24
A. Definisi Waris Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsu-irtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain. Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan harta, tetapi mencakup harta benda dan non harta benda. Ayat-ayat Al-Qur'an banyak menegaskan hal ini, demikian pula sabda Rasulullah saw.. Di antaranya Allah berfirman: "Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..." (an-Naml: 16) "... Dan Kami adalah pewarisnya." (al-Qashash: 58) Selain itu kita dapati dalam hadits Nabi saw.: 'Ulama adalah ahli waris para nabi'. Sedangkan makna al-miirats menurut istilah yang dikenal para ulama ialah berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa saja yang berupa hak milik legal secara syar'i. Pengertian Peninggalan Pengertian peninggalan yang dikenal di kalangan fuqaha ialah segala sesuatu yang ditinggalkan pewaris, baik berupa harta (uang) atau lainnya. Jadi, pada prinsipnya segala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dinyatakan sebagai peninggalan. Termasuk di dalamnya bersangkutan dengan utang piutang, baik utang piutang itu berkaitan dengan pokok hartanya (seperti harta yang berstatus gadai), atau utang piutang yang berkaitan dengan kewajiban pribadi yang mesti ditunaikan (misalnya pembayaran kredit atau mahar yang belum diberikan kepada istrinya).

Tugas Waris

  • Upload
    ana

  • View
    231

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

agama

Citation preview

A. Defnisi WarisAl-miirats, dalambahasa Arabadalahbentukmashdar(infinitif)dari katawaritsa-yaritsu-irtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah'berpindahnya sesuatudari seseorangkepada orang lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain.Pengertian menurut bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan denganharta, tetapi mencakup harta benda dan non harta benda. Ayat-ayat Al-ur'an banyakmenegaskan hal ini, demikian pula sabda !asulullah saw.. "i antaranya Allah berfirman#$"an %ulaiman telah mewarisi "aud ...$ (an-&aml# '()$... "an )ami adalah pewarisnya.$ (al-ashash# *+)%elain itu kita dapati dalam hadits &abi saw.#',lama adalah ahli waris para nabi'.%edangkan makna al-miirats menurut istilah yang dikenal para ulama ialah berpindahnya hakkepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, baik yangditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa sa-a yang berupa hak milik legal secarasyar'i.Pengertian PeninggalanPengertian peninggalan yang dikenal di kalangan fu.aha ialah segala sesuatu yangditinggalkanpewaris, baikberupaharta(uang)ataulainnya. /adi, padaprinsipnyasegalasesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dinyatakan sebagai peninggalan.0ermasuk di dalamnya bersangkutan dengan utang piutang, baik utang piutang itu berkaitandengan pokok hartanya (seperti harta yang berstatus gadai), atau utang piutang yangberkaitan dengan kewa-iban pribadi yang mesti ditunaikan (misalnya pembayaran kredit ataumahar yang belum diberikan kepada istrinya).Hak-hak yang Berkaitan dengan Harta Peninggalan"ari sederetanhakyangharusditunaikanyangadakaitannyadenganhartapeninggalanadalah#'. %emuakeperluandanpembiayaanpemakamanpewarishendaknyamenggunakanharta miliknya, dengan catatan tidak boleh berlebihan. )eperluan-keperluanpemakaman tersebut menyangkut segala sesuatu yang dibutuhkan mayit, se-akwafatnya hingga pemakamannya. "i antaranya, biaya memandikan, pembelian kainkafan, biaya pemakaman, dan sebagainya hingga mayit sampai di tempatperistirahatannya yang terakhir.