7
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: (1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis; (2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan (3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial : (1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ; (2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ; (3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ; (4) Trochoid : rotasi, mono aksis ; (5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004). Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu : (1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian; (2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan (3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan

Tutorial 1 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutorial

Citation preview

Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: (1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis; (2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan (3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial : (1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ; (2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ; (3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ; (4) Trochoid : rotasi, mono aksis ; (5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).

Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu : (1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian; (2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan (3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau penambahan usia (Wilson, 2005; Laboratorium histologi FK UNS, 2008)

http://muel-muel.blogspot.com/2009/02/histologi-anatomi-fisiologi-dari-sendi.htmlmenurunnyafleksibilitas sendi pada usila akibat makin berkurangnya kelenturan sendisendinya.Perubahan-perubahan pada sistem muskuloskeletal akibat prosespenuaan fisiologis seperti perubahan kolagen, degenerasi, erosi dan kalsifikasipada kartilago serta kapsula sendi, dan penurunan kekuatan fungsional ototmenyebabkan sendi kehilangan fleksibilitasnya sehingga luas gerak sendi (LGS)pun berkurang. Proses penuaan sistem muskuloskeletal yang terjadi padaextremitas bawah akan meningkatkan resiko jatuh pada usila. 3,7-9,12,13Selain usia, beberapa faktor lain juga turut mempengaruhi fleksibilitas.Perempuan diketahui cenderung memiliki fleksibilitas sendi yang lebih baikdaripada laki-laki.7,12,14 Faktor lainnya adalah orang yang obesitas (Indeks MassavTubuh/ IMT 25 kg.m-2 untuk regio Asia), dimana lebih sering terjadi pada usilawanita, biasanya memiliki fleksibilitas yang buruk.15-18Saat ini masyarakat dihadapkan pada kenyataan bahwa kebanyakan usilacenderung malas beraktivitashttp://eprints.undip.ac.id/22220/1/erik_s.pdf

Arthritis adalah istilah umum bagi peradangan (inflamasi) dan pembengkakan di daerah persendian. Penyakit ini cukup banyak menyerang masyarakat Indonesia pada usia 25-74 tahun dengan jumlah kasus dan keparahan yang meningkat dengan usia.Arthritis merupakan satu dari berbagai masalah penyakit kronis yang umum dan menjadi penyebab kedua ketidakmampuan (disability) setelah penyakit jantung pada orang Amerika usia diatas 15 tahun; 7 juta diantaranya mengalami hambatan aktivitas sehari-hari, berjalan, berpakaian, mandi dan sebagainya. Arthritis mengenai semua umur termasuk 300.000 anak-anak. Baby boomers (kelahiran 1946-1964) mempunyai resiko tinggi dan lebih dari separuhnya telah terkena arthritis sebelum usia 65 tahun. Arthritis lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Wanita didiagnosis arthritis sebanyak 25,9 juta orang, sedangkan pria 16,8 juta orang. Tanpa obat arthritis bisa dicegah dan diterapi dengan mengubah gaya hidup, diet, mengurangi berat badan, melakukan aktivitas fisik dan cara minum obat yang benar.Gejala klinis yang sering dirasakan penderita arthritis adalah rasa sakit, ngilu, kaku, atau bengkak di sekitar sendi. Arthritis dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh; menyebabkan rasa sakit, kehilangan kemampuan bergerak dan kadang bengkak. Ada beberapa macam tipe arthritis, di antarnya: Osteoarthritis (OA)Penyakit ini paling banyak jumlah kasusnya menyerang usia dewasa dan lansia. Penyebabnya adalah rusaknya kartilago (tulang rawan yang melindungi ujung tulang) diikuti perubahan reaktif pada bagian tepi sendi dan tulang subkhondral yang menyebabkan rasa sakit dan hilangnya kemampuan bergerak. Arthritis Gout (Pirai)Arthritis jenis ini banyak menyerang laki-laki. Arthritis gout sering disebut dengan penyakit asam urat. Penyakit ini merupakan akibat dari kerusakan sistem kimia tubuh. Penyakit ini seringkali dapat dikotrol dengan obat dan diet. Arthritis Rheumatoid (AR) / RematikMerupakan penyakit autoimun, dimana pelapis sendi mengalami peradangan sebagai bagian dari reaksi sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan kasus rematik ini dapat menyebabkan kecacatan. Kasus ini banyak menyerang wanita 3-4 kali lipat dari pada pria. Ankylosing spondilitisTipe arthritis yang menyerang tulang belakang. Sebagai akibat peradangan, ruas tulang punggung tampak tumbuh menyatu. Juvenille arthritisArthritis tipe ini banyak menyerang anak-anak. FibromyalgiaRasa sakit yang menyebar pada otot dan menjalar ke tulang. Kebanyakan menyerang wanita.Penyakit osteoarthritis paling banyak ditemukan kasusnya dibanding arthritis jenis lain. Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi arthritis antara lain :Obesitas : Nyeri lutut, pangul, tangan sering dihubungkan dengan kenaikan berat badan. Obesitas merupakan penyebab yang mengawali osteoarthritis. Pembebanan lutut dan panggul dapat menyebabkan kerusakan kartilago, kegagalan ligamen dan dukungan struktural lain. Setiap penambahan berat kg, tekanan total pada satu lutut meningkat sebesar 11 kg. Setiap penambahan 1 kg meningkatkan risiko terjadinya OA sebesar 10%. Bagi orang yang obesitas, setiap penurunan berat walau hanya 5 kg akan mengurangi faktor risiko OA di kemudian hari sebesar 50%.Okupasi Olahraga dan trauma : Aktivitas dengan gerakan berulang atau cedera akan meningkatkan risiko terjadinya Osteoarthritis. Aktivitas fisik dengan tekanan berulang pada tangan atau tubuh bagian bawah akan meningkatkan risiko Osteorthritis pada sendi yang terkena tekanan. Yang menarik adalah pada pelari jarak jauh mempunyai risiko terjadinya Osteoarthritis tidak lebih besar. Umur pada saat cedera akan mempengaruhi peningkatan risiko Osteoarthritis. Cedera ligamen pada manula cenderung menyebabkan Osteoarthritis berkembang lebih cepat dibanding orang muda dengan cedera yang sama.Genetik : faktor keturunan memiliki peran dalam perkembangan osteoarthritis. Sinovitis (radang ruang rongga) yang terjadi acapkali dihubungkan dengan adanya mutasi genetik, yaitu gen Ank. Gen tersebut berkaitan dengan peningkatan pirofosfat intraselular dua kali lipat, dimana deposit pirofosfat diyakini dapat menyebabkan sinovitis. Pengaruh faktor genetik mempunyai kontribusi sekitar 50% terhadap risiko terjadinya OA tangan dan panggul, dan sebagian kecil OA lutut.Nutrisi : Fakta menunjukkan bahwa paparan terhadap oksidan bebas secara terus menerus dalam jangka waktu lama berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit yang berkaitan dengan penuaan (penyakit degeneratif), termasuk Osteoarthritis. Karena antioksidan dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan jaringan, maka asupan tinggi dari antioksidan dipostulasikan dapat melindungi pasien terhadap Osteoarthritis. Metabolisme normal dari tulang tergantung pada adanya vitamin D. Kadar vitamin D yang rendah di jaringan dapat mengganggu kemampuan tulang untuk merespons secara optimal proses terjadinya Osteoarthritis dan akan mempengaruhi perkembangannya. Kemungkinan Vitamin D mempunyai efek langsung terhadap kondrosit di kartilago yang mengalami Osteoarthritis, yang terbukti membentuk kembali reseptor vitamin D.Hormonal : Pada kartilago terdapat reseptor estrogen, dan estrogen mempengaruhi banyak penyakit inflamasi dengan merubah pergantian sel, metabolisme, dan pelepasan sitokin. Perempuan perimenopause rupanya lebih cenderung menderita arthritis inflamatorik. Ini memberi kesan bahwa estrogen berperan dalam osteoarthritis. Tampaknya perempuan yang mendapat estrogen replacement therapy mempunyai kemungkinan menderita osteoarhtritis lebih kecil daripada yang tidak, tetapi studi estrogen dan osteoarthritis pada binatang memberikan hasil yang bertentangan.Hubungan antara Osteoarthritis dengan OsteoporosisTerdapat hubungan terbalik antara osteoarthritis (OA) dan osteoporosis. Pada penderita OA, perempuan maupun laki-laki mengalami peningkatan kepadatan mineral tulang pada beberapa tempat di tulang kerangka. Hubungan tersebut timbul karena kondisi kedua penyakit diatas sama-sama dipengaruhi oleh berat badan. Orang gemuk mempunyai densitas tulang yang lebih tinggi, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya OA. Walaupun pasien OA umumnya berisiko rendah terhadap osteoporosis, mereka tidak terlindungi dari retak tulang. Pasien OA tubuhnya tidak stabil dan cenderung mudah jatuh. Dengan demikian meskipun kepadatan tulangnya cukup tinggi, risiko terjadinya fraktur sama dengan pasien osteoporosis.Penatalaksanaan komprehensif pada OA harus melibatkan intervensi nonfarmakologik yang dikombinasi dengan obat-obat analgesik dan NSAIDs (Non steroids anti inflammatory Drugs). Meskipun tersedia obat-obat yang cukup, tetapi sebaiknya tidak digunakan tersendiri sebagai terapi primer melainkan dipakai bersama dengan tindakan nonfarmakologik.Body, Mind, SpiritUntuk menjadi sehat dibutuhkan perhatian khusus dari tubuh, pikiran dan spiritual. Untuk menjadi sehat juga membutuhkan sikap mental yang positip. Pasien harus memutuskan untuk berbuat semaksimal mungkin bila tantangan OA terjadi. Untuk menjadi sehat bukan datang begitu saja. Membutuhkan upaya, setiap hari dan dengan sikap hidup yang baik, hal ini akan tercapai.Keterangan mengenai obat lebih lanjut konsultasikan kepada apoteker.http://fiakurnia.wordpress.com/2009/10/25/arthritis/

Dokter tersebut telah melanggar KODEKI pada pasal-pasal dan hal berikutPasal 2

Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.

Pasal 6

Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.Pasal 7a

Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 7b

Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien

Pasal 7c

Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIENPasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Sumpah dokter11.Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 12.Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh- sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.