Tugas Rs 1 Arsitektur Komputer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ccx

Citation preview

  • 1

    1

    LAPORAN RESEARCH STUDY(RS) ARSITEKTUR

    KOMPUTER

    ANALISIS INFRASTRUKTUR ROBOT LINE

    FOLLOWER UNTUK MAHASISWA DIFABLE DI

    LINGKUNGAN BALARAJA

    Oleh:

    AHMAD BAHRUL BAIDHOWI

    1133368722

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER

    RAHARJA

    TANGERANG

    2014-2015

  • 2

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang

    mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Alat bantu

    untuk mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu

    berwarna putih dengan garis merah horizontal di bagian tengahnya. Akibat hilang

    atau berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka penyandang tunanetra

    berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan,

    penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya, terkadang juga mereka

    menemukan kesulitan dalam mencari jalan dari suatu bangunan ke bangunan lain

    dengan menggunakan tongkat tersebut. Hal ini tentunya akan lebih menyulitkan

    lagi misalnya penyandang tunanetra tersebut belajar pada suatu universitas atau

    kampus, dimana untuk menuju bangunan satu ke bangunan lainnya terlampau

    luas, sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra harus lebih ekstra keras lagi

    dalam menghafal jalan untuk menuju bangunan satu ke bangunan lain dalam

    universitas atau kampus tersebut baik untuk urusan akademik dan lain sebagainya.

    Maka dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan, penulis ingin

    mencoba menyatukan perkembangan teknologi saat ini dengan permasalahan

    tunanetra yaitu dengan membuat suatu terobosan baru alat bantu mobilitas bagi

    penyandang tuna netra dalam kesehariannya di kampus / komplek tertentu agar

    mereka dapat dimudahkan untuk mengikuti / menjelajahi jalur jalan setiap area

    atau bangunan tersebut, sehingga mereka tidak perlu lagi takut tersesat atau salah

  • 3

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka

    Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa rujukan

    berupa penelitian terdahulu yang memiliki kaitan tema dengan penelitian yang

    dilaksanakan saat ini. Beberapa penelitian yang dijadikan rujukan oleh penulis

    dipaparkan pada table 2.1 berikut ini.

    2.2 Landasan Teori

    Dalam landasan teori ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan

    penelitian prototipe robot line follower untuk tunanetra.

    2.2.1 Robot

    Robot klasik sudah ada sejak zaman yunani kuno. Hingga kini robot

    terus dikembangkan sehingga keberadaanya sangat membantu manusia dalam

    mengerjakan pekerjaan rutin dan berat, atau bahkan sebagai penghibur.

    Elektronika merupakan bidang yang menarik untuk dipelajari oleh pelajar dan

    penghobi. Hal ini karena kita dapat berkreasi apa saja sesuai keinginan kita.

    Secara umum robot dapat didefinisikan sebagai sebuah piranti mekanik yang

    mampu melakukan pekerjaan manusia atau berperilaku seperti manusia

    (McComb, 2001).

    Ada banyak hal menarik jika anda bermain dengan elektronika,

    diantaranya adalah membuat robot. Jika anda pernah atau memiliki hobi

  • 4

    4

    merakit mobil Tamiya, maka anda sudah memiliki bekal dasar untuk

    membuat robot karena prinsip yang digunakan pada mobil Tamiya juga

    banyak digunakan pada robot, yaitu dasar mekanik mesin, roda, dan sumber

    catu daya. Kata robot sendiri diperkenalkan ke public oleh Karel Capek pada

    saat memainkan RUR (Rossums Universal Robots). Namun awal munculnya

    robot dapat diketahui dari bangsa Yunani kuno yang membuat patung yang

    dapat dipindah-pindahkan (Budiharto, 2009)

    Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas-tugas

    fisik, baik menggunakan pengawasan dan control manusia, ataupun

    menggunakan program yang telah dimasukkan terlebih dulu. Dari definisi

    tersebut ada 4 sifat yang dimiliki robot yaitu (Artanto, 2012) :

    1. Robot hanyalah alat mekanik atau mesin

    2. Robot harus deprogram

    3. Robot dapat dibuat responsif sesuai dengan kondisi lingkungan

    4. Robot dapat dibuat otomatis tanpa kendali manusia

    Bentuk robot bermacam-macam, ada yang mirip manusia, ada yang

    menirukan bentuk binatang, ada yang beroda, ada yang berkaki, dan lain-lain.

    Sekalipun bentuk robot bermacam-macam, namun bagian-bagian robot pada

    dasarnya sama, yaitu secara umum terdiri dari 3 bagian seperti pada gambar

    2.1 berikut (Artanto, 2012) :

  • 5

    5

    Gambar 2.1 Bagian-bagian robot secara umum (Artanto, 2012).

    1. Bagian mekanis

    Bagian ini merupakan penyangga struktur robot (seperti tulang pada tubuh

    manusia) dan akuator (seperti kaki dan tangan).

    2. Bagian elektronis

    Bagian ini merupakan bagian terbesar dari robot. Termasuk didalamnya

    adalah suplai daya listrik (seperti jantung), sensor (seperti pancaindra) dan

    driver akuator (seperti otot).

    3. Bagian control

    Bagian ini merupakan pengendali semua bagian (seperti otak).

    Beberapa penerapan robot saat ini antara lain :

    1. Merakit dan mengelas kerangka mobil di industry manufaktur.

    2. Pencari dan pemadam sumber api.

    3. Pelayan toko.

    4. Robot boneka.

    5. Robot medis.

  • 6

    6

    6. Robot perang.

    7. Robot hewan peliharaan.

    8. Robot penjelajah dan sebagainya.

    2.2.2 Software

    Software (perangkat lunak) adalah data yang di-format dan disimpan

    secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai

    informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain,

    bagian sistem komputer yang tidak berwujud atau dapat disebut juga sebagai

    kumpulan program yang berjalan pada computer. Sebuah program computer

    dibuat dari sejumlah instruksi. Instruksi adalah perintah yang diberikan ke

    computer untuk melakukan satu hal yang khusus (Artanto, 2012).

    2.2.3 Hardware

    Hardware (perangkat keras) adalah salah satu komponen dari sebuah

    komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba secara langsung atau yang

    berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.

    Hardware dapat bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada

    padanya, atau yang juga disebut dengan dengan istilah instruction-set.

    Dengan adanya perintah yang dapat dimengerti oleh hardware tersebut, maka

    hardware tersebut dapat melakukan berbagai kegiatan yang telah ditentukan

    oleh pemberi perintah (McComb, 2001).

  • 7

    7

    2.2.4 Mikrokontroller

    Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam

    sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori

    (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya) dan perlengkapan

    input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika

    digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan

    program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, Cara kerja

    mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Mikrokontroler

    merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol

    peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara

    harfiah bisa disebut pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik

    yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung

    seperti IC, TTL dan CMOS dapat direduksi atau diperkecil dan akhirnya

    terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini (Budiharto, 2009). Ada

    beberapa manfaat dari penggunaan mikrokontroller yaitu (Artanto, 2012) :

    1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

    2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar

    dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

    3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang

    kompak.

    Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita

    memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:

    1. Sistem minimal mikrokontroler.

  • 8

    8

    2. Software pemrograman dan kompiler, serta downloader

    Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian

    mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah

    aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri

    sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler memiliki

    prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu :

    1. prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri.

    2. rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai

    dari awal.

    3. rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU.

    4. rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumberdaya

    Pada mikrokontroler jenis-jenis tertentu (AVR misalnya), poin-poin

    pada nomer 2 dan 3 sudah tersedia didalam mikrokontroler tersebut dengan

    frekuensi yang sudah di-seting dari vendor-nya (biasanya 1 MHz, 2 MHz,

    4MHz, 8MHz), Sehingga pengguna tidak perlu memerlukan rangkaian

    tambahan, namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu

    (misal ingin berkomunikasi dengan PC atau handphone), maka pengguna

    harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau

    HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk

    menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan bit-rate PC atau HP tersebut.

