35
Definisi Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi masuk dari dalam tubuh). Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. Klasifikasi Osteomielitis hematogenik akut. Osteomielitis akut hematogen merupakan infeksi serius yang biasanya terjadi pada tulang yang sedang tumbuh. Penyakit ini disebut sebagai osteomielitis primer karena kuman penyebab infeksi masuk ke tubuh secara langsung dari infeksi lokal di daerah orofaring, telinga, gigi, atau kulit

tutorial 2.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kjkjhvkvkjhv

Citation preview

Page 1: tutorial 2.docx

Definisi

Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum

dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari luar

tubuh) atau hematogenous (infeksi masuk dari dalam tubuh).

Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak

karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi,

tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan

tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi

masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau

mengakibatkan kehilangan ekstremitas.

Klasifikasi

Osteomielitis hematogenik akut.

Osteomielitis akut hematogen merupakan infeksi serius yang biasanya

terjadi pada tulang yang sedang tumbuh. Penyakit ini disebut sebagai

osteomielitis primer karena kuman penyebab infeksi masuk ke tubuh

secara langsung dari infeksi lokal di daerah orofaring, telinga, gigi, atau

kulit secara hematogen. Berbeda dengan osteomielitis primer, infeksi

osteomielitis sekunder berasal dari infeksi kronik jaringan yang lebih

superfisial seperti ulkus dekubitum, ulkus morbus hensen ulkus tropikum,

akibat fraktur terbuka yang mengalami infeksi berkepanjangan, atau dari

infeksi akibat pemasangan protesis sendi.

Osteomyelitis subakut

Osteomyelitis subakut adalah bentuk lain dari osteomyelitis, dan abses

Brodie adalah salah satu tipe yang paling umum dari osteomyelitis subakut.

Abses ini biasanya ditemukan dalam spongiosa tulang dekat ujung tulang.

Bentuk abses ini biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran skleroti,

Page 2: tutorial 2.docx

kadang-kadang terlihat sekuester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas

dapat secara bertahap terisi jaringan granulasi. Abses Brodie juga dapat

ditemukan pada osteomielitis kronik.

Osteomyelitis subakut terjadi lebih banyak pada tulang-tulang

dibandingkan dengan tipe akut, dan itu terjadi pada bermacam-macam

daerah diantara tulang-tulang yang terinfeksi. Ekstremitas bawah terinfeksi

lebih banyak dibandingkan ekstremitas atas. Tibia terinfeksi lebih sering

dibandingkan femur.

Osteomyelitis subakut mungkin hanya terjadi pada epifisis, yang

merupakan kebalikan dari yang dipercaya bahwa infeksi tulang pertama

tidak terjadi di epifisis. Diafisis kadang-kadang terinfeksi, meskipun lebih

sering pada dewasa dibandingkan pada anak-anak; daerah yang paling

sering terinfeksi adalah metafisis. Daerah lain yang dilaporkan sebagai

osteomielitis subakut adalah metafisis sesuai lokasi, seperti di pelvis,

tulang belakang, calcaneus, clavicula, dan talus. Osteomyelitis subakut

yang terjadi pada tulang tarsal biasanya terjadi pada daerah subkondral atau

batas apofisis dari calcaneus. Lesi subakut dari tulang belakang terjadi

lebih sering pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Pada

osteomyelitis subakut yg trjdi pd tulang panjang pd orang dewasa, diafisis

sering terkena sama seperti metafisis, sedangkan lutut jarang terkena.

Osteomielitis kronik

Osteomyelitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang

menjadi osteomyelitis kronik. Organisme yang biasa berperan adalah

Staphylococcus aureus (75%), Escherichia coli, Streptococcus pyogenes,

Proteus, dan Pseudomonas. Kebanyakan penyebab dari osteomielitis

Page 3: tutorial 2.docx

polimikroba. Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-

tahun dan tidak menimbulkan gejala selama bbrpa bulan atau bbrpa tahun.

