92
1 TUJUAN PENULISAN BUKU Setelah membaca buku ini, pembaca diharapkan dapat mengetahui, memahami , dan mempraktekkan berbagai konsep analisis framing dalam berbagai peristiwa komunikasi dengan fokus variabel kebahasaan. GAMBARAN SEKILAS TENTANG ISI BUKU Buku ini terdiri atas sepuluh bagian. Bagian pertama berupa pengantar kajian, yang membahas gambaran umum tentang analisis framing. Bagian kedua membahas teks berita dalam kaitannya dengan pandangan konstruksionis. Bagian ketiga berisi analisis teks berita berdasarkan pandangan konstruksionis. Bagian keempat membahas konsep framing. Bagian kelima menggambarkan hubungan antara konsep framing dan skema individu. Bagian keenam membahas hubungan analisis framing dan proses produksi berita. Bagian ketujuh mendiskusikan hubungan antara analisis framing dan ideologi. Bagian kedelapan membahas efek framing. Bagian kesembilan menunjukkan berbagai aliran dan tokoh framing. Terakhir, bagian kesepuluh, berupa epilog, yang berisi agenda penelitian analisis framing.

TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

1

TUJUAN PENULISAN BUKU

Setelah membaca buku ini, pembacadiharapkan dapat mengetahui, memahami ,

dan mempraktekkan berbagai konsep analisis framing dalam berbagai peristiwa

komunikasi dengan fokus variabel kebahasaan.

GAMBARAN SEKILAS TENTANG ISI BUKU

Buku ini terdiri atas sepuluh bagian. Bagian pertama berupa pengantar kajian, yang membahas gambaran umum

tentang analisis framing. Bagian kedua membahas teks berita dalam kaitannya dengan pandangan konstruksionis.

Bagian ketiga berisi analisis teks berita berdasarkan pandangan konstruksionis. Bagian keempat membahas

konsep framing. Bagian kelima menggambarkan hubungan antara konsep framing dan skema individu. Bagian keenam membahas hubungan analisis framing dan proses produksi

berita. Bagian ketujuh mendiskusikan hubungan antara analisis framing dan ideologi. Bagian kedelapan membahas

efek framing. Bagian kesembilan menunjukkan berbagai aliran dan tokoh framing. Terakhir, bagian kesepuluh,

berupa epilog, yang berisi agenda penelitian analisis framing.

Page 2: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

2

DAFTAR ISI

• Pengantar: Apa dan Kenapa Framing?• Teks Berita: Pandangan Konstruksionis; Media dan Berita

Dilihat dari Paradigma Konstruksionis• Analisis Teks Berita: pandangan Konstruksionis dan

Karakteristik Penelitian• Konsep Framing:• Seleksi Isu dan Penekanan Isu• Dimensi Psikologi-Sosiologi• Framing dan Realitas• Framing dan Skema Individu• Skema dan Produksi berita• Skema berita

• Framing dan Proses Produksi Berita• Pembentukan Berita• Produksi Berita• Framing dan Ideologi• Peta Ideologi• Peta Ideologi dan Konstruksi Berita• Pendefinisian Realitas• Efek Framing• Mobilisasi Massa• Menggiring Khalayak pada Ingatan Tertentu• Teori Framing dari Murray Edelman• Teori Framing dari Robert N. Entman• Teori Framing dari William A. Gamson• Toeri Framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki• Epilog: Agenda Penelitian Analisis Framing•

Page 3: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

3

1 PENGANTAR:

APA DAN KENAPA

ANALISIS FRAMING?Analisisframing dapatdigunakanuntukmengetahuibagaimana

realitasdikonstruksiolehmedia. Dengankatalain, analisisframing

secarasederhanadapatdigambarkansebagaianalisisuntuk

mengetahuibagaimanarealitas(peristiwa, aktor, kelompok, atau

apasaja) dibingkaiolehmedia. Pembingkaiantersebuttentusaja

melaluiproseskonstruksi. Di sinirealitassosialdimaknaidan

dikonstruksidenganmaknatertentu. Peristiwadipahamidengan

bentukantertentu. Hasilnya, pemberitaanmedia padasisitertentu

atauwawancaradenganorang-orangtertentu.

Dalam salah satu bukunya yang sangat berpengaruh, Making News,

Tuchman (1978) mengawalinya dengan ilustrasi yang menarik. Katanya,

“Berita adalah jendela dunia”. Seperti layaknya kalau kita melihat lewat

jendela, seringkali batasan pandangan menghalangi kita untuk melihat yang

sebenarnya.

Edward Said (1981) pernah memberikan kritik yang tajam bagaimana

Islam dilihat dalam jendela Barat. Media-media di Barat, menurut Said,

menggambarkan Islam dengan pandangan yang ortodoks. Islam digambarkan

dengan kegarangan, bahkan kampungan. Islam diidentikkan dengan

hukuman potong tangan, rajam, orang-orang culas, dan teroris.

Hal yang sama terjadi di Indonesia. Bagaimana pemberitaan tentang

terorisme dibingkai secara sepihak, penuh sinisme, dan pencitraan yang

negatif tentang Islam. Pemberitaan media massa tentang terorisme di tengah

aroma budaya kapitalis yang massif sekarang ini kerap tergoda, bahkan

terjerumus, ke dalam “gairah berbuat dosa ” (meminjam istilah Arya Gunawan

dalam kolom Tempointeraktif, Rabu 5 Agustus 2009). Penandanya adalah

Page 4: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

4

banyaknya media massa yang menyebal dari kaidah-kaidah profesionalisme

yang diusungnya ketika memberitakan peristiwa terorisme. Standar yang

paling dasar dalam kerja jurnalistik, yakni keberimbangan (both-side), akurasi,

dan kepatutan ternyata mudah oleng oleh berbagai “kepentingan yang

menekan” baik yang datang dari luar lingkaran media massa maupun yang

mengemuka dari tubuhnya sendiri. Kasus pemberitaan tentang terorisme

sangat tipikal menunjukkan bahwa telah terjadi inkonsistensi dalam tradisi

peliputan dan penulisan berita di media massa kita, termasuk oleh media

massa yang sejak lama dikenal memiliki kredibilitas tinggi dan sangat taat

azas terhadap budaya profesionalisme dalam berjurnalistik.

Dalam tatapan Eric Hobsbawm (1997), fenomena inkonsistensi itu

merupakan tradisi yang tidak semata-mata merupakan peninggalan masa lalu,

tetapi ada tradisi yang diciptakan kembali untuk alasan tertentu, antara lain

untuk kepentingan penguasa. Sumber penciptaan tersebut memang berasal

dari masa lalu, dapat berupa ritual di masa yang lampau, cerita fiksi,

simbolisme agama, dan yang sejenisnya. Tradisi yang diciptakan kembali itu

biasanya diformalkan dan diinstitusikan oleh penguasa, dilakukan dengan

pola yang berulang-ulang untuk mengukuhkan bahwa tradisi tersebut berasal

dari masa lalu, padahal sebenarnya baru diciptakan.

Dengan berbekal perspektif Eric Hobsbawm itu, mari kita bongkar,

bagaimana media massa kita mengkonstruksi pemberitaan tentang terorisme

dalam kasus peledakan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega

Kuningan, Jakarta, akhir Juli 2009 lalu. Tulisan ini juga sekaligus

dmaksudkan untuk memperkuat tesis Melani Budianta (2008) yang

menyatakan bahwa persentuhan dengan budaya kapitalis tidak selalu bersifat

antagonis, tidak pula menghasilkan sikap yang sepenuhnya menyerah,

tergantung pada hubungan yang rumit antara teks dan kekuatan pasar.

Paling tidak, ada tiga konstruksi pemberitaan yang menyebabkan

berubahnya wajah media massa kita yang hampir selalu menghantui dan

dapat memerangkap media jika berhadapan dengan peristiwa terorisme seperti

Page 5: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

5

pengeboman yang terjadi di Mega Kuningan ini. Banyak faktor yang menjadi

penyebab munculnya perangkap tersebut, antara lain "perlombaan" mengejar

kecepatan dan eksklusivitas berita sehingga mereka tak terlalu awas lagi

terhadap nilai-nilai yang dikedepankan oleh etika jurnalisme (misalnya saja

pentingnya akurasi, juga sikap untuk selalu mengupayakan

kepatutan/decency). Di tengah perlombaan yang dipicu oleh iklim kompetisi

sangat ketat semacam ini, yang lebih tampil adalah hal-hal sensasional, yang

bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai ideal. Faktor

lainnya adalah "kemalasan" wartawan untuk melakukan verifikasi guna

menawarkan sebuah kontra-teori atas apa yang disampaikan oleh lembaga-

lembaga resmi (dalam kasus bom Mega Kuningan, yang mendominasi adalah

versi resmi dari pihak kepolisian).

Konstruksi pertama, yang dilakukan media dalam konteks laporan bom

Mega Kuningan ini adalah pengabaian terhadap asas kepatutan. Ini tampak

nyata, terutama pada media televisi, di mana gambar-gambar yang seharusnya

tidak patut ditampilkan (misalnya saja gambar yang menunjukkan bagian-

bagian tubuh yang telah terpenggal terkena bom) tetap terpampang.

Keprihatinan yang serius telah disuarakan oleh Dewan Pers begitu tayangan

tersebut muncul. Sebagian besar media kemudian mendengarkan kritik ini,

namun sebagian lainnya masih sempat berlenggang kangkung, business as

usual.

Konstruksi kedua, media telah menempatkan dirinya bukan lagi

semata-mata sebagai pelapor, melainkan telah bergerak terlalu jauh hingga

menjadi interogator, bahkan inkuisitor (salah satu definisi dari istilah terakhir

ini adalah a questioner who is excessively harsh alias "seorang pewawancara

yang amat kasar"). Inilah yang dengan mencolok diperlihatkan oleh sejumlah

stasiun televisi saat para reporternya melakukan wawancara terhadap

sejumlah anggota keluarga atau kerabat dari nama-nama yang diduga oleh

pihak kepolisian terlibat dalam aksi pengeboman itu. Para sanak keluarga dan

kerabat ini seperti tengah mengalami mimpi buruk: hidup yang semula

barangkali aman-tenteram, seketika terusik oleh kehadiran para juru warta

Page 6: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

6

yang dengan agresif berupaya mendapatkan keterangan--apa pun bentuk

keterangan itu--dari mereka.

Media tentu boleh-boleh saja mencari informasi dari mereka, namun

harus dengan pertimbangan masak, setidaknya untuk dua hal: (a) relevansi

(misalnya, apakah seorang paman dari salah seorang yang disebut-sebut

terlibat dalam aksi itu cukup relevan untuk dijadikan narasumber, apalagi

sang paman kemudian mengaku sudah 10 tahun tak pernah lagi

berhubungan ataupun mendengar kabar mengenai keberadaan sang

keponakan); dan (b) cara mengorek informasi. Untuk butir terakhir ini, yang

hadir ke hadapan khalayak adalah kesan bahwa pihak yang diwawancarai

ditempatkan seolah-olah sebagai pesakitan. Inilah salah satu wujud nyata dari

apa yang disebut sebagai trial by the press, bahkan ia telah layak digolongkan

sebagai teror dalam bentuk lain.

Masih terkait dengan konstruksi nomor dua ini, perkembangannya

kemudian malah kian runyam, yakni ketika tiba-tiba pihak berwajib

menyebutkan bahwa nama-nama yang semula diduga terlibat dalam aksi

pengeboman itu ternyata keliru. Tidak tampak rasa bersalah, apalagi

permintaan maaf terbuka, dari kalangan media yang sebelumnya telah

menjalankan peran inkuisitor tadi. Padahal para sanak keluarga dan kerabat

itu telah terpapar begitu terbuka ke publik, telah menjadi buah bibir di mana-

mana dan bukan tak mungkin telah dijauhi oleh lingkungannya. Damage has

been done, dan seakan tak ada upaya dari pihak yang merusak untuk menata

kembali kerusakan itu.

Untuk konstruksi pertama dan kedua, obat penawarnya adalah

pemahaman terhadap nilai-nilai dan praktek penerapan etika jurnalisme.

Setiap lembaga media perlu menerbitkan pedoman internal penerapan etika

jurnalisme ini. Setiap wartawan wajib mempelajarinya dan memahami isinya,

bila perlu dengan membuat pelatihan khusus mengenai etika dengan berbagai

studi kasus yang konkret bagi setiap wartawan baru. Bila perlu, ditambahi

pula dengan kontrak kerja yang mencantumkan bahwa si pemegang kontrak

wajib mematuhi etika jurnalisme, dan bisa dikenai sanksi tegas jika

Page 7: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

7

mengabaikannya. Dengan segala cara ini, nilai-nilai etika jurnalisme menjadi

terinternalisasi alias melekat pada diri setiap wartawan, sehingga mereka tahu

persis apa yang mesti dilakukan jika diperhadapkan dengan berbagai dilema

yang terkait dengan etika jurnalisme dalam tugas mereka sehari-hari.

Adapun konstruksi yang tiga adalah kemalasan media untuk mencari

alternatif versi cerita di luar apa yang disorongkan oleh lembaga resmi. Untuk

mendapatkan versi alternatif ini, tentu saja diperlukan upaya ekstrakeras dari

media untuk terus menggali informasi dari berbagai sumber, untuk

melakukan verifikasi tanpa bosan, untuk tetap skeptis alias tidak menelan

mentah-mentah informasi yang diterima, termasuk--tepatnya, apalagi--yang

datang dari pihak resmi. Konstruksi ketiga ini sebetulnya terkait dengan

konstruksi kedua. Jika media melakukan pertobatan untuk sekuat tenaga

menghindar dari konstruksi ketiga ini, hampir pasti media juga akan terhindar

dari konstruksi kedua. Sebab, media pasti tidak akan terburu-buru

menggeruduk sanak keluarga dari mereka yang dituduh terlibat dalam aksi

pengeboman itu, sebelum diperoleh petunjuk sangat kuat yang mengarah

pada nama-nama tersebut .

Sebetulnya, perangkap tiga konstruksi seperti ini tak perlu lagi terjadi

dalam kasus bom Mega Kuningan ini, karena bukan pertama kalinya media di

Indonesia melaporkan peristiwa pengeboman. Kasus Kartosuwiryo dengan

DI/TII pada zaman Orde Lama telah memunculkan sebutan “Gerombolan”,

lalu zaman Orde Baru muncul sebutan Komji (Komando Jihad), dan terakhir,

pada zaman reformasi ini mencuat sebutan “terorisme”. Semuanya itu

mengacu kepada aksi, tindakan, perilaku yang sama: perlawanan kalangan

militant Islam terhadap penguasa. Dengan demikian, wajah media massa kita

seperti bergumam, sebagaimana terpampang dalam pamflet seorang

demonstran di pesantren Ngruki, Solo: DALAM KASUS TERORISME, MEDIA

MASSA CORONG PENGUASA! (Latar teks tersebut berupa wajah bopeng yang

mulutnya sedang menetek kepada sesuatu yang dilambangkan sebagai

“penguasa”).

Page 8: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

8

Jadi benar kata Eric Hobsbawm (1997), ada tradisi yang “dipelihara”

untuk kepentingan dominasi dan kelanggengan kekuasaan. Dan itu

dimunculkan berulang-ulang untuk mengukuhkan bahwa tradisi tersebut

berasal dari masa lalu, padahal sebenarnya baru diciptakan.

Jadi, sebagaimana ditegaskan Eriyanto (2002), dalam analisis framing,

yang kita lakukan pertama kali adalah melihat bagaimana media

mengkonstruksi realitas. Peristiwa dipahami bukan sesuatu yang taken for

granted. Sebaliknya, wartawan dan medialah yang aktif membentuk realitas.

Lebih spesifik lagi, bagaimana kedia membingkai peristiwa dalam konstruksi

tertentu. Dengan begitu, yang menjadi titik perhatian bukan apakah media

memberitakan negative atau positif, melainkan apa dan bagaimana bingkai

yang digunakan dan dikembangkan oleh media.

Frame bingkai,

Framing : metode untuk melihat cara bercerita (story teling) media atas

peristiwa

Tiap bingkai berbeda-beda, meski

gambar atau objeknya sama

KenapaFraming?

Karenasudut pandangataucaramelihat tiaporangberbeda-beda

Page 9: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

9

2 Pengertian

dan Proses

Analisis

Framing

Ya. Pada dasarnya analisis framing adalah metode untuk melihat cara

bertutur (story telling) media massa atas peristiwa. Cara bertutur itu

tergambar pada cara melihat terhadap realitas yang dijadikan berita. Cara

melihat tersebut berpengaruh pada tafsir dan hasil akhir dari konstruksi

realitas.

Ada dua esensi utama dalam analisis framing. Pertama, bagaimana

peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan

bagian mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini

berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk

mendukung gagasan dan penafsiran.

Sebagai sebuah metode analisis teks, analisis framing mempunyai

karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif.

Page 10: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

10

Dalam analisis isi kuantitatif, yang ditekankan adalah isi (content) dari suatu

pesan/teks komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang menjadi

pusat perhatian adalah proses pembentukan pesan dari teks. Dengan kata

lain, analisis framing, terutama, melihat bagaimanan pesan/peristiwa

dikonstruksi oleh media; bagaimana seorang jurnalis mengkonstruksi

peristiwa dan menyajikannya kepada publik.

GOTONG ROYONG DI DESA CIUNGU

konstruksi

konstruksi

Mendapatkan makna tertentu

Mendapatkan

makna

tertentu

MINIMNYA

KESADARAN WARGA

DESA CIUNGU

DALAM BERGOTONG

ROYONG

-------------------------------

-------------------------------

-------------------------------

-------------------------------

ANTUSIAS WARGA

DESA CIUNGU

DALAM BERGOTONG

ROYONG

-------------------------------

-------------------------------

-------------------------------

------------------------------

CONTOH

Warga Desa Ciungu mengadakan kegiatan gotong royong dalam rangka

menyambut hari kemerdekaan. Seluruh warga desa terlibat dalam kegiatan

tersebut. Dalam peristiwa tersebut terdapat perbedaan pandangan. Ada yang

memandang warga tidak antusias pada kegiatan tersebut, karena melihat ada

warga yang hanya duduk dan santai saja. Berbeda dengan pandangan lain,

melihat kekompakan warga yang terjun langsun dalam kegiatan gotog royong,

tanpa melihat seorang pun yang berpangku tangan.

Page 11: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

11

Analisis

Framing

analisis yang dipakai untuk melihat

bagaimana media membingkai

realitas.

-bagaimana 2 peristiwa yang sama dibingkai/diberitakan

secara berbeda oleh media

-metode ini berusaha menafsirkan makna dari suatu teks

dengan menguraikan bagaimana media membingkai isu

-hasilnya adalah pesan atau makna yang disampaikan

sebuah berita

paradigma analisis framing

konstruksionis

memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas

yang natural, tetapi hasil konstruksi .

(menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut

dikonstruksi dan dengan cara apa konstruksi dibentuk)

paradigma konstruksionis=paradigma produksi

atau pertukaran makna

PARADIGMA FRAMING

Page 12: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

12

3 TEKS BERITA:

PANDANGAN KONSTRUKSIONIS

TEKS BERITA: PANDANGAN KONSTRUKSIONIS

Analiisis Framing

Paradigma konstruksionis

(Konsep konstruksionis)

Peter L. Berger

Dialektis

Plural

Dinamis

Thomas Luckman

Bermula dari Peter L. Berger, yang dikenal sebagai seorang sosiolog

interpretatif. Bersama Thomas Luckman, ia banyak menulis karya ilmiah dan

menghasilkan tesis mengenai konstruksi sosial dan realitas, yang pada guliran

berikutnya menghasilkan konsep mengenai konstruksionisme. Paradigma ini

mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita

yang dihasilkannya. Analisis framing termasuk ke dalam paradigm

konstruksionis.

Page 13: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

13

Tesis utama Berger dan Luckman adalah manusia dan masyarakat

merupakan produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus menerus.

Proses dialektis tersebut mempunyai tiga tahapan: Pertama, eksternalisasi,

yaitu usaha ekspresi diri manusia ke dalam dunia, yang meliputi mental dan

fisik; kedua, obyektivasi, yaitu hasil yang sudah dicapai, yang mencakup

mental dan fisik pula; dan ketiga, internalisasi, yaitu penyerapan kembali

dunia obyektif ke dalam kesadaran subyektif yang dipengaruhi oleh struktur

dunia sosial.

Dengan demikian, bagi Berger dan Luckman, realitas itu tidak dibentuk

secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan, tetapi sebagai

sesuatu yang dibentuk dan dikonstruksi. Dengan pemahaman semacam ini,

realitas menjadi berwajah ganda atau plural. Setiap orang bisa mempunyai

konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Selain plural, konstruksi

sosial juga bersifat dinamis.

Berita dalam pandangan konstruksi sosial bukan merupakan peristiwa

atau fakta dalam arti yang nyata. Ia adalah produk interaksi antara jurnalis

dan fakta. Terjadi proses dialektis antara apa yang ada dalam pikiran seorang

jurnalis dengan apa yang dilihatnya. Berita, karenanya, adalah hasil dari

interaksi antara kedua proses tersebut.

Tahap proses dialektis

Objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik

Mental/fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia

Eksternalisasi, yaitu usaha ekspresi manusia ke

Dalam dunia baik dalam kegiatan mental/fisik

Internalisasi, merupakan kembali unia objektif

Ke dalam kesadaran

Page 14: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

14

Berikut beberapa pandangan pendekatan konstruksionis terhadap media,

jurnalis, dan berita.

Fakta/peristiwa adalah hasil konstruksi, bukan sesuatu yang ada dengan

sendirinya dan tinggal ambil begitu saja. Dalam kata-kata Carey, realitas

bukanlah sesuatu yang terberi, tapi sesuatu yang diproduksi dengan

konstruksi tertentu.

Media adalah agen konstruksi, bukan sekadar saluran yang bebas

sebagaimana pandangan positivisme. Dalam pandangan konstruksionis, media

adalah subyek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan ideology, bias,

dan pemihakannya. Apa yang tersaji dalam berita dan kit abaca atau simak

setiap hari adalah produk dari pembentukan realitas oleh media. Media adalah

agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk disajikan kepada publik.

Media juuga memilih, mana realitas yang diambil dan mana yang disingkirkan

ke tong sampah.

Berita bukan refleksi dari realitas. Ia hanya konstruksi dari realitas. Dalam

pandangan positivis berita adalah informasi. Ia dihadirkan kepada publik

sebagai representasi dari kenyataan. Sebaliknya, dalam pandangan

konstruksionis, berita itu ibarat sebuah drama. Ia bukan gambaran realitas,

tetapi potret dari p ertarungan antara berbagai pihak yang berkaitan dengan

berkepentingan dengan peristiwa.

Karena itu pula, berita bersifat subyektif, karena ia merupakan konstruksi

dari realitas. Dalam pandangan konstruksionis, tidak ada standar obyektif

untuk menilai berita, karena ia merupakan representrasi dari proses

pemaknaan yang berkaitan dengan ideology dan kepentingan.

Jurnalis bukan pelapor, tapi agen yang mengkonstruksi realitas. Ia adalah

partisipan yang menjembatani subyektivitas pelaku sosial. Etika, pilihan

moral, dan keberpihakan seorang jurnalis adalah bagian yang integral dalam

Page 15: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

15

produksi berita. Publik bebas menafsirkan sendiri berita yang dibacanya yang

boleh jadi berbeda dari tafsir pembuat berita.

POSITIVIS

KONSTRUKSIONIS

PENILAIAN KONSTRUKSIONIS

1. Fakta/peristiwa adalah hasil

konstruksi

2. Media adalah agen konstruksi

3. Berita bukan refleksi dari realitas

4. Berita bersifat

subjektif/konstruksi atas realitas

5. Wartawan bukan pelapor

6. Etika, pilihan moral, dan

keberpihakan wartawan adalah

bagian yang integral dalam produksi

berita

7. Nilai, etika, dan pilihan moral

peneliti menjadi bagian yang

integral dalam penelitian

8. Khalayak mempunyai penafsiran

tersendiri atas berita

Page 16: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

16

4 ANALISIS TEKS BERITA:

PANDANGAN KOSTRUKSIONIS

ANALISIS TEKS BERITA :PANDANGAN KONTRUKSIONIS

•Konstruksionis = paradigma produksi•Paradigma konstruksionis >< Paradigma positivis

•paradigma positivis komunikasi sebagai bentuk pengiriman pesan.

Page 17: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

17

Model Komunikasi

Sender message receiver

+ +Noise medium noise

ANALISIS TEKS BERITA:

PANDANGAN KOSTRUKSIONIS

Perbedaan Pandangan

Paradigma

Konstruksionis

dan Positivis tentang Komunikasi

Definisi komunikasi Definisi pesan

Page 18: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

18

KARAKTERISTIK PENELITIAN ISI MEDIA

TUJUAN

PENELITI

PEMAKNAAN

TEMUAN / HASIL

PENAFSIRAN

PENEKANAN

KUALITAS

TUJUAN

POSITIVIS

KONSTRUKSIONIS

Eksplanasi, prediksi, dan kontrol

Rekontruksi realitas sosial secara Dialektelis antara

peneliti dengan Pelaku sosial yang diteliti

PENELITI

POSITIVIS

KONSTRUKSIONIS

Peneliti berperan sebagai

Disintercted scientist

Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang

Menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial

Page 19: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

19

PEMAKNAAN

KONTRUKSIONIS

POISTIVIS

Transmisi: makna terdapat secara inheren

Ada dalam teks, dan ditransmisikan kepada pembaca

Negoisasi: makna adalah hasil dari proses saling Mempengaruhi antara

Teks dan pembaca.Makna bukan ditransmisikan tapi dinegosiasikan

TEMUAN / HASIL

POSITIVIS KONSTRUKSIONIS

Dualis: ada realitas objektif Transaksionalis: pemahaman suatu

realitas yang eksternal

PENAFSIRAN

POSITIVIS KONSTRUKSIONIS

Objektif: analisis teks

tidak boleh Menyertakan

penafsiran/opini peneliti

Subjektif: penafsiran

bagian tidak Terpisahkan

dari penelitian teks

PERSPEKTIF DIRI

DAN AKTOR SOSIAL

SEJARAH

BAHASA

TINDAKAN

Page 20: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

20

TENTANG PENELITIAN

MEMBACA

MERESAPI

MENGERTI

PENEKANAN

POSITIVIS

KONSTRUKSIONIS

Intervensionis: pengujian hipotesis

dalam struktur hipoteticodeductive method

Reflektif/dialektik: menekankan empati

& interaksi dialektis antara peneliti-teks

Untuk merekontruksi realitas yang

Diteliti melalui metode kualitatif

KUALITAS

POSITIVIS KONSTRUKSIONIS

Objektif, validitas, dan realibitas Otentisitas dan refleksivitas

Page 21: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

21

Contoh berita dari WARTA KOTA

Page 22: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

22

Contoh berita dari Pikiran Rakyat

Page 23: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

23

5 KONSEP FRAMING

1/17/2010 2

Robert N. Etiman Todd Gitlin

William A. Gamson

Pengertian Framing

David E. Snow &Robert Kenford

Amy Binder

Page 24: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

24

1/17/2010 3

Robert N. Etiman

FRAMING PROSES SELEKSI

William A. Gamson

FRAMING

CARA BERCERITA SKEMA / ALUR

KONTRUKSI MAKNA

MENGKONTRUKSI & MENAFSIRKAN PESAN

1/17/2010 4

TODD GITLIN

FRAMING STRATEGI

PERISTIWA TAMPAK MENONJOL

SELEKSIPENGULANGANPENEKANANPRESENTASI ASPEK TERTENTU

MELAUI

Page 25: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

25

1/17/2010 5

David E. Snow & Robert KenfordFRAMING

MENAFSIRKAN PERISTIWADAN KONDISI

PEMBERI MAKNA MENGORGANISASIKAN SISTEM KEPERCAYAAN

ANAK KALIMAT

CITRA

KALIMAT

SUMBANGAN INFORMASI

1/17/2010 6

Amy BinderFRAMING

SKEMA INTERPRETASI

MENGIDENTIFIKASI MELABELI

MENEMPATKAN MENAFSIRKAN

Page 26: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

26

1/17/2010 7

FRAMING

STRATEGI

DUNIAREALITAS

DISEDERHANAKAN

BERITA UNTUK PEMBACA

1/17/2010 8

ASPEK FRAMING

Memilih fakta / realitas Menulis fakta

Penyajian faktaincluded excluded

Perbedaan1 media danmedia lain

Kata Kalimat Proposisi

AksentuasiFoto dan Gambar

Page 27: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

27

1/17/2010 9

Gambar, dsb

Penekanan fakta

Penempatan (Headline)

Pengulangan

Pemakaian Label

Asosiasi terhadapsimbol budaya

Generalisasi

Simplikasi

Pemakaian kata mencolok

1/17/2010 10

Dimensi sosiologi dan psikologi

Dalam Studi Media

Psikologi Sosiologi

Framing

Secara Umum

Framing

Psikologi Sosiologi

Page 28: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

28

1/17/2010 11

FRAMING

PSIKOLOGI (kognitis seseorang membentukskema tentang diri, sesuatu, atau gagasantertentu)

SOSIOLOGI (manusia tergantung padaframe/skema interpretasi seseorang)

1/17/2010 12

FRAMING

Dimensi Psikologi

Khalayak menyederhanakanperistiwa

Mudah dipahami&

Memiliki Persfektif/Dimensi tertentu

Komunikasipolitik

Page 29: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

29

1/17/2010 11

FRAMING

PSIKOLOGI (kognitis seseorang membentukskema tentang diri, sesuatu, atau gagasantertentu)

SOSIOLOGI (manusia tergantung padaframe/skema interpretasi seseorang)

1/17/2010 12

FRAMING

Dimensi Psikologi

Khalayak menyederhanakanperistiwa

Mudah dipahami&

Memiliki Persfektif/Dimensi tertentu

Komunikasipolitik

Page 30: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

30

1/17/2010 13

Shanto Iyenger

Frame dalamlevel tematik

Frame dalamlevel epidodik

Pengemasan pesan yang umum

Abstrak

Tidak mengacu pada peristiwa kongkrit

Hubungan peristiwa 1 dan peristiwa lain

Kongkrit / nyata

Berhubungan dengan detail yanglangsung diacu secara jelas

Peristiwa tertentu

1/17/2010 14

Dimensi Sosiologi

Ruang Berita + Organisasi Berita = Berita

Berita + Media (Institusi Sosial)

Peristiwa

Ditempatkan, dicari, dan disebarkan Lewat Praktik Profesional

Produk

Page 31: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

31

1/17/2010 15

Erving Goffman

Konsep Framing Perspektif Dramaturgi

Kerangka analisis dari presentasi simbol yang mengacu pada efek persuasif

Dramaturgi

Sebuah Drama

Realitas = Aktor + Peran

Menciptakan Kesan pada Khalayak

1/17/2010 16

PengaruhDramaturgi

Realitas dan Aktor menampilkan dirinya dengan simbol.

Hubungan iteraksionis antara pembaca dengan aktor, dan realitas yang terbentuk sebagai hasil transaksi keduanya

Page 32: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

32

1/17/2010 17

Goffman

Frame mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan secara aktif pengalaman hidup agar lebih mudah dipahami.

Frame adalah sebuah skema interpretasi, di mana gambaran dunia yang dimasuki seseorang diorganisasikan sehingga pengalaman tersebut menjadi berarti dan bermakna.

1/17/2010 18

Peristiwa & Realitas

Strips (Kepingan-Kepingan)Merupakan urutan aktivitas.

Frame (Bingkai)Pola dasar organisasional untuk mendeskripsikan strips.

Frame adalah sebuah prinsip di mana pengalaman dan realitas yang komples diorganisasikan secara subjektif

Analisis Framing, meneliti cara-cara individu mengorganisasikan pengalamannya sehingga memungkinkan seseorang mengidentifikasi dan memahami peristiwa-peristiwa, memaknai aktivitas kehidupan yang tengah berjalan.

Page 33: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

33

1/17/2010 19

Frame dan Realitas

Pemaknaan dan Pemahaman tertentu atas suatu peristiwa

Peristiwa & Realitas

Wartawan & Penerapan Frame Dramatisasi kata, kalimat, & foto.

Berita

Khalayak & Pembaca

Page 34: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

34

6 FRAMING DAN SKEMA INDIVIDU

FRAMING DAN SKEMA INDIVIDU

Peristiwa pandangan konstruksi pesan

Konsep

Simplifikasi generalisasi klasifikasi asosiasi

Page 35: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

35

Pola pikir untuk memahami sesuatu

• Simplifikasi

Menyederhanakan maksud peristiwa

Pola pikir perkembangan penyederhanaan

psikologi peristiwa

• Klasifikasi

Peristiwa/realitas klasifikasi pandangan yang berbeda

Contoh:

terorisme/kejahatan

Pembunuhan

pembelaan diri/hak

Page 36: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

36

melihat pada aspek kelompok

Generalisasi melihat pada ciri-ciri yang berdekatan/sama

melahirkan bias prasangka tertentu

Contoh:

pasar

Masalah area lahan hijau

pemukiman warga

•Asosiasi peristiwa yang satu berhubungan dengan peristiwa yang lain.

Sharon Hartin I & Susan S. Huxman: Individu Menghubungkan (linking)

Menafsirkan peristiwa politik melihat dari satu sisipewarnaan (colorizing)

Contoh:

Korupsi (aliran dana DPR)

Masalah BI Penyuapan jaksa agung

Penolakan DPR terhadap calon gubernur BI

Page 37: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

37

SKEMA DAN PRODUKSI BERITA

Teori skema lapangan psikologistruktur kognitif

- Proses pengetahuan

- Pengalaman seseorang

- Konteks sosial Skema

- Lingkungan yang spesifik

Mengorganisir pengetahuan

Skema Memancing pengalaman

Meletakkan realitas

Page 38: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

38

Macam-macam skema

• Skema sosial skema peran

skema personal

genre

• Skema tekstual kode-kode teks komunikasi

gambaran umum media

• Skema ideologis skema diri

Skema Berita

disederhanakan

Peristiwa dibuat beraturan proses berita

dibuat bermakna interpretasi

Mark Fishman Struktur Fase

membatasi struktur dengan sesuatu

Karakteristik yang arbitrer

Struktur Fase setiap fase menggambarkan peristiwa beurutan

durasi waktu

berkelanjutan tiap fase

Page 39: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

39

Mark Fishman struktur fase peristiwa yang kompleks

skema interpretasi

diorganisasikan

beraturan bermakna memenuhi logika

Organisasi peristiwa skema individu bentukan realitas yang berbedastruktur cerita yang berbeda

Contoh:

Kecelakaan menurunnya Adam Air

Pesawat kepercayaan Mengalami mengalami

Adam air Masyarakat Kerugian kebangkrutan

Pesawat Adam air Adam Air Adam Air

Adam Air Dilarang tidak bisa mengalami

Tidak memenuhi Beroperasi beroperasi kebangkrutan

standar Oleh Menteri

Keselamatan Perhubungan

Page 40: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

40

FRAMING

Skema Individu (Wartawan)

Proses Produksi Berita

Kerangka Kerja Media

Rutinitas Organisasi Media

Page 41: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

41

BERITARefleksi Realitas

Distorsi Realitas

Refleksi praktik pekerja dalam organisasi yang memproduksi berita

Seleksi Berita (Selectively of News)

Pembentukan Berita (Creation of News)

Page 42: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

42

Seleksi Berita (Selectively of News)

dipilih mana yang penting dan bisa diberitakan oleh

wartawan

ditekankan bagian yang perlu ditambah dan

dikurangi oleh redaktur

REALITAS RILL

PROSES GATEKEEPER

BERITA

Pembentukan Berita (Creation of News)

PERISTIWA

dibentuk oleh wartawan (pembentukan konstruksi)

disunting redaktur (penekanan konstruksi)

BERITA

INTERAKSI DENGAN

REALITAS DAN NARASUMBER

PENGETAHUAN DAN ISI PIKIRAN

Page 43: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

43

PERISTIWA(FAKTA)

Peliputan

Konsepsi

Bukan Berita

BERITARutinitas Organisasi

Nilai Berita

Kategori Berita

Ideologi Profesional / Objektivitas

KONTROL TERHADAP WARTAWAN

Page 44: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

44

Page 45: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

45

Page 46: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

46

Pencarian

Penulisan

Page 47: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

47

Page 48: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

48

8 FRAMING DAN IDEOLOGI

PRAKTIK ORGANISASIIDEOLOGI

PROFESIONALKONSTRUKSI

TEKS BERITA

KONSTRUKSI : Memutusan item yang dipandang dapat dipahami oleh kahalayak

Realitas dan peristiwa diidentifikasi(diberi nama,diidentifikasi, dan dihubungkan dengan peristiwalain)

Realitas dan peristiwaditempatkan dalam konteks sosialtertentu dimana khalayak ituberada

Hall dkk: Peristiwa hanya akan berarti jika ia ditempatkandalam identifikasi kultural dimana berita itu hadir

Untuk itu peristiwa yang tidak beraturan dibuat menjadi teraturdan berarti dengan cara menempatkan peristiwa ke dalam peta makna

Proses Peneraturan

Identifikasi Sosial

Kategorisasi

Kontekstualisasi

Kerja Jurnalistik + Nilai-nilai dalam masyarakat=

Latar Asumsi (background asumption)

Pemebentukan kesepakatan bersama bagaimanaPeristiwa seharusnya dijelaskan dan dipahami

Page 49: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

49

PETA IDEOLOGI

Media berperan mendefinisan realitas dan aktor-aktor sosialyang dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak

Fungsi media sebagai mekanisme integrasi sosial

Menjaga Nilai-Nilai Kelompok Mengontrol Nilai-Nilai Kelompok

Kunci = Batas Budaya

Untuk Mengintegrasikan masyarakat dalam tata nilai yang samaagar suatu pandangan dapat diterima dan diyakini kebenarannya

Penyesuaian pada nilai-nilai masyarakatguna mendefinisikan prilaku melaui sudut pandang khalayak

DASAR PROSES PRODUKASI BERITA

Konsesus: Bagaimana suatu berita dipahami bersama dan dimaknai

Peristiwadan aktor yang direstui

Peristiwa dan aktoryang keluar dari pembicaraan

Menyediakan satu kesatuan

Suatu yang plural menjadi tunggal

Proses Homogenasi

Pengadaan kelompok

yang dinggap menyimpang

Penciptaan penentang (dissent)

Diandaikan terjadi share politik,

ekonomi dan budaya

Pembentukannya tidak

disengaja atas otoritas tertentu,

Terinstusionalisasi menjadi persoalan

dengan adanya penyerapan yang sama

Sistem Totaliter

Pluralis atau demokratis

Page 50: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

50

Sphere Of Consensus

Sphare Of LegitimateControversy

SphareOf Defiance

Sphere of de deviance :bidang penyimpangan Sphare of legitimate controntroversy :bidang kontroversi Sphare of consensus :bidang konsesus

Ideologi komunitas memepengaruhi penempatanperistiwa Ke dalam bidang-bidang tersebut

Contoh: Kumpul Kebo

Menyimpang Kontroversi Konsensus

Dipandang

sebagai sesuatu

yang buruk

Masih

menjadi sesuatu

diperdebatkan

Dipandang

sebagai realitas

sesuai ideologi kelompok

Dikucilkan Hal itu biasaContoh:Liberal

Page 51: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

51

PETA IDEOLOGI DAN KONSTRUKSI REALITAS

John Hartey: Liputan yang baik adalah liputan dua sisi

Kami Mereka

Baik Buruk

Pahlawan Penjahat

Stabil Rusuh

Narasi teks berita yang terdapat dua sisi bertolak belakang

Warga NU Pasuruan DPR

Lugu Pintar

Jujur Culas

Tidak Berpendidikan Berpendidikan

Kami Mereka

Contoh: Penebangan pohon oleh pendukung Gusdur, ketika Gusudur diturunkan parlemen

Warga NU Pasuruan DPR

Tidak Konstitusional Konstitusional

Semuanya Sesuai Aturan

Tidak Beraturan Tertib

Mereka Kami

Page 52: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

52

PENDEFINISAN REALITAS

Ideologi : Kesadaran Palsu

Kekuasaan : Memepengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu

Hall menggabungkan proses kerja dan ideologi profesionl dengan ideologi

Proses Kerja

Ideologi Profesional

Rutinitas Organisasi

Laporan berita objektif

Berita berdasarkan fakta

Pluralis

Sumber kredibel

Prinsip Balance

Pihak Elit

PendefinisianRealitas

Media :PendefinisiSekunder

Berita memarjinalkan kelompoktidak dominan

Page 53: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

53

9 EFEK FRAMING

Efek framing :

Realitas sosial yang kompleks

Disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana, beraturan dan memenuhi logika tertentu.

Page 54: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

54

Realitas dibingkai secara berbeda

Makna yang berbeda

• Realitas berita yang ada tidak ditangkap dan ditulis sesuai dengan fakta, melainkan realitas sebaliknya dikonstruksi.

Mendefinisikan realitas tertentu

Melupakan definisi lain atas realitas

Menonjolkan aspek tertentu

Mengaburkan aspek lain

Menyajikan sisi tertentu

Menghilangkan sisi lain

Pemilihan fakta tertentu

Pengabaian fakta lain

Page 55: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

55

Menonjolkan aspek tertentu –Mengaburkan aspek lain

Berita secara sadar/ tidak diarahkan pada aspek tertentu

Aspek lainnya yang tidak mendapatkan perhatian yang tidak memadai

Menyajikan sisi tertentu – Menghilangkan sisi lain

Menampilkan aspek tertentu

Aspek lain yang juga penting dalam memahami realitas tidak mendapatkan liputan yang memadai dalam berita.

Page 56: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

56

Menampilkan aktor tertentu –Menyembunyikan aktor lainnya

Memfokuskan pada satu pihak/ aktor tertentu

Aktor lain yang mungkin relevan dan penting dalam pemberitaan menjadi tersembunyi

Mobilitas MassaFraming erat kaitan dengan opini publik

Isu tertentu ketika dikemas dengan dibingkai tertentu bisa mengakibatkan pemahaman khalayak yang berbeda atas isu

suatu isu.

Frame

↓ ↓ ↓

Isu dikemas Peristiwa dipahami Kejadian dimaknai

Page 57: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

57

Mengiring Khalayak Pada Ingatan Tertentu

Media

Peristiwa sosial Pemahaman khalayak

W. Lance Bennet dan Regina G. Lawrence, ikonmerupakan peristiwa-peristiwa tertentu yang dramatis dan diabaikan sehingga berpengaruh pada bagaimana seseorang melihat suatu peristiwa.

Page 58: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

58

10 MURRAY EDELMAN

REALITAS

SIMBOL

KATA-KATA

(PARA POLITISI)=MEDIA

Page 59: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

59

REALITAS

=

MANIPULASI PERISTIWA

MISTIFIKASI

MENDAPAT DUKUNGAN KHALAYAK

Kategorisasi

Kesalahan Rubrikasi

kategorisasi

Page 60: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

60

Kategorisasi = Framing

Abstraksi dan Fungsi

dari pikiran

PERISTIWA

Kategori Klasifikasi

Page 61: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

61

VS

GAM TNI

Kategorisasi: Demonisasi VS Humanisasi

Klasifikasi: militer/perang

Simbol politik GAM =penyergapan, penghadangan, penembakan, dan kelompok sipil bersenjata

Simbol politik TNI =aparat keamanan, petugas keamanan, PPRM (Pasukan Penindak Rusuh Massa)

PERSEPSI KHALAYAK Citra Gam =NegatifCitra TNI =Positif

KONFLIK TNI DAN GAM

Page 62: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

62

KESALAHAN KATEGORISASI Edelman memusatkan pada

bagaimana politisi menciptakan bahasa dan simbol politik untuk memengaruhi opini publik

Menurut Edelman politik hanya permainan simbol-simbol

Edelman menolak asumsi yang mengatakan bahwa opini merupakan sesuatu yang tetap. Sebaliknya opini harus dilihat sebagai sesuatu yang dinamis yang diciptakan secara terus-menerus

SIMBOL

BAHASA

Karakter dan peristiwa dapat berubah secara radikal dengan pemakaian kategorisasi tertentu

Kategorisasi dapat mengarahkan hendak kemana peristiwa dijelaskan dan diarahkan

Kategori yang dipakai untuk menjelaskan peristiwa menentukan bagaimana berita yang hadir di tengah masyarakat

Page 63: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

63

Rubrikasi

KATEGORISASI DAN

PEMBERITAAN

Halaman Utama

Nasional

Ekonomi dan Bisnis

Nusa

Internasional

Ilmu dan Teknologi

Budaya

Opini

Gaya Hidup

Olahraga

Teknologi Informasi

Metropolitan

Bahasa

Editorial

RUBRIKASI BERITA UTAMATAJUK RENCANABANDUNG RAYAJAWA BARATDALAM NEGERIEKONOMIPENDIDIKANOLAHRAGAARTIKELAPA SIAPASURAT PEMBACA

R

U

B

R

I

K

A

S

I

Page 64: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

64

RUBRIKASI

=LINGKUNGAN

KEBAKARAN

HUTAN

KERUSAKAN

LINGKUNGAN

Klasifikasi

Bagaimana peristiwa dan

fenomena harus dijelaskan

Bagaimana peristiwa dan

fenomena dipahamai dan

dikomunikasikan

Rubrikasi

Miskategorisasi

Page 65: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

65

EdelmAn

Banyak

Klasifikasi dan Kategorisasi

TIDAK menyertakan aspek

Diskriminasi

KATEGORISASIDAN

IDEOLOGI

Page 66: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

66

KATEGORISASI

REALITAS

+

KLASIFIKASI

=

SEDERHANA

MUDAH DIPAHAMI

Page 67: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

67

IDEOLOGI SISTEM GAGASANOBYEKTIF

Mendukung

(atau menyerang)

misi/ maksud

tertentu

+++++CITRA ------

SIMBOL

DAN

KATA

OPINI/ PENDAPAT PUBLIK

PEMBACA

Page 68: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

68

REPUBLIKA

IDEOLOGI : ISLAM MODERN

Kebijakan Abdurahman Wahid

membuka hubungan dagang dengan Israel

SIMBOL POLITIK:

Tindakan yang gegabah, sikap arogan pemerintah serta menyakiti hati umat, tindakan brutal, pelecehan konstitusi, hubungan RI israel adalah hubungan yang mubazir.

REPUBLIKA

IDEOLOGI : ISLAM MODERN

Kebijakan BJ HABIBIE

PENYELESAIAN TIMOR-TIMOR

SIMBOL POLITIK:

pilihan terbaik, prestasi terbaik Habibie. dan tindakan Habibie sebagai penghormatan terhadap hak rakyat

Timtim, keberanian Habibie, sikap kenegarawanan, dan dosa

sejarah portugal.

Page 69: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

69

REZIM SOEHARTO

IDEOLOGI : OTORITER

Rezim penguasa : General Others

Pancasila : anti-Pancasila

Pembangunan : antipembangunan

Nasionalisme : antinasionalisme

Persatuan : antipersatuan

Demokrasi : sisa komunisme

Komponen bangsa : organisasi tanpa bentuk

Pembela bangsa : kelompok subversif

Modern : Islam fundamentalis

Penjaga keamanan : pengacau keamanan

Page 70: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

70

11 TOKOH FRAMING

ROBERT N. ENTMAN

TEORI N. ENTMAN“Framing menjadi paradigma peneliti

komunikasi”

PenelitianFraming

Otonomikhalayak

Praktikjurnalistik

Analisisdiri

Pendapatumum

Page 71: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

71

FRAMING

TeksBagian yang ditonjolkan

Skemapandangan

khalayak

InteraksiTeks penerima

Entman

Seleksi isuPenekanan/ penonjolan

Framing

SELEKSI ISU berupa proses menyeleksi realitas, melalui include dan exclude

PENONJOLAN ASPEK TERTENTU dari isuberkaitan denganpemakaian kata, kalimat, gambar, dancitra tertentu

Page 72: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

72

KONSEPSI ENTMAN

DEFINE PROBLEM• Merupakan master frame/bingkai yang paling utama

• Bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan

• Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Sebagai masalah apa?

• Contoh :

Isu Kenaikan BBM (PR 24 Mei 2008)

“Polisi Didesak Lepaskan Mahasiswa”

Bisa dipahami sebagai ‘Dampak Anarkis DemonstraiMahasiswa’

bisa juga ‘Polisi merasa bangga mengatasi keanarkisanmahasiswa’

• Bukan masalah benar atau salah

Page 73: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

73

DIAGNOSE CAUSES

• Membingkai siapa yang dianggap sebagaiaktor

• Mencakup pandangan siapa sebagai pelakudan siapa sebagai korban

• Apa dan siapa yang dianggap sebagai sumbermasalah

• Contoh :

‘Aksi akan lancar dan dibiarkan oleh polisi jikamahasiswa tidak anarkis’

MAKE MORAL JUDGEMENT

• Memberi argumen pada pendefinisian masalah

• Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah

• Contoh :

pada teks berita bisa dicantumkan

‘Polisi berjuang demi rakyat’

Page 74: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

74

TREATMENT RECOMMENDATION

• Menilai apa yang dikehendaki wartawan

• Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah

• Contoh :

Jika mahasiswa sebagai pelaku yang bersalah, ‘Biarkan mahasiswa diproses secara hukum’

EFEK FRAMING

Page 75: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

75

13 ZHONGDANG PAN DAN

GERALD M. KOSICKI

Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki

Proses FramingPerangkat

Framing

Page 76: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

76

PROSES FRAMING

Definisi :

Framing didefinisikan sebagai proses

membuat suatu pesan lebih menonjol,

menempatkan informasi lebih dari yang

lain sehingga khalayak lebih tertuju pada

pesan tersebut

Page 77: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

77

Pan dan Kosicki dalam

Tulisannya

Media bingkai khalayak dan partisipan

politik pemaknaan dan

konstruksi

Proses dan pemaknaan

yang berbeda atas suatu isu

atau peristiwa

Pan dan Kosicki dalam

Tulisannya

Media bingkai khalayak dan partisipan

politik pemaknaan dan

konstruksi

Proses dan pemaknaan

yang berbeda atas suatu isu

atau peristiwa

Page 78: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

78

Proses Framing

Konsepsi Psikologis Konsepsi Sosiologis

Konsepsi Psikologis

Bagaimana seseorang memproses informasi

dalam dirinya.

Bagaimana seseorang mengolah sejumlah

informasi dan ditujukan dalam skema tertentu

Lebih melihat pada proses internal seseorang,

bagaimana individu secara kognitif menafsirkan

suatu peristiwa dalam cara pandang tertentu.

Page 79: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

79

Konsepsi Sosiologis

Bagaimana lingkungan sosial dikonstruksi

seseorang.

Bagaimana konstruksi sosial atas realitas.

Bagaimana seseorang mengklasifikasikan,

mengorganisasikan dan menafsirkan

pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya

dan realitas di luar dirinya.

Penggabungan Konsepsi

Psikologi dan Sosiologis

berita diproduksi

peristiwa dikonstruksi

wartawan

Page 80: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

80

Konsepsi yang Digunakan

Wartawan dalam Mengkonstruksi

Realitas

Proses konstruksi melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan.

Ketika menulis dan mengkonstruksi berita, wartwan bukanlah berhadapan dengan publik yang kosong.

Proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar profesiona dari wartawan.

PERANGKAT FRAMINGStrukturSintaksis

Cara wartawan

menyusun

Fakta

Skrip

Cara wartwan

mengisahakan fakta

Tematik

Cara wartawan

menulis Fakta

Retoris

Cara Wartawan

menekankan fakta

Perangkat Framing Unit yang diamati

1. Skema Berita Headline, lead, latar

informasi, kutipan sumber, pernyataan,

penutup.

2. Kelengkapan 5W + 1H

berita

3. Detail Paragraf, proposisi,

4. Koherensi kalimat, hubungan

5. Bentuk kalimat antar kalimat

6. Kata Ganti

7. Leksikon kata, idiom, gambar/foto

8. Grafis grafik

9. Metafora

Page 81: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

81

SINTAKSIS

Bagian Berita

Headline

Lead

Latar informasi Teks Secara

Sumber Keseluruhan

Penutup

Bentuk Sintaksis yang Paling Populer

( Struktur Piramida Terbalik )

Judul Headline

Lead

episode

latar

penutup

Page 82: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

82

SKRIP

Definisi :

Salah satu strategi wartawan dalam

mengkonstruksi berita bagaimana suatu peristiwa

Dipahami melalui cara tertentu dengan menyusun

Bagian-bagian dengan urutan tertentu.

Skrip Laporan Berita

Berita umumnya mempunyai orientasi

Menghubungkan teks yang ditulis dengan

Lingkungan komunal pembaca.

Banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan

Hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan

Kelanjutan dari peristiwa sebelumnya

Page 83: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

83

TEMATIK

Perangkat

Tematik

Berita mirip sebuah

Pengujian hipotesis

Peristiwa yang

diliput

Sumber yang

dikutip dan

pertanyaan yang

diungkapkan

Pertanyaan yang

diungkapkan

Hipotesis

RETORIS

leksikon

Elemen Struktur Retoris pemilihan

pemakaian kata-kata

tertentu

Struktur retoris dari wacana berita

menggambarkan pilihan gaya atau kata yang

dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti

yang ingin ditonjolkan oleh wartawan.

Page 84: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

84

Frame : Pemadaman Listrik

Bergilir

Elemen Strategi Penulisan

Skematis Wawancara Manajer bidang Komunikasi, Hukum, dan

Administrasi PT PLN Sumarsono, tentang alasan pemadaman

lisatrik dilakukan. Seputar Indonesia menempatkan pernyataan

pihak PLN pada paragraf ke dua dilanjutkan dengan pendapat

ketua himpunan lembaga konsumen Indonesia Firman

Skrip -Penekanan pada alasan pemadaman

listrik dilakukan

-Penekanan pada bidang-bidang yang

terkena pemadaman listrik.

Elemen Strategi Penulisan

Tematik 1. Pernyataan alasan pemadaman listrik dilakukan

2. Keputusan PLN untuk melakukan pemadaman listrik

secara bergilir mendapat reaksi tajam dari kalangan

pelaku usaha dan lembaga konsumen

3. Pendapat Ketua Himpunan Lembaga Konsumen

Indonesia Firman T. Endipraja

4. Pencantuman nama kota-kota yang terkena

pemerolehan listrik.

5. Usul TDL ( Tarif Dasar Listrik ) naik.

Retoris Terdapat foto penjelas, akibat mati lampu.

Pemakaian tulisan cetak tebal untuk penekanan pada

kota dan mengenai usul TDL naik.

Page 85: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

85

Frame : Pemadaman Listrik

Merugikan Pihak Pengusaha

Elemen Strategi Penulisan

Skematis Wawancara manager bidang komunikasi, hukum, dan bidang

administrasi PT.PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten

mendapat pemadaman listrik secara bergilir. Pikiran Rakyat

menempatkan pendapat ini di awal tulisan, baru disusul dengan

pendapat Ketua Umum Kadin Jawa Barat yang menyatakan

bahwa pemadaman listrik secara tiba-tiba dapat merusak

proses produksi

Skrip Penekanan fakta-fakta mengenai pemdaman listrik di Jawa

Barat – Banten dan kerugian pengusaha dalam proses produksi

Elemen Strategi Penulisan

Tematik 1. Pernyataan tidak berfungsinya pembangkit-

pembangkit yang menggunakan BBM

2. Pemadaman listrik dilakukan secara bergiliran

3. Terjadi lonjakan listrik dari segmen pelanggan industri

4. Para pengusaha mengirimkan somasi pada PLH

5. Kadin akan mengadakan pertemuan dengan pelaku

industri untuk membicarakan masalah pemadaman

listrik.

Retoris Cetak miring pada istilah – istilah dari bahasa asing dan

foto yang menggambarkan suasana BIP saat masih

lampu.

Page 86: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

86

FRAMING

PIKIRAN RAKYAT SEPUTAR INDONESIA

PEMADAMAN LISTRIK

MERUGIKAN PENGUSAHA

PEMADAMAN LISTRIK

MERUGIKAN BANYAK PIHAK

FRAMING

PIKIRAN RAKYAT SEPUTAR INDONESIA

PEMADAMAN LISTRIK

MERUGIKAN PENGUSAHA

PEMADAMAN LISTRIK

MERUGIKAN BANYAK PIHAK

Page 87: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

87

PIKIRAN RAKYAT SEPUTAR INDONESIA

SKEMATIS

Wawancara manager bidang

komunikasi hukum & administrasi

PT. PLN Distribusi Jabar – Banten

Sumarsono, mengenai pemadaman

bergilir. PR menempatkan pendapat

itu di awal tulisan, disusul dengan

pendapat ketua umum KADIN Jabar

Iwan D Hanafi, yang menyatakan

bahwa pemadaman listrik secara

tiba-tiba dapat merusak proses

produksi dan PLN kurang memiliki

Perencanaan yang baik.

Wawancara manager bidang

komunikasi hukum & administrasi

PT. PLN Distribusi Jabar – Banten

Sumarsono, tentang alasan

dilakukannya pemadaman listrik.

Sindo menempatkan pernyataan

tersebut pada paragraf kedua,

dilanjutkan dengan pendapat Ketua

Himpunan Lembaga Konsumen

Indonesia Firman T Endipraja yang

berpendapat bahwa PLN telah

melanggar UU No 8/1999 tentang

perlindungan konsumen

PIKIRAN RAKYAT SEPUTAR INDONESIA

SKRIP

Penekanan pada fakta

kerugian pengusaha karena

pemadaman listrik

Penekanan pada somasi

yang dilakukan Asosiasi

Pertekstilan Indonesia (API)

Penekanan pada alasan

terjadinya pemadaman

listrik

Penekanan pada bidang

yang terkena pemadaman

listrik

Page 88: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

88

PIKIRAN RAKYAT SEPUTAR INDONESIA

TEMATIK

• Pernyataan tidak berfungsinya

pembangkit listrik yang

menggunakan BBM

• Pemadaman listrik dilakukan bergilir

• Terjadinya lonjakan listrik dari segmen

pelanggan industri

• Para pengusaha mengirimkan somasi

pada PLN

• Kadin akan mengadakan pertemuan

dengan pelaku industri mengenai

pemadaman listrik

• Pernyataan alasan terjadinya

pemadaman listrik

• Keputusan PLN mendapat reaksi

tajam dari kalangan pelaku usaha

dan Lembaga Konsumen

• PLN melanggar UU No 8/1999

tentang perlindungan konsumen

• Beberapa kota yang terkena

pemadaman bergilir oleh PLN

• Usul TDL (Tarif Dasar Listrik) naik

PIKIRAN RAKYAT SEPUTAR INDONESIA

RETORIS

• Cetak miring pada

istilah-istilah baru

bahasa asing

• Pemakaian foto penjelas,

suasana BIP saat mati

lampu.

• Terdapat foto penjelas,

akibat mati lampu

• Pemakaian tulisan cetak

tebal untuk penekanan

pada kota dan mengenai

usul TDL naik.

Page 89: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

89

13 EPILOG

Analisis Framing

Membahas mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas, menyajikannya dan menampilkannya kepada khalayak

Murray Edelman

Robert N. Entman

William Gamson Analisis FramingZhongdang Pan

and Gerald M. Kosicki

Page 90: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

90

Jisuk Woo

Makrostruktural

Mikrostruktural

Retoris

aZcsa

Makrostruktural Mikrostruktural Retoris

Murray Edelman

Robert N. Entman

William Gamson

Zhongdang Pan and

Gerald M. Kosicki

Page 91: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

91

Frame Individual

Variabel bebas Variabel Tergantung

Realitas Penelitian

Konstruksi individu

Menghubungkan

frame

media

Frame individual

sebagai variabel

tergantung

Page 92: TUJUAN PENULISAN BUKU TENTANG ISI BUKU membahas …file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/... · bermuara pada aspek komersial, dan tersingkirkanlah nilai-nilai

92