Upload
others
View
80
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
UJI KUALITAS AIR TANAH WARGA TERHADAP SUMBER POTENSI
CEMARAN BERDASARKAN KEADAAN EKOLOGIS DI KAMPUNG
SOROPADAN,DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Oleh :
Stefanie Dini Citaningtyas
NIM : 151434096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Que Sera, Sera. Whatever will be, will be. The future's not ours to see. Que Sera,
Sera. What will be, will be". (From : Que sera sera song by : Doris Day)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Universitas Sanata Dharma
3. Program Studi Pendidikan Biologi
4. Keluarga terutama Bapak Petrus Widadyo Trilaksmana dan Ibu Fransisca Prestiani
5. Bapak Pratiwiyono, Ibu Tri Eko, Bapak Mulyono, Ibu Maria Theresia, Bapak
Michael Henry.
6. Teman-teman saya yang pernah mendukung saya dalam penelitian
7. Seluruh orang yang sedang berjuang untuk bisa jadi Sarjana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini
tidak memuat atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan dafar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Mei 2019
Penulis
Stefanie Dini Citaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Stefanie Dini Citaningtyas
NIM : 151434096
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul :
“UJI KUALITAS AIR TANAH WARGA TERHADAP SUMBER POTENSI
CEMARAN BERDASARKAN KEADAAN EKOLOGIS DI KAMPUNG
SOROPADAN, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 8 Mei 2019
Yang menyatakan
Stefanie Dini Citaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
UJI KUALITAS AIR TANAH WARGA TERHADAP SUMBER POTENSI
CEMARAN BERDASARKAN KEADAAN EKOLOGIS DI KAMPUNG
SOROPADAN, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Stefanie Dini Citaningtyas
151434096
Sanata Dharma University
ABSTRAK
Ketersediaan sumber air bersih di daerah Soropadan menjadi penting untuk
diteliti. Warga di kampung Soropadan menggunakan air sumur arthesis untuk
memenuhi kebutuhan air warga. Keberadaan hotel di daerah perkampungan
menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari sumber air tanah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui : kualitas air tanah di daerah Soropadan;
status cemaran biologi pada air tanah di Soropadan dibandingkan cemaran fisika
dan kimia; perbedaan kualitas air berdasarkan jarak dengan sumber potensi
cemaran; perbedaan kualitas air yang disimpan dalam waktu 3 hari dan yang
digunakan secara langsung.
Pengambilan sampel air dilakukan pada bulan Desember di Soropadan,
Depok, Sleman, Yogyakarta dan uji kualitas air dilaksanakan di laboratorium BTKL
PP Yogyakarta. Standar Baku parameter air yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 32 tahun 2017. Desain penelitian
yang digunakan adalah non eksperimen dengan analisis data secara deskriptif
eksploratif. Perhitungan Indeks Kualitas Air menggunakan metode skoring Storet
yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : kualitas air di perkampungan
Soropadan memiliki status mutu air yang baik sesuai Permenkes Ri nomor 32 tahun
2017. Cemaran biologi lebih banyak memberikan pengaruh terhadap rendahnya
kualitas air sumur warga dibandingkan cemaran fisika dan kimia. Kadar cemaran
bakteri koli paling banyak terdapat pada air sumur yang terdekat dengan sumber
potensi cemaran. Air yang disimpan selama 3 hari memiliki kualitas yang lebih
rendah karena jumlah mikrobia dalam air semakin banyak.
Kata Kunci : status mutu air, perbedaan kualitas air tanah, sumber potensi cemaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
THE TEST OF INHABITANTS ARTESIAN WATER QUALITY TOWARD
POTENTIAL SOURCE OF CONTAMINANT BASED ON ECOLOGICAL STATE
IN SOROPADAN, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA
Stefanie Dini Citaningtyas
151434096
Sanata Dharma University
ABSTRACT
The availability of clean water source in the Soropadan is important to study.
Residents in Soropadan using artesian water to supply their water needs. The
existence of the hotel around Soropadan producing liquid waste that can be potential
to pollute groundwater sources. The purpose of this study are to find out artesian
water quality in Soropadan area; biology contamination status of artesian water in
Soropadan; the difference artesian water quality based on distance of source water
location with contaminant potential source; the difference of artesian water quality
that saved in 3 days and the water aren’t save.
The sample was taken on December 2019 in Soropadan, Depok, Sleman,
Yogyakarta and the test of water quality had done in BTKL PP Yogyakarta
Laboratory. Water quality standard that used in this research is Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 32 tahun 2017. Research design used in this study is non
experimental with descriptive explorative data analyze. Water Quality Index
calculations used Storet Scoring Method refers to Kepmen Lingkungan Hidup 115
tahun 2003.
The result show that : water in Soropadan is good and suitable with
Permenkes RI nomor 32 tahun 2017. Biological contaminant give more effect
towards the low quality of the water than physics and chemis contaminants.
Contaminant level of coliform bactery is highest in water that located nearest with
potential contamination area. Water that saved in 3 days has the lowest quality than
because of microbes total in the water increased.
Keyword : water quality status, the difference artesian water quality, potential source
of contamination.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahasa Esa karena
atas berkat kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “UJI KUALITAS AIR TANAH WARGA TERHADAP SUMBER
POTENSI CEMARAN BERDASARKAN KEADAAN EKOLOGIS DI
KAMPUNG SOROPADAN, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA”.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
bersedia memberikan waktu luang untuk membimbing serta memberikan saran
dan motivasi dari awal sampai akhir penyusunan skripsi.
3. Hendra Michael Aquan S.Si., MenvMgmt. dan Sulistyono S.Si., M.Si. selaku
dosen penguji yang bersedia menguji dan membimbing.
4. Drs.Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku ketua Program Studi Pendidikan
Biologi
5. Hendra Michael Aquan S.Si., MenvMgmt. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Segenap staf sekretariat JPMIPA atas kerja sama dan bantuan dalam mengurus
berkas administrasi pengajuan Tugas Akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Teman-teman serta sahabat yang telah membantu dalam proses pengambilan data
sampai penyusunan naskah skripsi.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa restu dan semangat
9. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
doa, dukungan, serta bantuan selama proses penyusunan skripsi.
Yogyakarta, 8 Mei 2019
Penulis
Stefanie Dini Citaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................................ viii
ABSTRACT............................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvii
BAB I .......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................4
BAB II .....................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................................5
A. Prinsip / Teori yang terkait ..........................................................................................5
1. Air Tanah ..................................................................................................................5
2. Pencemaran Air ......................................................................................................10
3. Sumur Kampung Soropadan ...................................................................................13
4. Hubungan Lama Penyimpanan Air terhadap Kualitas Air ......................................14
5. Hubungan Jarak Sumber Air dari Sumber Potensi Cemaran terhadap Kualitas Air 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
6. Parameter Uji Kualitas Air ......................................................................................16
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................................24
C. Kerangka Berpikir .....................................................................................................25
D. Hipotesa ....................................................................................................................27
BAB III ..................................................................................................................................28
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................................28
A. Jenis Rancangan Penelitian .......................................................................................28
B. Batasan Penelitian .....................................................................................................29
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................29
D. Alat dan Bahan ..........................................................................................................29
E. Cara Kerja .................................................................................................................30
F. Cara Mengumpulkan Data .........................................................................................38
G. Metode Analisis Data ................................................................................................39
H. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian .........................................................................41
BAB IV ..................................................................................................................................42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................................................42
A. Hasil Pengukuran Parameter Kimia dan Fisika Air Sumur Warga ............................45
B. Hasil Pengukuran Parameter Biologi Air Sumur Warga............................................61
C. Kualitas Air Tanah di Soropadan ..............................................................................63
D. Perbedaan Kualitas Air Berdasarkan Jarak Sumber Air terhadap Sumber Potensi
Cemaran ....................................................................................................................65
E. Perbedaan Kualitas Air yang didiamkan dan yang digunakan langsung. ...................66
F. Perbandingan Hasil Uji terhadap Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup .................68
G. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................................71
BAB V ...................................................................................................................................72
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN ..............................72
A. Kompetensi Inti : .......................................................................................................72
B. Kompetensi Dasar .....................................................................................................73
BAB VI ..................................................................................................................................76
PENUTUP .............................................................................................................................76
A. Kesimpulan ...............................................................................................................76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Saran .........................................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ..............................................................89
(RPP) .....................................................................................................................................89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Baku Mutu Menurut Permenkes RI No 32 Tahun 2017 ………………. 12
Tabel 3.1 Skor Status Mutu Air Storet …………………………………………….40
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Penelitian ………………………………………..41
Tabel 4.1 Informasi Lokasi Pengambilan Sampel …………………………………45
Tabel 4.2 Informasi Hasil Uji Fisika Kimia Biologi Air dan Standar Baku ………47
Tabel 4.3 Indeks Kualitas Air Sumur berdasarkan Storet …………………………64
Tabel 4.4 Hasil Uji Air Berdasarkan DELH dan Hasil Uji BTKL PP ……………69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Suhu Air ....................................................................... 48
Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air .............................................................. 50
Grafik 4.3 Hasil Pengukuran TDS Air ........................................................................ 52
Grafik 4.4 Hasil Pengukuran pH Air........................................................................... 56
Grafik 4.5 Hasil Uji Kesadahan sebagai CaCO3 ......................................................... 57
Grafik 4.6 Hasil Uji Kandungan Detergen Air ........................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SILABUS................................................................................................ 83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 89
Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik ................................................................... 98
Lampiran 4. Instrumen Penilaian Tes ....................................................................... 101
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Non Tes ............................................................... 103
Lampiran 6. Foto Dokumentasi dan Sketsa Penelitian ............................................. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan salah satu kebutuhan utama manusia untuk melakukan
berbagai aktivitasnya. Kodoati dan Sjarief (2010) berpendapat bahwa air
merupakan sumberdaya utama terbarukan yang sifatnya dinamis karena sumber
utamanya adalah air hujan. Menurut Arsyad (1989), air merupakan bahan alam
yang penting untuk manusia, hewan, dan tumbuhan serta sebagai sumber
energi. Semakin meningkat kepadatan penduduk suatu daerah maka semakin
meningkat pula kebutuhan air bersih. Salah satu cara untuk mendapatkan
sumber air yaitu dengan membuat sumur gali atau sumur bor untuk mengambil
air tanah.
Namun, beberapa aktivitas manusia ternyata juga memengaruhi kualitas
sumber air, misalnya aktivitas industri, pertanian, dan aktivitas rumah tangga
(Effendi, 2003). Hal ini menjadi permasalahan utama berkaitan dengan
pencemaran air karena kualitas air tanah dipengaruhi oleh rembesan air limbah
rumah tangga (Marsono, 2009). Definisi dari pencemaran air adalah
menurunnya sifat air karena adanya kontaminan sehingga tidak layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dikonsumsi dan tidak layak digunakan untuk mendukung kehidupan
komunitas biotik serta lingkungannya (Agrawal dkk., 2010).
Soropadan merupakan salah satu perkampungan yang ada di daerah
Condongcatur Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Pada daerah ini beberapa
rumah warga masih menggunakan sumber air tanah berupa sumur. Air yang
digunakan diambil dari sumur melalui pompa kemudian langsung digunakan
warga dan ada juga yang menampungnya di ember atau bak terlebih dahulu
selama beberapa hari.
Seluruh aktivitas warga yang berkaitan dengan aktivitas rumah tangga
menggunakan sumber air tanah dan air bekas limbah rumah tangga ternyata di
alirkan melalui saluran tertentu bahkan dibuang ke tanah. Akibatnya, air dapat
merembes ke dalam tanah dan memengaruhi kualitas air dalam tanah. Selain
itu, bangunan hotel yang letaknya tidak jauh dari area perkampungan juga
dapat berpotensi memberikan pengaruh terhadap kualitas air warga terutama
permasalahan limbah cair hotel. Limbah cair hotel dapat menjadi potensi
cemaran jika sistem pengelolaan limbah kurang dipantau secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap air tanah di kawasan
Soropadan berdasarkan parameter fisik, kimia, dan biologi untuk mengetahui
kualitas kelayakan air yang digunakan warga Soropadan serta mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhinya. Uji kualitas air dilakukan untuk
mengetahui adanya kontaminan penyebab pencemaran serta mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
perbedaan kualitas air yang sudah lama di penampungan atau air yang
langsung digunakan setelah diambil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas air tanah di daerah Soropadan ?
2. Bagaimanakah status cemaran biologi pada air tanah di Soropadan
dibandingkan cemaran fisika dan kimia ?
3. Bagaimana perbedaan kualitas air berdasarkan jarak dengan sumber
potensi cemaran ?
4. Bagaimana perbedaan kualitas air yang ditampung terlebih dahulu dan
yang digunakan secara langsung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kualitas air tanah di daerah Soropadan.
2. Mengetahui status cemaran biologi pada air tanah di Soropadan
dibandingkan cemaran fisika dan kimia.
3. Mengetahui perbedaan kualitas air berdasarkan jarak dengan sumber
potensi cemaran.
4. Mengetahui perbedaan kualitas air yang ditampung terlebih dahulu dan
yang digunakan secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan masa kini
2. Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan
mengenai konservasi air untuk menjaga kualitas air serta memberikan
wawasan mengenai karakteristik air yang baik yang layak dikonsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prinsip / Teori yang terkait
1. Air Tanah
a. Karakteristik Air Tanah
Salah satu sumber daya yang menunjang kehidupan adalah
air.Sumber daya ini adalah sumber daya yang bisa habis apabila
pemanfaatannya tidak dilakukan dengan bijaksana. Di beberapa daerah
di Indonesia pernah mengalami kekeringan karena minimnya akses air
bersih. Pemanfaatan air untuk beberapa kepentingan menuntut
masyarakat untuk membuat sumber air terdekat dari rumah mereka
dengan membangun sumur dengan sumber air berasal dari air
tanah.Sumber air tanah dikatakan tercemar apabila kadar oksigen
(Ningrum, 2018)
Air tanah merupakan air yang bergerak ke dalam tanah yang
merupakan bagian dari siklus hidrologi (Warsito, 1994). Air tanah
terdiri dari air tanah dangkal yang dalamnya adalah maksimal 15 m
dari permukaan tanah dan air tanah dalam yang kedalamannya
minimal 15 m dari permukaan tanah (Surbakti, 1986). Sumber air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tanah biasa digunakan melalui sumur yang dibuat oleh warga untuk
mempermudah dalam mengambil air. Sumur tersebut dapat berupa
sumur gali maupun sumur bor. Sumur gali paling banyak digunakan
oleh warga. Kedalaman sumur ini sekitar 7-10 m dari permukaan
tanah. Sedangkan sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan
mengebor lapisan tanah menjadi lebih dalam.
Kedua sumur ini dibuat dengan jarak yang tidak jauh dari
permukaan tanah. Padahal permukaan tanah sendiri adalah lapisan
tanah yang digunakan manusia untuk melakukan aktivitas di atasnya
termasuk membuang berbagai jenis limbah air. Oleh karena hal
tersebut, air tanah sangat berisiko tercemar bahan-bahan anorganik dan
mikrobia (Suryana, 2013).
Air tanah memiliki karakteristik yang kualitasnya mudah menurun.
Penurunan kualitas air terjadi karena air tanah bercampur dengan air
tercemar yang masuk dari permukaan tanah. Air tersebut dapat berasal
dari rembesan air limbah rumah tangga, limbah detergen, dan limbah
rumah tangga lainnya. Marsono (2009) mengatakan bahwa
pencemaran air tanah dalam sumur juga dapat terjadi karena badan air
sungai di sekitarnya tercemar.
