14
A. Pendahuluan Mengenai Mastreplan Masterplan merupakan rumusan strategi kebijakan yang disusun oleh pemerintah diperkaya dengan mendengarkan pandangan dan masukan dari berb pemangku kepentingan, terutama dari dunia usaha, melalui serial di interaktif dan partisipatif. Tantangan pembangunan ke depan semakin berat. Dinamika ekonomi regional dan global mengharuskan Indonesia untuk selalu s menghadapiperubahan. Keberadaan Indonesia di pusatbaru gravitasi ekonomi regional dan global, yaitu kawasan Timur Asia, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk memperepat terwujudnya n dengan hasil pembangunan yang dapat dinikmati seara merata oleh seluruh masyarakat. Dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memer suatu transformasi ekonomi berupa perepatan dan perluasan pembangunan eko menuju negara maju sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing sekali mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. !isi Indonesia ialah mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera . Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia, Indonesia diharapkan mampu memperepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, mendorong peningkatan nilai tambah sektor " sektor unggulanekonomi,pembangunan infrastruktur dan energi, serta pembangunan #DM dan iptek. $erepatan pembanugnan ini diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Ind kedepannya. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera $ada mulanya Indonesia merupakan negara yang perekonomiannya berbasi pertanian tradisional namun saat ini perekonomian Indonesia menjelma menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih be ekonomi ini membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. %al dapat dibuktikan dari& $endapatan perkapita yang meningkat $endapatan perkapita yang meningkat dapat dibuktikan dari gaya hidup mas kelas bawah yang semakin hari semakin dapat mengikuti perkembangan kemaj teknologi. 'ontoh & Tukang beak saat ini sudah memiliki handphone Blackberry maupun Android . $erbaikan I$M (Indeks $embangunan Manusia) o1 | Tu g a s P e n g a n t a r E k o n o m i d a n B i s n i s K e l o m p o k 5

Tugas PEB.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengantar ekonomi dan bisnismp3eidll

Citation preview

A. Pendahuluan Mengenai MastreplanMasterplan merupakan rumusan strategi kebijakan yang disusun oleh pemerintah diperkaya dengan mendengarkan pandangan dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, terutama dari dunia usaha, melalui serial dialog intensif, interaktif dan partisipatif. Tantangan pembangunan ke depan semakin berat. Dinamika ekonomi regional dan global mengharuskan Indonesia untuk selalu siap menghadapi perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi regional dan global, yaitu kawasan Timur Asia, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya negara maju dengan hasil pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. Dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju negara maju sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Visi Indonesia ialah mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera. Dalam upaya mewujudkan visi Indonesia, Indonesia diharapkan mampu mempercepat pengembangan berbagai program pembangunan yang ada, mendorong peningkatan nilai tambah sektor sektor unggulan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan energi, serta pembangunan SDM dan iptek. Percepatan pembanugnan ini diharapkan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan sejahteraPada mulanya Indonesia merupakan negara yang perekonomiannya berbasis pertanian tradisional namun saat ini perekonomian Indonesia menjelma menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih besar. Kemajuan ekonomi ini membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari: Pendapatan perkapita yang meningkatPendapatan perkapita yang meningkat dapat dibuktikan dari gaya hidup masyarakat kelas bawah yang semakin hari semakin dapat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Contoh : Tukang becak saat ini sudah memiliki handphone Blackberry maupun Android. Perbaikan IPM (Indeks Pembangunan Manusia)Perbaikan IPM dapat dibuktikan dari meningkatnya IPM dalam periode 1980 dan 2010 dari 0,39 0,60. Apresiasi lembaga InternasionalPada tahun 2008, Indonesia dapat melewati krisis ekonomi global sehingga Indonesia memainkan peran yang besar dalam perekonomian global dengan urutan peringkat ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Keterlibatan Indonesia pun sangat diharapkan dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEAN, APEC, G-20, dan kerjasama bilateral lain.B. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi IndonesiaSelaras dengan visi Indonesia untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur yang tertuang dalam UU No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025. Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 7,5 persen pada periode 2011 2014, dan sekitar 8,0 9,0 persen pada periode 2015 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.

Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu:1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.C. Posisi Indonesia dalam Dinamika Regional dan GlobalPosisi Indonesia dalam dinamika regional dan global sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebagai pusat gravitasi perekonomian global, Kawasan Timur Asia (termasuk Asia Tenggara) memiliki jumlah penduduk sekitar 50 persen dari penduduk dunia. Cina memiliki sekitar 1,3 miliar penduduk, sementara India menyumbang sekitar 1,2 miliar orang, dan ASEAN dihuni oleh sekitar 600 juta jiwa. Secara geografis, kedudukan Indonesia berada di tengah-tengah Kawasan Timur Asia yang mempunyai potensi ekonomi sangat besar.

Dalam aspek perdagangan global, dewasa ini perdagangan South to South, termasuk transaksi antara India Cina Indonesia, menunjukkan peningkatan yang cepat. Sejak 2008, pertumbuhan ekspor negara berkembang yang didorong oleh permintaan negara berkembang lainnya meningkat sangat signifikan (kontribusinya mencapai 54 persen). Hal ini berbeda jauh dengan kondisi tahun 1998 yang kontribusinya hanya 12 persen. Pertumbuhan yang kuat dari Cina, baik ekspor maupun impor memberikan dampak yang sangat penting bagi perkembangan perdagangan regional dan global. Impor Cina meningkat tajam selama dan setelah krisis ekonomi global 2008. Di samping itu, konsumsi Cina yang besar dapat menyerap ekspor yang besar dari negara-negara di sekitarnya termasuk Indonesia.

Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan luas kawasan terbesar, penduduk terbanyak dan sumber daya alam terkaya. Hal tersebut menempatkan Indonesia sebagai kekuatan utama negara-negara di Asia Tenggara. Di sisi lain, konsekuensi dari akan diimplementasikannya komunitas ekonomi ASEAN dan terdapatnya Asean China Free Trade Area (ACFTA) mengharuskan Indonesia meningkatkan daya saingnya guna mendapatkan manfaat nyata dari adanya integrasi ekonomi tersebut. Oleh karena itu, percepatan transformasi ekonomi yang dirumuskan dalam MP3EI ini menjadi sangat penting dalam rangka memberikan daya dorong dan daya angkat bagi daya saing Indonesia. Dengan melihat dinamika global yang terjadi serta memperhatikan potensi dan peluang keunggulan geografi dan sumber daya yang ada di Indonesia, serta mempertimbangkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan, dalam kerangka MP3EI, Indonesia perlu memposisikan dirinya sebagai basis ketahanan pangan dunia, pusat pengolahan produk pertanian, perkebunan, perikanan, dan sumber daya mineral serta pusat mobilitas logistik global. D. Potensi dan Tantangan IndonesiaDengan potensi demografi, sumber daya alam, posisi geografis Indonesia, usia penduduk produktif. dan tenaga kerja terdidik, dapat mendukung percepatan dan perlausan ekonomi di Indonesia.Potensi Indonesia1. Penduduk dan Sumber Daya ManusiaIndonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk peringkat ke 4 dari seluruh dunia dan memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Di Indonesia juga tumbuh kelompok Middle Income. Middle Income adalah negara-negara berpendapatan menengah (middle-income countries) yang terjebak di posisinya dan tidak bisa melakukan lompatan untuk masuk menjadi negara maju baru. Jadi seolah-olah negara tersebut terkunci di tengah (stuck in the middle) di posisinya sebagai negara berpendapatan menengah.

Indonesia tengah berada dalam periode transisi struktur penduduk usia produktif. Implikasi penting dari kondisi ini adalah semakin pentingnya penyediaan lapangan kerja agar perekonomian dapat memanfaatkan secara maksimal besarnya porsi penduduk usia produktif. 2. Sumber Daya AlamIndonesia adalah negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan mineral). Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia harus dapat dikelola seoptimal mungkin, dengan meningkatkan industri pengolahan yang memberikan nilai tambah tinggi dan mengurangi ekspor bahan mentah.

Sampai tahun 2010, Indonesia masih menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komoditas, antara lain kelapa sawit (penghasil dan eksportir terbesar di dunia), kakao (produsen terbesar kedua di dunia), timah (produsen terbesar kedua di dunia), nikel (cadangan terbesar ke empat di dunia) dan bauksit (cadangan terbesar ke tujuh di dunia) serta komoditas unggulan lainnya seperti besi baja, tembaga, karet dan perikanan. Indonesia juga memiliki cadangan energi yang sangat besar seperti misalnya batubara, panas bumi, gas alam, dan air yang sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung industri andalan seperti tekstil, perkapalan, peralatan transportasi dan makanan-minuman.3. Letak GeografisSebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah dengan panjang mencapai 5.200 km dan lebar mencapai 1.870 km. Lokasi geografisnya juga sangat strategis (memiliki akses langsung ke pasar terbesar di dunia) karena Indonesia dilewati oleh satu Sea Lane of Communication (SLoC). Sea Lane of Communication (SLoC) adalah istilah yang menggambarkan utama maritim rute antara port , yang digunakan untuk angkatan laut . Sebelumnya SLoC digunakan dalam referensi untuk angkatan laut operasi untuk memastikan bahwa SLOCs terbuka, atau di masa perang, untuk menutupnya dari serangan musuh dari negara lain dan sekarang digunakan untuk jalur perdagangan. Salah satu SloC yang dimiliki indonesia adalah Selat Malaka, di mana jalur ini menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran konyainer global. Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antaraSamudra HindiadanSamudra Pasifik serta menghubungkan tiga dari negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia:India,IndonesiadanRepublik Rakyat Tiongkok. Sebanyak 50.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Sebanyak setengah dariminyakyang diangkut oleh kapal tanker melintasi selat ini; pada2003, jumlah itu diperkirakan mencapai 11 juta barel minyak per hari, suatu jumlah yang dipastikan akan meningkat mengingat besarnya permintaan dari Tiongkok. Sehingga potensi Indonesia dalam letak geografinya sangat besar untuk di tingkatkan.

Tantangan Indonesia1. Kesenjangan PembangunanKesenjangan pembangunan antar daerah disebabkan oleh menumpuknya kegiatan ekonomi di daerah tertentu saja, seperti terkonsentrasinya industri manufaktur di kota-kota besar di Pulau Jawa; terjadinya pertumbuhan kota-kota metropolitan dan besar yang tidak terkendali yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan perkotaan; melebarnya kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan; meningkatnya kesenjangan pendapatan perkapita; masih banyaknya daerah-daerah miskin, tinggi pengangguran, serta rendah produktivitas; kurangnya keterkaitan kegiatan pembangunan antar wilayah; kurang adanya keterkaitan kegiatan pembangunan antara perkotaan dengan perdesaan; tingginya konversi lahan pertanian ke nonpertanian di Pulau Jawa; serta terabaikannya pembangunan daerah perbatasan, pesisir, dan kepulauan. Berbagai ekses negatif tersebut, secara bersama-sama membentuk sebuah isu permasalahan yang sentral bagi pembangunan daerah, yaitu tingginya kesenjangan pembangunan antar daerah. Pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah perlu dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional. Tujuan penting dan mendasar yang akan dicapai untuk mengurangi kesenjangan antar daerah adalah bukan untuk memeratakan pembangunan fisik di setiap daerah, tetapi yang paling utama adalah pengurangan kesenjangan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat antar daerah.2. Infrastruktur yang Kurang MemadaiTantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak dapat terlepas dari realitas penyebaran penduduk, luas wilayah maupun kondisi geografis kepulauan yang ada. Pulau Jawa yang mencakup 7,2 persen dari luas wilayah Indonesia dihuni 58,6 persen penduduk, sementara Kalimantan, Sulawesi dan Maluku/Papua yang luasnya 32,3 persen, 10,8 persen dan 25,0 persen dari luas wilayah Indonesia masing-masing hanya memiliki jumlah penduduk 5,6 persen, 7,3 persen dan 2,0 persen saja. Demikian pula sebaran infrastruktur yang ada, secara kewilayahan lebih dari 70-90 persen infrastruktur terdapat di pulau Sumatera, Jawa dan Bali yang luasnya hanya mencakup sekitar 31 persen dari seluruh wilayah Indonesia. Sisanya 10-30 persen berada di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku/Papua yang luasnya mendekati 70 persen dari luas wilayah. Wilayah yang secara relatif cukup seimbang antara luas, sebaran penduduk dan infrastruktur adalah pulau Sumatera dan Bali & Nusa Tenggara. Sedangkan wilayah lainnya cenderung timpang, baik kelebihan penduduk seperti pulau Jawa maupun yang kepadatan penduduknya relatif rendah seperti di Kalimantan dan Maluku/ Papua.Semakin kurangnya pengeluaran terhadap infrastruktur membuat dengan sendirinya cakupan dan mutu pelayanan infrastruktur menjadi rendah. Contohnya, dalam hal jalan, jalan raya masih sangat terbatas yang hanya 1,7 km per 1000 penduduk, dan hampir 50% dalam kondisi buruk karena sangat kurangnya pemeliharaan yang baik, terutama di jaringan jalan kabupaten. Hal ini menambah kemacetan lalu lintas setiap tahun, sementara kapasitas jalan yang ditambahkan sedikit. Pengeluaran pemerintah di subsektor ini terus menurun, dari 22% tahun 1993 ke 11% dari anggaran pemerintah tahun 2000. Jika hal ini terus berlangsung, tidak mustahil kondisi jalan raya yang buruk atau kurangnya sarana jalan raya bisa menjadi penghambat serius pertumbuhan investasi bagi Indonesia.3. Kualitas Sumber Daya ManusiaMasalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Dan Indonesia juga memiliki modal besar terhadap kekayaan alam, tetapi kurangnya pengetahuan menyebabkan bangsa Indonesia baru memanfaatkan sedikit kekayaan alam yang dimiliki. Hal tersebut terjadi karena kurangnya SDM terdidik bahkan tidak sedikit hal ini dimanfaatkan negara-negara maju untuk menggali potensi kekayaan alam di Indonesia. Seharusnya hal tersebut menjadi perhatian sangat besar pemerintah agar mementingkan segmen pendidikan bangsa, sehingga dapat menggali kualitas SDM yang masih belum tergali atau mengayomi bibit unggul yang sudah dimiliki agar tidak juga dimanfaatkan negara lain atau dalam hal ini dibiayai untuk kemajuaan negara lain tersebut. Memperbaiki sistem pendidikan pun menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena melalui sistem pendidikan yang baik tiap individu mendapatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan serta penanaman nilai dan sikap luhur. Untuk itu, sangat diperlukan peranan berbagai pihak di bidang pendidikan karena pendidikan merupakan salah satu atau bahkan satu-satunya cara untuk bisa memajukan Indonesia sehingga menjadi bangsa yang memiliki budaya baik dan mengakar kepada seluruh masyarakat.E. Percepatan Transformasi Ekonomi melalui Not Business as UsualBerdasarkan uraian dari subbab sebelumnya, telah diketahui bahwa Indonesia memiliki potensi dan tantangan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan poa berpikir Not Business as Usual, supaya kemajuan ekonomi dapat terjadi. Perubahan pola berpikir menjadi Not Business as Usual sangat diperlukan dalam masyarakat Indonesia. Diharapkan pembangunan ekonomi akan berjalan dengan adanya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan swasta (dengan semangat Indonesia Corporated). Ada suatu anggapan, bahwa semakin maju negara maka semakin sedikit proporsi anggaran negara dalam perekonomian negara tersebut. Pemahaman tersebut harus dilakukan oleh negara, dengan cara membuat regulasi. Regulasi yang dapat mengundang investor dalam bidang dunia usaha supaya mau melakukan usaha di Indonesia. Pengimplementasian Proses Not Business as Usual harus ditempatkan juga dalam bidang pembangunan infrastruktur. Akan tetapi disisi lain adanya pola pikir lama dalam masyarakat kita bahwa pembangunan Infrastruktur negara harus dilakukan oleh Pemerintah, padahal jumlah anggaran negara melalui APBN dan APBD dirasa kurang memadai untuk melakukan pembangunan infrastruktur untuk kemajuan ekonomi yang pesat. Oleh sebab itu, pemerintah harus melakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam melakukan Pembangunan Ekonomi atau Public-Private Parternship (PP).Namun untuk implementasi MP3EI, perlu dilakukan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh dunia usaha yang dikaitkan dengan usaha produksi. Peran pemerintah adalah menyediakan regulasi, dan insentif yang mempermudah para pelaku dunia usaha dalam membangun infrastruktur. Insentif tersebut dapat berupa kebijakan (sistem maupun tarif) pajak, bea masuk, aturan ketenagakerjaan, perizinan, pertanahan, dan lainnya, sesuai kesepakatan dengan dunia usaha. Perlakuan khusus diberikan agar dunia usaha memiliki perspektif jangka panjang dalam pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kemudian pemerintah harus membangun linkage untuk mendorong pembangunan daerah sekitar pusat pertumbuhan ekonomi.

F. MP3EI Merupakan Bagian Integral Perencanaan Pembangunan NasionalSebagai dokumen kerja, MP3EI berisi arahan pengembangan kegiatan ekonomi utama yang lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk mendorong percepatan dan perluasan investasi. MP3EI juga menjadi bagian dari Sistem Perencenaan Nasional. MP3EI bukan menjadi pengganti dari suatu sistem perundangan pembangunan, melainkan sebagai pelengkap dari Rencana Pembangunan Jangan Panjang Nasional 2005-2025 (UU no. 17 tahun 2007) serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Selain itu MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global.

G. Kerangka Desain MP3EIBerdasarkan berbagai faktor di atas, maka kerangka desain dari MP3EI 2011 2025 dirumuskan sebagaimana pada Gambar berikut ini.

MP3EI mempunyai 3 (tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalaminisiatif strategic. Strategi pertamaadalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di 6 koridor ekonomi.Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama di setiap koridor ekonomi, diantaranya sebagai berikut:Tabel 1. Koridor Ekonomi MP3EINoLokasi Koridor EkonomiFokus dan Kegiatan Utama

1SumateraKelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja, Perkapalan, dan KSN Selat Sunda

2JawaIndustri Makanan Minuman, Tekstil, Permesinan, Transportasi, Perkapalan, Alutsista, Telematika, Metropolitan Jadebotabek.

3KalimantanKelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas, Perkayuan, Besi-Baja

4SulawesiPertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas

5Bali dan Nusa TenggaraPariwisata, Peternakan, Perikanan

6Papua dan Kep. MalukuFood Estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan, Migas, Nikel

Strategi kedua,memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang memerlukandebottleneckingyang meliputi:1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi)4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi MP3EI5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian perijinanAdapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah:1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.3. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif)Strategi ketiga,pengembanganCenter of Excellencedi setiap koridor ekonomi. Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui:1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis.2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi.

o3 | Tugas Pengantar Ekonomi dan Bisnis Kelompok 5