Destruksi tulang tidak hanya pada fokus infeksi tetapi meluas. Kavitas

berisi potongan tulang mati (sekuestra) yang dikelilingi jaringan vaskular,

dan di luar jaringan vaskular tersebut ada daerah sklerosis, hasil dari reaksi

kronis pembentukan tulang baru.

Sekuester berperan sebagai substrat bagi adesi bakteri, lama-kelamaan

terbentuk sinus. Destruksi tulang dan dengan meningkatnya sklerosis

berakibat terjadinya fraktur patologis. Gambaran histologis berupa sebukan

sel radang kronis di sekitar daerah aselular tulang atau sekuestra.

Osteomyelitis Pasca Trauma

Osteomyelitis akibat fraktur terbuka merupakan osteomylitis yang paling

sering ditemukan pada orang dewasa. Pada suatu fraktur terbuka dapat

ditemukan kerusakan jaringan, kerusakan pembuluh darah, edema,

hematoma dan hubungan antara fraktur dan dunia luar. Sehingga pada

fraktur terbuka umumnya menjadi infeksi.

Etiologi: Staphylokokus aureus, E. Colli, pseudomonas dan kadang-kadang

oleh bakteri anaerobic, seperti clostridium, streptococcus anaerob atau

bakteriodes.

Gambaran Klinis: • Demam• Nyeri• Pembengkakan pada daerah fraktur

• Dan sekresi pus pada luka

Laboratorium

Pada fraktur terbuka perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman guna

menentukan kuman penyebabnya, pada pemeriksaan darah ditemukan

leukositosis dan peningkatan LED.

Page 4: tutorial 2.docx

Pengobatan

Prinsip penanganan pada kelainan ini sama dengan osteomyelitis lainnya,

pada fraktur terbuka sebaiknya dilakukan pencegahan infeksi melalui

pembersihan dan debridement luka. Luka dibiarkan terbuka dan diberikan

antibiotic adekuat.

Epidemiologi

Osteomielitis masih merupakan permasalahan di Negara kita karena tingkat

hiegenis yang masih rendah, pemahaman mengenai penatalaksaan yang

belum baik, diagnosis yang sering terlambat sehingga biasanya berakhir

dengan osteomielitis kronis dan fasilitas diagnostic yang belum memadai

di Puskesmas. Angka kejadian osteomieliyis d Indonesia pada saat ini

masih tinggi sehingga kasus osteomielitis tulang dan sendi juga masih

tinggi. Pengobatan osteomielitis memerlukan waktu yang cukup lama dan

biaya yang tinggi. Banyak klien fraktur terbuka yang datang terlambat dan

biasaya dating dengan komplikasi osteomielitis.

Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak. Prevalensi neonates

adalah sekitar 1 kasus per 1.000 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien

dengan anemia sel sabit adalah sekitar 0,36%. Prevalensi osteomielitis

setelah trauma pd kaki sekitar 16% (30-40% pd pasien dgn DM). insidensi

osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk.

Dalam satu penelitian di Glasgow, Skotlandia, ditemukan 275 kasus

osteomielitis hematogenous akut pada anak-anak dibawah umur 13 tahun.

Penulis melaporkan adanya penurunan insiden dari 87 kasus osteomielitis

menjadi 42 kasus osteomielitis per 10.000 kasus pertahun selama periode

20 tahun penelitian. Jumlah kasus osteomielitis yang mengenai tulang

Page 5: tutorial 2.docx

panjang menurun sementara jumlah kasus yang mengenai tulang-tulang

lain tetap sama.

Angka kejadian osteomielitis akibat inokulasi langsung lebih tinggi

pada laki-laki dibandingkan dengan wanita. Selain itu, angka kejadian

osteomielitis memiliki frekuensi yang lebih tinggi pada pasien- pasien

yang immunocompromissed.

Insiden osteomielitis setelah fraktur terbuka dilaporkan 2-16% bergantung

pada derajat trauma dan tipe pengobatan yang diberikan.

Etiologi

Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan

struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.

