15
KEGIATAN 9.1 SISTEM EKSKRESI PEMERIKSAAN PROTEIN DALAM URINE A. TUJUAN PRAKTIKUM Melakukan pemeriksaan adanya kandungan protein dalam urine. B. DASAR TEORI Ginjal terletak di dalam rongga perut bagian belakang. Ginjal berfungsi menyaring zat –zat sis yang terkandung dalam darah. Zat- zat yang tidak berguna akan dikeluarkan bersam urine.Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medulla) dan rongga ginjal (pelvis). Pada kulit ginjal terdapat nefron yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Bagian medulla tersusun dari tubulus kontortus , lengkung henle dan pembuluh kapiler dan pelvis merupakan rongga yang digunakan untuk menampung urine sementara. Selanjutnya urine diteruskan ke ureter kemudian disimpan dalam kandung kemih dan keluar dari tubuh lewat uretra. Dalam pembuatan urine ada 3 tahapan yaitu: 1) Filtrasi Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori–pori glomerulus.Cairan yang tertampung di simpai Bowman disebut urine primer atau filtrate glomerulus. 2) Reabsorbsi Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses yang terjadi adalah penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion 114

Uji Protein dan Glukosa Urine

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum

Citation preview

Page 1: Uji Protein dan Glukosa Urine

KEGIATAN 9.1

SISTEM EKSKRESI

PEMERIKSAAN PROTEIN DALAM URINE

A. TUJUAN PRAKTIKUMMelakukan pemeriksaan adanya kandungan protein dalam urine.

B. DASAR TEORI

Ginjal terletak di dalam rongga perut bagian belakang. Ginjal berfungsi

menyaring zat –zat sis yang terkandung dalam darah. Zat- zat yang tidak berguna

akan dikeluarkan bersam urine.Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks), sumsum

ginjal (medulla) dan rongga ginjal (pelvis). Pada kulit ginjal terdapat nefron yang

terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Bagian medulla tersusun dari

tubulus kontortus , lengkung henle dan pembuluh kapiler dan pelvis merupakan

rongga yang digunakan untuk menampung urine sementara. Selanjutnya urine

diteruskan ke ureter kemudian disimpan dalam kandung kemih dan keluar dari

tubuh lewat uretra. Dalam pembuatan urine ada 3 tahapan yaitu:

1) FiltrasiProses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh

simpai Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion

anorganik seperti natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap

tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat menembus pori–pori

glomerulus.Cairan yang tertampung di simpai Bowman disebut urine primer

atau filtrate glomerulus.2) Reabsorbsi

Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses yang terjadi

adalah penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh.

Zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion

114

Page 2: Uji Protein dan Glukosa Urine

anorganik. Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. Cairan yang

dihasilkan dari proses reabsorbsi disebut urine sekunder atau filtrate tubulus3) Augmentasi

Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di saluran

pengumpul. Pada bagian ini terjadi pengumpulan cairan dari proses

sebelumnya. Di bagian ini juga masih terjadi penyerapan ion natrium, klor

serta urea. Cairan yang dihasilkan sudah berupa urine sesungguhnya, yang

kemudian disalurkan ke rongga ginjal. Urine yang sudah terbentuk dan

terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh melalui ureter kandung

kemih dan uretra. Proses pembentukan urine beberapa tahapan, yaitu filtrasi

glomeruler, reabsorspsi tubuler dan sekresi tubuler. Filtrasi merupakan

perpindahan cairan dari glomerulus ke tubulus melewati membran filtrasi

yang terdiri dari tiga lapisan yaitu sel endhotel glomerulus, membran basalis

dan epitel kapsula bowman. Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan

antara kapiler glomerulus dengan tubulus. Filtrasi menghasilkan ultrafiltrat

yang mengandung air, garam anorganik,glukosa, asam amino, urea, asam urat,

kreatinin dan tidak mengandung sel darah merah.

Reabsorpsi tubuler adalah prpindahan cairan dari tubulus renalis ke kapiler

peritubuler. Proses reabsorpsi bersifat selektif tergantung kebutuhan tubuh pada

senyawa yang terdapat pada ultrafiltrat. Glukosa direabsorpsi secara sempurna

pada kondisi normal, kecuali pada kondisi diabetes mellitus kemampuan

reabsorpsi glukosa melampaui ambang batas maksimal sehingga glukosa

dijumpai dalam urine.

Sekresi substansi ke tubulus berlangsung secara tranpor aktif. Kelebihan asam

asam atau basa akan dikurangi dengan sekresi tubuler. Obat-obatan seperti

penisilin di samping difiltrasu juga disekresikan. Urine yang normal mengandung

zat-zat sebagai berikut : Urea, ammonia, keratinin dan keratin, asam urat, asam

amino, klorida, sulfur, fosfat, oksalat, mineral seperti Na, K, Ca, Mg serta

terdapat vitamin, hormon, dan enzim dalam jumlah relatif kecil. Zat-zat abnormal

115

Page 3: Uji Protein dan Glukosa Urine

yang ditemukan dalam urine merupakan indikator adanya kelainan fungsi ginjal,

diantaranya:

1. glukosa (diabetes mellitus)2. benda keton (ketosis)3. albumin (nephritis)4. sel darah merah (nephritis)5. urine pada kondisi tertentu juga mengandung senyawa-senyawa lain misalnya

obat, hormon, dsb.

Pemeriksaan protein dalam urine dilakukan dengan menggunakan uji asam

sulfosalisilat. Prinsip uji asam sulfosalisilat ini adalah kemampuan asam kuat

untuk mempresipitasikan protein. Dengan uji asam sulfosalisilat reaksi positif

ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan.

Adanya protein dalam urin sering disebut dengan proteinuria (albuminuria).

Proteinuria yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi

abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat sekitar 0,5% protein, ini dapat terjadi

setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat gangguan

sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan

disertai proteinuria sebesar 30-35%. Proteinuria patologis sering disebabkan oleh

adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit, misalnya nefrosklerosis, yaitu

suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal. Proteinuria pada penyakit ini meningkat

dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena

keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa, arsen, bismut).

Protein didalam urine disebutkan penyakit ginjal karena dalam keadaan

normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal

sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan

molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang

yang normal, tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada bagian glomerulus.

Jika ditemukan protein di dalam urine, itu artinya saringan yang ada di

glomerulus tersebut telah rusak dan jebol. Dengan rusaknya saringan di

116

Page 4: Uji Protein dan Glukosa Urine

glomerulus tadi maka dapat menyebabkan zat – zat lain yang seharusnya disaring

oleh glomerulus juga akan ikut lewat. Sebagai catatan, jika telah lolos dari

saringan di glomerulus, protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian tubulus

sehingga akan keluar melalui urine. Berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran

molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada bagian

tubulus. Itulah sebabnya mengapa protein dalam urine biasa dignakan sebagai

parameter untuk menentukan ada tidaknya kerusakan pada Pasien yang memiliki

kadar urine tinggi, atau albuminuria, memiliki risiko lima kali lipat menderita

luka ginjal akut.

C. METODE PRAKTIKUM1. Jenis kegiatan : Pengamatan (observasi)2. Obyek pengamatan : urine probandus dan pembanding

a. Alat : 1. tabung reaksi 2. pipet

b. Bahan : 1. urine probandus 2. asam sulfosalisilat

D. CARA KERJA

E. DATA HASIL PENGAMATAN

No NamaUji Protein

Uji Robert Uji Asam Sulfosalisilat1. Agustina - -2. Hening T - -3. Reza - -4. Citra - -5. Sari - -6. Kurnia - -7. Vyta - -

117

mengamati reaksi yang terjadi

meneteskan 3-5 tetes asam sulfosalisilat 20% ke dalam tabung reaksi

memasukkan 3ml urine naracoba ke dalam tabung reaksi

Page 5: Uji Protein dan Glukosa Urine

8. Hanifudin - -9. Rifa - -10.

Anna Ast - -

11.

Joko - -

12.

Noviana - -

13.

Cinthya - -

14.

Marbelisa - -

15.

Opik P - -

16.

Dita - -

17.

Hasbi - -

18.

Galuh - -

19.

Luthfiani - -

20.

Untsa - -

21.

Fatharani - -

22.

Fatma - -

23.

Asri F. - -

24.

Rendra - -

25.

Ayu Dien - -

26.

Rinaldi - -

27.

Aida - -

F. PEMBAHASAN Pada praktikum mengenai system ekskresi yaitu pemeriksaan protein pada

urine memiliki tujuan yaitu melakukan pemeriksaan adanya kandungan protein

dalam urine. Alat dan bahan yang digunakan diantaranya yaitu tabung reaksi dan

118

Page 6: Uji Protein dan Glukosa Urine

pipet serta bahannya adalah urine dari probandus dan asam sulfosalisilat. Asam

sulfosalisilat digunakan sebagai indicator untuk mempresipitasikan protein yang

terdapat dalam urine.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti

urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin

berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang

proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap

kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa

mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih

atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di

dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin

dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan

untuk mempercepat pembentukan kompos.

Adanya protein dalam urin sering disebut dengan proteinuria (albuminuria).

Proteinuria yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi

abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat sekitar 0,5% protein, ini dapat terjadi

setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat gangguan

sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan

disertai proteinuria sebesar 30-35%.Dari hasil pengamatan terhadap 27 probandus pada pengujian protein ini,

didapatkan hasil yaitu semua probandus negatif terhadap uji asam sulfosalisilat

dan uji Robert. Asam sulfosalisilat merupakan asam kuat yang apabila diujikan

pada urine yang mengandung protein maka urine akan menjadi keruh. Sama

halnya dengan uji Robert. Uji Robert ini apabila diujikan pada urine yang

mengandung protein maka hasilnya urine akan menjadi keruh. Protein di dalam urine disebutkan penyakit ginjal karena dalam keadaan

normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal

sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan

molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang

yang normal, tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada bagian glomerulus.

119

Page 7: Uji Protein dan Glukosa Urine

Jika ditemukan protein di dalam urine, itu artinya saringan yang ada di

glomerulus tersebut telah rusak dan jebol. Dengan rusaknya saringan di

glomerulus tadi maka dapat menyebabkan zat – zat lain yang seharusnya disaring

oleh glomerulus juga akan ikut lewat. Sebagai catatan, jika telah lolos dari

saringan di glomerulus, protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian tubulus

sehingga akan keluar melalui urine. Berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran

molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada bagian

tubulus. Itulah sebabnya mengapa protein dalam urine biasa dignakan sebagai

parameter untuk menentukan ada tidaknya kerusakan pada Pasien yang memiliki

kadar urine tinggi, atau albuminuria, memiliki risiko lima kali lipat menderita

luka ginjal akut.

G. KESIMPULAN

Adanya protein dalam urin sering disebut dengan proteinuria (albuminuria).

Proteinuria yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi

abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat sekitar 0,5% protein, ini dapat terjadi

setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat gangguan

sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce,Evelyn. 1983. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia

Soewolo,dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM press

120

Page 8: Uji Protein dan Glukosa Urine

KEGIATAN 9.2

SISTEM EKSKRESI

PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM URINE

A. TUJUAN PRAKTIKUMMelakukan pemeriksaan adanya kandungan glukosa dalam urine.

B. DASAR TEORI

Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal

dari sisa metabolisme (katabolisme) atau bahan yang berlebihan dari sel atau

tubuh suatu organisme.

Semua sel dari organisme selalu melakukan aktivitas metabolisme untuk

memperoleh energi yang diperlukan dalam berbagai aktivitas. Sebagai hasil

perombakan dari bahan makanan selain energi juga dihasilkan sisa metabolisme.

Hidrat arang dan lemak dibangun oleh unsur-unsur karbon (C) dan Hidrogen (H)

karena itu perombakan (katabolisme) lemak dan hidrat arang akan menghasilkan

CO2 dan H2O. Protein selain dibangun oleh unsur-unsur H dan C juga

mengandung unsur Nitrogen (N). Karena itu hasil-hasil perombakan protein

menghasilkan amino, NH3, urea, asam urat, allantoin dan sebagainya.

