Upload
muhammadabdullahkamalmuktar
View
228
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
POSTULAT KOCH
Oleh:
Nama : Muhammad Abdullah Kamal MuktarNIM : B1J010182Kelompok : 5Rombongan : I
LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit adalah proses dimana bagian-bagian dari tanaman tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Penyakit ini disebabkan oleh
penyebab-penyebab yang bekerja terus-menerus dalam waktu yang cukup lama.
Setiap penyakit tumbuhan dapat di diagnosa sejak dini.
Untuk diagnosa penyakit tumbuhan pertama kali perlu menentukan apakah
penyakit tersebut disebabkan oleh parasit atau faktor lingkungan. Dalam beberapa
kasus apabila terdapat gejala penyakit atau terdapat tanda patogen yang khas, maka
cukup mudah bagi mereka yang telah berpengalaman untuk mendiagnosa atau
menentukan tidak hanya penyakit tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan atau
oleh parasit. Pada banyak kasus pengujian yang mendetail terhadap gejala dan
mengamati tentang ciri-ciri yang lebih jauh dibandingkan dengan hanya gejala yang
dapat dilihat sangat penting untuk mendapatkan hasil diagnosa yang tepat.
Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk
mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Walaupun
dalam masa Koch, dikenal beberapa penyebab infektif yang memang bertanggung
jawab pada suatu penyakit dan tidak memenuhi semua postulatnya. Usaha untuk
menjalankan postulat Koch semakin kuat saat mendiagnosis penyakit yang
disebabkan virus pada akhir abad ke-19. Pada masa itu virus belum dapat dilihan
atau diisolasi dalam kultur. Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai
penyebab penyakit walaupun tidak memenuhi semua isi postulat. Oleh karena itu,
dalam penegakkan diagnosis mikrobiologis tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan
postulat.
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran
yang sudah lama dikenal dan digemari banyak orang. Selain rasanya enak, kacang
panjang sangat penting sebagai sumber vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan
mineral terutama pada polong yang muda. Biji kacang panjang mengandung protein,
lemak, dan karbohidrat, sehingga kacang panjang merupakan sumber protein nabati
yang baik bagi manusia ( Haryanto et al. 1999).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan pemahaman
praktek Postulat Koch dalam penularan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
virus tumbuhan. Khususnya mengetahui bagaimana cara penularan virus dari
tanaman yang satu ke tanaman lain menggunakan metode sap, karena sangat penting
untuk penelitian virus dalam laboratorium.
III. MATERI DAN METODE
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman
kacang panjang berumur dua minggu, tanah untuk media pertumbuhan, polybag,
beberapa lembar daun kacang panjang yang terinfeksi penyakit karat daun, mortar,
pestle, plastic transparan, akuades, kertas label, kertas saring, beaker glass, sprayer,
silet, kertas amplas, solatip dan gunting.
B. Cara Kerja
1. 1. Daun yang diduga terinfeksi virus diamati gejalanya
2. Lima helai daun kacang panjang yang sehat disediakan dan ditanam dalam
polybag
3. Daun yang sakit kemudian dilumatkan, disaring dengan kertas saring sampai sap
yang diperoleh berupa cairan atau ekstrak
4. Daun yang sehat kemudian dilukai dengan kertas amplas
5. Sap daun yang sakit dioleskan ke daun sehat yang sudah dilukai
6. Daun yang telah diberi sap kemudian ditutup dengan plastik transparan agar
tanaman kontrol tidak ikut terinfeksi
7. Diamati setiap perubahan yang terjadi pada daun kontrol dan daun perlakuan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Praktikum kali ini menggunakan tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L)
yang memiliki minimal lima helai daun sehat. Beberapa alasan menggunakan
tanaman kacang panjang ini karena gejala yang timbul mudah diamati, untuk waktu
pertumbuhan juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Inokulasi yang dilakukan
pada praktikum Postullat Koch dengan cara mekanis yaitu melukai bagian daun yang
sehat dan diberikan olesan sap dari daun yang diasumsikan terinfeksi virus. Gejala
awal yang muncul yaitu daun mengalami bintik-bintik dipermukaan bagian daun,
selanjutnya bagian daun tersebut menguning hingga akhirnya mati karena adanya
gejala yang sama seperti tanaman sakit. Selain itu, diduga daun uji mengalami
kematian karena adanya transpirasi berlebih karena tidak adanya rongga udara yang
ditutup oleh plastik transparan. daun kontrol yang dijadikan perbandingan masih
hidup dengan baik, hanya saja sedikit layu karena transpirasi yang berlebihan.
