156
UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Maria Andreina Niken A. S NIM: 131434055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L.

SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA

ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Maria Andreina Niken A. S

NIM: 131434055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

i

UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L.

SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA

ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Maria Andreina Niken A. S

NIM: 131434055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

iv

PERSEMBAHAN

MOTTO

ORA ET LABORA

DO THE BEST AND LET GOD DO THE REST

“But you, be strong and do not let your hands be weak, for your work shall be

rewarded!”

2 Chronicles 15:7 (NKJV)

SUCCESS DOES NOT LIE IN “RESULT” BUT IN “EFFORTS”, “BEING”

THE BEST IS NOT SO IMPORTANT, “DOING” THE BEST IS ALL THAT

MATTERS...

~Quote about Success~

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi kekuatan kepada saya

Kedua Orang Tua dan Adik-Adik saya

Keluarga besar saya

Dosen Pembimbing

Sahabat dan Teman-Teman yang selalu mendukung

Seluruh keluarga besar Pendidikan Biologi Angkatan 2013

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

vii

ABSTRAK

UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L.

SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA

ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.)

Maria Andreina Niken A. S

NIM: 131434055

Universitas Sanata Dharma

Ulat P. xylostella merupakan hama tanaman yang menyerang tanaman

kubis-kubisan yang menyebabkan kerusakan kubis pada bagian daunnya. Pada

umumnya petani menggunakan insektisida kimiawi yang ampuh tetapi sangat

berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar. A. conyzoides merupakan

tanaman gulma yang dapat dimanfatkan sebagai insektisida nabati dikarenakan

kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman tersebut dapat dijadikan

sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh toksisitas

ekstrak tanaman A. conyzoides sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas

hama ulat kubis (P. xylostella) dan mengetahui nilai LC50 24 jam dan 48 jam dari

ekstrak tanaman A. conyzoides yang berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat

kubis (P. xylostella).

Penelitian ini terdiri dari 1 kontrol (0%) , 3 perlakuan (2%, 6%, 10%), dan

dilakukan 3 kali pengulangan. Pada setiap pengulangan diujikan 10 ulat P.

xylostella instar IV. Pembuatan ekstrak tanaman A. conyzoides dilakukan dengan

metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Data yang diambil adalah tingkat

mortalitas ulat kubis (P. xylostella) selama 24 jam setelah aplikasi dan dilanjutkan

sampai 48 jam dari perlakuan ekstrak tanaman A. conyzoides. Data yang diperoleh

dianalisis menggunakan analisis probit LC50. Dari hasil analisis probit diperoleh

nilai LC50 24 jam sebesar 2,35% dan LC50 48 jam sebesar 1,93%. Uji kuantitatif

juga dilakukan utuk mengetahui kandungan flavonoid dan alkaloid pada ekstrak

tanaman A. conyzoides. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides maka semakin tinggi tingkat mortalitas

ulat kubis (P. xylostella).

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data disimpulkan bahwa

ekstrak tanaman A. conyzoides terbukti berpengaruh toksik terhadap mortalitas

hama ulat kubis (P. xylostella).

Kata Kunci: ulat kubis (P. xylostella), insektisida nabati, tanaman A. conyzoides,

mortalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

viii

ABSTRACT

THE TOXICITY TESTS OF PLANTS EXTRACT Ageratum conyzoides L. AS

PHYTO-INSECTICIDE TO MORTALITY OF CABBAGE CATERPILLARS

PEST (Plutella xylostella L.)

Maria Andreina Niken A. S

Student Number: 131434055

Sanata Dharma University

Caterpillar P. xylostella is plants pest which aggresses cabbage plants

that causing detriment to cabbage on its leaf. In a general way, farmer uses the

effective chemical insecticide, but it is very dangerous for healthiness and

surrounding environment. A. conyzoides is weed plants which can be used as

phyto-insecticide because of secondary metabolite compounds on these plants that

can be used as insecticide. This experiment has purposes to know the effect of

toxicity of A conyzoides plant extract as phyto-insecticide to mortality of cabbage

caterpillars pest (P. xylostella) and to know LC50 24 hours and 48 hours’ value of

plants extract A. conyzoides which has influence to mortality of cabbage

caterpillars pest (P. xylostella).

This experiment consisted of 1 control (0%), 3 handlings (2%, 6%, 10%),

and 3 rehashes. Each rehashes was tested by 10 caterpillar P. xylostella instar IV.

The productions of plants extract A. conyzoides were made by maceration method

using ethanol solvent. The data taken was mortality of cabbage caterpillars level

(P. xylostella) for 24 hours after application until 48 hours from the handling of

plants extract A. conyzoides. From the data, it was analyzed by using probit LC50

analysis. The result of probit analysis was obtained LC50 24 hours value in the

amount of 2, 35% and LC50 48 hours in the amount of 1, 93%. Quantitative test

also was done in order to know the content of flavonoids and alkaloids in plants

extract A. conyzoides. The experiment result showed that the higher

concentrations of plants extract A. conyzoides, the higher the mortality rate of

cabbage caterpillars pest (P. xylostella).

Based on observation and data analysis, plants extract A. conyzoides is

proven have a toxic effect to mortality of cabbage caterpillars pest (P. xylostella).

Keyword: cabbage caterpillar (P. xylostella), phyto-insecticide, A. conyzoides

plant, mortality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L.

SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA

ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah

satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan

Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan

baik berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan

rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi, menyertai dan memberi

kekuatan kepada saya

2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing

penulis dengan penuh kesabaran, menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk memberikan masukan, pengarahan, serta perbaikan-perbaikan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ignantius Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. dan Ibu Dra.

Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan

saran dan masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak Ignantius Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. selaku Dosen

Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Program Studi Pendidikan Biologi

Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Pak Agus selaku laboran dan Pak Marsono selaku karyawan di Laboratorium

Pendidikan Biologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

x

9. Laboratorium Chem-Mix Pratama sebagai tempat peneliti menguji kandungan

senyawa flavonoid dan alkaloid.

10. Kedua orang tua saya Bapak Yochanan Indroyono dan Ibu M. C. N. Elok H.

Ekosari atas segala pengorbanan yang selalu memberi semangat, dukungan

motivasi dan mendoakan saya.

11. Adik-adik saya Sarah Andreina Nimas A.S dan Andreas Wisanggeni yang

memberi dukungan semangat dan mendoakan saya.

12. Keluarga besar saya yang selalu memberi dukungan semangat dan mendoakan

saya.

13. Teman-teman Disciples dan Connect Group GMS Miracle Yogyakarta, terima

kasih atas dukungan semangat, perhatian, dan doa kalian.

14. Pak Min, Pak Suparno dan Mbak Dinda yang telah membantu selama

penelitian dan memberikan dukungan motivasi dan doa.

15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Angkatan 2013, terima kasih atas kerja sama, dukungan, motivasi, dan

bantuannya.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penulis sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca

diterima dengan terbuka demi perbaikan skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .............. vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

1. Bagi Peneliti ................................................................................ 8

2. Bagi Masyarakat.......................................................................... 8

3. Bagi Dunia Pendidikan ............................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9

A. Hama Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) .......................................... 9

1. Klasifikasi ................................................................................... 9

2. Daur Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) .......................... 10

3. Kerusakan yang disebabkan Ulat Kubis

(Plutella xylostella L.) ................................................................ 13

B. Insektisida ......................................................................................... 14

1. Pengertian Insektisida ................................................................. 14

2. Sasaran Racun Insektisida ........................................................... 15

3. Jenis Insektisida .......................................................................... 16

4. Insektisida Nabati ........................................................................ 19

C. Tanaman Ageratum conyzoides L. .................................................... 23

1. Klasifikasi ................................................................................... 23

2. Nama Daerah Tanaman Ageratum conyzoides L. ....................... 24

3. Morfologi Tanaman Ageratum conyzoides L. ............................. 24

4. Ekologi dan Penyebaran Tanaman Ageratum

conyzoides L. ............................................................................... 25

5. Manfaat Tanaman Ageratum conyzoides L. ................................ 25

6. Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Ageratum

conyzoides L. ............................................................................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

xii

7. Potensi Tanaman Ageratum conyzoides L. sebagai

Insektisida Nabati ........................................................................ 31

D. Lethal Concentration (LC50) ............................................................. 33

E. Hasil Penelitian Relevan ................................................................... 34

F. Kerangka Berpikir ............................................................................. 38

G. Hipotesa............................................................................................. 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 40

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 40

B. Desain Penelitian ............................................................................... 40

C. Batasan Penelitian ............................................................................. 41

D. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 42

E. Alat dan Bahan .................................................................................. 42

1. Alat .............................................................................................. 42

2. Bahan........................................................................................... 43

F. Cara Kerja ......................................................................................... 43

1. Pembuatan Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L. .............. 43

2. Penyiapan dan Pemeliharaan Ulat Kubis

(Plutella xylostella L.) ................................................................. 45

3. Pengamatan Siklus Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) .... 47

4. Cara Pengambilan Sampel Penelitian ......................................... 51

5. Pengujian Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L.

terhadap Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) .............. 51

6. Pengambilan Data ....................................................................... 52

G. Metode Analisis Data ........................................................................ 53

H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam

Pembelajaran ..................................................................................... 57

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 58

A. Hasil .................................................................................................. 58

B. Pembahasan ....................................................................................... 64

1. Pengaruh Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L.

terhadap Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

berdasarkan Hasil Pengamatan Data .......................................... 64

2. Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Ulat Kubis

(Plutella xylostella L.) ................................................................. 69

a. Kandungan Metabolit Sekunder Ekstrak Tanaman

Ageratum conyzoides L. ........................................................ 69

b. Waktu Aplikasi Penyemprotan Insektisida ........................... 70

c. Aktivitas Makan Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) ............ 71

d. Siklus Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) .................. 72

3. Faktor Pendukung Proses Penelitian ........................................... 73

4. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian ............................ 74

BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN

UNTUK PEMBELAJARAN ............................................................. 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

xiii

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 79

A. Kesimpulan ....................................................................................... 79

B. Saran .................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

LAMPIRAN ....................................................................................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan pada Pengamatan Mortalitas P. xylostella ....... 41

Tabel 4.1 Hasil Analisa Kandungan Flavonoid dan Alkaloid Ekstrak

Tanaman Ageratum conyzoides L. ...................................................... 58

Tabel 4.2 Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan

24 Jam sampai 48 Jam ........................................................................ 58

Tabel 4.3 Analisis Probit LC50 Pengamatan 24 Jam ........................................... 61

Tabel 4.4 Analisis Probit LC50 Pengamatan 48 Jam ........................................... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ulat Plutella xylostella L................................................................. 9

Gambar 2.2 Telur P. xylostella ...........................................................................10

Gambar 2.3 Ulat P. xylostella .............................................................................11

Gambar 2.4 Pupa P. xylostella ............................................................................12

Gambar 2.5 Ngengat P. xylostella.......................................................................12

Gambar 2.6 Tanaman Ageratum conyzoides L. ..................................................23

Gambar 2.7 Morfologi Tanaman Ageratum conyzoides L. .................................25

Gambar 2.8 Bagan Literature Map .....................................................................37

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir ...........................................................................39

Gambar 3.1 Hasil Pengenceran Ekstrak Tanaman A. conyzoides

dengan Akuades ..............................................................................46

Gambar 3.2 Stoples Pemeliharaan Ulat dan Ngengat .........................................48

Gambar 3.3 Siklus Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) ............................53

Gambar 3.4 Stadium Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) ....................................54

Gambar 4.1 Kurva Grafik Regresi Linier Hubungan Log10

Konsentrasi Ekstrak Tanaman Ageratum

conyzoides L. dengan Nilai Probit dari Mortalitas Ulat

Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 24 Jam................63

Gambar 4.2 Kurva Grafik Regresi Linier Hubungan Log10

Konsentrasi Ekstrak Tanaman Ageratum

conyzoides L. dengan Nilai Probit dari Mortalitas Ulat

Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 48 Jam................63

Gambar 4.3 Diagram Perbedaan Persentase Mortalitas ulat kubis (Plutella

xylostella L.) pada Pengamatan 24 Jam sampai 48 Jam .................65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Hasil Data Observasi ......................................................................87

Lampiran 2: Perhitungan Analisis Probit LC50 ...................................................88

Lampiran 3: Dokumentasi Penelitian ..................................................................93

Lampiran 4: Hasil Analisa Lab. Chem-Mix Pratama..........................................99

Lampiran 5: Prosedur Analisa Flavonoid ...........................................................100

Lampiran 6: Prosedur Analisa Alkaloid ..............................................................101

Lampiran 7: Silabus ............................................................................................102

Lampiran 8: RPP .................................................................................................109

Lampiran 9: Lembar Diskusi Siswa ....................................................................117

Lampiran 10: Instrumen Penilaian ......................................................................125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanaman sayuran mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia,

sebab sayuran sangat berguna bagi pemenuhan gizi manusia dan juga bagi

pembangunan pertanian. Oleh sebab itu peningkatan produksi sayuran

merupakan salah satu syarat mutlak untuk mencapai kesejahteraan umat

manusia (Satsijati, et al., 1987). Contoh komoditas sayuran yang banyak

dibudidayakan adalah kubis (Brassica oleracea L.).

Kubis (Brassicae oleracea L.) merupakan komoditi sayuran yang

memiliki nilai gizi dan ekonomi yang cukup tinggi. Budidaya kubis

memberikan pendapatan bagi petani, di samping itu kubis juga mengandung

nilai gizi penting, yaitu vitamin A dan C (Sastrosiswojo et al., 2005).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal

Hortikultura, produksi sayuran kubis dalam skala nasional selalu menempati

urutan teratas. Pada tahun 2015 produksi tanaman kubis mencapai 1.443.232

ton. Banyaknya hasil produksi ini juga didukung oleh luas lahan yang

mencapai 64.625 Ha. Hal ini menunjukan bahwa tanaman kubis merupakan

sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara

terus-menerus.

Sehubungan dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat

terhadap komoditas sayuran ini dan didiukung oleh kondisi iklim yang sesuai,

maka banyak iklim yang sesuai, maka banyak petani tertarik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

2

membudidayakan kubis. Namun demikian dalam budidaya tanaman ini

masalah hama merupakan salah satu masalah yang sangat berpengaruh

terhadap produksi kubis baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Menurut

Permadi dan Sastrosiswojo (1993) beberapa serangga hama telah dilaporkan

dapat menimbulkan kerusakan pada pertanaman kubis di antaranya ulat daun

kubis (Plutella xylostella L.), ulat jantung kubis (Crocidolomia pavonana

Fab.), ulat grayak (Spadoptera litura Fab.), ulat tanah (Agrotis ipsilon

Hufnagel), ulat jengkal (Crysodeixis orichalcea L.), Helicoverpa armigera

(Hubner), Hellula undalis Fab., dan kutu daun.

Ulat kubis (Plutella xylostella L.) merupakan hama utama pada tanaman

kubis dataran tinggi dengan tingkat serangan mulai dari sedang hingga berat.

Pada serangan berat bisa mengakibatkan kerugian yang sangat signifikan,

terutama menurunnya kualitas produksi. Ulat ini dikenal juga dengan nama

ulat tritip, dan menjadi salah satu hama yang paling ditakuti oleh petani kubis.

Ulat berukuran kecil ini biasanya bersembunyi di balik daun, dan menyerang

jaringan daun sehingga jaringan daun kosong, hanya tersisa epidermis saja.

Daun yang terserang ditandai dengan bercak-bercak putih (Tanijogonegoro,

2015). Berdasarkan informasi yang didapat hama Plutella xylostella L.

menyerang sejumlah lahan pertanian di Desa Wangunharja, Kecamatan

Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Akibatnya, tanaman seperti kubis,

brokoli, kol, dan sawi milik para petani banyak yang mengalami kerusakan

dan gagal panen. Serangan hama tersebut membuat para petani sangat

terpukul, karena tingkat kerusakan tanamannya bisa sampai 90%. Dampaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

3

harga sejumlah komoditas kubis-kubisan mengalami penurunan. Harga sawi

yang biasanya Rp 2.500-4.000 per kilogram jadi Rp 1.000 (Husodo, 2017).

Selain itu, pertanian sayuran di Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa

Tengah juga sedang dilanda musibah karena sayuran kubis yang petani panen

terserang hama ulat tritip. Hama tersebut menyebabkan kualitas dan kuantitas

kubis hasil panen pertanian setempat menurun. Akibatnya, harga kubis

Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah turun sekitar 50% dari kondisi

normal (Putra, 2017). Akibat yang ditimbulkan oleh hama tersebut dapat

menurunkan produksi tanaman kubis dan mengakibatkan kerugian bagi para

petani yang membudidayakan tanaman kubis tersebut. Oleh karena itu petani

perlu untuk memperhatikan permasalahan dan bagaimana untuk pengendalian

hama ulat daun pada tanaman tersebut.

Petani kubis masih cenderung menggunakan insektisida kimiawi. Metode

tersebut dipandang lebih efektif dan efisien mengendalikan serangga hama.

Sekitar 30% dari total biaya produksi digunakan untuk membeli insektisida

kimiawi (Sastrosiswojo et al., 2005).

Penggunaan pestisida kimia sintesis untuk mengendalikan hama

mempunyai dampak negatif terhadap komponen ekosistem lainnya seperti

terbunuhnya musuh alami, resurgensi dan resistensi hama serta pencemaran

lingkungan karena residu yang ditinggalkan (Kishi et al., 1995). Catatan WHO

(Organisasi Keseatan Dunia) mencatat bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya

terjadi keracunan pestisida antara 44.000 – 2.000.000 orang dan dari angka

tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang. Alternatif yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

4

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan

insektisida nabati (bioinsektisida). Menurut Setiawati dkk. (2008) penggunaan

insektisida nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangan hama.

Insektisida nabati relatif mudah didapat, aman terhadap hewan bukan sasaran

dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan pengaruh samping.

Insektisida nabati merupakan insektisida yang berbahan baku tumbuhan

yang mengandung senyawa aktif berupa metabolit sekunder yang mampu

memberikan satu atau lebih aktivitas biologi, baik pengaruh pada aspek

fisiologis maupun tingkah laku dari hama tanaman serta memenuhi syarat

untuk digunakan dalam pengendalian hama tanaman (Dadang dan Prijono,

2008).

Sifat insektisida nabati yang aman bagi organisme non target dan aman

bagi lingkungan merupakan salah satu keunggulan dari insektisida nabati.

Selain itu pemanfaatan insektisida nabati dapat mengurangi ketergantungan

petani pada insektisida sintetik, lebih ramah lingkungan, serta berkelanjutan.

Tumbuhan pada dasarnya mengandung banyak bahan kimia yang

merupakan produksi metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan

sebagai alat pertahanan dari serangan OPT (Organisme Pengganggu

Tanaman). Lebih dari 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam 235

famili dilaporkan mengandung bahan pestisida. Oleh karena itu, jika dapat

mengolah tumbuhan ini sebagai bahan pestisida, maka akan membantu

masyarakat petani untuk menggunakan pengendalian yang ramah lingkungan

dengan memanfaatkan sumber daya setempat yang ada disekitarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

5

(Kardinan, 2004). Menurut Syahputra (2001) lebih dari 1500 jenis tumbuhan

dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Famili tumbuhan yang

dianggap merupakan potensial insektisida nabati adalah Meliaceae,

Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae, dan Rutaceae.

Tumbuhan yang saat ini sedang dikembangkan sebagai insektisida nabati

yaitu tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri. Properti minyak atsiri

tersebut berhubungan dengan senyawa yang dikandungnya terutama dari

golongan terpen, alkohol, aldehid, dan fenol seperti karvakrol, eugenol, timol,

sinamaldehid, asam sinamat, dan perilaldehid (Burt, 2007). Selain itu,

Rodriguez & Levin (1975) dalam Sukandar dkk., (2007:1) mengemukakan

bahwa minyak atsiri memiliki pengaruh sebagai penarik, atau sebagai

insektisida serangga. Selain minyak atsiri, senyawa aktif pada tumbuhan

seperti saponin, alkaloid, dan flavonoid juga sangat berpengaruh sebagai

insektisida serangga.

Tanaman Ageratum conyzoides L. yang banyak ditemui di sekitar lahan

pertanian dan merupakan gulma yang dapat menimbulkan kerugian bagi

pertumbuhan tanaman pertanian, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai

insektisida nabati. Dengan perkembangan teknologi penggunaan insektisida

nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap

makhluk hidup, sehingga relatif aman untuk digunakan. Tidak beresiko

menimbulkan keracunaan pada tanaman, sehingga tanaman yang diaplikasikan

insektisida nabati jauh lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia

berbahaya. Selain itu, penggunaan insektisida nabati tidak menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

6

resistensi (kekebalan) pada hama. Dalam artian insektisida nabati aman bagi

keseimbangan ekosistem dan hasil petanian yang dihasilkan lebih sehat serta

terbebas dari residu insektisida kimiawi.

Ageratum conyzoides L. merupakan tumbuhan sejenis gulma pertanian

anggota famili Asteraceae yang lebih dikenal sebagai babadotan (Pujowati,

2006). Bagian tanaman Ageratum conyzoides L. yang digunakan untuk

dijadikan insektisida nabati adalah daunnya, karena di dalam daun babadotan

terdapat kandungan senyawa saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri

yang ternyata cukup beracun bagi serangga, sehingga mampu menghambat

pertumbuhan serangga menjadi kepompong (Kardinan, 2004).

Meskipun dianggap sebagai tumbuhan pengganggu oleh petani, akhir-

akhir ini Ageratum conyzoides L. menjadi topik penelitian yang gencar

terutama karena potensinya sebagai insektisida nabati pengganti insektisida

sintetik yang ramah lingkungan. Insektisida nabati merupakan hasil ekstraksi

bagian tertentu dari tumbuhan/tanaman baik dari daun, buah, biji atau akarnya

yang memiliki senyawa aktif atau metabolit sekunder yang dapat digunakan

untuk mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT) dan bersifat tidak

merusak lingkungan.

Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik memanfaatkan tanaman

Ageratum conyzoides L. sebagai insektisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama ulat kubis (Plutella xylostella L.) dengan melakukan uji

toksisitas berbagai macam konsentrasi ekstrak tanaman Ageratum conyzoides

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

7

L. terhadap mortalitas hama ulat kubis (Plutella xylostella L.) yang dilakukan

dalam stoples pemeliharaan.

Dalam penelitian ini untuk menguji toksisitas ekstrak tanaman Ageratum

conyzoides L. sebagai insektisida nabati diuji menggunakan analisis probit

LC50 untuk mencari nilai LC50 24 jam dan 48 jam dalam mematikan hama ulat

kubis (Plutella xylostella L.). Metode LC50 ini digunakan untuk mengetahui

kadar toksik dari ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. melalui analisa

konsentrasi zat tersebut dalam mematikan 50% ulat uji.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh toksisitas ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L.

sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas hama ulat kubis (Plutella

xylostella L.)?

2. Berapakah nilai LC50 24 jam dan 48 jam dari ekstrak tanaman Ageratum

conyzoides L. yang berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat kubis

(Plutella xylostella L.)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh toksisitas ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L.

sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas hama ulat kubis (Plutella

xylostella L.).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

8

2. Mengetahui nilai LC50 24 jam dan 48 jam dari ekstrak tanaman Ageratum

conyzoides L. yang berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat kubis

(Plutella xylostella L.).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan terkait pemanfaatan tanaman gulma Ageratum

conyzoides L. sebagai insektisida nabati.

b. Dapat mengetahui cara pembuatan insektisida nabati yang mudah dan

sederhana.

2. Bagi Masyarakat

a. Menambah pengetahuan mengenai manfaat tanaman gulma Ageratum

conyzoides L. sebagai insektisida nabati.

b. Tanaman gulma Ageratum conyzoides L. menjadi bahan alternatif bagi

petani untuk pengendalian hama selain insektisida kimiawi.

3. Bagi Dunia Pendidikan

a. Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari tanaman gulma

Ageratum conyzoides L. sebagai pengendali hama.

b. Sebagai sumber bahan ajar untuk kelas X SMA bab ruang lingkup

biologi pada materi cabang, manfaat ilmu biologi dan metode ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hama Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

1. Klasifikasi

Klasifikasi ulat kubis (Plutella xylostella L.) menurut Kalshoven

(1981) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Plutellidae

Genus : Plutella

Spesies : Plutella xylostella L.

Dulu hama ini bernama Plutella maculipennis. Kadang-kadang

disebut juga sebagai hama putih, karena kubis yang telah diserangnya

menjadi putih (tinggal epidermisnya saja). Ulat makan daun kubis, sawi

atau petsai yang muda dan tua. Pada setiap pertanaman kubis selalu

dijumpai hama ini, sehingga terkenal juga dengan sebutan ulat kubis

(Tjahjadi, 2002).

Ulat ini juga disebut ulat tritip, atau ngengat punggung berlian.

Tersebar di seluruh dunia, di daerah tropis, subtropis dan daerah sedang

Gambar 2.1 Ulat

Plutella xylostella L.

(Dok. Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

10

(temperate). Ulat tritip itu kecil tetapi sangat merugikan tanaman kubis.

Kubis yang terserang menjadi rusak hebat (Pracaya, 1993).

Hama ini bersifat kosmopolitan dan di Indonesia umumnya dapat

ditemukan di pertanaman kubis di dataran tinggi, pegunungan, atau

perbukitan. Namun, karena akhir-akhir ini kubis juga ditanam di dataran

rendah, P. xylostella juga dapat ditemukan pada pertanaman kubis di

dataran rendah (Sastrosiswojo, et al., 2005).

2. Daur Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

Ulat kubis (P. xylostella) mengalami 4 kali perubahan bentuk dalam

hidupnya yaitu stadium telur, ulat, pupa/ kepompong dan ngengat/ imago.

Umur tritip di daerah dingin lebih panjang daripada di daerah panas.

Berikut 4 kali perubahan bentuk ulat P. xylostella:

a. Telur

Gambar 2.2 Telur P. xylostella (Dok. Pribadi)

Telur P. xylostella berbentuk oval dan rata, ukurannya 0,44 mm

dan 0,26 mm. Telur berwarna hijau kuning atau pucat, dan disimpan

sendiri atau dalam kelompok kecil dari dua sampai delapan telur pada

cekungan di permukaan dedaunan, atau kadang-kadang pada bagian

tanaman lainnya (Capinera, 2012). Di daerah panas sampai ketinggian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

11

250 m dpl, stadium telurnya 2 hari, ulat 9 hari, pupa 4 hari dan kupu-

kupu 7 hari. Sedang di dataran tinggi sampai di ketinggian 1.100 –

1.200 m dpl, stadium telurnya 3 – 4 hari, ulat 12 hari, pupa 6 – 7 hari

dan kupu-kupu 20 hari (Pracaya, 1993).

b. Ulat

Gambar 2.3 Ulat P. xylostella (Dok. Pribadi)

Ulat yang baru menetas warnanya hijau pucat sedang yang telah

dewasa lebih tua dengan warna kepala lebih pucat dengan bintik-bintik

atau garis cokelat (Pracaya, 1993). Fase ulat P. xylostella terdiri atas

empat instar yaitu, instar I, instar II, instar III, dan instar IV. Ulat instar

I memiliki panjang 1 mm, lebar 0,5 mm, berwarna hijau kekuning-

kuningan, dan berlangsung selama 4 hari. Ulat instar II memiliki

panjang 2 mm, lebar 0,5 mm, berwarna hijau kekuning-kuningan, dan

berlangsung selama 2 hari. Ulat instar III memiliki panjang tubuh 4 – 6

mm, lebar 0,75 mm, berwarna hijau, dan berlangsung selama 3 hari.

Ulat instar IV memiliki panjang 6 – 8 mm, lebar 1 – 1,5 mm, berwarna

hijau, dan berlangsung selama 3 hari (Rukmana, 1994 dalam Purba,

2007). Ulat lincah dan jika tersentuh akan menggantungkan diri

dengan benang halus. Ulat jantan dapat dibedakan dari ulat betina

karena memiliki sepasang calon testis yang berwarna kuning

(Sastrosiswojo, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

12

c. Pupa (Kepompong)

Gambar 2.4 Pupa P. xylostella (Dok. Pribadi)

Pada akhir instar ke IV, ulat membuat kokon yang berwana putih

sebagai pelindung sehingga tampak seperti jala dan berbentuk silinder

pada permukaan bawah daun. Pembentukan kepompong mula-mula

dibuat dasarnya, sisi, kemudian tutupnya, yang masih terbuka pada

bagian ujung untuk keperluan pernapasan (aerasi). Pembuatan

kepompong ini diselesaikan dalam waktu 24 jam, setelah selesai ulat

berubah menjadi pupa (Pracaya, 1993). Pupa pada mulanya berwarna

hijau, selanjutnya berwarna kuning pucat, dengan warna kecoklatan

pada bagian punggungnya. Panjang pupa 5 – 6 mm, dengan diameter

1,2 – 1,5 mm. Pupa tertutup oleh kokon, dengan masa pupa 3 – 6 hari

(Sudarmo, 1994). Kulit ulat biasanya diletakkan dalam kepompong

tetapi kadang-kadang juga diletakkan di luar kepompong. (Pracaya,

1993).

d. Ngengat (Imago)

Gambar 2.5 Ngengat P. xylostella (Dok. Pribadi)

Ngengat berwarna abu-abu sampai coklat kelabu dan pada saat

sayap dilipat nampak tiga buah tanda berupa gelombang seperti berlian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

13

(diamond) atau terdapat bentuk segitiga sepanjang punggungnya.

Ngengat beristirahat pada siang hari. Umur ngengat 2 – 4 minggu.

Ngengat betina mampu menghasilkan telur 180 – 320 butir (Deptan,

2008). Ngengat memiliki panjang tubuh 5 – 9 mm. waktu ngengat

istirahat, antena lurus ke depan. Ngengat jantan kelihatan lebih kecil

dibanding dengan betina, demikian pula warnanya lebih cerah

(Sudarmo, 1994). Ngengat punggung berlian ini hidupnya dari

menghisap madu dari bunga yang termasuk keluarga Cruciferae.

Warna sayapnya abu-abu kecoklatan, yang betina berwarna lebih

pucat. Dalam keadaan istirahat empat sayapnya menutup tubuhnya dan

seakan-akan ada gambaran seperti jajaran genjang yang warnanya

putih seperti berlian. Oleh karena itu hama ini disebut ngengat

punggung berlian. Yang betina dapat bertelur 180 sampai 320 butir.

Pada umumnya telur diletakkan di balik daun satu persatu, kadang-

kadang dua-dua atau tiga-tiga. Telurnya mengelompok dalam satu

daun atau daun yang berlainan tanaman, sehingga satu ngengat dapat

bertelur pada banyak tanaman kubis (Pracaya, 1993).

3. Kerusakan yang disebabkan Ulat Kubis Pluetella xylostella L.

Bagian tanaman yang diserang adalah daun. Ulat memakan daging

daun, sehingga hanya tersisa tulang-tulang daunnya dan bagian epidermis

daun bagian atas saja. Ulat ini menyerang segala tingkatan umur. Ulat juga

menyerang fisik tumbuh yang dapat menyebabkan terhentinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

14

pertumbuhan. Kerugian akibat ulat ini adala antara 58% - 100% (Mulyono,

2009).

Ciri khas dari ulat tritip bila merasa ada bahaya akan menjatuhkan

diri dengan mengeluarkan benang untuk menyelamatkan diri. Ulat

bersembunyi di balik daun, sambil makan. Biasanya yang dimakan hanya

daging daun tetapi kulit ari bagian luar permukaan daun sebelah atas tidak

hingga daun kelihatan bercak-bercak putih. Karena itulah maka hama ini

juga disebut hama putih (hama bodas). Apabila kulit ari yang terserang

menjadi kering, maka akan sobek dan kelihatan berlubang-lubang. Apabila

serangan menghebat yang tertinggal hanyalah tulang-tulang daun,

sehingga bentuk daun seperti wayang kulit. Sebab itu, ada yang menyebut

hama ini sebagai hama wayang. Selain menyerang kubis juga menyerang

lobak, sawi, kohlrabi, kubis bunga, kubis kale, kubis tunas, dan tanaman

lainnya yang termasuk keluarga Cruciferae (Pracaya, 1993).

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara menggunakan musuh

alami (Ordo: Odonata), melakukan penyemprotan dengan menggunakan

insektisida, rotasi tanaman, sanitasi lahan, dan secara mekanis (Pracaya,

2008)

B. Insektisida

1. Pengertian Insektisida

Kata insektisida secara harafiah berarti pembunuh serangga yang

berasal dari kata insekta = serangga dan kata Latin cida yang berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

15

pembunuh. Pestisida adalah pembunuh hama yang berasal dari kata pest =

hama dan cida = pembunuh. Insektisida merupakan salah satu kelompok

pestisida, sedangkan kelompok pestisida lainnya antara lain rodentisida

(pembunuh roden/ tikus), acarisida (pembunuh tungau), dan nematisida

(pembunuh nematoda).

Dalam penggunaanya di bidang pengendalian hama bila digunakan

istilah pestisida sering yang dimaksudkan adalah insektisida. Meskipun

ada alat-alat yang dapat kita gunakan untuk membunuh serangga seperti

alat pemukul namun alat tersebut tidak kita namakan pestisida karena yang

diartikan pestisida di sini adalah bahan kimia yang digunakan untuk

membunuh hama (Untung,1993).

Menurut Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu (2013) pestisida

atau insektisida paling baik diaplikasikan pada pagi hari atau sore hari.

Lakukan penyemprotan di bagian bawah dan atas daun. Penyemprotan

pada siang hari dapat menyebabkan daun terbakar atau rusak.

2. Sasaran Racun Insektisida

Berdasarkan cara masuknya insektisida ke dalam jasad sasaran,

Hudayya dan Jayanti (2012) menggolongkan menjadi:

1. Racun perut/ lambung, adalah insektisida yang mampu membunuh

serangga dengan cara masuk ke saluran pencernaan melalui makanan

yang dimakan. Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga

dan diserap oleh usus kemudian ditranslokasikan ke organ sasaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

16

yang mematikan seperti pusat syaraf, organ respirasi, dan sel-sel

lambung.

2. Racun kontak, insektisida ini membunuh serangga dengan cara masuk

kedalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh

atau langsung mengenai mulut serangga. serangga akan mati apabila

kontak langsung dengan insektisida tersebut.

3. Racun nafas, insektisida yang masuk melalui trachea serangga dalam

bentuk partikel mikro yang melayang diudara berupa gas, asap,

maupun uap dari insektisida. Serangga akan mati apabila menghirup

partikel dari insektisida tersebut dalam jumlah tertentu.

4. Racun saraf, merupakan insektisida yang cara kerjanya mengganggu

sistem saraf jasad sasaran.

5. Racun protoplasmik, merupakan insektisida yang bekerja dengan cara

merusak protein dalam sel tubuh jasad sasaran.

6. Racun sistemik, merupakan insektisida yang masuk ke dalam sistem

jaringan tanaman dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman,

sehingga bila dihisap, dimakan atau mengenai jasad sasarannya bisa

meracuni.

3. Jenis Insektisida

Tarumingkeng (1992) membagi insektisida menjadi 3 jenis

berdasarkan mekanisme dalam meracuni makanan serangga, yaitu:

1. Insektisida sistemik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

17

Insektisida sistemik adalah insektisida yang diserap oleh bagian-

bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan

celah-celah alami yang terdapat di permukaan tanaman. Insektisida ini

akan melewati sel-sel menuju ke jaringan pengangkut dan akan

meninggalkan residunya pada sel-sel yang dilewatinya. Melalui

pembuluh angkut insektisida ditranslokasikan ke bagian-bagian

tanaman lainnya baik kearah atas (akropetal) atau ke bawah

(basipetal), termasuk ke tunas yang baru tumbuh. Serangga akan mati

apabila memakan bagian tanaman yang mengandung residu

insektisida.

2. Insektisida non-sistemik

Insektisida non-sistemik adalah insektisida yang tidak dapat

diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian

luar tanaman. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman

yang permukaannya terkena insektisida.

3. Insektisida sistemik lokal

Insektisida sistemik lokal adalah insektisida yang mampu diserap

oleh jaringan daun, tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke jaringan

bagian tanaman lainnya. Misalnya insektisida yang jatuh ke permukaan

atas daun akan menembus epidermis atas kemudain masuk ke jaringan

parenkim pada mesofil dan menyebar ke seluruh mesofil daun hingga

mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun bagian bawah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

18

Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang tersebar

insektisida.

Menurut Untung (1993) insektisida dapat dibagi lagi menurut sifat

dasar senyawa kimianya yaitu:

(1) Insektisida anorganik yang tidak mengandung unsur Karbon.

(2) Insektisida organik yang mengandung unsur Karbon. Insektisida

organik masih dapat dibagi menjadi insektisida organik alami dan

insektisida organik sintesis. Insektisida organik alami merupakan

insektisida yang terbuat dari tanaman (insektisida botanik) dan

bahan alami lainnya. Sedangkan insektisida sintetik merupakan

hasil buatan pabrik dengan melalui proses sintesis kimiawi.

Insektisida modern pada umumnya merupakan insektisida organik

sintetik. Pembagian insektisida organik sintetik menurut susunan

kimia bahan aktif (senyawa yang memiliki sifat racun) terdiri dari

4 kelompok besar yaitu organoklorin (OK), organofosfat (OP),

karbamat, dan piretroid sintetik. Sedangkan, insektisida botanik

(insektisida nabati) diambil secara langsung dari tanaman atau dari

hasil tanaman. Insektisida jenis ini termasuk insektisida yang

paling tua dan banyak digunakan untuk pengendalian hama

sebelum insektisida organik sintetik ditemukan. Karena

kesulitannya dalam mengadakan ekstraksi dan memperoleh bahan

dasar (tanaman), maka penggunaannya semakin lama semakin

berkurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

19

4. Insektisida Nabati

Insektisida nabati atau insektisida botani adalah bahan alami berasal

dari tumbuhan yang mempunyai kelompok metabolit sekunder yang

mengandung beribu-ribu senyawa bioaktif seperti alkaloid, fenolik, dan zat

kimia sekunder lainnya. Senyawa bioaktif tersebut apabila diaplikasikan

ke tanaman yang terinfeksi organisme pengganggu tidak berpengaruh

terhadap fotosintesa, pertumbuhan atau aspek fisiologi tanaman lainnya,

namun berpengaruh terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

(Deptan, 1994).

Menurut Setiawati dkk. (2008) insektisida nabati adalah bahan aktif

tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan

untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Sifat

insektisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas

(pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. Insektisida nabati diartikan

sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang

relatif murah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas.

Oleh karena terbuat dari bahan alami/ nabati maka jenis insektisida ini

bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari

lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena

residu mudah hilang. Banyak jenis tumbuhan telah diketahui secara luas

memproduksi berbagai jenis metabolit/ senyawa sekunder seperti

flavonoid, terpenoid, alkaloid, saponin, dan lain-lain yang berguna sebagai

sarana pertahanan diri yang dapat merugikan organisme yang tumbuhan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

20

hal ini membuktikan bahwa metabolit sekunder tumbuhan digunakan

sebagai agen perlindungan tanaman.

Sedangkan menurut Indriani (2006) insektisida nabati adalah herbal

dari bahan tumbuhan yang diekstraksi menjadi konsentrat dengan tidak

mengubah struktur kimianya. Insektisida ini mudah terurai atau

terdegradasi sehingga tidak persisten di alam ataupun pada bahan

makanan. Insektisida nabati aman bagi lingkungan, untuk mendukung

pertanian organik dalam upaya mengurangi penggunaan insektisida

sintesis dan harganya pun lebih murah.

Sudarmo (2005) menyatakan bahwa pestisida nabati dapat

membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara

kerja yang unik yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara

tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik yaitu:

1. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.

2. Menghambat pergantian kulit.

3. Mengganggu komunikasi serangga.

4. Menyebabkan serangga menolak makan.

5. Menghambat reproduksi serangga betina.

6. Mengurangi nafsu makan.

7. Memblokir kemampuan makan serangga.

8. Mengusir serangga (Repellent).

9. Menghambat perkembangan patogen penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

21

Sedangkan menurut Sonyaratri (2006) peranan insektisida alami

dalam mematikan serangga adalah sebagai:

1. Repellent, merupakan senyawa yang dapat menolak kehadiran

serangga. Senyawa ini memiliki bau yang menyengat, sehingga dapat

menolak kehadiran serangga dan mencegah serangga meletakkan telur

serta menghentikan proses penetasan telur.

2. Antifeedant, merupakan senyawa yang dapat mencegah serangga untuk

memakan tanaman yang telah disemprot. Hal ini dikarenakan tanaman

yang telah disemprot oleh insektisida alami menjadi terasa pahit.

3. Racun syaraf.

4. Atractant, merupakan senyawa yang mampu memikat kehadiran

serangga, sehingga senyawa ini dapat digunakan sebagai perangkap

serangga.

Dadang dan Prijono (2008) menyatakan bahwa pilihan penggunaan

insektisida nabati tentunya harus didasari oleh alasan-alasan yang kuat dan

tepat yang berkaitan dengan sifat dasar insektisida nabati itu sendiri.

Secara umum insektisida nabati bersifat:

a) Mudah terurai di alam (biodegradable) sehingga diharapkan tidak

meninggalkan residu pada produk pertanian.

b) Relatif aman terhadap organisme bukan sasaran termasuk musuh alami

hama (selectivity) sehingga dapat menjaga keseimbangan ekosistem

dan menjaga bioversitas organism pada suatu ekosistem pertanian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

22

c) Dapat dipadukan dengan komponen pengendalian lainnya

(compatibility) yang memungkinkan penerapan teknologi atau strategi

lain yang dapat dilakukan secara bersama-sama sehingga tidak ada

komponen pengendalian yang mendominan.

d) Dapat memperlambat laju resistensi yang sangat penting dalam rangka

manejemen resistensi (insect pest resistant management).

e) Dapat menjamin ketahanan dan keberlanjutan dalam usaha tani

(sustainability) karena dapat menjamin semua komponen dalam

ekosistem berjalan dengan baik.

Menurut Naria (2005) kelemahan dari pemakaian insektisida nabati,

antara lain:

1. Frekuensi penggunaan insektisida nabati lebih tinggi dibandingkan

dengan insektisida sintesis. Tingginya frekuensi penggunaan

insektisida botani adalah karena sifatnya yang mudah terurai di

lingkungan sehingga harus lebih sering diaplikasikan.

2. Insektisida nabati memiliki bahan aktif yang kompleks (multiple active

ingredient) dan kadang kala tidak semua bahan aktif dapat dideteksi.

3. Tanaman insektisida nabati yang sama, tetapi tumbuh di tempat yang

berbeda, umur tanaman berbeda, iklim berbeda, jenis tanah berbeda,

umur tanaman berbeda, dan waktu panen yang berbeda

mengakibatkan bahan aktifnya menjadi sangat bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

23

C. Tanaman Ageratum conyzoides L.

1. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman Ageratum conyzoides L. menurut Planmor

(2012) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Ageratum

Spesies : Ageratum conyzoides L.

Tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan yang mengeluarkan aroma

mirip dengan kambing, sehingga dalam bahasa daerah disebut Babadotan/

Bandotan/ Wedusan. Nama ilmiah babadotan adalah Ageratum conyzoides

L. berasal dari bahasa Yunani (“a geras” berarti tumbuhan berumur

panjang seperti Dewi Konyz). Memiliki kemampuan untuk beradaptasi

pada berbagai kondisi ekologi, bijinya sangat kecil dan ringan, bersifat

positif photoblastik (biji yang memerlukan cahaya yang cukup), viabilitas

biji bisa bertahan hingga 12 bulan dengan suhu optimum untuk

perkecambahan 20-50°C. Keistimewaan tersebut menyebabkan tumbuhan

Gambar 2.6 Tanaman

Ageratum Conyzoides L.

(Dok. Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

24

ini sangat mudah tumbuh, berkembang dan tersebar luas. Jika tumbuh di

sekitar pertanaman atau pekarangan sering dianggap sebagai gulma yang

menurunkan hasil dan menimbulkan kerugian pada usaha tani

(Mildaerizanti, 2015).

2. Nama Daerah Tanaman Ageratum conyzoides L.

Bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa,

rumput tahi ayam (Sumatera); babadotan, babadotan leutik, babandotan,

babadotan beureum, babadotan hejo, jukut bau, ki bau (Sunda); bandotan,

berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak (Jawa); dan

dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi (Sulawesi) (Agromedia,

2008).

3. Morfologi Tanaman Ageratum conyzoides L.

Habitus berupa tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian

bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm dan bercabang. Batang

berbentuk bulat berbulu tebal. Daun tunggal bertangkai, letaknya saling

berhadapan dan bersilang, helaian daun bulat telur dengan pangkal

membulat dan ujung meruncing, tepi bergerigi, panjangnya 1-10 cm, lebar

0,5-7 cm, kedua permukaan daun meroma dengan kelenjar yang terletak di

permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3

atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, biasanya

berwarna biru hingga ungu, terkadang putih. Panjang bonggol bunga 6-8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

25

mm, dengan tangkai yang berambut. Buah bulat panjang berwarna hitam

dan bentuknya kecil (Badan POM RI, 2008).

4. Ekologi dan Penyebaran Tanaman Ageratum conyzoides L.

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan herba 1 tahun.

