Tugas Seminar Alat Peraga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penggunaan blok aljabar dalam pembelajaran persamaan kuadrat

Citation preview

  • PENGGUNAAN BLOK ALJABAR

    DALAM PEMBELAJARAN PERSAMAAN KUADRAT

    Endah Putriningtyas

    Program Studi Tadris Matematika

    Institud Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

    E-Mail : [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang antusiasme dari siswa dalam

    proses belajar. Hal ini dikarenakan model pembelajaran yang digunakan bersifat

    konvensional, sehingga sebagian besar siswa beranggapan bahwa matematika itu

    pelajaran yang rumit dan membosankan, akibatnya pemahaman konsep yang

    kurang. Di dalam menyelesaikan masalah matematika dibutuhkan pemahaman

    konsep dan prosedur yang baik. Salah satu cara yang tepat untuk membangun

    ssemangat siswa adalah model pembelajaran dengan alat peraga. Blok aljabar

    merupakan alat peraga yang berbentuk bangun persegi dan persegi panjang.

    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

    matematika dengan bantuan blok aljabar pada penyelesaian persamaan kuadrat

    dalam bentuk pemfaktoran terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini

    adalah prestasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan alat peraga blok aljabar

    lebih baik daripada prestasi belajar siswa tanpa menggunakan alat peraga blok

    aljabar.

    Kata Kunci : Blok Aljabar, Persamaan Kuadrat, Prestasi Belajar

  • ABSTRACT

    This research backgrounded by insufficiently enthusiasm of student in

    processes studying. It because of learning model that is utilized gets conventional

    character, so a large part student gets that assumption that mathematics study is

    elaborate and palling, accordingly understanding concept which insufficiently. In

    troubleshoot understanding needed mathematics concept and good procedure. One

    of the ways in point to build student spirit is model learning with display tool.

    Algebra block constitute display tool that gets to form square build and length

    square. To the effect in this research is subject to be know mathematics learning

    influence with help obstructs algebra on square equation working out in shaped

    factor to students learned achievement. This observational result is achievement

    study student in learning with display tool obstructs better algebra than student

    studying achievement without utilize display tool obstructs algebra.

    Key Word : Algebra block, Square equation, Learned achievement

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Matematika merupakan subyek yang sangat penting dalam sistem

    pendidikan di seluruh dunia. Berbagai bentuk simbol, rumus, teorema, dalil,

    ketetapan dan konsep digunakan untuk membantu perhitungan, pengukuran,

    penilaian, peramalan dan sebagainya. Maka, tidak heran jika peradapan

    manusia berubah dengan pesat karena ditunjang oleh partisipasi matematika

    yang selalu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.1Mulai dari TK,

    SD, SMP sampai SMA matematika memiliki peran yang sangat penting,

    namun sebagian siswa masih beranggapan matematika itu sulit, tidak sedikit

    dari mereka menghindari pelajaran matematika, padahal matematika

    merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan untuk

    dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi nilai matematika menjadi

    salah satu prasyarat utama.

    Cukup lama matematika sekolah pada umumnya cenderung

    mengutamakan matematika sebagai alat yang siap pakai dan mengabaikan

    matematika sebagai kegiatan manusia,sehingga sangat memungkinkan siswa

    hanya menghafal tanpa mengerti, padahal semestinya boleh menghafal

    hanya setelah mereka mengerti, akibatnya siswa merasa sulit memahami

    matematika walaupun telah mengenal sejak di TK atau SD.

    Salah satu ilmu cabang dari matematika adalah aljabar. Penggunaan

    variabel dan persamaan merupakan bagian awal untuk memahami

    pemecahan soal matematika dengan aljabar. Berdasarkan kurikulum SMP

    materi aljabar meliputi: faktorisasi bentuk aljabar, persamaan dan

    pertidaksamaan, relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, persamaan linear 2

    variabel, eksponen dan pangkat tak sebenarnya dan persamaan kuadrat.2

    Dalam persamaan kuadrat ada beberapa cara dalam memperoleh akar-akar

    persamaan kuadrat yaitu rumus ABC, melengkapi kuadarat, dan

    1Moch Masykur, dkk, Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan,

    (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hal.41 2 Farikhin, Mari Berfikir Matematis, (Yogyakarta: GPraha Ilmu, 2007) , hal.43

  • pemfaktoran. Sebagian siswa SMP mengalami kesulitan dalam menentukan

    akar-akar persamaan kuadrat dengan jalan pemfaktoran. Siswa dituntut

    untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah yang ada dalam materi

    persamaan kuadrat, sedangkan pada kenyataannya mereka tidak memahami

    konsep dasar pada materi yang mereka pelajari. Penyebab dari

    permasalahan tersebut adalah adanya pengalaman yang kurang

    menyenangkan waktu belajar matematika di kelas pada saat-saat yang lalu

    siswa mengaitkan pengalaman yang kurang menyenangkan tersebut dengan

    pengajaran matematika di kelas, pendidik dalam penyampaian materi

    dengan menggunakan metode lama yang kurang menarik, kurangnya

    motivasi dan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang mereka

    miliki.

    Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

    sehingga sering menghambat tercapainya tujuan belajar. Setiap anak

    memiliki cara belajar yang berbeda-beda antara satu sama lain, demikian

    pula cara memahami konsep-konsep-konsep persamaan kuadrat, sehingga

    guru harus mampu mengajar dengan baik khususnya pada saat menanamkan

    konsep terhadap siswa.

    Media pembelajaran dipandang mempunyai peran strategis dalam

    upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar. Media pembelajaran

    adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran,

    perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat

    mendorong terjadinya proses belajar yang akan meningkatkan tercapainya

    kompetensi pembelajaran.3 Model pembelajaran telah dikembangkan secara

    intensif melalui berbagai penelitian sebagai jalan meningkatkan kerjasama

    akademik antara pendidik dan peserta didik.4 Metode penyampaian materi

    secara konvensional berupa ceramah akan lebih menarik jika diimbangi

    dengan media pembelajaran seperti alat peraga. Hal ini dapat menunjang

    3Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan

    Pemanfaatannya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal.7 4Ibkaria Widya Ningsih, 2009, Skripsi pembelajaran matematika, dalam

    www.skripsipembelajaranmatematika.com diakses pada 01-10-2014, Pukul.13.00.

  • ketertarikan peserta didik untuk mau mempelajari materi matematika

    dengan perasaan yang senang.

    Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa terdorong untuk

    menciptakan sebuah media pembelajaran berupa blok aljabar dalam pokok

    bahasan penyelesaian persamaan kuadrat dengan metode pemfaktoran.

    Pada karya ilmiah ini penulis mengangkat judul Penggunaan Blok Aljabar

    Dalam Pembelajaran Persamaan Kuadrat.

    B. Batasan Konsep

    Pemahaman konsep dalam mata pelajaran matematika kelas VII SMP

    meliputi beberapa aspek, diantaranya yaitu a) bilangan, b) aljabar dan c)

    geometri, dari beberapa aspek tersebut, peneliti membatasi permasalahan

    hanya pada aspek aljabar dengan materi yang akan dibahas yaitu

    penyelesaian persamaan kuadrat dengan metode pemfaktoran.

    C. Rumusan Masalah

    Bagaimana pengaruh pembelajaran matematika dengan bantuan blok

    aljabar pada penyelesaian persamaan kuadrat dalam bentuk pemfaktoran

    terhadap prestasi belajar siswa?

    D. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika dengan

    bantuan blok aljabar pada penyelesaian persamaan kuadrat dalam bentuk

    pemfaktoran terhadap prestasi belajar siswa .

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi guru bidang studi matematika yaitu sebagai bahan masukan

    untuk menciptakan satu metode pembelajaran yang menarik dan

    efisien

  • 2. Bagi siswa yaitu membantu meningkatkan pemahaman materi yang

    disampaikan serta mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal

    tentang persamaan kuadrat.

    3. Bagi penulis yaitu sebagai pengalaman dalam mengatasi

    permasalahan pada pembelajaran matematika.

  • BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Pengertian Alat Peraga

    Alat peraga dapat membuat siswa mampu menguasai konsep-

    konsep matematika yang bersifat abstrak, sehingga dalam

    membelajarkan matematika kepada siswa masih diperlukan azas

    peragaan. Ketika proses proses pembelajaran berlangsung sudah

    seharusnya menggunakan model atau benda nyata yaitu alat peraga

    yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berfikir

    abstrak yang berkaitan dengan topik-topik tertentu yang dapat

    membantu pemahaman terhadap siswa.

    Pengertian dari alat peraga yaitu alat untuk menerangkan atau

    mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya : batu-

    batuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan,

    kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsepp-konsep titik (sudut

    kubus), ruas garis (rusuk kubus), daerah bujursangkar (sisi kubus), dan

    mewujudkan kubus itu sendiri; benda bidang beraturan untuk

    menerangkan konsep pecahan; muka sebuah gelas (untuk minum)

    untuk menerangkan konsep lingkaran dan lain-lain.5

    B. Fungsi Alat Peraga

    Alat peraga dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan

    pembelajaran yang diharapkan tercapai kompetensinya oleh siswa.

    Oleh karena itu perlu mengetahui fungsi alat peraga sebagai berikut,

    menurut Sumardiyono setidaknya ada enam golongan alat peraga yaitu

    1. Models (memodelkan suatu konsep)

    Alat peraga jenis model ini berfungsi untuk memvisualkan atau

    mengkonkretkan (physical) konsep matematika.

    2. Bridge (menjembatani ke arah konsep)

    5Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini, (Bandung: Tarsito, 1990),

    hal.46

  • Alat peraga ini bukan merupakan wujud konkrit dari konsep

    matematika, tetapi merupakan sebuah cara yang dapat ditempuh

    untuk memperjelas pengertian suatu konsep matematika. Fungsi

    ini menjadi sangat dominan bila mengingat bahwa kebanyakan

    konsep-konsep matematika masih sangat abstrak bagi kebanyakan

    siswa.

    3. Skills (mentrampilkan fakta, konsep, atau prinsip)

    Alat peraga ini secara jelas dimaksudkan agar siswa lebih

    terampil dalam mengingat, memahami atau menggunakan

    konsep-konsep matematika. Jenis alat peraga ini biasanya

    berbentuk permainan ringan dan memiliki penyelesaian yang

    rutin (tetap).

    4. Demonstration (mendemonstrasikan konsep, operasi, atau prinsip

    matematika) Alat peraga ini memperagakan konsep matematika

    sehingga dapat dilihat secara jelas (terdemonstrasi) karena suatu

    mekanisme teknis yang dapat dilihat (visible) atau dapat disentuh

    (touchable). Jadi, konsep matematikanya hanya diperlihatkan

    apa adanya.

    5. Aplication (mengaplikasikan konsep)

    Jenis alat peraga ini tidak secara langsung tampak berkaitan

    dengan suatu konsep, tetapi ia dibentuk dari konsep matematika

    tersebut. Jelasnya, alat peraga jenis ini tidak dimaksudkan untuk

    memperagakan suatu konsep tetapi sebagai contoh penerapan atau

    aplikasi suatu konsep matematika tersebut.

    6. Sources (sumber untuk pemecahan masalah)

    Alat peraga yang kita golongkan ke dalam jenis ini adalah alat

    peraga yang menyajikan suatu masalah yang tidak bersifat rutin

    atau teknis tetapi membutuhkan kemampuan problem-solving

    yang heuristik dan bersifat investigatif. Penyelesaian masalah

    yang disuguhkan dalam alat peraga tersebut tidak terkait dengan

    hanya satu konsep matematika atau satu keterampilan matematika

    saja, tetapi merupakan gabungan beberapa konsep, operasi atau

  • prinsip. Hal ini bermanfaat untuk melatih kompetensi yang

    dimiliki siswa dan melatih ketrampilan problem-solving.6

    Alat peraga dapat berupa benda real, gambarnya atau

    diagramnya. Keuntungan alat peraga benda real adalah benda-

    benda itu dapat dipindah-pindahkan atau dimanipulasikan,

    sedangkan kelemahan-nya tidak dapat disajikan dalam bentuk buku

    atau tulisan. Oleh karena itu untuk bentuk tulisannya kita buat

    gambarannya atau diagramnya. Tetapi, kelemahannya ialah tidak

    dapat dimanipulasikan.

