Tugas Terstruktur Ilmu Ternak Perah_bernadus Bimantoro_d1e014110_a

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Tugas Terstruktur Ilmu Ternak Perah_bernadus Bimantoro_d1e014110_a

    1/4

    TUGAS TERSTRUKTUR 

    ILMU TERNAK PERAH

    Oleh :

    NAMA : BERNADUS BIMANTORO PURBOCAROKO

    NIM : D1E014110

    KELAS : A

    LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    PURWOKERTO

    201

  • 8/17/2019 Tugas Terstruktur Ilmu Ternak Perah_bernadus Bimantoro_d1e014110_a

    2/4

  • 8/17/2019 Tugas Terstruktur Ilmu Ternak Perah_bernadus Bimantoro_d1e014110_a

    3/4

    Rangkuman Jurnal

    J!"!l :

    INDEKS REPRODUKSI SEBAGAI FAKTOR PENENTU EFISIENSI

    REPRODUKSI SAPI PERAH: FOKUS KAJIAN PADA SAPI PERAH BOS

    TAURUS

    3eproduksi merupakan sifat yang sangat menentukan keuntungan usaha peternakan sapi

     perah. 4nefisiensi reproduksi dapat menimbulkan berbagai kerugian pada usaha peternakan sapi

     perah seperti5 menurunkan produksi susu dan kelahiran anak per induk# meningkatkan angka

     pengafkiran ternak# memperlambat perbaikan genetik# meningkatkan biaya replacement dan

     biaya 4B. $aya fertilitas setiap ekor induk# yang memberi pengaruh secara langsung terhadap

    efisiensi reproduksi peternakan# diketahui merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan

     banyak faktor seperti aspek genetik# fisiologi ternak# nutrisi# manajemen# lingkungan

     pemeliharaan dan iklim.

    Periode ,aktu antara satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya secara praktis banyak 

    dipertimbangkan sebagai salah satu parameter untuk mengetahui status dan efisiensi reproduksi

    setiap induk. Tingkat efisiensi reproduksi tersebut dievaluasi berdasarkan nilai indeks reproduksi

    meliputi jarak 6,aktu7 dari partus sampai ka,in pertama# ka,in pertama sampai konsepsi# lama

    kosong# lama bunting dan selang beranak.

    2ajian terhadap indeks fertilitas secara tradisional ini masih sangat diperlukan pada

    sistem usaha sapi perah terutama di negara berkembang sebagai pengadopsi budidaya sapi perah

    eksotik. 4ni disebabkan kendala biaya# keahlian dan teknologi dalam mendeteksi baik inferioritas

    maupun abnormalitas reproduksi ternak dalam menerapkan uji hormonal seperti yang mulai

    diterapkan negara maju.

    $engan memahami berbagai faktor penentu dari sejumlah indeks reproduksi tersebut#

    diharap akan bisa dilakukan berbagai alternatif strategis untuk mencapai target kelahiran anak 

    secara teratur setiap tahun. Perolehan nilai indeks reproduksi sapi Bos taurus baik di daerah

    asalnya iklim sedang 6dingin7 dan negara   pengadopsi yang umumnya diba,ah sistem

     pemeliharaan skala kecil dan kondisi iklim tropis.

    ntuk mengidentifikasi kemungkinan berbagai gangguan reproduksi secara spesifik 

    apakah dikarenakan aspek genetik# nutrisi# fisiologi# manajemen dan lingkungan# diperlukan

     pemeriksaan status fisiologis reproduksi ternak. Pengukuran progesteron sebagai salah satu

    hormon kunci yang mengatur regulasi siklus estrus direkomendasikan untuk diaplikasikan

  • 8/17/2019 Tugas Terstruktur Ilmu Ternak Perah_bernadus Bimantoro_d1e014110_a

    4/4

    Rangkuman Jurnal

    terutama pada sapi betina bibit dengan potensi produksi susu tinggi. 4ni dapat dilakukan

    menerapkan teknik 3adioimmunoassay 634A7 dengan mengkoleksi setiap dua minggu sekali dari

    serum# plasma dan contoh susu. $engan melakukan tes progesteron akan diketahui berbagai

    kondisi fisiologis reproduksi seperti dalam memonitoring onset dari pubertas# resumsi ovari

     postpartus# siklus estrus dan kebuntingan. 8leh karenanya terdapat tugas besar untuk 

    memperpendek indeks reproduksi sapi -0 domestik mendekati nilai yang direkomendasikan.

    ntuk menja,ab hal tersebut# diperlukan teknik analisa yang lebih tepat dan akurat# melakukan

     berbagai riset terkait dalam mencari ja,aban lebih spesifik terjadinya berbagai inferioritas

    kinerja reproduksi sampai taraf kondisi fisiologis reproduksi ternak. 2ajian berbagai faktor 

    eksternal seperti sistem pemberiaan pakan# manajemen reproduksi dan lingkungan pemeliharaan

    serta kontribusi pengaruh iklim 6temperatur dan humidity7 tentunya merupakan isu yang penting.

    2ajian performa reproduksi berdasarkan indeks fertilitas secara tradisional# meskipun

    demikian# masih sangat diperlukan pada sistem usaha sapi perah di 4ndonesia karena dapat

    dilakukan dengan tidak membutuhkan biaya besar dalam mendeteksi abnormalitas reproduksi

    ternak. $engan mengevaluasi berbagai indeks reproduksi sebagai faktor penentu kelahiran#

    diharap menjadi informasi cukup baik dalam mencari berbagai alternatif strategis agar sapi perah

    di peternak rakyat bisa menjalani kelahiran mendekati target interval setiap tahun.