Bandotan berasal dari daerah tropis di Amerika. Di Indonesia, bandotan

merupakan salah satu tumbuh-tumbuhan pengganggu yang terkenal.

Bandotan tumbuh di ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan dan

tepi air. Tumbuh dengan baik pada ketinggian 1-2.100 m di atas

permukaan laut (Steenis, 1997).

5. Manfaat Tanaman Ageratum conyzoides L.

Tanaman ini dikenal secara luas sebagai tanaman obat juga dapat

digunakan sebagai pestisida nabati. Sebagai tanaman obat di Indonesia,

bagian akar dari tumbuhan ini digunakan untuk menurunkan demam,

sedangkan bagian daunnya digunakan sebagai pencuci mata serta

mengobati sakit perut dan luka. Di Malaysia, daun A. conyzoides

digunakan untuk mengurangi sakit gigi, keseluruhan tumbuhan digunakan

Gambar 2.7 Morfologi Tanaman Ageratum conyzoides L.: (a) Akar

(b) Batang (c) Daun (Dok. Badan POM RI, 2008).

a b c

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

26

untuk mengobati asma dan akarnya digunakan untuk mengobati batuk. Di

Brazil larutan ekstrak daun atau keseluruhan tanaman ini digunakan untuk

mengobati kolik, demam, flu, diare, rematik, kejang-kejang atau sebagai

tonik. Sebagai pestisida nabati, ekstrak kloroform tanaman ini telah diuji

toksisitasnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kloroform A.

conyzoides mempunyai efek toksik terhadap larva Artemia salina. Ekstrak

metanol daun dan akar tanaman juga dapat menghambat bakteri S.

Pyogenes. Daun yang diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 1%

beracun terhadap serangga. Tepung daunnya yang dicampur dengan

tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva sehingga menjadi

pupa, seperti nyamuk, hama pascapanen (Sitophilus sp. dan Callosobuchus

sp.), nematoda (Meloidogyne incognita) dan sebagainya (Wijayanto,

2016). Sedangkan, menurut Agromedia (2008) herba bandotan berasa

sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Karena itulah bandotan dapat

digunakan sebagai penolak serangga (insect repellent).

6. Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Ageratum conyzoides L.

Berikut kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman

Ageratum conyzoides L. :

a. Flavonoid

Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang

ditemukan di alam terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

27

ini merupakan produk metabolik sekunder yang terjadi dari sel dan

terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun (Robinson, 1995).

Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dengan

mengecualikan alga. Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua

bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar,

bunga, buah, dan biji. Penyebaran jenis flavonoid pada golongan

tumbuhan yang terbesar, yaitu angiospermae. Selain itu, flavonoid

merupakan senyawa polar karena mempunyai gugus hidroksil yang tak

tersulih, atau suatu gula, sehingga flavonoid cukup larut dalam pelarut

polar seperti etanol, metanol, butanol, dan air (Markham, 1988).

Menurut Dinata (2009) flavonoid merupakan senyawa kimia yang

memiliki sifat insektisida. Flavonoid menyerang bagian syaraf pada

beberapa organ vital serangga sehingga timbul suatu perlemahan

syaraf, seperti pernapasan dan menimbulkan kematian. Flavonoid juga

dapat menghambat daya makan serangga (antifeedant). Bila senyawa

ini masuk dalam tubuh serangga, maka alat pencernaannya akan

terganggu. Senyawa ini juga bekerja dengan menghambat reseptor

perasa pada daerah mulut serangga. Hal ini mengakibatkan serangga

gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali

makanannya. Akibatnya serangga mati kelaparan.

b. Alkaloid

Menurut Harbone (1996) alkaloid sekitar 5500 telah diketahui

merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

28

mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih

atom nitrogen. Sedangkan, menurut Sjamsul Arifin Achmad (1986)

alkaloid adalah golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di

alam. Sebagian besar alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luar

dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling

sedikit sebuah atom nitrogen yang biasanya bersifat basa. Sebagian

besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik.

Definisi tentang alkaloid harus dibatasi karena asam amino, peptida

dan nukleotida bukanlah suatu alkaloid.

Bagi tumbuhan, alkaloid berfungsi sebagai senyawa racun yang

melindungi tumbuhan dari serangga atau herbivora (hama dan

penyakit), pengatur tumbuh atau sebagai basa mineral untuk

mempertahankan keseimbangan ion (Sudarma, 2014). Umumnya

alkaloid merupakan senyawa padat, berbentuk kristal, tidak berwarna

dan mempunyai rasa pahit. Menurut Harborne (1996) alkaloid

umumnya tidak ditemukan pada gymnospermaae, paku-pakuan, lumut

dan tumbuhan rendah lainnya. Alkaloid juga mampu menghambat

pertumbuhan serangga, terutama tiga hormon utama dalam serangga

yaitu hormon otak (brain hormone), hormon edikson, dan hormon

pertumbuhan (juvenile hormone). Tidak berkembangnya hormon

tersebut dapat menyebabkan kegagalan metamorphosis.

Alkaloid dapat ditemukan pada biji, daun, ranting dan kulit dari

tumbuh-tumbuhan. Kadar alkaloid dari tumbuhan dapat mencapai 10 –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

29

15 %. Alkaloid kebanyakan bersifat racun, tetapi ada pula yang sangat

berguna dalam pengobatan. Alkaloid merupakan senyawa tanpa warna,

sering kali bersifat optik aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi

hanya sedikit yang berupa cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar

(Sabirin, et al., 1994). Berdasarkan penelitian Janzen et.al (1977) pada

konsentrasi 0,1% alkaloid telah bersifat toksik dan berpengaruh secara

farmakologi terhadap hewan.

c. Saponin

Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun

glikosida steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan

bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya

membentuk busa dan menghemolisa sel darah mupun glikosida

steroida yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti

sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk

busa dan menghemolisa sel darah merah (Harborne, 1996).

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa

sapogenin. Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadaan

saponin sangat mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal

dengan air yang apabila dikocok menimbulkan buih yang stabil.

Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan dapat

menyebabkan bersin dan bersifat racun bagi hewan berdarah dingin,

banyak di antaranya digunakan sebagai racun ikan (Gunawan dan

Mulyani, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

30

Saponin termasuk ke dalam senyawa terpenoid. Aktivitas saponin

ini di dalam tubuh serangga adalah mengikat sterol bebas dalam

saluran pencernaan makanan dimana sterol itu sendiri adalah zat yang

berfungsi sebagai perkusor hormon edikson, sehingga dengan

menurunnya jumlah sterol bebas dalam tubuh serangga akan

mengakibatkan terganggunya proses pergantian kulit (moulting) pada

serangga. Saponin memiliki efek lain menurunkan tegangan

permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding

traktus digestivus larva menjadi korosif (Aminah dkk., 2001). Menurut

Marfu’ah (2005) saponin dapat merusak sistem saraf hama, efeknya

nafsu makan hilang. Hal tersebut menyebabkan hama kurang makan

dan akhirnya mati.

d. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman.

Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak

esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial

dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.

Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak

berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat

teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam

bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta

disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyani,

2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

31

Properti minyak atsiri berhubungan dengan senyawa yang

dikandungnya terutama dari golongan terpen, alkohol, aldehid, dan

fenol seperti karvakrol, eugenol, timol, sinamaldehid, asam sinamat,

dan perilaldehid (Burt, 2007). Selain itu, Rodriguez & Levin (1975)

dalam Sukandar dkk., (2007:1) mengemukakan bahwa minyak atsiri

memiliki pengaruh sebagai penarik, atau sebagai insektisida pada

serangga.

Menurut Sudaryani dan Sugiharti (1998) pada tanaman, minyak

atsiri mempunyai tiga fungsi, yaitu: (1) membantu proses penyerbukan

dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, (2) mencegah

kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan (3) sebagai

cadangan makanan bagi tanaman.

Menurut Hartati (2012) minyak atsiri juga mempunyai peluang

untuk dikembangkan menjadi produk-produk derivat lainnya seperti

pestisida. Pengembangan produk-produk derivat dari minyak atsiri

diharapkan dapat mengurangi atau menggantikan produk-produk yang

berasal dari bahan kimia sintetik.

7. Potensi Tanaman Ageratum conyzoides L. sebagai Insektisida Nabati

Seperti halnya tanaman beracun lainnya, babadotan juga memiliki

kemampuan sebagai insektisida nabati (racun serangga), karena dalam

daun dan bunga babadotan terkandung senyawa penting atau senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

32

metabolit yang bersifat sebagai insektisida seperti alkaloid, flavonoid,

kumarin, saponin, polifenol, dan minyak atsiri (Kardinan, 2004).

Menurut Agromedia (2008) herba bandotan mengandung asam

amino, organacid, pectic substance, minyak atsiri, kumarin,

ageratochromene, friedelin, β-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan

pottasium kloida.

Menurut Badan POM RI (2008) daun dan bunga Ageratum

conyzoides mengandung saponin, flavonoid, terpen dan polifenol, di

samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri.

Samsudin (2008) menyatakan bahwa babadotan (Ageratum

conyzoides L.) memiliki senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai

insektisida dan nematisida. Kandungan senyawa bioaktif di antaranya

saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri yang mampu mencegah

hama mendekati tanaman (penolak) dan menghambat pertumbuhan larva

menjadi pupa.

Menurut Marfu’ah (2005) dalam Damayanti (2006) daun babadotan

dapat berfungsi sebagai repellent (zat penolak) pada serangga karena

memiliki aroma menyengat dan kandungan minyak atsiri yang berguna

untuk menggempur hama. Selain itu, daun babadotan juga mengandung

zat antifeedant yang disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri

sehingga nafsu makan serangga berkurang. Saponin yang ada pada daun

babadotan juga tidak disukai oleh serangga karena rasanya yang pahit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

33

Ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. juga menghasilkan

beberapa minyak yang berpotensi sebagai insektisida. Komposisi yang

terkandung dalam minyak-minyak tersebut adalah prococene I dan

prococene II, beta-caryophyllene, gamma-bisabolene, 3,3-dimethyl-5-

tertbutilindone dan fenil asetat. Selain itu juga diidentifikasi adanya

senyawa 2-(2’-methylethyl)-5,6-dimethoxybenzofuran dan asam 6-methyl-

12-heptadecenoic (Amelot et all., 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat racun dari insektisida

khususnya dari daun Ageratum conyzoides L. adalah toksisitas dari

senyawa insektisida, dosis insektisida khususnya konsentrasi, lama terkena

insektisida dan cara pestisida masuk dalam tubuh serangga (Prijono dalam

Latif, 2001). Sistem kerja zat aktif pestisida nabati masuk melalui oral

maupun kulit hama. Racunnya akan menyerang sistem saraf maupun

pencernaan sehingga dapat melumpuhkan dan mematikan hama

(Marfu’ah, 2005).

D. Lethal Concentration (LC50)

LC50 (Lethal Concentration) merupakan konsentrasi yang menyebabkan

kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang diestimasi dengan grafik dan

perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam,

LC50 96 jam (Dhahiyat dan Djuangsih, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

34

Menurut Meyer et.al (1982) suatu bahan kimia dinyatakan berkemampuan

toksik akut bila aksi langsungnya mampu membunuh 50% atau lebih populasi

uji dalam selang waktu yang pendek, missal 24 jam, 48 jam s/d 14 hari.

Penentuan LC50 biasanya banyak digunakan dalam uji toksisitas pada

farmakologi. LC50 adalah suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan dari

suatu ekstrak atau senyawa. Makna LC50 adalah pada konsentrasi berapa

ekstrak dapat mematikan 50 % dari organisme uji, misalnya larva Artemia

salina (brine shrimp) (Fadhillah, 2013).

E. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan Damayanti (2006) mengenai pengaruh ekstrak

babadotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai insektisida botani terhadap

mortalitas dan perkembangan ulat kubis (Plutella xylostella L.) dari hasil

ANOVA menunjukkan bahwa ekstrak daun babadotan berpengaruh sangat

signifikan (P<0,01) terhadap mortalitas dan perkembangan Plutella xylostella

L. Pada pengamatan mortalitas 24 jam dan 48 jam mortalitas paling tinggi

adalah konsentrasi 4,50%. Dari hasil analisis probit diperoleh LC50-24 jam

sebesar 1,9916% dan LC90-24 jam sebesar 6,2706%. Sedangkan untuk LC50-

48 jam sebesar 1,3443% dan LC90-48 jam sebesar 4,2325%. Persamaan

dengan penelitian yang dilakukan adalah menggunakan tanaman A. conyzoides

sebagai alternatif insektisida nabati terhadap ulat P. xylostella. Perbedaannya

adalah pada penelitian Damayanti (2006) ini hanya menggunakan ekstrak

daun A. conyzoides, sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

35

ekstrak daun dan bunga A. conyzoides. Selain itu, proses maserasi penelitian

ini menggunakan pelarut methanol untuk membuat ekstraknya, sedangkan

penelitian yang dilakukan menggunakan pelarut etanol sebagai pelarut

maserasi simplisia dikarenakan lebih aman serta ramah lingkungan dibanding

methanol. Dalam pengaplikasian penelitian ini menggunakan metode

pencelupan, sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan metode

penyemprotan menggunakan handsprayer.

Penelitian yang dilakukan Lumowa (2011) mengenai efektivitas ekstrak

babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap tingkat kematian larva

Spodoptera litura F. menunjukkan bahwa pada uji pendahuluan dengan

perlakuan konsentrasi 10% ekstrak babadotan menghasilkan tingkat kematian

larva uji sebesar 60% , sedangkan uji lanjutan dengan perlakuan konsentrasi

20% ekstrak babadotan menghasilkan tingkat kematian larva uji sebesar 100%

dengan lama kematian larva uji 26-60 menit. Persamaan dengan penelitian ini

adalah menggunakan ekstrak dari tanaman gulma babadotan (Ageratum

conyzoides L.) yang diuji efektivitasnya sebagai alternatif pengendali hama.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini target hamanya adalah larva

Spodoptera litura F., sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan ulat

kubis (Plutella xylostella L.). Penelitian ini tidak menggunakan metode LC50

sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan LC50. Berdasarkan

penelitian Lumowa (2011) membuktikan bahwa ekstrak babadotan (Ageratum

conyzoides L.) bersifat sebagai insektisida botanis terhadap larva instar IV S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

36

litura. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak babadotan yang diberikan maka

ekstrak babadotan semakin tinggi tingkat mortalitas larva uji.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra (2010) mengenai perbedaan

toksisitas ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) dan ekstrak daun

sereh wangi (Andropogon nardus L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes

aegypti L. membuktikan bahwa ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides

L.) lebih efektif digunakan sebagai larvasida. Hal ini berdasaran pada

besarnya LC50 dan LC90 dari ekstrak daun babadotan pada masa dedah 24 jam

dan 48 jam membutuhkan konsentrasi yang lebih rendah apabila dibandingkan

dengan ekstrak daun sereh wangi (Andropogon nardus L.). Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah menggunakan ekstrak

tanaman babadotan (Ageratum conyzoides L.) dan perbedaannya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Mahendra (2010) juga menggunakan ekstrak

daun sereh wangi (Andropogon nardus L.) sebagai pembanding dan

diaplikasikan pada larva nyamuk Aedes aegypti L., sedangkan pada penelitian

yang dilakukan diaplikasikan pada ulat kubis (Plutella xylostella L.).

Penelitian ini hanya menggunakan ekstrak daun tanaman A. conyzoides,

sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan ekstrak daun dan bunga

tanaman A. conyzoides.

Berikut adalah gambar 2.8 yang menunjukkan kebaharuan penelitian ini

terhadap penelitian-penelitian relevan yang telah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

37

Gambar 2.8 Bagan Literature Map

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

38

F. Kerangka Berpikir

Hama ulat kubis (Plutella xylostella L.) merupakan hama tanaman yang

menyerang tanaman kubis-kubisan yang menyebabkan kerusakan kubis pada

bagian daunnya dan membuat para petani kubis mengalami gagal panen dan

penurunan produksi kubis akibat hama ulat tersebut. Dalam pengendaliannya,

Petani cenderung menggunakan insektisida kimiawi yang ampuh tetapi sangat

berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai insektisida nabati dari ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L.

yang mengandung senyawa metabolit sekunder yang bersifat sebagai

insektisida seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan minyak atsiri. Dengan

bahan baku berupa daun dan bunga Ageratum conyzoidez L. yang dijadikan

insektisida nabati, maka hal tersebut dapat dijadikan suatu alternatif bagi para

petani dalam pengendalian hama dan kualitas tanaman pun tidak berkurang.

Bagan kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan ditampilkan pada

Gambar 2.9:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

39

Gambar 2.9 Kerangka Berpikir

G. Hipotesa

1. Ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. berpengaruh toksik terhadap

mortalitas hama ulat kubis (Plutella xylostella L.).

2. Konsentrasi ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. pada tingkat

konsentrasi tertentu berperan sebagai nilai LC50 24 jam dan 48 jam yang

berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat kubis (Plutella xylostella L.).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh toksisitas ekstrak tanaman A. conyzoides sebagai insektisida nabati

terhadap mortalitas hama ulat kubis (P. xylostella) dan mengetahui nilai LC50

24 jam dan 48 jam dari ekstrak tanaman A. conyzoides yang berpengaruh

terhadap mortalitas hama ulat kubis (P. xylostella).

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain:

1. Variabel bebas : konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides

2. Variabel terikat : tingkat mortalitas ulat kubis (P. xylostella)

3. Variabel kontrol : tanaman A. conyzoides, ulat P. xylostella, daun

kubis, penyemprotan

B. Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 1 kontrol (0%) dan 3 perlakuan (2%, 6%, 10%)

dengan ekstrak tanaman A. conyzoides, yang dilakukan pengulangan sebanyak

3 kali. Pada setiap pengulangan menggunakan 10 ulat P. xylostella instar IV

berwarna hijau yang berumur 10 hari dan merupakan fase terakhir dari

stadium ulat. Penelitian ini dilakukan dalam stoples pemeliharaan dan

menggunakan metode penyemprotan daun. Berikut kombinasi perlakuan pada

pengamatan mortalitas P. xylostella:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

41

Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan pada Pengamatan Mortalitas P. xylostella

Keterangan:

P0 = konsentrasi 0% (Kontrol dengan akuades)

P1 = Perlakuan dengan konsentrasi 2%

P2 = Perlakuan dengan konsentrasi 6%

P3 = Perlakuan dengan konsentrasi 10%

C. Batasan Penelitian

1. Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak tanaman A. conyzoides

terhadap mortalitas hama ulat kubis (P. xylostella) yang dilakukan dalam

stoples pemeliharaan

2. Tanaman A. conyzoides yang digunakan sebagai insektisida nabati adalah

bagian daun dan bunganya yang dicampur secara acak

3. Pembuatan ekstrak tanaman A. conyzoides dilakukan dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol

4. Pengujian esktrak tanaman A. conyzoides dilakukan dengan konsentrasi

0%, 2%, 6%, 10% dan 3 kali pengulangan

5. Ulat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ulat P. xylostella instar

IV memiliki panjang 6 – 8 mm, lebar 1 – 1,5 mm, berwarna hijau, dan

berumur 10 hari (Rukmana, 1994 dalam Purba, 2007)

6. Untuk setiap pengulangan pada masing-masing perlakuan diujikan P.

xylostella sebanyak 10 ekor

Ulangan Konsentrasi (%)

P0 P1 P2 P3

U1 P0U1 P1U1 P2U1 P3U1

U2 P0U2 P1U2 P2U2 P3U2

U3 P0U3 P1U3 P2U3 P3U3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

42

7. Pengamatan mortalitas yang terjadi diamati selama 24 jam setelah aplikasi

dan dilanjutkan sampai 48 jam dari perlakuan ekstrak daun A. conyzoides

(waktu dedah aplikasi ekstrak A. conyzoides sampai 48 jam)

8. Mortalitas adalah tingkat kematian pada suatu populasi

9. Metode analisis data menggunakan analisis probit LC50

10. LC50 merupakan salah satu metode untuk mengetahui kadar toksik dari

suatu zat melalui analisa konsentrasi zat tersebut dalam mematikan 50%

populasi hewan uji.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2017, bertempat di

Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai tempat

peminjaman alat lab, Kos Zusiarib Paingan Maguwoharjo sebagai tempat

pembuatan ekstrak A. conyzoides dan budidaya ulat P. xylostella, Kavling

Sawahan, Kedu, Temanggung sebagai tempat perlakuan, dan di Laboratorium

Chem-Mix Pratama Bantul sebagai tempat pengujian secara kuantitatif

senyawa alkaloid dan flavonoid dari ekstrak tanaman A. conyzoides.

E. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitan ini, yaitu gelas ukur 100 ml

dan 5 ml, gelas beker 1 L, erlenmeyer 1 L, timbangan digital, batang

pengaduk, corong gelas 100 mm, pipet tetes, blender, baskom, nampan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

43

stoples plastik, kertas saring, alumunium foil, kapas, gunting/ cutter, kain

kasa, kipas angin, mangkuk kaca, kardus, label, karet gelang, alat tulis, dan

kamera digital.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu daun dan bunga

A. conyzoides, ulat P. xylostella, daun kubis, serbuk gergaji, larutan madu

10%, akuades, larutan etanol

F. Cara Kerja

1. Pembuatan Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L.

Tanaman A conyzoides diambil di sekitar Kampus III Universitas

Sanata Dharma dan Kebun Percobaan Biologi Universitas Sanata Dharma.

Cara membuat ekstrak tanaman A. conyzoides dilakukan dengan memetik

helaian daun dan bunga A. conyzoides sebanyak-banyaknya, lalu

dibersihkan sampai bersih dicuci dengan air, kemudian dikeringkan atau

dijemur sampai kering selama lebih kurang 1 minggu, kemudian diblender

dan ditimbang berat kering 368 gram. Bubuk simplisia tanaman A.

conyzoides dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 90%

di dalam Erlenmeyer dengan perbandingan 1 (simplisia) : 4 (pelarut

etanol) sampai simplisia terendam semua. Selama 3 hari simplisia

direndam dan sesekali diaduk dengan menggunakan batang pengaduk.

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

44

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar). Cairan penyari akan menembus dinding sel

dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan

larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di

dalam sel dan di luar sel maka larutan terpekat didesak keluar (Ditjen

POM, 2000).

Setelah 3 hari hasil rendaman tersebut disaring dengan menggunakan

kertas saring dan corong ke dalam gelas beker. Dilakukan maserasi

kembali dengan menggunakan larutan etanol 96% dari sisa ampas

maserasi sebelumnya hingga ekstraksi yang dihasilkan jernih. Kemudian

hasil larutan ekstraksi maserasi tersebut diuapkan sampai kering

menggunakan kipas angin. Mangkuk kaca yang berisi larutan hasil

ekstraksi maserasi diletakkan di dalam kardus. Selanjutnya, kipas angin

diletakkan di depan mangkuk kaca berisi larutan hasil ekstraksi maserasi

yang berfungsi untuk mengeringkan hasil penyaringan atau membantu

penguapan larutan hasil maserasi. Pengeringan dilakukan selama 2 sampai

3 hari hingga didapatkan ekstrak kental (wujudnya menyerupai pasta).

