84
UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus DARI EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C) SKRIPSI Oleh : NURUL FADILAH 1701012161 PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI

Staphylococcus aureus DARI EKSTRAK KULIT JERUK PURUT

(Citrus hystrix D.C)

SKRIPSI

Oleh :

NURUL FADILAH

1701012161

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 2: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI

Staphylococcus aureus DARI EKSTRAK KULIT JERUK PURUT

(Citrus hystrix D.C)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Farmasi dan Memperoleh Gelar

Sarjana Farmasi

(S.Farm)

Disusun Oleh :

NURUL FADILAH

1701012161

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 3: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP
Page 4: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

Telah diuji pada tanggal: Oktober 2019

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Leny, S.Farm., M.Si., Apt.

Anggota : 1. Jacub Tarigan, Drs., M.Kes., Apt.

2. Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt.

Page 5: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP
Page 6: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Nurul Fadilah

Tempat/Tanggal Lahir : Bagan Siapiapi. 02 Mei 1995

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Pelabuhan Hulu No.101 Bagan Hulu

Kec. Bangko Kab. Rokan Hilir Riau

Agama : Islam

Nama Ayah : Jabar

Nama Ibu : Hj. Nuraini

Anak Ke : 13 dari 13 Bersaudara

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 2001 – 2007 : SDN 02 BANGKO

2. Tahun 2007 – 2010 : SMPN 1 BANGKO

3. Tahun 2010 – 2013 : SMAN 1 BANGKO

4. Tahun 2013 – 2017 : DIII Analisis Farmasi dan Makanan

5. Tahun 2017 – 2019 : Mengikuti Pendidikan S1 Farmasi di

Institut Kesehatan Helvetia Medan

Page 7: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

i

ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI

Staphylococcus aureus DARI EKSTRAK KULIT JERUK PURUT

(Citrus hystrix D.C)

NURUL FADILAH

NIM 1701012161

Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) salah satu tanaman herbal dengan

aktivitas antioksidan yang sangat tinggi sehingga banyak dimanfaatkan didalam

kebutuhan sehari-hari, baik dalam medis, industri, maupun rumah tangga. Selain

buah, kulit jeruk purut juga mempunyai kandungan senyawa golongan flavonoid,

steroid, saponin dan tannin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan salep ekstrak

kulit jeruk purut terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini

adalah eksperimental, ektrak diperoleh dengan menggunakan metode maserasi

pelarut etanol 96%, kemudiaan dibuat sediaan salep menggunakan basis vasellin

album dan sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut memiliki konsentrasi 8%, 12%

dan 16%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C)

dapat diformulasikan sebagai sediaan salep dan memenuhi persyaratan uji mutu

sediaan salep, diantaranya uji organoleptik, uji homogenitas dan uji pH. Hasil uji

aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa formulasi sediaan salep ekstrak kulit

jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dengan konsentrasi 8%, 12% dan 16% dapat

menghambat pertumbuhan bakteri dan daya hambat yang baik yaitu dengan

diameter rata-rata yaitu 9,06, 10,3, 11,93 mm.

Disimpulkan bahwa semakin meningkat konsentrasi ekstrak, maka daya

hambat yang diberikan semakin besar pula. Sadiaan salep ektrak kulit jeruk purut

dengan konsentrasi 8%, 12% dan 16% merupakan salep yang paling baik dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus karena dalam kategori

daya hambat kuat.

Kata Kunci : Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C), Salep Antibakteri,

Staphylococcus aureus

Page 8: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

ii

Page 9: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat skripsi yang berjudul “Uji Efektivitas

Formulasi Sediaan Salap Antibakteri Staphylococcus aureus Dari Ekstrak Kulit

Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C)”. seiring sholawat dan salam penulis sampaikan

kehadiran junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau semoga

mendapatkan limpahan safaat beliau

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan serta fasilitas

sehingga skripsi ini dapat selesai, antara lain penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan

Helvetia Medan.

2. Bapak Iman Muhammad, SE., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan

Helvetia Medan.

3. Bapak Dr.H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia

Medan.

4. Ibu Dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes. selaku Wakil Rektor Institut

Kesehatan Helvetia Medan.

5. Bapak H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

dan Kesehatan Umum Institut Kesehatan Helvetia Medan.

6. Ibu Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

7. Ibu Leny, S.Farm., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak

mengorbankan banyak waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi penelitian ini.

8. Bapak Jacub Tarigan, Drs., M.Kes., Apt., selaku dosen pembimbing 2 yang

telah banyak membantu dan memberikan pengarahan serta nasehat sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi Penelitian ini.

9. Bapak Hanafis Sastra Winata, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku dosen penguji yang

telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan Skripsi ini.

Page 10: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

iv

10. Teristimewa buat orang tua, Ayah dan Ibunda tercinta yang telah memberikan

dukungan baik dari segi moril, material dan Do’a sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsil ini.

Kemudian kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Dalam kesempatan kali ini penulis mengharapkan kritik ataupun saran

yang bermanfaat dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia dan

hidayahnya kepada kita semua. Sehingga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para

pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Oktober 2019

Penulis

\

Nurul Fadilah

1701012161

Page 11: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

HALAMAN PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

ASBTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

1.6 Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1. Morfologi dan Deskripsi Tanaman Jeruk Purut (Citrus

hystrix D.C) .................................................................................. 5

2.1.1. Kandungan jeruk purut (Citrus hystrix D.C) .................. 10

2.1.2. Kandungan kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) ......... 10

2.1.3. Manfaat kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) .............. 13

2.2. Simplisia ....................................................................................... 13

2.2.1. Proses pembuatan simplisia ............................................. 14

2.3. Ekstrak .......................................................................................... 16

2.3.1. Pengertian ekstrak ............................................................. 16

2.3.2. Metode ekstraksi ................................................................ 17

2.4. Salep .............................................................................................. 19

2.4.1. Pengertian salep ................................................................. 19

2.4.2. Persyaratan salep ............................................................... 19

2.4.3. Penggolongan salep ........................................................... 21

2.5. Kulit .............................................................................................. 22

2.5.1. Kulit dan fungsinya ........................................................... 22

2.6. Bakteri........................................................................................... 24

2.6.1. Pengertian bakteri .............................................................. 24

2.6.2. Klafikasi Staphylococcus aureus ..................................... 25

Page 12: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

vi

2.6.3. Antibakteri.......................................................................... 25

2.6.4. Penyakit yang ditimbulkan Staphylococcus aureus ...... 25

2.7. Metode Pengujian Antibakteri ................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 29

3.1. Metode Penelitian ........................................................................ 29

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 29

3.2.1. Tempat penelitian .............................................................. 29

3.2.2. Waktu penelitian ................................................................ 29

3.3. Sampel Penelitian ........................................................................ 29

3.4. Alat dan Bahan............................................................................. 29

3.4.1. Alat-alat .............................................................................. 29

3.4.2. Bahan-bahan ...................................................................... 30

3.5. Prosedur Kerja ............................................................................. 30

3.5.1. Pengumpulan sampel ........................................................ 30

3.5.2. Pembuatan ekstrak kulit jeruk purut ................................ 30

3.5.3. Pembuatan sediaan salep .................................................. 31

3.5.4. Pengujian sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut

(Citrus hystrix D.C) ........................................................... 32

3.6. Pengujian Aktivitas Antibakteri ................................................. 33

3.6.1. Sterilisasi alat ..................................................................... 33

3.6.2. Media agar miring ............................................................. 33

3.6.3. Pembuatan media pertumbuhan ....................................... 34

3.6.4. Pembiakan bakteri Staphylococcus aureus..................... 34

3.6.5. Pembuatan suspensi bakteri ............................................. 34

3.6.6. Pembuatan larutan standar kekeruhan (Larutan Mc.

Farland)............................................................................... 35

3.6.7. Uji aktivitas antibakteri..................................................... 35

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 36

4.1. Hasil Penelitian ............................................................................ 36

4.1.1. Hasil pengujian organoleptis sediaan salep ekstrak

kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) .............................. 36

4.1.2. Hasil Pengujian Homogenitas .......................................... 37

4.1.3. Hasil pemeriksaan pH ....................................................... 38

4.1.4. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ............................... 39

4.2. Pembahasan .................................................................................. 40

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 44

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 44

5.2. Saran ............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

Page 13: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... 4

Gambar 2.1 Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix D.C) ............................... 5

Gambar 2.2 Pohon jeruk purut. .................................................................... 10

Gambar 2.3 Struktur kulit ............................................................................. 23

Gambar 2.4 Staphylococcus aureus ............................................................. 25

Page 14: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Formula sediaan salep kulit jeruk purut ................................. 32

Tabel 4.1 Hasil pengujian Organoleptis sediaan salep ekstrak kulit jeruk

purut (Citrus hystrix D.C) ........................................................