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh

ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urineasi.

Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah

yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun,

ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai sarana komunikasi

121

Page 9: Uji Protein dan Glukosa Urine

olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung

kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti

urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine

berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang

proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap

kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai

senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.

Materi yang terkandung di dalam urine dapat diketahui melalui urinealisis. Urea

yang dikandung oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk

tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.

Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urine. Urine seorang

penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine

orang yang sehat.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,

terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari

karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).

Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang

mengandung unsur-unsur karbon (C))., hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan

rumus empiris total (CH2O)n.

Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah

suatu polimer yang tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer

yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:

a. Monosakarida

Ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas

beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis

122

Page 10: Uji Protein dan Glukosa Urine

dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling

sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.

Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom

karbon dan mempunyai gugus aldehid. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa

karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton.

Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan

rumus C8H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu

ketoterosa. Pentosa dan heksosa (C6H12O6) merupakan monosakarida yang

penting dalam kehidupan. Monosakarida yang penting lainnya ialah : glukosa,

fruktosa, galaktosa, pentosa.

b. Oligosakarida

Ialah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan

monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri

atas dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi

monosakarida. Contoh: sukrosa, maltosa dan laktosa.

c. Polisakarida

Ialah karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan

monosakarida dan dapat berantai lurus dan bercabang. Polisakarida dapat

dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik.

Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat

digunakan untuk mementukan struktur polisakarida. Contoh : amilum,

glikogen, dekstrin, dan sellulosa.Adapun pemeriksaan glukosa dalam

urine dilakukan dengan menggunakan uji Fehling. Prinsip uji Fehling

adalah mereduksi glukosa terhadap kuprioksida (CuSO4) sehingga

terbentuk endapan berwarna merah bata (merah kekuningan). Untuk

mendapatkan hasil yang baik sebelum digunakan sebaiknya urine dan

reagen disaring terlebih dahulu.

123

Page 11: Uji Protein dan Glukosa Urine

Adapun cara membuat reagen Fehling adalah sebagai berikut.

Fehling I : CuSO4- kristal dilarutkan dalam 1 liter aquadest

Fehling II : Garam signette 173 gram dan NaOH 50 gram dilarutkan

dalam 1 liter aquadest

Reaksi positif terhadap uji ini adalah terjadi endapan berwarna merah bata

atau warna larutan berubah menjadi kuning kemerahan yang berarti bahwa di

dalam urine terdapat glukosa. Endapan ini adalah endapan Cu2O berdasarkan

reaksi :

RCOH + 2Cu+ 2+ +5 OH- → RCOOH + Cu2O + 3H2O

Uji Fehling dapat digunakan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine.

Sebagian glukosa akan direabsorsbsi dan sebagian akan larut dalam urine. Dalam

urine yang mengandung glukosa dengan kadar yang cukup tinggi akan terbentuk

endapan merah bata atau warna larutan menjadi kuning kemerahan setelah

dilakukan uji Fehling. Kadar glukosa yang terlarut dalam urine tergantung pada

kadar gula dalam darah.

Adanya glukosa dalam urine dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut

menderita diabetes, tetapi tidak semua glukosuria (adanya gula dalam urin)

menunjukkan diabetes. Glukosuria dapat ditemukan pada seseorang yang

mengalami strees emosi (misalnya pertandingan atletik yang sangat

menegangkan). Galaktosuria dan laktosutia dapat terjadi pada ibu selama masa

kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria sementara terjadi setelah makan

makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada

saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Adanya bilirubin dan

kandungan darah dapat terjadi karena kerusakan ginjal.

