31
BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman 1

Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

agama

Citation preview

Page 1: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya,

yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar

al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena

manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri

dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang

sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti

dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir

dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga

memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain.

Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting

psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya.

Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang

menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan

teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya

dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat

fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari

pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah

berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan

rasional (animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof.

Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah

pernyatakan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui

simbol-simbol dan manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain

menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah

hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja. Manusia

memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan

1

Page 2: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

“mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak

lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus

menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat

disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan

mengungguli mahluk yang lain. Manusia juga dikatakan sebagai homo faber

hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan

menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai

homo ludens (mahluk yang senang bermain). Manusia dalam bermaian

memiliki ciri khasnya dalam suatu kebudayaan bersifat fun. Fun disini

merupakan kombinasi lucu dan menyenangkan. Permaianan dalam sejarahnya

juga digunakan untu memikat dewa-dewa dan bahkan ada suatu kebudayaan

yang menganggap permainan sebagai ritus suci. (K. Bertens, Panorama

Filsafat Modern, 2005)

Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang

membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang menccari unsur

pokok yang menentujkan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan

materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme

yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus

yang keduanya tidak saling menafikan nyaitu materi dan rohani, nyakni

pandangan pluralisme yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai

unsur pokok yang pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco

kosmos atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada

kesatuannya dua unsur, ataukah mono pluralism yang meletakkan hakekat pada

kesatuannya semua unsur yang membentuknya. Manusia secara individu tidak

pernah menciptakan dirinya , kan tetapi bukan berarti bahwea ia tidak dapat

menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam

kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan

memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan

perannya dalam kehidupan yang ia hadapi. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam,

1999)

2

Page 3: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

II. Rumusan Masalah

1. Siapakah sebenarnya manusia itu?

2. Apa perbedaan dan persamaan antara manusia dengan makhluk lainnya?

3. Apa tujuan diciptakannya manusia?

4. Apa fungsi dan peran yang diberikan oleh Allah kepada manusia?

5. Apa tanggung jawab manusia kepada Allah?

6. Apa tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah?

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui siapakah sebenarnya manusia itu.

2. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara manusia dengan makhluk

lainnya.

3. Untuk menjelaskan tujuan diciptakannya manusia.

4. Memberikan pemaparan tentang fungsi dan peran yang diberikan Allah

kepada manusia.

5. Untuk mengetahui apa tanggung jawab manusia kepada Allah.

6. Untuk mengetahui apa tanggung jawab manusia sebagai khalifah.

3

Page 4: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

BAB II

ISI

I. Konsep Manusia

A. Siapakah manusia itu?

Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban

hari ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan

terhadap manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan

kepribadian manusia serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan.

Agama telah memamaksa ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka

manusia tidak berkuasa. (Ali Syariati, Paradigma Kaum Tertindas, 2001).

Bagi Iqbal ego adalah bersifat bebas unifed dan immoratal dengan dapat

diketahui secara pasti tidak sekedar pengandaian logis. Pendapat tersebut

adalah membantah tesis yang dikemukanakn oleh Kant yang mengatakan

bahwa diri bebas dan immortal tidak ditemukan dalam pengalaman konkit

namun secara logis harus dapat dijatikan postulas bagi kepentingan moral.

Hal ini dikarenakan moral manusia tidak masuk akal bila kehidupan manusia

yang tidak bebas dan tidak kelanjutan kehidupannya setelah mati. Iqbal

memaparkan pemikiran ego terbagi menjadi tiga macam pantheisme,

empirisme dan rasionalisme. Pantheisme memandang ego manusia sebagai

non eksistensi dimana eksistensi sebenarnya adalah ego absolut. Tetapi bagi

Iqabal bahwa ego manusia adalah nyata, hal tersebut dikarenakan manusia

berfikir dan manusia bertindak membuktikan bahwa aku ada. Empirisme

memandang ego sebagai poros pengalaman-pengalaman yang silih berganti

dan sekedar penanaman yang real adalah pengalaman. Benak manusia dalam

pandangan ini adalah bagaikan pangging teater bagai pengalaman yang silih

berganti. Iqbal menolak empirisme orang yang tidak dapat menyangkal

tentang yang menyatukan pengalaman. Iqbal juga menolak rasionalisme ego

yang diperoleh memlalui penalaran dubium methodicum (semuanya bisa

diragukan kecuali aku sedang ragu-ragu karena meragukan berarti

mempertegas keberadaannya). Ego yang bebas, terpusat juga dapat diketahui

dengan menggunakan intuisi. Menurut Iqbal aktivitas ego pada dasarnya

adalah berupa aktivitas kehendak. Baginya hidup adalah kehendak kreatif

4

Page 5: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

yang bertujuan yang bergearak pada satu arah. Kehendak itu harus memiliki

tujuan agar dapat makan kehendak tidak sirna. Tujuan tersebut tidak

ditetapakan oleh hukum-hukum sejarah dan takdir dikarenakan manusia

kehendak bebas dan berkreatif. (Donny Grahal Adian, Matinya Metafisika

Barat, 2001)

Hakekat manusia harus dilihat pada tahapannya nafs, keakuan, diri,

ego dimana pada tahap ini semua unsur membentuk keatuan diri yang aktual,

kekinian dan dinamik, dan aktualisasi kekinian yang dinamik yang bearada

dalam perbuatan dan amalnya. Secara subtansial dan moral manusia lebih

jelek dari pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih baik karena

manusia memiliki kemampuan kreatif. Tahapan nafs hakekat manusia

ditentukan oleh amal, karya dan perbuatannya, sedangkan pada kotauhid

hakekat manusai dan fungsinya manusia sebagai ‘adb dan khalifah dan

kekasatuan aktualisasi sebagai kesatuan jasad dan ruh yang membentuk pada

tahapan nafs secara aktual. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Bagi Freire dalam memahami hakekat manusia dan kesadarannya

tidak dapat dilepaskan dengan dunianya. Hubungan manusia harus dan selalu

dikaitkan dengan dunia dimana ia berada. Dunia bagi manusia adalah bersifat

tersendiri, dikarenakan manusia dapat mempersepsinya kenyataan diluar

dirinya sekaligus mempersepsikan keberadaan didalam dirinya sendiri.

Manusia dalam kehadirannya tidak pernah terpisah dari dunidan

hungungganya dengan dunia manusia bersifat unik. Status unik manusia

dengan dunia dikarenakan manusia dalam kapasistasnya dapat mengetahui,

mengetahui merupakan tindakan yang mencerminkan orientasi manusia

terhdap dunia. Dari sini memunculkan kesadaran atau tindakan otentik,

dikarenakan kesadaran merupakan penjelasnan eksistensi penjelasan manusia

didunia. Orientasi dunia yang terpuasat oleh releksi kritiuas serta kemapuan

pemikiran adalah proses mengetahui dan memahami. Dari sini manusia

sebagaiu suatu proses dan ia adalah mahluk sejarah yang terikat dalam ruang

dan waktu. Manusia memiliki kemapuan dan harus bangkit dan terlibat dalam

5

Page 6: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

proses sejarah dengan cara untuk menjadi lebih. (Siti Murtiningsih,

Pendidikan sebagai Alat Perlawanan, 2004)

Manusia dalam konsep al Quran mengunakan kensep filosofis,

seperti halnya dalam proses kejadian adam mengunakan bahasa metaforis

filosofis yang penuh makna dan simbol. Kejadian manusia yakni esensi

kudrat ruhaniah dan atributnya, sebagaimana dilukiskan dalam kisah adam

dapat diredusir menjadi rumus;

Manusia adalah kausa alam semesta. Tubuh manusia adalah alam

kecil yang di dalamnya terdapat alam besar. Manusia ialah sesempurna-

sempurnanya makhluk, yang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk teragung

menurut kualifikasi-Nya, yang di dalam dirinya termuat seluruh alam

semesta.

Manusia adalah makhluk termulia, yang pada dirinya tersembunyi

tulisan-tulisan agung yang sangat rahasia, yang berbentuk atribut-atribut

Tuhan.

Jikalau kita hanya memperhatikan diri kita secara lahir maka diri kita

yang mulia ini hanyalah berupa tulang dan daging. Itulah yang kita miliki dan

kita pahami. Jikalau memang demikian maka berarti kita telah melihat diri

kita itu seperti Iblis melihat Adam secara lahir, yaitu melihat bentuk tanah

liatnya Nabi Adam a.s saja akan tetapi tidak melihat Adam secara spiritual.

Pendapat pertama: manusia adalah makhluk rabbani, tiupan yang

suci, ruh yang termasuk urusan Allah, diciptakan dengan tangan-Nya, dan

meniupkan-Nya ke dalam tubuh manusia, kemudian Allah memerintahkan

malaikat untuk sujud kepada manusia, mengajari semua nama, membebani

amanah yang disanggupi, menganugerahkan nikmat baik yang lahir maupun

batin, menundukkan semua yang ada di langit dan di bumi, dan memuliakan

dengan pemuliaan yang besar. Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang

terbaik, dilengkapi dengan bekal paling sempurna, dianugerahi pendengaran,

penglihatan dan hati, dijelaskan dua jalan dan ditunjuki dua arah yang

6

Page 7: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

dimudahkan. Manusia dengan izin Allah dapat menyelam di air, terbang di

udara, menemukan arus listrik, zat atom, dan dianugerahi dengan pikiran dan

kemampuan untuk mengarungi penjuru langit.

Usai kehidupan di dunia ini, manusia adalah makhluk abadi yang

tidak hancur, manusia akan dihidupkan dan dibangkitkan, akan memulai

kehidupan mulia di negeri kenikmatan dan penuh kesenangan. Kematian yang

ditakutkan hanyalah sebuah perpindahan dari kehidupan dunia menuju

kehidupan akhirat. Jasad ini hanyalah sebuah sangkar, sebuah pakaian yang

akan lepas suatu ketika lalu berjumpa dengan hari pembalasan.

Pendapat kedua: kaum materialis dan para pengingkar menyatakan,

manusa adalah bagian dari tanah, cairan yang dipancarkan dari tulang

punggung dan dilemparkan dari rahim. Orang-orang sebelumnya menyatakan

"Dan mereka berkata, 'Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia

saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain

masa'. Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah

menduga-duga saja". (QS. Al-Jaatsiyah: 24). Ungkapan yang sama

dinyatakan oleh para pengekornya di zaman ini. Manusia adalah hasil

pencampuran unsur materi, perkembangan psikologi, perasaan dan kalbu,

pemikiran dan pemahaman, tekad dan kehendak. Semua itu adalah dampak

materi belaka, hasil percampuran tanah dan air. Kehidupan ini adalah hari-

hari yang terbilang untuk digunakan sepuas-puasnya guna mencapai

kelezatan. Kehidupan ini hanyalah makanan, minuman, dan impian.

Inilah persoalan kehidupan apabila kita menajamkan pandangan,

mencurahkan pemikiran, orang yang lalai dan meremehkan kemanusiaan

tidak akan bermanfaat. (dari buku Hasan Al Bana).

Beberapa Definisi Manusia :

1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk

natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat

yg mulia.

7

Page 8: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa

dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah

masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas –

kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya

bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan

bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial,

kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan

3. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia

adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas

kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan

menilai dirinya.

4. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya

ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya

di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-

semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati

parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan

kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu

posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.

5. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini

berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk

mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama

dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan

kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan

inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan,

menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan

ruhaniah.

6. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan

penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan

setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi

daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci,

8

Page 9: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk

membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

7. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai

esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala

yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam

alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil

dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini

memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti

kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

B. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lainnya

Manusia pada hakekatnya sama saja dengan mahluk hidup lainnya,

yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan

didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya

terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan keunggulan yang dimiliki

manusia dibanding dengan mahluk lain.

Manusia sebagai salah satu mahluk yang hidup di muka bumi

merupakan mahluk yang memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik

tidak begitu berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan

dengan binatang. Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan

makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan.

Kebudayaan hanya manusia saja yang memlikinya, sedangkan binatang hanya

memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.

Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai

kelebihan.kelebihan itu membedakan manusiadengan makhluk lainnya.

Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang

bagaimanapun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang

hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang

9

Page 10: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan

tidak bisa meampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk

lain dijelaskan dalam surat Al-Isra ayat 70.

Diantara karakteristik manusia adalah :

1. Aspek Kreasi

2. Aspek Ilmu

3. Aspek Kehendak

4. Pengarahan Akhlak

Selain itu Al Ghazaly juga mengemukakan pembuktian dengan

kenyataan faktual dan kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak

berbeda dengan argumen-argumen yang dibuat oleh Ibnu Sina (wafat 1037)

untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian dengan kenyataan faktual. Al

Ghazaly memperlihatkan bahwa; diantara makhluk-makhluk hidup terdapat

perbedaan-perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing.

Keistimewaan makhluk hidup dari benda mati adalah sifat geraknya. Benda

mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh prinsip alam. Sedangkan

tumbuhan makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain

mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai kemampuan bergerak

secara bervariasi. Prinsip tersebut disebut jiwa vegetatif. Jenis hewan

mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada tumbuh-tumbuhan, yang

menyebabkan hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga

mempunyai rasa. Prinsip ini disebut jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia

juga mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia selain mempunyai kelebihan

dari hewan. Manusia juga mempunyai semua yang dimiliki jenis-jenis

makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan

untuk berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip

yang memungkinkan berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an nafs al

insaniyyat. Prinsip inilah yang betul-betul membeda manusia dari segala

makhluk lainnya.

10

Page 11: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

II. Eksistensi dan Martabat manusia

A. Tujuan Penciptaan Manusia

Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56

bahwasannya:”Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk mengabdi

kepadanya”mengabdi dalam bentuk apa?ibadah dengan menjalankan

perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum dalam Al-qur’an

“Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk

beribadah.”

Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia

dalam beribu-ribu macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju

kepada hal yang paling besar dengan berdasarkan dan berpegang kepada Al-

qur’an dan hadist didalam menjalankannya.Begitupun sebaliknya dengan

larangan-la

rangannya yang seakan terimajinasi sangat indah dalam pikiran manusia

namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang sangat

menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang terjerumus

kedalamnya.Na’uudzubillaahi min dzalik

Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu

sangatlah susah sedangkan menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah

pilihan bagi setiap manusia dari zaman dahulu hingga sekarang,semua

memilih dan berharap akan mendapatkan surga,namun masih banyak sekali

orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih

tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-

larangannya.Sehingga mereka bertolak belakang dari fitrahnya sebagai

manusia hamba Allah yang ditugasi untuk beribadah.Oleh karenanya,mereka

tidak akan merasakan hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

11

Page 12: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya

mencapai perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Perjumpaan kembali

tersebut seperti kembalinya air hujan kelaut. Kembalinya manusia sesuai

dengan asalnya sebagaimana dalam dimensi manusia yang berasal dari

Pencipta maka ia kembali kepada Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan

dalam bentuk imateri maka kembali kepada pencinta dalam bentuk imateri

sedangkan unsur mteri yang berada dalam diri manusia akan kembali kepada

materi yang membentuk jasad manusia. Perjumpaan manusi dengan Tuhan

dalam tahapan nafs, yang spiritual dikarenakan nafs spiritual yang sangat

indah dan Tuhan akan memanggilnya kembali nafs tersebut bersamanya. Nafs

yang dimiliki oleh manusia merupakan nafs yang terbatas akan kembali

bersama nafs yang mutlak dan tak terbatas, dan kembalinya nafs manusia

melalui ketauhidan antara iman dan amal sholeh. Pertemuan nafs manusia

dengan nafs Tuhan merupakan perjumpaan dinamis yang sarat muatan

kreatifitas dalam dimensi spiritualitas yang bercahaya. Kerjasama kreatifitas

Tuhan dengan manusia dan melalui keratifitasnya manusia menaiki tangga

mi’raj memasuki cahaya-Nya yang merupakan cahaya kreatifitas abadi.

(Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999)

Proses bertemunya nafs manusia dengan Tuhan dalam kondisi

spiritual tercapai jika manusai berusaha membersihkan diri dari sifat yang

buruk yang ada padanya. Perjumpaan nafs tersebut dapat dilihat pada sufi

yang memenculkan berbagai macam ekspresi dalam perjumpaannya.

Sebagaimana yang terjadi pada al Halaj, Yazid al Bustami Rabiah al

Adawiyah dan yang lain mereka memiliki ekspreasi dan kelakuan yang

berbeda ketika meresakan berteumnya dengan Pencipta. Tetapi dari sini

manusai mendaki tangga mi’raj menuju nafs Tuhan dengan cinta dan karena

cinta pula terbentuknya alam serta manusia. Setelah menyatunya manusia

dalam dimensi spiritual dengan Pencipta, lantas tak memperdulikan dengan

yang lain dengan menyatu terus dengan pencipta. Tetapi manusia setalah

menyatu, memahami cinta pada Pencita itu dimanifestasikan cinta tersebut

untuk sesama manusia dan alam. Proses penebaran cinta tersebut menjadikan

manusia dapat bermanfaat pada yang lain menjadika diri sebagai cerminan

12

Page 13: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

Tuhan dalam muka bumi. Pencitraan Tuhan dalam diri manusia menjadikan

ia sebagai insan kamil dan dalam ajaran agama dapat menjadi rahmat bagi

yang lain baik sesama manusia ataupun alam.

B. Fungsi dan Peranan yang Diberikan Allah Kepada Manusia

Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan

kedudukan yang sangat mulia. Tetapi sebelum membahas tentang peran dan

kedudukan, pengulangan kembali tentang esensi dan eksistensi manusia.

Manusia yang memiliki eksistensi dalam hidupnya sebagai abdullah, an-nas,

al insan, al basyar dan khalifah. Kedudukan dan peran manusia adalah

memerankan ia dalam kelima eksistensi tersebut. Misalkan sebagai khalifah

dimuka bumi sebagai pengganti Tuhan manusia disini harus bersentuha

dengan sejarah dan membuat sejarah dengan mengembangkan esensi ingin

tahu menjadikan ia bersifat kreatif dan dengan di semangati nilai-nilai

trasendensi. Manusia dengan Tuhan memiliki kedudukan sebagai hamba,

yang memiliki inspirasi nilai-nilai ke-Tuhan-an yang tertanam sebagai

penganti Tuhan dalam muka bumi. Manusia dengan manusia yang lain

memiliki korelasi yang seimbang dan saling berkerjasama dala rangka

memakmurkan bumi. Manusia dengan alam sekitar merupakan sarana untuk

meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur kita terhadap Tuhan dan bertugas

menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka mendekatkan diri kepada

Tuhan. Setiap apa yang dilakukan oleh manusia dalam pelaksana pengganti

Tuhan sesuai dengan maqasid asy-syari’ah. Maqasid asy-syari’ah merupakan

tujuan utama diciptanya sebuah hukum atau mungkin nilai-esensi dari hukum,

dimana harus menjaga agama, jiwa, keturunan, harta, akal dan, ekologi.

Manusia yang memegang amanah sebagai khalifah dalam melakukan

keputusan dan tindakannya sesuai dengan maqasid asy-syari’ah.

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang

dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam

membudayakan ajaran Allah.

13

Page 14: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor

pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari diridan

keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang

telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah :

1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)

Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah

mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.

2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)

ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang

dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.

3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )

Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada

orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar

membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas

kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan

yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan

Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun

hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas

pikirannya.

Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita

hanya tertawa senang sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan

penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu dari kita. Yang terpenting

adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup kita dengan

kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak penting lagi.

14

Page 15: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu

iba diri Dan mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka

manusia manusia adalah pemain sandiwaranya Yang berperan diatas

panggung kehidupan Sutradara yang menentukan permainannya Dan ingatlah

bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang memainkan

perannya itu.

Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau

tidak pandai dan baik permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang

sutradara memberi peran kecil tak berarti Peran sebagai seorang pelayan atau

rakyat jelata Kalau pemegang peran itu memainkannya dengan sangat baik

Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata manusia.

Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia

lalim rakus dan melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya

direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa

mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang biasa

yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang

Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya

pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.

“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya

terdapat malaikat malaikat yang bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa

yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang

diperintahkan”

Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam

menjalankan peranannya selama hidup di muka bumi.Peran terhadap diri

sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk keluarga atau pun negara

tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan untuk

orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara

terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi

telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk

15

Page 16: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

orang lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang teman yang

pernah berbagi dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata pada

saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya

kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam

kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa

membangun sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih

besar lagi maka haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu

membangun diri kita.

III. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah

A. Tanggung jawab manusia kepada Allah

Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman

yang dimiliki dan bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist

Nabi SAW dikatakan yazidu wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat

dan terkadang berkurang atau melemah).

Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari

tanggungjawab terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an

dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum naaran (jagalah dirimu dan

keluargamu, dengan iman dari neraka).

Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul,

memerintahkan hambaNya atau Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh

karena itu, tanggung jawab hamba Allah adlah menegakkan keadilanl, baik

terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. Dengan berpedoman dengan

ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian moral dan

kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu,

Abdullah harus senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan

diri dari kekejian dan kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar). Hamba-hamba

Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa berbuat kebajikan juga

diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah

kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab hamba Allah

16

Page 17: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah

Rasul.

B. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan

harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul

manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan ,

wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat

Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang

diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta

mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan

memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang

dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan

tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak menjadikan manusia

bertindak sewenang-wenang.

Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan

dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu

hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-

Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun).

Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil

yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati

kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta

pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang

diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39) yang

artinya adalah :

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi.

Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak

17

Page 18: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran

orang-orang yang kafir itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian

mereka belaka”.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai

hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan

yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian

kepada allah yang menciptakannya.

Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap

muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir

sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh

ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang

artinya

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya”.

18

Page 19: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia,di dalam Al-qur’an

banyak sekali ayat-ayat Allah yang memulyakan manusia dibandingkan

dengan mahluk yang lainnya.Dan dengan adanya ciri-ciri dan sifat-sifat

utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia menjadikannya

makhluk yang terpilih diantara lainnya memegang gelar sebagai khalifah di

muka bumi untuk dapat meneruskan,melestarikan,dan memanfaatkan segala

apa yang telah Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.

Tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT.Semua

ibadah yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali

kepada kita dan bukan untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi

khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal lainnya dari hal besar sampai hal

kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang ringan yang bisa

dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai

mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika

keimanan dalam hati melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri

kita kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di

dunia

19

Page 20: Tugas Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam

20