%atu hal yang perlu untuk diketahui dalam hal ini ialah bahwa segala keperluan tersebut akanberbeda-beda tergantung perbedaan keadaan mayit,baik dari segi kemampuannya maupundari -enis kelaminnya.1.2endaklah utang piutang yang masih ditanggung pewaris ditunaikan terlebih dahulu.Artinya,seluruh harta peninggalan pewaris tidak dibenarkan dibagikankepadaahliwarisnya sebelum utang piutangnya ditunaikan terlebih dahulu. 2al ini berdasarkansabda !asulullah saw.#$/iwa (ruh) orang mukmin bergantung pada utangnya hingga ditunaikan.$Maksud hadits ini adalah utang piutang yang bersangkutan dengan sesama manusia. Adapun-ika utang tersebut berkaitan dengan Allah %30, seperti belum membayar 4akat, atau belummenunaikannad4ar, ataubelummemenuhi kafarat (denda), makadi kalanganulamaadasedikit perbedaan pandangan. )alangan ulama ma4hab 2anafi berpendapat bahwa ahliwarisnya tidaklah diwa-ibkan untuk menunaikannya. %edangkan -umhur ulama berpendapatwa-ib bagi ahli warisnya untuk menunaikannya sebelum harta warisan (harta peninggalan)pewaris dibagikan kepada para ahli warisnya.)alanganulamama4hab2anafi beralasanbahwamenunaikanhal-hal tersebut merupakanibadah, sedangkan kewa-iban ibadah gugur -ika seseorang telah meninggal dunia. Padahal,menurut mereka, pengamalan suatu ibadah harus disertai dengan niat dan keikhlasan, dan halitu tidak mungkin dapat dilakukan oleh orang yang sudah meninggal. Akan tetapi, meskipunkewa-iban tersebut dinyatakan telah gugur bagi orang yang sudah meninggal, ia tetap akandikenakan sanksi kelak pada hari kiamat sebab ia tidak menunaikan kewa-iban ketika masihhidup. 2al ini tentu sa-a merupakan keputusan Allah %30. Pendapat ma4hab ini, menurutsaya, tentunya bila sebelumnya mayit tidak berwasiat kepada ahli waris untuk membayarnya.&amun, bila sang mayit berwasiat, maka wa-ib bagi ahli waris untuk menunaikannya.%edangkan -umhur ulama yang menyatakan bahwa ahli waris wa-ib untuk menunaikan utangpewaris terhadap Allah beralasan bahwa hal tersebut sama sa-a seperti utang kepada sesamamanusia. Menurut -umhurulama, hal ini merupakanamalanyangtidakmemerlukanniatkarena bukan termasuk ibadah mahdhah, tetapi termasuk hak yang menyangkut hartapeninggalan pewaris. )arena itu wa-ib bagi ahli waris untuk menunaikannya, baik pewarismewasiatkan ataupun tidak.5ahkanmenurut pandanganulamama4hab%yafi'i hal tersebut wa-ibditunaikansebelummemenuhi hak yang berkaitan dengan hak sesama hamba. %edangkan ma4hab Malikiberpendapat bahwa hak yang berhubungan dengan Allah wa-ib ditunaikan oleh ahli warisnyasama seperti mereka diwa-ibkan menunaikan utang piutang pewaris yang berkaitan denganhak sesama hamba. 2anya sa-a ma4hab ini lebih mengutamakan agar mendahulukan utangyangberkaitandengansesamahambadaripadautangkepada Allah. %ementaraitu, ulamama4hab2ambali menyamakanantarautangkepadasesamahambadenganutangkepadaAllah. )eduanya wa-ibditunaikansecarabersamaansebelumseluruhhartapeninggalanpewaris dibagikan kepada setiap ahli waris.6. 3a-ibmenunaikan seluruh wasiatpewarisselama tidakmelebihi-umlah sepertigadari seluruh harta peninggalannya. 