Kemudian disimpan dalam lemari es dengan suhu 4°C sampai saatnya

digunakan dan dilakukan pengenceran dengan akuades sesuai konsentrasi

perlakuan, sebagai berikut:

P0 = Konsentrasi 0% (0 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml akuades)

P1 = Konsentrasi 2% (1 gr ekstrak A. conyzoides + 50ml akuades)

P2 = Konsentrasi 6% (3 gr ekstrak A.conyzoides + 50 ml akuades)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

45

P3 = Konsentrasi 10% (5 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml akuades)

(a) (b)

(c)

Gambar 3.1 Hasil Pengenceran Ekstrak Tanaman A. conyzoides dengan

Akuades (a) P1 (konsentrasi 2%) (b) P2 (konsentrasi 6%) (c) P3

(konsentrasi 10%)

2. Penyiapan dan Pemeliharaan Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

Penyiapan ulat uji dilakukan dengan mengumpulkan ulat uji P.

xylostella dari lapangan, kemudian ulat-ulat yang dikumpulkan dan di

pindahkan ke dalam stoples plastik berdiameter 9 cm, kemudian ditutup

dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Ulat-ulat kubis (P.

xylostella) tersebut dipelihara hingga ulat-ulat tersebut berubah menjadi

stadium pupa. Selama pemeliharaan ulat-ulat diberi makanan setiap hari

dengan daun kubis segar. Kemudian pupa akan berubah menjadi ngengat.

Ngengat yang sudah muncul dipindahkan ke dalam stoples pemeliharaan

ngengat dan diberi makanan berupa larutan madu 10%. Ngengat dibiarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

46

berkopulasi dan meletakkan telurnya pada kertas atau daun kubis yang

telah disediakan sampai telur yang diletakkan cukup banyak, kemudian

telur yang telah dikumpulkan tersebut dipindahkan ke dalam stoples

pemeliharaan ulat yang telah diisi serbuk gergaji dengan daun kubis segar

sampai sekitar 3 – 4 hari telur menetas menjadi ulat. Selanjutnya ulat-ulat

tersebut terus dipelihara dengan diberikan makanan berupa daun kubis

segar hingga memasuki hari ke-10 yang berlangsung selama 3 hari (ulat

instar IV) yang merupakan fase terakhir larva P. xylostella yang

digunakan dalam penelitian. Ulat-ulat P. xylostella instar IV tersebut

kemudian dipindahkan ke dalam stoples sesuai perlakuan konsentrasi

ekstrak tanaman A. conyzoides. Stoples diberi label sesuai dengan

konsentrasi larutan ekstrak tanaman A. conyzoides yang disemprotkan

pada masing-masing perlakuan.

(a) (b)

Gambar 3.2 Stoples Pemeliharaan Ulat (a) dan Ngengat (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

47

3. Pengamatan Siklus Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

Siklus hidup ulat kubis (P. xylostella) memiliki 4 siklus, yaitu

meliputi telur, ulat, pupa/ kepompong, dan ngengat/ imago. Sebelum

dilakukan pengujian ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. pada ulat

kubis (P. xylostella), maka dilakukan penyiapan ulat uji yang digunakan

terlebih dahulu. Penyiapan ulat uji dilakukan dengan mengembangbiakan

ulat uji terlebih dahulu yang diambil dari lapangan sehingga diperoleh

dalam jumlah ulat yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dengan usia

yang sama. Ulat uji yang diambil dari lapangan merupakan ulat P.

xylostella instar IV yang memiliki ciri-ciri panjang 6 – 8 mm, lebar 1 – 1,5

mm dan berwarna hijau. Setelah 3 – 4 hari ulat tersebut berubah menjadi

pupa dengan membuat kokon yang berwarna putih sebagai pelindung

sehingga tampak seperti jala dan berbentuk silinder. Pembentukan

kepompong mula-mula dibuat dasarnya, sisi, kemudian tutupnya,

kemudian pada bagian ujungnya dibiarkan terbuka untuk keperluan

pernapasan (aerasi). Pembuatan kepompong (pra pupa) ini diselesaikan

dalam waktu 24 jam dan pupa masih berwarna hijau, setelah selesai ulat

akan berubah menjadi pupa yang berwarna kecoklatan. Stadium pupa

berlangsung sekitar 4 – 6 hari kemudian berubah menjadi ngengat/ imago.

Berikut gambar siklus hidup dari ulat kubis (P. xylostella) yang terdiri dari

stadium ulat, pra pupa, pupa, ngengat/ imago, dan telur:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

48

Gambar 3.3 Siklus Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) : ulat (a) pra

pupa (b), pupa (c), ngengat/ imago (d), telur (e)

Ngengat akan mengakhiri stadium pupanya dengan melepaskan diri

dari kokon pupa yang berbentuk jala. Sesuai dengan pernyataan Deptan

(2008) ngengat berbentuk abu-abu sampai coklat kelabu dan pada

sayapnya nampak tiga buah tanda berupa gelombang seperti berlian

(diamond) atau terdapat bentuk segitiga sepanjang punggungnya. Maka

dari itu, hama ini juga disebut ngengat punggung berlian. Ngengat

beristirahat pada siang hari dan aktif pada malam hari. Stadium ngengat

sekitar 7 – 14 hari. Ngengat memiliki panjang tubuh sekitar 5 – 9 mm.

(b) (a)

(e) (c)

(d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

49

Waktu ngengat istirahat, antenna lurus ke depan. Sesuai dengan

pernyataan Sudarmo (1994) ngengat jantan kelihatan lebih kecil dibanding

dengan betina, demikian pula warnanya lebih cerah. Ngengat betina dapat

menghasilkan telur sekitar 180 – 320 butir. Ngengat betina akan

meletakkan telurnya secara mengelompok dalam satu daun ke daun

lainnya, sehingga satu ngengat dapat bertelur pada banyak tanaman kubis.

Telur P. xylostella berwarna kuning pucat, berbentuk oval dan rata,

ukurannya seitar 0,44 – 0,26 mm. Telur P. xylostella disimpan sendiri atau

secara berkelompok kecil dari dua sampai delapan telur pada cekungan di

permukaan dedaunan. Telur tersebut akan menetas setelah 3 – 4 hari. Ulat

yang baru menetas berwarna hijau pucat sedang yang telah dewasa ulat

berwarna hijau lebih tua. Telur yang baru menetas akan masuk ke dalam

jaringan daun dan memakannya sehingga hanya menyisakan bagian

epidermisnya saja yang terlihat bercak putih dan apabila diterawang akan

nampak seperti lubang.

Gambar 3.4 Stadium Ulat Kubis (Plutella xylostella L.): instar I (a), instar

II (b), instar III (c), instar IV (d)

(b) (a)

(d) (c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

50

Stadium ulat P. xylostella terdiri dari empat instar, yaitu instar I,

instar II, instar III, dan instar IV. Ulat instar I memiliki ciri-ciri panjang 1

mm, lebar 0,5 mm, berwarna hijau kekuning-kuningan pucat, dan berumur

selama 4 hari. Ulat instar II memiliki ciri-ciri panjang 2 mm, lebar 0,5 mm,

berwarna hijau kekuning-kuningan, dan berumur selama 2 hari. Ulat instar

III memiliki ciri-ciri panjang 4 – 6 mm, lebar 0,75 mm, berwarna hijau,

dan berumur selama 3 hari. Ulat instar IV memiliki ciri-ciri panjang 6 – 8

mm, lebar 1 – 1,5 mm, berwarna hijau lebih tua, dan berumur selama 3

hari.

Ciri khas dari ulat P. xylostella bila merasa ada bahaya akan

menjatuhkan diri dengan mengeluarkan benang untuk menyelamatkan diri.

Ulat bersembunyi di balik daun, sambil makan. Biasanya yang dimakan

hanya daging daun tetapi kulit ari bagian luar permukaan daun sebelah atas

tidak hingga daun kelihatan bercak-bercak putih. Apabila kulit ari yang

terserang menjadi kering, maka akan sobek dan kelihatan berlubang-

lubang. Apabila serangan menghebat yang tertinggal hanyalah tulang-

tulang daun, sehingga bentuk daun seperti wayang kulit.

Jadi, dalam satu siklus hidup ulat P. xylostella terdiri dari 4 tahap,

yaitu ulat akan berubah menjadi pupa/ kepompong, kemudian pupa/

kepompong tersebut berubah menjadi ngengat/ imago, ngengat dewasa

akan bertelur, dan telur akan menetas menjadi ulat kembali. Sehingga satu

siklus hidup ulat P. xylostella berlangsung selama sekitar 36 hari. Ulat P.

xylostella pada penelitian ini menggunakan ulat instar IV yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

51

ukuran panjang 6 – 8 mm, lebar 1 – 1,5 mm, berwarna hijau lebih tua, dan

berumur selama 3 hari.

4. Cara Pengambilan Sampel Penelitian

Pengambilan sampel penelitian dengan cara mengambil ulat P.

xylostella yang diperoleh dari hasil penangkaran dengan mengambil ulat

P. xylostella dari lapangan langsung, yaitu tanaman kubis-kubisan yang

terserang hama ulat P. xylostella. Ulat yang digunakan adalah ulat instar

IV yang merupakan fase terakhir dari stadium ulat/ larva, berwarna hijau

dan berumur 10 hari. Jumlah sampel penelitian adalah 120 ulat instar IV

P. xylostella dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol. Setiap pengamatan

dilakukan 3 kali ulangan dan setiap pengulangan pada masing-masing

perlakuan diujkan sebanyak 10 ulat P. xylostella instar IV.

5. Pengujian Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L. terhadap

Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

Ulat P. xylostella instar IV dari hasil penangkaran diletakkan dalam

stoples plastik berdiameter 9 cm sesuai perlakuan. Sebelum diberi

perlakuan ulat P. xylostella dipuasakan terlebih dahulu selama 6 jam.

Penyemprotan daun kubis dengan handsprayer dilakukan pada pagi pukul

07.00 WIB. Setelah ulat P. xylostella selesai dipuasakan selama 6 jam,

lembaran dari daun kubis dilepas dan dipilih dengan ukuran diameter

sekitar 13 cm untuk pakan ulat P. xylostella, kemudian daun disemprot

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

52

sebanyak 50 ml larutan ekstrak tanaman A. conyzoides sesuai perlakuan

konsentrasi dan dipastikan daun tersemprot rata, kemudian

dikeringanginkan 2-3 menit, lalu dimasukkan ke dalam stoples sebagai

makanan ulat P. xylostella. Kemudian stoples ditutup dengan kain kasa

yang diikat dengan karet gelang. Untuk perlakuan kontrol daun hanya

disemprot dengan 50 ml akuades. Aplikasi dilakukan hanya satu kali.

Setelah 24 jam diamati mortalitas ulat P. xylostella. Setelah itu pakan

diganti dengan daun segar tanpa perlakuan. Kemudian diamati sampai 48

jam dari perlakuan dihitung jumlah mortalitas ulat pada tiap perlakuan.

Tingkat mortalitas ulat uji dinyatakan dalam persentase mortalitas

ulat uji menggunakan rumus berikut (Hidayati, 2013):

Keterangan:

P = Persentase mortalitas ulat P. xylostella

a = Jumlah total ulat P. xylostella yang mati di setiap pelakuan

b = Jumlah total ulat P. xylostella di setiap perlakuan

6. Pengambilan Data

Pengambilan data mortalitas ulat P. xylostella diambil setiap pagi

pukul 07.00 WIB. Pengambilan data mortalitas dilakukan pada

pengamatan jam ke-24 dan jam ke-48 dengan mencatat jumlah mortalitas

ulat P. xylostella.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

53

G. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh adalah persentase mortalitas hasil pengamatan pada

setiap pengambilan data untuk setiap perlakuan. Data yang diperoleh akan

dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persentase mortalitas total pada

akhir pengamatan. Kemudian data dianalisis dengan analisis probit LC50 untuk

menentukan nilai LC50 24 Jam dan 48 jam dari ekstrak tanaman A. conyzoides

yang berpengaruh terhadap mortalitas ulat kubis (P. xylostella). Untuk

menentukan nilai LC50 ulat uji (P. xylostella) dari beberapa konsentrasi

ekstrak tanaman A. conyzoides dianalisis menggunakan analisis probit dengan

melihat tabel probit menurut Finney (1971) dan mencari kurva grafik regresi

linier dengan Microsoft Office Excel 2007.

Berikut contoh perhitungan penentuan LC50 pada Uji BSLT (Brine Shrimp

Lethality Test) ekstrak Bakteri asal Spons (Fadhillah, 2013). Berikut Langkah-

langkahnya:

1. Buatlah tabel seperti berikut, kemudian masukkan nilai konsentrasi yang

dilakukan, Log10 konsentrasi dan Jumlah larva yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

54

2. Jika sudah melakukan BSLT, tuliskan jumlah larva yang mati pada setiap

kolom Jumlah larva mati sesuai dengan konsentrasinya.

3. Hitung % mortalitasnya dengan cara = ((Jumlah yang mati / Jumlah total

Larva) × 100 %)

4. Perhatikan jumlah larva yang mati pada konsentrasi 0 atau kontrol. Jika

terdapat yang mati maka hitung mortalitas terkoreksi, sesuai ulangan.

5. Setelah % mortalitas terkoreksi didapatkan untuk setiap ulangan maka

rata-ratakan dengan membagi total mortalitas terkoreksi dengan jumlah

ulangan yang dilakukan. Masukkan hasil rata-rata tersebut ke kolom rata-

rata % mortalitas terkoreksi.

6. Cari nilai probit (probability unit) dari rerata mortalitas terkoreksi yang

didapatkan dan masukkan ke kolom probit. Mencari nilai probit tinggal

mencocokkan dengan tabel probit menurut Finney (1971).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

55

7. Jika nilai probit sudah ada, dibuat grafik hubungan antara nilai probit

mortalitas (sb.y) dan Log10 konsentrasi (sb.x) di Microsoft Office Excel.

Pilih insert kemudian pilih chart dan pilih model XY scatter yang

pertama. Masukkan nilai probit di sumbu Y dan nilai log10 konsentrasi di

sumbu X. Kemudian klik kanan pada titik birunya, pilih add trendline.

Setelah itu, klik Display Equation on Chart untuk memunculkan

persamaan y.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

56

8. Jika persamaannya sudah ada, tinggal dimasukkan nilai untuk LC50 adalah

bernilai 5, karena nilai 5 mewakili 50% nilai probit atau 50% kematian

larva. Nilai x dicari dengan memasukkan nilai 5 ke persamaan yang

didapatkan. Kemudian tentukan LC50 dengan antilog(x) atau 10x.

Untuk mengetahui hubungan (korelasi) regresi linear antara variabel bebas

dan terikatnya adalah dengan melihat nilai koefisien diterminasi R square

(R2). Menurut Raharjo (2017) besarnya nilai koefisien determinasi R square

(R2) hanya antara 0 – 1. Sementara jika dijumpai R Square bernilai minus (-),

maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas

(X) terhadap variabel terikatnya (Y). Semakin kecil nilai koefisien determinasi

R Square, maka ini artinya pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikatnya semakin lemah. Sebaliknya, jika nilai R square semakin mendekati

1, maka pengaruh tersebut akan semakin kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

57

Untuk memudahkan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua

variabel, Sarwono (2006) menyatakan bahwa nilai R square:

0 : tidak ada korelasi antara dua variabel

>0 – 0,25 : korelasi sangat lemah

>0,25 – 0,5 : korelasi cukup

>0,5 – 0,75 : korelasi kuat

>0,75 – 0,99 : korelasi sangat kuat

1 : korelasi sempurna

H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah

Menengah Atas (SMA) kelas X semester ganjil pada bab mengenai ruang

lingkup biologi, yaitu pada materi cabang, manfaat ilmu biologi dan metode

ilmiah, dengan menggunakan kurikulum 2013 revisi terbaru yang mengacu

pada lampiran 7 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Biologi SMA/MA

kelas X dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Kompetisi Dasar (KD)

yang digunakan adalah KD 3.1: Menjelaskan ruang lingkup biologi

(permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan),

melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja dan KD 4.1:

Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang permasalahan pada

berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berikut merupakan hasil analisa kandungan senyawa metabolit sekunder

flavonoid dan alkaloid ekstrak tanaman A. conyzoides yang dilakukan di

laboratorium Chem-Mix Pratama, Kretek Jambidan, Banguntapan, Bantul,

Yogyakarta.

Tabel 4.1 Hasil Analisa Kandungan Flavonoid dan Alkaloid Ekstrak Tanaman

Ageratum conyzoides L.

No Kode Sample Analisa Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-Rata

1 Bandotan

(Ageratum

conyzoides L.)

Flavonoid

Alkaloid

0,5032%

0,0475%

0,5044%

0,0435%

0,5038%

0,0455%

Berdasarkan hasil analisa kandungan flavonoid dengan metode

Spectrofotometry (lampiran 5) dan alkaloid dengan metode Gravimetri

(lampiran 6) diketahui bahwa kandungan flavonoid ekstrak tanaman A.

conyzoides sebesar 0,5038% dan kandungan alkaloid ekstrak tanaman A.

conyzoides sebesar 0,0455%.

Berikut merupakan hasil mortalitas ulat kubis (P. xylostella) pada

pengamatan 24 jam sampai 48 jam.

Tabel 4.2 Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 24

Jam sampai 48 Jam

Perlakuan

Konsen-

trasi (%)

Ulangan

Perla-

kuan

Jumlah

Ulat Uji

Jumlah

Mortalitas Ulat

Uji

Persentase

Mortalitas Ulat

Uji (%)

24 Jam 48 Jam 24 Jam 48 Jam

P0

1 10 0 0 0% 0%

2 10 0 0 0% 0%

3 10 0 0 0% 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

59

Rata-Rata 0 0 0% 0%

P1

1 10 5 6 50% 60%

2 10 5 7 50% 70%

3 10 5 6 50% 60%

Rata-Rata 5 6,33 50% 63,3%

P2

1 10 10 10 100% 100%

2 10 6 7 60% 70%

3 10 7 7 70% 70%

Rata-Rata 7,67 8 76,7% 80%

P3

1 10 10 10 100% 100%

2 10 10 10 100% 100%

3 10 10 10 100% 100%

Rata-Rata 10 10 100% 100%

Keterangan :

P0 = Kontrol

P1 = Konsentrasi 2% (1 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml akuades)

P2 = Konsentrasi 6% (3 gr ekstrak A.conyzoides + 50 ml akuades)

P3 = Konsentrasi 10% (5 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml akuades)

Berdasarkan hasil mortalitas ulat kubis (P. xylostella) pada Tabel 4.2

pengamatan 24 jam sampai 48 jam diketahui bahwa pada perlakuan

konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides konsentrasi P1 (2%), P2 (6%), dan

P3 (10%) menunjukkan adanya mortalitas ulat uji, sedangkan pada P0 (kontrol)

menunjukkan tidak ada mortalitas ulat uji.

Berdasarkan hasil pengamatan mortalitas ulat kubis (P. xylostella)

menunjukkan perbedaan persentase mortalitas ulat kubis (P. xylostella) pada

pengamatan 24 jam sampai 48 jam. Secara keseluruhan rata-rata persentase

mortalitas ulat kubis (P. xylostella) pada pengamatan 24 jam perlakuan P0

(kontrol) sebesar 0%, P1 (konsentrasi 2%) sebesar 50%, P2 (konsentrasi 6%)

sebesar 76,7%, dan P3 (konsentrasi 10%) sebesar 100%, sedangkan

keseluruhan rata-rata persentase mortalitas ulat kubis (P. xylostella) pada

pengamatan 48 jam perlakuan P0 (kontrol) sebesar 0%, P1 (konsentrasi 2%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

60

sebesar 63,3%, P2 (konsentrasi 6%) sebesar 80%, dan P3 (konsentrasi 10%)

sebesar 100%.

Berdasarkan tabel persentase mortalitas ulat uji pada perlakuan konsentrasi

P1 (konsentrasi 2%) sampai P2 (konsentrasi 6%) mengalami peningkatan pada

pengamatan 24 jam setelah aplikasi sampai 48 jam, sedangkan pada

konsentrasi P0 (kontrol) dan P3 (10%) tidak mengalami peningkatan pada

pengamatan 24 jam setelah aplikasi sampai 48 jam. Pada P0 (kontrol)

persentase mortalitas ulat uji pengamatan 24 jam sampai 48 jam nilainya tetap

sebesar 0% dan P3 (konsentrasi 10%) persentase mortalitas ulat uji

pengamatan 24 jam sampai 48 jam nilainya tetap sebesar 100%.

Dari hasil pengamatan 24 jam sampai 48 jam menunjukkan bahwa tingkat

mortalitas ulat kubis (P. xylostella) yang paling tinggi konsentrasi ekstrak

tanaman A. conyzoides dengan maserasi menggunakan pelarut etanol terjadi

pada perlakuan P3 dengan konsentrasi 10% dengan perbandingan pengenceran

5 gram ekstrak tanaman A. conyzoides dan 50 ml akuades dengan tingkat

mortalitas sebesar 100% pada semua ulangan, sedangkan tingkat mortalitas

ulat kubis (P. xylostella) paling rendah ekstrak tanaman A. conyzoides terjadi

pada perlakuan P1 dengan konsentrasi 2% yaitu sebesar 56,65% dan tidak

terjadi mortalitas sama sekali terjadi pada P0 (kontrol) yang tidak diberi

perlakuan ekstrak tanaman A. conyzoides dengan tingkat mortalitas sebesar

0% pada semua ulangan, sedangkan pada penelitian Damayanti (2006)

konsentrasi tertinggi ekstrak tanaman A. conyzoides dengan maserasi

menggunakan pelarut methanol pada konsentrasi 4,5% dengan perbandingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

61

pengenceran 4,5 gram ekstrak tanaman A. conyzoides dan 50 ml akuades

dengan waktu pengamatan selama 48 jam yaitu sebesar 100% pada semua

ulangan dan mortalitas terkecil pada konsentrasi 0,75% dengan waktu

pengamatan 24 jam yaitu sebesar 20%.

Berikut merupakan hasil analisis probit LC50 pengamatan 24 jam dan 48

jam dengan melihat tabel probit (Lampiran 2 Tabel 1).