Virus dapat hidup pada berbagai jenis sel inang, salah satunya pada tanaman.
Virus tanaman biasanya memiliki asam nukleat jenis RNA, tidak memiliki alat
penetrasi sehingga tidak dapat masuk begitu saja ke badan tanaman tanpa didahului
oleh adanya pelukaan. Sebagian besar virus tanaman berbentuk heliks misalnya pada
virus mosaic tembakau (Campbell, 1999). Selain itu, karakteristik dari virus
tumbuhan adalah bersifat persisten, akut, kronis dan endogenous (Roossinck, 2010).
Gambar 2. perlakuan Gambar 1. tanaman kontrol
Salah satu penyakit yang sering ditemui pada tanaman kacang panjang
adalah penyakit mosaik. Penyakit mosaik merupakan penyakit penting karena
dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi kacang panjang. Penyakit mosaik
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa jenis virus, diantaranya Bean common
mosaic potyvirus (BCMV) dan Cucumber mosaic cucumovirus (CMV) (Damayanti
et al. 2009). Contoh virus tanaman yang lain adalah polerovirus yang dapat menular
melalui serangga pemakan floem. Selama masa pencernaan mekanik dalam tubuh
serangga, virion ikut mengalir didalam sieve-tube bersama sap tumbuhan. Sap
tersebut kemudian akan mengikat virion dan berpotensi terjadi penularan (Bencharki,
2010).
Bean common mosaic potyvirus (BCMV) termasuk dalam famili
Potyviridae dan genus Potyvirus (Agrios 1997). Potyvirus merupakan kelompok
virus tumbuhan terbesar yang diketahui saat ini. Penyakit mosaik yang disebabkan
oleh BCMV merupakan penyakit penting pada tanaman kacang-kacangan. BCMV
bersifat terbawa benih dan dapat ditularkan secara mekanik oleh sap tanaman. Virus
ini juga ditularkan oleh beberapa jenis kutu daun secara non persisten. Gejala pada
tanaman umumnya muncul 7 sampai 10 hari setelah inokulasi (Shukla et al., 1994).
Virus Mosaik Ketimun (CMV) adalah tanaman virus patogen dalam keluarga
Bromoviridae. Ini adalah anggota jenis virus tanaman genus, Cucumovirus. Virus ini
memiliki distribusi di seluruh dunia dan berbagai host yang sangat berbahaya. Virus
ini mudah menyebar melalui budidaya dan bahkan menyentuh tanaman sehat setelah
menyentuh tanaman terinfeksi. Namun CMV kurang stabil dari virus seperti TMV
dan karena itu tidak mudah menyebar oleh manusia (Agrios 1997).
Menurut Hull (2002), penularan virus dapat terjadi dalam banyak cara
diantaranya :
1. Penularan melalui cantuman (sambung) terjadi karena virus bersifat sistemik.
Sehingga persatuan pembuluh antara batang bawah dan batang atas memberikan
kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui aliran asimilat yang mengalir
dalam pembuluh.
2. Penularan dengan tali putri (Cuscuta). Beberapa jenis tali putri kususnya C.
campestris dan C. subinclosa mampu menularkan virus. Cuscuta adalah
tumbuhan parasit yang tidak mimiliki klorofil dengan batang yang memiliki
haustoria yang masuk kedalam berkas pembuluh inang.
3. Penularan melalui alat perkembangbiakan vegetatif seperti umbi lapis, umbi
sisik, akar, tunas okulasi, dan kayu berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat
penyakit oleh virus yang sistemik.
4. Penularan melalui biji dan serbuk sari. Awalnya biji anggap sebagai bagian yang
bebas dari virus walaupun tanaman tersebut sakit karena virus. Namun
perkembangan teknologi mematahkan hal tersebut. Kelima, penularan melalui
serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis mulut serangga.
Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus.
5. Penularan melalui organisme tanah seperti nematoda ekoparasit yang hidup
bebas. Penularan oleh nematoda hampir memiliki kesamaan dengan penularan
melalui serangga. Tahun 1960 penularan oleh jamur diketahui dapat terjadi.
Penularan oleh Phycomycetes melalui zoospora.
6. Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke
tumbuhan sehat. Inokulasi mekanik adalah introduksi virus yang infektif kedalam
luka yang dibuat pada permukaan tanaman. Inokulasi ini sangat populer pada
inokulasi – inokulasi virus skala laboratorium. Perhatian pertama adalah
penggunaan virus yang benar – benar masih infektif/virulensinya tinggi. Kedua
menggunakan jaringan tanaman yang memiliki konsentrasi virus yang tinggi.
Pengambilan sari jaringan tanaman sakit biasanya menggunakan air dan larutan
buffer fosfat. Biasanya pelukaan pada permukaan jaringan tanaman
menggunakan karborundum (400 – 500 mesh).
Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan,
memulai penelitian dengan pendekatan ilmiah terhadap bidang mikrobiologi
penyakit. Ia membuat aturan, yang kemudian dikenal dengan nama postulat Koch,
yang digunakan untuk menetapkan bahwa mikroorganisme tertentu sebagai
penyebab penyakit atau bukan. Ada empat ketentuan di postulat Koch, yakni :
Mikroorganisme tertentu yang dicurigai harus selalu dijumpai berasosiasi dengan
organisme yang sakit
Mikroorganisme yang dicurigai tersebut harus dapat dipisahkan (diisolasi) dari
organisme sakit dan dibiakkan menjadi biakan murni di laboratorium.
Biakan murni mikroorganisme yang dicurigai, akan menimbulkan penyakit yang
sama jika dengan sengaja ditularkan (diinokulasikan) kepada organisme sejenis
yang rentan (susceptible)
Dengan menggunakan prosedur laboratorium, mikroorganisme yang sama harus
dapat diperoleh dari organisme rentan yang sakit karena sengaja ditulari.
Dari postulat tersebut, Koch juga mengembangkan teknik membiakan
mikroorganisme dan teknik pewarnaan pada mikroskopi mikroorganisme. Salah satu
teknik membiakan mikroorganisme yang dikembangkan dan sangat membantu dalam
dunia mikrobiologi yaitu menemukan media tumbuh yang padat. Media tumbuh
sebelumnya yang dikembangkan oleh banyak peneliti merupakan media cair berupa
kaldu daging atau ekstrak tanaman (Deri, 2008).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Penularan virus tanaman dapat terjadi melalui berbagai cara, salah satunya
dengan pelukaan mekanik. Daun sehat yang dilukai dan dioleskan sap tanaman sakit
dapat tertular virus karena virus ikut bereplikasi didalam sel tanaman tersebut.
B. Saran
Sarannya, tanaman kacang panjang yang akan digunakan harus sudah
ditanam dari jauh-jauh hari, sehingga tidak akan menimbulkan masalah ketika akan
dipakai tapi jumlah daunnya masih sedikit.
DAFTAR REFERENSI
Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Bencharki, B. 2010. Phloem Protein Partners of Cucurbit aphid borne yellows virus: Possible Involvement of Phloem Proteins in Virus Transmission by Aphids. Journal of MPMI Vol. 23, No. 6
Campbell, N.A., J.B. Reece and L.G. Mitchell. 1999. Biology. 5th edition Addison Wesley Longman, Inc, California
Deri, A. 2008. Jenis atau Macam Daur Infeksi Virus (Litik & Lisogenik) + Contoh Virus Pada Hewan Dan Tumbuhan. Perpustakaan Online Indonesia.
Haryonto, E, Suhartini T, Rahayu E. 1999. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hull, R. 2002. Matthews’ Plant Virology. Academic Press. San Diego
Roossinck, Marilyn J. 2010. Lifestyle of Plant Viruses. Journal of Plant Biology Division Phil Trans. R. Soc. B 365, 1899-1905