2al ini -ika memang wasiat tersebut diperuntukkanbagi orang yang bukan ahli waris, serta tidak ada protes dari salah satu atau bahkanseluruh ahli warisnya. Adapun penunaian wasiat pewaris dilakukan setelah sebagianharta tersebut diambil untuk membiayai keperluan pemakamannya, termasuk diambiluntuk membayar utangnya.5ila ternyata wasiat pewaris melebihi sepertiga dari -umlah harta yang ditinggalkannya, makawasiatnya tidak wa-ib ditunaikan kecuali dengan kesepakatan semua ahli warisnya. 2al iniberlandaskan sabda !asulullah saw. ketika men-awab pertanyaan %a'ad bin Abi 3a.ash r.a.--padawaktuitu%a'adsakit danberniat menyerahkanseluruhhartayangdimilikinyakebaitulmal. !asulullah saw. bersabda# $... %epertiga, dan sepertiga itu banyak. %esungguhnyabilaengkaumeninggalkanparaahli warismudalamkeadaankayaitulebihbaikdaripadameninggalkan mereka dalam kemiskinan hingga meminta-minta kepada orang.$7. %etelahitubarulahseluruhhartapeninggalanpewarisdibagikankepadaparaahliwarisnya sesuai ketetapan Al-ur'an, As-%unnah, dan kesepakatan para ulama (i-ma')."alamhal ini dimulai denganmemberikanwarisankepadaashhabul furudh(ahliwaris yang telah ditentukan -umlah bagiannya, misalnya ibu, ayah, istri, suami, danlainnya), kemudian kepada para 'ashabah (kerabat mayit yang berhak menerima sisaharta waris ---ika ada-- setelah ashhabul furudh menerima bagian).Catatan#Pada ayat waris, wasiat memang lebih dahulu disebutkan daripada soalutangpiutang. Padahal secara syar'i, persoalan utang piutang hendaklah terlebihdahulu diselesaikan, baru kemudian melaksanakan wasiat. Oleh karena itu,didahulukannya penyebutan wasiat tentu mengandung hikmah, diantaranyaagar ahli waris menjaga dan benarbenar melaksanakannya. !ebab wasiat tidakada yang menuntut hingga kadangkadang seseorang enggan menunaikannya."al ini tentu saja berbeda dengan utang piutang. #tulah sebabnya wasiat lebihdidahulukan penyebutannya dalam susunan ayat tersebut.B. Derajat Ahli WarisAntara ahli waris yang satu dan lainnya ternyata mempunyai perbedaan dera-at dan urutan.5erikut ini akan disebutkan berdasarkan urutan dan dera-atnya#'. Ashhabul furudh. 8olongan inilah yang pertama diberi bagian harta warisan. Merekaadalahorang-orangyangtelahditentukanbagiannyadalam Al-ur'an,As-%unnah,dan i-ma'.1. Ashabat nasabiyah. %etelahashhabul furudh, barulahashabat nasabiyahmenerimabagian. Ashabat nasabiyah yaitu setiap kerabat (nasab) pewaris yang menerima sisaharta warisan yang telah dibagikan. 5ahkan, -ika ternyata tidak ada ahli waris lainnya,iaberhakmengambil seluruhhartapeninggalan. Misalnyaanaklaki-laki pewaris,cucudari anaklaki-laki pewaris, saudarakandungpewaris, pamankandung, danseterusnya.6. Penambahan bagi ashhabul furudh sesuai bagian (kecuali suami istri). Apabila hartawarisan yang telah dibagikan kepada semua ahli warisnya masih -uga tersisa, makahendaknyadiberikankepadaashhabulfurudhmasing-masingsesuai denganbagianyangtelahditentukan. Adapunsuami atauistri tidakberhakmenerimatambahanbagiandari sisahartayangada. %ebabhakwarisbagisuami atauistridisebabkanadanya ikatan pernikahan, sedangkan kekerabatan karena nasab lebih utamamendapatkan tambahan dibandingkan lainnya.7. Mewariskankepadakerabat. 9angdimaksudkerabat di sini ialahkerabat pewarisyang masih memiliki kaitan rahim --tidak termasuk ashhabul furudh -uga 'ashabah.Misalnya, paman (saudara ibu), bibi (saudara ibu), bibi (saudara ayah), cucu laki-lakidari anak perempuan, dan cucu perempuan dari anak perempuan. Maka, bila pewaristidak mempunyai kerabat sebagai ashhabul furudh, tidak pula 'ashabah, para kerabatyang masih mempunyai ikatan rahim dengannya berhak untuk mendapatkan warisan.*. 0ambahan hak waris bagi suami atau istri. 5ila pewaris tidak mempunyai ahli warisyang termasuk ashhabul furudh dan 'ashabah, -uga tidak ada kerabat yang memilikiikatan rahim, maka harta warisan tersebut seluruhnya men-adi milik suami atau istri.Misalnya, seorang suami meninggal tanpa memiliki kerabat yang berhak untukmewarisinya, makaistri mendapatkanbagianseperempat dari hartawarisanyangditinggalkannya, sedangkan sisanya merupakan tambahan hak warisnya. "engandemikian, istri memiliki seluruh harta peninggalan suaminya. 5egitu -uga sebaliknyasuami terhadap harta peninggalan istri yang meninggal.(. Ashabah karena sebab. 9ang dimaksud para 'ashabah karena sebab ialah orang-orangyangmemerdekakanbudak(baikbudaklaki-laki maupunperempuan). Misalnya,seorangbekasbudakmeninggal danmempunyai hartawarisan, makaorangyangpernah memerdekakannya termasuk salah satu ahli warisnya, dan sebagai 'ashabah.0etapi pada masa kini sudah tidak ada lagi.:. ;rang yang diberi wasiat lebih dari sepertiga harta pewaris. 9ang dimaksud di siniialahoranglain, artinyabukansalahseorangdanahli waris. Misalnya, seseorangmeninggal danmempunyai sepuluhanak. %ebelummeninggal ia terlebihdahulumemberi wasiat kepadasemuaatausebagiananaknyaagar memberikanse-umlahhartanyakepadaseseorangyangbukantermasuksalahsatuahli warisnya. 5ahkanma4hab2anafidan2ambaliberpendapatbolehmemberikanseluruhhartapewarisbila memang wasiatnya demikian.+. 5aitulmal (kasnegara). Apabilaseseorangyangmeninggal tidakmempunyai ahliwaris ataupun kerabat --seperti yang saya -elaskan-- maka seluruh hartapeninggalannya diserahkan kepada baitulmal untuk kemaslahatan umum.C. Bentuk-bentuk WarisA. 2ak waris secara fardh (yang telah ditentukan bagiannya).5. 2ak waris secara 'ashabah (kedekatan kekerabatan dari pihak ayah).slam dinyatakan sebagai orang murtad. "alam hal ini ulama membuat kesepakatan bahwa murtad termasuk dalam kategoriperbedaan agama, karenanya orang murtad tidak dapat mewarisi orang >slam.%ementara itu, di kalangan ulama ter-adi perbedaan pandangan mengenai kerabat orang yang murtad, apakah dapat mewarisinyaataukah tidak. Maksudnya, bolehkah seorang muslim mewarisi harta kerabatnya yang telah murtad?Menurut ma4hab Maliki, %yafi'i, dan 2ambali (-umhur ulama) bahwa seorang muslim tidak berhak mewarisi harta kerabatnyayang telah murtad. %ebab, menurut mereka, orang yang murtad berarti telah keluar dari a-aran >slam sehingga secara otomatisorang tersebut telah men-adi kafir. )arena itu, seperti ditegaskan !asulullah saw. dalam haditsnya, bahwa antara muslim dan kafirtidaklah dapat saling mewarisi.%edangkan menurut ma4hab 2anafi, seorang muslim dapat sa-a mewarisi harta kerabatnya yang murtad. 5ahkan kalangan ulamama4hab2anafi sepakat mengatakan# $%eluruhhartapeninggalanorangmurtaddiwariskankepadakerabatnyayangmuslim.$Pendapat ini diriwayatkan dari Abu 5akar ash-%hiddi., Ali bin Abi 0halib, >bnu Mas'ud, dan lainnya.Menurut penulis, pendapat ulama ma4hab 2anafi lebih ra-ih (kuat dan tepat) dibanding yang lainnya, karena harta warisan yangtidak memiliki ahli waris itu harus diserahkan kepada baitulmal. Padahal pada masa sekarang tidak kita temui baitulmal yangdikelola secara rapi, baik yang bertaraf nasional ataupun internasional.Perbedaan antara al-mahrum dan al-mahjubAda perbedaan yang sangat halus antara pengertian al-mahrum dan al-mah-ub, yang terkadang membingungkan sebagian orangyang sedang mempela-ari faraid. )arena itu, ada baiknya saya -elaskan perbedaan makna antara kedua istilah tersebut.%eseorang yang tergolong ke dalam salah satu sebab dari ketiga hal yang dapat menggugurkan hak warisnya, seperti membunuhatau berbeda agama, di kalangan fu.aha dikenal dengan istilah mahrum. %edangkan mah-ub adalah hilangnya hak waris seorangahli waris disebabkan adanya ahli waris yang lebih dekat kekerabatannya atau lebih kuat kedudukannya. %ebagai contoh, adanyakakek bersamaan dengan adanya ayah, atau saudara seayah dengan adanya saudara kandung. /ika ter-adi hal demikian, makakakek tidak mendapatkan bagian warisannya dikarenakan adanya ahli waris yang lebih dekat kekerabatannya dengan pewaris,yaitu ayah. 5egitu -uga halnya dengan saudara seayah, ia tidak memperoleh bagian disebabkan adanya saudara kandung pewaris.Maka kakek dan saudara seayah dalam hal ini disebut dengan istilah mah-ub.,ntuk lebih memper-elas gambaran tersebut, saya sertakan contoh kasus dari keduanya.C"nt"h Pertaa%eorang suami meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri, saudara kandung, dan anak --dalam hal ini, anak kita misalkansebagai pembunuh. Makapembagiannyasebagai berikut# istri mendapat bagianseperempat hartayangada, karenapewarisdianggap tidak memiliki anak. )emudian sisanya, yaitu tiga per empat harta yang ada, men-adi hak saudara kandung sebagai'ashabah"alamhal ini anaktidakmendapatkanbagiandisebabkaniasebagai ahli waris yangmahrum. )alausa-aanakitutidakmembunuh pewaris, maka bagian istri seperdelapan, sedangkan saudara kandung tidak mendapatkan bagian disebabkan sebagaiahli waris yang mah-ub dengan adanya anak pewaris. /adi, sisa harta yang ada, yaitu :@+, men-adi hak sang anak sebagai 'ashabah.C"nt"h Kedua%eseorangmeninggal duniadanmeninggalkanayah, ibu, sertasaudarakandung. Makasaudarakandungtidakmendapatkanwarisan dikarenakan ter- mah-ub oleh adanya ahli waris yang lebih dekat dan kuat dibandingkan mereka, yaitu ayah pewaris.H. Ashabah'Ashabah dalam bahasa Arab berarti kerabat seseorang dari pihak bapak. "isebut demikian, dikarenakan mereka --yakni kerabatbapak-- menguatkandanmelindungi. "alamkalimat bahasaArabbanyakdigunakankata 'ushbahsebagai ungkapanbagikelompok yang kuat. "emikian -uga di dalam Al-ur'an, kata ini sering kali digunakan, di antaranya dalam firman Allah berikut#$Mereka berkata# '/ika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikianadalah orang-orang yang merugi.'$ (9usuf# '7)Maka-ikadalamfaraidkerabat diistilahkandengan'ashabahhal ini disebabkanmerekamelindungi danmenguatkan. >nilahpengertian 'ashabah dari segi bahasa.%edangkan pengertian 'ashabah menurut istilah para fu.aha ialah ahli waris yang tidak disebutkan banyaknya bagian di dalam Al-ur'an dan As-%unnah dengan tegas. %ebagai contoh, anak laki-laki, cucu laki-laki keturunan anak laki-laki, saudara kandunglaki-laki dan saudara laki-laki seayah, dan paman (saudara kandung ayah). )ekerabatan mereka sangat kuat dikarenakan berasaldari pihak ayah.Pengertian 'ashabah yang sangat masyhur di kalangan ulama faraid ialah orang yang menguasai harta waris karena ia men-adi ahliwaris tunggal. %elain itu, ia -uga menerima seluruh sisa harta warisan setelah ashhabul furudh menerima dan mengambil bagianmasing-masing.%. &acammacam 'Ashabah'Ashabah terbagi dua yaitu# 'ashabah nasabiyah (karena nasab) dan 'ashabah sababiyah (karena sebab). /enis 'ashabah yang keduaini disebabkan memerdekakan budak. ;leh sebab itu, seorang tuan (pemilik budak) dapat men-adi ahli waris bekas budak yangdimerdekakannya apabila budak tersebut tidak mempunyai keturunan.%edangkan 'ashabah nasabiyah terbagi tiga yaitu# (') 'ashabah bin nafs (nasabnya tidak tercampur unsur wanita), (1) 'ashabah bilghair (men-adi 'ashabah karena yang lain), dan (6) 'ashabah ma'al ghair (men-adi 'ashabah bersama-sama dengan yang lain).Catatan"alam dunia faraid, apabila lafa4h 'ashabah disebutkan tanpa diikuti kata lainnya (tanpa dibarengi bil ghair atau ma'al ghair),maka yang dimaksud adalah 'ashabah bin nafs.'Ashabah bin nafs'Ashabah bin nafs, yaitu laki-laki yang nasabnya kepada pewaris tidak tercampuri kaum wanita, mempunyai empat arah, yaitu#'. Arah anak, mencakup seluruh lakilaki keturunan anak lakilaki mulai cucu, cicit, dan seterusnya.(. Arahbapak, mencakupayah, kakek, danseterusnya, yangpasti hanyadari pihaklakilaki,misalnya ayah dari bapak, ayah dari kakak, dan seterusnya.). Arah saudara lakilaki, mencakup saudara kandung lakilaki, saudara lakilaki seayah, anak lakilaki keturunan saudara kandung lakilaki, anak lakilaki keturunan saudara lakilaki seayah, danseterusnya. Arah ini hanya terbatas pada saudara kandung lakilaki dan yang seayah, termasukketurunanmereka, namunhanyayanglakilaki. Adapunsaudaralakilaki yangseibutidaktermasuk 'ashabah disebabkan mereka termasuk ashhabul *urudh.+. Arah paman, mencakup paman ,saudara lakilaki ayah- kandung maupun yang seayah, termasukketurunan mereka, dan seterusnya.)eempat arah 'ashabah bin nafs tersebut kekuatannya sesuai urutan di atas. Arah anak lebih didahulukan (lebih kuat) daripadaarah ayah, dan arah ayah lebih kuat daripada arah saudara.Hukum 'Ashabah bin nafs'ashabah bi nafsihi mempunyai empat arah, dan dera-at kekuatan hak warisnya sesuai urutannya. 5ila salah satunya secara tunggal(sendirian) men-adi ahli waris seorang yang meninggal dunia, maka ia berhak mengambil seluruh warisan yang ada. &amun bilaternyatapewarismempunyai ahli warisdari ashhabul furudh, makasebagai 'ashabahmendapat sisahartasetelahdibagikankepada ashhabul furudh. "an bila setelah dibagikan kepada ashhabul furudh ternyata tidak ada sisanya, maka para 'ashabah puntidak mendapat bagian. %ebagai misal, seorang istri wafat dan meninggalkan suami, saudara kandung perempuan, saudara laki-laki seayah.%ang suami mendapat bagian setengah ('@1), saudara perempuan mendapat bagian setengah ('@1). %audara seayah tidak mendapatbagian disebabkan ashhabul furudh telah menghabiskannya.Adapun bila para 'ashabah bin nafs lebih dari satu orang, maka cara pentar-ihannya (pengunggulannya) sebagai berikut#Pertaa# Pertar-ihan dari %egi ArahApabila dalam suatu keadaan pembagian waris terdapat beberapa 'ashabah bin nafsih, maka pengunggulannya dilihat dari segiarah. Arah anak lebih didahulukan dibandingkan yang lain. Anak akan mengambil seluruh harta peninggalan yang ada, atau akanmenerima sisa harta waris setelah dibagikan kepada ashhabul furudh bagian masing-masing. Apabila anak tidak ada, maka cuculaki-laki dari keturunan anak laki-laki dan seterusnya. %ebab cucu akan menduduki posisi anak bila anak tidak ada. Misalnya,seseorang wafat dan meninggalkan anak laki-laki, ayah, dan saudara kandung. "alam keadaan demikian, yang men-adi 'ashabahadalah anak laki-laki. %ebab arah anak lebih didahulukan daripada arah yang lain. %edangkan ayah termasuk ashhabul furudhdikarenakan mewarisi bersama-sama dengan anak laki-laki. %ementara itu, saudara kandung laki-laki tidak mendapatkan warisdikarenakanarahnya lebih-auh. Pengecualiannya, bila antara saudara kandunglaki-laki maupunsaudara laki-laki seayahberhadapan dengan kakak. !inciannya, insya Allah akan saya paparkan pada bab tersendiri.Kedua# Pentar-ihan secara "era-atApabila dalam suatu keadaan pembagian waris terdapat beberapa orang 'ashabah bi nafsihi, kemudian mereka pun dalam satuarah, makapentar-ihannyadenganmelihat dera-at mereka, siapakahdi antaramerekayangpalingdekat dera-atnyakepadapewaris. %ebagai misal, seseorang wafat dan meninggalkan anak serta cucu keturunan anak laki-laki. "alam hal ini hak warisnyasecara'ashabahdiberikankepadaanak, sedangkancucutidakmendapatkanbagianapapun.%ebab, anaklebihdekatkepadapewaris dibandingkan cucu laki-laki.bnuMas'uddapat disimpulkanbahwahaksaudaraperempuanbilamewarisi bersama-samadengananakperempuanmengambil sisahartapembagianyangada. 2alini berarti saudarakandungperempuanatausaudaraperempuanseayah sebagai 'ashabah ma'al ghair.Catatan%angat penting untuk diketahui bersama bahwa bila seorang saudara kandung perempuan men-adi 'ashabah ma'al ghair, maka iamen-adi seperti saudara kandung laki-laki sehingga dapat menghalangi hak waris saudara seayah, baik yang laki-laki maupunyangperempuan. %elainitu, dapat pulamenggugurkanhakwaris yangdi bawahmereka, seperti anakketurunansaudara(keponakan), paman kandung ataupun yang seayah.5egitu -uga saudara perempuan seayah, apabila men-adi 'ashabah ma'al ghair ketika mewarisi bersama anak perempuan pewaris,makakekuatannyasamaseperti saudaralaki-laki seayahhinggamen-adi penggugur keturunansaudaranyadanseterusnya.contohnya seperti berikut#&'nt'h Pertama%eseorangmeninggal dunia danmeninggalkan anakperempuan, saudara perempuan, dansaudara laki-laki seayah, makapembagiannya adalah sebagai berikut#P"k"k asalahnya dari #Keteran!an $ulah Ba!ianAnak perempuan'/(%audara kandung perempuan 'ashabah ma'al ghair'/(%audara laki-laki seayahgugurKeteran!an5agian anak perempuan adalah setengah secara fardh, dan sisanya merupakan bagian saudara kandung perempuan disebabkan iamen-adi 'ashabah ma'al ghair, yang kekuatannya seperti saudara kandung laki-laki. %edangkan saudara laki-laki seayah terhalangkarena saudara kandung perempuan men-adi 'ashabah.&'nt'h (edua%eorang wanita meninggal dunia dan meninggalkan suami, cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki, dua orang saudarakandung perempuan, dan saudara laki-laki seayah. Maka pembagiannya seperti dalam tabel berikut#P"k"k asalahnya dari %Keteran!an $ulah Ba!ian%uami'/+bu'/0%audara perempuan seayah'ashabah ma'al ghairKeteran!anAnak perempuan mendapat bagian setengah sebagai fardh, cucu perempuan keturunan anak laki-laki mendapat seperenam bagiansebagai penyempurna dua per tiga, dan ibu mendapatkan seperenam. %edangkan sisanya untuk saudara perempuan seayah sebagai'ashabah ma'al ghair, karena kekuatannya seperti saudara laki-laki seayah sehingga ia menggugurkan paman kandung. 5egitulahseterusnya.Catatan%audaralaki-laki dansaudaraperempuanseibutidakberhakmen-adi ahli warisbilapewarismempunyai anakperempuan.5ahkananakperempuanpewarismen-adi penggugurhaksaudara(laki-laki@perempuan)seibusehinggatidakdapat men-adi'ashabah.