Tabel 4.3 Analisis Probit LC50 Pengamatan 24 Jam Konsen

-trasi

(%)

Log10

Konsen-

trasi

Ulang

-an

To-

tal

Ul-

at

Jum

-lah

Ulat

mati

%

Morta

-litas

%

Morta

-litas

Terko

-reksi

Rerata

%

Morta

-litas

Terko

-reksi

Ni-

lai

Pro-

bit

Nilai

LC50

(%)

0

-

1

2

3

10

10

10

0

0

0

0

0

0

-

-

-

2,35

2

0,30

1

2

3

10

10

10

5

5

5

50

50

50

50

50

50

50

5,00

6

0,77

1

2

3

10

10

10

10

6

7

100

60

70

100

60

70

76,7

5,71

10

1

1

2

3

10

10

10

10

10

10

100

100

100

100

100

100

100

8,09

Tabel 4.4 Analisis Probit LC50 Pengamatan 48 Jam Konsen

-trasi

(%)

Log10

Konsen-

trasi

Ulang

-an

To-

tal

Ul-

at

Jum

-lah

Ulat

mati

%

Morta

-litas

%

Morta

-litas

Terko

-reksi

Rerata

%

Morta

-litas

Terko

-reksi

Ni-

lai

Pro-

bit

Nilai

LC50

(%)

0

-

1

2

3

10

10

10

0

0

0

0

0

0

-

-

-

1,93

2

0,30

1

2

3

10

10

10

6

7

6

60

70

60

60

70

60

63,33

5,33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

62

6

0,77

1

2

3

10

10

10

10

7

7

100

70

70

100

70

70

80

5,84

10

1

1

2

3

10

10

10

10

10

10

100

100

100

100

100

100

100

8,09

Berdasarkan hasil analisis probit LC50 pengamatan 24 jam dan 48 jam

pada Tabel 4.3 dan 4.4 log10 konsentrasi 2% adalah 0,30, log10 konsentrasi 6%

adalah 0,77, dan log10 konsentrasi 10% adalah 1.

Pada pengamatan 24 jam, rerata mortalitas terkoreksi 50% pada

konsentrasi 2% menghasilkan nilai probit 5,00, rerata mortalitas terkoreksi

76,7% pada konsentrasi 6% menghasilkan nilai probit 5,71, dan rerata

mortalitas terkoreksi 100% pada konsentrasi 10% menghasilkan nilai probit

8,09. Pada pengamatan 48 jam, rerata mortalitas terkoreksi 63,33% pada

konsentrasi 2% menghasilkan nilai probit 5,33, rerata mortalitas terkoreksi

80% pada konsentrasi 6% menghasilkan nilai probit 5,84, dan rerata mortalitas

terkoreksi 100% pada konsentrasi 10% menghasilkan nilai probit 8,09.

Berikut merupakan hasil kurva grafik regresi linier hubungan log10

konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides dengan nilai probit dari mortalitas

ulat kubis (P. xylostella) pada pengamatan 24 jam dan 48 jam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

63

Gambar 4.1 Kurva Grafik Regresi Linier Hubungan Log10 Konsentrasi Ekstrak

Tanaman Ageratum conyzoides L. dengan Nilai Probit dari Mortalitas Ulat

Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 24 Jam

Gambar 4.2 Kurva Grafik Regresi Linier Hubungan Log10 Konsentrasi Ekstrak

Tanaman Ageratum conyzoides L. dengan Nilai Probit dari Mortalitas Ulat

Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 48 Jam

Dari kurva grafik diatas pada Gambar 4.1 dan 4.2 didapatkan persamaan

garis lurus y = 3,9855x + 3,5167 dan R2

= 0,7719 pada pengamatan 24 jam

dan didapatkan persamaan garis lurus y = 3,5208x + 3,9906 dan R2 = 0,7317

pada pengamatan 48 jam.

Berdasarkan hasil perhitungan penentuan LC50 dari persamaan garis lurus

y (Lampiran 2) didapat nilai LC50 24 jam sebesar 2,35% dan nilai LC50 48 jam

y = 3.9855x + 3.5167

R² = 0.7719

0

2

4

6

8

10

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Pro

bit

Log10 Concentration

Probit of Mortality

Linear (Probit of

Mortality)

y = 3.5208x + 3.9906

R² = 0.7317

0

2

4

6

8

10

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Pro

bit

Log10 Concentration

Probit of Mortality

Linear (Probit of

Mortality)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

64

sebesar 1,93%, sedangkan besar koefisien determinasi R square (R2) pada

pengamatan 24 jam adalah sebesar 0,7719 dan besar koefisien determinasi R

square (R2) pada pengamatan 48 jam adalah sebesar 0,7317.

Pada penelitian Damayanti (2006) persamaan regresi pada pengamatan 24

jam (y = 19,643x + 3,6607) dengan nilai LC50 24 jam sebesar 1,9916% dan

besar koefisien determinasi R square (R2) sebesar 0,9933. Pada pengamatan

48 jam (y = 21,429x + 10,337) dengan nilai LC50 48 jam sebesar 1,3443% dan

besar koefisien determinasi R square (R2) sebesar 0,9677.

B. Pembahasan

1. Pengaruh Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L. terhadap Mortalitas

Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) berdasarkan Hasil Pengamatan Data

Dari hasil pengamatan mortalitas ulat kubis (P. xylostella)

menunjukkan bahwa ekstrak tanaman A. conyzoides yang telah diujikan

berpengaruh terhadap mortalitas ulat kubis (P. xylostella). Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil data pengamatan pada 24 jam sampai 48 jam

pada perlakuan konsentrasi P1 (konsentrasi 2%), P2 (konsentrasi 6%), dan

P3 (konsentrasi 10%) terjadi mortalitas ulat kubis (P. xylostella),

sedangkan pada konsentrasi P0 (kontrol) menunjukkan tidak ada mortalitas

ulat uji.

Berdasarkan hasil pengamatan, semakin tinggi konsentrasi ekstrak

tanaman A. conyzoides, maka persentase mortalitas ulat kubis (P.

xylostella) juga semakin meningkat. Sesuai dengan apa yang dinyatakan

oleh Damayanti (2006) dari hasil penelitian tentang mortalitas P. xylostella

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

65

yang diberi perlakuan ekstrak A. conyzoides menunjukkan bahwa semakin

tinggi konsentrasi ekstrak A. conyzoides maka mortalitas P. xylostella juga

semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin lama waktu

pengamatan semakin tinggi pula mortalitas yang ditimbulkan. Hal ini juga

sesuai dengan pernyataan Sianipar, M.S., Sumarto, T., dan Susanto, A.

(2004) bahwa semakin tinggi konsentrasi insektisida maka kandungan

senyawa aktifnya juga semakin tinggi sehingga mortalitas yang

ditimbulkan semakin besar. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak tanaman

A. conyzoides berpengaruh positif terhadap mortalitas ulat kubis (P.

xylostella).

Diagram perbedaan persentase mortalitas ulat kubis (P. xylostella)

pada pengamatan 24 jam sampai 48 jam dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Diagram Perbedaan Persentase Mortalitas ulat kubis (Plutella

xylostella L.) pada Pengamatan 24 Jam sampai 48 Jam

Keterangan:

P0 = 0% (kontrol)

P1 = 2%

P2 = 6%

P3 = 10%

0

20

40

60

80

100

120

0 2 6 10

Mo

rtal

itas

(%

)

Perlakuan konsentrasi ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L.

(%)

Persentase 24 Jam

persentase 48 Jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

66

Berdasarkan diagram Gambar 4.3 tersebut menunjukkan bahwa

persentase mortalitas ulat kubis (P. xylostella) pada pengamatan 24 jam

sampai 48 jam semakin meningkat pada perlakuan P1 (konsentrasi 2%)

dan P2 (konsentrasi 6%), sedangkan pada P0 (kontrol) dan P3 (konsentrasi

10%) tidak mengalami peningkatan mortalitas ulat uji. Pada pengamatan

24 jam sampai 48 jam pada P0 (kontrol) persentase mortalitasnya tetap,

yaitu 0%. Begitu juga dengan P3 (konsentrasi 10%) pada pengamatan 24

jam sampai 48 jam persentase mortalitasnya tetap, yaitu 100%.

Dari hasil pengamatan pada 24 jam setelah aplikasi pada perlakuan

P1 dengan konsentrasi 2% ekstrak tanaman A. conyzoides sudah

menunjukkan persentase mortalitas ulat uji sebesar 50%, maka dapat

diketahui bahwa pada konsentrasi 2% ekstrak tanaman A. conyzoides

dengan waktu pengamatan 24 jam efektif mematikan sebesar 50% ulat uji,

sedangkan pada perlakuan P3 dengan konsentrasi 10% ekstrak tanaman A.

conyzoides pada pengamatan 24 jam setelah aplikasi sudah mematikan

sebesar 100% ulat uji. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tanaman A.

conyzoides terbukti efektif terhadap mortalitas ulat kubis (P. xylostella).

Berdasarkan hasil analisis probit LC50 pengamatan 24 jam dan 48

jam pada Tabel 4.3 dan 4.4 menunjukkan bahwa semakin tinggi

konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides, maka semakin tinggi nilai

persentase mortalitas/ kematian ulat kubis (P. xylostella). Hal ini dapat

dibuktikan dari hasil log10 konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides

dengan hasil nilai probit dari mortalitas ulat uji. Semakin tinggi log10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

67

konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides, maka semakin tinggi nilai

probit dari mortalitas ulat uji.

Berdasarkan hasil perhitungan penentuan LC50 dengan ekstrak etanol

tanaman A. conyzoides didapatkan nilai LC50 24 jam sebesar 2,35% dan

nilai LC50 48 jam sebesar 1,93%. Artinya, pada 24 jam konsentrasi sebesar

2,35% efektif membunuh 50% ulat kubis (P. xylostella) dan pada 48 jam

konsentrasi sebesar 1,93% efektif membunuh 50% ulat kubis (P.

xylostella). Jika, dirata-rata keseluruhan nilai LC50 dari 24 jam sampai 48

jam didapatkan nilai LC50 24 jam – 48 jam adalah sebesar 2,14%. Hal ini

membuktikan bahwa pada konsentrasi 2,14% efektif membunuh 50% ulat

kubis (P. xylostella) pada pengamatan 24 jam sampai 48 jam, sedangkan

pada penelitian Damayanti (2006) ekstrak methanol tanaman A.

conyzoides pada pengamatan 24 jam nilai LC50 24 jam sebesar 1,99% dan

pada pengamatan 48 jam niai LC50 48 jam sebesar 1,34%.

Dari hasil penentuan LC50 tersebut membuktikan bahwa ekstrak

tanaman A. conyzoides berpengaruh toksik dan terbukti memenuhi harapan

petani kubis, karena dari hasil penentuan LC50 tersebut dapat menentukan

pada konsentrasi berapa ekstrak tanaman A. conyzoides berpengaruh toksik

membunuh sebesar 50% ulat uji, sehingga ekstrak tanaman A. conyzoides

dapat digunakan sebagai alternatif insektisida nabati.

Berdasarkan nilai koefisien determinasi R square (R2) ekstrak etanol

A.conyzoides pada pengamatan 24 jam, konsentrasi ekstrak tanaman A.

conyzoides berpengaruh terhadap mortalitas ulat kubis (P. xylostella)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

68

sebesar 0,7719. Nilai koefisien determinasi R square (R2) pada

pengamatan 48 jam, konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides

berpengaruh terhadap mortalitas ulat kubis (P. xylostella) sebesar 0,7317.

Jika, dirata-rata keseluruhan nilai koefisien determinasi R square (R2) dari

24 jam sampai 48 jam didapatkan nilai koefisien determinasi R square

(R2) sebesar 0,7518. Artinya, pada pengamatan 24 jam sampai 48 jam,

konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides berpengaruh terhadap ulat

kubis (P. xylostella) sebesar 0,7518, sedangkan R square (R2) pada

penelitian Damayanti (2006) ekstrak methanol A. conyzoides dihasilkan

sebesar 0,9933 pada pengamatan 24 jam dan R square (R2) sebesar 0,9677

pada pengamatan 48 jam.

Dari hasil nilai koefisien determinasi R square (R2) tersebut

membuktikan bahwa adanya hubungan antara dua variabel, yakni variabel

bebas dan variabel terikatnya. Variabel bebasnya adalah konsentrasi

ekstrak tanaman A. conyzoides, sedangkan variabel terikatnya adalah

mortalitas ulat kubis (P. xylostella).

Dari hubungan kedua variabel tersebut terbukti bahwa ekstrak

tanaman A. conyzoides pada pengamatan 24 jam sampai 48 jam memiliki

hubungan (korelasi) yang kuat terhadap mortalitas ulat kubis (P.

xylostella), sehingga ekstrak tanaman A. conyzoides dengan menggunakan

pelarut etanol pada proses pembuatan ekstrak tanaman A. conyzoides

terbukti bersifat toksik/ racun terhadap ulat kubis (P. xylostella). Hal ini

juga dibuktikan dari penelitian Damayanti (2006) dari hasil R square

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

69

membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang sangat kuat antara

variabel bebas (konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides dengan

menggunakan pelarut methanol pada proses pembuatan ekstrak tanaman A.

conyzoides) dan variabel terikatnya (mortalitas ulat P. xylostella).

2. Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

a. Kandungan Metabolit Sekunder Ekstrak Tanaman Ageratum

conyzoides L.

Tingkat mortalitas pada ulat kubis (P. xylostella) yang dihasilkan

dari pemberian ekstrak tanaman A. conyzoides disebabkan karena

adanya kandungan metabolit sekunder seperti senyawa flavonoid dan

alkaloid pada ekstrak tanaman A. conyzoides yang dibuktikan dari hasil

analisa laboratorium Chem-Mix Pratama, Kretek Jambidan,

Banguntapan, Bantul, Yogyakarta (Lampiran 4).

Dari hasil uji analisa kandungan senyawa flavonoid dan alkaloid,

dapat diketahui bahwa senyawa flavonoid pada ekstrak tanaman A.

conyzoides lebih tinggi dibandingkan senyawa alkaloidnya.

Senyawa flavonoid menyerang bagian syaraf pernafasan hingga

menimbulkan kematian. Selain itu, senyawa flavonoid menghambat

daya makan (antifeedant) ulat kubis (P. xylostella) dengan

mengganggu alat pencernaannya. Senyawa flavonoid juga bekerja

dengan menghambat reseptor perasa pada daerah mulut, sehingga tidak

mampu mengenali makanannya, sedangkan pada senyawa alkaloid

dapat menghambat aktivitas makan ulat kubis (P. xylostella) karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

70

rasanya yang pahit, serta menghambat pertumbuhan ulat kubis (P.

xylostella), sehingga menyebabkan kegagalan pada metamorfosis.

Selain flavonoid dan alkaloid, senyawa metabolit sekunder yang

terdapat pada ekstrak tanaman A. conyzoides adalah senyawa saponin

yang dibuktikan dari buih yang dihasilkan dari pengenceran ekstrak

tanaman A. conyzoides dengan larutan akuades ketika larutan dikocok.

Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Gunawan dan Mulyani

(2004) yang menyatakan bahwa saponin sangat mudah ditandai dengan

pembentukan larutan koloidal dengan air yang apabila dikocok

menimbulkan buih yang stabil. Selain itu, senyawa minyak atsiri yang

dibuktikan dari bau yang tercium dari hasil ekstrak tanaman A.

conyzoides yang menyengat.

b. Waktu Aplikasi Penyemprotan Insektisida

Mortalitas ulat kubis (P. xylostella) juga dapat dipengaruhi oleh

waktu aplikasi penyemprotan insektisida. Pada penelitian ini

penyemprotan dilakukan pada pagi hari dan disemprot pada bagian

bawah dan atas daun, sehingga seluruh permukaan daun bagian bawah

dan atas daun tersemprot semua. Aplikasi penyemprotan pada pagi hari

dilakukan karena stomata pada daun sedang terbuka sehingga ekstrak

tanaman A. conyzoides akan bisa masuk/ terserap melalui stomata yang

terbuka. Senyawa metabolit sekunder pada ekstrak tanaman A.

conyzoides akan masuk/ terserap oleh jaringan daun, tetapi tidak dapat

ditranslokasikan ke jaringan bagian tanaman lainnya, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

71

senyawa metabolit sekunder tersebut akan diedarkan ke semua bagian

jaringan daun yang telah disemprot. Hal inilah yang akan membuat

hama ulat kubis (P. xylostella) mati jika memakan bagian daun yang

telah tersemprot ekstrak tanaman A. conyzoides.

Insektisida nabati ekstrak tanaman A. conyzoides termasuk ke

dalam jenis insektisida sistemik lokal. Ketika disemprot ke bagian

permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk

ke jaringan parenkim pada mesofil dan menyebar ke seluruh mesofil

daun hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun

bagian bawah. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman

yang tersebar insektisida tersebut, sehingga tidak berpengaruh terhadap

fotosintesa, pertumbuhan atau aspek fisiologi tanaman lainnya, namun

berpengaruh terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

c. Aktivitas Makan Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

Tingkat aktivitas makan ulat kubis (P. xylostella) juga

mempengaruhi mortalitas ulat kubis (P. xylostella). Pada perlakuan

konsentrasi rendah, intensitas kerusakan daun cenderung tinggi

dibanding dengan perlakuan pada konsentrasi tinggi. Apalagi pada

konsentrasi kontrol yang tidak diperlakukan dengan ekstrak tanaman

A. conyzoides, kerusakan daun cenderung lebih tinggi dibanding

dengan kerusakan daun yang diperlakukan dengan ekstrak tanaman A.

conyzoides (Lampiran 3, Gambar 10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

72

Hal ini dikarenakan kandungan senyawa metabolit sekunder

ekstrak tanaman A. conyzoides pada konsentrasi rendah lebih sedikit

dibanding dengan konsentrasi yang tinggi. Sehingga, semakin rendah

konsentrasinya ulat yang hidup lebih banyak dan aktivitas makan ulat

P. xylostella semakin meningkat, apalagi pada konsentrasi kontrol

yang tidak dberi perlakuan ekstrak tanaman A. conyzoides, maka

aktivitas makan tersebut meningkat, sehingga tingkat mortalitas ulat P.

xylostella menjadi rendah, sedangkan semakin tinggi konsentrasinya,

intensitas kerusakan lebih rendah dan aktivitas makan ulat tersebut

menjadi menurun. Akibatnya tingkat mortalitas ulat P. xylostella

menjadi meningkat. Hal inilah yang menyebabkan tingkat mortalitas

ulat P. xylostella.

d. Siklus Hidup Ulat Kubis (Plutella xylostella L.)

Siklus hidup juga mempengaruhi mortalitas ulat P. xylostella. Pada

pengamatan siklus hidup pada perlakuan kontrol tidak terjadi

mortalitas ulat yang ditandai dengan ulat yang masih hidup dan ada

beberapa ulat yang berubah menjadi kepompong. Sedangkan, pada

perlakuan ekstrak tanaman A. conyzoides terjadi mortalitas ulat yang

ditandai dengan ulat yang mati. Ciri-ciri ulat yang mati pada

pengamatan pertama yaitu, pada 24 jam setelah aplikasi awalnya badan

ulat terlihat lembek dan mengeluarkan cairan, dan menghasilkan bau

yang tidak enak. Kemudian pada pengamatan yang kedua yaitu, pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

73

48 jam ciri-ciri ulat berwarna hitam kecoklatan dan tidak bergerak bila

disentuh (Lampiran 3, Gambar 9).

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides,

mortalitasnya semakin meningkat. Sehingga, mempengaruhi siklus

hidup ulat P. xylostella yang seharusnya ulat instar IV tersebut menjadi

pupa/ kepompong tetapi terhambat siklus hidupnya sehingga

mengakibatkan ulat mati dan tidak berkembang menjadi pupa/

kepompong. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudarmo (2005) yang

menyatakan bahwa salah satu cara kerja pestisida nabati sangat

spesifik yaitu dapat merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.

Sehingga siklus hidup/ metamorfosis ulat P. xylostella akan terganggu

dan terputus siklus hidupnya.

3. Faktor Pendukung Proses Penelitian

Faktor pendukung proses penelitian adalah saat pembuatan ekstrak

tanaman A. conyzoides dengan proses maserasi menggunakan pelarut

etanol yang bersifat polar dan lebih aman serta ramah lingkungan

dibanding methanol. Pada proses maserasi dilakukan perendaman selama 3

hari dan proses maserasi dilakukan berulang-ulang hingga ekstraksi yang

dihasilkan jernih, agar senyawa metabolit sekunder yang bersifat polar

pada tanaman A. conyzoides banyak terserap oleh larutan etanol yang

bersifat polar, sehingga berpengaruh terhadap mortalitas ulat kubis (P.

xylostella).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

74

4. Hambatan dan Keterbatasan dalam Penelitian

Hambatan dalam penelitian ini adalah saat pemeliharaan/ budidaya

ulat kubis (P. xylostella) mengalami kegagalan saat pemeliharaannya,

sehingga pertumbuhannya terhambat dan ada beberapa ulat instar IV

dalam waktu sehari sudah menjadi pra pupa. Hal ini dikarenakan faktor

lingkungan yang kurang sesuai dan stress setelah diambil dari lapangan

langsung ditaruh ditempat baru sehingga terjadi perubahan adaptasi

lingkungan yang baru, atau juga bisa disebabkan karena ulat instar IV

yang diambil dari lapangan umurnya sudah waktunya menjadi pupa.

Selain itu, saat pengenceran ekstrak tanaman A. conyzoides dengan

akuades tidak tercampur rata, masih ada sisa-sisa ekstrak yang tidak

tercampur dengan akuades, sebaiknya akuades dipanaskan terlebih dahulu

agar ekstrak dan akudes dapat dengan mudah tercampur rata.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian

lapangan untuk para petani kubis bahwa tanaman A. conyzoides dapat

digunakan sebagai alternatif insektisida nabati. Perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut uji efektivitas (EC50) ekstrak tanaman A. conyzoides pada

dosis atau konsentrasi letal yang sudah diteliti (LC50). Perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak tanaman A. conyzoides

terhadap jenis hama atau pada tanaman budidaya lain. Perlu dilakukan uji

untuk metabolit sekunder yang paling toksik pada tanaman A. conyzoides

dengan senyawa yang lebih non polar dari etanol. Perlu dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

75

penimbangan berat basah dan memperhitungkan proporsi atau komposisi

dari tanaman A. conyzoides sebelum dilakukan pembuatan ekstraknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

76

BAB V

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN

Hasil penelitian tentang uji toksisitas tanaman Ageratum conyzoides L.

sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas ulat kubis (Plutella xylostella L.)

dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa dalam mendukung proses belajar

mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk membuat insektisida nabati

dengan memanfaatkan bahan-bahan organik, seperti tanaman Ageratum

conyzoides L. dan dapat mengajarkan tentang permasalahan pada berbagai obyek

biologi dan tingkat organisasi kehidupan seperti permasalahan hama pada

tanaman atau OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar di

Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester ganjil pada bab mengenai ruang

lingkup biologi, yaitu pada materi cabang, manfaat ilmu biologi dan metode

ilmiah. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah, keterampilan berproses secara

ilmiah dengan merancang dan melakukan sendiri penelitian dan percobaan biologi

secara sederhana.

Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait

penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 revisi terbaru yang

mengacu pada lampiran 7 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Biologi

SMA/MA kelas X dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Tujuan

kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu kompetensi sikap spiritual, sikap

sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui

proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

77

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual (KI 1), yaitu menghayati dan

mengajarkan agama yang dianutnya, sedangkan rumusan Kompetensi Sikap

Sosial (KI 2), yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai

cerminan bansa dalam pergaulan dunia. Kedua kompetensi tersebut dicapai

melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,

pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata

pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan

pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran

berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Rumusan Kompetensi Pengetahuan (KI 3), yaitu memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prodsedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatya untuk memecahkan

masalah, sedangkan rumusan Kompetensi Keterampilan (KI 4), yaitu mengolah,

menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

78

Kompetensi Dasar (KD) yang digunaan adalah KD 3.1, yaitu menjelaskan

ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat

organisasi kehidupan), melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan

kerja dan KD 4.1, yaitu menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang

permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan.

Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Diskusi Siswa (LDS), dan Lembar

Penilaian. Perangkat Pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 7-10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak tanaman A. conyzoides terbukti berpengaruh toksik terhadap

mortalitas hama ulat kubis (P. xylostella).

2. Nilai LC50 24 jam dari ekstrak tanaman A. conyzoides yang berpengaruh

terhadap mortalitas hama ulat kubis (P. xylostella) sebesar 2,35%,

sedangkan nilai LC50 48 jam ekstrak tanaman A. conyzoides yang

berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat kubis (P. xylostella) sebesar

1,93%.

B. Saran

Saran yang penulis dapat sampaikan adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lapangan untuk para petani kubis bahwa

tanaman A. conyzoides dapat digunakan sebagai alternatif insektisida

nabati.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uji efektivitas (EC50) ekstrak

tanaman A. conyzoides pada dosis atau konsentrasi letal yang sudah diteliti

(LC50)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

80

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak

tanaman A. conyzoides terhadap jenis hama atau pada tanaman budidaya

lain.

4. Perlu dilakukan uji untuk metabolit sekunder yang paling toksik pada

tanaman A. conyzoides dengan senyawa yang lebih non polar dari etanol.

5. Perlu dilakukan penimbangan berat basah dan memperhitungkan proporsi

atau komposisi dari tanaman A. conyzoides sebelum dilakukan pembuatan

ekstraknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

81

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. A., 1986, Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam,

Universitas Terbuka, Jakarta.

Agromedia, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat, 431 Jenis Tanaman Penggempur

Aneka Penyakit, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Amelot, M.E.A, et al., 2003, Repellency and Feeding Deterence Activity of

Ageratum conyzoides L. Againts the Stored Grain Pest Tribolium

castaneum and Sitophilus oryzae, Diunduh dari

http://www.serbi.luz.edu.ve/pdf/cien/v11n1/art_pdf, Diakses tanggal 1

Maret 2017.

Aminah, N.S., et al., 2001, S. Rarak, D. Metel, dan E. Prostata sebagai Larvasida

Aedes aegypti, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.

Badan POM RI, 2008, Ageratum conyzoides L., Badan POM RI, Direktorat Obat

Asli Indonesia, Jakarta.

Burt, S., 2007, “Antibacterial Activity of Essential Oils: Potential Application in

Food”, Thesis, Institute for Risk Assesment Sciences, Division of

Veterinary Medicie, Public Health, Utrecht University.

Capinera J.L., 2012, Diamondback Moth, Plutella xylostella (Linnaeus) (Insecta:

Lepidoptera: Plutellidae), Diunduh dari

http://entnemdept.ufl.edu/creatures/veg/leaf/diamondback_moth.htm,

Dikases tanggal 5 April 2017.

Deptan, 1994, Pedoman Pengenalan Pestisida Botani, Departemen Pertanian

Direktorat Jendral Perkebunan, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman

Perkebunan, Jakarta.

Deptan, 2008, Kebijakan Teknis Program Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Ditjen POM, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan

Pertama, Departemen Kesehatan RI, Hal 3-5, 10-11, Jakarta.

Dinata, A., 2009, Atasi Jentik DBD dengan Kulit Jengkol, Diunduh dari

http://arda.students-blog.undip.ac.id/2009/10/18/atasi-jentik-bd-dengan-

kulit-jengkol, Diakses tanggal 22 Maret 2017.

Dadang dan Prijono, 2008, Insektisida Nabati: Prinsip, Pemanfaatan, dan

Pengembangan, Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

82

Damayanti, E., 2006, Pengaruh Ekstrak Daun Babadotan (Ageratum conyzoides

L.) sebagai Insektisida Botani terhadap Mortalitas dan Perkembangan Ulat

Kubis (Plutella xylostella L.), Skripsi, Prodi Pendidikan Biologi, JPMIPA,

FKIP Univ, Jember.

Dhahiyat, Y. dan Djuangsih., 1997, Uji Hayati (Bioassay); LC50 (Acute Toxicity

Tests) Menggunakan Daphina dan Ikan, Laporan Hasil Penelitian,

PPSDAL LP Universitas Padjajaran, Bandung.

Fadhillah, 2013, Perhitungan LC50 dari BSLT, Diunduh dari

https://www.mfadhillah.com/2013/03/22/perhitungan-lc-50-dari-bslt/,

Diakses tanggal 19 Juni 2017.

Finney, D.J., 1971, Probit Analysis, Cambridge Univ. Press, Cambridge, 333 pp.

Gunawan dan Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam, Penebar Swadaya: Bogor.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Terjemahan Dr. Kosasih Padmawinata dan Dr. Iwang Soediro

Bandung, ITB, Bandung.

Harborne, JB., 1996, Phytochemical Methods, diterjemahkan oleh Padmawinata

K., Soediro I., Penerbit ITB, Bandung.

Hartati, S.R., 2012, Prospect of Essential Oils Developed as Biotanical

Pesticides, Perspektif, 11, 45-58.

Hidayati, N.N., Yuliani, dan Kuswanti, N., 2013, Pengaruh Ekstark Daun Suren

dan Daun Mahoni terhadap Mortalitas dan Aktivitas Makan Ulat Daun

(Plutella xylostela) pada Tanaman Kubis, Jurnal Penelitian Lentera Bio,

Vol. 2, No. 1, Januari 2013: 95-99, UNESA, Surabaya.

Hudayya dan Jayanti, 2012, Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara

Kerjanya (Mode of Action), Penerbit Yayasan Bina Tani Sejahtera,

Lembang, Bandung Barat.

Husodo, 2017, Ulat Daun Kubis Serang Lahan Pertanian di KBB, Diunduh dari

http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2017/01/20/ulat-daun-kubis-

serang-lahan-pertanian-di-kbb-391172, Diakses tanggal 1 Maret 2017.

Indriani, T., 2006, Kemanjuran Beberapa Jenis Tumbuhan Rawa yang Berpotensi

sebagai Insektisida Nabati terhadap Ulat Buah (Diaphania indica), Temu

Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian, Kalimantan Selatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

83

Janzen, D.H., Jester, H.B., dan Bill, F.A., 1977, “Toxicity of Secondary

Compounds to the Seed Eating Larvae of the Bruchid Beetle

Callosobruchus maculates J.”, Phytochemistry, Vol (16): 223-227.

Kalshoven, L.G.E., 1981, Pest of Crops in Indonesia, PT. Ictiar Bani-Van Boeve,

Jakarta.

Kardinan, A., 2004, Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi, Penebar Swadaya,

Jakarta.

Kishi, M., Hirschhorn, N., Djajadisastra, M., Satterlee, L.N., Strowman, S., and

Dilts, R., 1995, “Relationship of Pesticide Spraying to Signs and

Symptoms in Indonesian Farmers”, Scand. J. Works Envion, Health, Vol

21, 124-133.

Lumowa, S.V.V., 2011, Efektivitas Ekstrak Babadotan (Ageratum conyzoides L.)

terhadap Tingkat Kematian Larva Spodoptera litura F., Jurnal Eugenia,

Vol. 17, No. 3, Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Univ. Mulawarman

Samarinda.

Marfu’ah, P., 2005, Perisai itu Bernama Kambing Jantan, Majalah Trubus 425

Th. XXXVI, Jakarta.

Mahendra, H., 2010, Perbedaan Toksisitas Ekstrak Daun Babadotan (Ageratum

conyzoides L.) dan Ekstrak Daun Sereh Wangi (Andropogon nardus L.)

terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L., Skripsi, Prodi

Pendidikan Biologi, JPMIPA, FKIP Univ. Jember.

Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikassi Flavonoid, diterjemahkan oleh

Koasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putman, J.E., Jasben, L.B., Nicols, D.E., and

McLaughlin, J.L., 1982, Brine Shrimp : a convinient general bioassay for

active plant constituent, Plant Medica XLV.

Mildaerizanti, 2015, Mengenal Babadotan (Ageratum conyzoides) sebagai

Tumbuhan Sumber Pestisida Nabati Multiguna, Artikel, Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jambi, Badan Litbang Pertanian, Jambi.

Mulyono, E., 2009, Permasalahan Penanganan dan Pengolahan Pala, Balai

Penelitian Tanaman dan Obat, Bogor.

Naria, E., 2005, Insektisida Nabati untuk Rumah Tangga, Jurnal, Vol. 9, No. 1,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU, Medan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

84

Permadi, A.H. dan Sastrosiswojo, S., 1993, Kubis, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Hortikultura Lembang,

Lembang.

Planmor, 2012, Klasifikasi Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides L.),

Diunduh di http://www.plantmore.com, Diakses tanggal 1 Maret 2017.

Pracaya, 1993, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik,

Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Pracaya, 2008, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik,

Penerbit Kanisisus, Yogyakarta.

Pujowati, 2006, Pengenalan Ragam Tanaman Lanskap Asteraceae (Compositae),

Laporan Praktikum Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau, Sekolah

Pasca Sarjana Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor.

Purba, S., 2007, Uji Efektifitas Exstrak Biji Mengkudu (Morinda citrifolia)

terhadap Plutella xylostella (Lepidoptera : Plutelidae) di Laboratorium,

Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Putra, A.P., 2017, Pertanian Getasan Kabupaten Semarang diganggu Hama,

Diunduh dari http://www.harianjogja.com/baca/2017/02/05/ pertanian-

semarang-duh-kubis-getasan-diserang-ulat-tritip-790217, Diakses tanggal

27 Maret 2017.

Raharjo, S., 2017, Makna Koefisien Determinasi [R Square] dalam Analisis

Regresi Linear, Diunduh dari

http://www.spssindonesia.com/2017/04/makna-koefisien-determinasi-r-

square.html, Diakses tanggal 5 Juli 2017.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi ke-4

Terjemahan Koasasih Padmawinata, ITB Press, Bandung.

Rodriguez & Levin, 1975, Biochemical Pararellism of Repellents and Attractans

in Higher Plants and Anthropods, In: Recent Advance in Phytochemistry

Biochemichal Interaction Between Plants and Insects pp, 215-270,

Wallace, J.M and R.L Mansel (eds), Plenum Press New York, pp.425.

Rukmana, R., 1994, Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli, Kanisius, Yogyakarta.

Sabirin, M., Hardjono S., dan Respati S., 1994, Pengantar Praktikum Kimia

Organik II, UGM, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

85

Samsudin, 2008, Virus Patogen Serangga: Bioinsektisida Ramah Lingkungan,

Diunduh dari http://Lembaga_pertanian_sehat/, Diakses tanggal 1 Maret

2017.

Sarwono, J., 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Sastrosiswojo, 1993, Hama-Hama Tanaman Kubis dan Cara Pengendalian,

dalam A. H. Permadi & S. Sastrosiswojo, Kubis, Edisi Pertama: 39-50,

Kerjasama Balithort Lembang dengan Program Nasional PHT,

BAPPENAS.

Sastrosiswojo, S., Uhan, T.S., dan Sutarya, R., 2005, Penerapan Teknologi PHT

pada Tanaman Kubis, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Pusat

Penelitian dan Penembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Lembang, Bandung.

Satsijati, S., Makka, N., dan Sutater, T., 1987, Pengaruh Tumpangsari terhadap

Poduksi dan Serangan Hama pada Tanaman Kubis, Buletin Penelitian

Hortikultura 6(2): 7-13.

Setiawati, W., Murtiningsih, R., Gunaeni, N., dan Rubiati, T., 2008, Tumbuhan

Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian

Organisme Pengganggu Tuumbuhan (OPT), Prima Tani Balista, Bandung.

Sianipar, M.S., Sumarto, T., dan Susanto, A., 2004, Uji Toksisitas Ekstrak Kasar

Daun Cocor Bebek Terhadap Ulat Daun Tembakau Spodoptera litura F. di

Laboratorium, Majalah Agrikultura Vol. 15 (3) : 185-190.

Soeleman, S., dan Rahayu, D., 2013, Halaman Organik: Mengubah Rtaman

Rumah Menjadi Taman Sayuran Organik untuk Gaya Hidup Sehat, PT.

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sonyaratri, D., 2006, Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadiractha

indica A. Juss) dan Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap

Perkembangan Serangga Hama Gudang (Sitophilus zeamais motsch),

Skripsi, IPB, Bogor.

Steenis, 1997, Flora, Pradnya Paramita, Jakachta inicarta.

Sudarma, I Made., 2014, Kimia Bahan Alam, FMIPA Press, Mataram.

Sudarmo, S., 1994, Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija,

Kanisius, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

86

Sudarmo, S., 2005, Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatannya, Kanisius,

Yogyakarta.

Sudaryani dan Sugiharti, 1998, Budidaya dan Penyulingan Tanaman Nilam,

Penebar Swadaya, Jakarta.

Sukandar, D., Hermanto, S., dan Nurichawati, S., 2007, Distilasi dan

Karakterisasi Minyak Atsiri Tumbuhan Pandan Wangi (P. amarylliofolius

Roxb.), Prisiding Semirata BKS MIPA Wilayah Barat, FST UIN Syarif

Hidayahtullah, Jakarta.

Suryanto, E., 2007, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Flavanoid Dari Buah

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Pada Ikan Mas (Cyperinus

carpio L.), Jurnal Sains, UNSRAT, Manado.

Syahputra, 2001, Hutan Kalbar Sumber Pestisida Botani:Dulu, Kini dan Kelak,

Diunduh dari http://tumboutou.net/3_sem1_012/-edi_syahputra.htm,

Diakses tanggal 11 Mei 2017.

Tanijogonegoro, 2015, Ulat Kubis (Plutella xylostella), Diunduh dari

www.tanijogonegoro.com/2015/04/ulat-kubis-plutella-xylostella.html,

Diakses tanggal 1 Maret 2017.

Tarumingkeng, R.C., 1992, Insektisida: Sifat, Mekanisme Kerja, dan Dampak

Penggunaanya, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta.

Tjahjadi, N., 2002, Hama dan Penyakit Tanaman, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Untung, K., 1993, Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Wijayanto, R., 2016, Peran Positif Gulma dan Pemanfaatan Gulma, Diunduh dari

https://www.scribd.com/doc/305508807/Peran-Positif-Gulma-Dan-

Pemanfaatan-Gulma, Diakses tanggal 1 Maret 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

87

Lampiran 1: Hasil Data Pengamatan

Tabel 1 : Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 24 Jam

sampai 48 Jam

Perlakuan

Konsentrasi

(%)

Ulangan

Perlakuan

Jumlah

Ulat Uji

Jumlah

Mortalitas Ulat

Uji

Persentase

Mortalitas Ulat

Uji (%)

24 Jam 48 Jam 24 Jam 48 Jam

P0 (0%)

Kontrol

1 10 0 0 0% 0%

2 10 0 0 0% 0%

3 10 0 0 0% 0%

Rata-Rata 0 0 0% 0%

P1 (2%)

1 gr + 50 ml

1 10 5 6 50% 60%

2 10 5 7 50% 70%

3 10 5 6 50% 60%

Rata-Rata 5 6,33 50% 63,3%

P2 (6%)

3 gr + 50 ml

1 10 10 10 100% 100%

2 10 6 7 60% 70%

3 10 7 7 70% 70%

Rata-Rata 7,67 8 76,7% 80%

P3 (10%)

5 gr + 50 ml

1 10 10 10 100% 100%

2 10 10 10 100% 100%

3 10 10 10 100% 100%

Rata-Rata 10 10 100% 100%

Keterangan :

Perlakuan

Konsentrasi

(%)

Ulangan

Perlakuan

24 Jam

48 Jam

P0 (0%)

Kontrol

1 7 ulat, 3 kepompong 5 ulat, 5 kepompong

2 5 ulat, 5 kepompong 5 ulat, 5 kepompong

3 5 ulat, 5 kepompong 1 ulat, 9 kepompong

P1 (2%)

1 gr + 50 ml

1 5 ulat, 5 mati 3 ulat, 1 kepompong, 6 mati

2 5 ulat, 5 mati 3 kepompong, 7 mati

3 5 ulat, 5 mati 2 ulat, 2 kepompong, 6 mati

P2 (6%)

3 gr + 50 ml

1 10 mati 10 mati

2 4 ulat, 6 mati 2 ulat, 2 kepompong, 6 mati

3 3 ulat, 7 mati 3 ulat, 7 mati

P3 (10%)

5 gr + 50 ml

1 10 mati 10 mati

2 10 mati 10 mati

3 10 mati 10 mati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

88

Lampiran 2: Perhitungan Analisis Probit LC50

Tabel 1 : Tabel Probit (Finney, 1971)

Persentase

(%)

Probit

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 - 2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66

10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12

20 4,16 4,19 4,23 4,26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,42 4,45

30 4,48 4,50 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72

40 4,75 4,77 4,80 4,82 4,85 4,87 4,90 4,92 4,95 4,97

50 5,00 5,03 5,05 5,08 5,10 5,13 5,15 5,18 5,20 5,23

60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,50

70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81

80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23

90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33

99 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

7.33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,65 7,75 7,88 8,09

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

89

Tabel 2 : Data Analisis Probit LC50 Pengamatan 24 Jam

Konsentrasi

(%)

Log10

Konsentrasi

Ulangan Total

Ulat

Jumlah

Ulat

mati

%

Mortalitas

% Mortalitas

Terkoreksi

Rerata %

Mortalitas

Terkoreksi

Nilai Probit Nilai

LC50

(%)

0

-

1

2

3

10

10

10

0

0

0

0

0

0

-

-

-

2,35

2

0,30

1

2

3

10

10

10

5

5

5

50

50

50

50

50

50

50

5,00

6

0,77

1

2

3

10

10

10

10

6

7

100

60

70

100

60

70

76,7

5,71

10

1

1

2

3

10

10

10

10

10

10

100

100

100

100

100

100

100

8.09

Keterangan:

Rumus % Mortalitas Terkoreksi:

% Mortalitas Terkoreksi =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

90

Gambar 1 : Kurva Grafik Regresi Linier Hubungan Log10 Konsentrasi Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L. dengan Nilai Probit

dari Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 24 Jam

Dari grafik hubungan antara log10 konsentrasi (sumbu x) dengan nilai probit (sumbu y) didapatkan persamaan y = 3,9855x + 3,5167

dan R2 = 0,7719

Penentuan LC50 (konsentrasi yang menyebabkan kematian sebesar 50%)

50% nilai probit (y) = 5 (dilihat dari tabel probit), x = log konsentrasi.

Perhitungan LC50 dari persamaan regresi y = 3,9855x + 3,5167 dan R2 = 0,7719 adalah sebagai berikut:

5 = 3,9855x + 3,5167

X = (5-3,5167) / 3,9855

X = 0,372174131

Antilog dari x = 0,372174131

LC50 = 2,35%

y = 3.9855x + 3.5167 R² = 0.7719

0

2

4

6

8

10

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Pro

bit

Log10 Concentration

Probit of Mortality

Linear (Probit of Mortality)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

91

Tabel 3 : Data Analisis Probit LC50 Pengamatan 48 Jam

Konsentrasi

(%)

Log10

Konsentrasi Ulangan Total

Ulat Jumlah

Ulat

mati

%

Mortalitas % Mortalitas

Terkoreksi Rerata %

Mortalitas

Terkoreksi

Nilai Probit Nilai

LC50 (%)

0

-

1

2

3

10

10

10

0

0

0

0

0

0

-

-

-

1,93

2

0,30 1

2

3

10

10

10

6

7

6

60

70

60

60

70

60

63,33

5,33

6

0,77 1

2

3

10

10

10

10

7

7

100

70

70

100

70

70

80

5,84

10

1

1

2

3

10

10

10

10

10

10

100

100

100

100

100

100

100

8,09

Keterangan:

Rumus % Mortalitas Terkoreksi:

% Mortalitas Terkoreksi =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

92

Gambar 2 : Kurva Grafik Regresi Linier Hubungan Log10 Konsentrasi Ekstrak Tanaman Ageratum conyzoides L. dengan Nilai Probit

dari Mortalitas Ulat Kubis (Plutella xylostella L.) pada Pengamatan 48 Jam

Dari grafik hubungan antara log10 konsentrasi (sumbu x) dengan nilai probit (sumbu y) didapatkan persamaan y = 35208x + 3,9906

dan R2 = 0,7317

Penentuan LC50 (konsentrasi yang menyebabkan kematian sebesar 50%)

50% nilai probit (y) = 5 (dilihat dari tabel probit), x = log konsentrasi.