Tabel 4.2 Hasil uji homogenitas sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut

(Citrus hystrix D.C) ................................................................. 37

Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan ph sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut

(Citrus hystrix D.C) ................................................................. 38

Tabel 4.4. Hasil uji aktivitas bakteri Staphylococcus aureus ................... 39

Page 15: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Cara pembuatan formulasi basis sediaan salep dan formulasi

salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dengan

basis standar 50 gram ............................................................... 47

Lampiran 2 Proses Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus Hytrix

D.C) .......................................................................................... 48

Lampiran 3 Proses Pembuatan Sediaan Salep Ekstrak Kulit Jeruk Purut

(Citrus Hytrix D.C) ................................................................... 49

Lampiran 4 Alat dan Bahan Mikrobiologi .................................................. 50

Lampiran 5 Proses Sebelum Pengujian Bakteri .......................................... 51

Lampiran 6 Uji Homogenitas ....................................................................... 52

Lampiran 7 Hasil Pemeriksaan Uji pH ....................................................... 53

Lampiran 8 Uji Bakteri Staphylococcus Aureus ........................................ 54

Lampiran 9 Surat Pengajuan Judul .............................................................. 56

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing I ............................ 57

Lampiran 11 Lembar bimbingan proposal Pembimbing II ............................ 58

Lampiran 12 Lembar Persutujuan Perbaikan (revisi proposal) ..................... 59

Lampiran 13 Surat Izin Identifikasi Determinasi Tumbuhan ........................ 60

Lampiran 14 Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan ........................................... 61

Lampiran 15 Surat Permohonan Ijin Penelitian Laboratorium Semi Solid ... 62

Lampiran 16 Surat Permohonan Ijin Penelitian Laboratoriun Mikrobiologi

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.......................... 63

Lampiran 17 Surat Selesai Penelitian Laboratorium Semi Solid Institut

Kesehatan Helvetia Medan ....................................................... 64

Lampiran 18 Surat Izin Pemakaian Fasilitas Laboratorium Biologi Farmasi

Fakultas Farmasi USU .............................................................. 65

Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Dilingkungan Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi

Sumatera Utara ......................................................................... 66

Lampiran 20 Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I .................... 67

Lampiran 21 Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II .................. 68

Lampiran 22 Lembar Persutujuan Perbaikan (revisi skripsi) ........................ 69

Page 16: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Citrus atau yang dikenal dengan jeruk adalah salah satu tanaman yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi karena mengandung vitamin C dan dibuat

penyedap masakan. Jeruk purut (Citrus hystrix D.C) merupakan tanaman buah

yang banyak ditanam oleh masyarakat Indonesia dipekarangan atau kebun. Salah

satu tanaman herbal dengan aktivitas antioksidan yang sangat tinggi sehingga

banyak dimanfaatkan didalam kebutuhan sehari-hari, baik dalam medis, industri,

maupun rumah tangga (1).

Penggunaan buah dan daun jeruk purut telah dikenal oleh masyarakat sejak

dahulu sebagai obat herbal. Bagian daun dan buah biasanya digunakan untuk

mengatasi kelelahan dan meningkatkan kebugaran tubuh serta sebagai penyedap

masakan.Sedangkan kulit jeruk purut biasa nya hanya dibuang sebagai sampah

dan belum banyak termanfaatkan, karena kurang nya informasi tentang potensi

manfaat yang dikandungnya. Salah satu upaya yang biasa dilakukan adalah

mengolah atau mendaur ulang sampah menjadi produk atau bahan yang berguna,

seperti pengobatan pada tubuh dan kecantikan (2).

Didalam jeruk purut selain minyak atsiri buah dan daun jeruk purut juga

mengandung senyawa flavonoid, fenolik, kumarin, alkaloid, tanin, steroid

tritreponoid dan saponin. Sedangkan, bagian kulit jeruk purut banyak

mengandung senyawa golongan flavonoid ,steroid, saponin dan tanin. Jeruk purut

termasuk family rutaceae, dimana bagian buah daun nya umumnya dipakai oleh

Page 17: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

2

masyarakat sebagai obat tradisional. Bagian daun umumnya digunakan untuk

mengatasi kelelahan sehabis sakit berat dan juga untuk menambah cita rasa

masakan, sedangkan kulitnya digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang

kulit, kulit bersisik dan kulit mengelupas (3).

Kulit jeruk purut memiliki kandungan yang menunjukan aktivitas

antimikroba dan juga digunakan sebagai antibakteri dan mampu menghambat

pertumbuhan infeksi Staphylococcus aureus, anggota micrococcaceae, merupakan

penyebab utama penyakit pada kulit, jaringan lunak, saluran pernapasan, tulang,

persendian. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus

aureus adalah infeksi kulit yaitu bisul, kulit bersisik dan kulit mengelupas (4).

Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai infeksi bernanah dan

keracunan pada manusia.Impetigo atau bisul pada bayi baru lahir merupakan

penyakit kulit akibat infeksi Staphylococcus aureus yang paling sering

terjadi.Impetigo sering terjadi pada anak, biasanya disekitar hidung.Penyebaran

penyakit ini cukup tinggi, terutama di daerah endemik. Infeksi Staphylococcus

aureusdapat menyerang setiap bagian tubuh kita. Bakteri ini ditemukan pada

hidung, mulut, kulit, mata, jari, usus dan hati. Bakteri ini akan bertahan dalam

waktu yang lama diberbagai tempat. Staphylococcus aureus dapat tinggal

sementara didaerah kulit yang basah dan dimiliki oleh 20-50% manusia (5).

Pada penelitian sebelum nya yang dilakukan oleh Erna Robiah (2018)

dengan judul “Formulasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut (Citrus

Hystrix D.C) Sebagai Antiseptik” yang di uji ke bakteri Staphylococcus aureus

dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10%. Konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk purut

Page 18: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

3

dalam sediaan gel memberi efektifitas dalam uji bakteri yang berbeda.

Konsentrasi paling tinggi yang dipakai adalah 10% dengan zona bening daerah

hambatan bakteri staphylococcus aureus yaitu 2,25 mm (6).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan membuat sediaan farmasi penggunaan secara topikal yaitu

salep, dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk purut terhadap Staphylococcus

aureusdengan berbagai konsentrasi zat aktifnya dan untuk menguji efektivitas

antibakteri.Di pilih sediaan salep karena salep memiliki fungsi sebagai bahan

pembawa obat-obat topikal, bahan pelumas kulit dan sebagai pelindung kulit.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian yaitu :

1. Apakah ekstrak etanol kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dapat

diformulasikan ke dalam sediaan salep?

2. Apakah sediaan salep ekstrak etanol kulit jeruk purut(Citrus hystrix D.C)

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui :

1. Ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dapat diformulasikan

kedalam sediaan salep.

2. Salep ekstrak etanol kulit jeruk purut(Citrus hystrix D.C)dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Page 19: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

4

1.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu :

1. Ekstrak kulit jeruk purut(Citrus hystrix D.C) dapat diformulasikan ke

dalam sediaan salep.

2. Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) memiliki

aktivitas daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini :

Secara teoritis penelitian ini menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang formulasi sediaan salep dari ekstrak kulit jeruk purut(Citrus hystrixD.C)

yang akan memberi manfaat terhadap pembuatan obat tradisional baru. Secara

aplikatif hasil penelitian ini diharapkan dalam usaha mendapatkan sumber obat

tradisional baru yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan sebagai wujud

pemanfaatan sumber daya alam.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan diatas, maka kerangka pikir

penelitian ditunjukan pada :

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Gambar 1.1 kerangka pikir penelitian

Ekstrak kulit jeruk

purut konsentrasi :

8% , 12%, 16%.

Salep ekstrak etanol kulit jeruk

purut (Citrus hystrix D.C)

1. Stabilitas sediaan salep

2. Efektivitas antibakteri

1. - Uji organoleptis

- Uji homogenitas

- Uji pH

- Uji antibakteri bakteri

2. Daya hambat (KHM)

Page 20: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi dan Deskripsi Tanaman Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C)

Klasifikasi tanaman jeruk purut

Kingdom : Plantea

divisi : Magnoliophyta

super divisi : Spermatophyta

kelas : Magnoliopsida

subkelas : Rosidae

ordo : Sapindales

familsy : Rutaceae

subfamily : Aurantioideae

genus : Citrus

spesies : Citrus hystrixD.C

Gambar tanaman jeruk purut dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Tanaman jeruk purut(Citrus hystrix D.C)

Page 21: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

6

Jeruk purut memiliki beberapa sebutan diberbagai negara, ataupun nama

lokal di daerah-daerah di Indonesia .

Nama umum :

Indonesia : Jeruk purut

Inggris : Caffir lime

Melayu : Limau purut

Thailand : Luuk makruut

Pilipina : Kabayaw, kulubut, kolobot

China : Ma feng cheng

Jepang : Kobu mikan

Kamboja : Krauch soeuch

Laos : Khi hout

Burma : Shouk-pote

Vietnam : Truc

Nama daerah :

Batak : Unte pangir

Lampung : Lemau sarakan

Minangkabau : Lemao puruik

Nias : Dema kafalo

Sunda : Jeruk wangi, limau purut

Flores : Mude nelu

Bali : Jeruk linglang, jeruk purut

Bugis : Lemo purut

Page 22: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

7

Ambon : Usi ela

Sebagaimana sering kita temukan, jeruk purut banyak ditanam di

pekarangan atau di kebun.Berikut ini penjelasan bagian-bagian dari tanaman jeruk

purut :

1. Akar (Radix)

Sistem perakaran tanaman jeruk ialah tunggang.Merupakan sistem akar

tunggang sebab akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang–

cabang menjadi akar–akar yang lebih kecil.Akar tunggangnya bercabang.

2. Batang (Caulis)

Bagian batangnya bengkok atau bersudut, agak kecil, bercabang rendah

tajuknya tidak beraturan, cabang – cabangnya rapat, dahan – dahannya kecil dan

bersudut tajam, yang lebih tua bulat, bewarna hijau tua, polos, berbintik – bintik

di ketiak daun. Durinya pendek kaku, berbentuk seperti cundrik, berwarna hitam,

ujungya berwarna coklat dan panjangya 0,2 – 1 cm.

3. Daun (Folium)

Daunnya merupakan daun majemuk menyirip beranak daun satu.Tangkai daun

sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur

sampai lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai

meruncing, tepi beringgit, panjangnya 8-15 cm, dengan lebar 2-6 cm, kedua

permukaan licin dengan bintik-bintik kecil berwarna jernih, permukaan atas warna

hijau tua agak mengkilap, permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuningan,

buram, jika diremas baunya harum.

Page 23: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

8

4. Bunga (flos)

Pada umumnya bunga jeruk bewarna putih, kecuali jeruk nipis dan jeruk purut

bunganya agak bewarna ungu sampai merah.Bunga nya berbentuk bintang, bunga

jeruk keluar dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda, berbau harum

dan banyak mengandung nectar atau kelenjar madu . Bunga jeruk purut majemuk,

terletak pada ketiak daun atau pada ujung tangkai, berbau sedap.Tajuk bunga 4–5

lembar bulat panjang, benangsari 24–30, pada kakinya membesar ujungnya

runcing.Pada dasar bunga seringkali terdapat semacam peninggian atau bantalan

berbentuk cakram yang seringkali mempunyai kelenjar madu, misal pada Citrus

sp. Kelenjar madu seperti di atas bakal buah dan melingkari tangkai kepala putik

dinamakan Thalamiflorae.Pada benangsari kepala putik bulat, jelas duduk pada

dasar bunga.

5. Buah (fruktus)

Bakal buah menumpang, bentuknya bulat dan bulat pendekatau elips.Buah

jeruk tergolong buah sejati, tunggal dan berdaging.Oleh karena itu buah yang

masak, tidak pecah.Satu bunga menjadi satu bakal buah saja.Dinding kulit tebal

dengan lapisan yang kaku, bau menyengat dan mengandung minyak atsiri.

Lapisan ini disebut flavedo, bewarna hijau dan bisa masak bewarna kuning atau

jingga.Lapisan tengah seperti spon yanng terdiri atas jaringan bunga karang

bewarna putih disebut albedo, sedangkan lapisan dalm bersekat membentuk ruang

Buah jeruk (hesperidium), buah ini dapat pula disebut buah buni.

Page 24: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

9

6. Biji (semen)

Jeruk purut dalam tiap ruangnya, bentuknya bewarna kuning

keputihan.Apabila dibelah secara melintang dapt terlihat terbentuknya ruangan

yang ada bijinya dan sekat – sekat yang memisahkan.Biji jeruk mengalami

poliembrioni, jika dari satu biji yang berkecambah kemudian muncul lebih dari

satu tumbuhan baru (7).

Jeruk atau limau/limo purut (Citrus hystrix D.C) yang ditemukan oleh seorang

pakar ahli botani yang bernama De candolle (D.C) yang digunakan pada akhir

nama tanaman tersebut. Jeruk purut merupakan tumbuhan perdu yang memiliki

ketinggian lebih kurang 6 m atau tumbuhan semak yang dapat dimanfaatkan

terutama pada buah dan daunnya yaitu sebagai bumbu penyedap masakan, dalam

perdagangan internasional dikenal sebagai Kafir Lime (8).

Jeruk purut dikenal sebagai “kafir lime” (Bahasa inggris) atau “ kaffir limoen”

(bahasa jerman) tanaman ini merupakan salah satu keluarga Rutaceae yang

mempunyai ciri fisik khas, baik pada penampilan buah maupun daunnya sehingga

mudah dikenali. Buahnya berukuran lebih kecil dari kepalan tangan manusia,

berbentuk seperti buah pir, berkulit tebal dengan karakter permukaan yang

berkerut-kerut, berwarna hijau, buah yang masak benar akan berwarna

kekuningan, daging buah berwarna hijau kekuningan, mempunyai rasa sangat

masam dan kadang-kadang agak pahit (9).

Gambar pohon jeruk purut dapat dilihat pada gambar 2.2

Page 25: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

10

Gambar 2.2 Pohon jeruk purut.

2.1.1. Kandungan jeruk purut(Citrus hystrix D.C)

Jeruk purut memiliki rasa agak asin, kelat dan bersifat stimulant serta

penyegar beberapa bahan kimia yang terdapat pada jeruk purut yaitu pada daun

terdapat minyak minyat atsiri 1-1,5%, steroid, terpenoid dan tannin 1,8%. Kulit

buah jeruk purut mengandung saponin, tannin 1%, steroid triterpenoid dan

minyak atsiri dengan kandungan serat 2-2,5%. Efek farmakologis jeruk purut di

antaranya antispamodik dan antiseptik (7).

2.1.2. Kandungan kulit jeruk purut(Citrus hystrix D.C)

Kulit buah jeruk purut mengandung tanin, steroid triterpenoid, minyak

atsiri yang mengandung sitrat, saponin, polifenol, minyak atsiri sitronellal,

sitronellol, linalool, geraniol, hidroksi sitronellal, linalil asetat, flavonoid rutin,

naringin, dan hesperidin.

Minyak atsiri merupakan zat yang berbau dan yang terkandung dalam

tanaman, minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak

esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka

(10).

Page 26: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

11

Beberapa kandungan kulit jeruk purut :

1. Saponin

Saponin adalah suatu glikosida yang ada pada banyak macam

tanaman.Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada

bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap

pertumbuhan.Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan

menimbulkan busa bila dikocok dengan air.Beberapa saponin bekerja sebagai

antimikroba.Saponi dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri,

menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel dapat lisis.

2. Steroid terpenoid

Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa

terpen.Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan

oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan.Terpen adalah suatu golongan

senyawa yang sebagian besar terjadi dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Hanya

sedikit sekali terpen-terpen yang diperoleh dari sumbersumber lain. Monoterpen

adalah komponen utama dari minyak menguap atau minyak atsiri.Minyak

menguap ini diperoleh dari daun atau jaringan-jaringan tertentu dari tumbuh-

tumbuhan atau pohon-pohonan.Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri

sebagai pemberi aroma dan rasa.Minyak atsiri yang berasal dari jeruk purut

disebut cambava petitgrain (dalam bahasa afrika) yang banyak digunakan dalam

industri makanan, minuman, farmasi, flavor, parfum, pewarna dan lain-

lain.Kandungan minyak atsiri kulit jeruk purut dapat menghambat respirasi dari

sel bakteri.

Page 27: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

12

3. Tanin

Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan

kuman,sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin bekerja sebagai antimikroba

dengan cara mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma bakteri, sehingga

terbentuk ikatan yang stabil dengan protein bakteri dan pada saluran pencernaan,

tanin diketahui mampu mengeliminasi toksin.Tanin diduga dapat mengkerutkan

dinding sel atau membran sel sehinggamengganggu permeabilitas sel itu sendiri.

Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup

sehingga partumbuhannya terhambat atau bahkan mati.Tanin juga mempunyai

daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga tanin

mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tannin

antara lain melalui: reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi

atau inaktivasi fungsi materi genetik.

4. Flavonoid

Flavonoid biasanya ditemukan dalam buah , sayuran , kacang-kacangan, biji,

batang, bunga, teh, anggur, propolis dan madu. Senyawa ini sebagai

konstituenfisiologis aktif utama telah digunakan untuk mengobati berbagai

penyakit manusia . Flavonoid memiliki aktivitas antijamur , antivirus dan

antibakteri. Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara struktur flavonoid

dan aktivitas antibakteri. Flavonoid dapat menghambat fungsi membran

sitoplasma dan menghambat metabolisme energi (11).

Page 28: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

13

2.1.3. Manfaat kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C)

Banyak yang mengungkapkan bahwa ternyata khasiat jeruk purut sangat

besar.Kulit jeruk purut ternyata memiliki potensi tinggi sebagai penawar penyakit

stadium lanjut seperti kanker, jerawat, dan masalah kulit.Kulit jeruk mengandung

minyak atsiri yang mempunyai efek sebagai antibakteri, antifungi dan penyegar.

Efek antibakteri karena adanya senyawa sonellal didalamnya (12).

2.2. Simplisia

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata

simple, berarti satu atau sederhana.Istilah simplisia dipakai untuk menyebut

bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum

mengalami perubahan bentuk.Departemen kesehatan RI membuat batasan tentang

simplisia sebagai berikut. Simplisia adalah bahan alamai yang digunakan untuk

obat dan belum mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain

umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Berdasarkan hal itu maka

simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani,

dan simplisia pelikan/mineral.

1. Simplisia nabati : adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman

atau eksudat tanaman.

2. Simplisia hewani :adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa

zat kimia murni.

Page 29: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

14

3. Simplisia mineral (pelikan): adalah simplisia yang berupa mineral

(pelikan) yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum

berupa zat kimia murni (13).

2.2.1. Proses pembuatan simplisia

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan seperti berikut :

1. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain

tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman pada saat

panen, waktu panen, lingkungan tempat tumbuh.

2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau

bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia

yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah,

kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran

lainnya yang harus dibuang.Tanah mengandung bermacam-macam

mikroba dalam jumlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisa

dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.

3. Pencucian

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplia yang tidak

mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan

dicegah penurunan mutu atau perusak simplisia.

Page 30: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

15

4. Pengeringan alamiah

Ada dua cara untuk melakukan pengeringan :

a. Dengan panas sinar matahari langsung : cara ini suatu cara yang

mudah murah, yang dilakukan dengan cara membiarkan bahan yang

telah dipotong-potong diudara terbuka diatas tampah-tampah, tampa

kondisi yang terkontrol seperti suhu, kelembapan dan aliran udara.

Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat tergantung kepada

keadaan iklim, sehingga cara ini hanya baik dilakukan didaerah yang

udara nya panas atau kelembapan nya rendah, serta tidak turun hujan.

b. Dengan diangin-angin dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari

langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan bagian

tanaman yang lunak sepeti bunga, daun dan sebagainya dan

mengandung senyawa aktif mudah menguap.