Air tanah memiliki sifat fisik yang dipengaruhi oleh kondisi
ekologis di sekitar air tersebut berasal. Sifat alami air tanah yang
mudah tercemar dapat dibuktikan melalui parameter uji biologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dalam air terdapat kehidupan mikrobia air. Beberapa mikrobia
tersebut merupakan mikrobia alami tanah yang sifatnya merugikan.
Pada air yang kita anggap jernih maupun yang tidak jernih terdapat
beberapa kelompok bakteri (Suriawiria, 1986).
Dalam buku Mikrobiologi Air, Suriawiria berpendapat bahwa
dalam air sumur yang merupakan air tanah, kelompok bakteri yang
hidup dalam air berupa kelompok bakteri besi dan belerang yang
memengaruhi warna dan bau air apabila air disimpan dalam waktu
yang tertentu.
Pada air yang tercemar, misalnya air bekas pembuangan limbah
domestik dan air pada saluran pembuangan kotoran terdapat bakteri
patogen penyebab penyakit dan kelompok bakteri pencemar golongan
Coli. Beberapa bakteri tersebut dapat mencemari sumber air bersih
seperti sumur yang berasal dari air tanah.
b. Manfaat dan Kelebihan Menggunakan Air Tanah
Air tanah merupakan sumber air yang mudah didapatkan warga
yang daerahnya dekat dengan daerah aliran sungai. Menurut Direktoral
Geologi Tata Lingkungan Hidup (2003), potensi air tanah di Indonesia
relatif cukup besar sehingga banyak digunakan oleh masyarakat di
Indonesia. Selain lebih mudah ditemukan, air tanah juga mudah
diolah. Cara memanfaatkan air tanah juga mudah, yaitu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
membuat sumur gali atau sumur bor pada kedalaman tertentu untuk
mengambil air.
Biaya yang dikeluarkan untuk investasi juga relatif rendah. Selain
itu, air tanah mudah mengalir pada cekungan tertentu sehingga dapat
diteruskan alirannya melalui tanah dengan porositas tertentu. Air tanah
banyak dimanfaatkan warga untuk memenuhi berbagai kebutuhan
dalam kehidupan. Misalnya untuk dikonsumsi, untuk mencuci, dan
mandi.
Oleh sebab itu presentase akses air bersih baik melalui pdam
maupun sumur meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dalam penelitian
Sasongko dkk yang mengungkapkan mengenai penggunaan air sumur
di Kabupaten Cilacap. Apabila pengelolaannya dilakukan dengan baik,
maka air tanah dapat menghasilkan kualitas air yang baik pula
(Rustiady, 2006).
Air tanah dapat dimanfaatkan untuk irigasi lahan sebagai langkah
mencegah kekeringan dan gagal panen. Bukan hanya itu saja, air tanah
banyak digunakan oleh hewan dan tumbuhan untuk bertahan hidup.
Air tanah paling banyak dimanfaatkan oleh manusia. Pemanfaatan air
tanah pada beberapa daerah menggunakan alternatif penggunaan
sumur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Kekurangan Menggunakan Air Tanah
Meskipun banyak dimanfaatkan warga, air tanah ternyata memiliki
banyak kekurangan dari segi kualitasnya, apalagi pengolahannya tidak
dilakukan dengan baik. Banyak kotaminan yang dapat mencemari air
sehingga menurunkan kualitas air tanah. Air sumur adalah air yang
sifatnya mudah tercemar karena berada dekat dengan permukaan tanah
(Warsito, 1994).
Salah satunya adalah bakteri di lapisan topsoil yang dapat masuk
bersamaan dengan aliran air sampai pada kedalaman tertentu. Air
tanah mengandung mikroorganisme yang berasal dari permukaan
tanah dan flora alami lapisan tanah dalam. Air dalam tanah pada
kedalaman sampai 3 m masih mengandung banyak mikrobia. Namun
pada kedalaman lebih dari 3 m, kontaminasi akan lebih kecil
(Purwana, 1983).
Air tanah berasal dari air yang berada diatas permukaan tanah yang
masuk dalam siklus hidrologi. Dalam siklusnya, air dapat membawa
bahan-bahan lain yang terlarut. Apabila air yang berasal dari
permukaan tanah tersebut tercemar, maka air tanah yang berada di
bawahnya juga ikut tercemar. Padahal menurut Rejekiningrum tahun
2009, lebih dari 98% air di daratan berada di bawah permukaan tanah
sehingga potensi tercemarnya air juga tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Pencemaran Air
a. Definisi Pencemaran Air
Permasalahan utama sumber daya air adalah adanya peningkatan
kebutuhan air masyarakat, tetapi ketersediaannya semakin berkurang.
Pengelolaan air yang tidak cukup baik dapat menurunkan kualitas air
sehingga sangat minim pasokan air bersih yang layak untuk
dikonsumsi. Pencemaran air adalah menurunnya sifat air karena adanya
kontaminan sehingga tidak layak dikonsumsi dan tidak layak digunakan
untuk mendukung kehidupan komunitas biotik serta lingkungannya
(Agrawal dkk., 2010). Semua aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya memberikan sumbangan besar pada penurunan
kualitas air (Suriawiria, 2003).
Sutrisno (2006) mengatakan bahwa perubahan warna, bau, dan sifat
fisik pada air merupakan tanda bahwa air mengandung bahan organik.
Kandungan bahan organik ini juga merupakan cemaran air yang akan
berpengaruh pada menurunnya kesehatan apabila dijadikan konsumsi.
Pencemaran air berasal dari sumber-sumber langsung maupun tidak
langsung. Pencemaran yang berasal dari sumber langsung adalah hasil
buangan limbah domestik, termasuk tinja dan sampah yang mengalir
ke dalam sungai, parit, atau selokan. Pencemaran dari sumber tidak
langsung yaitu apabila kontaminan air masuk ke dalam tanah melalui
pori-pori tanah dan batuan di permukaan tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Air yang tercemar memiliki kandungan bahan-bahan asing yang
menurunkan kualitas air tersebut. Pada umumnya, terdapat mikrobia
dalam air yang berasal dari mikrobia alami tanah dan ada yang berasal
dari sumber pencemar yang mencemari air tanah. Salah satu sumber
potensi pencemar yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
adalah tempat penampungan limbah buangan tinja atau feses.
b. Karakteristik Air Bersih Sesuai Baku Mutu Pergub DIY Nomor 20
Tahun 2008
Air yang dinyatakan bersih sebelumnya telah diuji di laboratorium
berdasarkan parameter-parameter tertentu. Parameter tersebut yaitu
parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisika air meliputi
kekeruhan, temperatur air, TDS, warna, dan bau air. Parameter kimia
meliputi pengujian terhadap pH, kesadahan air sebagai CaCO3, serta
kandungan detergen dalam air. Parameter biologi merupakan
parameter alami air karena berkaitan dengan mikrobiologi.
Adanya mikrobia dalam air dapat dijadikan salah satu indikator
pencemaran air serta pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kimia air.
Bakteri pencemar dalam air biasanya didominasi bakteri dari tinja.
Kelompok bakteri pencemar tersebut masuk ke dalam kelompok
bakteri Coli. World Health Organization mengatakan bahwa kualitas
air ditentukan oleh kehadiran jumlah bakteri Coli di dalamnya. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
karena memengaruhi rasa dan bau air, kehadiran bakteri ini dapat
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit kulit dan pencernaan
(Suriawiria, 1986).
Karakteristik air bersih yang telah diuji di laboratorium juga
ditetapkan dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 32
tahun 2017. Berdasarkan Permenkes RI nomor 32 tahun 2017, kriteria
mutu air meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi tercantum dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1 Baku Mutu Menurut Permenkes RI nomor 32 tahun 2017
Parameter Baku Mutu Satuan Kandungan
Temperatur oC ± 3 terhadap suhu
udara
Bau Tidak Berbau
Kekeruhan NTU 25
Residu Terlarut
(TDS)
mg/L 1000
PH mg/L 6,5-8,5
Detergen mg/L 0,05
Kesadahan sebagai
CaCO3
mg/L 500
Total coliform CFU/100 mL 50
Escherichia coli CFU/100 mL 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Sumur Kampung Soropadan
Soropadan adalah daerah yang terletak di Condongcatur,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Lokasi
perkampungan ini berada di sekitaran hotel yang telah memiliki ijin
usaha pembangunan. Hotel tersebut adalah hotel GK yang lokasinya
berada di sebelah utara Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata
Dharma. Menurut DELH yang dbuat pada tahun 2017, dikatakan
bahwa pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk menanggulangi
dampak lingkungan belum dilakukan seara terprogram, sehingga
kegiatan Pengolahan Limbah berkelanjutan belum dilakukan secara
maksimal.
Masyarakat di Soropadan kebanyakan menggunakan sumber air
tanah yaitu sumur untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya
dengan membuat sumur. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga,
sumur yang mereka gunakan sudah dibangun sejak tahun 1900an
sehingga sudah ada terlebih dahulu sebelum berdirinya hotel dan
bangunan-bangunan bertingkat di sekitaran Soropadan. Sumber air
tersebut dijadikan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan mereka
terutama untuk aktivitas rumah tangga, dan untuk konsumsi.
Beberapa warga sudah menggunakan pompa untuk sumurnya
sehingga lebih mudah dalam mengambil air. Sekitar empat warga yang
rumahnya berada di sekitaran gedung hotel menggunakan sumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dengan bantuan pompa. Terkadang, mereka menampung air terlebih
dahulu dalam ember maupun wadah besar sebelum menggunakan air
tersebut.
4. Hubungan Lama Penyimpanan Air terhadap Kualitas Air
Salah satu parameter penting jika akan menguji kualitas air adalah
kandungan mikrobiologi yang terdapat dalam air tersebut. Jika suatu
air terbukti mengandung bakteri golongan Coli, maka air tersebut tidak
aman dan tidak memenuhi standar baku mutu. Terutama apabila air
tersebut dipergunakan untuk kebutuhan konsumsi akan menyebabkan
gangguan kesehatan .
Menurut Suriawiria (1986), jika dalam 100 ml air konsumsi
terdapat sel bakteri Coliform, maka air tersebut berpotensi
menyebabkan penyakit pencernaan dan diare. Hapsari pada tahun 2004
berpendapat bahwa tidak ada pengaruh lama penyimpanan air terhadap
kandungan mikrobiologi dalam air. Artinya, jika air dibiarkan dalam
waktu beberpa lama, tidak akan memengaruhi kualitas air itu sendiri.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Trimurthy tahun 2010 dan
Aldila tahun 2011 juga menujukkan bahwa peyimpanan air
memengaruhi kualitas air.
Penelitian ini dilakukan terhadap air minum, karena kandungan
mikrobiologi biasanya memengaruhi kesehatan apabila dikonsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Secara umum, air yang dibiarkan selama 7 hari akan memberikan
pengaruh terhadap perubahan pH, kesadahan, Escherichia coli dan
Coliform. Bahkan, mikrobia ini terdapat pada 3 sampel air yang
disimpan selama 1 minggu. Kesadahan semakin lama semakin
menurun dibawah standar baku untuk setiap minggunya, sedangkan
untuk pH semakin lama semakin meningkat untuk setiap minggunya
(Trimurthy, 2010).
5. Hubungan Jarak Sumber Air dari Sumber Potensi Cemaran terhadap
Kualitas Air
Septic tank ternyata sangat memengaruhi kualitas sumber air
apabila jarak antara septic tank dengan sumber air cukup dekat. Septic
tank merupakan wadah atau bak yang dibangun di dalam tanah yang
fungsinya sebagai penampung limbah cair atau kotoran dari WC.
Berdasarkan kaitannya dengan bidang sanitasi, septic tank ternyata
dapat mencemari air tanah apabila tidak ada ketentuan pengaturan
jarak antara letak septic tank dengan sumber air, sumur misalnya.
Septic tank juga berpotensi mencemari sumber air apabila tidak kedap
air.
Sumur merupakan sumber air yang berasal dari air tanah dangkal
sehingga mudah tercemar oleh bakteri dalam tanah, termasuk bakteri
yang berasal dari kotoran septic tank ini. Bahkan pada jarak 4-6 m dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sumber kontaminasi, terdapat bakteri Coliform dalam air tanah
(Soeparman dkk, 2002).
Sumur yang baik dari segi sanitasi adalah sumur yang berjarak
minimal 15 m dan terletak lebih tinggi dari sumber pencemaran
(Chandra, 2007). Standar Nasional Indonesia sendiri menetapkan
standar jarak antara sumur dengan sumber kontaminasi yaitu jarak
horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah harus lebih dari 11
meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap perumahan
adalah lebih dari 50 meter.
Bakteri golongan Coli dapat hidup sekitar 2-8 hari. Sumber air yang
dekat dengan septic tank akan tercemar oleh bakteri. Jarak sumur dari
septic tank disarankan lebih dari 15 m untuk menghindari tercemarnya
sumber air.
6. Parameter Uji Kualitas Air
a. Suhu
Salah satu sifat fisik air dapat dilihat dari suhu air. Suhu air
memengaruhi kehidupan mikroorganisme di dalam air serta
kandungan kadar oksigen terlarut dalam air. Suhu air dipengaruhi
oleh keadaan iklim atau cuaca sekitar sumber air. Dalam keadaan
normal, suhu air yang baik yaitu kurang lebih 3oC terhadap suhu
udara disekitarnya (Suryana, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kenaikan suhu air yang drastis menyebabkan perubahan
kandungan oksigen terlarut dalam air menjadi semakin rendah.
Rendahnya kadar oksigen terlarut memengaruhi sifat fisik lainnya
yaitu menimbulkan bau dan warna pada air sehingga mengurangi
nilai estetika air. Dalam keadaan tertentu, suhu menyebabkan
degradasi kandungan bahanan aerob dalam air (Suriawiria, 1986).
Penurunan kandungan mikroorganisme dalam air dapat terjadi
dalam kondisi suhu tinggi. Suhu tinggi air menyebabkan kebutuhan
oksigen dalam air meningkat seiring dengan meningkatnya pula
kecepatan respirasi organisme air. Dalam kondisi tersebut, kondisi
keasamaan air juga akan ikut meningkat (Suriawiria, 2003).
Pengukuran suhu air dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer air yang dicelupkan kedalam air sampel.
b. Kekeruhan
Kekeruhan pada air merupakan salah satu indikator penurunan
kualitas air karena pencemaran. Kandungan bahan organik yang
meningkat dalam air menyebabkan air menjadi semakin sulit untuk
dijernihkan. Faktor yang memengaruhi meningkatnya kekeruhan
pada air adalah air limbah domestik yang meresap melalui
permukaan tanah (Suriawiria, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Air dengan tingkat kekeruhan tinggi akan memengaruhi warna
air. Kekeruhan air ini dapat dikaitkan dengan kondisi ekologi
sekitar sumber air. Misalnya air hasil buangan yang meresap ke
dalam tanah yang juga meningkatkan kandungan residu terlarut atau
TDS.
Semakin tinggi tingkat kekeruhan air maka semakin tinggi pula
resiko air menjadi tercemar. Pengukuran kekeruhan air dapat
dilakukan di laboratorium berdasarkanmetode SNI 06-6989.25-
2005. Hasil uji yang didapatkan menggunakan satuan NTU atau
Nefelometrik Turbidity Unit (Clesceridkk, 1998).
c. TDS
Total padatan terlarut dalam air terdiri dari senyawa organik dan
senyawa non organik yang terlarut didalam air (Fardiaz, 1992).
Peningkatan kadar TDS dapat disebabkan karena kondisi air sungai
sekitaran sumur tercemar dengan limbah. Air yang tercemar
merembes ke permukaaan tanah sehingga mencemari sumur gali
(Sasongko dkk, 2014).
Menurut Slamet (1996), padatan terlarut atau TDS dalam air
memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan TSS.
Tingginya kadar padatan terlarut dalam air menyebabkan gangguan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kesehatan apabila bahan yang terlarut merupakan bahan non
organik berbahaya.
Sasongko (2008) mengatakan bahwa bahan organik yang
biasanya terkandung dalam air berupa kotoran, daun, lumpur.
Sedangkan bahan anorganik dalam air biasanya berupa sulfur, besi
fosfat, dan kalsium karbonat. Pengujian nilai padatan terlarut dalam
air dapat dilakukan dengan menggunakan alat TDS meter.
d. Bau
Bau pada air dikaitkan dengan perubahan suhu air yang drastis.
Menurut Suriawiria (1986), parameter fisik air berupa bau air akan
tercium apabila air mempunyai rasa dan warna tertentu. Bau dan
rasa ini dapat dihasilkan karena kehadiran mikroorganisme yang
membentuk kondisi anaerob dalam air.
Aktivitas penguraian bahan organik oleh mikroorganisme air
menyebabkan air menjadi berbau. Kondisi inilah yang disebut
dengan kondisi anaerob. Pada suhu tinggi mikroorganisme akan
mati sehingga bahan organik dalam air tidak terurai. Pengujian bau
pada air dapat dilakukan dengan mencium aroma air. apabila tidak
tercium aroma apapun maka air dikategorikan tidak berbau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Derajat Keasaman
Derajat keasaman air merupakan parameter kimia untuk
mengetahui sifat air asam atau basa. Dalam pH tertentu aktivitas
mikroorganisme dalam air juga memengaruhi kualitas air. Air yang
baik memiliki pH mendekati 7 atau normal.
Dalam Permenkes RI nomor 32 tahun 2017, standar baku untuk
parameter pH adalah 6,5-8,5. Apabila kurang dari standar baku
tersebut maka air termasuk dalam sifat asam dan apabila melebihi
standar baku maka air bersifat alkali atau basa.
Kenaikan dan penurunan pH yang drastis dapat menyebabkan
terganggunya proses biologi, fisika, dan kimia dalam air. Dalam
kondisi asam, air akan bersifat toksik karena sifat korosivitas air.
Dalam beberapa pengujian di laboratorium BTKL PP Yogyakarta,
pengukuran pH berdasarkan metode SNI 06-6989.11-2004.
f. Kesadahan sebagai CaCO3
Effendi (2003) berpendapat bahwa sifat kesadahan terjadi karena
air mengandung ion-ion yang mampu bereaksi dengan senyawa-
senyawa sabun. Kesadahan total terdiri dari ion Ca+ dan ion Mg2+.
Oleh karena sifat air yang dapat bereaksi dengan sabun dengan sifat
kesadahannya, maka air tersebut berpotensi tercemar oleh limbah-
limbah domestik misalnya detergen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Semakin tinggi sifat kesadahan air maka kandungan sabun
semakin besar. Bereaksinya air dengan sabun akan membentuk
kerak air. Berdasarkan alasan tersebut, maka adanya sifat sadah
dalam air perlu diwaspadai. Tingginya angka kesadahan dapat
dipengaruhi oleh kandungan residu terlarut dalam air. Residu
terlarut tersebut dapat berupa bahan anorganik yang berasal dari
cemaran ( Suriawiria, 1986).
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengurangi kesadahan
dalam air, misalnya dengan teknologi filtrasi mengunakan pasir
silika dan karbon aktif seperti penelitian yang dilakukan oleh
Nurullita dan Rahayu pada tahun 2010. Air sumur memiliki potensi
kesadahan tinggi karena tidak melalui proses-proses pengolahan.
Pengukuran kesadahan sebagai CaCO3 dapat dilakukan
menggunakan metode uji SNI.06-6989.12-2004 dengan satuan
kesadahan adalah mg/L.
Air dengan kesadahan < 50 mg/L termasuk air lunak, dan air
dengan kesadahan 0-150 mg/L termasuk air dengan tingkat
kesadahan menengah. Air dengan kesadahan 150-300 mg/L
termasuk air sadah, dan air dengan kesadahan >300 mg/L termasuk
air sangat sadah (Nurlita dan Rahayu, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. Detergen
Menurut Effendy (2003), detergen sangat umum digunakan
dalam kebutuhan rumah tangga. Detergen dapat memengaruhi
kesadahan air karena merupakan sabun yang dapat bereaksi dengan
air menghasilkan sifat kesadahan. Kandungan senyawa dalam
detergen berupa surface active atau disebut dengan surfaktan.
Kadar surfaktan anion dapat dianalisis dengan metode MBAS
(Methylene Blue Active Surfactant). Metode ini digunakan dalam
SNI 06-6989.51-2005 dengan menambahkan methylen blue yang
berikatan dengan surfaktan. Ikatan keduanya dianalisis
menggunakan spektofotometer UV-Vis
Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair. Kadar detergen
dalam air sumur dapat dipengaruhi oleh cemaran limbah cair.
Limbah cair tersebut berasal dari resapan air diatas permukaan
tanah.
Air yang masuk ke dalam saluran air hujan akan bergabung
dengan air pada saluran air limbah. Apabila berlebih maka akan
menyebabkan limpahan dan merembes ke dalam tanah melalui
celah-celah yang ada (Sugiharto, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
h. Keberadaan Escherichia coli dan Total Coliform dalam Air
Salah satu mikrobia yang hidup dalam air adalah bakteri. Bakteri
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Tercemarnya
air disebabkan oleh bakteri yang sifatnya merugikan. Bakteri
tersebut disebut bakteri pencemar. Bakteri pencemar tersebut yaitu
Coliform termasuk Escherichia coli. Keberadaan bakteri ini dapat
menurunkan kualitas air karena berpengaruh terhadap rendahnya
angka turbiditas air, rendahnya total padatan terlarut air, serta ,
menyebabkan bau pada air (Suriawiria, 1986).
Menurut Suriawiria (1986), kelompok bakteri pencemar
golongan Coli merupakan indikator bahwa air terkena cemaran
fekal karena bakteri Coli berasal dari tinja. Golongan bakteri ini
merupakan bakteri gram negatif yang bentuknya coccus atau batang
yang mampu hidup pada suhu optimum 37oC.
Jika dalam 100 ml sampel air terdapat 500 jenis bakteri Coli,
akan menyebabkan kmeungkinan infeksi penyakit berbahaya karena
sifat bakteri yang patogen. Dari sejumlah tinja yang dihasilkan
manusia, di dalamnya terdapat bakteri Coli. Apabila bercampur
dengan badan air, maka akan mencemari sumber air (Suriawiria,
1986).
Kondisi sumber air yang dekat dengan sumber cemaran akan
menyebabkan sumber air tercemar. Hal ini banyak terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sumur yang letaknya dekat dengan septic tank. Air yang berasal dari
septic tank dapat meresap ke sumber air. Air sumur yang terkena
resapan ini menjadi terkontaminasi bakteri (Ningrum, 2018).
Terdapat potensi tercemarnya air sumur oleh bakteri Coli apabila
sumur berdekatan dengan septic tank. Pengujian air untuk
mengetahu keberadaan dan jumlah bakteri Coli dalam air dapat
dilakukan dengan menggunakan metode APHA 2012, Section 9222
H menggunakan satuan CFU/100mL.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Kawitri (2015), dengan judul skripsi
Pemeriksaan Cemaran Escherichia coli pada Air Sumur di Universitas Sanata
Dharma (kampus III) Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, air tanah merupakan sumber air yang mudah
tercemar terutama oleh cemaran bakteri Escherichia coli. Beberapa sumur
warga yang merupakan sumber air positif terkontaminasi bakteri jenis ini.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Susanti tahun 2018 dengan judul Analisis
Kualitas Badan Air dan Kualitas Air Sumur di sekitar Pabrik Gula Rejo
Agung Baru Kota Madiun. Hasil penelitian menunjukkan beberapa parameter
hasil uji melebihi baku mutu Perda Jawa Timur Nomor 2 tahun 2008. Kualitas
air sumur tersebut dipengaruhi oleh limbah domestik, kualitas badan air, dan
jarak sumber air dari jamban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Kerangka Berpikir
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Seiring dengan
meningkatnya aktivitas manusia maka kebutuhan terhadap air bersih semakin
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, maka warga banyak
menggali sumber air sebagai alternatif untuk memperoleh air bersih. Misalnya
saja dengan membuat sumur bor atau sumur gali yang bersumber dari air
tanah. Namun ternyata air tanah adalah sumber air yang mudah tercemar oleh
beberapa kontaminan. Tercemarnya air tentu saja memengaruhi kualitas air
tersebut sehingga akan menimbulkan dampak negatif apabila dikonsumsi oleh
warga.
Tercemarnya air bisa terjadi karena adanya kontaminan seperti bakteri
maupun bahan-bahan kimia tertentu. Kontaminan tersebut berasal dari limbah
aktivitas rumah tangga, aktivitas industri, bahkan karena sumber air terletak
tidak jauh dari septic tank. Bakteri diduga akan mudah berkembang dalam air
termasuk apabila membiarkan air di tempat penampungan selama beberapa
waktu. Jenis bakteri yang banyak mencemari air adalah bakteri Escherichia
coli dan bakteri Coliform. Hal ini memang tidak dapat langsu dilihat secara
fisik, sehingga perlu dilakukan uji laboratorium.
Kriteria air bersih tidak hanya dilihat dari parameter fisik dan kimia, tetapi
juga dari parameter biologinya sehingga kita dapat mengetahui jenis cemaran
pada air tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengenai kualitas air. Fokus penelitian adalah di desa Soropadan kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Terdapat bangunan hotel di daerah perkampungan
Soropadan. Salah satunya adalah hotel GK. Menurut DELH tahun 2017, hotel
tersebut belum memiliki metode pemantauan berkelanjutan terhadap sistem
pengolahan limbah cair hotel.
Keberadaan septic tank merupakan salah satu cara untuk mengurangi
dampak pencemaran limbah cair. Lokasi septic tank dapat memengaruhi
kualitas sumber air tanah termasuk jika lokasi septic tank tidak jauh dari
lokasi sumber air warga. Dalam penelitian ini, parameter yang di amati adalah
parameter kimia, fisika, dan biologi sehingga kita dapat mengetahui
kelayakan konsumsi air yang berasal dari air sumur desa Soropadan
berdasarkan kualitasnya.
Air Masyarakat Sumber air
tanah
Sumur Kontaminasi
Sumber Air
Dilakukan
penelitian
Uji
Kualitas
Air Sumur
Tidak
Tercemar
Solusi
Limbah cair Hotel GK
dan limbah domestik
warga
Tercemar
Air layak
Konsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. Hipotesa
Ho : Air tanah di Soropadan tidak mengandung kontaminan berdasarkan hasil
uji
H1 : Air tanah di Soropadan mengandung kontaminan berdasarkan hasil uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimen
dengan menguji kualitas beberapa sampel air pada sumur yang berbeda-beda
di suatu daerah yang sama. Di dalam penelitian terdapat 2 perlakuan berbeda
yaitu dengan melakukan uji kualitas air sebelum 24 jam dari masa
pengambilan sampel dan melakukan uji kualitas air sesudah mendiamkan air
selama 3 hari dari masa pengambilan sampel. Penentuan masa penyimpanan
berdasarkan survey yang telah dilakukan mengenai kebiasaan warga
menyimpan air lebih dari 24 jam sehingga lama penyimpanan dibuat menjadi
3 hari. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan
membandingkan data.
Variabel perlakuan adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas : jarak sumur dan lama penyimpanan air
Macam perlakuan air adalah sebagai berikut
a. Air sumur A, titik terdekat dari sumber septic tank
b. Air sumur B, titik tengah dari sumber septic tank
c. Air sumur C, titik terjauh dari sumber septic tank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Variabel terikat : Hasil Uji Kualitas Air
3. Variabel konstan : Sumber air tanah yang dijadikan sumur warga
B. Batasan Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah air tanah artesis.
2. Air sumur yang diambil melalui pompa.
3. Objek penelitian ini adalah kualitas air.
4. Parameter yang diukur meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi.
5. Parameter fisika yaitu kekeruhan, TDS, suhu, rasa, bau.
6. Parameter kimia yaitu pH, kesadahan, dan kandungan deterjen.
7. Parameter biologi yaitu total Coliform dan Escherichia coli.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Soropadan kabupaten Sleman, Yogyakarta
dan Uji Laboratorium dilaksanakan pada bulan Desember 2018 – Januari 2019
di BBTKL PP Yogyakarta.
D. Alat dan Bahan
Alat :
1. Botol kaca gelap
2. Ember
3. Jerigen ukuran 2 liter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Korek api
Bahan :
1. Air sumur
E. Cara Kerja
Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam penelitian :
1. Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan survey lokasi untuk mengetahui letak
sumur sebagai sumber air tanah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
beberapa faktor yang mungkin memengaruhi kualitas air seperti adanya
air resapan limbah dan jarak dengan sungai sebagai sumber air tanah
utama. Setelah melakukan survey lokasi, maka ditentukan 3 sumur yang
akan di uji air nya.
Sumur yang diambil sampel airnya berasal dar 3 lokasi yang berbeda.
Ketiga sumur tersebut mewakili jarak sumur terhadap sumber potensi
cemaran sekaligus memberikan gambaran kondisi sumur di Soropadan.
Sumur-sumur tersebut memiliki kedalaman rata-rata 13-16 meter.
Kedalaman air dapat diukur secara manual dengan menggunakan tali
yang dimasukkan ke dalam air. Kedalaman sumur harus sama untuk
memperkecil kemungkinan pengaruh yang menyebabkan perbedaan
hasil uji. Selain itu untuk mencegah kemungkinan permeabilitas atau
daya resapan tanah yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Pengambian sampel
Tahap pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sebotol air
pada masing-masing sumur ke dalam botol kaca. Sampel air untuk uji
fisika dan kimia langsung dimasukkan ke dalam jerigen ukuran 2 liter.
Untuk uji parameter biologi, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan
steril.
Cara pengambilan sampel air untuk uji parameter biologi
menggunakan keran air. Keran air harus dialirkan sedikit sampai ujung
keran kemudian keran air harus diberi api terlebih dahulu di
sekelilingnya dan setelah itu air yang keluar langsung ditampung pada
botol kaca hitam yang ujungnya sudah disterilkan terlebih dahulu. Keran
air kemudian ditutup lalu dipanaskan lagi menggunakan api agar tetap
steril.
Pengambilan air pada masing-masing sumur dilakukan 3 kali. Sumur
yang pertama adalah sumur yang terletak kurang dari 10 m dari septic
tank sehingga merupakan titik terdekat. Sumur kedua adalah sumur
yang terletak antara 10-100 m dari septic tank sehingga merupakan titik
tengah, dan yang terakhir adalah sumur yang terletak lebih dari 100 m
dari septic tank sehingga merupakan titik terjauh.
Pengambilan sampel dilakukan setelah melakukan survey lokasi
untuk menentukan sumur yang tepat. Selain itu, waktu pengambilan
sampel harus dilakukan dengan rentang waktu yang pendek. Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mulai diambil pada pukul 08.00 WIB dan jarak waktu pengambilan
sampel satu dengan yang lainnya adalah 10 menit.Sampel – sampel ini
kemudian dibawa ke BBTKL PP Yogyakarta untuk dilakukan uji
laboratorium.
3. Pengujian Kualitas Air
Pengujian warna air dapat dilihat secara langsung setelah
pengambilan sampel dilakukan. Bau pada air juga dicium secara
langsung setelah pengambilan sampel air di lapangan. Rasa air juga di
cicipi secara langsung dengan indikator rasa tawar atau berasa. PH air
diukur dengan menggunakan pH meter.
Beberapa parameter uji kandungan fisika, kimia, terutama uji
kandungan mikrobiologi dilakukan di Laboratorium BBTKL PP
Yogyakarta untuk mengetahui ada tidaknya bakteri dalam sampel air
terutama bakteri Escherichia coli dan Coliform.
Pengujian Kualitas Air dengan parameter fisika, kimia dan biologi
menggunakan metode uji yang berbeda-beda. Berikut ini adalah metode
yang digunakan :
1) Suhu
Suhu diukur setiap hari selama 1 minggu untuk mengetahui
rata-rata suhu harian air. Sebelum melakukan pengukuran suhu
harian, suhu air setelah pengambilan sampel diukur langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dilapangan. Pengukuran suhu harian dilakukan pada pukul 08.00
dan pukul 15.00. Metode yang dilakukan adalah dengan
menggunakan termometer air yang dicelupkan ke dalam air
sampel. Suhu dapat memengaruhi kualitas air terutama jika terjadi
perubahan suhu yang drastis. Suhu yang rendah dapat
menciptakan suasana anaerob yang menyebabkan bakteri menjadi
berkembang. Dalam suhu 37oC, bakteri dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
2) Total Dissolved Solids
TDS atau Total Dissolved Solids diukur untuk mengetahui
jumlah padatan terlarut dalam air yang dilakukan pada
pengambilan sampel air yang didiamkan selama 3 hari dan pada
pengambilan sampel air yang tidak didiamkan. Pengukuran TDS
dilakukan dengan menggunakan alat TDS EC meter dengan skala
digital.
Kalibrasi TDS EC meter perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil uji yang valid. Caranya adalah dengan menggunakan cairan
kalibrasi. Kemudian TDS EC dinyalakan dan dicelupkan ke dalam
cairan kalibrasi sambil ditekan tombol TEMP. Angka di layar
akan muncul dan ditunggu hingga tidak lagi berkedip. Angka yang
muncul tersebut dibandingkan dengan angka pada botol cairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kalibrasi. Apabila lebih rendah maka tombol TEMP ditekan lagi
untuk melakukan kalibrasi ulang atau tekan HOLD jika angka
menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari angka kalibrasi.
Pengukuran air menggunakan TDS EC meter diawali dengan
menekan tombol ON lalu ujung elektroda alat dicelupkan ke
dalam air sampel hingga alat menunjukkan angka tertentu yang
stabil. Sebaiknya sebelum digunakan, alat terlebih dahulu di
sterilkan dengan mencelupkan ke aquades sehingga data
pengukuran lebih akurat.
Pengukuran TDS masing-masing sampel dilakukan sebanyak 3
kali kemudian hasil yang didapatkan dijadikan nilai rata-rata.
3) Kekeruhan
Pengukuran kekeruhan air ini dilakukan berdasarkan metode uji
SNI 06-6989.25-2005. Metode uji ini digunakan di laboratorium
BTLK PP dengan nefelometer. Pengujian dilakukan dengan
dibuatnya suspensi baku kekeruhan dan dimasukkan ke dalam
tabung pada nefelometer.
Tutup tabung dipasang dan alat akan melakukan kalibrasi
sampai nilainya stabil. Setelah didapatkan angka yang stabil, alat
diatur sehingga didapatkan angka kekeruhan larutan baku dengan
satuan NTU (Clesceri dkk, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) Kesadahan sebagai CaCO3
Kesadahan pada uji kualitas air diukur dengan metode titrimetri
berdasarkan SNI 06-6989.12-2004. Kesadahan yang dihitung
merupakan kesadahan total atau mg CaCO3/L. Pengujian
kesadahan total diawali dengan air sampel yang diambil sebanyak
25 ml lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml sambil
diencerkan menggunakan air suling sampai volume 50 mL.
Indikator EBT ditambahkan kemudian dilakukan titrasi dengan
larutan baku Na2EDTA hingga warna berubah menjadi biru.
Volume Na2EDTA yang berubah dibutuhkan sampai warna
larutan berubah menjadi biru dicatat. Titrasi ini diulangi sampai 2
kali. Volume Na2EDTA yang dibutuhkan kemudian dihitung
menjadi rata-rata.
Metode SNI ini menggunakan langkah kerja metode titrimetri
EDTA dengan batas penggunaan terendah adalah 5 mg/L. Satuan
yang digunakan dalam pengujian kesadahan total air sampel
adalah mg/L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
5) Kandungan Detergen
Pengukuran jumlah kandungan detergen dilakukan berdasarkan
metode uji SNI06-6989.51-2005 di laboratorium BBTKL.
Pengujian menggunakan alat spektrofotometer secara biru
metilena. Sampel sebanyak 100 ml diukur dan dimasukkan ke
dalam corong pemisah.
Indikator fenoltalin dan larutan NaOH 1 N juga dicampurkan
ke dalam corong sekitar 3 sampai dengan 5 tetes sampai timbul
warna merah muda. Pemberian campuran dilakukan setetes demi
setetes agar didapatkan hasil yang akurat. Warna merah muda
kemudian dihilangkan dengan penambahan larutan asam sulfat
1N.
Ditambahkan lagi larutan biru metilen sebanyak 25 mL lalu
dilakukan pembuatan kurva kalibrasi. Setelah pembuatan kurva
kalibrasi maka spektofotometer digunakan untuk pengukuran
serapan dengan panjang gelombang 652 nm. Hasil serapan
spektofotometer dicatat.
6) Derajat Keasaman
PH pada air yang tidak didiamkan diuji secara langsung setelah
pengambilan sampel air. PH diukur menggunakan PH meter dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diuji kembali di laboratorium BBTKL PP. Air yang didiamkan
juga diujidenganmenggunakan PH meter.
Metode pengujian pH atau derajat keasaman dilaksanakan
berdasarkan SNI 06-6989.11-2004 dengan menggunakan alat pH
meter. Hal pertama yang dilakukan adalah kalibrasi alat
menggunakan larutan penyangga sesuai dengan instruksi kerja.
Prosedur awal ini harus diperhatikan sebelum melakukan
pengukuran.
Sebanyak 100 ml air sampel disiapkan. Sampel air harus sesuai
dengan suhu kamar. Elektroda pada pH meter kemudian
dikeringkan menggunakan kertas tisu dan dibilas menggunakan air
suling. Air sampel tersebut digunakan kembali untuk membilas
elektroda.
Elektroda dicelupkan ke dalam sampel air yang akan di uji
hingga pH meter menunjukkan angka skala pengukuran yang
stabil. Hasil pegukuran tersebut muncul pada display pada pH
meter. Langkah terakhir adalah mencatat hasil pengukuran.
7) Total Coliform dan Jumlah Escherichia coli
Parameter biologi dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan metode APHA 2012, section 9222 H dengan satuan
CFU/mL. Langkah awal dilakukan dengan alat yang disterilisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sesuai dengan metode yang tercantum di Washing Sterilization,
Section 9020. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan
ethyl 95% atau dapat juga menggunakan methyl alkohol.
Unit filtrasi didapatkan dengan bantuan alat magnetic force
yang akan melindungi membran filtrasi selama proses filtrasi. Unit
filtrasi yang didapatkan dibungkus secara terpisah menggunakan
kertas dan disterilkan kembali. Setelah itu disimpan dalam waktu
tertentu.
Saat akan digunakan kembali, alat dan bahan disterilkan
kembali. Unit filtrasi dari membran filtrasi diinkubasi dalam
inkubator pada suhu kurang lebih 35oC. Analisis jumlah koloni
pada membran filter dilakukan dengan bantuan mikroskop.
Sebaiknya disarankan menggunakan mikroskop binokuler.
F. Cara Mengumpulkan Data
Sampel air diambil sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 10 Desember 2018
dan pada tanggal 13 Desember 2018. Waktu pengambilan sampel
dilaksanakan pagi hari yaitu pukul 08.00 WIB pada tanggal 10 Desember
2018 dan pukul 07.30 pada tanggal 13 Desember 2018. Setiap pengambilan
sampel didapatkan 3 sampel air dari 3 titik berbeda.
Titik pertama berjarak 5 m dari lokasi sumber cemaran, titik kedua
berjarak 60 m, dan titik ketiga berjarak lebih dari 100 m dari lokasi sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
cemaran. Pengumpulan data dilanjutkan dengan dilakukan uji air di
laboratorium berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan.
Kemudian data diolah dan dilakukan analisis metode deskriptif eksploratif
untuk perbandingan data hasil.
G. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan cara deskriptif eksploratif yaitu
menggali secara rinci fakta yang terjadi di lapangan dan menjelaskan dengan
faktor yang memengaruhinya. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran secara umum mengenai perbandingan dari kedua perlakuan.
Selain itu juga dilakukan analisis untuk mengetahui IKA atau Indeks
Kualitas Air berdasarkan standar baku. Analisis dilakukan dengan
menggunakan metode skoring storet. Metode ini mengacu pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman
penentuan Status Mutu Air. Apabila ada parameter yang tidak tercantum di
dalam standar baku, maka tidak perlu dilakukan perhitungan skoring terhadap
parameter tersebut.
Perhitungan status mutu air dengan menggunakan metode Storet adalah
dengan membandingkan hasil pengukuran masing-masing parameter terhadap
standar baku.
1). Hasil pengukuran memenuhi standar baku mutu air maka diberi skor 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2). Hasil pengukuran tidak memenuhi standar baku mutu air maka diberi
skor sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skor Status Mutu Air Storet
Jumlah
parameter yang
digunakan
Nilai Parameter
Fisika Kimia Biologi
< 10 Maks -1 -2 -3
Min -1 -2 -3
Rerata -3 -6 -9
≥ 10 Maks -2 -4 -6
Min -2 -4 -6
Rerata -6 -12 -8
Sumber : Keputusan Menteri LH nomor 115/MENLH/2003
Berdasarkan rumus tersebut, maka akan diperoleh 4 kategori kualitas air
sumur. Skor secara keseluruhan yang dijumlahkan akan menunjukkan status
mutu air. Kategori A merupakan mutu air baik sekali dengan skor 0.
Kategori B merupakan mutu air baik/ tercemar ringan dengan skor -1
sampai -10. Kategori C merupakan status mutu sedang atau tercemar ringan
dengan skor -11 sampai dengan -30. Kategori terakhir adalah kategori D
dengan status mutu buruk atau tercemar berat dengan skor ≥-31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
H. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Penelitian
No
Jenis
Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Penyusunan
proposal
2
Survey
lokasi dan
observasi
warga
(wawancara)
3
Pengajuan
proposal ke
BTKL PP
4
Pengambilan
sampel
5 Penelitian
7
pengolahan
data dan
analisis
8 Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan mulai dari survey
lokasi titik pengambilan sampel air sumur di kampung Soropadan, Condong
Catur, Sleman, Yogyakarta. Dari ke 3 lokasi pengambilan sampel, keadaan
sumur tiap sampelnya berbeda-beda. Sumur Ibu Ju yang merupakan sumur
terdekat dari sumber potensi cemaran sudah dibeton. Jarak dengan sumber
potensi cemaran kurang lebih 7 meter. Bu Ju sudah menggunakan sumur
tersebut sejak tahun 1980an.
Di dekat sumurnya terdapat kandang-kandang ayam sehingga
memungkinkan ayam untuk berkeliaran di area sumur dan membuang banyak
kotoran di halaman sekitar tempat sumur berada. Bu Ju menggunakan pompa
dan air dialirkan melalui pipa lalu ditampung di dalam ember yang diletakkan
di sebelah sumur.
Bu Ju sering mendiamkan air lebih dari 24 jam karena terkadang akan
sulit jika mesin pompa mati sehingga bu Ju selalu berjaga-jaga dengan
mengisi penuh bak-bak air penampungan. Apabila akan digunakan, maka bu
Ju menggunakan sebagian air dan kembali mengisi penuh lagi untuk
disimpan. Cara seperti inilah yang membuat air segar yang bu Ju pakai
bercampur dengan sebagian air yang sudah disimpan. Bu Ju selalu membuang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
limbah cuci baju dan cuci piring disekitar area sumur berada dan meresap ke
dalam tanah.
Lokasi pengambilan sampel yang kedua ini merupakan titik tengah dari
sumber potensi cemaran karena berada di antara sumur 1 dan sumur 3. Lokasi
sumur ini berdekatan dengan area laundry. Sumur ini bersih dan jauh dari
ternak. Kebanyakan sumur warga sudah diberi beton dan di semen sehingga
tidak berlumut. Pemilik sumur menggunakan pompa dan menampung airnya
ke dalam wadah besar ukuran 300 liter yang nantinya dialirkan melalui kran.
Air tersebut ditampung dalam volume 300 liter dengan pompa otomatis
sehingga apabila air akan habis, mesin pompa akan otomatis mengisi air. Hal
ini membuktikan bahwa pemilik sumur tidak pernah menyimpan air lebih dari
24 jam dalam penampungan karena kebutuhan air cukup banyak termasuk
karena pemilik sumur juga membuka usaha kos-kosan. Sebagian besar warga
di Soropadan sudah menggunakan sumur mereka sebelum hotel GK dibangun
di area perkampungan Soropadan. Limbah cair dibuang dengan cara dialirkan
melalui saluran khusus yang juga memungkinkan untuk merembes ke dalam
tanah.
Pengambilan sampel yang terakhir adalah area titik terjauh dari sumber
potensi cemaran. Masih sama dengan yang lainnya, sumur sudah disemen.
Pemilik sumur yaitu bu Padmi menggunakan mesin pompa tidak otomatis.
Menurut bu Padmi, penggunaan mesin pompa mempermudah dalam
pengambilan air dari sumur. Lokasi sumur ini berada di tempat yang cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tertutup, berbeda dengan sumur lokasi 1 dan 2 yang terletak pada area terbuka
dan terkena sinar matahari langsung. Tempat penampungan air berada di
bagian atas dan berpeneduh dengan ukuran bak penampung adalah 300 liter.
Air ini nantinya dialirkan melalui kran.
Bu Padmi membuka usaha kos-kosan sehingga kebutuhan air cukup
banyak. Hal ini juga menjadi faktor yang menyebabkan bu Padmi tidak pernah
menampung air dalam waktu lebih dari 24 jam. Dalam waktu kurang dari 12
jam saja penampungan air sudah kosong kembali sehingga bu Padmi selalu
mengisi airnya lagi karena tidak menggunakan mesin pompa otomatis. Air
yang digunakan bu Padmi adalah air baru yang diambil langsung dari sumur.
Sampel yang diambil pada tanggal 13 Desember 2018 diberi perlakuan
lama waktu penyimpanan. Parameter yang digunakan sama dengan sampel
yang diambil pada tanggal 10 Desember 2018. Khusus paramater suhu dan
pH melebihi batas waktu sehingga tidak bisa diujikan di laboratorium. Hal ini
disebabkan karena pengukuran suhu dan pH harus dilakukan langsung di
lapangan setelah pengambilan sampel air. Oleh karena itu, pengukuran suhu
yang dilakukan adalah rerata keadaan suhu dan pH air setiap harinya selama
satu minggu. Perlakuan lainnya adalah membedakan jarak lokasi pengambilan
sampel terhadap sumber potensi cemaran.
Setelah melakukan penelitian, variabel terukur didapatkan berdasarkan
laporan hasil uji di laboratorium BTKL PP Yogyakarta yang keluar pada
tanggal 25 Januari 2019 dengan nomor surat FR/VIII.3/12/Rev.7 Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tersebut diambil pada tanggal 10 Desember 2018 dan tanggal 13 Desember
2018.