Perhitungan LC50 dari persamaan regresi y = 3520x + 3,990 dan R2 = 0,731 adalah sebagai berikut:

5 = 3,5208x + 3,9906

x = (5-3,9906) / 3,5208

x = 0,286696205

Antilog dari x = 0,286696205

LC50 = 1,93%

y = 3.5208x + 3.9906

R² = 0.7317

0

2

4

6

8

10

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Pro

bit

Log10 Concentration

Probit of Mortality

Linear (Probit of

Mortality)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

93

Lampiran 3: Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 : Denah Penelitian

P0U1 P1U1 P2U1 P3U1

P0U2 P1U2 P2U2 P3U2

P0U3 P1U3 P2U3 P3U3

Keterangan :

P0 = Konsentrasi 0% (0 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml

akuades)

P1 = Konsentrasi 2% (1 gr ekstrak A. conyzoides + 50ml akuades)

P2 = Konsentrasi 6% (3 gr ekstrak A.conyzoides + 50 ml akuades)

P3 = Konsentrasi 10% (5 gr ekstrak A. conyzoides + 50 ml

akuades)

Gambar 2 : Tanaman Ageratum conyzoides L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

94

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3 : (a) Proses pencucian daun dan bunga A. conyzoides (b) Proses

penjemuran (c) Proses pemblenderan (d) Bubuk simplisia A. conyzoides

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

95

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4 : (a) Proses maserasi dengan pelarut etanol (b) Proses penguapan hasil

ekstraksi (c) Ekstrak kental A. conyzoides (d) Ekstrak kental A. conyzoides yang

digunakan untuk perlakuan sesuai konsentrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

96

Gambar 5 : Hasil pengenceran ekstrak tanaman A. conyzoides dan kontrol

(a) (b)

Gambar 6 : (a) Daun kubis sebagai makanan ulat P. xylostella (b) Proses

penyemprotan daun kubis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

97

Gambar 7 : Pengambilan ulat P. xylostella dari lapangan

Gambar 8 : Stoples yang digunakan untuk pengujian ekstrak tanaman A.

conyzoides pada ulat P. xylostella

(a) (b) (c)

Gambar 9 : (a) Ulat P. xylostella yang masih hidup (b) Ulat P. xylostella yang

mati terlihat lembek dan mengeluarkan cairan (c) Ulat P. xylostella yang sudah

mati memiliki ciri-ciri berwarna hitam kecoklatan dan tidak bergerak bila disentuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

98

(a)

(b)

Gambar 10 : (a) Kerusakan daun kubis akibat aktivitas makan ulat P. xylostella

pada pengamatan 24 jam setelah aplikasi (b) Kerusakan daun kubis akibat

aktivitas makan ulat P. xylostella pada pengamatan 48 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

99

Lampiran 4: Hasil Analisa Lab. Chem-Mix Pratama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

100

Lampiran 5: Prosedur Analisa Flavonoid

Prosedur Analisa Flavonoid Metode Spectrofotometry,Worotikan Dalam

Suryanto, 2007

1. Timbang sampel 5 gr,larutkan dalam 100 ml aquadest

2. Saring atau centrifuge larutan

3. Ambil 1 ml larutan jernih,tambahkan 3 ml larutan AlCl3 5 %

4. Tambahkan aquadest hingga volume 10 ml

5. Baca absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang

gelombang 420 nm

6. Buat kurva standarnya menggunakan Quercetein

% Kadar Flavonoid =

x =

Timbang 15 mgr Quercetin encerkan menjadi 100 Ml =0,15 Mgr/Ml

Absorbansi Konsentrasi

S 0,0 0.00 0.00

S 0,1 0.060 0.015

S 0,2 0.115 0.030

S 0,3 0.170 0.045

S 0,4 0.218 0.060

S 0,5 0.270 0.075

y = b x + a y = 3.579x + 0.004

R² = 0.998

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0 0.02 0.04 0.06 0.08

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Standart Flavonoid

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

101

Lampiran 6: Prosedur Analisa Alkaloid

Prosedur Analisa Alkaloid Metode Gravimetri, J.B Harboune, 1987

1. Timbang sampel yang sudah di haluskan sebanyak 5 gram ke dalam

erlenmayer 100ml.

2. Tambahkan 25 ml asam acetat 10 % dalam ethanol,kemudian gerus

menggunakan lumpang porcelain.

3. Diamkan selama 2 jam kemudian saring atau centrifuge larutan.

4. Ambil fitrat jernih kemudian tambahkan tetes demi tetes NH4OH,jika

mengandung alkaloid maka akan terbentuk endapan putih.

5. Endapan di saring menggunakan kertas saring yang sudah diketahui

beratnya.

6. Residu dikeringkan dalam oven sampai konstan.

Kadar Alkaloid ( % ) =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

102

Lampiran 7: Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Kelas/ Semester : X/ 1

Materi Pokok : Ruang Lingkup Biologi

KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan social dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bansa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prodsedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

103

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Media, Alat,

Bahan

Pembelajaran

1.1

Mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas

ciptaan Tuhan

tentang ruang

lingkup, obyek,

dan permasalahan

biologi menurut

agama yang

dianutnya

Ruang Lingkup

Biologi:

Permasalahan

biologi pada

berbagai objek

biologi dan tingkat

organisasi

kehidupan

Cabang-cabang

ilmu dalam biologi

dan kaitannya

dengan

pengembangan

karir di masa

depan

Manfaat

mempelajari

biologi bagi diri

sendiri dan

lingkungan, serta

masa depan

pendapatan bangsa

Metode Ilmiah

Keselamatan Kerja

Mengamati

Mengamati kehidupan

masa kini yang

berkaitan dengan

biologi seperti ilmu

kedokteran, gizi,

lingkungan, makanan,

penyakit, dan lain-lain

di mana semua

berhubungan dengan

biologi

Menanya

Melalui pengamatan

tersebut, siswa termotivasi

untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

Apakah kaitan

kegiatan-kegiatan

tersebut dengan

biologi?

Apakah yang

dimaksud biologi?

Tugas

Laporan

tertulis tentang

permasalahan

biologi dan

cabang-cabang

biologi, serta

aspek metode

ilmiah dan

keselamatan

kerja

Observasi

Sikap ilmiah

saat mengamati

dalam

melakukan

penelitian,

melaporkan

secara lisan

dan saat

diskusi dengan

lembar

pengamatan

3 x 45

menit Laboratorium

biologi dan

sarananya

(peralatan

yang akan

digunakan

selama satu

tahun ajaran)

Buku

panduan

kerja

laboratorium

(LKS) dalam

satu tahun

Viewer LCD

dan laptop

Berbagai

gambar dan

video tentang

fenomena

ilmu biologi

dan

keselamatan

kerja

2.1 Berprilaku

ilmiah: teliti,

tekun, jujur

terhadap data dan

fakta, disiplin,

tanggung jawab,

dan peduli dalam

observasi dan

eksperimen,

berani dan santun

dalam

mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi,

peduli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

104

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Media, Alat,

Bahan

Pembelajaran

lingkungan,

gotong royong,

bekerja sama,

cinta damai,

berpendapat

secara ilmiah dan

kritis, responsif

dan proaktif

dalam setiap

tindakan dan

dalam melakukan

pengamatan di

dalam kelas/

laboratorium

maupun di luar

kelas/

laboratorium

Apa yang dipelajari

dalam biologi?

Bagaimana

mempelajari biologi?

Apa metode ilmiah,

keselamatan kerja, dan

karir berbasis biologi?

Mengumpulkan Data

Melakukan

pengamatan terhadap

permasalahan biologi

pada obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan di alam dan

membuat laporannya

Melakukan studi

literature tentang

cabang-cabang

biologi, obyek biologi,

obyek biologi,

permasalahan biologi

dan profesi yang

berbasis biologi

Portofolio

Kompetensi

membuat

laporan terdiri

dari format, isi

laporan,

kesesuaian isi,

dan aspek

komunikatif

dan berbahasa

Tes

Tertulis

mengerjakan

soal tentang

ruang lingkup

biologi, kerja

ilmiah (sikap

dan metode

ilmiah), dan

keselamatan

kerja

Artikel

ilmiah atau

laporan

ilmiah

tentang

cabang-

cabang ilmu

biologi dan

manfaatnya

Laporan

ilmiah

tentang

bagaimana

ilmuwan

bekerja

(dibahas

tentang cara

kerja

ilmuwan,

sikap

perilaku, dan

objek yang

diteliti)

Contoh

3.1 Menjelaskan

ruang lingkup

biologi

(permasalahan

pada berbagai

obyek biologi dan

tingkat organisasi

kehidupan),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

105

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Media, Alat,

Bahan

Pembelajaran

melalui

penerapan metode

ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja

(distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan

penugasan/ PR)

Diskusi tentang kerja

seorang peneliti

biologi dengan

menggunakan metode

ilmiah dalam

mengamati bioproses

dan melakukan

percobaan dengan

menentukan

permasalahan,

membuat hipotesis,

merencanakan

percobaan dengan

menentukan variable

percobaan, mengolah

data pengamatan dan

percobaan dan

menampilkannya

dalam

tabel/grafik/skema,

mengkomunikasikann

laporan

tertulis

(jurnal

ilmiah)

Daftar

peralatan di

lab biologi

Lembar tata

tertrib

keselamatan

laboratorium

biologi

Lembar

kesepakatan

yang

ditandatanga

ni bersama

oleh setiap

siswa untuk

keselamatan

kerja

4.1 Menyajikan data

hasil penerapan

metode ilmiah

tentang

permasalahan

pada berbagai

obyek biologi dan

tingkat organisasi

kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

106

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Media, Alat,

Bahan

Pembelajaran

ya secara lisan dengan

berbagai media dan

secara tulisan dengan

format laporan ilmiah

sederhana

Diskusi aspek-aspek

keselamatan kerja

laboratorium biologi

dan menyepakati

komitmen bersama

untuk melaksanakan

secara tanggung jawab

aspek keselamatan

kerja di laboratorium

Mengamati contoh

laporan hasil

penelitian biologi

dalam jurnal ilmiah

berbahasa indonesia

atau bahasa inggris

tentang komponen

atau format laporan

Mengamati

komponennya dan

mengaitkannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

107

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Media, Alat,

Bahan

Pembelajaran

dengan ruang lingkup

biologi sebagai mata

pelajaran kelompok

ilmu alam

Mengasosiasikan

Mendiskusikan hasil-

hasil pengamatan yang

didapat dan kegiatan

tentang ruang lingkup

biologi, cabang-

cabang biologi,

pengembangan karir

dalam biologi, metode

ilmiah dan

keselamatan kerja

untuk membentuk/

memperbaiki

pemahaman tentang

ruang lingkup biologi

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan

secara lisan tentang

ruang lingkup biologi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

108

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Media, Alat,

Bahan

Pembelajaran

metode ilmiah dan

keselamatan kerja,

serta rencana

pengembangan karir

masa depan berbasis

biologi

Membuat laporan

hasil-hasil

pengamatan, hasil

penelitian, metode

ilmiah tentang

fenomena kehidupan

masa kini dan tingkat

organisasi kehidupan

untuk pengembangan

karir dalam biologi,

metode ilmiah dan

keselamatan kerja

untuk membentuk/

memperbaiki

pemahaman tentang

ruang lingkup biologi

serta

mempresentasikannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

109

Lampiran 8: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Kelas/ Semester : X/ 1

Materi : Ruang Lingkup Biologi (Cabang dan Manfaat Ilmu

Biologi, Metode Ilmiah)

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan pro-aktif

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bansa dalam pergaulan dunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prodsedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatya untuk memecahkan

masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

110

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1 Menjelaskan ruang

lingkup biologi

(permasalahan pada

berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi

kehidupan), melalui

penerapan metode ilmiah

dan prinsip keselamatan

kerja

3.1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup

biologi dan permasalahan pada

berbagai obyek biologi dan tingkat

organisasi kehidupan berdasarkan

cabang-cabang dan manfaat ilmu

biologi

3.1.2 Menyebutkan langkah-langkah

penerapan metode ilmiah dalam

suatu penelitian

4.1 Menyajikan data hasil

penerapan metode ilmiah

tentang permasalahan

pada berbagai obyek

biologi dan tingkat

organisasi kehidupan

4.1.1 Membuat rancangan penelitian

sederhana untuk mengatasi

masalah hama sesuai dengan

penerapan metode ilmiah dalam

suatu penelitian

4.1.2 Mempresentasikan hasil rancangan

penelitian sederhana untuk

mengatasi masalah hama dalam

bentuk laporan tertulis

C. Tujuan Pembelajaran

3.1.1.1 Melalui studi pustaka, siswa dapat mengidentifikasi cabang dan

manfaat ilmu biologi.

3.1.1.2 Melalui artikel ilmiah, siswa dapat mengidentifikasi permasalahan

pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan.

3.1.2.1 Melalui video pembelajaran, siswa dapat menyebutkan langkah-

langkah metode ilmiah dalam suatu penelitian.

4.1.1.1 Melalui artikel ilmiah, siswa dapat membuat rancangan penelitian

sederhana untuk mengatasi masalah hama sesuai dengan penerapan

metode ilmiah dalam suatu penelitian.

4.1.2.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mempresentasikan hasil

rancangan penelitian sederhana untuk mengatasi masalah hama

dalam bentuk laporan tertulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

111

D. Materi Pembelajaran

Bab : Ruang Lingkup Biologi

Sub Bab : - Cabang dan Manfaat Ilmu Biologi

- Metode Ilmiah

E. Pendektan, Model dan Metode Pembelajaan

Pendekatan : Saintifik

Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Achievement Divisions)

Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi kelompok, dan observasi

F. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media:

Power point

Gambar/ foto

Video

White board

2. Alat/Bahan:

Laptop

Viewer/ LCD

Spidol

Lembar Diskusi Siswa

3. Sumber Belajar:

Buku paket biologi kelas X (kurikulum 2013)

Artikel/ jurnal ilmiah

Internet

Lingkungan sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

112

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I ( 1 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan:

Apersepsi

- Guru mengucap salam dan mempersilahkan

salah satu anak memimpin doa (sebagai

implementasi nilai religius)

- Guru memeriksa kehadiran siswa di dalam kelas

- Pengkondisian kelas (sebagai nilai disiplin)

- Guru mengajukan pertanyaan tentang pengertian

ilmu biologi, apa yang dapat dipelajari dalam

biologi, dan manfaat dalam mempelajari biologi

Motivasi

- Menayangkan beberapa gambar tentang

permasalahan pada berbagai obyek biologi yang

merupakan fenomena yang terjadi di kehidupan

sehari-hari

- Guru mengajukan pertanyaan mengenai gambar

yang ditampilkan, misalnya dari gambar tersebut

apa yang dapat siswa amati, dan apakah dari

gambar tersebut memiliki kesamaan atau tidak

Orientasi - Menjelaskan secara singkat mengenai materi

yang akan dibahas

- Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan

menampilkan tujuan pembelajaran hari ini

Mengorganisasi

- Membagi siswa dalam beberapa kelompok

secara heterogen. Satu kelompok terdiri dari 4

sampai 5 siswa

7 menit

Kegiatan Inti:

Mengamati

- Siswa mengamati video yang ditampilkan oleh

guru mengenai permasalahan pada berbagai

obyek biologi yang merupakan fenomena yang

terjadi di kehidupan sehari-hari

- Guru memberi tugas pada tiap kelompok untuk

mengerjakan LDS terkait artikel ilmiah tentang

cabang-cabang ilmu biologi dan manfaatnya

30 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

113

Menanya

- Siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan video

yang ditampilkan tentang dampak apa saja yang

akan dihasilkan dari permasalahan tersebut

- Siswa diminta untuk mencari tentang cabang

ilmu biologi dan manfaatnya

Mengumpulkan Data

- Siswa dengan kelompok membaca dan mengkaji

LDS dan artikel jurnal ilmiah yang dibagikan

oleh guru tentang permasalahan pada berbagai

obyek biologi yang merupakan fenomena yang

terjadi di kehidupan sehari-hari

Mengasosiasikan

- Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan

bertanya jawab dalam kelompoknya

- Siswa dengan kelompok berdiskusi tentang

cabang dan manfaat ilmu biologi berdasarkan

artikel ilmiah

Mengkomunikasikan

- Siswa dengan kelompok mempresentasikan

laporan hasil kerja dalam LDS

- Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk

memberi pertanyaan atau pendapatnya

- Guru mengklarifikasi jika ada yang belum tepat

dan memberikan penguatan tentang jawaban dari

siswa

Kegiatan Penutup:

Merangkum

- Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

dan merangkum pembelajaran hari ini

Evaluasi

- Guru memberi pertanyaan kepada masing-

masing siswa secara lisan dan siswa lain tidak

boleh memberi tahu kepada siswa lainnya

- Guru memberi reward kepada siswa dan

kelompok yang memperoleh skor tertinggi

Refleksi

- Siswa diminta untuk mengungkapkan manfaat

apa yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran

hari ini

8 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

114

Tindak Lanjut

- Siswa diminta untuk mempelajari tentang

metode ilmiah dan merangkum mengenai

metode ilmiah

- Siswa diminta untuk menemukan sebuah

permasalahan di lingkungan sekitar

Pertemuan II (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Kegiatan Pendahuluan:

Apersepsi

- Guru mengucap salam dan mempersilahkan

salah satu anak memimpin doa (sebagai

implementasi nilai religius)

- Guru memeriksa kehadiran siswa di dalam kelas

- Pengkondisian kelas (sebagai nilai disiplin)

- Guru mengingatkan kembali tentang tugas

membaca materi hari ini dan tugas rangkuman

yang diberikan

- Guru mengajukan pertanyaan terkait metode

ilmiah

Motivasi

- Guru menayangkan video tentang proses

penelitian yang terkait metode penelitian yang

digunakan peneliti

- Mengajukan pertanyaan tentang apa saja

langkah-langkah dalam penelitian dalam video

tersebut?

Orientasi

- Guru menjelaskan secara singkat mengenai

materi yang akan dibahas hari ini tentang metode

ilmiah

- Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari

dan menampilkan tujuan pembelajaran hari ini

Mengorganisasi

- Membagi siswa dalam beberapa kelompok

secara heterogen. Satu kelompok terdiri dari 4

sampai 5 siswa

7 menit

Kegiatan Inti:

Mengamati

- Guru mengajak siswa melakukan kegiatan

menganalisis suatu permasalahan di lingkungan

65 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

115

pertanian yaitu permasalahan tentang hama

tanaman

- Guru memberi tugas pada tiap kelompok untuk

mengerjakan LDS terkait metode ilmiah

Menanya

- Siswa mengajukan pertanyaan mengenai apa

yang siswa dapatkan dari suatu permasalahan di

lingkungan pertanian yaitu permasalahan tentang

hama tanaman

Mengumpulkan Data

- Siswa dengan kelompok mengerjakan LDS yang

dibagikan oleh guru

- Siswa membaca dan mengkaji sumber artikel

ilmiah yang berkaitan dengan metode ilmiah

Mengasosiasikan

- Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dan

bertanya jawab dalam kelompoknya

- Siswa berdiskusi bersama dengan kelompok

mengenai langkah-langkah metode ilmiah

- Siswa dibantu oleh guru membuat rancangan

penelitian sederhana

Mengkomunikasikan

- Siswa bersama kelompok mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas dan

mempresentasikan rancangan peneltian

sederhana

- Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk

memberi pertanyaan atau pendapatnya

- Guru mengklarifikasi jika ada yang belum tepat

dan memberikan penguatan tentang jawaban dari

siswa

Kegiatan Penutup:

Merangkum

- Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan

dan merangkum pembelajaran hari ini

Evaluasi

- Guru memberi soal evaluasi terkait pembelajaran

- Guru memberi reward kepada siswa dan

kelompok yang memperoleh skor tertinggi

18 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

116

Refleksi

- Siswa diminta untuk mengungkapkan manfaat

apa yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran

hari ini

Tindak Lanjut

- Guru memberikan tugas kepada siswa secara

berkelompok untuk melaporkan dalam bentuk

laporan tertulis (portofolio)

H. Penilaian Hasil Belajar

Aspek yang

dinilai

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Kognitif Tes tertulis (Essay), LDS, dan

Portofolio (non tes)

Kisi-kisi soal, soal, kunci

jawaban, lembar penilaian

kognitif, rubrik penilaian

soal, lembar penilaian

portofolio, dan rubrik

penilaian portofolio

(terlampir)

Afektif Lembar Observasi Lembar penilaian afektif

dan rubrik penilaian afektif

(terlampir)

Psikomotorik Presentasi kelompok Lembar penilaian

psikomotorik dan rubrik

penilaian psikomotorik

(terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

117

Lampiran 9: Lembar Diskusi Siswa

Lembar Diskusi Siswa

Pertemuan I

Judul : Cabang dan Manfaat Ilmu Biologi

Tujuan : Melalui studi pustaka siswa dapat mengidentifikasi cabang dan manfaat

ilmu biologi

Cara Kerja :

1. Bacalah artikel ilmiah di bawah ini!

EFEKTIVITAS EKSTRAK BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.)

TERHADAP TINGKAT KEMATIAN LARVA Spodoptera litura F.

Serangga mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

mendapatkan banyak manfaat dari kehadiran serangga. Beberapa jenis

serangga bermanfaat sebagai pollinator atau serangga penyerbuk, penghasil

madu dan sutera. Sebaliknya banyak jenis serangga yang dapat merugikan

manusia, seperti serangga perusak tanaman, serangga vektor baik yang

menyebabkan penyakit pada tanaman maupun pada manusia.

Setiap jenis tanaman pertanian tidak akan pernah terhindar dari gangguan

hama dan penyakit. Serangga hama dapat menyebabkan tunas tanaman

meranggas, daunnya berlubang atau semua daunnya habis hingga tersisa

tulang daun atau serat daunnya saja. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan

terjadinya penurunan kuantitas maupun kualitas hasil tanaman pertanian.

Usaha pengendalian hama yang dilakukan oleh petani di Indonesia masih

sering menggunakan insektisida sintesis sehingga menyebabkan efek samping

yang serius seperti terjadinya pencemaran udara, tanag dan air, matinya

organism non sasaran (musuh alami), dan terjadinya resurjensi hama.

Sejak berdirinya Pusat Ilmu Pengetahuan Botani oleh Belanda pada tahun

1888, banyak dilakukan penelitian tentang tanaman beracun di Indonesia dan

sejak tahun 1950-an telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan tanaman

seperti tanaman tuba, bunga krisan liar sebagai pestisida nabati. Di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

118

terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Family tumbuhan yang

dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae,

Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae, dan Rutaceae. Seperti halnya tanaman

beracun lainnya, babadotan juga memiliki kemampuan sebagai insektisida

nabati (racun serangga), karena dalam babadotan terkandung senyawa penting

atau senyawa metabolit yang bersifat sebagai insektisida seperti alkaloid,

flavonoid, kumarin, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.

S. litura merupakan serangga hama yang menyerang atau memakan

tanaman pada bagian daun sehingga meninggalkan lubang. Larva biasanya

menyerang tanaman padi, kubis, sawi, kacang-kacangan, kentang, cabai,

bawang merah dan tanaman lainnya. Kemampuan merusak serangga hama ini

tergantung pada perkembangan stadianya. Larva instar I ulat memakan

epidermis daun hingga menyisakan serat-serat daun. Larva instar II dan III

memakan helaian daun dengan meninggalkan tulang-tulang daunnya.

Sedangkan larva instar IV dan V dapat memakan seluruh daun sampai

ketulang-tulang daunnya sehingga akan sangat mengganggu pertumbuhan

tanaman yang diserangnya.

Berbagai cara dilakukan untuk mengendalikan hama S. litura, diantaranya

memanfaatkan tanaman babadotan dengan cara membuat ekstrak dari tanaman

tersebut, dan telah diketahui bahwa pengendalian dengan cara ini ramah

lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya yang dapat

merusak komponen tanah mapun organisme yang ada di sekitar tanaman.

Pembuatan insektisida nabati dari tanaman babadotan ini dibuat dengan

cara ekstraksi dengan pelarut etanol. Tanaman yang digunakan untuk

pembuatan insektisida adalah bagian daunnya. Daun babadotan terlebih

dahulu dikeringkan kemudian diblender menjadi bubuk simplisia yang

kemudian di rendam dengan menggunakan pelarut etanol. Hasil ekstraksi

tersebut, dilakukan pemekatan larutan dengan menggunakan rotary

evaporator dan dimasukkan ke dalam oven vakum hingga wujudnya menjadi

agak kental seperti menyerupai pasta. Kemudian, dilakukan pengenceran

dengan akuades sesuai konsentrasi perlakuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

119

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa pada konsentrasi

20% sebesar 10 gram/ 50 ml efektif sebagai insektisida nabati dengan

menghasilkan tingkat kematian larva uji sebesar 100% dengan lama kematian

larva uji 26-60 menit.

(Sumber : Lumowa, Sonja V.V., 2011, Efektivitas Ekstrak Babadotan

(Ageratum conyzoides L.) terhadap Tingkat Kematian Larva

Spodoptera litura F., Jurnal Eugenia, Vol. 17, No. 3, Desember

2011, Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Univ. Mulawarman

Samarinda.)

2. Dari artikel ilmiah di atas, jawablah pertanyaan berikut ini :

a. Termasuk dalam cabang ilmu biologi apakah artikel ilmiah di atas?

Mengapa?

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

b. Apa manfaat dari cabang ilmu biologi tersebut?

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

c. Serangga apakah yang menjadi hama dalam penelitian yang dilakukan

tersebut?

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

d. Apa nama cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang serangga?

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

120

Kunci Jawaban LDS

Pertemuan I

a. - Ilmu Botani karena merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-

tumbuhan, dimana dalam artikel ilmiah tersebut membahas mengenai

tumbuhan yang berpotensi sebagai alternatif insektisida nabati.

- Ilmu Toksikologi karena merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup atau zat toksik

(racun), dimana dalam artikel ilmiah tersebut membahas mengenai

tumbuhan babadotan yang mengandung senyawa penting atau senyawa

metabolit yang bersifat sebagai insektisida seperti alkaloid, flavonoid,

kumarin, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.

b. Manfaat mempelajari botani terutama dalam bidang pertanian adalah

mengetahui berabagi macam tumbuhan termasuk jenis-jenis, ciri morfologi

dan anatomi, cara perkembangan, mengidentifikasi dan mengelompokkan

tumbuhan, serta mengetahui fungsi dan kandungan yang terdapat dalam

tumbuhan. Sedangkan manfaat mempelajari toksikologi untuk mengetahui

zat-zat toksik dalam berbagai bidang.

c. Larva Spodoptera litura F. (ulat grayak).

d. Entomologi ilmu yang mempelajari serangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

121

Lembar Diskusi Siswa

Pertemuan II

Judul : Metode Ilmiah

Tujuan :

- Melalui artikel ilmiah, siswa dapat membuat rancangan

penelitian sederhana untuk mengatasi masalah hama sesuai

dengan penerapan metode ilmiah dalam suatu penelitian.

- Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mempresentasikan

hasil rancangan penelitian sederhana untuk mengatasi

masalah hama dalam bentuk laporan tertulis.

Cara Kerja :

1. Analisislah artikel ilmiah yang berjudul:

“UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum

conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI

TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

(Plutella xylostella L.)” (Niken, 2017)

2. Tuliskan permasalahan biologi terkait hama tanaman atau

OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang kalian temukan

pada artikel!

3. Buatlah rancangan penelitian sederhana dari artikel tersebut

yang terdiri dari:

a. Judul

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan

d. Hipotesis

e. Metodologi

4. Presentasikan hasil rancangan penelitian sederhana yang

kalian buat dan buat dalam bentuk laporan tertulis!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

122

ARTIKEL ILMIAH

“UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L.

SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA

ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.)”

Oleh: Niken, 2017

Ulat Plutella xylostella L. merupakan hama tanaman yang menyerang

tanaman kubis-kubisan yang menyebabkan kerusakan kubis pada bagian

daunnya. Pada umumnya petani menggunakan insektisida kimiawi yang

ampuh tetapi sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan sekitar.

Ageratum conyzoides L. merupakan tanaman gulma yang dapat dimanfatkan

sebagai insektisida nabati dikarenakan kandungan senyawa metabolit sekunder

pada tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai insektisida. Berbagai cara

dilakukan untuk mengendalikan hama Plutella xylostella L., diantaranya

memanfaatkan tanaman Ageratum conyzoides L. dengan cara membuat

ekstrak dari tanaman tersebut, dan telah diketahui bahwa pengendalian dengan

cara ini ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia yang

berbahaya yang dapat merusak komponen tanah mapun organisme yang ada di

sekitar tanaman.

Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik memanfaatkan tanaman

Ageratum conyzoides L. sebagai insektisida nabati untuk mengatasi

permasalahan hama ulat kubis (Plutella xylostella L.) dengan melakukan uji

toksisitas berbagai macam konsentrasi ekstrak tanaman Ageratum conyzoides

L. terhadap mortalitas hama ulat kubis (Plutella xylostella L.) yang dilakukan

dalam stoples pemeliharaan.

Dalam penelitian ini untuk menguji toksisitas ekstrak tanaman Ageratum

conyzoides L. sebagai insektisida nabati diuji menggunakan analisis probit

LC50 untuk mencari nilai LC50 24 jam dan 48 jam dalam mematikan hama ulat

kubis (Plutella xylostella L.). Metode LC50 ini digunakan untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

123

kadar toksik dari ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. melalui analisa

konsentrasi zat tersebut dalam mematikan 50% ulat uji.

Pembuatan insektisida nabati dari tanaman Ageratum conyzoides L. ini

dibuat dengan cara ekstraksi dengan pelarut etanol. Tanaman yang digunakan

untuk pembuatan insektisida adalah bagian daun dan bunga. Daun dan bunga

Ageratum conyzoides L. terlebih dahulu dikeringkan kemudian diblender

menjadi bubuk simplisia yang kemudian di rendam dengan menggunakan

pelarut etanol. Hasil ekstraksi tersebut, dilakukan pemekatan larutan dengan

menggunakan kipas angin hingga wujudnya menjadi agak kental seperti

menyerupai pasta. Kemudian, dilakukan pengenceran dengan akuades sesuai

konsentrasi perlakuan, yaitu 2%, 6%, dan 10%.

Dari hasil analisis probit diperoleh nilai LC50 24 jam sebesar 2,35% dan

LC50 48 jam sebesar 1,93%. Uji kuantitatif juga dilakukan utuk mengetahui

kandungan flavonoid dan alkaloid pada ekstrak tanaman Ageratum conyzoides

L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak

tanaman Ageratum conyzoides L. maka semakin tinggi tingkat mortalitas ulat

kubis (Plutella xylostella L.).

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data disimpulkan bahwa

ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. terbukti berpengaruh toksik terhadap

mortalitas hama ulat kubis (Plutella xylostella L.).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

124

Kunci Jawaban LDS

Pertemuan II

Contoh rancangan penelitian :

a. Judul : “UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum

conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP

MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS (Plutella xylostella L.)”

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh toksisitas ekstrak tanaman Ageratum conyzoides

L. sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas hama ulat kubis

(Plutella xylostella L.)?

2. Berapakah nilai LC50 24 jam dan 48 jam dari ekstrak tanaman

Ageratum conyzoides L. yang berpengaruh terhadap mortalitas hama

ulat kubis (Plutella xylostella L.)?

b. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh toksisitas ekstrak tanaman Ageratum conyzoides

L. sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas hama ulat kubis

(Plutella xylostella L.).

2. Mengetahui nilai LC50 24 jam dan 48 jam dari ekstrak tanaman

Ageratum conyzoides L. yang berpengaruh terhadap mortalitas hama

ulat kubis (Plutella xylostella L.).

c. Hipotesis

1. Ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. berpengaruh toksik terhadap

mortalitas hama ulat kubis (Plutella xylostella L.).

2. Konsentrasi ekstrak tanaman Ageratum conyzoides L. pada tingkat

konsentrasi tertentu berperan sebagai nilai LC50 24 jam dan 48 jam

yang berpengaruh terhadap mortalitas hama ulat kubis (Plutella

xylostella L.).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

125

d. Metodologi

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah

B. Jenis Penelitian dan Variabel

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui efektivitas tanaman Ageratum conyzoides L. sebagai

insektisida nabati untuk hama ulat kubis (Plutella xylostella L.). Dalam

penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain:

1. Variabel bebas : Konsentrasi ekstrak tanaman A. conyzoides

2. Variabel terikat : Tingkat mortalitas ulat kubis (P. xylostella)

3. Variabel kontrol : Tanaman A. conyzoides, ulat kubis, daun

kubis, penyemprotan

C. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gelas ukur

b. Gelas beker

c. Erlenmeyer

d. Timbangan digital

e. Batang pengaduk

f. Corong

g. Pipet tetes

h. Baskom

i. Nampan

j. Stoples plastik

k. Blender

l. Kertas saring

m. Kain saring

n. Alumunium foil

o. Kapas

p. Gunting atau cutter

q. Kain kasa

r. Kipas Angin

s. Mangkuk kaca

t. Kardus

u. Label

v. Karet

w. Alat tulis

x. Kamera digital

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

126

2. Bahan

a. Daun dan Bunga

Ageratum

conyzoides

b. Ulat Plutella

xylostella

c. Daun kubis

d. Serbuk gergaji

e. Larutan madu

10%

f. Akuades

g. Larutan Etanol

D. Cara Kerja

1. Menangkap hama ulat P. xylostella

2. Memelihara hama ulat P. xylostella

3. Member maakanan berupa daun kubis

4. Membuat ekstrak tanaman A. conyzoides dengan cara

mengeringkan daunnya kemudian di blender menjadi bubuk

5. Melakukan maserasi dengan pelarut etanol

6. Hasil ekstraksi diuapkan dengan kipas angin sampai menjadi

ekstrak kental

7. Membuat konsentrasi dengan cara diencerkan

8. Pengujian ekstrak tanaman A. conyzoides pada hama ulat kubis (P.

xylostella) dengan cara disemprotkan

9. Penyemprotan ekstrak tanaman A. conyzoides dilakukan pagi hari

10. Pengambilan data dilakukan sampai 24 jam setelah aplikasi dan

dilanjutkan sampai 48 jam dari perlakuan ekstrak daun A.

conyzoides dengan mencatat jumlah mortalitas ulat P. xylostella

11. Hitunglah persentase hama ulat kubis (P. xylostella) yang mati

12. Data yang didapat dibuat dalam bentuk tabel dan diagram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

127

Lampiran 10: Instrumen Penilaian

KISI-KISI SOAL

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/ 1

Materi : - Cabang dan Manfaat Ilmu Biologi

- Metode Ilmiah

Bentuk Soal : Essay

Jumlah Soal : 6

Indikator

Soal

Jumlah C1

(Ingatan)

C2

(Pemahaman)

C3

(Penerapan)

C4

(Analisis)

C5

(Evaluasi)

3.1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi dan

permasalahan pada berbagai obyek biologi

dan tingkat organisasi kehidupan

berdasarkan cabang-cabang dan manfaat

ilmu biologi

3.1.2 Menyebutkan langkah-langkah penerapan

metode ilmiah dalam suatu penelitian

1

3

2

4, 6

5

2

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

128

Soal Evaluasi

Mata Pelajaran : Biologi

Bentuk Soal : Essay

Kelas/ Semester : X/ 1

Materi : - Cabang dan Manfaat Ilmu Biologi

- Metode Ilmiah

Waktu : 15 menit

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu biologi dan manfaat dari

mempelajari ilmu biologi! (10)

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan: (6)

a. Botani

b. Toksikologi

c. Entomologi

3. Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah! (14)

4. Dalam melakukan eksperimen, kita tidak lepas dari pembuatan hipotesis.

Hipotesis itu dibagi menjadi dua. Sebutkan dan jelaskan! (20)

5. Judul Penelitian: “Uji Efektivitas Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

sebagai Bahan Pestisida Nabati terhadap Mortalitas Hama Ulat Tritip (Plutella

xylostella L.).”

Dari judul tersebut tentukan: (20)

a. Variabel bebas

b. Variabel terikat

6. Dalam budidaya tanaman sawi permasalahan yang sering muncul ialah hama

yang menyerang tanaman tersebut. Akibatnya banyak petani sayuran sawi

mengalami kerugian akibat menurunnya produksi tanaman sawi akibat hama

tanaman. Pada umumnya petani menggunakan pestisida kimiawi yang

memiliki efek buruk bagi lingkungan. Maka dari itu petani perlu

menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan sehingga tidak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

129

menimbulkan efek buruk bagi lingkungan dan tidak menyebabkan resistensi

terhadap hama.

Dari permasalahan diatas buatlah: (30)

a. Judul

b. Rumusan masalah

c. Tujuan

d. Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

130

Kunci Jawaban Soal

1. Ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Manfaat

mempelajari ilmu biologi salah satunya adalah membantu para petani untuk

melakukan perkembangan melalui bioteknologi, budidaya, dan rekaya

genetika serta kultur jaringan.

2. Botani : ilmu yang mempelajari tumbuhan

Toksikologi : ilmu yang mempelajari tentang racun (zat toksik)

Entomologi : ilmu yang mempelajari tentang serangga

3. Langkah-langkah metode ilmiah:

1) Merumuskan masalah

2) Menyusun kerangka berpikir

3) Menyusun hipotesis

4) Melakukan eksperimen

5) Menganalisis data hasil eksperimen

6) Menarik kesimpulan

7) Mempublikasikan data

4. Hipotesis dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Hipotesis alternatif adalah dugaan yang menyatakan ada pengaruh

2) Hipotesis nol adalah dugaan yang menyatakan tidak ada pengaruh

5. Judul Penelitian: “Uji Efektivitas Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

sebagai Bahan Pestisida Nabati terhadap Mortalitas Hama Ulat Tritip (Plutella

xylostella L.).”

a. Variabel bebas : konsentrasi ekstrak daun bandotan

b. Variabel terikat : tingkat mortalitas ulat tritip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

131

6. Dari permasalahan tersebut dapat dibuat:

a. Judul:

Pengaruh Pemberian Pestisida Nabati Sebagai Pengendalian Hama Pada

Tanaman Sawi

b. Rumusan Masalah:

Apakah ada pengaruh pemberian pestisida nabati sebagai pengendalian hama

pada tanaman sawi?

c. Tujuan:

Mengetahui pengaruh pemberian pestisida nabati sebagai pengendalian hama

pada tanaman sawi

d. Hipotesis:

Adanya pengaruh pemberian pestisida nabati terhadap pengendalian hama

pada tanaman sawi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

132

Penilaian Kognitif

Materi : - Cabang dan Manfaat Imu Biologi

- Metode Ilmiah

Kelas/ Semester : X/ 1

No

Nama

Siswa

Butiran Soal Jumlah

Skor

Nilai

Siswa 1 2 3 4 5 6

Skor

1

2

Dst

Rubrik Penilaian Soal (Kognitif)

Soal Skor Aspek

1

10 Menjelaskan pengertian ilmu biologi dan manfaat mempelajari

ilmu biologi dengan tepat dan benar

5 Menjawab pengertian ilmu biologi dan manfaat mempelajari ilmu

biologi tapi kurang tepat dan benar

2 Menjawab pengertian ilmu biologi dan manfaat mempelajari ilmu

biologi tapi salah

0 Tidak menjawab sama sekali

2

2 Menjelaskan satu soal dengan benar (total 5 substansi sehingga

total skor 6)

0 Tidak menjawab sama sekali

3

2 Menjawab dengan tepat dan benar satu langkah metode ilmiah

secara berurutan (total 7 substansi sehingga total skor 14)

0 Tidak menjawab sama sekali

4

10 Menyebutkan dan menjelaskan dengan tepat dan benar satu

macam hipotesis (total 2 substansi sehingga total skor 20)

0 Tidak menjawab sama sekali

5

20 Menjawab variabel bebas dan variabel terikat dengan tepat dan

benar

10 Menjawab dengan tepat dan benar salah satu variabel saja

0 Tidak menjawab sama sekali

6 7,5 Jka menjawab dengan tepat dan benar dari 4 substansi (total 4

substansi sehingga total skor 30)

0 Tidak menjawab sama sekali

Keterangan:

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang diperoleh:

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

133

Penilaian Portofolio

Materi : Metode Ilmiah

Kelas/ Semester : X/ 1

No Nama

Kelom

-pok

Kriteria Jum-

lah

Skor

Ni-

lai

Sis-

wa

Ju-

dul

Tuju

-an

Landa

-san

Teori

Hasil Pemba-

hasan

Kesim

-pulan

1

2

Dst

Rubrik Penilaian Portofolio

Kriteria Skor Indikator

Judul 10 - Menarik

- Memberi informasi tentang

aspek yang diteliti

5 - Kurang menarik

- Kurang memberi informasi

tentang aspek yang diteliti

Tujuan 10 - Sesuai dengan permasalahan

5 - Kurang sesuai dengan

permasalahan

Landasan Teori 20 - Mencakup semua aspek yang

ada di judul

- Penulisan benar dan

menggunakan sumber yang jelas

(buku dan jurnal/ artikel ilmiah)

15 - Mencakup semua aspek yang

ada di judul

- Penulisan benar namun kurang

dalam menggunakan sumber

yang jelas (buku dan jurnal/

artikel ilmiah)

10 - Mencakup semua aspek yang

ada di judul

- Penulisan kurang benar dan

kurang dalam menggunakan

sumber yang jelas (buku dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

134

jurnal/ artikel ilmiah)

5 - Hanya mencakup beberapa

aspek yang ada di judul

- Penulisan kurang benar dan

kurang dalam menggunakan

sumber yang jelas (buku dan

jurnal/ artikel ilmiah)

Hasil 20 - Penyajian data (tabel dan grafik)

sangat sesuai dengan apa yang

diteliti

- Penjelasan hasil data sangat

lengkap dan mudah dimengerti

15 - Penyajian data (tabel dan grafik)

sesuai dengan apa yang diteliti

- Penjelasan hasil data kurang

lengkap dan mudah dimengerti

10 - Penyajian data (tabel dan grafik)

hanya beberapa yang sesuai

dengan apa yang diteliti

- Penjelasan hasil data kurang

lengkap

5 - Penyajian data kurang lengkap

hanya menyajikan tabel atau

grafik saja dan kurang sesuai

dengan apa yang diteliti

- Penjelasan hasil data kurang

lengkap

Pembahasan 30 - Analisis secara kualitatif

mencakup semua hasil

penelitian

- Mampu mengaitkan antara hasil

dengan kajian pustaka

20 - Analisis secara kualitatif

mencakup semua hasil

penelitian

- Hanya beberapa yang kurang

mampu mengaitkan antara hasil

dengan kajian pustaka

10 - Analisis secara kualitatif kurang

mencakup semua hasil

penelitian

- Hanya beberaa yang kurang

mampu mengaitkan antara hasil

dengan kajian pustaka

Kesimpulan 10 - Kesimpulan ditulis singkat

- Menjawab tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

135

- Mudah dipahami

7 - Kesimpulan ditulis panjang dan

berbelit-belit

- Menjawab tujuan

- Mudah dipahami

5 - Kesimpulan ditulis panjang dan

berbelit-belit

- Kurang menjawab tujuan

- Kurang mudah dipahami

Keterangan:

Jumlah skor sesuai dengan indikator, dimana setiap indikator memiliki skor 10

Jumlah skor maksimum = 100

Nilai yang diperoleh :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

136

Penilaian Afektif

Materi : - Cabang dan Manfaat Imu Biologi

- Metode Ilmiah

Kelas/ Semester : X/ 1

No. Nama

Siswa

Aspek yang dinilai Jum-

lah

Skor

Nilai Disiplin

Berpikir

kritis

Kerja

sama Jujur

Tnggung

jawab

1.

2.

Dst.

Kategori Skor:

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Rubrik Penilaian Afektif

No.

Aspek

yang

dinilai

Skor Indikator penilaian

1. Disiplin 3 Masuk kelas tepat waktu, berpakaian rapi dan sopan,

serta menyelesaikan tugas tepat waktu

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

2. Berpikir

kritis

3 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap hal baru

kepada guru maupun teman sejawat, menjawab

pertanyaan guru maupun teman sejawat dengan

antusias, dan mengklarifikasi jawaban/pendapat

teman maupun guru

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

3. Kerjasama 3 Berkontribusi dalam penyelesaian tugas kelompok,

mengahargai pendapat teman, dan mematuhi

keputusan diskusi kelompok

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

4. Jujur 3 Tidak melakukan plagiarisme, melaporkan hasil

diskusi apa adanya, dan tidak menyontek

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

5 Tanggung

Jawab

3 Bertanggungjawab dalam kelompoknya,

mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

137

bertanggungjawab dengan apa yang dikerjakan

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

Keterangan:

Jumlah skor maksimum = 15

Kriteria nilai:

- 76 – 100 = A (Sangat Baik)

- 51 – 75 = B (Baik)

- 26 – 50 = C (Cukup)

- 1 – 25 = D (Sangat Kurang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

138

Penilaian Psikomotorik

Materi : - Cabang dan Manfaat Imu Biologi

- Metode Ilmiah

Kelas/ Semester : X/ 1

No

Nama

Aspek yang dinilai

Skor

Nilai Ber-

tanya

Mengi-

dentifikasi

Meran-

cang

Presen-

tasi

Kekom-

pakkan

kelom-

pok

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

Dst

Kategori Skor:

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Rubrik Penilaian Psikomotorik

Aspek yang dinilai Skor Indikator

Bertanya 3 Sangat kritis, berani dalam bertanya,

pertanyaanya mudah dimengerti

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 yang terlihat

Mengidentifikasi 3 Sangat rinci ketika mengidentifikasi, benar

ketika mengidentifikasi, teliti

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

Merancang 3 Terampil ketika merancang, merancangkan

sesuatu yang menarik, runtun dalam

merancang

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

Presentasi 3 Materi presentasi lengkap, kalimat mudah

dipahami, runtut, menarik

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

Kekompakkan

Kelompok

3 Pembagian materi presentasi secara merata,

pembagian tugas untuk menjawab pertanyaan

secara merata, dan semua anggota kelompok

memiliki pemikiran yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L ... · i UJI TOKSISITAS EKSTRAK TANAMAN Ageratum conyzoides L. SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT KUBIS

139

2 Jika hanya 2 indikator yang terlihat

1 Jika hanya 1 indikator yang terlihat

Keterangan:

Jumlah skor maksimum = 15

Kriteria nilai:

- 76 – 100 = A (Sangat Baik)

- 51 – 75 = B (Baik)

- 26 – 50 = C (Cukup)

- 1 – 25 = D (Sangat Kurang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI