3
1. Manfaat Microcystin Microcystis adalah alga atau fitoplankton yang mayoritas di sistem perairan tawar baik dalam kondisi terjadi eutrofikasi maupun tidak, karena Microcystis dapat hidup pada kondisi perairan yang tercemar berat. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan biota Microcystis spp., menyebutkan bahwa Microcystis spp. mampu hidup pada kondisi suhu 36 o C (Oberholster et al., 2004; Mankiewicz-Boczek et al., 2006; Soedarti et al., 2006; Muthukumar et al., 2007). 2. Sifat-sifat dari chlorelin Chlorella merupakan salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya digunakan sebagai makanan rotifera atau sebagai media budidaya larva ikan. Tempat hidupnya di perairan tawar, payau, dan air asin (air laut). Selain itu, chlorella dapat hidup di tanah yang basah dan dahan tumbuhan tingkat tinggi yang basah, sedangkan yang hidup bersimbiosis dengan hewan air disebut zoochlorella (Hills & Nakayama, 1978). Sel Chlorella umumnya dijumpai sendiri, kadang- kadang bergerombol. Protoplast sel dikelilingi oleh membrane yang selektif, sedangkan di luar membran sel terdapat dinding yang tebal terdiri dari sellulosa dan

Tugas Plankton 2011

Embed Size (px)

DESCRIPTION

plankton

Citation preview

Page 1: Tugas Plankton 2011

1. Manfaat Microcystin

Microcystis adalah alga atau fitoplankton yang mayoritas di sistem perairan

tawar baik dalam kondisi terjadi eutrofikasi maupun tidak, karena Microcystis dapat

hidup pada kondisi perairan yang tercemar berat. Beberapa penelitian terdahulu

menggunakan biota Microcystis spp., menyebutkan bahwa Microcystis spp. mampu

hidup pada kondisi suhu 36oC (Oberholster et al., 2004; Mankiewicz-Boczek et al.,

2006; Soedarti et al., 2006; Muthukumar et al., 2007).

2. Sifat-sifat dari chlorelin

Chlorella merupakan salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan

untuk berbagai keperluan, salah satunya digunakan sebagai makanan rotifera atau

sebagai media budidaya larva ikan. Tempat hidupnya di perairan tawar, payau, dan

air asin (air laut). Selain itu, chlorella dapat hidup di tanah yang basah dan dahan

tumbuhan tingkat tinggi yang basah, sedangkan yang hidup bersimbiosis dengan

hewan air disebut zoochlorella (Hills & Nakayama, 1978).

Sel Chlorella umumnya dijumpai sendiri, kadang-kadang bergerombol.

Protoplast sel dikelilingi oleh membrane yang selektif, sedangkan di luar membran

sel terdapat dinding yang tebal terdiri dari sellulosa dan pektin. Di dalam sel terdapat

suatu protoplast yang tipis berbentuk seperti cawan atau lonceng dengan posisi

menghadap ke atas. Pineroid-pineroid stigma dan vacuola kontraktil tidak ada

(Vashista, 1979). Warna hijau pada alga ini disebabkan selnya mengandung klorofil a

dan b dalam jumlah yang besar, di samping karotin dan xantofil (Volesky, 1970).

2.1 Morfologi dan Habitat Chlorella

Chlorella tumbuh pada salinitas 25 ppt. Alga tumbuh lambat pada salinitas 15

ppm, dan hampir tidak tumbuh pada salinitas 0 ppm dan 60 ppm. Chlorella tumbuh

baik pada suhu 20oC, tetapi tumbuh lambat pada suhu 32oC. Tumbuh sangat baik

sekitar 20o-23oC (Hirata, 1981).

Page 2: Tugas Plankton 2011

Bentuk sel chlorella bulat atau bulat telur, merupakan alga yang bersel tunggal

tetapi kadang – kadang bergerombol. Diameter sel berkisar antara 2- 8 mikron,

berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan, dinding selnya

keras terdiri atas selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai pitoplasma berbentuk

cawan. Chlorella dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan

seakan – akan tidak bergerak.

Chlorella dapat hidup di air yang menggenang dengan sumber makanan yang

cukup, chlorella ini adalah sebagai pakan alami ikan yang sangat baik bagi

kelangsungan pertumbuhan ikan.

2.2 Reproduksi

Menurut Presscott (1978) Chlorella sp. berkembang biak dengan

membelahdiri membentuk autospora. Sedangkan pada waktu membelah diri

membentuk autospora, Chlorella sp. melalui empat fase siklus hidup (hase, 1962;

Kumar and Singh, 1981). Keempat fase tersebut adalah :

1. Fase pertumbuhan (growth), periode perkembangan aktif sel massa yaitu

autospora tumbuh menjadi besar.

2. Fase pematangan awal (early revening), autospora yang telah tumbuh

menjadibesar mengadakan persiapan untuk membagi selnya menjadi sel-sel

baru.

3. Fase pematangan akhir (late revening), sel-sel yang baru tersebut mengadakan

pembelahan menjadi dua.

4. Fase autospora (autospora liberation), pada fase ini sel induk akan pecah dan

akhirnya terlepas menjadi sel-sel baru.

Pertumbuhan Chlorella sp. dapat di ukur dengan cara mengamati dan

menghitung perkembangan jumlah sel dari waktu ke waktu (Bold dan Wyne , 1983).