21
PROGRAM STANDARISASI KANDUNGAN AIR MINERAL DARI DALAM TANAH UNTUK DIKEMAS DALAM AIR MINERAL KEMASAN Oleh : Wahyu Agung Setiawan / 13031401050 ELIN D3B / PENS Latar Belakang : Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Air mengandung banyak mineral penting bagi tubuh seperti kalsium (Ca) dan Garam. Control ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Ca dan garam air dalam kemasan 200 ml , 300 mL , 400 mL dan 500 mL. Air tawar bersih yang layak minum, semakin langka di perkotaan. Sungai-sungai maupun air tanah yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, baik dari rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Itulah salah satu alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK) yang menggunakan air pegunungan banyak dikonsumsi. Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Air minum isi ulang menjadi jawabannya. Air minum yang bisa diperoleh di depot-depot isi ulang harganya bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek. Karena itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini. Hal inilah yang menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan (Widyanti, 2004). Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia. Dalam hal ini persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, dimana setiap komponen yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan. Air minum selain merupakan kebutuhan esensial, namun juga berpotensi sebagai media penularan penyakit, keracunan dan sebagainya (Widyanti,

Tutorial Visual C

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tutorial Visual CTutorial Visual C

Citation preview

PROGRAM STANDARISASI KANDUNGAN AIR MINERAL DARI DALAM TANAH UNTUK DIKEMAS DALAM AIR MINERAL KEMASAN

Oleh :Wahyu Agung Setiawan / 13031401050ELIN D3B / PENS

Latar Belakang :Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Air mengandung banyak mineral penting bagi tubuh seperti kalsium (Ca) dan Garam. Control ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Ca dan garam air dalam kemasan 200 ml , 300 mL , 400 mL dan 500 mL.

Air tawar bersih yang layak minum, semakin langka di perkotaan. Sungai-sungai maupun air tanah yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, baik dari rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Itulah salah satu alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK) yang menggunakan air pegunungan banyak dikonsumsi. Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Air minum isi ulang menjadi jawabannya. Air minum yang bisa diperoleh di depot-depot isi ulang harganya bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek. Karena itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini. Hal inilah yang menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan (Widyanti, 2004).

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia. Dalam hal ini persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, dimana setiap komponen yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan. Air minum selain merupakan kebutuhan esensial, namun juga berpotensi sebagai media penularan penyakit, keracunan dan sebagainya (Widyanti, 2004). Selain dari peraturan pemerintah standar kualitas air juga harus sesuai dengan standart EDTA yaitu yaitu untuk 200 mL air harus mengandung 10 mg/mL calcium dan 5 mg/mL garam. 300 mL air harus mengandung 15 mg/mL calcium dan 10 mg/mL garam. 400 mL air harus mengandung 20 mg/mL calcium dan 15 mg/mL garam. 500 mL air harus mengandung 25 mg/mL calcium dan 20 mg/mL garam.

Berdasarkan hal di atas maka pada kesempatan ini penulis ingin memeriksa kadar mineral garam dan kalsium, pada air dalam tanah lalu di standarisasi menggunakan alat yang di desain untuk melakukan standarisasi air tersebut sebelum di kemas dalam kemasan untuk di jual ke konsumen.

Problem :

Pengemasan air tanpa menghiraukan kontribusi kadungan mineral. Hal ini menyebabkan kualitas air tidak banyak membaya manfaat untuk konsumen karena kurangnya kandungan mineral yang bermanfaat untuk tubuh.

Solusi :

Dari masalah tersebut di buat sebuah alat standarisasi air mineral dengan metode AOAC sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh EDTA. Prinsip kerja alat adalah melakukan pembacaan data kandungan mineral dalam air yang akan di kemas oleh sensor. Hasil pembacaan akan di proses oleh sebuah program untuk melakukan perhitungan penambahan mineral sehingga di dapatkan kandungan mineral yang sesuai dengan EDTA untuk volume air tertentu, yaitu 200 mL , 300 mL , 400 mL , 500 mL. Setalah kandungan mineral susah sesuai maka di lakukan pengemasan air mineral sehingga baik untuk di komsumsi oleh konsumen.

Penyederhaan Program :

Dari solusi dan probem di atas di buat sebuah program yang dapat menvisualisasikan cara kerja alat. Dalam program ini user dapat memilih volume air yang akan di oleh lalu software akan menampilkan kandugan standart untuk volume yang sudah di pilih. Untuk pembacaan sensor di ubah dengan input edit box berupa kandungan mineral yang terbaca oleh sensor mineral. Lalu terdapat tombol prosses untuk menampilkan system kerja alat melakukan standarisasi air.

Analisa System :

Dari abstrak di dapatkan data standar mineral untuk volume air tertentu :200 mL air harus mengandung 10 mg/mL calcium dan 5 mg/mL garam.300 mL air harus mengandung 15 mg/mL calcium dan 10 mg/mL garam.400 mL air harus mengandung 20 mg/mL calcium dan 15 mg/mL garam.500 mL air harus mengandung 25 mg/mL calcium dan 20 mg/mL garam

Alat akan melakukan standarisasi apabila kandungan air tidak sesuai dengan standar yang telah di tetapkan dengan cara menambhkan kandungan garam dan calcium 1 mG dalam di 1 kali siklus proses standarisasi.

FLOWCHART PROGRAM

DESAIN LAYOUT SISTEM KONTROL STANDARISASI

Keterangan :1. Menu Dropdown pilih volume air : Digunakan untuk memilih volume air yang akan di standarisasi2. Edit teks volume air : untuk menampilakn pilihan volume air3. Edit teks di bawah static teks Kandungan Mineral Standar a. Edit teks calcium: Menampilkan nilai kandungan calcium standar untuk volume air yang telah di pilihb. Edit Garam: Menampilkan nilai kandungan garam standar untuk volume air yang telah di pilih4. Edit teks di bawah static teks Kandungan Air dari pembacaan sensor a. Edit teks calcium: Menampilkan nilai kandungan calcium hasil pembacaan sensor kandungan mineralb. Edit Garam: Menampilkan nilai kandungan calcium hasil pembacaan sensor kandungan mineral5. Tombol check: Untuk menampilkan kandungan standar mineral sesuai volume air yang di pilih6. Tombol proses: Untuk melakukan proses standarisasi kandungan mineral dalam air sesuai volume pilihan.

SYSTEM KERJA

Disini terdapat menu dropdown untuk memilih volume air yang akan dipilih , list program menggunakan

m_air.AddString("200");m_air.AddString("300");m_air.AddString("400");m_air.AddString("500");

Setelah memilih volume terdapat tombol check untuk melihat nilai standar kandungan dari air dengan volume yang telah di pilih tadi.Karean nilai menu volume bernilai string maka perlu dilakukan konversi dar string ke float dengan statement :

vair=atof(m_volume);

m_volume adalah variable untuk menyimpang hasil pilihan berupa string lalu di konversi ke float dan di simpan dalam variable vair. Hal ini dilakukan agar nilai dapat di bandingkan.

if(vair==200){fcalsium=10;fgaram=5;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);

}

if(vair==300){fcalsium=15;fgaram=10;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);}

if(vair==400){fcalsium=20;fgaram=15;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);}

if(vair==500){fcalsium=25;fgaram=20;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);}

Setelah di dapatkan volume pilihan terdapat tombol check untuk melihat nilai standar dari volume pilihan yang telah di pilih. Niai standar tersebut di cetak dengan statement :

SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);

Lalu user melakukan input data sebagai hasil pembacaan sensor mineral terhadap kandungan mineral yang telah misalkan oleh user.

Lalu di lanjutkn dengan button proses

Dalam program di buat 4 inisialisaicalsium1 = meruapakan nilai standar untuk kandungan mineral calcium volume air pilihancalsium2 = meruapakan nilai inputan user sebagai hasil pembcaan sensor mineral calciumgaram1 = meruapakan nilai standar untuk kandungan mineral garam volume air pilihangaram2 = meruapakan nilai inputan user sebagai hasil pembcaan sensor mineral garam

untuk proses standarisasi di ganti dengan looping tanpa batas

for(i=0;;i++)

dalam proses looping di buat beberapa kondisi keadaan perbandingan antara input dan nilai standar, seperti berikut :

if(calsium2>calsium1&&garam2>garam1)

a. Karena nilai calsium2 lebih besar dari garam1 maka calsium2 di lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan calsium1Rumus yang di gunakan adalah calsium2= calsium2-1;Dan pada output di cetak Kadungan calcium diturunkan menjadi . . . mg

b. Karena nilai garam2 lebih besar dari garam1 maka garam2 di lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan garam1Rumus yang di gunakan adalah garam2= garam2-1;Dan pada output di cetak Kadungan garam diturunkan menjadi . . . mg

if(calsium2>calsium1&&garam2calsium1&&garam2==garam1)

a. Karena nilai calsium2 lebih besar dari garam1 maka calsium2 di lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan calsium1Rumus yang di gunakan adalah calsium2= calsium2-1;Dan pada output di cetak Kadungan calcium diturunkan menjadi . . . mg

b. Karena nilai garam2 sudah sama dengan nilai garam1 maka garam tidak dilakukan proses apapun.Dan pada output di cetak Kadungan garam sudah standar . . . mg

if(calsium2garam1)

a. Karena nilai calsium2 lebih kecil dari calsium1 maka calsium2 di lakukan proses pnaikkan kandungan hingga nilainya sama dengan calsium1Rumus yang di gunakan adalah calsium2= calsium2+1;Dan pada output di cetak Kadungan calcium dinaikkan menjadi . . . mg

b. Karena nilai garam2 lebih besar dari garam1 maka garam2 di lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan garam1Rumus yang di gunakan adalah garam2= garam2-1;Dan pada output di cetak Kadungan garam diturunkan menjadi . . . mg

if(calsium2calcium1 && garam2 >garam1)

calcium2=-1Garam2=-1

If (calcium2>calcium1 && garam2 calcium1 && garam2 =garam1)

calcium2=-1

If (calcium2garam1)

calcium2=+1garam2=-1

A

Cetak Proses ke- IKadar calcium di turunkan , %f calcium2Kadar garam di turunkan , %f garam2

Cetak Proses ke- IKadar calcium di turunkan , %f calcium2Kadar garam di naikkan , %f garam2

Cetak Proses ke- IKadar calcium di turunkan , %f calcium2Kadar garam sudah standar , %f garam2

Cetak Proses ke- IKadar calcium di naikkan , %f calcium2Kadar garam di turunkan , %f garam2

If (calcium2