. Alur sistem distribusi dosis

unit tertera Lampiran 14.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

50

Universitas Indonesia

Sistem selanjutnya yaitu sistem floor stock dan sistem resep individual

berupa resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita. Sistem resep individual

ini diterapkan di lantai dua dan lantai tiga untuk pasien anak - anak yang masih

mendapatkan puyer. Depo Rawat Inap terdapat beberapa paket untuk

penanganan pasien. Pelaporan yang dikerjakan di depo farmasi rawat inap sama

halnya dengan depo - depo farmasi lain, di antaranya adalah:

a. Laporan daftar pelunasan yang dibuat harian.

b. Laporan pemakaian narkotika dan psikotropika yang dibuat setiap bulan.

c. Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap

bulan.

d. Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.

e. Laporan barang rusak dan kadaluwarsa yang dibuat setiap 3 bulan.

3.2.7.7 Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Intensif (IRI)

Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu pelayanan dari Rumah Sakit

Umum Pusat Fatmawati melayani kegawatdaruratan medik selama 24 jam.

Didukung oleh tenaga profesional dan tenaga ahli yang berpengalaman lebih dari

40 orang yang bertugas secara shift dan akan memberikan pelayanan secara

maksimal mengatasi kegawatdaruratan medik. IGD memiliki pelayanan

pendukung seperti laboratorium Instalasi Gawat Darurat 24 jam, radiologi (USG,

CT Scanning), kamar operasi, bank darah, apotik, dan ambulance 24 jam (RSUP

Fatmawati, 2009). IGD terdiri dari beberapa ruangan:

a. Ruang resusitasi (ruang merah)

Di ruang ini terdapat delapan tempat tidur, lemari emergency, dan paket

resusitasi. Lemari emergency sangat penting keberadaannya dalam ruang ini

dikarenakan pasien - pasien yang masuk ruang ini merupakan pasien dengan

kondisi yang cukup parah, sehingga jika pasien mengalami kegawatdaruratan dan

butuh penanganan segera, perawat tidak perlu berlari ke depo farmasi di IGD

untuk mengambil obat maupun alat kesehatan sehingga dapat menghemat waktu

dalam menolong pasien. Lemari emergency di cek setiap hari pada pagi hari dan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

51

Universitas Indonesia

dilengkapi jumlahnya sesuai dengan daftar yang ditetapkan oleh RSUP

Fatmawati.

b. Ruang P2 (Ruang kuning)

Ruang ini dibagi menjadi ruang bedah dan ruang non bedah dimana di ruang

ini terdapat paket, namun tidak disediakan lemari emergency.

c. Ruang Triase

Pasien yang masuk ruangan ini dalam kondisi yang tidak terlalu parah sehingga

tidak mendapat tindakan dan tidak ada paket di ruang ini.

d. Ruang Intermediate Ward

Ruang ini digunakan pada pasien yang menunggu untuk dipindahkan ke ruang

rawat inap atau ruang lainnya.

Depo IGD dan IRI memiliki 1 orang apoteker penyelia, 1 orang

administrasi, dan 14 orang asisten apoteker. Depo IGD dan IRI buka 24 jam

dengan 3 shift dan melayani pasien rawat inap serta pasien rawat jalan. Pasien

rawat inap terdiri dari pasien yang masuk ruang Intensive Care Unit (ICU),

Neonatus Intensive Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU),

Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Sedangkan pasien rawat jalan merupakan

pasien yang masuk ruang IGD seperti ruang resusitasi, ruang P2, ruang triase,

maupun poli IGD.

Paket-paket yang ada di depo IGD antara lain :

a. Paket Alat Kesehatan (Alkes) ICU

b. Paket Alat Kesehatan (Alkes) NICU / PICU

c. Paket Infus Dewasa

d. Paket Resusitasi Anak

e. Paket Resusitasi Dewasa

Depo farmasi IGD dan IRI melakukan permintaan obat dan alat kesehatan

ke gudang farmasi setiap hari secara online (RSUP Fatmawati, 2012a). Obat -

obatan disusun berdasarkan abjad dan dipisahkan menurut jenis sediaan. Untuk

obat - obat yang tidak stabil pada suhu ruang maka penyimpanannya di lemari

pendingin. Obat - obat jenis narkotika dan psikotropika ditempatkan di lemari

khusus tersendiri dengan double lock pada dua pintu dengan susunan berlapis.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

52

Universitas Indonesia

Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding sehingga tidak dapat

dipindahkan kecuali dengan membongkarnya (RSUP Fatmawati, 2012b). Alat

kesehatan ditempatkan di rak tersendiri dan diberi nama pada tempat atau box alat

kesehatan tersebut. Jenis sediaan obat yang sering digunakan di Depo IGD dan

IRI adalah sediaan injeksi. Laporan - laporan yang disiapkan oleh Depo Farmasi

IGD adalah (RSUP Fatmawati, 2012c):

a. Laporan daftar pelunasan yang dibuat harian.

b. Laporan pemakaian obat – obat narkotika yang dibuat setiap bulan.

c. Laporan pemakaian obat – obat psikotropika yang dibuat setiap bulan.

d. Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap

bulan.

e. Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.

f. Laporan barang rusak dan kadalwuarsa yang dibuat setiap 3 bulan.

g. Laporan jumlah resep dan lembar resep setiap bulan.

3.2.7.8 Depo Instalasi Bedah Sentral

Lantai 1 Instalasi Bedah Sentral terdapat OK Cito sebanyak 2 kamar.

Pasien yang masuk ke OK Cito merupakan pasien yang tidak direncanakan jadwal

operasinya atau yang sifatnya cito. Pada OK Cito terdapat Paket obat dan alkes

OK Cito dan lemari emergensi. Lemari emergensi terdiri dari lemari emergensi

bedah dan lemari emergensi anestesi. Lemari emergensi bedah berisi antibiotik,

sedangkan lemari emergensi anestesi berisi obat anestesi dan alat kesehatan. Saat

pasien masuk ke OK Cito, maka penata anestesi mengambil Paket obat dan alkes

OK Cito yang telah disiapkan oleh petugas depo farmasi. Bila obat dan alat

kesehatan dalam paket kurang, maka penata anestesi dapat mengambilnya di

lemari emergensi dan mencatatnya di Lembar Pemakaian. Setelah selesai operasi,

Lembar Pemakaian dimasukkan ke dalam Paket obat dan alkes OK Cito yang

telah terpakai oleh pasien. Lemari emergensi akan dicek jumlah pemakaian dan

pemakai, serta diisi kembali oleh petugas depo farmasi.

Lantai 2 Instalasi Bedah Sentral terdapat OK Elektif sebanyak 8 kamar

dan 1 Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral. Pasien yang masuk ke OK Elektif

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

53

Universitas Indonesia

telah memiliki jadwal operasi. Sehari sebelum operasi, depo farmasi menerima

jadwal operasi pasien dan permintaan anestesi umum atau spinal. Depo farmasi

kemudian menyiapkan paket anestesi dan memberi label nama pasien pada paket

tersebut, sehingga pada hari operasi penata anestesi cukup meminta paket

berdasarkan nama pasien. Penata bedah akan mencatat permintaan di buku pada

hari operasi, kemudian paket bedah akan disiapkan oleh petugas depo farmasi.

Bila terdapat kekurangan obat dan alat kesehatan saat operasi sedang

berlangsung, maka penata bedah atau penata anestesi dapat meminta secara

langsung ke depo farmasi dengan menyebutkan nama pasien dan kamar operasi.

Petugas depo farmasi akan mencatat permintaan obat dan alat kesehatan. Bila

pasien telah selesai dioperasi, maka paket akan dikembalikan ke depo farmasi dan

petugas depo farmasi akan merekapitulasi semua penggunaan obat dan alat

kesehatan ke administrasi perincian. Perincian selanjutnya akan dikirimkan ke

depo farmasi tempat pasien dirawat. Depo Instalasi Bedah Sentral juga

menyiapkan Paket Bedah Prima yang merupakan sistem paket untuk pasien tunai.

Sebelum operasi, pasien tunai harus melunasi pembayaran terlebih dahulu. Pasien

tunai dengan Paket Bedah Prima dapat menjalankan operasi di OK Elektif atau

OK Cito. Alur pelayanan obat dan alat kesehatan di depo instalasi bedah sentral

dapat dilihat Lampiran 15.

Obat - obatan disusun berdasarkan abjad dan dipisahkan menurut jenis

sediaan. Untuk obat - obat yang tidak stabil pada suhu ruang maka

penyimpanannya di lemari pendingin. Obat - obat jenis narkotika dan psikotropika

ditempatkan di lemari khusus tersendiri dengan double lock pada dua pintu

dengan susunan berlapis. Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding

sehingga tidak dapat dipindahkan kecuali dengan membongkarnya (RSUP

Fatmawati, 2012b). Alat kesehatan ditempatkan di rak tersendiri dan diberi nama

pada tempat atau box alat kesehatan tersebut.

SDM yang ada di Depo Instalasi Bedah Sentral berjumlah 1 Penyelia dan

2 Asisten Apoteker. Paket anestesi spinal terdiri dari Spinocan (spinal and

diagnostic puncture) 27G x 3”, bupivacain HCl 5 mg / ml, ondansetron 4 mg / 2

ml, klonidin HCl 150 μg / ml, dan ketolorac 3%. Paket anestesi umum terdiri dari

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

54

Universitas Indonesia

propofol 10 mg / ml, atracurium besilat, fentanyl, ondansetron 4 mg / 2ml, dan

ketolorac 3%.

3.2.7.9 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,

kegiatan pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang

dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias

dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan

pasien. Kegiatan pelayanan informasi obat bertujuan untuk menyediakan

informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan

rumah sakit serta untuk membuat kebijakan - kebijakan yang berhubungan

dengan obat (terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi) untuk menunjang terapi

obat yang rasional. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi

obat adalah:

a. 200 tempat tidur : 20 m2

b. 400 - 600 tempat tidur : 40 m2

c. 1300 tempat tidur : 70 m2

Peralatan yang terdapat di ruang informasi obat meliputi kepustakaan yang

memadai, meja, kursi, rak buku, komputer, telepon, lemari arsip, kartu arsip.

Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan informasi obat adalah:

a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan

pasif.

b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,

surat atau tatap muka.

c. Membuat buletin, leaflet, label obat.

d. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan

penyusunan Formularium Rumah Sakit.

e. Bersama dengan PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat

jalan dan rawat inap.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

55

Universitas Indonesia

f. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga

kesehatan lainnya.

g. Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.

b. Alur program pelayanan informasi obat dapat dilihat pada Lampiran 16.

3.3 Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati

Tim Farmasi dan Terapi (TFT) adalah suatu unit kerja yang dibentuk

untuk membantu Direktur Rumah Sakit dalam hal membuat kebijakan tentang

penggunaan obat dan pengelolaan obat di Rumah Sakit. Tujuan dibentuknya

TFT adalah :

a. Menjamin tersedianya obat dan alat kesehatan (alkes) habis pakai yang

bermutu untuk kebutuhan pasien di RSUP Fatmawati.

b. Tersusunnya standar obat yang berlaku di RSUP Fatmawati.

c. Terwujudnya pelaksanaan kebijakan penggunaan obat dan pengelolaan yang

baik bagi pengguna maupun penyedia obat di RSUP Fatmawati.

d. Terselenggaranya penggunaan obat yang rasional dan aman di RSUP

Fatmawati.

e. Terlaksananya pengawasan, pengendalian, dan evaluasi penggunaan dan

pengelolaan obat dan alkes di RSUP Fatmawati.

Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di bawah koordinasi dan bertanggung

jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati. Struktur

organisasi TFT terdiri dari:

a. Ketua : Dokter

b. Sekretaris : Apoteker

c. Anggota : Dokter, Apoteker, dan Perawat

Tugas pokok dari TFT adalah:

a. Melaksanakan uji coba dan memberikan rekomendasi dalam pemilihan

penggunaan obat dan alkes habis pakai.

b. Menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat dan alkes

habis pakai di Rumah Sakit dan apabila perlu dapat diadakan perubahan secara

berkala.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

56

Universitas Indonesia

c. Menyusun Antibiotic Guideline bersama-sama dengan Komite Pengendalian

Penyakit Infeksi.

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan

penggunaan obat generik serta alkes habis pakai bersama-sama Instalasi

Farmasi.

e. Melaksanakan edukasi pada staf farmasi, profesi lainnya tentang obat dan

perbekalan kesehatan lainnya .

Formularium Obat RSUP Fatmawati adalah daftar dari seluruh item obat

yang ada di RSUP Fatmawati dalam periode waktu tertentu, yaitu maksimal 3

tahun. Daftar obat di Formularium Obat disusun berdasarkan kelas terapi dan

berisi nama generik produk (1 item), nama merek original dari pabrik tertentu (1

item), nama merek dagang dari pabrik tertentu (2 item), serta keterangan

mengenai bentuk sediaan, kekuatan produk dalam kemasan, dan nama pabrik

pembuat. Formularium Obat RSUP Fatmawati dibuat pertama kali pada tahun

1990, kemudian dilakukan revisi dan pembaruan terus menerus yang terjadi pada

tahun 1995, 2003, 2007, 2010, dan terakhir pada tahun 2012. Pembuatan revisi

formularium RSUP Fatmawati tidak dilakukan setiap tahun, dikarenakan kendala

biaya untuk mencetak formularium baru dan kesulitan untuk mengumpulkan

anggota TFT.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

57 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk

melakukan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan rujukan dan atau upaya

kesehatan penunjang, salah satunya RSUP Fatmawati. Dalam upaya

memberikan pelayanan kesehatan, RS tidak dapat dipisahkan dari pelayanan

kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Untuk menunjang hal tersebut

maka dibentuk suatu badan organisasi yaitu IFRS (Instalasi Farmasi Rumah

Sakit). IFRS dipimpin oleh seorang Kepala IFRS yaitu Apoteker dan

bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan – peraturan

farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi.

Salah satu tugas Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSUP Fatmawati adalah

menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat dan alkes

habis pakai di Rumah Sakit. Salah satu cara untuk mengetahui berjalan atau

tidaknya TFT rumah sakit adalah dengan melihat formularium yang disusunnya.

Pada tiap 6 bulan atau maksimal 1 tahun dilakukan evaluasi atau review untuk

penyempurnaan Formularium. Di RSUP Fatmawati, formularium obat tidak

dapat direvisi tiap setahun sekali karena masalah biaya untuk mencetak

Formularium terbaru dan kesulitan untuk mengumpulkan anggota TFT. Revisi

formularium obat yang dilakukan oleh TFT RSUP Fatmawati adalah setiap 3

tahun sekali. Formularium obat RSUP Fatmawati dibuat pertama kali pada tahun

1990, kemudian dilakukan revisi dan pembaruan terus menerus yang terjadi pada

tahun 1995, 2003, 2007, 2010, dan terakhir pada tahun 2012. Dengan adanya

kesinambungan proses revisi, dapat dikatakan bahwa TFT RSUP Fatmawati

sudah berjalan dengan baik.

Salah satu tugas pokok farmasi klinik RSUP Fatmawati ialah

meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi dengan melaksanakan farmasi

klinik. Berikut ini merupakan pembahasan dari pelaksanaan kegiatan farmasi

klinik.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

58

Universitas Indonesia

a. Pengkajian Resep

Pengkajian resep merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencegah

terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat pasien. Selain itu, pengkajian resep

juga dilakukan agar tercapainya rasionalisasi penggunaan obat. Kegiatan dalam

pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan

farmasetis, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat

jalan. Di RSUP Fatmawati, pengkajian resep tidak sepenuhnya dilakukan. Hal ini

terlihat dari masih adanya resep yang tidak lengkap. Misalnya pada resep untuk

pasien bayi atau anak, berat badan dan umur pasien sering kali tidak tertera pada

lembar resep, padahal hal tersebut diperlukan terutama untuk menghitung dosis

maksimal pada pasien bayi atau anak. Sering kali hanya nama pasien yang tertera

pada lembar resep. Pada lembar instruksi pemberian obat pada pasien rawat inap,

terkadang tidak semua lembar ada penanda berupa stempel keterangan “Resep

telah di review Farmasi”.

Pengkajian resep yang tidak sepenuhnya dilakukan disebabkan oleh

banyaknya resep atau pasien yang harus dilayani oleh petugas farmasi di RSUP

Fatmawati. Selain itu, untuk melakukan pengkajian resep secara keseluruhan

cukup membutuhkan waktu sementara pelayanan obat pasien harus dilakukan

secara cepat karena banyaknya pasien yang harus dilayani terutama untuk pasien

rawat jalan.

b. Pengkajian Penggunaan Obat

Pengkajian penggunaan obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui gambaran pengobatan yang diberikan kepada pasien. Pengkajian

penggunaan obat juga dilakukan untuk menilai ada tidaknya drug related problem

selama pasien menjalani pengobatan. Di RSUP Fatmawati, pengkajian

penggunaan obat dilakukan terhadap pasien rawat jalan dengan melihat instruksi

pemberian obat yang terdapat pada rekam medik pasien. Data yang diperoleh dari

rekam medik pasien dipindahkan ke dalam lembar Formulir Terapi Pasien untuk

selanjutnya dinilai ada tidaknya masalah - masalah yang terkait dengan

pengobatan pasien.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

59

Universitas Indonesia

c. Visite

Visite pasien oleh apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker

kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi yang lebih baik.

Apoteker melakukan praktik di ruang rawat sesuai dengan kompetensi dan

kemampuan farmasi klinik yang dikuasai. Visite pasien yang dilakukan di RSUP

Fatmawati diaplikasikan kepada pasien yang berada dalam perawatan intensif dan

memiliki resiko mengalami terjadinya kesalahan obat (medication errors).

Beberapa tempat dilakukannya praktik apoteker ruang rawat di RSUP Fatmawati

contohnya pada ruang perawatan pasien Intensive Care Unit (ICU), Neonatal

Intensive Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Intensive

Cardiac Care Unit (ICCU), High Care Unit (HCU), dan ruang perawatan pasien

pra operasi dan post operasi.

Kegiatan visite yang dilakukan apoteker di RSUP Fatmawati dilakukan secara

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dan disesuaikan dengan situasi dan

kondisi. Tipe visite ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat

memperoleh informasi terkini dan komprehensif, dapat dijadikan sebagai fasilitas

pembelajaran, serta dapat langsung dikomunikasikan masalah terkait penggunaan

obat dan mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Namun, kegiatan visite

ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah jadwal visite harus

disesuaikan dengan jadwal tim dan waktu pelaksanaan terbatas sehingga diskusi

dan penyampaian informasinya kurang lengkap.

Visite yang dilakukan di RSUP Fatmawati sebagian besar terjadwalkan dan

umumnya dilakukan setiap seminggu sekali contohnya pada ruang perawatan

Rehabilitasi Medik dan High Care lantai 6 Selatan Teratai. Sedangkan untuk

pasien Intensive Care Unit (ICU) umumnya dilakukan 3-4 kali dalam seminggu,

hal ini disebabkan kondisi pasien pada ruang perawatan tersebut merupakan

pasien yang menderita penyakit komplikasi sehingga memungkinkan pasien

menerima bermacam - macam jenis obat. Hal ini memungkinkan terjadinya

masalah terkait obat yang dapat mempengaruhi outcome pasien sehingga

diperlukan visite yang lebih sering untuk memastikan terapi obat yang diterima

oleh pasien.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

60

Universitas Indonesia

Dalam kegiatan visite, sebelum apoteker memberikan rekomendasi maka

apoteker berdiskusi dengan anggota tim secara aktif untuk saling mengklarifikasi,

mengkonfirmasi, dan melengkapi informasi penggunaan obat. Pada saat visite

secara tim rekomendasi lebih ditujukan kepada dokter yang merawat pasien.

Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa pertanyaan atau rekomendasi yang

diminta oleh tim visite kepada apoteker diantaranya adalah pemilihan terapi obat,

misalnya dalam pemilihan jenis dan regimen, obat pengganti yang dapat diberikan

kepada pasien, efek samping obat, interaksi obat, segi cost effectiveness, dan lain -

lain.

Setelah rekomendasi yang diberikan oleh apoteker disetujui, selanjutnya

apoteker melakukan pemantauan pelaksanaan rekomendasi dari sisi efektifitas dan

keamanan. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa rekomendasi yang

diterima aman bagi pasien. Tahap akhir dari visite adalah melakukan dokumentasi

praktik visite yang dikelola dengan baik dan terjaga kerahasiaannya. Dengan

adanya pendokumentasian yang baik dapat dijadikan sebagai jaminan

terlaksananya kegiatan visite, serta sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan

mutu pelayanan.

d. Monitoring Efek Samping Obat

Prosedur program monitoring efek samping obat (MESO) adalah tata cara

menganalisa kejadian efek samping obat yang terjadi pada pasien. Proses ini

merupakan kegiatan kolaboratif yang melibatkan semua tenaga kesehatan baik

dokter, perawat, apoteker dan semua tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit

termasuk pasien dan keluarga pasien. Di RSUP Fatmawati kegiatan monitoring

penggunaan obat dilakukan untuk mengetahui efek terapi dari proses pengobatan

serta kemungkinan terjadinya efek terapi dari proses pengobatan serta

kemungkinan terjadinya efek samping obat. Setiap temuan efek samping obat

dilakukan pengkajian oleh tenaga kesehatan. Seluruh kronologis kejadian efek

samping obat dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya harus

terdokumentasi dalam catatan rekam medik pasien dan dibuatkan laporan untuk

disampaikan pada Komite Mutu dan Manajemen Risiko (KMMR) dalam waktu

maksimal 48 jam.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

61

Universitas Indonesia

Prosedur pemantauan efek samping obat meliputi :

1) Pelaksanaan kegiatan pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap timbulnya

efek samping obat.

2) Pelaksanaan penerimaan laporan kejadian efek samping obat tenaga

kesehatan, keluarga pasien atau petugas lainnya.

3) Pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan temuan kejadian efek samping obat

dalam formulir pelaporan.

4) Pelaksanaan kegiatan komunikasi atau interview oleh tim kerja (tim

monitoring efek samping obat) yang terdiri dari DPJP, perawat ruangan,

apoteker ruangan.

5) Pelaksanaan kegiatan analisa oleh tim monitoring efek samping obat terhadap

hasil interview maupun laporan efek samping obat dari semua sumber.

6) Pelaksanaan kegiatan diskusi setara komprehensif sebagai media problem

solving oleh tim monitoring efek samping obat atas hasil analisa yang telah

dilakukan.

7) Pencatatan di rekam medik pasien oleh DPJP atau tim monitoring efek

samping obat tentang kejadian efek samping obat pasien. Pencatatan terkait

bentuk kejadian efek samping obat, tindakan pengatasan efek samping obat

yang terjadi dan tindakan pencegahan efek samping obat yang akan datang.

8) Pembuatan formulasi rekomendasi oleh tim monitoring efek samping obat.

Pilihan rekomendasi antara lain menghentikan pengobatan, mengganti obat

dengan yang lebih aman, mengatur jadwal penggunaan, menurunkan dosis

obat, memberikan antidot atau premedikasi sebelum penggunaan obat, dan

membuat laporan kejadian insiden dengan mengisi formulir laporan insiden

(internal).

9) Pelaksanaan implementasi rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi

efek samping obat.

10) Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi tingkat keberhasilan

intervensi yang dilakukan.

11) Pelaksanaan diskusi lanjutan oleh tim monitoring efek samping obat jika

diperlukan guna mencapai hasil intervensi yang telah diberikan.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

62

Universitas Indonesia

12) Pendokumentasian rekomendasi penanganan efek samping obat pada formulir

laporan MESO Nasional.

Penyampaian laporan efek samping obat yang terjadi segera

ditindaklanjuti oleh tim monitoring efek samping obat menjadi laporan ke Tim

Farmasi dan Terapi (TFT) dan Komite Mutu dan Manajemen Resiko (KMMR)

dalam waktu 48 jam; bila kejadian efek samping obat masuk dalam kategori

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Sentinel.

e. Pelayanan Informasi Obat

RSUP Fatmawati telah melakukan pelayanan informasi obat yang dilakukan

oleh apoteker selama 24 jam atau on call. Berbagai bentuk kegiatan pelayanan

informasi obat seperti yang ada pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi

telah dilakukan di RSUP Fatmawati. Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan

meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi, stabilitas, harga, efek

samping, dosis, interaksi, kompatibilitas, ketersediaan, kontraindikasi,

farmakokinetik, farmakodinamik, toksisitas, cara pemakaian, cara penyimpanan,

indikasi, dan keracunan dari suatu obat, serta pertanyaan lain-lain. Untuk dapat

menjawab setiap pertanyaan dengan tepat, maka dilakukan usaha penggalian

informasi penanya mengenai identitas pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat

pengobatan pasien, dan riwayat alergi atau efek samping obat yang pernah dialami

pasien. Literatur yang digunakan di pelayanan informasi obat RSUP Fatmawati

adalah literatur tersier.

Pada kegiatan pelayanan informasi obat di RSUP Fatmawati juga dilakukan

dokumentasi yang bertujuan untuk:

1) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam

menjawab pertanyaan dengan lengkap.

2) Sebagai sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.

3) Sebagai catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.

4) Sebagai media pelatihan tenaga farmasi.

5) Sebagai basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan pelayanan.

6) Sebagai bahan audit dalam melaksanakan quality assurance dari pelayanan

informasi obat.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

63

Universitas Indonesia

Evaluasi yang dilakukan terkait dengan pelayanan informasi obat mencakup

penilaian atau pengukuran keberhasilan pelayanan informasi obat dengan cara

membandingkan tingkat keberhasilan sebelum dan sesudah dilaksanakan

pelayanan informasi obat serta pemberian masukan kepada pimpinan dalam

membuat kebijakan di waktu mendatang. Selama tahun 2012, sempat terjadi

penurunan tajam pada jumlah pertanyaan di pelayanan informasi obat. Sekalipun

demikian, setiap pertanyaan tersebut berhasil dijawab oleh apoteker. Kecepatan

menjawab pertanyaan juga telah diusahakan untuk segera dijawab (< 1 jam).

Masalah yang masih dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi

obat adalah keterbatasan jumlah literatur, literatur yang tidak terkini (tidak up to

date), apoteker yang tidak selalu di ruang pelayanan informasi obat, dan jumlah

pertanyaan yang masih sedikit.

f. Monitoring Interaksi Obat

Kegiatan pemantauan interaksi obat di RSUP Fatmawati telah dilakukan

seiring dengan dilakukannya pemantauan terapi obat untuk menemukan masalah

yang berkaitan dengan penggunaan obat. Menurut Standar Prosedur Operasional

(SPO) yang ada, kegiatan pemantauan interaksi obat dilakukan dengan

menggunakan software interaksi obat, namun pada pelaksanaannya kegiatan

analisis masih menggunakan literatur pustaka sehingga membutuhkan waktu yang

lebih lama dalam menemukan interaksi obat yang berpotensi terjadi. Kegiatan

pemantauan interaksi obat juga tidak dilakukan rutin karena kesibukan apoteker di

pelayanan kefarmasian lainnya sehingga seringkali kegiatan pemantauan interaksi

obat yang dilakukan tidak sampai pada pemberian rekomendasi penanggulangan.

g. Konsultasi Obat

Konsultasi obat diawali dengan memperkenalkan diri kepada pasien.

Kemudian, apoteker mulai menanyakan masalah yang dihadapi pasien terkait

penggunaan obatnya. Apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang diterima pasien

dengan memberitahukan nama obat dan indikasi obat. Dalam menjelaskan atau

memecahkan masalah pasien, apoteker menggunakan alat tulis untuk

memudahkan pasien dalam memahami penjelasan dari apoteker, misalnya

masalah waktu dan frekuensi penggunaan obat pada pasien yang mendapat

polifarmasi. Pasien yang mendapat polifarmasi sering mengalami kesulitan dalam

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

64

Universitas Indonesia

hal waktu penggunaan obat. Pasien sering menanyakan apakah semua obat yang

diberikan harus diminum bersamaan atau harus diberi jarak waktu. Pasien juga

menanyakan obat mana yang harus diminum sebelum dan sesudah makan. Setelah

pasien mendapat penjelasan tentang obatnya, apoteker akan meminta pasien untuk

mengulangi penjelasan yang dipaparkan tadi untuk menguji pemahaman pasien.

Jika pasien masih kurang jelas dengan penjelasan yang diberikan, apoteker akan

mengulangi penjelasan tersebut dan meminta pasien untuk mengulangi penjelasan

dari apoteker tersebut. Setelah pasien memahami yang dijelaskan apoteker,

apoteker akan menanyakan masalah lainnya yang dialami pasien yang dapat

dibantu penanganannya oleh apoteker.

Dalam melakukan konsultasi obat, apoteker kurang menggali informasi

dari pasien seperti obat, vitamin, atau jamu apa saja yang pernah atau sedang

dikonsumsi pasien. Apoteker juga tidak menanyakan apakah pasien memiliki

riwayat alergi. Apoteker hanya memberikan informasi tentang obat yang

ditanyakan oleh pasien, informasi lain seperti aturan pakai obat, efek samping

yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya, interaksi yang mungkin terjadi

antara obat dengan obat lain termasuk vitamin dan jamu atau interaksi antara obat

dengan makanan.

h. Edukasi Farmasi

Program edukasi farmasi dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah orang

dalam ruangan tertentu guna mendengarkan penjelasan dari apoteker mengenai

tema tertentu misalnya tema tentang penggunaan dan penyimpanan obat yang

benar. Kegiatan tersebut dilaksanakan kurang lebih satu jam, dimulai dengan

presentasi dari apoteker kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta

diperkenankan bertanya mengenai obat berupa cara pakai, penyimpanan obat, dan

masalah-masalah terkait obat lainnya. Untuk melakukan kegiatan program

edukasi farmasi di rumah sakit diperlukan fasilitas penunjang seperti infocus,

layar, laptop, microphone, dan lain-lain. Pada saat kegiatan, dilakukan pembagian

questioner mengenai tanggapan peserta terhadap kegiatan tersebut. Hasil

questioner tersebut berguna untuk perbaikan dan koreksi terhadap kegiatan

edukasi selanjutnya. Peserta program edukasi banyak yang tidak mengisi

questioner dikarenakan tidak membawa alat tulis. Saat dilaksanakan program

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

65

Universitas Indonesia

edukasi di Depo Askes, perhatian peserta edukasi terbagi antara mendengarkan

pemaparan presenter dengan mendengarkan panggilan petugas depo farmasi yang

akan memberikan obat.

Dalam melaksanakan kegiatannya, Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

dibagi menjadi beberapa sub bagian, antara lain:

1) TU Farmasi dan SDM Farmasi serta Pencatatan dan Pelaporan

Seluruh kegiatan administrasi dan pelaporan Instalasi Farmasi RSUP

Fatmawati dilakukan di Tata Usaha Farmasi. Tujuan kegiatan administrasi dan

pelaporan dalam pelayanan kefarmasian adalah:

a) Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi

b) Tersedianya informasi yang akurat

c) Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan

d) Tersedianya data yang lengkap untuk perencanaan.

Selain itu, kegiatan administrasi dan pelaporan merupakan dasar dari

akreditasi yang dilakukan di rumah sakit. RSUP Fatmawati sebagai RS

pemerintah wajib melaporkan seluruh kegiatan yang dilakukan, pengawasan dari

pemerintah dilakukan dengan melakukan audit-audit baik secara internal maupun

eksternal. Jika proses administrasi dan pelaporan yang dilakukan baik, akan

mempermudah audit.

Salah satu laporan yang dilakukan adalah laporan penggunaan obat narkotika

dan psikotropika. Laporan penggunaan obat narkotika dilakukan setiap bulan dan

laporan penggunaan obat psikotropika dilakukan setiap tahun, namun tetap

dilakukan perekapan penggunaan obat psikotropika setiap bulannya.

2) Gudang Farmasi

Gudang Farmasi melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan kesehatan di

RSUP Fatmawati dari perencanaan sampai pembuatan laporan. Perencanaan

dibuat berdasarkan analisa penjualan masing-masing depo dan pemakaian obat

serta alkes floor stock tiap ruang, selain itu perencanaan juga dibuat berdasarkan

data epidemiologi di RSUP Fatmawati. Data epidemiologi bisa didapat dari

laporan 10 besar penyakit di RSUP Fatmawati yang selalu diberikan IRMIK ke

TU Farmasi setiap bulan. Dalam perencanaan pengadaan perbekalan farmasi,

usulan-usulan dari depo-depo farmasi juga bisa menjadi rujukan perencanaan,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

66

Universitas Indonesia

untuk mengetahui obat apa saja yang belum terlayani atau untuk mengetahui obat

yang banyak diresepkan oleh dokter. Pemilihan perbekalan farmasinya

berdasarkan DOEN, DPHO Askes, dan Formularium RSUP Fatmawati. Tahap

perencanaan merupakan tahap yang krusial, perencanaan harus dibuat sebaik

mungkin untuk menjamin ketersediaan perbekalan farmasi di RSUP Fatmawati.

Pengadaan yang dilakukan oleh RSUP Fatmawati dengan cara pembelian

telah sesuai dengan ketentuan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 tentang

Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah karena sebagai rumah sakit pemerintah aset

yang ada di RSUP Fatmawati merupakan aset pemerintah. Kegiatan produksi di

RSUP Fatmawati juga merupakan salah satu kegiatan pengadaan. Selain dengan

pembelian dan produksi, pengadaan juga dilakukan untuk obat-obat program

pemerintah yang gratis. Syarat pengadaan obat-obat ini adalah pengajuan

permohonan kepada Dinas Kesehatan dan pembuatan laporan penggunaan obat

program tersebut secara periodik. Obat program ini juga hanya dapat

dipergunakan bagi pasien tertentu yang sesuai dengan kriteria.

Setelah barang datang, dilakukan proses penerimaan barang oleh tim

penerima. Ruang tim penerima sudah strategis karena terletak di bagian depan

gudang farmasi sehingga pengecekan barang bisa langsung dilakukan. Jika semua

syarat yang harus dicek sudah lengkap dan sesuai dengan faktur, tim penerima

menyerahkan barang ke gudang farmasi untuk disimpan. Penyerahan barang

dilakukan dengan membuat Berita Acara Penerimaan barang sebagai bukti bahwa

barang yang diterima terjamin kesesuaiannya. Penyimpanan seluruh perbekalan

farmasi dilakukan di gudang famasi secara terpisah sesuai dengan

pengelompokannya. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun masih ada atau

sebagian ditempatkan bersama dengan ruang penyimpanan obat. Seluruh label

untuk obat karsinogen, bahan berbahaya dan beracun telah ditempelkan sesuai

dengan tempatnya. Begitu pula dengan lembar MSDS untuk bahan B3, tidak

seluruhnya ditempel di dinding, tetapi ada juga berupa buku yang diletakkan di

dekat bahan B3 tersebut. Penyimpanan gas medis dilakukan di tempat yang

terpisah dari gudang induk, gas medis yang terdapat di RSUP Fatmawati antara

lain O2 kecil (1 m3) dan O2 besar (6 m

3), N2O 25 kg dan CO2 25 kg disimpan

berdasarkan ukuran dan pada tabung terdapat tanda B3 mudah meledak. Tempat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

67

Universitas Indonesia

dan sarana penyimpanan perbekalan farmasi secara keseluruhan terlihat bersih.

Petugas melaksanakan pencatatan pemasukan, pengeluaran, dan stok perbekalan

farmasi ke dalam kartu persediaan dan dalam Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit (SIRS).

3) Produksi Farmasi

Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati memiliki ruang produksi farmasi untuk

sediaan farmasi non steril dan steril. Produksi sediaan farmasi yang dilakukan

merupakan produksi untuk keperluan rumah sakit itu sendiri, sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Kegiatan produksi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pengadaan obat tertentu (mendapatkan obat dengan harga yang lebih murah

sehingga pasien tidak membayar terlalu mahal untuk suatu obat dan lebih

menjamin kualitas obat yang dihasilkan). Selain itu, produksi juga memudahkan

penerimaan obat oleh pasien atau tenaga kesehatan lainnya karena sudah dikemas

kembali menjadi sediaan yang telah sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan

produk yang tidak dijual di pasaran seperti pembuatan kapsul NaCl dan kapsul

Natrium Bikarbonat.

Pada mulanya terdapat 73 formula standar yang terdapat di ruang produksi

RSUP Fatmawati, namun hanya 43 item yang masih diproduksi sampai saat ini.

Artinya, hanya 58,9 % item obat yang masih diproduksi. Setiap kali petugas akan

melakukan produksi, petugas harus mengisi formulir master formula baik untuk

pembuatan atau pengenceran atau pengemasan kembali pada setiap tahapan

kegiatan produksi. Formulir master formula berfungsi sebagai dokumentasi dari

kegiatan produksi yang dilakukan dan juga merupakan bukti bahwa produksi yang

dilaksanakan sesuai dengan CPOB.

Setelah produk dihasilkan, produk dikemas dan diberi etiket serta tanggal

kadaluwarsa. Penyimpanan produk jadi masih dilakukan di ruang produksi sendiri

karena keterbatasan sumber daya, sementara obat-obat hasil produksi merupakan

persediaan gudang. Petugas depo farmasi yang membutuhkan produk dari

produksi non steril datang ke gudang farmasi untuk mendapatkan formulir bon

obat lalu datang ke produksi farmasi non steril untuk mendapatkan produknya

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

68

Universitas Indonesia

kemudian melaporkannya ke gudang farmasi dengan membawa formulir bon

obat. Pendistribusian obat seperti ini memiliki kekurangan karena dapat

menyebabkan timbulnya kesalahan pencatatan stok produk.

Peran apoteker sangat penting dalam mempersiapkan rekonstitusi obat kanker,

diantaranya memastikan dosis yang sesuai dengan luas permukaan tubuh pasien.

Walaupun dalam prakteknya rekonstitusi dilakukan oleh tenaga teknis

kefarmasian, akan tetapi di RSUP Fatmawati diberlakukan kebijakan agar semua

tenaga teknis kefarmasian bisa melakukan rekonstitusi termasuk apoteker. Ini

dilakukan karena paparan obat kanker secara terus menerus akan membahayakan

petugas, serta perlu tenaga kesehatan yang paham akan ketelitian dosis,

melakukan teknis aseptis dan melakukan semua prosedur secara hati-hati. Sebagai

apoteker yang bertugas di produksi steril ini, harus mampu menghitung dosis yang

tepat dari suatu zat anti kanker, serta dikaji apakah obat tersebut sesuai dengan

diagnosis pasien. apoteker juga harus dapat menentukan macam pelarut serta

mengetahui dari literatur tentang kestabilan zat aktif obat kanker.

Bagi pasien kanker, pelaksanaan kegiatan penitipan obat sitostatika

dilakukan minimal 3 hari sebelum obat digunakan untuk perawatan. Pada saat

obat diperlukan untuk perawatan, maka dilakukan permintaan pencampuran obat

sitostatika dari ruang kemoterapi pasien ke produksi farmasi steril. Obat

sitostatika harus disiapkan selalu baru karena pada umumnya, obat sitostatika

memiliki waktu kadaluwarsa selama 24 jam sehingga obat yang telah disiapkan

harus segera digunakan. Setelah obat selesai disiapkan, petugas produksi farmasi

akan membawa obat tersebut ke ruang kemoterapi pasien.

Beberapa waktu terakhir ini, pasien dengan diagnosa kanker payudara dan

serviks merupakan pasien yang paling banyak ditemui. Petugas biasanya

merekonstitusi 12 hingga 15 resep. Beberapa temuan yang diperoleh dari

kegiatan orientasi produksi steril adalah tidak dilakukan pemantauan atau

monitoring lingkungan seperti jumlah mikroba dan pemantauan jumlah partikel

di BSC misalnya dengan metode settle plate (cawan papar) atau menggunakan

alat particle counter dikarenakan keterbatasan waktu serta SDM untuk

melakukannya.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

69

Universitas Indonesia

4) Depo Instalasi Rawat Jalan

Depo Instalasi Rawat Jalan telah melakukan prosedur penyiapan obat rawat

jalan secara individual prescription dengan baik. Depo Instalasi Rawat Jalan

lantai 1 khusus melayani pasien tunai, jaminan kantor, dan pasien HIV. Depo

Instalasi Rawat Jalan lantai 2 khusus melayani pasien Kartu Jakarta Sehat

(KJS). Sedangkan depo Instalasi Rawat Jalan lantai 3 khusus melayani pasien

Jamkesmas, Jamkesda Depok dan Tangerang Selatan, serta pasien TBC. Obat-

obatan HIV dan TBC merupakan obat-obatan program pemerintah yang

pengeluarannya dipantau oleh tim HIV dan tim TBC untuk kemudian dilaporkan

setiap bulannya ke Departemen Kesehatan RI.

Berdasarkan pengamatan penyimpanan obat-obat LASA di Depo Instalasi

Rawat Jalan lantai 1, 2 dan 3 masih ada beberapa obat yang belum ditempel label

LASA serta pada penyusunannya tidak diselingi dengan minimal 2 obat non

kategori LASA di antaranya, hal ini disebabkan karena keterbatasan luas

ruangan dan kendala kesulitan untuk mencari obat karena penyusunan obat

secara alfabetis akan terganggu oleh banyaknya obat-obatan yang termasuk

LASA. Pada depo farmasi IRJ lantai 1, 2 dan 3 juga ditemukan beberapa obat

keras yang terpajang di etalase depan umumnya berupa sediaan sirup dan topikal,

seharusnya obat keras ini disimpan di dalam depo. Selain itu, pada depo farmasi

IRJ lantai 1, 2, dan 3 persyaratan lemari narkotika telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku yaitu terdiri dari dua pintu dengan kunci terpisah, namun dalam hal

ini penyimpanan narkotika dan psikotropika berada di dalam satu lemari

narkotika, hal ini dikarenakan jumlah sediaan narkotika yang sedikit sehingga

pada pelaksanaannya di dalam salah satu lemari terdapat pintu lagi di dalamnya

dengan kunci terpisah dari dua kunci pintu yang ada di depan.

Pembayaran di IRJ lantai 1 berdasarkan harga obat dengan persyaratan hanya

berupa resep asli, sedangkan pembayaran pada IRJ lantai 2 dan 3 berdasarkan

jaminan INA-CBGs (Indonesia Case Based Groups). Besarnya jaminan INA-

CBGs per hari yaitu sebesar Rp 350.000 – Rp 400.000,- untuk keseluruhan

pelayanan kesehatan dengan pembatasan farmasi sebesar Rp 150.000,-. Jika

jumlah obat yang harus diberikan kepada pasien lebih dari Rp 150.000,- maka

pasien akan diberi copy resep yang dapat dilayani dikemudian hari beserta

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

70

Universitas Indonesia

persyaratan SJP asli yaitu kertas warna merah muda dari loket 9 yang terdapat

pada IRJ lantai 1, fotokopi pendaftaran dan rujukan asli dari puskesmas yang

ditujukan untuk RSUP Fatmawati.

5) Depo Askes

Pasien Askes merupakan pasien yang paling banyak di RSUP Fatmawati.

Mulai tanggal 1 April 2013, pasien Askes yang semula dilayani di lantai 2 dan 3

gedung Instalasi Rawat Jalan, sekarang dilayani di Depo Askes. Depo farmasi

instalasi rawat jalan lantai 2 melayani pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS),

sedangkan depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 3 melayani pasien Jamkesmas

dan Jamkesda (seperti Jamkesda Tangerang, Jamkesda Bogor, Jamkesda Depok,

dan lain-lain). Acuan yang dapat digunakan dalam melayani pasien Askes adalah

DPHO Askes. Acuan tersebut digunakan untuk mengetahui obat-obat apa saja

yang dapat diberikan kepada pasien Askes beserta batasan jumlah maksimal yang

dapat diberikan.

Alur pelayanan resep dimulai dari pasien membawa resep beserta berkas-

berkas yang diperlukan sebagai persyaratan dan diberikan kepada petugas.

Petugas akan melakukan pengecekan kelengkapan berkas dan pengecekan obat-

obat dalam resep (apakah obat-obat tersebut sesuai dengan pedoman dan dapat

diserahkan kepada pasien). Kemudian, resep diinput untuk pemotongan stok obat,

lalu dilakukan pembuatan etiket, penyiapan obat, dan penyerahan. Masing-masing

tahap dikerjakan oleh orang yang berbeda. Pada masing-masing tahap akan

dilakukan pemberian stempel HETIP (Harga Etiket Timbang Isi Penyerahan).

Pemberian stempel tersebut dimaksudkan agar dapat dilakukan pengecekan

kembali apabila terjadi kesalahan.

Sebelum pembuatan etiket, petugas terlebih dahulu memeriksa kartu rujukan

dan menuliskan keterangan tanggal dan obat-obat yang diberikan pada kartu

rujukan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat dilakukan pengecekan apabila

pasien sebelumnya telah mendapatkan obat yang sama atau pasien sebelumnya

telah menebus obat tersebut dengan jumlah maksimal. Pada bagian ini, petugas

akan membuatkan salinan resep untuk obat-obat yang tidak terdapat di Depo

Askes sehingga pasien dapat menebusnya di apotek lain.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

71

Universitas Indonesia

Setelah etiket dibuat, selanjutnya petugas akan melakukan penyiapan obat,

baik obat jadi maupun obat racikan. Penyiapan obat jadi dilakukan dengan

memasukkan obat ke dalam etiket sesuai dengan jumlah yang tertera di etiket.

Untuk mempermudah penyiapan, obat-obat fast moving diletakkan di meja

tersendiri sehingga petugas akan lebih cepat dalam mengambil obat yang

dibutuhkan. Untuk obat yang tidak dikemas dalam kemasan blister, obat

dimasukkan ke dalam etiket dengan menggunakan peralatan seadanya karena

tidak tersedia alat hitung tablet. Hal ini dapat mengakibatkan kontaminasi obat

apalagi jika obat dimasukkan ke dalam etiket menggunakan tangan.

Setelah obat disiapkan, obat dibawa oleh petugas ke bagian penyerahan. Alur

penyerahan obat meliputi verifikasi nomor pasien, verifikasi identitas pasien,

pemberian informasi singkat mengenai penggunaan obat, kemudian petugas

meminta nomor telepon pasien yang dapat dihubungi, dan meminta tanda tangan

pasien. Pemberian informasi obat dilakukan secara singkat. Informasi yang

diberikan kepada pasien hanyalah informasi mengenai indikasi dan aturan pakai

obat. Hal tersebut dikarenakan banyaknya jumlah pasien yang dilayani sehingga

waktu pemberian informasi obat menjadi sangat singkat. Jumlah resep yang

dilayani Depo Askes lebih kurang 200-300 resep per hari.

Dengan jumlah tersebut, terkadang tidak semua pasien dapat terlayani.

Terkadang masih terdapat pasien yang belum dilayani, meskipun jam pelayanan

telah selesai. Hal ini dikarenakan kurangnya SDM yang terdapat di Depo Askes.

Selain itu, seringkali pekerjaan yang berbeda dilakukan oleh orang yang sama,

misalnya selain melakukan penyerahan obat, petugas tersebut juga melakukan

penyiapan obat.

Obat yang sering diresepkan di Depo Askes adalah obat - obat jantung. Selain

itu, terdapat obat spesifik yang dilayani di Depo Askes yaitu obat-obat

kemoterapi. Namun, untuk obat-obat kemoterapi, yang dilayani di Depo Askes

hanya berkas-berkasnya saja, sedangkan obatnya dititipkan di ruang produksi

steril di Instalasi Farmasi. Hal ini dikarenakan hanya gudang farmasi dan produksi

farmasi steril yang boleh menyimpan obat - obat kemoterapi. Obat akan diberikan

kepada pasien setelah direkonstitusi dan diantarkan ke ruang kemoterapi pada saat

kemoterapi akan dilakukan. Selain melayani obat DPHO Askes, Depo Askes juga

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

72

Universitas Indonesia

melayani obat non DPHO Askes, tetapi untuk obat-obat tersebut pasien dikenakan

biaya. Untuk obat non DPHO Askes, pembayaran dilakukan setelah penyerahan

obat. Sedangkan untuk pasien peserta Askes yang mendapatkan obat-obat DPHO

Askes, pembayaran dilakukan dengan cara melakukan klaim ke PT. ASKES.

Setelah selesai pelayanan, dilakukan input data kembali menggunakan

program yang terhubung dengan PT. ASKES. Klaim Askes dilakukan oleh

Instalasi Penagihan Pasien (IPP). Oleh karena itu, di Depo Askes disediakan

komputer yang digunakan untuk klaim Askes. Pembayaran untuk pasien peserta

Jamkesda menggunakan sistem INA CBG’s yaitu pembayaran berdasarkan paket-

paket yang telah ditentukan. Apabila tagihan pasien melebihi biaya paket yang

diberikan, selebihnya akan menjadi beban rumah sakit. Sedangkan bila tagihan

pasien kurang dari paketnya, kelebihan tersebut akan menjadi keuntungan rumah

sakit yang dapat digunakan untuk menutupi tagihan pasien yang menjadi beban

rumah sakit. Dengan demikian, terjadi subsidi silang antara pasien yang

tagihannya melebihi paket dengan pasien yang tagihannya kurang dari paket.

Penyimpanan barang di Depo Askes dilakukan berdasarkan jenis sediaannya, suhu

penyimpanan, dan disusun secara alfabetis. Obat narkotika dan psikotropika

disimpan di lemari khusus (double lock). Pelaporan yang dibuat oleh Depo Askes

antara lain laporan analisa penjualan antara lain obat generik dan non generik,

narkotika dan psikotropika, jumlah resep dan jumlah R/. Penghitungan jumlah

resep dan jumlah R/ dilakukan untuk mengetahui jumlah pasien yang dilayani dan

mengetahui beban kerja pegawai di Depo Askes.

6) Depo Teratai A dan B

Depo farmasi rawat inap merupakan depo yang menyediakan perbekalan

farmasi (obat dan alkes) bagi pasien rawat inap gedung teratai. Depo ini memiliki

SDM sebanyak 29 orang, dengan perincian apoteker sebanyak 3 orang,

petugas perincian (billing) sebanyak 6 orang, juru resep sebanyak 3 orang dan

17 orang merupakan tenaga teknis kefarmasian. Kegiatan - kegiatan yang

dilakukan di depo farmasi rawat inap diantaranya pengadaan obat, penyiapan

obat, distribusi hingga dokumentasi.

Sistem pengadaan obat dilakukan berdasarkan sistem satu pintu dari

Instalasi Farmasi. IFRS bertanggung jawab terhadap obat yang beredar dan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

73

Universitas Indonesia

penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit secara keseluruhan.

Tanggung jawab ini termasuk pengadaan, penyimpanan, penyiapan obat untuk

konsumsi dan distribusi obat ke unit perawatan penderita. Oleh karena itu,

sistem pendistribusian obat dari IFRS ke daerah perawatan pasien harus sesuai

untuk efisiensi penggunaan sarana, personel, waktu dan juga mencegah

kesalahan atau kekeliruan agar dapat terpenuhi persyaratan penyampaian obat

yang baik yaitu benar obat, benar waktu dan frekuensi, benar dosis, benar rute

pemberian, benar pasien, benar informasi dan benar dokumentasi.

Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yang diterapkan setiap

rumah sakit bervariasi, hal ini tergantung pada kebijakan rumah sakit, kondisi

dan keberadaan fasilitas fisik, personel dan tata ruang rumah sakit. Di antara

sistem distribusi yang digunakan di depo farmasi rawat inap,

sistem dosis unit merupakan sistem distribusi yang paling menguntungkan

diantara sistem distribusi lainnya. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan

diantaranya adalah pasien menerima pelayanan 24 jam sehari dan pasien hanya

membayar obat yang dikonsumsinya saja, semua dosis yang diperlukan pada

ruang perawat telah disiapkan oleh petugas depo farmasi. Hal ini membuat

perawat mempunyai waktu lebih banyak untuk perawatan langsung pasien,

sistem ini juga menghemat ruangan perawat dengan meniadakan persediaan

obat- obatan dan kemasan dosis unit dapat mengurangi kesempatan terjadinya

kesalahan obat, juga membantu penelusuran kembali kemasan apabila terjadi

penarikan obat. Namun, sistem ini juga memiliki beberapa keterbatasan

diantaranya adalah sistem ini mengharuskan obat harus sudah siap

dikonsumsi sebelum jam makan pasien sehingga perlu teknik kerja yang cepat

dan tepat, serta kebutuhan tenaga farmasi lebih banyak. Namun pada

kenyataannya, peran apoteker belum optimal, karena proses mulai dari

penerimaan resep hingga penyerahan obat ke ruang pasien lebih banyak dilakukan

oleh asisten apoteker sehingga evaluasi kerasionalan penggunaan obat pasien

masih belum dapat dilakukan secara maksimal.

Tiap pasien memiliki map yang berisi formulir instruksi obat, kardeks, lembar

resep dan formulir pemberian obat insidentil. Formulir pemberian obat insidentil

adalah formulir untuk mencatat obat atau alat kesehatan yang diambil dari lemari

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

74

Universitas Indonesia

emergency yang digunakan oleh pasien. Dalam formulir ini tercantum nama,

alamat, umur pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, diagnosa, nama dan

jumlah obat yang digunakan per hari dan tanda tangan petugas administrasi

farmasi.

Pengadaan barang di depo rawat inap berasal dari gudang farmasi,

permintaan barang dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir

permintaan barang. Setiap harinya depo rawat inap akan membuat

perincian kebutuhan yang diinput ke komputer secara online dengan sistem

di gudang farmasi dan selanjutnya permintaan perbekalan farmasi akan

disiapkan oleh petugas gudang farmasi. Setelah perbekalan farmasi yang diminta

disiapkan, petugas gudang farmasi akan mengkonfirmasi petugas depo farmasi

melalui telepon untuk pengambilan barang dan selanjutnya dilakukan serah

terima barang antara petugas gudang farmasi dan petugas depo farmasi. Pada

saat penerimaan barang, petugas depo farmasi harus mengecek barang yang

diminta untuk memastikan kesesuaian jenis atau bentuk sediaan, jumlah, tanggal

expired date, kondisi fisik barang dan kekuatan sediaan. Setelah dilakukan

verifikasi, secara otomatis maka stok barang yang diminta oleh depo farmasi

rawat inap telah menjadi stok di depo rawat inap di dalam sistem. Dengan adanya

sistem ini, maka memungkinkan stok obat di depo farmasi dan di sistem sama

besarnya (real stock). Namun, hal ini terkadang masih belum berjalan dengan

baik, stok di depo farmasi terkadang berbeda dengan stok yang ada di sistem.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya SDM untuk

memantau stok yang ada. Terkadang obat-obat yang sudah digunakan lupa

untuk diinput ke sistem.

Penyimpanan perbekalan farmasi yang tersedia di depo farmasi ini cukup

lengkap dan disusun dengan teratur. Obat dipisahkan antara generik dan non

generik, bentuk sediaan dan disusun berdasarkan alfabetis agar memudahkan

pengambilan sehingga mempercepat pelayanan. Obat-obat yang memerlukan

penyimpanan suhu dingin ditempatkan pada pharmaceutical refrigerator. Obat-

obat mahal dan mudah pecah disimpan di dalam lemari kaca dan terkunci. Hal

ini bertujuan agar mencegah hilang atau pecahnya obat. Sediaan nutrisi juga

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

75

Universitas Indonesia

disimpan rapi dan terlindung dari cahaya dengan tujuan untuk menjaga kestabilan

sediaan tersebut.

Depo Farmasi Teratai memiliki beberapa unit lemari emergency

yang berisi obat dan alat kesehatan life saving. Lemari-lemari ini disediakan di

ruang HCU (High Care Unit) lantai 4 Utara, 5 Selatan dan 6 Selatan. Obat dan

alkes yang terdapat dalam lemari emergency dapat langsung digunakan tanpa

harus menunggu penyediaan dari depo farmasi. Setiap petugas mengambil obat

dan alkes dari lemari emergency harus mencatat di lembar insidentil per pasien

guna dimasukkan ke dalam tagihan pasien. Isi dari lemari emergency memiliki

standar baku. Jumlah obat yang disediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan

dalam satu malam. Setiap harinya petugas depo farmasi memiliki tugas

untuk mengecek persediaan obat dan alkes dalam lemari emergency, mencatat

pasien yang menggunakan dan mengisi kembali jika terdapat kekurangan sesuai

dengan standar baku.

Selain lemari emergency, depo farmasi juga menyiapkan kit emergency yang

disimpan di ruang perawat, yang bertanggung jawab terhadap kit emergency

tersebut adalah kepala ruangan (perawat) pada masing-masing ruangan. Kit

emergency dilengkapi gembok sekali pakai dengan nomor seri yang ditulis oleh

petugas depo farmasi.

Depo farmasi rawat inap juga menyediakan paket-paket kebidanan yang

digunakan di lantai satu gedung teratai (emergency kebidanan). Paket-paket ini

disediakan agar mempercepat pelayanan obat dan alkes sampai kepada pasien

tanpa harus menunggu penyediaan dari depo farmasi. Paket-paket ini berisi obat

dan alkes yang dibutuhkan untuk pasien yang membutuhkan tindakan

penanganan yang cepat karena berhubungan dengan nyawa. Terdapat delapan

jenis paket yang tersedia antara lain Paket Kehamilan Ektopik Terganggu

(KET), Paket Ketuban Pecah Dini (KPD), Paket Hamil Kontraksi, Paket

Partus Sectio, Paket Abortus Curetage, Paket Haemorogic Post Partum

(HPP), Paket PreEklampsia Berat (PEB) dan Paket Partus Normal.

Sistem distribusi yang digunakan cukup beragam diantaranya resep

individual, floor stock dan dosis unit. Sistem distribusi resep individual adalah

sistem order atau resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien melalui perawat ke

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

76

Universitas Indonesia

ruang pasien tersebut. Dalam sistem ini, resep orisinil oleh perawat dikirim ke

depo farmasi, kemudian resep diproses sesuai kaidah dispensing yang baik dan

obat disiapkan untuk didistribusikan kepada pasien. Sistem ini diterapkan di lantai

tiga untuk pasien anak-anak yang masih mendapatkan puyer dan lantai 2

kebidanan. Selanjutnya, sistem distribusi floor stock merupakan suatu sistem

dengan cara kelompok obat tertentu disimpan di ruang perawatan untuk

digunakan oleh seluruh pasien, biaya penggunaan obat-obat ini dihitung sebagai

biaya perawatan. Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah obat

penggunaan umum yang terdiri atas obat yang tertera dalam daftar yang telah

ditetapkan oleh TFT dan IFRS yang tersedia di ruang perawat, seperti

kapas, alkohol, masker. Apoteker bertanggung jawab dan bekerja sama

dengan bidang keperawatan untuk menyediakan obat dan meningkatkan

pelayanan. Sistem distribusi terakhir adalah sistem distribusi dosis unit, yaitu

sistem distribusi obat yang diresepkan oleh dokter untuk penderita selama 24

jam atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit

tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu.

Untuk penyediaan dosis unit, satu petugas depo farmasi bertanggung jawab

terhadap sejumlah pasien yang dirawat pada bagian utara dan selatan Teratai

di tiap lantai yang menerapkan sistem ini. Proses penyiapan dosis unit oleh

petugas dimulai dari pagi hari, dimulai dari pemilahan obat, penyiapan obat ke

dalam kemasan dosis unit, pengecekan kembali hingga peletakkan di dalam

trolley dosis unit sesuai dengan nama pasien. Selanjutnya, sore hari pukul 15.00

petugas depo farmasi yang bertanggung jawab mengantarkan obat dengan

menggunakan trolley dosis unit ke ruangan perawat untuk selanjutnya

dilakukan serah terima dan dilakukan pengecekan kembali. Hal ini sangat efektif

untuk memastikan bahwa obat yang diterima oleh pasien adalah obat yang

sesuai dengan yang diresepkan dan tidak ada duplikasi obat.

Pelaporan yang dikerjakan di depo farmasi rawat inap sama halnya dengan

depo-depo farmasi lainnya, diantaranya adalah laporan analisa penjualan dan

laporan tagihan pasien, laporan pemakaian obat-obat narkotika dan psikotropika,

laporan penulisan resep obat generik dan non generik, laporan medication

error dan stok opname setiap 3 bulan.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

77

Universitas Indonesia

7) Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Intensif (IRI)

Pasien-pasien yang masuk Instalasi Gawat Darurat dipilih atau dipisahkan

sesuai kondisi dan tingkat keparahan pasien. Pasien yang butuh penanganan

segera atau dalam kondisi parah akan masuk ruangan resusitasi untuk

mendapatkan tindakan medis sesuai yang dibutuhkan pasien. Pasien yang

membutuhkan tindakan bedah akan di bawa ke ruang P2 atau ruang kuning.

Pasien yang masuk ruang triase tidak mendapat tindakan apapun dan hanya

diperiksa tanda-tanda vital dari pasien tersebut. Pasien yang masuk ruang

Intermediate Ward (IW) merupakan pasien rawat inap yang mengantri kamar di

gedung rawat inap. Pendistribusian obat untuk pasien-pasien rawat inap dilakukan

dengan sistem unit dose, sedangkan pasien rawat jalan pendistribusiannya

dilakukan dengan sistem individual prescription. Di instalasi gawat darurat

terdapat lemari emergency yang selalu diperiksa setiap pergantian shift sebanyak

tiga kali sehari, sedangkan di ruang rawat inap seperti ruang ICU, NICU, PICU

lemari emergency hanya diperiksa satu kali sehari. Lemari emergency diperiksa

jumlahnya dan siapa yang menggunakan obat tersebut pada lembar insidentil. Jika

terjadi ketidaksesuaian antara jumlah obat yang tersisa di lemari emergency

dengan yang terdapat pada lembar insidentil maka petugas depo farmasi akan

mencatatnya dan mengkonfirmasikan hal tersebut kepada perawat.

Alur permintaan obat dan alat kesehatan di depo IGD dimulai dengan pasien

masuk IGD, kemudian pasien ditempatkan di ruang sesuai kondisi pasien. Pasien

yang masuk ruang P2 akan mendapat paket yang berisi obat maupun alat

kesehatan ke depo farmasi IGD. Pasien yang masuk ruang resusitasi akan

mendapatkan paket yang telah ada di ruang resusitasi tersebut melalui perawat.

Perawat akan mencatat nama pasien yang menggunakan paket tersebut. Barang

dalam paket yang tidak digunakan oleh pasien akan dikembalikan ke depo farmasi

IGD dan dibuat rincian penagihan untuk obat dan alat yang telah dipakai oleh

pasien.

8) Depo Instalasi Bedah Sentral

Lemari emergensi hanya terdapat di OK Cito karena operasi bersifat segera

dan depo farmasi berada di lantai 2. Permintaan obat dan alat kesehatan antara

penata anestesi dan penata bedah dibedakan untuk mempermudah pendistribusian

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

78

Universitas Indonesia

keperluan setiap penata. Pada saat perincian biaya, permintaan obat dan alat

kesehatan penata anestesi dan bedah akan digabungkan. Obat di Depo Instalasi

Bedah Sentral disimpan pada lemari yang terpisah dari alat kesehatan, namun obat

tidak disusun sesuai abjad. Menurut ketentuan yang berlaku, obat seharusnya

disusun sesuai abjad untuk mempermudah pengambilan saat diperlukan. Obat

tidak disusun sesuai abjad karena fasilitas lemari penyimpanan yang sempit. Obat

yang memerlukan suhu dingin disimpan di pharmaceutical refrigerator yang

dilengkapi dengan monitor suhu.

9) PIO

RSUP Fatmawati telah melakukan pelayanan informasi obat yang

dilakukan oleh apoteker selama 24 jam atau on call dengan nomor 1382.

Berbagai bentuk kegiatan pelayanan informasi obat seperti yang ada pada

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi telah dilakukan

di RSUP Fatmawati. Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan meliputi

pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi, stabilitas, harga, efek samping,

dosis, interaksi, kompatibilitas, ketersediaan, kontraindikasi, farmakokinetik,

farmakodinamik, toksisitas, cara pemakaian, cara penyimpanan, indikasi, dan

keracunan dari suatu obat, serta pertanyaan lain-lain. Pertanyaan terbanyak

adalah mengenai dosis obat. Untuk dapat menjawab setiap pertanyaan dengan

tepat, maka dilakukan usaha penggalian informasi penanya mengenai identitas

pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat pengobatan pasien, dan riwayat alergi

atau efek samping obat yang pernah dialami pasien. Literatur yang digunakan di

pelayanan informasi obat RSUP Fatmawati adalah literatur tersier, paling banyak

menggunakan DIH (Drug Information Handbook).

Pada kegiatan pelayanan informasi obat di RSUP Fatmawati juga

dilakukan dokumentasi yang bertujuan untuk:

a) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam

menjawab pertanyaan dengan lengkap.

b) Sebagai sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.

c) Sebagai catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.

d) Sebagai media pelatihan tenaga farmasi.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

79

Universitas Indonesia

e) Sebagai basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan pelayanan.

f) Sebagai bahan audit dalam melaksanakan quality assurance dari pelayanan

informasi obat.

Evaluasi yang dilakukan terkait dengan pelayanan informasi obat

mencakup penilaian atau pengukuran keberhasilan pelayanan informasi obat

dengan cara membandingkan tingkat keberhasilan sebelum dan sesudah

dilaksanakan pelayanan informasi obat serta pemberian masukan kepada

pimpinan dalam membuat kebijakan di waktu mendatang. Selama tahun 2012

sempat terjadi penurunan tajam pada jumlah pertanyaan di pelayanan informasi

obat. Sekalipun demikian, setiap pertanyaan tersebut berhasil dijawab oleh

apoteker. Kecepatan menjawab pertanyaan juga telah diusahakan untuk segera

dijawab (< 1 jam). Berdasarkan hasil perhitungan pada bulan September

2013, sebanyak 69,23 % pertanyaan dapat dijawab dalam waktu < 1 jam.

Masalah yang masih dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi

obat adalah keterbatasan jumlah literatur, literatur yang tidak terkini (tidak up

to date), tidak ada jaringan internet untuk mengupdate informasi maupun

literatur, apoteker yang tidak selalu di ruang pelayanan informasi obat, dan

jumlah pertanyaan yang masih sedikit.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

80 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktek kerja profesi

Apoteker di RSUP Fatmawati adalah:

a. Peran dan tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS) Fatmawati adalah melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan

farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan perbekalan farmasi

merupakan suatu s iklus , dimulai dari proses perencanaan, pengadaan,

penyimpanan hingga pendistribusian dengan menggunakan sistem satu pintu.

b. Peran dan fungsi Apoteker dalam kegiatan farmasi klinik di RSUP Fatmawati

yang bersifat profesional antara lain melakukan visite pasien, monitoring

atau review penggunaan obat, monitoring efek samping obat, pemberian dan

edukasi bagi staf farmasi.

c. Kegiatan PKPA di RSUP Fatmawati memberikan wadah bagi calon apoteker

untuk dapat mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah diperoleh

sebelumnya.

5.2 Saran

Kegiatan kefarmasian yang dilakukan di RSUP Fatmawati sudah berjalan

baik, namun untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan mutu pelayanan

kefarmasian maka penulis menyarankan beberapa upaya berikut :

a. Untuk meringankan dan memperjelas pembagian kegiatan di Instalasi

Farmasi RSUP Fatmawati, sebaiknya Wakil Kepala Instalasi dibagi menjadi

3 bagian, yaitu: Waka IFRS Pelayanan, Waka IFRS Perbekalan dan Waka

IFRS Farmasi Klinik.

b. Untuk mempermudah proses pelaporan pemakaian Narkotik dan Psikotropik,

maka IFRS dapat melakukan secara online sebagaimana yang telah diterapkan

pada fasilitas pelayanan lain.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

81

Universitas Indonesia

c. Pelaporan psikotropik hendaknya dilakukan setiap satu bulan sekali

bersamaan dengan pelaporan narkotik, hal ini dilakukan untuk menjamin data

yang dilaporkan tersebut.

d. Sebaiknya penyimpanan produk hasil produksi disimpan di gudang Farmasi,

untuk mempermudah akses distribusi dan memaksimalkan ruang produksi

hanya untuk kegiatan produksi saja.

e. Untuk rekonstisusi obat yang memerlukan kondisi steril, setelah pengamatan

kami menyarankan agar perlu dilakukan monitoring lingkungan pada saat

dilakukan rekonstitusi.

f. Untuk menunjang kegiatan farmasi klinik, maka perlu diaktifkan kembali

kegiatan konseling (tanpa harus diminta oleh pasien, apoteker harus berperan

aktif dalam menentukan pasien yang membutuhkan konseling).

g. Untuk depo rawat jalan, beri Label LASA pada obat-obat LASA yang belum

dilengkapi penanda untuk meminimalisir kesalahan dalam pengambilan obat,

simpan obat keras di depo bagian dalam atau bagian yang tidak terjangkau

dengan konsumen, dan sediakan lemari psikotropik terpisah.

h. Untuk depo IBS, sebaiknya ditempatkan seorang apoteker sebagai penyelia

depo IBS.

i. Hasil dari tugas yang diberikan kepada para peserta PKPA di RSUP

Fatmawati sangat baik dijadikan acuan atau evaluasi dari kegiatan pelayanan

kefarmasian

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

82 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Daris, Azwar. (2012). Pengantar Hukum dan Etika Farmasi. Tangerang : Duwo

Okta.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kesehatan RI. (2004).

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah

Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kesehatan RI. (2006)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (2008). Pedoman

Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia. (2009). Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi

Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas,

Balai Kesehatan Masyarakat, dan Rumah Sakit Daerah. Jakarta :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam

Negeri Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta : Sekretariat

Negara RI.

PT. (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia. (2004). Pedoman Bagi Peserta

Askes Sosial. Jakarta : PT. (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia.

RSUP Fatmawati. (2012a). Keputusan Direktur Utama No. HK.

03.05/II.1/1686/2012 (025/FAR) tentang Standar Prosedur Operasional

Hak Akses Sistem Informasi Farmasi. Jakarta : RSUP Fatmawati.

RSUP Fatmawati. (2012b). Keputusan Direktur Utama No. HK.

03.05/II.1/779/2012 tentang Penyimpanan Narkotika Dan Psikotropika.

Jakarta: RSUP Fatmawati.

RSUP Fatmawati. (2012c). Keputusan Direktur Utama No. HK.

03.05/II.1/1612/2012 (025/FAR) tentang Standar Prosedur Operasional

Tata Cara Persuratan, Pelaporan, Pengarsipan di Instalasi Farmasi.

Jakarta : RSUP Fatmawati.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

83

Universitas Indonesia

RSUP Fatmawati. (2013) Diunduh dari

http://www.fatmawatihospital.com/konten/details/profil#sejarahsingkat.

Pada : 28 Oktober 2013 Pukul 22.00 WIB.

Siregar, Charles J.P. (2003). Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Terapan. Jakarta :

EGC

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

84

Un

ivers

itas In

do

nesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Universitas Indonesia

85

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 3. Alur Pengkajian Resep

90

86

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 4. Alur Pemantauan Efek Samping Obat

87

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 5. Alur Kegiatan Pemantauan Interaksi Obat

Universitas Indonesia

88

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 6. Alur Penyimpanan Resep dan Arsip (surat masuk, surat keluar, SK,

Laporan-laporan dan arsip Kepegawaian)

Resep

Arsip

89

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 7. Alur Pemusnahan Resep dan Arsip

90

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 8. Alur Pengadaan Perbekalan Farmasi

91

Un

ivers

itas In

do

nesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 9. Alur Penerimaan Perbekalan Farmasi oleh Tim Penerima

92

8

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 10. Alur Masuk ke Ruang Produksi Aseptik

Universitas Indonesia

93

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 11. Alur Pelayanan Obat Sitostatika Rawat Jalan dan Rawat Inap

Rawat Jalan

Rawat Inap

Universitas Indonesia

94

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 12. Prosedur Penyiapan Obat Rawat Jalan Secara Individual Prescription

95

Un

ivers

itas In

do

nesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 13. Alur Pelayanan Resep di Depo Askes

Universitas Indonesia

96

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 14. Alur Distribusi Obat Secara Dosis Unit di Instalasi Farmasi RSUP

Fatmawati

Universitas Indonesia

97

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 15. Alur Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan di Depo Instalasi Bedah

Sentral

OK Cito

OK Elektif

98

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Lampiran 16. Alur Program Pelayanan Informasi Obat

Tidak Ya

Ya

User (pasien/lainnya)

Menyampaikan pertanyaan secara lisan/tertulis

Apoteker

1. Menerima pertanyaan

2. Penilaian penanya dan pertanyaan sesungguhnya

Apoteker

1. Pencatatan pertanyaan pada formulir pelayanan informasi obat.

2. Penelusuran jawaban atas pertanyaan dalam literatur.

3. Penyusunan jawaban dalam formulir pelayanan informasi obat.

4. Penyampaian jawaban kepada user.

User

1. Menerima jawaban pertanyaan

2. Memberi respon atas informasi yang telah diberikan

Selesai

Tidak

Universitas Indonesia

99

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RSUP FATMAWATI CILANDAK JAKARTA SELATAN

PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

DAFTAR LABEL SEDIAAN ORAL DI RSUP FATMAWATI

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.

1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR LABEL SEDIAAN ORAL DI RSUP FATMAWATI

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RSUP FATMAWATI CILANDAK JAKARTA SELATAN

PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Apoteker

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.

1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

ii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3 2.1 Bentuk Sediaan Oral .............................................. ........................ 3

2.1.1 Tablet................................................................................... . 3

2.1.2 Kapsul dan Kaplet................................................................ 4

2.1.3 Sirup dan Suspensi............................................................... 4

2.1.4 Petunjuk Pemakaian Obat Oral............................................ 4 4

2.2 Informasi Dalam Penyerahan Obat ............................................... 6

2.3 Peran Apoteker Dalam Penyerahan Obat....................................... 9

BAB 3 METODE PENGKAJIAN.. ................................................................ 11

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan....................................................... 11

3.2 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 11

BAB 4 HASIL ................................................................................................... 12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 107

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 107

5.2 Saran ............................................................................................... 107

DAFTAR ACUAN ............................................................................................. 108

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

iii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Minum obat dengan segelas air.................................................. 4

Gambar 2.2 Minum obat saat makan......................... .................................... 5

Gambar 2.3 Minum obat sebelum makan.................. .................................... 5

Gambar 2.4 Minum obat setelah makan.................... .................................... 5

Gambar 2.5 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya.

Tidak boleh dipecah atau dikunyah........................................... 5

Gambar 2.6 Minum obat sampai habis....................... ................................... 6

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari proses terapi rasional. Pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan pasien

yang menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis,

cara pemberian dan durasi yang tepat sehingga meningkatkan kepatuhan pasien

terhadap proses pengobatan (BPOM RI, 2008).

Proses penyerahan obat seringkali diabaikan dan dianggap kurang penting.

Hal ini sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan

tidak terkontrol dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian

pelayanan kesehatan. Semua proses yang telah dilakukan hingga penentuan obat

untuk pasien akan menjadi tidak berguna bila proses penyerahan obat tidak dapat

menjamin ketepatan pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar dalam

dosis dan jumlah yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat

dalam kemasan yang menjamin kestabilan obat (BPOM RI, 2008).

Pemakaian obat oral adalah cara yang paling lazim karena praktis, mudah

dan aman. Minum obat yang terbaik adalah minum dengan segelas air. Cara

pemakaian obat yang tepat yaitu obat digunakan sesuai dengan petunjuk

penggunaan obat, pada saat yang tepat, dan dalam jangka waktu terapi sesuai

anjuran (Depkes RI, 2006).

Proses penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi tambahan

mengenai peringatan atau hal-hal yang sebaiknya diperhatikan saat menggunakan

obat misalnya melalui pelabelan tertentu yang memberikan informasi obat.

Informasi tambahan pada label yang diberikan bertujuan untuk melengkapi

instruksi yang diberikan oleh dokter, misalnya “Kocok dahulu”, “Obat ini

dikunyah dahulu sebelum ditelan”, “Obat ini harus diminum sampai habis” dan

lain-lain (BPOM RI, 2008).

Peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam upaya

meningkatkan penggunaan obat yang rasional, salah satunya dengan memberikan

informasi tambahan pada label dengan tepat dan jelas guna meningkatkan

pemahaman dan kepatuhan pasien dalam proses terapi. Hal ini dapat dilakukan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

2

Universitas Indonesia

dengan membuat daftar label obat sebagai panduan memberi label pada

kemasan obat di lingkungan RSUP Fatmawati.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan tugas khusus ini adalah untuk:

1.2.1 Memperoleh data jumlah jenis sediaan oral yang terdapat di RSUP

Fatmawati berdasarkan Formularium RSUP Fatmawati Edisi VI tahun

2012.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bentuk Sediaan Oral

2.1.1 Tablet

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi (FI IV, 1995).

Jenis-jenis tablet, antara lain (Ansel, 2005):

a. Tablet kompresi

Tablet kompresi yaitu tablet yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi

berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya diberi

tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain pengisi, pengikat, penghancur,

pelincir dan bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat pemberi rasa.

b. Tablet salut gula

Tablet salut gula yaitu tablet kompresi yang diberi lapisan gula baik berwarna

maupun tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan.

c. Tablet salut selaput

Tablet salut selaput yaitu tablet disalut dengan selaput tipis dari polimer yang

larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi

tablet.

d. Tablet salut enterik

Tablet salut enterik yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut

atau hancur di lambung tapi di usus.

e. Tablet sublingual atau bukal

Tablet sublingual yaitu tablet yang disisipkan di pipi atau di bawah lidah

biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung

pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral.

f. Tablet kunyah

Tablet kunyah yaitu tablet yang segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan

melarut dalam mulut.

g. Tablet effervescent

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

4

Universitas Indonesia

Tablet effervescent yaitu tablet kompresi yang mengandung bahan yang

mampu melepaskan gas dan berbuih ketika bercampur dengan air. Tablet ini

harus dilarutkan dalam air baru diminum.

2.1.2 Kapsul dan Kaplet

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau

lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga

terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Depkes RI, 1995). Kaplet (kapsul tablet)

adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan biasanya diberi zat

warna yang menarik.

2.1.3 Sirup dan Suspensi

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.

Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa (C12H22O11), tidak kurang dari 64,0% dan

tidak lebih dari 66,0% (FI III, 1979).

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus

yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus

dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus

segera terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk

menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan

disebut sebagai emulgator (Joenoes, 1990).

2.1.4 Petunjuk Pemakaian Obat Oral

Pemakaian obat oral adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis,

mudah dan aman. Minum obat yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air

(Departemen Kesehatan RI, 2006).

Gambar 2.1 Minum obat dengan segelas air (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

5

Universitas Indonesia

Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong)

Gambar 2.2 Minum obat saat makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Gambar 2.3 Minum obat sebelum makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Gambar 2.4 Minum obat setelah makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Gambar 2.5 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya.

Tidak boleh dipecah atau dikunyah (Departemen Kesehatan RI,

2006)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

6

Universitas Indonesia

Gambar 2.6 Minum obat sampai habis (Departemen Kesehatan RI, 2006)

a. Sediaan obat bentuk cair, gunakan sendok obat atau alat lain sesuai ukuran

ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.

b. Penderita yang sulit menelan sediaan obat, anjurkan kepada dokter untuk

meminta pilihan bentuk sediaan lain.

Petunjuk pemakaian obat oral untuk bayi/ anak balita :

a. Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok

takar dalam kemasan obatnya.

b. Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang

terasa tidak enak/ pahit.

2.2 Informasi Dalam Penyerahan Obat

Proses penyerahan obat kepada pasien, ada 8 langkah penting yang

sebaiknya dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar

kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggung

jawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan. Hal ini diasumsikan

bahwa pemberi resep telah melakukan diagnosis yang benar serta memilih obat

yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien mempunyai akses terhadap

apotek (BPOM RI, 2008).

Langkah tersebut adalah sebagai berikut (BPOM RI, 2008) :

1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau

pemberi resep (secara tertulis atau lisan ) dan melakukan pengkajian resep

terhadap antara lain :

a) Originalitas (keaslian) resep

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

7

Universitas Indonesia

b) Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep

yang meragukan dan tidak jelas

2. Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa

ketepatan instruksi yang tertulis pada resep, terhadap :

a) Nama obat

b) Dosis, cara dan lama pemberian

c) Ketersediaan obat

Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanan.

3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa

atau rusak). Petugas penyerah obat sebaiknya :

a) Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar

b) Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First

In first Out )

c) Melakukan proses periksa dan pemeriksaan ulang (jika

memungkinkan) terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk

sediaan obat yang diberikan

4. Petugas penyerah obat sebaiknya memiliki pengetahuan obat dan cara

penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :

a) Penyiapan obat dengan tepat

b) Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis

5. Petugas penyerah obat sebaiknya mengkomunikasikan kepada pasien cara

yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :

a) Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien,

nama obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat,

identitas pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat

b) Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf

c) Pemberi label/etiket informasi tambahan untuk obat

6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas

penyerah obat sebaiknya :

a) Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika

memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang

dimengerti oleh pasien

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

8

Universitas Indonesia

b) Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan

c) Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan

d) Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan

obat

e) Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti

wanita hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan

pendengaran, buta huruf, anak dan pasien lanjut usia dan pasien

yang mendapatkan lebih dari satu jenis obat.

7. Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi. Untuk

meningkatkan kepatuhan, pemberian obat sebaiknya disertai dengan

pemberian informasi yang memadai. Komunikasikan dengan pasien atau

keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk

mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan

penyebab yang telah teridentifikasi :

a. Ada kesengajaan antar pemberi dan menerima informasi, baik dalam

penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan

b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas

c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan

pasien/ keluarganya

d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak

dimengerti

e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami

f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati

g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan

h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap

i. Hal-hal yang sebaiknya dikerjakan terlupa

j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi

k. Pasien/ keluarga merasa sudah mengetahui

l. Keyakinan pasien/ keluarganya sulit diubah

Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung

jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun

hambatannya mungkin ada di pihak penerima.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

9

Universitas Indonesia

8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah

yang dilakukan, yaitu :

a) Memasukkan detail informasi pada profil pengobatan pasien

b) Memasukkan data resep

c) Melengkapi data inventori

2.3 Peran Apoteker Dalam Penyerahan Obat

Apoteker mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pelayanan

kesehatan, baik dalam hal pengadaan, distribusi, peresepan, maupun monitoring

penggunaan obat (BPOM RI, 2008).

Peran lain dari apoteker adalah melakukan (BPOM RI, 2008):

a. Komunikasi dengan dokter : dalam melakukan konfirmasi resep atau

menjawab pertanyaan

b. Mematuhi standar terapi, terutama yang berlaku secara lokal : apoteker di

rumah sakit dapat diberi tanggung jawab untuk memastikan kepatuhan resep

terhadap standar terapi. Terutama untuk regimen yang sifatnya kompleks

seperti terapi kanker.

c. Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat : Apoteker memiliki

posisi yang strategis dalam melakukan monitor dan evaluasi terhadap

peresepan dan penggunaan obat terutama di rumah sakit lokasi dia bekerja.

d. Edukasi pasien : apoteker, pada umumnya, dipercaya oleh pasien dan dapat

memberikan saran yang dihargai oleh pasien secara individual atau edukasi

kepada kelompok pasien dengan penyakit tertentu.

Informasi mengenai petunjuk penggunaan berbagai bentuk sediaan perlu

diketahui oleh semua tenaga kesehatan (petugas penyerah obat, perawat, dokter,

apoteker) agar dapat menjelaskan dengan tepat kepada pasien mengenai cara

penggunaan setiap bentuk sediaan obat (BPOM RI, 2008).

Proses penyerahan obat kepada pasien, selalu disertai dengan informasi

tambahan mengenai peringatan atau hal-hal yang sebaiknya diperhatikan saat

menggunakan obat. Apoteker sebaiknya bisa memastikan bahwa pasien

memahami cara meminum atau menggunakan obat serta efek samping yang

mungkin ditimbulkan seperti kemampuan memusatkan perhatian atau konsentrasi

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

10

Universitas Indonesia

saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang dihindari, dan

juga perlu dijelaskan apa saja yang sebaiknya dilakukan jika terdapat dosis

terlupa. Beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling,

seperti waktu minum obat atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi

yang dapat terjadi dengan makanan atau obat lain (BPOM RI, 2008).

Informasi tambahan label yang diberikan oleh apoteker bertujuan untuk

melengkapi instruksi yang diberikan oleh dokter, seperti “Kocok dahulu”, “Obat

Luar”, “Simpan di tempat kering dan terlindung dari cahaya”. Selain itu, ada pula

informasi tambahan seperti “Buang sisa obat.... hari setelah pembukaan” dan

“Jangan gunakan setelah ....” untuk antibiotik yang telah mengalami

pencampuran, pengenceran dan sediaan topikal, dan untuk tetes mata (BPOM RI,

2008).

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

11 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENGKAJIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelusuran literatur tersier mengenai label sediaan oral di RSUP

Fatmawati dilakukan pada tanggal 22 September – 25 Oktober 2013 bertempat di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUP Fatmawati.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan label sediaan oral di

RSUP Fatmawati adalah dengan penelusuran atau studi literatur berupa

Formularium RSUP Fatmawati edisi VI tahun 2012, Drug Information Handbook

(DIH), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Medication Teaching Manual

(MTM) dan USP DI.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

12

Un

ivers

itas In

do

nesia

BAB 4

HASIL

Hasil berupa tabel label sediaan oral berdasarkan formularium RSUP Fatmawati edisi VI tahun 2012.

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

1 Abbotic XL Tab

salut selaput

Klaritomisin 500 mg

3 3, 4, 27 3, 4,

15, 27 3, 12

Klaritomisin tidak boleh

digunakan bersama

astemizole, cisapride,

pimozide atau terfenadin

(USP DI)

2 Abilify Tab Aripiprazol 10 mg, 15

mg

- - - -

Diberikan dengan atau

tanpa makanan dan

beberapa produk yang

mengandung fenilalanin

(DIH)

3 Abixa Tab Memantine 10 mg - - - -

Diberikan tanpa makanan

(DIH)

4 Acpulsif Tab Cisaprid 5 mg

- - 5,12 5, 17

Diminum 15 menit

sebelum makan dan

sebelum tidur. Buah

anggur dapat

meningkatkan efek obat

ini (USP DI)

5 ACT : Artesunat +

amodiakuin

ACT : Artesunat 250 mg

+ amodiakuin 200 mg - - - -

6 Actonel Tab Risedronate Na 35 mg

13, 15,

27

13, 20,

27

12, 13,

15, 27 13,15

Jangan minum obat ini

dengan air mineral, kopi,

jus jeruk (MTM). Jangan

berbaring dalam 30 menit

setelah minum obat ini

(USP DI). Anak : tidak

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

13

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

direkomendasikan. Berdiri

atau duduk tegak selama

paling sedikit 30 menit dan

jangan berbaring sampai

setelah makan pagi.

Jangan menelan tablet

pada waktu akan tidur atau

sebelum bangun dari

posisi berbaring (IONI).

Pasien harus tetap dalam

posisi berdiri setelah 30

menit pemberian

(mengurangi iritasi

esofageal). Pastikan

asupan vitamin D dan

kalsium cukup, hindari

pemberian suplemen oral

kalsium, antasida,

suplemen

magnesium/laksatif dan

preparat besi setelah 30

menit pemberian

risedronate (DIH)

7 Actos, Pionic Tab Pioglitazon 15 mg, 30

mg - - 12, 17 17

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan (USP DI)

8 Adalat oros Tab Nifedipin GITS 20 mg,

30 mg 27 3, 27

2/11,

12, 17, -

Hindari minum jus jeruk

atau makan buah anggur

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

14

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

27

sebelum 1 sampai 2 jam

setelah minum obat ini

(MTM). Hindari jus buah

anggur. Dapat diberikan

dengan atau tanpa

makanan (DIH)

9 Adona Tab Carbazochrome Na

sulfonate 10 mg - - - -

10 Aerius Tab Desloratadin 5 mg - - - -

11 Agulan Tab Tiklopidin HCl 250 mg

3 - - 3

Penggunaan obat bersama

makanan atau sesaat

setelah makan untuk

mencegah nyeri lambung.

Jangan menggunakan

antasid selama 2 jam

penggunaan trikopidin,

hindari aspirin bersama

triklopidin (MTM)

12 Alanox Kaps Alfa-lifoic acid 600 mg - - - -

13 Albendazol Susp Albendazol 400 mg/10

ml 3, 15 4 - 3

Harus diberikan dengan

makanan tinggi lemak

(DIH)

14 Albendazol Tab Albendazol 200 mg, 400

mg 3, 15 4 - 3, 27

Harus diberikan dengan

makanan tinggi lemak

(DIH)

15 Alco Drop 10 ml

dan 15 ml

Pseudoefedrin HCl 7,5

mg Per 0,8 ml 15 ml 27 5, 17 5, 17 -

Kafein yang terkandung

pada kopi, teh, dan

minuman soda

meningkatkan kegelisahan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

15

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

dan menyebabkan

insomnia. Jika

menggunakan amfetamin

atau obat asma atau

tekanan darah tinggi,

jangan menggunakan

pseudoefedrin tanpa

petunjuk dokter.

Jangandigunakan jika

menggunakan MAO

inhibitor (MTM). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan (DIH).

Jangan gunakan >7 hari

(USP DI)

16 Alco Plus DMP

Sirup

Pseudoefedrin HCl 30

mg, Bromfeniramin

maleat 2 mg,

Dekstrometorfan HBr 10

mg Per 5 ml

- 5, 17 5, 17 -

Kafein yang terkandung

pada kopi, teh, dan

minuman soda

meningkatkan kegelisahan

dan menyebabkan

insomnia. Jika

menggunakan amfetamin

atau obat asma atau

tekanan darah tinggi,

jangan menggunakan

pseudoefedrin tanpa

petunjuk dokter. Jangan

digunakan jika

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

16

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

menggunakan MAO

inhibitor (MTM)

17 Alinamin F Tab Fursutiam HCl 25

mg/ml, Glukose 2000

mg/ml

- - - -

18 Alkeran Tab Melfalan 2 mg 2/11 - 22 15

19 Allopurinol,Isoric

Tab

Allopurinol 100 mg, 300

mg 3, 15

3, 12,

15

3, 5,

15, 17

3, 5, 15,

17

Jangan terlalu banyak

minum jus buah atau

suplemen vitamin C

(MTM)

20 Alprazolam ER Tab

(Xanax)

Alprazolam 0,5 mg, 1

mg 12, 27 5, 17

5, 12,

17 5, 12, 17

Merokok dapat

menurunkan efektifitas

obat ini (MTM).

Diberikan pagi hari (DIH)

21 Alprazolam,

Feprax, Frixitas,

Zypraz Tab, Xanax

ER Tab

Alprazolam 0,25 mg, 0,5

mg, 1 mg 12, 27 5, 17

5, 12,

17

5, 12, 17,

27

Merokok dapat

menurunkan efektifitas

obat ini (MTM). Diberikan

pagi hari (DIH)

22 Ambroxol,

Bronchopront,

Mucopect Sirup 100

ml dan Mucopect

Drop 20 ml

Ambroxol HCl 15 mg/5

ml

- - - -

23 Ambroxol,

Mucopect Tab

Ambroxol HCl 30 mg - - - -

24 Amdixal Tab Amlodipin maleat 5 mg,

10 mg - - 5, 12 12

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

25 Amilorida Tab Amilorida 2,5 mg, 5 mg - - 12 3

Batasi konsumsi makanan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

17

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

kaya potasium (seperti

pisang, jus jeruk, kismis

dan susu skim). Alkohol

meningkatkan efek obat

ini (MTM)

26 Aminefron kaplet

salut film

α-Ketoisoleucine 67 mg,

α-ketoleucine 101 mg, α-

Ketophenylalanine 68

mg, α-

Hydroxymethionine 59

mg, α-ketovaline 86 mg,

L-Tryptophan 23 mg, L-

Threonine 53 mg, L-

Histidine 38 mg, L-

Tyrosine 30 mg, L-

Lysine acetate 105 mg,

Ca 50 mg

- - - -

27 Aminofilin Tab Aminofilin 200 mg

- 27 2/11,

12, 27

2/11, 15,

27

Diminum dengan 1 gelas

air. Obat demam, alergi

atau asma meningkatkan

efek samping aminofilin.

Kopi, teh dan rokok dapat

mempengaruhi efek

aminofilin (MTM)

28 Amitriptilin HCl

Tab salut film

Amitriptilin HCl 25 mg

- 5, 17,

27

5, 12,

17

3, 5, 12,

15, 17,

21

Amitriptilin tidak

diberikan untuk anak < 12

tahun (DIH)

29 Alerten Q 25 Coenzyme Q10 25 mg - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

18

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Kapsul lunak

30 Amlodipin,

Amlogrix, Divask,

Norvask, Tensivask,

Theravask tab 5 mg

dan 10 mg

Amlodipin besilat Tab 5

mg dan 10 mg

- - 5, 12 12

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

31 Amoksisillin,

Lapimox amoxan,

kalmoxilin Tablet

dan Kaplet 500 mg

Amoksisillin trihidrat

500 mg 3 4 4, 15

2/11, 4,

15

Gunakan obat ini bersama

makanan. Diminum

dengan 1 gelas air

32 Amoksisillin

trihidrat paed drop

(Amoxan)

Amoksisillin trihidrat

250 mg/5 ml 15 ml 3 4 1,4, 15 2/11, 4,

15, 16

Gunakan pipet (IONI)

33 Amoksisillin

trihidrat Sir forte

(Amoxan)

Amoksisillin trihidrat

250 mg/5 ml 60 ml 3 4 1,4, 15 2/11, 4,

15, 16

34 Amoksisillin,

Amoxan,

Kalmoxilin Sir

kering 60 ml

Amoksisillin trihidrat

125 mg/5 ml 3 4 1,4, 15

2/11, 4,

15, 16

35 Ampicillin Tab Ampicillin 500 mg 2/11 4, 2 2/11

2/11, 4,

15

36 Anafranil Tab Klomipramin HCl 25 mg

- 5, 17 3, 5,

12, 17

3, 5, 12,

15, 17,

21

37 Analsik Kaps salut

enterik

Metampiron 500 mg,

diazepam 2 mg - 5, 17 5, 17

5, 12, 17,

27

38 Andriol kaps lunak Testosteron undekanoat 3, 27 3, 27 - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

19

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

40 mg

39 Angeliq Tab Estradiol 1 mg,

Drospirenone 2 mg - - - -

Pastikan asupan vitamin D

cukup untuk mencegah

osteoporosis (DIH)

40 Angioten Tab Losartan K 50 mg - - - 5, 17

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

41 Antasida DOEN II

Susp

Antasida DOEN II

kombinasi : alumunium

hidroksida 200 mg/5 ml,

magnesium hidroksida

200 mg/5 ml

- - 1 2/11, 15

Diminum di antara makan

dan sebelum tidur (DIH).

Diminum 1 jam dan 3 jam

setelah makan. Jangan

gunakan antasida > 1-2

minggu tanpa petunjuk

dokter.

42 Antasida DOEN I

Tab kunyah

Antasida DOEN I

kombinasi : aluminium

hidroksida 200 mg,

magnesium hidroksida

200 mg - 14 14

2/11, 14,

15

Diminum di antara makan

dan sebelum tidur

(maksimum 16

tab/hari)(DIH). Diminum

dengan 1 gelas air. Jangan

menggunakan obat lain

secara bersamaan dengan

antasida (MTM)

43 Antimalaria DOEN

(Pirimetamin+Sulfa

doksin)

Antimalaria DOEN :

Pirimetamin 25 mg,

Sulfadoksin 500 mg - - - -

44 Apialys Drop Vit.A 2000 IU, Vit.B1 1

mg, Vit.B2 1,2 mg,

Vit.B6 1 mg, Vit.B12 2

mcg, Vit.C 30 mg, Vit.D - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

20

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

400 iu, Nicotinamide 10

mg, Lysine HCl 25 mg,

d-Pantotenol 5 mg Per

0,6 ml

45 Apialys Sirup Vit.A 5000 iu, Vit.B1 3

mg, Vit.B2 2 mg, Vit.B6

6 mg, Vit.B12 5 mcg,

Vit.C 50 mg, Vit.D 400

iu, Nicotinamide 20 mg,

Lysine HCl 250 mg, d-

Pantotenol 5 mg, I-

Glutamic acid 25 mg Per

5 ml

- - - -

46 Apresoline Tab Hidralazin HCl 3 - 3, 12 -

47 Arcalion 200 Tab

salut gula

Sulbutiamine 200 mg - - - -

48 Arcoxia Tab Etoricaxib 60 mg,90

mg,120 mg - - - -

49 Ardium Tab 500 mg Micronized purified

flavonoidic fraction (500

mg flavonoids expressed

as hesperidin, diosmin )

- - - -

50 Artesdiaquine

(Artesunat,

amodiakuin 200)

artesunat 50 mg,

amodiakuin 200 mg - - - -

51 Asetosal, Aspilet

Tab

Asam asetil salisilat

(Asetosal) 80 mg 3, 15 18, 27

3, 15,

17, 27

3, 12, 15,

22

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

lebih dari 10 hari (5 hari

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

21

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

untuk anak) tanpa resep

dokter dan jangan berikan

obat ini lebih dari 5 dosis

selama 24 jam (MTM).

Jangan berbaring dalam

15-30 menit setelah

meminum obat ini (USP

DI). Dikontraindikasikan

untuk anak < 12 tahun

(kecuali untuk juvenil

arthritis) (IONI)

52 Asetosal, Aptor,

Ascardia, Thrombo

aspilet Tab salut

enterik

Asam asetil salisila 100

mg, 80 mg

3, 15,

27 18, 27

3, 15,

17, 27

3, 12, 15,

22

Diminum dengan 1 gelas

air atau susu. Dewasa :

jangan menggunakan obat

ini lebih dari 10 hari (5

hari untuk anak) tanpa

resep dokter dan jangan

berikan obat ini lebih dari

5 dosis selama 24

jam(MTM).

Jangan berbaring dalam

15-30 menit setelah

meminum obat ini (USP

DI). Dikontraindikasikan

untuk anak < 12 tahun

(kecuali untuk juvenil

arthritis) (IONI)

53 Asam askorbat Asam askorbat 50 mg - - 15 - Jangan digunakan dalam

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

22

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(Vitamin C) Tab

jangka panjang dan jangan

melebihi dosis yang

dianjurkan tanpa

konsultasi dokter (MTM)

54 Asam askorbat Tab

hisap (Vitacimin)

Asam askorbat 50 mg - 15 -

Penggunaannya dihisap

(IONI)

55 Asam folat,

Anemolat, Folavit,

Folic acid Tab

Asam folat 1 mg, 400

mcg, 5 mg - - 12 -

56 Asam

mafenamat,mefinal,

Lapistan Tab 250

mg dan 500 mg

Asam mafenamat 250

mg dan 500 mg - 3 3, 5, 17 -

57 Asam traneksamat,

Kalnex Tab dan

Kaps

Asam traneksamat 250

mg dan 500 mg - - - -

58 Asam traneksamat,

Plsaminex Tab salut

film

Asam traneksamat 500

mg - - - -

59 Asetazolamid,

Diamox, Glaucon

Tab

Asetazolamid 250 mg

- 5 3 3, 5

Obat ini menurunkan

kewaspadaan dan

keseimbangan, jangan

mengendarai mobil atau

menjalankan mesin

(MTM). Kapsul lepas

lambat tidak

direkomendasikan untuk

pengobatan epilepsi

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

23

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(IONI)

60 Asiklovir, Zovirax

Tab

Asiklovir 200 mg, 400

mg

- 4 3, 12 15

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan

(IONI). Dapat diberikan

dengan makanan atau saat

perut kosong (USP DI)

61 Aspar Tab K L-Aspartate 100 mg,

Mg L-Aspartate 100 mg,

Bisbentamine 10 mg,

Vit.B6 5 mg

- - - -

62 Aspar K Tab K L-Aspartate 300 mg - - - -

63 Asthin Force Kaps Natural astaxanthin 4 mg - - - -

64 Atenolol, Betablok

Tab

Atenolol 50 mg, 100 mg - 12 5, 12 5, 12, 27

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

65 Ativan, Merlopam

Tab

Lorazepam 0,5 mg, 1 mg

5 5, 17 5, 12,

17 5, 12, 27

Merokok dapat

menurunkan

efektivitasnya (DIH)

66 Atorvastatin Ca,

Atofar, Atorsan,

Lipitor, Stator Tab

salut film

Atorvastatin Ca 10 mg,

20 mg, 40 mg

- - - -

Dapat diberikan dengan

makanan jika diinginkan.

Konsentrasi atorvastatin

dapat meningkat ketika

diberikan bersama jus

anggur, hindari

penggunaan bersamaan

dalam jumlah besar

(DIH& USP DI)

67 Atropin Sulfat Tab Atropin Sulfat 0,5 mg - - - 5

68 Avelox Tab salut Moksifloksasin (HCl) - - 12, 15 15 Dapat diberikan tanpa

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

24

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

film 400 mg

makanan. Diberikan 4 jam

sebelum atau 8 jam

sesudah vitamin, antasida,

atau produk lain yang

mengandung magnesium,

aluminium, besi atau zink

(DIH). Jangan gunakan

bersamaan dengan

antasida yang mengandung

aluminium atau

magnesium atau sukralfat

(USP DI)

69 Avodart Kapsul

lunak

Dutasteride 0,5 mg - - - -

70 Azatioprin Tab Azatioprin 50 mg 3 - 3 3, 12

71 Azitromycin Sirup

(Aztrin)

Azitromycin 200 mg

2/11 4, 18 1, 2/11,

4 2/11, 4

Antasida diminum 2 jam

setelah meminum

Azitromycin (MTM)

72 Azitromycin,

Aztrin, Binozyt,

Zithromax Tab

Azitromycin 250 mg,

500 mg

2/11 2, 4, 18 2/11, 4,

15 12

Antasida diminum 2 jam

setelah meminum

Azitromycin (MTM).

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (USP

DI)

73 Bactesyn

(Ampicillin +

sulbactam) Kaplet

Ampicillin 1 g +

sulbactam 0,5 g 2/11 2, 4 - -

74 BD-Gard Kaps Lactoferin 100 mg, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

25

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Colostrum bovine 100

mg, Echinacea

angustifolia 50 mg, Vit

C 50 mg, Zn picolinate

10 mg

75 Becom-C Kap salut

film

Vit.B1 50 mg, Vit.B2 25

mg, Vit.B6 10 mg,

Vit.B12 5 mcg, Vit.C

500 mg, Nicotinamide

100 mg, Ca pantothenate

20 mg

- - - -

76 Benozym Tab Pankreatin 150 mg,

Bromelain 50 mg, Ox-

bile 30 mg - 3 - -

77 Bestalin Sirup Hidroksizin HCl 10

mg/5 ml

100 ml - 5, 17

1, 5,

15, 17 5, 15, 17

Jangan berikan untuk anak

< 12 tahun (MTM)

78 Bestalin Tab Hidroksizin HCl 25 mg - 5, 17

5, 15,

17 5, 15, 17

Jangan berikan untuk anak

< 12 tahun (MTM)

79 Betahistin mesilat,

Merislon, Mertigo,

Versilon 6, Betaserc

Tab

Betahistin mesilat 6 mg,

8 mg dan 24 mg - 3 - -

80 Bioneuron Vit.B1 disulfit 100 mg,

Vit.B6 200 mg, Vit.B12

200 mcg - - - -

81 Biosanbe,

Sangobion Kaps

Fe gluconat 250 mg, Mn

sulfat 200 mcg, Copper - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

26

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

sulfat 200 mcg, Vit.C 50

mg, asam folat 1mg,

Vit.B12 dengan

Instrinsic Factor 7,5

mcg, sorbitol 25 mg

82 Bisakodil ,

Dulcolax Tab salut

enterik

Bisakodil 5 mg

- 18, 27 15, 26,

27 15

Jangan menggunakan obat

ini 1 jam setelah minum

susu atau antasida. Jangan

memberikan bisakodil

pada anak < 10 tahun

tanpa petunjuk dokter.

Jangan melanjutkan obat

ini jika terjadi konstipasi

(MTM)

83 Bisoprolol, Concor,

maintate 2,5 Tab

salut film

Bisoprolol fumarat 2,5

mg dan 5 mg - 12 5, 12,

17, 27 5, 12, 27

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

84 Bisoprolol

hemifumarat Tab

(maintate 5)

Bisoprolol hemifumarat

5 mg - 12 5, 12,

17, 27 5, 12, 27

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

85 Bisolvon Sirup Bromheksin HCl 2

mg/ml 50 ml - - - -

86 Bisolvon Tab Bromheksin HCl 8 mg - - - -

87 Bisolvon Extra

Sirup100 mg

Bromheksin HCl 4 mg,

Guaifenesin 100 mg Per

5 ml - - - -

88 Bio-ATP Tab salut

film

ATP 20 mg, Vit.B1 100

mg, Vit.B6 200 mg, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

27

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Vit.B12 200 mcg, Vit.E

30 mg

89 BioCurvitKaplet Colostrum bovine 250

mg, Fructoligosaccharide

1,5 g, Zn 3 mg Curcuma

longa rhizoma extr

(curcuminoid complex

95% / Bio-curcumin /

BCM-95) 150 mg,

Silymarin phytosome 35

mg, Schizandrae fructus

extr 135 mg, Liquiritiae

radix 135 mg, Choline

bitatrate 150 mg, Vit.B6

2 mg

- - - -

90 Bioprexum Tab

salut film

Perindopril arginin 5

mg, 10 mg - 2/13 - 2, 5, 17

91 Biostrum Sirup Colostrum bovine 300

mg, DHA 200 mg, Cod

liver oil 10 mg, Lysine

HCl 200 mg, Vit.A

2.000 Iu, Vit.D 200 IU,

Vit.B1 0,6 mg, Vit.B2

0,15 mg, Vit.B6 0,6 mg,

Vit.B12 1,5 mcg,

Nicotinamide 5 mg,

Dexpanthenol 2,5 mg,

Zn picolinate 5 mg

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

28

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

92 Blopress tab Kandesartan sileksetil 8

mg - - 12 -

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

93 Bon-one Tab Alfacalcidol 0,25 mcg,

0,5 mcg - - - -

94 Bonviva Tab Ibandronic acid sodium

2, 15,

27 - - -

Wanita dan pria > 50

tahun harus

mengkonsumsi 1200-1500

mg/hari kalsium dan 800-

1000 unit/ hari vit.D. Air

mineral tinggi kalsium

harus dihindari. Pasien

Harus menghindari baring

selama 60 menit untuk

meminimalisir

kemungkinan efek

samping terhadap

gastrointestinal. Jangan

makan atau minum lainnya

(kecuali air) selama 60

menit pemberian

ibandronate (DIH)

95 Bronsolvan Tab Teofilin 150 mg

2/11,

15, 27

2/11,

12, 15,

27

2/11, 14

Kopi, teh, minuman soda

dan merokok dapat

mempengaruhi efek

teofilin. Jangan

menggunakan obat

demam, alergi atau asma

tanpa petunjuk dokter,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

29

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

meningkatkan efek

samping teofilin (MTM)

96 Bricasma Tab Terbutalin sulfat 2,5 mg - 27 - -

97 Buscopan plus Tab Hiosiana butilbromida

10 mg, parasetamol 500

mg

- 5 - -

98 Calnic Sirup Kalsium preparat - - - -

99 Calsium sandoz Tab Kalsium laktat

- - - 15, 17

Diberikan 1-1 ½ jam

setelah makan . Jangan

menggunakan suplemen

kalsium selama 1-2 jam

mengkonsumsi makanan

berserat tinggi (seperti roti,

sereal) (USP DI)

100 CAL-95 Kaplet

salut film

Coral Ca 500 mg,

Natural soy isoflavone

20 mg, Vit.D3 200 IU,

Vit.K1 25 mcg, Mg 100

mg, Zn 5 mg, Boron 1

mg

- - - -

101 Captopril Tab Kaptopril 12,5 mg, 25

mg, 50 mg 2/11 - 2/11,

12

2/11, 12,

17

Jangan digunakan pada

wanita hamil/menyusui

(MTM)

102 Carbloxal Tab Carvedilol 6,25 mg

3, 27 - 12 3, 5, 12

Harus diberikan bersama

makanan untuk

meminimalisir resiko

hipotensi ortostatik (DIH)

103 Cardiomin Tab Vit.B6 25 mg, Vit.B12 - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

30

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

25 mcg, Folic acid 500

mcg, Natural Vit.E 400

IU

104 Cardura Tab Doxasozin Mesylate 1

mg, 2 mg 27 27 5, 17 5, 17

Diminum saat makan pagi

(DIH)

105 Cataflam Tab

Kalium diklofenak 25

mg, 50 mg 3, 15,

27 -

3, 5,

17, 22,

27

3, 5, 15,

17, 21

Jangan berbaring 15-30

menit setelah

menggunakan obat (USP

DI)

106 Cavit D3 Tab Ca Hydrogen Phosphate

500 mg, Cholecalciferol

133 iu

- - - -

107 Cefadroksil, Lapicef

Sirup 60 ml

Sefadroksil monohidrat

125 mg/5 ml dan 250

mg/5 ml

- 4

1, 3, 4,

12, 15,

16

3, 4,16

108 Cefadroksil,

Lapicef, Qidrox

Kaps

Sefadroksil monohidrat

250 - 4

3, 4,

12, 15,

27

3, 4

109 Cefadroksil

monohidrat Kaplet

salut film

Sefadroksil monohidrat

500 mg - 4

3, 4,

12, 15,

27

3, 4

110 Cefergot, Ericaf

Tab

Ergotamin tartrat 1 mg,

kafein 100 mg

- 26 26 17

Minum 1 atau 2 tablet

setiap 30 menit sampai

sakit kepala hilang.

Berbaring dan istirahat

setelah menggunakan obat

ini(MTM)

111 Cefixime Sir kering Sefiksim trihidrat 100 1, 3 4 1, 3, 5 17

Dapat diberikan saat perut

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

31

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(Cefila, Cefixime,

Cefspan) 30 ml

mg/5 ml

kosong. Jika mengganggu

GI, dapat diberikan

bersama makanan (USP

DI)

112 Cefixime, Cefila,

Cefspan, Sporetik

Kap dan Tab salut

film

Sefiksim trihidrat 100

mg dan 200 mg 3 4 3, 5 17

113 Cellcept Tab Mikopenolat mofetil 250

mg, 500 mg 3 - - -

114 Ceradolan Tab Sefotiam 200 mg - - - -

115 Cerazette Tab Desogestrel 75 mcg - - -

116 Cetirizin, Ozen,

Tiriz Drop 12 ml

dan 20 ml

Setirizin 10 mg/ml

5 5, 17 5, 17 3, 5, 17

Penggunaan pada anak < 2

tahun tidak dianjurkan

kecuali atas petunjuk

dokter dan tidak boleh

digunakan pada neonatus

(IONI). Dapat diberikan

dengan atau tanpa

makanan (DIH& MTM))

117 Cetirizin, Ozen,

Ryvel Sirup 60 ml

Setirizin 5 mg/5 ml

5 5, 17 5, 17 3, 5, 17

Penggunaan pada anak < 2

tahun tidak dianjurkan

kecuali atas petunjuk

dokter dan tidak boleh

digunakan pada neonatus

(IONI). Dapat diberikan

dengan atau tanpa

makanan (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

32

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

118 Cetirizine, Ozen

Tab

Setirizin 10 mg

5 5, 17 5, 17 3, 5, 17

Penggunaan pada anak < 2

tahun tidak dianjurkan

kecuali atas petunjuk

dokter dan tidak boleh

digunakan pada neonatus

(IONI). Dapat diberikan

dengan atau tanpa

makanan (DIH)

119 Cholespar Tab Pravastatin Na 10 mg

- - 12, 17 12

Diberikan sebelum tidur

(MTM&USP DI).