    Bila ingin membuat alat peraga, supaya diperhatikan agar alat

    peraga itu:

    1. Tahan lama

    Alat peraga dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat, tidak

    mudah patah maupun hancur sehingga mampu bertahan dalam

    waktu yang lama. Sebaiknya alat peraga dibuat dari bahan-

    bahan yang kuat seperti kayu, bambu, kaleng dan lain-lain.

    2. Bentuk dan warnanya menarik

    Penggunaan warna dan pembentukan alat peraga berpengaruh

    pada minat siswa dalam memperhatikan. Penggunaan warna-

    warna cerah dan pembentukan alat peraga yang unik

    menambah kesan keindahan dalam alat peraga.

    3. Sederhana dan mudah dikelola

    Alat peraga dibuat dengan menggunakan prinsip efektif dan

    efisien, artinya alat peraga tersebut dibuat agar siswa mudah

    memahami. Contohnya penggunaan botol bekas untuk

    menunjukkan bangun tabung.

    4. Ukurannya sesuai

    Ukuran yang sesuai artinya menyesuaikan alat peraga yang di

    buat dengan situasi dan kondisi yang ada, misalkan saat

    6 Widyantini, Sigit, Pemanfaatan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP

    (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2010), hal. 5-6

  • mengajar di sebuah kelas dengan kapasitas murid yang banyak

    maka alat perga dibuat agak besar agar semua siswa dapat

    memperhatikan. Selain itu, antara skala yang dibuat dan alat

    peraga harus disesuaikan.

    5. Dapat menyajikan dalam bentuk real

    Alat peraga harus dapat disajikan dalam bentuk nyata, seperti

    gambar, diagram dan benda-benda nyata lainnya.

    6. Sesuai dengan konsep

    Alat peraga dibuat dengan menyesuaikan konsep yang akan

    dibahas atau digunakan, misalnya alat peraga tentang bangun

    ruang maka alat peraganya berbentuk bangun-bangun seperti

    kaleng bekas, kotak pensil, dan lain-lain.

    7. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas

    Alat peraga yang dibuat harus dapat menunjukkan konsep

    matematika dari materi yang telah dibuat dengan baik.

    8. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep

    abstrak.

    Dengan peragaan diharapkan siswa mampu menumbuhkan

    pemikiran abstrak dengan baik, agar mampu

    mengaplikasikannya.7

    C. Persamaan Kuadrat

    Persamaan kuadrat merupakan suatu persamaan polinomial

    berorde 2 dengan bentuk umum dari persamaan kuadrat yaitu y = ax2

    + bx + c dengan a 0 dan koefisien kuadrat a merupakan koefisien

    dari x2 , koefisien linear b merupakan koefisien dari x sedangkan c

    adalah koefisien konsta atau biasa juga disebut suku bebas. Nilai

    7 Ruseffendi, Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. (Alat peraga...,),

    hal.49

  • koefisien a, b , dan c ini yang menentukan bagaimana bentuk parabola

    dari fungsi persamaan kuadrat dalam ruang xy.8

    Terdapat 3 cara dalam penyelesaian persamaan kuadrat yaitu :

    1. Memfaktorkan untuk bentuk persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0

    maka kita harus menentukan dua buah bilangan yang jika

    dijumlahkan hasilnya b dan ketika dikali hasilnya c.

    ax2 + bx +c = 0

    a (x x1 )(x x2 )

    x = x1 atau x = x2

    2. Melengkapkan kuadrat sempurna, merubah bentuk persamaan

    kuadrat menjadi bentuk kuadrat sempurna.

    (

    )

    + (

    )

    3. Menggunakan Rumus Kuadratik

    Rumus kuadratis dikenal pula dengan nama 'rumus abc karena

    digunakan untuk menghitung akar-akar persamaan kuadrat yang

    tergantung dari nilai-nilai a, b dan c suatu persamaan kuadrat.

    Rumus yang dimaksud memiliki bentuk

    Rumus ini digunakan untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat

    apabila dinyatakan bahwa

    .

    8 Wayan Juliartawan, Matematika Contoh Soal Dan Penyelesaiannya Dengan Formula

    Tercepat SMA (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2005) , hal.29

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Blok Aljabar

    Blok aljabar adalah sebuah alat peraga yang berupa papan-papan

    berbentuk bangun datar persegi. Tujuan dari pembuatan alat peraga ini

    adalah Membantu siswa agar lebih mudah dalam mempelajari operasi

    penyelesai-an persamaan kuadrat, yaitu dalam bentuk pemfaktoran.

    Alat dan bahan :

    1. Cutter

    2. Penggaris

    3. Sterofoam

    4. Kardus

    5. Kertas warna-warni

    6. Lem

    7. Paku payung

    Cara pembuatan :

    1. Sediakan sterofoam untuk alat alat peraga

    2. Gunting kardus yang disediakan dengan membentuk

    persegi dan persegi panjang berbagai ukuran

    3. Persegi dan persegi panjang kita tutupi dengan kertas

    warna-warni

    4. Gunakan paku payung untuk menancapkan persegi dan

    persegi panjang di sterofoam

    5. Alat peraga siap digunakan

    Alat peraga kobar terdiri dari 3 jenis kotak, yaitu kotak satuan,

    kotak x, dan kotak x2

    1. kotak satuan berupa persegi dengan sisinya satu satuan,

    2. kotak x berupa persegi panjang dengan panjang x satuan

    dan lebar satu satuan

  • 3. kotak x2 berupa persegi dengan sisinya x satuan

    Cara kerja :

    Alat peraga ini digunakan dengan cara menyusunnya sesuai

    dengan simbol pada aljabar, kemudian diotak-atik dan dipindah-

    pindah untuk memahami simbol-simbol dan mencari penyelesaian

    pada persamaan kuadrat dengan pemfaktoran

    Bentuk alat peraga :

    Keterangan :

    1. Persegi berwarna ungu mewakili nilai positif, sedangkan yang

    berwarna kuning bernilai negatif

    2. Persegi panjang berwarna merah mewakili nilai positif,

    sedangkan yang berwarna kuning bernilai negatif

    3. Persegi kecil berwarna hijau mewakili nilai positif, sedangkan

    yang berwarna kuning bernilai negatif

    B. Penggunaan Blok Aljabar Dalam Penyelesain Soal

    a) Bentuk ax2+bx+c dengan a, b, c > 0

    Untuk penanaman konsep ambil a =1

  • Contoh:

    x2+4x+3=(x.)(x.) ?

    (x+1)

    (x+3)

    Cara :

    1. Sediakan 1 buah persegi (x2), 4 buah persegi panjang

    berwarna merah (4x) dan 3 buah persegi kecil (3)

    2. Susun bangun-bangun tersebut menjadi sebuah bangun

    dengan memperhatikan panjang satuannya.

    3. Dari proses tersebut gunakan prinsip luas persegi panjang

    dengan rumus (panjang x lebar), maka dapat ditulis akar-akar

    penyelesaiannya (x+3)(x+1)

    x = -3 atau x = -1

    b) Bentuk ax2+bx+c dengan a, b > 0 dan c 0

    Contoh :

    x2

    + 3x 4 =(x.)(x.) ?

  • (x-1)

    Cara :

    1. Sediakan 1 buah bangun persegi besar yang bernilai positif

    (x2), 3 buah bangun persegi panjang bernilai positif (x), dan 4

    buah bangun persegi kecil bernilai negatif.