    AVR-ATMega328 adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc

    processor) 8 bit, bertenaga rendah dengan teknologi CMOS berkinerja tinggi

  • 9

    9

    yang dilengkapi dengan dengan ADC internal, EEPROM internal, SRAM

    internal, memori flash, Timer/Counter, PWM (Pulse Width Modulation),

    analog comparator, dan lain-lain. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini

    memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih

    mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan

    mikrokontroler ATMega328.

    Gambar 2.2 mikrokontroller ATMega328 (Alf dkk, 2010).

    Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega328 seperti yang

    terangkum dalam ATMega328 datasheet adalah sebagai berikut (Alf dkk,

    2010) :

    1. Saluran I/O (input-output) sebanyak 28 buah, yaitu port A, port B, port C,

    dan port D.

    2. ADC internal sebanyak 6 saluran.

    3. 6 saluran PWM.

    4. Eksekusi single clock cycle sampai dengan 131 instruksi.

    5. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

    6. CPU yang terdiri atas 28 buah register.

    7. SRAM sebesar 2 Kb.

  • 10

    10

    8. EEPROM sebesar 1 Kb yang dapat diprogram saat operasi.

    9. Memori Flash sebesar 32 Kb dengan kemampuan Read While Write.

    10. Kemampuan me-reset ketika program berjalan

    11. Port antarmuka SPI

    12. Internal kalibrasi Oscillator

    13. External dan internal interrupt source.

    14. Antarmuka komparator analog.

    15. 6 sleep mode.

    16. Voltasi ketika pengoperasian sebesar 1,8 5,5 V.

    17. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal

    20MHz.

    18. Mendukung Programming lock untuk keamanan software.

    19. Real Time Counter dengan Separasi Oscillator.

    Gambar 2.3 Konfigurasi pin mikrokontroller ATMega328 (Alf dkk, 2010).

  • 11

    11

    Gambar 2.4 Diagram blok mikrokontroller ATMega328 (Alf dkk, 2010).

    Ada beberapa alasan utama mengapa penulis memilih

    menggunakan AVR-ATMega328 yaitu :

    1. Harganya relatif murah dengan spesifikasi setara dengan ATMega lainnya

    diatas ATMega328.

    2. Hanya membutuhkan suplai power rendah sebesar 1,8 5,5 V.

  • 12

    12

    3. Tergolong keluarga mikrokontroller CMOS 8 bit yang telah diketahui

    memiliki kinerja teknologi pengoperasian yang tinggi.

    4. Mempunyai 4 jenis port, port A, B, C dan D.

    5. 6 sleep mode.

    6. 6 saluran PWM dan ADC.

    7. Eksekusi single clock cycle sampai dengan 131 instruksi.

    8. Kompatibel dengan board Arduino

    2.2.5 Arduino UNO R2

    Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat

    opensource, diturunkan dari Wiring-Platform 2009 penemunya adalah

    Massimo Banzi, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam

    berbagai bidang. Hardware-nya memiliki prosesor Atmel AVR dan software-

    nya memiliki bahasa pemrograman sendiri dan bisa di-download secara

    gratis. Arduino juga dapat dikatakan merupakan sebuah rangkaian elektronik

    yang berukuran kecil sebesar kartu nama, yang dapat diprogram untuk

    membaca sensor, mengendalikan aktuator, dan juga berkomunikasi dengan

    computer (Artanto, 2012).

    Sensor adalah alat elektronik yang bisa mengubah fenomena alam,

    seperti panas, dingin, terang, gelap, dan lain-lain, menjadi sinyal elektronik.

    Sedangkan Aktuator adalah alat mekanik yang bisa mengubah sinyal

    elektronik menjadi gerakan. Kedua istilah diatas dapat ditangani dengan satu

    buah board modul Arduino (Artanto, 2012).

  • 13

    13

    Gambar 2.5 Contoh bahasa pemrogramman pada Arduino untuk menyalakan

    LED (Banzi, 2009).

    Perkembangan dari tahun ketahun membuat Arduino memiliki banyak

    variasi jenis dari board modul-nya salah satunya yaitu Arduino UNO R2,

    Arduino UNO R2 adalah piranti board modul mikrokontroller keluaran

    Arduino yang menggunakan mikrokontroller AVR-ATMega328, merupakan

    penerus Arduino Duemilanove Uno dan Arduino UNO R1 yang memiliki 14

  • 14

    14

    pin input/output digital (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM),

    6 input analog, 16 Mhz osilator kristal, koneksi USB, jack-power, ICSP

    header, dan tombol reset (Banzi, 2009)

    Penulis menggunakan Arduino UNO R2 karena seri Arduino inilah

    yang mempunyai harga yang murah, populer, pemakaiannya mudah, dan juga

    memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan seri Arduino UNO R2

    diatasnya. Pada Gambar 2.6 ditampilkan board modul Arduino UNO R2 :

    Gambar 2.6 Board modul Arduino UNO (Banzi, 2009).

    1. Port USB. 7. Tombol reset.

    2. IC konverter serial USB. 8. Mikrokontroller ATMega328.

    3. LED untuk test output kaki D13. 9. Kaki-kaki input Analog (A0-A5).

    4. Kaki-kaki I/O Digital (D8-D13). 10. Kaki-kaki catu daya (5 V, GND).

    5. Kaki-kaki I/O Digital (D0-D7). 11. Terminal power/catu daya (6-9 V).

    6. LED indikator catu daya. 12. Osilator Kristal 16 Mhz

    1

    2 3 4 5

    6

    7

    8

    9

    10 11

    12

    2

  • 15

    15

    Gambar 2.7 Rancangan skematik board modul Arduino UNO (Banzi, 2009).

  • 16

    16

    2.2.6 Physical E-Toys

    Physical E-toys adalah opensource software yang dapat

    menghubungkan dunia virtual computer dengan dunia nyata. Dengan physical

    E-toys kita dapat membuat rancangan robot yang akan kita buat atau dapat

    dikatakan membuat robot virtual kemudian mengimplementasikannya secara

    aktual, kita juga bisa memprogram objek-objek seperti robot untuk

    melakukan sesuatu yang menarik, atau kita juga bisa mendeteksi gejala-gejala

    fisik di dunia nyata, dan menggunakan informasi itu untuk mengendalikan

    objek-objek virtual yang tampak di layar computer. Disamping itu,

    pemrogramman pada Physical E-toys dilakukan hanya dengan menarik

    potongan instruksi yang disebut tile dan menyusunnya dalam sebuah wadah

    yang disebut script. Tidak dibutuhkan keahlian khusus, semuanya hanya

    dilakukan dengan klik, drag dan drop menggunakan mouse computer.

    Physical E-toys sebenarnya merupakan pengembangan dari software Squeak

    e-toys. Squeak e-toys sendiri adalah software yang merupakan bagian dari

    proyek OLPC (One Laptop per-Child), yaitu proyek penyediaan laptop untuk

    anak-anak di Negara berkembang, dimana software Squeak E-toys ini di-

    instal didalamnya. Software yang luar biasa ini telah terbukti membantu

    mengembangkan daya kreatifitas anak-anak diberbagai belahan dunia

    (Artanto, 2012). Penulis menggunakan software ini untuk merancang skema

    robot dan mengetahui nilai PWM atau denyut listrik. Tampilan awal software

    Physical E-toys dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut ini.

  • 17

    17

    Gambar 2.8 Tampilan awal software Physical E-toys (Artanto, 2012).

