6
TUGAS TEKNOLOGI BETON MERENCANAKAN CAMPURAN ADUKAN BETON DENGAN METODE TRIAL AND ERROR METODE OF MIX DESIGN (TEMD) ANGGOTA KELOMPOK : 1. BASKORO ADI. H (21010112060083) 2. RICO ONETRA (2101011206008) 3. RATIH !ASIS (21010112060086) ". GATOT PU#I (210101120600$") . M. SUBANDRI%O (21010112060108) PSDIII TEKNIK SIPIL UNI&ERSITAS DIPONEGORO 2013

TUGAS Tekton Rico

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik sipil undip

Citation preview

TUGAS

TEKNOLOGI BETONMERENCANAKAN CAMPURAN ADUKAN BETON DENGAN METODE

TRIAL AND ERROR METODE OF MIX DESIGN (TEMD)

ANGGOTA KELOMPOK :

1. BASKORO ADI. H

(21010112060083)

2. RICO ONETRA

(21010112060085)

3. RATIH WASIS

(21010112060086)

4. GATOT PUJI

(21010112060094)

5. M. SUBANDRIYO

(21010112060108)

PSDIII TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

MERENCANAKAN CAMPURAN ADUKAN BETON DENGAN METODE

TRIAL AND ERROR METODE OF MIX DESIGN (TEMD)Diketahui :

Kuat tekan

: 103 Npa

Jenis semen

: IV

Agregat kasar

: batu pecah dengan diameter 60mm Pasir : batu pecah : (25 : 75)%

Gradasi campuran sesuai curva

Mutu pekerjaan cukup ( baik )

Selam disyaratkan 120 mm

Berat jenis semen : 3,12 t/ Berat jenis pasir : 2,6 t/ Berat jenis batu pecah: 2,6 t/ Volume pori-pori max 1%

Modulus halus butir pasir 2,8

Langkah-Langkah Penyelesian :

Trial and error method of mix design atau cara coba-coba ini berdasarkan pada percobaan bukan berdasarkan perhitungan perencanaan, cara ini bertujuan untuk memperoleh campuran dengan pori-pori yang minimum atau kepadatan maximum ( ukuran butir agregat bervariasi sehingga volume pori kecil karna antar butiran dapat saling mengisi dan kemampatannya menjadi tinggi).Agregat halus dalam jumlah tertentu ditaburkan untuk mengisi rongga-rongga diantara butir-butir agregat kasar, dan sejumlah tertentu pasta semen dipakai untuk mengisi rongga-rongga antar butir-butir campuran agregat tersebut. Proporsi antara agregat halus terhadap agregat kasar ditetapkan dengn coba-coba, yaitu sampai diperoleh campuran yang mempunya berat satuan tertinggi.

Campuran agregat dengan cara ini menghasilkan proporsi agregat halus yang optimum sehingga membutuhkan semen minimum permeter kubik beton, dan juga mendapatkan harga beton termurah pada faktor air semen dan slam yang sama. Bila agregat halus lebih banyak mengakibatkan diperlukan semen lebih banyak untuk mencapai kelecakan / konsistensi adukan yang sama. Sebaliknya bila agregat halus lebih sedikit adukan menjadi kasar dan memerlukan semen lebih banyak untuk menghaluskannya.

Langkah cara coba coba ( trial and error method of mix design) adalah sebagai berikut :

1. Tetapkan faktor air semen, misalnya dengan berdasarkan kuat tekan rata-rata yang ingin diperoleh, misalnya dari grafik berikut :

2. Carilah proporsi antara agregat halus dan agregat kasar dengan cara coba-coba, sehingga diperoleh berat satuan campuran maksimum, dengan percobaan. Caranya ialah :

Mula-mula agregat kasar dimasukan kedalam bejana dalam lapisan yangtipis, kemudian ditaburkan agregat halus diatasnya, lalu diketuk-ketuk dengan pelan agar agregat halus masuk dalam rongga agregat kasar. Demikian diteruskan dalam lapisan-lapisan berikutnya. Proporsi agregat halus dan kasar dikatakan mencapai optimum bila berat satuan campurannya maksimum.

3. Carilah proporsi antara pasta semen dan agregat campuran sehingga diperoleh kelecakan ( diukur dengan percobaan selam) yang diinginkan, dengan percobaan. Percobaan dilakukan dengan memasukan sedikit demi sedikit pasta semen yang dibuat dengan faktor air semen yang sesuai dengan langkah 1 kedalam campuran agregat yang diperoleh dari langkah 2.4. Hitunglah berat masing-masing bahan yang masuk ke dalam adukan beton, kemudian dihitung pula proporsi antara bahan-bahan tersebut, yaitu : semen, air, agregat halus, dan agregat kasar.5. Benda uji diuji setelah mencapai usia tertentu, misalnya 28 hari, untuk mengetahui hasil kuat tekan.

6. Proporsi adukan beton diatur kembali bila hasilnya kurang memuaskan, misalnya dengan mengubah faktor air semen atau proporsi antara agregat kasar dan halusnya.

Perlu dicatat bahwa setiap hasil perhitungan perencanaan adukan beton harus dikontrol dengan uji coba berupa campuran percobaan untuk memastikan hasilnya. Hal ini dikarenakan bahan-bahan dasar beton sangat variable dan banyak dari sifat bahan tersebut tidak dapat diukur secara benar. Jadi sebenarnya, hitungan perencanaan adukan beton tersebut hanyalah perhitungan awal yang berguna untuk membuat campuran percobaan, agar hasil yang diperoleh dari campuran percobaan tidak menyimpang terlalu jauh.Contoh permasalahan :Misal dari perencanaan adukan diperoleh sebagai berikut ;

a) Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (fc) : 57Mpa

b) Faktor air semen

: 0,35

c) Jumlah semen permeter kubik beton

: 365 kg

Dengan dasar hasil perhitungan tersebut dibuat 3 adukan beton dengan faktor air semen masing-masing adalah 0,30 ; 0,35 ; 0,40. Masing-masing adukan dibuat di 3 silinder beton yang diuji pada umur 28 hari. Hasil uji tekan beton digambar seperti : dari gambar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa nilai faktor air semen yang tepat adalah 0,30 sehingga kebutuhan bahan maupun perbandingannya dihitung kembali dengan faktor air semen 0,30.Kelebihan :

Campuran agregat dengan cara ini menghasilkan proporsi agregat halus yang optimum sehingga membutuhkan semen minimum per meter kubik beton, dan juga mendapatkan harga beton termurah pada factor air-semen dan slam yang sama. Bila agregat halus lebih banyak mengakibatkan diperlukan semen lebih banyak untuk mencapai kelecakan/ konsistensi adukan yang sama. Sebaliknya bila agregat halus lebih sedikit adukan menjadi kasar dan memerlukan semen lebih banyak untuk menghaluskannya. Kekurangan :

Pada pelaksanaan langkah ke 2. Pelaksanaan ini mengandung resiko, karena apabila mengetuknya terlalu keras agregat kasar akan lari mengambang ke atas dan agregat halus turun menyusup ke bawah sehingga tidak jadi mengisi rongga-rongga sebagaimana yang diharapkan.