    2. Susun bangun agar terbentuk persegi panjang

    3. Karena bangun tidak dapat dibentuk dengan semua bangun

    yang telah tersedia, maka kita tambah 2 buah bangun persegi

    panjang dengan nilai 0

    4. Setelah ditambah maka akan terbentuk sebuah bangun

    persegi panjang dengan panjang (x+4) dan lebar (x-1),

    sehingga akar-akar persamaannya adalah (x+4)(x-1)

    x = -4 atau x = 1

    c) Bentuk ax2+bx+c dengan b, c > 0 dan a -1

    Contoh :

    -2x2 + x + 3=(x.)(x.) ?

    (x+4)

  • (x+1)

    (-2x+3)

    Cara :

    1. Sediakan 2 buah bangun persegi besar bernilai negatif (x2), 1

    buah bangun persegi panjang bernilai positif (x), dan 3 buah

    bangun persegi kecil dengan nilai positif.

    2. Susun bangun-bangun tersebut menjadi sebuah bangun

    persegi panjang

    3. Karena bangun tidak dapat terbentuk, maka di tambah dengan

    4 buah bangun persegi panjang yang bernilai 0 agar dapat

    memenuhi tempat yang kosong pada saat penyusunan.

    4. Susun kembali bangun hingga membentuk persegi panjang

    sehingga diperoleh panjang (-2x + 3) dan lebar (x + 1), maka

    akar-akar persamaannya adalah (-2x + 3) (x + 1)

    x= 3/2 atau x= -1

    C. Langkah Penggunaan Blok Aljabar Dalam Proses Pembelajaran

    Penggunaan blok aljabar dalam kegiatan pembelajaran di kelas

    akan efektif dengan beberapa langkah-langkah berikut :

    1. Pemberian materi pengantar tentang persamaan kuadrat kepada

    siswa.

    Guru memberi ulasan tentang persamaan kuadrat, mulai dari

    pengertian, sifat dan bentuk-bentuknya.

  • 2. Ajak siswa untuk mendiskripsikan apa saja alat peraga yang

    digunakan.

    Guru mengajak siswa untuk mendiskripsikan bagian-bagian alat

    peraga yang akan digunakan.

    3. Ingatkan pada siswa tentang materi luas persegi panjang.

    Guru mengingatkan sekilas tentang luas persegi panjang kepada

    siswa.

    4. Ambil satu contoh soal tentang persamaan kuadrat,

    Guru mengambil sebuah contoh persamaan kuadrat seperti

    x2+4x+3=...

    5. Bacakan aturan penggunaan blok aljabar pada siswa

    Guru menjelaskan aturan dalam penggunaan blok aljabar mulai

    dari ketentuan warna, cara penyusunan dan cara memperoleh

    jawaban.

    6. Ajak siswa untuk berfikir bagaimana cara menyusun bangun-

    bangun tersebut agar dapat terbentuk sebuah bangun persegi

    panjang.

    Guru mengajak siswa untuk aktif dalam berfikir bagaimana cara

    menyusun bangun-bangun tersebut.

    7. Berikan penjelasan tentang konsep dasar persamaan kuadrat ketika

    mengunakan alat peraga.

    Guru menjelaskan konsep-konsep dasar dari persamaan kuadrat

    ketika mendemonstrasikan alat peraga.

    8. Untuk mengetahui apakah siswa memahami materi, beri beberapa

    contoh lagi.

    Guru memberikan beberapa contoh yang lain agar pemahaman

    siswa lebih baik, setelah itu guru membentuk beberapa kelompok

    dan memberikan beberapa kertas warna dengan warna yang

    berbeda untuk menyelesaikan satu soal persamaan kuadrat.

    9. Bandingkan pekerjaan dari masing-masing kelompok.

    Guru membandingkan hasil pekerjaan masing-masing kelompok,

    dan menjelaskan jawaban yang paling benar.

  • D. Pengaruh Blok Aljabar Pada Hasil Belajar Siswa

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Ayu

    Mirah Mariati, dkk, (2013:4), Analisis Percobaan Faktorial Untuk

    Melihat Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Blok Aljabar Terhadap

    Prestasi Belajar Aljabar Siswa , pada ketiga kategori yaitu kelompok

    siswa dengan kategori nilai tinggi, sedang dan rendah. Dari kelompok

    siswa tersebut diperoleh rata-rata post-test dalam kelompok tinggi,

    sedang dan rendah. Selanjutnya, dari rata-rata nilai post-test kemudian

    dianalisis dan diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa yang

    diperoleh melalui pembelajaran dengan alat peraga blok aljabar

    berbeda dengan prestasi belajar siswa yang diperoleh melalui

    pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga blok aljabar. Rata-rata

    prestasi siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan alat

    peraga blok aljabar adalah 79,65 sedangkan rata-rata prestasi siswa

    yang diberi pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga blok aljabar

    adalah 66,11. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa hasil

    pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok aljabar lebih baik

    daripada prestasi belajar siswa tanpa menggunakan alat peraga blok

    aljabar.9

    9Nipayu Mirah Mariati, dkk, 2013 Analisis Percobaan Faktorial Untuk Melihat

    Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Blok Aljabar Terhadap Prestasi Belajar Aljabar Siswa,

    dalam http:ojs.unud.ac.id/index.php/mtk/article/download/.../477. diakses pada 11 November

    2014 (12:21)

  • BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dari pembahasan maka dapat disimpulkan

    bahwa: 1). pembelajaran dengan menggunakan blok aljabar ternyata

    dapat meningkatkan pemahaman konsep dan sifat-sifat dari persamaan

    kuadrat, pembelajaran ini dimulai dari tahap awal yaitu pemberian

    motivasi, dan tujuan pembelajaran, tahap yang kedua yaitu tentang

    pengenalan alat peraga beserta cara penggunaannya, pembentukan

    kelompok untuk menyelesaikan beberapa contoh soal kemudian

    mempresentasikannya dan tahap ketiga yaitu menarik kesimpulan

    dalam proses pembelajaran, lalu meriview dengan memberi beberapa

    pertanyaan. 2). Adanya peningkatan minat belajar dan prestasi belajar

    siswa dimana prestasi belajar siswa yang pembelajarannya

    menggunakan alat peraga blok aljabar lebih baik daripada prestasi

    belajar siswa tanpa menggunakan alat peraga blok aljabar. Hal ini

    dapat dilihat dari rata-rata prestasi siswa yang diberi pembelajaran

    dengan menggunakan alat peraga blok aljabar adalah 79,65 sedangkan

    rata-rata prestasi siswa yang diberi pembelajaran tanpa menggunakan

    alat peraga blok aljabar adalah 66,11.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan menunjukkan bahwa minat siswa dan

    penggunaan alat peraga memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil

    belajar siswa, oleh karena itu mengembangkan minat dan

    menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam belajar perlu

    mendapat perhatian dari berbagai pihak baik para pendidik, orang tua

    maupun siswa. Sehingga anak akan merasa senang belajar Matematika

    tidak lagi merasa membosankan dan menakutkan.

  • DAFTAR RUJUKAN

    Farikhin. 2007. Mari Berfikir Matematis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Juliartawan, Wayan. 2005. Matematika Contoh Soal Dan Penyelesaiannya

    Dengan Formula Tercepat SMA. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

    Ningsih, Ibkaria Widya. 2009. Skripsi pembelajaran matematika.

    www.skripsipembelajaranmatematika.com. 01 Oktober 2014 (13:00)

    Mariati, Nipayu Mirah. et.al. 2013. Analisis Percobaan Faktorial Untuk

    Melihat Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Blok Aljabar Terhadap

    Prestasi Belajar Aljabar Siswa.

    http:ojs.unud.ac.id/index.php/mtk/article/download/.../477. 11

    November 2014 (12:21)

    Masykur, Moch, et.al. 2007. Cara Cerdas Melatih Otak dan

    Menanggulangi Kesulitan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

    Widyantini, Sigit. 2010. Pemanfaatan Alat Peraga Dalam Pembelajaran

    Matematika SMP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

    Ruseffendi. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini.

    Bandung: Tarsito.

    Sadiman, Arief S. et.al. 2006. Media Pendidkan: Pengertian,

    Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada.