Upload
trandien
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
prosldiIJJ pertemuan dan PresentaslllmJah FWlOSInnaI Teknls Non peneUt118 Dosombar 2008 ISSN :1410·6381
UJI BANDING DOSIMETER PERORANGAN FILM UNTUK DETEKSI RADIASIGAMMA DARI SUMBER RADIASI 137Cs
Nina Herlina, C. Tuti Budiantari, Otto P. Ruslanto, dan TuyonoPTKMR - BAT AN
ABSTRAKUJI BANDING DOSIMETER PERORANGAN FILM UNTUK DETEKSI RADIASI
GAMMA DARI SUMBER RADIASI 137Cs. Telah dilakukan uji banding dosimeter filmuntuk dcteksi radiasi gamma dari sumber radiasi 137Cs. Laboratorium Keselamatan,Kesehatan, dan Lingkungan (KKL) PTKMR - BATAN adalah institusi yang memberikanpelayanan untuk mengevaluasi dosis pekelja radiasi menggunakan dosimeter film.Berdasarkan SK Ka. BAPETEN No. 18/Ka. BAPETEN/II-OO, Laboratorium pengevaluasiwajib mengikuti uji banding. Hasil yang diperoleh selama tahun 2002 sampai tahun 2004yang berupa deviasi antara dosis yang diberikan oleh fasilitas kalibrasi dengan dosis yangdicvaluasi olch laboratorium adalah ~ 19 %. Hasil yang diperoleh masih berada dalam batasrentang atas dan bawah dari kurva terompct yaitu -33 % dan + 50 %. Dapat disimpulkanbahwa metode cvaluasi yang digunakan oleh Laboratorium KKL PTKMR sudah sesuaidengan standard yang diacu ..
ABSTRACTINTERCOMP ARISON OF PERSONAL FILM DOSIMETER FOR DETECTION GAMMA
RADIATION FROM RADIATION SOURCE OF 137CS. Intercomparison of ~ersonal filmdosimeter for detection gamma radiation from gamma radiation source of 13Cs has beendone. Laboratory of Safety Health and Environment PTKMR - BATAN is the institutionwhich give services for evaluation of radiation worker dose using film dosemeter. Accordingto BAPETEN decree No. 18/Ka. BAPETEN/II-OO, The Laboratory should followintercomparison. Intercomparison results during the year of 2002 to the year of 2004 in termof d~viation between dose given by calibration falicity and dose evaluated by laboratory was =:;;
19 %. The results obtained was still around upper and lower limits from trumpet curve thatwas -33 % and + 50 %. It could be concluded that evaluation method used by the Laboratoryof Safety Health and Environment PTKMR-BA TAN was in accordance to standard used.
PENDAHULUAN
Penggunaaan teknologi nuklir bidang medik, aplikasi teknik nuklir di bidang industri,
pertanian dan sebagainya dapat menimbulkan paparan radiasi. Untuk mengontrol paparan
radiasi diperlukan alat ukur radiasi yang digunakan untuk mengetahui besarnya paparan di
daerah kerja maupun dosis yang diterima oleh pekerja radiasi akibat menggunakan sumber
radiasi terse but. Ada beberapa jenis alat ukur radiasi perorangan yang dapat digunakan untuk
memantau dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi, salah satunya adalah dosimeter
320
prosllillJJ portomuan dan Prosontasillmiah Fungslonal Toknls Non PonoUU,18 Dosombor 2006 ISSN :1410 - 6381
film perorangan. Pemilihan dosimeter dalam prakteknya harus mempertimbangkan sejumlah
parameter yang akan mempengaruhi unjuk kerja alat seperti respon terhadap radiasi, distribusi
spektrum dan pengaruh lingkungan.
Dosimeter film digunakan sebagai dosimeter perorangan karena mempunyai beberapa
kelebihan antara lain, proses kerjanya sederhana, film dapat disimpan untuk jangka waktu
yang lama, data dapat dibaca kembali bila ditemukan keragu~~ di kemudian hari, dan biaya
evaluasi relatif murah. Sedangkan kekurangannya adalah dosimeter film hanya dapat
digunakan satu kali saja dan evaluasi dosis memerlukan waktu yang relatif lama dan peka
terhadap kondisi lingkungan. Laboratorium KKL yang melayani permintaan evaluasi dosis
menggunakan dosimeter film Kodak Type 2 sebagai dosimeter pemantau dosis pekerja radiasi.
