tugas RSUD KARAWANG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anastesi

Citation preview

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

1BAB 1PENDAHULUAN

2BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

3I. Kompartemen cairan tubuh

3II. Perdarahan

4III. Cairan

5IV. Terapi cairan

8V. Penilaian klinis terhadap cairan tubuh

10VI. Shock

11VII. Darah

13BAB III KESIMPULAN

14DAFTAR PUSTAKA

15BAB I

PENDAHULUANTubuh sebagian besar terdiri dari air. Air dan zat-zat yang terkandung didalamnya yang terdapat didalam tubuh disebut juga cairan tubuh berfungsi menjadi pengangkut zat makanan ke seluruh sel tubuh dan mengeluarkan bahan sisa dari hasil metabolisme sel untuk menunjang berlangsungnya kehidupan. Jumlah cairan tubuh berbeda-beda tergantung dari usia, jenis kelamin, dan banyak atau sedikitnya lemak tubuh.1Tubuh kita terdiri atas 60 % air, sementara 40 % sisanya merupakan zat padat seperti protein, lemak, dan mineral. Zat-zat yang terkandung dalam cairan tubuh antara lain adalah air, elektrolit, trace element, vitamin, dan nutrien-nutrien lain seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Dengan makan dan minum maka tubuh kita akan tercukupi akan kebutuhan nutrient-nutrien tersebut.

Terapi cairan dibutuhkan jika asupan melalui oral tidak memadai atau tidak dapat mencukupi. Dengan demikian, secara garis besar tujuan dari terapi cairan adalah : Mengatur keseimbangan air dan elektrolit tubuh, Dukungan nutrisi, Akses intravena, dan Mengatasi syok.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAI. Kompartemen cairan tubuhTubuh manusia terdiri dari zat padat dan zat cair.

Distribusi cairan tubuh pada manusia dewasa:21. zat padat

: 40% dari berat badan

2. zat cair

: 60% dari berat badan

Zat cair terdiri dari :21. cairan intrasel

: 40% dari berat badan2. cairan ekstrasel : 20% dari berat badan, terdiri dari

cairan intravaskuler: 5% dari berat badan cairan interstisial: 15% dari berat badanDalam cairan tubuh terlarut:21. elektrolit terpenting

intrasel

:K+ dan PO4- ektrasel:Na+ dan Cl- 2. Non Elektrolit BM kecil:Glukosa

BM besar:ProteinCairan intravaskuler (5% BB) bila ditambah eritrosit(3%BB) merupakan volume darah berkisar 8% dari BB.

Jumlah volume darah berdasarkan estimated blood volume(EBV): Neonatus

: 90ml/kg BB

Bayi dan anak: 80ml/kg BB

Dewasa

: 70ml/kg BBAntara cairan intrasel dan ekstrasel terdapan membrane semipermeabel yang dapat dilalui oleh air. Primary solute yang mempengaruhi osmotic gradiennya adalah Natrium. Apabila terjadi perbedaan tekanan onkotik maka akan terjadi perpindahan cairan.

Antara intravaskuler dan interstisial terdapat pula membran semipermeabel yang mudah dilalui oleh air dan elektrolit, namun sukar dilalui oleh makromolekul seperti plasma protein. Keseimbangan cairan tubuh akan diseimbangkan oleh tekanan onkotik yang menarik cairan dari instertisial ke intravaskuler dan tekanan hidrostatik yang bekerja sebaliknya.Pemberian cairan intravena yang mengandung ion natrium dan klorida seperti NaCl 0,9%, ringers lactate dapat bergerk bebas ke ruang interstisial sehingga efektif untuk meningkatkan volume intervaskuler dalam waktu singkat. Larutan yang mengandung molekul yang lebih besar, misalnya plasma, darah lengkap, poligen, hidroksietil, gelatin, lebih efektif untuk mempertahankan sirkulasi jika diberikan intravena kerena komponen ini lebih lama berada dalam komponen intravaskuler. Cairan ini biasanya disebut plasma ekspander.II. Perdarahan3Klasifikasi perdarahan

Maximal allowable blood loss: (Ht-30)/Ht x EBV

Hematokrit (Ht) normal

:36-45%(40%)

Tranfusi dengan :

Whole blood

: (Hbx-Hbpasien)xBBx6 Packed red cell

: (Hbx-Hbpasien)xBBx3Bila diganti cairan:

Kristaloid

: 3x volume darah yang hilang

Koloid

:sesuai dengan volume darah yang hilang

III. CairanBerdasarkan jenisnya cairan ntravena ada 3 macam:

1) Cairan Kristaloid

NaCl 0,9%, Lactate Ringer, Ringer,s solution, 5% Dextrose 2) Cairan Koloid

Albumin, plasma protein fraction: plasmanat, koloid sintetik:dekstran, hetastarch

3) Cairan Khusus

Manitol 20% dan sodium bicarbonatBerdasarkan tujuan terapinya cairan intra vena ada 3 macam:

1) Cairan Rumatan (maintenance)

Cairan bersifat hipotonis

Misal: 5% dextrose, 5% dextrose in 0,25 NS

2) Cairan pengganti (replacement)

Cairan bersifat isotonis

Misal: Lactat ringers, NaCl 0,9%, dan koloid3) Cairan Khusus

Cairan bersifat hipertonis

Misal: NaCl 3%, mannitol 20% dan bicnat

Cairan Kristaloid

Ringer laktatCairan yang paling fisiologis bila memerlukan volume yang banyak. Digunakan untuk replacement terapi, antara lain syok hipovolemik, diare, trauma, luka bakar. Laktat yang terdapat dalam RL dimetabolisme oleh hati dalam bentuk bikarbonat untuk mengkoreksi asidosis metabolik.Kalium yang terdapat dalam RL tidak cukup untuk untuk maintenance sehari-hari, apalagi untuk deficit kalium, RL juga tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan maintenance harus ditambah glukosa untuk mencegah ketosis.

Ringer

Komposisinya mirip dengan RL ada beberapa kekurangan yaitu: kadar Cl- yang terlalu tinggi, sehingga bila dalam jumlah besar dapat menyebabkan asidosis delusional dan asidosis hiperkloremia dan tidak mengandung laktat yang dikonversi menjdi bikarbinat untuk memperingan asidosis.

NaCl 0,9 %

Dipakai sebagai cairan resusitasi terutama pada kasus: kadar Natrium yang rendah, keadaan alkalosis dan retensi kalium dimana RL tidak cocok, kasus trauma kepala, mengencerkan sel darah merah sebelum tranfusi.Kekurangannnya tidak mengandung HCO3- dan K+. kadar natrium dan klorida yang tinggi dapat terjadi asidosis hiperkloremia, asidosis delusional dan hipernatremia

Dektrose 5% - 10 %

Digunakan sebagai cairan maintenance pada pasien dengan pembatasan intake natrium atau cairan pengganti pada pure water deficit. Penggunaan perioperatif untuk berlangsungnya metabolisme, menyediakan kebutuhan air, mencegah hipoglikemia, mempertahankan protein yang ada misalnya dibutuhkan minimal 100 gr karbohidrat untuk mencegah dipecahnya kandungan protein tubuh, menurunkan level lemak bebas dan keton, mencegah ketosisCairan infuse yang mengandung dextrose, khususnya dextrose 5% tidak boleh diberikan pada pasien trauma kapitis (neurotrauma). Dextrose dan air dapat berpindah secara bebas ke dalam sel otak, dextrose akan dimetabolisme dengan sisa air yang akan menyebabkan edema otak.

IV. Terapi cairan

Prinsip dasar terapi cairan adalah cairan yang diberikan harus mendekati jumlah dan komposisi cairan yang hilang. Kehilangan cairan akut diganti secepatnya. Mengganti cairan yang kronis harus lebih hati-hati karena pemberian infuse secara cepat, misalnya pada mlnutrisi kronis dan dehidrasi dapat menyebabkan kegagalan jantung yang fatal. Kehilangan cairan kronis sebaiknya digantikan dengan cara oral, dan bila tidak ada diare, dilakukan rehidrasi rectal. Tidak boleh memberikan natrium secara berlebihan pada pasien dehidrasi jika yang kurang hanya air.4Pada syok, tujuan resusitasi cairan adalah untuk memulihkan perfusi jaringan dan pengiriman oksigen ke sel (DO2) agar tidak terjadi iskemiajaringan yang akan berakibat gagal organ.

Dalam terapi cairan perlu dipertimbangkan distribusi diferensial air, garam, dan protein plasma. Volume cairan pengganti yang diperlukan untuk mengembalikan volume sirkulasi darah ditentukan oleh: ruang distribusi cairan pengganti, yang tergantung kadar koloid dan Na+ cairan pengganti.3 PV=volume infuse (PV/VD) PV= perubahan yang diharapkanVd= volume distribusi cairanPV=5% dari BB

ECF=20% dari BB

Formula ini berlaku bila tidak ada syok, sepsis, atau hipokalsemia yang berkepanjangan, sebab keadaan tersebut akan mengganggu kemampuan membrane kapiler untuk membatasi perpindahan transvaskuler protein serum.3 Resusitasi cairan:a. Kristaloid

NaCl 0,9%

: maksimal 15ml/kg

Lactate ringer

: dapat sampai 5 L, sesuai dengan hemodinamik

b. Koloid pada umumnya maksimal 20ml/kg

6% HES 0,5 dalam NaCl 0,9%

: maksimal 15ml/kg

6% HES 0,5 dalam larutan berimbang: maksimal 33ml/kgNaCl 0,9% dalam jumlah besar menyebabkan metabolic asidosis yang berkaitan dengan penurunan strong ion difference (SID).Juga menyebabkan dillutional asidosis(plasma expansion yang menyebabkan dilutional reduction of plasma bicarbonat)

Hiperkloremic metabolic asidosis akan memperburuk perfusi end organ.

Pemberian kristaloid 3x dari volume darah yang hilang, sedangkan koloid 1x volume darah yang hilang

Tranfusi

Dilakukan bila

Perdarahan: >15% berat badan

HB

: