14
ANALISIS SWOT KEGIATAN USAHA BUMD SELAMA PERIODE 2000-2010 DI PROVINSI SULAWESI TENGAH Di tujuk an Untu k Meme nuhi T ugas M ata Kul iah Ekonomi Makro Oleh: Nama : Juhar Monang S. Tambun NIM : 09.6017 Kelas : 3SE3 SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK JAKARTA 2012

TugasMakro 3SE3 JuharMonangSupandiTambun 09.6017 BUMDSulteng

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANALISIS SWOT KEGIATAN USAHA BUMD SELAMA PERIODE 2000-2010 DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Citation preview

ANALISIS SWOT KEGIATAN USAHA BUMD SELAMA PERIODE 2000-2010 DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro

Oleh:Nama: Juhar Monang S. TambunNIM: 09.6017Kelas : 3SE3

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIKJAKARTA2012

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kegiatan usaha BUMD di provinsi Sulawesi Tengah selama periode 2000-2010 dan untuk menganalisis hal-hal apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan BUMD di provinsi Sulawesi Tengah, serta mengkaji strategi dan kebijakan pemerintah terkait pengembangan usaha BUMD di provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan metode SWOT, dan data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Variabel yang digunakan diantaranya, jumlah perusahaan BUMD, jumlah tenaga kerja perusahaan BUMD, laba perusahaan BUMD, aktiva, dan pasiva perusahaan BUMD di provinsi Sulawesi Tengah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagai salah satu sumber PAD dan perusahaan yang melayani masyarakat, BUMD di provinsi Sulawesi Tengah masih memiliki banyak kekurangan, dan dari hasil analisis SWOT dengan mengandalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, diperoleh berbagai strategi pengembangan kegiatan usaha yang dapat diterpakan pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tengah.

PENDAHULUANLATAR BELAKANGSulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi di pulau Sulawesi yang selalu mengalami peningkatan nilai PDRB dengan persentase rata-rata peningkatan nilai PDRB sudah mencapai 7,27% per tahun dari tahun 2000-2010 dan merupakan kedua terbesar di Sulawesi setelah provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini tidak lepas dari kontribusi BUMD sebagai sumber PAD daerah Sulawesi Tengah. Sebagaimana tujuan pembentukan BUMD selain harus memberikan kontribusi laba (keuntungan) sebagai sumber pendapatan PEMDA, BUMN juga diperhadapkan pada fungsinya untuk memberikan pelayanan publik, sehingga jelas tergambar vitalnya keberdaan BUMD di provinsi Sulawesi Tengah. Namun, ahir-ahir ini pengelolaan BUMD Sulawesi Tengah diperhadapkan pada permasalahan, seperti keuangan yang dihadapi oleh PDAM Donggala (Radar Sulteng, 29/12/2009), permasalahan kontribusi yang belum diberikan oleh PD. Parimo (Radar Sulteng, 4/1/2010), permasalahan kepemimpinan yang dihadapi oleh PDAM Poso (Radar Sulteng, 5/1/2010), dugaan tidak disetornya miliaran dana oleh PD. Sulteng ke kas daerah sebagai laba yang menjadi hak daerah (Radar Sulteng, 27/3/2010) dan yang paling terbaru serta menyedot banyak perhatian berbagai pihak saat ini (termasuk kepolisian) yang berupa dugaan kredit macet pada PT. Bank Sulteng yang mencapai miliaran rupiah (Radar Sulteng, 6/4/2010). Untuk itu sangat perlu dialakukan analisis untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan BUMD di Sulawesi Tengah sebagai dasar pembuatan strategi baru pemerintah daerah dalam kegiatan usaha BUMD untuk pengembangan potensi daerah di provinsi Sulawesi Tengah.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana perkembangan kegiatan usaha BUMD selama periode 2000-2010 di provinsi Sulawesi Tengah?2. Hal-hal apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, potensi peluang dan ancaman BUMD di provinsi Sulawesi Tengah?3. Kebijakan apa yang terbaik yang dapat dilakukan pemerintah dalam kegiatan usaha BUMD?Tujuan penelitian ini adalah untuk:1. Mengetahui perkembangan kegiatan usaha BUMD selama periode 2000-2010 di provinsi Sulawesi Tengah2. Melakukan analisi terhadap hal-hal yang menjadi kekuatan, kelemahan, potensi peluang dan ancaman BUMD di provinsi Sulawesi Tengah.3. Mengkaji kebijakan yang terbaik yang dapat dilakukan pemerintah dalam kegiatan usaha BUMD. LANDASAN TEORIBadan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan milik pemerintah daerah yang didirikan dengan Peraturan Daerah berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1962, dengan modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan (BPS 2003:1). Bentuk-bentuk umum BUMD seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), PERUMDA, PERSERODA, dan Perseroan Terbatas (PT).Berbagai fungsi dan peranan yang dibebankan kepada dan dilaksanakan oleh BUMD tersebut (BPS, 1997), utamanya adalah: melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan daerah, pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah, mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha, memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi kepentingan publik, dan menjadi perintis kegiatan dan usaha yang kurang diminati swasta.Beberapa ciri BUMD diantaranya adalah : Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha, pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalanperusahaan, pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakanperusahaan, pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang, melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan, sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat, sebagai sumber pemasukan negara, seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara, modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public, dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank, dan direksi bertanggung jawab penuh atas BUMD, dan mewakili BUMD dipengadilan.Kerangka Berpikir