Dosimeter ini terbuat dari bahan dasar selulosa asetat, yang kedua permukaannya dilapisi
dcngan bah<ln yang ~ensitif terhadap radiasi disebut emulsi. Bahan ini terdiri dari gelatin
scbagai perekat dan bahan peka cahaya yaitu perak bromida (AgBr) yang tercampur secara
homogen dan mempunyai ketebalan 12 micron [1]. Radiasi pengion dapat menimbulkan
proses foto kimia pad a bahan emulsi sehingga dapat dihasilkan bayangan laten pada film yang
bcrupa pengumpulan atom-atom Ag. Dosimeter film mempunyai dua lapis emulsi yang
berbeda yaitu emulsi cepat fungsinya dapat memperlebar jangkauan dosis terukur antara 100
~lSVsampai 10 mSv, dan emulsi lambat untukjangkauan 10 mSv sampai 30 mSv.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 [2] tentang Keselamatan dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion, pasal 10 disebutkan bahwa dosimeter
pemantau dosis perorangan harus diolah dan dibaca oleh instansi atau bad an yang telah
tcrakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas. Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.
18/Ka. BAPETENIII -00 pasal 12 [3] menetapkan bahwa laboratorium harus memenuhi
persyaratan khusus dan bersedia mengikuti program uji profesiensi dan atau uji banding antar
laboratorium. Berdasarkan kedua peraturan tersebut Laboratorium KKL PTKMR , sejak
tahun 2002 telah mengikuti program uji banding yang pada kesempatan ini diselenggarakan
o]ch Pusat Pengkajian Keselamatan Radiasi - BAPETEN bekerja sarna dengan Fasilitas
Kalibrasi Tingkat Nasional PTKMR- BAT AN. Basil uji banding yang diperoleh oleh setiap
peserta dapat digunakan sebagai kelengkapan untuk memperoleh akreditasi dan meningkatkan
unjuk kerja masing-masing laboratorium penguji.
321
ProsldilJ,J pertemuan dan Presentaslllmlah Funoslonal TeknIs Non PeneUtI,18 Desember 2006 ISSN :1410 - 6381
Dalam uji banding ini digunakan dosimeter film emulsi Kodak tipe 2 yang umum
digunakan oleh peke~ja radiasi. Dosimeter ini telah disinari dengan dosis tertentu oleh FKTN
- BAT AN. Dosimeter yang telah disinari dikirim ke laboratorium KKL untuk dievaluasi
sesuai dengan metoda yang biasa digunakan dan hasil evaluasi oleh laboratorium KKL
dibandingkan dengan dosis sebenarnya yang telah diberikan. Apabila hasil yang dinyatakan
oleh laboratorium KKL masih berada dalam batas atas dan bawah yang dapat diterima yaitu
33 % atau + 50 % pada kurva terompet maka metoda yang digunakan untuk mengevaluasi
dosis terse but telah sesuai [4]. Menurut RS-G- 1.3 [4J, bahwa kriteria ketepatan evaluasi dosis
secara keseluruhan untuk dosimeter perorangan dapat dipenuhi dengan menerapkan kriteria
dari sejumlah parameter yang mempengaruhi unjuk kerja dosimeter misalnya respon terhadap
jenis radiasi, spektrum dan distribusi arah radiasi serta pengaruh lingkungan.
Dalam makalah ini akan diuraikan metoda penyinaran dosimeter film untuk kurva
kalibrasi, pembuatan kurva kalibrasi, pencucian dan pengcringan dosimeter film yang telah
disinari, evalusi dosis oosimeter film yang telah disinari serta hasil uji banding sejak tahun
2002 sampai dengan tahun 2004.
TATA KERJA
Dalam uji banding ini digunakan dosimeter film emulsi Kodak tipe 2 penampang
lintangnya diperlihatkan pada Gambar 1. Dosimeter film diletakkan dalam holder khusus
buatan Chiyoda Jepang [5] yang sudah dilengkapi dengan beberapa jenis filter Gambar 2.
