85
Pengukuran Dan Pengakuan Pelaporan dan Statemen Keuangan FSAB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan. Seperangkat Statemen Keuangan Tujuan pelaporan, krakteristik kualitatif, dan elemen – elemen keuangan akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk penuh statemen keuangan. FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut : 1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut 2. Laba untuk periode tersebut 3. Laba komprehensif untuk periode tersebut 4. Aliran kas selama periode tersebut 5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut Pengukuran 1 | Page

Tugas TA Sesion 4 Yang Sudah Digabungkan Semua Bahannya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Pengukuran Dan Pengakuan

Pelaporan dan Statemen KeuanganFSAB menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat penuh statemen keuangan.

Seperangkat Statemen KeuanganTujuan pelaporan, krakteristik kualitatif, dan elemen elemen keuangan akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk penuh statemen keuangan.FSAB menyatakan bahwa seperangkat statemen keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai berikut :

1. Posisi keuangan pada akhir periode tersebut2. Laba untuk periode tersebut3. Laba komprehensif untuk periode tersebut4. Aliran kas selama periode tersebut5. Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut

PengukuranPengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek tersebut. Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu objek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu objek.

PengakuanSecara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan.Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas ( jumlah rupiah ) hasil pengukuran ke dalam system akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam statemen keuangan.Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur pengakuan dalam bentuk standar akuntansi.

FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut :1. Definisi (definitions ) Suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.2. Keterukuran (measureability) Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.3. Keberpautan (relevance) Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.4. Keterandalan (reliability) Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral.

Pengukuran Akuntansi di Amerika SerikatKonsep pengukuran akuntansi yang dianut oleh kebanyakan perusahaan-perusahaan di Amerika adalah menggunakan pengukuran biaya historis. Pengukuran berbasis akrual dan aturan pengakuan transaksi sangat tergantung pada konsep pencocokan (matching consept). Salah satu yang unik bagi USA adalah jika metode LIFO digunakan bagi tujuan pajak federal, juga harus digunakan tujuan laporan keuangan. Jika cadangan LIFO material, harus diberi catatan atas laporan keuangan. Upward Valuation dari aset-aset jangka panjang tidak boleh diestimasi untuk kegunaan ekonomis dengan menentukan lamanya periode depresiasi dan amortisasi.Ekuitas Pemilik berdasarkan kontribusi modal dan laba ditahan yaitu semua laba/rugi sejak perusahaan didirikan, dikurangi distribusi dividen atau penarikan oleh pemilik dan penyesuian di periode berjalan. Distribusi saham kepemilikan diukur pada nilai pasar saham pada saat distribusi yang merupakan aturan mengikat bagi perusahaan.

Mengenai efek perubahan harga, APB merekomendasikan penyajian sesuai tingkat harga umum (tahun 1969), SEC mewajibkan perusahaan-perusahaan melampirkan data current-cost tertentu sebagai pelengkap (1976), kemudian FASB mengeluarkan SFAS no.33 yang isinya mewajibkan sekita 100 perusahaan besar USA melaporkan efek perubahan harga, yang kemudian peraturan ini dibekukan dikarenakan menyebabkan pengukuran efek perubahan tingkat harga tidak lagi dilaporkan ke publik sejak tahun 1985.

Krisis Industri simpan-pinjam selama dekade 1980-an terdapat berbagai usulan terutama SEC yang mendesak pemakaian pengukuran mark to market bagi aset yang disimpan dalam portofolio bank, karena selama masa resesi atau depresi akan mengurangi nilai aset jangka panjang tertentu.

Konsep Pengakuan dan Pengukuran Laporan KeuanganAsumsi akuntansi dalam model tradisional

Entitas Ekonomi (Economic Entity)Perusahaan bisnis bisa dipandang sebagai entitas ekonomi yang terpisah dan berbeda dari pemilik atau unit bisnis lainnya. Mengidentifikasi luas suatu entitas ekonomi secara pasti merupakan hal yang sangat sulit dengan semakin banyaknya jaringan anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan besar dan anak dari anak perusahaan yang dengan kaitan bisnis yang kompleks antara angota-anggotanya. Pada sisi lain, terkadang sulit untuk memisahkan transaksi personal yang dilakukan oleh pemilik dengan transaksi dari bisnis kecil.

Kelangsungan Usaha (Going Concern)Asumsi kelangsungan usaha ini mendukung penyusunan neraca yang melaporkan biaya yang dianggarkan untuk aktifitas di masa yang akan dating daripada nilai pasar dari property yang akan direalisasikan pada saat terjadi likuidasi sukarela atau penjualan terpaksa. Asumsi yang sama juga diperlukan dalam penyusunan laporan laba rugi, akan tetapi hanya untuk bagian pendapatan dan biaya yang dialokasikan.

Satuan Mata Uang yang Stabil (Stable Monetary Unit)Transaksi diasumsikan dapat diukur dalam satuan mata uang yang stabil, oleh karena asumsi diabaikan. bagi banyak akuntan, hal ini merupakan keterbatasan yang serius dari model akuntansi. Pada akhir 1970-an ketika tingkat inflasi AS mencapai dua digit, FASB mengadopsi sebuah standar (statement no. 33) yang mengharuskan pengungkapan tambahan untuk angka yang telah disesuaikan dengan inflasi. Namun, karena laju inflasi relalatif rendah selama 15 tahun terakhir, minat atas statement no.33 hilang, dan standar tersebut dibatalkan. Tentu saja beberapa Negara lain yang secara historis memiliki nilai inflasi yang cukup tinggi secara rutin mensyaratkan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Periode Akuntansi (Accounting Period)Oleh karena laporan keuangan diperlukan secara tepat waktu, umur dari entitas bisnis dibagi dalam periode akuntansi (accounting period) yang spesifik. Biasanya, tahun merupakan periode normal untuk pelaporan, ditambah dengan laporan keuangan sementara setiap kuartal. Banyak pemakai laporan keuangan menginginkan laporan yang cepat dan menganggap periode kuartalan terlalu lama. Namun di lain pihak, anyak pemimpin usaha AS terkadang menyatakan bahwa siklus pelaporan kuartalan ini terlalu singkat dan memaksa manajer berfokus pada keuntungan jangka pendek dibandingkan pertumbuhan jangka panjang. Banyak Negara lain seperti Inggris mensyaratkan laporan keuangan setengah tahun.

PENGUKURAN

Biaya Historis (Historical Cost)Merupakan harga setara kas untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan.Contoh: untuk unsur yang diukur dengan menggunakan biaya historis adalah nama bangunan, peralatan dan sebagian besar persediaan.