Dapatdiberikan tanpa

makanan (DIH)

120 Ciflon Kaplet salut

film

Citrus bioflavonoids 500

mg, Diosmin 450 mg,

Hesperidin 50 mg - - - -

121 Cipralex Tab salut

film

Esitalopram oksalat 10

mg

- - - -

Esitalopram tidak

dianjurkan untuk anak <

12 tahun. Diberikan satu

kali sehari (pagi atau

malam) dengan atau tanpa

makanan (DIH)

122 Ciprofloksasin,

Baquinor, Interflox

Kaplet forte salut

film

Siprofloksasin HCl 500

mg

15, 20,

27

4, 5,

17, 20,

27

5, 12,

15 4, 5, 15

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan.

Jangan menggunakan

antasida yang mengandung

aluminium atau

magnesium atau sukralfat

bersama dengan obat ini

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

33

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(USP DI). Hindari

konsumsi berlebihan kopi,

teh atau minuman

mengandung kafein

lainnya. Jangan gunakan

antasida 4 jam setelah

menggunakan obat ini

(MTM). Tablet ER

diberikan 2 jam sebelum

atau 6 jam setelah

penggunaan antasida atau

produk yang mengandung

kalsium, besi atau zink

(termasuk susu) (DIH)

123 Ciprofloxacin Tab Siprofloksasin HCl 500

mg

3, 15,

20, 27

4, 5,

17, 20,

27

5, 12,

15 4, 5, 15

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan.

Hindari konsumsi

berlebihan kopi, teh atau

minuman mengandung

kafein lainnya. Jangan

gunakan antasida 4 jam

setelah menggunakan obat

ini (MTM)

124 Citaz, Pletaal,

Stazol Tab

Silostazol 50 mg, 100

mg

11/13 - - 12

Merokokdapat

menurunkanefek obat ini.

Jangan gunakan silostazol

dengan jus anggur (USP

DI)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

34

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

125 Citicolin (RG-

Cholin) Kap

Sitikolin 1 g - - 5, 27 -

Digunakan bersama

makanan atau susu (MTM)

126 Citicolin, Brainact,

Neulin PS, Neurolin

Tablet dan Sachet

Sitikolin 500 mg

- - 5, 27 -

Digunakan bersama

makanan atau susu (MTM)

127 Claneksi,

Augmentin Sirup

kering 60 ml

Amoksisillin + asam

klavulanat 125 mg/5 ml

dan 250 mg/5 ml

1, 3 - 1, 3, 4,

16

2/11, 4,

16

Tidak boleh lebih dari 14

hari (IONI). Dapat

diberikan saat perut

kosong. Pemberian dengan

makanan dapat

mengurangi diare, mual

dan muntah (USP DI)

128 Climen 28 Tab 16 tab putih : Estradiol

valerat 2 mg 12 tab pink

: Estradiol valerat 2 mg,

Siproteron asetat 1 mg

- - - -

Pastikan asupan kalsium

dan vitamin D cukup

ketika digunakan untuk

mencegah osteoporosis

(DIH)

129 Clindamisin,

Clinmas, Dalacin C,

Prolic, Daclin 300

Klindamisin 150 mg,

300 mg 3, 15 4, 15 15 3, 4, 15

Bila terjadi diare, maka

pengobatan harus segera

dihentikan (IONI)

130 Clobazam, Frisium

Tab

Clobazam 10 mg 5, 12 4, 5, 17 - 5, 12, 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

131 Clonidin HCl Tab Klonidin HCl 0,15 mg

5, 12 5, 12 5, 12,

17

5, 12, 15,

17

Obat harus diminum

sebelum tidur dengan jarak

waktu minum obat yang

sama pada pemberian obat

yang kedua (MTM). Dapat

diberikan dengan atau

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

35

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

tanpa makanan (DIH)

132 Clopidogrel, Clotix,

CPG, Plavix,

Clopisan Tab salut

film

Klopidogrel 75 mg

- - 12 -

Dapat diberikan tanpa

makanan (IONI)

133 Clozaril Tab Klozapin 25 mg - 5, 17

5, 12,

17 -

Dapat diberikan tanpa

makanan (IONI)

134 Coamoxiclav,

Claneksi,

Clavamox,

Augmentin Tab 250

mg dan Kaplet 500

mg

Amoksisillin + asam

klavulanat

3 1, 2/11 3, 4 2/11, 4

Tidak boleh melebihi dari

14 hari (IONI). Dapat

diberikan saat perut

kosong. Pemberian dengan

makanan dapat

mengurangi diare, mual

dan muntah (USP DI)

135 Cobazim 1000 Kaps Co-enzyme B12 1 mg - - - -

136 Comtan Tab salut

film

Entakapon 200 mg

12 19, 23 - 5, 12, 23

Dapat diberikan tanpa

makanan. Dapat

dikombinasikan dengan

formulasi SR

levodopa/karbidopa (DIH)

137 Comtusi Kaps Oksomemazin 1,65 mg,

Gliseril guaiakolat 33,3

mg

- - - -

138 Comtusi Sirup Oksomemazin 1,65 mg,

Gliseril guaiakolat 33,3

mg Tiap 5 ml 60 ml

- - - -

139 Codein Tab Kodein 10 mg

3, 27 - 5, 17 5, 12, 17

Sebaiknya dihindari pada

anak < 1 tahun (IONI)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

36

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

140 Coditam Tab Kodein 30 mg,

parasetamol 500 mg 3, 27 5, 17,

25, 30 5, 17

5, 12, 15,

17

Jangan gunakan dalam

jangka waktu panjang

(MTM)

141 Codipront Sirup Kodein anhidrat 11,11

mg, Feniltoloksamin

3,67 mg 60 ml

- - 5, 17 5, 17

142 Codipront Cum

Expectorant Sirup

Kodein anhidrat 11,11

mg, Feniltoloksamin

3,67 mg, Guaifenesin

55,55 mg, Ekstrak

Thyme 55,55 mg Per 5

ml 60 ml

- - 5, 17 5, 17

Penggunaan antitusif yang

mengandung kodein atau

opioid analgesik sejenis

tidak direkomendasikan

pada anak-anak dan

sebaiknya dihindari

seluruhnya pada anak < 1

tahun (IONI)

143 Codipront Tab Kodein anhidrat 30 mg,

Feniltoloksamin 10 mg - - 5, 17 5, 17

144 Codipront Cum

Expectorant Kaps

Kodein anhidrat 30 mg,

Feniltoloksamin 10 mg,

Guaifenesin 100 mg

- - 5, 17 5, 17

Penggunaan antitusif yang

mengandung kodein atau

opioid analgesik sejenis

tidak direkomendasikan

pada anak-anak dan

sebaiknya dihindari

seluruhnya pada anak < 1

tahun (IONI)

145 Coenzyme Q10

kapsul lunak 30 mg

(Ubi-Q)

Coenzyme Q10 30 mg

- - - -

146 Cotrimoksazol sulfametoksazol 400 mg 15 4 3, 15, 4, 5, 15,

Dapat diberikan tanpa

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

37

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

DOEN I (dewasa)

Tab 480 mg

(Sanprima)

trimetoprim 80 mg

21 21

makanan (DIH). Tidak

boleh diberikan untuk bayi

< 2 bulan (USP DI)

147 Cotrimoksazol

DOEN II (pediatrik)

Tab 120 mg

sulfametoksazol 100 mg

trimetoprim 20 mg 15 4

3, 15,

21

4, 5, 15,

21

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH). Tidak

boleh diberikan untuk bayi

< 2 bulan (USP DI)

148 Cotrimoksazol (

sulfametoksazol +

trimetoprim) Sirup

Sulfametoksazol 200

mg, Trimetoprim 40 mg 15 4

1, 3,

15, 21

4, 5, 15,

21

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH). Tidak

boleh diberikan untuk bayi

< 2 bulan (USP DI)

149 Curcuma Tab Serbuk akar curcuma - - - -

150 Curvit CL Emulsion Vit.A 850 IU, Vit.B1 3

mg,Vit.B2 2 mg, Vit.B6

5 mg, Vit.B12 5 mcg,

Dexpanthenol 3 mg,

Vit.D 100 IU, Ca

diphosphate 500 mg,

Arachodonic acid (AA)

15 mg, DHA 10 mg,

Fructo-ologosaccharide

(FOS) 500 mg, Cod liver

7,5 mg Per 15 ml

- - - -

151 Cyclophosphamide

Tab salut gula

Siklofosfamid 50 mg

3, 27 15 15, 17 3, 12, 15

Minum obat bersama

makanan atau susu

(MTM). Jangan berikan

sebelum tidur untuk

meminimalisir resiko

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

38

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

iritasi kandung kemih

(DIH)

152 Cyclo-progynova

Tab

Estradiol valerat 2 mg,

Norgestrol 0,5 mg - - - -

153 Cygest Tab Progesteron 400 mg - - - -

154 Cymbalta Kap salut

enterik

Duloksetin HCl 60 mg 27 5, 17 - -

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

155 Cytotec, Gastrul,

Invitec Tab 200

mcg

Misoprostol 200 mcg

3 - 3, 12 3

Jangan gunakan

misoprostol bersama

antasida yang mengandung

Mg (MTM). Hindari

antasida yang mengandung

magnesuim (DIH)

156 Dapson Tab Dapson 100 mg 3 12 - 4

Jangan berikan bersama

antasida, alkalin (DIH)

157 Deferasirox,

Exjade,

Deferasirox Tab

Deferasirox 250 mg, 500

mg - - - -

Hindari penggunaan

bersama vitamin C pada

pasien gagal jantung

(DIH)

158 Deflamat-75 CR

Kap salut enterik

Natrium diklofenak 25

mg dan 50 mg 3, 15,

27 -

3, 5,

17, 27

3, 5, 15,

17, 21

Jangan berbaring 15-30

menit setelah

menggunakan obat (USP

DI)

159 Deflamat-100 CR

Kap salut enterik

Natrium diklofenak 25

mg dan 75 mg 3, 15,

27 -

3, 5,

17, 27

3, 5, 15,

17, 21

Jangan berbaring 15-30

menit setelah

menggunakan obat (USP

DI)

160 Dekstrometorfan

Sirup 60 ml

Dekstrometorfan HBr 10

mg/5 ml 60 ml - -

3, 5,

15, 17 -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

39

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

161 Dekstrometorfan

Tab

Dekstrometorfan 15 mg - -

3, 5,

15, 17 -

162 Depakene Sirup Valproat acid 250 mg/5

ml 120 ml 3, 27 27 5, 12 5, 12, 17

Jangan diminum bersama

minuman berkarbonat

(MTM)

163 Depakote ER Tab Valproat acid 250 mg,

500 mg 3, 27 27 3, 5,

12, 17, 5, 12, 17

Anak-anak < 2 tahun tidak

boleh menggunakan obat

ini (MTM)

164 Depakote ER Tab

salut enterik

Valproat acid 250 mg

3, 27 27

3, 5,

12, 17,

27

5, 12, 17,

27

Anak-anak < 2 tahun tidak

boleh menggunakan obat

ini (MTM)

165 Deperifron,

Feriprox Tab

Deperifron - - - -

166 Detrusitol Tab salut

film

Tolterodin L-tartrat 2 mg 27 27 - 5, 15, 27

167 Dexanta Tab

kunyah

Aluminium hidroksida

200 mg + magnesium

hidroksida 150 mg

- 14 2/11,

14, 15

11, 14,

15

168 Dexametason,

Kalmethason Tab

Deksametason 0,5 mg

3 3 3, 12 3, 12, 17

Gunakan obat ini bersama

makanan atau susu

(MTM). Jika perlu dapat

diberi tambahan vitamin

C, vitamin D, folat,

kalsium, piridoksin, fosfor

(DIH)

169 Dextamine Sirup Deksametason 500 mcg,

deksklorfeniramin

maleat 2 mg 3 3 3, 12

3, 5, 12,

17

Gunakan obat ini bersama

makanan atau susu (MTM)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 156: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

40

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

170 Dextamine Tab Deksametason 500

mcg,deksklorfeniramin

maleat 2 mg tab

3 3 3, 12 3, 5, 12,

17

171 Diabetasol Serbuk Per 100 g : Protein 15 g,

fat 11,5 g, total

carbohydrate 64,5 g,

lactose 4 g, dietary fiber

3,33 g, vit, mineral

- - - -

172 Diane 35 Tab

(Kombinasi:Siproter

on asetat,etinil

estradiol)

Siproteron asetat 2 mg

etinil estradiol 35 mcg - 3 - -

Merokok dapat

menurunkan efektifitas

obat ini (MTM)

173 Diazepam, Valium,

Valdimex,

Valisanbe Tab

Diazepam 2 mg, 5 mg

- 5, 17 5, 12,

17, 27 5, 12, 17

Jangan gunakan diazepam

sebagai ansietas lebih dari

4 bulan tanpa petunjuk

dokter. Merokok dapat

menurunkan efektifitas

obat ini (MTM)

174 Dietilkarbamazin

Tab

Dietilkarbamazin sitrat

50 mg, 100 mg - - - -

175 Digoksin Tab Digoksin 0,25 mg

- 5, 12,

17 12

Jika menggunakan

cholestryramin atau

colestipol, gunakan 2 jam

setelah digoksin untuk

mencegah interfensi

(MTM). Pemberian

digoksin harus berjarak

paling sedikit 2 jam

sebelum atau sesudah

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 157: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

41

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

pemberian kolestriramin,

kolestipol, kaolin/pektin

atau karbo adsorben

(IONI). Atur makanan

mengandung kalium untuk

menurunkan resiko

hipokalemia (hipokalemia

dapat meningkatkan

toksisitas digoksin (DIH)

176 Dihydergot Tab Dihidroergotamin

mesilat 2,5 mg - - - 17

177 Dikloksasilin Tab Dikloksasilin 250 mg - -

2/11,

15

2/11, 4,

15

Bayi baru lahir tidak

direkomendasikan (DIH)

178 Diloksanid furoat Diloksanid furoat 500

mg - - - -

179 Diltiazem,

Farmabes,

Herbesser CD Tab

dan Kaps

Diltiazem HCl 30 mg,

100 mg, 200 mg 15, 27 27 12, 27 12, 27

Diberikan sebelum makan

dan sebelum tidur (DIH)

180 Dimenhidrinat Tab Dimenhidrinat 50 mg - - - 3, 5, 17

181 Diphten, Profertil

Tab

Klomifen sitrat 50 mg

- - - 5

Diberikan satu kali sehari

untuk memaksimalkan

efektifitas (DIH)

182 Disopiramid Kaps Disopiramid fosfat 100

mg - 27

5, 12,

15, 17

5, 12, 15,

27

183 Dogmatil Kaps Sulpride 50 mg - - - -

184 Doksisiklin Sirup Doksisiklin 62,5 mg/5

ml 3, 21 4, 15,

19, 21

1, 2/11,

4, 15,

21

4, 15

Doksisiklin tidak boleh

diberikan untuk anak < 8

tahun, ibu hamil atau

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 158: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

42

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

menyusui. Doksisiklin

digunakan 2 jam sebelum

atau 3 jam setelah preparat

besi, dan diberikan 1 jam

sebelum atau 2 jam setelah

antasida, suplemen

kalsium dan laksatif

(MTM)

185 Doksisiklin,

Interdoksin Tab

Doksisiklin 100 mg, 500

mg

3, 15,

21

4, 15,

19, 21

2/11, 4,

15, 21 4, 15

Doksisiklin tidak boleh

diberikan untuk anak < 8

tahun, ibu hamil atau

menyusui. Doksisiklin

digunakan 2 jam sebelum

atau 3 jam setelah preparat

besi, dan diberikan 1 jam

sebelum atau 2 jam setelah

antasida, suplemen

kalsium dan laksatif

(MTM)

186 Dolo-neurobion Tab

salut film

Parasetamol 500 mg,

Vit.B6 100 mg, Vit.B1

50 mg, Vit B12 100 mvg

- 25 - 5, 17

187 Domperidon Drop

(Vometa)

Domperidon 5 mg/ml 10

ml - - - -

188 Domperidon Flash

Tab (Vometa FT)

Domperidon 10 mg - - - -

189 Domperidon Sirup

(Vometa)

Domperidon 1 mg/ml 60

ml - - - -

190 Domperidon Tab Domperidon 10 mg - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 159: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

43

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

191 Domperidon Tab

salut film

(Vomerin)

Domperidon 10 mg

- - - -

192 D-α-Tokoferol,

Dalfarol, Santa-E,

Enico Kaps lunak

D-α-Tokoferol 100 IU,

200 IU dan 400 IU - - - -

193 Dopamet Tab salut

film

Metildopa 250 mg - - 5, 12 5, 15

194 Dulcolactol Sirup Laktulosa 10 g/15 ml 60

ml

- - - 15

Dikontraindikasikan untuk

pasien yang membatasi

galaktosa, dapat dicampur

dengan jus buah, susu, air

atau minuman berkarbonat

aroma jeruk (DIH)

195 Duphaston Tab Didrogesteron 10 mg - - - -

196 Duvadilan Tab Isoksupirin 20 mg - - - -

197 Duviral ( Zidovudin

+ Lamivudin)

Zidovudin 300 mg +

Lamivudin 150 mg

- - 12, 15 4

Karena obat ini merupakan

produk kombinasi dosis

campuran, hindari

penggunaan pada pasien

yang memerlukan

pengurangan dosis seperti

anak < 30 kg, pasien

dengan gangguan fungsi

ginjal, gangguan hati

(DIH). Dapat diberikan

bersama makanan atau saat

perut kosong (USP DI)

198 Efavirenz Tab Efavirenz 200 mg - 2 - 4, 5, 12, Dapat diberikan dengan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 160: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

44

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

17

atau tanpa makanan (USP

DI)

199 Efavirenz Tab salut

film ( Efavirenz)

Efavirenz 600 mg - 2 -

4, 5, 12,

17

200 Efedrin Tab Efedrin 25 mg - - - -

201 Eflagen,Nacoflar

Tab salut enterik

Kalium diklofenak 25

mg, 50 mg

3, 15,

27 - 3, 17

3, 5, 15,

17, 21

202 Ekstrak beladona

Tab

Ekstrak beladona 10 mg - - - -

203 Eperison, Epsonal,

Myonep Tab

Eperison HCl 50 mg - - - -

204 Eperison, Forres

Tab salut film

Eperison HCl 50 mg - - - -

205 Erdostein, Mucotein

Edotin, Recustein,

Vectrine Kaps dan

Tab

Erdostein 300 mg

- - - -

206 Elkana Tab salut

film

Kalsium - - - -

207 Endometril Tab Linestrenol 5 mg - - -

208 Enercore Sachet D-Ribose 5000 mg, L-

Carnitine fumarat 500

mg, Coenzyme Q 10 50

mg, Mg 200 mg

- - - -

209 Enervon-C Tab Vit.B1 50 mg, Vit.B2 25

mg, Vit.B6 10 mg,

Vit.B12 5 mcg,Vit.C 500

mg, Niacinamide 50 mg,

Ca Pantothenate 20 mg

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 161: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

45

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

210 Entrasol Serbuk Per 100 g : Protein 12 g,

fat 10,3 g, KH 72,2 g,

vit, mineral serbuk - - - -

211 Enzyplex Tab Amilase 10.000 IU,

Protease 9.000 IU,

Lipase 240 IU,

Deoxycholic acid 30 mg,

Dimethyl polysiloxane

25 mg, Vi.B1 10 mg,

Vit.B2 5 mg, Vit.B6 5

mg, Vit.B12 5 mcg,

Niacinamide 10 mg, Ca

pantotenat 5 mg

- - - -

212 Ergotamin tartrat

Tab

Ergotamin tartrat 1 mg - 26 15 5, 17

Anak tidak dianjurkan

(IONI)

213 Eritromisin,

Kalthrocin Kaps

Eritromisin stearat 250

mg

3, 27 4, 18,

27

2/11, 4,

15, 27

2/11, 4,

15

Jangan digunakan bersama

jus buah atau minuman

berkarbonat (MTM).

Jangan diberikan dengan

susu atau minuman

bersifat asam (DIH). Jika

terjadi gangguan GI dapat

diberikan bersama

makanan (USP DI)

214 Eritromisin,

Erysanbe,

Kalthrocin Tab

Eritromisin stearat 500

mg

3, 27 4, 18,

27

2/11, 4,

15, 27

2/11, 4,

15

Jangan digunakan bersama

jus buah atau minuman

berkarbonat (MTM).

Jangan diberikan dengan

susu atau minuman

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 162: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

46

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

bersifat asam (DIH)

215 Eritromisin Sirup

60 ml

Eritromisin stearat 200

mg/5 ml 60 ml

3 4, 18,

27

1, 2/11,

4, 16

2/11, 4,

15, 16

Jangan digunakan bersama

jus buah atau minuman

berkarbonat (MTM).

Jangan diberikan dengan

susu atau minuman

bersifat asam (DIH)

216 Eritromisin

(Erysanbe) Tab

Eritromisin stearat 200

mg

3, 27 4, 18,

27

2/11, 4,

15, 27

2/11, 4,

15

Jangan digunakan bersama

jus buah atau minuman

berkarbonat (MTM).

Jangan diberikan dengan

susu atau minuman

bersifat asam (DIH)

217 Esilgan Tab Estazolam 1 mg

- - 5, 12,

17 5, 12, 17

Biasa diberikan 15-30

menit sebelum tidur.

Gunakan obat ini bersama

makanan, susu atau antasid

jika terjadi nyeri lambung

(MTM). Digunakan

sebelum tidur(DIH)

218 Esthero Tab Estrogen 0,625 mg - - - -

219 Etambutol, Tibitol,

Santibi Tab

Etambutol 250 mg, 500

mg

3 12 12 3, 4, 5

Biasa diberikan pagi hari.

Jangan menggunakan

antasida yang mengandung

aluminium pada 2 jam

pemberian etambutol

(MTM)

220 Euthyrox, Thyrax

Tab

Levotiroksin 0,1 mg 13, 15,

27 - 12 12

Jika menggunakan

cholestryramin, gunakan 1

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 163: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

47

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

jam setelah atau 4 jam

sebelum menggunakan

levotiroksin (MTM)

221 Exelon Kaps Rivastigmin hidrogen

tartrat 3 mg 3, 27 3, 27 - 3, 5, 12

Diberikan pagi dan malam

hari (USP DI)

222 Exluton Tab Linestrenol 0,5 mg - - - -

223 Eyevit Tab Bilberry dry extract 80

mg, Retinol 1600 IU, B-

Carotene 5 mg, Vit.E 40

mg, Lutein 250 mcg,

Zeaxanthin 60 mcg,

Selenium 15 mcg, Zn 5

mg

- - - -

224 Famotidin Tab Famotidin 20 mg, 40 mg

- - 3, 12 3, 4, 17

Merokok menghambat

penyembuhan ulkus

(MTM& USP DI). Dapat

diberikan tanpa makanan,

dapat diberikan bersama

antasida (DIH)

225 Feldene Flash Tab Piroxicam 20 mg

- 3 5, 17

3, 5, 15,

17, 21,

22

Jangan menggunakan

aspirin selama penggunaan

piroksikam tanpa petunjuk

langsung dari dokter

(MTM). Jangan berbaring

sekitar 15-30 menit setelah

menggunakan obat ini

(USP DI)

226 Femara Tab film

selaput

Letrozol 2,5 mg 5 - - -

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 164: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

48

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Suplemen kalsium dan

vitamin D

direkomendasikan (DIH)

227 Femoston Tab 14 tab putih : Estradiol 2

mg. 14 tab abu-abu :

Estradiol 2 mg,

Didogesteron 10 mg

- - - -

228 Fenitoin, Dilantin,

Ikaphen Tab

Fenitoin Na 100 mg

- 12, 15

3, 5,

12,15,

17, 27

3, 5, 12,

17, 27

Berhenti secara tiba-tiba

dapat mengakibatkan

terjadinya kejang. Biasa

digunakan sebelum tidur

(MTM). Dapat diberi

tambahan suplemen

vitamin D (DIH)

229 Fenobarbital

(Luminal) Tab

Fenobarbital Na 30 mg,

50 mg, 100 mg -

5, 12,

17

5, 12,

17 5, 12, 27

Tingkatkan asupan vitamin

D (DIH)

230 Fenoksimetil

penisilin, Ospen

Sirup kering

Fenoksimetil penisilin

250 mg/5 ml 60 ml - 2, 4 - -

231 Fenoksimetil

penisilin, Ospen

Tab

Fenoksimetil penisilin

250 mg, 500 mg, 625 mg - 2, 4 - -

232 Fexofed Kaps ER Pseudoefedrin HCl,

Fexofenadine HCl

27 5, 17 5, 17,

27 2/11, 27

Jangan berikan tablet SR

atau kapsul untuk anak <

12 tahun (MTM). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan, diberikan

dengan air tidak dengan

jus buah (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 165: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

49

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

233 FeritrinTab Ferrihidroksi polimaltosa

konplek, FA, beta

karoten, Vit.B1, Vit.B2,

Vit.B6, Vit.B12, Vit.C,

Vit.D, Ca laktat, Ca

panthotenat, Coper sufat,

Nikotinamid, KI

- - - -

234 Ferriz Drop Fe elemental 15 mg/15

ml - - - -

235 Ferriz Sirup Fe elemental 15 mg/5 ml

100 ml - - - -

236 Ferrous sulphate

Drop

Besi (II) sulfat 7H2O

- 15 2/11,

15 2/11, 15

Diberikan di antara makan.

Jangan menggunakan

antasida bersamaan

dengan besi sulfat.

Diberikan langsung ke

dalam mulut atau

dicampur dengan air atau

jus buah (bukan

susu)(MTM). Jangan

gunakan suplemen besi

dan antasida atau kalsium

dalam waktu bersamaan,

beri jeda 1-2 jam (USP DI)

237 Ferrous sulphate

Sirup

Besi (II) sulfat 7H2O

150 mg/5 ml

- 15 2/11,

15 2/11, 15

Diberikan di antara makan.

Jangan menggunakan

antasida bersamaan

dengan besi sulfat

(MTM). Jangan gunakan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 166: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

50

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

suplemen besi dan

antasida atau kalsium

dalam waktu bersamaan,

beri jeda 1-2 jam (USP DI)

238 Ferrous sulphate

Tab salut film

Besi (II) sulfat 7H2O

300 mg

- 15 2/11,

15, 27 2/11, 15

Diberikan di antara makan.

Jangan menggunakan

antasida bersamaan

dengan besi sulfat

(MTM). Jangan gunakan

suplemen besi dan

antasida atau kalsium

dalam waktu bersamaan,

beri jeda 1-2 jam (USP DI)

239 FG Troches Tab

hisap

Fradiomycin sulfate 2,5

mg, Gramicidin-S HCl 1

mg - - - -

240 Fitomenadion/Vit.K

Tab

Fitomenadion 10 mg - - -

Dihisap atau dikunyah

(IONI)

241 Fleet Phosphosoda

45 ml

Monobasic Na Phosphat

2,4 g, dibasic Na

Phosphat 0,9 g 45 ml - - - -

242 Fleet enema, Fosen

133 ml

Monobasic Na Phosphat

19 g, dibasic Na

Phosphat 7 g - - - -

243 Flexor Kaplet Gliclazide 80 mg - 27 - 17, 21

244 Fludexin Tab Parasetamol 500 mg,

klorfeniramin maleat 2

mg, fenilefrin HCl 7,5

mg, dekstrometorfan

- 25 3, 5, 17 5, 17

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 167: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

51

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

HBr 15 mg

245 Fludexin Sirup Parasetamol 120 mg,

klorfeniramin maleat 0,5

mg, fenilefrin HCl 1,75

mg, dekstrometorfan

HBr 3,5 mg

- 25 3, 5, 17 5, 17

246 Fluimicil Kaps N-Asetilsistein 200 mg - - - -

247 Fluimucil Sirup

kering

N-Asetilsistein 150

mg/50 ml 75 ml - - - -

248 Flukonazol,

Diflucan, Flucoral

Tab

Flukonazol 50 mg, 150

mg 5 4 3, 12 3, 4, 17

Obat ini mempengaruhi

kontrasepsi oral (MTM).

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

249 Flunarizin,

Sibelium, Frego tab

Flunarizin 5 mg, 10 mg - - - 5, 12

250 Fluoksetin HCl

Kaps (Kalxetin,

Atiprestin, Prozac)

Fluoksetin HCl 10 mg,

20 mg

- 12 5, 12,

15, 17 3, 5, 17

Biasa diberikan pagi hari

atau pagi dan malam jika

digunakan 2 kali sehari

(MTM). Anak tidak

dianjurkan (IONI). Dapat

diberikan tanpa makanan

(DIH)

251 Fluor Tab Fluor 0,5 mg - - - -

252 Forneuro Kaps

lunak

Vit.B1 100 mg, Vit.B6

50 mg, Vit.B12 100

mcg, Natural Vit.E 200

Iu, Folic acid 400 mcg

- - - -

253 Fosamax plus Alendronat Na 70 mg,

cholecalciferol 70 mcg 13, 15 13 12 13, 15

Sekurang-kurangnya

setengah jam setelah

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 168: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

52

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(2800 IU)

minum alendronat

sebelum minum suplemen

kasium, antasida (IONI).

Pasien harus menerima

suplemen vitamin D dan

kalsium. Diberikan pagi

hari. Pasien diminta untuk

tetap tegak (jangan

berbaring) selama 30

menit setelah pemberian

untuk mengurangi iritasi

esofagus (DIH& USP DI)

254 Fresubin Larutan

500 ml

Fat, protein,

carbohydrate cairan

(coklat/vanila) 500 ml

- - - -

255 Frimania Tab Litium karbonat 200 mg

3, 15,

27 5, 12

3, 5,

12, 15,

17

3, 5, 15,

27

Lakukan pengurangan

dosis atau hentikan bila

perlu jika terjadi diare,

muntah. Anak tidak

dianjurkan (IONI)

256 Furosemid, Lasix

Tab

Furosemid 40 mg

- - 12, 21 3, 5, 17,

21

Gunakan pagi hari

(MTM& USP DI).

Diberikan saat perut

kosong. Dapat pula

diberikan bersama

makanan atau susu jika

terjadi gangguan GI,

meskipun dapat

menurunkan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 169: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

53

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

efektifitasnya. Karena

menyebabkan banyak

kehilangan kalium maka

dapat diberi suplemen atau

makanan mengandung

kalium (DIH)

257 Gabapentin,

Gabexal, Nepatic,

Neurontin Tab

Gabapentin 300 mg

5, 12 5, 12,

18

5, 12,

17 5, 12, 17

Diberikan dengan atau

tanpa makanan (USP DI).

Antasida mempengaruhi

absorpsi gabapentin,

gunakan 2 jam setelah

antasida (MTM). Dapat

diberikan tanpa makanan

(DIH)

258 Galvus Tab Vildagliptin 50 mg - - - -

259 Gemfibrozil,

Hypofil Kaps

Gemfibrozil 300 mg

13 2/13 12, 13,

17 12

Hindari merokok (MTM).

Diberikan 30 menit

sebelum sarapan dan

makan malam (USP DI)

260 Geriavita Kaplet

salut film

β-Carotene 6 mg, Vit.E

30 mg, Vit.C 500 mg,

Folic acid 0,4 mg,

Vit.B1 15 mg, Vit.B2 15

mg, Nicotinamide 100

mg, Vit.B6 20 mg,

Vit.B12 10 mcg, Biotin

45 mcg, Ca 20 mg, Fe 20

mg, Selenium 25 mcg,

Zn 20 mg

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 170: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

54

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

261 Glibenklamida Tab Glibenklamida 2,5 mg, 5

mg - - - 17, 21

262 Gliquidone,

Glurenorm Tab

Glikuidon 30 mg - - - -

263 Glimepirid, Amaryl,

Gluvas Tab

Glimepirid 1 mg, 2 mg,

3 mg, 4 mg - - 12 17, 21

Diberikan saat sarapan

(DIH)

264 Glipizid Tab Glipizid 5 mg 13 -

13, 12,

17, 21 17, 21

265 Gliserin Gliserin 100 ml - - - -

266 Gliseril guaiakolat

Sirup 60 ml

Gliseril guaiakolat 25

mg/5 ml 60 ml - - - -

267 Gliseril guaiakolat

Tab

Gliseril guaiakolat 100

mg - - - -

268 Glucerna SR Serbuk Per 52 g : Protein 11 g,

carbohydrate 29 g, fiber

2,8 g, fat 8 g 400 g

- - - -

269 Glucobay Tab Acarbose 50 mg, 100 mg

3 27 - 3, 17

Tidak dianjurkan untuk

anak dan remaja < 18

tahun. Tablet dikunyah

bersama satu suapan

pertama makanan atau

ditelan utuh dengan sedikit

air segera sebelum makan

(IONI)

270 Glucodex Tab Gliclazide 80 mg - 27 - 17, 21

271 Glukosamine,

mangan Kaps

(Fitbon)

Glukosamin HCl 500

mg, Manganese 1 mg - - - -

272 Glukosamin Kaps Glukosamin 250 mg, 500 - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 171: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

55

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

mg

273 Griseofulvin,

micronized Tab

Griseofulvin 250 mg,

500 mg

- 3, 4, 5,

17 17, 21

3, 4, 5,

17, 21

Diberikan setelah makan

(MTM). Baik digunakan

dengan makanan berlemak

karena dapat

meningkatkan absorpsi

obat (DIH)

274 Haloperidol,

Serenace, Haldol,

Lodomer Tab

Haloperidol 0,5 mg, 1

mg, 1,5 mg, 2 mg, 5 mg - 5, 17 5, 12,

17, 21

3, 4, 5,

12, 15,

17, 21

275 Harnal D

Dispersible Tab

Tamsulosin HCl 0,2 mg 13, 27 5, 17 5

Diberikan 30 menit setelah

makan (USP DI & MTM)

276 Harnal OCAS Tab Tamsulosin HCl 0,4 mg 13, 27 27 5, 17 5, 27

277 Hemobion Kaps Fe fumarat 360 mg,

Folic acid 1,5 mg,

Vit.B12 15 mvg, Vit.C

75 mg, Ca Carbonate

200 mg, Cholecalciferol

400 iu

- - - -

278 Hepa-Merz Garnul L-ornitin L-Aspartat

(LOLA) 3 g - - - -

-

279 Hidroklortiazid Tab Hidroklortiazid 25 mg

3 - 3, 5,

12, 17 21

Diminum pagi hari. Jika

menggunakan

cholestyramin, gunakan 1

jam setelah menggunakan

hidroklortiazid (MTM).

Pemberian dosis ganda

tidak boleh lebih dari jam

6 sore (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 172: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

56

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

280 Hidrokortison Tab Hidrokortison 10 mg 3 - 3,12,17 3

281 Hiviral Tab Lamivudin (3CT) 150

mg - - - 4

Dapat diberikan tanpa

makanan. Penyesuaian

dosis pada pasien gagal

ginjal (DIH)

282 Homoklorsiklizin

HCl (Homoclomin)

Homoklorsiklizin HCl

10 mg - - - -

283 Hyperchol Kaps Fenofibrat 300 mg - 3 12 3

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

284 Hytrin, Hytroz Tab

1 mg, 2 mg

Terazosin HCl 1 mg, 2

mg

- 5 5, 12 5, 17

Diberikan sebelum tidur.

Diberikan bersama

makanan (MTM). Jika

terazosin dihentikan

selama beberapa hari,

pengobatan diulangi

dengan regimen dosis awal

(IONI). Dapat diberikan

tanpa makanan (DIH)

285 Ibuprofen Kaplet

200,400 mg

Ibuprofen 200 mg, 400

mg

3 3, 15,

27

3, 5,

17, 22

3, 5, 15,

17, 21

Ibuprofen mempengaruhi

kewaspadaan dan

koordinasi, jangan

mengemudi atau

menjalankan mesin.

Jangan berikan ibuprofen

untuk anak di bawah 12

tahun tanpa resep dokter

(MTM). Jangan digunakan

lebih dari 10 hari untuk

pengobatan demam tanpa

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 173: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

57

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

rekomendasi dokter (DIH).

286 Ibuprofen Sirup

(Proris)

Ibuprofen 100mg/5ml 60

ml

3 3 1, 3, 5,

17, 22

3, 5, 15,

17, 21

Ibuprofen mempengaruhi

kewaspadaan dan

koordinasi, jangan

mengemudi atau

menjalankan mesin.

Jangan berikan ibuprofen

untuk anak di bawah 12

tahun tanpa resep dokter

(MTM). Jangan digunakan

lebih dari 10 hari untuk

pengobatan demam tanpa

rekomendasi dokter (DIH).

287 Ibuprofen Sirup

forte(Proris)

Ibuprofen 200 mg/5 ml

3 3 1, 3, 5,

17, 22

3, 5, 15,

17, 21

Ibuprofen mempengaruhi

kewaspadaan dan

koordinasi, jangan

mengemudi atau

menjalankan mesin.

Jangan berikan ibuprofen

untuk anak di bawah 12

tahun tanpa resep dokter

(MTM). Jangan digunakan

lebih dari 10 hari untuk

pengobatan demam tanpa

rekomendasi dokter (DIH).

288 I-Flex Kapsul 0,75

g

Rose hip powd - - - -

289 Imunos Kaplet Echinaceae (EFLA 894)

500 mg, Zn pikolinat 10 - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 174: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

58

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

mg,Selenium 15 mcg,

Asam askorbat 50 mg

290 Imboost Tab salut

film

Echinacea purpurea 250

mg, Black elderberry

extr 400 mg, Zn

pikolinat 10 mg

- - - -

291 Imboost force

Kaplet

Echinacea purpurea 250

mg, Black elderberry

extr 400 mg, Zn

pikolinat 10 mg

- - - -

292 Imboost Sirup Echinacea 250 mg, Zn

pikolinat 5 mg Per 5 ml - - - -

293 Imboost force Sirup Echinacea 250 mg,

Blackelderberry extr 400

mg, Zn pikolinat 5 mg - - - -

294 Imidapril,

Tanapress Tab

Imidapril HCl 5 mg, 10

mg - - - -

295 Imipramin Tab

salut gula

Imipramin HCl 25 mg

- 5, 17

5, 12,

15, 17,

21

3, 5, 12,

15, 17,

21

Berikan sebelum tidur jika

menyebabkan ngantuk,

berikan pagi hari jika

menyebabkan insomnia

(MTM)

296 Imunos Sirup Echinacea (EFLA 894)

500 mg, Zn pikolinat 15

mg, Selenium 15 mcg

Per 5 ml

- - - -

297 Inpepsa Cairan 100

ml, Neciblok 100

ml, Ulsafat 200 ml

Sukralfat 500 mg/ml

- 18 2/11,

15 2, 4

Jika menggunakan

antasida, ciprofloksasin,

fenitoin, atau tetrasiklin,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 175: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

59

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Suspensi 100 ml

jangan berikan dalam 30

menit pemberian sukralfat

(MTM)

298 Interhistin Tab Mebhidrolin Napadisilat

50 mg - - - -

299 Iodium Kaps lunak Iodium 200 mg - - - -

300 Irbesartan, Aprovel,

Irvebal Tab

Irbesartan 150 mg, 300

mg - - 12 -

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

301 Isoprinosine Sirup

60 ml

Methisoprinol 250

mg/15 ml - - - -

302 Isoprinosine Tab Methisoprinol 500 mg - - - -

303 Isoniazid (INH) Tab Isoniazid 100 mg, 300

mg

2/11 2/13,

12

2/11,

12 3, 4, 17

Tingkatkan asupan asam

folat, niasin, magnesium.

Hindari makanan yang

mengandung histamin

(DIH). Jika mengganggu

GI,dapat di berikan

bersama makanan. Jika

menggunakan antasida,

berikan setelah 1 jam

pemberian isoniazid

(MTM). Sangat penting

untuk memberikan

piridoksin setiap hari

selama menggunakan obat

ini (USP DI)

304 INH CIBA Tab Isoniazid 300 mg, Vit.B6

10 mg 2/11

2/13,

12

2/11,

12 3, 4, 17

305 Isosorbid 5- Isosorbid 5-mononitrat 15, 27 27 2/11, 5, 2/11, 12, Jangan berikan dalam

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 176: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

60

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

mononitrat,

Cardismo, Imdur

Tab

20 mg, 60 mg

12, 17 15, 17

waktu berdekatan.

Diberikan satu kali sehari

pada pagi hari (DIH).

Jangan berikan sildenafil

bersama obat ini (USP DI)

306 Isosorbid dinitrat,

Farsorbid Tab

sublingual

Isosorbid dinitrat 5 mg,

10 mg

- - 5, 9,

12, 17

2/11, 12,

15, 17

Jangan berikan dalam

waktu berdekatan. Obat

jangan dikunyah (DIH).

Jangan berikan sildenafil

bersama obat ini (USP DI)

307 Itrakonazol,

Sporanox, Spyrocon

Kaps

Itrakonazol 100 mg

3 3, 4,

18, 27 3 3, 4, 17

Hindari pemakaian pada

riwayat gangguan fungsi

hati (IONI). Jangan

diberikan bersama antasida

(DIH)

308 Ixor Tab Roxithromycin 150 mg - - - -

309 Januvia Tab Sitagliptin 100 mg 27 - - -

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

310 Justin Tab Lovastatin 20 mg

27 - 12 3, 12

Diberikan saat makan

malam (MTM, USP DI&

DIH). Hindari

mengkonsumsi jus anggur

dalam jumlah besar,

meningkatkan toksisitas

(DIH)

311 Kaflam Tab salut

gula

Kalium diklofenak 25

mg, 50 mg

3, 15,

27 -

5, 17,

22, 27

3, 5, 15,

17, 21

312 Kalium klorida Tab

siap larut

Kalium klorida 300 mg 3, 15 - - 3, 15, 27

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 177: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

61

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

313 Kalium klorida Tab

sustained-release

(KSR)

Kalium klorida 600 mg 3, 15,

27 - - 3, 15, 27

314 Kalitake Sachet Calcium polysterene

sulfonate 5 g - - - -

315 Kalsium laktat Tab Kalsium laktat 500 mg - - - 15, 17

Diberikan 1-1 ½ jam

setelah makan

316 Kaolin 550 mg +

pektin 20 mg

(Kombinasi :

Kaolin 550 mg +

pektin 20 mg

Kaolin 550 mg + pektin

20 mg

- - - -

317 Karbamazepin,

Tegretol Sirup

Karbamazepin 100 mg/5

ml 120 ml

3, 15 5, 12

1, 3, 5,

12, 17,

21

3, 5, 12,

21

Direkomendasikan untuk

tidak menggunakan cairan

obat lainnya. Ketika

suspensi dikombinasikan

dengan larutan

klorpromazin atau

tioridazin, terbentuk

endapan yang akan

menurunkan efeknya

(DIH)

318 Karbamazepin Tab Karbamazepin 200 mg 3, 15,

27

5, 12,

27

3, 5,

12, 17,

21

3, 5, 12,

21

319 Karbamazepin

(Tegretol) Tab

kunyah

Karbamazepin 100 mg,

200 mg 3, 15 3, 5,

12, 14

3, 5,

12, 17,

21

3, 5, 12,

21

320 Karbon aktif Karbon aktif - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 178: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

62

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(Bekarbon)

321 Ketesse Tab Deksketoprofen

trometamol 25 mg - 2/13 - -

322 Ketokonazol Tab Ketokonazol 200 mg

3 3, 4, 18 3, 12,

17 3, 4, 17

Penggunaan antasida

diberi selang waktu 2 jam

(DIH). Gunakan

ketokonazol 2 jam setelah

menggunakan antasida,

beladon, simetidin,

glikopyrolet, isopropamid,

propantelin, atau ranitidin

323 Ketoprofen,

kaltrofen Tab

Ketoprofen 50 mg, 200

mg 3 3

3, 5,

17, 22

3, 5, 15,

17, 22

Jangan berbaring 15-30

menit setelah

menggunakan obat ini

(USP DI)

324 Ketoprofen,

Kaltrofen,

Pronalges, Profenid

Tab salut enterik 50

mg dan 100 mg

Ketoprofen 50 mg dan

100 mg

3, 27 3, 27 3, 5,

17, 22

3, 5, 15,

17, 22

325 Ketricin Tab Triamsinolon 4 mg - 3

3, 12,

17 -

Diminum pagi hari

(MTM)

326 Kiddi Pharmaton

Sirup

L-lysine HCl 20 mg, Ca

8,67 mg, Phosphorus

13,33 mg, Vit.B1 0,2

mg, Vit.B2 0,24 mg,

Vit.B6 0,4 mg, Vit.D3 1

mcg, Vit.E 1 mg,

Nicotinamide 1,33 mg,

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 179: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

63

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

d-Phantotenol 0,67 mg

Per ml

327 Klorambusil Tab Klorambusil 2 mg - - 22 12

Diberikan saat perut

kosong (DIH)

328 Kloramfenikol Tab Kloramfenikol 250 mg

- - - 2/11, 4,

15

Perlu peningkatan asupan

riboflavin, piridoksin dan

vitamin B12 (DIH)

329 Kloramfenikol

Sirup 60 ml

Kloramfenikol 125 mg/5

ml - - - 2/11, 4,

15

Perlu peningkatan asupan

riboflavin, piridoksin dan

vitamin B12 (DIH)

330 Klorfeniramin

maleat (CTM) Tab

Klorfeniramin maleat 4

mg

- -

3, 5,

15, 17,

27

5

Jangan gunakan obat ini

jika menggunakan MAO

inhibitor (isokarboxazid,

phenelzine,

tranylcypromine). Jangan

berikan kapsul atau tablet

SR untuk anak < 12 tahun

dan tablet kunyah atau

sirup untuk anak < 6 tahun

(MTM)

331 Klorokuin Tab Klorokuin fosfat 150 mg,

250 mg

3 18 - 3, 4, 5

Hindari penggunaan

bersamaan dengan obat

yang bersifat hepatotoksik

(IONI). Dapat dicampur

dengan sirup coklat atau

dimasukkan de dalam

kapsul gelatin untuk

menutupi rasa pahit (DIH)

332 Klorokuin fosfat Klorokuin fosfat 50 3 18 - 3, 4, 5

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 180: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

64

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Sirup ( Klorokuin) mg/5 ml

333 Klorpromazin,

Cepezet, Largactil

Tablet dan Tablet

salut film

Klorpromazin 25 mg,

100 mg

- 5, 17,

21

5, 12,

15, 17,

21, 27

3, 5, 12,

15, 17,

27

Untuk larutan oral/ injeksi

hindari kontak langsung

dengan kulit karena dapat

menimbulkan terjadinya

dermatitis (DIH).

334 Kolkatriol Kaps

lunak

Kalsitriol 0,25 mcg 3 - - -

335 Kolkisin, Recolfar

Tab

Kolkisin 0,5 mg

15 - - 12, 17

Dapat diberikan tanpa

makanan. Diperlukan

vitamin B12, hindari jus

anggur (DIH)

336 Kuinin bisulfat

(Kina) Tab

Kuinin bisulfat 200 mg

3, 27 - 3, 27 3, 4, 5

Hindari penggunaan

antasida yang mengandung

aluminium atau

magnesium karena

masalah absorpsi obat

337 Lactulac Sirup Laktulosa 3,335 g/5 ml

60 ml

- - 15

Dikontraindikasikan untuk

pasien yang membatasi

galaktosa, dapat dicampur

dengan jus buah, susu, air

atau minuman berkarbonat

aroma jeruk (DIH)

338 Laktafit Tab Plasenta ext, Vit.B12, Ca

fofat ibasic - - - -

339 Lamictal Tab Lamotrigine 100 mg

27 12

3, 5,

12, 15,

21

5, 12, 17

Lamotrigin dapat

menimbulkan ruam kulit

yang berat, terutama pada

anak-anak, dosis yang

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 181: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

65

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

direkomendasikan

sebaiknya dipatuhi (IONI).

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan (USP DI)

340 Lansoprazol,

Lancid, Lapraz,

Lasgan, Prazotec

Kaps

Lansoprazol 30 mg

- 18, 27 12, 27 2/11, 4,

27

Harus diberikan sebelum

makan, paling baik

sebelum sarapan (DIH)

341 Lapifed Drop Pseudoefedrin,

triprolidin

- 5, 15,

17

3, 5,

15, 17

3, 5, 15,

17

Jangan diminum melebihi

dosis yang tertera pada

label dalam 24 jam.

Jangan berikan obat ini

untuk anak < 12 tahun

tanpa petunjuk

dokter(MTM). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan (DIH)

342 Lapifed Sirup Pseudoefedrin,

triprolidin

- 5, 15,

17

3, 5,

15, 17 5, 17

Jangan diminum melebihi

dosis yang tertera pada

label dalam 24 jam.

Jangan berikan obat ini

untuk anak < 12 tahun

tanpa petunjuk dokter

(MTM). ). Dapat diberikan

dengan atau tanpa

makanan (DIH)

343 Laxadine Emulsi Fenolftalein 55 mg, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 182: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

66

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

parafin cair 1200 mg,

gliserin 378 mg, jeli 9,4

mg Per 5 mg emulsi

344 L-Bio Sachet Lactobacillus,

Bifidobacterium - - - -

345 Lentrin Tab, Reotal

SR 400 Kaps SR

Pentoksifillin 400 mg 3, 27 3, 27

3, 5,

12, 27 -

346 Lessichol-300 Kaps

lunak

Lechitin Murni (PPC 95

%) 300 mg, Vit.B1 6 mg,

Vit.B2 6 mg, Vit.B12 6

mcg, Vit.E 10 mg,

Nicotinamide 30 mg

- - - -

347 Levazide, Madopar

HBS Kaps

Antiparkinson DOEN

kombinasi : Benzerazid

HCl 25 mg Levodopa

100 mg - 12, 23,

27 3

3, 5, 12,

27

Jangan menggunakan obat

yang mengandung vit.B6

atau makanan yang

mengandung vit.B6 (ikan,

hati) karena vit.B6

menghilangkan efek

levodopa (MTM)

348 Levofloxacin

Cravit, Cravox,

Levocin Tab salut

film

Levofloksasin 500 mg

15, 21 4, 5,

19, 27

5, 12,

15, 21 4, 5, 15

Dapat diberikan tanpa

makanan. Diberikan 2 jam

sebelum atau 2 jam

sesudah pemberian

multivitamin, antasida atau

produk yang mengandung

magnesium, aluminium,

besi, atau zink (DIH).

Dapat diberikan dengan

makanan atau saat perut

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 183: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

67

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

kosong (USP DI)

349 Lincomisin,

Lincocin,

Lincimisin,

Lincophar Kaps

Linkomisin HCl 250 mg,

500 mg - - - -

350 Lincomisin

(Biolincom) Sirup

Linkomisin HCl 250

mg/5 ml - - - -

351 Loratadin, Claritin

Tab

Loratadine 10 mg

- 5

2/11, 5,

15, 17,

21

5, 17

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

352 Lioresal Tab Baklofen 10 mg 12

5, 12,

17

5, 12,

17 5, 12, 17

353 Lipanthyl Supra 160

Tab salut film

Fenofibrat 160 mg 3, 27 3 3, 12 3

354 Livial Tab Tibolon 2,5 mg - - - -

355 Lizor Kaps Sefprozil 500 mg

3 - 3, 4, 5,

15 4

Diberikan saat perut

kosong. Jika mengganggu

GI, dapat diberikan

bersama makanan (USP

DI)

356 Lodopin Tab salut

gula

Zotepin 25 mg dan 50

mg - 5, 17 - -

357 Lopinavir +

Ritonavir

(kombinasi) Tab

Lopinavir 200 mg +

Ritonavir 50 mg

27 3 - 3, 12

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan.

Tablet tidak

direkomendasikan untuk

pasien < 15 kg(DIH)

358 Lopresor Tab salut

film

Metoprolol tartrat 100

mg 12, 27 12, 27

3, 5,

12, 27

5, 12, 17,

27

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 184: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

68

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

359 Lorazepam Tab

salut film

(Merlopam)

Lorazepam 0,5 mg

- 5, 17 5, 12,

17 5, 12, 17

Jangan digunakan > 4

bulan. Merokok dapat

menurunkan efektifitas

obat ini(MTM)

360 Ludiomil Tab salut

film

Maprotilin HCl 10 mg,

25 mg, 50 mg - -

5, 12,

15, 17,

21

5, 12, 15,

17

361 Lutenyl Kaplet Nomegestrol asetat 5 mg - - - -

362 Lynoral Tab Etinil estradiol 50 mcg - - - -

363 Magalat Suspensi

100 ml

Magaldrat 540 mg,

simetikon 20 mg Per 5

ml - - 1, 3 4

Di antara makan dan

sebelum tidur (DIH).

Berikan 1 jam dan 3 jam

setelah makan dan

sebelum tidur (USP DI)

364 Magnesium sulfat

,Garam inggris

Serbuk

Magnesium sulfat serbuk

30 g - 2, 10 - 10, 15

Biji-bijian, kacang polong,

dan sayuran berdaun hijau

adalah sumber magnesium

(DIH)

365 Maltofer Fe III Hydroksid

polymaltose 5 mg - - - -

366 Matovit Sirup Bilberry dry extr 40 mg,

Retinol 800 IU. B-

Carotene 2,5 mg, Vit.E

20 mg

- - - -

367 Matovit Tab Β-Carotene 5 mg,

Bilberry dry extr 80 mg,

Retinol 1600 IU, Vit.E

40 mg - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 185: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

69

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

368 Matovit AX Kaplet Natural astaxanthin 2

mg, Bilberry dry extr 80

mg, Lutein 3 mg,

Zeaxanthin 0,25 mg, Zn

2,5 mg, Selenium 10

mcg

- - - -

369 Matoflam Kaplet Natural astaxanthin 2

mg, Lutein 3 mg,

Zeaxanthin 0,25 mg, Zn

2,5 mg, Selenium 10

mcg

- - - -

370 Max C Multivitamin - - 3, 15 -

371 Mebendazol Sirup

30 ml

Mebendazol 100 mg/5

ml - - 3 -

372 Mebendazol Tab Mebendazol 100 mg,

500 mg - - 3 -

373 Mecobalamin,

Kalmeco, Lapibal,

Methycobal Kaps

250 dan 500

Mekobalamin 250 mcg,

500 mcg - - - -

374 Mecola Kaplet salut

film

α-Lipoic acid 300 mg,

Cyanocobalamin 100

mcg - - - -

375 Medroksi

progesteron asetat

Tab

Medroksi progesteron

asetat 5 mg, 10 mg

- - - 5

Hindari asap rokok karena

dapat meningkatkan resiko

stroke, tekanan darah

tinggi, serangan jantung

(MTM)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 186: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

70

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

376 Meiact Tab

Sefditoren pivoxil 200

mg

3 - - 4, 17

Diberikan saat perut

kosong. Jika mengganggu

GI, dapat diberikan

bersama makanan (USP

DI)

377 Meloxicam,

Mexpharm, Movi-

Cox, Movix Tab

Meloksikam 7,5 mg dan

15 mg 3 3 - 17, 22

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan

(MTM)

378 Memoran Kaps Fosfatidilserin 100 mg - - - -

379 Meptin Sirup Prokaterol HCl 5 mcg/ml - - - -

380 Meptin Tab Prokaterol HCl 25 mcg,

50 mcg - - - -

381 Merkaptopurin Tab

(6MP)

Merkaptopurin 50 mg 2/11 -

15, 17,

22 15, 17

382 Merron 25 Tab salut

film, Stugeron Tab

25 mg

Sinarizine 25 mg

- 5, 17 - -

383 Mestinon Tab salut

gula

Piridostigmin Br 60 mg - - - -

384 Metampiron Tab Metampiron 500 mg - - - -

385 Metenamin

mandelat Tab salut

enterik (Hexamin)

Metenamin mandelat

500 mg

- 4 3, 15,

27 3, 4, 27

Jangan menggunakan

antasida selama

menggunakan obat ini

(MTM). Hindari terlalu

banyak buah (khususnya

buah dan jus jeruk), susu

(USP DI)

386 Metformin HCl

Kaps (Glunor)

Metformin HC 500 mg 3 3

3, 12,

17 17

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 187: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

71

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

387 Metformin HCl

slow-release Kaplet

(Glumin XR)

Metformin HC 500 mg 3, 15,

27 3, 27

3, 12,

17, 27 17

Diberikan satu kali sehari

bersamaan makan malam

(DIH)

388 Metformin,

Gludepatic, Glumin,

Glunor XR Tab

Metformin HCl 500 mg,

850 mg 3 3 3, 12,

17 17

389 Metilprednisolon,

Hexilon Tab 16 mg,

Medixon, Medrol,

Somerol

Metilprednisolon 16 mg,

4 mg

3 3 3, 12,

17 3, 12, 17

Diminum pagi hari

(MTM). Penambahan

makanan kaya vitamin B6,

vitamin C, vitamin D,

folat, kalsium, fosfor, dan

protein (DIH)

390 Methergin Tab salut

gula

Metil ergometrin

hidrogen maleat 0,125

mg

- - - -

391 Metoklopramid HCl

Tab

Metoklopramid 10 mg 13 -

5, 13,

17 5, 13, 17

Terapi > 12 minggu harus

dihindari (DIH)

392 Metoklopramid

Sirup

Metoklopramid 5 mg/5

ml 50 ml 13 -

5, 13,

17 5, 13, 17

Terapi > 12 minggu harus

dihindari (DIH)

393 Metoklopramid

Tetes 10 ml

Metoklopramid 0,1

mg/tts

13 - 5, 13,

17 5, 13, 17

Hitung dosis secara akurat,

lebih baik menggunakan

pipet (IONI). Terapi > 12

minggu harus dihindari

(DIH)

394 Metotrexate Tab Metotrexate 2,5 mg

(garam Na)

- 15, 17,

21, 22

12, 17,

21, 22

Jangan menggunakan

vaksin (seperti campak,

flu) tanpa konsultasi

dengan dokter (MTM)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 188: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

72

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

395 Metronidazol Susp

(Flagyl) 60 ml

Metronidazol 125 mg/5

ml -

3, 4,

15, 17,

27

3, 15,

17, 21,

23

3, 4, 5,

15, 17

Diberikan saat perut

kosong. Jika terjadi

gangguan GI, berikan

bersama makanan (DIH)

396 Metronidazol

(Flagyl) Tab dan

Tab forte

Metronidazol 250 mg

dan 500 mg 2/11

3, 4,

15, 17,

27

3, 15,

17, 21,

23

3, 4, 5,

15, 17

397 Micardis Tab Telmisartan 40 mg, 80

mg - - - -

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

398 Microgynon

(Kombinasi :

Levonorgestrel,etini

l estradiol)

Levonorgestrel 150 mcg

etinil estradiol 30 mcg +

7 tab plasebo - - - -

399 Microlax Enema Na lauril sulfoasetat 45

mg, Na sitrat 450 mg,

asam sorbat 5 mg, PEG

400 625 mg, sorbitol

4465 mg 5 ml

- - - -

400 Microlax Tab Na lauril sulfoasetat 45

mg, Na sitrat 450 mg,

asam sorbat 5 mg, PEG

400 625 mg, sorbitol

4465 mg

- - - -

401 Microlut Tab Levonorgestrel 30 mcg - - - -

402 Morfin, MST

Continu Tab

Morfin sulfat 10 mg, 15

mg

27 5, 17,

27

5, 17,

27

5, 12, 15,

17

Jangan gunakan analgesik,

transquilizer, antidepresan,

sedatif selama

menggunakan morfin

tanpa petunjuk dokter

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 189: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

73

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(MTM)

403 MST Continus Tab Morfin sulfat 10 mg, 15

mg, 30 mg

27 5, 17,

27

5, 17,

27

5, 12, 15,

17

Jangan gunakan analgesik,

transquilizer, antidepresan,

sedatif selama

menggunakan morfin

tanpa petunjuk dokter

(MTM)

404 Mucosta Tab Rebamipide 100 mg - - - -

405 Mucotein, Vectrine

Sirup kering

Erdostein 175 mg/5 ml

60 ml - - - -

406 Myleran Tab Busulfan 2 mg - - 22 12, 15

Kulit menjadi lebih gelap

(MTM)

407 Nalgestan Tab Fenilpropanolamin HCl

15 mg, Klorfeniramin

maleat 2 mg - -

3, 5,

15, 17,

25, 27 -

Jangan berikan tablet SR

atau kapsul untuk anak <

12 tahun dan sirup atau

tablet kunyah untuk anak <

6 tahun (MTM)

408 Natrium bikarbonat

Kaps

Natrium bikarbonat 500

mg - - - -

Harus diberikan 1-3 jam

setelah makan (DIH)

409 Natrium diklofenak

Tab , Voltaren 25

dan 50 Tab salut

enterik

Natrium diklofenak 25

mg, 50 mg 3, 15,

27 -

5, 17,

22, 27

3, 5, 15,

17, 21

410 Natrium iopodat

Kaps

Natrium iopodat 500 mg - - - -

411 Nephrisol Serbuk - - - -

412 Neomisin Kaps Neomisin 500 mg - - - 4

413 Neo-Mune Serbuk Protein (casein 8.76 g,

Arginine 2.5 g, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 190: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

74

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Glutamine 1.25 g) 12.5

g, Carbohydrate (dextrin

22.51 g, Fructose 2.5 g)

25.01 g, Polydextrose

1.92 g, Fat (corn oil 1.67

g, MCT 3.01 g, Fish oil

1.11 g) 5.79 g, Vit A

660.48 iu, β-Carotene

580.32 iu, Vit D 60 iu,

Vit E 12 iu, Vit B1 0.6

mg, Vit B2 0.4 mg, Vit

B6 0.6 mg, Vit B12 1.6

mcg, Vit C 66.72 mg,

Pantothenic acid 1.2 mg,

Niacin 4 mg, Folic acid

80.16 mcg, Biotin 60

mcg, Choline 60 mcg,

Vit K 12 mcg, Taurine

20.02 mg, L-Carnitine

20.02 mg, Ca 120 mg,

Phosphorus 120 mg,

Iodine 20.02 mcg, Fe 2.4

mg, Mg 54.72 mg,

Copper 0.3 mg, Zn 3 mg,

Manganese 0.4 mg, Cl

177.6 mg, K 211.2 mg,

Na 160.8 mg. per 48 g

414 Neuralgin Tab Parasetamol 350 mg,

ibuprofen 200 mg, -

3, 25,

30

3, 5,

17, 22 17

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 191: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

75

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

caffein 50 mg

lebih dari 10 hari (5 hari

untuk anak) tanpa resep

dokter dan jangan berikan

obat ini untuk anak lebih

dari 5 dosis selama 24 jam

(MTM).

415 Neurosanbe 5000

Tab

Vit.B1 100 mg, Vit.B6

100 mg, Vit.B12 5000

mcg - - - -

416 Neurodex Tab Vit.B1 100 mg, Vit.B6

200 mg, Vit.B12 250

mcg - - - -

417 Neurosanbe Tab

film coated

Vit.B1 100 mg, Vit.B6

200 mg, Vit.B12 250

mcg - - - -

418 Neviral Tab Nevirapin 200 mg

- - - 4, 12

Pasien disarankan untuk

menghentikan pengobatan

dan meminta pengobatan

medis dengan segera bila

gejala hepatitis, reaksi

kulit yang parah, atau

reaksi hipersensitifitas

memburuk (IONI). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan,dapat

diberikan bersama antasida

(USP DI &DIH)

419 New Diatab Tab Activated attapulgite 600

mg - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 192: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

76

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

420 Nexium Tab salut

film

Esomeperazol 20 mg 2 - 2 2, 4, 27

Paling baik diberikan

sebelum sarapan (DIH)

421 Nicergolin Tab

(Serolin)

Nicergolin 10 mg - - - -

422 Nifedipin Farmalat

Tab

Nifedipin 10 mg

- 3, 27

2/11,

12, 17,

27

12, 27

Hindari jus anggur

(MTM). Secara umum

dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

423 Nikotinamid Tab Nikotinamid 100 mg - - 3, 27 -

424 Nimotop Tab salut

film

Nimodipin 30 mg - - - 12

425 Nistatin Tab salut Nistatin 500.000 UI 4 27 4

426 Nistatin,

Mycostatin,

Candistatin Drop 12

ml

Nistatin 100.000 IU/ml

1 4 1 4

427 Nitrofurantoin Kaps Nitrofurantoin 50 mg 3 4, 23

3, 15,

23, 27

3, 4, 23,

27

428 Nitrokaf retard,

Nitrokaf retard forte

Kaps susteined

release

Nitrogliserin 2,5 mg, 5

mg 15, 27 -

5, 12,

17, 27

2/11, 5,

12, 15,

17, 27

Jangan gunakan sildenafil

bersama obat ini (USP DI)

429 Nipe Sirup Isotipendil 2 mg,

289Asetaminofen 120

mg, Fenilefrin HCl 5 mg

Per 5 ml

- - - -

430 Nipe Paed drop Isotipendil HCl 1 mg,

Asetaminofen 120 mg,

Fenilefrin HCl 5 mg Per - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 193: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

77

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

ml

431 Nonflamin Kaps Tinoridin HCl 50 mg - - - -

432 Noperten, Tensiphar

Tab

Lisinopril dihidrat 5 mg,

10 mg - - 3, 5, 12 2, 5, 17

Perhatikan efek hipotensi

setelah 1-3 jam pemberian

dosis pertama atau dosis

ditingkatkan (DIH)

433 Normafit Tab Bilberry 80 mg, Lutein

55,5 mg, Zeaxanthin

4,51 mg, Astaxantin

65,15 mg

- - - -

434 Noza Kaplet Tripolidin HCl 2,5 mg,

Pseudoefedrin HCl 30

mg, Parasetamol 500 mg

25 5, 17,

25, 30

3, 5,

15, 17,

25, 27

3, 5, 15,

17

Jangan berikan untuk anak

< 12 tahun (MTM).

435 Nutriflam Tab Serratiopeptidase 5 mg,

pancreatin 25 mg,

Lecithin 100 mg - - - -

436 Obat batuk Hitam

Cairan (OBH)

- - - -

437 Obat batuk Hitam

Cairan konsentrat

(OBH)

- - - -

438 Ofloxacin Tab Ofloksasin 200 mg, 400

mg

- 4, 5,

19, 21

2/11, 5,

12, 15,

21

4, 5, 15

Jangan gunakan antasida,

suplemen mineral atau

vitamin dengan zink atau

besi 2 jam setelah

menggunakan obat ini

(MTM & DIH). Dapat

diberikan dengan makanan

atau saat perut kosong

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 194: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

78

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(USP DI)

439 Olandoz, Zyprexa

Tab

Olanzapin 10 mg

- 5, 17 5, 12,

17 5, 17

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan,atau saat

perut kosong (USP DI)

440 Omeprazole, OMZ,

Pumpitor, Stomacer

Kaps 20 mg

Omeprazol 20 mg

27 27 27 4, 27

Diminum sebelum makan.

Jangan merokok selama

menggunakan obat ini

karena merokok

menurunkan efektifitasnya

(MTM). Saran : telan

seluruh kapsul, larutkan

tablet dalam air atau

campur isi kapsul dengan

sari buah atau yoghurt

(IONI). Harus diberikan

saat perut kosong, paling

baik sebelum sarapan

(DIH)

441 Ondansentron

Kaplet 4 mg dan 8

mg , Ceteron

Kaplet salut film 4

mg, Cedantron 8 mg

, Vometron Tab

Ondansentron 4 mg dan

8 mg

- - - -

Diberikan tanpa makanan

(MTM &DIH)

442 Optimax Kaplet Lutein 3 mg, Lycopene 2

mg, Vit.E 25 mg, Vit.C

100 mg, Zn 10 mg, B- - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 195: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

79

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Carotene 6000 IU,

Bilberry extr 80 mg

443 Optimax Plus Sirup Lutein 1 mg, Lycopene

0,5 mg, Zeaxanthin 350

mcg, Vit.E 12,5 mg,

Vit.C 50 mg, Zn 2,5 mg,

B-Carotene 10% 2,5 mg,

Bilberry dry extr 40 mg

Per 5 ml

- - - -

444 Oralit, Pharolite

Serbuk

Natrium klorida 0,52 g +

kalium klorida 0,30 g +

glukosa anhidrat 2,70 g

+ trinatrium sitrat

dihidrat 0,58 g

- - - -

445 Orezync serbuk Zink sulfat 10 mg

- - - 2/11

Jika mengganggu GI dapat

diberikan bersama

makanan. Jangan berikan

suplemen zink dan

suplemen tembaga, besi

atau fosfat dalam waktu

bersamaan (USP DI)

446 Oscal, Rocaltrol

Kaps

Kalsitriol 0,25 mcg, 0,5

mcg

- - - -

Dapat diberikan tanpa

makanan, pemberian

bersama makanan untuk

mengurangi masalah GI.

Berikan asupan kalsium

yang cukup selama terapi

(DIH). Jangan gunakan

antasida yang mengandung

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 196: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

80

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

magnesium selama

menggunakan obat ini

(USP DI)

447 Osteocal Tab

kunyah

Kalsium karbonat 1250

mg

- - 14, 15 14, 15

Jangan gunakan kalsium

karbonat sebagai antasida

> dari 2 minggu tanpa

pengawasan dokter. Jika

digunakan sebagai

suplemen makanan,

diminum bersama

makanan (MTM).

Diberikan 1-1 ½ jam

sesudah makan (USP DI)

448 Ossoral Tab Oseinhidroksiapatite

comp 200 mg - - - -

449 Oste forte Kaplet Glukosamin HCl 500

mg, kondroitin sulfat 400

mg, Mn 0,5 mg, Mg 10

mg, Zn 5 mg, Vit.C 50

mg

- - - -

450 Osteocare Tab Ca 300 mg, Mg 150 mg,

Zn 5 mg, Vit D3 2,5 mcg - - - -

451 Osteo-C Kaps Glukosamin, Condroitin,

capsium, camphor, metil

salisilat - - - -

452 Osteokom Kaplet

salut film

Glukosamin HCl 500

mg, kondroitin sulfat 400

mg, metilsulfonil metan

200 mg, Vit.C 50 mg,

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 197: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

81

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Selenium 15 mcg, Zn 5

mg, Mn 50 mcg, Mg

gliserofosfat 10 mg

453 Ovestin Tab Estriol 1 mg - 27 - -

454 Oxyvit Kaplet β-Carotene 10.000 IU,

Vit.C 500 mg, Vit.E 100

IU

- - - -

455 Pantoprazol Tab Pantoprazol 40 mg

27 27 12, 27 4, 27

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan,

paling baik sebelum

sarapan (DIH& USP DI)

456 Papaverine Tab 40

mg

Papaverine 40 mg - - 5 -

457 Parasetamol,

Sanmol,Tempra

Drop 15 ml

Parasetamol 100 mg/ml

mg, Zn 5 mg, Vit.C 50

mg 1 25, 30 1, 17 17

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

lebih dari 10 hari (5 hari

untuk anak) tanpa resep

458 Parasetamol,

Dumin, Sanmol

Sirup 60 ml

Parasetamol 120 mg/5ml

1 25, 30 1, 17 17

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

lebih dari 10 hari (5 hari

untuk anak) tanpa resep

dokter dan jangan berikan

obat ini untuk anak lebih

dari 5 dosis selama 24 jam

(MTM).

459 Parasetamol Sirup

forte(Tempra)

Parasetamol 250 mg/5

ml 1 25, 30 1, 17 17

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

lebih dari 10 hari (5 hari

untuk anak) tanpa resep

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 198: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

82

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

dokter dan jangan berikan

obat ini untuk anak lebih

dari 5 dosis selama 24 jam

(MTM).

460 Parasetamol,

Dumin, Sanmol,

Sumagesic Tab

Parasetamol 500 mg dan

600 mg

- 25, 30 17 17

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

lebih dari 10 hari (5 hari

untuk anak) tanpa resep

dokter dan untuk anak

jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama

24 jam (MTM).

461 Parlodel Tab Bromokriptin mesilat 2,5

mg - 3

3, 5,

12, 17

3, 5, 15,

17

462 Pedialyt Lar steril Per L : Na 22,5 meq, K

10 meq, Cl 17,5 meq,

Citrat 15 meq, Dextrose

25 g 500 ml

- - - -

463 Persantin Tab Dipiridamol 25 mg

2, 15 2/13 2, 15,

27

2/11, 15,

22

Jika mengiritasi saluran

cerna dapat diberikan

bersama makanan (USP

DI)

464 Piptal Pediatric

Drop

Pipenzolat Br 4 mg,

Fenobarbital Na 6 mg,

etanol 0,2 ml

- - 5, 12,

17 -

465 Piracetam ,

Fepiram, Neurotam

Tab dan Kaps

Piracetam 800 mg, 1200

mg - 5 - -

466 Piracetam Sirup Piracetam 10 % 100 ml - 5 - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 199: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

83

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(Latropil,

Nootropil)

467 Pirantel Susp Pirantel 125 mg/5 ml 30

ml - - - -

468 Pirantel Tab Pirantel 125 mg, 250 mg - - - -

469 Piridoksin HCl

(Vitamin B6) Tab

Piridoksin HCl 10 mg,

25 mg - - 27 -

470 Piroxicam Tab Piroxicam tab 10 mg dan

20 mg - 3 5, 17 3,5, 15,

17, 22

Jangan berbaring dalam 15

sampai 30 menit setelah

minum obat ini (USP DI)

471 Pradaxa Kaps Dabigastran etexillate 75

mg, 110 mg 15, 27 - - -

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

472 Prazikuantel Tab Prazikuantel 300 mg,

600 mg 27 - - -

Pemberian tablet selama

makan bersama air (DIH)

473 Prednisolon Tab Prednisolon 5 mg

3, 27 3 - 3, 12

Tingkatkan asupan

piridoksin, vitamin C,

vitamin D, folat kalsium,

dan fosfor (DIH)

474 Prednison Tab Prednison 5 mg

3 - 3, 12,

17 3, 12

Tingkatkan asupan

piridoksin, vitamin C,

vitamin D, folat kalsium,

dan fosfor. Kurangi asupan

natrium (DIH)

475 Primakuin fosfat

(Primaquin)

Primakuin fosfat 15 mg 3 - - 3, 4

476 Primolut N Tab Noretisteron 5 mg - - - -

477 Probenesid Tab Probenesid 500 mg

3, 15 3, 15,

22

3, 5,

12, 15,

17, 22

3, 15, 17,

22

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 200: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

84

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

478 Progynova Tab Estradiol valerat 1 mg, 2

mg - - - -

479 Prohifer 10 Tab Metil fenidat HCl 10 mg - 27

5, 12,

17, 27 3, 5, 12

Diberikan sebelum sarapan

dan makan siang

480 Prolacta with DHA

for Baby Kaps

lunak

Natural fish oil proving

DHA 75 mg, EPA 7 mg,

Arachidonic acid 100 mg - - - -

481 Prokarbazin HCl

Kaps

Prokarbazin HCl 50 mg

17 17 15, 17,

22 5, 12, 17

Hindari

makanan/minuman yang

mengandung tiramin,

seperti saus kedelai, keju,

ikan (DIH)& USP DI

482 Promavit Kaps

lunak

Tuna oil 358 mg,

Omega-3 fatty acids 129

mg, DHA 97 mg, EPA

25 mg, Vit.A 690 IU,

Vit.D3 69 Iu, Vit.B12 1

mcg, Folic acid 150 mcg,

Vit.B6 300 mcg, Ca 200

mg, Mg 75 mg, Fe 15

mg

- - - -

483 Propanolol,

Farmadral Tab

Propanolol HCl 10 mg,

40 mg 12 12

5, 12,

15, 17 5, 12, 17

Diberikan sebelum makan

dan sebelum tidur (

MTM). Harus diberikan

saat perut kosong (DIH)

484 Propitiourasil Tab Propitiourasil 100 mg

- - 12 12

Berikan pada waktu yang

sama setiap hari, selalu

dengan makanan atau

antara makan (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 201: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

85

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

485 Prostide Tab Finasterid 5 mg

- - - -

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH). Tablet

dapat dikunyah untuk

memudahkan menelan

(USP DI)

486 Provera Tab 100

mg, Veraplex Tab

500 mg

Medroksiprogesteron

asetat 100 mg, 500 mg

- - - 5

Jangan merokok karena

asap rokok meningkatkan

resiko stroke, tekanan

darah tinggi, serangan

jantung (MTM)

487 Provital Tab Ginseng ext 50 mg,

Vit.A 3250 IU, Vit.B1

10,7 mg, Vit.B2 5,5 mg,

nicotinamide 27,5 mg,

Vit B6 5,67 mg, Vit.B12

15 mcg dll

- - - -

488 Pyravit Sirup Isoniazid 100 mg, Vit.

B6 10 mg 110 ml, 225

ml Tiap 5 ml

2/11 2/13,

12

2/11,

27 3, 4, 17

Hindari makanan yang

mengandung tiramin dan

histamin (DIH)

489 Pyrazinamide,

Sanazet Tab

Pirazinamid 500 mg - 12 - 4

490 Ramixal, Cardace,

Hyperil, Triatec Tab

Ramipril 1,25 mg, 2,5

mg, 5 mg, 10 mg 27 -

2/11, 5,

12, 17 5, 17

491 Ranicare Sirup Ranitidin - -

2/13,

15 3, 4, 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

492 Ranitidin, Rantin

Tab 150 mg dan

300 mg

Ranitidin 150 mg, 300

mg 27 - 2/13,

15 3, 4, 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

493 Reminyl prolonged- Galantamin HBr 16 mg - - - - Diberikan saat sarapan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 202: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

86

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

release Kaps pagi (DIH)

494 Reminyl Tab Galantamin HBr 8 mg - - - -

Diberikan saat sarapan dan

makan malam (DIH)

495 Renalyt Lar 200 ml Na 15 meq, K 4 meq,

glucose 4 g, Cl 13 meq,

citrate 2 meq 200 ml

- - - -

496 Rescuvolin Leukovorin Ca - - - 12

497 Retaphyl SR Kaplet Teofilin 300 mg

2/11,

15, 27 3

2/11,

12, 15,

27

2/11, 15,

27

Minuman dan makanan

yang mengandung kafein

dapat mempengaruhi efek

Teofilin (MTM).

498 Retaphyl SR Serbuk Teofilin 1000 mg

2/11 3

2/11,

12, 15,

27

2/11, 15

Minuman dan makanan

yang mengandung kafein

dapat mempengaruhi efek

Teofilin (MTM).

499 Retaphyl Tab Teofilin 100 mg

2/11 3

2/11,

12, 15,

27

2/11, 1,

27

Minuman dan makanan

yang mengandung kafein

dapat mempengaruhi efek

Teofilin (MTM).

500 Retinol (Vitamin A)

Kaps lunak

Vitamin A 200.000 IU - - - -

501 Retinol (Vitamin A)

Tab

Vitamin A 6000 IU - - - -

502 Retinol (Vitamin A)

Tab salut gula

Vitamin A 50.000 IU - - - -

503 Retivit Tab salut

film

β-Carotene 0,6 mg, Vit.C

200 mg, Vit.E 60 mg, Zn

10 mg, Copper 1,5 mg,

Selenium 55 mcg, Lutein

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 203: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

87

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

2 mg

504 Reviral Sirup Zidovudin 50 mg/5 ml

10 ml - - 12, 15 4

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

505 Reviral Tab Zidovudin 100 mg, 250

mg - - 12, 15 4

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

506 Rhinathiol Sirup Karbosistein - - - -

507 Rhinofed Sirup 60

ml

Pseudoefedrin 15 mg,

terfenadin 20 mg Per 5

ml

- 5, 17 17, 25 3, 5, 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

508 Rhinofed Tab Pseudoefedrin 30 mg,

terfenadin 40 mg

27 5, 17 17, 25,

27 3, 5, 17

Jangan berikan tablet SR

atau kapsul untuk anak <

12 tahun (MTM). Dapat

diberikan dengan atau

tanpa makanan (DIH)

509 Rhinos Neo Drop

10 ml

pseudoefedrin HCl 7,5

mg/0,8 ml - 5, 17 17, 25 -

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

510 Rhinos SR Kaps

SR, Clarinase Tab

Loratadin 5 mg,

pseudoefedrin sulfat 120

mg - 5, 17 17, 25 3, 5, 17

Jangan berikan tablet SR

atau kapsul untuk anak <

12 tahun (MTM)

511 Rhodium Tab salut

film

Diosmin 450 mg,

Hesperidin 50 mg - - - -

512 Rifampisin Kaps Rifampisin 300 mg

2/11 2/13,

12, 23

2/11, 5,

12, 17

2/11, 4,

15, 17,

23

Kontrasepsi oral yang

mengandung estrogen

tidak bekerja dengan baik

jika diberikan bersama

rifampisin (USP DI)

513 Rifampisin +

isoniazid +

etambutol Kaps

Komb : rifampisin 150

mg, isoniazid 150 mg,

etambutol 400 mg

2/11 2/13,

12, 23

2/11, 5,

12, 17

3, 4, 17,

23

Sangat penting

memberikan piridoksin

selama terapi. Kontrasepsi

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 204: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

88

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

oral yang mengandung

estrogen tidak bekerja

dengan baik jika diberikan

dengan kombinasi

rifampisin dan isoniazid

(USP DI)

514 Rifampisin +

isoniazid +

pirazinamid Tab

kunyah

Komb : rifampisin 75

mg, isoniazid 50 mg,

pirazinamid 150 mg)

2/11 2/13,

12, 23

2/11, 5,

12, 17 3, 17, 23

Jangan gunakan antasida

selama 1 jam pemberian

kombinasi rifampisin,

isoniazid dan pirazinamid.

Kontrasepsi oral yang

mengandung estrogen

tidak bekerja dengan baik

jika diberikan dengan

kombinasi rifampisin dan

isoniazid (USP DI)

515 Rifampisin +

isoniazid Tab

kunyah

Kombinasi : Rifampisin

75 mg, isoniazid 50 mg

2/11 2/13,

12, 23

2/11, 5,

12, 17

3, 4, 17,

23

Sangat penting

memberikan piridoksin

selama terapi. Kontrasepsi

oral yang mengandung

estrogen tidak bekerja

dengan baik jika diberikan

dengan kombinasi

rifampisin dan isoniazid

(USP DI)

516 Rifampisin +

isoniazid+

pirazinamid +

etambutol Tab 150

Kombinasi : rifampisin,

isoniazid, pirazinamid,

etambutol 2/11

2/13,

12, 23

2/11, 5,

12, 17

3, 4, 17,

23

Jangan gunakan antasida

selama 1 jam pemberian

kombinasi rifampisin,

isoniazid, pirazinamid dan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 205: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

89

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

mg, 275 mg, 250

mg, 450 mg, 500

mg

etambutol. Sangat

penting memberikan

piridoksin selama terapi.

Kontrasepsi oral yang

mengandung estrogen

tidak bekerja dengan baik

jika diberikan dengan

kombinasi rifampisin dan

isoniazid (USP DI)

517 Rifampisin

(Rifampicin,

Rifamtibi) kaplet

salut film, Kaps 300

mg, Tab 450 mg

Rifampisin 300 mg, 450

mg, 600 mg

2/11 2/13,

12, 23

2/11, 5,

12, 17

2/11, 4,

15, 17,

23

Kontrasepsi oral yang

mengandung estrogen

tidak bekerja dengan baik

jika diberikan bersama

rifampisin (USP DI)

518 Riklona 2 Tab salut

selaput

Klonazepam 2 mg

- 5, 12,

17

5, 12,

17 5, 12, 17

Jangan merokok selama

menggunakan

klonazepam, merokok

dapat menurunkan

efektifitasnya (MTM)

519 Risperidone,

Neriphros,

Risperdal Tab 1 mg

dan 2 mg, Persidal,

Zofredal Tab salut

film

Risperidon 1 mg dan 2

mg

- 5, 17 5, 12,

17, 21

5, 12, 17,

21

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan

(MTM). Dapat diberikan

tanpa makanan (DIH)

520 Salakinase Kaps

lunak

Bacillus subtilis natto

extr 20 mg, Prunus

mume extr 10 mg - - - -

521 Salbutamol Lasal Salbutamol sulfat 2 mg/5 - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 206: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

90

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

sirup ml

522 Salbutamol, Lasal

Tab

Salbutamol sulfat 2 mg,

4 mg - 27 - -

523 Salofalk Tab Mesalazine 250 mg

27 - - 4, 15, 27

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH).

Dapat diberikan sebelum

makan dan tidur (USP DI)

524 San-B-Plex Baby

Drop

Vit.A 5000 IU, Vit.D

400 iu, Vit.B1 1 mg,

Vit.B2 1,2 mg, Vit.B6 1

mg, Nicotinamide 10

mg, Pantotenic acid 5

mg, Vit.C 50 mg

- - - -

525 Sandimmun Kaps

lunak

Siklosporin 100 mg - - 12 12

Hindari jus anggur (DIH&

USP DI)

526 Santibi plus Tab Etambutol HCl 250 mg,

vit.B6 6 mg, INH 100

mg

- 2/13,

12

2/11, 5,

12,17

3, 4, 5,

17

Jangan gunakan antasida

selama 1 jam pemberian

kombinasi rifampisin,

isoniazid, pirazinamid dan

etambutol. Sangat

penting memberikan

piridoksin selama terapi

(USP DI)

527 Sefaleksin

(Cephalexin) Kaps

Sefaleksin 250 mg, 500

mg

- 4 2/11,

15 4

Dapat diberikan saat perut

kosong. Jika mengiritasi

saluran cerna, dapat

diberikan dengan makanan

(USP DI)

528 Sefuroksim Sefuroksim 500 mg 3 3, 4, 27 3, 4, 4 Dapat diberikan saat perut

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 207: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

91

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(Anbacim, Sharox)

Tab salut selaput

15, 27

kosong. Jika mengiritasi

saluran cerna, dapat

diberikan dengan makanan

(USP DI)

529 Seloxy AA Kaps α-Lipoic acid 100 mg,

Vit.C 500 mg, Zn

picolinate 50 mg, Se 50

mcg, β-Carotene 5.000

IU

- - - -

530 Seloxy Kaps salut

film

β-Carotene 10.000 IU,

Vit.C 250 mg, Vit.E 200

IU, Zn-sulfat 20 mg, Se

30 mcg

- - - -

531 Serlof Kaplet ,

Zoloft Tab salut

film

Sertralin HCl 50 mg

- 12 5, 12,

17 5, 12, 17

Diberikan pagi atau malam

hari dengan atau tanpa

makanan (MTM). Anak-

anak dan remaja < 18

tahun tidak

direkomendasikan (IONI).

Jangan berikan sertralin

dengan atau selama 14 hari

penggunaan MAO

inhibitor (furazolidone,

prokarbazin, phenelzine)

(USP DI)

532 Sertralin HCl Tab

salut film (Zoloft)

Sertralin HCl 50 mg

- 12 5, 12,

17 5, 12, 17

Diberikan pagi atau malam

hari dengan atau tanpa

makanan (MTM). Anak-

anak dan remaja < 18

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 208: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

92

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

tahun tidak

direkomendasikan (IONI).

Jangan berikan sertralin

dengan atau selama 14 hari

penggunaan MAO

inhibitor (furazolidone,

prokarbazin, phenelzine)

(USP DI)

533 Seroquel Tab Quetiapin 100 mg, 200

mg, 300 mg - - - 5, 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan

(DIH& USP DI)

534 Seroquel XR ER

Tab

Quetiapin fumarat 300

mg, 400 mg 27 - - 5, 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan

(DIH& USP DI)

535 Sianokobalamin

(Vit.B12) Tab

(Vitamin B.12)

Vitamin B.12 10 mcg, 50

mcg dan 100 mcg - - - -

536 Sifrol Tab Pramipeksol diHCl

0,125 mg; 0,25 mg;

0,375 mg; 0,750 mg - - - 5, 12

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan.

Dapatdiberikan dengan

makanan untuk

mengurangi gangguan GI

(DIH)

537 Simarc-2 Tab Warfarin Na 2 mg

- - 12, 17 12, 17

Jangan mengganti produk

warfarin dengan nama

dagang yang berbeda

karena memiliki efek yang

berbeda (MTM). Dapat

diberikan dengan atau

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 209: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

93

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

tanpa makanan. Makanan

tinggi vitamin K (seperti

daging sapi, teh hijau,

sayuran berdaun hijau)

menghambat efek

antikoagulan (DIH)

538 Simvastatin Kaplet

salut film

Simvastatin 10 mg

- - 12, 17,

21 12

Diberikan sebelum tidur.

Hindari makanan tinggi

lemak seperti daging, telur

cake, coklat, kelapa, keju

dan makanan

berminyak(MTM).

Diberikan malam hari.

Bila terjadi gangguan otot

yang parah, maka statin

harus dihentikan (IONI).

Dapat diberikan tanpa

makanan. Pemberian

malam hari untuk

memaksimalkan efek obat

(DIH). Jangan minum

obat ini bersama dengan

jus anggur (USP DI)

539 Sinupret Drop Gentiane radix 7,69 %,

Primulaekum kalikibus

flores 23,08 %, Rumicis

herba 23,08 %, Verbenae

herba 23,08 %

- - - -

540 Sinupret Tab Gentiane radix 7,69 %, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 210: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

94

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Primulaekum kalikibus

flores 23,08 %, Rumicis

herba 23,08 %, Verbenae

herba 23,08 %

541 Sistenol Kaplet Parasetamol 500 mg, N-

asetilsistein 200 mg

- 25, 30 17 17

Dewasa : jangan

menggunakan obat ini

lebih dari 10 hari (5 hari

untuk anak) tanpa resep

dokter dan untuk anak

jangan berikan obat ini

lebih dari 5 dosis selama

24 jam (MTM).

542 Sohobion Tab Vitamin B1 100 mg, B6

100 mg, B12 5000 mcg - - - -

543 Somadril

Coumpound Tab

Paracetamol,

Carisopodrol, caffein -

5, 12,

17, 25,

30

17 17

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

544 Spiramycin Tab Spiramycin 500 mg - - - -

545 Spironolakton,

Aldactone, Letonal,

Spironolacton Tab

Spironolakton 25 mg,

100 mg

3 3 3, 5,

12, 17 3

Aspirin menurunkan efek

spironolakton (MTM).

Asupan kalium (seperti

pisang, kacang) yang

berlebihan harus dihindari

(DIH). Diberikan pagi hari

(USP DI)

546 Stalevo (Levodopa,

karbidopa,

entakopa) Tab salut

film

Levodopa 100 mg,

karbidopa 25 mg,

entakopa 200 mg - 23, 27

3, 5,

17, 27

3, 5, 12,

23, 27

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 211: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

95

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

547 Stavudin, Staviral

Tab

Stavudin 30 mg, 40 mg - - - 4, 12

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

548 Stimuno Kaps Phylalanthi herba extr 50

mg - - - -

549 Stimuno Extr Sirup Phylalanthi herba extr 25

mg/5 ml 1 L - - - -

550 Stugeron Tab Sinarizine 25 mg - 5, 17 - -

551 Subutex Buprenorfin HCl 9 5, 9, 17 -

5, 12, 15,

17

552 Sulcolon Kaplet

salut enterik

Sulfasalazin 500 mg

3, 27 15, 18,

23

3, 15,

21, 23,

27

3, 4, 5,

15, 21,

27

Dikontraindikasikan anak

< 2 tahun (IONI& USP

DI)

553 Sulfitis Kaplet salut

enterik

Sulfasalazin 500 mg

3, 27 18, 23

3, 15,

21, 23,

27

3, 4, 5,

15, 21,

27

554 Sulfasalazin Tab Sulfasalazin 500 mg

3, 27 23

3, 15,

21, 23,

27

3, 4, 5,

15, 21,

27

555 Sulfadiazin Tab Sulfadiazin 500 mg

15 4, 15 - 4, 5, 15,

21

Tidak boleh diberikan

untuk anak < dari 2 tahun

(USP DI)

556 Sulfasalazin Tab Sulfasalazin 500 mg

3, 27 23

3, 15,

21, 23,

27

3, 4, 5,

15, 21,

27

557 Tamoksifen sitrat

(tamoxifen) Tab

salut selaput

Tamoksifen sitrat 20 mg

- - 22 12

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan.

Hindari buah anggur dan

jus anggur (DIH)

558 Tebokan, Tebokan Ginko biloba extr (EGB - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 212: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

96

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

SP Tab 761) 40 mg, standadized

at 9,6 mg ginko flavone

glycosides

559 Telfast plus Tab

salut lepas

Feksofenadin HCl,

pseudoefedrin HCl - 5, 17 25, 27 5, 15, 17

Tidak untuk anak < 6

tahun (IONI).

560 Tetrasiklin HCl

(Tetracyclin) Kaps

Tetrasiklin HCl 250 mg,

500 mg

2/11 2, 4, 20

2/11, 4,

15, 20,

21

2/11, 4,

15, 20,

21

Tetrasilkin tidak boleh

diberikan untuk anak <8

tahun (USP DI), ibu hamil

dan menyusui.

Tertrasilkin diberikan 2

jam sebelum atau 3 jam

setelah pemberian preparat

besi, dan diberikan 1 jam

sebelum atau 2 jam setelah

antasida, laksatif dan

suplemen kalsium (MTM).

Diberikan 1-2 jam atau 4

jam setelah pemberian

antasida (DIH)

561 TGF Tab Lutein 3 mg, Zeaxanthin

0,25 mg, Astaxantin 3

mg - - - -

562 Thyrozol Tab Thiamazol 5 mg - - - 12

563 Tiamfenikol Tiamfenikol 250 mg,

500 mg - - - -

564 Tiamfenikol,

Thiamycin Sirup 60

ml

Tiamfenikol 125 mg/5

ml

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 213: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

97

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

565 Tiamfenikol,

Thiamycin Sirup

forte 60 ml

Tiamfenikol 250 mg/5

ml - - - -

566 Tiamin HCl

(Vitamin B1) Tab

Vitamin B1 50 mg, 100

mg - - 3, 12 -

567 Tiaryt Tab Amiodaron HCl 200 mg

- 21 3, 12,

17, 21 21

Berikan secara konsisten,

bersama atau tanpa

makanan. Berikan bersama

makanan jika digunakan

dosis tinggi atau untuk

mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (DIH)

568 Topamax Tab Topiramat 25 mg, 50 mg

27 5, 12,

15

5, 12,

17, 27 5, 15, 27

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH).

Kontrasepsi oral yang

mengandung estrogen

tidak bekerja dengan baik

/jika digunakan bersama

topiramat (USP DI)

569 Torasic Tab salut

selaput

Ketorolak trometamin 10

mg

3 3, 25 3, 5,

17, 22 3, 15

Diberikan tidak > 5 hari

(MTM). Jangan berbaring

15-30 menit setelah

menggunakan obat ini.

Jangan gunakan > dari 5

hari (USP DI)

570 Tramadol, Tradosik,

Tramal Kaps

Tramadol HCl 50 mg - 5, 17 5, 17 5, 12, 17

Pemberian tanpa makanan

(DIH)

571 Transpulmin Sirup Pipazetat 10 mg,

Isotipendil HCl 2 mg, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 214: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

98

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

Liquorice extr 50 mg,

Gliseril guaiakolat 25

mg Per 5 ml

572 Triaminic Pilek

Sirup

Pseudoefedrin 15 mg,

Terfenadin 20 mg Per 5

ml

- 5, 17 17, 25,

27

3, 5, 15,

17

Kombinasi yang

mengandung terfenadin

tidak boleh diberikan

dengan klaritomisin,

eritromisin, itrakonazol,

ketokonazol atau

mibefradil (USP DI)

573 Tribestan Tab Tribulus terrestris L 250

mg - - - -

574 Trifluoperazin HCl,

Stelazine Tab

Trifluoperazin HCl 5 mg - 5, 17

5, 12,

17, 21

3, 5, 12,

15, 17

575 Triheksifenidil HCl,

Artane, Hexymer

Tab

Triheksifenidil HCl 2 mg

- 12

3, 5,

15, 17,

27

3, 5, 12,

17

Jika menggunakan

antasida, gunakan 1 jam

setelah menggunakan

triheksifenidil (MTM).

Paling baik diberikan

bersama makanan (DIH)

576 Trilac Tab Triamsinolon asetonid 4

mg

- 3 3, 12,

17 3, 12

Diberikan pagi hari setelah

sarapan. Jika menderita

diabetes, triamsinolon

meningkatkan kadar gula

darah (MTM)

577 Trileptal Kaps Oksarbazepin 300 mg - 3, 12 - 5, 12, 17

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

578 Trimetoprim Tab Trimetoprim 200 mg 3 -

2/11,

15 21

Jangan berikan untuk anak

< 12 tahun. Dapat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 215: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

99

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

diberikan saat perut

kosong, jika mengiritasi

saluran cerna dapat

diberikan dengan makanan

(USP DI)

579 Tripanzym Kaplet

salut gula enterik

Pancreatin 170 mg,

Activated dimethyl

polysiloxane 80 mg

- - - -

580 Tizacom, Sirdalud

Tab

Tizanidin HCl 2 mg 3 5, 17 5, 17 5, 12

581 Trizedon MR Tab

salut film

Trimetazidin diHCl 35

mg - - - -

582 Ultracet Tab Tramadol 37,5,

parasetamol 325 mg 27 - 5, 17 5, 12, 17

583 Urdafalk Kaps Ursodeoxycholic acid

250 mg - 3 - -

584 Urecholin Tab Betanekol klorida 2/11 - 2/11 2/11

585 Urinter, Urotractin

Kaps

Asam pipemidat 400 mg - - - -

586 Urixin Tab salut

film

Asam pipemidat 400 mg - - - -

587 Urogetix Kaplet Fenazopiridin HCl 100

mg - - - 3, 23

588 Valsartan, Valsartan

NI Tab

Valsartan 160 mg dan

80 mg - - 12 3, 5

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

589 Valvir Tab salut

film

Valasiklovir HCl 500 mg

- 4 12 4

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan. Jika

terjadi gangguan GI,

berikan bersama makanan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 216: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

100

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

(DIH)

590 Verapamil Tab salut

film

Verapamil HCl 40 mg 3, 27 27

3, 12,

27 12

591 Vesicare Tab salut

film

Solifenasin suksinat 5

mg 27 5 - -

Dapat diberikan tanpa

makanan (DIH)

592 Vialyn Sirup Vit.A 4.000 IU, Vit.B1

HCl 2,5 mg, Vit.B2

phosphate 2,5 mg, D-

Panthenol 5 mg,

Nicotinamide 15 mg,

Vit.B6 HCl 0,75 mg,

Vit.C 60 mg, Vit.D 200

IU, Vit.B12 5 mcg, Ca

gluconate 300 mg, Zn

sulfate 3 mg, Lysine HCl

200 mg Per 5 ml

- - - -

593 Viostin Com DS

Kaplet

Glukosamin HCl 500

mg, kondroitin sulfat 400

mg, MN 0,5 mg

- - - -

594 Vistrum Sirup Colostrum bovine 250

mg, Fructoligosaccharide

1,5 g, Zn 3 mg Curcuma

longa rhizoma extr

(curcuminoid complex

95% / Bio-curcumin /

BCM-95) 150 mg,

Silymarin phytosome 35

mg, Schizandrae fructus

extr 135 mg, Liquiritiae

- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 217: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

101

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

radix 135 mg, Choline

bitatrate 150 mg, Vit.B6

2 mg

595 Vitacur Sirup Curcuminoid, β-Caroten,

Vit.B1, Vit.B2, Vit.B6,

Vit.B12, Vit.D,

Dexpanthenol, Ca

Pidolate, fructo

oligosakarida

- - - -

596 Vitamin B

kompleks Tab

Vit.B1 2 mg, Vit.B2 2

mg, Vit.B6 2 mg,

Calcium pantotenat 10

mg, Nicotinamid 20 mg

- - - -

597 Vitanorm Tab Vaccunium myrtillus

fructus axtract 80 mg,

Calendula officinalis flos

extract 36 10 mg,

Helenium autumnale flos

extract 12,09 mg

- - - -

598 Vostem Kaps Glukosamin HCl,

kondroitin sulfat, Vit.C,

mineral

- - 15, 27 -

599 Xarelto Tab Rivaroxaban 10 mg - - -

600 Xeloda Tab salut

film

Kapesitabin 500 mg

- 3 - 12

Diberikan dengan air 30

menit setelah makan

(DIH& USP DI)

601 Xenocy Tab Atomoxetine 10 mg - - - -

Dapat diberikan dengan

atau tanpa makanan (DIH)

602 Yasmin Tab Drospirenon 3 mg, etinil - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 218: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

102

Un

ivers

itas In

do

nesia

No Nama Obat Komposisi Obat

Label Keterangan

DIH IONI MTM USP DI

estradiol 0,03 mg

603 Yaz Tab Drospirenon 3 mg, etinil

estradiol 0,02 mg - - - -

604 Zegavit Tab Vit.E 30 IU, Vit.C 750

mg, Vit.B1 15 mg,

Vit.B2 15 mg,

Niacinamide 100 mg,

Vit.B6 25 mg, Vit.B12

12 mcg, Folic acid 0,4

mg, Ca 20 mg,

Pantothenic acid 20 mg,

Zn 20 mg

- - - -

605 Zinkid Sirup Zink sulfat 10 mg/5 ml

- - - 2/11

Jika mengganggu GI dapat

diberikan bersama

makanan. Jangan berikan

suplemen zink dan

suplemen tembaga, besi,

atau fosfor dalam waktu

bersamaan (USP DI)

606 Zinkid, Diazink

Tab

Zink sulfat 20 mg

- - - 2/11

Jika mengganggu GI dapat

diberikan bersama

makanan. Jangan berikan

suplemen zink dan

suplemen tembaga, besi,

atau fosfor dalam waktu

bersamaan (USP DI)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 219: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 220: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

No LABEL PERINGATAN

1

KOCOK DAHULU

2

OBAT INI DIMINUM SATU JAM

SEBELUM MAKAN

3

OBAT INI DIMINUM SEGERA

SESUDAH MAKAN

4

OBAT INI HARUS DIMINUM

SAMPAI HABIS SESUAI

DENGAN PETUNJUK

5 OBAT INI MENYEBABKAN

MENGANTUK, JANGAN

MENGENDARAI MOBIL ATAU

MENJALANKAN MESIN

6

HANYA DIPERGUNAKAN

MELALUI ANUS ATAU DUBUR

7

HANYA DIPERGUNAKAN

MELALUI VAGINA

8

OBAT LUAR JANGAN DIMINUM

9 OBAT INI DIPERGUNAKAN

(DILETAKKAN) DI BAWAH

LIDAH & DIHISAP SAMPAI

HABIS

KOCOK DAHULU

OBAT INI DIMINUM

SATU JAM SEBELUM MAKAN

OBAT INI DIMINUM SEGERA

SESUDAH MAKAN

OBAT INI HARUS DIMINUM SAMPAI HABIS

SESUAI DENGAN PETUNJUK

OBAT INI MENYEBABKAN MENGANTUK,

JANGAN MENGENDARAI MOBIL ATAU

MENJALANKAN MESIN

HANYA DIPERGUNAKAN MELALUI ANUS

ATAU DUBUR

HANYA DIPERGUNAKAN MELALUI VAGINA

OBAT LUAR JANGAN DIMINUM

1

2

3

4

5

6

6

7

6

8

6

OBAT INI DIPERGUNAKAN (DILETAKKAN) DI

BAWAH LIDAH & DIHISAP SAMPAI HABIS

9

6

9

Keterangan Nomor Label Sediaan Berdasarkan Label RSUP Fatmawati dan IONI

103

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 221: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

NO LABEL PERINGATAN

10

OBAT INI HARUS DILARUTKAN

DAHULU DALAM SEGELAS AIR

PUTIH DAN DIMINUM

11

OBAT INI DIMINUM 2 JAM

SESUDAH MAKAN

12

JANGAN BERHENTI MINUM

OBAT INI SECARA TIBA-TIBA,

KECUALI ATAS PETUNJUK

DOKTER

13

OBAT INI DIMINUM SETENGAH

JAM SEBELUM MAKAN

14

OBAT INI DIKUNYAH DAHULU

SEBELUM DITELAN

15

HARUS BANYAK MINUM AIR

PUTIH

16

SIMPAN DALAM LEMARI ES

17

HINDARI MINUMAN

BERALKOHOL

18

JANGAN DIGUNAKAN

BERSAMAAN DENGAN OBAT

BERLABEL 27

OBAT INI HARUS DILARUTKAN DAHULU

DALAM SEGELAS AIR PUTIH DAN DIMINUM

SEGELAS AIR PUTIH

OBAT INI DIMINUM 2 JAM

SESUDAH MAKAN

JANGAN BERHENTI MINUM OBAT INI SECARA

TIBA-TIBA, KECUALI ATAS PETUNJUK DOKTER

OBAT INI DIMINUM SETENGAH JAM

SEBELUM MAKAN

HARUS BANYAK MINUM AIR PUTIH

10

11

12

13

15

OBAT INI DIKUNYAH DAHULU

SEBELUM DITELAN 14

SIMPAN DALAM LEMARI ES

16

HINDARI MINUMAN BERALKOHOL

JANGAN DIGUNAKAN BERSAMAAN

DENGAN OBAT BERLABEL 27

17

18

104

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 222: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

19

20

21

22

23

24

25

26

NO LABEL PERINGATAN

19

JANGAN MINUM OBAT YANG

MENGANDUNG BESI ATAU

ZINK BERSAMAAN DENGAN

OBAT INI

20

JANGAN MINUM SUSU, OBAT

YANG TIDAK DAPAT DICERNA

ATAU OBAT YANG

MENGANDUNG BESI ATAU

ZINK BERSAMAAN DENGAN

OBAT INI

21 HINDARI KULIT DARI

PAPARAN CAHAYA MATAHARI

ATAU CAHAYA LAMPU

SECARA LANGSUNG

22 JANGAN MENGGUNAKAN

OBAT YANG MENGANDUNG

ASETOSAL BERSAMAAN

DENGAN PENGGUNAAN OBAT

INI

23

OBAT INI DAPAT

MENYEBABKAN URIN

BERWARNA

24

BAHAN MUDAH TERBAKAR :

JAUHKAN DARI API

25

JANGAN DIGUNAKAN LEBIH

DARI….. DALAM 24 JAM

26

JANGAN DIGUNAKAN LEBIH

DARI….. DALAM 24 JAM ATAU

….. DALAM SATU MINGGU

JANGAN MINUM OBAT YANG MENGANDUNG BESI ATAU ZINK BERSAMAAN DENGAN OBAT

INI

OBAT INI

JANGAN MINUM SUSU, OBAT YANG TIDAK

DAPAT DICERNA ATAU OBAT YANG

MENGANDUNG BESI ATAU ZINK BERSAMAAN

DENGAN OBAT INI

HINDARI KULIT DARI PAPARAN CAHAYA

MATAHARI ATAU CAHAYA LAMPU SECARA

LANGSUNG

JANGAN MENGGUNAKAN OBAT YANG

MENGANDUNG ASETOSAL BERSAMAAN

DENGAN PENGGUNAAN OBAT INI

OBAT INI DAPAT MENYEBABKAN URIN

BERWARNA

BAHAN MUDAH TERBAKAR : JAUHKAN

DARI API

JANGAN DIGUNAKAN LEBIH DARI…..

DALAM 24 JAM

24 JAM

JANGAN DIGUNAKAN LEBIH DARI…..

DALAM 24 JAM ATAU ….. DALAM SATU

MINGGU

105

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 223: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

27

28

29

30

31

NO LABEL PERINGATAN

27

OBAT SELURUHNYA DITELAN,

TIDAK DIKUNYAH

28

DISEBARKAN / DIOLESKAN

TIPIS-TIPIS

29

JANGAN MENGGUNAKAN

LEBIH DARI 2 DOSIS SETIAP

KALI PENGGUNAAN. JANGAN

MENGGUNAKAN LEBIH DARI 8

DOSIS DALAM WAKTU 24 JAM

30

JANGAN DIGUNAKAN

BERSAMAAN DENGAN

SEDIAAN YANG

MENGANDUNG PARASETAMOL

31

MENGANDUNG OBAT YANG

MIRIP ASETOSAL

Sumber : Label 1-16 (Label RSUP Fatmawati) dan Label 17-31 (BPOM RI, 2008)

OBAT SELURUHNYA DITELAN, TIDAK

DIKUNYAH

DISEBARKAN / DIOLESKAN TIPIS-TIPIS

JANGAN MENGGUNAKAN LEBIH DARI 2 DOSIS

SETIAP KALI PENGGUNAAN. JANGAN

MENGGUNAKAN LEBIH DARI 8 DOSIS DALAM

WAKTU 24 JAM

JANGAN DIGUNAKAN BERSAMAAN

DENGAN SEDIAAN YANG MENGANDUNG

PARASETAMOL

MENGANDUNG OBAT YANG MIRIP

ASETOSAL

106

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 224: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Jumlah total sediaan oral yang diberi label adalah 606 jenis obat yaitu

sebanyak 10 jenis bentuk serbuk, 98 jenis bentuk sirup atau larutan dan

498 jenis bentuk tablet atau kaplet.

5.2 Saran

5.2.1 Daftar label sediaan oral dipublikasikan kepada seluruh tenaga kesehatan

agar dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan kepada pasien guna

tercapainya pengobatan yang rasional.

5.2.2 Untuk meningkatkan hasil terapi sebaiknya dilakukan konseling oleh

apoteker kepada pasien mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan saat

menggunakan obat.

107

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Page 225: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366923-PR-Maya Widiyantiana.pdf · beserta perangkat yang ada ... Kefarmasian dalam Penggunaan Obat

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

American Pharmacists Association (AphA). (2013-2014). Drug Information

Handbook. A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare

Profesionals, 22th

Edition. North America : Lexicomp.

American Society of Hospital Pharmacist (ASHP). (1994). Medication Teaching

Manual : The Guide To Patient Drug Information, 6th

Edition. United

States; American Society of Hospital Pharmacist.

American Society of Hospital Pharmacist (ASHP). (2004). Medication Teaching

Manual : The Guide To Patient Drug Information, 8th

Edition. United

States; American Society of Hospital Pharmacist.

Ansel, Howard C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV. Jakarta :

UI Press.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Informasi Obat

Nasional Indonesia (IONI). Jakarta : Sagung Seto.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik RSUP

Fatmawati. (2012). Formularium Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,

Edisi VI. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas

Terbatas. Jakarta : Bakti Husada.

Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :

Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :

Depkes RI.

Joenoes, N., Z. (1990). Ars Prescribendi Resep Yang Rasional. Surabaya :

Airlangga University.

United States Pharmacopeia (USP). (2003). Advice For The Patient Drug

Information In Lay Language Volume II, 23rd

ed. United Sates : Thomson

Micromedex.

108

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014