emulsi. cepat ( High speed emulsion)
selulosa asetat
emulsi lambat ( Slow emulsion)
Gambar 1. Penampang lintang dosimeter film Kodak tipe 2
322
enahan Pb 0.4 mm
prosldIiJJ PorteDUlan dan Prosentaslllmlah Flmgs!onaI TeknIs Non peneUn 19 Oosembur 2008
/" """ /'"I 1 [ 2 I
I 2 I 1 I
080080
000000~
./ - ../.~
ISSN :1410 . 6381
Gambar 2. Holder film buatan Chiyoda dengan komposisi danjenis filternya
Keterangan Gambar 2 :
(I) Open Window Tanpa filter
(2) Plastik 0,5 mm
(3) Plastik I, 5 mm
(4) Plastik 3 mm
(5) Aluminium (AI) 0, 6 mm
(6) Tembaga (Cu) 0,3 mm
(7) Sn 0.8 111m+ Pb 0.4 mm
(8) Cd 0.8 mm + Pb 0.4 mm
Tahapan yang dilakukan sebelum mengevaluasi dosimeter film adalah penYll1aran
dosimeter film untuk pembuatan kurva kalibrasi, pencucian dan pengeringan dosimeter film,
pembuatan kurva kalibrasi , evaluasi dosis dosimeter film yang telah disinari dan evaluasi
basil uji banding.
Penyinaran dosimeter film ulltuk pembuatan kurva kalibrasi
Sebelum dosimeter film disinari dengan sumber radiasi gamma Cs-137, dosis ekivalen
pada kedalaman 10 mm, Hp(lO), untuk jarak 2 m dari sumber radiasi dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut [6]:
Hp(1 0 )2111 = F kOl1v X Ku,2111 '"'''''''''''''''''''''''''''''''''''' (1)
cIimana;
323
Prosldq pertomuan dan Prosontasillmlah FlIII{Jslonal Toknls Non PoooUtL 18 Dosombor 2006 ISSN :1410·6381
Hp(10)2m = dosis ekivalen pada kedalaman 10 mm dari permukaan kulit (mSv) untuk
jarak 2 m dari sllmber radiasi
Ku,2m = kerma udara (mGy./jam) untllkjarak 2 m dari sumber radiasi yang diukur oleh
FKTN
F konv = Faktor konversi (mSv/mGy) = 1,21 ( untuk sumber Cs-13 7)
Waktu penyinaran untuk variasi dosis ekivalen pada keclalaman 10 mm Hp(10) adalah
0, I; 0,2; 0,3; 0,5; 0,75; 1; 3; 5; 7,5; 10; 15; 20 mSv dihitung menggunakan persamaan :
t = Hp(10) yang diminta /Hp(10) 2m (2)
dimana;
t = waktu penyinaran (jam/menit/detik)
Fantom padat Poly Metyl Meta Aerilate berukuran 30 em x 30 em x 15 em diletakkan
di meja kalibrasi pada jarak sumber ke permukaan fantom 200,5 em agar diperoleh jarak
sllmber ke dosimeter film 200 em. Menggunakan laser ditentukan titik tengah permukaan
fantom. Kemudian empat buah holder buatan Chiyoda berisi dosimeter film yang telah diberi
kode diletakkan di tengah permukaan fantom. Setelah itu dosimeter film tersebut disinari
dengan sumber gamma Cs-137 untuk dosis ekivalen perorangan 0,1 mSv. Selanjutnya dengan
cara yang sarna dosimeter film yang lain disinari untuk variasi dosis ekivalen perorangan 0,2;
0,3 ; 0,5 ; 0,75; 1; 3; 5; 7,5; 10; 15; dan 20 mSv. Selain dosimeter film yang akan disinari
disediakan juga dosimeter film yang tidak disinari yang digunakan sebagai kontrol jika terjadi
perubahan lingkungan. Penyinaran dosimeter film dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Pcnyinaran dosimeter film dengan sumber I37Cs
324
prosldiJJJ partemuan dan Prasantasillmlah Funuslonal Taknls Non penaUt119 Dasambar 2006 ISSN :1410 - 6381
Pcncucian dan pcngcringan dosimeter film
Dosimeter film kontrol dan dosimeter film yang telah disinari untuk pembuatan kurva
kaJibrasi clan yang akan dievaluasi dibuka dari bungkusnya dalam ruang gelap dengan suhu
ruang, suhu larutan pengembang, larutan pemantap dan larutan penghenti pada 20°C ± 2 °C
dan kelembaban 70 % ± 2 %. Film - film dimasukkan ke dalam rak yang telah tersedia. Rak
yang berisi film-film yang telah disinari digantung dengan tali dan dimasukkan kedalam
larutan pengembang buatan Kodak rapid x-ray developer dan replenisher selama 5 menit
sambi I dikocok-kocok. Kemudian film - film tersebut dimasukkan ke dalam larutan penghenti
sclama I men it, setelah itu dimasukkan kedalam larutan pemantap buatan Kodak x-ray fixer
selama 10 menit dalam keadaan lampu dinyalakan, kemudian semua film dibilas dengan air
mengalir selama 30 menit dan dikeringkan selama satu malam.
Efek yang tampak pada film setelah melalui proses pencucian dan pengeringan dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bayangan filter pada dosimeter film emulsi setelah melalui proses pencuciandan pengeringan
Pcmbuatan kurva kalibrasi
Dosimeter film yang telah dicuci baik untuk kontrol maupun yang telah disinari
dibaca dengan densitometer model 301 buatan X-rite Corporation untuk memperoleh
325
Prosldi~ pertemuan dan Presentasilimiah Funoslonal Teknls NOli ponoUt119 Desomber 2006- .ISSN:1410• 6381
kerapatan optik film yang berada di bawah filter Cd 0,8 mm + Pb 0,4 mm. Kerapatan optik
bersih untuk masing-masing film diperoleh dengan mengurangkan kerapatan optik film yang
telah disinari dengan kerapatan optik kontrol. Dengan mcnggunakan kertas grafik semilog
dibuat kurva yang menghubungkan dosis radiasi yang diterima dosimeter film sebagai sumbu
X dengan kerapatan optiknya sebagai sumbu Y
Evaluasi dosimetcr film yang tclah disinari
Dosimeter film untuk uji banding yang telah diproses dibaca kerapatan optiknya di
bawah filter plastik 1,5 mm, filter Al dan filter CdPb dengan densitometer. Kerapatan optik
bersih film diperoleh dengan mengurangkan kerapatan optik film yang telah disinari dengan
kerapatan optik kontrol, hasilnya diplotkan ke dalam kurva kalibrasi sehingga diperoleh dosis
semu untuk semua filter. Untuk memperoleh besarnya dosis tara perorangan, Hp(lO ) yang
diterima digunakan persamaan :
Hp(lO) = 1/6 [ (H* plastik 1,5 I11m)-(H* AI O,6mm)]+1/60 (H* AI O,6ml11)+(H*Cd O,8111m+Pb0,4mm)..(3)
dimana;
Hp(IO)
H* plastik 1,5 111m
H* AI O,6ml11
I-I*Cd0,8mm+Pb0,4mm
= dosis tara Hp(l 0) yang diterima dosimeter
= dosis semu filter plastik 1,5 mm
= dosis semu filter Al 0,6 mm
= dosis semu filter Cd 0,8 mm+ Pb 0,4 mm
Evaluasi hasil uji banding
Besarnya deviasi hasil perhitungan dosis berdasarkan evaluasi dosimeter film UJI
banding dengan dosis sebenarnya yang diberikan oleh Fasilitas Kalibrasi Tingkat Nasional
dapa1 dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Deviasi (%) = Du - Ds x 100%
dimana; Ds
Du = Dosis ekivalen terukur yang dilaporkan peserta
Ds = Dosis sebenarnya yang dibcrikan oleh Fasilitas Kalibrasi Tingkat
Nasional
326
Prosldlng pertemuan dan Prosentasilimiah Fungslonal T6knls Non PeneDtL 18 Dosomber 2006 ISSN :1410 - 5381
- 0
100
Menggunakan batas atas dan bawah yang dapat diterima yaitu -33 % atau + 50 % pada
kurva terompet dapat dinyatakan bahwa evaluasi dosimeter film telah dilakukan dengan
metoda yang benar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurva kalibrasi dan hasil evaluasi dosimeter film uji banding dari tahun 2002 sampai
tahun 2004 disajikan pada Gambar 5 dan Tabel 1. Hasil uji banding dosimeter film dari tahun
2002 sampai tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan 4.
3
- 2.5
-2
1.5 Densitas
x + 0.0009- 1
- 0.5
0.1 1 10I
1 ~_~S_iS_(~_S_V_) m _
Gambar 5. Kurva kalibrasi tahun 2002 sampai tahun 2004
327
Prosldin/J portumuan dan Presentasilimlah Funuslonal TBknls Non PonolJtI, 18 Dosombor 2006 ISSN :1410 - 5381
Tabel 1. Basil evaluasi dosisfilm dosimeter uji banding tahun 2002 sampai tahun 2004yang disinari dengan sumber gamma Cs -137
Dosis tcrukur tallUn 2002roSv1,182,033,06
1300,100,436,899,4013,49
16,79
Dosis tcrukur tahun 2003roSv
0,100,611,537,74
15,64
Dosis tcrukur tahun 2004roSv0.09
0,62 ..1,396,2613,66
label 2. Basil uji banding dosimeter film pcrorangan tahun 2002 yang di sinari dengansumber gamma Cs -137
m~'V.
1,251,] 85,60,944
2,0
2,031,51,015"'I
3,0 3,0621,020j.4.
1,50 1,406,70,9335.
0,10 0,1001,0006.
0,50 0,43140,8607.
7,00 6,891,50,9848.
9,50 9,401,050,9899.
14,0 13,493,60,964] O.
] 8,0 16,796,70,933
TabeJ 3. Basil uji banding dosimeter film perorangan tahun 2003 yang di sinari dengansumber gamma Cs -137
1. 0,10 0,1001
2.0,75 0,61-18,60,813
3.1,80 1,53-150,850
4.7,00 7,74+10,61,105
5.14,0 15,64+11,71,117
328
Prosld~ Portemuan dan prosentaslllmIah Fungslonal TeiUlJs Non pen1llltl.18 Desembor 2006 ISSN :14W - 5381
Tabel 4. Hasil uji banding dosimeter film perorangan tahun 2004 yang di sinaride!lgan sumber gamma Cs -137
a1.
0,10 0,09-100,90')
0,60 0,62+31,03•....
3.1,40 1,39-0,70,99
4.6,0 6,26+4,',
1,04
5.13,0 13,66+51,05
Dari hasil uji banding selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 deviasi yang
diperoleh untuk perhitungan dosis ekivalen yang disinari dengan sumber 137Cs di bawah 19 %.
Salah satu penyebabnya kemungkinan karena saat evaluasi sensitivitas dosimeter yang
terkena paparan radiasi tidak homogen, sehingga kurang tepat dalam penentuan densitas yang
berakibat perhitungan dosisnya mempunyai deviasi yang cukup besar. Secara keseluruhan
hasil perhitungan dosis masih berada dalam batas atas dan bawah yang dapat diterima yaitu
33 % atau + 50 % pada kurva terompet, dapat dilihat pada Gambar 6.
2.0
.-----..
.~ 5. - _'"Q !"1::: ;.
" E.:L "
2 E,,- 0.~~25
0.5
I
~', ,.. -- ", ,
I ,.,.':-;r:
0,00,01 10
lip (1 0), mSvI A \
100
Gambar 6. Hasil dosis terukur/dosis sebenarnya tahun 2002-2004 pada kurvaterompet
Kctcrangan Gambar :• ; hasil dosis terukur/dosis sebenarnya tahun 2002x : hasil dosis terukurldosis sebenarnya tahun 2003* : hasil dosis terukur/dosis sebenarnya tahun 2004
329
ProsllllnD Portamilan dan Prosontaslllmlah FW\lJslonalTeknls Non PenoDU,18De_or 2008. ISSN :1411 - 6381
KESIMPULAN
Hasil uji banding tahun 2002 sampai tahun 2004 diperoleh deviasi antara dosis yang
diberikan oleh FKTN dan dosis yang dievaluasi oleh laboratorium baik untuk sumber 137Cs
adalah ::; 19 %. Hasil ini masih berada dalam batas atas dan bawah yang dapat diterima yaitu
33 % atau + 50 % pada kurva terompet. Metoda yang digunakan untuk mengevaluasi dosis
terse but telah sesuai dengan standar yang ditentukan. Dari hasil uji banding yang diperoleh ini','.
dapat digunakan sebagai kelengkapan dalam hal memperoleh akreditasi dan meningkatkan
unjuk kerja masing-masing laboratorium penguji.
DAFT AR PUST AKA
1. KODAK. Kodak Rapid X-Ray Developer and Replenisher. New York, USA, 1983.
2. BADAN PENGA WAS TENAGA NUKLIR. Peraturan Pemerintah No. 63 th 2000
tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion.
3. BADAN PENGA WAS TENAGA NUKLIR. Surat Keputusan Ka. BAPETEN No.
18/Ka. BAPETENIII-OO tentang Sertifikasi dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi,
Lembaga Kursus dan atau Laboratorium dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
4. INTERNATIONAL ATOAIIC ENERGY AGENCY, Assesment of Occupational
Exposure Due to External Sources of Radiation, Safety Guide RS.G 1-3 (1999),
Vienna (1999)
5. CHIYODA SAFETY APPLIANCES CO., LTD. A New Film Badge Case for X- and
Gamma Rays (summary). Translated by K. Fujitaka, 1988.
6. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY Calibration of Radiation Protection
Monitoring Instrument, Safety Series No. 16. IAEA, Vienna (2000)
DCAP AN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ka. Subbid. PRKK
beserta staf, Ka. Subbid. Kalibrasi beserta staf yang telah membantu kelancaran penulisan
karya tulis ini.
330