METODOLOGI PENELITIANJenis dan Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data sekunder yang digunakan antara lain data jumlah perusahaan BUMD, jumlah tenaga kerja perusahaan BUMD, laba bersih, jumlah aktiva dan pasiva perusahaan BUMD provinsi Sulawesi Tengah.Teknik Analisis DataTeknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT

Berbagai Peluang (opportunity)Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi atau perusahaan yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threaths). Berikut adalah diagram analisis SWOT :

Kekuatan Internal (Strength)Kelemahan Internal (Weakness)III. Mendukung Strategi TurnaroundI. Mendukung Strategi Agresif

II. Mendukung Strategi DiversifikasiIV. Mendukung Strategi Defensif

Berbagai Ancaman (Threat)Sumber : Freddy Rangkuti (2005)Kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan. BUMD memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. ( Growth oriented strategy). Kuadran II meskipun menghadapi berbagai ancaman, BUMD ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa). Untuk kuadran III, BUMD menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, BUMD tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.Sementara menurut David (2004), ada delapan langkah yang diperlukan dalam menyusun suatu matriks SWOT yaitu :1. Tuliskan peluang eksternal yang dimiliki2. Tuliskan ancaman eksternal yang dimiliki3. Tuliskan kekuatan internal yang dimiliki4. Tuliskan kelemahan internal yang dimiliki5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WTGambar Matrik SWOT

Matriks ini kemudian menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi (Rungkuti, 2005), yaitu strategi SO dengan m emanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya, strategi ST dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman, strategi WO dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, dan strategi WT dengan eminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman.PEMBAHASAN

Perkembangan Kegiatan BUMD Selama Tahun 2000-2010Sejak tahun 2000-2001, jumlah perusahaan BUMD provinsi Sulawesi Tengah mencapai 15 perusahaan, dimana 2 diantaranya adalah milik provinsi dan 13 sisanya milik Kabupaten-Kota. Pada tahun 2002-2008 terjadi pengurangan jumlah perusahaan BUMD menjadi 14 perusahaan, namun pada tahun 2009 perusahaan BUMD Sulawesi tengah berkembang pesat menjadi 19 perusahaan (Lampiran 1). Hal ini sangat mendukung peningkatan pendapatan daerah dan berbagai pelayanan kebutuhan masyarakat di provinsi Sulawesi Tengah. Kemudian dari sisi tenaga kerja yang bekerja di perusahaan BUMD Sulawesi Tengah, terjadi peningkatan secara perlahan dari tahun 2001-2007 dan secara signifikan pada tahun 2009 (Lampiran 2). Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan jumlah perusahaan BUMD Sulawesi Tengah pada tahun 2009.Jika dilihat dari sisi pendapatan usaha (lampiran 3), perusahaan BUMD dari tahun 2000-2005 selalu mengalami defisit, dengan jumlah defisit terbesar pada tahun 2003, yaitu 6,921 Miliar. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan satu-satunya provinsi di pulau sulawesi yang mengalami defisit pada perusahaan BUMD, dan hal ini mengindikasikan bahwa tujuan pembentukan BUMD untuk memberikan kontribusi laba (keuntungan) sebagai sumber pendapatan PEMDA tidak terlaksana. Namun sejak tahun 2006, sektor BUMD sudah mengalami surplus dengan nilai surplus terbesar pada tahun 2010 sebesar 37,089 Miliar.Untuk jumlah aktiva dan pasiva (lampiran 4), terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai aktiva dan passiva dari tahun 2000-2010, kecuali untuk tahun 2003 dan 2009 yang mengalami penurunan masing-masing sebasar 10,49% dan 15,86% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, jumlah aktiva dan passiva perusahaan BUMD Sulawesi Tengah sudah mencapai 1,312 Triliun.Analisis Kekuatan, Kelemahan, Potensi Peluang dan Ancaman BUMD di Provinsi Sulawesi Tengah.Kekuatan (Strength-S). Dari uraian sebelumnya dijelaskan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada perusahaan BUMD di provinsi Sulawesi Tengah semenjak tahun 2009. Peningkatan ini merupakan salah satu kekuatan perusahaan BUMD untuk memperluas cakupan usaha dan hasil usahanya ke dalam wilayah maupun ke luar wilayah provinsi Sulawesi Tengah. Beberapa titik kekuatan lain dari perusahaan BUMD diantaranya adalah sistem pengawasan yang lebih unggul dibandingkan perusahaan swasta karena pemerintah memiliki otoritas penuh dalam menjalankan usaha, memiliki sistem informasi dan infrastruktur yang mumpuni dan memadai.Kelemahan (Weaknesses-W). Adapun kelemahan dari perusahaan BUMD Sulawesi Tengah diantaranya kurangnya transparansi dan akuntabilitas BUMD Sulawesi Tengah dalam melakukan kerjasama dengan pihak swasta nasional maupun asing, sehingga berpotensi merugi bagi pemerintah daerah. Hal ini didukung dengan data pendapatan perusahaan BUMD Sulawesi Tengah yang selalu defisit dari tahun 2000-2005 (lampiran 3). Kelemahan berikutnya, kurangnya kesadaran SDM di perusahaan BUMD Sulawesi Tengah dalam menjalanankan kegiatan usaha secara benar dan bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) yang merugikan pemerintah daerah. Selain itu kurangnya kemampuan manajemen dalam mengelola modal dan usaha secara efektif dan efisien, serta masih kurang maksimalnya sistem pengendalian intern yang berakibat pada lemahnya pengawasan. Hal ini mengakibatkan kondisi BUMD di Sulawesi Tengah sudah sangat rawan. Beberapa permasaslahan yang timbul akibatnya diantaranya permasalahan keuangan yang dihadapi oleh PDAM Donggala (Radar Sulteng, 29/12/2009), permasalahan kontribusi yang belum diberikan oleh PD. Parimo (Radar Sulteng, 4/1/2010), permasalahan kepemimpinan yang dihadapi oleh PDAM Poso (Radar Sulteng, 5/1/2010), dugaan tidak disetornya miliaran dana oleh PD. Sulteng ke kas daerah sebagai laba yang menjadi hak daerah (Radar Sulteng, 27/3/2010) dan yang paling terbaru serta menyedot banyak perhatian berbagai pihak saat ini (termasuk kepolisian)Peluang (Opportunities-O). Berbagai peluang yang dimiliki perusahaan BUMD Sulawesi Tengah diantaranya, perusahaan BUMD memiliki dukungan yang penuh dan jelas, serta komitmen yang cukup kuat dari pemerintah daerah Sulawesi Tengah. Kemudian diberlakukannya peraturan daerah Sulawesi Tengah tahun 2006 pasal 1 butir ke 8, yaitu adanya penyertaan modal yang disisihkan untuk menambah modal usaha BUMD di provinsi Sulawesi Tengah, sehingga dengan penambahan modal ini akan sangat membantu perusahaan BUMD Sulawesi Tengah dalam memperluas cakupan kegiatan usahanya yang juga menciptakan peluang untuk melakukan pengembangan usaha ke luar daerah. Selain itu, sebagai perusahaan pemerintahan daerah, BUMD Sulawesi Tengah masih memiliki peluang untuk menjalin kerjasama yang menguntukan dengan perusahaan swasta daerah yang sejenis maupun tidak sejenis dalam melakukan pengembangan usahanya. Ancaman (Threats-T). Pada perusahaan BUMD Provinsi Sulawesi Tengah sebagai perusahaan yang dituntut harus laba untuk menambah pendapatan daerah, tidak adanya perlakuan yang sama (equal treatment) dengan BUMN atau perusahaan swasta lainnya yang menyebabkan BUMD tidak dapat bersaing secara seimbang dengan BUMN dan swasta secara lebih lincah. Selain itu, meskipun diberlakukannya peraturan daerah tentang adanya penyertaan modal yang disisihkan untuk menambah modal usaha BUMD, namun kenyataannya masih harus menghadapi ganjalan politik karena adanya interpretasi yang keliru dari para politisi DPRD dalam memahami peraturan. Akibatnya proses penguatan permodalan BUMD menjadi tidak efisien.Mengkaji Kebijakan yang Terbaik yang Dapat Dilakukan Pemerintah dalam Kegiatan Usaha BUMD dengan Matriks SWOTKekuatan (Strength-S)

1. Jumlah perusahaan BUMD yang meningkat signifikan.2. Sistem pengawasan yang lebih unggul3. Sistem Informasi yang Mumpuni

Kelemahan (Weekness-W)1. Lemahnya kerjasama dengan pihak swasta nasional maupun asing2. SDM yang masih melakukan praktek KKN3. Lemahnya manajemen pengelolaan4. Sistem pengendalian intern yang kurang maksimal

Peluang (Opportunity-O)1. Memiliki dukungan yang penuh dan jelas dari pemerintah daerah.2. Perda Sulawesi Tengah thn 2006 pasal 1 butir ke 8 tentang penambahan modal BUMD3. Terbukanya peluang untuk menjalin kerjasama yang menguntukan dengan perusahaan swasta daerah.

Strategi S-O1. Melakukan ekspansi besar-besaran terhadap kegiatan usaha dan meningkatkan usaha yang berprospek tinggi2. Menggali lebih jauh lagi potensi dan menciptakan PD baru serta rekruitment SDM yang berkwalitas.3. Menjalin kerjasama dengan perusahaan swasta daerah untuk meningkatkan kwalitas produk.Strategi W-O1. Memaksimumkan otoritas pemerintah untuk menciptakan koalisi dengan perusahaan swasta nasional maupun asing.2. Meninjau kembali sestem pengelolaan SDM, beserta seluruh aktiitas BUMD. 3. Meningkatkan manajemen pengolgahan.4. Memaksimalkan sistem pengendalian internal dengan dukungan dari pemerintah.

Ancaman (Treaths-T)1. Tidak adanya perlakuan yang sama (equal treatment) dengan BUMN atau perusahaan swasta lainnya 2. Penyertaan modal masih harus menghadapi ganjalan politikStrategi S-T1. Menjadikan aturan main yg berlaku di BUMN sebagai acuan operasional2. Menerbitkan Perda baru tentang penyertaan modal BUMD yang menyatu dengan Perda APDB.Strategi W-TMembentuk tim khusus utk mencari solusi pengelolaan BUMD yg baik dan untuk membenahi sistem secara keseluruhan dalam meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat.

KesimpulanDari hasil analisi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa : perusahaan BUMD di provinsi Sulawesi Tengah masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Hal ini didukung oleh data pendapatan perusahaan BUMD Sulawesi Tengah yang selalu mengalami defisit dari tahun 2000-2005, dan merupakan satu-satunya provinsi di pulau Sulawesi yang memiliki laba yang defisit, meskipun sudah mengalami surplus usaha sejak tahun 2006, namun keuntungan yang diperoleh masih jauh dibawah provinsi lain di sekitarnya. Kekurangan dan kendala yang dihadapi BUMD Sulawesi Tengah adalah lemahnya kerja sama dengan pihak swasta nasional, lemahnya sistem manajemen pengolahan, dan kurang maksimalnya pengendalian internal serta kurangnya kesadaran SDM BUMD untuk melaksanakan tugasnya secara bersih dari praktek KKN. Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pemerintah daerah Sulawesi Tengah masih perlu mengadakan berbagai strategi dan kebijakan terkait pengembangan BUMD untuk bisa memaksimalkan keuntungan sebagai sumber PAD dan melayani masyarakat sebagaimana tugas dan fungsi BUMD. Adapun berbagai strategi kebijakan yang dapat diterapkan diantaranya seperti meningkatkan manajemen pengolahan ; menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta daerah, nasional dan asing ; memaksimalkan sistem pengendalian internal dengan dukungan otoritas pemerintah daerah ; menggali potensi daerah dan menciptakan PD baru dengan tunjangan modal dari pemerintah daerah ; rekruitment SDM yang berkwalitas dan membenahin SDM yang kurang memiliki kesadaran dalam melaksanakan tugasnya secara bersih dari praktek KKN.DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik .2011. Publikasi Statistik BUMN dan BUMD tahun 2010. BPS____________.2008. Publikasi Stastistik BUMN dan BUMD tahun 2007. BPS____________.2006. Publikasi Stastistik BUMN dan BUMD tahun 2005. BPS____________.2004. Publikasi Stastistik BUMN dan BUMD tahun 2003. BPShttp://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sulteng/files/RENSTRA%202010-2014%20sULTENG1.pdfhttp://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/sulawesi-tengah/http://bppt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Membuka_Belenggu_BUMD.pdfKamaluddin, Rustian. 2001. Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Daerah. Majalah Perencaan Pembangunan Edisi 23 Th 2001.Prawitasari, Sriyati. 2010. Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing. Program Sarjana, Universitas Diponegoro.DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Tabel Jumlah Perusahaan BUMD Sulawesi Tengah Tahun 2000-2010TahunJumlah perusahaan BUMD Sulawesi Tengah

Milik ProvinsiMilik Kab/KotaJumlah

(1)(2)(3)(4)

200021315

200121315

200221215

200321214

200421214

200521214

200621214

200721214

200821214

200921719

201021719

Sumber : BPS Pusat Republik IndonesiaLampiran 2Grafik Jumlah Tenaga Kerja BUMD Sulawesi Tengah Tahun 2000-2010

Sumber : BPS Pusat Republik Indonesia

Lampiran 3Tabel Pendapatan, Biaya, dan Laba BUMD Sulawesi Tengah Tahun 2000-2010 (000.000 Rp)TahunPendapatan UsahaBiaya UsahaPendapatan/(Biaya) lainLaba sblm PajakPajak UsahaLaba Bersih

200016.346 16.509 -816-978523-1501

200129.031 29.072 -1530-15711015-2586

200238.253 37.017 -1301-651.401 -1465

200341.348 46.800 -965-6417504-6921

200442.253 39.864 -17616281442-814

20055574953082-22114561841-1386

20069291677809-22451286150787783

200711361394150-37091575457799975

2008130476113019-10214724318605383

2009157221119423-2228355701236223207

2010194674137168-2253552521816437089

Sumber : BPS Pusat Republik IndonesiaLampiran 4Tabel Jumlah Aktiva BUMD Sulawesi Tengah Tahun 2000-2010 Menurut Kelompok (000.000 Rp)TahunAktivaInvestasi &Aktiva TetapAktivaTotal

LancarPenyertaanPerolehanPenyusutanLainnyaAktiva

(2)(3)(4)(5)(6)(7)

200080.298 653 58.160 (24.165)2.629 117.575

2001182.818 1.016 57.818 (24.080)7.549 225.121

2002273.337 4.294 58.703 (31.286)9.940 314.988

2003242.239 2.096 60.404 (32.480)9.684 281.942

2004 276 072 2 096 47 493- 26 119 10 107 309 649

2005 398 012 2 160 61 261- 34 459 14 344 441 317

2006 776 526 2 190 68 386- 38 148 17 905 826 859

2007 809 115 2 644 77 881- 44 104 18 951 864 487

20081010575296684650-49071196851068805

200979865513420123786-6287926203899187

2010 1 207 878 8 863 131 892- 69 861 33 192 1 311 964

Sumber : BPS Pusat Republik Indonesia

Tabel Jumlah Pasiva BUMD Sulawesi Tengah Tahun 2000-2010 Menurut Kelompok (000.000 Rp)TahunBanyak Passiva

Hutang LancarHutang Jk.PanjangModalJumlah

2000784411010629028117575

20011808461505029225225121,1

2002276.223 28.034 10.731 314.988

2003230.156 50.736 1.050 281.942

2004 282 833 7 028 19 788 309 649

2005 404 580 10 117 26 620 441 317

2006 732 701 9 869 84 289 826 859

200773248310369121636864487

200894190273981195041068805

200969646810986191733899187

20101078826109012222371311963

Sumber : BPS Pusat Republik Indonesia