Tabel 4.1 Informasi Lokasi Pengambilan Sampel
Kategori SUMUR 1 SUMUR 2 SUMUR 3
Kedalaman Sumur 16 meter 16 meter 13 meter
Tahun Pembuatan Sumur 1960 1960 1986
Waktu Pengurasan Bak 5 hari 1 kali
hampir tidak
pernah 1 bulan 1 kali
Material Bak Penampung
Polyethylene
murni
Polyethylene
murni Plastik
Lama Pemakaian Bak 2 tahun 4 tahun > 10 tahun
Jarak Septic tank dengan
Sumber Air 2 meter 4 meter 7 meter
Ukuran Bak Penampung 200 liter 300 liter 300 liter
Kebutuhan air per hari 1000 liter/ hari
> 2000 liter/
hari
> 2500 liter/
hari
A. Hasil Pengukuran Parameter Kimia dan Fisika Air Sumur Warga
1. Data Hasil Pengukuran Sampel Uji Air yang Tidak Didiamkan
Sampel diambil pada tanggal 10 Desember 2018 dan diantarkan
langsung ke BTKL PP Yogyakarta. Jenis sampel ini adalah air tanah
dengan nomor kode sampel 26088 K, sampel air sumur milik Ibu Ju
(Sumur 1). Nomor kode 26089 K untuk sampel air sumur milik ibu
Laundry (Sumur 2), dan nomor kode 26090 K untuk sampel air sumur
milik ibu Padmi (Sumur 3). Ketiga sampel tersebut di uji berdasarkan
parameter fisik dan kimia.
Untuk paramater biologi, sampel diberi nomor kode 26091 B untuk air
sumur milik Ibu Ju (Sumur 1). Nomor kode 26092 B untuk air sumur
milik ibu Laundry (Sumur 2), dan nomor kode 26093 B untuk air sumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
milik Ibu Padmi (Sumur 3). Sampel 1 merupakan sumur 1, sampel 2
merupakan sumur 2, dan sampel 3 merupakan sumur 3.
2. Data Hasil Sampel Uji Air yang Didiamkan
Sampel ini adalah sampel yang diambil pada tanggal 13 Desember 2018
dengan perlakuan didiamkan selama 3 hari terhitung sejak tanggal 10
Desember 2018 kemudian sampel diantarkan ke BTKL PP Yogyakarta. Jenis
sampel ini adalah air tanah dengan nomor kode 26382 K, sampel air sumur
milik Ibu Ju (Sumur 1). Nomor kode 26383 K untuk sampel air sumur milik
ibu Laundry (Sumur 2), dan nomor kode 26384 K untuk sampel air sumur
milik ibu Padmi (Sumur 3). Ketiga sampel tersebut di uji berdasarkan
parameter fisik dan kimia.
Sedangkan untuk paramater biologi, contoh uji diberi nomor kode
26385B untuk air sumur milik Ibu Ju (Sumur 1). Nomor kode 26386 B untuk
air sumur milik ibu Laundry (Sumur 2), dan nomor kode 26387 B untuk air
sumur milik Ibu Padmi (Sumur 3). Sampel 1 merupakann sumur 1, sampel 2
merupakan sumur 2, dan sampel 3 merupakan sumur 3.
Tabel disajikan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4.2 Tabel Informasi Hasil Uji Fisika Kimia Biologi Air dan Standar Baku Permenkes nomor 32 tahun 2017
Parameter
Hasil Uji Kualitas Air yang Didiamkan Hasil Uji Kualitas Air yang Tidak Didiamkan Standar Baku
Satuan Sumur 1 Sumur 2 Sumur 3 Sumur 1 Sumur 2 Sumur 3
Fisika
Suhu 26 25 25 26 27 26 suhu udara ± 3 oC
Kekeruhan 0,5 2,2 0,7 0,4 0,6 0,7 25 NTU
TDS 213 249 253 183 194 190 1000 mg/L
Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Kimia
pH 6,8 6,9 6,9 6,6 6,7 6,8 6,5-8,5
Kesadahan sebagai CaCO3 156,78 166,83 160,80 157,00 164,00 160,00 500 mg/L
Detergen 0,0388 0,0267 0,0210 0,0244 0,0473 0,0383 0,05 mg/L
Biologi
Total Coliform TNTC TNTC TNTC TNTC TNTC 48 50 CFU/100mL
Escherichia coli 4 11 0 5 3 0 0 CFU/100mL
*TNTC = Too Numerous to Count
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Suhu
Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Suhu Air
Berdasarkan hasil uji pada sampel yang tidak diberi perlakuan, data
menunjukkan suhu ruangan antara 26oC sampai dengan 27 oC sehingga tidak
ada perbedaan besar antar sampel. Hasil ini membuktikan bahwa lokasi
pengambilan sampel tidak memberikan perbedaan pada suhu karena berada
pada suatu daerah yang sama. Suhu air yang diukur merupakan suhu rata-
rata terhadap udara selama satu minggu. Apabila suhu diukur pada waktu
pengambilan sampel saja, maka data tidak menunjukkan hasil yang akurat
karena dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor tersebut dapat berupa iklim atau cuaca saat hari pengambilan
sampel dan kondisi kelembaban tanah sekitar sumber air berasal. Hasil
pengukuran suhu ini tidak menunjukkan suatu kenaikan atau penurunan
yang drastis. Perubahan suhu yang drastis akan menyebabkan pengaruh
24
24.5
25
25.5
26
26.5
27
27.5
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Suh
u
Sampel Air
Air tidak disimpan
Air disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
terhadap kualitas air. Salah satunya adalah menyebabkan air menjadi
berwarna dan berbau karena kadar residu terlarut dalam air yang ikut
meningkat.
Pada tabel hasil pengukuran sampel yang sudah didiamkan, parameter
suhu menunjukkan hasil rerata 25,6oC terhadap suhu udara. Dalam data ini,
air sudah diberi perlakuan dengan cara didiamkan 3 hari. Hasil yang didapat
menunjukkan pengaruh suhu yang tidak mengalami perubahan drastis jika
dibandingkan dengan suhu air sebelum diberi perlakuan. Data pada sampel
1 menunjukkan bahwa suhu konstan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Pada sampel 2 dan sampel 3, data menunjukkan suhu yang mengalami
penurunan akan tetapi bukan penurunan yang drastis.
Kehidupan mikroorganisme cemaran dalam air dipengaruhi oleh suhu
karena shu menunjukkan suhu ruangan. Beberapa bakteri pencemar air
dapat bertahan hidup dalam suhu ruangan dengan sisa-sisa bahan organik.
Secara keseluruhan, suhu air sampel sebelum dan sesudah diberi perlakuan
sudah memenuhi standar baku sesuai dengan Permenkes RI nomor 32 tahun
2017 yaitu kurang lebih 3oC terhadap suhu udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Kekeruhan
Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air
Pada paramater kekeruhan menunjukkan data sesuai standar baku yaitu
berkisar 0,4 NTU, 0,6 NTU, dan 0,7 NTU untuk sampel 1, sampel 2 ,dan
sampel 3. Angka kekeruhan paling tinggi terdapat pada sampel ke 3. Ketiga
sampel memiliki selisih angka kekeruhan yang tidak cukup besar dan berada
jauh di bawah standar maksimum sehingga masih tergolong aman jika
ditinjau dari parameter ini. Tingkat kekeruhan menunjukkan efek dari
rembesan air yang dialirkan langsung ke tanah. Pemilik sumur kebanyakan
mengalirkan air buangan mereka ke suatu saluran yang memungkinkan
menghasilkan rembesan ke dalam tanah.
Hasil uji dari paramater kekeruhan pada sampel yang diberi berlakuan
hasil menunjukkan nilai sesuai standar baku yaitu 0,5 NTU, 2,2 NTU, dan
0,7 NTU pada sampel 1, sampel 2, dan sampel 3. Pada sampel ke 1 dan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Kek
eru
han
Sampel Air
Air yang tidak disimpan
Air yang disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sampel ke 2, setelah diberi perlakuan menunjukkan kenaikan angka
kekeruhan. Namun, untuk sampel ke 3 menunjukkan hasil yang konstan.
Perbedaan hasil uji dipengaruhi sifat bahan yang terkandung dalam air yang
berbeda-beda.
Beberapa bahan dalam air tersebut ada yang sifatnya mudah diendapkan
dan ada yang sukar diendapkan sehingga saat didiamkan selama 3 hari
menunjukkan efek kekeruhan yang berbeda-beda pula. Perbedaan sangat
jelas terlihat pada sampel ke 2 antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah
diberi perlakuan. Jumlah mikrobia pada sampel 2 setelah diberi perlakuan
meningkat tajam dari sebelum diberi perlakuan. Peningkatan jumlah ini
memengaruhi tingkat kekeruhan.
Tingkat kekeruhan meningkat tajam pada sampel ke 2 bersamaan dengan
meningkatnya jumlah Escherichia coli akibat air didiamkan selama 3 hari.
Sedangkan pada sampel ke 1 tidak menunjukkan hubungan yang tepat
antara jumlah mikrobia dengan kekeruhan. Hubungan antara kekeruhan dan
kandungan mikrobiologi yaitu apabila jumlah mikrobia dalam air tinggi
maka air menjadi semakin keruh karena tingginya bahan organik yang juga
dapat menjadi nutrisi untuk bakteri tumbuh. Tingginya kandungan bahan-
bahan inilah yang meningkatkan nilai padatan terlarut dan semakin lama
dapat memengaruhi warna air.
Peningkatan angka kekeruhan air pada sampel 1 dan 2 setelah diberi
perlakuan sudah sesuai dengan teori. Perilaku mendiamkan air dalam waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tertentu menyebabkan angka kekeruhan semakin meningkat. Data hasil uji
pada sampel ke 3 tidak sesuai dengan teori karena tidak menunjukkan
kenaikan atau penurunan. Jika dilihat dari total Coliform yang semakin lama
semakin banyak saat didiamkan, data sampel 3 menunjukkan data yang
tidak valid sehingga tidak dapat dihubungkan.
Secara keseluruhan, angka kekeruhan pada sampel air yang diberi
perlakuan dan tidak diberi perlakuan sesuai dengan standar baku yang
ditetapkan dalam Permenkes RI nomor 32 tahun 2017. Standar baku
tersebut menunjukkan nilai standar maksimum kekeruhan adalah 25 NTU.
c. Total Padatan Terlarut
Grafik 4.3 Hasil Pengukuran TDS Air
Parameter TDS pada sampel air yang tidak diberi perlakuan
menunjukkan hasi uji sesuai standar baku dengan hasil 183 mg/L untuk
sampel ke 1, 194 mg/L untuk sampel ke 2, dan 190 mg/L untuk sampel ke 3.
0
50
100
150
200
250
300
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Ankga
TD
S
Sampel Air
Air tidak disimpan
Air yang disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kadar residu terlarut sebelum diberi perlakuan mengalami kenaikan nilai
pada setiap sampel. Hasil ini membutkikan bahwa pada setiap sampel
mengandung senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik
memberikan nutrisi bagi mikrobia air.
Perbedaan nilai TDS juga terbukti karena adanya buangan limbah rumah
tangga. Buangan limbah rumah tangga pada sampel ke 2 dan 3 memiliki
nilai hampir setara. Lokasi sumur 2 dan sumur 3 merupakan area kost yang
dihuni banyak orang sehingga produksi limbah rumah tangga lebih tinggi
dibandingkan dengan produksi limbah lokasi sumur 1. Sumber kandungan
bahan lainnya yang menyebabkan perbedaan nilai TDS pada tiap sampel
berbeda-beda tergantung pada jenis benda padat kecil yang terlarut dalam
air.
Kenaikan nilai TDS juga terjadi pada air yang didiamkan beberapa hari.
Ini menunjukkan kadar residu terlarut dalam air juga semakin meningkat
jika disimpan lebih lama lagi. Hasil uji TDS mencapai nilai 213 mg/L, 249
mg/L, 253 mg/L pada sampel 1, sampel 2 , dan sampel 3. Selisih nilai antara
sampel yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan tersebut cukup
membuktikan bahwa cemaran yang berupa padatan dalam air jika
didiamkan akan meningkatkan kadar residu terlarut.
Peningkatan nilai terjadi karena saat pengujian ditemukan lagi bahan
terlarut yang semakin banyak jenisnya yang merupakan hasil penguraian
mikrobia air. Selain itu, cemaran yang berasal dari rembesan air ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tanah akibat aktivitas domestik juga terdeteksi lebih banyak. Jika didiamkan
lebih lama lagi, kondisi ini akan menjadi faktor utama yang memengaruhi
warna dan bau air sehingga menurunkan kualitas fisik air.
Menurut hasil uji, air sampel yang tidak diberi perlakuan dan yang diberi
perlakuan masih memenuhi standar baku Permenkes RI nomor 32 tahun
2017 dengan batas maksimum nilai TDS adalah 1000 mg/L sehingga masih
aman. Hanya saja apabila dibiarkan dalam waktu lebih lama lagi, kandungan
residu terlarut akan semakin tinggi.
Residu terlarut yang tinggi menyebabkan endapan pada air. Endapan
tersebut berasal dari bahan organik maupun bahan anorganik yang jika
berlebih akan menjadi kontaminan. Bahan organik berupa mineral dan
bahan alami yang berasal dari pori-pori tanah. Bahan organik ini ternyata
menjadi nutrisi untuk bakteri tumbuh dan akhirnya menjadi terakumulasi.
Bahan anorganik berupa detergen dan sabun mandi. Jika dibiarkan, semakin
lama akan menjadikan air semakin sadah.
Disisi lain, kandungan TDS yang mencapai nilai 0 ternyata juga tidak
disarankan oleh World Health Organization karena air tersebut tidak
memiliki kandungan mineral yang seharusnya dimiliki oleh air minum.
Mineral yang cukup berfungsi untuk menyeimbangkan kadar ion-ion dalam
tubuh.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi TDS yang tinggi dalam air
adalah dengan menggunakan filter karbon aktif yang dapat menyerap ion-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
ion Magnesium dan Kalsium berlebih dalam air. Selain itu, dapat
menggunakan teknologi destilasi atau penguapan.
d. Parameter Bau Air
Air yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan tidak
menghasilkan bau tertentu. Bau yang tercium adalah bau air yang
bercampur dengan wadah jerigen karena dalam keadaan tertutup. Air
nampak bening karena saat pengambilan sampel air tidak bercampur dengan
bahan kontaminan yang membuat air menjadi berubah warna dan bau saat
disimpan lama. Secara fisik kondisi seperti inilah yang membuat warga
menjadi yakin bahwa air yang mereka pakai tidak bermasalah. Namun, bau
pada air bisa terjadi karena adanya kenaikan pada suhu dan apabila
kandungan bahan organik maupun non organik dalam air meningkat.
Hasil uji bau pada air sampel membuktikan bahwa suhu air sampel tidak
memberikan pengaruh apapun terhadap perubahan fisik air. Sifat air tersebut
juga didukung bau air yang memenuhi standar baku Permenkes RI nomor
32 tahun 2017 yaitu karakterikstik air yang baik adalah tidak berbau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
e. Derajat Keasaman Air
Grafik 4.4 Hasil Pengukuran pH Air
Parameter pH dengan standar baku menurut Permenkes RI nomor 32
tahun 2017 adalah berkisar antara 6,5-8,5. Hasil uji menunjukkan pH rerata
adalah 6,7. Jika diamati secara detail melalui tabel, nilai pH selalu
menunjukkan hasil yang netral. Ketika kita melihat hasil uji nilai detergen
yang semakin tinggi menjadi sangat tidak memungkinkan air ada dalam
kondisi pH netral.
Perbandingan tersebut dapat menjelaskan alasan bahwa parameter satu
dengan yang lainnya dalam penelitian ini tidak dapat dikorelasikan.