    2.2.7 Data Flow Diagram

    2.2.8.1 Pengertian DFD

    DFD (Data Flow Diagram) merupakan alat pemodelan data

    yang menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan dari fungsi-fungsi

    atau proses-proses dari sistem yang saling berhubungan satu sama lain

    dengan aliran data yang digambarkan dengan anak panah

    (Sommverville, 2000). Tujuan dari DFD adalah membuat/mengetahui

    aliran (track) aliran data seluruhnya dari sistem (Jogiyanto, 2001).

  • 18

    18

    2.2.8.2 Komponen DFD

    Beberapa komponen dari DFD yang umumnya digunakan

    dalam menggambar proses sistem (Sommeverville, 2000) adalah:

    1. External Entity

    Menggambarkan kesatuan luar yang berhubungan dengan sistem,

    dapat berupa orang atau kelompok orang diluar organisasi atau didalam

    organisasi tersebut, tetapi diluar kontrol sistem lain yang dibuat.

    2. Arus Data

    Menggambarkan arus data atau informasi dari atau bagian ke

    bagian yang lain. Menggambarkan garis penghubung dan tanda

    sambung diantara kata katanya.

    3. Proses

    Mengambarkan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,

    mesin dan komponen dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam

    proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari setiap proses.

    Setiap proses memiliki satu atau beberapa data masukan atau beberapa

    data keluaran.

    4. Data Store

    Menggambarkan model dari kumpulan pada keterangan data yang

    tersimpan, nama mencerminkan data store bila namanya lebih dari satu

    kata maka harus diberi tanda sambung.

  • 19

    19

    2.2.8 Flowchart (Diagram Alir)

    Flowchart adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-

    algoritma dalam suatu program yang menyatakan arah alur program tersebut

    yang disajikan dalam bentuk grafik atau gambar, sehingga dapat membantu

    programmer maupun orang lain dalam memahami alur program (apa saja

    input, proses dan output dari program) agar lebih sederhana dan mudah

    dipelajari. Pada tabel 2.2 dijelaskan contoh gambaran symbol-simbol dalam

    flowchart (Lukito, 2008).

    Tabel 2.2 Simbol-simbol dalam flowchart (Lukito, 2008)

    Simbol Nama Keterangan

    TERMINATOR

    Permulaan/akhir

    program

    GARIS ALIR (FLOW

    LINE)

    Arah aliran program

    PREPARATION

    Proses

    inisialisasi/pemberian

    harga awal

    PROSES

    Proses

    perhitungan/proses

    pengolahan data

    INPUT/OUTPUT

    DATA

    Proses input/output

    data, parameter,

    informasi

    PREDEFINED

    PROCESS (SUB

    PROGRAM)

    Permulaan sub

    program/proses

    menjalankan sub

    program

    DECISION

    Perbandingan

    pernyataan,

    penyeleksian data yang

    memberikan pilihan

  • 20

    20

    untuk langkah

    selanjutnya

    ON PAGE

    CONNECTOR

    Penghubung bagian-

    bagian flowchart yang

    berada pada satu

    halaman

    OFF PAGE

    CONNECTOR

    Penghubung bagian-

    bagian flowchart yang

    berada pada halaman

    berbeda

    2.2.9 Breadboard

    Breadboard adalah Project Board atau yang sering disebut dengan PCB

    (Printed Circuit Board) sementara yang dapat digunakan untuk eksperimen

    suatu design rangkaian elektronika. Biasanya bahan pembuatan Breadboard

    terbuat dari plastik. Breadboard dapat digunakan untuk menganalisa komponen

    yang salah dan yang harus diperbaiki dalam rangkaian eksperimen. Setelah

    semua sesuai dengan design dan keinginan maka design yang sudah ada dalam

    Breadboard dapat dipindahkan ke dalam PCB secara permanen dengan terlebih

    dahulu mebuat layout PCB melalui software. Breadboard juga sering disebut

    sebagai media dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan

    prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Di zaman modern istilah ini sering

    digunakan untuk merujuk pada jenis tertentu dari papan tempat merangkai

    komponen, dimana papan ini tidak memerlukan proses men-solder (langsung

    tancap). Karena papan ini solderless alias tidak memerlukan solder sehingga

    dapat digunakan kembali dan dengan demikian dapat digunakan untuk

    prototipe sementara, serta membantu dalam bereksperimen desain sirkuit

  • 21

    21

    elektronika (Artanto 2012). Berbagai sistem elektronik dapat di prototipekan

    dengan menggunakan Breadboard, mulai dari sirkuit analog dan digital kecil

    sampai membuat unit pengolahan terpusat (CPU). Secara umum breadbord

    memiliki jalur seperti pada Gambar 2.9 dan 2.10 berikut ini (Saragih, 2011) :

    Gambar 2.9 Breadboard tampak luar (Saragih, 2011).

    Gambar 2.10 Konfigurasi pin-pin yang terdapat dalam Breadboard (Saragih,

    2011).

    Penjelasan :

    1. Pasangan jalur Atas dan bawah terhubung secara horisontal sampai ke

    bagian tengah dari Breadboard. Biasanya jalur ini digunakan sebagai jalur

    power atau jalur sinyal yang umum digunakan seperti clock atau jalur

    komunikasi.

    2. lubang komponen di tengah merupakan tempat merangkai komponen. Jalur

    ke 5 lobang ini terhubung vertikal sampai bagian tengah dari Breadboard.

  • 22

    22

    3. Pembatas tengah breadboard digunakan sebagai tempat menancapkan

    komponen IC

    Penulis menggunakan Breadboard karena Breadboard compatible

    dengan pembuatan prototipe elektronika, harganya murah, mudah digunakan,

    dan dapat digunakan lagi setelahnya (re-useable) sehingga dapat menekan

    biaya.

    2.2.10 IC (Integrated Circuit)

    IC adalah singkatan dari Integrated Circuit atau berarti rangkaian

    terpadu. IC merupakan rangkaian gabungan dari beberapa komponen seperti

    Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi

    sebuah rangkaian berbentuk chip kecil yang dibuat dari bahan semi conductor.

    IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar

    mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil. Sebelum

    adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari satuan-satuan

    komponen (individual) yang dihubungkan satu sama lainnya menggunakan

    kawat atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta tidak

    praktis. Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat dengan

    semakin lengkapnya jenis-jenis IC yang disediakan untuk rangkaian Linear dan

    Digital, sehingga produk peralatan elektronik makin tahun makin tampak kecil

    dan canggih (Nugraha, 2011).

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan IC L293D karena jenis IC

    ini telah memiliki konstruksi H-bridge dan harganya lebih murah daripada IC

  • 23

    23

    L298N, sehingga dapat digunakan sebagai driver motor DC ber-gear yang

    sama optimal karena dapat mengalirkan arus sampai dengan 4 A, dan

    menguatkan tegangan maksimum sampai 46 V DC dengan stabil tanpa

    mempengaruhi kinerja mikrokontroller, walaupun menggunakan banyak

    perangkat elektronika lainnya yang terpasang dalam board. Bentuk IC L293D

    dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut ini.

    Gambar 2.11 IC L298N (Nugraha, 2011).

    2.2.11 Motor DC

    Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi

    listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Berdasarkan

    fisiknya motor arus searah secara umum terdiri atas bagian yang diam (stator)

    dan bagian yang berputar (rotor). Motor arus searah bekerja berdasarkan

    prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik. Dimana kumparan medan akan

    menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub

    selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi magnet yang

    melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet ini menimbulkan suatu gaya

    sehingga akan menimbulkan momen puntir atau torsi, pada gambar 2.12

    menjelaskan tentang bagian-bagian motor DC (Muchlis, 2011).

  • 24

    24

    Gambar 2.12 Bagian-bagian motor DC

    Bagian bagian motor DC secara umum pada gambar 2.12 yaitu :

    1. Badan Mesin :

    Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks magnet yang

    dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan ferromagnetik.

    Fungsi lainnnya adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan

    mengelilingi bagian-bagian dari mesin, sehingga harus terbuat dari bahan

    yang benar-benar kuat, seperti dari besi tuang dan plat campuran baja.

    2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet :

    Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet ini berfungsi untuk

    mengalirkan arus listrik agar dapat terjadi proses elektromagnetik. Adapun

    aliran fluks magnet dari kutub utara yaitu melalui celah udara yang

    melewati badan mesin.

    3. Sikat-sikat :

    Sikat-sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus jangkar dengan

    bebas, dan juga memegang peranan penting untuk terjadinya proses

    komutasi.

  • 25

    25

    4. Komutator :

    Komutator ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan dipakai

    bersama-sama dengan sikat. Sikat-sikat ditempatkan sedemikian rupa

    sehingga komutasi terjadi pada saat sisi kumparan berbeda.

    5. Jangkar :

    Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetik dengan maksud agar kumparan

    jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar, agar GGL

    induksi yang dihasilkan dapat bertambah besar.

    6. Belitan jangkar :

    Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin arus searah,

    berfungsi untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.

    Secara umum Motor DC dibagi atas dua macam, yaitu (Budiharto, 2009) :

    1. Motor DC dengan sikat yang berfungsi sebagai pengubah arus pada

    kumparan sedemikian rupa sehingga arah putaran motor akan selalu sama.

    2. Motor DC tanpa sikat menggunakan semi konduktor untuk merubah

    maupun membalik putarannya untuk menggerakkan motor, tingkat

    kebisingan motor jenis ini rendah karena putarannya halus.

    Dalam penelitian ini penulis membutuhkan Motor DC ber-gear karena

    jenis Motor DC tersebut dapat mengeluarkan torsi yang besar. Akan tetapi

    Motor DC ber-gear sangat susah ditemukan dipasaran dan harganya sangat

    mahal, Maka penulis menggunakan Motor DC dari hasil modifikasi Motor

    Servo micro 9G.

  • 26

    26

    2.2.12 Motor Servo

    Motor Servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di

    mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol

    yang ada di dalam Motor Servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor,

    serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer

    berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut

    dari sumbu Motor Servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui

    kaki sinyal dari kabel motor (Artanto, 2012).

    Motor Servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja

    dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian,

    untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar

    bergerak kontinyu seperti motor DC. Pada robot, motor ini sering digunakan

    untuk bagian kaki, lengan, atau bagian-bagian lain yang mempunyai gerakan

    terbatas dan membutuhkan torsi cukup besar (Artanto, 2012).

    Motor Servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan

    CCW) dimana arah dan sudut pergerakan rotor-nya dapat dikendalikan hanya

    dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin

    kontrolnya. Motor Servo tampak pada gambar 2.13 berikut ini (McComb,

    2001).

  • 27

    27

    Gambar 2.13 Motor Servo (McComb, 2001).

    Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki rangkaian

    kontrol elektronik dan internal gear untuk mengendalikan pergerakan dan

    sudut angularnya. Sistem Mekanik Motor Servo tampak pada gambar 2.14

    berikut ini (Budiharto, 2009).

    Gambar 2.14 Sistem mekanik Motor Servo (Budiharto, 2009).

    Motor Servo adalah motor yang berputar lambat, dimana biasanya

    ditunjukkan oleh rate putarannya yang lambat, namun demikian memiliki

    torsi yang kuat karena internal gear-nya. Lebih dalam dapat digambarkan

    bahwa sebuah motor servo memiliki (Artanto, 2012) :

    1. 3 jalur kabel : power, ground, dan kontrol.

    2. Sinyal kontrol mengendalikan posisi.

  • 28

    28

    3. Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar 20

    ms, dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari

    range sudut maksimum.

    4. Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan

    feedback control.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis motor servo micro

    9G karena jenis motor servo ini adalah yang paling murah, paling ringan,

    paling populer dipasaran, dan dapat dimodifikasi menjadi motor DC ber-gear,

    karena dalam penelitian ini penulis membutuhkan motor DC yang memiliki

    gear.

    2.2.13 LED (Light Emiting Diode)

    LED (Light Emiting Diode) merupakan komponen elektronika yang

    terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mampu memancarkan

    cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga

    sama dengan dioda. Berikut ini adalah macam-macam LED (Muchlis, 2011) :

    1. Dioda Emiter Cahaya :

    Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung menjadi

    cahaya. Dengan mengubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk

    bidang temu PN, LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya

    dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Warna yang biasa

    dijumpai adalah merah, hijau dan kuning.

  • 29

    29

    2. LED Warna Tunggal :

    LED warna tunggal adalah komponen yang paling banyak dijumpai.

    Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping

    silicon. Sebuah lensa menutupi bidang temu PN tersebut untuk

    memfokuskan cahaya yang dipancarkan.

    3. LED Tiga Warna Tiga Kaki :

    Disini satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu kaki

    dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke

    katoda LED hijau. Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka

    suatu tegangan pada kaki merah atau hijau akan membuat LED menyala.

    Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam waktu yang

    bersama, maka kedua LED akan menyala bersama-sama. Pencampuran

    warna merah dan hijau akan menghasilkan warna kuning.

    4. LED Tiga Warna Dua Kaki :

    Disini dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang berlawanan,

    warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan

    pada kedua LED. Suatu sinyal yang dapat mengubah polaritas akan

    menyebabkan kedua LED menyala dan menghasilkan warna kuning.

    5. LED Seven Segment :

    Biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0 sampai 9,

    angka-angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7

    segmen yang ada pada LED yang disusun seperti gambar 2.15 berikut ini :

  • 30

    30

    Gambar 2.15 LED Seven Segment (Muchlis, 2011).

    Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2

    kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus

    listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak

    boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak

    akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang

    dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin

    terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa

    besarnya arus yang diperbolehkan 10 mA - 20 mA dan pada tegangan 1,6 V -

    3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir

    lebih dari 20 mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak

    terbakar perlu kita gunakan Resistor sebagai penghambat arus. Gambar 2.16

    dan gambar 2.17 berikut ini menjelaskan tentang rangkaian LED dan bentuk

    LED.

    Gambar 2.16 Rangkaian LED (Muchlis, 2011).

  • 31

    31

    Gambar 2.17 LED Superbright (Muchlis, 2011).

    Kelebihan dari LED (Saragih, 2011) :

    1. LED memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

    lampu lain, dimana LED lebih hemat energi 80% sampai 90%

    dibandingkan lampu lain.

    2. LED memilki waktu penggunaan yang lebih lama hingga mencapai 100

    ribu jam.

    3. LED memiliki tegangan operasi DC yang rendah.

    4. Cahaya keluaran dari LED bersifat dingin atau cool (tidak ada sinar UV

    atau energi panas).

    5. Ukurannya yang mini dan praktis

    2.2.14 Resistor

    Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

    membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan

    Resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan

    nilai resistansi Resistor tersebut. Resistor bersifat resistif dan umumnya

  • 32

    32

    terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu Resistor disebut Ohm

    atau dilambangkan dengan simbol (Omega) (Nugraha, 2011).

    Bentuk Resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di

    kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode

    warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan

    Ohm-meter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang

    dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang

    ditunjukkan pada gambar 2.18 berikut ini (William, 2011).

    Gambar 2.18 Standar manufaktur kode warna Resistor dari EIA (William,

    2011).

    Ada dua karakteristik resistor yang perlu di ketahui yaitu :

    1. Nilai resistansinya.

  • 33

    33

    2. Rating dayanya (Kemampuan untuk menahan arus yang mengalir pada

    resistor tersebut).