5. Pengeringan buatan

Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan

sinar matahari dapat diatasi jika melakukan pengeringan buatan, yaitu

dengan menggunakan suatu alat atau mesin pengering yanjg suhu

kelembapan. Tekanan dan aliran udara nya dapat diatur. Prinsip

pengeringan buatan adalah sebagai berikut : udara dipanaskan oleh suatu

sumber panas seperti lampu, kompor, mesin disel, atau listrik, udara panas

dialirkan dengan kipas kedalam ruangan atau lemari yang berisi bahan

yang akan dikeringkan yang telah disebarkan diatas rak-rak pengering.

Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat pengering yang sederhana,

Page 31: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

16

praltis dan murah. Dengan menggunakan pengering buatan dapat

diperoleh simplisia dengan mutu yang lebih baik karena pengeringan akan

lebih nerata dan waktu pengeringan akan lebih cepat, tampa dipengaruhi

oleh keadaan cuaca.

6. Sortasi kering

Sortasi merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi

untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang

tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan

tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum simplisia

dibungkus untuk kemudian disimpan.

7. Pengepakan dan penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia

perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling

bercampur antara simplisia satu dengan lainya (14).

2.3. Ekstrak

2.3.1. Pengertian ekstrak

Ekstraksi adalah suatu proses penyaringan zat aktif dari bagian tanaman

obat bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian

tanaman obat tersebut. Ekstrasi juga merupakan suatu cara untuk memperoleh

sediaan yang mengandung senyawa aktif dari suatu bahan alam menggunakan

pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi pada dasarnya adalah proses perpindahan

massa dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia ke dalam pelarut

organikyang digunakan. Pelarut organik akan menembus dinding sel dan

Page 32: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

17

selanjutnya akan masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat

aktif. Ekstrak dapat dilakukan dengan berbagai metode dan cara yang sesuai

dengan sifat dan tujuan diekstraksi dapat berbentuk sampel segar ataupun sampel

yang telah dikeringkan. Sampel yang umum digunakan adalah sampel segar

karena penetrasi pelarut akan berlangsung lebih cepat. Selain itu penggunaan

sampel segar dapat mengurangi kemungkinana terbentuknya polimer resin atau

artefak lain yang dapat berbentuk selama proses pengeringan. Penggunaan sampel

kering juga memiliki kelebihan yaitu dapat mengurangi kadar air yang terdapat

didalam sampel, sehingga dapat mencegah kemungkinan rusaknya ssenyawa

akibat aktivitas anti mikroba (15).

2.3.2. Metode ekstraksi

1. Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi simplisia dengan merendam dalam pelarut pada

suhu kamar sehingga kerusakan atau degradasi metabolit dapat dimimalisasi. Pada

maserasi terjadi proses keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di

dalam sel sehingga diperlukan penggantian pelarut secara berulang. Kinetik

adalah cara ekstraksi, seperti maserasi yang dilakukan dengan pengadukan,

sedangkan digesti adalah cara maserasi yang dilakukan pada suhu yang lebih

tinggi dari suhu kamar, yaitu antara 15-20°C dalam waktu selama 3 hari sampai

zat aktif yang dikehendaki larut.

2. Perkolasi

Perkolasi adalah cara ekstraksi simplisia menggunakan pelarut yang selalu

baru, dengan mengalirkan pelarut melalui simplisia hingga senyawa tersari

Page 33: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

18

sempurna. Cara ini memerlukan waktu lebih lama dan pelarut yang lebih yang

lebih banyak.Untuk membuktikan perkolasi sudah sempurna, perkolat dapat diuji

adanya metabolit dengan pereaksi yang spesifik.

3. Refluks

Refluks adalah cara ekstraksi dengan pelarut pada suhu titik didihnya selama

waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya

pendingin balik. Agar hasil penyarian lebih baik atau sempurna, refluks umumnya

dilakukan berulang-ulang (3-6 kali) terhadap residu pertama.Cara ini

memungkinkan terjadinya penguraian senyawa yang tidak tahan panas.

4. Soxhletasi

Soxhletasi adalah cara ekstraksi menggunakan pelarut organik pada suhu didih

dengan alat soxhlet. Pada soxhletasi, simplisia dan ekstrak berada pada labu

berbeda.Pemanasan mengakibatkan pelarut menguap, dan uap masuk dalam labu

pendingin.Hasil kondensasi jatuh bagian simplisia sehingga ekstraksi berlansung

terus menerus dengan jumlah pelarut relatif konstan.

5. Destilasi

Destilasi atau penyulingan merukan cara ekstraksi untuk menyari senyawa

yang ikut menguap dengan air sebagai pelarut. Pada proses pendinginan, senyawa

dan uap air akan terkondensasi dan terpisah menjadi destilat air dan senyawa yang

diekstraksi. Cara ini umum digunakan untuk menyari minyak atsiri dari tumbuhan

(16).

Page 34: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

19

2.4. Salep

2.4.1. Pengertian salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan

sebagai obat luar.Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar

salep yang cocok (F.I.ed III). Salep tidak boleh berbau tengik, kecuali dinyatakan

lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik

adalah 10% (17).

Salep juga merupakan bentuk sediaan dengan konsistensi semisolida yang

berminyak dan pada umumnya tidak mengandung air dan mengandung bahan

aktif yang dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pembawa (18).

2.4.2. Persyaratan salep

Dalam pembuatan salep harus diperhatikan beberapa persyaratan yaitu :

a. Pemerian, tidak boleh tengik

b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat

keras atau obat narkotik, kadar bahan obat adalah 10%.

c. Dasar salep, kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis

salep) digunakan vaselin putih (vaselin album). Tergatungdari sifat bahan

obat dan tujuan pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar salep.

Dasar-dasar salep di golongkan kedalam 4 kelompok besar :

1. Dasar salep hidrokarbon

Dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak) bebas air, preparat yang

berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, bila

lebih minyak sukar bercampur. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk

Page 35: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

20

efek emolien.Dasar salep tersebut bertahan pada kulit untu waktu yang

lama dan tidak memungkinkan larinya lembap ke udara dan sukar

dicuci.Kerjanya sebagai bahan penutup saja.Tidak mengering atau tidak

ada perubahan dengan berjalannya waktu.

2. Dasar salep absorpsi

Dasar salep absorbs dapat menjadi dua tipe : (1) yang memungkinkan

percampuran larutan berair, hasil dari pembentukan emulsi air dan minyak

(misalnya petrolatum hidrofilik dan lanolin anhidrida); dan (2) yang sudah

menjadi emulsi air minyak (dasar emulsi), memungkinkan bercampurnya

sedikit penambahan jumlah larutan berair (misalnya lanolin dan cold

cream). Dasar salep ini berguna sebagai emolien walaupun tidak

menyediakan derajat penutupan seperti yang dihasilkan dasar salep

berlemak. Seperti dasar berlemak, dasar salep absorbsi tidak mudah

dihilangkan dari kulit pencucian air (19).

3. Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air

Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air merupakan emulsi minyak

dalam air yang dapat dicuci dari kulit dan pakaian dengan air. Atas dasar

ini bahan tersebut sering dikatakan sebagai bahan dasar salep “tercuci

air”.Dasar salep ini yang nampaknya seperti krim dapat diencerkan dengan

air atau larutan berair.Dari sudut pandang terapi mempunyai kemampuan

untuk mengabsorbsi cairan serosal yang keluar dalam kondisi

dermatologi.Bahan obat tertentuk dapat diabsorbsi lebih baik oleh kulit

jika dasar salep tipe ini dari pada dasar salep lainnya.

Page 36: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

21

4. Dasar salep larut dalam air

Tidak seperti dasar salep yang tidak larut dalam air, yang mengandung

kedua-duanya, komponen yang larut maupun yang tidak larut dalam air,

dasar yang larut dalam air hanya mengandunng komponen yang larut

dalam air. Tetapi, seperti dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air

basis yang larut dalam air dapat dicuci dengan air.Basis yang larut dalam

air biasanya disebut sebagai greaseless karena tidak mengandung bahan

berlemak.Karena dasar salep ini sangat mudah melunak dengan

penambahan air, larutan air tidak efektif dicampurkan kedalam bahan

dasar ini.Nampaknya dasar salep ini lebih baik digunakan untuk

dicampurkan dengan bahan tidak berair atau bahan padat.

2.4.3. Penggolongan salep

Menurut konsistensinya salep dapat dibagi sebagai berikut :

a. Unguenta : salep mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak

mencair pada suhu biasa, tetapi mudah diolesi tanpa

memakai tenaga.

b. Cream (krim) : sediaan setengah padat berupa emulsi kental

mengandung tidak kurang dari 60% air, mudah diserap

kulit, suatu tipe yang mudah dicuci dengan air.

c. Pasta : salep yang mendandung lebih dari 50% zat padat

serbuk, suatu salep tebal, karena merupakan penuitup

atau pelindung bagian kulit yang diolesi.

Page 37: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

22

d. Cerata : salep berlemak yang mengamdung persentase liin

(wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebig keras

(ceratum labiale)

e. Golones/spumae/jelly : salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit

mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau

basis, biasanya terdiri atas campuran sederhana dari

minyak dan lemak dengan titik lebur rendah (20).

2.5. Kulit

2.5.1. Kulit dan fungsinya

Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia yang

terletak paling luar dan mempunyai permukaan yang paling luas. Karena bagian

yang paling luar, kulit selalu dipandang yang pertama kali sehingga seseorang

segera dapat menilai bagaimanakah kondisi kulit orang tersebut. Kulit dapat

mendukung kecantikan seseorang.Oleh karena itu, kulit perlu dirawat, dipelihara,

dan dijaga.Dengan demikian, penampilan kulit tetap cantik dan sehat serta

senantia.Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit manusia dewasa memiliki luas permukaan

antara 1,5 – 2,0 meter persegi, berat kira-kira 16% berat badan.Kulit merupakan

organ yang esensial dan vital vserta merupakan cermin kesehatan dan

kehidupan.Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada

keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.

Page 38: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

23

Gambar penampang kulit dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.3 Struktur kuli

Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai : perlindung, pengantar

haba, penyerap, indera perasa,alat pengatur panas, sebagai absorbs dan sekres dan

fungsi pergetahan. Terdapat beberapa lapisan kulit, yaitu

1. Lapisan epidermis

Merupakan lapisan terluar,sebagian besar terdiri dari epitelskuamosa yang

bertingkat yang mengalami keratiminasi yang tidak memiliki pembuluh

darah.

2. Lapisan dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis

dilapisi oleh membrane besalis dan disebelah bbawah berbatasan dengan

subkutis.

3. Lapisan hipodermis

Terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat

serabut-serabut jaringan ikat dermis (21).

Page 39: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

24

2.6. Bakteri

2.6.1. Pengertian bakteri

Bakteri adalah mikroba prokariotik yang uniseluler dan berkembang biak

dengan cara seksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil namun ada

yang bersifat fotosintetik, kemudian bakteri hidup secara bebas, parasit, saprofit,

sebagai patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya terdapat

dimana-mana misalnya di alam, tanh, laut, atmosfer dan didalam lumpur.Bentuk

tubuhnya ada yang bulat, spiral, dan batang.Selain itu bakteri merupakan struktur

sel yang tidak mempunyai membran inti sedangkan komponen genetiknya

terdapat didalam molekul DNA tunggal yang terdapat didalam sitoplasma. Ukuran

sel-sel bakteri sangat bervariasi tergantung masing-masing spesiesnya, namun

pada umumnya 0,5-1,0 x 2,0-5 µm. hal tersebut sama halnya dengan 10.000

bakteri yang panjang selnya 1 µm dari satu ujung ke ujung lainnya (22).

2.6.2 Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif dan suatu bakteri

yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit. Kelainan kulit yang

disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus antara lain impetigo dan

folikulitis. Bakteri Staphylococcus aureus tidak bergerak, tidak mampu

membentuk spora, fakultatif anaerob, sangat tahan terhadap pengeringan, mati

pada suhu 60oC selama 60 menit, merupakan flora normal pada kulit dan saluran

pernapasan bagian atas. Pemeriksaan pada koloninya berwarna kuning

emas.Dialam terdapat pada tanah, air dan debu di udara. Bentuk bakteri

Staphylococcus aureus dapat dilihat pada Gambar 2.3

Page 40: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

25

Gambar 2.4 Staphylococcus aureus

2.6.2. Klafikasi Staphylococcus aureus

Kingdom : Bacteria

Pylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Ordo : Bacillales

Family : Staphylococcaeae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus (23).

2.6.3. Antibakteri

Antibakteri merupakan zat atau obat untuk membasmi jasad renik yang

diperoleh dari sintesis atau yang berasal dari senyawa non organic.Bakteriostatik

yaitu antimikroba yang hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Bakterisidal adalah antimikroba yang dapat membunuh mikroorganisme(18).

2.6.4. Penyakit yang ditimbulkan Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus menimbulkan infeksi bernanah dan abses.

Infeksinya akan lebih berat bila menyerang anak-anak, usia lanjut dan orang yang

Page 41: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

26

daya tahan tubuhnya menurun, seperti penderita diabetes mellitus, luka bakar dan

AIDS. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan penyaki seperti infeksi pada

folikel rambut dan kelenjer keringat, bisul, infeksi pada luka, meningitis,

endocarditis, pneumonia, pyelonephritis, oasteomyelitis.Sedangkan dirumah sakit

sakit sering menimbulkan nonokomial infections pada bayi, pasien luka bakar atau

pasien bedah atau sebagian besar disebabkan kontaminasi oleh personil rumah

sakit (medis dan paramedik) (24).

2.7. Metode Pengujian Antibakteri

Pada pengujian antibakteri ini untuk mengukur respon pertumbuhan

populasi mikroorganisme terhadap agen antibakteri.Kegunaan uji antibakteria

adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efisien dan efektif. Penentuan

kepekaan bakteri patogen terhadap antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan

salah satu dari dua metode pokok yaitu difusi sebagai berikut :

a. Metode difusi

1. Metode disc diffusion (tes kirby dan bauer), digunakan untuk menentukan

aktivitas pada media antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba

diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang

akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih menindikasikan

adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba

permukaan media agar.

2. Metode E-test, digunakan mengetimasi MIC (minimum inhibitory

concentration) atau KHM (kadar hambatan minimum), yaitu kosentrasi

minimal suatu agen antimikroba untuk menghambat pertumbuhan

Page 42: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

27

mikroorganisme dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan pada

permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme. Pengamatan

dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang menunjukan kadar

antimikroba yang menhambat pertumbuhan mikroorganisme pada media

agar.

3. Ditc-plate technique, pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba

yang diletakan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar

dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji

(maksimum 6 macam) digoreskan kearah parit yang berisi

agenantimikroba.

4. Cut-plate technique, pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada

media agar secara teoritis bervariasi 0 hingga maksimal. Media agar

dicairkan dan karutan uji ditambahkan. Campuran kemudian dituangkan

kedalam cawan petri dan diletakan dalam posisis miring. Nutrisi kedua

selanjutnya dituang diatasnya. Plat diinkubasi selama 24 jam untuk

memungkinkan agen antimikroba berdifusi dan permukaan media

mongering. Mikroba uji (maksimal 6 macam) digoreskan pada arah mulai

dari konsentrasi tinggi kerendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang

total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang mungkin

dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil goresan.

b. Metode dilusi

1. Metode dilusi dibedakan menjadi 2 yaitu dilusi cair (broth dilution) dan

dilusi padat(solid dilution).

Page 43: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

28

2. Metode dilusi cair (broth dilution), dilakukan dengan membuat seri

pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan

dengan mikroba uji.

3. Metode dilusi padat (solid dilution), dilakukan serupa dengan metode

dilusi cair namun menggunakan media padat. Keuntungannya adalah satu

konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunkan untuk menguji

beberapa mikroba uji (25).

Page 44: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian ini yang dilakukan secara eksperimental yaitu untuk

mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya

perlakuan tertentu.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Semi Solid Farmasi

Institut Kesehatan Helvetia Medan dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli - Agustus 2019.

3.3. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit jeruk purut

sebanyak 3 kilogram.

3.4. Alat dan Bahan

3.4.1. Alat-alat

Alat-alat digunakan dalam penelitian ini adalah lumpang dan alu, cawan

porselin, timbangan, pipet tetes, spatula, api bunsen, kaki tiga penyangga, pot,

objek glass, tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan petri, pipet mikro, oven, LAF,

Page 45: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

30

tabung reaksi, rak tabung, autokalf, label, korek api, kain lap, tissue, batang

pengaduk, rotary evaporator, inkubator, kain flannel , jangka sorong.

3.4.2. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aquades steril,

bakteri uji Staphylococcus aureus, media Nutrien Agar (NA), setil alkohol,

paraffin cair, adeps lanae dan vaselin album.

3.5. Prosedur Kerja

3.5.1. Pengumpulan sampel

Bagian tanaman yang diambil adalah kulit jeruk purut. Pengambilan

dilakukan secara purposif yaitu tampa membandingkan dengan tumbuhan serupa

dari daerah lain. Sampel yang diambil dari kelurahan Helvetia Medan.

3.5.2. Pembuatan ekstrak kulit jeruk purut

Pada pembuatan ekstrak kulit jeruk purut ini menggunakan metode

maserasi.Masing-masing sebanyak 3kg kulit jeruk purut dibersihkan, dirajang

kemudian dikeringkan dan diperoleh sampel kering. Proses ekstraksi dilakukan

selama 5 hari, dimana masing-masing sebanyak 300 g simplisia kulit jeruk purut

dimasukan kedalam wadah kemudian direndam menggunakan pelarut etanol 96%

sebanyak 2250 ml ditutup dengan aluminium foil selama 3 hari (setiap hari

diaduk) kemudian disaring menggunakan kertas saring dan diperoleh filtrat 1 dan

ampas 1. Ampasnya direndam ulang dengan menggunakan pelarut etano 96%

sebanyak 750 ml selama 2 hari (setiap hari diaduk), kemudian disaring

menggunakan kertas saring dan diperoleh filtrat 2 dan ampas. Selanjutnya filtrat 1

Page 46: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

31

dan 2 digabung menjadi satu, kemudian dipekatkan menggunakan rotary

evaporator sampai didapatkan ekstrak kental (26).

3.5.3. Pembuatan sediaan salep

Dasar salep yang digunakan adalah dasar salep berminyak (dasar salep

hidrokarbon), kemudian dibuat salep dari ekstrak etanol kulit jeruk purut (Citrus

hystrixD.C) dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 8%, 12% dan 16%.

dasar salep berminyak sebanyak 50 gram dengan komposisi sebagai

berikut :

R/ Setil alkohol = 2,0 g

Adeps lanae = 2,3 g

Paraffin cair = 13,5 g

Vaselin album = 32,2 g

Dibuat dalam salep sebanyak 50 gram yang akan digunakan untuk

pembuatan sediaan formulasi salep. Ekstrak kulit jeruk purut dengan konsentrasi

8%, 12% dan 16%. Masing-masing formula dibuat sebanyak 50 gram.

Perhitungan bahan yang dibuat sebagai berikut :

1. Setil alkohol : x 50 gram = 2,0 gram

2. Adeps lanae : x 50 gram = 2,3 gram

3. Paraffin cair : x 50 gram = 13,5 gram

4. Vaselin album : x 50 gram = 32,2 gram

Bahan tersebut kemudian masing-masing dimasukan kedalam cawan

porselin, lalu dicampur dan dilebur diatas penanggas air.Biarkan meleleh kira-kira

Page 47: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

32

10 menit, setelah itu didinginkan sambil diaduk menjadi dasar salep yang

homogen.

Tabel 3.1 Formula sediaan salep kulit jeruk purut

No Bahan F0(%) F1(%) F2 (%) F3(%)

1

2

3

4

5

6

Ekstrak kulit jeruk purut

Setil alkohol

Adeps lanae

Paraffin cair

Vaselin album

m.f salep

-

2,0

2,3

13,5

32,2

50 g

4

2,0

2,3

13,5

28,2

50 g

6

2,0

2,3

13,5

26,2

50 g

8

2,0

2,3

13,5

24,2

50 g

Keterangan :

F0 : Sediaan salep tanpa ekstrak (blanko)

F1 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (8%)

F2 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (12%)

F3 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (16%)

Masing-masing formula tersebut dibuat dengan cara sedikit dasar salep

dimasukan kedalam lumpang, kemudian ditambahkan dengan ekstrak etanol kulit

jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dan digerus dengan penambahan dasar salep

sedikit demi sedikit sampai habis digerus homogen. Setelah homogen salep

dimasukan kedalam pot plastik dan diperoleh salep ekstrak kulit jeruk purut

berbagai konsentrasi(17).

3.5.4. Pengujian Sediaan Salep Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix

D.C)

3.5.4.1 UjiOrganoleptik

Pengujian organoleptis yaitu pengamatan dilihat secara langsung bentuk,

warna dan bau dari salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrixD.C) yang dibuat.

Page 48: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

33

3.5.4.2 UjiHomogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek glass. Sejumlah

tertentu sediaan dioleskan pada sekeping kaca atau bahan yang transparan lain

yang cocok, sediaan harus menunjukan susunan yang homogen dan tidak terlihat

adanya butiran kasar.

3.5.4.3 Uji pH

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pHmeter

digital. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar

standar (pH 7,01) dan larutan dapar ph asam (pH 4,01) hingga alat menunjukan

angka pH tersebut. Kemudian di elektroda di cuci dengan air suling, lalu

dikeringkan dengan tissue.Sampel dibuat dalam konsentrasi 8% yaitu 1 gr sediaan

dan dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml. kemudian elektroda di celupkan

dalam larutan tersebut.Dibiarkan alat menunjukan angka pH sampai

konstan.Angka yang ditunjukan pH meter digital merupakan pH sediaan.

3.6. Pengujian Aktivitas Antibakteri

3.6.1. Sterilisasi alat

Alat yang digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri disterilkan

terlebih dahulu didalam autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit (27).

3.6.2. Media agar miring

Berdasarkan lay, 1994 cara pembuatan media yaitu diambil Na (Nutrien

Agar) sebanyak 0,46 dilarutkan dalam 20 ml aquadest menggunakan erlemeyer,

selanjutnya dihomogenkan dengan batang pengaduk diatas penanggas air sampai

mendidih, setelah dingin diambil 5 ml dituangkan masing-masing pada tabung

Page 49: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

34

reaksi steril dan ditutup dengan alumunium foil. Media distrerilkan dengan

autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit, kemudian dibiarkan pada suhu

ruangan selama ± 30 menit sampai media memadat pada kemiringan 30oC. Media

agar miring digunakan untuk inokulum bakteri (28).

3.6.3. Pembuatan media pertumbuhan

Ditimbang media NA (nutrient agar) sebanyak 2,8 g (28/1 L) dan

dimasukan kedalam erlenmeyer. Larutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml dan

dipanaskan di atas penagas air sambil diaduk dengan menggunakan batang

pengaduk. Setelah itu masing-masing media dihomogenkan dengan larut diatas

penagas air sampai mendidih. Media yang sudah dihomogenkan, ditutup dengan

kapas yang dibaluti kain kasa, lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit

pada suhu 121°C.Setelah selesai ditunggu dingin.Media siap digunakan untuk

pembiakan bakteri atau pertumbuhan bakteri.

3.6.4. Pembiakan bakteri Staphylococcus aureus

Menggunakan jarum ose steril diambil satu biakan bakteri Staphylococcus

aureus kemudian digores pada media permukaan NA (nutrient agar) miring lalu

disimpan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam.

3.6.5. Pembuatan suspensi bakteri

Untuk Staphylococcus aureus yaitu dengan cara biakan Staphylococcus

aureus diambil dengan kawat ose steril, kemudian disuspensikan kedalam tabung

reaksi yang berisi 2 ml NaCl 0,9% hingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan

standar kekeruhan Mc. Farland (29).

Page 50: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

35

3.6.6. Pembuatan larutan standar kekeruhan (Larutan Mc. Farland)

Larutan H2SO4 0,36 N sebanyak 99,5 ml dicampurkan dengan larutan

BaCl2.2H2O 1,175% sebanyak 0,5 ml dalam erlenmeyer, kemudian dikocok

sampai terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar

kekeruhan suspensi bakteri uji (29).

3.6.7. Uji aktivitas antibakteri

Siapkan cawan petri yang sudah disterilkan. Masukan 0,1 ml suspense

bakteri kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan media NA (nutrient agar)

sebanyak 15-20 ml, aduk sampai homogen dengan membentuk angka 8, biarkan

memadat. Selanjutnya dibuat lubang sumuran menggunakan pecadang logam.

Kemudian sumuran yang sudah dibuat dimasukan sediaan salep sebanyak 0,05 g

lalu diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 35-37°C dalam keadaan

terbalik dan diukur diameter zona hambatan (zona jernih) yang terbentuk (30).

Page 51: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian tentang formulasi uji efektivitas formulasi

sediaan salep antibakteriStaphylococcus aureus dari ekstrak kulit jeruk purut

(Cytrus Hysrix D.C). Penelitian ini dilakukan pada bulan juli - agustus 2019 di

Laboratorium semi solid Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum Institut

Kesehatan Helvetia dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara Medan.

Pemeriksaan pendahuluan simplisia perlu dilakukan untuk menjadi

kebenaran dan kualitasnya.Dari hasil determinasi di Herbarium Medenense

(MEDA)Universitas Sumatera Utara menunjukan bsahwa benar bahan uji yang

digunakan adalah jeruk purut (Citrus Hystrix D.C) dari family rutaceae.

Pelarut untuk ekstraksi pada penelitian ini digunakan etanol 96% untuk ekstraksi

menggunakan metode maserasi.Bagian tanaman yang diambil adalah kulit.Berat

simplisia kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) yang basah 3000 g dan serbuk

yang ditimbang untuk maserasi 300 gmenghasilkan ekstrak kental 33 g sehingga

diperoleh rendemen masing-masing sebesar 0,011%.

4.1.1. HasilPengujian Organoleptis Sediaan Salep Ekstrak Kulit Jeruk Purut

(Citrus hystrix D.C)

Hasil uji organoleptis sediaan salep ekdtrak kulit jeruk purut (Citrus

hyistrix D.C) dapat dilihat pada tabel 4.1

Page 52: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

37

Tabel 4.1. Hasil pengujian organoleptis sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut

(Citrus hystrix D.C)

Formula Bentuk Warna Bau

F0 Setengah

padat

Putih Tidak berbau

F1 Setengah

padat

Coklat tua Bau khas ekstrak

kulit jeruk purut

F2 Setengah

padat

Coklat tua

pekat

Bau khas ekstrak

kulit jeruk purut

F3 Setengah

padat

Coklat tua

pekat

Bau khas ekstrak

kulit jeruk purut

Keterangan :

F0 : Sediaan salep tanpa ekstrak (blanko)

F1 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (8%)

F2 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (12%)

F3 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (16%)

Berdasarkan hasil pengujian organoleptis pada sediaan salep. Sediaan

salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) konsentrasi 8%,12% dan 16%

memiliki bentuk setengah padat, berwarna hijau dan memiliki bau khas dari

ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C).

4.1.2. Hasil pengujian homogenitas

Hasil uji homogenitas sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus

hystrix D.C) dari awal pembuatan sampai minggu ke - 4 dapat dilihat pada tabel

4.2.

Page 53: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

38

Tabel 4.2. Hasil uji homogenitas sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus

hystrix D.C)

Formulasi

Pengujian homogen selama 4 minggu

Minggu

ke - 0

Minggu

ke – 1

Minggu

ke – 2

Minggu

ke - 3

Minggu

ke - 4

F0 H H H H H

F1 H H H H H

F2 H H H H H

F3 H H H H H

Keterangan :

F0 : Sediaan salep tanpa ekstrak (blanko)

F1 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (8%)

F2 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (12%)

F3 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (16%)

H : Homogen

TH : Tidak homogen

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada sediaan salep, sediaan salep

ekstrak kulit jeruk purut pada konsentrasi 8%, 12% dan 16% menghasilkan

sediaan yang homogen dengan ditandai tidak adanya butiran kasar pada sediaan

salep.

4.1.3. Hasil pemeriksaan pH

Hasil uji pH sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C)

dapat menggunakan pH meterdapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan pH sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus

hystrix D.C)

Formula

pH rata-rata selama 4 minggu

Minggu

ke - 0

Minggu

Ke - 1

Minggu

ke - 2

Minggu

ke - 3

Minggu

Ke - 4

F0 6,3 6,3 6,3 6,3 6,3

F1 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2

F2 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0

F3 5,9 5,9 5,9 5,9 5,9

Page 54: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

39

Keterangan :

F0 : Sediaan salep tanpa ekstrak (blanko)

F1 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (8%)

F2 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (12%)

F3 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (16%)

Berdasarkan hasil pemeriksaan pH pada sediaan salep, sediaan salep

ekstrak kulit jeruk purut tanpa ekstrak, konsentrasi 8%,12% dan 16% diperoleh

pH 6,3, 6,2, 6,0, 5,9 hasil tersebut sesuai dengan parameter.Peningkata pH sediaan

dikarenakan penambahan ekstrak kulit jeruk purut.

4.1.4. Hasil pengujian aktivitas antibakteri

Hasil uji aktivitas bakteri Staphylococcus aureus salep ekstrak kulit jeruk

purut (Citrus hystrix D.C) dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4. Hasil uji aktivitas bakteri Staphylococcus aureus

Jenis salep

Diameter Zona Bening Daerah Hambatan

(mm) Rata-

rata Pengulangan

I

Pengulangan

II

Pengulangan

III

Kontrol (+)

F0

F1

19,3

0

8,1

20,4

0

11,3

20,8

0

7,8

20,16

0

9,06

F2 10,2 12,7 8,0 10,3

F3 10,8 13,4 11,6 11,93

Keterangan :

Kontrol (+) : Salep ichtyol

F0 : Sediaan salep tanpa ekstrak (blanko)

F1 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (8%)

F2 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (12%)

F3 : Sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (16%)

Page 55: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

40

Berdasarkan hasil uji aktivitas bakteri Staphylococcus aureus pada kontrol

positif salep ichtyol diperoleh diameter 20,16 dan sediaan salep tampa ekstrak

tidak memiliki zona hambat, sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut pada

konsentrasi 8%, 12% dan 16% diperoleh diameter rata-rata yaitu mm, 9,06 mm,

10,3 mm dan 11,93 mm. hasil tersebut memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Staphylococcus aureus semakin tinggi konsentrasi semakin besar diameter zona

hambat nya.

4.2. Pembahasan

Ekstrak etanol yang diperoleh dibuat formulasi sediaan salep

menggunakan basis salep berlemak (hidrokarbon). Bahan dasar salep yang ketika

di aplikasikan di kulit dapat menjaga kelembapan kulit sehingga dapat menjaga

kulit dari kontaminasi organisme asing. Selain itu bahan dasar salep vaselin album

juga sukar dicuci dengan air memberikan manfaat ketika salep diaplikasikan pada

kulit yang luka atau mengalami kerusakan dapat menjaga kestabilan bahan aktif

dan bentuk sediaan setelah digunakan (31).

Sediaan salep yang dibuat dilakukan uji mutu sediaan yaitu organoleptik

agar dapat mengetahui bentuk, warna, bau dari sediaan salep yang dibuat. Hasil

uji organoleptis pada sediaan salep menunjukan bahwa sediaan salep tanpa

ekstrak memiliki bentuk setengah padat, berwarna putih dan tidak berbau, dan

untuk sediaan salep dengan adanya tambahan ekstrak menghasilkan bentuk

setengah padat, berwarna hijau tua pekat dan memiliki bau khas ekstrak kulit

jeruk purut (32).

Page 56: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

41

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat bahan-bahan dari

sediaan salep tercampur dan tersebar menjadi homogen. Pada masing-masing

sediaan menunjukan bahwa seluruh sediaan salep memperlihatkan hasil yang

homogen dan tidak ada butiran kasar hal ini menunjukan bahwa sediaan salep

yang dibuat mempunyai sususan yang homogen dengan persamaan warna yang

merata pada masing-masing sediaan salep (32).

Uji pH dimaksudkan untuk mengetahui sifat dari salep dalam

penggunaanya pada kulit. Sehingga aman untuk digunakankarena pH yang terlalu

asam dapat mengiritasi kulit sedangkan pH yang terlalu basa dapat membuat kulit

bersisik. Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting yang menentukan

stabil atau tidaknya suatu sediaan Setelah menyimpan 4 minggu pH yang

diperoleh tidak terjadi perubahan pada sediaan salep ekstrak kulit jeruk purutnilai

pH suatu sediaan topikal harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5. Jadi, pada

penelitian ini dapat terlihat bahwa adanya variasi konsentrasi mempengaruhi hasil

pH pada sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut. Semakin tinggi konsentrasi

ekstrak kulit jeruk purut maka pH yang dihasilkan semakin asam (32).

Uji antibakteri sediaan salep ekstrak etanol kulit jeruk purut dilakukan

dengan menggunakan media Nutrient Agar yang bertujuan untuk menumbuhkan

bakteri Staphylococcus aureus karena media ini berfungsi sebagai nitrogen,

sumber karbon, sumber vitamin bagi pertumbuhannya. Metode yang digunakan

untuk uji bakteri adalah metode difusi sumuran. Metode lubang/sumuran yaitu

membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri.Pada

lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang

Page 57: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

42

selanjutnya diisi dengan zat antimikroba. Setelah diinkubasi pada suhu dan waktu

yang sesuai dengan mikroba uji, dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau

tidaknya zona hambat disekililing lubang. Metode ini menjadi metode yang

dipilih dalam uji aktivitas karena memiliki keuntungan yaitu prosedurnya yang

sederhana, mudah dan praktis untuk dilakukan dan dapat digunakan untuk melihat

sensitivitas berbagai jenis mikroba terhadap antimikroba pada konsentrasi tersebut

(33).

Dalam pengujian ini digunakan kontrol positif dan negatif, kontrol positif

yang digunakan yaitu salep ichtyol yang memiliki kandungan ichtammol 0,1

gram. Pemilihan salep ichtyol didasari karena peredarannya yang paling banyak

dan harga yangrelatif murah. Kontrol negatif pada penelitian ini adalah sediaan

salep tanpa ekstrak. Salep ichtyol merupakan senyawa dengan kemampuan anti

inflamasi, antibakteri dan antifungi. Sehingga dapat digunakan untuk berbagai

macam penyakit kulit. Penggunaan kontrol positif berfungsi sebagai kontrol dari

zat uji, dengan membandingkan diameter zona hambat yang terbentuk. Dengan

adanya pembanding ini kita dapat melihat apakah sediaan salep bahan alam yang

dibuat memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan sediaan dengan zat aktif

bahan kimia yang beredar dipasaran (34).

Berdasarkan hasil uji antibakteri pada sediaan salep ekstrak kulit jeruk

purut pada kontrol positif, kontrol negatif, dan konsentrasi F1 (8%), F2 (12%) dan

F3 (16%) dilakukan dengan cara perbandingan 1:1 yaitu 1 g sampel dalam 1 ml

DMSO (Dimetil sulfoksida) dan dimasukan kedalam sumuran pada setiap cawan

petri. Tujuan digunakan larutan DMSO adalah sebagai pengencer sediaan agar

Page 58: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

43

mudah berdifusi dan menyebar dalam media pengujian. Karena basis yang

digunakan berlemak dan media pengujian cenderung mengandung banyak air

sehingga sediaan salep yang dibuat sukar berdifusi atau melepaskan suatu zat aktif

atau pelepasan zat aktifnya kurang maksimal (31).

Dari hasil pengujian aktivitas antibakteriStaphylococcus aureus formula

sediaan salep dari ekstrak kulit jeruk purut konsentrasi 8%, 12% dan 16%

menunjukan aktivitas antibakteri dengan adanya zona hambat disekitar sumuran.

Salep dengan konsentrasi8%diameter rata-rata yaitu 9,06 mm, dikategorikan

sedang dan untuk konsentrasi 12% dan 16% dengan diameter 10,3 mm dan 11,93

mm dikategorikan dalam respon penghambatan kuat. Daya hambat menurut Davis

dan Stout (1971) yaitu sangat kuat (zona jernih >20 mm), kuat (zona jernih 10-20

mm), sedang (zona jernih 5-10 mm) dan lemah (zona jernih <5) (27).

Page 59: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak etanol kulit jeruk purut dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan

salep.

2. Sediaan salep dari ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) memiliki

aktivitas daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

5.2. Saran

Sebaiknya dilakukan pengembangan formulasi dengan bahan sediaan salep

lain. Serta melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi

ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix D.C) terhadap bakteri lain.

Page 60: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmi U, Yunazar M, Adlis S. Profil fitokimia metabolit sekunder dan uji

aktivitas antioksidan tanaman jeruk purut (Citrus histrix D.C) dan jeruk bali

(Citrus maxima Merr). J Kim Unand. 2013;2:109–14.

2. Santoso LM. Pengaruh Ekstrak Kulit Jeruk Purut ( Citrus hystrix D,C)

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Mencit Jantan ( Mus musculus L .)

Yang Diinduksi Kalium Bromat. :15–27.

3. Copriadi J dkk. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Kumarin dari Ekstrak

Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C). J Biog Vol. 2005;2(1):13–5.

4. Cahyaningsih N. Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun

Jeruk Purut (Citrus Hystrix Dc.) Dengan Basis Hpmc Sebagai Antibakteri

Terhadap Staphylococcus Aureus. Universitas Muhammadiyah Surakarta;

2018.

5. Radji M. Buku ajar mikrobiologi: panduan mahasiswa farmasi &

kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran; 2009.

6. Robiah E. Formulasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut (Citrus

hystrix D.C) Sebagai Antiseptik. Medan: Institut Kesehatan Helvetia; 2017.

7. Susilo J. Bertani Jeruk Purut. 2013.

8. Munawaroh S, Handayani PA. Ekstraksi minyak daun jeruk purut (citrus

hystrix D.C) dengan pelarut etanol dan N-heksana. J kompetensi Tek.

2010;2(1).

9. Andarwulan N, Batari R, Sandrasari DA, Bolling B, Wijaya H. Flavonoid

content and antioxidant activity of vegetables from Indonesia. Food Chem.

2010;121(4):1231–5.

10. Nusa R, Hendri J. Daya Protekasi Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix)

Terhadap Nyamuk Demam Berdarah. Aspirator. 2013;5(2)(2):41–4.

11. Suryaningrum E rahmawati. Efek Antifungi Perasan Kulit Jeruk Purut

(Citrus hystrix) Terhadap Pertumbuhan Trichophyton mentagrophytes

Secara in vitro. 2011.

12. Nuraini DN. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayuran. CV Andi Offset,

Yogyakarta. 2011;

13. Adzkia A. Farmakognosi. 09. 2018. 1 p.

14. DepKes. 1986 Departemen Kesehatan Rcpublik Inoon. 1986;

15. Marjoni R. Dasar-Dasar Fitokimia. Jakarta: Trans info media. 2016.

16. Prof. Dr. Endang Hanani MS A. Analis Fitokimia. 2016. 11-13 p.

17. Anief M. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. 2006.

18. Wahyuningsih S. Uji Efektivitas Antibateri Ekstrak Kulit Manggis

(Garcinia mangostana L.) Pada Bakteri Staphylococcus aureus. 2017.

19. Yanhendri SWY. Berbagai bentuk sediaan topikal dalam dermatologi.

Cermin Dunia Kedokt. 2012;194(36):423–30.

20. C.Ansel H. Pengantar Bentu Sediaan Farmasi. 1989.

21. Dachi S. Uji Formulasi Sediaan Salep Dari Ekstrak Daun Katuk (Sauropi

folium). 2012.

Page 61: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

46

22. Riskawati R. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Patogen Pada Tanah di

Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kota Makassar.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2016.

23. Ribka. Efektivitas Ekstrak daun Saga Terhadap Bakteri Staphylococcus

aureus. 2015.

24. Robiah E. Formulasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut (Citrus

hystric D.C) Sebagai Antiseptik. 2017.

25. T.Pratiwi S. Mikrobiologi farmasi. 2008. 188-189 p.

26. Yanus P. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol dan Senduduk

(Melastoma malabatricum. L) Untuk Penyembuhan Luka Bakar. 2017. p.

17–8.

27. Kumesan YAN, Yamlean PVY, Supriati HS. Formulasi dan uji aktivitas

gel antijerawat ekstrak umbi Bakung (Crinum asiaticum L.) terhadap

bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Pharmacon. 2013;2(2).

28. Paju N, Yamlean PVY, Kojong N. Uji efektivitas salep ekstrak daun

binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada kelinci (Oryctolagus

cuniculus) yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pharmacon.

2013;2(1).

29. Ngajow M, Abidjulu J, Kamu VS. Pengaruh antibakteri ekstrak kulit

batang matoa (Pometia pinnata) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

secara in vitro. J Mipa. 2013;2(2):128–32.

30. Supriati , Paulina V. Y.; Kumesan, Yuni Arista N HSY. Formulasi Dan Uji

Aktivitas Gel Antijerawat Ekstrak Umbi Bakung (Crinum asiatikum L.)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara Invitro. Pharmacon

[Internet]. 2013;(Vol 2, No 2 (2013): pharmacon). Available from:

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1552

31. Djumaati F. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa

oleifera Lamk.) Dan Uji Aktivitas Antibakterinya Terhadap Bakteri

Staphylococcus aureus. Pharmacon. 2018;7(1).

32. Fatimah Y, Setiyadi G. Pengaruh Basis Salep Terhadap Sifat Fisik Sediaan

Salep Ekstrak Etanolik Bonggol Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var.

Sapientum L.) Sebagai Penyembuhan Luka Terbuka Pada Tikus.

Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2017.

33. Sambou C, Dkk. Pengembangan Produk Sediaan Gel Kombinasi Ekstrak

Daun Sirsak (Annona muricita L.) Dengan Ekstrak Rimpang Temulawak

(Curcuma xanthorhiza Roxb.) Sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat

(Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis). Pharmacon.

2017;6(4).

34. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring

Dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) Pada Otitis Eksterna Akut. Fak

Kedokt Univ Sumatera Utara. 2003;1.

Page 62: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

47

Lampiran 1: Cara Pembuatan Formulasi Basis Sediaan Salep Dan

Formulasi Salep Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix

D.C)Dengan Basis Standar 50 gram

A. Cara pembuatan formulasi sediaan salep

1. Setil alkohol : x 50 gram = 2 gram

2. Adeps lanae : x 50 gram = 2,3 gram

3. Paraffin cair : x 50 gram = 13,5 gram

4. Vaselin album : x 50 gram = 32,2 gram

B. Cara pemb uatan formulasi sediaan salep ekstrak kulit jeruk purut (Citrus

hystrix D.C)

1. Ekstrak kulit jeruk purut

a. konsentrasi 8% : = 4 gram

b. konsentrasi 12% : = 6 gram

c. konsentrasi 16% : = 8 gram

2. Setil alkohol pada konsentrasi 8%, 12% dan 16% yang ditimbang sama

yaitu 2 gram

3. Adeps lanae pada konsentrasi 8%, 12% dan 16% yang ditimbang sama

yaitu 2,3 gram

4. Parafin cair pada konsentrasi 8%, 12% dan 16% yang ditimbang sama

yaitu 13,5 gram

5. Vasellin album pada konsentrasi 8%, 12% dan 16% ditimbang masing-

masing 28,2 gram, 26,2 gram dan 24,2 gram

Page 63: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

48

Lampiran 2 : Proses Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus Hytrix

D.C)

A. Pohon Jeruk Purut

B. Buah Jeruk Purut

C. Sortasi Basah

D. Proses Pengeringan

Jeruk Purut

E. Sortasi Kering F. Simplisia

G. maserasi

H. Rotary Ovaporator

J. Hasil ekstraksi

Page 64: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

49

Lampiran 3 : Proses Pembuatan Sediaan Salep Ekstrak Kulit Jeruk Purut

(Citrus Hytrix D.C)

A. Bahan Sediaan Salep

B. Proses Peleburan

Sediaan Salep

C. Hasil Pembuatan

Sesdiaan Salep

Tanpa

Ekstrak

Konsentrasi

12%

Konsentrasi

8%

Konsentrasi

12%

Vasellin Album

Adeps Lanae

Parafin Cair

Setil Alkohol

Page 65: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

50

Lampiran 4 : Alat dan Bahan Mikrobiologi

A. Pengukuran

Aquadest dan

Nutrient Agar

B. Hasil Masak

Nutrient Agar

C. Autoklafe

D. Oven

E. Inkubator

F. Mikro Pipet

G. Jangka Sorong

Digital

H. Laminar Airflow

I. Larutan Mc. Farland

Suspensi Bakteri

Page 66: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

51

Lampiran 5 : Proses Sebelum Pengujian Bakteri

A. Sediaan Salep

Kontrol Positif,

Tanpa Ekstrak

Konsentrasi 8%,

12% dan 16% +

DMSO

B. Pipet Bakteri C. Pengukuran Na

D. Proses Pemasukan

Na Dalam Cawan

Petri

E. Diaduk Membentuk

Angka 8

F. Membuat Lubang

Sumuran

G. Memasukkan

Sediaan Salep +

DMSO Dalam

Sumuran

Page 67: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

52

Lampiran 6 : Uji Homogenitas

A. F0%

B. F8%

C. 12%

D. F16%

Page 68: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

53

Lampiran 7 Hasil Pemeriksaan Uji pH

A. Sediaan Salep Tanpa Ekstrak

(Blanko)

B. Salep Dengan Konsentrasi 8%

C. Salep DenganKonsentrasi 12%

D. Salep DenganKonsentrasi 16%

Page 69: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

54

Lampiran 8 : Uji Bakteri Staphylococcus Aureus

A. Kontrol Negatif dan Positif

B. Pengulangan I

Page 70: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

55

C. Pengulangan II

D. Pengulangan III

Page 71: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

56

Lampiran 9 : Surat Pengajuan Judul

Page 72: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

57

Lampiran 10 : Lembar bimbingan proposal Pembimbing I

Page 73: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

58

Lampiran 11 : Lembar bimbingan proposal Pembimbing II

Page 74: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

59

Lampiran 12 : Lembar Persutujuan Perbaikan (revisi proposal)

Page 75: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

60

Lampiran 13 : Surat Izin Identifikasi Determinasi Tumbuhan

Page 76: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

61

Lampiran 14 : Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

Page 77: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

62

Lampiran 15 : Surat Permohonan Ijin Penelitian Laboratorium Semi Solid

Page 78: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

63

Lampiran 16 : Surat Permohonan Ijin Penelitian Laboratoriun Mikrobiologi

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Page 79: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

64

Lampiran 17 : Surat Selesai Penelitian Laboratorium Semi Solid Institut

Kesehatan Helvetia Medan

Page 80: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

65

Lampiran 18 : Surat Izin Pemakaian Fasilitas Laboratorium Biologi Farmasi

Fakultas Farmasi USU

Page 81: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

66

Lampiran 19 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Dilingkungan Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi

Sumatera Utara

Page 82: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

67

Lampiran 20 : Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I

Page 83: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

68

Lampiran 21 : Lembar Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II

Page 84: UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI …repository.helvetia.ac.id/2355/6/Skripsi URUL FADILAH... · 2019. 11. 21. · i ABSTRAK UJI EFEKTIVITAS FORMULASI SEDIAAN SALEP

69

Lampiran 22 : Lembar Persutujuan Perbaikan (revisi skripsi)