124

Page 12: Uji Protein dan Glukosa Urine

C. METODE PRAKTIKUM

1. Jenis kegiatan : Pengamatan (observasi)2. Obyek pengamatan : urine probandus dan pembanding3. Alat dan bahan :

Alat : 1. tabung reaksi 2. pipet 3. lampu spirtus 4. penjepit tabung reaksi

Bahan: 1. urine probandus2. reagen Fehling A dan B

D. CARA KERJA

E. DATA HASIL PENGAMATAN

No Nama Uji Glukosa

1. Agustina Budi I -2. Hening Triandika R -3. Muh. Reza P -4. Citra Ayuliasari -5. Sari Trisnaningsih -6. Kurnia Imalasari -

125

mengamati reaksi yang terjadi

menggunakan penjepit tabung reaksi dan memanaskan tabung reaksi di atas lampu spirtus sampai mendidih

memasukkan 2,5 ml urine naracoba ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 2,5 ml reagen fehling ke dalamnya

Page 13: Uji Protein dan Glukosa Urine

7. Vyta Andri Setyo U -8. Hanifudin Bayu -9. Ana Arifatul U -10. Anna Astuti -11. Andi Joko P -12. Noviana H -13. Cinthya I -14. Marbelisa B -15. Opik P -16. Dita Imanasita W -17. Muh. Hasbi -18. Shintya Galuh -19. Luthfiani P -20. Rizza Untsa N -21. Fatharani Y. W -22. Fatma Ismawati -23. Asri F. -24. Rendra Darrari F. I -25. Ayu Dien I -26. Rinaldi Indra S. -27. Iis Aida Y -

Keterangan: Positif (+) = terdapat endapan merah bata.Negatif () = tidak terdapat endapan merah bata.

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum mengenai pemeriksaan glukosa terhadap urine memiliki

tujuan yaitu untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa dalam urine

probandus. Uji yang dilakukan untuk pengujian glukosa ini adalah menggunakan

uji Fehling.Prinsip uji Fehling adalah sifat mereduksi glukosa terhadap kuprioksida

(CuSO4) sehingga terbentuk endapan berwarna merah bata. Reagen Fehling yang

digunakan ini harus dipersiapkan dulu dengan mencampurkan antara reagen

126

Page 14: Uji Protein dan Glukosa Urine

Fehling I dan Reagen Fehling II. Baru setelah itu dilakukan pengujian terhadap

urine probandus.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti

urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin

berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang

proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap

kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa

mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih

atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di

dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin

dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan

untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang

dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung

gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen

(ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan

buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K,

Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia

asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 27 probandus dapat diketahui

hasilnya yaitu tidak terdapat probandus yang setelah diuji menggunakan uji

Fehling memberikan hasil positif terhadap urine mereka.

Uji Fehling dapat digunakan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine.

Sebagian glukosa akan direabsorsbsi dan sebagian akan larut dalam urine. Dalam

urine yang mengandung glukosa dengan kadar yang cukup tinggi akan terbentuk

endapan merah bata atau warna larutan menjadi kuning kemerahan setelah

dilakukan uji Fehling. Kadar glukosa yang terlarut dalam urine tergantung pada

kadar gula dalam darah.

127

Page 15: Uji Protein dan Glukosa Urine

Adanya glukosa dalam urine dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut

menderita diabetes, tetapi tidak semua glukosuria (adanya gula dalam urin)

menunjukkan diabetes. Glukosuria dapat ditemukan pada seseorang yang

mengalami strees emosi (misalnya pertandingan atletik yang sangat

menegangkan). Galaktosuria dan laktosutia dapat terjadi pada ibu selama masa

kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria sementara terjadi setelah makan

makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada

saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Adanya bilirubin dan

kandungan darah dapat terjadi karena kerusakan ginjal.

G. KESIMPULAN

Uji Fehling dapat digunakan untuk mengetahui adanya glukosa dalam urine.

Sebagian glukosa akan direabsorsbsi dan sebagian akan larut dalam urine. Dalam

urine yang mengandung glukosa dengan kadar yang cukup tinggi akan terbentuk

endapan merah bata atau warna larutan menjadi kuning kemerahan setelah

dilakukan uji Fehling. Kadar glukosa yang terlarut dalam urine tergantung pada

kadar gula dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce,Evelyn. 1983. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia

Soewolo,dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang : UM press

128