Biaya Pengganti Saat Ini (Current Repalacement Cost)Adalah harga setara kas yang bisa ditukarkan pada saat ini untuk membeli atau menggantikan barang atau jasa yang sejenis.Contoh: Beberapa persediaan yang mengalami penurunan nilai sejak diperoleh.

Nilai Pasar Saat Ini (Current Market Value)Harga kas yang setara dengan harga yang bisa didapatkan dengan menjual asset dalam kondisi penjualan biasa.Contoh: beberapa instrument keuangan

Realisasi Bersi (Realizable Value)Sejumlah kas yang diharapkan akan diterima dari konversi asset dalam aktifitas bisnis normal.Contoh: piutang dagang

Nilai Sekarang atau Nilai yang Didiskontokan (Present or Discounted Value)Jumlah arus masuk kas bersih di masa yang akan dating atau arus keluar yang didiskontokan ke nilai sekarang pada tingkat bunga yang sesuai.Contoh: Piutang jangka panjang

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

a. Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.b. Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.c. Prinsip penandingan (matching Principle). Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu. Beban diakui:

Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa, Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan. Jika tidak, terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa, Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: Depresiasi.

d. Prinsip Pengunkapan Penuh (Full Diclosure Principle)Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade-off penilaian, seperti:

Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.

Catatan atas Laporan Kuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.

Masalah-Masalah Dalam Kerangka KonspetualFASB Mencoba menujukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan penetapan standar, yaitu:Masalah 1: Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earning):

1. Pandangan asset/Liabilitas atau pandangan Neraca/Pandangan pemeliharaan ekuitasBerpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasala dari perubahan dalam asset dan liabilitas. Pendapatan adalah peningkatan asset dan penurunan liabilitas, sedangkan beban adalah pnurunan asset dan peningkatan liabilitas.Beberapa peningkatan dan penurunan dalam asset bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gain and losses)

2. Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/ Pandangan PenandinganBerpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper and matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di suatu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas: Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:i. Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualanii. Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi(Penyusutan)iii. Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi

Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Asset dan liabilitas (termasuk yang ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yng harus dibawa ke periode-periode di masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya distorsi keuntungan.

3. Pandangan Non-ArtikulasiDidasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda.Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat digunakan skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya.Salah satu contohnya dari pandangan non-artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca.

Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan asset/liabilitas atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan di antara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang fundamental:1) Pengukuran atribut-atribut asset dan liabilitas dan perubahan-perubahannyaAdalah penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahanperubahan tertentu dari asset dan liabilitas.

2) Proses PenandinganAdalah perubahan yang terjadi dalam asset dan liabilitas hanyalah konsekuensi dan akibat dari pendapatan dan beban. Hal ini telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti beban yang ditangguhkan, kredit yang ditangguhkan, dan cadangan dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan dan penetuan laba dengan benar.

Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK no.23

Dalam PSAK 23 nomor 8 sampai 12 juga dicantumkan aturan pengukuran dan pengakuan pendapatan sebagai berikut:08Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.

09Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

10Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari:(a)tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau(b)suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa. Perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga sebagaimana dijelaskan paragraf 28 dan 29.

11Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditi seperti minyak atau susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

12Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Misalnya, bila harga penjualan dari suatu produk termasuk jumlah yang dapat diidentifikasi untuk jasa purna jual, jumlah tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama periode di mana jasa tersebut dilakukan. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat kepada rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan. Misalnya, suatu perusahaan dapat menjual barang dan, pada saat yang sama, menyetujui perjanjian yang terpisah untuk membeli kembali barang tersebut di kemudian hari, sehingga meniadakan pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi tersebut; dalam hal ini, kedua transaksi tersebut diperlakukan bersamaan.ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGANAda tiga hal penting yang harus diingat dalam mempertimbangkan apakah suatu transaksi dapat dianggap sebagai elemen laporan keuangan, antara lain:1. Konsep pendapatan harus dianggap lebih luas daripada istilah pendapatan menurut akuntansi secara tradisional.2. Pengertian aset, liabilitas, ekuitas, menyangkut pada jumlah sumber kekayaan, klaim terhadap sumber-sumber tadi pada suatu waktu tertentu (per tanggal tertentu). Sedangkan pengertian pendapatan beban, keuntungan dan kerugian menyangkut pengaruh transaksi, kejadian selama periode tertentu (dari satu tanggal ke tanggal lain).3. Nilai aset, liabilitas, ekuitas dianggap berubah akibat pengaruh pendapatan, beban, keuntunganm kerugian.Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6, Financial Accounting Standards Board (FASB) telah mendefinisikan sepuluh elemen laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan posisi laporan keuangan dan hasil kinerja perusahaan. Elemen-elemen inilah yang nantinya akan membentuk struktur sebuah laporan keuangan. FASB mengklasifikasikan elemen-elemen laporan keuangan tersebut ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mencakup tiga elemen, yaitu:1. aset;2. liabilitas; dan3. ekuitas.Kelompok pertama ini menggambarkan jumlah sumber daya yang dimiliki perusahaan dan besarnya klaim atau tuntutan kreditor maupun pemilik modal terhadap sumber daya tersebut pada suatu waktu tertentu.

Adapun kelompok kedua mencakup mencakup tujuh elemen, yaitu:1. investasi oleh pemilik;2. distribusi kepada pemilik;3. laba komprehensif;4. pendapatan;5. beban;6. keuntungan; dan7. kerugian.Kelompok yang kedua ini menggambarkan transaksi dan peristiwa ekonomi yang memengaruhi kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan neraca dikenal dua pendekatan, yaitu:1. Articulated ApproachPada pendekatan ini, kedua laporan dianggap memiliki hubungan matematis dimana laba rugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu dengan asumsi tidak ada transaksi modal dan penyesuaian modal.