Demikian pula dengan hasil pengukuran pada sampel air yang diberi
perlakuan dengan cara didiamkan selama 3 hari. PH rata-rata yang
didapatkan adalah 6,8 yang berarti netral. PH air netral merupakan pH air
normal.
Pada grafik menunjukkan angka kenaikan pH yang meningkat antara
sampel 1 hingga sampel 3. Namun tidak menunjukkan selisih yang besar
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
pH
Sampel Air
Air yang tidak disimpan
Air yang disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
karena masih mendekati pH netral. Selisih pH pada air yang diberi
perlakuan dan tidak diberi perlakuan tidak menunjukkan nilai yang besar
yaitu antara 6,7 dan 6,8. Air masih tergolong memiliki pH normal meskipun
menunjukkan kenaikan pH setelah disimpan dalam waktu 3 hari.
Lokasi sumur dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh pada
kondisi keasaman air. Aktivitas warga yang menimbulkan limbah domestik
cair juga tidak memberikan dampak terhadap kondisi keasaman air.
f. Kesadahan sebagai CaCO3
Grafik 4.5 Hasil Uji Kesadahan sebagai CaCO3
Parameter kesadahan CaCO3 juga menunjukkan hasil memenuhi standar
baku yaitu 157 mg/L, 164 mg/L, dan 160 mg/L pada ketiga sampel berturut-
turut. Sampel ke 2 menunjukkan hasil kesadahan tertinggi dari sampel
lainnya. Berdasarkan hasil uji, angka kesadahan tertinggi adalah pada
150152154156158160162164166168
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Kes
adah
an
Sampel Air
Air yang tidakdisimpan
Air yang disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sampel air 2. Ketiga sampel air memiliki tingkat kesadahan dengan selisih
yang sedikit.
Berikutnya adalah hasil uji parameter kesadahan sebagai CaCO3 pada
sampel air yang diberi perlakuan. Hasil uji sampel ke 1 yaitu 156 mg/L,78
mg/L, sampel ke 2 yaitu 166 mg/L, 83 mg/L, dan sampel ke 3 yaitu 160,80
mg/L. Kesadahan sampel air ke 1 mengalami kenaikan hasil yang cukup
tinggi dari sebelum perlakuan sampai diberi perlakuan. Sedangkan untuk
sampel ke 2 dan sampel ke 3 justru mengalami penurunan.
Perbedaan nilai kesadahan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh
penggunaan sabun sebagai dampak limbah domestik. Faktanya bahwa
dampak limbah domestik sabun cuci lebih tinggi ditemukan pada sampel ke
2 karena merupakan area laundry. Limbah domestik menjadi salah satu
polutan yang menurunkan kualitas air.
Jika diamati lebih rinci, perbedaan hasil uji antara air yang diberi
perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan menunjukkan data yang tidak
konsisten. Data hasil uji menunjukkan kenaikan dan penurunan yang tidak
teratur sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai dampak kualitas
kesadahan air apabila disimpan selama beberapa hari.
Dalam beberapa penelitian, kesadahan air bukan merupakan hal yang
dikehendaki karena sifat kesadahan ini memengaruhi rasa dan bau air. Hasil
uji sesuai dengan standar baku yang ditentukan oleh Permenkes RI nomor
32 tahun 2017 yaitu 500 mg/L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musiam, dkk (2015) apabila
digunakan untuk konsumsi maka tingkat kesadahan harus masuk kriteria
menengah yaitu 50-150 mg/L. Air yang terlalu sadah menyebabkan
gangguan pada kesehatan termasuk pada organ-organ dalam.
g. Kandungan Detergen
Grafik 4.6 Hasil Uji Kandungan Detergen Air
Standar baku kadar detergen dalam Permenkes RI nomor 32 tahun 2017
adalah 0,05 mg/L. Hasil uji menunjukkan kadar detergen di bawah standar
baku. Sampel ke 1 dengan kadar 0,0244 mg/L. Sampel kedua menunjukkan
kadar detergen tertinggi yaitu 0,0473 mg/L dan memiliki selisih cukup besar
dengan sampel ke 1. Kadar detergen sampel ke 3 yaitu 0,0383 mg/L.
Berdasarkan kondisi ekologisnya, pengaruh limbah domestik terbukti
memberikan kontribusi besar terhadap tingginya kadar detergen. Jika
diamati lebih detail, hasil uji menunjukkan keadaan yang hampir sesuai
dengan teori. Pada kondisi sebenarnya, air sampel 2 berada pada daerah
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Det
ergen
Sampel Air
Air yang tidak disimpan
Air yang disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang berdekatan dengan area laundry dan kost begitu pula dengan air
sampel 3 yang daerah sekitarnya dijadikan area kost. Air sampel 1
menunjukkan tingkat kadar detergen yang paling rendah dengan selisih yang
cukup besar terhadap sampel air ke 2.
Kadar detergen dengan masing-masing sampel air yang diberi perlakuan
secara berurutan menunjukkan hasil 0,0388 mg/L, 0,0267 mg/L, dan 0,0210
mg/L yang ketiganya terbukti masih memenuhi standar baku Permenkes RI
nomor 32 tahun 2017. Menurut data yang didapatkan, kadar detergen setelah
air diberi perlakuan justru ada yang naik dan ada yang turun. Kondisi ini
memengaruhi validnya data. Data yang tidak konsisten ini tidak dapat
mendukung peryataan bahwa air yang didiamkan selama beberapa hari akan
membuat kadar detergen naik.
Kenaikan dan penurunan kadar detergen dapat disebabkan karena sifat
kesadahan air. Io-ion dalam air yang bereaksi dengan detergen akan
membuat detergen menjadi tidak berbusa lagi sehingga kadar detergen akan
menurun. Akan tetapi, air dengan kandungan kesadahan rendah akan
menyebabkan kandungan detergen pada air lebih tinggi
Sebaliknya, data ini dapat dijadikan data pendukung untuk mengetahui
kandungan detergen pada air sampel yang belum diberi perlakuan.
Meskipun demikian, hasil uji pada sampel seluruhnya menunjukkan hasil
memenuhi standar baku yang ditetapkan Permenkes RI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
B. Hasil Pengukuran Parameter Biologi Air Sumur Warga
Parameter biologi meliputi jumlah Escherichia coli dalam air sampel dan
total Coliform. Berdasarkan hasil uji, jumlah bakteri Escherichia coli dalam
sampel 1, sampel 2, dan sampel 3 yaitu 5 CFU/100 ml, 3 CFU/100 ml, dan 0
CFU/100 ml pada sampel yang tidak didiamkan. Sedangkan pada sampel
yang didiamkan, jumlah bakteri ini yaitu 4 CFU/100 ml, 11 CFU/100 ml, 0
CFU/100 ml secara berturut-turut dari ketiga sampel. Keberadaan mikrobia
pencemar ini dijadikan paramater pencemaran air.
Sampel ke 1 menunjukkan jumlah bakteri terbanyak dibandingkan
sampel ke 2, sementara sampel ke 3 justru tidak terdapat bakteri Escherichia
coli. Apabila dihitung dalam rata-rata, ketiga sampel mengalami
peningkatan jumlah bakteri setelah sampel air diberi perlakuan. Namun,
pada sampel ke 3 media yang kurang selektif menjadi faktor pendukung
tidak terdeteksinya bakteri Escherichia coli. Meskipun demikian, bukan
berarti sampel ke 3 tidak tercemar. Keberadaan Coliform terbaca dalam
hasil uji.
Bakteri golongan Coli terutama Escherichia coli dapat bertahan pada
suhu ruangan dan mulai mati saat suhu mencapai 60oC. Suhu rata-rata
harian air tergolong suhu normal yaitu sekitar 26-28oC. Dalam suhu
tersebut, bakteri masih dapat berkembang. Wadah yang digunakan untuk
menampung air merupakan wadah ukuran 200 liter yang tertutup sehingga
suhu air di dalam wadah cukup stabil terhadap suhu ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hasil uji yang didapatkan berkaitan dengan pengaruh terhadap jarak
sumber potensi cemaran dan lokasi sekitaran tempat sumber air berada.
Sumur sampel ke 1 merupakan sumur yang lokasinya paling dekat dengan
sumber potensi cemaran. Selain itu, disekitar sumur terdapat banyak kotoran
ayam. Namun, ketika sampel air didiamkan beberapa hari, sampel ke 2
menunjukkan pertumbuhan bakteri yang lebih cepat dibandingkan sampel
ke 1 yang dalam hal ini membuktikan bahwa bakteri berkembang pada air
yang disimpan.
Parameter biologi lainnya adalah Total Coliform dalam air sumur. Hasil
uji yang didapatkan menunjukkan sampel 1 masih merupakan sampel
dengan kandungan mikrobia tinggi, termasuk juga sampel ke 2. Sampel ke 3
juga menunjukkan hasil adanya bakteri Coliform jenis fekal maupun non
fekal.
Ketika air disimpan, maka bakteri tersebut semakin berkembang sampai
pada jumlah yang dinyatakan dengan Too Numerous to Count. Parameter
biologi menunjukkan bahwa air dalam kondisi tidak baik karena kandungan
bakteri melebihi standar baku.
Standar baku yang ditetapkan dalam Permenkes RI nomor 32 tahun 2017
menyebutkan batas maksimum jumlah bakteri Escherichia coli dalam air
yang baik adalah air yang tidak mengandung bakteri pencemar sama sekali
sehingga jumlah bakteri Escherichia coli seharusnya adalah 0. Hasil uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
cukup membuktikan keberadaan bakteri golongan Coli dalam ketiga sampel
air sehingga air digolongkan sebagai air tercemar.
C. Kualitas Air Tanah di Soropadan
Air Tanah masih banyak digunakan warga Soropadan sebagai sumber
air untuk bersih. Air tanah dimanfaatkan warga melalui pembuatan
sumur.Air yang diambil dari air sumur dialirkan melalui pompa.
Berdasarkan APHA (American Public Health Association), kualitas air
dapat ditentukan berdasarkan parameter biologi, fisika, dan kimia. Oleh
karena hal tersebut, uji kualitas air tanah di Soropadan dilakukan
berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi. Beberapa parameter
tersebut dapat dijadikan perbandingan terhadap standar baku yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah dalam Permenkes RI nomor 32 tahun 2017.
Cemaran-cemaran yang banyak menyumbang penurunan kualitas air di
daerah ini adalah cemaran air limbah domestik seperti detergen. Bukan
hanya itu, namun ada juga air resapan cucian piring, dan lain-lain yang
sifatnya dapat menaikkan nilai suspensi terlarut. Apabila suspensi terlarut
semakin meningkat maka akan menimbulkan penurunan kualitas fisik air
yang jika dilihat dan dicium saja sudah tergolong bahwa air tercemar.
Kondisi air di dareah perkampungan Soropadan dapat dianalisis
menggunakan metode Storet dengan memberikan skor pada hasil uji setiap
parameternya. Pemberian skor berkaitan dengan baku mutu yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Rumus ini digunakan untuk mendukung hasil bahwa parameter fisika dan
kimia dalam penelitian ini tidak memberikan pengaruh besar dalam
penurunan kualitas air. Status Mutu Air (Fisika dan Kimia) berdasarkan
Metode Storet (Keputusan Menteri LH No 115/MENLH/2003) :
Tabel 4.3 Indeks Kualitas Air Sumur berdasarkan Storet
Parameter Status Skor Skor
total Kategori
Maksimum Minimum Rerata
Fisika Sesuai Standar
Baku 0 0 0 0 A
Kimia Sesuai Standar
Baku 0 0 0 0 A
Biologi Melebihi Standar
Baku -3 -3 -9 -15 C
Total -15 C
Status mutu air menunjukkan kategori A atau baik pada parameter uji
fisika dan kimia karena hasil menunjukkan skor 0. Seluruh hasil uji
parameter fisika dan kimia sudah sesuai dengan standar baku Permenkes RI
nomor 32 tahun 2017. Penurunan kualitas air tidak banyak dipengaruhi
faktor fisika dan kimia.
Penyumbang cemaran biologi memberikan pengaruh pada penurunan
kualitas air. Bakteri non fekal sudah ada didalam tanah dan berpotensi
mencemari air tanah. Ditambah lagi dengan bakteri fekal yang berasal dari
limbah pembuangan tinja manusia dan hewan. Hasil uji menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
cemaran ini merupakan cemaran sedang karena hasilnya melebihi standar
baku.
Kualitas air tanah di Soropadan tercemar dari segi biologi. Hasil uji yang
menunjukkan keberadaan Escherichia coli pada air sudah membuktikan
bahwa air termasuk dalam kategori tercemar. Status TNTC pada total
Coliform juga mendukung pernyataan bahwa air dalam kondisi tercemar
sedang.
Air dengan kualitas rendah ini tidak baik apabila digunakan untuk
konsumsi sehari-hari karena akan menyebabkan masalah kesehatan seperti
gangguan pencernaan. Demikian pula apabla digunakan untuk mandi,
mencuci pakaian akan menyebabkan penyakit kulit.
Lokasi sampel 1, sampel 2, dan sampel 3 memiliki air yang kualitasnya
masuk kategori “tercemar sedang” secara biologi, karena kandungan bakteri
dalam air melebihi standar baku. Ketiga lokasi sampel air memiliki kualitas
air dengan kategori “baik” secara fisika dan kimia karena kandungan
cemaran dalam air belum melebihi standar baku.
D. Perbedaan Kualitas Air Berdasarkan Jarak Sumber Air terhadap
Sumber Potensi Cemaran
Kualitas air tanah di kampung Soropadan secara fisika dan kimia sudah
memenuhi kriteria baku mutu air berdasarkan Permenkes RI nomor 32
tahun 2017. Namun, secara biologi ternyata kualitas air tanah ini tergolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tercemar karena mengandung bakteri cemaran Coliform dalam setiap
sampel yang diuji. Dalam sampel air yang diambil di lokasi terdekat dengan
sumberpotensi cemaran mengandung jumlah kandungan bakteri pencemar
terbanyak dibandingkan pada air sampel yang diambil dari lokasi terjauh
dari sumber potensi cemaran.
Hasil penelitian membuktikan bahwa jarak sumber air dengan sumber
potensi cemaran memberikan pengaruh. Jarak ideal pembuatan septic tank
terhadap sumber air minimal 15 m. Bahkan menurut Soeparman tahun 2002,
pada jarak 4-6 m dari sumber potensi cemaran, terdapat bakteri Coliform
dalam air tanah.
Bakteri dapat bertahan dalam waktu beberapa hari dan berpindah melalui
media air dalam tanah sehingga dalam jarak tertentu bakteri masih dapat
hidup dan berkembang dalam air tersebut. Oleh karena itulah mengapa jarak
harus diperhatikan. Ditambah lagi dengan adanya bakteri tanah yang
merupakan tipe Colifom non fekal yang menambah angka cemaran air.
Berdasarkan hal tersebut, maka kualitas air menjadi rendah dan dapat
memengaruhi kesehatan.
E. Perbedaan Kualitas Air yang didiamkan dan yang digunakan langsung.
Beberapa warga di daerah Soropadan menggunakan air sumur yang
dialirkan melalui pompa dan ditampung dalam wadah air besar berukuran
kurang lebih 300 liter. Kualitas air akan berbeda jika air lebih lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
disimpan. Semakin turunnya kualitas air ini jika ditinjau dari sifat fisikanya
dapat disebabkan perubahan pada suhu air yang memengaruhi aktivitas dan
perkembangan mikrobia dalam air.
Bakteri golongan koli merupakan mikrobia yang dapat hidup pada
suhu normal dan optimal pada suhu 37oC. Suhu air hasil uji menunjukkan
suhu normal rata-rata 28oC sehingga bakteri masih dapat tumbuh.
Penyimpanan air menyebabkan suhu menjadi menurun, namun masih dalam
kategori normal yaitu 25oC dan bakteri masih dapat tumbuh dalam air.
mikrobia ini akan mati pada suhu 60 oC, sehingga suhu tinggi akan
memengaruhi aktivitas dan perkembangan mikrobia.
Total Coliform pada seluruh sampel air bahkan mencapai jumlah
yang TNTC atau Too Numerous to Count. Peningkatan jumlah bakteri
menjadi alasan utama bahwa menyimpan air dalam waktu cukup lama tidak
baik. Air milik warga Soropadan yang berasal dari air tanah sudah
mengandung bakteri air yang jenisnya fekal maupun non fekal.
Selain itu, kandungan oksigen terlarut dan naiknya kadar residu terlarut
yang juga akan memengaruhi warna dan bau air. Meskipun warna air dan
bau air yang disimpan ini masih dalam kondisi normal karena suhu air juga
tidak mengalami perubahan yang signifikan. Ditinjau dari segi paramater
kimia, tingkat kesadahan air semakin naik apabila disimpan.
Pada beberapa penelitian, tingkat TDS air akan meningkat drastis jika air
disimpan dalam waktu seminggu atau lebih. Dalam hal ini, air yang baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
disimpan 3 hari sudah mengalami kenaikan angka TDS termasuk kandungan
detergen dan bahan-bahan lain yang terkandung dalam air. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat padatan terlarut dalam air semakin tinggi dan
berbahaya jika air digunakan untuk bahan konsumsi.
Kandungan TDS yang semakin tinggi dapat dihubungkan dengan
komponen masing-bahan terlarut dalam air yang semakin terakumulasi.
Termasuk pertambahan jumlah mikrobia yang turut meningkat, sehingga
residu terlarut dalam air juga turut meningkat.
Berdasarkan alasan tersebut, maka dalam jangka waktu penyimpanan 3
hari, air masih tergolong memenuhi standar baku secara fisika dan kimia.
Hanya saja secara umum sifat-sifat fisika dan kimianya menunjukkan hasil
yang semakin meningkat.
Bakteri dapat tumbuh dalam air apabila air tersebut memiliki suhu dan
kandungan nutrisi yang cukup untuk bakteri berkembang. Apabila suhu
dalam bak penyimpanan air konstan dalam suhu normal, maka bakteri
memiliki tempat yang cocok untuk berkembang dan menjadi terakumulasi.
Oleh karena itu tidak disarankan apabila warga menyimpan air dalam
tempat penampungan dalam waktu yang lama.
F. Perbandingan Hasil Uji terhadap Dokumen Evaluasi Lingkungan
Hidup
Hotel GK melakukan uji kualitas air bersih warga daerah Soropadan
dengan pengambilan sampel tanggal 8 Februari 2017. Beberapa parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yang di uji sama dengan parameter yang diujikan dalam penelitian ini.
Lokasi pengambilan sampel berada tepat di sumur pemukiman warga bagian
selatan tapak proyek. Sumur tersebut tidak termasuk sumur yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji Air Berdasarkan DELH dan Hasil Uji BTKL PP
Test
Descripti
on
Sample
Result
DELH
Metode
Data Tabel Hasil Uji Air BBTKL
PP (Desember 2018)
Sumur
1 Sumur 2 Sumur 3
Bau Tidak
Berbau -
Tidak
Berbau
Tidak
Berbau
Tidak
Berbau
TDS 215 mg./L SNI 06-6989.27-
2005 183 194 190
Suhu 29,9 oC SNI 06-6989.23-
2005 26 27 26
Kekeruha
n <1,0 NTU Spektofotometri 0,4 0,6 0,7
pH 7,5 SNI 06-6989.11-
2004 6,6 6,7 6,8
Kesadaha
n sebagai
CaCo3
79,3 mg/L SNI 06-6989.12-
2004 157 164 160
Detergen 0,16 mg/L SNI 06-6989.51-
2005 0,0244 0,0473 0,0383
Total
Coliform
<2
MPN/100
mL
MPN
TNTC
CFU/
100ml
TNTC
CFU/
100mL
48
CFU
/100mL
Hasil uji menunjukkan bahwa seluruh parameter fisika dan kimia berada
dibawah standar baku yang diacu yaitu Permenkes nomor 416 tahun 1990.
Akan tetapi, pada parameter biologi yaitu total Coliform menunjukkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
adanya jumlah Coliform dalam satuan MPN/100mL. Keberadaan bakteri ini
membuktikan bahwa air di daerah pemukiman warga sudah terkontaminasi
bakteri Coli.
Secara umum, metode uji yang digunakan hampir sama dengan metode
uji yang digunakan dalam penelitian ini. Apabila dibandingkan dengan hasil
uji dari 3 sampel sumur warga yang diambil pada Desember 2018 terdapat
banyak perbedaan kecuali parameter fisik seperti bau. Air tidak
menunjukkan kondisi yang berbau.
Suhu air pada ketiga sampel tidak mencapai 29oC seperti pada sampel air
hasil uji yang tertera di DELH. Suhu air sampel yang tercantum di DELH
cukup tinggi dibandingkan dengan suhu rata-rata sampel air terbaru.
Dilihat dari parameter kekeruhan, perbedaan angka kekeruhan tidak
terlalu besar yaitu antara 0.4 sampai dengan <1.0. Hasil uji sampel air
terbaru menunjukkan kekeruhan yang lebih rendah. Pada parameter TDS,
jumlah padatan terlarut sampel yang tercantum di DELH cukup tinggi
karena sudah mencapai angka 200 dibandingkan jumlah padatan terlarut
sampel air pada penelitian ini.
Parameter berikutnya adalah pH dengan kategori merupakan pH normal
namun hasil uji yang tercantum dalam DELH menunjukkan pH yang hampir
mencapai keadaan basa yaitu diatas 7. Perbedaan selanjutnya yaitu pada
parameter kesadahan sebagai CaCO3. Hasil uji menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kesadahan air pada sampel terbaru jauh lebih tinggi karena mencapai angka
di atas 100.
Parameter detergen atau kadar surfaktan, MBAS menunjukkan selisih
yang cukup banyak. Kadar detergen pada air sekitar pemukiman warga
menurun pada tahun 2018. Secara keseluruhan, hasil uji yang tertera pada
DELH merupakan hasil uji yang diambil dari 1 titik lokasi saja sehingga
data belum cukup untuk mewakili keadaan rata-rata air sumur warga.
Namun data tersebut menjadi data pendukung yang mengga mbarkan
kondisi salah satu air sumur warga di tahun 2017.
G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu parameter fisika dan kimia
yang digunakan untuk menguji kualitas air masih sedikit sehingga perlu
ditambahkan beberapa parameter uji untuk melengkapi data hasil uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
Berdasarkan pemelitian dengan judul Uji Kualitas Air Tanah Berdasarkan
Keadaan Ekologis di Kampung Soropadan, Depok, Sleman, Yogyakarta dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi khususnya pada siswa SMA kelas X
semester II materi Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan Hidup dengan sub materi
pencemaran air.
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujr, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
akif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkngan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi
kehidupan
4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang terjadi
di lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar
Materi pembelajaran Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan hidup yang
diberikan di kelas X SMA dapat diajarkan menggunakan berbagai metode dan model
pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami sehingga siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah student centered dengan model Cooperative Learning tipe
tebak kata sehingga melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan adalah kegiatan melakukan identifikasi melalui
pemberian stimulus oleh guru, melakukan analisis dari hasil pengamatan secara tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
langsung, melakukan kegiatan diskusi untuk mengasah sikap tanggng jawab dan
kerjasama, dan menyusun laporan akhir hasil observasi secara langsung di
lingkungan.
Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 2 x 45 menit atau satu kali pertemuan.
Kegiatan yang dilakukan di dalam kelas selama 90 menit tersebut adalah menonton
video dan diskusi. Melalui kegiatan tersebut siswa dituntut untuk melakukan analisis
sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis (High Order of
Thinking Skill) Diskusi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu diskusi menggunakan LKPD
dalam kelompok kecil, dan diskusi dengan melakukan kegiatan tebak kata dalam
kelmpok besar.
Kegiatan diluar kelas merupakan kegiatan yang dilakukan secara mandiri
berkelompok di luar jam pelajaran. Pembelajaran ini berupa project lapangan dengan
output adalah laporan akhir kelompok. Guru juga menggunakan 5M dalam
pebelajaran ini. kegiatan mengamati dilakukan dengan menonton video dan
mengamati beberapa gambar. Kegiatan menanya dilakukan dengan memberikan
siswa stimulus sehingga timbul pertanyaan oleh siswa.
Kegiatan mengomunikasikan dilakukan melalui presentasi hasil diskusi didepan
skelas secara berkelomp ok. Kegiatan mencoba dilakukan dengan bermain tebak kata,
dan kegiatan menalar dilakukan dengan diberikannya kasus atau masalah oleh guru
dan siswa dituntut aktif dalam menemukan jawaban dan solusi dari permasalahan.
Dalam kegiatan penutup, sebagai bentuk evaluasi pembelajaran guru
melakukan post test untuk penilaian kognitif serta melakukan kegiatan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
untuk penilaian afektif dan psikomotorik siswa. Sebelum melakukan pembelajaran,
guru membuat perangkat pembelajaran berupa RPP atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran sesuai dengan KD dan kurikulum yang diterapkan. Contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terdapat di lampiran 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kualitas air tanah di perkampungan Soropadan memiliki status
mutu air yang baik sesuai Permenkes RI nomor 32 tahun 2017.
2. Cemaran biologi lebih banyak memberikan pengaruh terhadap
rendahnya kualitas air sumur warga dibandingkan dengan cemaran
fisika dan kimia.
3. Kadar cemaran bakteri koli paling banyak terdapat pada air sumur
yang terdekat dengan sumber potensi cemaran dengan jarak < 10
m dibandingkan kadar cemaran bakteri koli pada air sumur yang
terjauh dari sumber potensi cemaran dengan jarak > 100 m.
4. Air yang disimpan selama 3 hari memiliki kualitas yag lebih
rendah karena jumlah mikrobia dalam air semakin banyak
dibandingkan dengan air yang tidak disimpan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa hal
yang dapat disarankan, yaitu :
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menganalisis Indeks Kualitas Air menggunakan
metode Struges maupun Pollution Index sebagai perbandingan.
2. Bagi Masyarakat
1). Masyarakat dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi
untuk memahami kriteria air yang baik.
2). Apabila air digunakan untuk keperluan konsumsi, disarankan
untuk merebus air hingga mendidih agar mikrobia dalam air
mati.
3). Masyarakat sebaiknya tidak menampung air dalam waktu
cukup lama karena kualitas air akan semakin menurun.
4). Warga dapat menggunakan penyaringan sederhana seperti
penyaringan dengan menggunakan karbon aktif. Cara lain
yaitu menggunakan alat penjernihan air atau purifikasi, serta
dapat melakukan penguapan pada air atau destilasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melakukan uji kualitas air bersih,
sebaiknya :
1). Peneliti dapat membandingkan hasil uji total coliform dengan
membandingkan satuan MPN/ 100 mL dan CFU/ 100 mL
dengan cara konversi sehingga dapat membantu pembaca
dalam memahami perbedaan kedua metode tersebut.
2). Peneliti dapat memperbanyak parameter fisika dan kimia.
3). Penelitian denngan memerhatikan letak ekologis sekitaran
sumber air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, A., Pandey, R.S., dan Sharma, B., 2010, Water Pollution with Special
Reference to Pesticide Contamination in India. Journal of Water Resource,
Number 02
Anonim, 2017, Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup,Yogyakarta.
Arsyad, S., 1989, Konservasi Tanah dan Air, Bogor : IPB Press
Clesceri, L.S., Greenberg, A.E., dan Eaton, A.D., 1998. Standard Methods for The
Examination of Water and Wastewater 20thedition.
Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan, Yogyakarta : Kanisius
Fardiaz, S., 1992, Polusi Air dan udara, Yogyakarta : Kanisius
Hadi, F., 1982, Teknik Penyehatan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air
Kodoatie, R.J. dan Sjarief, R., 2010, Tata Ruang Air, Yogyakarta : Penerbit Andi
Marsono, 2009, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air
Sumur Gali di Permukiman, Studi di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten
Utara, Klaten, Tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan, Semarang :
Universitas Diponegoro
Ningrum, S., 2018, Analisis Kualitas Badan Air Dan Kualitas Air Sumur Di Sekitar
Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kota Madiun, Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Volume 10 Nomor 1
Nurlita, U., dan Rahayu, A., 2010. Pengaruh Lama Kontak Karbon Aktif Sebagai
Media Filter Terhadap Persentase Penurunan Kesadahan CaCO3 Air Sumur
Artetis, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 6
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 tahun 2008
tentang Baku Mutu Air Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum
Purwana, R., 1983, Air Minum dan Kesehatan, Jakarta : FKM Universitas Indonesia
Rejekiningrum, P., 2009, Peluang Pemanfaatan Air Tanah Untuk Keberlanjutan
Sumber Daya Air, Jurnal Sumberdaya Lahan, Volume 3 Nomor 2
Rengganis, H., 2017, Potensi Dan Upaya Pemanfaatan Air Tanah Untuk Irigasi
Lahan Kering Di Nusa Tenggara, Jurnal Irigasi. Volume 11 Nomor 2
Rustiady, T., 2006, Menggagas Upaya Penyelamatan Air Tanah dalam Kerangka
Pengelolaan Partisipatif Studi Kasus Cekungan Air Tanah Lintas, Jawa Barat :
Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat
Sasongko, E.B., Widyastuti, E., dan Priyono, R.E., 2014, Kajian Kualitas Air Dan
Penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat Di Sekitar Sungai Kaliyasa Kabupaten
Cilacap, Jurnal Ilmu Lingkungan, Volume 12 issue 2
Slamet, J.S., 1996, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Sugiharto, 1987, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Llimbah Edisi Pertama, Jakarta:
Universitas Indonesia Press
Surbakti, 1987, Teknologi Terapan Air Minum Sehat, Surakarta : Mutiarasalo
Suriawiria, U., 1986, Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan secara
Biologis, Bandung: Alumi Bandung
Suriawiria, U., 2003, Mikrobiologi Air dan Dasar-dasarPengolahan Buangan secara
Biologis, Bandung: Alumi Bandung
Suryana, R., 2013, Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal di Kecamatan
Biringkanayya Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Teknik, Jurusan Sipil,
Makassar: Universitas Hasanuddin
Sutrisno, C.T., 2006, Teknologi Penyediaan Air bersih, Jakarta: Rineka Cipta
Wardhana, W., 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Warsito, D., 1994, Sumber Daya Air dan Lingkungan, Bandung : Pusat
Pengembangan Tenaga Pertambangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1. SILABUS
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA
Kelas : X MIPA
Mata pelajaran : Biologi
Semester : 2
Alokasi Waktu : 2JP/Minggu
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan sikap jujur , disiplin, peduli, dan tanggung jawab, dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji, dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait de gan pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber belajar
Teknik Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrum
en
3.11
Menganalisis
data
perubahan
lingkungan,
penyebab, dan
dampaknya
bagi
kehidupan
4.11
A. Pengertian
Lingkungan
Hidup
- Pencemaran
Udara
- Pencemaran
Air
- Pencemaran
Tanah
- Pencemaran
Suara
1.Mengamati
-. Siswa menonton
video mengenai
perbedaan
lingkungan hidup
yang belum
tercemar polusi
dan yang tercemar
polusi serta
mengenal
pengertian polutan
3.11.1 (C1)
Mengidentifikasi
pencemaran
lingkungan dan
akibat dari
pencemaran
lingkungan
3.11.2 (C1)
