Ujian Akhir Semester

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asbajhakda

Citation preview

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)MATA KULIAH : PROGRAM PAUDANAK USIA DINI

DOSEN : Dr Erny Wahdini, M. PdNAMA: Maena MasrianaNIM: A1E714054No. Absen: 14

Soal1. Sebutkan landasan-landasan pelaksanaan program PAUD di Indonesia !2. Mengapa program PAUD sangat penting dilaksanakan secara Holistik-Intergratif disemua program layanan ?3. Apa yang saudara ketahui tentang ekosistem pendidikan, jelaskan ?4. Jelaskan strategi pembelajaran PAUD yang tidak bertentangan dengan prinsif-prinsif perkembangan anak !5. Alat Permainan Edukatif (APE) sangat penting dalam pembelajaran anak usia dini, mengapa ? jelaskan !

Jawaban1. A. Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional . Selanjutnya pada Pasal 28B Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh! dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, sedangkan pada Pasal 28 C Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetanuan dan teknologi, seni dan budaya, demi rneningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Selanjutnya berdasarkan UU-RI Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya berdasarkan UU RI Nomor. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pendidikan dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.B. Landasan Filosofis dan Religi Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan agama yang dianutnya. Di dalam Islam dikatakan bahwa seorang anak terlahir dalam keadaan fitrah/islam/lurus, orang tua mereka yang membuat anaknya menjadi yahudi, nasrani, dan majusi, maka bagaimana kita bisa menjaga serta meningkatkan potensi kebaikan tersebut, hal itu tentu harus dilakukan dari sejak usia dini. Pendidikan agama menekankan pada pemahaman tentang agama serta bagaimana agama diamalkan dan diaplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai agama tersebut disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang dimiliki oleh setiap anak. Islam ; mengajarkan nilai-nilai keislaman dengan cara pembiasaan ibadah contohnya sholat lima waktu, puasa, dan lain-lain. Oleh karena itu, metode pembiasaan tersebut sangat dianjurkan dan dirasa efektif dalam mengajarkan agama untuk anak usia dini. Merupakan peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan yang lainnya (individual differences). Ontologis, anak sebagai makhluk individu yang mempunyai aspek biologis (adanya perkembangan fisik yang berubah dari waktu ke waktu yang membutuhkan makanan, gizi, dan lain-lain), psikologis (adanya perasaan-perasaan tertentu yang terbentuk karena situasi, seperti: senang, sedih, marah, kecewa, dihargai, dan sebagainya), sosiologis (anak membutuhkan teman untuk bermain), antropologis (anak hidup dalam suatu budaya dari mana dia berasal). Epistomologis, pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan konsep belajar sambil bermain (learning by playing), belajar sambil berbuat (learning by doing), dan belajar melalui stimulasi (learning by stimulating).C. Landasan Keilmuan dan Empiris Pendidikan Anak Usia Dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, di antaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neurosains (ilmu tentang perkembangan otak manusia). Selanjutnya berdasarkan aspek pedagogis, masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Artinya masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan dimasa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya (individual differences). Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dirii sangat penting, antara lain yang menjelaskan bahwa pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel otak (Clark dalam Semiawan, 2004:27) yang siap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingk'at perkembangan potensi tertinggi, tetapi hasil riset membuktikan bahwa hanya 5% dari potensi otak itu yang terpakai. Hal itu disebabkan kurangnya stimulasi yang mengoptimalkan fungsi otak.

2. Karena pengembangan anak usia dini mempunyai arah pada pengembangan segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. Pelaksanaannya terintegrasi dalam satu kesatuan program utuh dan proposional. Secara makro, prinsip Holistik-Integratif dan terpadu mengandung arti penyelenggaraan PAUD dilakukan terintegrasi dengan sistem sosial yang ada dimasyarakat dan menyertakan segenap komponen masyarakat sesuai tanggung jawab dan kewenangannya. Dalam hal ini, diharapkan adanya keselarasan antara pendidikan yang dilakukan diberbagai unit pendidikan, yaitu keluarga-sekolah dan masyarakat atau tri pusat pendidikan.

3. Ekosistem pendidikan yaitu suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara pendidik dengan anak didik dan orang tua. Tingkat organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen yang berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai pendidikan dan jaringan pendidikan.Lembaga pendukung pendidikan dalam pembinaan PAUD : Departemen kesehatan (Puskesmas)Memfasilitasi program kesehatan, gizi anak dan keluarga balita. Departemen pendidikan nasionalMemfasilitasi program PAUD dan pendidikan keluarga melalui jalur sekolah. BKKBN Memfasilitasi program pemberdayaan keluarga dan pengasuhan anak usia dini Departemen dalam negeriMemfasilitasi pola koordinasi program PAUD didaerah Departemen agamaMemfasilitasi si PAUD dibidang agama Departemen lain dan LSM Masyarakat dan posyanduEkosistem pendidikan ada 7 komponen : Sekolah kondusif Guru penyemangat Orang tua terlibat Warga perduli Industri suportif Organisasi profesi suportif Pemerintah suportif

4. Secara umum pendidikan anak usia dini dapat dimaknai sebagai kegiatan balajar sambil bermain dan bermain sambil belajar yang sengaja dirancang atau direncanakan untuk dapat dilaksanakan dalam rangka menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak usia dini lebih lanjut. Balajar melalui kegiatan bermain yang dapat memperkaya pengalaman anak tentang berbagai hal seperti : cara berpikir tentang diri sendiri, tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan argumentasi untuk mencari berbagai alternatif. Selain itu, hal ini membantu anak-anak dalam mengembangkan kebiasaan dari setiap karakter yang dapat dihargai oleh masyarakat.

5. Sumber belajar dapat diolah atau dikreasi dengan berbagai metode agar anak lebih mudah mencerna nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dalam usaha mengkreasi itu, sumber belajar bisa menjadi alat yang dapat berfungsi membantu proses belajar. Hal ini sering disebut Alat dan atau Aktvitas Permainan Edukatif (APE). Aktivitas Permainan Edukatif menunjuk pada kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak. Misalnya kegiatan percobaan mencampur warna, kegiatan bermain peran, kegiatan membedakan macam-macam rasa, bau, dan suara (binatang) dan lain-lain.