    Resistor mempunyai harga resistansi yang cukup banyak, mulai dari beberapa

    ohm di belakang koma sampai beberapa mega ohm didepan koma. Rating

    daya yang tertinggi dari yang mencapai beberapa ratus watt dan yang

    terendah sampai mencapai 0,1 watt. Rating daya sangat penting, sebab ia

    menunjukkan daya maksimum yang bisa disipasikan tanpa menimbulkan

    panas-panas yang berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada

    Resistor tersebut. Disipasi artinya bahwa daya sebesar 12 R akan di buang

    kepadanya karena panas yang berlebihan dapat mengakibatkan terbakarnya

    resistor.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan Resistor 10 k (cokelat-

    hitam-oranye-emas) dan Resistor 330 k (oranye-oranye-cokelat-emas)

    karena jenis resistor tersebutlah yang kompatibel dengan perangkat elektronik

    yang dibutuhkan dalam pembuatan penelitian ini.

    2.2.15 LDR (Light Dependent Resistor)

    LDR singkatan dari Light Dependent Resistor adalah Resistor yang

    nilai resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang

    diserap. LDR juga merupakan Resistor yang mempunyai koefisien temperatur

    negative, dimana resistansinya dipengaruhi oleh intrensitas cahaya. LDR

    dibentuk dari cadium Sulfied (CDS) yang mana CDS dihasilkan dari serbuk

    keramik. Secara umum, CDS disebut juga peralatan photo conductive, selama

  • 34

    34

    konduktivitas atau resistansi dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya.

    Jika intensitas cahaya yang diterima tinggi maka hambatan juga akan tinggi

    yang mengakibatkan tengangan yang keluar juga akan tinggi begitu juga

    sebaliknya disinilah mekanisme proses perubahan cahaya menjadi listrik

    terjadi. LDR biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran

    konversi cahaya. LDR terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang

    mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya (Saragih, 2011).

    Tampilan bentuk LDR dapat dilihat pada gambar 2.19 berikut ini.

    Gambar 2.19 LDR (light dependent resistor) (Saragih, 2011).

    2.2.16 Buzzer

    Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

    mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja

    buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi Buzzer juga terdiri dari

    kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut

    dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke

    dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena

    kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan

    menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara

  • 35

    35

    bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai

    indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah

    alat (alarm). Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh Buzzer yaitu antara 1 5

    KHz. Tampilan bentuk Buzzer dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut ini

    (Budiharto, 2009).

    Gambar 2.20 Buzzer jenis 12 Volt DC

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan Buzzer jenis 12 Volt DC

    karena lebih murah dan suara yang dihasilkan juga kencang.

    2.2.17 Ball Caster

    Ball Caster adalah sebuah bola yang dapat bergerak bebas ke segala

    posisi. Ball Caster dalam robotika, biasa diguanakan sebagai roda bebas. Ball

    Caster ini memiliki dimensi panjang 4,8 cm dan lebar 3,2 cm. Tampilan

    bentuk Ball Caster dapat dilihat pada gambar 2.21 berikut ini (Artanto, 2012)

    .

    Gambar 2.21 Ball Caster

  • 36

    36

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan Ball Caster berbentuk roll

    on dari deodoran bekas karena mudah didapat, gratis, dan juga karena

    penelitian ini membutuhkan tambahan roda lagi untuk bergerak bebas maka

    dari itu penulis memakai Ball Caster roll on tersebut.

  • 37

    37

    BAB III

    METODE PENGEMBANGAN SISTEM

    3.1 Studi Pendahuluan

    Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan sistem robotika robot

    penjejak garis (line follower) agar dapat diimplementasikan kepada tunanetra

    untuk menunjang mobilitasnya pada suatu komplek bangunan, karena menurut

    sepengetahuan penulis penelitian mengenai pengembangan robot line follower

    untuk tunanetra sangat jarang dilakukan. Dalam penelitian ini penulis

    menggunakan board modul Arduino UNO R2 karena jenis board ini sangat

    mudah dan murah ditemukan dipasaran, mempunyai fleksibilitas untuk

    dikembangkan lebih lanjut karena bersifat opensource, pangsa pasarnya jelas, dan

    selalu mengalami perkembangan versi board modul yang cukup signifikan dari

    tahun ke tahun.

    3.2 Tahap Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh hasil yang akurat dan valid

    secara maksimal. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Studi Literatur atau Kepustakaan

    Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan

    dengan penelitian, penelitian makalah dan jurnal ilmiah, sehingga data yang

    akan dikumpulkan untuk dianalisis lebih akurat. Teori-teori yang berhubungan

  • 38

    38

    dengan penelitian ini antara lain tentang konsep pembuatan robotika line

    follower, mikrokontroller, dan Arduino.

    2. Observasi

    Metode pengumpulan data yang dilakukan yakni dengan melakukan

    pengamatan dan peninjauan secara langsung terhadap proses pembuatan dan

    implementasi robot line follower untuk mengetahui apa saja yang harus

    dibutuhkan dan seperti apakah bentuk dari hardware yang akan dibutuhkan

    dalam pembuatan robot tersebut.

    3. Interview

    Metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung

    kepada pihak tunanetra yang ada kaitannya dengan masalah yang diambil.

    3.3 Tahap Pengembangan Sistem

    Dalam proses pembuatan robot line follower dalam penelitian ini

    penulis menggunakan siklus hidup pengembangan sistem atau Sistem

    Development Life cycle (SDLC) model waterfall dan sebagai acuannya yakni hasil

    dari studi literature dan observasi. Metode SDLC model waterfall mengikuti

    beberapa proses sebagai berikut (Sommerville, 2003) :

    1. Analisis Kebutuhan Sistem

    Tahap analisa kebutuhan dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi

    yang berkaitan dengan kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi oleh sistem

    yang bertujuan untuk memperlancar proses pengembangan sistem dan

    mendapatkan informasi mengenai gambaran terhadap penelitian yang akan

  • 39

    39

    dikembangkan. Tahap ini mencakup analisis prosedur yang sedang berjalan,

    analisis masalah, sistem usulan, dan analisis kebutuhan dan fungsional sistem.

    2. Perancangan Sistem

    Tahap perancangan adalah membuat rancangan sistem seperti pengubahan

    kebutuhan sistem tersebut ke dalam struktur data dengan memodelkannya

    menggunakan flowchart, DFD (Data Flow Diagram), dan perancangan

    skematik dari bagian-bagian robot yang akan dibuat.

    3. Implementasi Sistem

    Tahap implementasi sistem merupakan tahap selanjutnya setelah perancangan

    sistem selesai. Implementasi dilakukan dengan menterjemahkan desain

    program atau hasil rancangan ke dalam kode-kode dengan menggunakan

    bahasa pemrograman Arduino dan selanjutnya mengintegrasikannya dengan

    hasil skematik rancangan hardware yang telah dibuat ke dalam sistem yang

    telah dibangun.

    4. Pengujian dan Evaluasi

    Pengujian dilakukan untuk menemukan kelemahan, kekurangan maupun

    kesalahan yang terdapat dalam sistem yang dibangun. Pengujian dilakukan

    agar penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah pengujian dilakukan

    maka sistem akan dievaluasi baik diberikan penambahan pada beberapa fungsi

    maupun merubah beberapa fungsi agar sistem yang dibangun dapat sesuai

    dengan tujuan pengembangan sistem dan kebutuhan user.

  • 40

    40

    5. Operasi dan Pemeliharaan

    Mengoperasikan program di lingkungannya dan melakukan pemeliharaan,

    seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.

    Khusus untuk tahap pemeliharaan, tidak dilakukan karena sistem yang

    dibangun ini hanya sebuah prototipe.

  • 41

    41

    BAB IV

    ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

    4.1 Analisis Sistem

    Analisis Sistem merupakan kebutuhan yang difokuskan pada pemahaman

    tentang informasi, fungsi, dan performansi sistem. Proses analisis sistem juga

    merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan

    penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi

    sitem yang baru atau sistem yang akan di usulkan.

    4.1.1 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan

    Bagian ini menggambarkan sistem alat bantu jalan bagi tunanetra yang

    sedang berjalan sampai dengan saat ini yaitu :

    1. Sistem alat bantu jalan bagi tunanetra hanya menggunakan tongkat

    alumunium dengan cat merah pada ujungnya.

    2. Tunanetra hanya dapat mengandalkan indra pendengaran, perasaan, dan

    pengingatnya dalam menyusuri jalan pada suatu komplek bangunan.

    3. Tunanetra memerlukan waktu lebih untuk menghafal dan menyusuri jalan

    dengan tongkat tersebut.

    4.1.2 Analisis Masalah

    Analisis masalah merupakan asumsi dari masalah-masalah yang

    dihadapi dari analisis prosedur yang sedang berjalan yaitu :

  • 42

    42

    1. Kurang akurat dan efektifnya penggunaan tongkat untuk tunanetra.

    2. Memerlukan lebih banyak waktu untuk menghafal dan menyusuri jalan

    menggunakan tongkat tersebut bagi tunanetra.

    3. Tidak memberikan petunjuk yang akurat dari jalan yang sedang dilewati

    sehingga tunanetra terkadang tersesat dalam menyusuri jalan yang hendak

    dilewatinya.

    4.1.3 Sistem Usulan

    Berdasarkan hasil analisis masalah, maka perlunya pembuatan prototipe

    robot line follower untuk tunanetra dengan spesifikasi sistem sebagai berikut :

    Sistem dapat memberikan petunjuk jalan yang akurat untuk menuju dari satu

    bangunan ke bangunan lainnya dengan memberikan kode-kode petunjuk arah

    maju atau lurus, belok kiri atau belok kanan dengan jelas.

    4.1.4 Analisis Kebutuhan Sistem

    Dalam analisis ini akan dibahas mengenai analisis kebutuhan perangkat

    lunak, perangkat keras dan pengguna untuk mendukung dalam pembuatan

    prototipe robot line follower untuk tunanetra.

    4.1.4.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

    Spesifikasi kebutuhan minimal perangkat lunak yang

    dibutuhkan untuk mendukung sistem yang akan dibangun adalah

    sebagai berikut :

  • 43

    43

    1. Sistem operasi Microsoft windows XP SP2.

    2. Physical E-toys segala versi untuk membuat rancangan robot dan

    mengukur denyut listrik / PWM.

    4. Arduino SDK segala versi sebagai pembuat source code program.

    5. Microsoft Visio 2007 untuk membuat desain flowchart, diagram

    blok dan DFD.

    4.1.4.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

    Spesifikasi kebutuhan minimal perangkat keras yang

    dibutuhkan untuk mendukung sistem yang akan dibangun adalah

    sebagai berikut :

    1. Prosesor Intel Pentium IV dengan kecepatan 1,2 GHz.

    2. RAM dengan kapasitas 512 MB.

    3. VGA 124 MB dengan resolusi 800 x 600.

    4. Ruang harddisk sebesar 40 GB.

    5. Board modul Arduino duemilanove.

    4.1.4.3 Analisis Pengguna

    Analisis pengguna dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja

    pengguna yang terlibat dalam sistem yang akan dibuat, yaitu :

    1. Tunanetra sebagai pengguna yang akan menggunakan sistem yang

    dibuat.

  • 44

    44

    2. Satpam sebagai yang mengoperasikan sistem on / off, start / finish

    dan yang memberikan petunjuk tatacara menggunakan sistem

    tersebut.

    4.2 Perancangan Fungsional Sistem

    Perancangan fungsi sistem akan membahas tentang Flowchart dan DFD

    (Data Flow Diagram) dari pembuatan prototipe robot line follower.

    4.2.1 Flowchart (Diagram Alir)

    Pada gambar 4.1 dijelaskan diagram alir dari sistem yang akan dibuat

    sebagai berikut :

  • 45

    45

    Gambar 4.1 Flowchart (diagram alir) robot line follower

    Pada gambar 4.1 diatas telah dijelaskan proses aliran data dalam diagram alir

    ketika kondisi mulai maka selanjutnya robot akan medeteksi garis dari ketiga

    sensor yaitu S1, S2 dan S3 dimana jika dari ketiga sensor tersebut mendeteksi

    garis maka motor akan melakukan gerakan seperti yang telah digambarkan

    dalam diagram tersebut.

  • 46

    46

    4.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

    Berikut ini akan dijelaskan mengenai perancangan DFD robot.

    4.2.2.1 DFD Level 0 (Diagram Konteks)

    Di dalam DFD level 0 (diagram konteks) hanya ada satu proses

    (Arduino controller) yang terhubung dengan tiga entitas, yaitu sensor,

    motor dan buzzer, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut

    ini.

    Gambar 4.2 DFD level 0 perancangan robot line follower

    Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa sistem memiliki tiga entitas

    yaitu sensor, motor dan buzzer, ketiga entitas tersebut memiliki peran

    masing-masing dalam menjalankan robot line follower agar dapat

    bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terlihat pada gambar

  • 47

    47

    tersebut entitas motor dan buzzer semua prosesnya tergantung pada

    proses yang berada di entitas sensor.

    4.2.2.2 DFD Level 1

    DFD level 1 berikut ini merepresentasikan tiga modul proses

    yang terdapat dalam board modul Arduino controller. Lebih jelasnya

    dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.

    Gambar 4.3 DFD level 1 perancangan robot line follower

    Pada Gambar 4.3 tersebut menerangkan bahwa proses sensoring dan

    tracking diatur dalam suatu proses yang dinamakan microcontrolling.

    4.3 Perancangan Skematik Robot

    Berikut ini akan dijelaskan mengenai perancangan skematik robot.

  • 48

    48

    4.3.1 Diagram Blok

    Pada gambar 4.4 berikut ini akan dijelaskan skema diagram blok robot

    line follower yang akan dibuat.

    Gambar 4.4 Skema diagram blok robot line follower

    Dalam gambar 4.4 diatas telah jelas dapat disimpulkan bahwa

    mikrokontrollerlah yang akan mengatur tiap-tiap proses dari masing-masing

    komponen utama elektronika dalam robot seperti sensor, motor driver dan

    buzzer untuk selanjutnya dengan bantuan catu daya kesemuanya akan

    mendapatkan PWM atau denyut listrik yang nantinya akan menggerakkan

    motor dan buzzer untuk bekerja sesuai dengan instruksi yang telah diberikan.

    4.3.2 Rangkaian Skematik Robot

    Pada gambar 4.5 berikut ini akan dijelaskan rangkaian skematik dari

    robot line follower yang akan dibuat.

  • 49

    49

    Gambar 4.5 Rangkaian skematik robot line follower

  • 50

    50

    BAB V

    IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

    5.1 Implementasi Sistem

    Berikut ini dijelaskan cara pembuatan dan perakitan dari rancangan skematik

    robot yang telah dibuat sebelumnya.

    Instalasi Arduino SDK (Software Development Kit)

    1. Buka situs www.arduino.cc/en/Main/Software, pilih versi

    yang terbaru lalu klik download maka file Arduino.rar

    telah tersimpan kedalam hardisk anda.

    2. Ekstrak file tersebut, kemudian buka hasil ekstrakan

    tersebut.

    3. Jalankan software Arduino dengan mengeklik dua kali icon

    bergambar mirip kacamata atau angka 8 terbalik berwarna

    hijau seperti pada gambar 5.8 berikut ini.

    Gambar 5.8 Icon Arduino SDK

  • 51

    51

    4. Jendela Arduino SDK terbuka, proses instalasi selesai dan

    selanjutnya tigal mengimplementasikan source code

    Arduino kedalam software tersebut.

    5.1.1.1 Menghubungkan Arduino UNO Dengan Physical E-Toys

    Karena software physical e-toys belum menyediakan tipe

    board Arduino Uno. Maka untuk membuat Arduino Uno bisa terhubung

    dengan Physical Etoys, berikut langkah-langkahnya (langkah ini bisa

    juga digunakan untuk seri Arduino Duemilanove) :

    1. Hubungkan Arduino Uno dengan kabel USB A-B ke komputer.

    2. Buka software Arduino

    3. Pada menu File, pilih Example >> Firmata >> Standard

    Firmata. Tampak seperti gambar 5.9 berikut ini.

  • 52

    52

    Gambar 5.9 Proses menghubungkan Arduino Uno SDK dengan

    physical e-toys

    4. Pada menu Tools pilih tipe Board dan Serial port sesuai dengan

    yang digunakan.

    5. Klik tombol Upload untuk memasukkan kode mesin Standard

    Firmata ke memori Arduino Uno.

    6. Buka software Physical Etoys.

    7. Ambil obyek Arduino board dari kotak suplai di kategori

    Electronics.

    8. Buka kotak Viewer Arduino board.

    9. Pada kategori Arduino-Connection, klik tombol tanda seru di

    samping tile Arduino board connect. Bila tile Arduino is

    connected bernilai True, maka Arduino Uno telah terhubung

    dengan Physical Etoys.

    5.1.1.2 Modifikasi dan Perakitan Mekanik Robot

    1. Memodifikasi komponen Microservo 9G menjadi motor

    DC. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ini

    diperlukan Motor DC yang mempunyai gaya torsi yang

    besar (ber-gear) dan untuk mendapatkan Motor DC ber-

    gear tersebut sangat sulit dipasaran serta harganya yang

    cukup mahal, maka dari itu penulis memodifikasi

    Microservo 9G menjadi Motor DC.

  • 53

    53

    2. Siapkan Motorservo 9G, obeng plus kecil dan gunting kuku

    seperti pada gambar 5.10 berikut.

    Gambar 5.10 Obeng plus kecil dan Microservo

    3. Buka Microservo dengan melepas keempat baut pada

    wadahnya seperti pada gambar 5.11 dan 5.12 berikut.

    Gambar 5.11 Melepas keempat baut Microservo 9G

  • 54

    54

    Gambar 5.12 Membuka wadah Microservo 9G

    4. Tarik kabel sehingga papan rangkaian kecil keluar dari

    wadah. Kemudian dengan gunting kuku, potong kelima

    kabel pada papan rangkaian kecil tersebut, sehingga papan

    rangkaian tersebut dapat dihilangkan (gambar 5.13).

  • 55

    55

    Gambar 5.13 Memotong kelima kabel untuk

    menghilangkan papan rangkaian kecil

    5. Agar motor bisa berputar kontinyu, maka penghalang

    (stopper) pada roda gigi harus dipotong. Cari penghalang

    tersebut yang berada dibawah roda gigi paling atas.

    6. Lepaskan roda gigi atas tersebut dari porosnya. Hati-hatilah

    supaya roda gigi yang lain tidak terlepas dari poros

    tersebut.

    7. Hilangkan penghalang (stopper) tersebut dengan gunting

    kuku

    8. Kembalikan roda gigi yang telah terpotong penghalangnya

    tersebut pada porosnya sesuai dengan posisi semula

    9. Tambahkan dua buah kabel warna hitam dan merah, lalu

    solder sesuai pada gambar 5.16 berikut pada terminal

    dinamo motor tersebut.

    10. Agar roda tidak licin, maka tambahkan isolasi lakban tebal

    (bertekstur). Potong-potong sepanjang 1-2 Cm, dan tempel

    sehingga menutupi seluruh tepi roda seperti tampak pada

    gambar 5.23 berikut.

  • 56

    56

    5.1.1.3 PERAKITAN KOMPONEN KESELURUHAN ROBOT

    Setelah berhasil merakit komponen mekanik robot, maka

    langkah selanjutnya yaitu merakit komponen keseluruhan robot dan

    memasang roda seperti pada skema gambar 5.26, 5.27, 5.28 berikut

    Gambar 5.26 Skematik perakitan robot line follower

  • 57

    57

    5.1.1.4 Mencatat Nilai Pendeteksian LDR

    1. Tancapkan rangkaian robot yang telah dirangkai

    sebelumnya dengan kabel USB A-B ke komputer anda.

    2. Buka software Physical e-toys dengan mengeklik kiri dua

    kali pada ikon bergambar kelinci putih dengan kumis

    panjang.

    3. Setelah program terbuka maka klik new project seperti

    pada gambar 5.29 berikut.

    Gambar 5.29 Membuka project baru pada Physical e-toys

    4. Klik icon toolbar supplies seperti pada gambar 5.30 lalu

    pilih object catalog.

  • 58

    58

    Gambar 5.30 Toolbar supplies dan object catalog

    5. Pada menu object catalog pilih komponen Electronic lalu

    pilih Arduino board dengan men-drag&drop ikon

    tersebut pada lembar kerja yang kosong, seperti tampak

    pada gambar 5.31 dan 5.32 berikut.

    Gambar 5.31 Pilih komponen Arduino board

  • 59

    59

    Gambar 5.32 Drag&drop komponen Arduino pada lembar

    kerja yang kosong

    6. Klik kiri ikon x pada menu object catalog untuk

    menutup tampilan menu tersebut lalu geser atau drag

    komponen Arduino yang telah dikeluarkan tersebut ke

    tengah-tengah lembar kerja dan klik kanan komponen

    tersebut maka akan muncul icon-icon kecil seperti pada

    gambar 5.33 berikut.

    Gambar 5.33 Komponen Arduino setelah diklik kanan

    7. Kemudian klik kiri satu kali icon viewer (bergambar mata)

    seperti pada gambar 5.34 berikut.

    Gambar 5.34 Icon viewer bergambar mata biru

  • 60

    60

    8. Maka akan muncul konfigurasi source code dari Arduino

    seperti pada gambar 5.35 berikut.

    Gambar 5.35 Konfigurasi source code Arduino

    9. Lakukan koneksi Arduino dengan Physical e-toys dengan

    mengubah port com pada konfigurasi Arduino boards

    port name, klik tulisan com1 lalu pilih other dan

    masukkan nomer port Arduino yang telah anda catat

    sebelumnya, lalu klik tanda seru berwarna kuning pada

    konfigurasi Arduino board connect, jika nilai pada

    konfigurasi Arduino boards is connected = true berarti

    Arduino anda telah tersambung dengan Physical e-toys

    seperti tampak pada gambar 5.36 berikut.

  • 61

    61

    Gambar 5.36 Arduino telah tersambung dengan Physical

    e-toys

    10. Buatlah rancangan mini project LDR seperti pada gambar

    5.37 berikut.

    Gambar 5.37 Skematik rangkaian mini project LDR

    11. Buka kotak viewer Arduino, lalu pindahkan jenis

    konfigurasi dari arduino - digital pins menjadi arduino

    analog pins lalu lihat nilai pada konfigurasi Arduino

    boards analog pin 0 sampai dengan pin 2, seperti tampak

    pada gambar 5.38 berikut. Jika nilainya berubah-ubah

    berarti LDR anda telah tersambung.

    LED

    LDR

  • 62

    62

    Gambar 5.38 Konfigurasi analog pin 0-2 untuk LDR

    12. Tutuplah LDR yang ditempatkan di posisi tengah pada

    breadboard, dan amati nilai arduino boards analog pin

    2. Apakah nilainya berubah setiap kali LDR tersebut

    dibuka-tutup dengan tangan?.

    13. Lakukan hal yang sama seperti instruksi 12 untuk 2 buah

    LDR yang lain, dan amati pada Arduino boards analog pin

    0 dan pin 1, apakah nilai keduanya berubah ketika dibuka-

    tutup dengan tangan?

