12
TUTOR 2 MODUL 1 INFEKSI NOSOKOMIAL Kata sulit 1. Phlebitis adalah kondisi ketika pembuluh darah vena mengalami inflamasi atau peradangan. Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Sumber : http://www.indramuhtadi.com/scripts-2012/topik- ke-89-phlebitis 2. Intraveneous line : A simple intravenous line is a short-term device used to give drugs or other fluids directly into your bloodstream through a vein. Simple IV lines or catheters may consist of a hollow needle connected to a length of tubing through which medications, saline, or blood may flow. http://breastcancer.about.com/od/qrstterms/g/Simple- Intravenous-Line.htm 3. Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan)), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli dan paru http://www2.pom.go.id/public/publikasi/artikel/ artikel02.html 4. Doktersehat.com – Infeksi Nosokomial adalah infeksi silang yang terjadi pada perawat atau pasien saat dilakukan perawatan di rumah sakit. Jenis yang paling sering adalah infeksi luka bedah dan infeksi saluran kemih dan saluran pernafasan bagian bawah (pneumonia). 5. Ronki halus dideskripsikan sebagai bunyi rambut yang digosok- gosok dengan jari-jari tangan. Bunyi ini secara khas disebabkan oleh fibrosis paru. http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/bunyi-nafas/ 6. Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang terlibat, seperti Wajah lumpuh sebelah.", bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak, bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa. http://mediskus.com/penyakit/stroke-pengertian-jenis-gejala- stroke.html 1. Hubungan stroke dengan infeksi pernapasan pada Tn. Z Perantara penyakit stroke dan infeksi pernafasan pada Tn. Z adalah infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial dapat menyerang organ yang berbeda pada setiap orang. Beberapa kasus infeksi

Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

uygy

Citation preview

Page 1: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

TUTOR 2 MODUL 1 INFEKSI NOSOKOMIAL

Kata sulit

1. Phlebitis adalah kondisi ketika pembuluh darah vena mengalami inflamasi atau peradangan.  Peradangan ini dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Sumber : http://www.indramuhtadi.com/scripts-2012/topik-ke-89-phlebitis

2. Intraveneous line : A simple intravenous line is a short-term device used to give drugs or other fluids directly into your bloodstream through a vein. Simple IV lines or catheters may consist of a hollow needle connected to a length of tubing through which medications, saline, or blood may flow.http://breastcancer.about.com/od/qrstterms/g/Simple-Intravenous-Line.htm

3. Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran pernapasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring (tenggorokan)), kotak suara (laring), bronchi, bronkhioli dan paru

http://www2.pom.go.id/public/publikasi/artikel/artikel02.html4. Doktersehat.com  – Infeksi Nosokomial adalah infeksi silang yang terjadi pada

perawat atau pasien saat dilakukan perawatan di rumah sakit. Jenis yang paling sering adalah infeksi luka bedah dan infeksi saluran kemih dan saluran pernafasan bagian bawah (pneumonia). 

5. Ronki halus dideskripsikan sebagai bunyi rambut yang digosok-gosok dengan jari-jari tangan. Bunyi ini secara khas disebabkan oleh fibrosis paru.http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/bunyi-nafas/

6. Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati. Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang terlibat, seperti Wajah lumpuh sebelah.", bicara pelo (cedal), lumpuh anggota gerak, bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa.http://mediskus.com/penyakit/stroke-pengertian-jenis-gejala-stroke.html

1. Hubungan stroke dengan infeksi pernapasan pada Tn. Z

Perantara penyakit stroke dan infeksi pernafasan pada Tn. Z adalah infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial dapat menyerang organ yang berbeda pada setiap orang. Beberapa kasus infeksi nosokomial menyerang sistem tubuh tertentu, seperti saluran kemih, infeksi seluruh tubuh melalui peredaran darah, paru-paru, luka operasi, kulit, dan saluran pencernaan.Gejala yang timbul pda infeksi saluran kemih akibat pemakaian kateter urin beragam tergantung kuman penyebab infeksi tersebut. Gejala yang umum terjadi adalah nyeri atau rasa terbakar saat berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat, rasa nyeri atau terbakar pada perut bagian bawah, dan demam.Infeksi nosokomial yang menyerang paru-paaru banyak disebbakn karena penggunaan ventilator atau alat-alat yang dimasukan melalui hidung, atau mulut. Gejala yang timbul antara lain batuk, adanya dahak, dan sesak nafas. Agen penyebab infeksi dapat juga menyerang luka operasi atau kulit. Gejala yang timbul pada infeksi ini adalah kemerahan, bengkak, nyeri, demam dan disertai adanya nanah pada luka tersebut. Infeksi nosokomial pada saluran pencernaan akan nmenimbulkan gejala diare, mual, muntah, dan nyeri perut.

Page 2: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

Pemakaian alat-alat kesehatan yang melalui pembuluh darah dapat menyebabkan infeksi yang menyebar melalui peredaran darah. Bila ada agen infeksi yang menyebar di peredaran darah maka dinakan sepsis. Gejala-gejela pada sepsis antara lain suhu tubuh yang tidak stabil (tinggi atau rendah), denyut jantung yang cepat melebihi normal, laju pernafasan yang meningkat, dan peningkatan sel darah putih pada pemeriksaan darah. Sepsis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengakibatkan syok. Bila berlanjut, infeksi dapat menyebabkan kegagalan organ dalam tubuh (baik hanya 1 organ atau beberapa organ) dan kematian. Sepsis tidak hanya melalui alat-alat yang masuk ke pembuluh darah namun juga melalui infeksi di bagia tubuh tertentu yang menyebar ke seluruh tubuh, missal infeksi paru atau infeksi saluran kemih.http://www.kerjanya.net/faq/6564-infeksi-nosokomial.html

2. Mekanisme terjadinya infeksi nosokomial pada Tn.Z

Penularan dapat terjadi melalui cara silang ( cross infection ) dari satu pasien ke pasien yang lainnya atau infeksi diri sendiri dimana kuman sudah ada pada pasien kemudian melalui suatu migrasi ( gesekan ) pindah tempat dan ditempatbaru menyebabkan infeksi. Tidak hanya pasien rawat yang dapat tertular tetapi seluruh personil rumah sakit yang berhubungan dengan pasien ( ilmu penyakit dalam, edisi ketiga ). Penyebaran penyakit di rumah sakit pada dasarnya ada 3 unsur pokok yakni : 1. Sumber infeksi Penyakit menular yang berasal dari pasien, pengunjung atau petugasdan termasuk orang yang menderita penyakit yang aktif yaitu masa inkubasiatau carrier panyakit. 2. Cara transmisi dari kuman ( Depkes RI, 2007 ) Cara penularan dapat melalui : a. Melalui Kontak 1) Transmisi kontak langsung dapat terjadi pada kontak kulit dengan kulit dan berpindahnya organisme selama kegiatan perawatan pasien. Transmisi kontak langsung juga bisa terjadi antar dua pasien. 2) Transmisi kontak tidak langsung dapat terjadi bila ada kontak seseorang yang rentan dengan obyek tercemar yang berada di lingkungan pasien. b. Melalui Percikan ( droplet ) Transmisi droplet terjadi melalui kontak dengan konjungtiva, membran mukosa hidunng atau mulut individu yang rentan oleh percikan partikel besar yang mengandung mikroorganisme. berbicara, batuk bersin dan tindakan sperti penghisapan lendir dan broknkoskopi dapat menyebarkan organisme.

c. Melalui Udara ( airborne ) Transmisi airborne terjadi melalui penyebaran partikel partikel kecil ke udara, baik secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius. Partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan dapat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh. d. Melalui perantara Organisme yang ditularkan oleh benda benda terkontaminasi seperti makanan, air dan peralatan.

Page 3: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

e. Melalui vektor Terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat, tikus dan binatang pengerat lain menularkan mikroorganisme. 3. Host atau manusia yang rentan Adalah orang yang terkena sasaran penyakit menular, kondisi host dipengaruhi oleh daya tahan tubuh terhadap penyakit, keadan gizi, pola hidup . Semakin rentan seseorang maka semakin mudah dia terkena penyakit, demikian pula sebaliknya semakin kuat daya tahan tubuh seseorang maka semakin sulit terkena penyakit menular. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/38093

3. Penyebab plebitis pada Tn. Z

lebitis adalah iritasi vena oleh alat IV, obat-obatan, atau infeksi yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri tekan pada sisi IV.(Weinstein, 2001)Plebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena. (La Rocca, 1998)Terapi interavena adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk memasukkan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien. Infeksi dapat menjadi komplikasi utama dari terapi intra vena ( IV ) terletak pada system infus atau tempat menusukkan vena (Darmawan, 2008).Plebitis dapat menyebabkan trombus yang selanjutnya menjadi tromboplebitis, perjalanan penyakit ini biasanya jinak, tapi walaupun demikian jika trombus terlepas kemudian diangkut dalam aliran darah dan masuk jantung maka dapat menimbulkan seperti katup bola yang bisa menyumbat atrioventrikular secara mendadak dan menimbulkan kematian. (Sylvia, 1995).Secara sederhana Plebitis berarti peradangan vena. Plebitis berat hampir selalu diikuti bekuan darah, atau trombus pada vena yang sakit. Kondisi demikian dikenal sebagai tromboplebitis.Dalam istilah yang lebih teknis lagi, plebitis mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan, eritema, hangat dan terbanyak vena seperti tali. Semua ini diakibatkan peradangan, infeksi dan/atau trombosis. Banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis plebitis, antara lain:

1. Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan; 2. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi; serta 3. Agen infeksius. Faktor pasien yang dapat mempengaruhi angka plebitis mencakup, usia, jenis kelamin dan kondisi dasar (yakni. diabetes melitus, infeksi, luka bakar). Suatu penyebab yang sering luput perhatian adalah adanya mikropartikel dalam larutan infus dan ini bisa dieliminasi dengan penggunaan filterPlebitis masih merupakan masalah yang penting dalam praktek kedokteran. Pada pasien diabetes dan penyakit infeksi, dibutuhkan lebih banyak perhatian.

https://sangperawat.wordpress.com/2011/09/22/103/

T e r a p i   i n t r a v e n a   m e l a l u i   p e m a s a n g a n   i n f u s   d i g u n a k a n   u n t u k m e n g o b a t i  b e r b a g a i   k o n d i s i   p a s i e n   d i   l i n g k u n g a n   p e r a w a t a n   r u m a h   s a k i t s i s t e m   t e r a p i   i n i   m e m u n g k i n k a n   t e r a p i   b e r e f e k   l a n g s u n g ,   l e b i h   c e p a t ,   l e b i h

Page 4: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

efektif, dan dapat dilakukan secara kontinu. Beberapa m a s a l a h   b i s a   t i m b u l   p a d a   p e m b e r i a n   t e r a p i   i n t r a v e n a   m e l a l u i   i n f u s   k a r e n a diberikan secara terus)menerus dan dalam jangka waktu yang lama antara lain dapat timbul kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu (misalnya phlebitis. Phlebitis merupakan inflamasi pada vena, yangditandai dengan adanya daerah yang merah, nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang vena.

http://www.academia.edu/7494715/Skripsi-plebitislengkap

4. Tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan keselamatan pada Tn.Z

Hindari salah kateter dan salah sambung slang Gunakan alat injeksi sekali pakai Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

Pencegahan penyakit (menghancurkan reservoar infeksi, mengontrol portal keluar dan masuk, menghindari tindakan penularan, mencegah bakteri menemukan tempat untuk tumbuh)

Tindakan perawatan akut (pemberian antibiotik yg tepat dan tindakan perawatan lainnya)

Kontrol agen infeksius:

Pembersihan. Membuang semua material asing seperti kotoran dan materi organic dari suatu obyek.

Desinfeksi. Merupakan proses memusnahkan bakteri, kecuali bagian spora Sterilisasi. Penghancuran dan pemusnahan seluruh mikroorganisme, termasuk spora.

Kontrol reservoar

Mandi secara teratur Mengganti balutan yang basah atau kotor Benda terkontaminasi dibuang pada tempat yang tepat Jarum terkontaminasi dibuang pada tempat yang tepat Luka bedah dirawat dengan benar Perawatan botol & kantong drainase Pertahankan larutan dalam botol

Pengendalian penularan:

Cuci tangan Menghindari penggunaan alat yg sama pada beberapa pasien Menghindari benda kotor menyentuh seragam perawat Instruksikan pengunjung untuk cuci tangan sebelum mengunjungi klien Biasakan klien untuk cuci tangan

Kontrol terhadap portal masuk

Mempertahankan integritas kulit & membran mukosa Kulit dijaga tetap lembab

Page 5: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

Pengaturan posisi Lakukan hygiene oral Hati-hati dlm merawat luka Hati-hati dalam membuang alat-alat medis sekali pakai

Perlindungan terhadap penjamu yang rentan:

Tindakan isolasi Pertahankan status nutrisi Pertahankan personal hygiene Berikan dukungan sosial pd klien yg diisolasi Lingkungan protektif

Perlindungan terhadap pekerja:

Gown Masker Sarung tangan Kacamata pelindung Pengumpulan spesimen Membungkus barang atau linen

5 & 6. Faktor penyebab & Cara menghindari infeksi nosokomial

Doktersehat.com – Infeksi Nosokomial adalah infeksi silang yang terjadi pada perawat atau pasien saat dilakukan perawatan di rumah sakit. Jenis yang paling sering adalah infeksi luka bedah dan infeksi saluran kemih dan saluran pernafasan bagian bawah (pneumonia). Tingkat paling tinggi terjadi di unit perawatan khusus, ruang rawat bedah dan ortopedi serta pelayanan obstetri (seksio sesarea). Tingkat paling tinggi dialami oleh pasien usia lanjut, mereka yang mengalami penurunan kekebalan tubuh (HIV/AIDS, pengguna produk tembakau, penggunaan kortikosteroid kronis), TB yang resisten terhadap berbagai obat dan mereka yang menderita penyakit bawaan yang parah

Sebagaimana jenis infeksi penyakit lainnya, infeksi nosokomial biasanya terjadi jika penderita lemah atau jika barier alamiah terhadap invasi mikroba terganggu. Terdapat beberapa jenis barier alamiah terjadinya infeksi penyakit. Sebagaimana diketahui, kulit, membran mukosa, saluran gastrointestinal, saluran kencing, dan saluran nafas atas berfungsi sebagai barier alamiah terhadap infeksi.

Menurut Setyawati, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial antara lain :

PENYEBAB

Penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :

1. Suntikan yang tidak aman dan seringkali tidak perlu.

Page 6: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

2. Penggunaan alat medis tanpa ditunjang pelatihan maupun dukungan laboratorium.

3. Standar dan praktek yang tidak memadai untuk pengoperasian bank darah dan pelayanan transfusi

4. Penggunaan cairan infus yang terkontaminasi, khususnya di rumah sakit yang membuat cairan sendiri

5. Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik spektrum luas yang berlebih atau salah

6. Berat penyakit yang diderita

PENCEGAHAN

Terdapat beberapa prosedur dan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Tindakan ini merupakan seperangkat tindakan yang didesain untuk membantu meminimalkan resiko terpapar material infeksius seperti darah dan cairan tubuh lain dari pasien kepada tenaga kesehatan atau sebaliknya. Menurut Zarkasih, pencegahan infeksi didasarkan pada asumsi bahwa seluruh komponen darah dan cairan tubuh mempunyai potensi menimbulkan infeksi baik dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya. Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu:

1. Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang. Mencuci tangan merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial, efektif mengurangi perpindahan mikroorganisme karena bersentuhan

2. Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh lain. Alat pelindung diri meliputi; pakaian khusus (apron), masker, sarung tangan, topi, pelindung mata dan hidung yang digunakan di rumah sakit dan bertujuan untuk mencegah penularan berbagai jenis mikroorganisme dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya, misalnya melaui sel darah, cairan tubuh, terhirup, tertelan dan lain-lain.

3. Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan penyakit melalui benda-benda tajam yang tercemar oleh produk darah pasien. Terakit dengan hal ini, tempat sampah khusus untuk alat tajam harus disediakan agar tidak menimbulkan injuri pada tenaga kesehatan maupun pasien.

4. Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip yang benar. Tindakan ini merupakan tiga proses untuk mengurangi resiko tranmisi infeksi dari instrumen dan alat lain pada klien dan tenaga kesehatan

5. Menjaga sanitasi lingkungan secara benar. Sebagaiman diketahui aktivitas pelayanan kesehatan akan menghasilkan sampah rumah tangga, sampah medis dan sampah berbahaya, yang memerlukan manajemen yang baik untuk menjaga keamanan tenaga rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat.

Page 7: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

Read more: http://doktersehat.com/infeksi-nosokomial-penyebab-dan-pencegahannya/#ixzz3XkeZdPcZ

Dengan menggunakan Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :

1. Cuci Tangan

2. Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi.

3. Segera setelah melepas sarung tangan.

4. Di antara sentuhan dengan pasien.

5. Sarung Tangan

6. Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi.

7. Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.

8. Masker, Kaca Mata, Masker Muka

.

Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.

1.. Baju Pelindung

2. Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh

Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh

1... Kain

2.. Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir

3. Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien

4.. Peralatan Perawatan Pasien

Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan

1. Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali

2.. Pembersihan Lingkungan

Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien

1. Instrumen Tajam

2. Hindari memasang kembali penutup jarum bekas

3. Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai

Page 8: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

4. Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan

Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan

1.. Resusitasi Pasien

2. Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut

3. Penempatan Pasien

4. Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi

7. Alat perlindungan diri dari infeksi nosokomial

Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata, topi, gaun, apron dan pelindung yang lainnya. Jenis jenis alat pelindung diri : 1. Sarung tangan Sarung tangan merupakan penghalang (barrrier) fisik paling pentinguntuk mencegah penyebaran infeksi dan melindungi tangan dari bahan yang mengandung mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung tangan harus selalu diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang lainnya. Langkah langkah : a) Perawat membuka bungkkus sarung tangan steril dan taruh di tempatyang bersih. b) Pegang sarung tangan steril tersebut dengan tangan yang bersarung tangan dan pasang dengan cara biasa. 2. MaskerMasker harus cukup besar untuk menutupi mulut, hidung, bagian bawah dagu dan jenggot. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. 3. Alat pelindung mata Alat ini untuk melindungi petugas kesehatan dari percikan darah dan cairan tubuh lainnya dengan cara melindungi mata. Alat pelindung mata mencakup goggles, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor. 4. Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutupi semua rambut. Meskipun top dpat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien tetapi tujuan utamanya adalah melindungi pemakainya dari percikan darah atau cairan tubuh. 5. Gaun pelindung Pemakaian gaun pelindung terutama untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi. 6. Apron

Digunakan ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersuhkan pasien, melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah,cairan tubuh datau sekresi.

Page 9: Tutor 2 Modul 1 Infeksi Nosokomial

7. Pelindung kaki Digunakan untuk melindungi kaki dari cidera benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Sebaiknya menggunakan sepatu boot atau sepatu kulit tertutup dan harus dijaga kebersihannya.