2. Non-Articulated ApproachPada pendekatan ini, hubungan antara neraca dan laba rugi dianggap tidak ada, minimal tidak otomatis dan masing-masing berdiri sendiri antara satu sama lain.Selisih antara pendapat dan keuntungan dengan beban dan kerugian, yaitu saldo laba/rugi bersih, dan ditutup ke akun modal atau laba ditahan, demikian juga dengan distribusi kepada pemilik (prive atau dividen) yang akan ditutup ke akun modal atau laba ditahan. Pendapatan, keuntungan, dan investasi oleh pemilik akan menambah modal, sedangkan beban, kerugian, dan distribusi kepada pemilik akan mengurangi modal. Saldo laba/rugi bersih yang disajikan dalam laporan laba rugi sebagai hasil penandingan antara beban dan kerugian dengan pendapatan dan keuntungan akan ditutup ke akun modal atau laba ditahan melalui ayat jurnal penutup. Seluruh elemen yang menyebabkan perubahan dalam saldo modal atau laba ditahan, yaitu laba/rugi bersih, investasi oleh pemilik, dan distribusi kepada pemilik akan disajikan dalam laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan. Dalam laporan ini akan tersaji secara jelas besarnya saldo modal atau laba ditahan pada akhir periode yang nantinya akan muncul di neraca. Seluruh akun neraca (permanent atau real account) tidak pernah ditutup dan saldonya mencerminkan hasil akumulasi dari semua perubahan. Interaksi antar seluruh elemen laporan keuangan inilah yang dinamakan sebagaimana artikulasi (keterkaitan) laporan keuangan, dimana angka-angka utama dari sebuah laporan keuangan berhubungan dengan saldo-saldo dari laporan lainnya.Berikut adalah definisi dari masing-masing kesepuluh elemen laporan keuangan sebagaimana yang telah dirumuskan oleh FASB dalam SFAC No. 6, Elements of Financial Statement of Business Enterprises :1. Aset (Assets)Adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Aset dipahami sebagai harta total. Aset dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Aset LancarAset lancar adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun, seperti kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Komponen aset lancar di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.

b. Investasi Jangka PanjangInvestasi jangka panjang adalah investasi dimana dana yang dimasukkan akan diputar dan baru dapat dicairkan setelah jangka waktu minimal satu tahun. Ada banyak bentuk investasi jangka panjang, antara lain:

1) properti;2) emas dan logam mulia;3) saham; dan4) reksadana.

Pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut:

1) Memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, seperti bunga, royalti, dividen, uang sewa, dll.2) Membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi dan kepentingan sosial.3) Mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan sebagian ekuitas perusahaan.4) Menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.5) Mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.6) Menjaga hubungan antar perusahaan.c. Aset TetapAset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dll.

d. Aset TakberwujudAset takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Jenis utama aset takberwujud adalah hak cipta, hak eksplorasi dan eksploitasi, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

e. Aset Pajak TangguhanPerbedaan temporer perlakuan akuntansi pada perusahaan dan perpajakan menimbulkan perbedaan temporer yang bisa berbentuk penambahan laba fiskal atau sebaliknya. Penambahan atau pengurangan laba berpengaruh pada besar pajak. Jumlah pajak penghasilan yang terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang inilah yang disebut aset pajak tangguhan (deferred tax assets). Dengan kata lain, aset pajak tangguhan berasal dari selisih temporer yang boleh dikurangkan dan kompensasi dari koreksi negatif yang menyebabkan penurunan jumlah laba sehingga berakibat turunnya jumlah pajak.

f. Aset LainAset lain adalah suatu aset yang mana menempatkan pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aset tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aset lancar, investasi atau penyertaan maupun aset takberwujud, seperti aset tetap yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan aset lancar lainnya. Oleh karena itu, disajikan dalam kelompok aset lain-lain.

2. Liabilitas (Liabitilies) Adalah pengorbanan atas manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari liabilitas suatu entitas pada saat ini, untuk menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lalu. Liabilitas terbagi atas tiga yaitu :

a. Liabilitas Lancar/Liabilitas Jangka PendekLiabilitas Lancar/Liabilitas Jangka Pendek adalah liabilitas yang pelunasannya dilakukan dalam waktu yang paling lama satu periode akuntansi yang akan datang. Menurut PSAK No. 1, suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:

1) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; dan2) jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.Elemen-elemen liabilitas lancar, antara lain:

a) Utang dagangLiabilitas yang timbul sebagai akibat dari perolehan barang dan jasa yang digunakan untuk operasi perusahaan.b) Utang weselMirip dengan utang dagang namun mempunyai jangka waktu yang lebih lama.c) Utang dividenDiakui pada saat dividen diumumkan oleh perusahaan. Utang dividen diakui sebesar jumlah dividen yang diumumkan.d) Pendapatan diterima di mukaPenerimaan kas dan setara kas dimana perusahaan belum memberikan manfaat ekonomis kepada pihak lain.e) Beban yang masih harus dibayarBeban yang sudah jatuh tempo atau telah diterima manfaatnya tetapi belum dibayar perusahaan. Bagian beban yang telah diakui sampai tanggal neraca namun jumlah beban secara keseluruhan belum jatuh tempo diakui sebagai beban yang masih harus dibayar, contohnya seperti utang beban gaji, utang beban bunga, dll.f) Utang pajak.Pajak yang terutang oleh perusahaan tetapi belum disetorkan ke kas negara.

b. Liabilitas Jangka PanjangLiabilitas jangka panjang adalah liabilitas yang pelunasannya melebihi satu periode akuntansi dan tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan dalam aset lancar. Elemen-elemen liabilitas jangka panjang, antara lain:

a) Utang obligasib) Utang wesel jangka panjangc) Utang jangka panjang lainnya

c. Liabilitas LainLiabilitas lain merupakan liabilitas yang bukan termasuk liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang, seperti:

a) Liabilitas pajak tangguhan, dimana terdapat aset pajak tangguhan maka pada sisi liabilitas dapat muncul liabilitas pajak tangguhan.b) Liabilitas kontinjen, merupakan kegiatan masa lalu mungkin menghasilkan suatu kemungkinan liabilitas di masa mendatang, meskipun liabilitas tersebut tidak ada secara nyata pada saat tanggal neraca, seperti asuransi pribadi dan garansi pinjaman.

3. Ekuitas (Equity) Adalah kepemilikan atau kepentingan residu dalam aset entitas, yang masih tersisa setelah dikurangi dengan liabilitasnya. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik. Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.

4. Investasi oleh Pemilik (Investment by Owners) Adalah kenaikan ekuitas (aset bersih) entitas yang dihasilkan dari penyerahan sesuatu yang bernilai untuk dari penyerahan sesuatu yang bernilai oleh entitas lain untuk memperoleh atau meningkatkan bagian kepemilikannya. Aset adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi investasi yang diterima dari entitas lain ini bisa juga meliputi jasa atau sebaliknya dalam bentuk pemenuhan atau konversi liabilitas entitas.

5. Distribusi kepada Pemilik (Distribution to Owners) Adalah penurunan ekuitas (aset bersih) entitas yang disebabkan oleh penyerahan aset, jasa, atau terjadinya liabilitas entitas kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan bagian kepemilikan (modal) entitas.

6. Laba Komprehensif (Comprehensive Income)Adalah perubahan dalam ekuitas entitas sepanjang suatu periode sebagai akibat dari transaksi dan peristiwa serta keadaan-keadaan lainnya yang bukan bersumber dari pemilik. Ini meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas yang terjadi sepanjang suatu periode, tidak termasuk perubahan yang diakibatkan oleh investasi pemilik dan distribusi kepada pemilik. Karena itu, laba komprehensif meliputi semua pendapatan, dan keuntungan, beban dan kerugian, yang dilaporkan dalam laba bersih, dan selain itu juga mencakup keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Pos-pos yang melewati laporan laba-rugi disebut sebagai laba komprehensif lainnya (other comprehensive income). Sebagian besar perusahaan menggunakan pendekatan laporan ekuitas pemegang saham untuk menyajikan informasi yang berhubungan dengan komponen laba komprehensif lainnya. Banyak perusahaan telah membuat laporan ekuitas pemegang saham, mereka menambahkan kolom-kolom baru untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan laba komprehensif tanpa biaya.

7. Pendapatan (Revenue)Adalah arus kas masuk aset atau peningkatan lainnya atas aset atau penyelesaian liabilitas entitas (atau kombinasi dari keduanya) dair pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. Menurut PSAK, pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Pendapatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Pendapatan dari kegiatan utama perusahaan (Operating Income)Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan, berarti pendapatan utama perusahaan dagang adalah hasil penjualan barang dagangan, maka pendapatan disebut penjualan (sales). Sedangkan kegiatan utama perusahaan jasa adalan menjual jasa yang menjadi bidang usaha perusahaan, berarti pendapatan utama perusahaan jasa penerimaan hasil penjualan jasa, maka pendapatan disebut pendapatan jasa.b. Pendapatan dari luar usaha atau bukan kegiatan utama (Non Operating Income)Pendapatan ini bersifat sampingan, terjadi sewaktu-waktu dan tidak berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan, seperti bunga, pendapatan dividen, jasa giro, laba penjualan aset tetap, keuntungan nilai tukar uang, hadiah, dan sebagainyac. Pos atau untung luar biasaKeuntungan kegiatan dari luar usaha atau bukan kegiatan utama yang sifatnya luar biasa baik kejadiannya maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa, sebagai contoh, perusahaan mendapatkan ganti rugi yang cukup besar karena menang dalam perkara pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten.

8. Beban (Expenses)Menurut PSAK, beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. FASB menerbitkan SFAC No. 6 yang mendefinisikan beban adalah arus keluar atau penggunaan aset lainnya atau timbulnya liabilitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode mulai dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktifitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.Beban dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Beban Usaha atau Operasi (Operating Expenses)Bagi perusahaan dagang, yang dimaksud beban usaha atau operasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan (harga pokok) dan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi. Sedangkan bagi perusahan jasa, yang dimaksud beban usaha atau operasi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan usaha dalam memberikan jasa. b. Beban Diluar Usaha (Other Expenses)Biaya-biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan, seperti biaya bunga, denda, rugi penjualan aset tetap dan sebagainya.

9. Keuntungan Adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi feriferal (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidental (transaksi yang terjadinya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan lainnya yang memengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

10. KerugianAdalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi feriferal (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidental (transaksi yang terjadinya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-keadaan lainnya yang memengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik. LAPORAN KEUANGAN ARUSKASTUJUANInformasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya . Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.

RUANG LINGKUPPerusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung pada aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producing activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk membagikan dividen kepada para investor. Pernyataan ini mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.

KEGUNAAN INFORMASI ARUS KAS Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam laporan arus kas, masing-masing didefinisikan sebagai berikut: Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue- producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan . Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KASLaporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Aktivitas OperasiJumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah: penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain; pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; pembayaran kas kepada karyawan; penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya; pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; ataub) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan .

Aktivitas Investasi Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah: pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri; penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain; perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan) . pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;

Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:1. dari catatan akuntansi perusahaan; atau2. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk: perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan; pos bukan kas lainnya; dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasidan pendanaan.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:

a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; danc) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode.

Aktivitas Pendanaan Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya o pelunasan pinjaman pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

PENYAJIAN LAPORAN ARUS KASLaporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas operasi Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini: (a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau (b) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depanf dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan,

Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas BersihArus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih: (a) penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan; dan (b) penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih: penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu tetap; penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya; dan pemberian dan pelunasan kredit.

Arus Kas dalam Valuta Uang Asing Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas anak perusahaan di luar negeri dijabarkan berdasarkan kurs transaksi pada tanggal arus kas.

Pos Luar Biasa Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasi sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara terpisah.

Bunga dan Dividen Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing harus diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus diklasifikasi secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.

Pajak Penghasilan Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.

Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak perusahaan dan Unit Bisnis lainnya Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak perusahaan atau unit bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai aktivitas investasi.Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya selama satu periode:

(a) jumlah harga perolehan atau pelepasan.(b) bagian nilai perolehan atau pelepasan yang dibayarkan dengan kas dan setara kas.(c) jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan.(d) jumlah aktiva dan kewajiban selain kas atau setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.

Transaksi bukan Kas Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.

STRUCTURE OF ACCOUNTING THEORYTujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefinisikan sebagai kumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.

Hakikat Struktur Teori Akuntansi Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, kerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan tehnik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :

1. Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan.2. Suatu pernyataan dari dalil-dalil dan konsep teoretis dari akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat unit akuntansi. Dalil dan konsep teoretis ini diturunkan dari pernyataan tujuan.3. Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdasarkan dalil-dalil maupun konsep teoretis.4. Sekelompok tehnik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.Hakikat Dalil, Konsep Teoretis, Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi :

Dalil Akuntansi ( accounting postulate )Adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.Konsep Teoretis ( theoretical concept )Merupakan pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.

Teknik Akuntansi ( accounting technique)Adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-tramsaksi dan kejadian-kejadian tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.Dalil-Dalil Akuntansi1) Dalil Entitas (Entity)Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau peruahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya. Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dar akuntansi yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh lembaga atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut dengan firm oriented.Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga tadi. Pengertian ini disebut dengan user oriented. Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para pemakainya. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :a) Kepentingan para pemakai laporanb) Sifat-sifat dari para pemakai laporanContoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan, Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa maunya teori akuntansi.2) Dalil Kelangsungan Usaha (going concern)Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.3) Dalil Unit Pengukuran (Unit Of Measure)Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :I. Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa mencatat informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit, angka-angka dan berorientasi pada masa lalu. Informasi non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya agar informasi yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan aspek kualitatif melalui berbagai instrumen laporan.

II. Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli. Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.

4) Dalil Periode AkuntansiMeskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hukum pajak penghasilan yang mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender, beberapa perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan. Studi empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.

KONSEP-KONSEP TEORETIS DARI AKUNTANSI1) Teori Proprietary/Teori KepemilikanMenurut teori proprietary, entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham". Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki aset dan sekaligus memiliki kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance sheet oriented). Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan mengukur perubahan hak dan kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya dianggap sebagai kenaikan atau penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen adalah pengambilan modal.Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti penyajian divide per share, earning per share, equity method dalam pencatatan perkiraan investasi pada perusahaan lain dan lain-lain.

2) Teori EntitasTeori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:

Aset = EkuitasAset= Utang+ Ekuitas Pemegang sahamAset adalah hak perusahaan, ekuitas menunjukkan sumber aset yang berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor dan pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat di mana perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control, risiko,dan likuidasi. Laba adalah milik perusahaan sebelum dibagikan kepada pemilik.Teori ini berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented). Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi setelah dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap sebagai hak milik perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak dan bunga pinjaman dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan kreditor. Oleh karena itu, bukan biaya.Beberapa pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :

a) Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini lebih baik dalam penentuan pendapatan dari pada FIFO di masa inflasi.b) Penyajian laporan keuangan konsolidasic) Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan konsep ini.

3) Teori Dana (Fund Theory)Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan kewajiban yang harus ditunaikan disebut fund yang masing-masing pos memiliki aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian teori dana menganggap bahwa unit usaha merupakan sumber ekonomi (dana) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset atau dana tersebut. Persamaan akuntansinya adalah:Aset = Pembatasan AsetDalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari mana dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku untuk organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).Berikut adalah delapan dana utama yang direkomendasikan bagi administrasi keuangan yang bagus dari suatu unit pemerintahan :1. Dana Umum2. Dana Pendapatan3. Dana Pelunasan Utang4. Dana Proyek Modal5. Dana Perusahaan6. Dana Perwalian dan AgensI7. Dana Layanan Antarpemerintah8. Dana Pungutan Khusus

4) The Enterprise TheorySejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor, pegawai dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini harus diperhatikan dalam penyajian informasi laporan keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangna hanya mementingkan informasi bagi pemilik perusahaan, tetapi juga pihak lainnya juga yang memberikan kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI1) Prinsip BiayaMenurut prinsip biaya, biaya perolehan / akuisisi atau biaya historis adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada saat barang tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai setelah amortisasi.Biaya menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip biaya dapat diterapkan dalam pengukuran utang dan modal.Prinsip biaya dijustifikasi oleh dalil objektivitas dan dalil kelangsungan usaha. Biaya perolehan adalah objektif dimana informasi yang dihasilkan dapat diuji kebenarannya.Dalil kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan usahanya, aktivitasnya secara tak terbata, sehingga mengeliminasi perlunya menggunakan nilai sekarang atau nilai likuidasi untuk penilaian aset.

2) Prinsip PendapatanPrinsip Pendapatan menspesifikasi hal-hal berikut ini :

1. Hakikat dari komponen-komponen pendapatan2. Pengukuran pendapatan3. Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan

Pendapatan telah diinterpretasikan sebagai :

1. Arus masuk aktiva besih yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa2. Arus keluar barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggan3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh usaha selama periode waktu tertentu

Pandangan-pandangan mengenai komponen pendapatan :

Pandangan Luas (komprehensif)Memasukkan semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan investasi Pandangan Sempit Memasukkan hasil dari aktivitas penghasil pendapatan dan mengeluarkan laba investasi serta keuntungan dan kerugian dari penjualan aktiva tetap. Pandangan ini mengharuskan pemisahan yang jelas antara pendapatan dengan keuntungan dan kerugian. Pengukuran PendapatanPendapatan diukur dalam hal ini adalah produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi wajar. Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer oleh perusahaan pelanggannya. Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan.Pada umunya, diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh tahapan dari seluruh siklus operasi (yaitu selam penerimaan pesanan, produksi, penjualan dan penagihan). Akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih kejadian penting untuk penentuan waktu pendapatan dan pengakuan laba.

Dasar Pengakuan Pendapatan:Pendapatan diakui secara umum diakui selama produksi dalam situasi berikut :

a) Pendapatan sewa, bunga, dan kondisi yang diakui ketika diperoleh, dengan adanya perjanjian atau kontrak sebelumnya yang menspesifikasikan peningkatan perlahan-lahan dalam klaim terhadap pelanggan.b) Seorang individu atau sekelompok orang yang memberikan jasa profesional atau jasa serupa dapat menggunakan basis akrual dengan lebih baik untuk pengakuan pendapatan, dengan adanya fakta bahwa hakikat dari klaim terhadap pelanggan adalah suatu fingsi dari proposi jasa yang diberikan.c) Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan konstruksi atau persentase penyelesaian.

Persentase penyelesaian dihitung sebagai:

a) Estimasi teknik dari pekerjaan yang dilakukan sampai tanggal tersebut dibandingkan dengan total pekerjaan yang akan diselesaikan dalam hal kontrakb) Total biaya yang terjadi sampai tanggal tersebut dibandingkan dengan total biaya yang diestimasikan untuk total proyek di dalam kontrak tersebut.c) Pendapatan atas kontrak biaya plus pembiayaan tetapd) Perubahan aktiva akibat pertumbuhan menimbulkan pendapatan

Dasar Kejadian Penting Waktu penjualan Penyelesaian produk Penerimaan pembayaran setelah penjualanDasar Penjualan, Dasar ini dibenarkan karena : Harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti Pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang, sehingga mengarah pada pengetahuan yang objektif atas biaya yang terjadi Dalam hal realisasi, penjualan merupakan kejadian pentingDasar Penyelesaian ProduksiUntuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang stabil dan harga yang stabil untuk komoditas standar.Dasar Pembayaran Untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika penjualan akan dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat diberikan kepada produk yang akan ditransfer.Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan.Pada umunya, diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh tahapan dari seluruh siklus operasi (yaitu selam penerimaan pesanan, produksi, penjualan dan penagihan). Akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih kejadian penting untuk penentuan waktu pendapatan dan pengakuan laba.