    14. Siapkan simple whiteboard yang telah dibuat jalur

    menggunakan solasi hitam sebelumnya lalu tempatkan

    ketiga sensor LDR yang terdapat dalam robot tersebut

    diatas jalur garis yang telah kita buat sebelumnya, kita

    misalkan analog pin 0 = S1, pin 1 = S2, pin 2 = S3. Geser

    posisi robot sehingga masing-masing sensor tepat diatas

    garis hitam secara bergantian.

    15. Catat nilai untuk semua sensor, saat sensor mendeteksi

    garis hitam dan saat tidak mendeteksi garis hitam, lalu cari

    nilai tengah dari ketiga sensor tersebut dengan rumus

    Nilai tengah = (nilai saat mendeteksi garis + nilai saat tidak mendeteksi garis)

    2

  • 63

    63

    16. Catat hasilnya dalam sebuah table seperti pada table 5.1

    berikut ini. Penulis memperoleh hasil penelitian sensor

    seperti dalam tabel tersebut.

    Tabel 5.1 Nilai sensor LDR yang dideteksi

    Sensor

    LDR

    Garis =

    true

    Garis =

    false

    Nilai

    Tengah

    Keterangan

    S1 (kanan) 435 1045 740 PWM

    S2 (kiri) 450 1030 740 PWM

    S3 (lurus) 460 1035 747.5 PWM

    17. Robot siap diimplementasikan dengan source code.

    5.1.4 Implementasi Source Code Pada Board Arduino

    Berikut ini akan dijelaskan cara pengimplementasian source code

    arduino pada board modul Arduino uno.

    1. Hubungkan board Arduino dengan kabel USB A-B ke computer

    anda.

    2. Buka software Arduino SDK yang telah anda download dan install

    sebelumnya dengan mengeklik kiri dua kali pada icon berbentuk

    mirip kacamata berwarna biru dengan tanda + dan -

    didalamnya.

  • 64

    64

    3. Setelah program telah terbuka maka klik menu tools >> serial

    port >> pilih port com sesuai yang telah anda catat sebelumnya

    seperti tampak pada gambar 5.39 berikut ini.

    Gambar 5.39 Mengatur port Arduino

    4. Klik lagi menu tools >> board >> pilih seri Arduino yang anda

    gunakan, disini penulis menggunakan Arduino Uno maka pilih

    Arduino Uno seperti tampak pada gambar 5.40 berikut.

  • 65

    65

    Gambar 5.40 Memilih seri Arduino yang digunakan

    5. Masukkan kode program pada file sketch yang telah terbuka seperti

    pada gambar 5.41 berikut. Kode program selengkapnya dapat dilihat

    pada lampiran penelitian ini.

  • 66

    66

    Gambar 5.41 Kode program dimasukkan dalam file sketch

    6. Lalu klik kiri tombol verify yang terdapat di pojok kiri atas

    dibawah menu bar yang berbentuk tanda centang seperti tampak

    pada gambar 5.42 berkut.

  • 67

    67

    Gambar 5.42 Tombol verify ditandai dengan lingkaran merah

    7. Jika program yang diketik benar maka akan muncul notifikasi

    seperti pada gambar 5.43 berikut.

    Gambar 5.43 Notifikasi yang muncul jika kode yang diketik telah

    benar

  • 68

    68

    8. Klik tombol upload yang berbentuk anak panah tepat berada

    disamping tombol verify seperti tampak pada gambar 5.44 berikut

    untuk men-download kode program ke dalam mikrokontroller

    Arduino.

    Gambar 5.44 Tombol upload ditandai dengan lingkaran merah

    9. Tunggu prosesnya, jika berhasil ter-upload maka akan muncul

    notifikasi seperti pada gambar 5.44 yang berbunyi Done

    uploading dan robot siap digunakan.

  • 69

    69

    10. Untuk mencoba menjalankan robot anda perlu menambahkan power

    supplay berupa adaptor 9V pada slot terminal power catu daya DC.

    setelah itu tes robot tersebut di lintasan garis pada simple

    whiteboard yang telah dibuat sebelumnya.

    11. Jika testing telah berhasil maka gantilah adaptor dengan power

    supplay catu daya baterai GP 9 V atau baterai AA 1,5 V berjumlah

    8 buah, dan masukkan kabel + dan - seperti tampak pada

    skematik catu daya berikut ini (gambar 5.45).

    Gambar 5.45 Skematik catu daya dengan baterai AA 1,5 V

  • 70

    70

    BAB VI

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    6.1 Depenelitian Sistem

    Prototipe robot line follower berbasis mikrokontroller untuk tunanetra ini,

    merupakan sebuah embedded system yang diimplementasikan dalam sebuah robot

    yang berfungsi untuk membantu para tunanetra dalam memberikan petunjuk atau

    menuntun perjalan seorang tunanetra dari satu kebangunan ke bangunan lain

    dalam sebuah komplek bangunan, agar mereka lebih mudah dan cepat dalam

    mengikuti jalur lika-liku jalan.

    Proses pembuatan robot yang terperinci dan jelas dan juga komponen-

    komponen elektronik didalamnya yang mudah dijumpai di pasaran menjadi kunci

    utama pembuatan robot ini, agar robot ini mudah dijangkau atau dibeli oleh

    konsumen, serta mampu membuka wawasan baru atau penemuan baru dalam

    proses pengembangannya kedepan. Cara pengoperasiannya pun mudah yaitu

    tinggal menekan tombol on atau off pada robot yang telah berada diatas lintasan

    garis yang telah dibuat, kemudian tinggal ikuti arahnya sesuai bunyi yang

    dihasilkan oleh robot tersebut.

  • 71

    71

    BAB VII

    KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran untuk pengembangan sistem

    lebih lanjut, diantaranya sebagai berikut :

    1. Perlunya penggantian sumber baterai menjadi yang mudah di-recharge dan

    powerfull, misalnya mengganti baterai dengan baterai yang dapat diisi ulang

    dan menambahkan sel surya sebagai tenaga tambahan baterai untuk proses

    recharge daya sehingga baterai menjadi powerfull.

    2. Sistem input-output robotika yang telah dibuat dapat ditambahkan dengan

    sensor halangan, sehingga bagi penggunanya dapat mengetahui jika ada

    halangan didepannya ketika mereka sedang berjalan menggunakan sistem

    robotika tersebut (meminimalisir kecelakaan).

  • 72

    72

    DAFTAR PUSTAKA

    Alf, dkk. 2010. 8-bit AVR Microcontroller With 4/8/16/32K Bytes In-System

    Programmable Flash. Amerika: Atmel.

    Artanto, Dian. 2012. Yuk, Membuat Robot : Pembuatan Robot Virtual Dengan

    Software Physical e-toys + Arduino. Jakarta: Penerbit Grasindo.

    Banzi, Massimo. 2009. Getting Started With Arduino. Amerika: OReilly.

    Budiharto, Widodo. 2009. Membuat Sendiri Robot Cerdas Edisi Revisi. Jakarta:

    Penerbit Elex Media Komputindo.

    Jogiyanto, HM. 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan

    Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Lukito, Yuan. 2008. Alogirtma dan Pemrogramman. Yogyakarta: Penerbit

    UKDW.

    McComb, Gordon. 2001. The Robot Builders Bonanza. Amerika: Penerbit Mc

    Graw-Hill.

    Muchlis, Nurfajria. 2011. Pembuatan Robot Ziobot Untuk Penjejak Garis Dan

    Pengangkat Barang Dengan Sensor Jarak Berbasis Mikrokontroller.

    Jakarta: Universitas Gunadarma.

    Nugraha, Mara. 2011. Robot Pemandu Wisata Kebun Binatang Menggunakan

    Atmega8535 Dengan Sistem Suara. Jakarta: Universitas Gunadarma.