Menyebutkan
contoh
Tes Soal
Essay
Kuis,
LKPD
2 JP 1. Irnaningtyas.
2014. Biologi
untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Merumuskan
gagasan
pemecahan
masalah
perubahan
lingkungan
yang terjadi di
lingkungan
yang terjadi di
lingkungan
sekitar
B. Akumulasi
Bahan
Pencemar
dalam Rantai
Makanan
C. Penanganan
Limbah
- Penanganan
Limbah Cair
- Penanganan
Limbah Padat
- Penanganan
Limbah Gas
- Penanganan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)
- Siswa mengamati
gambar berbagai
jenis limbah
penyebab
pencemaran
terutama
pencemaran air
2.Menanya
- Siswa melakukan
diskusi kecil dan
merumuskan
pertanyaan
berdasarkan hasil
diskusi
menggunakan
literatur/referensi
ilmiah
pencemaran air
yang pernah
dijumpai di
lingkungan
sekitar tempat
tinggal
3.11.3 (C2)
Mengkategorikan
air yang bersih
atau tercemar
berdasarkan
parameter fisika,
kimia, dan biologi
3.11.4 (C4)
Menganalisis
Aktivitas yang
menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3.Mengumpulkan
data
- Siswa berkumpul
dalam kelompok
diskusi besar dan
mengerjakan
LKPD serta
mengumpulkan
informasi dari
berbagai sumber
-Siswa
mengumpulkan
data melalui
kegiatan mencari
dan membaca
contoh berita atau
artikel mengenai
pencemaran air
terjadinya
pencemaran air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yang sudah terjadi
di beberapa daerah
di Indonesia
-- Siswa memperoleh
informasi tambahan
melalui kegiatan
diskusi bermain
tebak kata yang
dipimpin oleh guru
4.Mengasosiasikan
- Siswa dapat
memberi
tanggapan dari
hasil
diskusi/presentasi
teman
5.Mengkomu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Mengetahui, ………………
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
……………… Stefanie Dini Citaningtyas
nikasikan
Siswa memaparkan
hasil diskusi secara
berkelompok
didepan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X MIPA/Genap
Materi Pokok : Pencemaran dan Pelestarian
Lingkungan Hidup
Sub Materi : Pencemaran Air
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
5. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
6. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Menganalisis data perubahan
lingkungan, penyebab, dan
dampaknya bagi kehidupan
4.11 Merumuskan gagasan pemecahan
masalah perubahan lingkungan
yang terjadi di lingkungan yang
terjadi di lingkungan sekitar
3.11.1 Mengidentifikasi pencemaran
lingkungan dan akibat dari
pencemaran lingkungan (C1)
3.11.2 Menyebutkan contoh pencemaran
air yang pernah dijumpai di
lingkungan sekitar tempat tinggal
(C1).
3.11.3 Mengkategorikan air yang bersih
atau tercemar berdasarkan
parameter fisika, kimia, dan
biologi. (C2)
3.11.4 Menganalisis aktivitas dan kegiatan
yang menyebabkan terjadinya
pencemaran air. (C4)
3.11.5 Menyusun laporan sederhana
mengenai hasil observasi lingkungan
berkaitan dengan pencemaran yang
meliputi, penyebab pencemaran,
dampak pencemaran ,jenis limbah
dan cara menangani pencemaran
tersebut. (C6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran Cooperative learning dalam kegiatan diskusi,
peserta didik mampu memahami konsep tentang keterkaitan antara perilaku
penyebab pencemaran lingkungan serta dampaknya dengan tujuan untuk
meningkatkan sikap kerjasama dan sikap tanggung jawab. Selain itu, siswa mampu
menyajikan data observasi mengenai kasus pencemaran air akibat limbah yang
pernah terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal dan memberikan solusi
penanganan atas kasus tersebut.
C. Materi Ajar
Konseptual : Pencemaran dan Upaya Pelestarian Lingkungan
Prinsip : Parameter Pengujian Air dan Sumber Pencemaran
Prosedural : Jenis Limbah Penyebab Pencemaran
Metakognitif : Sistem Penanganan Limbah Penyebab Pencemaran
D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Student Centered
2. Model : Cooperative Learning tipeTebak Kata
3. Metode : Ceramah, diskusi (LKPD), presentasi, bermain tebak kata
E. MEDIA PEMBELAJARAN
Media : LKPD, power point menggunakan LCD, topi clue
F. SUMBER BELAJAR :
1. Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Halaman 419-437.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
G. LANGKAH PEMBELAJARAN :
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pendahuluan - Guru menyapa siswa dengan
memberi salam dan mengecek
kehadiran siswa
- Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa (religius)
- Guru mempersiapkan kondisi kelas
dan media
5 menit
Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Motivasi
- Guru bertanya berkaitan antara
pengalaman, pengetahuan yang
dimilikinya dengan materi
pembelajaran. Misalnya: Apakah
kalian pernah mencuci piring atau
baju? Apa saja bahan yang kalian
gunakan untuk mencuci piring atau
baju?
- Guru bertanya: apakah mencuci
menggunakan deergen merupakan
salah satu kegiatan yang
menyumbang terjadinya pencemaran
air?
- Guru menjelaskan manfaat
mempelajari Pencemaran dan upaya
pelestarian lingkungan hidup
- Ditayangkan tujuan/ ruang lingkup
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
c. Orientasi materi yang akan dibahas
Kegiatan Inti
a. Penyampaian materi
pengantar
Mengamati
b. Mengorganisasikan
- Guru bertanya : ”Mengapa saat kita
buang air besar juga menyumbang
pencemaran bagi lingkungan?”
- Guru memberikan penjelasan singkat
mengenai definisi penemaran dan
jenis pencemaran air beserta
polutannya.
- Guru mengajak siswa menonton
video mengenai perbedaan
lingkungan hidup yang belum
tercemar polusi dan yang tercemar
polusi serta mengenal pengertian
polutan
- Guru memberikan poin-poin
penjelasan mengenai definisi
pencemaran air serta limbah
penyebab pencemaran
Identifikasi Masalah :
- guru menanyakan kepada siswa :
Bagaimana saluran pembuangan
akhir / saptictank dapat
menyebabkan pencemaran air apabila
letaknya dekat dengan sumber air ?
Mengumpulkan Informasi :
45 menit
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Menanya
Mengkomunikasikan
Mencoba
- Siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusi bersama temannya dan
mencari referensi di internet atau di
buku
- Kembali ke topik mengenai
penyebab pecemaran air
- Siswa dipandu oleh guru agar
mampu bertanya mengenai materi
pembelajaran. (rasa ingin tahu)
- Siswa diminta membentuk kelompok
yang terdiri dari 4 orang untuk
belajar bersama sambil berdiskusi
membahas materi (tanggung jawab)
- Mengerjakan LKPD dilakukan
sambil mencari referensi materi
sekaligus mempersiapkan materi
dalam mengikuti permainan tebak
kata (kerjasama tim)
Mengolah data :
- Siswa menyampaikan hasil diskusi
didepan kelas
- Guru mengajak siswa untuk
mrmbahas hasil diskusi yang telah
dipresentasikan
- Guru melakukan klarifikasi hasil
diskusi
- Siswa harus bersiap untuk maju
bermain tebak kata dengan tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Menalar
- Siswa maju bersama pasangan
mengambil topi yang tidak boleh
dilihat terlebih dahulu isi klu nya
- Siswa memakaikan topi tersebut pada
pasangannya
- Peserta yang dikepalanya terdapat
topi klu bertugas untuk menebak klu
yang akan di deskripsikan temannya
- Siswa lain mendapat giliran untuk
bermain
HOTS (High Order Thinking Skill)
Memverifikasi hasil :
- Guru melakukan verifikasi hasil yang
diperoleh dari melakukan kegiatan
bermain tebak kata lalu bertanya
kepada siswa untuk menggali
pemahaman siswa. ”Menurut kalian
apa kaitannya dengan kedudukan
dalam ekosistem apabila limbah
industri, domestik, maupun pertanian
mencemari lingkungan ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tahap Penutup
a. Merangkum
b. Kesimpulan
c. Evaluasi
d. Refleksi
d. Arahan/ Tindak lanjut
- "Apa saja jenis pencemaran yang
kalian ketahui?”
- ”Mengapa pencemaran menyebabkan
kerusakan lingkungan?”
- Guru memberikan kuis
- ”Apa manfaat yang kamu rasakan
setelah belajar mengenai pencemaran
dan pelestarian lingkungan ?”
- Siswa diminta membaca materi
mengenai pencemaran udara, tanah,
dan suara untuk persiapan pertemuan
selanjutnya.
5 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Aspek yang diamati Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Kognitif Tes Soal Essay pada Kuis
Afektif dan psikomotorik Non tes Observasi
I. LAMPIRAN
1. LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
.................................. Stefanie Dini Citaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
PENCEMARAN DAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP
Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi
kehidupan.
Indikator
3.11.1 Mengidentifikasi pencemara lingkungan dan akibat dari pencemaran
lingkungan.
3.11.2 Menyebutkan contoh pencemaran air yang pernah dijumpai di lingkungan
sekitar tempat tinggal.
3.11.3 Mengkategorikan air yang bersih atau tercemar berdasarkan parameter fisika,
kimia, dan biologi.
3.11.4 Menganalisisaktivitas dan kegiatan yang menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran Cooperative learning dalam kegiatan diskusi,
peserta didik mampu memahami konsep tentang keterkaitan antara perilaku
penyebab pencemaran lingkungan serta dampaknya dengan tujuan untuk
meningkatkan sikap kerjasama dan sikap tanggung jawab.
Alat dan Bahan
Alat : Alat tulis
Langkah Kerja
1. Siswa diminta menggolongkan sumber pencemaran dengan memberikan
tanda ceklis (V) pada kolom yang disediakan
2. Siswa diminta memberikan solusi kasus pada nomor 2
3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda ceklis (V) untuk jawaban yang paling
tepat!
No Sumber
cemaran
Jenis limbah
Domestik Industri Pertanian Pertambangan
1. Pestisida
2. Kebocoran
kapal tanker di
laut
3. Ampas tahu
4. Tinja sapi
5. Deterjen
2. Berikan solusi atas permasalahan :
Pak Dodo berternak sapi. Kandang spai pak dodo terletak disamping rumahnya dan
berdekatan dengan sumur tempat dodo biasanya mengambil air untuk keperluan sehari-
hari. Tentu saja air pak dodo akan mudah tercemar. Berikan saran untuk memberikan
penanganan atas kasus pencemaran air yang dialami pak dodo tersebut!
******Selamat Mengerjakan******
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 4. Instrumen Penilaian Tes
A. Soal Postest
1. Sebutkan 3 cara sistem penanganan limbah cair domestik !
2. Jelaskan perbedaan limbah domestik dengan limbah industri !
B. Kunci jawaban soal Postest
1. Cubluk, tangki septik konvensional, tangki septik biofilter
2. Limbah domestik berasal dari aktivitas rumah tangga atau perhotelan sedangkan
limbah industri berasal dari pabrik.
C. Instrumen Penilaian Postest
1. Sebutkan 3 cara sistem penanganan
limbah cair domestik !
- Siswa menyebutkan 3 cara sistem
penanganan limbah cair domestik
dengan benar
- Siswa menyebutkan 2 cara sistem
penanganan limbah cair domestik
dengan benar
- Siswa hanya benar menyebutkan 1
cara sistem penanganan limbah cair
domestik
- Siswa menjawab salah
- Siswa tidak menjawab
20
15
10
5
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Jelaskan perbedaan limbah dmestik
dengan limbah ndustri !
- Siswa menjelaskan jawaban dengan
menyebutkan kata kunci limbah
domestik berasal dari rumah tangga
atau hotel dan limbah industri berupa
pabrik dengan benar
- Siswa menjawab limbah domestik atau
limbah industri saja dengan benar
- Siswa menjawab salah
- Siswa tidak menjawab
20
10
5
0
Nilai : Jumlah Skor Total X 10
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Non Tes
Kisi- kisi Observasi
No Aspek Indikator Sub Indikator/
Pernyataan
Nomor
Pernyata
an
Jenis
pernyataan
Positif Ne-
gatif
1 Toleransi -Mempunyai
rasa
kerjasama
yang tinggi
- Siswa lebih memilih bekerja sendiri
dibandingkan diskusi bersama
kelompok
- Partisipasi siswa dalam berpendapat
dikelompok rendah
- Siswa memiliki banyak ide yang
terealisasikan
- Siswa senang mendengarkan pendapat
teman
- Siswa terlihat lebih aktif dengan
adanya kegiatan diskusi dan bermain
- Siswa merasa bosan jika melakukan
kegiatan diskusi
1
2
3
4
5
9
√
√
√
√
√
√
2 Kejujuran -Memahami
dan
mengenali
kemampuan
diri sendiri
- Siswa dapat memahami materi dengan
baik melalui pembelajaran Cooperative
Learning.
- Siswa telihat kesulitan jika materi tidak
diberikan secara langsung oleh guru
6
7
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
- Metode belajar siswa adalah rata-rata
adalah kinestetik
- Siswa tidak terlihat tegang saat
mengikuti pembelajaran Biologi
8
10
√
√
Rubrik Penilaian
SS S TS STS
Pernyataan
positif
4 3 2 1
Pernyataan
negatif
1 2 3 4
Penskoran :
Skor total tertinggi = 40
Skor total terendah = 10
Total skor = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 x 100%
Kriteria Penilaian :
Range Kriteria
100 % Sangat Tinggi
75%-99% Tinggi
50%-74% Cukup
25%-49% Rendah
< 25% Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lembar Observasi Proses dan Hasil Belajar Siswa
Nama :
Petunjuk :
1. Pernyataan dalam observasi ini berkaitan dengan minat belajar siswa
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan kondisi sebenarnya
dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom yang tersedia.
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Siswa lebih memilih bekerja sendiri dibandingkan
diskusi bersama kelompok
2 Partisipasi siswa dalam berpendapat dikelompok
rendah
3 Siswa memiliki banyak ide yang terealisasikan
4 Siswa senang mendengarkan pendapat teman
5 Siswa terlihat lebih aktif dengan adanya kegiatan
diskusi dan bermain
6 Siswa dapat memahami materi dengan baik melalui
pembelajaran Cooperative Learning
7 Siswa merasa kesulitan jika materi tidak diberikan
secara langsung oleh guru
8 Metode belajar siswa rata-rata adalah kinestetik
9 Siswa merasa bosan jika melakukan kegiatan diskusi
10 Siswa tidak terlihat tegang mengikuti pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 6. Foto Dokumentasi dan Sketsa Lokasi Penelitian
Foto Dokumentasi
Nomor Gambar Keterangan
1.
Botol kaca
Botol kaca digunakan sebagai wadah air
sampel untuk uji parameter biologi
2.
Termometer Air
Termometer air untuk pengukuruan suhu
di lokasi pengambilan sampel
3.
Air sampel yang disimpan
Air sampel yang sudah disimpan selama 3
hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Nomor Gambar Keterangan
4.
Sterilisasi Kran
Proses sterilisasi kran air di lokasi
pengambilan sampel 2
5.
Sterilisasi Kran
Proses sterilisasi kran air di lokasi
pengambilan sampel 1
6.
Sumur sampel 3
Sumber Air sumur sampel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Nomor Gambar Keterangan
7.
Air dari sampel 2
Proses pengambilan air sampel 2
menggunakan botol kaca gelap
8
Air dari sampel 1
Proses pengambilan air sampel 1
menggunakan botol kaca gelap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sketsa Lokasi Hotel GK dan Lokasi Pengambilan Sampel Air Warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Sketsa Lokasi Pembuangan dan Sumber Air Warga
Lokasi : Sumur 1
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lokasi : Sumur 2
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lokasi : Sumur 3
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI