Upload
retnoduwi
View
862
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bab 19 (Iklan Yang Menyesatkan dan Mengelabui Konsumen)
Citation preview
Informasi Yang Mengelabui
Kegiatan produsen yang merugikan konsumen yang disampaikan terasa benar, namun apabila diamati secara teliti, akan terbukti bahwa informasi tersebut seringkali tidak benardan tidak logis
Fungsi IklanMenyampaikan informasi mengenai atribut makanan dan minuman pada konsumen
Membujuk konsumen
Menyampakain informasi yang mengelabui
Empat jenis informasi yang mengelabui
Objective klaim
Subjective klaim
The claim with two meanings
Unsubstantiated claim
Suatu informasi yang diberikan kepada konsumen tentang karakteristik suatu produk
Misal:Produk air kemasan
KLAIM OBJEKTIF
Kebenaran pengujian atau dibandingkan dengan standar yang telah ada
Misal:1. Iklan susu2. Minuman pembangkit gairah belajar
KLAIM SUBJEKTIF
Sukar dibuktikan kebenarannya, karena kriteria yang digunakan bersifat sangat subjektif sehingga sukar diukur secara objektif
Misal:Iklan mengenai telur
“telur tidak berbahaya dan sumber gizi yang dibutuhkan oleh tubuh”
Sebagian besar benar dan sebagian salah
KLAIM DUA ARTI
KLAIM TIDAK RASIONAL
Pernyataan yang tidak mempunyai dasar, tidak di dukung oleh logika
Misal:1. Produk kecantikan2. Iklan kendaraan3. Iklan susu
Pemberian informasi yang mengelabui telah menjadi kebiasaan pengusaha (Mr. Albert Z. Can)
68 buah iklan yang mengandung unsur informasi yang mengelabui konsumen (Ralph Nader & Allen Cowan) 3 dari 58 perusahaan memberikan bukti ilmiah
UU tentang label makanan (1990), berlaku 5 Desember 1993
“Produsen harus mencantumkan dengan angka, berapa persen kandungan lemak, serta kandungan zat-zat gizi lainnya, dan juga tidak diperbolehkan lagi menggunakan kata-kata lebih kecil, lebih besar, tidak mengandung dan bebas lemak, serta kata-kata subjek lainnya”
Misal:Para praktis iklan dan bisnis harus menghindari perilaku yang pragmatis
Konsumen Harus Bersikap Kritis Terhadap Iklan
Iklan media yang sangat vital pada sistem ekonomi pasar yang berdasarkan persaingan yang sehat
Iklan dengan informasi yang menyesatkan konsumen memiliki sikap kritis konsumen memiliki kemampuan untuk menilai apakah suatu informasi tersebut bersifat mengelabui atau dapat dipercaya
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI)
“Mendorong konsumen bersikap kritis dengan meminta konsumen melaporkan iklam-iklan bermasalah atau melanggar peraturan dan etika dengan cara mengisi pengaduan tersebut ke dalam web yang telah disediakan”
Lembaga Perlindungan Konsumen
1. UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen2. UU no. 40 Tahun 1999 tentang Pers3. UU no. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran4. UU no. 7 Tahun 1996 tentang Pangan5. PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan6. Keputusan Menteri Kesehatan No. (Rancangan) tentang 7. Petunjuk PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan8. PP No. 81 Tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan9. PP No. 38 Tahun 2000 tentang Perubahan PP No. 81 Tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan 10. Kepmen Kesehatan No. 368/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Makanan, dan Minuman
UU yang Terkait dengan Iklan
UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 13
Pasal 17
Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia
Kode etik profesi dan kode etik bisnis yang diakui dan diterapkan bersama oleh para asosiasi dalam industri periklanan nasional, beserta segenap anggotanya.
Beberapa Pasal yang Tercantum dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia
Isi Iklan
Hak Cipta
Bahasa
Penampilan Pangan, Uang dan Hewan
Ragam Iklan
Produk Pangan
Obat-obatan
Rokok dan Produk Tembakau
A. Tata Krama
Pemeran Iklan
Anak-anak
Perempuan
Tokoh Animasi
Wahana Iklan
Media Cetak
Media Televisi
Media Radio
Lanjutan
A. Tata Cara
Penerapan Umum
Produksi Periklanan
Pengiklan
Mitra Usaha
Media Periklanan
Pemesan
Data Perusahaa
n
Cakupan Khalayak
Perusahaan Periklanan
Pesanan
Lanjutan
Iklan-Iklan yang Melanggar Peraturan dan Etika
Moralitas dan etika bisnis memiliki dimensi yang sangat luas, baik yang terjadi pada lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternal (Ujang Sumarwan 2002).
Konsumen Produsen Pemerintah Stakeholder
Pihak yang terlibat dalam transaksi barang dan jasa
Indikator untuk mengidentifikasi suatu iklan telah melewati batas
Konsumen
Reaksi dari
Lembaga Sosial
Pemerintah
Produsen Pesaing
Lanjutan
Iklan yang menggunakan konsep “sexual appeal”
Bentuk Iklan yang sering melanggar etika dan moralitas
Penggunaan aktor atau artis atau bintang iklan yang menampilkan kesan seksual, biasanya dilakukan dengan cara berpakaian minim
Media elektronik, Media Cetak, dan Media Ruang
Lanjutan
Contoh Iklan yang menggunakan konsep “sexual appeal”
Iklan suatu merek produk rokok yang menampilkan sosok laki-laki yang sedang mansi, kemudian berjalan ke pintu untuk menemui tamu
Lanjutan
Iklan dengan kesan seksual melalui kata-kata atau dialog atau ekspresi wajah para bintang
Contoh
1. Iklan sebuah merek jamu untuk laki-laki2. Iklan sebuah merek kontrasepsi3. Iklan sebuah merek obat maag
Melanggar norma dan etika sosial
Etik periklanan “Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia”
“Iklan tidak boleh melanggar norma-norma tata susila, adat dan budaya bangsa”
Lanjutan
Referensi dan acuan untuk mengkategorikan sebagai iklan yang menyesatkan atau mengelabui
Dua pendekatan (Saidi 2003)
Moral/etikaMenekankan kepada kaidah-kaidah norma sosial dan etika yang berlaku di masyarakat mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
Lanjutan
Hukum Positif
UU maupun peraturan yang dikeluarkan oleh DPR maupun Pemerintah untuk mengatur periklanan
1. UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. UU no. 7 Tahun 1996 tentang Pangan3. PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan
Iklan Pangan
Lanjutan
Selain PPPI, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) surat peringatan Peringatan Badan POM Kepada Masyarakat (Public Warning) Nomor: KH.00.01.231.015 Tanggal: 10 Maret 2003 tentang Iklan Produk Sin She Capsules yang Menyesatkan
Lanjutan
Contoh:
Bulan Januari 2004ASPADIN (Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan)
Iklan: Minum air kemasan bermerek lebih sehat dibanadingkan minum air isi ulangArtis: “Jangan kompromi dengan kesehatan Anda”
Melanggar: (Warta Konsumen, Januari 2004)1. UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen Pasal 9 ayat 1 huruf I2. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia
Tahun 1999 yaitu Bab II tentang Tata Krama
Lanjutan
Iklan susu AnlenePengisi suara: “Riset membuktikan peminum dua gelas Anlene setiap harinya memiliki tulang lebih padat daripada mereka yang tidak. Anlene terbukti membantu pencegahan
osteophorosis”Perbandingan dua grafik“Yang Minum Anlene” “Yang tidak Minum Anlene”
Tulang tegakTulang membengkok /
membungkuk
Melanggar: (Warta Konsumen, Desember 2005)1. UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen Pasal 4 huruf c
Lanjutan
Perusahaan penerbangan, yaitu AWAIR
Menayangkan iklan: tarif penerbangan Jakarta – Medan Rp. 88 ribu dan Jakarta – Balikpapan Rp. 99 ribu (Warta Konsumen, Januari 2005)
Tarif tidak berlaku untuk semua tempat duduk
Melanggar: (Warta Konsumen, Januari 2004)1. UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen Pasal 4 huruf c2. UU no. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen Pasal 10 huruf a
Lanjutan
Selama tahun 2003, Badan POM juga mengawasi 5.594 iklan rokok dan 4.260 dari iklan tersebut tidak memenuhi ketentuan yang berlaku
Sanksi:
1. Memberikan peringatan keras kepada 9 industri farmasi2. Penghentian sementara kegiatan kepada 1 industri
farmasi3. Peringatan keras kepada 60 perusahaan besar farmasi4. Penghentian sementara kegiatan terhadap 9 perusahaan
besar farmasi5. Peringatan kepada 73 apotek6. Peringatan keras kepada 12 apotek7. Penghentian sementara kegiatan 6 apotek
Pelanggaran iklan terjadi karena praktisi periklanan dan masyarakat masih awam dalam etika beriklan, keadaan ini diperburuk oleh rendahnya kreatifitas dari praktisi periklanan, sehingga mereka sering mengambil jalan pintas (Bada Pengawas Periklanan 2004)
Dua bentuk pelanggaran
Merendahkan produk pesaing
Penggunaan atribut profesi atau “setting” tertentu yang menyesatkan atau mengelabui khalayak
PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
Periode 2008 – Mei 2009 >> 190 iklan diduga melanggar etika periklanan
Laporan dugaan pelanggaran dimuat dihttp://www.pppi.or.id/Kasus.html
Laporan Suatu tabel judul “Berdasarkan Status dan Laporan Kasus Badan Pengawas Periklanan PPPI 2006-2008”
Lanjutan
“Berdasarkan Status dan Laporan Kasus Badan Pengawas Periklanan PPPI 2006-2008”
Lanjutan
No.Tgl.StatusProduk/Merk & Materi Iklan
Dugaan PelanggaranPelakuPelaporTindakan 1Tindakan 2KeputusanLain-Lain
Iklan-iklan yang Melanggar Etika Periklanan
Tgl 03/10/06 30/01/07 20/02/07
Status A2 A2 A2Produk/Merk & Materi Iklan
Iklan TV Sweety Pampers Iklan TV Maca (DRTV)/ Metro TV
Iklan TV Shinyoku
Dugaan Pelanggaran Iklan TV tersebut melakukan sambung ulang (back to back) lebih dari 2 kali
Iklan TV tersebut berpotensi melanggar EPI karena penayangan iklan produk dewasa yang tidak tepat waktu penayangannya
Menampilkan pernyataan superlatif “paling terang, paling hemat, paling kuat” tanpa penjelasan atas sumber klaim tersebut
Pelaku N/A N/A N/APelapor N/A N/A N/ATindakan 1 BPP akan mengirimkan surat
kepada agency pembuat iklan tersebut, namun sampai saat ini BPP belum mendapatkan sama agency pembuat iklan
BPP akan mengirimkan surat teguran kepada pihak agency berkenaan dengan waktu penayangan iklan yang tidak pada waktu penayangannya
BPP akan mengirimkan surat teguran kepada pihak pembuat iklan tersebut yang menggunakan kata-kata superlatif
Tindakan 2 Keputusan BPP memutuskan bahwa
iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab II.A. No. 4.2.2
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab III.A. No. 2.6
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab III.A. No. 1.2.2
Lain-lain Biro iklan tidak dapat ditemukan s/d Februari 07 sehingga diputuskan untuk tidak di proses lagi
BPP PPI memutuskan untuk menghentikan prosesnya karena tidak ditemukan agensinya
Karena agency pembuat iklan tidak ditemukan, maka BPP PPPI memutuskan untuk mengirim surat himbauan kepada Metro TV
Iklan-iklan yang Melanggar Etika Periklanan
Tgl 20/02/07 20/02/07 24/02/07Status A2 A2 A2Produk/Merk & Materi Iklan
Iklan TV Real Good Liquid Milk versi Basuki-Ulfa
Iklan Cetak Pikko Group Iklan Cetak Chang Sheew Tian Ran Ling Yau (Kompas Juni 2007)
Dugaan Pelanggaran Menampilkan pernyataan /anjuran “sediakan di rumah setiap hari harus itu... harus!” yang dinyatakan oleh sumber yang tidak kompeten
Menampilkan pernyataan superlatif “best view, best acces dan sebagainya” tanpa penjelasan atas sumber klaim tersebut
Tidak menampilkan peringatan “Baca Aturan Pakai” dan menggunakan pernyataan “aman”
Pelaku N/A N/A N/APelapor N/A N/A N/ATindakan 1 BPP telah mengirimkan surat
teguran via RCTI SurabayaBPP akan mengirimkan surat teguran kepada pihak peembuat iklan tersebut yang menggunakan kata superlatif
BPP akan mengirimkan surat meminta petunjuk dari BPOM
Tindakan 2 Keputusan BPP memutuskan bahwa iklan
tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab III.A. No. 1.18.1
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab III.A. No. 1.2.2
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab III.A. No. 2.3.7. SK Menkes RI No. 386/Menk.Kes/SK/IV/1994, Butir A.15
Lain-lain Karena agency pembuat iklan tidak ditemukan, maka BPP PPPI memutuskan untuk mengirim surat himbauan kepada RCTI Surabaya
Krena agency tidak didapat, maka kasus iklan ini ditutup dan dinyatakan melanggar EPI
BPP tidak menemukan data biro iklannya
Iklan-iklan yang Melanggar Etika Periklanan
Tgl 24/07/07 24/07/07 24/02/07Status A2 C A2Produk/Merk & Materi Iklan
Iklan Cetak Ramayana Dept. Store (Kompas Juli 2007)
Iklan TV dan Cetak Garnier Light Whitening
Iklan Cetak Stimuno (Kompas 26 Juni 2007)
Dugaan Pelanggaran Menampilkan pernyataan “selama persediaan masih ada”
Menampilkan pernyataan hasil riset hanya dari 29 wanita Asia untuk mendukung klaim kulit wajah leih cerah 2 tigkat dalam 28 hari
Tidak menampilkan peringatan “Baca Aturan Pakai”
Pelaku N/A N/A N/APelapor N/A N/A N/ATindakan 1 BPP akan mengirimkan surat
teguran kepada pihak pembuat iklan tersebut
BPP akan mengirimkan surat meminta petunjuk dari BPOM
BPP telah mengirimkan surat teguran kepada pihak pembuat iklan tersebut yang menggunakan anak-anak untuk produk bukan bagi anak
Tindakan 2 Keputusan BPP memutuskan bahwa iklan
tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab III.A. No. 1.25
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI Bab II.A. No. 1.23
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut harus direvisi agar sesuai dengan EPI SK Menkes RI No. 386/Menk.Kes/SK/IV/1994, Butir A.15
Lain-lain BPP mengirimkan surat ke Kompas dan Kompas berjanji untuk meneruskannya kepada biro iklan terkait
BPP mengirimkan surat ke Kompas dan Kompas berjanji untuk meneruskannya kepada biro iklan terkait
Iklan-iklan yang Melanggar Etika Periklanan
Tgl 21/11/07 22/01/08 22/01/08Status C C CProduk/Merk & Materi Iklan
Iklan TV Sensitif Iklan Cetak Esia “Jangan Terkecoh” (Kompas 20 Jan 2008)
Iklan TV Snack POW Versi “Paling Unik Paling Asik”
Dugaan Pelanggaran Menampilkan visualisasi yang vulgar
Menggunakan tag line yang berbunyi “Jangan terkecoh GSM mahal berlagak mahal” dimana kalimat tersebut bernuansa merendahkan pesaing
Menggunakan pernyataan superlatif (paling)
Pelaku N/A N/A N/APelapor N/A N/A N/ATindakan 1 BPP akan mengirimkan surat
teguran kepada pihak pembuat iklan tersebut
BPP akan mengirimkan surat teguran kepada pihak pembuat iklan tersebut yang berkesan merendahkan pesaing
BPP akan mengirimkan surat teguran kepada pihak pembuat iklan tersebut yang menggunakan pernyataan superlatif
Tindakan 2 Keputusan BPP memutuskan bahwa iklan
tersebut melanggar EPI Bab III.A. No. 2.8.2
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut melanggar EPI Bab III.A. No. 1.21
BPP memutuskan bahwa iklan tersebut melanggar EPI Bab III.A. No. 1.2.2
Lain-lain
Badan Pengawas Periklanan (http://www.pppi.or.id/id/pppi/rambu/pressrelease-isi1.html
, diakses 23 Mei 2006)
Beberapa pelanggaran yang dilakukan iklan selama tahun 2004
Lanjutan
Bentuk-Bentuk Pelanggaran
Ketentuan hukum positif dan etika yang saat ini banyak dilanggar
I.a. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
C No. 2b. SK Menkes 368, Pedoman Periklanan Obat Bebas
Bagian A No. 9c. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
C No. 10 Ayat gd. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
B No. 1 Ayat ae. SK Menkes 368, Pedoman Makanan dan Minuman
Bagian A No. 8f. SK Menkes 368, Pedoman Periklanan Obat Bebas
Bagian B No. 103
II.a. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
B No. 3 Ayat ab. SK Menkes 368, Pedoman Periklanan Obat Bebas No. 8
IIIc. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
B No. 3 Ayat bd. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
B Ayat c
Lanjutan
IV.a. UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, Pasal
17 Ayat ab. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II
B No. 1 Ayat a
Vc. UU No. 40 Tahun 1999, Pasal 13 Ayat bd. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 Pasal 58
Ayat 1
VIe. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia Bab II A
Ayat 1f. Peringatan “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan
jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin” harus ditayangkan dengan durasi yang cukup. Contohnya: iklan TV LA Light
Lanjutan
Iklan-Iklan yang Nakal periode 2004-2005(Cakram 2006)
No. Tgl Bentuk Pelanggaran
Produk/Merk Pelaku Keputusan
1 16 Jan ‘04 Penggunaan ungkapan “nggak ada yang lebih bagus dari HIT”
Obat nyamuk HIT (electic) (TV)
PT. Intrasari Raya
“Melanggar TKTCPI Bab II no. 3a yaitu iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “ter”, “paling”, “nomor satu”, dan atau sejenisnya tanpa hal apa keunggulannya itu, dan harus dapat membuktikan sumber otentik pernyataan tersebut” “Melanggat TKTCPI Bab II no 3c yaitu iklan tidak boleh secara langsung merendahkan produk-produk lain”
2 16 Jan ‘04 Menyesatkan dan memberi janji berlebihan
Pata Gigi Ciptadent (narik truk denga gigi) (RD)
Dian Mentari Pratama
Melanggat TKTCPI Bab IIB no 1a yaitu “iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan janji yang berlebihan”
3 16 Jan ‘04 Tidak mencantumkan “Baca Aturan Pakai”
Pasta Gigi Pepsodent (TV)
LOWE Indonesia
Menolak Dugaan
4 18 Mei ‘04 Penggunaan “paling cepat”
Kartu Matrix (CT)
Grey Worlwide Melanggar SUPI Butir 1 dan 2, pasal 7 tentang informasi, konsep, dan materi produk lain
5 17 Juni ‘04 Merendahkan produk lain (Pertamina, Penzoil)
Oli Top 1 (CT) Artek’N Partner Melanggar TKCPI Bab IIB No. 1r yatu “iklan tidak boleh menyalahgunakan istilah-istilah ilmiah dan statistik untuk menciptakan kesan berlebihan”
Lanjutan
6 15 Juli ‘04 Menampilkan gambar tindakan kekersan
Media Direction (CT)
BBDO Komunika
Melanggar TKCPI Bab IIB No. 10 yatu “iklan tidak boleh menampilkan adegan-adegan yang mengabaikan segi-segi keselamatan, utamanya jika tidak berkaitan dengan produk yang diiklankan”
7 11 Okt ‘04 Penampilan properti paten pihak lain
Coca Cola (TV) MoCann Erikson Indonesia
Melanggar TKCPI Bab IIB No. 3b yatu perbandingan langsung “iklan tidak dibenarkan mengadakan perbandingan langsung dengan menampilkan merk dan produk pesaing”
Lanjutan
8 9 Des ‘04 Mengiklankan minuman keras/beralkohol
Heineken Versi Patung Liberty (CT)
JWT Adforce *Melanggar UU no. 40 tahun 1999 pasal 13 ayat b yaitu “perusahaan pers dilarang membuat iklan muniman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku” *Melanggar PP No. 69 tahun 1999 Bab III pasal 58 ayat b 1 yaitu “setiap orang dilarang mengiklankan minuman beralkohol dalam media masa manapun”
Lanjutan
9 22 Feb ‘05
Komunikasi periklanan pada iklan tersebut mirip dengan komunikasi periklanan minuman sejenis Extra Joss pada media yang sama
Enerjos (TV)
DM Pratama
Melanggar TKCPI Bab II Tata Krama IIB No. 3d yatu “iklan tidak boleh meniru iklan lain sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kesan yang akan/dapat membingungkan atau dapat menyesatkan konsumen” Peniruan tersebut meliputi merk dagang, logo, komposisi huruf, dan gambar serta slogan
Lanjutan
Konsumen Berhak Mendapatkan Informasi yang Benar dan Jujur
Pelanggaran
Bentuk praktik bisnis yang merugikan konsumen
Menggambarkan belum dipenuhinya hak konsumen atas informasi yang benar dan jujur
Tiga sifat pelanggaran etika pelanggaran menurut PPPI
1. Substansial (nyata)2. Profesional3. Situasional
Pemahaman yang baik terhadap konsumen
Sebagian besar konsumen sering kali tidak memiliki kemampuan untuk menilai apakah suatu
iklan telah melanggar peraturan dan etika.
AkibatBanyak sekali iklan yang tidak diperhatikan
konsumen atau dinilai secara kritis oleh konsumen
Lanjutan
Produsen dan para pembuat iklan memiliki hak untuk membuat iklan-iklan
yang kreatif sehingga dapat menarik konsumen untuk memperhatikan,
menyukai, dan mau membeli produk-produk yang diiklankan tersebut (Ujang
Sumarwan 2002)
Lanjutan
1. Informasi mengenai produk sangat dibutuhkan konsumen, dan iklan merupakan sumber informasi yang paling sering dibaca, dilihat, dan didengar oleh konsumen.
2. Konsumen mendatang akan semakin kritis dalam menerima dan mengevaluasi informasi
Produsen harus menyampaikan informasi yang benar dan jujur (Ujang Sumarwan 2002)
Lanjutan
Iklan yang menyampaikan informasi yang salah
Dituntut oleh konsumen
Dituntut oleh pemerintah atau lembaga lain
Dituntut oleh perusahaan
pesaing
Lanjutan
Contoh kasus iklan yang dianggap melanggar etika dan peraturan
Iklan produk rokok
Diajukan ke pengadilan atas tuntutan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia
Telah melanggar jam tayang iklan rokok di televisi dan melanggar isi materi iklan rokok
Lanjutan
Undang-Undang dan peraturan terkait iklan serta etika periklanan
1. Pedoman kepada para profesional yang melindungi kepentingan konsumen
2. Pedoman kepada konsumen agar dapat menilai, mengevaluasi, dan bersikap kritis terhadap iklan
Lanjutan