19
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan- perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Berikut ini beberapa ilmuwan yang mengungkapkan tentang batasan-batasan perubahan sosial. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi- modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi- modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.

Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT

Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan

sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju

ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada

kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga

membingungkan manusia yang menghadapinya. Berikut ini beberapa ilmuwan yang mengungkapkan

tentang batasan-batasan perubahan sosial. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial

sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi

geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya

penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.

Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang

terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab

intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah

segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang

memengaruhi  istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara

kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam

masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.

Page 2: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

A. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya dan Penyebabnya

Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut ini.

1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat

Perubahan lambat disebut juga evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat

dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan

dengan pertumbuhan masyarakat. Contoh perubahan evolusi adalah perubahan pada struktur

masyarakat. Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, namun karena

masyarakat mengalami perkembangan, maka bentuk yang sederhana tersebut akan berubah menjadi

kompleks. Perubahan cepat disebut juga dengan revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-

unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali

perubahan revolusi diawali oleh munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-

ketegangan tersebut sulit dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan.

Terjadinya proses revolusi memerlukan persyaratan tertentu. Berikut ini beberapa persyaratan yang

mendukung terciptanya revolusi.

a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.

b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat tersebut.

c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.

d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.

e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas

masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan

revolusi.

Contoh perubahan secara revolusi adalah gerakan Revolusi Islam Iran pada tahun 1978-1979 yang

berhasil menjatuhkan pemerintahan Syah Mohammad Reza Pahlevi yang otoriter dan mengubah

sistem pemerintahan monarki menjadi sistem Republik Islam dengan Ayatullah Khomeini sebagai

pemimpinnya.

2. Perubahan Kecil dan Perubahan BesarPerubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian. Sebaliknya, perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.

Page 3: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan

atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di

masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu

seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan

masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial.

Contoh perubahan yang dikehendaki adalah pelaksanaan

pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya

perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan

Orde Reformasi. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak

direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan

pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-

akibat sosial yang tidak diharapkan.

Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan

adalah munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke

Orde Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.

4. Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang

berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.

a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)

Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)

1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.

2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat

baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan

lama (invention).

3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.

4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-

perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan

pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan

pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan

negara hingga tatanan dalam keluarga.

b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)

Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.

Page 4: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa

masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah

kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal

yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan

alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar

juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola

kelembagaannya.

2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang

antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat

memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.

3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan

menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka

disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural

animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka

akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau

diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

B. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan

a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain

Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.

b . Sistem Pendidikan Formal yang Maju

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama

membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan

memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat

memenuhi perkembangan zaman atau tidak.

c . Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik

lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.

Page 5: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

d . Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang 

Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat

merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan

agarsemakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.

e . Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada

anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin

hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat

mengembangkan kemampuan dirinya.

f . Heterogeni

Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar

belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan

mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan

kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan

pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam

masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan

sosial.

g . Orientasi ke Masa Depan

Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju

dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan

tuntutan zaman.

h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu

Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa

perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.

i . Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya

Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas

dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan

a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-

perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan

masyarakat menjadi statis.

b . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan 

Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya

masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh

masyarakat lain (terjajah).

Page 6: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional 

Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau

dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan

perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang

bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif (kolot).

d . Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas

Kebudayaan

Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan

menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat

berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau

kebudayaan yang telah ada.

e . Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan Kuat ( Vested Interest

Interest)

Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan menghambat terjadinya perubahan.

Golongan masyarakat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan

statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya proses perubahan.

f . Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)

Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.

g . Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha

yang berlawanan dengan ideologi

masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat

tersebut.

h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar 

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi

anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit

untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap

perkembangan dan perubahan kebudayaan. Misalnya,

memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses

pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit

atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.

i . Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya

Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah pandangan pesimistis. Masyarakat

cenderung menerima kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang

Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan kehidupan manusia.

Page 7: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

C. Perilaku Masyarakat sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya akan mengubah adat, kebiasaan, cara

pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah dijelaskan di

depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal

positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja

memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal

positif atau bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya.

1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan

perkembangan zaman.

2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.

3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas manusia.

4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan ideal.

Berikut ini hal-hal negatif atau bentuk ke-munduran akibat adanya perubahan sosial budaya.

1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai

dengan kaidah budaya-budaya nasional.

2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan

kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau

kesenjangan budaya).

3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.

4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-

royong di dalam kehidupan masyarakat kota.

Page 8: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

D. Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial dan Budaya

Apapun bentuk perubahan sosial budaya akan menghasilkan suatu bentuk, pola, dan kondisi

kehidupan masyarakat yang baru. Kalian sebagai pelajar tentu harus bisa menentukan sikap

terhadap dampak perubahan sosial budaya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.  Sikap apriori

yang berlebihan tentu saja tidak perlu kalian kedepankan,

mengingat sikap tersebut merupakan salah satu penyebab

terhambatnya proses perubahan sosial budaya yang berujung

pada terhambatnya proses perkembangan masyarakat dan

modernisasi. Demikian juga dengan sikap menerima setiap

perubahan tanpa terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan

membuat kita meniru (imitasi) terhadap setiap perubahan

sosial budaya yang terjadi, meskipun perubahan tersebut

mengarah pada perubahan yang bersifat negatif. Kalian

diharapkan mampu memiliki dan mengembangkan sikap kritis

terhadap proses perubahan sosial budaya yang terjadi di

masyarakat. Perubahan sosial budaya yang bersifat positif dapat kita terima untuk memperkaya

khazanah kebudayaan bangsa kita, sebaliknya perubahan sosial budaya yang bersifat negatif harus

kita saring dan kita cegah perkembangannya dalam kehidupan masyarakat kita. Dalam

pelaksanaannya, kalian harus mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memperluas

pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma

kehidupan bangsa yang luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.

Page 9: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

A Modernisasi dan Globalisasi

Di era modernisasi dan globalisasi bangsa-bangsa di dunia tidak dapat menutup diri dari pergaulan

dengan bangsa-bangsa lain. Pergaulan itu membawa pengaruh bagi bangsa yang berinteraksi.

1. Pengertian Modernisasi

Modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang

tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.

Pengertian modernisasi berdasar pendapat para ahli adalah sebagai berikut.

a. Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang

tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis

dan politis.

b. Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang

didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku

Sosiologi: suatu pengantar) Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern

mencakup pengertian sebagai berikut.

a. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat

penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.

b. Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam

masyarakat.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu,

yaitu sebagai berikut.

a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.

b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.

c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau

badan tertentu.

d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara

penggunaan alat-alat komunikasi massa.

e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti

pengurangan kemerdekaan.

f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

2. Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi

secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Khususnya, globalisasi terbentuk oleh adanya

kemajuan di bidang komunikasi dunia. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya

batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Globalisasi terjadi karena faktor-faktor

nilai budaya luar, seperti:

a. selalu meningkatkan pengetahuan; f. etos kerja;

b. patuh hukum; g. kemampuan memprediksi;

Page 10: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

c. kemandirian; h. efisiensi dan produktivitas;

d. keterbukaan; h. keberanian bersaing; dan

e. rasionalisasi; i. manajemen resiko.

Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:

a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan;

b. lembaga keagamaan;

c. indutri internasional dan lembaga perdagangan;

d. wisata mancanegara;

e. saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional;

f. lembaga internasional yang mengatur peraturan internasional; dan

g. lembaga kenegaraan seperti hubungan diplomatik dan konsuler.

Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang

dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang

tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak

globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan

masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental. Unsur globalisasi yang sukar diterima

masyarakat adalah sebagai berikut.

a. Teknologi yang rumit dan mahal.

b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.

c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.

a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.

b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.

c. Pendidikan formal di sekolah.

Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial

dan budaya suatu masyarakat.Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai

berikut.

a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.

b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.

c. Pendidikan formal di sekolah.

B Dampak Modernisasi dan Globalisasi terhadap Perubahan Sosial dan Budaya

1. Dampak Positif

Dampak positif modernisasi dan globalisasi tersebut sebagai berikut.

Page 11: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap

masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam

beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan

salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.

a. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.

Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang

ada.

b. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi

membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk

sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai

menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja,

dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus

modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan

individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

C Respons Masyarakat terhadap Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, ada masyarakat yang dapat menerima dan

ada yang tidak dapat menerima. Masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan biasanya masih

memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masyarakat yang tradisional mengandung unsur-unsur

dibawah ini:

1. bersifat sederhana,

2. memiliki daya guna dan produktivitas rendah,

Page 12: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

3. bersifat tetap atau monoton,

4. memiliki sifat irasional, yaitu tidak didasarkan pada pikiran tertentu.

Sedangkan perilaku masyarakat yang tidak bisa menerima perubahan sosial budaya, di antaranya

sebagai berikut.

1. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk berhubungan dengan

masyarakat lain;

2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada;

3. Takut akan terjadi kegoyahan dalam susunan/struktur masyarakat, jika terjadi integrasi

kebudayaan;

4. Berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan idielogi

masyarakat yang sudah ada

Masyarakat tradisional cenderung sulit menerima budaya asing yang masuk ke lingkungannya,

namun ada juga yang mudah menerima budaya asing dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur

budaya asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya. Pada umumnya, unsur budaya

yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat adalah, jika:

1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar,

2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat,

3. unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur

tersebut.

Unsur budaya yang tidak dapat diterima oleh masyarakat adalah:

1. unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,

2. unsur kebudayaan yang dipelajari taraf pertama proses sosialisasi.

Sebaliknya, masyarakat modern yang memiliki pola pikir yang berbeda. Unsur yang terkandung

dalam pola pikir masyarakat modern adalah:

1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,

2. berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas, serta

3. tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.

Page 13: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

Lembaga sosialLembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu

jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan

antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan

keteraturan hidup.

Fungsi lembaga sosial adalah untuk memberikan pedoman kepada anggota masyarakat

tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan

pokok, menjaga keutuhan dari masyarakat, sebagai paduan masyarakat dalam mengawasi tingkah

laku anggotanya.

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social

institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial. Hal ini dikarenakan social institution merujuk

pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Ada pendapat lain mengemukakan

bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-

aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata

serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalamkehidupan

bermasyarakat.

Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosialyang diambil dari

bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut.

Perkembangan Lembaga Sosial

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan

bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh

karena manusiadalam hidupnya memerlukan keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan hidup

bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma

tersebut dibuat secara sadar.

Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial. Namun, tidak semua norma-

norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah

lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.

Page 14: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau institutionalized, yaitu

proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan

itu terjadi. Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah

kebiasaan dalam masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan

dalamkehidupan bersama.

Syarat Norma Terlembaga

Menurut H.M. Johnson suatu norma terlembaga (institutionalized) apabila memenuhi tiga syarat

sebagai berikut:

1. Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma tersebut.

2. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut.

3. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat.

Dikenal empat tingkatan norma dalam proses pelembagaan, pertama cara (usage) yang menunjuk

pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi

suatu kebiasaan (folkways), yaitu perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan

tertentu. Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma pengatur

kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan dan jika terjadi

penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata kelakuan yang semakin kuat

mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan

semacam ini disebut adat istiadat (custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat,

maka ia akan mendapat sanksi yang lebih keras. Contoh, di Lampung suatu keaiban atau pantangan,

apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena rindu yang tidak tertahan,

akibatnya ia dapat dikucilkan dari hubungan bujang-gadis karena dianggap tidak suci.

Keberhasilan proses institusinalisasi dalam masyarakat dilihat jika norma-norma kemasyarakatan

tidak hanya menjadi terlembaga dalam masyarakat, akan tetapi menjadi terpatri dalam diri secara

sukarela (internalized) dimana masyarakat dengan sendirinya ingin berkelakuan sejalan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Lembaga sosial umumnya didirikan berdasarkan nilai dan norma dalam masyarakat, untuk

mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang isebut norma sosial yang

membatasi perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk

suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang

telah mengalami proses penerapan ke dalam institusi atau institutionalization menghasilkan lembaga

sosial.

Page 15: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

Ciri dan Karakter

Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah ciri dan

karakter yang dapat dikenali.

Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General

Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut:

1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui

aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata

kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang

fungsional.

2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga

sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka

sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.

3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah

pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan

lain- lain.

4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial.

Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk

lembaga agama.

5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu.

Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang

bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu

kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.

6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib,

dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.

Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari

lembaga sosial. Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai

berikut.

1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.

2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.

3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan

yang ada dan ini disadari anggotanya.

Page 16: Tugas Sosiologi (Perubahan Sosial, Modernisasi Globalisasi Dan Lembaga Sosial)

4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial

satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.

5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun

dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang

diharapkan.

6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas

dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.

7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.

8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.

9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.

Syarat Lembaga Sosial

Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk menjadi lembaga

sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Persyaratan tersebut antara lain :

1. Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat yang hidup

dalam ingatan maupun tertulis.

2. Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan

menurut sistem norma-norma tersebut.

3. Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks kebutuhan tertentu,

yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.

4. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.

5. Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompok- kelompok yang

bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu yang lama.