Dasar Pengakuan Pendapatan:Dasar Akrual Pendapatan diakui secara umum diakui selama produksi dalam situasi berikut :

a) Pendapatan sewa, bunga, dan kondisi yang diakui ketika diperoleh, dengan adanya perjanjian atau kontrak sebelumnya yang menspesifikasikan peningkatan perlahan-lahan dalam klaim terhadap pelanggan.b) Seorang individu atau sekelompok orang yang memberikan jasa profesional atau jasa serupa dapat menggunakan basis akrual dengan lebih baik untuk pengakuan pendapatan, dengan adanya fakta bahwa hakikat dari klaim terhadap pelanggan adalah suatu fingsi dari proposi jasa yang diberikan.c) Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan konstruksi atau persentase penyelesaian. Persentase penyelesaian dihitung sebagai:

A. Estimasi teknik dari pekerjaan yang dilakukan sampai tanggal tersebut dibandingkan dengan total pekerjaan yang akan diselesaikan dalam hal kontrakB. Total biaya yang terjadi sampai tanggal tersebut dibandingkan dengan total biaya yang diestimasikan untuk total proyek di dalam kontrak tersebut.

d) Pendapatan atas kontrak biaya plus pembiayaan tetape) Perubahan aktiva akibat pertumbuhan menimbulkan pendapatan

Dasar Kejadian Penting Waktu penjualan Penyelesaian produk Penerimaan pembayaran setelah penjualanDasar Penjualan, Dasar ini dibenarkan karena : Harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti Pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang, sehingga mengarah pada pengetahuan yang objektif atas biaya yang terjadi Dalam hal realisasi, penjualan merupakan kejadian pentingDasar Penyelesaian ProduksiUntuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang stabil dan harga yang stabil untuk komoditas standar.Dasar Pembayaran Untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika penjualan akan dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat diberikan kepada produk yang akan ditransfer.

3) Prinsip PengaitanPrinsip ini menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait yaitu pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait kemudian diakui. Asosiasi ini paling bak dilakukan ketika hal tersebut mencerminkan hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan.Asosiasi antara pendapatan dengan beban tergantung pada salah satu dari empat kriteria berikut ini :1. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu pendapatan (misalnya harga pokok penjualan dilaitkan dengan penjualan tersebut)2. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada periode tersebut (misalnya gaji pimpinan perusahaan untuk periode tersebut)3. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut (misalnya depresiasi)4. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali dapat ditunjukkan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki manfaat masa depan (misalnya beban iklan)Biaya Produksi barang jadi untuk dijualBiaya ini pada umumnya meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Proses 2 tahap digunakan untuk mempertanggungjawabkan biaya-biaya ini.1. Penilaian Persediaan2. Penentuan LabaMenetukan jumlah penilaian persediaan Metode Perhitungan Biaya PenuhMemperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk yang melekat ke produk tersebut, dibawa ke depan, dan dilepaskan sebagai biaya periode berjalan pada saat penjualan. Metode Perhitungan Biaya LangsungMemperlakukan biaya produksi variabel sebagai biaya produk dan seluruh biaya overhead manufaktur tetap sebagai periode berjalan.Pada umumnya, diakui bahwa perhitungan biaya langsung adalah lebih relevan bagi pengambilan keputusan internal.Aktiva Operasi dapat didepresiasikanKarena aktiva ini didepresiasikan, diasumsikan akan memberikan manfaat ke lebih dari satu periode, aktiva tersebut dikapitalisasikan pada biaya akuisisinya yang kemudian dialokasikan menggunakan dasar logis selama umur manfaat aktiva tersebut. Proses ini disebut: Depresiasi, untuk aktiva berwujud Deplesi, untuk aktiva yangg diwakili sumber daya alam Amortisasi, untuk aktiva tidak berwujudAkuntansi Depresiasi didefinisikan sebagai berikut :Akuntansi depresiasi adalah sistem akuntansi yang bertujuan unutk mendistribusikan biaya atau nilai dasar lainnya dari aktiva modal berwujud. Depresiasi tahun berjalan adalah bagian dari total beban dalam sistem semacam itu yang dialokasikan selam tahun tersebut. Metode depresiasi dapat didasarkan pada ;

1. Waktu, seperti metode garis lurus2. Output seperti metode jam jasa dan metode unit output.3. Beban depresiasi yang semakin menurun4. Konsep investasi dan bunga, seperti metode anuitas.

Aktiva operasi yang tidak didepresiasikanIni merupakan kelompok ketiga dari suatu aktiva dan biaya, disebut juga aktiva modal permanen, karena diasumsikan bahwa aktiva tersebut tidak dikonsumsi selama operasi dari bisnis tersebut.

Biaya penjualan dan administrasiAdalah seluruh biaya non manufakturyang diperlukan untuk memelihara organisasi penjualan dan administrasi dasar. Biaya tersebut diperlakuukan sebagai biaya pendidik, baik dalam perhitungan biaya langsung atau penyerapan.

4) Prinsip Objektivitas Akuntan menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan pilihan prosedur pengukuran. Tetapi prinsip ini memiliki interpretasi berbeda;

1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat tidak memihak dalam arti bebas dari bias pribadi si pengukur.2. Pengukuran objektuf adalah pengukuran variabel yang didasarkan pada bukti-bukti.3. Pengukuran objektif adalah kesepakatan diantara sekelompok pengamat atau pengukur tertentu4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagi indicator dari tingkat objektivitas pengukuran tersebut.

5) Prinsip Konsistensi Menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaliknya dicatat dan dilaporkan dengan cara konsisten dari periode ke periode. Konsisitensi adalah batasan pengguna untuk memfasilitasi keputusan pengguna dengan memastikandapat diperbandingkannya laporan keuangan darisuatu perusahaan sepanjang waktu, sehingga meningkatkan kegunaan laporan keuangan. Prinsip ini tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika prosedur alternative lebih baik. Sesuai dengan APB opinion No.20 perubahan yang membenarkan perubahan adalah;

1. Prubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi2. Perubahan dalam estimasi akuntansi3. Perubahan dalam entitas pelaporan.

6) Prinsip Pengungkapan PenuhPengungkapan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telahmemegaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi gunamembuatnya berguna dan menyesatkan bagi investor.Skinner menarik perhatian pada bebrapa masalah yang sebaiknya menjadi subjek dari pengungkapan penuh:

1. Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian dibutuhan dalam penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut bersifat khusus bagi entitas pelaporan tersebut, atau ketiak metode akuntansi alternative digunakan.2. Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk mengindikasikan hak dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas pelaporan.3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau meetode penerapannya dan dampak dari perubahan semacam itu.4. Aktiva, keajiban, biaya, dan pendpatan, yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan pengendalian dengan direktur atau pjabat yang memiliki huungan istimewa dengan entitas tersbut.5. Aktiva, kewaiban, dan komitmen kontijen.6. Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca yang memiliki dampak material terhadap possi keuangan entitas terebut.

7) Prinsip KonservatismeAdalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan andal. Menganggap ketika mimilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap euitas pemegang saham. Prinsip ini mengharuskan akuntan memiliki sikap pesimistis secara umumketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan.Sterling menyebut konservatisme sebagai prinsip penilaian akuntansi yang paling kuno dan mungkin paling bertahan. Konservatisme masih digunakan dalam beberapa situasi yang memerlukan penilaian akuntan, seperti memilih umur estimasi manfaat dan nilai sisa dari aktiva untuk akuntansi depresiasi dan konsekuensi aturan dari penerapan kosep.

8) Prinsip MaterialitasAdalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang memiliki dampak ekonomi yang signifikan dapat ditangani secara cepat, tanpa memdulikan apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Secara umum otoritas akuntansi telah meninggalkan penerapan materialitas kepada penilaian akuntan, dan pada saat yang sama menekankan pentingnya hal tersebut. Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional. Kebanyakan menekankan padaperanan akuntan dalam menginterpretasikan apa yang material dan apa yang tidak.

9) Prinsip Keseragaman Dan KomparabilitasMengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi yang berhubungan oleh perusahaan selam waktu tertentu; prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang smaoleh perusahaan yang berbeda. Tujuan utama adalah mencapai komparabilitas lapoan keuangan dengan mengurangi keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda. Dukungan utama untuk keseragaman adalah klaim bahwa hal itu akan :

1. Mengurangi mengurangi keragaman penggunaan prosedur akuntansi dan ketidakcukupan praktik akuntansi.2. Memungkinkan perbandingan yang berarti atas lapran keuangan dari perusahaan yang berbeda3. Memperbaiki kepercayaan dalam laporan keuangan.4. Mengarah pada intervensi dan speraturan pemerintah mengenai praktik akuntansi.

10) Ketetapan waktu dari laba dan konservatisme akuntansiKetetapan waktu dari laba akuntansi telah di definisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi priode sekarang memasukkan laba ekonomi priode sekarang. Sementara laba ekonomi dan laba akuntansi yang di jumlahkan selama umur dari perusahaan identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek.

kebenaran dalam akuntansiKurangnya keprihatinan akan kebenaran dalam selalu menjadi masalah utama dalam literatur akuntansi. Keprihatinana menurut K.Macneal pada tahun 1939

selama lebih dari empat ratus tahun sejak publikkasi buku pacioli mengenai pembukuan dengan ayat jurnal berpasangan pada tahun1945, metode akuntansi, serta laporan akuntansi telah di dasarkan pada kemudahan dan bukannya pada kebenaran.

a) pemikiran mengenai kebenaran dalam filosofi Ada beberapa teori tentang kebenaran antara lain :

1) Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai kesesuaian ketika proposissi tersebut adalah benar jika sesuai dengan fakta.

2) Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai koherensi ketika proporsi tersebut adalah benar karena koheren dengan proporsi lain. Proporsi tersebut harus saling mendukung satu sama lain.

3) Hal tersebut dapat berupa kebenaran sebagai apa yang berlaku mengimplikasikan bahwa proporsi yang benar adalah apa yang berlaku.

b) kemungkinan akan kebenaran dalam akuntansi a. Kebenaran sebagai netralisasiUntuk dapat melaporkan kebenara, akuntansi perlu menghindari dimasukkannya ias. Hal tersebut mungkin saja sulit. Berikut adalah beberapa komenar:

Pertama, kesulitannya adalah mengetahui fakta. Kedua, kesulitan untuk menggambarkannya. Sekarang sangat dipahami bahwa catatan kejadian tidak dipisahkan dari si pencatatat. Tidak ada sejarah yang tidak mengandung bias.

Separuh lain dari permasalahan adalah penggunaan yang benar dari kata-kata. Hal ini bukanlah bakat yang dimiliki oleh setiap orang, dan sekarang ini sesorang dapat dengan benar menyimpulkan bahwa semakin sedikit orang yang memilikinya dibandingkan dengan sebelumnya. Banyak masalah yang akan dikomunikasikan dalam sekelompok akun adalah pada hakikatnya sulit atau kabur (misalnya, hampir semua hal yang berkaitan dengan pajak); beberapa sangat sulit (misalnya, kewajiban akibat jaminan atau kontinjensi); beberapa, sebagaimana dijelaskan diatas, bersifat tidak pasti; dan untuk menjelaskan tingkat ketidakpastian yang tepat adalah mencari kemampuan verbal. Untuk menghindari dimasukkannya bias dalam pengetahuan, gambaran, dan komunikasi fakta, akuntan diharapkan bersikap netral. Netralitas (neutrality) dianggap sebagai karakteristik kualitatif penting dari informasi akuntansi.

b. Kebenaran sebagai objektivitasUntuk menetapkan akurasi dari atribut-atribut yang diukur, akuntan telah mengandalkan prinsip objektivitas sebagai suatu cara untuk membenarkan prosedur pilihan mereka. Tetapi, objektivitas (objectivity) telah memperoleh paling tidak empat arti yang mungkin:

1) Pengukuran yang impersonal atau berada di luar pikiran dari orang yang melakukan pengukuran.2) Pengukuran yang didasarkan pada bukti yang dapat diverifikasi.3) Pengukuran berdasarkan suatu kesepakatan dari para ahli yang memiliki kualitas.4) Kecilnya penyebaran statistik dari pengukuran atribut ketika dilakukan oleh pengukur yang berbeda.

Arti pertama objektivitas mengacu pada kebenaran sebagai netralitas sebagaimana dibahas sebelumnya dalam bab ini. Arti kedua mengacu pada kebutuhan akan bukti sebagai pengujian atas akurasi dari informasi tersebut. Arti ketiga mengacu pada kebutuhan akan bukti kesepakatan sebagai pengujian atas akurasi dari informasi tersebut. Arti keempat mengacu pada kecilnya penyebaran dari nilai pengukuran di sekitar titik tengah atau angka rata-rata. Arti keempat ini adalah kriteria objektivitas yang paling menarik. Arti tersebut muncul dari tendensi para ahli teori akuntansi untuk memberikan karakteristik nilai rata-rata atau nilai yang diperkirakan dari distribusi probabilitas kepada informasi akuntansi.

c. Kebenaran, objektivitas, dan keandalanBagian informasi bisa dianggap sebagai dapat diverifikasi berdasarkan kecilnya nilai pengukuran penyebaran disekitar titik tengah namun pada saat yang bersamaan menjadi kurang dapat diandalkan karena faktor bias.Keandalan mengacu pada kualitas yang memungkinkan pengguna daya untuk mengandalkannya dengan penuh keyakinan sebagai perwakilan dari apa yang diwakili oleh data tersebut. Dengan demikian, keandalan informasi tergantung pada tingkat kejujuran dalam penyajian suatu kejadian. Keandalan akan berbeda antar pengguna, tergantung pada tingkat pengetahuan mereka akan aturan-aturan yang digunakan dengan tingkat keandalan yang berbeda. Dalam konteks kerangka konseptual, supaya dapat diandalkan, informasi harus dapat diverifikasi, netral, dan disajikan dengan jujur.

d. Kebenaran, objektivitas dan kekerasanBagian sebelumnya dari kebenaran, objektivitas, dan keandalan fokus pada perbandingan antara apa yang dilakukan oleh akuntan dengan apa yang diharapkan pengguna ukuran keuangan untuk dilakukan oleh akuntan. Bagian ini adalah perbandingan antara perbandingan antara berbagai kelompok akuntan yang berbeda. Hubungan tersebut adalah antara objektivitas dengan tingkat kekerasan (hardness). Objektivitas dalam kasus ini adalah tingkat kesepakatan yang tinggi antara beragam kelompok akuntan, dalam pengertian bahwa kelompok akuntan yang berbeda menghasilkan yang berbeda menghasilkan sekelompok ukuran dengan titik tengah u yang sama dan varians 62 yang sama, dengan adanya netralitas mereka dalam hal kepentingan mereka atas hasil dari pengukuran tersebut. Tetapi, tingkat kekerasan mengasumsikan lingkungan kompetitif yang sedemikian rupa sehingga insentif yang berbeda dapat mendorong kelompok akuntan yang berbeda untuk menghasilkan kelompok ukuran yang berbeda. Distribusi yang dihasilkan dari seluruh kelompok akan memiliki distribusi yang lebih lebar dibandingkan dengan distribusi awal. Ijiri menunjukan bahwa tingkatan penyebaran dalam distribusi gabungan oleh pengukur yang bias adalah lebih besar dibandingkan dengan tingkatan dispersi oleh pengukur netral dengan jumlah yang proporsional langsung terhadap ukuran dari bias yang dimasukkan ke dalam insentif tersebut.

e. Kebenaran dan peran akuntansiJenis kebenaran yang disampaikan dalam praktik dan wacana akuntansi dapat bersifat kontinjen terhadap peran yang sebenarnya dimainkan oleh akuntansi dalam organisasi. Tentu saja terdapat peran tradisional sebagai alat bantu yang berguna bagi pengambilan keputusan yang rasional dengan pandagan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas organisasional. Kebenaran dalam akuntansi pada konteks tradisional ini adalah untuk menyediakan angka-angka akuntansi yang berguna dan diketahui berdasarkan aturan-aturan yang berbasis teknis. Namun, tanpa mengabaikan bukti bahwa angka akuntansi mungkin tidak digunakan seluas yang dianggap oleh peran tradisional, literatur memberikan perbedaan antar peran informasi akuntansi yang riil/aktual secara tradisional dan yang didukung/diartikulasikan/dimaksudkan secara nontradisional yang menyarankan jenis kebenaran yang berbeda yang disampaikan oleh informasi akuntansi. Dampaknya, pemeriksaan atas setiap peran akuntansi akan menunjukkan perpindahan perlahan-lahan dari akuntansi sebagai potret netral atas realitas ekonomi ke akuntansi sebagai penerjemah atas interaksi antara beragam sumber kekuatan. Misalnya saja, Lars Samuelson menggambarkan koeksistensi dari pernyataan yang berbeda atas peran anggaran pada titik waktu yang sama adalah sebagai berikut:

Menurut pandangan ini, manajemen senior sering kali mengartikulasikan satu peran anggaran tetapi para penyusun anggaran kemudian menganggap bahwa mungkin yang dimaksudkan adalah peran lain yang sangat berbeda, dimana tindakan manajemen senior yang lebih mengikuti peran yang terakhir dibandingkan dengan peran yang pertama. Pernyataan yang saling berlawanan atas peranan anggaran disini dilihat sebagai faktor utama yang mendasari baik sikap maupun perilaku yang berorientasi pada sistem pengendalian anggaran.

Secara serupa, Shahid Ansari dan K.J. Euske mengklasifikasikan peran akuntansi yang berbeda dengan menekankan pada dua dimensi: dikotomi internal-eksternal yang tradisional atas penggunaan informasi akuntansi, dan fokus pada proses organisasional yang selaras baik dengan perspektif rasional maupun teknis.

f. Mustahilnya kebenaran dalam akuntansiKebenaran dalam akuntansi mengimplikasikan kebutuhan untuk menghindari kerahasiaan. Kerahasiaan (secrecy) adalah tindakan menutupi fakta atau menahan informasi mengenai hal tersebut atau bukti mengenai hal tersebut agar tidak sampai ke publik yang berkepentingan yang dapat memperoleh manfaat dari mengetahui hal tersebut. Pertimbangan moral berlawanan dengan kerahasiaan. Sebagaimana dinyatakan oleh Sissela Bok,

Dengan adanya legitimasi atas pengendalian terhadap kerahasiaan dan keterbukaan, serta bahaya yang dibawa oleh pengendalian tersebut terhadap semua pihak yang terlibat, maka tidak mungkin terdapat dugaan baik yang mendukung maupun yang melawan kerahasiaan secara umum. Kerahasiaan berbeda dalam hal ini dengan kebohongan, pelanggaran janji, kekerasan, dan praktik-praktik lain untuk mana beban pembuktian berada di pundak mereka yang tergantung pada hal tersebut. Sebaliknya, kerahasian berbeda dari kebenaran, pertemanan, dan praktik-prakttik lain yang memiliki anggapan yang menguntungkan.

Kerena akuntan tidak memiliki kebebasan untuk mengungkapkan rahasia yang dapat menguntungkan pengguna, maka hal tersebut menimbulkam pertanyaan mengenai keterbatasan dari kebenaran naratif dalam akuntansi dibandingkan dengan kebenaran historis.

Telah dinyatakan dengan jelas bahwa kebenaran dalam akuntansi adalah cita-cita yang mustahil; cita-cita tersebut tidaklah dapat dicapai.60 | Page