Staphylococcus adalah organisme yang bertanggung jawab untuk 90%

kasus osteomyelitis akut. Organisme lainnya termasuk Haemophilus

influenzae dan salmonella. Pada masa anak-anak penyebab osteomyelitis

yang sering terjadi ialah Streptococcus, sedangkan pada orang dewasa ialah

Staphylococcus. Kuman penyebab yang paling banyak adalah

Staphylococcus aureus disusul oleh Streptococcus pneumoniae,

Streptococcus pyogenes.

Biasanya mikroorganisme dapat menginfeksi tulang melalui tiga cara yaitu

melalui pembuluh darah, langsung melalui area lokal infeksi (seperti

selulitis) atau melalui trauma, termasuk iatrogenik seperti dislokasi sendi

atau fiksasi internal.

Pada balita, infeksi dapat menyebar ke sendi dan menyebabkan arthritis.

Pada anak-anak yang biasanya terinfeksi adalah tulang panjang. Abses

subperiosteal dapat terbentuk karena periosteum melekat longgar di

Page 6: tutorial 2.docx

permukaan tulang, sedangkan pada orang dewasa tulang yang paling sering

terinfeksi adalah tulang belakang dan tulang panggul.

Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus, radius dan ulna bagian

proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang

yang paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang

yang banyak vaskularisasinya. Bagaimanapun, abses pada tulang dapat

dipicu oleh trauma di daerah infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh

Staphylococcus aureus, yang merupakan flora normal yang dapat

ditemukan di kulit dan mukosa membran.

Umur Organisme

Neonatus (lebih kecil dari 4

bulan)

S. aureus, Enterobacter species,

and group A and B Streptococcus

species

Anak-anak (4 bulan – 4 tahun) S. aureus, group A Streptococcus

species, Haemophilus influenzae,

and Enterobacter species

Anak-anak, remaja ( 4 tahun-

dewasa)

S. aureus (80%), group A

Streptococcus species, H.

influenzae, and Enterobacter

species

Orang dewasa S. aureus and occasionally

Enterobacter or Streptococcus

species

Page 7: tutorial 2.docx

Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung melalui

fraktur terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang terkontaminasi.

Osteomielitis kadang dapat merupakan komplikasi sekunder dari

tuberkulosis paru. Pada keadaan ini, bakteri biasa menyebar ke tulang

melalui sistem sirkulasi, pertama yang terinfeksi adalah sinovium (karena

kadar oksigen yang tinggi) sebelum menginfeksi tulang. Pada osteomielitis

tuberkulosis, tulang panjang dan tulang belakang merupakan satu-satunya

tulang yang terinfeksi.

Osteomielitis dapat juga disebabkan potongan besi yang mengenai tulang

pada saat pembedahan untuk memperbaiki fraktur. Spora bakteri dan jamur

dapat juga mengenai sendi tulang yang terlibat. Osteomielitis juga dapat

terjadi akibat penyebaran infeksi jaringan lunak. Infeksi tersebut meyebar

ke tulang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Tipe penyebaran

ini biasa terjadi pada orang yang lebih tua. Infeksi dapat dimulai dari

kerusakan akibat trauma, terapi radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka

yang disebabkan sedikitnya sedikit sirkulasi darah pada tulang atau pada

penyakit diabetes. Infeksi sinus, gusi atau gigi dapat meyebar ke tulang-

tulang kepala.

Faktor risiko

•Ras

Tidak ada peningkatan kejadian osteomielitis dicatat berdasarkan ras.

•Jenis kelamin

Pria memiliki resiko relatif lebih tinggi, yang meningkatkan melalui masa

kanak-kanak, memuncak pada masa remaja dan jatuh ke rasio rendah pada

orang dewasa.

Page 8: tutorial 2.docx

•Usia

Secara umum, osteomielitis memiliki distribusi usia bimodal. Osteomielitis

akut hematogenous merupakan suatu penyakit primer pada anak. Trauma

langsung dan fokus osteomielitis berdekatan lebih sering terjadi pada orang

dewasa dan remaja dari pada anak. Osteomielitis vertebral lebih sering

pada orang tua dari 45 tahun.

1. Diabetes mellitus

2. Penyakit sickle cell disease

3. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)

4. IV drug abuse (penyalahgunaan pengobatan)

5. Alcoholism

6. Penggunaan steroid jangka panjang

7. Immunosupresi

8. Penyakit sendi kronis

9. Penggunaan alat-alat bantu ortopedik.

implant prosthetik dalam ortopedik dapat merupakan faktor resiko

terjadinya osteomyelitis pada pembedahan ortopedik atau fraktur terbuka.

Patofisiologi

Kuman bisa masuk tulang dengan berbagai cara, termasuk beberapa cara

dibawah ini :

•Melalui aliran darah.

Kuman di bagian lain dari tubuh misalnya, dari pneumonia atau infeksi

saluran kemih dapat masuk melalui aliran darah ke tempat yang melemah

di tulang. Pada anak-anak, osteomielitis paling umum terjadi di daerah

yang lebih lembut, yang disebut lempeng pertumbuhan,di kedua ujung

tulang panjang pada lengan dan kaki.

Page 9: tutorial 2.docx

•Dari infeksi di dekatnya.

Luka tusukan yang parah dapat membawa kuman jauh di dalam tubuh. Jika

luka terinfeksi, kuman dapat menyebar ke tulang di dekatnya.

•Kontaminasi langsung

Hal ini dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak langsung

tulang yang fraktur dengan dunia luar sehingga dapat terjadi kontaminasi

langsung. Selain itu juga dapat terjadi selama operasi untuk mengganti

sendi atau memperbaiki fraktur.

Patogenesis

Kuman biasanya bersarang dlam spongiosa metafisis dan membentuk pus

sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks,

mengangkat periost dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas

di daerah periost dan pada tempat-tempat tertentu membentuk fokus

skunder. Nekrosis tulang yang timbul dapat luas dan terbentuk sekuester.

Periost yang terangkat oleh pus kemudian akan membentuk tulang di

bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga di dalam tulang itu

sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks, sehingga

tulang terlihat lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang

dibentuk di bawah periost ini membentuk bungkus bagi tulang yang lama

dan disebut involukrum. Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat

lubang tempat pus keluar, yang disebut kloaka.

Manifestasi klinis

Pada awal penyakit, gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise

menonjol, sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis

belum tampak. Pada masa ini dapat terjadi salah diagnosis sebagai demam

tifoid. Nyeri spontan lokal yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit

Page 10: tutorial 2.docx

pembengkakan serta kesukaran gerak dari ektremitas yang terkena,

merupakan gejala osteomyelitis hematogen akut. Pada saat ini diagnosis

harus ditentukan berdasarkan gejala klinis, untuk memberikan pengobatan

yg adekuat. Diagnosis mjdi lebih jelas bila didapatkan sellulitis subkutis.

Gambaran klinik Osteomielitis kronik

Bentuk kronik dari osteomielitis seringkali timbul pada dewasa. Umumnya

infeksi tulang ini merupakan infeksi sekunder dari luka terbuka, dan paling

sering pada trauma terbuka pada tulang dan jaringan sekitarnya. Biasanya

terdapat riwayat osteomilitis pada penderita. Nyeri tulang yang terlokalisir,

kemerahan, dan drainase disekitar area yang terkena seringkali timbul.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas

operasi dengan nyeri tekan, deformitas, instabilitas, dan tanda-tanda dari

gangguan vaskularisasi, jangkauan gerakan, dan status neurologis.

Mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar.

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

•Demam (terdapat pada 50% dari neonates)

•Edema •Teraba hangat •Fluktuasi

•Penurunan dalam penggunaan ekstremitas (misalnya ketidakmampuan

dalam berjalan jika tungkai bawah yang terlibat atau terdapat

pseudoparalisis anggota badan pada neonatus).

•Kegagalan pada anak-anak untuk berdiri secara normal.

Pemeriksaan penunjang

Radiologi

Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik dengan

gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang

Page 11: tutorial 2.docx

terinfeksi akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu

abses, dikenal dengan brodie’s abscess akan terlihat sebagai daerah lusen

yang dikelilingi area sklerotik.

Foto polos: Dapat normal hingga 10 hari dengan tanda paling awal berupa

pembengkakan jaringan lunak. Tulang yang terinfeksi pada awalnya

kehilangan detailnya dan menjadi tidak berbatas jelas dengan reaksi

periosteal dan bahkan destruksi tulang.

Foto polos

Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemerikSosaan

radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang

mengawali destruksi cancellous bone. Seiring berkembangnya infeksi,

reaksi periosteal akan tampak, dan area destruksi pada korteks tulang

tampak lebih jelas. Osteomielitis kronik diidentifikasi dengan adanya

detruksi tulang yang masif dan adanya involukrum, yang membungkus

fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik yaitu sequestrum.

Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf kecuali

apabila terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila terdapat

infeksi yang menghasilkan udara yang menyebabkan terjadinya ‘gas

gangrene’. Udara pada jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area

radiolusen, analog dengan udara usus pada foto abdomen.

MRI (Magnetic resonance imaging)

Magnetic resonance imaging (MRI) sangat membantu dalam mendeteksi

osteomielitis. MRI lebih unggul jika dibandingkan dengan radiografi, CT

scan dan scintigrafi tulang MRI memiliki sensitifitas 90-100% dalam

mendeteksi osteomielitis. MRI juga memberikan gambaran resolusi ruang

anatomi dari perluasan infeksi.

Page 12: tutorial 2.docx

Ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan

Pemeriksaan ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan dapat

membantu menegakkan diagnosa osteomielitis. USG dapat menunjukkan

perubahan sedini mungkin 1-2 hari setelah timbulnya gejala. USG dapat

menunjukkan ketidakabnormalan termasuk abses jaringan lunak atau

penumpukan cairan (seperti abses) dan elevasi periosteal.

USG juga dapat digunakan untuk menuntun dalam melakukan aspirasi.

Tapi, USG tidak digunakan untuk mengevaluasi cortex tulang.

CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi abnormal, osifikasi dan

ketidaknormalan intrakortikal. CT scan mungkin dapat membantu dalam

mengevaluasi lesi pada tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam

area dengan anatomi yang kompleks, contohnya pelvis, sternum, dan

calcaneus.

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi merupakan gold standard

dalam mendiagnosa osteomielitis. Kultur dari sediaan sinus tidak dapat

dipercaya sepenuhnya untuk mengidentifikasi etiologi dari osteomielitis,

sehingga biopsi merupakan anjuran untuk menentukan etiologi dari

osteomielitis. Namun keakuratan biopsi seringkali terbatas oleh kurangnya

pengumpulan spesimen yang sama dan penggunaan antibiotik sebelumnya.

Biopsi: pengambilan jaringan tubuh yang hidup dan pemeriksaan biasanya

mikroskopik, yg dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti.

Pemeriksaan Laboratorium

-Pemeriksaan darah lengkap

Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. Adanya pergeseran

ke kiri biasanya disertai dgn pningkatan jmlah leukosit polimorfonuklear.

Page 13: tutorial 2.docx

Tingkat C-reaktif protein biasanya tinggi dan nonspesifik; penelitian ini

mungkin lebih berguna daripada laju endapan darah (LED) karena

menunjukan adanya peningkatan LED pada permulaan. LED biasanya

meningkat (90%), namun, temuan ini secara klinis tidak spesifik. CRP dan

LED memiliki peran terbatas dalam menentukan osteomielitis kronis

seringkali didapatkan hasil yang normal.

-Kultur

Kultur dari luka superficial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi

dengan bakteri yang menyebabkan osteomielitis dan memiliki penggunaan

yang terbatas. Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien dengan

osteomielitis hematogen. Bagaimanapun, kultur darah positif mungkin

menghalangi kebutuhan untuk prosedur invasif lebih lanjut untuk

mengisolasi organisme. Kultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki

hasil diagnostik sekitar 77% pada semua studi.

Tatalaksana diberikan

Menurut Arif Mansjoer (2002):

a. Perawatan di rumah sakit

b. Pengobatan suportif dengan pemberian infuse

c. Pemeriksaan biakan darah

d. Antibiotic spectrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun

gram negative diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah

secara parenteral selama 3-6 minggu

e. Immobilisasi anggota gerak yang terkena

f. Tindakan pembedahan indikasi untuk melakukan pembedahan ialah :

a. Adanya abses b. Rasa sakit yang hebat

Page 14: tutorial 2.docx

c. Adanya sekuester d. Bila mencurigakan adanya perubahan kearah

keganasan (karsinoma epedermoid).

Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila

infolukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur peasca

pembedahan.

Osteomielitis akut

Begitu diagnosis secara klinis ditegakkan, ekstremitas yang terkena

diistirahatkan dan segera berikan antibiotik. Antibiotik spektrum luas yang

efektif terhadap gram positif maupun gram negatif diberikan langsung

sambil menunggu hasil biakan kuman. Antibiotik diberikan selama 3-6

minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah penderita.

Bila dengan terapi intensif selama 24 jam tidak didapati perbaikan,

dianjurkan untuk mengebor tulang yang terkena.

Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk

mengurangi tekanan intraosteal. Cairan tersebut perlu dibiakkan untuk

menentukan jenis kuman dan resistensinya. Bila terdapat perbaikan,

antibiotik parenteral diteruskan sampai 2 minggu, kemudian diteruskan

secara oral paling sedikit 4 minggu.

Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat berupa

dekstruksi sendi, gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epifisis,

dan osteomielitis kronik.

Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah:

a.Adanya abses. b.Rasa sakit yang hebat.

c.Adanya sekuester. d.Bila mencurigakan adanya perubahan ke arah

keganasan (karsinoma epidermoid).

Page 15: tutorial 2.docx

Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila

involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca

pembedahan.

Osteomielitos subakut

Pengobatan osteomyelitis subakut tergantung dari diagnosis. Kebanyakan

1/3 kasus tidak dapat dibedakan dari keganasan primer dari tumor tulang.

Biopsi dan kuretase diperlukan untuk penegakan diagnosis pada kasus-

kasus ini. Pada saat diagnosis ditegakkan, pemberian antibiotik yang sesuai

dengan kelompok gram, kultur, dan sensitivitas harus sudah dimulai secara

intravena selama 2-7 hari, diikuti dengan antibiotik oral selama 6 minggu.

Kegagalan gejala untuk timbulnya perbaikan setelah 6 minggu pengobatan

dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan harus

dipikirkan untuk mengevaluasi ulang dan mendiagnosis secara

bakteriologis, diikuti penatalaksanaan operasi dan antibiotik yang sesuai.

Indikasi lain untuk operasi adalah perubahan bentuk sinus yang selanjutnya

dan drainase ke dalam sendi sinovial. Tanda-tanda klinis dari pus

subperiosteal atau sinovitis mengindikasikan bahwa infeksi subakut telah

berubah mjdi komponen akut, dan ini hrs dilakukan drainase secara bedah.

Indikasi tindakan bedah :

a.Kegagalan gejala untuk memperbaiki setelah lebih dari 6 bulan dilakukan

pengobatan dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan.

b.Lesi yang cepat berkembang (tidak dapat dibedakan dari keganasan

tulang).

c.Perubahan bentuk sinus atau drainase ke dalam sendi sinovial.

d.Tanda-tanda klinis dari pus subperiosteal atau sinovitis.

Page 16: tutorial 2.docx

Literatur yang ada tidak dapat mendukung pengobatan pada orang dewasa,

dikarenakan penyakit ini paling banyak menyerang kelompok usia anak.

Operasi diindikasikan dalam pengobatan pada orang dewasa.

Osteomielitis kronik

Pengobatan Osteomielitis Kronik:

1. Pemberian antibiotik

Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotik semata-mata

Pemberian antibiotik ditujukan untuk:

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya.

Mengontrol eksaserbasi.

2. Tindakan operatif

Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah

pemberian dan pemayungan antibiotik yang adekuat.

Operasi yang dilakukan bertujuan:

Mengeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun

jaringan tulang(sekuestrum) sampai ke jaringan sehat sekitarnya.

Selanjutnya dilakukan drainase dan irigasi secara kontinu selama beberapa

hari. Adakalanya diperlukan penanaman rantai antibiotik di dalam bagian

tulang yang infeksi.

Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik mencapai

sasaran dan mencegah penyebaran osteomielitis lebih lanjut.

Kegagalan pemberian antibiotik dapat disebabkan oleh:

a.Pemberian antibiotik yang tidak sesuai dengan mikroorganisme penyebab

b.Dosis tidak adekuat

c.Lama pemberian tidak cukup

d.Timbulnya resistensi

Page 17: tutorial 2.docx

e.Kesalahan hasil biakan (laboratorium)

f.Antibiotik antagonis

g.Pemberian pengobatan suportif yang buruk

h.Kesalahan diagnostik

Debridement

Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat dilakukan.

Kualitas debridement merupakan faktor penting dalam suksesnya

pengobatan. Setelah debridement dengan eksisi tulang, adalah hal yang

perlu untuk menghapuskan/ menghilangkan dead space yang dilakukan

dengan memindahkan jaringan di atasnya. Pengobatan dead space

termasuk myoplasty lokal, pemindahan jaringan dan penggunaan

antibiotik. Pelaksanaan pada jaringan lunak telah dikembangkan untuk

meningkatkan aliran darah lokal dan pendistribusian antibiotik.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada osteomielitis hematogen akut adalah:

•Septikemia

Dengan makin tersedianya obat-obatan antibiotik yang memadai, kematian

akibat septikemia pada saat ini jarang ditemukan.

•Infeksi yang bersifat metastatik

Infeksi dapat bermetastatik ke tulang/ sendi lainnya, otak, dan paru-paru,

dapat bersifat multifokal dan biasanya terjadi pada penderita dengan status

gizi yang jelek

•Artritis Supuratif

Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis

bayi (yang bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik.

Komplikasi terutama terjadi pada osteomielitis hematogen akut di daerah

Page 18: tutorial 2.docx

metafisis yang bersifat intra-kapsuler (misalnya pada sendi panggul) atau

melalui infeksi metastatik

•Gangguan Pertumbuhan

Osteomielitis hematogen akut pada bayi dapat menyebabkan kerusakan

lempeng epifsisis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan, sehingga

tulang yang terkena akan menjadi lebih pendek.

Pada anak yang lebih besar akan terjadi hiperemi pada daerah metafisis

yang merupakan stimulasi bagi tulang untuk bertumbuh. Pada keadaan

ini tulang bertumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya

pemanjangan tulang

•Osteomielitis Kronik

Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka osteomielitis

akut akan berlanjut menjadi osteomielitis kronik

•Fraktur Patologis •Ankilosis

Komplikasi dari osteomielitis antara lain :

-Kematian tulang (osteonekrosis)

Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang,

menyebabkan kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas,

kemungkinan hrs diamputasi utk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.

-Arthritis septic

Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias menyebar ke dalam

sendi di dekatnya.

-Gangguan pertumbuhan

Pada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomielitis adalah pada

daerah yang lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang

Page 19: tutorial 2.docx

panjang pada lengan dan kaki. Pertumbuhan normal dapat terganggu pada

tulang yang terinfeksi.

-Kanker kulit

Jika osteomielitis menyebabkan timbulnya luka terbuka yg menyebabkan

keluarnya nanah, maka kulit disekitarnya berisiko tinggi terkeba karsinoma

sel skuamosa.

Dalam kepustakaan lain, disebutkan bahwa osteomielitis juga dapat

menimbulkan komplikasi berikut ini (Hidiyaningsih, 2012) :

1.Abses tulang 2.Bakteremia 3.Fraktur 4.Selulitis

Prognosis

Setelah mendapatkan terapi, umumnya osteomielitis akut menunjukkan

hasil yang memuaskan. Prognosis osteomielitis kronik umumnya buruk

walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi sampai beberapa

minggu, bulan atau tahun setelahnya. Amputasi mungkin dibutuhkan,

khususnya pada pasien dengan diabetes atau berkurangnya sirkulasi darah.

Pada penderita yang mendapatkan infeksi dengan penggunaan alat bantu

prostetik perlu dilakukan monitoring lebih lanjut. Mereka perlu

mendapatkan terapi antibiotik profilaksis sebelum dilakukan operasi karena

memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan osteomielitis.

Pencegahan

Osteomyelitis hematogen akut dapat dihindari dengan pencegahan dari

kontaminasi bakteri pada tulang dari tempat yang jauh. Ini meliputi

diagnosis yang sesuai dan terapi primer infeksi bakteri.

Osteomyelitis direct/ eksogen dapat dicegah dengan manajemen luka yang

baik dan pemberian antibiotik profilaksi pada saat terjadinya luka.

Page 20: tutorial 2.docx

Medikamentosa

Initial Antibiotic Regimens for Patients with Osteomyelitis

Organism

Antibiotic(s) of first

choice Alternative antibiotics

Staphylococcus aureus

or coagulase-negative

(methicillin-sensitive)

staphylococci

Nafcillin (Unipen), 2 g IV

every 6 hours, or

clindamycin phosphate

(Cleocin Phosphate),

900 mg IV every 8 hours

 First-generation

cephalosporin or

vancomycin (Vancocin)

S. aureus or coagulase-

negative (methicillin-

resistant) staphylococci

Vancomycin, 1 g IV

every 12 hours

Teicoplanin (Targocid),*

trimethoprim-

sulfamethoxazole

(Bactrim, Septra) or

minocycline (Minocin)

plus rifampin (Rifadin)

Various streptococci

(groups A and B b-

hemolytic organisms or

penicillin-sensitive

Streptococcus

pneumoniae)

Penicillin G, 4 million

units IV every 6 hours

Clindamycin,

erythromycin,

vancomycin or

ceftriaxone (Rocephin)

Intermediate penicillin-

resistant S. pneumoniae

Cefotaxime (Claforan), 1

g IV every 6 hours, or

Erythromycin or

clindamycin

Page 21: tutorial 2.docx

ceftriaxone, 2 g IV once

daily

Penicillin-resistant S.

pneumoniae

Vancomycin, 1 g IV

every 12 hours

Levofloxacin (Levaquin)

Enterococcus species Ampicillin, 1 g IV every 6

hours, orvancomycin, 1 g

IV every 12 hours

Ampicillin-sulbactam

(Unasyn)

Enteric gram-negative

rods

Fluoroquinolone (e.g.,

ciprofloxacin [Cipro], 750

mg orally every 12

hours)

Third-generation

cephalosporin

Serratia species or

Pseudomonas

aeruginosa

Ceftazidime (Fortaz), 2 g

IV every 8 hours (with an

aminoglycoside given IV

once daily or in multiple

doses for at least the first

2 weeks)

Imipenem (Primaxin I.V.),

piperacillin-tazobactam

(Zosyn) or cefepime

(Maxipime; given with an

aminoglycoside)

Anaerobes Clindamycin, 600 mg IV

or orally every 6 hours

For gram-negative

anaerobes: amoxicillin-

clavulanate (Augmentin)

or metronidazole (Flagyl)

Mixed aerobic and

anaerobic organisms

Amoxicillin-clavulanate,

875 mg and 125 mg,

respectively, orally every

Imipenem

Page 22: tutorial 2.docx

12 hours

IV = intravenous.

*--Currently available only in Europe.

Adapted with permission from Lew DP, Waldvogel FA. Osteomyelitis. N Engl J Med

1997;336:999-1007, and Mader JT, Shirtliff ME, Bergquist SC, Calhoun J. Antimicrobial

treatment of chronic osteomyelitis. Clin Orthop 1999;(360):46-65.